1-89.pdf

89
 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat senantiasa memerlukan organisasi pemerintah sebagai salah satu fungsi pemerintah yang vital yaitu menyelanggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Semenjak berlakunya otonomi daerah yang dilaksanakan secara serentak mulai awal januari tahun 2001, dimana dalam tahap pelaksanaan otonomi daerah telah membawa wajah pemerintahan kita dari yang senantiasa sentralisasi menjadi desentralisasi dimana daerah diberikan otonom yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam artian otonomi daerah memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada masing-masing daerah untuk mengembangkan diri. Salah satu tujuan pemberian otonom tersebut adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan daerah dan demokratisasi yang mendorong lahirnya keputusan politik. Implikasi dari kondisi ini, maka pemerintah telah meresponnya dengan menerbitkan UU N0.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah serta UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.  Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah maka otonomi ini dititikberatkan pada daerah kabupaten/kota karena daerah kabupaten/kota berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang tercantum dalam PP No.58 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 1, yang menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

Upload: vanny-resi

Post on 04-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1-89.pdf

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Di era globalisasi saat ini, masyarakat senantiasa memerlukan organisasi

    pemerintah sebagai salah satu fungsi pemerintah yang vital yaitu menyelanggarakan

    pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintah dalam rangka

    mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Semenjak berlakunya otonomi daerah yang

    dilaksanakan secara serentak mulai awal januari tahun 2001, dimana dalam tahap

    pelaksanaan otonomi daerah telah membawa wajah pemerintahan kita dari yang

    senantiasa sentralisasi menjadi desentralisasi dimana daerah diberikan otonom

    yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam artian otonomi daerah memberi

    kesempatan yang seluas-luasnya kepada masing-masing daerah untuk

    mengembangkan diri. Salah satu tujuan pemberian otonom tersebut adalah untuk

    mempercepat laju pertumbuhan daerah dan demokratisasi yang mendorong lahirnya

    keputusan politik. Implikasi dari kondisi ini, maka pemerintah telah meresponnya

    dengan menerbitkan UU N0.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah serta UU No.33

    tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

    Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan

    otonomi daerah maka otonomi ini dititikberatkan pada daerah kabupaten/kota

    karena daerah kabupaten/kota berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini

    sejalan dengan yang tercantum dalam PP No.58 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 1, yang

    menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

  • 2

    dalam rangka penyelanggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

    uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

    dan kewajiban suatu daerah.

    Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat

    terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, prestasi

    kerja (kinerja), pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui

    otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan

    memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

    kekhususan serta potensi keanekaragaman daerah.

    Suatu instansi (organisasi) pemerintahan yang mampu menjalankan tugas

    dan menjalankan serangkaian misi organisasi akan berdampak pada efesiensi dan

    efektifitas dalam peningkatan pembangunan daerah. Dengan keinofativan tersebut

    memungkinkan jasa lembaga instansi tersebut akan selalu mendapat tempat bagi

    masyarakat, sehingga nilai tambah dan output instansi akan semakin meningkat dan

    dapat dirasakan bagi masyarakat yang terlibat. Hal yang tak kalah pentingnya

    adalah antisipasi pegawai secara individu maupun organisasi. Antisipasi dapat

    meramalkan tindakan apa yang sesuai untuk diambil, sehingga akan memberikan

    hasil yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.

    Dalam konsep kinerja organisasi yang dikemukakan oleh Bastian (2001;329)

    bahwasanya kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran,

    tujuan, misi,dan visi organisasi suatu organisasi. Sedangkan Menurut Gordon

  • 3

    B.Davis yang dikutip dalam (Achmad Ruky,2001:13) mengemukakan bahwa kinerja

    adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang

    tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian kinerja baru akan diketahui apabila

    seseorang atau sekelompok orang dapat menghasilkan suatu pekerjaan sesuai

    dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi

    pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan

    secara objektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada

    kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran atau mengerjakan tugas-

    tugas pokok yang telah digariskan. Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan

    suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat

    diukur yang meliputi input (masukan), output(keluaran), outcomes(hasil),

    benefits(manfaat) dan impact (Mohammad Mahsun,2006:77). Hal tersebut sejalan

    dengan yang tercantum dalam modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah(LAN-BPKP,2003:11) yang menjelaskan bahwa indikator pengukuran

    kinerja organisasi yaitu, indicator masukan, indicator proses, indicator keluaran,

    indicator hasil,indicator manfaat, dan indicator dampak. Sementara menurut Agus

    Darma (1991:1), mengatakan bahwa pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal

    berikut,yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, serta ketetapan waktu dalam

    menyelesaikan pekerjaan.

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD)

    Kabupaten Pinrang, yang merupakan organisasi / instansi pemerintah yang memiliki

    tugas dan tanggung jawab untuk membantu pemerintah daerah dalam

  • 4

    melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintah daerah berdasarkan

    azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang Pendapatan,Pengelolaan Keuangan

    dan Asset Daerah yang menjadi tanggung jawabnya dan kewenangan lain yang

    diserahkan oleh Bupati kepadanya.(Perda No.18 Tahun 2008 Pasal 363).

    Dalam pelaksanaan tugas-tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

    dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang, maka upaya pelaksanaan

    tugasnya berdasar pada mekanisme dan prosedur yang digariskan organisasi. Maka

    para aparatur yang bertugas dikantor Dinas tersebut di tuntut memiliki keterampilan

    teknis serta mampu meningkatkan kualitas kerja dalam melaksanakan

    tugasnya.(Profil Dinas PPKAD)

    Disisi lain, menurut Samsul Alam(Skripsi;2010) mengemukakan dalam hasil

    penelitiannya bahwa kinerja di instansi pemerintah daerah, masih kurang baik dalam

    hal pelaksanaan tugasnya terkhusus dalam pengelolaan keuangan daerah.

    Terkadang dalam pelaksanaan tugas tidak memperhatikan kualitas dan tidak sesuai

    dengan apa yang di targetkan sebelumnya. Suatu Instansi seharusnya

    menghasilkan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan karena instansi pemerintah

    memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan daerah.

    Berhasil atau tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada prestasi kerja atau

    kinerja suatu instansi pemerintah.

    Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian

    terhadap hal tersebut dengan mengangkat judul : Kinerja Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang.

  • 5

    I.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi masalah dalam

    penelitian ini adalah :

    Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya.

    I.3. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan maka tujuan

    penelitian ini adalah :

    Untuk menganalisis kinerja Dinas PPKAD di Kabupaten Pinrang dalam

    melaksanakan tugasnya.

    I.4. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian diatas yang mempunyai dua dimensi utama yaitu:

    a) Akademis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

    perkembangan ilmu administrasi dan manajemen terutama teori dan

    konsep manajemen kinerja organisasi.

    b) Praktis

    Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan

    kontribusi bagi upaya-upaya peningkatan prestasi kerja (kinerja)

  • 6

    organisasi Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di

    Kabupaten Pinrang .

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1.Konsep Kinerja

    II.1.1.Pengertian Kinerja

    Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

    pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai

    tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya

    mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian,2001:329).

    Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan

    jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai

    maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai

    sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan

    atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di

    atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

    organisasi.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti

    sebagai (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan,(3) kemampuan

    kerja. Hal ini seiring dengan Prawirosentono (1992 :2) yang menyatakan bahwa:

    hasil kerja dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

    organisasi,sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

    upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

    hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

  • 8

    Definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu

    organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi

    atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh

    organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu dari sumber daya

    yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai

    yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi

    tersebut.

    Menurut John Whitmore (1997 : 104) Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-

    fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

    suatu pameran umum ketrampilan.

    Mengacu pada konsep tersebut diatas, bahwa unsur kinerja terdiri dari

    efisiensi, efektifitas, dan produktifitas. Hubungan dengan kepentingan penelitian

    maka performance dapat diartikan sebagai kinerja juga dapat diartikan sebagai

    pencapaian kerja atau penampilan prestasi individu dengan memanfaatkan potensi

    sumber daya untuk menghasilkan berupa produk akhir dan atau bentuk perilaku,

    kompetensi dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian tujuan

    dan sasaran organisasi.

    Selanjutnya menurut Gordon B.Davis dikutip dalam (Achmad Ruky 2001:13)

    kinerja adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang

    tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian, kinerja baru akan diketahui

  • 9

    apabila seseorang atau sekelompok orng dapat menghasilkan suatu pekerjaan

    sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Memperhatikan pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa konsep

    pengukuran kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, ini

    terjadi karena antara satu ahli dengan yang lainnya memiliki dasar ilmu yang

    berbeda walaupun tujuan akhir kinerja adalah peningkatan kemampuan untuk

    melaksanakan fungsi-fungsinya.

    II.1.2.Manajemen Kinerja

    Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang

    dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan kinerja, penilaian kinerja

    dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaaan dan hukuman. Rangkaian

    kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan.

    Menurut definisinya, manajemen kinerja adalah suatu proses strategis dan

    terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan

    performansi SDM. Dalam manajemen kinerja kemampuan SDM sebagai contributor

    individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara

    manajer dan individu yang lebih berdasarkan kesepakatan dari pada intruksi.

