1-89.pdf
DESCRIPTION
1-89.pdfTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, masyarakat senantiasa memerlukan organisasi
pemerintah sebagai salah satu fungsi pemerintah yang vital yaitu menyelanggarakan
pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintah dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Semenjak berlakunya otonomi daerah yang
dilaksanakan secara serentak mulai awal januari tahun 2001, dimana dalam tahap
pelaksanaan otonomi daerah telah membawa wajah pemerintahan kita dari yang
senantiasa sentralisasi menjadi desentralisasi dimana daerah diberikan otonom
yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam artian otonomi daerah memberi
kesempatan yang seluas-luasnya kepada masing-masing daerah untuk
mengembangkan diri. Salah satu tujuan pemberian otonom tersebut adalah untuk
mempercepat laju pertumbuhan daerah dan demokratisasi yang mendorong lahirnya
keputusan politik. Implikasi dari kondisi ini, maka pemerintah telah meresponnya
dengan menerbitkan UU N0.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah serta UU No.33
tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
otonomi daerah maka otonomi ini dititikberatkan pada daerah kabupaten/kota
karena daerah kabupaten/kota berhubungan langsung dengan masyarakat. Hal ini
sejalan dengan yang tercantum dalam PP No.58 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 1, yang
menyatakan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
-
2
dalam rangka penyelanggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban suatu daerah.
Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, prestasi
kerja (kinerja), pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan serta potensi keanekaragaman daerah.
Suatu instansi (organisasi) pemerintahan yang mampu menjalankan tugas
dan menjalankan serangkaian misi organisasi akan berdampak pada efesiensi dan
efektifitas dalam peningkatan pembangunan daerah. Dengan keinofativan tersebut
memungkinkan jasa lembaga instansi tersebut akan selalu mendapat tempat bagi
masyarakat, sehingga nilai tambah dan output instansi akan semakin meningkat dan
dapat dirasakan bagi masyarakat yang terlibat. Hal yang tak kalah pentingnya
adalah antisipasi pegawai secara individu maupun organisasi. Antisipasi dapat
meramalkan tindakan apa yang sesuai untuk diambil, sehingga akan memberikan
hasil yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
Dalam konsep kinerja organisasi yang dikemukakan oleh Bastian (2001;329)
bahwasanya kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran,
tujuan, misi,dan visi organisasi suatu organisasi. Sedangkan Menurut Gordon
-
3
B.Davis yang dikutip dalam (Achmad Ruky,2001:13) mengemukakan bahwa kinerja
adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang
tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian kinerja baru akan diketahui apabila
seseorang atau sekelompok orang dapat menghasilkan suatu pekerjaan sesuai
dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi
pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan
secara objektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada
kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran atau mengerjakan tugas-
tugas pokok yang telah digariskan. Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan
suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat
diukur yang meliputi input (masukan), output(keluaran), outcomes(hasil),
benefits(manfaat) dan impact (Mohammad Mahsun,2006:77). Hal tersebut sejalan
dengan yang tercantum dalam modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah(LAN-BPKP,2003:11) yang menjelaskan bahwa indikator pengukuran
kinerja organisasi yaitu, indicator masukan, indicator proses, indicator keluaran,
indicator hasil,indicator manfaat, dan indicator dampak. Sementara menurut Agus
Darma (1991:1), mengatakan bahwa pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal
berikut,yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, serta ketetapan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD)
Kabupaten Pinrang, yang merupakan organisasi / instansi pemerintah yang memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk membantu pemerintah daerah dalam
-
4
melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintah daerah berdasarkan
azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang Pendapatan,Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah yang menjadi tanggung jawabnya dan kewenangan lain yang
diserahkan oleh Bupati kepadanya.(Perda No.18 Tahun 2008 Pasal 363).
Dalam pelaksanaan tugas-tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang, maka upaya pelaksanaan
tugasnya berdasar pada mekanisme dan prosedur yang digariskan organisasi. Maka
para aparatur yang bertugas dikantor Dinas tersebut di tuntut memiliki keterampilan
teknis serta mampu meningkatkan kualitas kerja dalam melaksanakan
tugasnya.(Profil Dinas PPKAD)
Disisi lain, menurut Samsul Alam(Skripsi;2010) mengemukakan dalam hasil
penelitiannya bahwa kinerja di instansi pemerintah daerah, masih kurang baik dalam
hal pelaksanaan tugasnya terkhusus dalam pengelolaan keuangan daerah.
Terkadang dalam pelaksanaan tugas tidak memperhatikan kualitas dan tidak sesuai
dengan apa yang di targetkan sebelumnya. Suatu Instansi seharusnya
menghasilkan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan karena instansi pemerintah
memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan daerah.
Berhasil atau tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada prestasi kerja atau
kinerja suatu instansi pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian
terhadap hal tersebut dengan mengangkat judul : Kinerja Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang.
-
5
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya.
I.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah :
Untuk menganalisis kinerja Dinas PPKAD di Kabupaten Pinrang dalam
melaksanakan tugasnya.
I.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian diatas yang mempunyai dua dimensi utama yaitu:
a) Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
perkembangan ilmu administrasi dan manajemen terutama teori dan
konsep manajemen kinerja organisasi.
b) Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi upaya-upaya peningkatan prestasi kerja (kinerja)
-
6
organisasi Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di
Kabupaten Pinrang .
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Konsep Kinerja
II.1.1.Pengertian Kinerja
Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja
pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian,2001:329).
Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan
jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai
maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai
sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan
atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di
atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu
organisasi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti
sebagai (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan,(3) kemampuan
kerja. Hal ini seiring dengan Prawirosentono (1992 :2) yang menyatakan bahwa:
hasil kerja dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi,sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
-
8
Definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu
organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi
atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh
organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu dari sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai
yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi
tersebut.
Menurut John Whitmore (1997 : 104) Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
suatu pameran umum ketrampilan.
Mengacu pada konsep tersebut diatas, bahwa unsur kinerja terdiri dari
efisiensi, efektifitas, dan produktifitas. Hubungan dengan kepentingan penelitian
maka performance dapat diartikan sebagai kinerja juga dapat diartikan sebagai
pencapaian kerja atau penampilan prestasi individu dengan memanfaatkan potensi
sumber daya untuk menghasilkan berupa produk akhir dan atau bentuk perilaku,
kompetensi dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi.
Selanjutnya menurut Gordon B.Davis dikutip dalam (Achmad Ruky 2001:13)
kinerja adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang
tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian, kinerja baru akan diketahui
-
9
apabila seseorang atau sekelompok orng dapat menghasilkan suatu pekerjaan
sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Memperhatikan pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa konsep
pengukuran kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, ini
terjadi karena antara satu ahli dengan yang lainnya memiliki dasar ilmu yang
berbeda walaupun tujuan akhir kinerja adalah peningkatan kemampuan untuk
melaksanakan fungsi-fungsinya.
II.1.2.Manajemen Kinerja
Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang
dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan kinerja, penilaian kinerja
dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaaan dan hukuman. Rangkaian
kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan.
Menurut definisinya, manajemen kinerja adalah suatu proses strategis dan
terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan
performansi SDM. Dalam manajemen kinerja kemampuan SDM sebagai contributor
individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara
manajer dan individu yang lebih berdasarkan kesepakatan dari pada intruksi.
Kesepakatan ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan, serta pengembangan kinerja dan perencanaan pengembangan
pribadi. Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat memperkuat budaya yang
berorientasi pada kinerja melalui pengembangan keterampilan, kemampuan dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi. Sifatnya yang
-
10
interaktif ini akan meningkatkan motivasi dan memberdayak SDM dan membentuk
suatu kerangka kerja dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja juga dapat
menggalang partisipasi aktif setiap anggota organisasi untuk mencapai sasaran
organisasi melalui penjjabran sasaran individu maupun kelompok sekaligus
mengembangkan potensinya agar dapat mencapai sasarannya itu. Berdasarkan
tugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan landasan bagi promosi, mutasi dan
evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan penyusunan program pelatihan.
Manajemen kinerja juga dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan karier
dan pengembangan karier SDM dalam suatu organisasi.
