1, erni rustiani2, mira miranti3 abstrakperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi...

13
FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK BIJI ALPUKAT DAN DAUN SALAM DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI ASAM DAN BASA Vevi Helpida 1 , Erni Rustiani 2 , Mira Miranti 3 1.2.3 Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula granul efervesen ekstrak biji alpukat dan daun salam yang memiliki kombinasi asam dan basa terbaik sehingga dapat memberikan sensasi yang menyegarkan. Tanin dan flavonoid yang terkandung berkhasiat sebagai antioksidan alami yang dapat untuk mengontrol dan menurunkan kadar glukosa darah serta menstimulasi seksresi insulin sehingga menghambat absobsi glukosa. Formula yang digunakan dengan komposisi asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat adalah F1 (0,57g:1,68g:3,75g), F2 (1,71g:1,68g:2,62g) dan F3 (2,28g:1,68g:2,1g). Pengujian stabilita dilakukan untuk formula 3, menunjukkan penyimpanan suhu stabilita sejuk lebih dapat menjaga kualitas sediaan obat dibanding suhu kamar dan suhu dipercepat. Kadar tanin suhu stabilita dipercepat, suhu kamar, dan suhu sejuk berturut turut 1,3376 mg/g , 1,3460 mg/g , 1,3592 mg/g. Kadar flavonoid pada suhu stabilita sejuk 0,1531 %, suhu kamar 0,1523 % dan dipercepat 0,1519 %. Kata kunci : Biji alpukat, daun salam, granul efervesen, tanin, flavonoid. ABSTRACT This research aims to develop effervescent granule formula avocado seed extract and bay leaf that has the best combination of acids and bases that can provide a refreshing sensation. Tannins and flavonoids contained efficacious as a natural antioxidant that can control and lower blood glucose levels and stimulates insulin seksresi thereby inhibiting glucose absobsi. The formula used by the composition of citric acid, tartaric acid and sodium bicarbonate are the F1 (0,57g: 1,68g: 3.75 G), F2 (1,71g: 1,68g: 2,62g) and F3 (2,28g: 1,68g: 2,1g). Stabilita testing performed to formula 3, showing more cool stabilita temperature storage can maintain the quality of drug dosage than room temperature and accelerated temperature. Tannin levels stabilita accelerated temperature, room temperature, and cool temperatures succession - were 1.3376 mg / g, 1.3460 mg / g, 1.3592 mg / g. Flavonoid levels at temperatures cool stabilita 0.1531%, 0.1523% room temperature and accelerated 0.1519%. Keywords: avocado seeds, bay leaves, effervescent granules, tannins, flavonoids. PENDAHULUAN Biji alpukat (Persea Americana Mill) yang hanya dianggap sebagai ampas, limbah atau bagian yang kurang berguna karena biji dari tanaman alpukat ini memiliki rasa yang pahit. Biji alpukat memiliki kandungan tanin sebagai antioksidan alami. Antioksidan alami dapat mengontrol kadar glukosa darah melalui mekanisme perbaikan fungsi pankreas dalam memproduksi insulin (Widowati, 2008), dan Kandungan tanin biji alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen (Imroatossalihah, 2002), yaitu dapat mempresipitasikan protein selaput

Upload: ngodan

Post on 05-Mar-2018

239 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK BIJI ALPUKAT DAN DAUN

SALAM DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI ASAM DAN BASA

Vevi Helpida1, Erni Rustiani

2, Mira Miranti

3

1.2.3 Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan Bogor

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula granul efervesen ekstrak

biji alpukat dan daun salam yang memiliki kombinasi asam dan basa terbaik sehingga

dapat memberikan sensasi yang menyegarkan. Tanin dan flavonoid yang terkandung

berkhasiat sebagai antioksidan alami yang dapat untuk mengontrol dan menurunkan

kadar glukosa darah serta menstimulasi seksresi insulin sehingga menghambat absobsi

glukosa. Formula yang digunakan dengan komposisi asam sitrat, asam tartrat dan

natrium bikarbonat adalah F1 (0,57g:1,68g:3,75g), F2 (1,71g:1,68g:2,62g) dan F3

(2,28g:1,68g:2,1g). Pengujian stabilita dilakukan untuk formula 3, menunjukkan

penyimpanan suhu stabilita sejuk lebih dapat menjaga kualitas sediaan obat dibanding

suhu kamar dan suhu dipercepat. Kadar tanin suhu stabilita dipercepat, suhu kamar, dan

suhu sejuk berturut – turut 1,3376 mg/g , 1,3460 mg/g , 1,3592 mg/g. Kadar flavonoid

pada suhu stabilita sejuk 0,1531 %, suhu kamar 0,1523 % dan dipercepat 0,1519 %.

Kata kunci : Biji alpukat, daun salam, granul efervesen, tanin, flavonoid.

ABSTRACT

This research aims to develop effervescent granule formula avocado seed extract

and bay leaf that has the best combination of acids and bases that can provide a

refreshing sensation. Tannins and flavonoids contained efficacious as a natural

antioxidant that can control and lower blood glucose levels and stimulates insulin

seksresi thereby inhibiting glucose absobsi. The formula used by the composition of

citric acid, tartaric acid and sodium bicarbonate are the F1 (0,57g: 1,68g: 3.75 G), F2

(1,71g: 1,68g: 2,62g) and F3 (2,28g: 1,68g: 2,1g). Stabilita testing performed to formula

3, showing more cool stabilita temperature storage can maintain the quality of drug

dosage than room temperature and accelerated temperature. Tannin levels stabilita

accelerated temperature, room temperature, and cool temperatures succession - were

1.3376 mg / g, 1.3460 mg / g, 1.3592 mg / g. Flavonoid levels at temperatures cool

stabilita 0.1531%, 0.1523% room temperature and accelerated 0.1519%.

