_0830-h-2009_-1.pdf
TRANSCRIPT
-
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROM ETABOLIK PADA LANJUT USIA DI POLI GERIATRI
RSUP SANGLAH DENPASAR
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2
Minat Utama Gizi dan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Diajukan Oleh : I G.A.Sagung Kusuma Dewi NIM :07/260929/PKU/9230
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2009
i
-
ii
-
iii
-
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROM
METABOLIK PADA LANJUT USIA DI POLI GERIATRI RSUP SANGLAH
DENPASAR. Tesis ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan
mencapai derajat sarjana S-2 Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan pada minat Utama Gizi dan
Kesehatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga penulis
haturkan kepada Bapak Dr. I Dewa Putu Pramantara S.,Sp.PD.K.Ger.
selaku pembimbing utama dan Ibu Retno Pangastuti, DCN., M.Kes. selaku
pembimbing pendamping yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan
pemikiran dalam membantu serta membimbing penulis dalam menyusun
tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
dan penghargaan kepada:
1. Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar yang telah memberikan ijin
dan dukungan moral kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
2. Bapak Prof. dr. Hamam Hadi, MS,Sc.D. beserta staf dosen minat gizi
dan kesehatan program studi S-2 IKM FK-UGM Yogyakarta.
3. Kepala Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar beserta staf yang telah
memberikan ijin dan dukungan moral kepada penulis selama mengikuti
pendidikan.
4. Dr. R.A.Tuty Kuswardhani,Sp.PD,K.Ger. selaku pembimbing lapangan
dan Kepala Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyusun tesis ini.
iv
-
5. Bapak Ir.Hertog Nursanyoto, M.Kes. yang telah banyak membantu
dalam pengolahan data dan memberikan masukan selama
penyusunan tesis.
6. Alumni Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar Andi, Laksmi dan Lisma serta
semua pihak lain yang ikut membantu memperlancar pengumpulan
data di lapangan.
7. Semua subyek penelitian yang bersedia meluangkan waktu, tenaga
dalam penelitian hingga tesis ini terselesaikan.
8. Semua teman-teman seangkatan yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu yang telah bersama-sama dalam suka dan duka selama
mengikuti perkuliahan.
Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga
tercinta yaitu Ibu dan suami tercinta atas segala dukungan dan doanya,
serta ketiga ananda tersayang Arista, Tarisa dan Yogiswara atas segala
pengorbanan, dukungan moral dan kasih sayang yang begitu besar
sampai penulis menyelesaikan pendidikan.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya pada kita
semua.
Yogyakarta, Maret 2009
Penulis.
v
-
DAFTAR ISI
BAB Halaman HALAMAN JUDUL.....................................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................
HALAMAN PERNYATAAN .......................................
KATA PENGANTAR .................................................
DAFTAR ISI...............................................................
DAFTAR TABEL ......................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................
INTISARI ...................................................................
ABSTRAK .................................................................
i
ii
iii
iv-v
vi-vii
viii
ix
ix
x
xii
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................... 5 E. Keaslian Penelitian............................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 A. Lanjut Usia .......................................................... 8 B. Sindrom Metabolik .............................................. 9 1. Pengertian Sindrom Metabolik ....................... 9 2. Kriteria Sindrom Metabolik ............................. 9 3. Etiologi Sindrom Metabolik ............................. 11 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Sindrom Metabolik .......................................... 11
C. Kebutuhan Gizi Lansia ....................................... D. Pola makan .dan Sindrom Metabolik .................
18
21
E. Penilaian Konsumsi makan........ ........................ 25
vi
-
F. Landasan Teori................................................... 25 G. Kerangka Teori ................................................... 27 H. Kerangka Konsep ................................................ 28 I. Hipotesis ............................................................. 28BAB III METODE PENELITIAN 29 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................... 29 B. Lokasi dan Waktu penelitian ............................... 29
C. Subyek Penelitian ........... .................................... 30 D. Besar Subyek Penelitian ..................................... 31 E. Cara Pengambilan Sampel ................................. 31 F. Variabel Penelitian .............................................. 32 G. Definisi Operasional Variabel............................... 32 H. Instrumen dan alat penelitian .............................. 33 I. Jenis Data Yang Dikumpulkan ............................ 34 J. Cara Pengumpulan data ..................................... 34 K. Pengolahan dan Analisis data ............................. 36 L. Prosedur Penelitian............................................. 36 M. Etika penelitian .................................................... 37 N. Keterbatasan Penelitian ...................................... 37BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 A. Hasil .................................................................... 38 B. Pembahasan ....................................................... 49BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59 A. Kesimpulan .......................................................... 59 B. Saran ................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................. 60 LAMPIRAN ............................................................... 67
vii
-
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1 Karakteristik Kasus dan Kontrol ...............................