Menurut Achmad Ruky(2001:13) Manajemen kinerja merupakan seluruh
kegiatan yang dilakukan dalam sebuah proses manajemen harus terjadi, dimulai
dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian tahap
pembuatan rencana, pengorganisasian, pengarahan, dan akhirnya evaluasi atas
hasilnya.
Adapun fungsi manajemen kinerja adalah mencoba memberikan suatu
pencerahan dan jawaban dari berbagai permasalahan yang terjadi di suatu
organisasi baik yang disebabkan oleh factor internal dan eksternal, sehingga apa
yang dialami pada saat ini tidak membawa pengaruh yang negative bagi aktifitas
organisasi pada saat ini dan yang akan datang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi agar
berfungsi dan berperannya manajemen kinerja dengan baik, yaitu:
-
11
1. Pihak manajemen organisasi harus mengedepankan konsep komunikasi
yang bersifat multi komunikasi. Multi komunikasi artinya pihak manajemen
organisasi tidak menutup diri dengan berbagai informasi yang masuk dan
mengkomunikasi berbagai informasi tersebut namun tetap mengedepankan
konsep filter information.
2. Perolehan berbagai informasi yang diterima dari proses filter information
dijadikan sebagai bahan kajian pada forum berbagai pertemuan dalam
pengembangan manajemen kinerja terhadap pencapaian hasil kerja dan
sebagainya
3. Pihak manajemen suatu organisasi menerpakan system standar prosedur
yang bersertifikasi dan diakui oleh lembaga yang berkompeten dalam
bidangnya.
4. Pihak manajemen organisasi menyaediakan anggaran khusus untuk
pengembangan manajemen kinerja yang diharapkan
5. Pembuatan time schedule kerja yang realistis dan layak. Pembuatan time
schedule kerja bertujuan agar tercapainya pekerjaan yang sesuai apa yang
ditargetkan. Manfaat dari time schedule kerja ini yaitu : pihak organisasi
dapat menjadikan time schedule kerja sebagai salah satu acuan dalam
melihat prestasi kerja pegawai, para pegawai dapat bekerja secara lebih
focus dan bias mengantisipasi berbagai permasalahan yang akan timbul
bahkan mereka bias melaksanakan serta menyelesaikan pekerjaan lebih
cepat dari waktu yang ditentukan.
-
12
II.1.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah pendidikan,
pelatiahan, motivasi, kompensasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan. Untuk lebih
jelasnya keenam factor tersebut diatas dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan,
pengertian atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih
menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan
dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh
lingkungan kerkja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab how
(bagaimana) dan why(mengapa), dan biasanya pendidikan lebih banyak
berhubungan dengan teori tentang pekerjaan. Sekaligus bahwa pendidikan
merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari
seorang tenaga kerja.
2. Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama terhadap
peningkatan kecakapan. Karena itu, perlu dipelajari bagaimana caranya
melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu proses ini
terikat dengan berbagai tujuan organsasi. Pelaatihan dapat dipandang
secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para
pegawai pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan
yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan
yang ditarik antara pelatihan dan pengembangan, dengan pengembangan
-
13
yang bersifat lebih luas dalam cakupannya serta memfokuskan pada individu
untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat
ini maupun di masa mendatang.
3. Motivasi
Menurut Veitzel Rivai (2004:455) mengemukakan bahwa motivasi
adalah serangkain sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Pada dasarnya
motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat
mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan prudiktivitas kerja
pegawai sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi
4. Kompensasi
Masalah kompensasi selain sensitive karena menjadi pendorong
seseorang untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan
disiplin tenaga kerja. Oleh karena itu, setiap organisasi harus dapat
memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul
oleh tenaga kerja/pegawai. Dengan demikian, tujuan pembinaan tenaga
kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan
berhasil guna dapat terwujud. Lebih dari itu, tujuan organisasi untuk
meningkatkan keluaran produksi dapat ditunjang.
Dari pengertian diatas, kompensasi merupakan bentuk penghargaan,
member penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Kebijakan organisasi
dalam hal kompensasi member penguatan perilaku kerja yang telah
memberikan kontribusi positif bagi organisasi.
-
14
5. Lingkungan kerja
Organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu
yang berada di dalam organisasi tersebut. Sehingga diharapkan dengan
perkembangan tersebut organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan
zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh organisasi dipengaruhi oleh
factor-faktor lingkungan yang bersifat internal dan eksternal. Sejauh mana
tujuan organisasi tersebut telah tercapai dapat dilihat dari beberapa besar
organisasi memenuhi tuntutan lingkungannya. Memenuhi tuntutan
lingkungan berarti dapat memanfaatkan kesempatan atau mengatasi
tantangan lingkungan atau ancaman dari lingkungan dalam rangka
menghadapi atau memenuhi tuntutan dan pearubahan-perubahan
dilingkungan organisasi.
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan suatu organisasi termasuk didalamnya mengelola
sumber daya manusianya, sehingga diperlukan sekali prinsip-prinsip atau
teori-teori manajemen, termasuk prinsip dan teori kepemimpinan. Setiap
kemampuan dalam kepemimpinan harus melekat erat pada seorang
manajer, apapun ruang lingkup tanggung jawabnya. Karena tanpa
kemampuan memimpin, lebih-lebih dalam hal manajemen sumber daya
manusia, tidak mungkin seorang manajer berhasil baik dalam melaksanakan
tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta perilaku kepemimpinan manajer
sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang dipimpinnya, bahkan
dapat berpengaruh terhadap produktifitas organisasinya.
-
15
II.1.4.Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas Sebenarnya pengukuran kinerja
mempunyai makna ganda yaitu pengukuran sendiri dan evaluasi kinerja dimana
kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program
secara jelas. Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategik
dengan akuntabilitas sehingga pemerintah dapat dikatakan berhasil jika terdapat
inidkator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah pada misi tanpa
adanya pengukuran kinerja yang sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas
pencapaian misi organisasi instansi.
Menurut Ike Kusdyah Rachmawati(2008;123),pengukuran kinerja merupakan
evaluasi formal terhadap prestasi pegawai. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara
informal. Evaluasi kinerja secara formal mempunyai beberapa fungsi. Pertama,
evaluasi kinerja digunakan untuk menilai evektifitas pegawai. Kedua, evaluasi
kinerja sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang
diperlukan.
Berkaitan dengan kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan
masyarakat maka pemerintah dan birokrasi yang ada harus memberdayakan
masyarakat dalam pemberian layanan.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh David Osborne dan
Ted Gaebler yang dikutip dalam (sedarmayanti, 2003 : 52-53) tentang konsep
-
16
reveinting government, yang menawarkan suatu konsep yang bisa dijalankan oleh
lembaga public
Adapun prinsip konsep tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemerintah dan birokrasi berperan sebagai katalisator.
b. Pemerintah dan birokrasi harus memberdayakan masyarakat dalam
pemberian layanan.
c. Pemerintah dan birokrasi harus menciptakan persaingan dalam setiap
layanan
d. Pemerintah dan birokrasi hendaknya berorientasi kepada kinerja yang
baik
e. Pemerintah dan birokrasi harus melakukan aktivitas yang menekankan
pada peraturan-peraturan
f. Pemerintah dan birokrasi harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan
masyarakat bukan kebutuhan sendiri
g. Pemerintah dan birokrasi harus memiliki aparat yang tau cara yang tepat
dengan menghasilkan uang untuk organisasinya disamping pandai
menghemat biaya
h. Pemerintah dan birokrasi antisipatif
i. Diperlukan desentralisasi dalam pengelolaan pemerintahan
j. Pemerintah dan birokrasi harus memperhatikan kekuatan pasar.
Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan
yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana adanya
-
17
kesesuaian antara program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang tertuang
dalam perencanaan strategik pemerintah yang bersangkutan.
Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator yang ada pada suatu
instansi pemerintah dan selanjutnya dievaluasi dengan cara menghitung nilai
capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan atau program.
Menurut Robert Bacal(2005;112) ada tiga pendekatan dalam evaluasi kinerja
yaitu system penilaian(rating system), system peringkat(ranking system), serta
pengukuran berdasarkan tujuan dan dasar.