Keywords: avocado seeds, bay leaves, effervescent granules, tannins, flavonoids.

PENDAHULUAN

Biji alpukat (Persea Americana

Mill) yang hanya dianggap sebagai

ampas, limbah atau bagian yang kurang

berguna karena biji dari tanaman

alpukat ini memiliki rasa yang pahit.

Biji alpukat memiliki kandungan tanin

sebagai antioksidan alami. Antioksidan

alami dapat mengontrol kadar glukosa

darah melalui mekanisme perbaikan

fungsi pankreas dalam memproduksi

insulin (Widowati, 2008), dan

Kandungan tanin biji alpukat

mempunyai kemampuan sebagai

astringen (Imroatossalihah, 2002), yaitu

dapat mempresipitasikan protein selaput

Page 2: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

2

lendir usus dan membentuk suatu

lapisan yang melindungi usus, sehingga

menghambat penyerapan glukosa

sehingga laju peningkatan glukosa

darah tidak terlalu tinggi (Suryawinoto,

2005).

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya, diketahui bahwa ekstrak

biji alpukat dengan dosis 30 g/L yang

diambil dari 150 ml dan diberikan

kepada kelinci menunjukkan efek yang

paling baik dalam menurunkan kadar

glukosa pada kelinci (Koffi et al, 2009).

Pemberian infusa biji alpukat (Persea

americana Mill) 0,315 g/kg BB dapat

menurunkan kadar glukosa darah tikus

wistar yang diberi beban glukosa 6,75

g/kg BB (Anggraeni, 2006). Pemberian

air seduhan serbuk biji alpukat

menurunkan kadar glukosa darah tikus

wistar yang diberi beban glukosa

(Monica, 2006). Pemberian ekstrak biji

alpukat (Persea americana Mill)

dengan dosis optimal 1200 mg/kg BB

yaitu menurunkan sampai kadar rata -

rata 134,8±27,2 mg/dL (Ebrilianti et al,

2013)

Selain biji alpukat, yang memiliki

potensi untuk dikembangkan menjadi

obat antidiabetes yaitu, daun salam

(Syzygium polyanthum (wight) Walp)

yang biasanya hanya digunakan sebagai

bumbu masak dapat berguna sebagai

untuk menurunkan gula darah, dengan

dosis 1,36 mg/kg BB ekstrak air daun

salam dilaporkan mempunyai efek

penurunan kadar gula darah pada tikus

yang diinduksi dengan glukosa sebesar

5,582% (Musyrifah dkk., 2012).

Ekstrak etanol daun salam dengan dosis

312,5mg/kg BB dapat menurunkan

kadar glukosa darah pada tikus galur

wistar yang di induksi aloksan

(Lutfiana, 2013). Ekstrak daun salam

dengan dosis 2,62 mg/20 g BB dapat

menurunkan kadar glukosa darah pada

mencit yang diinduksi aloksan

(Studiawan dan Santosa., 2005).

Kandungan kimia yang terdapat dalam

daun salam adalah minyak atsiri

(0,05%) yang mengandung sitral dan

eugenol, tanin, dan flavonoid.

Flavonoid inilah yang diduga sebagai

agen antidiabetes, dengan cara

menstimulasi sekresi insulin dan

menghambat absorbansi glukosa

sehingga laju glukosa darah tidak terlalu

tinggi (Jack, 2012).

Kandungan kadar senyawa tanin

dan flavonoid dari tumbuhan ini

memiliki kemampuan antioksidatifnya

yang cukup tinggi sebagai pengobatan

diabetes, sehingga menjadi suatu

pertimbangan peneliti untuk

menggabungkan dua jenis bahan alam

tersebut. Granul efervesen dipilih

sebagai alternatif mengingat sediaan

obat ini memiliki beberapa keuntungan,

dapat menutupi rasa pahit pada biji

alpukat dan rasa sepat pada daun salam

karena dapat memberikan sensasi yang

menyegarkan dan efek mengigit dilidah

sehingga memiliki rasa yang lebih

nikmat.

Menurut Ansel (1989), formulasi

standar resmi garam efervesen adalah

asam sitrat 19%, asam tartrat 28%, dan

natrium bikarbonat 53%. Formulasi

sediaan granul efervesen ekstrak etil

asetat buah sirsak menghasilkan granul

yang kurang stabil secara fisika dan

kimia selama penyimpanan 8 minggu

dengan formula komposisi natrium

bikarbonat 1,5 gram (Wathi, 2014).

Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat

dapat mempercepat waktu pelepasan

CO2 dibandingkan kombinasi asam

sitrat dan asam malat serta asam malat

dan asam tartrat (Setiawan, 2013).

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan evaluasi

mengenai formulasi granul efervesen

dengan perbedaan konsentrasi asam dan

basa sehingga didapat perbandingan

yang tepat dan baik.

Page 3: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

3

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Maret - Mei 2016 bertempat di

Laboratorium Farmasi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Pakuan.

Pengumpulan Bahan

Bahan – bahan yang digunakan

dalam penelitian adalah biji alpukat

yang diperoleh dari penjual jus di

daerah Depok, daun salam segar yang

diperoleh dari salah satu pasar yang

berada di Bogor, sukralosa, natrium

bikarbonat, asam sitrat, asam tartrat, dan

laktosa.

Pembuatan Serbuk Simplisia

Biji alpukat dan daun salam

dibersihkan dari pengotor yang

menempel kemudian dicuci bersih, biji

alpukat di potong membujur dan

dikeringkan dengan oven sampai kering

pada suhu 60ºC, setelah kering digiling

dan diayak dengan ayakan mesh 30.

