1. ageometrik jln hpji pembekalan

Upload: mriduan

Post on 10-Mar-2016

239 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

GEOMETRIK

TRANSCRIPT

  • Perencanaan Geometrik Jalan prinsip prinsip dasarRisdiyanto, S.T., M.T.Email : [email protected] : http://risdiyanto.lecture.janabadra.ac.id

  • Rawan kecelakaan

  • PendahuluanBagaimana membangun jalan ?

    Langkah-langkah :Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukanKriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas, kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dllPenyiapan peta topografiPerencanaan geometrik, meliputi jarak pandang, alinemen horisontal, alinemen vertikalGeoteknik dan material jalanPerencanaan perkerasanDrainase jalanBangunan pelengkap jalanPerkiraan biaya

  • Prinsip dasar membangun jalanTercapainya kondisi aman, nyaman, dan ekonomis sesuai kelas dan fungsi jalanSemakin tinggi mobilitas (kecepatan) yang bisa dilayani oleh jalan, maka aksesibilitas terhadap jalan tersebut makin dibatasiJalan di perkotaan atau luar kota diusahakan mampu melayani lalu lintas berkecepatan sedang sampai tinggiJalan di pemukiman diusahakan melayani lalu lintas supaya berkecepatan rendah dengan tetap bisa nyaman dilalui

  • PENDUDUKPertumbuhanEkonomi6,5 %/thPertumbuhanPenduduk1,5 %/thPertumbuhan jumlah pendudukKebutuhan dengan Pola, Intensitas, jenisRagam yang sesuai dengan IncomenyaMerupakan tugas dan tanggung jawab dari seluruh sektor/sub sektor untuk menjabarkan/merumuskan untuk dapat menjawab/memenuhi tuntutan tersebutPerwujudan dalam bentuk Pemb. Jangka Panjang/MenengahNasional/Sektor/Sub Sektor sampai programKebutuhan akan transport dari masing-masing sektor, Sub Sektor, Program misalnya untuk bahan mentah,tenaga kerja, pendidikan, pariwisata, pemasaran dllKebutuhanTransport LAUTKebutuhanTransport DaratKebutuhanTransport UdaraModa K.AModa Jln RayaModa Ferry/Dsb.Kebutuhan Prasarana JalanKondisi/Kapasitas/NetworkPenyelenggaraan JalanRTRWNRTRWPRTRWK/KRTRWNRTRWPRTRWK/KSISTRANASAnalisisAntar SektorAnalisisAntar MatraAnalisisAntar ModaDiagram Kaitan antaraSektor, Transport, Jalan

  • ALUR PIKIR DASAR MANAJEMEN PENYELENGGARAAN JALAN Identifikasi jaringan Kebutuhan jaringan Penentuan jaringan Klasifikasi jaringan (fungsi dan status) Kondisi jaringan Aliran barang & jasa di jaringan Program penanganan jaringan Pendanaan program penanganan jaringan Penanganan jaringan Pengoperasian jaringan Pemeliharaan jaringan Out-Put Jaringan Out-Come Jaringan Impact Jaringan Kinerja JaringanTujuan NasionalRTRWNRTRWPRTRWK/KOT.Sector/Sub.SectorProgram PengembanganAkuntabilitasPenyelenggaraanJalan

  • Rangkuman Tema Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia Peran Transportasi menjadi sangat penting"Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional""Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''Koridor SumateraKoridor KalimantanKoridor Sulawesi''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional''"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"Koridor JawaKoridor Bali Nusa TenggaraKoridor Papua Kep. Maluku*'Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional''

  • Sistem Jaringan Jalan ( FUNGSI & STATUS )(UU-38/2004, PP Nomor 34 Tahun 2006 (Pasal 7)) Jalan NASIONAL (termasuk Jalan Tol) Jalan PROVINSI Jalan KABUPATEN Jalan KOTAArteri Kolektor Lokal LingkunganSistem Jaringan Jalan PrimerSistem Jaringan Jalan SekunderArteri Kolektor Lokal LingkunganFUNGSISTATUSInput : RTRWN, RTRWP, RTRWK/K UU+PP tentang Lalu Lintas Jalan - SISTRANAS- Kebutuhan Jaringan Jalan Rekomendasi Studi

    Fungsi Jalan untuk : Penetapan Klas Jalan Penetapan Status JalanInput : Ketetapan Fungsi Jalan Ketetapan Jalan Strategis (Nas., Prov., Kab./Kota)

    Status Jalan untuk :Wewenang PenyelenggaraanJalan (pemerintah, pemprov, pemkab, pemkot) dalamTUR-BIN-BANG-WAS JalanSutono

  • Dari Pasal 6:

    1. Jalan sesuai dengan peruntukkannya t.a.:

    - jalan umum- jalan khusus

    yang dimaksud dengan jalan khusus, antara lain, adalah jalan di dalam kawasan pelabuhan, jalan kehutanan, jalan perkebunan, jalan inspeksi pengairan, jalan di kawasan industri, dan jalan di kawasan permukiman yang belum diserahkan kepada pemerintah.

