09_2_3

11
PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami) dan sintetik yang diduga dapat mengurangi tingkat kelelahan yang terlihat dari selisih kadar asam laktat darah sebagai indikator kelelahan. Sukarelawan pria yang berjumlah 12 orang dan merupakan atlet bulutangkis diambil sampel darahnya sebelum diberi suplemen dan setelah perlakuan lari 400 m. Kadar asam laktat darah diukur dengan metode kolorimetri dan dihitung selisih asam laktatnya untuk mengetahui besarnya penumpukan asam laktat. Selain itu, dilakukan pula pengukuran parameter lain yang berkaitan dengan penelitian seperti berat dan tinggi badan, tekanan darah, denyut jantung, volume paru-paru, dan kadar hemoglobin darah. Pemberian pisang raja cere menunjukkan adanya penurunan selisih kadar asam laktat secara bermakna dibandingkan dengan plasebo. Sementara itu, hasil yang sama ditunjukkan oleh pisang raja cere terhadap beras kencur serta pisang raja cere terhadap suplemen x. Beras kencur dan suplemen x tidak bermakna dalam penurunan selisih asam laktat bila dibandingkan dengan plasebo menurut data yang berurutan. Kadar asam laktat akhir kelompok pisang raja cere lebih rendah daripada kelompok plasebo, beras kencur dan suplemen x. Kata kunci: Asam laktat, atlet, pisang raja cere, suplemen. Tubuh manusia secara normal mengalami metabolisme. Energi yang menjadi sumber pergerakan tubuh salah satunya berasal dari ATP yang digunakan antara lain untuk pergerakan otot (Guyton, 1986). Energi yang digunakan saat beraktivitas pada kondisi anaerob akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Asam laktat secara normal terdapat dalam tubuh dan menggambarkan kondisi glikolisis Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Seryana Herman adalah dosen Sekolah Farmasi ITB. 113

Upload: kharisma-aditya-rasyid-tfers

Post on 18-Feb-2015

50 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: 09_2_3

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami) dan sintetik yang diduga dapat mengurangi tingkat kelelahan yang terlihat dari selisih kadar asam laktat darah sebagai indikator kelelahan. Sukarelawan pria yang berjumlah 12 orang dan merupakan atlet bulutangkis diambil sampel darahnya sebelum diberi suplemen dan setelah perlakuan lari 400 m. Kadar asam laktat darah diukur dengan metode kolorimetri dan dihitung selisih asam laktatnya untuk mengetahui besarnya penumpukan asam laktat. Selain itu, dilakukan pula pengukuran parameter lain yang berkaitan dengan penelitian seperti berat dan tinggi badan, tekanan darah, denyut jantung, volume paru-paru, dan kadar hemoglobin darah. Pemberian pisang raja cere menunjukkan adanya penurunan selisih kadar asam laktat secara bermakna dibandingkan dengan plasebo. Sementara itu, hasil yang sama ditunjukkan oleh pisang raja cere terhadap beras kencur serta pisang raja cere terhadap suplemen x. Beras kencur dan suplemen x tidak bermakna dalam penurunan selisih asam laktat bila dibandingkan dengan plasebo menurut data yang berurutan. Kadar asam laktat akhir kelompok pisang raja cere lebih rendah daripada kelompok plasebo, beras kencur dan suplemen x.

Kata kunci: Asam laktat, atlet, pisang raja cere, suplemen.

Tubuh manusia secara normal mengalami metabolisme. Energi yang menjadi sumber pergerakan tubuh salah satunya berasal dari ATP yang digunakan antara lain untuk pergerakan otot (Guyton, 1986).

Energi yang digunakan saat beraktivitas pada kondisi anaerob akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Asam laktat secara normal terdapat dalam tubuh dan menggambarkan kondisi glikolisis

Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Seryana Herman adalah dosen Sekolah Farmasi ITB.

113

Page 2: 09_2_3

Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk)

anaerob. Asam laktat berkaitan erat dengan kemampuan otot untuk berkontraksi. Tubuh memiliki keterbatasan dalam mentoleransi jumlah asam laktat dan tiap individu memiliki batas ambang asam laktat yang berbeda-beda. Kadar asam laktat akan meningkat saat beraktivitas dimana sumber energinya berasal dari sistem glikolisis anaerob.

Adanya aktivitas tinggi tanpa memperhatikan waktu pemulihan yang cukup, energi dari glikolisis anaerob merupakan sumber energi yang dominan dapat menyebabkan penumpukan asam laktat darah yang mengakibatkan terhalangnya asupan energi dari sistem aerob pada sel otot dan timbulnya rasa lelah (Guyton, 1986).