Pembuatan Ekstrak Biji Alpukat dan

Daun Salam

Sebanyak 30 gram serbuk simplisia

biji alpukat dimasukkan kedalam bejana

yang berisi 1 L air kemudian

dipanaskan diatas kompor sampai

mendidih selama kurang lebih 45 menit

atau sampai volume air 0,25 L, lalu

disaring untuk kemudian filtratnya

dipisahkan (perlakuan pertama), residu

yang didapat kemudian ditambahkan

lagi air sebanyak 1 L dan diperlakukan

sama seperti perlakuan pertama sampai

4 kali perlakuan, maka didapatlah

volume filtrat sebanyal 1 L dengan

dosis 30 g/L (Koffi, et al., 2009). Filtrat

kemudian dibuat ekstrak kering dengan

Vaccum dry sehingga didapat ekstrak

kering.

Sebanyak 50 gram serbuk simplisia

daun salam dimasukkan ke dalam panci

dengan air 200 ml, dipanaskan di atas

tangas air selama 15 menit terhitung

mulai suhu mencapai 900C sambil

sesekali diaduk atau sampai akuades

tersisa setengah bagian. Diserkai selagi

panas melalui kain batis dimasukkan

kedalam labu (perlakuan pertama),

residu daun salam ditambah lagi dengan

200 ml akuades dilakukan sama seperti

perlakuan awal, maka di dapatlah

volume filtrat (Musyrifah dkk., 2012).

Filtrat cair yang diperoleh dipekatkan

dengan vaccum dry sehingga didapatkan

ekstrak kering.

Uji Fitokimia

1. Uji Flavonoid

Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambah

100 ml air panas kemudian dididihkan

selama 5 menit, disaring sehingga

diperoleh filtrat yang digunakan

sebagai larutan percobaan. 5 ml larutan

percobaan ditambahkan serbuk Mg dan

1 mL HCl pekat. Selanjutnya

ditambahkan amil alkohol dikocok

dengan kuat dan dibiarkan memisah.

Terbentuknya warna merah, kuning

atau jingga dalam larutan amil

alkohol menunjukkan adanya senyawa

golongan flavonoid (DepKes, 1995).

2. Uji Alkaloid Sebanyak ± 0,5 g ekstrak biji

alpukat dan daun salam masing-masing

ditambah dengan 1 mL HCl 2 N, dan 9

ml air suling, kemudian dipanaskan

selama 2 menit, dinginkan dan disaring

(Filtrat).

Filtrat sebanyak 1 mL ditambahkan

dengan 2 tetes pereaksi Bouchardat,

reaksi positif ditandai dengan

terbentuknya endapan berwarna coklat

sampai hitam.

Filtrat sebanyak 1 mL ditambah

dengan 2 tetes pereaksi Dragendorff,

reaksi positif ditandai dengan

terbentuknya warna merah atau jingga.

Page 4: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

4

Filtrat sebanyak 1 mL ditambahkan

dengan 2 tetes larutan pereaksi Mayer,

reaksi positif ditandai dengan

terbentuknya endapan menggumpal

berwarna putih atau kuning (DepKes,

1995).

3. Uji Saponin Sebanyak 0,5 gram ekstrak kering

masing – masing simplisia dimasukkan

ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10

mL air panas, didinginkan dan

kemudian dikocok kuat-kuat selama 10

detik. Reaksi positif jika terbentuk buih

yang mantap selama tidak kurang dari

10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm.

Pada penambahan 1 tetes asam klorida

2 N buih tidak hilang (DepKes RI,

1995).

4.Uji Tanin

Dilarutkan sebanyak 0,2 gram

masing - masing ekstrak kering

simplisia dalam 5 ml air suling panas

dan diaduk, setelah dingin disentrifugasi

dan bagian cairan didekantisir dan

diberi larutan natrium klorida 10%

kemudian saring. Filtrat sebanyak

masing-masing 1 mL dikerjakan

sebagai berikut :

a. Ditambahkan 3 ml larutan gelatin

10% dan diperhatikan adanya

endapan.

b. Ditambahkan 3 ml larutan FeCl 3%

dan diperhatikan terjadi perubahan

warna menjadi hijau coklat atau biru

hitam.

c. Ditambahkan 3 ml larutan NaCl -

gelatin (larutan gelatin 1% dalam

larutan NaCl 10% dan di perhatikan

adanya endapan. (Fransworth,

1996).

Penetapan Kadar Tanin Total

Penentuan Panjang Gelombang

Maksimal Asam Galat

Dipipet sebanyak 2 mL larutan

standar asam galat 25 ppm dan

ditambahkan 6 mL besi (III) amonium

disulfat, diaduk selama 20 menit,

ditambahkan 6 mL kalium besi (III)

sianida dan diaduk selama 20 menit.

Akua demineralisata ditambahkan

sampai 50 mL kemudiaan

dihomogenkan. Serapan di ukur pada

panjang gelombang 600-800 nm

(Mustikasari, 2012).

Penentuan Waktu Inkubasi Optimum

Asam Galat

Dipipet sebanyak 2 mL larutan

standar asam galat 25 ppm dan

ditambahkan 6 mL besi (III) amonium

disulfat dan 6 mL kalium besi (III)

sianida. Ditambahkan aqua

demineralisata sampai tanda batas 50

mL, kemudian dihomogenkan dan

diinkubasi pada suhu kamar. Serapan

diukur pada panjang gelombang

maksimum pada 5, 10, 15, 20, 25 dan

30 menit, sehingga didapat waktu

serapan optimum yang stabil.

Penentuan Kurva Kalibrasi Asam

Galat

Dari larutan standar asam galat 25

ppm diencerkan dan dibuat menjadi

beberapa deret konsentrasi. Dipipet

masing-masing 2, 4, 6, 8, 10 mL ke

dalam labu ukur 50 mL. Masing-masing

ditambahkan dengan 6 mL besi (III)

amonium disulfat dan 6 mL kalium besi

(III) sianida, kemudian ditambahkan

aqua demineralisata sampai 50 mL.