    Jalan umum dikelompokkan menurut:

    - sistem - fungsi - status - kelas.

    3. Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.

    Dari UU-38 / 2004

  • Dari Pasal 7:Sistem jaringan jalan t.a.:

    - sistem jaringan jalan primer- sistem jaringan jalan sekunder

    Sistem jaringan jalan primer:merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional.menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan bersifat menerus yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan.Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal.

    Sistem jaringan jalan sekunder:merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.

    Dari UU-38 / 2004

  • Dari Pasal 8:Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan :- jalan arteri- jalan kolektor- jalan lokal- jalan lingkungan

    Jalan arteri, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri:- perjalanan jarak jauh- kecepatan rata-rata tinggi- jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

    Jalan kolektor, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri:- perjalanan jarak sedang- kecepatan rata-rata sedang- jumlah jalan masuk dibatasi

    Jalan lokal, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri:- perjalanan jarak dekat- kecepatan rat-rata rendah- jumlah jalan masuk dibatasi

    Jalan lingkungan, jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri : perjalanan jarak dekat Dari UU-38 / 2004

  • Dari Pasal 9: ( 1 )

    Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam :

    - jalan nasional- jalan provinsi- jalan kabupaten- jalan kota - jalan desa

    Jalan nasional:- jalan arteri, dalam sistem jaringan jalan primer. jalan kolektor yang menghubungkan antaribukota provinsi dalam sistem jaringan jalan primer - jalan stategis nasional- jalan tol.

    Jalan provinsi:jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan: - ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, - antar ibukota kabupaten/kota- jalan strategis provinsi.

    Dari UU-38 / 2004

  • Jalan kabupaten: jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan provinsi yang menghubungkan : - ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, - antar ibukota kecamatan, - ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, dan - antar pusat kegiatan lokal.- jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten.- jalan strategis kabupaten.

    Jalan kota:- jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan:- antar pusat pelayanan dalam kota,- pusat pelayanan dengan persil,- antarpersil,- antarpusat permukiman yang berada dalam kota.

    Jalan desa:- jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.Dari Pasal 9: ( 2 )Dari UU-38 / 2004

  • Dari Pasal 10:

    Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan dibagi dalam beberapa kelas jalan.

    Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan (Dep. Perhubungan)

    - Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas:

    - jalan bebas hambatan freeway- jalan raya highway- jalan sedang road- jalan kecil street

    Dari UU-38 / 2004

  • 1. Wewenang Pemerintah :

    Dari Pasal 13 : Penguasaan atas jalan ada pada negaraPenguasaan oleh negara memberi wewenang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan penyelenggaraan jalan.

    Dari Pasal 14 :Wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi :- penyelenggaraan jalan secara umum- penyelenggaraan jalan nasionalyang dimaksud dengan penyelenggaraan umum adalah penyelenggaraan jalan secara makro yang mencakup penyelenggaraan seluruh status jalan, baik nasional, provinsi, kabupaten, kota, maupun desa.

    Wewenang penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi : (tur-bin-bang-was)- pengaturan- pembinaan- pembangunan, dan- pengawasan. Dari UU-38 / 2004WEWENANG :

  • Wewenang Pemerintah Provinsi (dari Pasal 15) :- penyelenggaraan jalan provinsi tur-bin-bang-was jalan provinsi: Dalam hal pemerintah provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, pemerintah provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada Pemerintah.

    3. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota (dari Pasal 16) :

    - penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa.- penyelenggaraan jalan kota.Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten/desa/kota meliputi :tur-bin-bang-was jalan kabupaten/kota/desa.

    Dalam hal pemerintah kabupaten.kota belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi.

    Sistem Jaringan Jalan masuk dalam PENGATURAN

    Dari UU-38 / 2004

  • Dari pasal 17 , Pengaturan jalan umum meliputi : - pengaturan jalan secara umum- pengaturan jalan nasional - pengaturan jalan provinsi- pengaturan jalan kabupaten dan jalan desa- pengaturan jalan kota.