39
2 Rerata Kebutuhan Energi dan Zat Gizi ................... 39
3 4
Rerata Konsumsi Zat Gizi Sehari ............................ Rerata Tingkat Konsumsi Kasus dan Kontrol ..........
40
41
5 Hubungan Tingkat Konsumsi Zat Gizi dengan Sindrom Metabolik ...................................................
42
6 Hubungan Tingkat Aktifitas Fisik dengan Sindrom Metabolik ...................................................
44
7
8
9
10
11
12
Analisis Bivariat Variabel .......................................... Model Regresi Logistik Multivariat dengan Variabel Kandidat ................................................................... Evaluasi Perubahan Nilai OR setelah Variabel Tingkat Konsumsi dikeluarkan dari model ................ Evaluasi Perubahan Nilai OR setelah Variabel Tingkat Aktifitas Fisik dikeluarkan dari model ........... Hasil Evaluasi Variabel Interaksi ............................... Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Sindrom Metabolik berdasarkan Analisis Regresi Logistik Ganda .......................................................................
45
45
46
46
47
48
viii
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1 Kerangka Teori ........................................................
27
2 Kerangka Konsep .................................................... 28
ix
-
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1
Kuesioner Penelitian ............................................. 67
2 Pernyataan Kesediaan menjadi Responden........ 68
3 Kuisioner Identitas Responden Penelitian ............ 69
4 Formulir Semi Kuantitatif FFQ ............................. 70
5 Kuesioner IPAQ..................................................... 75
6 Formulir Penapisan Kognitif AMT.......................... 77
7 8 9
10
Komorbiditas Subyek Penelitian .......................... Hasil Analisa Statistik ........................................... Surat Keterangan Kelaikan Etik............................. Surat Ijin Penelitian ...............................................
78
80
123
124
x
-
INTISARI Latar Belakang: Asupan makanan merupakan salah satu faktor penentu status kesehatan dan faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif termasuk sindrom metabolik. Fungsi fundamental dari status gizi seseorang dalam proses terjadinya penyakit degeneratif dan sindrom metabolik terlihat melalui pengaruh makanan terhadap kejadian obesitas, hipertensi, dislipidemia maupun gangguan toleransi glukosa. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pola makan dengan terjadinya sindrom metabolik pada lanjut usia di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan matched case control study dengan perbandingan 1 : 1. Sampel 80 orang yaitu kelompok kasus 40 orang dan kelompok kontrol 40 orang yang di matching umur dan jenis kelaminnya. Pola makan dilakukan dengan FFQ selanjutnya dihitung dan dibandingkan dengan kebutuhan. Analisis statustik menggunakan uji Chi Square dan pengukuran faktor risiko dengan menghitung Odds Ratio (OR). Analisis multivariat dengan regresi logistik berganda untuk mengetahui faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap sindrom metabolik. Hasil: Hasil uji statistik bivariat perbedaan yang signifikan dengan terjadinya sindrom metabolik (p
-
ABSTRACT
Background: Food intake is a factor determining health status and risk for degenerative diseases including metabolic syndrome. The fundamental function of someone's nutrition status in the process of the emergence of generative disease and metabolic syndrome can be identified through the effect of food to the prevalence of obesity, hypertension, dislipidemia or glucose tolerance disorder. Objective: To identify the association between eating pattern and the prevalence of metabolic syndrome among the elderly at Geriatric Polyclinic of Sanglah Hospital Denpasar. Method: The study was analytic observational with matched case control study design using ratio 1:1. There were 80 samples consisting of 40 as control group and 40 as cases matched by age and gender. Eating pattern was identified through food frequency questionnaire and calculated and compared to the need. Statistical analysis used chi square and risk factors were measured using Odds Ratio (OR). Multivariate analysis used double logistic regression to find out risk factors dominantly affected metabolic syndrome. Result: The result of bivariate statistical test showed significant difference in the prevalence of metabolic syndrome (p
-
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang
mungkin akan dilalui oleh setiap individu. Saat ini statistik penduduk dunia
menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia sekitar 450 juta jiwa yaitu 7% dari
jumlah total penduduk dunia. Diperkirakan tahun 2025 jumlah tersebut
mencapai dua kali lipat jumlah saat ini (Rochmah, 2006). Meningkatnya
populasi lanjut usia ini akan diikuti dengan timbulnya berbagai masalah
kesehatan fisik, psikologik, biologik dan sosial. Dari aspek kesehatan,
beberapa penyakit kronik degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi,
dislipidemia dan sebagainya akan semakin meningkat jumlahnya
(Hardywinoto & Setiabudhi, 1999).