Kondisi tersebut berakibat pada turunnya kinerja otot. Namun adanya asam laktat dalam tubuh juga penting karena asam laktat dapat diubah menjadi sumber energi. Asam laktat dalam kondisi cukup oksigen dapat diubah kembali menjadi asam piruvat dan selanjutnya mengalami sistem oksidatif untuk menghasilkan energi.

Kegiatan olahraga sekarang ini tidak hanya dipandang sebagai kegiatan rekreasi atau meningkatkan kebugaran tubuh semata namun lebih jauh lagi, kegiatan olahraga telah dititikberatkan pada pencapaian prestasi. Oleh karena itu, para atlet dituntut untuk terus meningkatkan performanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja otot secara tidak langsung juga akan mempengaruhi performa atlet.

Pengukuran kadar asam laktat merupakan salah satu parameter yang penting dalam mengetahui kinerja bioenergetik otot. Kinerja otot sangat berkaitan dengan latihan dan asupan gizi yang pada akhirnya akan menunjang kesiapan atlet dalam bertanding. Suplemen menjadi sesuatu yang populer di kalangan atlet karena diklaim dapat mengembalikan kebugaran, meningkatkan ketahanan dan kekuatan tubuh, mengurangi lemak tubuh serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Sekarang ini, penggunaan suplemen yang diklaim dapat mengembalikan kebugaran dan daya tahan tubuh atlet termasuk doping telah diawasi secara ketat karena dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi tubuh. Beberapa suplemen alami yang berasal dari alam telah digunakan sebagai pemasok energi yang signifikan terhadap atlet diantaranya pisang raja bulu (Rostanty, 2005) dan diharapkan penelitian ini dapat menemukan sumber-sumber bahan alami lainnya yang juga memiliki peran serupa.

114

Page 3: 09_2_3

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 113 –123.

METODEPenelitian dilakukan dengan mengumpulkan biodata dan data-data

sekunder sukarelawan yang berkaitan dengan penelitian seperti riwayat kesehatan, berat badan, tinggi badan, tekanan darah, pengukuran kapasitas vital paru-paru, serta penentuan kadar hemoglobin. Parameter yang diamati dan diukur pada penelitian ini adalah pengukuran tekanan darah, pengukuran kadar asam laktat darah sebelum dan sesudah perlakuan serta pengukuran waktu tempuh lari.

Sukarelawan adalah atlet bulutangkis berjenis kelamin pria yang berjumlah 12 orang. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian suplemen yang berbeda pada masing-masing kelompok yang dipilih secara acak kemudian diikuti lari 400 m. Jeda waktu pemberian antara suplemen yang satu dengan yang lainnya adalah 1 minggu. Suplemen yang diuji meliputi suplemen pisang raja cere, beras kencur dan suplemen berbentuk cairan yang beredar di pasaran. Masing-masing sukarelawan akan diambil darahnya dan dicatat data-data pendukung penelitian lainnya sebelum dan setelah perlakuan. Dari hasil pengukuran terhadap sampel darah tersebut dapat dianalisis ada tidaknya penumpukan asam laktat.

Parameter aktivitas dan sistem metabolisme otot adalah konsentrasi asam laktat darah sebelum, setelah perlakuan, dan selisih kadar asam laktat darah. Data penelitian yang lain adalah tekanan darah, denyut jantung, Hb dan kapasitas paru-paru.

Pengukuran kadar asam laktat darah dilakukan dengan alat Accutrend Lactate dan BM-Lactate. Data yang diperoleh akan diolah secara statistika melalui aplikasi program SPSS (uji t-student).

HASIL Dari data awal terlihat bahwa sukarelawan memiliki kondisi fisik

yang normal berdasarkan parameter tekanan darah, denyut jantung, kadar hemoglobin, kapasitas paru-paru dan riwayat kesehatan. Pengumpulan data awal ini bertujuan mengetahui kondisi fisik sukarelawan secara keseluruhan sebelum perlakuan.

Tekanan darah dan denyut jantung menggambarkan fungsi kardiovaskular dan berperan dalam penentuan tingkat intensitas latihan. Peningkatan intensitas latihan akan berakibat pada meningkatnya tekanan

115

Page 4: 09_2_3

Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk)

darah dan denyut jantung karena tingginya kebutuhan tubuh akan energi. Energi dalam jumlah besar dihasilkan oleh sistem aerob dimana suplai oksigen memegang peranan penting dalam proses produksi energi ini.