II.1.5.Manfaat Pengukuran Kinerja
Melalui pengukuran kinerja diharapakan instansi pemerintah dapat
mengetahui kinerja dalam suatu periode tertentu. Dengan adanya suatu pengukuran
kinerja maka kegiatan dan program instansi pemerintahan dapat diukur dan
dievaluasi (LAN RI 2003:3). Selanjutnya dari pengukuran kinerja setiap instansi
dapat diperbandingkan dengan instansi yang sejenis sehingga penghargaan dan
tindakan dan disiplin dapat dilakukan secara lebih objektif.
LAN RI (2003 :3) pengukuran kinerja penting peranannya sebagai alat
manajemen untuk:
a) Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja
b) Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati
-
18
c) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan
membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan
unutk memperbaiki kinerja
d) Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas pelaksan yang
telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati
e) Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka
upaya memperbaiki kinerja organisasi
f) Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g) Memastikan bahwa penngambilan keputusan dialakukan secara objektif
h) Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
i) Mengungkapkan permasalahan yang terjadi
j) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
k) Tolok ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap
unit kerja untuk setiap jenis pelayanan pada bidang kewenangan yang
diselenggarakan oleh unit organisasi.
l) Penetapan standar pelayanan merupakan cara untuk menjamin dan
mendukung kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan oleh
daerah dan sekaligus merupakan akuntabilitas daerah.
Penetapan standar playanan minimal unutk daerah provinsi mengacu pada
indicator-indikator pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Standar pelayanan untuk daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kepala
-
19
Daerah yang bersangkutan berpedoman pada standar pelayanan yang ditetapkan
oleh Gubernur.
II.1.6.Indikator Kinerja
LAN-BPKP dalam modul Sistem Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP), (2003 : 11) mengkategorikan indikator kinerja dalam pelaksanaan
pengukuran kinerja organisasi yaitu :
a. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaa kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan keluaran.
Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,
kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya
b. Indkator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang
dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indkator
proses menggambarkan perkembangan atau aktifitas yang terjadi atau
dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, khususnya dalam
proses mengolah masukan menjadi keluaran.
c. Indikator keluaran adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik/dan atau non fisik
d. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
e. Indikator manfaat adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir
dari pelaksanaan kegiatan
-
20
f. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif, maupun
negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah
ditetapkan.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mohamad Mahsun (2006 : 77) jenis
indikator pemerintah meliputi indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat
dan dampak.
1) Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana),
sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain yang
dipergunakan untuk melaksankan kegiatan.
2) Indikator proses (process) dalam indikator proses organisasi merumuskan
ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, maupun ketepatan
pelaksanaan kegiatan tersebut.
3) Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan nonfisik.
Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran
yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Indikator keluaran dijadikan landasan
untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan
dengan sasaran kegiatan yang terdefenisi dengan baik dan terukur.
4) Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah
-
21
hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya dan dapat memberikan kegunaan
yang besar bagi masyarakat banyak.
5) Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan
tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat
menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Indikator
manfaat menunjukkan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan
berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu)
6) Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif
maupun negatif.
Menurut Agus Darma (1991: 1), mengatakan bahwa hampir semua cara
pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran
kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan
kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
2. Kualitas, adalah mutu yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran
mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan, yakni seberapa baik
penyelesaiannya.
3. Ketepatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang
direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus
penyelesaian suatu kegiatan.
-
22
II.2.Konsep Organisasi
II.2.1.Pengertian organisasi
Organisasi di masyarakat yang satu berbeda dengan organisasi di
masyarakat yang lainnya. Menurut Etizioni (1982) yang mengartikan organisasi
sebagai unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk
kembali penuh dengan pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurutnya organisasi umumnya ditandai oleh ciri-ciri :
1) Adanya pembagian dalam pekerjaan yang merupakan bentuk-bentuk
pembagian yang tidak dipolakan begitu saja, tetapi pola pembagian
tersebut direncanakan untuk mewujudkan tujuan tertentu.
2) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi
pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi
mencapai tujuannya
3) Penggantian tenaga, yakni tenaga yang dianggap tidak bekerja
sebagaimana diharapkan, dapat digantikan oleh tenaga lain. Penggantian
ini dilakukan dengan pengalihan maupun promosi.
Organisasi dapat dikelompokan menjadi organisasi formal (pemerintah) dan
organisasi nonformal (swasta). Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (PPKAD) sebagai organisasi formal melaksanakan tugas pemerintah yaitu di
bidang pengelolaan keuangan daerah. Mengenai organisasi formal ini, Louis A Allen
dikutip dalam (Susanto, 2000 : 28) mengemukakan bahwa: The formal organization
is a system of well defined jobs, each bearing a definite measure of authority
-
23
responsibility, and accountability, the whole consciously designed to eneble the
people of the enterprise to work most effectively together in accomplishment their
objectives ( organisasi formal adalah suatu sistem dari pekerjaan yang dirumuskan
dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas
dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya disusun secara sadar untuk
memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu bekerjasama secara paling efektif
dalam mencapai tujuan mereka).
Menurut Mulyono (1993 : 41) bahwa :Walaupun terdapat perbedaan yang
cukup mendasar diantara organisasi-organisasi dalam masyarakat kita, tetapi masih
banyak kesamaan-kesamaan yang dimilikinya pada hakikatnya, setiap organisasi
adalah kumpulan dari masyarakat yang melakukan tugas-tugas tertentu yang
dikoordinasi untuk meningkatkan nilai kegunaanya dari beberapa barang dan jasa
yang diinginkan oleh dan atau disediakan untuk masyarakat.
Demikian pula dengan Nicholas Henry (1998 : 73) mengemukakan bahwa:
Beberapa karakteristik yang pasti dari suatu organisasi adalah bahwa organisasi:
1) Punya maksud tertentu dan merupakan kumpulan bernagai macam
manusia
2) Punya hubungan sekunder (impersonal)
3) Punya tujuan yang khusus dan terbatas
4) Terintegrasi dalam system sosial yang lebih luas
5) Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungan
6) Sangat berpengaruh atas setiap perubahan lingkungan
-
24
Pada umumnya organisai ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
1) Adanya pembagian dalam pekerjaan, keluasan dan tanggung jawab
komunikasi yang merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak
dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional,
melainkan sengaja direncanakan unutk dapat lebih meningkatkan usaha
mewujudkan tujuan tertentu.
2) Adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi
pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi
mencapai tujuannya, pusat kekuasaan harus juga secara kontinu
mengkaji sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh organisasi dan
apabila wewenang diperlukan harus juga menyusun pola-pola baru guna
meningkatkan efisiensi.
3) Penggantian tenaga,dalam hal ini tenaga yang dianggap tidak bekerja
sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga lain, demikian juga
organisasi dapat mengkombinasikan lagi anggotanya melalui proses
pengalihan maupun promosi
II.2.2.Kinerja Organisasi
Organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang didalamnya tercermin
adanya komponen-komponen dengan sub-sub komponen sebagai berikut : input
yang mencapai material, perlengkapan, failitas, sumber daya manusia, kebijakan
dan aturan.
-
25
Sebagai sistem terbuka organisasi mentransformasikan sumber daya
manusia dan sumber daya selebihnya kemudian diterima sebagai input dari
lingkungan untuk menghasilkan suatu produksi berupa barang dan jasa. Sebagai
sistem terbuka organisasi harus mendapatkan sumber-sumber untuk mengadakan
pertukaran outputnya dengan lingkungan luar baik yang sifatnya umum maupun
yang spesifik berupa pemasok, pendistribusi, unit-unit atau wakil pemerintah, yaitu
lingkungan dimana organisasi melakukan kerjasama suatu organisasi yang telah
dibentuk baik organisasi swasta maupun pemerintah masing-masing mempunyai visi
dan misi yang ingn dicapai. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai apa
yang mencapai misinya adalah tergantung kemampuan organisasi itu dalam
mewujudkan tugas-tugas dalam operasionalnya.
Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi ( Dalam Pedoman Penerapan Pelaporan Kinerja Instansi
Pemerintah ( AKIP) yang diterbitkan oleh LAN di Jakarta pada tahun 2003).
Pengertian kinerja organisasi juga dikemukakan oleh Bastian (2001) sebagai
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam
upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.