    Kesepakatan ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan pengetahuan, keterampilan

    dan kemampuan, serta pengembangan kinerja dan perencanaan pengembangan

    pribadi. Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat memperkuat budaya yang

    berorientasi pada kinerja melalui pengembangan keterampilan, kemampuan dan

    potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi. Sifatnya yang

  • 10

    interaktif ini akan meningkatkan motivasi dan memberdayak SDM dan membentuk

    suatu kerangka kerja dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja juga dapat

    menggalang partisipasi aktif setiap anggota organisasi untuk mencapai sasaran

    organisasi melalui penjjabran sasaran individu maupun kelompok sekaligus

    mengembangkan potensinya agar dapat mencapai sasarannya itu. Berdasarkan

    tugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan landasan bagi promosi, mutasi dan

    evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan penyusunan program pelatihan.

    Manajemen kinerja juga dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan karier

    dan pengembangan karier SDM dalam suatu organisasi.

    Menurut Achmad Ruky(2001:13) Manajemen kinerja merupakan seluruh

    kegiatan yang dilakukan dalam sebuah proses manajemen harus terjadi, dimulai

    dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian tahap

    pembuatan rencana, pengorganisasian, pengarahan, dan akhirnya evaluasi atas

    hasilnya.

    Adapun fungsi manajemen kinerja adalah mencoba memberikan suatu

    pencerahan dan jawaban dari berbagai permasalahan yang terjadi di suatu

    organisasi baik yang disebabkan oleh factor internal dan eksternal, sehingga apa

    yang dialami pada saat ini tidak membawa pengaruh yang negative bagi aktifitas

    organisasi pada saat ini dan yang akan datang.

    Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi agar

    berfungsi dan berperannya manajemen kinerja dengan baik, yaitu:

  • 11

    1. Pihak manajemen organisasi harus mengedepankan konsep komunikasi

    yang bersifat multi komunikasi. Multi komunikasi artinya pihak manajemen

    organisasi tidak menutup diri dengan berbagai informasi yang masuk dan

    mengkomunikasi berbagai informasi tersebut namun tetap mengedepankan

    konsep filter information.

    2. Perolehan berbagai informasi yang diterima dari proses filter information

    dijadikan sebagai bahan kajian pada forum berbagai pertemuan dalam

    pengembangan manajemen kinerja terhadap pencapaian hasil kerja dan

    sebagainya

    3. Pihak manajemen suatu organisasi menerpakan system standar prosedur

    yang bersertifikasi dan diakui oleh lembaga yang berkompeten dalam

    bidangnya.

    4. Pihak manajemen organisasi menyaediakan anggaran khusus untuk

    pengembangan manajemen kinerja yang diharapkan

    5. Pembuatan time schedule kerja yang realistis dan layak. Pembuatan time

    schedule kerja bertujuan agar tercapainya pekerjaan yang sesuai apa yang

    ditargetkan. Manfaat dari time schedule kerja ini yaitu : pihak organisasi

    dapat menjadikan time schedule kerja sebagai salah satu acuan dalam

    melihat prestasi kerja pegawai, para pegawai dapat bekerja secara lebih

    focus dan bias mengantisipasi berbagai permasalahan yang akan timbul

    bahkan mereka bias melaksanakan serta menyelesaikan pekerjaan lebih

    cepat dari waktu yang ditentukan.

  • 12

    II.1.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah pendidikan,

    pelatiahan, motivasi, kompensasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan. Untuk lebih

    jelasnya keenam factor tersebut diatas dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut:

    1. Pendidikan

    Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan,

    pengertian atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih

    menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan

    dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh

    lingkungan kerkja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab how

    (bagaimana) dan why(mengapa), dan biasanya pendidikan lebih banyak

    berhubungan dengan teori tentang pekerjaan. Sekaligus bahwa pendidikan

    merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari

    seorang tenaga kerja.

    2. Pelatihan

    Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama terhadap

    peningkatan kecakapan. Karena itu, perlu dipelajari bagaimana caranya

    melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu proses ini

    terikat dengan berbagai tujuan organsasi. Pelaatihan dapat dipandang

    secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para

    pegawai pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan

    yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan

    yang ditarik antara pelatihan dan pengembangan, dengan pengembangan

  • 13

    yang bersifat lebih luas dalam cakupannya serta memfokuskan pada individu

    untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat

    ini maupun di masa mendatang.

    3. Motivasi

    Menurut Veitzel Rivai (2004:455) mengemukakan bahwa motivasi

    adalah serangkain sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk

    mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Pada dasarnya

    motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat

    mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan prudiktivitas kerja

    pegawai sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi

    4. Kompensasi

    Masalah kompensasi selain sensitive karena menjadi pendorong

    seseorang untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan

    disiplin tenaga kerja. Oleh karena itu, setiap organisasi harus dapat

    memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul

    oleh tenaga kerja/pegawai. Dengan demikian, tujuan pembinaan tenaga

    kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan

    berhasil guna dapat terwujud. Lebih dari itu, tujuan organisasi untuk

    meningkatkan keluaran produksi dapat ditunjang.

    Dari pengertian diatas, kompensasi merupakan bentuk penghargaan,

    member penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Kebijakan organisasi

    dalam hal kompensasi member penguatan perilaku kerja yang telah

    memberikan kontribusi positif bagi organisasi.

  • 14

    5. Lingkungan kerja

    Organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu

    yang berada di dalam organisasi tersebut. Sehingga diharapkan dengan

    perkembangan tersebut organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan

    zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh organisasi dipengaruhi oleh

    factor-faktor lingkungan yang bersifat internal dan eksternal. Sejauh mana

    tujuan organisasi tersebut telah tercapai dapat dilihat dari beberapa besar

    organisasi memenuhi tuntutan lingkungannya. Memenuhi tuntutan

    lingkungan berarti dapat memanfaatkan kesempatan atau mengatasi

    tantangan lingkungan atau ancaman dari lingkungan dalam rangka

    menghadapi atau memenuhi tuntutan dan pearubahan-perubahan

    dilingkungan organisasi.

    6. Kepemimpinan

    Kepemimpinan suatu organisasi termasuk didalamnya mengelola

    sumber daya manusianya, sehingga diperlukan sekali prinsip-prinsip atau

    teori-teori manajemen, termasuk prinsip dan teori kepemimpinan. Setiap

    kemampuan dalam kepemimpinan harus melekat erat pada seorang

    manajer, apapun ruang lingkup tanggung jawabnya. Karena tanpa

    kemampuan memimpin, lebih-lebih dalam hal manajemen sumber daya

    manusia, tidak mungkin seorang manajer berhasil baik dalam melaksanakan

    tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta perilaku kepemimpinan manajer

    sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang dipimpinnya, bahkan

    dapat berpengaruh terhadap produktifitas organisasinya.

  • 15

    II.1.4.Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas

    pengambilan keputusan dan akuntabilitas Sebenarnya pengukuran kinerja

    mempunyai makna ganda yaitu pengukuran sendiri dan evaluasi kinerja dimana

    kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program

    secara jelas. Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategik

    dengan akuntabilitas sehingga pemerintah dapat dikatakan berhasil jika terdapat

    inidkator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah pada misi tanpa

    adanya pengukuran kinerja yang sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas

    pencapaian misi organisasi instansi.

    Menurut Ike Kusdyah Rachmawati(2008;123),pengukuran kinerja merupakan

    evaluasi formal terhadap prestasi pegawai. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara

    informal. Evaluasi kinerja secara formal mempunyai beberapa fungsi. Pertama,

    evaluasi kinerja digunakan untuk menilai evektifitas pegawai. Kedua, evaluasi

    kinerja sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang

    diperlukan.

    Berkaitan dengan kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan

    Aset Daerah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan

    masyarakat maka pemerintah dan birokrasi yang ada harus memberdayakan

    masyarakat dalam pemberian layanan.

    Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh David Osborne dan

    Ted Gaebler yang dikutip dalam (sedarmayanti, 2003 : 52-53) tentang konsep

  • 16

    reveinting government, yang menawarkan suatu konsep yang bisa dijalankan oleh

    lembaga public

    Adapun prinsip konsep tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Pemerintah dan birokrasi berperan sebagai katalisator.

    b. Pemerintah dan birokrasi harus memberdayakan masyarakat dalam

    pemberian layanan.

    c. Pemerintah dan birokrasi harus menciptakan persaingan dalam setiap

    layanan

    d. Pemerintah dan birokrasi hendaknya berorientasi kepada kinerja yang

    baik

    e. Pemerintah dan birokrasi harus melakukan aktivitas yang menekankan

    pada peraturan-peraturan

    f. Pemerintah dan birokrasi harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan

    masyarakat bukan kebutuhan sendiri

    g. Pemerintah dan birokrasi harus memiliki aparat yang tau cara yang tepat

    dengan menghasilkan uang untuk organisasinya disamping pandai

    menghemat biaya

    h. Pemerintah dan birokrasi antisipatif

    i. Diperlukan desentralisasi dalam pengelolaan pemerintahan

    j. Pemerintah dan birokrasi harus memperhatikan kekuatan pasar.

    Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan

    yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana adanya

  • 17

    kesesuaian antara program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang tertuang

    dalam perencanaan strategik pemerintah yang bersangkutan.

    Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator yang ada pada suatu

    instansi pemerintah dan selanjutnya dievaluasi dengan cara menghitung nilai

    capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan atau program.

    Menurut Robert Bacal(2005;112) ada tiga pendekatan dalam evaluasi kinerja

    yaitu system penilaian(rating system), system peringkat(ranking system), serta

    pengukuran berdasarkan tujuan dan dasar.

    II.1.5.Manfaat Pengukuran Kinerja

    Melalui pengukuran kinerja diharapakan instansi pemerintah dapat

    mengetahui kinerja dalam suatu periode tertentu. Dengan adanya suatu pengukuran

    kinerja maka kegiatan dan program instansi pemerintahan dapat diukur dan

    dievaluasi (LAN RI 2003:3). Selanjutnya dari pengukuran kinerja setiap instansi

    dapat diperbandingkan dengan instansi yang sejenis sehingga penghargaan dan

    tindakan dan disiplin dapat dilakukan secara lebih objektif.

    LAN RI (2003 :3) pengukuran kinerja penting peranannya sebagai alat

    manajemen untuk:

    a) Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan

    untuk pencapaian kinerja

    b) Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati

  • 18

    c) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

    membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan

    unutk memperbaiki kinerja

    d) Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas pelaksan yang

    telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah

    disepakati

    e) Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka

    upaya memperbaiki kinerja organisasi

    f) Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

    g) Memastikan bahwa penngambilan keputusan dialakukan secara objektif

    h) Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan

    i) Mengungkapkan permasalahan yang terjadi

    j) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah

    k) Tolok ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap

    unit kerja untuk setiap jenis pelayanan pada bidang kewenangan yang

    diselenggarakan oleh unit organisasi.

    l) Penetapan standar pelayanan merupakan cara untuk menjamin dan

    mendukung kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan oleh

    daerah dan sekaligus merupakan akuntabilitas daerah.

    Penetapan standar playanan minimal unutk daerah provinsi mengacu pada

    indicator-indikator pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

    Standar pelayanan untuk daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kepala

  • 19

    Daerah yang bersangkutan berpedoman pada standar pelayanan yang ditetapkan

    oleh Gubernur.

    II.1.6.Indikator Kinerja

    LAN-BPKP dalam modul Sistem Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah

    (AKIP), (2003 : 11) mengkategorikan indikator kinerja dalam pelaksanaan

    pengukuran kinerja organisasi yaitu :

    a. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

    pelaksanaa kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan keluaran.

    Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,

    kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya

    b. Indkator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang

    dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indkator

    proses menggambarkan perkembangan atau aktifitas yang terjadi atau

    dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, khususnya dalam

    proses mengolah masukan menjadi keluaran.

    c. Indikator keluaran adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung

    dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik/dan atau non fisik

    d. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

    keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

    e. Indikator manfaat adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

    dari pelaksanaan kegiatan

  • 20

    f. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif, maupun

    negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah

    ditetapkan.

    Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mohamad Mahsun (2006 : 77) jenis

    indikator pemerintah meliputi indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat

    dan dampak.

    1) Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

    pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

    Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana),

    sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain yang

    dipergunakan untuk melaksankan kegiatan.

    2) Indikator proses (process) dalam indikator proses organisasi merumuskan

    ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, maupun ketepatan

    pelaksanaan kegiatan tersebut.

    3) Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung

    dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan nonfisik.

    Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran

    yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Indikator keluaran dijadikan landasan

    untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan

    dengan sasaran kegiatan yang terdefenisi dengan baik dan terukur.

    4) Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

    berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

    Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah

  • 21

    hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat

    dipergunakan sebagaimana mestinya dan dapat memberikan kegunaan

    yang besar bagi masyarakat banyak.

    5) Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan

    tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat

    menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Indikator

    manfaat menunjukkan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan

    berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu)

    6) Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif

    maupun negatif.

    Menurut Agus Darma (1991: 1), mengatakan bahwa hampir semua cara

    pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

    1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran

    kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan

    kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

    2. Kualitas, adalah mutu yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran

    mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan, yakni seberapa baik

    penyelesaiannya.

    3. Ketepatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang

    direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus

    penyelesaian suatu kegiatan.

  • 22

    II.2.Konsep Organisasi

    II.2.1.Pengertian organisasi

    Organisasi di masyarakat yang satu berbeda dengan organisasi di

    masyarakat yang lainnya. Menurut Etizioni (1982) yang mengartikan organisasi

    sebagai unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk

    kembali penuh dengan pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.

    Menurutnya organisasi umumnya ditandai oleh ciri-ciri :

    1) Adanya pembagian dalam pekerjaan yang merupakan bentuk-bentuk

    pembagian yang tidak dipolakan begitu saja, tetapi pola pembagian

    tersebut direncanakan untuk mewujudkan tujuan tertentu.

    2) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi

    pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi

    mencapai tujuannya

    3) Penggantian tenaga, yakni tenaga yang dianggap tidak bekerja

    sebagaimana diharapkan, dapat digantikan oleh tenaga lain. Penggantian

    ini dilakukan dengan pengalihan maupun promosi.

    Organisasi dapat dikelompokan menjadi organisasi formal (pemerintah) dan

    organisasi nonformal (swasta). Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah (PPKAD) sebagai organisasi formal melaksanakan tugas pemerintah yaitu di

    bidang pengelolaan keuangan daerah. Mengenai organisasi formal ini, Louis A Allen

    dikutip dalam (Susanto, 2000 : 28) mengemukakan bahwa: The formal organization

    is a system of well defined jobs, each bearing a definite measure of authority

  • 23

    responsibility, and accountability, the whole consciously designed to eneble the

    people of the enterprise to work most effectively together in accomplishment their

    objectives ( organisasi formal adalah suatu sistem dari pekerjaan yang dirumuskan

    dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas

    dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya disusun secara sadar untuk

    memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu bekerjasama secara paling efektif

    dalam mencapai tujuan mereka).

    Menurut Mulyono (1993 : 41) bahwa :Walaupun terdapat perbedaan yang

    cukup mendasar diantara organisasi-organisasi dalam masyarakat kita, tetapi masih

    banyak kesamaan-kesamaan yang dimilikinya pada hakikatnya, setiap organisasi

    adalah kumpulan dari masyarakat yang melakukan tugas-tugas tertentu yang

    dikoordinasi untuk meningkatkan nilai kegunaanya dari beberapa barang dan jasa

    yang diinginkan oleh dan atau disediakan untuk masyarakat.

    Demikian pula dengan Nicholas Henry (1998 : 73) mengemukakan bahwa:

    Beberapa karakteristik yang pasti dari suatu organisasi adalah bahwa organisasi:

    1) Punya maksud tertentu dan merupakan kumpulan bernagai macam

    manusia

    2) Punya hubungan sekunder (impersonal)

    3) Punya tujuan yang khusus dan terbatas

    4) Terintegrasi dalam system sosial yang lebih luas

    5) Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungan

    6) Sangat berpengaruh atas setiap perubahan lingkungan

  • 24

    Pada umumnya organisai ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :

    1) Adanya pembagian dalam pekerjaan, keluasan dan tanggung jawab

    komunikasi yang merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak

    dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional,

    melainkan sengaja direncanakan unutk dapat lebih meningkatkan usaha

    mewujudkan tujuan tertentu.

    2) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi

    pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi

    mencapai tujuannya, pusat kekuasaan harus juga secara kontinu

    mengkaji sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh organisasi dan

    apabila wewenang diperlukan harus juga menyusun pola-pola baru guna

    meningkatkan efisiensi.

    3) Penggantian tenaga,dalam hal ini tenaga yang dianggap tidak bekerja

    sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga lain, demikian juga

    organisasi dapat mengkombinasikan lagi anggotanya melalui proses

    pengalihan maupun promosi

    II.2.2.Kinerja Organisasi

    Organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang didalamnya tercermin

    adanya komponen-komponen dengan sub-sub komponen sebagai berikut : input

    yang mencapai material, perlengkapan, failitas, sumber daya manusia, kebijakan

    dan aturan.

  • 25

    Sebagai sistem terbuka organisasi mentransformasikan sumber daya

    manusia dan sumber daya selebihnya kemudian diterima sebagai input dari

    lingkungan untuk menghasilkan suatu produksi berupa barang dan jasa. Sebagai

    sistem terbuka organisasi harus mendapatkan sumber-sumber untuk mengadakan

    pertukaran outputnya dengan lingkungan luar baik yang sifatnya umum maupun

    yang spesifik berupa pemasok, pendistribusi, unit-unit atau wakil pemerintah, yaitu

    lingkungan dimana organisasi melakukan kerjasama suatu organisasi yang telah

    dibentuk baik organisasi swasta maupun pemerintah masing-masing mempunyai visi

    dan misi yang ingn dicapai. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai apa

    yang mencapai misinya adalah tergantung kemampuan organisasi itu dalam

    mewujudkan tugas-tugas dalam operasionalnya.

    Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi

    dan visi organisasi ( Dalam Pedoman Penerapan Pelaporan Kinerja Instansi

    Pemerintah ( AKIP) yang diterbitkan oleh LAN di Jakarta pada tahun 2003).

    Pengertian kinerja organisasi juga dikemukakan oleh Bastian (2001) sebagai

    gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam

    upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.

    Satu hal yang perlu dipahami bahwa keberhasilan organisasi tergantung dari

    pada penampilan dan pemeliharaan sumber daya manusia. Keberhasilan kelompok

    kerja merupakan salah satu contoh keberhasilan organisasi, sekaligus sebagai

    ukuran tercapainya suatu tingkat tertinggi penampilan kerja organisasi. Akan tetapi

  • 26

    memang tidak serta merta organisasi mampu memberikan penampilan tanpa melalui

    suatu proses dan tahapan.

    Penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,

    penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi

    dalam kurun waktu tertentu, dan penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi

    perbaikan atau peningkatan.

    Untuk menilai apakah organisasi yang dipimpinnya telah berhasil dalam

    melaksanakan tugasnya atau belum, Kepala Dinas Pendapatan pengelolaan

    Keuangan dan asset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dapat menggunakan

    criteria keberhasilan suatu organisasi sebagai berikut:

    1) Tercapainya tujuan organisasi

    2) Organisasi mampu memenuhi dan memanfaatkan segala sumber daya

    yang ada secara optimal

    3) Bawahan dan mitra kerja merasa puas

    4) Munculnya kesepakatan antara anggota dalam organisasi dari berbagai

    tingkatan terhadap apa yang sedang dan akan dilakukan

    5) Organisasi memberikan pengalaman terhadap kepentingan yang paling

    baik dari masyarakat

    II.2.3.Kinerja Organisasi / Instansi Pemerintah

    Kinerja instansi pemerintah dalam mencapai sasarannya tidak terlepas dari

    masyarakat (LAN RI (2003)

  • 27

    1) Rencana Strategik

    Dalam sosialisai AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)

    yang diterbitkan oleh LAN BPKP dijelaskan bahwa perencanaan

    strategis merupakan proses secara sistematis berkelanjutan dari

    pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-

    banyaknya pengetahuan antisipatif secara sistematis usaha-usaha

    melaksanakan keputusan terssebut dan mengukur hasilnya melalui

    umpan balik yang secara terorganisir dan sistematis.

    Inpres nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan bahwa perencanaan

    strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hal yang ingin

    dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan

    memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau

    mungkin timbul. Rencana strategi mengandung visi, misi, tujuan,

    sasaran, kebijaksanaan, program, atau kegiatan yang realistis dengan

    mengantisipasi perkembangan masa depan. Pandangan yang

    dikemukaakan sebagai bentuk kebijakan pemerintah ini lebih

    menekankan pada renstra sebagai suatu proses yang harus dilakukan

    secara bertahap dan berkelanjutan (setiap lima tahun) didalamnya

    tergambarkan mengenai suatu yang ingin dicapai, yang ditentukan

    berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi internal dan eksternal, serta

    upaya yang harus dilakukan untuk mencapai sebagai suatu strategis

    yang harus dilaksanakan secara konsisten.

    2) Rencana Kerja

  • 28

    Berdasarkan UU RI No. 25 Tahun 2004 tentang system

    perencanaan pembangunan nasional pasal 5 ayat 3 menjelaskan bahwa

    rencana kerja pemerintah daerah merupakan penjabaran terinci dari

    rencana pembangunan jangka menengah daerah. Rencana kerja

    pemerintah daerah dilaksanakan dalam waktu satu tahun anggaran

    dengan tujuan (a) berupaya menciptakan keterpaduan rencana proyek

    lintas sektoral, alokasi pembiayaan dan keterpaduan penentuan lokasi

    pembangunan, (b) menciptakan keterpaduan antara perencanaan

    dengan berdasar pada aspirasi bawah, dan (c) terciptanya tujuan

    pembangunan daerah.

    3) Anggaran Kinerja

    Anggaran kinerja adalah anggaran yang menghitungkan

    pengeluaran dengan hasil yang diinginkan. Melalui proses anggaran

    kinerja instansi pemerintah kota/kabupaten menetapkan keluaran

    danhasil dari masing-masing program dan pelayanan, kemudian instansi

    pemerintah dapat membuat target untuk pencapaiannya.

    Berdasarkan ketentuan dalam pasal 8 PP 105/2000 APBD disusun

    dengan pendekatan kinerja anggaran yang mengutamakan supaya

    pencapaian hasil kerja dari perencanaan alokasi biaya yang ditetapkan

    APBD yang disusun dengan pendekatan kinerja, memuat:

    a) Sasaran yang diharapkan memuat fungsi belanja

    b) Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satu tahun

    kegiatan yang bersangkutan

  • 29

    c) Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi

    umum, belanja oerasional dan pemeliharaan modal.

    Uraian tersebut merupakan sasaran kinerja pemerintah daerah yang menjadi

    acuan laporan pertanggung jawaban tentang kinerja daerah tersebut.

    4) Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP)

    Dalam pedoman penerapan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (AKIP) yang diterbitkan oleh LAN RI Jakarta pada tahun

    2003 dijelaskan bahwa:

    a) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung

    jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan

    tindakan seorang badan hokum/kewenangan untuk meminta

    keterangan atau pertanggung jawaban

    b) Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dengan

    mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi.

    c) Instansi pemerintah adalah sebutan kolektif bagi satuan organisasi

    departemen, lembaga pemerintah non departemen dan instansi

    pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah

    d) Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan

    kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung

    jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi

    dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui

    alat pertanggung jawaban secara periodic

  • 30

    e) System akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah instrument

    pertanggungjawaban yang meliputi berbagai indikator dan

    mekanisme kegiatan pengukuran penilaian dan pelaporan kinerja

    secara menyeluruh dan tepadu untuk memenuhi kewajiban suatu

    instansi pemerintah dalam mempertanggung jawabkan

    keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaan tupoksi serta misi

    organisasi.

    II.3. Kerangka Pemikiran

    Berdasarkan konsep yang dikemukakan Agus Darma (1991: 1),

    mengemukakan bahwa ada tiga indikator dalam menilai kinerja yaitu Kuantitas

    pekerjaan, Kualitas pekerjaan, ketepatan waktu. Untuk menganalisis kinerja Dinas

    Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang,

    maka penulis menggunanakan tiga indikator tersebut. Dari segi kuantitas diukur dari

    hasil pekerjaan, dari segi kualitas pekerjaan diukur dari hasil pekerjaan yang sesuai

    dengan harapan masyarakat, dan dari segi ketepatan waktu diukur dari ketepatan

    waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Lebih jelasnya digambarkan sebagai

    berikut:

  • 31

    Gambar 1 :kerangka pikir penelitian

    KUALITAS

    Mutu/HasilPekerjaan

    KETEPATANWAKTU

    Ketepatanwaktudalammelakukanpekerjaan

    KINERJADINASPPKAD

    KUANTITAS

    VolumePekerjaan

  • 32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    III.1. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana

    dalam penelitian yang dilakukan hanya bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui

    atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan

    penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan

    menganalisis kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    (PPKAD) Kabupaten Pinrang.

    III.2. Tipe dan Dasar Penelitian

    Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian

    Deskriptif, dimana tipe penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

    mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa

    membuat perbandingan atau menghubungkam variabel satu dengan variabel yang

    lain.

    Selain itu penelitian Deskriptif juga terbatas pada usaha mengungkapkan

    suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat

    sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara objektif

    tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.

    Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian Deskriptif dengan dasar

    penelitian study kasus, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara

  • 33

    jelas mengenai Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    (DPPKAD) Kabupaten Pinrang..

    III.3. Lokasi Penelitian

    Adapun lokasi penelitian ini yaitu di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang.

    III.4. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi yaitu kantor Dinas

    Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten pinrang

    dimana berfokus pada prestasi kerja atau kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang..

    III.5. Jenis dan Sumber Data

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang

    diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap sangat berpotensi

    dalam memberikan data yang relevan dan sebenarnya dilapangan.

    2. Data Sekunder

    Data selokasi penelitian sekunder adalah sebagai data pendukung data

    primer dari litelature dan dokumen serta data yang diambil dari suatu

    organisasi atau perusahaan dengan permasalahan di lapangan yang

  • 34

    terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka dan

    laporan-laporan penelitian.

    III.6. Narasumber atau Informan

    Narasumber atau informan merupakan orang-orang yang berpotensi untuk

    memberikan informasi tentang bagaimana Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten pinrang..