Lalu disimpan pada suhu kamar selama

waktu optimum dan diukur serapannya

pada panjang gelombang maksimal

yang didapatkan (Mustikasari, 2012).

Preparasi Sampel Tanin Total

Sebanyak 3,25 gram serbuk ekstrak

kering biji alpukat ditambahkan akua

demineralisata dan ditepatkan hingga

100 mL kemudian dikocok. Dipipet

sebanyak 5 mL, ditambahkan akua

demineralisata hingga 10 mL.

Page 5: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

5

Kemudian diambil 0,1 mL dari labu

ukur 10 mL dan di dalam labu ukur 500

mL ditambahkan 6 mL besi (III)

amonium disulfat dan diaduk selama 20

menit. Kemudian ditambahkan 6 ml

kalium besi (III) sianida dan diaduk

selama 20 menit serta ditambahkan

akua demineralisata hingga 500 mL.

Larutan diukur serapannya pada

panjang gelombang maksimal yang

didapatkan (Mustikasari, 2012).

Pembuatan Larutan Blangko Sampel

Sebanyak 1 mL larutan sampel

dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100

mL, ditambahkan dengan 5 mL larutan

gelatin, 10 mL natrium klorida dan 2

gram kaolin, dikocok 10 menit,

kemudian ditepatkan hingga 50 mL dan

dibiarkan mengendap. Campuran

disaring segera, sebanyak 10 mL filtrat

dimasukkan ke dalam erlenmeyer,

ditambahkan 6 mL akua demineralisata,

3 mL gelatin, 6 mL larutan natrium

klorida dan 2 gram kaolin, kemudian

dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL,

lalu erlenmeyer dibilas dengan akua

demineralisata. Labu ukur ditepatkan

sampai 50 mL dengan akua

demineralisata lalu dikocok selama 10

menit, dibiarkan mengendap dan

disaring segera. Sebanyak 10 mL filtrat

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,

ditambahkan 6 mL besi (III) amonium

disulfat, diaduk selama 20 menit,

ditambahkan 6 mL kalium besi (III)

sianida dan diaduk selama 20 menit

serta ditambahkan akua demineralisata

hingga 50 mL. Serapan diukur pada

panjang gelombang maksimal yang

didapatkan (Mustikasari, 2012).

Pembuatan Larutan Blangko Gelatin

Sebanyak 1 mL akua demineralisata

dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100

mL, ditambahkan dengan 5 mL larutan

gelatin, 10 mL natrium klorida dan 2

gram kaolin, dikocok 10 menit,

kemudian ditepatkan hingga 50 mL dan

dibiarkan mengendap. Campuran

disaring segera, sebanyak 10 mL filtrat

dimasukkan ke dalam erlenmeyer,

ditambahkan 6 mL akua demineralisata,

3 mL gelatin, 6 mL larutan natriun

klorida dan 2 g kaolin, kemudian

dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL,

lalu erlenmeyer dibilas dengan akua

demineralisata. Labu ukur ditepatkan

sampai 50 mL dengan akua

demineralisata lalu dikocok selama 10

menit, dibiarkan mengendap dan

disaring segera. Sebanyak 10 mL filtrat

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,

ditambahkan 6 mL besi (III) amonium

disulfat, diaduk selama 20 menit,

ditambahkan 6 mL kalium besi (III)

sianida dan diaduk selama 20 menit

serta ditambahkan akua demineralisata

hingga 50 mL. Serapan diukur pada

panjang gelombang maksimal yang

didapatkan (Mustikasari, 2012).

Serapan Tanin Total dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan :

AT = AS – (Abs – Abg)

Keterangan : AT: Serapan tanin total

Abs: Serapan senyawa polifenol

selain tanin

AS : Serapan polifenol total

Abg: Serapan blanko tanin

Penetapan Kadar Flavonoid Total

Penentuan Panjang Gelombang

Maksimal Kuersetin

Sebanyak 10 mL larutan standar

kuersetin dalam metanol konsentrasi 10

ppm dimasukkan dalam labu ukur 50

mL, ditambahkan kira-kira 30 mL

akuades lalu ditambah 1 mL almunium

klorida 10%, 1 mL natrium asetat 1 M

dan air suling sampai batas. Dikocok

homogen lalu dibiarkan selama 30

menit, diukur absorbannya pada

panjang gelombang 380-780 nm dengan

menggunakan spektrofotometer.

Page 6: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

6

Penentuan Waktu Inkubasi Optimum

Kuersetin

Sebanyak 10 ml larutan standar

kuersetin konsentasi 10 ppm

dimasukkan dalam labu ukur 50 mL,

ditambahkan kira-kira 30 mL akuades

lalu ditambah 1 mL almunium klorida

10%, 1 mL natrium asetat 1 M dan air

suling sampai batas. Kemudian

dihomogenkan dan diinkubasi pada

suhu kamar. Serapan diukur pada

panjang gelombang maksimum pada 5,

10, 15, 20, 25 dan 30 menit, sehingga

didapat waktu optimum yang stabil.

Pembuatan Kurva Standar Kuersetin

Deret standar kuersetin 2, 4, 6, 8,

dan 10 ppm dibuat dari larutan 100

ppm, Sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan

standar 100 ppm dipipet ke dalam labu

ukur 50 mL. Selanjutnya ditambahkan

akuades kira-kira 30 mL, 1 mL

almunium klorida 10%, 1 mL natrium

asetat 1 M dan diencerkan dengan air

suling sampai batas. Dikocok homogen

lalu dibiarkan selama waktu optimum,

diukur absorbannya pada panjang

gelombang maksimal.