Satu hal yang perlu dipahami bahwa keberhasilan organisasi tergantung dari
pada penampilan dan pemeliharaan sumber daya manusia. Keberhasilan kelompok
kerja merupakan salah satu contoh keberhasilan organisasi, sekaligus sebagai
ukuran tercapainya suatu tingkat tertinggi penampilan kerja organisasi. Akan tetapi
-
26
memang tidak serta merta organisasi mampu memberikan penampilan tanpa melalui
suatu proses dan tahapan.
Penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,
penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi
dalam kurun waktu tertentu, dan penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi
perbaikan atau peningkatan.
Untuk menilai apakah organisasi yang dipimpinnya telah berhasil dalam
melaksanakan tugasnya atau belum, Kepala Dinas Pendapatan pengelolaan
Keuangan dan asset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dapat menggunakan
criteria keberhasilan suatu organisasi sebagai berikut:
1) Tercapainya tujuan organisasi
2) Organisasi mampu memenuhi dan memanfaatkan segala sumber daya
yang ada secara optimal
3) Bawahan dan mitra kerja merasa puas
4) Munculnya kesepakatan antara anggota dalam organisasi dari berbagai
tingkatan terhadap apa yang sedang dan akan dilakukan
5) Organisasi memberikan pengalaman terhadap kepentingan yang paling
baik dari masyarakat
II.2.3.Kinerja Organisasi / Instansi Pemerintah
Kinerja instansi pemerintah dalam mencapai sasarannya tidak terlepas dari
masyarakat (LAN RI (2003)
-
27
1) Rencana Strategik
Dalam sosialisai AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
yang diterbitkan oleh LAN BPKP dijelaskan bahwa perencanaan
strategis merupakan proses secara sistematis berkelanjutan dari
pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-
banyaknya pengetahuan antisipatif secara sistematis usaha-usaha
melaksanakan keputusan terssebut dan mengukur hasilnya melalui
umpan balik yang secara terorganisir dan sistematis.
Inpres nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan bahwa perencanaan
strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hal yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau
mungkin timbul. Rencana strategi mengandung visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijaksanaan, program, atau kegiatan yang realistis dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan. Pandangan yang
dikemukaakan sebagai bentuk kebijakan pemerintah ini lebih
menekankan pada renstra sebagai suatu proses yang harus dilakukan
secara bertahap dan berkelanjutan (setiap lima tahun) didalamnya
tergambarkan mengenai suatu yang ingin dicapai, yang ditentukan
berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi internal dan eksternal, serta
upaya yang harus dilakukan untuk mencapai sebagai suatu strategis
yang harus dilaksanakan secara konsisten.
2) Rencana Kerja
-
28
Berdasarkan UU RI No. 25 Tahun 2004 tentang system
perencanaan pembangunan nasional pasal 5 ayat 3 menjelaskan bahwa
rencana kerja pemerintah daerah merupakan penjabaran terinci dari
rencana pembangunan jangka menengah daerah. Rencana kerja
pemerintah daerah dilaksanakan dalam waktu satu tahun anggaran
dengan tujuan (a) berupaya menciptakan keterpaduan rencana proyek
lintas sektoral, alokasi pembiayaan dan keterpaduan penentuan lokasi
pembangunan, (b) menciptakan keterpaduan antara perencanaan
dengan berdasar pada aspirasi bawah, dan (c) terciptanya tujuan
pembangunan daerah.
3) Anggaran Kinerja
Anggaran kinerja adalah anggaran yang menghitungkan
pengeluaran dengan hasil yang diinginkan. Melalui proses anggaran
kinerja instansi pemerintah kota/kabupaten menetapkan keluaran
danhasil dari masing-masing program dan pelayanan, kemudian instansi
pemerintah dapat membuat target untuk pencapaiannya.
Berdasarkan ketentuan dalam pasal 8 PP 105/2000 APBD disusun
dengan pendekatan kinerja anggaran yang mengutamakan supaya
pencapaian hasil kerja dari perencanaan alokasi biaya yang ditetapkan
APBD yang disusun dengan pendekatan kinerja, memuat:
a) Sasaran yang diharapkan memuat fungsi belanja
b) Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satu tahun
kegiatan yang bersangkutan
-
29
c) Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi
umum, belanja oerasional dan pemeliharaan modal.
Uraian tersebut merupakan sasaran kinerja pemerintah daerah yang menjadi
acuan laporan pertanggung jawaban tentang kinerja daerah tersebut.
4) Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP)
Dalam pedoman penerapan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) yang diterbitkan oleh LAN RI Jakarta pada tahun
2003 dijelaskan bahwa:
a) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seorang badan hokum/kewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggung jawaban
b) Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dengan
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi.
c) Instansi pemerintah adalah sebutan kolektif bagi satuan organisasi
departemen, lembaga pemerintah non departemen dan instansi
pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah
d) Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
alat pertanggung jawaban secara periodic
-
30
e) System akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah instrument
pertanggungjawaban yang meliputi berbagai indikator dan
mekanisme kegiatan pengukuran penilaian dan pelaporan kinerja
secara menyeluruh dan tepadu untuk memenuhi kewajiban suatu
instansi pemerintah dalam mempertanggung jawabkan
keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaan tupoksi serta misi
organisasi.
II.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep yang dikemukakan Agus Darma (1991: 1),
mengemukakan bahwa ada tiga indikator dalam menilai kinerja yaitu Kuantitas
pekerjaan, Kualitas pekerjaan, ketepatan waktu. Untuk menganalisis kinerja Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang,
maka penulis menggunanakan tiga indikator tersebut. Dari segi kuantitas diukur dari
hasil pekerjaan, dari segi kualitas pekerjaan diukur dari hasil pekerjaan yang sesuai
dengan harapan masyarakat, dan dari segi ketepatan waktu diukur dari ketepatan
waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Lebih jelasnya digambarkan sebagai
berikut:
-
31
Gambar 1 :kerangka pikir penelitian
KUALITAS
Mutu/HasilPekerjaan
KETEPATANWAKTU
Ketepatanwaktudalammelakukanpekerjaan
KINERJADINASPPKAD
KUANTITAS
VolumePekerjaan
-
32
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana
dalam penelitian yang dilakukan hanya bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui
atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan
penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan
menganalisis kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(PPKAD) Kabupaten Pinrang.
III.2. Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian
Deskriptif, dimana tipe penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkam variabel satu dengan variabel yang
lain.
Selain itu penelitian Deskriptif juga terbatas pada usaha mengungkapkan
suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat
sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara objektif
tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.
Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian Deskriptif dengan dasar
penelitian study kasus, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
-
33
jelas mengenai Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Pinrang..
III.3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini yaitu di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang.
III.4. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi yaitu kantor Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten pinrang
dimana berfokus pada prestasi kerja atau kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang..
III.5. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang
diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap sangat berpotensi
dalam memberikan data yang relevan dan sebenarnya dilapangan.
2. Data Sekunder
Data selokasi penelitian sekunder adalah sebagai data pendukung data
primer dari litelature dan dokumen serta data yang diambil dari suatu
organisasi atau perusahaan dengan permasalahan di lapangan yang
-
34
terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka dan
laporan-laporan penelitian.
III.6. Narasumber atau Informan
Narasumber atau informan merupakan orang-orang yang berpotensi untuk
memberikan informasi tentang bagaimana Kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten pinrang..
Informan dalam penelitian yang berhubungan dengan Kinerja Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang adalah
1. Sekretaris Kepala Dinas PPKAD Kabupaten Pinrang
2. Kepala Bidang Akuntansi
3. Kepala Bidang Pembiayaan
4. Kepala Bidang asset
5. Kepala Bidang Pendapatan Daerah
6. Anggota DPRD Kabupaten Pinrang
7. Inspektorat Kabupaten Pinrang
III.7. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan
data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti
menggunakan beberpa teknik pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
-
35
Observasi yakni pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian ini untuk memperoleh
keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti terkait
dengan Kinerja Dinas pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(PPKAD) Kabupaten Pinrang.
2. Wawancara
Wawancara yakni kegitan tanya jawab lisan antara dua (2) orang atau
lebih secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data
guna kelengkapan data-data yang diperoleh sebelumnya.
3. Dokumentasi
Telaah dokumen yaitu mengkaji dokumen-dokumen baik berupa buku
referensi maupun peraturan atau pasal yang berhubungan dengan
penelitian ini guna melengkapi materi-materi yang berhubungan dengan
penelitian yang penulis lakukan.