Parameter lain dalam pengukuran awal yaitu kadar hemoglobin yang berkaitan dengan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah menuju jaringan tubuh. Dalam hal ini, oksigen berperan dalam proses eliminasi asam laktat dari tubuh. Dengan kata lain, semakin tinggi jumlah oksigen dalam darah maka semakin tinggi pula sistem aerob memegang peranan dalam sistem produksi energi.

Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah lari 400 m. Perlakuan ini dipilih karena dianggap memiliki status anaerob yang tinggi dan kebutuhan energinya diperoleh dari sistem energi glikolisis yang mengakibatkan akumulasi asam laktat dalam jumlah besar (Rostanty, 2005). Kadar asam laktat setelah perlakuan lari 400 m dapat dilihat pada Tabel 1.

Pengambilan sampel darah awal (sebelum perlakuan) dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sukarelawan. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa kadar asam laktat awal untuk masing-masing perlakuan cukup tinggi yaitu ± 3 mmol.L-1 dan kadar asam laktat dalam keadaan istirahat umumnya 1-2 mmol.L-1. Hal ini dapat terjadi karena pengambilan data dilakukan pada siang hari dan sukarelawan telah melakukan aktivitas sebelum perlakuan berlangsung. Selain itu, rentang waktu istirahat yang diberikan belum memadai untuk mengembalikan kadar asam laktat pada keadaan istirahat.

Tidak ada perbedaan bermakna pada kadar asam laktat awal antara masing-masing perlakuan yaitu plasebo, pisang raja cere, beras kencur, dan suplemen x secara berurutan (3,467 ± 0,871; 3,650 ± 1,148; 3,300 ± 0,430; dan 3,633 ± 0,931; p<0,1). Hasil ini menunjukkan kadar asam laktat awal masing-masing perlakuan dapat dijadikan parameter untuk penentuan selisih asam laktat. Hasil pengukuran kadar asam laktat sebelum perlakuan lari 400 m dapat dilihat pada Tabel 1.

Perbedaan bermakna pada kadar asam laktat akhir terlihat pada kelompok pisang raja cere dengan kelompok plasebo (7,700 ± 1,414 vs 9,350 ± 1,184; p<0,2); kelompok pisang raja cere dengan kelompok beras kencur (7,700 ± 1,414 vs 11,020 ± 2,823; p<0,05); dan antara kelompok pisang raja cere dengan kelompok suplemen x (7,700 ± 1,414 vs 10,367

116

Page 5: 09_2_3

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 113 –123.

± 1,263; p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kadar asam laktat akhir pada kelompok pisang raja cere berbeda lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo, beras kencur, dan suplemen x. Dari hasil perhitungan kadar asam laktat sebelum dan setelah perlakuan lari 400 m dapat dihitung selisih kadar asam laktat. Selisih kadar asam laktat dari berbagai suplemen dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kadar Asam Laktat Darah

Perlakuan Sebelum Perlakuan

Setelah Perlakuan Selisih

Plasebo 3,467 ± 0,871 9,350 ± 1,184 5,883 ± 0,763Pisang raja cere 3,650 ± 1,148 7,700 ± 1,414 4,050 ± 1,681Beras kencur 3,300 ± 0,430 11,020 ± 2,823 7,720 ± 2,758Suplemen X 3,633 ± 0,931 10,367 ± 1,263 6,733 ± 2,069

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah selisih antara kadar asam laktat awal dan akhir. Penumpukan asam laktat terjadi bila jumlah asam laktat yang dihasilkan lebih besar dari jumlah asam laktat yang dimetabolisme oleh tubuh atau dengan kata lain kecepatan pembentukan asam laktat lebih besar dibandingkan kecepatan penguraiannya (recovery). Berdasarkan data yang diperoleh, selisih asam laktat paling rendah terdapat pada kelompok pisang raja cere sedangkan selisih asam laktat paling tinggi pada kelompok perlakuan beras kencur. Dari data selisih kadar asam laktat diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok pisang raja cere dengan kelompok plasebo (4,050 ± 1,681 vs 5,883 ± 0,763; p<0,05); kelompok pisang raja cere dengan kelompok beras kencur (4,050 ± 1,681 vs 7,720 ± 2,758; p<0,05), dan kelompok pisang raja cere dengan kelompok suplemen x (4,050 ± 1,681 vs 6,733 ± 2,069; p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa pisang raja cere berperan dalam mencegah kenaikan kadar asam laktat darah sukarelawan pada perlakuan lari 400 m. Diagram yang menggambarkan selisih kadar asam laktat dari berbagai kelompok dapat dilihat pada Gambar 1.