Pengukuran absorban diatas dibuat

kurva antara konsentrasi larutan standar

kuersetin dengan nilai absorban yang

diperoleh dan akan dihasilkan

persamaan regresi linier . Persamaan regresi ini untuk menghitung

kadar ekstrak (ppm) dengan

memasukkan absorban ekstrak sebagai

nilai y ke dalam persamaan.

Penentuan Kadar Sampel Flavonoid

Total

Sebanyak 50 mg ekstrak daun

salam ditimbang lalu dilarutkan dengan

metanol sampai 50 mL. Dipipet

sebanyak 10 mL dari larutan ekstrak ke

dalam labu ukur 50 mL lalu

ditambahkan akuades kira-kira 20 mL,

1 mL almunium klorida 10%, 1 mL

natrium asetat 1 M dan air suling

sampai batas. Dikocok homogen lalu

dibiarkan selama waktu optimum, lalu

serapan diukur pada panjang gelombang

maksimal. Absorban yang dihasilkan

dimasukkan kedalam persamaan regresi

dari kurva standar kuersetin.

Pembuatan Sediaan Granul

Efervesen Ekstrak Kering Biji

Alpukat dan Daun Salam

Formulasi Granul Efervesen

Bahan F 1 F 2 F 3

Gr gr Gr

Ekstrak kering

biji alpukat

3,25 3,25 3,25

Ekstrak kering

daun salam

0,01 0,01 0,01

Sukralosa 0,05 0,05 0,05

Laktosa 0,69 0,69 0,69

Natrium

bikarbonat

3,75 2,62 2,1

Asam sitrat 0,57 1,71 2,28

Asam tartrat 1,68 1,68 1,68

Pembuatan Granul Efervesen

Pembuatan granul efervesen

dilakukan dengan metode granulasi

basah. Metode ini menggunakan

granulasi terpisah antara komponen

asam dan komponen basa. Ekstrak biji

alpukat dan daun salam dihomogenkan,

masing - masing bahan yang berbentuk

kristal seperti asam sitrat dan asam

tartrat diserbukkan terlebih dahulu

dengan cara digerus. Selanjutnya diayak

dengan ayakan no.30, kemudian

ditambahkan dengan sebagian ekstrak

kering biji alpukat dan daun salam yang

sebelumnya tadi sudah dihomogenkan

dan digerus sampai homogen, keringkan

dioven lalu diayak ( bagian asam ).

Setelah itu natrium karbonat, sukralosa

dan pengisi laktosa dicampur dan

ditambahkan sebagian sisa ekstrak yang

sudah dihomogenkan dan sesekali

disemprot dengan alkohol 70%,

keringkan dalam oven pada suhu 50 o

C,

setelah kering diayak kembali dengan

Page 7: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

7

menggunakan ayakan mesh.12 ( bagian

basa ). Campuran 1 ditambahkan ke

dalam campuran 2, lalu diaduk hingga

campuran homogen kemudian diayak

dengan pengayak mesh 20 untuk

membuat granul, setelah menjadi granul

dilakukan evaluasi granul efervesen.

Evaluasi Granul Efervesen

Uji Alir Granul

Granul efervesen ditimbang

sebanyak 25 gram, kemudian

dilewatkan kedalam alat granule flow

tester sampai seluruh masa granul habis

melewati corong, dicatat waktunya.

Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali

(duplo).

Uji Kadar Air

Pemeriksaan kadar air granul

dilakukan dengan menggunakan

Moisture Balance. Setiap formula

dimasukkan sebanyak 1 gram granul

efervesen ke dalam alat yang telah

disiapkan, pada suhu 1050C selama 10

menit atau sampai konstan. Persen

kadar granul efervesen akan otomatis

tertera pada alat, kemudian catat kadar

yang tertera pada Moisture Balance.

Kriteria penerimaan kadar air untuk

granul berada pada kisaran 2-5 %

(Lachman et al, 1994).

Uji Kemampuan Terdispersi dan

Tinggi Buih yang Terbentuk

Sediaan granul efervesen diuji

kemampuan terdispersi sebanyak 1

sachet didalam gelas yang berisi air 200

ml, granul dalam air diaduk selama 10

detik lalu diamati kemampuan

terdispersinya, sambil diamati dilihat

juga granul (tinggi A), tinggi air dari

granul efervesen setelah buihnya

menghilang (tinggi B) maka akan

diketahui CO2 yang terbentuk untuk

mengamati tinggi buih yang dihasilkan

(Siregar dan Wikarsa, 2010).

Uji Stabilita

Sediaan granul efervesen dimasukan

ke dalam sachet dan disimpan pada

suhu sejuk (5-15ºC), suhu ruang (25-

30ºC), suhu dipercepat (40-45ºC).

Setiap suhu pengujian memerlukan 23

sachet. Seluruh sachet didiamkan

selama 2 bulan dan setiap 2 minggu

sekali dilakukan pengamatan.

Minggu

ke- 0 2 4 6 8

Suhu

kamar ** * ** * **

(25˚-

30˚C)

Suhu

Sejuk ** * ** * **

(5°-15°)

Suhu

dipercepat ** * ** * **

(40˚-

45˚C)

Keterangan

* uji organoleptik, uji kadar air, dan uji

kemampuan terdispersi dan ketinggian

buih yang terbentuk

** uji organoleptik, uji kadar air, uji

kemampuan terdispersi dan ketinggian

buih yang terbentuk, kadar tanin dan

kadar flavonoid total

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Serbuk Simplisia Biji

Alpukat dan Daun Salam

a b

Gambar (a) dan (b) adalah serbuk

simplisia biji alpukat dan daun salam

Serbuk simplisia biji alpukat yang

diperoleh memiliki warna coklat muda,

aroma yang khas dan rasa yang pahit.