    Dari pasal 18 :

    1. Pengaturan jalan secara umum meliputi : - pembentukan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya,- perumusan kebijakan perencanaan,- perumusan penyelenggaraan jalan secara makro,- penetapan norma, standar, kriteria, pedoman pengaturan jalan.

    Pengaturan jalan nasional meliputi :- penetapan fungsi jalan untuk ruas : jalan arteri, dan jalan kolektor yang menghubungkan antaribukota provinsi dalam sistem jaringan jalan primer,- penetapan status jalan nasional, dan - penyusunan perencanaan umum jaringan jalan nasional.

    Dari UU-38 / 2004

  • Dari Pasal 19 :

    Pengaturan jalan provinsi meliputi :

    perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan provinsi berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan.

    penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan provinsi dengan memperhatikan keserasian antarwilayah provinsi.

    3. penetapan fungsi jalan dalam : - sistem jaringan jalan sekunder, dan - jalan kolektor yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten, antar ibukota kabupaten, jalan lokal dan jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan primer.

    4. penetapan status jalan provinsi.

    5. penyusunan perencanaan jaringan jalan provinsi.

    Dari UU-38 / 2004

  • Dari pasal 20 , Pengaturan jalan kabupaten dan jalan desa meliputi :

    1. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa.3. penetapan status jalan kabupaten dan jalan desa.4. penyusunan perencanaan jaringan jalan kabupaten dan jalan desa.

    Dari pasal 21, Pengaturan jalan kota meliputi :1. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kota berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan.2. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kota.3. penetapan status jalan kota,4. penyusunan perencanaan jaringan jalan kota.Dari UU-38 / 2004

  • Persyaratan dalam Perencanaan Hirarkhi Jalan, Menurut PP No. 34 Tahun 2006

    Persyaratan jalan sesuai dengan peranannya sebagai berikut:Contoh : Jalan Arteri Primerkecepatan rencana minimum 60 km/jam.lebar badan jalan minimum 11 meter.kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata.lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal.jalan masuk dibatasi secara efisien.persimpangan dengan jalan lain dilakukan pengaturan tertentu sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan.tidak terputus walaupun memasuki kota.persyaratan teknis jalan masuk ditetapkan oleh Menteri.

  • Diagram FUNGSI dan STATUS Jaringan Jalan FUNGSISTATUS

    SistemJaringanJalanPRIMER

    Arteri Kolektor-1SK Menteri PUJalan NASIONAL (termasuk Jalan TOL)Kolektor-2 Kolektor-3Jalan PROVINSISK GubernurSK GubernurKolektor-4 Lokal LingkunganArteri Kolektor Lokal LingkunganSistem Jaringan Jalan SEKUNDERSK BupatiSK WalikotaJalan KOTAJalan KABUPATEN dan Jalan DESASK Menteri PU

    Catatan :Jalan Tol merupakan lintas alternatif dari jalan umum yang ada dan ruas jalan umum tersebut sekurang-kurangnya mempunyai fungsi arteri atau kolektor Sutono

  • Hubungan Antara Hirarki Kota dengan Fungsi Jalan dalam Sistem Jaringan Jalan PrimerPerkotaanPKNPKWPKLPKLingPersilPKNPKWPKLPKLingPersilArteriArteriLokalLingkunganLingkunganLokalKolektorKolektorArteriLingkunganLokalLokalKolektorLokalLokalLokalLokalLingkunganLingkunganLingkunganLingkunganLingkunganLingkunganKolektorKolektor

  • Sistem Jaringan Jalan Primer

  • Hubungan Antara Kawasan Perkotaandengan Fungsi Jalan dalam Sistem Jaringan Jalan PrimerKawasanPrimer(F2.1)PerumahanPrimer (F1)Sekunder 1 (F2.1) Perumahan-Arteri---LokalKolektorKolektorArteriLokal-Kolektor--Lokal-LokalLokalLokalLingkungan( F1 )SekunderISekunderII(F2.2)(F2.3)IIISekunderSekunder II (F2.2) Sekunder III (F2.3) ArteriKolektor-ArteriArteri

  • Sistem Jaringan Jalan Sekunder

  • Sketsa hipotesis Hirarki Jalan Perkotaan

  • Pembagian kelas jalan menurut PP Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Pasal 19) adalah sebagai berikut :Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.