117

Page 6: 09_2_3

Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk)

Gambar 1. Kadar Asam Laktat Darah dari Berbagai Kelompok Perlakuan

Pisang raja cere dalam penelitian dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah secara signifikan yang ditandai dengan rendahnya selisih antara kadar asam laktat darah awal dan akhir. Hal ini dapat terjadi karena pisang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 31,1g/100g. Karbohidrat yang terkandung dalam pisang merupakan karbohidrat sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Dengan adanya sumber energi instan ini, tubuh tidak perlu memecah sumber energi lainnya misalnya glikogen. Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa pada sistem glikolisis anaerob (sistem energi yang dominan pada aktivitas lari 400 m) glikogen akan diubah menjadi asam laktat.

Karbohidrat komplek maupun sederhana akan diubah menjadi glukosa dengan cara yang sama. Karbohidrat komplek merupakan sumber karbohidrat yang dapat disimpan dan hasil akhir proses metaboliknya adalah penyimpanan glikogen. Beras merupakan sumber karbohidrat kompleks sehingga energi yang dihasilkan berasal dari glikogen. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada

118

Page 7: 09_2_3

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 113 –123.

sistem energi glikolisis anaerob, dimana kebutuhan energi tidak diimbangi dengan pasokan oksigen yang memadai maka akan dihasilkan asam laktat. Hal ini menjadi alasan mengapa kadar asam laktat akhir dan selisih asam laktat pada kelompok beras kencur mengalami peningkatan dibandingkan plasebo dan pisang raja cere.

Suplemen x yang beredar di masyarakat dalam penelitian diketahui tidak dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah setelah perlakuan lari 400 m. Dilihat dari kandungan yang tertera dalam label, suplemen x hanya berperan dalam mengganti ion-ion dan cairan tubuh yang hilang selama beraktivitas.

Tekanan darah sistol mengalami peningkatan yang bermakna dari 111,083 ± 9,876 menjadi 130,000 ± 14,979; p<0,05 setelah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan lari 400 m. Peningkatan tekanan darah sistol terjadi karena adanya peningkatan cardiac output yang bersamaan dengan meningkatnya intensitas latihan. Peningkatan tekanan darah sistol berakibat pada peningkatan kecepatan aliran darah yang membawa suplai oksigen ke jaringan. Data tekanan darah dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Perlakuan

Denyut jantung merupakan salah satu parameter kardiovaskular yang sederhana dan informatif. Denyut jantung menggambarkan jumlah kerja jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas. Dari Gambar 3 terlihat bahwa denyut

119

Page 8: 09_2_3

Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk)

jantung sebelum perlakuan lari adalah 67,667 ± 8,752 dan nilai ini berada di rentang denyut jantung pada kondisi istirahat. Namun, kadar asam laktat darah awal yang diperoleh untuk masing-masing perlakuan cukup tinggi yaitu ± 3 mmol.L-1 dan kadar asam laktat dalam keadaan istirahat umumnya 1-2 mmol.L-1. Dilihat dari Gambar 4 diketahui adanya hubungan antara kadar asam laktat darah dengan denyut jantung dimana pada denyut jantung kurang dari 100 menit -1 kadar asam laktat berada dalam rentang istirahat. Hal ini penting karena kadar asam laktat dapat meningkat dengan cepat setelah mencapai kadar asam laktat di atas nilai istirahat. Oleh karena itu, pengukuran kadar asam laktat awal sebaiknya dilakukan saat kondisi istirahat dan tanpa akitivitas sehingga kadar asam laktat akhir yang terukur menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Peningkatan yang signifikan terjadi pada denyut jantung sebelum dan setelah perlakuan yaitu dari 67,667 ± 8,752 menjadi 91,167 ± 12,641; p<0,05. Saat mulai latihan, denyut jantung akan meningkat secara cepat seiring dengan intensitas latihan. Hal ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan oksigen yang ditransfer oleh darah sehingga jantung akan memompa darah dengan frekuensi lebih besar. Data denyut jantung dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Denyut Jantung Sebelum dan Setelah Perlakuan

120

Page 9: 09_2_3

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 113 –123.