Sindrom Metabolik merupakan sekelompok kelainan metabolik baik
lipid maupun non lipid yang merupakan faktor risiko penyakit jantung
koroner yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia aterogenik ( kadar
trigliserida meningkat dan atau kadar High Density Lipoprotein / HDL yang
rendah), tekanan darah meningkat dan resistensi insulin (Adam, 2005).
Prevalensi sindrom metabolik pada dekade terakhir ini makin
meningkat. Diduga hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya populasi
obesitas di berbagai negara. Di Amerika, prevalensi obesitas meningkat
dari 25,4% pada tahun 1980 menjadi 33,3% pada tahun 1991, (Peter &
Khan, 2005), sedangkan prevalensi sindrom metabolik di Swedia di
dapatkan 22,6% dari 508 orang yang diteliti (Nilsson et al., 2006).
Prevalensi sindrom metabolik yang tinggi juga dilaporkan di Australia
bagian tenggara. Data dari Australian Institute of Health and Welfare
membuktikan adanya peningkatan prevalensi overweight dan obesitas di
Australia sejak tahun 1980. Pada tahun 1999 2000 Australian Diabetes,
Obesity and Lifestyle Study (Ausdiab) menunjukkan 48,2% laki - laki dan
1
-
29,9% pada wanita menderita overweight, dan 19,3% pada laki-laki serta
22,2% pada wanita mengalami obese (Janus et al., 2007).
Di Indonesia sampai saat ini belum banyak dilaporkan angka kejadian
sindrom metabolik. Hasil penelitian Nasution et al. (2005) menemukan
tingginya prevalensi sindrom metabolik pada perempuan lanjut usia di 4
Panti Wredha Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan Bekasi yaitu 57,6%;
komponen sindrom metabolik terbanyak adalah hipertensi (79,3%), dan
berturut-turut diikuti oleh rendahnya kadar HDL (55,4%) dan obesitas
sentral 53%.
Prabowo et al. (2005), dalam penelitiannya tentang sindrom metabolik
pada lanjut usia di Minahasa menemukan dari 53 subyek, 45 orang (85%)
menderita sindrom metabolik yang terdiri dari pria 18 orang (40%) dan
wanita 27 orang (60%). Dari ke 53 subyek tersebut, penderita sindrom
metabolik dengan tekanan darah sistolik 130 dan diastolik 85
sebanyak 42 orang (93,3%). Pemeriksaan gula darah puasa 110 mg/dl
ditemukan 34 orang (75,5%) dan trigliserida >150 mg/dl berjumlah 32
orang (71,1%). Hasil pemeriksaan Kolesterol HDL < 40 mg/dl pada pria
dan < 50 mg/dl pada wanita ditemukan 34 orang (75,5%) dan
pemeriksaan lingkar pinggang > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk
wanita 38 orang (84,4%).
Hasil penelitian di Desa Sangsit Bali, prevalensi obesitas pada lanjut
usia berdasarkan indek massa tubuh ditemukan sebesar 26%. Demikian
pula dengan prevalensi obesitas pada lansia di poli Geriatri RSUP
Sanglah didapatkan sebesar 27,91% dari 61 subyek yang diteliti. Hal ini
terjadi kemungkinan akibat perubahan pola hidup masyarakat yang
cenderung meningkatkan konsumsi makanan kalori tinggi namun rendah
serat dan menurunnya aktifitas fisik (Artana et al., 2005).
Data Laporan Tahunan Poli Geriatri tahun 2006 didapat kasus
terbanyak dengan penyakit Hipertensi (2.931 kasus) dan diikuti dengan
Diabetes Mellitus (1810 kasus) serta Penyakit Jantung Koroner (654
kasus). Pada tahun 2007, terjadi peningkatan 29% pada kasus hipertensi
2
-
yaitu 3.784 kasus, diikuti dengan Diabetes Mellitus yang meningkat lebih
dari 39% menjadi 2.526 kasus (Laporan tahunan Poli Geriatri 2006/2007).
