1 - keputusan tentang pedoman … · taksonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari klasifikasi/...
TRANSCRIPT
- 1 -
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 114/KEP-BKIPM/2017
TENTANG
PEDOMAN PEMERIKSAAN/IDENTIFIKASI
JENIS-JENIS IKAN DILARANG/BERSIFAT INVASIF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga kelestarian
sumber daya hayati ikan Indonesia dari
masuk dan tersebarnya jenis-jenis ikan
dilarang/bersifat invasif, maka diperlukan
pedoman dalam pemeriksaan/ identifikasi
jenis-jenis ikan dilarang/bersifat invasif;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Karantina Ikan, Pengendalian
Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan
tentang Pedoman Pemeriksaan/
Identifikasi Jenis-Jenis Ikan
Dilarang/Bersifat Invasif;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3419);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992
tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3482);
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004
tentang Pengesahan Cartagena Protocol On
Biosafety To The Convention On Biological
Diversity (Protokol Cartagena Tentang
Keamanan Hayati Atas Konvensi Tentang
Keanekaragaman Hayati) (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4414);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433)
sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4197);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
7. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015
tentang Kementerian Kelautan dan
Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 111)
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 5);
- 3 -
8. Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.25/MEN/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil
Perikanan;
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 41/PERMEN-KP/2014 tentang
Larangan Pemasukan Jenis Ikan
Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor
P.94/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016
tentang Jenis Invasif (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1959);
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
220);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL
PERIKANAN TENTANG PEDOMAN
PEMERIKSAAN/ IDENTIFIKASI JENIS-JENIS
IKAN DILARANG/BERSIFAT INVASIF.
KESATU : Menetapkan Pedoman Pemeriksaan/ Identifikasi
Jenis-Jenis Ikan Dilarang/Bersifat Invasif
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Pusat Karantina Ikan bertugas untuk melakukan
pembinaan pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan/
Identifikasi Jenis-jenis Ikan Dilarang/Bersifat
Invasif kepada Unit Pelaksana Teknis Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil
Perikanan (UPT KIPM).
- 4 -
KETIGA : UPT KIPM bertugas untuk melakukan
Pemeriksaan/Identifikasi Jenis-jenis Ikan
Dilarang/Bersifat Invasif dengan mengacu
kepada Pedoman Pemeriksaan/Identifikasi
Jenis-jenis Ikan Dilarang/Bersifat Invasif
sebagaimana dimaksud diktum KESATU.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Desember 2017
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN,
ttd.
RINA
1
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 114/KEP-BKIPM/2017 TENTANG
PEDOMAN PEMERIKSAAN/ IDENTIFIKASI JENIS-JENIS IKAN DILARANG/BERSIFAT INVASIF
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan sumber daya perairan yang sudah sejak lama
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu
dalam pemanfaatannya, telah dilakukan berbagai upaya untuk dapat
memenuhi kebutuhan antara lain inventarisasi, penangkapan,
budidaya, dan pengiriman berbagai jenis ikan antar wilayah.
Aktivitas yang terakhir yaitu pengiriman antar wilayah jika tidak
dilakukan dengan hati-hati dapat bedampak negatif terhadap
kelestarian sumber daya ikan asli di habitat aslinya.
Kekayaan jenis ikan asli yang tinggi tampaknya belum dapat
mengurangi atau bahkan menghentikan permintaan jenis-jenis ikan
dari luar negeri (ikan introduksi). Tidak dipungkiri, sampai saat ini
jenis-jenis ikan pendatang justru lebih populer di masyarakat
dibandingkan dengan jenis ikan asli baik dalam hal ikan konsumsi
maupun ikan hias. Selain itu kesadaran masyarakat dalam menjaga
kelestarian populasi ikan asli masih perlu ditingkatkan. Kepedulian
masyarakat ini sangat penting untuk digalakan agar jenis-jenis ikan
pendatang tidak lepas ke perairan umum baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.
Untuk mencegah masuknya jenis-jenis ikan invasif ke perairan
umum, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan
Perikanan telah mengeluarkan peraturan yang melarang jenis-jenis
ikan yang berbahaya masuk ke wilayah Republik Indonesia melalui
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014.
Namun demikian diantara jenis-jenis ikan yang dilarang ternyata
sudah ada yang terdapat di wilayah Indonesia misalnya ikan piranha
2
(Pygocentrus nattereri), sapu-sapu (Pteryglopichthys pardalis), red
devil (Amphilophus labiatus), dan masih ada jenis lainnya (Haryono et
al., 2016). Padahal menurut Wargasasmita (2005) bahwa masuknya
jenis ikan introduksi yang bersifat invasif ke perairan umum
merupakan salah satu faktor utama yang mengancam kelestarian
jenis ikan asli. Dengan demikian pengenalan jenis ikan-ikan
pendatang yang bersifat invasif sangat diperlukan.
Di sisi lain pengenalan terhadap jenis-jenis ikan tidaklah
mudah baik bagi para petugas di lapangan terlebih pada masyarakat
awam. Banyak jenis ikan yang sekilas tampak sama akan tetapi bila
diperhatikan ternyata mempunyai perbedaan karakter tertentu
karena memang merupakan spesies yang berbeda. Dalam pengenalan
jenis ikan, selain memerlukan dasar-dasar identifikasi yang satu hal
yang tidak kalah pentingnya adalah latihan secara intensif.
Dalam identifikasi jenis ikan diperlukan langkah-langkah
penting untuk penentuan karakter yang membedakan antar spesies.
Untuk dapat mengenali karakter pembeda maka spesimen ikan yang
kondisinya baik akan sangat membantu. Untuk mendapatkan
kondisi tersebut dimulai dengan koleksi dan pengawetan secara
benar. Dalam rangka pengenalan jenis-jenis ikan introduksi yang
tergolong invasif maka disusunlah pedoman identifikasi. Jenis-jenis
ikan tersebut adalah yang termasuk dalam jenis ikan yang dilarang
masuk ke wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang tertera
dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
41/PERMEN-KP/ 2014.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini untuk memberikan panduan
bagi para petugas karantina di lapangan dalam mengidentifikasi
jenis-jenis ikan dilarang/bersifat invasif.
C. Sasaran
Sasaran pengguna pedoman ini adalah Petugas Karantina Ikan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan pengenalan jenis ikan invasif meliputi:
3
- Dasar-dasar pengenalan jenis ikan dan taksonomi ikan
- Karakteristik morfometrik dan meristik
- Teknik/prosedur identifikasi jenis ikan invasif
- Karakter penentu jenis ikan invasif di Indonesia
E. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Pedoman Pemeriksaan/Identifikasi
Jenis-jenis Ikan Dilarang/Bersifat Invasif adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan tumbuhan;
3. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan
United Nation Convention on Biological Diversity (Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai Keanekaragama Hayati;
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Pengesahan
Cartagena Protocol on Biosafety to The Convention On Biological
Diversity (Protokol Cartagena Tentang Keamanan Hayati Atas
Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati);
5. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009;
6. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan
Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina
Ikan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
Sumberdaya Ikan;
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41/PERMEN-
KP/2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya
dari Luar Negeri ke Dalam Wilayah Negara RI;
4
12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. 06/PERMEN-
KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.94/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016
tentang Jenis Invasif.
5
II. DASAR-DASAR PENGENALAN JENIS IKAN
A. Sekilas Tentang Taksonomi
Taksonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari klasifikasi/
pengelompokkan makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisma. Helfman et al. 2004 menyatakan bahwa taksonomi
meliputi teori dan praktek yang mempelajari suatu organisme mulai
dari deskripsi, identifikasi, pemberian nama, dan klasifikasinya.
Ilmu taksonomi sudah berkembang lama yaitu sejak tahun
1735 yang dikembangkan oleh Linnaeus berupa sistem
pengklasifikasian. Selanjutnya Candolle pada tahun 1813 dalam
Saanin (1984) menyatakan bahwa taksonomi berasal dari dua kata
yaitu taksis (susunan) dan nomos (hukum) yang berarti hukum atau
aturan tentang pengelompokkan mahkhluk hidup. Istilah ini pada
awalnya diusulkan untuk menglasifikasikan tumbuha-tumbuhan.
Taksonomi disusun berdasarkan karakter morfologi, fisiologi, ekologi
dan genetika.
Terdapat dua istilah yang sering digunakan dalam
pengklasifikasian ikan dan organisme lainnya, yaitu sistematik dan
taksonomi. Kedua istilah tersebut sebenarnya mempunyai pengertian
yang berbeda. Istilah sistematik berasal dari bahasa latin yang
dikembangkan oleh Linnaeus. Sistematik adalah ilmu yang
mempelajari keanekaragaman organisme dan kekerabatannya,
sedangkan taksonomi berasal dari bahasa Yunani dengan definisi
yaitu teori dan praktek yang mempelajari suatu organisme mulai dari
deskripsi, identifikasi, pemberian nama, dan klasifikasinya (Helfman
et al., 1997).
Sejarah taksonomi dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1)
pengamatan terhadap fauna setempat yang sama tuanya dengan
sejarah manusia, 2) pemikiran tentang evolusi yang dimulai pada
abad ke 18, dan 3) penelaahan evolusi yang lebih ditekankan pada
kategori spesies. Selanjutnya untuk tingkatan taksonomi dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu:
6
1) Taksonomi alfa yaitu menentukan ciri ikan dan pemberian
namanya/identifikasi,
2) Taksonomi betta yaitu penggolongan jenis-jenis ikan ke dalam
tingkatan takson yang lebih tinggi/klasifikasi, dan
3) Taksonomi gamma yaitu menganalisa variasi intraspesifik dan
evolusinya/pembentukan spesies.
Berkenaan dengan aktivitas para ahli taksonomi mencakup
empat hal antara lain eksplorasi sumberdaya ikan di berbagai tipe
perairan di seluruh penjuru dunia, identfikasi dan deskripsi terhadap
jenis-jenis ikan yang ada di berbagai wilayah, pengelompokkan jenis-
jenis ikan ke dalam takson yang lebih tinggi, dan melakukan sintesis
terhadap asa-usul suatu spesies. Modal para taksonomi adalah
pengetahuan/pendidikan, pengalaman/ latihan, dan bakat. Dua
faktor yang pertama dapat dilakukan oleh siapapun agar dapat
menjadi taksonom yang handal, sedangkan faktor yang ketiga lebih
bersifat subyektif,
Ilmu taksonomi terus berkembang seiring dengan kemajuan di
bidang teknologi. Beberapa teknologi yang mendukung
perkembangan ilmu taksonomi antara lain: sinar X yang membantu
dalam penghitungan tulang belakang (vertebrae) ikan, mikroskop
elektron yang secara detil dapat mendokumentasikan karakter ikan
tertentu, kemajuan di bidang molekuler untuk pengamatan DNA
ikan, mikroskop binokuler untuk memudahkan dalam identifikasi
ikan, kaliper digital dalam membantu pengukuran karakter
morfometrik, teknologi fotografi yang sangat membantu dalam
ilustrasi mengenai morfologi dan karakter ikan yang diteliti, serta
perkembangan perangkat lunak (software) untuk analisis data. Satu
hal yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang kemajuan di
bidang taksonomi adalah perkembangan teknologi informasi yaitu
internet banyak membantu komunikasi antar taksonomis ikan dalam
publikasi jenis-jenis baru maupun informasi lainnya diantaranya
adalah penelusuran pustaka. Pada saat ini jurnal-jurnal telah
bermigrasi dari penerbitan secara cetak menuju sistem online (Open
Journal System) yang tentunya sangat membantu dalam publikasi
hasil penelitian.