Gambar 4. Hubungan antara Kadar Laktat Darah dan Denyut Jantung

Kapasitas total paru-paru merupakan penjumlahan dari volume tidal, volume ekspirasi cadangan, dan volume inspirasi cadangan. Kapasitas total paru-paru menggambarkan jumlah total oksigen yang dapat diambil oleh paru-paru dari udara. Meskipun kapasitas oksidatif otot tergantung dari jumlah mitokondria dan jumlah enzim oksidatif, metabolisme oksidatif pada akhirnya bergantung pada suplai oksigen yang memadai. Saat istirahat, kebutuhan tubuh akan ATP relatif kecil sehingga hanya membutuhkan asupan oksigen minimal. Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan peningkatan intensitas latihan. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan meningkatkan kecepatan produksi ATP secara oksidatif. Dalam upaya memenuhi kebutuhan otot akan oksigen, kecepatan dan kedalaman respirasi meningkat, mempercepat pertukaran gas di paru-paru, dan denyut jantung meningkat guna memompa lebih banyak darah yang mengandung oksigen ke otot. Diagram yang menggambarkan data volume paru-paru dapat dilihat pada Gambar 5.

Kadar hemoglobin menunjukkan nilai kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah. Semakin besar uptake oksigen maka kecepatan eliminasi asam laktat dari tubuh akan meningkat dan semakin besar pula energi yang dapat dihasilkan melalui proses aerob. Dari penelitian diketahui bahwa kadar hemoglobin sukarelawan adalah 12,108 ± 0,998.

121

Page 10: 09_2_3

Pengaruh Suplemen Terhadap Kadar Asam Laktat (Samsul Bahri, dkk)

Namun, kadar hemoglobin dan kapasitas total paru ini tidak signifikan pengaruhnya terhadap jenis olahraga yang dominan anaerob.

634.848

1237.498

1994.445

452.778

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000vo

lum

e (m

l)

1volume yang diukur

volume tidal

volume ekspirasicadangankapasitas total

volume inspirasicadangan

Gambar 5. Diagram Data Volume Paru-paru

PEMBAHASANPisang raja cere dalam penelitian dapat mencegah kenaikan kadar

asam laktat darah secara signifikan yang ditandai dengan rendahnya selisih antara kadar asam laktat darah awal dan akhir. Hal ini dapat terjadi karena pisang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 31,1g/100g. Karbohidrat yang terkandung dalam pisang merupakan karbohidrat sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Dengan adanya sumber energi instan ini, tubuh tidak perlu memecah sumber energi lainnya misalnya glikogen. Dari tinjauan pustaka diketahui bahwa pada sistem glikolisis anaerob (sistem energi yang dominan pada aktivitas lari 400 m) glikogen akan diubah menjadi asam laktat.

Karbohidrat komplek maupun sederhana akan diubah menjadi glukosa dengan cara yang sama. Karbohidrat komplek merupakan sumber karbohidrat yang dapat disimpan dan hasil akhir proses metaboliknya adalah penyimpanan glikogen. Beras merupakan sumber karbohidrat kompleks sehingga energi yang dihasilkan berasal dari glikogen. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada sistem energi glikolisis anaerob, kebutuhan energi tidak diimbangi

122

Page 11: 09_2_3

JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 113 –123.

dengan pasokan oksigen yang memadai maka akan dihasilkan asam laktat. Hal ini menjadi alasan mengapa kadar asam laktat akhir dan selisih asam laktat pada kelompok beras kencur mengalami peningkatan dibandingkan plasebo dan pisang raja cere.

Suplemen x yang beredar di masyarakat dalam penelitian diketahui tidak dapat mencegah kenaikan kadar asam laktat darah setelah perlakuan lari 400 m. Dilihat dari kandungan yang tertera dalam label, suplemen x hanya berperan dalam mengganti ion-ion dan cairan tubuh yang hilang selama beraktivitas.

KESIMPULANPisang raja cere dapat menurunkan kadar asam laktat secara

signifikan yang ditandai dengan rendahnya selisih kadar asam laktat darah sebelum dan setelah perlakuan.

Beras kencur dan suplemen x yang beredar di masyarakat dan diklaim dapat mengurangi kelelahan tidak berperan dalam menurunkan kadar asam laktat darah sebagai indikator kelelahan.

Data kapasitas total paru-paru dan data kadar hemoglobin tidak signifikan pengaruhnya terhadap jenis olahraga yang dominan anaerob seperti lari 400 m.

DAFTAR PUSTAKAGuyton, A. C., 1986, Textbook of Medical Physiology, 7th ed.,

Terjemahan E. Pakaryaningsih, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Rostanty, I., 2005, Studi Kadar Asam Laktat Darah Atlet Ditinjau dari Berbagai Perlakuan, Skripsi. Bandung: Sekolah Farmasi ITB.

123