    Informan dalam penelitian yang berhubungan dengan Kinerja Dinas

    Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang adalah

    1. Sekretaris Kepala Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang

    2. Kepala Bidang Akuntansi

    3. Kepala Bidang Pembiayaan

    4. Kepala Bidang asset

    5. Kepala Bidang Pendapatan Daerah

    6. Anggota DPRD Kabupaten Pinrang

    7. Inspektorat Kabupaten Pinrang

    III.7. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan

    data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti

    menggunakan beberpa teknik pengumpulan data yaitu :

    1. Observasi

  • 35

    Observasi yakni pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

    diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh

    keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti terkait

    dengan Kinerja Dinas pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    (PPKAD) Kabupaten Pinrang.

    2. Wawancara

    Wawancara yakni kegitan tanya jawab lisan antara dua (2) orang atau

    lebih secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data

    guna kelengkapan data-data yang diperoleh sebelumnya.

    3. Dokumentasi

    Telaah dokumen yaitu mengkaji dokumen-dokumen baik berupa buku

    referensi maupun peraturan atau pasal yang berhubungan dengan

    penelitian ini guna melengkapi materi-materi yang berhubungan dengan

    penelitian yang penulis lakukan.

    III.8. Teknik Analisis Data.

    Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan

    menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

    pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan

    sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam melakukan analisis data

    peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang terdiri dari beberapa tahapan

    antara lain:

    1. Pengumpulan informasi melalui wawancara tehadap key informan yang

    compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan

  • 36

    untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber

    data yang diharapkan.

    2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

    catatan di lapangan selama meneliti. Tujuan diadakan transkrip data untuk

    memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan

    masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

    3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam

    bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan

    mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih

    kemudian disajikan dengan tabel ataupun uraian penjelasan.

    4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang

    mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab

    akibat atau proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat

    dengan menggunakan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-

    catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

    III.9.Fokus Penelitian

    Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data,

    sehingga tidak terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan

    pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka akan memberikan

    penjelasan mengenai maksud dan focus penelitian terhadap penulisan karya ilmiah

    ini.

    Kinerja adalah pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi atau

  • 37

    kegiatan tertentu selama kurung waktu tertentu, Sedangkan Kinerja organisasi

    adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu

    organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi

    tersebut (Bastian, 2001:329)

    Menurut Agus Darma (1991:1), ada tiga indicator kinerja yaitu:

    1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

    2. Kualitas, yaitu mutu atau hasil Pekerjan

    3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

  • 38

    BAB IV

    DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

    IV.1. Gambaran Umum Lokasi

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD)

    terletak di jalan Bintang Nomor 01 Kabupaten Pinrang.

    Kabupaten Pinrang merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan

    sesuai dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan

    Daerah tingkat II Sulawesi Selatan(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1959

    Nomor 74)

    Kabupaten Pinrang memiliki luas wilayah 196.177 Ha atau dengan Batas-

    batas sebagai berikut

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tator

    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten

    Sidrap

    3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Madya Pare-Pare

    4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sulawesi Barat

    IV.2. Gambaran Demografi

    Penduduk Kabupaten pinrang Pada tahun 2011 berjumlah 315.874 jiwa

    (dengan komposisi laki-laki sebanyak 152.080 jiwa dengan perempuan 163.794

    jiwa)

  • 39

    IV.3. Renstra (Rencana Strategik) dan Rencana Kerja(Renja) Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang

    IV.3.1.Rencana Strategik

    1. Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

    Asset Daerah Kabupaten Pinrang

    Berdasarkan peraturan Bupati Kabupaten pinrang No.10 Tahun 2008

    tentang pelaksanaaan Peraturan Daerah No.18 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata kerja Lembaga teknis daerah pemerintah Kabupaten

    Pinrang, Tugas pokok (Bagian pertama tiugas pokok dan fungsi, pasal

    363) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah

    Melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan Pemerintahan Daerah

    berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang pendapatan,

    pengelolaan keuangan dan asset yang menjadi tanggung jawabnya dan

    kewenangan lain yang diserahkan oleh Bupati kepadanya.

    Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, mempunyai fungsi sebagai

    berikut:

    a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan dibidang

    pendapatan, pengelolaaan keuangan dan asset daerah

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

    bidang pendapatan, pengelolaan keuangan daerah.

  • 40

    c. Pembinaaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas dan

    kewenangannya

    d. Pengelolaan administrasi umum ketatalaksanaan, keuangan,

    kepegawaian, perlengkapan dan peralatan

    e. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas

    f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    Susunan organisasi dan tata kerja untuk melakukan tugas pokok

    dan fungsi yang berwenang dalam menangani Pendapatan,

    Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang,

    Institusi ini memiliki Struktur Organisasi dan tata kerja yang terdiri

    dari:

    1. Kepala Dinas

    2. Sekretariat

    a. Sub Bagian Perencanaan

    b. Sub Bagian Keuangan

    c. Sub Bagian Umum

    3. Bidang Pendapatan Daerah

    a. Seksi Dana Perimbangan

    b. Seksi PAD

    c. Seksi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

    4. Bidang Asset

    a. Seksi Kebutuhan dan Distribusi

  • 41

    b. Seksi Penilaian

    c. Seksi Penghapusan

    5. Bidang Pembiayaan

    a. Seksi Anggaran

    b. Seksi Otorisasi dan Verifikasi

    c. Seksi Perbendaharaan

    6. Bidang Akuntansi

    a. Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

    b. Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset

    c. Seksi Monitoring, Evaluasi Keuangan dan Asset

    7. Unit Pelaksana Teknis

    8. Kelompok Jabatan Fungsional

    Berikut Uraian Tugas Lingkup Dinas yang memiliki kewenangan dalam

    mengurusi Pendapatan, pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dari semua

    lini.

    1) Kepala Dinas

    Kepala Dinas Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah

    mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan

    Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud

    pasal 363 dan 364 serta memimpin dan mengkoordinasikan seluruh

    kegiatan staf pelaksana Dinas pengelolaaan keuangan dan Aset

    Daerah

    2) Sekretariat

  • 42

    Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan

    menyurat, pendistribusian, perlengkapan kantor, kepegawaian,

    keuangan dan urusan umum.

    Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada poin

    diatas secretariat mempunyai fungsi:

    Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat, perlengkapan rumah tangga, dan pemeliharaan Kantor Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Pengumpulan hasil penyusunan rencana , program kerja dan

    pelaporan serta pembinaaan organisasi dan tata laksana

    a. Sub Bagian Perencanaan

    Sub bagian perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana

    operasi dan pemeliharaan kantor serta pembiayaan kantor, menyusun

    data informasi organisasi dan tata laksana Dinas, rencana pelatihan

    pegawai danpengembangan SDM dilingkungan Dinas, menyusun

    Program Kerja strategis dan laporan pelaksanaan Kinerja Dinas

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

    diatas, sub bagian perencanaan mempunyai fungsi:

    Penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan kantor serta pembiayaan kantor

    Penyusunan data informasi organisasi dan tata laksana Dinas

  • 43

    Penyusunan rencana pelatihan pegawai dan pengembangan SDM di lingkungan Dinas

    Penyusunan program kerja strategi dan laporan pelaksanaan kinerja Dinas

    b. Sub Bagian Keuangan

    Sub bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan

    penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan

    belanja Dinas, pembukuan anggaran dan verifikasi serta pengurusan

    pembendaharaan

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

    poin diatas, sub bagian keuangan mempunyai fungsi:

    Penyusunan rencana anggaran Dinas Pengelolaan administrasi keuangan Dinas Pembuatan laporan penggunaan keuangan Dinas Pelaksanaan evaluasi anggaran dan penggunaan keuangan

    Dinas

    Pemberian usulan untuk perbaikan anggaran dan pengelolaan keuangan Dinas

    Pembantuan kegiatan sub Dinas dalam administrasi keuangan c. Sub Bagian Umum

    Sub bagian umum mempunyai tugas mengelola kegiatan

    administrasi perkantoran kegiatan surat menyurat, tatausaha perjalanan

    Dinas,melakukan penginvestasian, pembelian, pendistribusian, dan

  • 44

    pemeliharaan barang-barang inventaris kantor, menyusun rencana

    penempatan dan mutasi pegawai dilingkungan Dinas, melaksanakan

    administrasi kepegawaian dan pengembangan kepegawaian.

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

    poin diatas maka sub bagian umum memilik fungsi:

    Pengelolaan kegiatan administrasi perkantoran Penatausahaan perjalanan Dinas Penginventarisasian barang kantor Pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas

    3. Bidang Pendapatan Daerah

    Bidang Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan

    pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang meliputi pendapatan

    asli daerah dan perimbangan serta lain-lain pendapatan yang sah.

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

    diatas, maka bidang pendapatan daerah memiliki fungsi

    Penyusunan kebijakan teknis pendapatan Penyelanggaraan program dan kegiatan pendapatan Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan

    kegiatan kepada seksi dalam lingkungan bidang.