7
Perkembangan ilmu taksonomi yang ditunjang oleh kemajuan
teknologi telah berdampak positif terhadap penemuan-penemuan
jenis baru. Oleh karena itu banyak nama jenis ikan yang mengalami
perubahan, jenis ikan yang semula dianggap hanya satu ternyata
merupakan kumpulan dari beberapa jenis yang berbeda, serta
klasifikasinya mengalami perubahan.
B. Tata Nama Ikan (Nomenklatur)
Dalam mempelajari taksonomi ikan sering dijumpai istilah
‘Nomenklatur’. Istilah ini berasal dari bahasa latin yaitu nomen =
nama dan clatoren = pemberian, sehingga secara harfiah nomeklatur
berarti pemberian nama (Nurdawati et al., 2007). Sistem pemberian
nama organisme hewan maupun tumbuhan telah dirintis oleh
Linnaeus pada tahun 1758 menggunakan sistem binomial atau
sistem biner, yaitu menggunakan dua kata dalam bahasa latin. Kata
yang pertama menyatakan nama genus (marga) yang penulisannya
diawali dengan huruf besar/kapital dan kata yang kedua adalah
spesies (jenis) yang semuanya ditulis dengan huruf kecil.
Nama genus dan spesies dicetak miring atau digaris bawah,
sebagai contoh ikan lele dumbo dengan nama ilmiah Clarias
gariepinus; nama genusnya adalah Clarias yang diawali dengan huruf
besar sedangkan gariepinus adalah nama spesies yang seluruhnya
ditulis mengunakan huruf kecil.
Berkaitan dengan nama ilmiah ikan, tata cara pemberian
namanya telah diatur mengikuti fauna lainnya yaitu Kode Tata Nama
International atau International Code of Zoological Nomenclature. Isi
dari peraturan tersebut antara lain mengatur pemberian nama ilmiah
dan pencantuman nama pengarang yang membuat deskripsi pertama
dari suatu spesies tertentu (authorship). Sebagai contoh ikan mas
untuk penulisan nama ilmiah beserta authornya adalah Cyprinus
carpio Linnaeus, 1758 artinya ikan mas tersebut pertama kali diberi
nama ilmiah oleh Linnaeus pada tahun 1758. Selanjutnya bila nama
ilmiah ikan telah mengalami perubahan/diganti maka nama orang
yang pertama kali memberikan deskripsi dan tahun publikasinya
diberi tanda kurung, contohnya ikan tawes semula adalah Barbus
8
gonionotus Bleeker, 1849 yaitu dideskripsi pertama kali oleh Bleeker
pada tahun 1849 dengan nama Barbus gonionotus dan saat ini
berubah namanya sehingga penulisannya menjadi Barbonymus
gonionotus (Bleeker, 1849). Kevalidan nama ilmiah fauna termasuk
ikan di dalamnya ditentukan oleh Komisi Tata Nama Zoologi
Internasional (International Comission of Zoological Nomenclature)
yang beranggotakan ahli-ahli taksonomi terkenal di dunia. Pemberian
nama ikan didasarkan pada karakter spesimen tipe (type specimens)
diantaranya adalah holotype yaitu spesimen acuan utama yang hanya
satu ekor dan paratype spesimen acuan berikutnya yang dapat terdiri
atas beberapa spesimen.
Jika suatu jenis ikan baru diketahui nama genusnya
sedangkan nama spesiesnya belum diketahui maka penulisannya
tegak pakai sp., sebagai contoh ikan sejenis nilem yang baru
diketahui nama genusnya sedangkan nama spesiesnya belum jelas
maka ditulisnya adalah Osteochillus sp., sedangkan kalau ada
sekelompok ikan yang belum diketahui nama spesiesnya maka
ditulisnya adalah spp., misal sekelompok ikan nilem yang belum
diketahui nama spesiesnya maka ditulisnya Osteochillus spp..
Selanjutnya apabila ada jenis ikan yang nama genusnya sudah pasti
sedangkan nama spesiesnya mendekati spesies tertentu maka diberi
tambahan cf. antara nama genus dan spesiesnya, sebagai contoh
terdapat ikan yang mirip dengan ikan nilem akan tetapi ada karakter
tertentu yang berbeda maka ditulisnya adalah Ostechillus cf. vittatus.
Dalam peraturan tata nama ikan untuk setiap kategori takson
harus diberi akhiran tertentu, yaitu:
Ordo : iformes
Subordo : oidei
Famili : idea
Subfamili : inae
Contohnya:
- Ikan lele
Ordo : Siluriformes
Subordo : Siluroidei
Famili : Clariidae
9
- Ikan tawes
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Subfamili : Cyprininae
Adapun tingkatan katagori dalam taksonomi ikan sebagai berikut:
Kingdom :
Phylum :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Species :
Nama ilmiah ikan dapat mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan di bidang ilmu taksonomi yang didukung oleh
kemajuan teknologi. Perubahan nama tersebut dapat berupa
‘spliting’ yaitu dari satu spesies menjadi beberapa spesies baru
sebagai contoh Puntius eugrammus setelah diteliti terutama
berdasarkan pola warna tubuhnya maka berubah menjadi tiga
spesies (Puntius johorensis, Puntius gemellus, dan Puntius trifasciatus).
Sebaliknya dapat berupa ‘lumping’ yaitu dari beberapa spesies
setelah diteliti ternyata ada kesamaan sehingga berubah menjadi
satu spesies, misalnya Dangilla kuhlii dan Dangilla cuvieri berubah
menjadi Labiobarbus leptocephalus.
C. Karakteristik Meristik dan Morfometrik
Dalam identifikasi ikan, karakter morfologi yang menjadi acuan
untuk membedakan antar jenis dibagi menjadi dua yaitu
berdasarkan penghitungan (meristik) dan berdasarkan pengukuran
(morfometrik) (Gambar 1). Prosedur penghitungan dan pengukuran
karakter morfologi ikan dapat mengacu kepada Hubbs & Lagler
(1974) dan Kottelat et al. (1993).
10
Gambar 1. Skema karakter meristik dan morfometrik pada ikan
A.Sirip punggung, B. Sirip ekor, C. Gurat sisi, D. Hidung, E. Mulut, F. Sirip dada, G. Sirip perut, H. Sirip dubur. a.Panjang total, b. Panjang standar, c.
Panjang kepala, d. Panjang batang ekor, e. Panjang moncong, f. Tinggi sirip
punggung, g. Panjang dasar sirip punggung, h. Diameter mata, i. Tinggi pangkal
ekor, j. Tinggi badan, k. Panjang sirip dada, l. Panjang sirip perut.
1. Karakter Meristik
- Sisik: Terdapat dua tipe sisik pada ikan, yaitu sikloid dan
stenoid. Kedua sisik ini dibedakan berdasarkan bentuk dari
bagian belakang sisik. Pada tipe sikloid relatif halus, sedangkan
stenoid pinggirannya bergerigi.
- Gurat Sisi: Merupakan jumlah sisik berpori di sepanjang gurat
sisi, dapat sempurna atau terputus yang dihitung mulai sisik di
belakang tutup insang sampai sisik pada pertengahan pangkal
ekor.
- Sisik Melintang Badan: Dihitung berdasarkan jumlah sisik di
atas gurat sisi sampai pangkal sirip punggung, dan di bawah
gurat sisi sampai pangkal sirip dubur.
- Sisik Sebelum Sirip Punggung: Jumlah sisik pada pertengahan
punggung mulai dari pertengahan kepala sampai awal sirip
punggung.
- Sisik pada Pipi: Jumlah baris sisik antara mata dan tutup
insang.
- Sisik Melingkar pada Pangkal Ekor: Jumlah baris sisik yang
melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit.
11
- Sirip: Sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor disebut
dengan sirip tengah dan tunggal; sedangkan sirip dada dan
perut disebut dengan dengan pasangan sirip.
- Duri atau Jari-jari Keras: Jari-jari sirip pada bagian depan yang
tidak bersekat dan mungkin mengeras.
- Jari-jari Lemah: Bagian sirip yang lunak atau bersekat dan
umumnya bercabang.
2. Karakter Morfometrik
- Panjang Total (PT): Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang
diukur mulai moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor
terpanjang.
- Panjang Standar (PS): Ukuran ini banyak digunakan para
taksonom. Diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip
ekor.
- Tinggi Badan (TB): Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi
namun tidak termasuk sirip. Biasanya pada wal sirip punggung
sampai awal sirip perut.
- Panjang Pangkal Ekor (PPE): Diukur mulai bagian akhir dari
pangkal sirip dubur sampai pertengahan pangkal sirip ekor.
- Tinggi Pangkal Ekor (TPE): Merupakan bagian yang terendah
dari sirip ekor
- Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP): Diukur mulai
moncong terdepan sampai awal dari pangkal jari-jari sirip
punggung pertama
- Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP): Diukur mulai pangkal
jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip yang terakhir.
- Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD): Diukur
berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal
sampai ujungnya.
- Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP): Panjang ini
diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung filamen
terpanjang.
- Panjang Kepala (PK): Diukur dari ujung bibir atas sampai
bagian paling belakang dari tutup insang.
12
- Lebar Kepala (LK): Diukur dari bagian yang paling lebar dari
jarak antar kedua tutup insang.
- Tinggi Kepala (TK): Diukur mulai dari pertengahan kepala
sampai pertengahan dada.
- Panjang Moncong (PM): Diukur mulai ujung moncong sampai
awal kelopak mata.
- Diameter Mata (DM): Merupakan jarak paling lebar dari mata.
- Panjang Rahang Atas (PRA): Diukur mulai ujung bibir atas
sampai bagian akhir tulang rahang atas.