  • Hubungan Antara Fungsi Jalan, Kelas Jalan dan MST

    F u n g s iK e l a sMuatan Sumbu Terberat, MST (ton)ArteriIIIIIIKhusus1088>10 KolektorIIIIII1088Lokal IIIII88LingkunganIIIII88

  • Klasifikasi jalan menurut medan jalan

    No.Jenis MedanNotasiKemiringan Medan1.

    2.

    3.Datar

    Perbukitan

    Pegunungan D

    B

    G< 3%

    3 25%

    > 25%

  • ILLUSTRATION : EFFECTIVENESS OF ROAD NETWORKPola JaringanPanjang Jaringan RelatifVolume Pergerakan Relatif (Ton / Pass. Km)Koefisien Relatif Transport Cost per Pass / Ton - Km10 n12 n14 n24 n470 m564 m408 m360 m6.673.432.172.12

  • ILLUSTRATION : EFFECTIVENESS OF ROAD NETWORK Road Network ConditionGovt. Cost+Public CostTransport Cost Public CostRoad Network Preservation+ Maintenance. Government CostGovernment CostPublic CostTotal Cost(Public + Government)Road Network Minimum Total CostRoad Network : EffectiveGovt. Cost ~ Public Cost Road Network >>Govt. Cost >>Public Cost
  • Existing Arteri Primer (N)JALAN ARTERI-PRIMER ANTAR PROPINSIKemungkinan alih fungsi dan alih status : Dalam satu koridor hanya ada satu jalan dengan fungsi arteri primer. Mengoptimalkan jalan arteri primer existing dan jalan-jalan akses. Memilih kemungkinan route dan jaringan jalan alternatif. Melaksanakan kajian pemilihan arteri primer sesuai dengan kriterianya. Usulan AlternatifAksesAkses

  • Arteri PrimerRencana By-PassKotaSistem Sekunder(Dalam Kota)JALAN ARTERI-PRIMER MELINTASI KOTA( Sebelum ada By-Pass )Existing Fungsi dan Status Jaringan Jalan

  • Arteri PrimerBy-PassKotaSistem Sekunder(Dalam Kota)JALAN ARTERI-PRIMER MELINTASI KOTA( Sesudah ada By-Pass )Arteri PrimerAlih Fungsi dan Status Jaringan Jalan

  • Arteri PrimerKotaSistem Sekunder(Dalam Kota)JALAN ARTERI-PRIMER MELINTASI KOTA( Alih Route )Arteri PrimerAlih Fungsi dan Status Jaringan JalanAlih RouteArteri Primer28

  • ALIH FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN- Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Jalan Lingkungan- Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan KotaFungsi / PerananStatus : (Wewenang Penyelenggaran) Jalan arteri-primer merupakan jalan utama antar-kota. Jalan dengan fungsi arteri-primer harus menerus meskipun melintasi kota. Alih fungsi jaringan jalan membawa konsekuensi alih status yang berarti alih wewenang penyelenggaraanya. Perlu komitmen antar instansi terkait dalam hal wewenang penyelenggaraannya yang akan dilepas atau yang akan menjadi tanggung jawabnya ( jangan sampai jaringan jalan tersebut tidak ada yang menangani ).

  • Potongan melintang jalan

  • Penampang melintang jalan pada medan berbukit

  • Bagian jalan

  • Parameter perencanaan jalanKendaraan rencanaadalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya dan dipergunakan untuk merencanakan bagian bagian dari jalan. Kendaraan memiliki ukuran tinggi, lebar, panjang, berat, radius putar, dsb. Kendaraan rencana menjadi dasar dalam mendesain lebar jalan dan tikungan jalan.

    MOBIL PENUMPANG : sedan, station wagon, pick up, ..TRUK / BUS: truk / bus kecil, sedang, besarSEMI TRAILER: jumlah as ada 4 buah

    Ukuran panjangMobil penumpang : 4,7 mTruk / bus: 12 mSemi trailer: 16,5 m

  • Kecepatan rencana

    Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan perencanaan setiap bagian dari jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang, dll. Kecepatan rencana adalah kecepatan tertinggi menerus di mana kendaraan dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Suatu jalan yang ada didaerah datar tentu saja mempunyai design Speed yang lebih tinggi dari pada yang ada di daerah pengunungan ataupun daerah bukit. Suatu jalan didaerah terbuka akan akan mempunyai design speed yang lebih tinggi dari pada daerah kota.