Kondisi kesehatan pada lansia, sangat ditentukan oleh asupan
makanannya baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara alamiah lanjut
usia akan mengalami kemunduran fisik, biologis, mental maupun sosial
dan timbulnya berbagai penyakit. Menurunnya fungsi faali seiring
meningkatnya usia akan mengganggu utilisasi zat-zat gizi ditambah
dengan menurunnya selera makan, maka kelompok usia lanjut menjadi
kelompok yang rentan terhadap penyakit (Dinarto, 2000).
Esmaillzadeh et al. (2007), dalam penelitiannya tentang pola makan
dan sindrom metabolik pada guru-guru di Iran dengan mengevaluasi
hubungan antara pola makan mayor dengan terjadinya resistensi insulin
dan sindrom metabolik menemukan bahwa pola makan tinggi lemak
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan terjadinya sindrom
metabolik (OR 1,73). Hasil penelitian Lutsey et al. (2008) menemukan
pola makan yang kebarat-baratan, konsumsi daging yang tinggi dan
makanan gorengan merupakan parameter insiden terjadinya sindrom
metabolik, namun penelitian Kim, et al. (2008) yang meneliti lansia di
Korea menemukan energi berlebih dan asupan lemak bukan merupakan
faktor risiko utama tetapi adanya peradangan/infeksi dan asupan yang
rendah dari vitamin A dan E merupakan faktor risiko sindrom metabolik
pada lansia di Korea.
Wannamethee et al. (2006) dalam penelitiannya pada lansia pria
tentang efek dari perubahan Lifestyle menemukan obesitas, rendahnya
aktifitas fisik, tingginya konsumsi karbohidrat dan merokok berhubungan
dengan tingginya risiko sindrom metabolik. Penelitian Isdiany dan
Widartika (2007) juga menemukan adanya hubungan yang kuat antara
faktor gaya hidup yang tidak sehat (OR:3,2) dengan prevalensi sindrom
metabolik. Pengaruh globalisasi, menyebabkan adanya perubahan gaya
hidup masyarakat ke masyarakat modern. Perubahan pola makan dari
makanan tradisional ke makanan instant (fast food dan junk food). Pola
3
-
makan kebarat-baratan yang tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol
mengakibatkan peningkatan munculnya berbagai penyakit seperti
penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, maupun obesitas dan
berisiko terjadinya sindrom metabolik (Satoto et al.,1998)
Berdasarkan uraian diatas dan melihat tingginya penyakit hipertensi,
diabetes mellitus maupun penyakit jantung koroner pada lansia di RSUP
Sanglah Denpasar, tingginya prevalensi obesitas di Bali serta masih
sedikitnya penelitian tentang hubungan pola makan dengan terjadinya
sindrom metabolik pada lansia, maka peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan pola makan dengan kejadian sindrom metabolik pada lansia
di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan pola makan antara penderita sindrom
metabolik dan bukan sindrom metabolik pada lansia di Poli Geriatri
RSUP Sanglah Denpasar?
2. Apakah pola makan merupakan faktor risiko terhadap kejadian
sindrom metabolik pada lansia di Poli Geriatri RSUP Sanglah
Denpasar ?
C. Tujuan Penelitian
2. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian sindrom
metabolik pada lansia di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar.
2. Tujuan Khusus :
- Mengetahui perbedaan pola makan (tingkat konsumsi energi,
protein, lemak, karbohidrat dan serat) antara penderita sindrom
4
-
metabolik dan bukan sindrom metabolik pada lansia di Poli Geriatri
RSUP Sanglah Denpasar .
- Menganalisis faktor risiko pola makan terhadap kejadian sindrom
metabolik di Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengalaman dan mengembangkan wawasan peneliti dalam melakukan
suatu penelitian ilmiah.
2. Bagi pembuat Kebijakan dan Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan
dalam melakukan upaya pencegahan terhadap peningkatan
prevalensi penyakit sindrom metabolik di Bali. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi institusi pelayanan
kesehatan dalam pemberian terapi gizi dan medis pada lansia sebagai
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan dijadikan
pertimbangan dalam upaya pemeliharaan kesehatan dengan
mengatur pola makannya sehingga terhindar dari masalah obesitas
dan sindrom metabolik.