III.8. Teknik Analisis Data.
Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan
sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam melakukan analisis data
peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang terdiri dari beberapa tahapan
antara lain:
1. Pengumpulan informasi melalui wawancara tehadap key informan yang
compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan
-
36
untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber
data yang diharapkan.
2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan di lapangan selama meneliti. Tujuan diadakan transkrip data untuk
memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan
masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.
3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam
bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan
mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih
kemudian disajikan dengan tabel ataupun uraian penjelasan.
4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang
mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab
akibat atau proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat
dengan menggunakan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-
catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.
III.9.Fokus Penelitian
Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data,
sehingga tidak terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan
pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka akan memberikan
penjelasan mengenai maksud dan focus penelitian terhadap penulisan karya ilmiah
ini.
Kinerja adalah pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi atau
-
37
kegiatan tertentu selama kurung waktu tertentu, Sedangkan Kinerja organisasi
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu
organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
tersebut (Bastian, 2001:329)
Menurut Agus Darma (1991:1), ada tiga indicator kinerja yaitu:
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.
2. Kualitas, yaitu mutu atau hasil Pekerjan
3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.
-
38
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
IV.1. Gambaran Umum Lokasi
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD)
terletak di jalan Bintang Nomor 01 Kabupaten Pinrang.
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan
sesuai dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan
Daerah tingkat II Sulawesi Selatan(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74)
Kabupaten Pinrang memiliki luas wilayah 196.177 Ha atau dengan Batas-
batas sebagai berikut
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tator
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten
Sidrap
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Madya Pare-Pare
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sulawesi Barat
IV.2. Gambaran Demografi
Penduduk Kabupaten pinrang Pada tahun 2011 berjumlah 315.874 jiwa
(dengan komposisi laki-laki sebanyak 152.080 jiwa dengan perempuan 163.794
jiwa)
-
39
IV.3. Renstra (Rencana Strategik) dan Rencana Kerja(Renja) Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang
IV.3.1.Rencana Strategik
1. Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah Kabupaten Pinrang
Berdasarkan peraturan Bupati Kabupaten pinrang No.10 Tahun 2008
tentang pelaksanaaan Peraturan Daerah No.18 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata kerja Lembaga teknis daerah pemerintah Kabupaten
Pinrang, Tugas pokok (Bagian pertama tiugas pokok dan fungsi, pasal
363) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah
Melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan asset yang menjadi tanggung jawabnya dan
kewenangan lain yang diserahkan oleh Bupati kepadanya.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan dibidang
pendapatan, pengelolaaan keuangan dan asset daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan daerah.
-
40
c. Pembinaaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas dan
kewenangannya
d. Pengelolaan administrasi umum ketatalaksanaan, keuangan,
kepegawaian, perlengkapan dan peralatan
e. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi dan tata kerja untuk melakukan tugas pokok
dan fungsi yang berwenang dalam menangani Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang,
Institusi ini memiliki Struktur Organisasi dan tata kerja yang terdiri
dari:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. Sub Bagian Perencanaan
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum
3. Bidang Pendapatan Daerah
a. Seksi Dana Perimbangan
b. Seksi PAD
c. Seksi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
4. Bidang Asset
a. Seksi Kebutuhan dan Distribusi
-
41
b. Seksi Penilaian
c. Seksi Penghapusan
5. Bidang Pembiayaan
a. Seksi Anggaran
b. Seksi Otorisasi dan Verifikasi
c. Seksi Perbendaharaan
6. Bidang Akuntansi
a. Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran
b. Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset
c. Seksi Monitoring, Evaluasi Keuangan dan Asset
7. Unit Pelaksana Teknis
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Berikut Uraian Tugas Lingkup Dinas yang memiliki kewenangan dalam
mengurusi Pendapatan, pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dari semua
lini.
1) Kepala Dinas
Kepala Dinas Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah
mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan
Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
pasal 363 dan 364 serta memimpin dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan staf pelaksana Dinas pengelolaaan keuangan dan Aset
Daerah
2) Sekretariat
-
42
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan
menyurat, pendistribusian, perlengkapan kantor, kepegawaian,
keuangan dan urusan umum.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada poin
diatas secretariat mempunyai fungsi:
Pelaksanaan pengelolaan surat menyurat, perlengkapan rumah tangga, dan pemeliharaan Kantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Pengumpulan hasil penyusunan rencana , program kerja dan
pelaporan serta pembinaaan organisasi dan tata laksana
a. Sub Bagian Perencanaan
Sub bagian perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana
operasi dan pemeliharaan kantor serta pembiayaan kantor, menyusun
data informasi organisasi dan tata laksana Dinas, rencana pelatihan
pegawai danpengembangan SDM dilingkungan Dinas, menyusun
Program Kerja strategis dan laporan pelaksanaan Kinerja Dinas
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
diatas, sub bagian perencanaan mempunyai fungsi:
Penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan kantor serta pembiayaan kantor
Penyusunan data informasi organisasi dan tata laksana Dinas
-
43
Penyusunan rencana pelatihan pegawai dan pengembangan SDM di lingkungan Dinas
Penyusunan program kerja strategi dan laporan pelaksanaan kinerja Dinas
b. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan
belanja Dinas, pembukuan anggaran dan verifikasi serta pengurusan
pembendaharaan
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
poin diatas, sub bagian keuangan mempunyai fungsi:
Penyusunan rencana anggaran Dinas Pengelolaan administrasi keuangan Dinas Pembuatan laporan penggunaan keuangan Dinas Pelaksanaan evaluasi anggaran dan penggunaan keuangan
Dinas
Pemberian usulan untuk perbaikan anggaran dan pengelolaan keuangan Dinas
Pembantuan kegiatan sub Dinas dalam administrasi keuangan c. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas mengelola kegiatan
administrasi perkantoran kegiatan surat menyurat, tatausaha perjalanan
Dinas,melakukan penginvestasian, pembelian, pendistribusian, dan
-
44
pemeliharaan barang-barang inventaris kantor, menyusun rencana
penempatan dan mutasi pegawai dilingkungan Dinas, melaksanakan
administrasi kepegawaian dan pengembangan kepegawaian.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
poin diatas maka sub bagian umum memilik fungsi:
Pengelolaan kegiatan administrasi perkantoran Penatausahaan perjalanan Dinas Penginventarisasian barang kantor Pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas
3. Bidang Pendapatan Daerah
Bidang Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang meliputi pendapatan
asli daerah dan perimbangan serta lain-lain pendapatan yang sah.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud
diatas, maka bidang pendapatan daerah memiliki fungsi
Penyusunan kebijakan teknis pendapatan Penyelanggaraan program dan kegiatan pendapatan Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepada seksi dalam lingkungan bidang.
Pelaksanaan penelitian dan pendataan subjek dan objek-objek pajak dan retribusi daerah
Pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah Pelaksanaaan pembinaan peningkatan PAD
-
45
Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepada seksi dalam lingkungan bidang.