    Pelaksanaan penelitian dan pendataan subjek dan objek-objek pajak dan retribusi daerah

    Pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah Pelaksanaaan pembinaan peningkatan PAD

  • 45

    Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepada seksi dalam lingkungan bidang.

    a. Seksi Dana Perimbangan

    Seksi dana perimbangan mempunyai tugas melaksanakan

    perhitungan, penagihan, penatausahaan dana perimbangan yang berasal

    dari pusat maupun dari propinsi

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

    diatas, maka seksi dana perimbangan mmemiliki fungsi:

    Pelaksanaan perhitungan besarnya dana perimbangan yang berasala dari pusat dan propinsi

    Penyiapan administrasi penagihan dan pembayaran Pelaksanaan pencatatan penatausahaan dana perimbangan Pelaksanaan pelaporan realisasi dana perimbangan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan

    b. Seksi PAD

    Seksi PAD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendataan,

    pendaftaran, pemantapan, dan pungutan oajak atas revisi data tentang

    sumber sumber penerimaan dana lainnya.

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiman yang dimaksud diatas,

    maka seksi PAD mamiliki fungsi:

    Penyusunan bahan rencana perumusan pendapatan asli daerah

  • 46

    Penyusunan kebijakan tekhnis dalam melakukan pencatatan pendaftaran wajib pajak dan retribusi daerah

    Pelaksanaan perhitungan dan penetapan pajak dan retribusi daerah

    Pendefinisian data calon wajib pajak dan retribusi daerah Pengumpulan dan pengelolaan data serta pencatatan data

    objek dan subjek pajak daerah serta mengumpulkan formulir

    pendaftaran

    Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pajak dan retribusi daerah

    Pembuatan dan melayangkan surat keberatan dan surat permohonan banding atas penetapan pajak dan retribusi

    daerah

    Pengumpulan data sumber pelaporan administrasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan c. Seksi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

    Seksi lain-lain pendapatan yang sah memilik tugas melaksanakan

    perhitungan, penagihan, pendataan, dan penatausahaan atas sumber lain

    pendapatan yang sah

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,

    maka seksi lain-lain pendapatan yang sah memilik fungsi:

  • 47

    Pelaksanaan perhitungan besarnya lain-lain pendapatan yang sah

    Penyiapan dokumen penagihan Pelaksanaan pencatatan dan penatausahaan Penyiapan laporan relisasi penerimaan Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

    4. Bidang Asset

    Bidang aset mempunyai tugas melakasanakan perumusan

    kebijaksanaan tekhnis dan menyusun pedoman standarisasi, perancanaan,

    pengadaan, penghapusan pelelangan inventerisasi dan

    pengendalian/pengawasan/pengelolaan aset serta pembelian administrasi

    barang ;

    Untuk melaksanakn tugas pokok sebagaimana di maksud ayat diatas,

    bidang aset mempunyai fungsi ;

    Penyusun kebijakan tekhnis pengelolaan aset daerah; Penyiapan bahan penyusunan tender dan program

    pengadaan aset dan inventerisasi barang;

    Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengelolaan aset daerah ;

    Penyiapan bahan bibmbingan dan petunjuk tekhnis dalam rang penyimpanan dan pemeliharaan barang;

  • 48

    Penyiapan bahan bimbingan dan petunjuk tekhnis dalam rangka pembinaan bendahara barang;

    Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemanfaatan dengan pengelolaan aset aset daerah;

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya dan di berikan oleh pimpimnan;

    a. Seksi Kebutuhan dan Distribusi

    Seksi kebutuhan dan distribusi mempunyai tugas menyusun program

    rencana kebutuhan barang pemerintah daerah dan melakasakan

    pendistribusian;

    Untuk melaksanakn tugas pokok sebagaimana di maksud diatas,

    seksi kebutuhan dan distribusi mempunyai fungsi ;

    Penyusunan rencana kebutuhan barang unit [KBU]; Penbuatan daftar kebutuhan barang [DKB] pemerintah daerah

    ;

    Pembuatan rencana tahunan unit [RTU] Pelaksanaan perendistribusian barang unit kepada masing-

    masing SKPD;

    Pelaksanaan pengelolan,pemanfaatan penyampaian; Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam

    rangka penyusunan standarisasi harga barang dan jasa

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh pimpinan ;

  • 49

    b. Seksi Penilaian

    Seksi penilaian mempunyai tugas melaksanakan penilaian terhadap

    pengadaan kebutuahan baarang / aset pemerintah daerah baik barang

    bergerak maupun barang tidak bergerak serta melaksanakan sertifikasi aset;

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud ayat 1,

    seksi penilaian mempunyai fungsi :

    Perumusan program dan kegiatan dalam bidang infestasi dan aset penjabaran neraca barang daerah

    Pelaksanaan proses administrasi pencaatatan dan pembiayaan barang daerah;

    Pelaksanaan kordinasi dengan unit unit kerja dalam mengefaluasi dan memberikan data laporan barang unit dan

    mutasi barang unit dalam lingup pemda;

    Perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kebijakan tekhnis perubahan status hukum aset daerah;

    Pelaksaan pemamfaatan aset aset daerah; Pelaksanaan monitoring unit kerja secara berkala tengtang

    pengelolaan infentalisasi barang

    Pemeriksaan dan penelitan semua pengadaan barang / aset; Pembuatan daftar infestarisasi aset barang; Pembuatan data dasar neraca barang daerah;

  • 50

    Pelaksanaan perawatan dan pengendalian pemamfaaatan aset daerah;

    Pelaksanaan sensus daerah; Pelaksanaan legal audit aset pemerintah daerah; Pelaksanaan tugas kedinasan yang diperuntukkan oleh

    pimpianan;

    c. Seksi Pengahapusan

    Seksi penghapuasan mempunyai tugas merencanakan dan

    merumuskan kebijakan dalam rangka penghapusan aset;

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud diatas,

    seksi penghapusan mempunyai fungsi:

    Pembuatan bahan kebijakan standart penyuluhan dan penghapusan aset pemerintah daerah;

    Persiapan administrasi dalam rangka penyerahan dan penghapusan barang / aset daerah;

    Pengecekan / penelitian atas kebenaran usul perbaikan dan penghapusan aset daerah;

    Pelaksanaan pengawasan monitoring penghapusan aset barang daerah;

    Pelaksanaan tugas kedinasan yang di peruntukkan oleh pimpinanan;

    5. Bidang Pembiayaan ( pengelolaan keuangan )

  • 51

    Bidang pembiayaan ( pengelolaan keuangan ) mempunyai tugas

    menghimpun dan menyiapkan serta mengkoordinasikan penyusunan

    program, penyusunan anggaran pokok dan perubahan APBD,

    menatausahan perbendaharaan dan gaji serta membina administrasi

    pengelolaan keuangan;

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagai mana di maksud diatas,

    bidang pembiayaan ( pengelolaan keuangan ) mempunyai fungsi :

    Penyiapan barang perumusan kebijakan tekhnis penyusunan APBD pokok dan APBD perubahan;

    Penyiapan bahan penyusunan rencana program administrasi di bidang anggaran dan pengeluaran;

    Penyiapan barang penerbitan surat penyediaan dana ( SPD )

    Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian, pengujian kebenaran pengeluaran melalui surat permintaan pembayaran (

    SPP ) dan surat perintah pembayaran ( SPM ) yang diajukan oleh

    SKPD

    Penyiapan penerbitan surat perintah pencairan dana ( SP2D) Melakukan penelitian dan perifikasi dan penata usaha gaji Melakukan penata usahaan pada kuasa bendara umum daerah (

    but )

  • 52

    Menyiapkan bahan pembinaan bimbingan dan penyusunan pedoman serta petunjuk tekhnis administrasi keuangan di bidang

    anggaran, perbendaharaan dan pengeluaran

    Melaksnakan utang piutang dan pinjaman daerah Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran ( DPA ) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh

    pimpinan.

    a. Seksi Anggaran

    Seksi anggaran mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan

    pengumpulah bahan penyusunan RAPBD dan perubahan APBD serta nota

    keuangan dan dokumen perencenaan di bidang keuangan petunjuk

    pelaksanaan APBD

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud diatas ,

    seksi anggaran mempunyai fungsi :

    Penyaiapan data / bahan penyusunan naskah arah kebijakan umum ( AKU ) dan PPAS bersama dengan tim anggaran

    pemerintah daerah ( TAPD )

    Penyiapan bahan, data dan petunjuk tekhnis penysunan rencana kerja anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran

    ( DPA )

    Penyiapan bahan / data penyusunan naskah RAPBD, perubahan APBD dan nota keuangan

  • 53

    Pelaksaanaan evaluasi terhadap RKA yang disusun oleh SKPD dan mempersiapkan keputusan kepala daerah tentang

    pengesahan DPA SKPD

    Penyiapan keputusan kepala daerah untuk menetapkan pejabat pelaksanaan APBD

    Penyiapan penyediaan kredit aran SKPD melalui pembuatan SPD

    Menyiapkan bahan / data dan menyusun laporan relisasi penyediaan kredit anggaran secara berkala

    Penyiapan bahan dan menyusun surat edaran tentang petunjuk tekhnis pelaksanaan APBD

    Penelitian keputusan kepala daerah yang berkaitan dengan pembebanan APBD

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh pimpiinan.

    b. Seksi Otorisasi dan Verifikasi

    Seksi otorisasi dan ferifikasi mempunyai tugas meneliti dan menguji

    serta memeriksa terhadap realisasi anggaran pendapatan dan belanja

    daerah serta pembiayaan.