Serbuk simplisia daun salam memiliki

warna hijau, aroma khas, serta memiliki

Page 8: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

8

rasa yang agak kelat dan getir. Serbuk

biji alpukat dan daun salam memiliki

rendemen masing masing 35% dan

14,33%. Kadar air simplisia biji alpukat

dan daun salam masing- masing 3,86%

dan 4,28%. Kadar abu simplisia daun

biji alpukat dan daun salam masing-

masing 1,49% dan 2,62%.

Ekstrak Kering Biji Alpukat dan

Daun Salam

a b

Gambar (a) dan (b) adalah

ekstrak kering biji alpukat dan daun

salam

Rendemen ekstrak kering biji

alpukat dan daun salam yang diperoleh

dari metode dekok dan infusa sebanyak

16,94% dan 11,184%. Rendemen

ekstrak menunjukkan banyaknya jumlah

senyawa aktif yang terekstraksi oleh

pelarut yang digunakan. Metode yang

dilakukan pada ekstraksi ini karena

metabolit sekunder yang akan diambil

adalah tanin dan flavonoid yang bersifat

polar.

Kadar air ekstrak kering biji alpukat

dan daun salam berturut- turut 1,83%

dan 2,28%. Kadar abu eksrak kering biji

alpukat dan daun salam berturut- turut

sebesar 1,3% dan 2,46%.

Hasil Uji Fitokimia

Ekstrak kering daun salam dan biji

alpukat menunjukkan hasil positif pada

uji fitokimia untuk senyawa golongan

alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.

Analisis Kadar Tanin Total Ekstrak

Kering Biji Alpukat dan Daun Salam

Serapan maksimum yang dihasilkan

dari larutan asam galat menunjukkan

absorbansi tertinggi 0,577 dengan

panjang gelombang 735nm, waktu

serapan yang stabil ditunjukkan diwaktu

ke-50 menit. Dengan persamaan garis

y= 0,06975x – 0,2237 dengan koefisien

korelasi 0,9997.

Hasil kadar yang didapat dari

ekstrak kering biji alpukat, daun salam

dan campuran ekstrak kering biji

alpukat dan daun salam berturut – turut

1,3148 mg/g; 0 mg/g ; 1,3658 mg/g

simplisia kering.

Analisis Kadar Flavonoid Total

Ekstrak Kering Biji Alpukat dan

Daun Salam

Panjang gelombang dari standar

kuarsetin yang dihasilkan memberikan

serapan maksimum pada panjang

gelombang 430nm dengan absorbansi

0,159, dengan waktu inkubasi optimum

pada menit ke-20, dengan persamaan

garis y = 0,0782 x – 0,0056 dengan

koefisian korelasi 0,9999.

Kadar flavonoid total ekstrak

kering biji alpukat, daun salam, dan

campuran ekstrak kering biji alpukat

dan daun salam berturut- turut 0,0974%

; 1,5048% ; dan 0,1543%.

Hasil Mutu Sediaan Granul

Efervesen

Hasil Pengujian Organoleptik

Evaluasi Organoleptik

Warna Aroma Rasa

F 1 Coklat Khas Pahit

F 2 Coklat Khas Agak manis

sedikit segar

F 3 Coklat Khas Manis asam

segar

Granul efervesen sebayak 1 sachet

dilarutkan kedalam air matang 200mL,

kemudian dilakukan pengujian evaluasi

organoleptik warna, aroma dan rasa

pada ketiga formula. Sediaan efervesen

yang dihasilkan memiliki warna yang

seragam yaitu berwarna kuning

Page 9: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

9

kecoklatan, aroma khas dari biji

alpukat dan daun salam namum

memiliki rasa yang berbeda, hal ini

dikarenakan perbandingan dari asam

dan basa dari tiap formula yang berbeda

sehingga rasa yang dihasilkan juga

berbeda, formula 3 lebih dapat diterima

karena dapat menimbulkan rasa yang

lebih menyegarkan.

a b

Sediaan Granul Efervesen (a) dan

Granul Efervesen yang sudah

dilarutkan (b)

Hasil Pengujian Laju Alir, Buih

Terbentuk, dan Waktu Terdispersi

Granul Efervesen

Daya

Alir

Buih

Terbentuk

(%)

Waktu

Terdispers

i

F

1

6,098

96,15 1 menit 9

detik Mudah

mengali

r

F

2

5,741

82,85 1 menit 6

detik Mudah

mengali

r

F

3

5,974

73,07 1 menit 4

detik Mudah

mengali

r

Uji daya alir tiap formula memenuhi

syarat dengan daya alir mudah

mengalir. Hal ini sesuai dengan Aulton

(1988) yang menyatakan nilai harga

daya alir 4 -10. kemampuan terdispersi

dan buih terbentuk di lakukan untuk

masing – masing formula, sebanyak 1

sachet dilarutkan dengan air matang 200

mL, pengukuran kemampuan terdispersi

dan tinggi buih dimulai ketika granul

dimasukkan kedalam wadah, sampai

buih yang timbul tidak terbentuk buih

lagi. Tinggi buih dan waktu terdispersi

terbaik terdapat pada formula ketiga

dengan waktu terdispersi terendah dan

buih yang tidak terlalu tinggi.

Hasil Uji Stabilita Granul Efervesen

Pengujian stabilita dilakukan untuk

formula 3, karena hasil orientasi

formula yang dilakukan menunjukkan

formula 3 menghasilkan granul

efervesen yang baik bila dibandingkan

formula lainnya, dilihat dari pengujian

evaluasi organoleptik, laju alir, buih

terbentuk serta waktu terdispersi.