    FungsiKecepatan Rencana VR (km/jam)DatarBukitPegununganArteri70-12060-8040-70Kolektor60-9050-6030-50Lokal40-7030-5020-30

  • Volume lalu lintasadalah jumlah kendaraan tiap satuan waktu tertentu. Volume lalin bisa dinyatakan dengan smp/jam atau smp/hari (LHR)Kapasitas volume maksimum, yakni kemampuan jalan menampung volume lalin terbesarTingkat pelayanan jalanTingkat pelayanan jalan diukur dari volume per kapasitas, atau dari besarnya kecepatan.

    Tipe Jalan/Tipe MedanKapasitas Dasar SMP/jamCatatanDua-lajur tak terbagidatarperbukuitanpegununganEmpat-lajur tak terbagidatarperbukitanpegununganEmpat lajur terbagi :datarperbukitanpegunungan

    310030002900

    170016501600

    190018501800Total kedua arah

    Perlajur

    Perlajur

  • VOLUME LALU LINTAS satuan : kendaraan / waktu, misal kend/jam

    smp / jam (satuan mobil penumpang)

    CATATAN : untuk perencanaan /perancangan tebal perkerasan ESAL (Ekivalensi standard axle load) berat as kendaraan

    LHRT : lalu lintas harian rata-rata jumlah kendaraan selama satu tahun dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahunLHR : lalu lintas harian rata-rata jumlah kendaraan selama periode tertentu dibagi dengan jumlah hari dalam periode itu. Periode misalnya 3 bulan, 6 bulan, dst.

    Merancang jalan harus tahu dulu berapa jumlah kendaraan (volume) yang akan melewati jalan tersebut. Misalnya jalan dibuat sangat lebar tetapi volume lalinnya sangat kecil pemborosan ! ilmu pemodelan transportasi

  • Untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi lalu lintas di masa yang akan datang, diperlukan suatu prakiraan (forecasting) permintaan (demand) pergerakan. Sehingga dari hasil prakiraan pergerakan tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kebutuhan penanganan terhadap transportasi yang akan terjadi di masa yang akan datang

  • Contoh pemodelan di Provinsi Bali

  • Contoh pemodelan di Pekanbaru

  • Volume Jam PerencanaanEkivalensi Mobil Penumpang

    VLHRFAKTOR K(%)FAKTOR F(%)> 50.00030.000 50.00010.000 30.0005.000 10.0001.000 - 5.000< 1.0004-66-86-88-1010-1212-160,9-10,8-10,8-10,6-0,80,6-0,8< 0,6

    NoJenis KendaraanDatar/PerbukitanPegunungan1.2.3.Jeep, Station WagonPick-Up, Bus Kecil, Truck KecilBus dan Truck Besar1,01,2-2,41,2-5,01,01,9-3,52,2-6,0

  • No.Pengelompokan Jalan Menurut FungsiSatu-anVLHR (smp/hari)< 30003.000 10.00010.000 25.000> 25.000

    1.ARTERI1.1.IdealLebar Jalur JalanM6.007.007.002n x 3.50*)Lebar Bahu JalanM1.502.002.002.51.2.MinimumLebar Jalur JalanM4.506.007.002 x 7.00*)Lebar Bahu JalanM1.001.502.002.00

    2.KOLEKTOR2.1.IdealLebar Jalur JalanM6.007.007.002n x 3.50*)Lebar Bahu JalanM1.501.502.002.002.2.MinimumLebar Jalur JalanM4.506.00**)**)Lebar Bahu JalanM1.001.50**)**)

    3.LOKAL3.1.IdealLebar Jalur JalanM6.007.00--Lebar Bahu JalanM1.001.50--3.2.MinimumLebar Jalur JalanM4.506.00--Lebar Bahu JalanM1.001.00--

  • Hubungan volume lalu lintas dengan kecepatan

  • Jarak PandanganJarak Pandangan HentiYaitu jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan. Terdiri dari jarak reaksi dan jarak pengereman. Jarak reaksi (Perception Intelection Emotion Volition) besarnya tergantung dari kemampuan reaksi pengemudi dalam mengambil tindakan. Jarak reaksi biasanya sekitar 2,5 detik. Sementara Jarak pengereman tergantung dari besarnya kecepatan dan gesekan antar ban dengan permukaan jalanJarak Pandangan MendahuluiYaitu jarak yang dibutuhkan untuk mendahului kendaraan di depannya. Jarak Pandangan Mendahului dipengaruhi oleh besarnya kecepatan kendaraan.