3. Karakter Morfologi Lainnya
Dalam identifikasi ikan juga perlu memperhatikan karakter morfologi
lainnya, diantaranya:
- pola warna
- jumlah sungut
- bentuk sisik
- Jumlah rigi/gerigi pada duri sirip punggung
- Tubus yaitu tonjolan/pori di sekitar mulut
- Keberadaan duri pada bagian tubuh tertentu
D. Tata Nama Ikan (Nomenklatur)
Kontribusi ilmu taksonomi ikan dalam kebijakan pemerintah
sangat besar terutama terkait dengan ikan yang bernilai ekonomis
baik sebagai ikan hias maupun ikan konsumsi. Begitu pula dengan
spesies ikan yang populasinya sudah langka dan atau terancam
punah. Kebijakan pemerintah yang terkait dengan taksonomi antara
lain dalam penentuan jenis-jenis ikan yang dilarang masuk ke
wilayah Republik Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014, peraturan tentang
jenis-jenis ikan yang dilindungi yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, serta Daftar jenis-jenis ikan yang
diperdagangkan secara internasional melalui CITES.
Pada undang-undang dan peraturan di atas terdapat daftar
nama jenis ikan. Hal ini sangat berkaitan dengan perkembangan tata
nama yang tentunya sangat membutuhkan ilmu taksonomi ikan.
Pada setiap peraturan tersebut agar dalam pelaksanaannya tepat
13
sasaran maka diperlukan nama spesies ikan yang valid. Sebagai
contoh pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 disebutkan
bahwa ikan wader goa (Puntius microps) merupakan salah satu jenis
ikan yang dlindungi. Berdasarkan perkembangan ilmu taksonomi
nama ilmiah ikan wader goa saat ini sudah berubah menjadi
Barbodes microps (Kottelat, 2014). Dengan demikian harus ada
sinkronisasi antara para pengambil kebijakan dengan ahli taksonomi
ikan. Terlebih lagi jika terkait dengan jenis-jenis ikan yang
diperdagangkan secara internasional yang masuk dalam appendix
CITES, maka nama ilmiah ikan harus valid.
Dalam hal pengiriman jenis ikan antar wilayah maka
pengetahuan taksonomi ikan sangat diperlukan. Para petugas
karantina, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan
setidaknya mengetahui karakteristik setiap jenis jenis ikan yang
sering dikirim atau masuk ke berbagai wilayah di Indonesia.
14
III. TEKNIK IDENTIFIKASI JENIS IKAN INVASIF
A. Peralatan Identifikasi
Bahan dan alat yang digunakan dalam identifikasi ikan seperti
disebutkan di bawah ini, beberapa alat tersebut disajikan pada
Gambar 2.
- Kaliper
- Penggaris
- Dissecting set
- Pinset
- Jarum pentul
- Nampan plastik
- Mikroskop
- Headloop/kaca pembesar
- Gunting
- Rapido/Pensil 2B/Ballpoint pemanent
- Buku panduan identifikasi ikan (Gambar 3)
- Tissue/kain lap
- Masker
- Sarung tangan
- Kertas label (Gambar 4)
Gambar 2. Peralatan utama untuk identifikasi ikan
15
1916
B. Prosedur Identifikasi
Gambar 3. Buku/pustaka panduan identifikasi ikan dan validasi nama ilmiah
1968
16
Gambar 4. Label berisi keterangan yang diperlukan
- Spesimen yang baru diambil dari lapangan langsung dibawa ke
ruang proses dan di letakan pada nampan plastik (Gambar 5);
Gambar 5. Spesimen dari lapangan
- Spesimen dikeluarkan dari wadah pengawet (kantung plastik) dan
diletakkan dalam nampan plastik, lalu dicuci dan direndam
dalam air mengalir selama 4-6 jam;
- Label yang berisi keterangan dari lapangan disimpan dalam
nampan plastik dan jangan sampai tertukar dengan spesimen
dari lokasi yang lain;
- Dilakukan penyortiran spesimen berdasarkan kesamaaan
morfologinya;
17
- Spesimen dengan karakteristik morfologi yang sama selanjutnya
disimpan dalam botol koleksi;
- Ke dalam botol koleksi tersebut dimasukan larutan alkohol 70%
sampai penuh;
- Masukan ke dalam botol koleksi, label yang berisi keterangan
mengenai lokasi, nama perairan, nama kolektor, tanggal koleksi,
dan jumlah spesimen; lalu ditutup rapat/kedap udara;
- Setelah spesimen tersimpan dengan baik pada botol koleksi maka
dapat dilakukan identifikasi setiap saat;
- Pengambilan spesimen dari botol koleksi menggunakan pinset
lalu disimpan dalam nampan plastik;
- Identifikasi dilakukan dengan cara mencocokan karakter-karakter
morfologi (meristik, morfometrik, dan ciri morfologi lainnya)
dengan yang terdapat dalam buku panduan identifikasi dan
literatur terkait lainnya;
- Pengukuran karakter morfometrik menggunakan kaliper digital
atau kaliper biasa;
- Karakter meristik dapat diamati langsung atau menggunakan
mikroskop untuk yang berukuran kecil;
- Untuk menghindari iritasi kulit dan mengurangi bau larutan
pengawet gunakan sarung tangan dan masker;
- Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah dalam identifikasi ikan
dapat dilihat pada Gambar 6;
Gambar 6. Prosedur penanganan spesimen dan identifikasi ikan
18
C. Petunjuk Penggunaan Pedoman
Pedoman ini disusun secara sederhana dengan tujuan agar mudah
digunakan bagi pelaksana di lapangan. Jenis ikan yang berkerabat
dekat dikelompokkan agar mudah membedakan/ membandingkan
antara jenis yang satu dengan lainnya. Untuk memudahkan
pengguna urutan spesies disusun secara alphabet. Karakter yang
digunakan adalah pembeda yang jelas dilihat dan dibuat secara
skematis. Selain itu juga dilengkapi informasi penting lainnya
meliputi:
Nama umum :
Nama Lokal :
Sinonim :
Habitat :
Ukuran :
Ciri Pengenal Jenis :
19
IV. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI JENIS IKAN INVASIF
Genus Atractosteus: Atractosteus merupakan salah satu
genus ikan primitif yang mempunyai ciri bentuk tubuh besar
menyerupai torpedo yang ditutupi oleh sisik-sisik besar dan keras.
Atractosteus memiliki dua baris gigi berbentuk kerucut besar pada
rahang atas, dimana salah satu barisnya terletak pada tulang
preorbital yang mengambil bagian dalam dari formasi rahang atas
dan satu baris lainnya terletak di dalam tulang yang berada langit-
langit keras rahang atas. Panjang dari Atractosteus berkisar 100 cm
sampai 305 cm dengan berat 2,9 kg sampai 137 kg.
1. Atractosteus spatula (Lacepede, 1803)
(Foto bagian atas oleh ProjectManhattan, 2015. Kedua foto ikan hidup)
20
Nama Umum : Alligator gar
Nama Lokal : ikan buaya
Sinonim : Lepisosteus spatula
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai, rawa) dan payau
Ukuran : Panjang maksimal 305 cm; umum 200 cm; berat
137 kg
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh ikan ini besar dan memanjang, bentuk moncong mirip
dengan mulut buaya, dan mempunyai tubuh berwarna cokelat gelap
kekuningan. Karakter utama ikan ini:
A. Bentuk moncongnya pendek dan luas, juga tidak terdapat bintik-
bintik atau bercak.
B. Gigi pada rahang atas terletak dalam dua baris.
Foto ikan awetan)
B
A
21
2. Atractosteus tristoechus (Bloch & Schneider, 1801)
(Foto oleh Hofinger, 2002. Foto ikan awetan)
3. Atractosteus tropichus Gill, 1863
(Foto oleh Kullanderr, 1999. Foto ikan awetan)
Berdasarkan Permen KP Nomor 41 tahun 2014, genus
Atractosteus seluruhnya dilarang masuk. Namun demikian, yang
spesies yang terdapat pada Permen KP tersebut hanya Atractosteus
spatula.
Genus Lepisosteus: Sama halnya dengan genus Atractosteus,
Lepisosteus juga merupakan ikan primitif bertubuh besar,
memanjang, dan bersisik keras. Seluruh spesies mempunyai bentuk
moncong sedikit lebih ramping yang cenderung panjang. Gigi-giginya
yang berbentuk kerucut besar terletak dalam satu baris yaitu di
tulang preorbital. Lepisosteus mempunyai panjang berkisar 88,0 cm
sampai 200 cm, dengan berat 2,6 kg sampai 22,8 kg.
22
4. Lepisosteus oculatus Winchell, 1864
(Foto bagian atas oleh Biopix: G Drange, 2003. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Spotted gar
Nama Lokal : ikan buaya
Sinonim : Lepidosteus oculatus
Habitat : Perairan tawar (Danau, sungai, rawa) dan payau
Ukuran : Panjang maksimal 150 cm; umum 100 cm; berat
4,4 kg
Ciri Pengenal Jenis
Ikan ini besar dan memanjang, bentuk moncongnya cenderung
lebih ramping dibandingkan A. spatula. Tubuh mempunyai warna
putih kekuningan dengan dihiasi bintik-bintik hitam. Karakter utama
ikan ini:
A. Moncong memanjang dan ramping, dihiasi beberapa bintik-bintik
gelap.
23
B. Barisan gigi pada rahang atas terletak dalam satu baris.
(Foto ikan awetan)
5. Lepisosteus osseus (Linnaeus, 1758)
A
B
24
(Foto bagian atas oleh Crippen, 2013. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Longnose gar
Nama Lokal : -
Sinonim : Esox osseus
Habitat : Perairan tawar (Danau, sungai, rawa) dan payau
Ukuran : Panjang maksimal 200 cm; umum 17,5 cm; berat
22,8 kg
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh sedikit lebih ramping dibandingkan A. gar, dengan
warna cokelat kekuningan, dan bagian perut keputihan. Karakter
utama ikan ini:
A. Bentuk moncong sangat ramping memanjang.
B. Ukuran mata besar.
C. Bagian atas tubuh (dewasa) tidak atau jarang terdapat bintik
hitam.
(Foto bagian atas oleh www.fws.gov)
A
B C
25
6. Lepisosteus platostomus Rafinesque, 1820
(Foto oleh Lyons, 2005. Foto ikan awetan)
7. Lepisosteus platyrhinchus Dekay, 1842
(Foto oleh van Vitert, 2007. Foto ikan hidup)
Berdasarkan Permen KP Nomor 41 tahun 2014, genus
Lepisosteus seluruhnya dilarang masuk. Spesies yang dilarang
tersebut adalah Lepisosteus oculatus.