a. Seksi Dana Perimbangan
Seksi dana perimbangan mempunyai tugas melaksanakan
perhitungan, penagihan, penatausahaan dana perimbangan yang berasal
dari pusat maupun dari propinsi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud
diatas, maka seksi dana perimbangan mmemiliki fungsi:
Pelaksanaan perhitungan besarnya dana perimbangan yang berasala dari pusat dan propinsi
Penyiapan administrasi penagihan dan pembayaran Pelaksanaan pencatatan penatausahaan dana perimbangan Pelaksanaan pelaporan realisasi dana perimbangan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan
b. Seksi PAD
Seksi PAD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendataan,
pendaftaran, pemantapan, dan pungutan oajak atas revisi data tentang
sumber sumber penerimaan dana lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiman yang dimaksud diatas,
maka seksi PAD mamiliki fungsi:
Penyusunan bahan rencana perumusan pendapatan asli daerah
-
46
Penyusunan kebijakan tekhnis dalam melakukan pencatatan pendaftaran wajib pajak dan retribusi daerah
Pelaksanaan perhitungan dan penetapan pajak dan retribusi daerah
Pendefinisian data calon wajib pajak dan retribusi daerah Pengumpulan dan pengelolaan data serta pencatatan data
objek dan subjek pajak daerah serta mengumpulkan formulir
pendaftaran
Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pajak dan retribusi daerah
Pembuatan dan melayangkan surat keberatan dan surat permohonan banding atas penetapan pajak dan retribusi
daerah
Pengumpulan data sumber pelaporan administrasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan c. Seksi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Seksi lain-lain pendapatan yang sah memilik tugas melaksanakan
perhitungan, penagihan, pendataan, dan penatausahaan atas sumber lain
pendapatan yang sah
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,
maka seksi lain-lain pendapatan yang sah memilik fungsi:
-
47
Pelaksanaan perhitungan besarnya lain-lain pendapatan yang sah
Penyiapan dokumen penagihan Pelaksanaan pencatatan dan penatausahaan Penyiapan laporan relisasi penerimaan Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
4. Bidang Asset
Bidang aset mempunyai tugas melakasanakan perumusan
kebijaksanaan tekhnis dan menyusun pedoman standarisasi, perancanaan,
pengadaan, penghapusan pelelangan inventerisasi dan
pengendalian/pengawasan/pengelolaan aset serta pembelian administrasi
barang ;
Untuk melaksanakn tugas pokok sebagaimana di maksud ayat diatas,
bidang aset mempunyai fungsi ;
Penyusun kebijakan tekhnis pengelolaan aset daerah; Penyiapan bahan penyusunan tender dan program
pengadaan aset dan inventerisasi barang;
Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengelolaan aset daerah ;
Penyiapan bahan bibmbingan dan petunjuk tekhnis dalam rang penyimpanan dan pemeliharaan barang;
-
48
Penyiapan bahan bimbingan dan petunjuk tekhnis dalam rangka pembinaan bendahara barang;
Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemanfaatan dengan pengelolaan aset aset daerah;
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya dan di berikan oleh pimpimnan;
a. Seksi Kebutuhan dan Distribusi
Seksi kebutuhan dan distribusi mempunyai tugas menyusun program
rencana kebutuhan barang pemerintah daerah dan melakasakan
pendistribusian;
Untuk melaksanakn tugas pokok sebagaimana di maksud diatas,
seksi kebutuhan dan distribusi mempunyai fungsi ;
Penyusunan rencana kebutuhan barang unit [KBU]; Penbuatan daftar kebutuhan barang [DKB] pemerintah daerah
;
Pembuatan rencana tahunan unit [RTU] Pelaksanaan perendistribusian barang unit kepada masing-
masing SKPD;
Pelaksanaan pengelolan,pemanfaatan penyampaian; Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam
rangka penyusunan standarisasi harga barang dan jasa
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh pimpinan ;
-
49
b. Seksi Penilaian
Seksi penilaian mempunyai tugas melaksanakan penilaian terhadap
pengadaan kebutuahan baarang / aset pemerintah daerah baik barang
bergerak maupun barang tidak bergerak serta melaksanakan sertifikasi aset;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud ayat 1,
seksi penilaian mempunyai fungsi :
Perumusan program dan kegiatan dalam bidang infestasi dan aset penjabaran neraca barang daerah
Pelaksanaan proses administrasi pencaatatan dan pembiayaan barang daerah;
Pelaksanaan kordinasi dengan unit unit kerja dalam mengefaluasi dan memberikan data laporan barang unit dan
mutasi barang unit dalam lingup pemda;
Perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kebijakan tekhnis perubahan status hukum aset daerah;
Pelaksaan pemamfaatan aset aset daerah; Pelaksanaan monitoring unit kerja secara berkala tengtang
pengelolaan infentalisasi barang
Pemeriksaan dan penelitan semua pengadaan barang / aset; Pembuatan daftar infestarisasi aset barang; Pembuatan data dasar neraca barang daerah;
-
50
Pelaksanaan perawatan dan pengendalian pemamfaaatan aset daerah;
Pelaksanaan sensus daerah; Pelaksanaan legal audit aset pemerintah daerah; Pelaksanaan tugas kedinasan yang diperuntukkan oleh
pimpianan;
c. Seksi Pengahapusan
Seksi penghapuasan mempunyai tugas merencanakan dan
merumuskan kebijakan dalam rangka penghapusan aset;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud diatas,
seksi penghapusan mempunyai fungsi:
Pembuatan bahan kebijakan standart penyuluhan dan penghapusan aset pemerintah daerah;
Persiapan administrasi dalam rangka penyerahan dan penghapusan barang / aset daerah;
Pengecekan / penelitian atas kebenaran usul perbaikan dan penghapusan aset daerah;
Pelaksanaan pengawasan monitoring penghapusan aset barang daerah;
Pelaksanaan tugas kedinasan yang di peruntukkan oleh pimpinanan;
5. Bidang Pembiayaan ( pengelolaan keuangan )
-
51
Bidang pembiayaan ( pengelolaan keuangan ) mempunyai tugas
menghimpun dan menyiapkan serta mengkoordinasikan penyusunan
program, penyusunan anggaran pokok dan perubahan APBD,
menatausahan perbendaharaan dan gaji serta membina administrasi
pengelolaan keuangan;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagai mana di maksud diatas,
bidang pembiayaan ( pengelolaan keuangan ) mempunyai fungsi :
Penyiapan barang perumusan kebijakan tekhnis penyusunan APBD pokok dan APBD perubahan;
Penyiapan bahan penyusunan rencana program administrasi di bidang anggaran dan pengeluaran;
Penyiapan barang penerbitan surat penyediaan dana ( SPD )
Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian, pengujian kebenaran pengeluaran melalui surat permintaan pembayaran (
SPP ) dan surat perintah pembayaran ( SPM ) yang diajukan oleh
SKPD
Penyiapan penerbitan surat perintah pencairan dana ( SP2D) Melakukan penelitian dan perifikasi dan penata usaha gaji Melakukan penata usahaan pada kuasa bendara umum daerah (
but )
-
52
Menyiapkan bahan pembinaan bimbingan dan penyusunan pedoman serta petunjuk tekhnis administrasi keuangan di bidang
anggaran, perbendaharaan dan pengeluaran
Melaksnakan utang piutang dan pinjaman daerah Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran ( DPA ) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh
pimpinan.
a. Seksi Anggaran
Seksi anggaran mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan
pengumpulah bahan penyusunan RAPBD dan perubahan APBD serta nota
keuangan dan dokumen perencenaan di bidang keuangan petunjuk
pelaksanaan APBD
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud diatas ,
seksi anggaran mempunyai fungsi :
Penyaiapan data / bahan penyusunan naskah arah kebijakan umum ( AKU ) dan PPAS bersama dengan tim anggaran
pemerintah daerah ( TAPD )
Penyiapan bahan, data dan petunjuk tekhnis penysunan rencana kerja anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran
( DPA )
Penyiapan bahan / data penyusunan naskah RAPBD, perubahan APBD dan nota keuangan
-
53
Pelaksaanaan evaluasi terhadap RKA yang disusun oleh SKPD dan mempersiapkan keputusan kepala daerah tentang
pengesahan DPA SKPD
Penyiapan keputusan kepala daerah untuk menetapkan pejabat pelaksanaan APBD
Penyiapan penyediaan kredit aran SKPD melalui pembuatan SPD
Menyiapkan bahan / data dan menyusun laporan relisasi penyediaan kredit anggaran secara berkala
Penyiapan bahan dan menyusun surat edaran tentang petunjuk tekhnis pelaksanaan APBD
Penelitian keputusan kepala daerah yang berkaitan dengan pembebanan APBD
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh pimpiinan.