  • Tabel JPH rural and urban road

    Kecepatan Rencana (km/jam)Jarak Pandang Henti (Jh)1008060504030201651107555403020

    VR, km/jam120100806050403020Jh minimum (m)2501751207555402716

  • JARAK PANDANG MENDAHULUI

    VR, km/jam120100806050403020Jd (m)800670550350250200150100

  • Pertimbangan perencanaan trase jalanTopografiKeadaan tanahKedudukan muka air banjirSosialBudayaPolitikEkonomi / finansial

    Alinemen horisontalAlinemen vertikal

  • Geometrik jalan di tikungane + f = V2/(127R)e = elevasif = koefisien gesekV = kecepatan desainR = jari-jari tikunganKasus tanpa keseimbanganSepeda motor terguling

  • Lengkung Full CircleJari-jari tanpa lengkung peralihan

    Kecepatan Rencana (km/jam)1201008060R min (m)500020001250700

  • Lengkung Spiral Circle SpiralPanjang minimum lengkung peralihan setara dengan waktu tempuh 3 detik

  • Tabel 5.2.c. Panjang minimum spiral dan kemiringan melintang dengan e max = 10%

  • Lengkung Spiral SpiralRumus tikungan

    Kecepatan Rencana (km/jam)120100806050403020Panjang Lengkung Minimum Peralihan (m)10085705040352520

  • superelevasi

  • Perubahan elevasi di tikungan

  • Diagram Superelevasi

  • JPH < LtJPH > Lt

  • PELEBARAN TIKUNGAN Kendaraan yang berjalan di suatu tikungan menempati lebar lapis perkerasan yang lebih besar daripada ketika berjalan pada jalan yang lurus

    Pada tikungan yang tajam diperlukan pelebaran perkerasan jalan

    Pelebaran tikungan dipengaruhi oleh jari-jari lengkung, kecepatan, jenis kendaraan rencana

    Jari jarilengkungLebar lapis Perkerasan6,0 m4,5 m160120906045300,500,750,751,001,251,500,750,751,001,251,501,75

  • Panjang Jalan Bagian Lurus Maksimum

    FungsiPanjang Bagian Lurus Maximum (m)DatarPerbukitanPegununganArteriKolektor3.0002.0002.5001.7502.0001.500

  • Tikungan gandax

  • Pedoman desain alinyemen horisontalAlinyemen jalan sedapat mungkin dibuat lurus mengikuti keadaan topografiPada alinyemen jalan yang relatif lurus dan panjang jangan tiba-tiba terdapat lengkung yang tajam yang akan mengejutkan pengemudi. Jika terpaksa diadakan, sebaiknya didahului oleh lengkung yang lebih tumpul, sehingga pengemudi mempunyai kesempatan memperlambat kecepatan kendaraannyaSedapat mungkin menghindari penggunaan radius minimum untuk kecepatan rencana tertentu, sehingga jalan tersebut lebih mudah disesuaikan dengan perkembangan lingkungan dan fungsi jalanSedapat mungkin menghindari tikungan ganda, yaitu gabungan tikungan searah dengan jari-jari yang berlainan. Tikungan ganda ini memberikan rasa ketidaknyamanan kepada pengemudi. Jika terpaksa diadakan, sebaiknya masing-masing tikungan mempunyai lengkung peralihan (SCS) sehingga terdapat tempat penyesuaian keadaanHindarkan sedapat mungkin lengkung yang berbalik dengan mendadak. Pada keadaan ini pengemudi sangat sukar mempertahankan diri pada jalurnya. Jika terpaksa, diantara lengkung terdapat bagian lurus yang pendek

  • Lengkung vertikalL = AY

  • Alinemen Vertikal

    Kecepatan Rencana (km/jam)12011010080605040< 40Kelandaian Maksimum (%)3345891010

    Kecepatan Pada awal tanjakan (km/jam)Kelandaian (%)4567891080630 m460 m360 m270 m230 m230 m200 m60320 m210 m160 m120 m110 m90 m80 m

  • Lengkung cekung dan cembungcekungcembung

  • Lengkung vertikal cekung

  • Lengkung vertikal cembung

  • Jari-jari minimum lengkung vertikal

    Kecepatan Rencana (km/jam)Lengkung Cembung &CekungStandar Minimum (m)Rencana Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal (m)100