26
8. Arapaima gigas (Schinz, 1822)
(Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Giant arapaima
Nama Lokal : Arapaima
Sinonim : Sudis gigas
Habitat : Perairan tawar (Danau, sungai, rawa)
Ukuran : Panjang maksimal 450 cm; umum 200 cm; berat
200 kg
27
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuhnya besar, lonjong memanjang, dengan warna
abu-abu keperakan sampai kehijauan. Karakter utama ikan ini :
A. Mulut meruncing, rahang bawah lebih panjang dibanding rahang
atas.
B. Bentuk rongga sensorik pada A. gigas menyerupai segitiga
C. Sirip punggung mendekati sirip ekor dan tidak terdapat selubung
seperti pada A. leptosoma.
(Foto bagian bawah oleh Stewart, 2013)
B
A
C B
28
9. Arapaima leptosoma Stewart, 2013
(Foto oleh: Stewart, 2013. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : torpedo-shaped Arapaima
Nama Lokal : -
Sinonim : -
Habitat : Perairan tawar (Danau, sungai, rawa)
Ukuran : Panjang maksimal 77,6 cm
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh ramping memanjang, dibandingkan Arapaima
gigas, dan mempunyai warna abu-abu keperakan. Karakter utama
ikan ini:
29
A. Bagian atas kepala cenderung datar.
B. Di bagian depan sebelum tutup insang terdapat rongga sensorik
ramping.
C. Awal dasar sirip punggung seperti ditutupi selubung yang
menebal.
A
C
B
B
30
10. Anguilla rostrata (Lesueur, 1817)
Foto oleh arkive.org, 2017 [atas].Foto ikan hidup; Mélanie Béguer-Pon et al. 2015 [bawah].
(Foto ikan awetan)
Nama Umum : American eel
Nama Lokal : -
Sinonim : Muraena rostrata
Habitat : Perairan laut, payau dan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 152 cm (jantan), 122 cm
(betina); umum 50 cm; berat 7,3 kg
Ciri Pengenal Jenis
31
A.rostrata bertubuh memanjang menyerupai belut, dengan
warna kecoklatan sampai biru hitam, sedangkan A. marmorata (sidat)
warna tubuhnya menyerupai marmer Karakter utama ikan ini:
A. Kepala cenderung memanjang dengan ujung mulut sedikit
meruncing (Foto atas); Kepala cenderung membulat dengan ujung
mulut sedikit lebih tumpul (Foto bawah).
B. Sirip punggung jauh di belakang sirip dada (foto atas); sirip
punggung jaraknya lebih dekat ke sirip dada (foto bawah).
11. Anguilla marmorata Quoy & Gaimard, 1824
(Foto oleh Yamamoto, 2017. Foto ikan awetan)
A
A
B
B
32
12. Alosa pseudoharengus (Wilson, 1811)
(Foto oleh Gagnon, 2017 [atas]. Foto ikan hidup; Wikipedia.com, 2014 [bawah].
Foto ikan awetan)
Nama Umum : Alewife
Nama Lokal : -
Sinonim : Clupea pseudoharengus
Habitat : Perairan laut, payau dan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 40 cm; umum 30 cm; berat 200
gr
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya kompres, dengan warna perak kehijauan dengan
bagian punggung terlihat kebiruan. Karakter utama ikan ini:
33
A. Bentuk moncong menghadap ke atas, rahang bawah cenderung
lebih panjang dibandingkan rahang atas.
B. Mata berukuran besar.
C. Di belakang tutup insang terdapat bintik hitam.
D. Pada bagian perutnya bersisik menyerupai gerigi.
13. Ameiurus nebulosus (Lesueur, 1819)
34
(Foto oleh James & Wawrzynski, 2010 [atas]. Foto ikan hidup; Benson,
2009 [bawah]. Foto ikan mati)
Nama Umum : Brown bullhead
Nama Lokal : -
Sinonim : Pimelodus nebulosus
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai), payau
Ukuran : Maksimal 55 cm; umumnya 25 cm; berat 2,7 kg
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh membulat panjang dengan warna hijau tua
sampai coklat kekuningan. Karakter utama ikan ini:
A. Rahang atas sedikit lebih panjang dibandingkan rahang bawah.
B. Sungut berwarna hitam sampai coklat kekuningan.
C. Kepala bagian atas cenderung berbentuk datar.
D. Duri pada sirip dada terdapat 5 sampai delapan gerigi.
E. Pada bagian punggung ikan terdapat pola bintik-bintik hitam.
F. Sirip lemak (adiposa fin) kecil, dan dekat dengan pangkal sirip
ekor.
35
14. Pylodictis olivaris (Rafinesque, 1818)
A B D
C E F
36
(Foto oleh Ostergaard, 2000 [atas]. Foto ikan mati; gallery.nanfa.org, 2008 [bawah.].
Foto ikan awetan)
Nama Umum : Flathead catfish
Nama Lokal : -
Sinonim : Silurus olivaris
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 155 cm; berat 55,8 kg
Ciri Pengenal Jenis
Jenis ini merupakan salah satu jenis lele terbesar, dengan
tubuh memanjang, kuat, dengan warna kuning atau ungu gelap
sampai kecoklatan. Karakter utama ikan ini:
A. Bentuk kepala besar, memipih dan ukuran mata kecil.
B. Rahang bawah cenderung lebih menonjol dibandingkan rahang
atas.
C. Bagian dagu berwarna putih sampai kuning kecoklatan.
D. Sisi tubuh dihiasi bintik-bintik hitam atau coklat tua.
E. Ujung sirip ekor berwarna putih.
37
A
B C
D E
38
15. Astyanax fasciatus (Cuvier, 1819)
(Foto oleh Michel, 2004 [atas]. Foto ikan hidup; Galviss et al., 1997 [bawah].
Foto ikan awetan)
Nama Umum : Banded astyanax
Nama Lokal : -
Sinonim : Chalceus fasciatus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 16,8 cm; umum 12 cm; berat
69,7 gr
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh relatif memipih tegak dengan warna perak atau
perak kehijauan. Karakter utama ikan ini :
A. Mulutnya pendek dan kecil.
B. Ukuran bola matanya besar.
39
C. Pada sisi tubuh terdapat garis melintang, berwarna kehijauan,
terkadang terlihat samar.
D. Sirip lemak kecil, transparan dan terletak di depan batang ekor.
E. Pangkal sirip ekor sampai pertengahan sirip ekor berwarna
kehitaman.
F. Cuping sirip ekor berwarna kemerahan.
E
A B C
D
E
F
40
16. Bramocharax bransfordii Gill, 1877
(Foto oleh Canopalmaa, 2014 [atas]; roughfish.com, 2016 [bawah]. Kedua foto ikan awetan)
Nama Umum : Longjaw tetra
Nama Lokal : -
Sinonim : Bramocharax bransfordii bransfordii
Habitat : Perairan tawar (danau dan sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 15 cm
Ciri Pengenal Jenis
Ikan ini bertubuh sedang, relatif kompres dan memanjang,
dengan warna coklat sampai kekuning-kuningan. Karakter utama
ikan ini:
A. Mulutnya mempunyai rahang cenderung memanjang dan
dilengkapi oleh gigi taring, pada rahang bawah dengan 2 gigi
taring.
B. Bagian atas kepala sedikit cekung ke dalam.
C. Sirip perut, sirip anal dan sirip ekor berwarna kemerahan.
41
D. Pertengahan sirip ekor berwarna hitam.
(Foto oleh: Slaboch, 2015 [atas] ; Canopalmaa, 2014 [bawah])
A
B
D
C
42
17. Brycon hilarii (Valenciennes, 1850)
(Foto oleh Otavio, 2005 [atas]; Guerinaud, 2003 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Piraputanga fish
Nama Lokal : -
Sinonim : Chalceus hilarii
Habitat : Perairan tawar (danau dan sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 56 cm; berat 3,4 kg
43
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya seperti torpedo memanjang, dengan variasi warna hijau,
biru dan kekuningan. Karakter utama ikan ini:
A. Sirip punggung letaknya hampir sejajar dengan sirip perut.
B. Pita hitam berawal dari belakang pertengahan tubuh sampai ekor
C. Sirip lemak berukuran kecil dan berwarna oranye.
44
18. Metynnis argenteus Ahl, 1923
(Foto oleh aquaanimania.co, 2012 [atas]; bidorbuy.co.za, 2015 [bawah].
Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Silver dolar
Nama Lokal : Silver dolar
Sinonim : Metynnis eigenmanni
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Maksimal 15 cm
45
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh tinggi memipih, membulat dan mempunyai warna tubuh
perak, kadang juga kebiruan atau kehijauan. Karakter utama ikan
ini:
A. Ujung mulut tumpul dan berukuran kecil
B. Pada tubuhnya bintik-bintik hijau kebiruan
C. Pada sisi tubuhnya terdapat garis vertikal (tidak selalu ada)
D. Sirip anal umumnya terdapat warna merah atau oranye.
A
D B C
46
19. Pristobrycon striolatus (Steindachner, 1908)
(Foto oleh Mikolji, 2006 [atas]; Caballero, 2011 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Piranha mafura
Nama Lokal : -
Sinonim : Serrasalmo striolatus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Maksimal 20,1 cm; berat 230 gram
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh ikan ini tinggi memipih, dan sedikit memanjang, dengan
warna tubuh kehijauan perak. Karakter utama ikan ini:
A. Ujung mulut tumpul, rahang bawah sedikit lebih panjang.
B. Pada bagian bawah tutup insang berwarna kuning oranye.
47
C. Antara kepala dan sirip punggung berbentuk cembung.
D. Pada tubuhnya terdapat bintik-bintik bulat hitam.
E. Sirip lemak kecil namun melebar.
F. Pada sirip ekor terdapat garis hitam yang mengikuti bentuk dari
pangkal sirip ekor.
A
C D
B
E
F
48
20. Pygocentrus cariba (Humboldt, 1821)
(Foto oleh Wiley, 2017 [atas]; Fuerderer, 2002 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Black spot piranha
Nama Lokal : -
Sinonim : Serrasalmo albus dorso
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 27,9 cm; berat 560 gram
Ciri Pengenal Jenis
Ikan bertubuh membulat atau oval, dan berwarna abu-abu
keperakan. Karakter utama ikan ini:
A. Mulut cenderung menghadap ke atas.
B. Pada bagian belakang tutup insang terdapat bercak hitam.
C. Bagian bawah mulut, sampai perut (tidak pernah sampai di atas
gurat sisi) berwarna merah oranye.