b. Seksi Otorisasi dan Verifikasi
Seksi otorisasi dan ferifikasi mempunyai tugas meneliti dan menguji
serta memeriksa terhadap realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah serta pembiayaan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebaimana yang di maksud diatas,
seksi otoritas dan ferifikasi mempinyai fungsi :
Penelitian dan pemeriksaan kelengkapan data pada dokumen serta pertanggung jawaban ( SPJ ) anggaran
-
54
yang di ajukan oleh bendara penerimaan dan pengeluaran
masing masing SKPBD
Penelitian dan pemeriksaan bukti bukti pembellian dan pembayaran ;
Pemeriksaan bukti bukti pendapatan daerah yang dilakukan oleh bendara penerima serta bukti pernyataan untuk ke
khas daerah ;
Pembuatan catatan hasil pemerikasaan atas pertanggung jawaban bendahara ( SPJ fengsional ) :
c. Seksi Perbendaharaan
Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas meneliti dan menguji
kebenaran setiap perintah permintaan pembayaran yang membebani APBD
dengan membuat SP2D, daftar penguji serta penyelanggaraan Pembinaan
perbendaharaan dan penatausahaan gaji PNS
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud
diatas, sseksi perbendaharaan mempunyai fungsi:
Pemeriksaan dan penelitian serta pengujian kebenaran dan keabsahan surat perintah pembayaran (SPP) dan (SPM)
dari bendaharawan pengeluaran
Penelitian kebenaran penggunaan anggaran menurut tugas berdasarkan DPA
Pengelolaan kartu dan daftar sesuai dengan contoh/format yang telah ditetapkan
-
55
Pembuatan laporan realisasi bulanan anggaran kode rekening anggaran
Persiapan data / bahan dalam rangka pelaksanaan untutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan
Pelaksanaan penatausahaan, memproses bahan data di dokumen yang diperlukan untuk pembagian sumbangan,
hibah dan bagi hasil kepada pemerintah desa
Penelitian dan pendataan gaji dan tunjangan lainnya Penelitian daftar tunjangan keluarga (KP-4) yang diajukan
oleh SKPD
Penelitian surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) yang digunakan oleh SKPD
Penelitian surat setoran pajak (SSP), surat salinan Bank pengelola (SSBP), atas pendapatan sisa daftar gaji
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
6. Bidang Akuntansi
Bidang akuntansi mempunyai tugas melaksanakan penelitian ,
pencatatan dan melakukan kepada bendahara, mengkoordinasikan
pengelolaan data penerimaan dan pengeluaran baik secara manual maupun
secara elektronis yang berbasis pada system akuntansi serta menyusun
laporan keuangan
-
56
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,
maka bidang akuntansi memiliki fungsi:
Penyiapan bahan permintaan kebijakan tekhnis penyusunan laporan-laporan perhitungan dan LRA
Penyiapan bahan penyusunan dan petunjuk tekhnis di bidang akuntansi
Pelaksanaan pembayaran kepada bendahara penerima maupun bendahara pengeluaran
Penyiapan perangkat lunak (software) dan jaringan pengelolaan data keuangan
Pelaksanaan penelitian asas tindak neraca bendahara Penyiapan laporan kas Penyiapan laporan realisai anggaran per semester dan
laporan perhitungan
Penyiapan bahan pertimbangan dan penyusunan pedoman serta petunjuk tekhnis administrasi keuangan dibidang
akuntansi
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
a. Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran
Seksi akuntansi penerimaan dan pengeluaran memiliki tugas
menyusun laporan keuangan secara sistematik dan kronologis atau system
akuntansi atas APBD.
-
57
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud
diatas, maka seksi akuntansi penerimaan dan pengeluaran memiliki fungsi:
Penyelenggaraan tata pembukuan secara sistematik dan kronologis atau system akuntansi penerimaan atas APBD
Penilaian terhadap pelaporan penerimaan pengeluaran uang serta kaitannya dari pada saldo kas daerah
Penyiapan bahan laporan realisasi APBD perlunya kas dan arus kas
Pelaksanaan pencatatan / pembukuan terhadap penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya administrative
Pembukuan semua surat ketetapan pajak daerah/retribusi daerah serta penyetoran kedalam kertas perjenis pajak dan
retribusi daerah
Penyiapan bahan dan pelaksanaan rekonsiliasi realisasi APBD dan secara berkala melalui jurnal koreksi
Penyampaian pembetulan pembukuan kepada bendaharawan penerimaan / pengeluaran dan pemegang
kas daerah bila terjadi kesalahan pembukuan atas laporan
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
b. Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset
-
58
Seksi akuntansi pelaporan keuangan dan asset mempunyai tugas
menyusun laporan keuangan secara sistematis atas realisasi pendapatan
belanja pembiayaan serta asset daerah
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud
diatas, maka seksi akuntansi pelaporan keuangan dan asset memiliki fungsi:
Persiapan data/bahan penyusunan rancangan laporan pertanggung jawaban pelaksanaaan APBD yang terdiri atas:
laporan realisasi anggaran, catatan atas laporan keuangan,
neraca daerah, laporan arus kass
Penyiapan penyusunan laporan keuangan secra berkala. Pelaksanaan penjurnalan anggaran dan realisasi yang
berasal dari mutasi pendapatan belanja, pembiayaaan serta
asset daerah
Pelaksanaan posting kebuku besar terhadap transaksi pendapatan,belanja dan pembiayaan serta asset dan
menyusun neraca saldo
Pelaksanaan pencatatan terhadap aliran kas meliputi aktivitas operasi,aktivitas investasi, dan aktifitas pembiayaan
serta aktifitas non anggaran
Pelaksanaan penctatan dan penetausahaan terhadap akun-akun pada kas, neraca yang meliputi aktiva, utang dan
ekuitas
-
59
Penyelanggaraan penatausahaan penyusunan pemerintahan daerah
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
c. Seksi monitoring, evaluasi keuangan dan Aset
Seksi monitoring evaluasi keuangan dan aset memilik tugas
melakukan entitas, evaluasi dan pengawasan tehadap pwlaksanaan APBD
dan aset daerah melakukan pengembangan dan pemeriksaan aplikasi
jaringan sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang
berbasis pada sistem akuntansi yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud
diatas, seksi monitoring,evaluasi keuangan dan Aset mempunyai fungsi:
Penyiapan perangkat lunak dan keras dengan menggunakan sjaringan system informasi setiap SKPD
Penyiapan bahan petunjuk tekhnis cara pengoperasian jaringan aplikasi
Penyiapan bahan bimbingan dan pengeendalian tekhnis, pengawasan intern dan ekstern yang efektif dalam
menunjang peningkatan pengelolaan keuangan
Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian tekhnis penyusunan perundang-undangan dibidang pengelolaan
keuangan dan asset daerah
-
60
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
2. Sistem, Prosedur dan Mekanisme Kerja Dinas
Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Pinrang.
Sistem Prosedur dan Mekanisme Kerja Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mengacu pada :
a. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah
b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah.
Berikut mekanisme kerja pengelolaan pendapatan keuangan dan
asset daerah (dari hasil Wawancara Sekretaris Dinas, 18 April 2012)
a. APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan
setiap tahun dengan peraturan daerah
b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah tahun berikutnya
c. Penyusunan APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja
dan pembiayaan
d. Pendapatan daerah yang dikelola berasal dari pendapatan asli daerah,
dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah
e. Perincian belanja daerah menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja
-
61
f. Penyusunan APBD sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah
g. Penyampaian rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikut
sejalan dengan SKPD sebagai landasan RAPBD kepada kepala daerah
untuk diajukan kepada DPRD
h. Menjadwalkan pembicaraan pendahuluan tentang pembahasan KUA
tahun anggaran berikutnya untuk diajukan kepada DPRD
3. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang
A. Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana organisasi
harus dibawah agar dapat eksis, antisipatif dan partisipatif. Visi adalah
suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan oleh organisasi.
Dengan mengacu dan berpedoman kepada Visi Kabupaten
Pinrang sebagai berikut: Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Melalui
Penataan Program Pembangunan Pro Rakyat Menuju Terciptanya
Kawasan Agropolitan yang Didukung oleh Penerapan Prinsip-
Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik(Good Governance).
Ada 3 (tiga) hal pokok yang menjadi agenda daerah 5 (lima)
tahun kedepan yaitu berkaitan dengan:
1. Pencapaian masyarakat sejahtera pada batas-batas tertentu
-
62
2. Pembangunan berorientasi pemerdayaan masyarakat melalui
pendekatan agropolitan.