E. Keaslian Penelitian
1. Kim et al. (2008) Risk Factors Associated with Metabolic Syndrome in
Korean Elderly. Rancangan cross-sectional, subyek usia 60 tahun.
Metode : food recall 1x24 jam. Hasil : energi berlebih dan asupan
5
-
lemak bukan merupakan faktor risiko utama tetapi adanya
peradangan/infeksi dan asupan yang rendah dari vitamin A dan E
merupakan faktor risiko sindrom metabolik pada lansia di Korea.
2. Lutsey et al. (2008) Dietary intake and the Development of the
Metabolic Syndrome. Rancangan Cohort Prospective, subyek usia
45 tahun. Metode semiquantitative food-frequency questionnaire
(FFQ). Hasil : pola makan yang kebarat-baratan, konsumsi daging
yang tinggi dan makanan gorengan merupakan parameter insiden
terjadinya sindrom metabolik.
3. Wannamethee et al. (2006) Modifiable Lifestyle Factors and the
Metabolic Syndrome in Older Men : Effects of Lifestyle Changes.
Rancangan cross-sectional and longitudinal analyses of cohort study.
Subyek : pria usia 60 79 tahun, tidak menderita diabetes mellitus
atau coronary heart disease. Metode yang digunakan food recall
selama 7 hari dan food frequency questionnaire. Hasil obesitas,
rendahnya aktifitas fisik, tingginya konsumsi karbohidrat dan merokok
berhubungan dengan tingginya risiko sindrom metabolik.
4. Nasution et al. (2005) Gambaran Resistensi Insulin dan Sindrom
Metabolik pada Perempuan Usia Lanjut di Panti Werda. Rancangan
cross-sectional, subyek lansia usia 64 tahun di empat panti werda di
Jakarta dan Bekasi. Hasil : subyek dengan resistensi insulin memiliki
paling tidak satu komponen sindrom metabolik. Prevalensi sindrom
metabolik pada perempuan usia lanjut di panti werda tinggi (57,6%).
Penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan Matched Case
Control Study dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1.
2. Subyek penelitian lansia usia 60 tahun dengan kasus adalah
penderita sindrom metabolik , dan kontrol bukan penderita sindrom
metabolik yang ditegakkan oleh dokter.
6
-
3. Variabel yang diteliti yaitu variabel bebas: pola makan, aktifitas fisik
dan variabel terikat: sindrom metabolik.
7
-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
Lansia adalah kependekan dari kata lanjut usia, sebagai sebutan bagi
seseorang yang telah memasuki masa tua. Batasan-batasan kapan
seseorang disebut lanjut usia sulit dijawab secara memuaskan, karena
ada berbagai batasan mengenai umur yang dianggap sebagai lanjut usia.
Menurut WHO, lanjut usia terbagi menjadi :
- Usia pertengahan (middle age) : kelompok usia 45 59 tahun
- Lanjut usia (elderly) : kelompok usia 60 74 tahun
- Lanjut usia tua (old) : kelompok usia 75 90 tahun
- Usia sangat tua (very old) : kelompok diatas 90 tahun
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998
pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang di maksud dengan
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
(Hardywinoto & Setiabudhi, 1999), sedangkan batasan umur lansia yang
digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1982 adalah 55 tahun.
Proses menua berasosiasi dengan penurunan fungsi berbagai organ
tubuh, perubahan struktur, kehilangan massa tubuh dan peningkatan
relatif massa lemak seiring dengan bertambahnya usia. Aspek gizi dan
makanan merupakan suatu hal fundamental terhadap perkembangan
kesehatan lanjut usia dan successful aging (Purba, 2007).
Keadaan kesehatan lansia sangat bervariasi dan mempunyai ciri khas
seperti munculnya gejala tidak kentara, penyakit cenderung
menahun/kronis dan bersifat multikausal. Salah makan yaitu makan lebih
banyak dari kebutuhan dan tidak seimbang sangat di pengaruhi oleh
gaya hidup seseorang dan merupakan faktor risiko yang sumbangannya
sangat tinggi terhadap munculnya berbagai penyakit-penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus, obesitas, dislipidemia serta berisiko terjadinya
sindrom metabolik (Satoto et al.,1998).
8