49
D. Sirip anal berwarna merah oranye.
E. Sirip ekor berwarna abu-abu kehitaman, dengan garis vertikal putih.
50
21. Pygocentrus nattereri Kner, 1858
(Foto bagian atas: ikan hidup; foto bagian bawah: ikan awetan)
Nama Umum : Red Piranha
Nama Lokal : Piranha
Sinonim : Rooseveltiella nattereri
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 50 cm; berat 3,9 kg
Ciri Pengenal Jenis
Piranha mempunyai bentuk tubuh bulat atau cenderung oval dan
memipih. Karakter utama ikan ini:
A. Gigi-giginya sangat tajam dan meruncing (gigi taring).
51
B. Bentuk rahang bawah sedikit menonjol atau lebih panjang
dibandingkan rahang atas.
C. Pada bagian perutnya berwarna merah.
D. Sirip ekor berwarna hitam, dan terdapat garis vertikal berwarna
putih di tengahnya.
A
B C
D
52
22. Pygopristis denticulata (Cuvier, 1819)
(Foto oleh Busson, 2002 [atas]; israquarium.com, 2007[bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Lobetoothed piranha
Nama Lokal : -
Sinonim : Serrasalmus denticulatus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 20 cm; berat 560 gram
53
Ciri Pengenal Jenis
Ikan bertubuh membulat biru kekuningan atau kehijauan.
Karakter utama ikan ini:
A. Bentuk mulut tumpul.
B. Ukuran mata besar.
C. Pada bagian perut berwarna oranye.
D. Terdapat bintik-bintik hitam pada tubuhnya.
E. Bentuk giginya pentacuspid (bagian tengah hanya sedikit lebih
besar dibandingkan katup lainnya).
(Foto bagian bawah oleh Magallanes, 2010)
A B C D
E
54
23. Serrasalmus gibbus Castelnau, 1855
(Foto oleh Germeau, 2002 [atas]; Jensen’s, 2014 [bawah]. Kedua ikan hidup)
Nama Umum : Gibbus piranha
Nama Lokal : Gibbus
Sinonim : -
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 25,5 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh cenderung oval memanjang dengan warna biru
kehijauan atau keperakan. Karakter utama ikan ini:
A. Pada bagian perut cenderung kuning gelap sampai oranye.
B. Profil di depan sirip punggung relatif seperti bujur sangkar.
55
C. Terdapat bintik hitam atau biru di seluruh tubuhnya.
D. Sirip ekor berwarna abu-abu gelap dengan garis vertikal (relatif
lebar) putih atau abu-abu muda.
A
B C D
56
24. Serrasalmus rhombeus (Linnaeus, 1766)
(Foto oleh piranhalar.com, 2017 [atas]; Doron, 2013 [bawah]. Kedua ikan hidup)
Nama Umum : Red eye piranha
Nama Lokal : Piranha mata merah
Sinonim : Salmo rhombeus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 41,5 cm; berat 3 kg
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh tinggi pipih memanjang, dengan warna tubuh
cenderung lebih hitam atau gelap. Karakter utama jenis ini:
A. Moncongnya relatif runcing dan menghadap ke atas.
57
B. Mata bagian iris berwarna merah (saat remaja lebih terlihat
keperakan).
C. Pada tubuh terdapat bintik-bintik abu-abu perak.
D. Batas untuk garis vertikal putih pada sirip ekor tidak terlalu jelas.
A B C D
58
25. Serrasalmus sanchezi Gery, 1964
(Foto oleh Magallanes, 2013 [atas]; Yorkshire, 2017[bawah]. Kedua ikan hidup)
Nama Umum : Ruby red piranha
Nama Lokal : -
Sinonim : -
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 11,4 cm
Ciri Pengenal Jenis
Piranha yang berukuran kecil, dengan tubuh pipih tegak dan
warna perak sampai abu-abu gelap. Karakter utama ikan ini:
A. Kepala bagian atas sedikit cekung.
59
B. Ukuran mata besar dengan iris berwarna merah.
C. Bagian pipi sampai perut berwarna merah.
D. Pola gerigi pada bagian perut.
E. Duri di depan sirip anal.
F. Bintik pada sisi tubuh.
G. Sirip lemaknya relatif kecil, transparan atau sedikit kemerahan
A (ikan hidup) B (ikan awetan)
C (ikan hidup)
60
26. Serrasalmus serrulatus (Valenciennes, 1850)
(Foto oleh Jensen’S, 2015 [atas], foto ikan hidup; Jensen’S, 2000 [bawah].
Foto ikan awetan)
Nama Umum : Serrated piranha
Nama Lokal : -
Sinonim : Pygopristis serrulatus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 19 cm
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh pipih memanjang dengan warna abu-abu
kehijauan. Karakter utama ikan ini:
A. Pada bagian atas kepala terdapat seperti tonjolan.
61
B. Pada area tutup insang berwarna biru kehijauan atau oranye
dengan ujung kehijauan.
C. Sisi tubuh terdapat bercak, terkadang memanjang berwarna gelap.
D. Sirip lemak besar dan bertepian hitam.
E. Pada tubuh bagian bawah terdapat gerigi.
(Foto bagian bawah oleh: Magallanes, 2012)
A
B
C D
E
62
27. Serrasalmus spilopleura Kner, 1858
(Foto oleh piranhakeepers.com, 2011 [atas]; piranha-info.com, 2017 [bawah].
Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Speckled piranha
Nama Lokal : -
Sinonim : Pygocentrus dulcus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 25 cm; berat
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh ikan tinggi pipih dengan warna kuning keemasan ke
arah tubuh bagian belakang. Karakter utama ikan ini:
A. Bentuk kepala cekung, namun semakin dewasa akan
mencembung.
63
B. Rahang dan bagian bawah tutup insang berwarna kuning sampai
oranye
C. Sisi tubuh dihiasi bintik-bintik cerah.
D. Sirip lemak (adiposa) abu-abu transparan sampai gelap.
E. Sirip ekor berwarna dasar lebih gelap, dengan pita vertikal
kekuningan dengan tepi berwarna gelap.
C
A
B
E D
64
Genus Pterygoplichthys: Pterygoplichthys dapat dibedakan
dengan spesies ikan lain, dikarenakan tubuhnya yang ditutupi oleh
lempengan tulang (bony plate)dengan bagian perut hampir
seluruhnya tertutup sisik-sisik kecil. Mulutnya terletak di bawah dan
berbentuk seperti disc penghisap (cakram). Jumlah jari-jari dari sirip
punggungnya lebih dari 10 buah jari-jari. Pterygoplichthys
mempunyai panjang berkisar 19,7 cm sampai 70 cm, dengan berat
tercatat kurang lebih 310 gram.
28. Pterygoplichthys anisitsi Eigenmann & Kennedy, 1903
(Foto oleh Bishop, 2015 [atas]. Foto ikan hidup; PlanetCatfish.com, 2017[bawah].
Foto ikan awetan)
65
Nama Umum : Snow pleco
Nama Lokal : -
Sinonim : Ancistrus anisitsi
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 42 cm.
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya memanjang ditutupi oleh lempengan tulang (bony
plate) dan menyempit ke arah ekor, dengan warna hitam atau
kecoklat-coklatan. Karakter utama ikan ini:
A. Mulut letaknya di bawah (terminal)
B. Pola bercak pada bagian kepala berbentuk bulat dan lonjong.
C. Bercak terang dan gelap pada bagian ventral mempunyai pola
vermikulasi yang sebagian besar berbentuk lonjong.
(Foto oleh Plistil, 1999 [atas]; Boyd, 2008 [bawah]) 24.Pterygoplichthys
C
C
A B
66
29. Pterygoplichthys disjunctivus (Weber, 1991)
(Foto oleh U.S. Geological Survey, 2013 [atas]. Foto ikan hidup Art plumstead, 2016
[bawah]. Foto ikan awetan)
Nama Umum : Vermiculated sailfin catfish
Nama Lokal : Sapu-sapu
Sinonim : Liposarcus disjunctivus
Habitat : Perairan tawar (danau, rawa, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 70 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh besar dan ditutupi oleh lempengan tulang (bony plate),
dengan warna coklat kehitaman. Karakter utama ikan ini:
A. Pada sisi lateral terdapat pola garis namun tidak seperti pola
chevron.
B. Bentuk kepala relatif melebar (tampak atas).
67
C. Pada bagian ventral berbentuk pola vermikulasi yang sebagian
besar saling berhubungan.
(Foto bagian bawah oleh Chavez, 2006)
C
B
A
C
68
30. Pterygoplichthys gibbiceps (Kner, 1854)
(Foto oleh Milne, 2004 [atas]; : James, 2004 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Leopard pleco
Nama Lokal : -
Sinonim : Ancistrus gibbiceps
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 50 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya besar, dan ditutupi oleh lempengan tulang (bony
plate), dengan umumnya berwarna coklat kekuningan. Karakter
utama ikan ini:
69
A. Ukuran mata besar dan lubang hidung yang menonjol.
B. Bagian punggung terlihat sedikit menonjol.
C. Sirip punggungnya berukuran besar.
D. Bagian sisi tubuh mempunyai pola bintik yang relatif besar.
70
31. Pterygoplichthys multiradiatus (Hancock, 1828)
(Foto oleh Korinek, 2017 [atas]; Staszek Szybki, 2005 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Orinoco sailfin catfish
Nama Lokal : Pleco
Sinonim : Hypostomus multiradiatus
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 50 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh memanjang dan ditutupi oleh lempengan tulang (bony
plate) dengan warna abu-abu kehitaman atau kecoklatan. Karakter
utama ikan ini:
A. Pipi mempunyai pola vermikulasi cenderung lonjong.
B. Ukuran mata besar dan menonjol.
C. Bagian punggung tidak membentuk suatu tonjolan.
D. Pada bagian belakang tubuh membentuk bintik gelap, dan tidak
membentuk suatu pola chevron.
71
B A D C
72
32. Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855)
(Foto bagian atas pope, 2013. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Amazon sailfin catfish
Nama Lokal : Sapu-sapu
Sinonim : Hypostomus pardalis
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai), payau
Ukuran : Panjang maksimal 49 cm; berat 310 gr
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya tertutup oleh lempengan-lempengan tulang (bony
plate), dengan warna abu-abu kehitaman. Karakter utama ikan ini:
A. Pada sisi lateral terdapat pola garis menyerupai pola chevron
(menyerupai gelombang laut berbentuk tegak).