    80

    60

    50

    40

    30

    20CembungCekung

    CembungCekung

    CembungCekung

    CembungCekung

    CembungCekung

    CembungCekung

    CembungCekung6.5003.000

    3.0002.000

    1.4001.000

    800700

    450450

    250250

    10010010.0004.500

    4.5003.000

    2.0001.500

    1.2001.000

    700700

    400400

    200200

  • Kelandaian maksimum dan landai kritisKelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari setengah kecepatan semula tanpa menggunakan gigi rendah. Waktu tempuh truk < 1 menit

    Kecepatan Pada awal tanjakan (km/jam)Kelandaian (%)4567891080630 m460 m360 m270 m230 m230 m200 m60320 m210 m160 m120 m110 m90 m80 m

    Kecepatan Rencana (km/jam)12011010080605040< 40Kelandaian Maksimum (%)3345891010

  • Di peraturan lama PPGJR no. 13 / 70

  • Jalur pendakianBertujuan untuk menampung truk bermuatan berat . Disediakan pada ruas jalan raya yang memiliki kelandaian tinggi dan menerus serta lalu lintas padat. Pada jalan arteri atau kolektor dengan panjang kritis terlampaui, VLHR > 15.000 smp per hari dan prosentase truk > 15 %. Panjangnya > 200 m

  • Koordinasi alinemen horisontal dan vertikalAlinyemen horizontal sebaiknya berhimpit dengan alinyemen vertikal, dan secara ideal alinyemen horizontal lebih panjang sedikit melingkupi alinyemen vertikal;

    Tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan;

    Lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan;

    Dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horizontal harus dihindarkan; dan

    Tikungan yang tajam di antar 2 bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.

  • Koordinasi yang baik antara lengkung vertikal dengan lengkung horisontal berhimpit atau satu fase

  • contoh koordinasi yang buruk tikungan terletak di bagian atas lengkung vertikal cembung, memberikan kesan terputusnya jalan sehingga membahayakan

  • Pada jalan yang lurus dan panjang, semestinya tidak dibuatkan lengkung vertikal

  • Tidak satu fase, pengemudi sulit memperkirakan bentuk jalan selanjutnya

  • SIMPANG SEBIDANGPersimpangan merupakan bagian yang penting karena sebagian besar efisiensi, keamanan, kecepatan, BOK, dan kapasitas lalu lintas bergantung dari desain persimpangan. Tujuan desain persimpangan adalah untuk mengurangi tubrukan, memberikan kemudahan dan kenyamanan pemakai jalan.Untuk persimpangan satu bidang ada 4 jenis kontrol lalu lintas yang dipergunakan yaitu :Jenis tanpa pengaturan lalu lintasJenis pengaturan dengan rambu peringatan (Yield)Jenis pengaturan berhenti (stop)Jenis pengaturan dengan lampu lalu lintas (traffic light)

  • Alinyemen simpangDiusahakan sudut simpang mendekati 90 derajat. Sudut antara 60 90 masih diijinkanArus lalu lintas utama sedapat mungkin dilayani dengan jalan yang lurus atau hampir lurusJarak antara 2 persimpangan lebih panjang dari :- panjang bagian menyusup- antrian pada lampu lalu lintas- jalur belok kanan atau perlambatan- batas konsentrasi pengendara

  • Jarak pandang dan jari-jari minimum

    Kecepatan rencana( Km/jam )Jalan UtamaStandar MinimumJalan yang menyilang (dengan stop kontrol )806050403020280150100603015-6040301515

    Kecepatan rencana( km/jam )Jarak pandang minimum ( m )Signal ControlStop Control6050403020170130100704010580553520

  • Alinyemen Vertikal pada simpangUntuk keamanan dan kenyamanan lalu lintas, kelandaian di sekitar persimpangan diusahakan serendah mungkin. Landai maksimum diusahakan tidak lebih dari 2 %.

    Jalan Tipe II*)Panjang Minimum Bagian Berkelandaian Rendah ( M )Kelas IKelas IIKelas III403515

  • Perbaikan geometrik jalan mayor

  • Lajur tambahanKriteria taper

    Kelas JalanTipe II*)Lebar Lajur Lurus (Tangan )Lebar Lajur Lalu Lintas Menerus / dgn Lajur TambahanLebar Lajur TambahanKelas IKelas IIKelas III3,53,253,253,25 , 3,03,0 , 2,753,0 , 2,75

    3,25, 3,0, 2,75

    Kecepatan Rencana( Km/jam )RumusPanjang TaperMinimum ( m )6050403020Lt = V * dw/34035302520