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebaimana yang di maksud diatas,

    seksi otoritas dan ferifikasi mempinyai fungsi :

    Penelitian dan pemeriksaan kelengkapan data pada dokumen serta pertanggung jawaban ( SPJ ) anggaran

  • 54

    yang di ajukan oleh bendara penerimaan dan pengeluaran

    masing masing SKPBD

    Penelitian dan pemeriksaan bukti bukti pembellian dan pembayaran ;

    Pemeriksaan bukti bukti pendapatan daerah yang dilakukan oleh bendara penerima serta bukti pernyataan untuk ke

    khas daerah ;

    Pembuatan catatan hasil pemerikasaan atas pertanggung jawaban bendahara ( SPJ fengsional ) :

    c. Seksi Perbendaharaan

    Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas meneliti dan menguji

    kebenaran setiap perintah permintaan pembayaran yang membebani APBD

    dengan membuat SP2D, daftar penguji serta penyelanggaraan Pembinaan

    perbendaharaan dan penatausahaan gaji PNS

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

    diatas, sseksi perbendaharaan mempunyai fungsi:

    Pemeriksaan dan penelitian serta pengujian kebenaran dan keabsahan surat perintah pembayaran (SPP) dan (SPM)

    dari bendaharawan pengeluaran

    Penelitian kebenaran penggunaan anggaran menurut tugas berdasarkan DPA

    Pengelolaan kartu dan daftar sesuai dengan contoh/format yang telah ditetapkan

  • 55

    Pembuatan laporan realisasi bulanan anggaran kode rekening anggaran

    Persiapan data / bahan dalam rangka pelaksanaan untutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan

    Pelaksanaan penatausahaan, memproses bahan data di dokumen yang diperlukan untuk pembagian sumbangan,

    hibah dan bagi hasil kepada pemerintah desa

    Penelitian dan pendataan gaji dan tunjangan lainnya Penelitian daftar tunjangan keluarga (KP-4) yang diajukan

    oleh SKPD

    Penelitian surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) yang digunakan oleh SKPD

    Penelitian surat setoran pajak (SSP), surat salinan Bank pengelola (SSBP), atas pendapatan sisa daftar gaji

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

    6. Bidang Akuntansi

    Bidang akuntansi mempunyai tugas melaksanakan penelitian ,

    pencatatan dan melakukan kepada bendahara, mengkoordinasikan

    pengelolaan data penerimaan dan pengeluaran baik secara manual maupun

    secara elektronis yang berbasis pada system akuntansi serta menyusun

    laporan keuangan

  • 56

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,

    maka bidang akuntansi memiliki fungsi:

    Penyiapan bahan permintaan kebijakan tekhnis penyusunan laporan-laporan perhitungan dan LRA

    Penyiapan bahan penyusunan dan petunjuk tekhnis di bidang akuntansi

    Pelaksanaan pembayaran kepada bendahara penerima maupun bendahara pengeluaran

    Penyiapan perangkat lunak (software) dan jaringan pengelolaan data keuangan

    Pelaksanaan penelitian asas tindak neraca bendahara Penyiapan laporan kas Penyiapan laporan realisai anggaran per semester dan

    laporan perhitungan

    Penyiapan bahan pertimbangan dan penyusunan pedoman serta petunjuk tekhnis administrasi keuangan dibidang

    akuntansi

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

    a. Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

    Seksi akuntansi penerimaan dan pengeluaran memiliki tugas

    menyusun laporan keuangan secara sistematik dan kronologis atau system

    akuntansi atas APBD.

  • 57

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

    diatas, maka seksi akuntansi penerimaan dan pengeluaran memiliki fungsi:

    Penyelenggaraan tata pembukuan secara sistematik dan kronologis atau system akuntansi penerimaan atas APBD

    Penilaian terhadap pelaporan penerimaan pengeluaran uang serta kaitannya dari pada saldo kas daerah

    Penyiapan bahan laporan realisasi APBD perlunya kas dan arus kas

    Pelaksanaan pencatatan / pembukuan terhadap penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya administrative

    Pembukuan semua surat ketetapan pajak daerah/retribusi daerah serta penyetoran kedalam kertas perjenis pajak dan

    retribusi daerah

    Penyiapan bahan dan pelaksanaan rekonsiliasi realisasi APBD dan secara berkala melalui jurnal koreksi

    Penyampaian pembetulan pembukuan kepada bendaharawan penerimaan / pengeluaran dan pemegang

    kas daerah bila terjadi kesalahan pembukuan atas laporan

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

    b. Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset

  • 58

    Seksi akuntansi pelaporan keuangan dan asset mempunyai tugas

    menyusun laporan keuangan secara sistematis atas realisasi pendapatan

    belanja pembiayaan serta asset daerah

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

    diatas, maka seksi akuntansi pelaporan keuangan dan asset memiliki fungsi:

    Persiapan data/bahan penyusunan rancangan laporan pertanggung jawaban pelaksanaaan APBD yang terdiri atas:

    laporan realisasi anggaran, catatan atas laporan keuangan,

    neraca daerah, laporan arus kass

    Penyiapan penyusunan laporan keuangan secra berkala. Pelaksanaan penjurnalan anggaran dan realisasi yang

    berasal dari mutasi pendapatan belanja, pembiayaaan serta

    asset daerah

    Pelaksanaan posting kebuku besar terhadap transaksi pendapatan,belanja dan pembiayaan serta asset dan

    menyusun neraca saldo

    Pelaksanaan pencatatan terhadap aliran kas meliputi aktivitas operasi,aktivitas investasi, dan aktifitas pembiayaan

    serta aktifitas non anggaran

    Pelaksanaan penctatan dan penetausahaan terhadap akun-akun pada kas, neraca yang meliputi aktiva, utang dan

    ekuitas

  • 59

    Penyelanggaraan penatausahaan penyusunan pemerintahan daerah

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

    c. Seksi monitoring, evaluasi keuangan dan Aset

    Seksi monitoring evaluasi keuangan dan aset memilik tugas

    melakukan entitas, evaluasi dan pengawasan tehadap pwlaksanaan APBD

    dan aset daerah melakukan pengembangan dan pemeriksaan aplikasi

    jaringan sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang

    berbasis pada sistem akuntansi yang berlaku.

    Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud

    diatas, seksi monitoring,evaluasi keuangan dan Aset mempunyai fungsi:

    Penyiapan perangkat lunak dan keras dengan menggunakan sjaringan system informasi setiap SKPD

    Penyiapan bahan petunjuk tekhnis cara pengoperasian jaringan aplikasi

    Penyiapan bahan bimbingan dan pengeendalian tekhnis, pengawasan intern dan ekstern yang efektif dalam

    menunjang peningkatan pengelolaan keuangan

    Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian tekhnis penyusunan perundang-undangan dibidang pengelolaan

    keuangan dan asset daerah

  • 60

    Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

    2. Sistem, Prosedur dan Mekanisme Kerja Dinas

    Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

    Pinrang.

    Sistem Prosedur dan Mekanisme Kerja Dinas Pendapatan,

    Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mengacu pada :

    a. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi

    Daerah

    b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

    Milik Negara/Daerah.

    Berikut mekanisme kerja pengelolaan pendapatan keuangan dan

    asset daerah (dari hasil Wawancara Sekretaris Dinas, 18 April 2012)

    a. APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan

    setiap tahun dengan peraturan daerah

    b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah tahun berikutnya

    c. Penyusunan APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja

    dan pembiayaan

    d. Pendapatan daerah yang dikelola berasal dari pendapatan asli daerah,

    dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah

    e. Perincian belanja daerah menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja

  • 61

    f. Penyusunan APBD sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

    pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah

    g. Penyampaian rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikut

    sejalan dengan SKPD sebagai landasan RAPBD kepada kepala daerah

    untuk diajukan kepada DPRD

    h. Menjadwalkan pembicaraan pendahuluan tentang pembahasan KUA

    tahun anggaran berikutnya untuk diajukan kepada DPRD

    3. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang

    A. Visi

    Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana organisasi

    harus dibawah agar dapat eksis, antisipatif dan partisipatif. Visi adalah

    suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang

    diinginkan oleh organisasi.

    Dengan mengacu dan berpedoman kepada Visi Kabupaten

    Pinrang sebagai berikut: Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Melalui

    Penataan Program Pembangunan Pro Rakyat Menuju Terciptanya

    Kawasan Agropolitan yang Didukung oleh Penerapan Prinsip-

    Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik(Good Governance).

    Ada 3 (tiga) hal pokok yang menjadi agenda daerah 5 (lima)

    tahun kedepan yaitu berkaitan dengan:

    1. Pencapaian masyarakat sejahtera pada batas-batas tertentu

  • 62

    2. Pembangunan berorientasi pemerdayaan masyarakat melalui

    pendekatan agropolitan.