B. Kepala relatif besar, dilengkapi mata kecil dan menonjol.
C. Pola bercak gelap pada bagian ventral berbentuk membulat.
73
(Foto bagian bawah oleh Chavez, 2006)
A
B C
74
33. Pterygoplichthys ambrosettii (Holmberg, 1893)
(Foto oleh Konn-Vetterlein, 2015. Foto ikan hidup)
34. Pterygoplichthys etentaculatus (Spix & Agassiz, 1829)
(Foto oleh Cummings, 2017. Foto ikan awetan)
35. Pterygoplichthys joselimaianus (Weber, 1991)
(Foto oleh Milne, 2017. Foto ikan hidup)
75
36. Pterygoplichthys lituratus (Kner, 1854)
(Foto oleh Stawikowski, 2017. Foto ikan hidup)
37. Pterygoplichthys parnaibae (Weber, 1991)
(Foto oleh Machado, 2017. Foto ikan hidup)
38. Pterygoplichthys punctatus (Kner, 1854)
(Foto oleh Schuitemaker, 2016. Foto ikan hidup)
76
39. Pterygoplichthys scrophus (Cope, 1874)
(Foto oleh Cannon, 2016. Foto ikan hidup)
40. Pterygoplichthys undecimalis (Steindachner, 1878)
(Foto oleh Galvis, Mojica & Camargo, 2016. Foto ikan awetan)
41. Pterygoplichthys weberi Ambruster & Page, 2006
(Foto oleh Jensen’s, 2016. Foto ikan hidup)
77
42. Pterygoplichthys xinguensis (Weber, 1991)
(Foto oleh deister-aquaristik.de, 2017. Foto ikan hidup)
43. Pterygoplichthys zuliaensis Weber, 1991
(Foto oleh Cumminga, 2017. Foto ikan awetan)
Berdasarkan Permen KP Nomor 41 tahun 2014, genus
Pterygoplichthys seluruhnya dilarang masuk. Spesies yang dilarang
tersebut adalah Pterygoplichthys anisitsi, P. disjunctivus, P. gibbiceps,
P.multiradiatus dan P. pardalis.
78
44. Amatitlania nigrofasciata (Gunther, 1867)
(Foto oleh Jensen, 2003 [atas]; Teigler, 2005 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Convict cichlid
Nama Lokal : -
Sinonim : Heros nigrofasciatus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 10 cm; umumnya 8,5 cm
Ciri Pengenal Jenis
Termasuk cichlid yang bertubuh relatif kecil, memipih tegak dan
mempunyai corak warna biru pucat atau keabu-abuan. Karakter
utama ikan ini:
79
A. Garis vertikal hitam pertama atau kedua menyerupai huruf “Y”,
namun terkadang terlihat samar.
B. Bintik gelap pada tutup insang.
C. Pada sisi tubuh terdapat 8 sampai 9 garis vertikal hitam.
D. Pada bagian perut terdapat pola bintik berwarna kekuningan.
A
B
C
D
80
45. Amphilophus citrinellus (Gunther, 1864)
(Foto oleh Bednarczuk, 2004 [atas]; animal-world.com, 2015 [bawah]
Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Midas cichlid
Nama Lokal : -
Sinonim : Cichlasoma citrinella
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 24,4 cm
81
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya besar, tebal dan lebar, dengan pola warna bervariasi
diantaranya oranye, kuning, merah muda, putih, dan atau campuran
diantara warna tersebut. Karakter utama ikan ini:
A. Pada dahi terdapat tonjolan yang cukup besar.
B. Mulut dilengkapi bibir tebal dan rahang yang kuat.
C. Ujung sirip punggung dan sirip anal meruncing.
(Foto oleh animal-world.com, 2015 [kanan]; Jensen, 2002 [kiri])
Sebagai catatan variasi warna dan besarnya punuk (tonjolan) untuk
spesies ini tidak sebesar apabila ikan berada di habitat aslinya.
Kemungkinan dikarenakan proses seleksi dan kawin silang oleh
petani ikan.
82
46. Andinoacara rivulatus (Gunther, 1860)
(Foto bagian bawah Jensen, 2000. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Green terror
Nama Lokal : -
Sinonim : Chromis rivulata
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 20 cm
Ciri Pengenal Jenis
Bertubuh besar, dan cenderung lebar, dengan pola warna hijau
zaitun dan keputihan. Karakter utama ikan ini:
A. Pada dahi terlihat tonjolan atau jenong.
B. Terdapat corak garis yang berwarna kehijauan di bagian pipi dan
tutup insang.
83
C. Pada sisi tubuh bagian tengah terdapat bercak gelap.
D. Bagian tepi sirip punggung dan ekor berwarna kuning oranye.
84
47. Cribroheros alfari (Meek, 1907)
(Foto bagian atas Stawikowski, 2015. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Pastel cichlid
Nama Lokal : -
Sinonim : Cichlasoma alfari
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 15 cm
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh cenderung sedang, memipih tegak dengan warna
abu-abu kecoklatan atau kehijauan. Karakter utama ikan ini:
A. Di bawah mata terdapat pola berwarna biru, namun seringkali
samar.
85
B. Dahi sedikit cembung namun tidak membentuk suatu tonjolan.
C. Pada sisi tubuh terdapat 5 sampai 6 garis vertikal gelap.
D. Pada pertengahan garis tegak di sisi tubuh terdapat bercak gelap.
E. Ujung sirip punggung dan sirip anal meruncing.
A B C D
E
86
48. Cichla melaniae Kulander & Ferreira, 2006
\
(Foto oleh monsterfishkeepers.com, 2008 [atas]
Foto ikan hidup; Vidal, 2007 [bawah].Foto ikan awetan)
Nama Umum : -
Nama Lokal : -
Sinonim : -
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 36 cm; berat 710 gr
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh besar dan panjang membulat dengan warna
kuning kecokelatan atau kehijauan. Karakter utama ikan ini:
A. Mulutnya besar dan lebar.
B. Adanya tonjolan di kepala, seringkali tidak terlihat jelas.
87
C. Sisi tubuhnya terdapat 3 garis (jelas) vertikal dan tersebar pula
bintik-bintik berwarna terang.
D. Pada pangkal sirip ekor terdapat bintik hitam dengan lingkaran
terang.
A B C D
88
49. Cichla ocellaris Bloch and Schneider, 1801
(Foto oleh Jensen, 2002. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Peacock cichlid
Nama Lokal : ocellaris
Sinonim : Acharnes speciosus
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai), payau
Ukuran : Panjang maksimal 74 cm; berat 6,8 kg
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya besar dan relatif panjang membulat dengan warna
hijau zaitun. Karakter utama ikan ini:
A. Mulutnya besar dan lebar dengan rahang kuat.
B. Terdapat tonjolan kecil di bagian atas kepala.
C. Pada bagian pipi tidak terdapat tanda hitam atau rangkaian bintik
hitam.
89
D. Pada sisi tubuh terdapat 3 buah garis hitam, untuk 2 garis jelas
melintang, dan 1 garis melintang hanya sampai pertengahan
tubuh. Terdapat bintik gelap diantara garis-garis tersebut.
E. Bulatan hitam besar dengan lingkaran keperakan di pangkal sirip
ekor.
A
B
D E
C
90
50. Cichla piquiti Kulander & Ferreira, 2006
(Foto oleh Huron, 2006 [atas]. Foto ikan hidup; Graca, 2011 [bawah]. Foto ikan awetan)
Nama Umum : Tucunare Azul peacock bass
Nama Lokal : -
Sinonim : -
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 43 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya besar dengan warna abu-abu kecokelatan sampai
kekuningan. Karakter utama ikan ini:
A. Ukuran mulut besar dan lebar.
B. Umumnya terdapat 5 buah garis vertikal gelap.
C. Sirip-siripnya berwarna kebiru-biruan (akan memijah).
91
D. Pada pangkal sirip ekor terdapat bintik hitam dikelilingi lingkaran
kebiruan.
51. Cichlasoma trimaculatum (Gunther, 1867)
(Foto bagian atas oleh Stawikowski, 2015. Kedua foto ikan hidup)
92
Nama Umum : Three spot cichlid
Nama Lokal : Louhan trimaculatus
Sinonim : Heros trimaculatus
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 36,5 cm; umum 25 cm
Ciri Pengenal Jenis
Ukuran tubuh memipih besar, dengan umumnya berwarna
keabu-abuan. Karakter utama ikan ini:
A. Pada kepala terdapat tonjolan atau biasa disebut jenong.
B. Di atas kepala, pertengahan tubuh dan pangkal sirip ekor terdapat
bercak hitam jelas.
C. Bagian dada, tutup insang sampai ke perut berwarna kemerahan.
D. Ujung sirip punggung, anal meruncing, dan terdapat jarak
renggang dengan sirip ekor.
D
A B
C
93
52. Mayaheros urophthalmus (Gunther, 1862)
(Foto oleh Stawikowski, 2015 [atas]; Jensen, 2015 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Mexican mojarra
Nama Lokal : -
Sinonim : Heros urophthalmus
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai), payau
Ukuran : Panjang maksimal 39,4 cm; berat 1,1 kg
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuhnya sedang dan relatif panjang memipih, dengan
variasi warna abu-abu sampai kehijauan. Karakter utama ikan ini:
A. Tonjolan pada kepala sangat kecil atau tidak ada.
B. Pada sisi tubuh terdapat 7- 8 garis warna melintang.
C. Bercak hitam di pangkal sirip ekor.
94
53. Hemichromis elongatus (Guichenot, 1861)
(Foto bagian atas oleh Lai, 2007. Kedua foto ikan hidup)
A B C
95
Nama Umum : Banded jewel cichlid
Nama Lokal : Golsom
Sinonim : Chromichthys elongatus
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 18,7 cm
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh cenderung bulat memanjang, dengan umumnya
berwarna kuning zaitun sampai kehijauan. Karakter utama ikan ini:
A. Mulut besar dan sedikit menonjol.
B. Pada kepala terdapat garis hitam vertikal yang melewati mata
sampai bibir bagian atas.
C. Pada sisi tubuh umumnya terdapat 5 bulatan hitam, namun
setelah dewasa seringkali memudar.
D. Bagian tepi tutup insang berwarna merah magenta.
A B C D
96
54. Melanochromis auratus (Boulenger, 1987)
(Foto oleh: secondnatureaquariums.com.au, 2012. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Golden mbuna
Nama Lokal : -
Sinonim : Chromis auratus
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 11 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh ikan ini sedang relatif memanjang dengan warna biru
kehitaman, dan adapula yang berwarna kuning cerah. Karakter
utama ikan ini:
A. Moncongnya pendek dan agak bulat, dengan mulut relatif sempit.
B. Sirip punggungnya memanjang, kebiruan, atau transparan dengan
bintik hitam yang membentuk pola garis.
C. Pada sisi tubuh terdapat garis lateral dengan warna kebiruan, atau
hitam dan putih, terkadang dengan kuning terang.
97
D. Sirip ekor berwarna kehitaman dengan tepi kebiruan, atau sirip
ekor bagian atas dihiasi dengan bintik hitam, dengan bagian
bawah berwarna kuning.