Kadar Air Stabilita Granul Efervesen

Penyimpanan suhu dipercepat 40ºC

terjadi penurunan kadar air karena pada

suhu ini penyimpanan cenderung kering

sehingga tidak menambah dari kadar

air, lain hal nya dengan suhu sejuk yang

cenderung stabil walau adanya

peningkatan kadar air karena kandungan

lembab akan mempengaruhi sifat alir

granul efervesen yang dihasilkan (Wake

dkk, 1980). sedangkan pada

penyimpanan suhu ruang menghasilkan

peningkatan kadar air pada setiap

minggu nya hal ini kemungkinan terjadi

akibat kelembaban dari suhu ruang yang

tidak stabil serta pengaruh dari beberapa

bahan yang terkandung didalam granul

efervesen seperti asam sitrat, menurut

0

1

2

3

4

5

6

0 2 4 6 8

Kad

ar a

ir (

%)

Waktu Penyimpana ( Minggu Ke - )

Kadar Air Granul Efervesen

Suhu Dipercepat

Suhu Kamar

Suhu Sejuk

Page 10: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

10

pendapat (Lachman et al, 1989) asam

sitrat merupakan salah satu asam yang

sangat higroskopis sehingga serbuk

granul efervesen dengan suhu yang

tidak stabil dapat menyebabkan asam

sitrat rentan menyerap air dan

cenderung meningkatnya kadar air.

Menurut Lachman et al (1989) kriteria

penerimaan kadar air granul berada

pada kisaran 2 – 5 %, sehingga pada

penerimaan kadar air granul efervesen

pada uji stabilita selama 8 minggu

memenuhi syarat.

Daya Alir Stabilita Granul Efervesen

Pengujian daya alir pada suhu

dipercepat dan suhu sejuk memenuhi

syarat dengan daya alir mudah

mengalir dan tidak lebih dari 10

gram/detik (Guyot,cit.,Fudholi, 1983).

Tetapi pada suhu kamar terjadi

penurunan daya alir menjadi kohesif,

kemungkinan terjadi perbedaan

kelembaban yang menyebabkan gaya

tarik serta gaya gesek antar partikel

yang tinggi sehingga partikel granul

melekat satu sama lain

Uji Tinggi Buih Stabilita Granul

Efervesen

Uji buih yang dihasilkan oleh suhu

kamar menghasilkan buih yang paling

rendah, hal ini berkaitan dengan kadar

air dan daya alir. Apabila kelembaban

tinggi menghasilkan daya alir yang

rendah dan akan menghasilkan tinggi

buih yang rendah pula, begitupun

sebaliknya. Karbondioksida yang

keluar akan mempengaruhi dari

kesegaran dari mnuman berkhasiat yang

dibuat. Hasil uji buih mengatakan

bahwa penambahan konsentrasi asam

dan basa akan mempengaruhi dari

jumlah buih atau karbondioksida yang

dihasilkan. Natrium bikarbonat apabila

direaksikan dengan air akan

menimbulkan buih, semakin tinggi

konsentrasi natrium bikarbonat yang

dihasilkan maka akan semakin tinggi

pula buih.

Uji Kemampuan Terdispersi Stabilita

Granul Efervesen

Waktu larut kemampuan terdispersi

yang dihasilkan dari ketiga suhu

berkisar antara 1 menit 10 detik sampai

94 detik. Hasil ini memenuhi syarat

dengan waktu yang diperlukan oleh

granul terdispersi kurang dari 2 menit,

waktu larut granul efervesen merupakan

salah satu karakteristik yang sangat

penting karena menghasilkan waktu

larut yang cepat, yaitu kurang dari 120

detik (Mohrle, 1980). Granul efervesen

ekstrak biji alpukat dan daun salam

selama penyimpanan 8 minggu

memenuhi syarat waktu larut granul

efervesen.

Hasil Stabilita Kadar Tanin Total

Granul Efervesen

Kadar tanin total pada granul

efervesen minggu ke-0 di dapat kadar

1,3613 mg/g ekstrak simplisia kering.

Hasil kadar yang di dapat minggu ke-8

pada suhu dipercepat 1,3376 mg/g, suhu

kamar 1,3460 mg/g, dan suhu sejuk

1,3592 mg/g. kadar granul efervesen

relafif stabil selama 8 minggu

penyimpanan suhu sejuk, suhu kamar

dan suhu dipercepat.

0

2

4

6

8

0 2 4 6 8

day

a A

lir

Perlakuan Minggu Ke-

Daya Alir Granul Efervesen

Suhu

DipercepatSuhu Kamar

Suhu Sejuk

0

20

40

60

80

0 2 4 6 8

Bu

ih T

erb

entu

k (

%)

Waktu Penyimpanan Minggu Ke-

Uji Buih Granul Efervesen

Suhu

DipercepatSuhu Kamar

Suhu Sejuk

Page 11: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

11

Kadar stabilita tanin total

Hasil Stabilita Kadar Flavonoid Total

Granul Efervesen

Hasil kadar flavonoid total pada granul

efervesen minggu ke-0 didapat kadar

0,1540%. Hasil kadar granul yang

didapat minggu ke-8 pada suhu

dipercepat 0,1519%, suhu kamar

0,1523 %, dan suhu sejuk 0,1531 %.

Pembacaan absorban pada masing –

masing cenderung stabil namun sedikit

terjadi penurunan pada setiap minggu

nya hal ini terjadi karena flavonoid

tidak mudah rusak pada suhu ˂ 70ºC

(Pramono, 2006), kemungkinan kadar

yang turun dikarenakan pemakaian alat

pada peneliti yang bersifat manual

Kadar stabilita flavonoid total

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Granul efervesen ekstrak biji alpukat

dan daun salam memiliki kombinasi

asam dan basa dengan mutu yang baik

dengan kombinasi natrium bikarbonat 2

gram, asam sitrat 2,3 gram dan asam

tartrat 1,7 gram.