    3. Penyelanggaraan kepemerintahan yang baik.

    Untuk mendukung ketiga hal pokok tersebut, dilihat dari sudut

    pandang lingkup tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta kondisi

    objektif yang melekat pada DPPKAD, maka formulasi Visi-Misi DPPKAD

    adalah:

    Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Asset

    Daerah Yang Profesional, Akuntabel, Transparan Berdasarkan

    Peraturan Perundang-Undangan Yang Bertumpu Pada Kepentingan

    Rakyat

    Makna dan kriteria yang terkandung dari Visi terwujudya

    Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah yang dimaksud

    adalah sebagai berikut:

    1. Profesional

    Aparatur DPPKAD yang diarahkan untuk bekerja penuh Dedikasi,

    Mumpuni, Memiliki keahlian, Kapabel, dan Kompeten di bidangnya

    dengan hasil kerja yang optimal efektif serta hal lain adalah

    menempatkan aparatur institusi bekerja dengan mengedepankan

    metode berfikir ilmiah, tanggap dan progresif terhadap tuntutan

    perkembangan.

    2. Akuntabel

  • 63

    Mengetengahkan kinerja hasil kerja aparatur DPPKAD yang dapat

    terlihat wujudnya serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya kepada

    masyarakat.

    3. Transparan

    Mengetengahkan hasil kerja aparatur DPPKAD dilakukan secara

    wajjar dan terbuka sesuai dengan regulasi dan peraturan yang berlaku

    4. Bertumpu pada kepentingan rakyat

    Kebijakan hasil kerja institusi, semata-mata ditujukan untuk

    pemenuhan kebutuhan mendasar yang memeadai dan dapat

    memberikan stimulant terhadap perkembangan kesejahteraan

    masyarakat.

    Untuk mewujudkan Visi tersebut, SKPD Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mengupayakan langkah-

    langkah strategis yang diformulasikan kedalam Misi.

    B. Misi

    Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

    Daerah Kabupaten Pinrang yaitu sebagai berikut:

    1. Merumuskan Kebijakan Umum dan Teknis Pengelolaan Pendapatan,

    Keuangan Dan Asset Daerah

    Misi ini dimaksudkan bahwa institusi dapat dirumuskan beragam

    kebijakan partisipatif dibidangnya untuk mengelola pendapatan

    keuangan dan asset daerah tepat sasaran dan berorientasi pada

    kepentingan masyarakat.

  • 64

    2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan

    Asset Daerah

    Misi ini dimaksudkan untuk memperoleh kinerja institusi dalam

    mengelola hasil kerja dibidangnya. Demikian pula mengenai

    pengelolaan asset daerah terlihat nyata manfaatnya dalam

    penyelanggaraan pemerintahan serta dirasakan manfaat asset

    daerah tersebut terhadap masyarakat sebagai penerima manfaat.

    3. Mengoptimalkan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan

    Pelaksana Tugas Lain Yang Diberikan oleh Bupati Sesuai Dengan

    Tugas dan Fungsinya.

    Misi ini diarahkan pada peran UPTD sebagai unit terdepan yang

    secara langsung dalam memperkuat kinerja basis peran institusi tepat

    sasaran dan berhasil guna.

    4. Professional Dalam Tugas Sesuai Dengan Keahliannya Masing-

    Masing

    Misi ini berupaya untuk memperkokoh dan mendorong

    kemampuan SDM aparatur institusi sebagai operator sesuai dengan

    tugas dan fungsinya yang professional, kompeten, dan partisipatif

    bersama-sama masyarakat dalam kerangka pembangunan daerah.

    C. Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

    dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang

    Tujuan dan sasaran atau hasil akhir yang hendak dicapai dalam

    kerangka pencapaian Visi-Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan

  • 65

    Keuangan dan Asset Daerah dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif

    dengan memperhatikan kondisi objektif yang ada.

    Tujuan dan sasaran tersebut diarahkan pada formulasi

    penjabaran dari masing-masing Misi. Oleh karena itu, formulasi tujuan

    yang hendak dituju adalah sebagai berikut:

    Tabel 1 Tujuan dan Sasaran Pencapaian Visi-Misi DPPKAD Kab.Pinrang

    No Misi Tujuan Sasaran & Target 1 Merumuskan kebijakan

    umum dan teknis pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah

    Disiapkannya beragam kebijakan umum untuk mengelola PAD pemanfaatannya efektif,tepat sasaran, dan berhasil guna mempersiapkan dan menyusun regulasi/keputusan untuk memperkuat tugas pokok dan fungsi DPPKAD sebagai bagian dari pemerintahan kabupaten

    Institusi DPPKAD, masyarakat kab.pinrang

    yang dikenai wajib pajak dan retribusi daerah dan yang memenuhi kewajiban lainnya (100% wajib pajak/retribusi,dll)

    Masyarakat luar yang menikmati jasa (wil) kab.pinrang (100% masyarakat penerima jasa)

    2 Mengoptimalisasikan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Pelaksana Tugas Lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan Tugas dan fungsinya.

    Disiapkannya kebijakan yang member ruang gerak yang lebih luas kepada UPTD namun dalam koridor regulasi profesionalisme dan kompetensi SDM UPTD serta Efektifitas hasil kerja UPTD

    Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) DPPKAD (100% aparat) Rasio efisiensi 80-100 %

    3 Professional dalam tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing

    Pengembangan profesionalisme, kapabel dan kompetensi SDM DPPKAD

    Kinerja dan efisiensi pemanfaatan hasil yang masuk kategori baik.

    UPTD (100%) sebagai sub ordinat kelembagaan DPPKAD 100% staf UPTD Rasio efisiensi 80-100 %

    4 Meningkatkan kualitas pendapatan, pengelolaaan keuangan dan asset daerah

    Penguatan manajemen DPPKAD. Hasilnya dirasakan oleh masyarakat

    Institusi DPPKAD

    Sumber: Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011

  • 66

    4. Strategi Dan Kebijakan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

    Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang

    1. Strategi

    Strategi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

    Kab.Pinrang dipersiapkan untuk menetapkan langkah-langkah dalam

    kerangka pencapaian tujuan dan sasaran dari Visi-Misi DPPKAD.

    Ada beberapa pilihan strategis sebagai suatu kesatuan yang

    terintegrasi yaitu:

    Memperkuat Institusi DPPKAD Memperkuat manajemen institusi yang lebih professional Pemberdayaan, profesionalisme dan kompenensi SDM

    Institusi

    Penyebarluasan Hak dan Kewajiban serta partisipasi Masyarakat kepada Daerah melalui peran DPPKAD

    Perumusan kebijakan kebijakan yang menyangkut peran daerah melalui kewenangan DPPKAD

    Memperkuat peran UPTD sebagai Sub Kelembagaan Dinas yang diberi Tugas sesuai dengan tupoksi dan

    peraturan yang berlaku

    Koordinasi dan sinkronisasi antar Institusi di lingkunghan Kab.pinrang

    Memperkuat pengawasan dan evaluasi untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien

  • 67

    Memperkuat pengelolaan asset daerah yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

    2. Kebijakan

    Beberapa pilihan pilihan strategi tersebut selanjutnya

    diformulasikan kedalam penetapan kebijakan yang memberikan

    momentum kearah mana program / kegiatan yang dipersiapkan

    DPPKAD tepat sasaran dengan tingkat efisiensi yang baik. Kebijakan

    yang dimaksud sesuai dengan strategi yang ditetapkan,

    diformulasikan dalam bentuk:

    Mempersiapkan perencanaan strategis SKPD sebagai acuan untuk melakukan suatu tindakan

    Konsolidasi internal institusi DPPKAD yang menyangkut manajemen dan pemberdayaan aparatur

    Penyertaan masyarakat dalam mempersiapkan suatu peraturan maupun kebijakan yang menyangkut peran

    institusi dengan metode pendekatan tertentu

    Memberdayakan unit-unit kerja institusi yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang lebih

    kondusif, partisipatif, serta elegan

    Memperkuat koordinasi dan kemitraan diantara institusi Unit Kerja untuk memperoleh kinerja yang

    optimal.

  • 68

    IV.3.2.Rencana Kerja

    Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kerja sebagai

    penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik,

    yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan

    tahunan.

    Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi dan Misi

    Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang,

    maka ditetapkan Program dan Kegiatan Tahun 2011 sebagai berikut :

    1. Program peningkatan dan pengembangan dengan didukung 12 kegiatan

    yaitu:

    Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran

    APBD

    Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran

    perubahan APBD

    Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

    Penyusunan rancangan peraturan Daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

    Penyusunan system pengelolaan keuangan daerah Sosialisasi paket dan regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah

  • 69

    Peningkatan manajemen asset / barang daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD Fasilitas penyaluran bantuan keuangan social

    2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    Penyediaan jasa surat menyurat Penyedian jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik Penyediaan jasa peralatan dan perlangkapan kantor Penyediaan jasa administrasi keuangan Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan Penyediaan makan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

    3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatu

    Pengadan kendaraan Dinas/operasional Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dinas/operasional

    4. Program peningkatan dan pengembangan system capaian kinerja dan

    keuangan

  • 70

    Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

    Penyusunan pelaporan keuangan semesteran 5. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

    Pendidikan dan pelatihan IV.4. Sarana dan Prasarana

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam

    menjalankan tugasnya, dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang berupa :

    a. Gedung.

    Gedung Kantor yang terletak di