98
55. Parachromis managuensis (Gunther, 1867)
(Foto oleh Jensen, 2002 [atas]. Foto ikan hidup; Tang, 2004 [bawah]. Foto ikan awetan)
Nama Umum : Jaguar guapote
Nama Lokal : Marinier
Sinonim : Heros managuensis
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 55 cm; berat 1,6 kg
Ciri Pengenal Jenis
Ikan ini merupakan salah satu cichlid bertubuh besar, dengan
warna abu-abu kehitaman. Karakter utama ikan ini:
A. Mulutnya besar, rahang bawah kuat dan dilengkapi gigi taring.
B. Garis hitam miring di bawah mata ke arah sudut bawah tutup
insang.
99
C. Mulai dari belakang mata sampai pangkal sirip ekor terdapat
bercak hitam.
D. Di sisi tubuh terdapat deretan bintik hitam (terlihat samar).
100
56. Sarotherodon occidentalis (Daget, 1962)
(Foto oleh Alamikan.com, 2014 [atas]; Musschoot, 2004 [bawah])
Nama Umum : Platina tilapia
Nama Lokal : -
Sinonim : Tilapia occidentalis
Habitat : Perairan tawar (sungai), payau
Ukuran : Panjang maksimal 28,3 cm
Ciri Pengenal Jenis
A. Profil atas moncong sangat melengkung.
B. Pada sisi tubuh terdapat 5-6 garis vertikal gelap (kadang samar).
C. Pada pipi terdapat dua baris sisik.
D. Pipi berwarna keunguan.
101
57. Coptodon tholloni (Sauvage, 1884)
(Foto oleh Bornstein, 2006. Kedua foto ikan hidup)
A
C
B
D
102
Nama Umum : Carpe
Nama Lokal : -
Sinonim : Chromis tholloni
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 22 cm
Ciri Pengenal Jenis
Tubuhnya relatif memipih tegak, dengan warna kuning
kehijauan. Karakter utama ikan ini:
A. Bentuk mulut terminal.
B. Pada sirip punggung bagian belakang terdapat bercak hitam.
C. Tutup insang pada terdapat bintik hitam samar, atau terdapat
bintik hitam.
D. Pada umumnya sisi tubuh terdapat bintik hitam samar, atau
terdapat bintik hitam.
E. Bagian bawah tubuhnya umumnya berwarna kemerah-merahan.
F. Sirip ekor ditutupi sisik dan bintik terang.
103
58. Coptodon zillii (Gervais, 1848)
(Foto oleh Jensen, 2015 [atas]. ; Azeroual, 2002 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Redbelly tilapia
Nama Lokal : -
Sinonim : Acerina zilli
Habitat : Perairan tawar (sungai)
Ukuran : Panjang maksimal 40 cm; umum 30 cm; berat
300 gr
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh memipih relatif memanjang dengan warna
kecoklatan, hijau sampai biru kekuningan. Karakter utama ikan ini:
A. Umumnya bibir berwarna hijau terang
B. Terdapat bintik hitam di tutup insang.
C. Bagian dada lebih terlihat berwarna merah muda.
D. Pada sisi tubuh terdapat garis vertikal 5 sampai 6 buah.
104
E. Bintik hitam pada sirip punggung bagian belakang (lingkaran
kuning)
F. Sirip punggung, sirip anal dan sirip ekor dihiasi oleh bintik-bintik
kuning kecoklatan
Ciri Pengenal Jenis ikan nila (Oreochromis niloticus)
A. Umumnya bibir berwarna abu-abu kecoklatan.
B. Sisi tubuh banyak terdapat garis-garis melintang gelap.
C. Tenggorokan, ujung sirip punggung dan seluruh siripnya
berwarna merah muda saat akan memijah. Sirip ekor terdapat
garis tegak.
(Foto Oreochromis niloticus oleh http://ffish.asia, 2012 [bawah]. Foto ikan awetan)
105
59. Pelmatolapia mariae (Boulenger, 1899)
(Foto oleh Forslund, 2017 [atas]; Svensson, 2000 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
Nama Umum : Spotted tilapia
Nama Lokal : -
Sinonim : Tilapia mariae
Habitat : Perairan tawar (sungai, danau), payau
Ukuran : Panjang maksimal 32,2 cm; umum 17,5 cm;
berat 1,4 kg
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh berbentuk memipih agak tinggi dengan warna zaitun gelap
atau kekuningan. Karakter utama ikan ini :
A. Bentuk moncong bulat pendek.
B. Profil bagian atas kepala membulat.
C. Pada sisi tubuh terdapat 7 sampai 9 pita vertikal besar.
106
D. Di belakang tutup insang umumnya berwarna merah muda.
E. Terdapat 4 sampai 6 bintik bulat di sisi tubuh, 1 bintik pada tutup
insang.
60. Channa argus (Cantor, 1842)
(Foto oleh Gratwicke, 2017 [atas]; Endruweit, 2010 [bawah]. Kedua foto ikan hidup)
107
Nama Umum : Snakehead
Nama Lokal : Gabus
Sinonim : Ophicephalus argus
Habitat : Perairan tawar (danau, rawa, sungai), payau
Ukuran : Panjang maksimal 100 cm; berat 8 kg
Ciri Pengenal Jenis
Tubuh bulat memanjang seperti bentuk torpedo dengan
umumnya berwarna abu-abu kebiruan (bagian atas), dan keputihan
(bagian bawah), namun adapula yang kecoklat-coklatan. Karakter
utama ikan ini:
A. Kepala panjang, gepeng seperti ditekan.
B. Bagian belakang mata sampai tutup insang terdapat dua buah
garis gelap, terkadang garis tersebut menyatu membentuk suatu
pola.
C. Sisi tubuh dihiasi oleh bercak-bercak gelap, seringkali dengan
bulatan-bulatan yang tidak beraturan.
D. Pada bagian atas kepala dihiasi bercak-bercak gelap.
E. Tampak dari bawah, barisan sisik-sisik kecil.
(Foto bagian bawah oleh archive.usgs.gov. 2016)
108
61. Channa marulius (Hamilton, 1822)
(Foto oleh Mukherjee, 2017 [atas]. Foto ikan hidup;
Mahalder B. 2012 [bawah]. Foto ikan awetan)
Nama Umum : Great snakehead, bulls eye snakehead
Nama Lokal : Gabus
Sinonim : Ophicephalus marulius
Habitat : Perairan tawar (danau, sungai, rawa), payau
Ukuran : Panjang maksimal 183 cm; umumnya 46 cm;
berat 30 kg
Ciri Pengenal Jenis
Bentuk tubuh memanjang bulat, dengan warna abu-abu
kehitaman atau kecokelatan. Karakter utama ikan ini:
A. Bentuk mirip seperti mata banteng maka sering disebut bull eye
snakehead.
B. Mulut lebar dengan gigi tajam.
109
C. Sirip dada panjangnya setengah dari panjang kepala.
D. Pada sisi tubuh terdapat enam sampai tujuh buah bintik hitam.
E. Terdapat bulatan hitam yang dikeliling lingkaran berwarna oranye,
di atas pangkal sirip ekor.
B C D E
A
110
V. PENUTUP
Keberadaan jenis ikan asing yang bersifat invasif sangat
membahayakan bagi kelestarian kekayaan hayati ikan asli. Kekayaan
jenis ikan yang dimiliki bangsa Indonesia sangat tinggi yang
merupakan asset penting dalam menopang kebutuhan masyarakat
dan juga sebagai salah satu modal bagi berjalannya pembangunan
nasional. Oleh karena itu perlu dijaga dan dilestarikan dari berbagai
ancaman.
Untuk mencegah masuk dan beredarnya jenis-jenis ikan asing
yang bersifat invasif perlu dikenali dengan baik yaitu melalui
identifikasi terhadap karakteristik morfologinya. Penyusunan
Pedoman Identifkasi ini diharapkan dapat membantu bagi para
petugas karantina ikan di lapangan dan para pemangku kepentingan
lainnya di bidang perikanan.
111
DAFTAR PUSTAKA
Aguilera C., Mendoza R., Rodriguez G., and Marquez G. 2002.
Morphological description of alligator gar and tropical gar
larvae, with emphasis on growth indicators. Transactions of the American Fisheries Society.131. 899-909.
Angulo, A., Garita-Alvarado, C.A., Bussing, W.A and Lopez, M.I.
2013. Annoted checklist of the freshwater fishes of continental
and insular Costa Rica: additions and nomenclatural revisions. Check List 9: 987–1019.
Allen G.R. 1991. Field Guide The freshwater fishes of New Guinea.
Madang PNG: Christensen Research Institute. 268 pp.
Anjasfianto, Z. 2013. Arapaima gigas pernah ditawar Rp 250 juta.
(http://batam.tribunnews.com/2013/08/27/arapaima-gigas-pernah-ditawar-rp-250-juta. Diakses tanggal 12 April 2016).
Anonim. 2016a. Kehadiran ikan asing di Danau Sentani, berkat atau bencana. (http://jayapurakab.go.id/ver3w/2016/05/13/kehadiran-ikan-asing-di-danau-sentani-berkat-atau-bencana/, Diakses 10 Mei 2016).
Anonim. 2016b. Ikan gabus asli Danau Sentani terancam punah.
(https://ikanmania.wordpress.com/2010/12/23/ikan-gabus-asli-danau-sentani-terancam-punah/, Diakses 10 Mei 2016).
Astyawan, P. R. 2015. Ikan Raksasa di Kali Ciliwung Biasa Hidup di Sungai Amazon. http://news.okezone.com/read/2015/11/30/
525/1258199/ ikan-raksasa-di-kali-ciliwung-biasa-hidup-di-sungai-amazon. Diakses tanggal 17 April 2016.
Belei, F., Sampaio, W.M.S., Millani, T.J., Trazzi, A and Dergam, J.
A. 2012. First record of Pygocentrus piraya (Cuvier 1819)
(Characiformes: Serrasalmidae), a new predatory species introduction in the middle and lower Doce River Basin. Check
List 8: 787–789. Copp, G.H., S. Stakenas, dan P.I. Davison. 2006. “The Incidence of
Non-Native Fishes in Water Courses: Example of the United Kingdom”. Aquatic Invasions 1 (2): 72–75.
David, S. 2000. "Anguilla rostrata". Animal Diversity Web.
http://animaldiversity.org/accounts/Anguilla_rostrata/.
Dudgeon D. 2000. The ecology of tropical asian rivers and streams in
relation to biodiversity conservation. Annu. Rev. Ecol. Syst. 31:
239-63
112
Elvira, B. 2001. Identification of non-native freshwater fishes established in Europe and assessment of their potential threats to the biological diversity. Convention On The Conservation Of European Wildlife And Natural HabitatS. Strasbourg, 11
December 2000. Department of Animal Biology I, Faculty of Biology, University Complutense of Madrid, E-28040 Madrid (Spain) And funded by the Ministry of the Walloon Region.