  • Panjang lajur belok kanan

    Kecepatan Rencana( Km/jam )Panjang Minimum ( m )Yang dibutuhkan untuk perlambatan ( ld )Panjang Minimum ygDiperlukan untuk pergeseran ( lc ) ( m )806050403020453020151010403025201510

  • Contoh rencana kanal belok kiri

  • Lebar kanal

    Jari jari sisi luar KanalKendaraan rencanaTruk semi trailerTruk13 < R < 148.55.514 < R < 158.015 < R < 1616 < R < 1717 < R < 197.57.06.55.019 < R < 216.04.521 < R < 255.525 < R < 305.04.030 < R < 404.540 < R < 604.03.560 >3.5

  • Pulau lalu lintasPulau lalu lintas terbagi menjadi 3 yakni : channelizing islands (kanal), divisional island (pemisah), dan refuge island (pengaman). Pulau kanal untuk mengatur dan memperlancar arus lalin, pulau pemisah untuk memisahkan arus lalin yang berlawanan / searah, dan pulau pengaman untuk pejalan kaki. Pulau tersebut ditinggikan antara 12 15 cm

    TypeDimensiPanjang ( m )aWaLaRa1.03.00.5bWbLbRb1.5Wp + 1.00.5cWcLcD + 1.05.0dWd1.0

  • Pulau lalu lintas untuk pemisah pejalan kakiPenempatan fasilitas

  • Set back dan pergeseran ujung

  • Perlengkapan jalanRambu PeringatanWarna dasarnya kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam, dengan jarak minimal 50 m sebelum tempat berbahaya. Contoh : peringatan jalan menyempit

    Rambu LaranganWarna dasarnya putih dengan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah serta ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan. Misal rambu dilarang parkir.

    Rambu PerintahWarna dasarnya biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. Misal perintah untuk belok kiri.

    Rambu PetunjukDitempatkan sedemikian rupa sehingga memberi manfaat maksimum bagi pemakai jalan. Rambu petunjuk untuk fasilitas umum, batas wilayah, situasi jalan serta tempat khusus warna dasar biru. Rambu petunjuk jurusan arah suatu kota wilayah dan nama jalan dengan warna dasar hijau dan lambang serta tulisan putih. Untuk kawasan dan objek wisata dengan warna dasar coklat dengan lambang serta tulisan putih. Misal rambu petunjuk ke Malioboro.

  • Pagar Baja PengamanDengan Tonggak Baja, Beton Atau Kayu

  • Marka jalan0.12Jalan 2 jalur, 2 arah dengan lebar > 5.50 m dan V60 km/jamGaris sumbu pada jalan 2 jalur, 2 arah lebar < 5.50 m

  • Garis peringatanGaris prioritas di tikungan

  • Dimensi marka jalan garis penuhGaris pengarah

  • Dilarang pindah jalur dan dilarang menyiap

  • Marka jalan di daerah tikungan

  • Garis stopGaris pendekat

  • Zebra cross

  • Dimensi Chevron (arah panah)

  • Lampu penerangan jalanLampu penerangan jalan umum dipasang pada bahu jalan atau median. Jarak antara lampu 25 40 m tergantung kekuatan lampu dan kelas jalan

  • Langkah-langkah desain jalanTentukan kecepatan rencana (tabel II.6)Tentukan radius tikungan (Rrenc > Rmin)

    misal : emax untuk jalan antar kota = 10% fm diambil dari grafik Hitung sudut tikungan ()Prioritas menggunakan Full Circle dulu, kemudian SCS, kemudian SS. FC jika R besar, SCS jika Lc > 25 meter, dan selainnya adalah SCS dengan C = 0,4 m / det3

    Tikungan gabungan dilakukan jika d 20 meter

  • Penentuan f (friction)

  • Penentuan sudut tikungan

  • Penentuan bentuk tikungan

  • Desain alinemen vertikal

  • Desain alinemen vertikal

  • Lengkung vertikal

  • Volume galian dan timbunan

    STAJARAKLUASVOLUMEGALIANTIMBUNANGALIAN TIMBUNAN

  • Software AutoCad Civil 3D

  • Jenis jenis simpangSimpang tak bersinyalSimpang bersinyalBundaranSimpang susun

  • Penentuan jenis simpang

  • Desain simpang

  • Mendesain simpang sebidang

  • Jalur tunggu dan perlambatanJalur belok kanan dari jalan bermedian

  • Jalur perlambatan (belok kiri) tanpa jalur tunggu

  • Jarak pandang bebas

  • Terima kasih

    ***