2. Formula granul efervesen yang

disimpan selama 8 minggu stabil pada

penyimpanan suhu stabilita sejuk (5°C-

15°C), suhu kamar (25°C-30°C) dan

suhu dipercepat (40°C -45°C).

Saran

1. Perlu dilakukan penambahan

peningkat kelarutan untuk membantu

ekstrak zat tidak terlarut agar terlarut

sempurna di sediaan granul efervesen.

2. Perlu dilakukan uji invivo untuk

menentukan efektifitasnya sebagai

antidiabetes pada hewan coba.

3. Metode penentuan kadar tanin

diubah menjadi metode dengan reagen

Folin.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, A. D. 2006. Pengaruh

Pemberian Infusa Biji Alpukat

(Persea Americana Mil) Terhadap

Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar

Yang Diberi Beban Glukosa. Karya

Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro. Semarang.

Aprizayansyah, A. 2015. Aktivitas

Penurunan Kadar Glukosa Ekstrak

Daun Sukun (Artocarpus artilis

(Park.) Fosberg) Secara In Vitro dan

Korelasinya Terhadap Kandungan

Flavonoid. Skripsi. Universita

Pakuan : Bogor.

Ansel HC. 1989. Introduction to

Pharmaceutical Dosage Forms.

Georgia:

Lea and Febiger.

Aulton, M. E.1988. Pharmaceutics: The

Science of Dosage Form

Design.Churchill Livingstone Inc :

New York, Halaman : 600-615,

647-667

Ebrilianti,yunita Em Sutrisna, Tanti

Azizah.2013. Uji Aktivitas

Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji

Alpukat (Persea Americana Mill.)

1

1.15

1.3

1.45

mingguke-0

mingguke-4

mingguke-8

Stabilita Kadar Tanin Total

Granul Efervesen

suhu

dipercepat

suhu

kamar

suhu sejuk

0.05

0.1

0.15

0.2

mingguke-0

mingguke-4

mingguke-8

Kad

ar

Stabilita Kadar Flavonoid

Total Granul Efervesen

suhu

dipercepat

suhu kamar

suhu sejuk

Page 12: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

12

Terhadap Tikus Galur Wistar Yang

Diinduksi Aloksan.Skripsi.Surakarta

: Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Fransworth, N.R. 1996. Biological and

Phytochemical Screening of Plants.

Journal of Pharmaceutical Science,

1996 55 (3).

Fudholi, A, dan Guyot. 1983. Metode

Formulasi dalam Kompresi Direk.

Majalah Medika no.7.

Imroatossalihah. 2002. Daging Buah,

Daun dan Biji Alpukat sebagai

Bahan Obat Ditinjau dari Segi

kedokteran. Skripsi. Program

Sarjana Fakultas Kedokteran :

Universitas Yarsi Jakarta

Jack. 2012. Synthesis of Antidiabetic

Flavonoids and Their Derivative.

Medical Research page 180.

Koffi, N. Ernest, A.K. Dodiomon, S.

2009. Effect Of Aqueous Extract Of

Persea americana Seeds On The

Glycemia Of Diabetic Rabbits.

European Journal of Scientific

Research. ISSN : 1450-216X

Vol.26 No. 3 (2009).

Lachman L., Lieberman H.A., Kanig

J.L. 1994. Teori dan Praktek

Farmasi Industri. Penterjemah:

Suyatni S. Edisi II. Jakarta: UI

Press.

Lutfiana, Dewi Ita, EM sutristna, Tanti

Azizah.2013.Aktivitas Antidiabetes

Ekstrak Etanol Daun Salam

(Eugenia polyantha) Terhadap Tikus

Galur Wistar yang Diinduksi

Aloksan. Skripsi.Surakarta :

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Monica, F. 2006. Pengaruh Pemberian

Air Seduhan Serbuk Biji Alpukat

(Persea Americana Mill) Terhadap

Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar

Yang Diberi Beban Glukosa. Karya

Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran

Universitas Diponogoro. Semarang.

Musyrifah S, Bekti, dan Fauzia. 2012.

Pastiles Daun Salam (Eugenia

polyantha W). Yogyakarta

:Universitas Gajah Mada

Setiawan, RD. 2013. Kajian

Karakteristik Fisik dan Sensori

Serta Aktivitas Antioksidan Dari

Granul Effervescent Buah Beet

(Beta Vulgaris) Dengan Perbedaan

Metode Granulasi dan Kombinasi

Sumber Asam. Skripsi. Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas

Pertanian. Universitas Sebelas

Maret : Surakarta

Siregar, C., dan W, Soleh. 2010.

Teknologi farmasi sediaan tablet

dasar-dasar praktis. Buku

kedokteran EGC:Jakarta

Studiawan, dan Santosa. 2005. Uji

Aktifitas Penurunan Kadar Glukosa

Darah Ekstrak Daun Eugenia

polyantha pada Mencit yang

Diinduksi Aloksan. Jurnal Media

Kedokteran Vol 21 No.2.

Universitas Airlangga : Surabaya.

Wadke, H.A., and Jacobson, H. 1980.

Preformulation Testing.

Pharmaceutical Dosage Forms:

Tablets, Vol I. Marcel Dekker Inc.,

New York. 45

Wathi, N.L. 2014. Formulasi Sediaan

Granul Efervesen Ekstrak Etil

Asetat Buah

Sirsak.Skripsi.Universitas Pakuan

:Bogor.

Page 13: 1, Erni Rustiani2, Mira Miranti3 ABSTRAKperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal vevi 066112005.pdf · Pemberian infusa biji alpukat ... asetat buah sirsak menghasilkan granul

13