3. Penyelanggaraan kepemerintahan yang baik.
Untuk mendukung ketiga hal pokok tersebut, dilihat dari sudut
pandang lingkup tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta kondisi
objektif yang melekat pada DPPKAD, maka formulasi Visi-Misi DPPKAD
adalah:
Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Asset
Daerah Yang Profesional, Akuntabel, Transparan Berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan Yang Bertumpu Pada Kepentingan
Rakyat
Makna dan kriteria yang terkandung dari Visi terwujudya
Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Asset Daerah yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Aparatur DPPKAD yang diarahkan untuk bekerja penuh Dedikasi,
Mumpuni, Memiliki keahlian, Kapabel, dan Kompeten di bidangnya
dengan hasil kerja yang optimal efektif serta hal lain adalah
menempatkan aparatur institusi bekerja dengan mengedepankan
metode berfikir ilmiah, tanggap dan progresif terhadap tuntutan
perkembangan.
2. Akuntabel
-
63
Mengetengahkan kinerja hasil kerja aparatur DPPKAD yang dapat
terlihat wujudnya serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya kepada
masyarakat.
3. Transparan
Mengetengahkan hasil kerja aparatur DPPKAD dilakukan secara
wajjar dan terbuka sesuai dengan regulasi dan peraturan yang berlaku
4. Bertumpu pada kepentingan rakyat
Kebijakan hasil kerja institusi, semata-mata ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan mendasar yang memeadai dan dapat
memberikan stimulant terhadap perkembangan kesejahteraan
masyarakat.
Untuk mewujudkan Visi tersebut, SKPD Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mengupayakan langkah-
langkah strategis yang diformulasikan kedalam Misi.
B. Misi
Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Pinrang yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan Kebijakan Umum dan Teknis Pengelolaan Pendapatan,
Keuangan Dan Asset Daerah
Misi ini dimaksudkan bahwa institusi dapat dirumuskan beragam
kebijakan partisipatif dibidangnya untuk mengelola pendapatan
keuangan dan asset daerah tepat sasaran dan berorientasi pada
kepentingan masyarakat.
-
64
2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan
Asset Daerah
Misi ini dimaksudkan untuk memperoleh kinerja institusi dalam
mengelola hasil kerja dibidangnya. Demikian pula mengenai
pengelolaan asset daerah terlihat nyata manfaatnya dalam
penyelanggaraan pemerintahan serta dirasakan manfaat asset
daerah tersebut terhadap masyarakat sebagai penerima manfaat.
3. Mengoptimalkan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan
Pelaksana Tugas Lain Yang Diberikan oleh Bupati Sesuai Dengan
Tugas dan Fungsinya.
Misi ini diarahkan pada peran UPTD sebagai unit terdepan yang
secara langsung dalam memperkuat kinerja basis peran institusi tepat
sasaran dan berhasil guna.
4. Professional Dalam Tugas Sesuai Dengan Keahliannya Masing-
Masing
Misi ini berupaya untuk memperkokoh dan mendorong
kemampuan SDM aparatur institusi sebagai operator sesuai dengan
tugas dan fungsinya yang professional, kompeten, dan partisipatif
bersama-sama masyarakat dalam kerangka pembangunan daerah.
C. Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang
Tujuan dan sasaran atau hasil akhir yang hendak dicapai dalam
kerangka pencapaian Visi-Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
-
65
Keuangan dan Asset Daerah dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif
dengan memperhatikan kondisi objektif yang ada.
Tujuan dan sasaran tersebut diarahkan pada formulasi
penjabaran dari masing-masing Misi. Oleh karena itu, formulasi tujuan
yang hendak dituju adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Tujuan dan Sasaran Pencapaian Visi-Misi DPPKAD Kab.Pinrang
No Misi Tujuan Sasaran & Target 1 Merumuskan kebijakan
umum dan teknis pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah
Disiapkannya beragam kebijakan umum untuk mengelola PAD pemanfaatannya efektif,tepat sasaran, dan berhasil guna mempersiapkan dan menyusun regulasi/keputusan untuk memperkuat tugas pokok dan fungsi DPPKAD sebagai bagian dari pemerintahan kabupaten
Institusi DPPKAD, masyarakat kab.pinrang
yang dikenai wajib pajak dan retribusi daerah dan yang memenuhi kewajiban lainnya (100% wajib pajak/retribusi,dll)
Masyarakat luar yang menikmati jasa (wil) kab.pinrang (100% masyarakat penerima jasa)
2 Mengoptimalisasikan Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Pelaksana Tugas Lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan Tugas dan fungsinya.
Disiapkannya kebijakan yang member ruang gerak yang lebih luas kepada UPTD namun dalam koridor regulasi profesionalisme dan kompetensi SDM UPTD serta Efektifitas hasil kerja UPTD
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) DPPKAD (100% aparat) Rasio efisiensi 80-100 %
3 Professional dalam tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing
Pengembangan profesionalisme, kapabel dan kompetensi SDM DPPKAD
Kinerja dan efisiensi pemanfaatan hasil yang masuk kategori baik.
UPTD (100%) sebagai sub ordinat kelembagaan DPPKAD 100% staf UPTD Rasio efisiensi 80-100 %
4 Meningkatkan kualitas pendapatan, pengelolaaan keuangan dan asset daerah
Penguatan manajemen DPPKAD. Hasilnya dirasakan oleh masyarakat
Institusi DPPKAD
Sumber: Data Sekunder DPPKAD Tahun 2011
-
66
4. Strategi Dan Kebijakan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang
1. Strategi
Strategi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kab.Pinrang dipersiapkan untuk menetapkan langkah-langkah dalam
kerangka pencapaian tujuan dan sasaran dari Visi-Misi DPPKAD.
Ada beberapa pilihan strategis sebagai suatu kesatuan yang
terintegrasi yaitu:
Memperkuat Institusi DPPKAD Memperkuat manajemen institusi yang lebih professional Pemberdayaan, profesionalisme dan kompenensi SDM
Institusi
Penyebarluasan Hak dan Kewajiban serta partisipasi Masyarakat kepada Daerah melalui peran DPPKAD
Perumusan kebijakan kebijakan yang menyangkut peran daerah melalui kewenangan DPPKAD
Memperkuat peran UPTD sebagai Sub Kelembagaan Dinas yang diberi Tugas sesuai dengan tupoksi dan
peraturan yang berlaku
Koordinasi dan sinkronisasi antar Institusi di lingkunghan Kab.pinrang
Memperkuat pengawasan dan evaluasi untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien
-
67
Memperkuat pengelolaan asset daerah yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
2. Kebijakan
Beberapa pilihan pilihan strategi tersebut selanjutnya
diformulasikan kedalam penetapan kebijakan yang memberikan
momentum kearah mana program / kegiatan yang dipersiapkan
DPPKAD tepat sasaran dengan tingkat efisiensi yang baik. Kebijakan
yang dimaksud sesuai dengan strategi yang ditetapkan,
diformulasikan dalam bentuk:
Mempersiapkan perencanaan strategis SKPD sebagai acuan untuk melakukan suatu tindakan
Konsolidasi internal institusi DPPKAD yang menyangkut manajemen dan pemberdayaan aparatur
Penyertaan masyarakat dalam mempersiapkan suatu peraturan maupun kebijakan yang menyangkut peran
institusi dengan metode pendekatan tertentu
Memberdayakan unit-unit kerja institusi yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang lebih
kondusif, partisipatif, serta elegan
Memperkuat koordinasi dan kemitraan diantara institusi Unit Kerja untuk memperoleh kinerja yang
optimal.
-
68
IV.3.2.Rencana Kerja
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik,
yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan
tahunan.
Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi dan Misi
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang,
maka ditetapkan Program dan Kegiatan Tahun 2011 sebagai berikut :
1. Program peningkatan dan pengembangan dengan didukung 12 kegiatan
yaitu:
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
perubahan APBD
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
Penyusunan rancangan peraturan Daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
Penyusunan system pengelolaan keuangan daerah Sosialisasi paket dan regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah
-
69
Peningkatan manajemen asset / barang daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD Fasilitas penyaluran bantuan keuangan social
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa surat menyurat Penyedian jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik Penyediaan jasa peralatan dan perlangkapan kantor Penyediaan jasa administrasi keuangan Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan Penyediaan makan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatu
Pengadan kendaraan Dinas/operasional Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dinas/operasional
4. Program peningkatan dan pengembangan system capaian kinerja dan
keuangan
-
70
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Penyusunan pelaporan keuangan semesteran 5. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
Pendidikan dan pelatihan IV.4. Sarana dan Prasarana
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam
menjalankan tugasnya, dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang berupa :
a. Gedung.
Gedung Kantor yang terletak di