Duffy, R., Snow, M and Bird, C. 2013. The convict cichlid
Amatitlania nigrofasciata (Cichlidae): first record of this non-native species in Western Australian waterbodies. Records Of The Western Australian Museum. 28: 007–012.
Dunz, A.R. and Schliewen, U.K. 2013. Molecular phylogeny and
revised classification of the haplotilapiine cichlid fishes formerly referred to as "Tilapia". Mol. Phylogenet. Evol. 68(1):64-80
Elvira, B. 2001. Identification of non-native freshwater fishes established in Europe and assessment of their potential threats to the biological diversity. Convention On The Conservation Of European Wildlife And Natural HabitatS. Strasbourg, 11
December 2000. Department of Animal Biology I, Faculty of Biology, University Complutense of Madrid, E-28040 Madrid (Spain) And funded by the Ministry of the Walloon Region.
Helfman, G.S., Collette, B.B. & Facey, D.E. 2004. The diversity of
fishes. Blackwell Science Inc. Publishing, Australia. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo,
1993. Freshwater fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited. Jakarta.p 229.
Kullander, S.O., 2003. Cichlidae (Cichlids). p. 605-654. In R.E. Reis,
S.O. Kullander and C.J. Ferraris, Jr. (eds.) Checklist of the
Freshwater Fishes of South and Central America. Porto Alegre: EDIPUCRS, Brasil.
Magallanes, F. 2015. Serrasalmidae Genus Pristobrycon.
https://www.opefe.com/genusPristobrycon.html.
Nurdawati, S., Oktaviani, D., Makmur, S., Wargasamita, S., Rachmatika, I. & Haryono. 2007. Tata nama spesies ikan air tawar Indonesia ditinjau dari perkembangan taksonomi. Pusat
Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan-KKP, Jakarta.
Rachmatika, I dan Wahyudewantoro, G. 2006. “Jenis-Jenis Ikan
Introduksi di Perairan Tawar Jawa Barat dan Banten: Catatan
tentang Taksonomi dan Distribusinya”. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 6 (2): 93-97.
113
Reys, P., Sabino, J and Galetti, M. 2009. Frugivory by the fish Brycon hilarii (Characidae) in western Brazil. Acta Oecologica
35: 136–141.
Saanin, B. 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Cetakan kedua. Penerbit Binacipta
Southeast Ecological Science Center. 2016. Channa argus. https://archive.usgs.gov/archive/sites/fl.biology.usgs.gov/Sna
kehead_circ_1251/html/channa_argus.html Stewart, D.J. 2013. A new species of Arapaima (Osteoglossomorpha:
Osteoglossidae) from the Solimões River, Amazonas State, Brazil.: Copeia. 3:470-47.
Tobias, V. 2004. "Alosa pseudoharengus". Animal Diversity Web.
http://animaldiversity.org/accounts/Alosa_pseudoharengus/
U.S. Fish and Wildlife Service. 2014. Pterygoplichthys disjunctivus
Ecological Risk Screening Summary.
https://www.fws.gov/fisheries/ans/erss/highrisk/Pterygoplichthys-disjunctivus-WEB-8-2-2014.pdf
Wahyudewantoro, G. 2013. Laporan Investigasi Alligator Gar dan
Piranha di Bandung dan Sekitarnya. Pusat Penelitian Biologi-
LIPI. Tidak dipublikasikan. 8 hal.
Wahyuni, D.S. 2012. Dukungan Petugas Karantina Hewan dalam Menangkal Penyebaran Invasive Alien Species (IAS) di Indonesia”.Invasive Alien Species Indonesia.(http://ias.karantina.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=73:dukungan-petugas-karantina-
hewan-dalam-menangkal-penyebaran-invasive-alien-species-ias-di-indonesia&catid=86:animal, diakses 12 November 2013).
Wargasamita, S. 2005. Ancaman Invasi Ikan Asing Terhadap
Keanekaragaman Ikan Asli. Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol 5 (1):
5-10.
Wowor, D. 2011.Studi Biota Perairan dan Herpetofauna di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane: Kajian Hilangnya Keanekaragaman Hayati. Laporan Akhir Program Insentif
Peneliti dan Perekayasa Lipi Tahun 2010. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Tidak dipublikasikan. 48 hal.
114
LAMPIRAN
115
Lampiran 1. Daftar Ikan Bersifat Invasif
Jenis ikan berpotensi invasif di Indonesia
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
1 Arapaima gigas Arapaima Osteoglossiformes Arapaimidae
2 Phractocephalus hemioliopterus
Redtail catfish Siluriformes Pimelodidae
3 Pseudoplatystoma corrucans
Spotted sorubim Siluriformes Pimelodidae
4 Pseudoplatystoma
fasciatum
Bareed sorubim Siluriformes Pimelodidae
116
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
5 Poecilia reticulata Guppy Cyprinodontiformes Poeciliidae
6 Xiphophorus hellerii Green swordtail Cyprinodontiformes Poeciliidae
7 Louhan (persilangan A. citrinellus x C. trimaculatum)
Flowerhorn Perciformes Cichlidae
Jenis ikan invasif asing
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
1 Atractosteus spatula Alligator gar Lepisosteiformes Lepisosteidae
2 Lepisosteus osseus Longnose gar Lepisosteiformes Lepisosteidae
117
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
3 Lepisosteus oculatus Spotted gar Lepisosteiformes Lepisosteidae
4 Pygocentrus cariba Blackspot piranha
Characiformes Serrasalmidae
5 Pygocentrus nattereri Red piranha Perciformes Serrasalmidae
6 Pygocentrus denticulata Big Toothed
Piranha
Characiformes Characidae
118
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
7 Serrasalmus gibbus Gibbus piranha Characiformes Characidae
8 Serrasalmus rhombeus Red Eye Piranha
9 Serrasalmus sanchezi Ruby Red
Piranha
Characiformes Serrasalmidae
119
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
10 Serrasalmus serrulatus Little Saw
Piranha
Characiformes Characidae
11 Serrasalmus spilopleura Speckled Piranha Characiformes Characidae
12 Pterygoplichthys pardalis Amazon sailfin
catfish
Siluriformes Loricariidae
13 Gambussia affinis Mosquitofish Cyprinodontiformes Poeciliidae
120
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
14 Andinoacara pulcher Blue acara Perciformes Cichlidae
15 Amphilophus alfari Pastel cichlid Perciformes Cichlidae
16 Amphilophus labiatus Red devil Perciformes Cichlidae
121
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
17 Astronotus ocellatus Oscar Perciformes Cichlidae
18 Hemichromis elongatus Banded jewel
cichlid
Perciformes Cichlidae
19 Parachromis managuensis Jaguar guapote Perciformes Cichlidae
20 Acanthogobius flavimanus Yellowfin goby
Perciformes Gobiidae
122
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
21 Alosa pseudoharengus Alewife Clupeiformes Clupeidae
22 Ameiurus nebulosus Brown bullhead Siluriformes Ictaluridae
23 Channa argus Snakehead
Perciformes Channidae
24 Channa marulius Great snakehead Perciformes Channidae
25 Cichla ocellaris Peacock cichlid Perciformes Cichlidae
123
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
26 Cichlasoma uropthalus Mexican mojarra Perciformes Cichlidae
27 Cyprinella lutrensis Red shiner Cypriniformes Cyprinidae
28 Esox lucius Northern pike Esociformes Esocidae
29 Gymnocephalus cernuus Ruffe
Perciformes Percidae
30 Lates niloticus Nile perch Perciformes Centropomidae
124
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
31 Leuciscus Idus Ide Cypriniformes Cyprinidae
32 Misgurnus anguillicaudatus Pond loach Cypriniformes Cobitidae
33 Morone americana White perch Perciformes Moronidae
34 Neogobius melanostomus Round goby Perciformes Gobiidae
125
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
35 Perca fluviatilis European perch Perciformes Percidae
36 Phalloceros caudimaculatus Dusky millions fish
Cyprinodontiformes Poeciliidae
37 Pterygoplichthys anisitsi Snow pleco Siluriformes Loricariidae
38 Pterygoplichthys disjunctivus Vermiculated sailfin catfish
Siluriformes Loricariidae
126
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
39 Pterygoplichthys multiradiatus
Orinoco sailfin
catfish
Siluriformes Loricariidae
40 Pylodictis olivaris Flathead catfish Siluriformes Ictaluridae
41 Rutilus rutilus Roach Cypriniformes Cyprinidae
42 Scardinius erythrophtalmus Rudd Cypriniformes Cyprinidae
43 Tilapia mariae Spotted tilapia Perciformes Cichlidae
127
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
44 Tilapia zillii Redbelly tilapia Perciformes Cichlidae
45 Tinca Tinca Tench Cypriniformes Cyprinidae
46 Batillaria attramentaria Japanese false cerith
Sorbeoconcha Potamididae
47 Cipangopaludina chinensis Chinese mystery
snail
Muricoidea Viviparida
128
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
48 Corbicula fluminea Asian clam Veneroida Corbiculidae
49 Dreissena bugensis Quagga mussel Veneroida Dreissenidae
50 Dreissena polymorpha Zebra mussels Veneroida Dreissenidae
51 Geukensia demissa Ribbed mussel Mytiloida Mytilidae
129
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
52 Ilyanassa obsoleta Eastern mudsnail Neogastropoda Nassariidae
53 Limnoperna fortunei Golden mussel Mytiloida Mytilidae
54 Mytilopsis leucophaeata Dark false mussel Veneroida Dreissenidae
55 Pomacea insularum Island apple snail Architaenioglossa Ampullariidae
130
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
56 Pomacea canaliculata Channeled
applesnail
Architaenioglossa Ampullariidae
57 Potamocorbula amurensis Brackish-water
corbula
Myoida Corbulidae
58 Potamopyrgus antipodarum New Zealand
mudsnail
Littorinimorpha Hydrobiidae
131
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
59 Rangia cuneata Atlantic rangia Veneroida Mactridae
60 Carcinus maenas European green crab
Decapoda Portunidae
61 Charybdis japonica Lady crab Decapoda Portunidae
132
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
62 Orconectes rusticus Rusty crayfish Decapoda Varunidae
63 Orconectes virilis Virile crayfish Decapoda Varunidae
64 Cherax quadricarinatus Australian red
claw crayfish
Decapoda Parastacidae
133
Jenis ikan invasif lokal
No Nama Ilmiah Nama Umum Ordo Famili Gambar
1 Channa striata Common
snakehead
Perciformes Channidae
2 Channa micropeltes Indonesian snakeheads
Perciformes Channidae
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN,
ttd.
RINA