080 lkpd kab aceh barat 2009

85
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN ANGGARAN 2009 DI MEULABOH BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NAD DI BANDA ACEH Nomor : 4.A/LHP/XVIII.BAC/05/2010 Tanggal : 7 Mei 2010 BUKU I

Upload: muslem-hasan-birga

Post on 13-Aug-2015

184 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

LAPORAN KEUANGANPEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

TAHUN ANGGARAN 2009

DI

MEULABOH

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NADDI BANDA ACEH

Nomor : 4.A/LHP/XVIII.BAC/05/2010

Tanggal : 7 Mei 2010

BUKU I

Page 2: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman i dari iii

DAFTAR ISI

HalamanLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN....................... ii

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN........................................................................ 1

LAPORAN KEUANGAN

1. Neraca …………..................................................................................................... 3

2. Laporan Realisasi Anggaran................................................................................... 5

3. Laporan Arus Kas.................................................................................................... 7

4. Catatan atas Laporan Keuangan.............................................................................. 9

Page 3: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman ii dari iii

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan ketentuan Undang-undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang

Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, serta Laporan Realisasi

Anggaran, dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut serta

Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan

keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan

prinsip akuntansi dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat,

serta penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa

pemeriksaan tersebut memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan opini.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan poin 4.6.1.b., Kas di Bendahara

Pengeluaran sebesar Rp5.475.154.479,22. Dari jumlah tersebut diantaranya sebesar

Rp4.776.185.416,03 merupakan sisa UP TA 2005 sampai dengan 2008 yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran sampai dengan 31 Desember 2009 dan

diantaranya sebesar Rp901.402.480,00 kasusnya telah dilimpahkan dan dalam pengusutan

Kejaksaan Negeri Kabupaten Aceh Barat.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan poin 4.6.1.a. Kas di Kas Daerah

sebesar Rp3.226.986.566,89 diantaranya sebesar Rp689.468.438,60 merupakan pengeluaran uang

dari kas daerah pada TA 2007 dan tahun-tahun sebelumnya yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

Menurut pendapat BPK, kecuali atas hal yang diungkapkan pada kedua paragraf di atas, laporan

keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi

keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat tanggal 31 Desember 2009, serta realisasi anggaran,

dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan.

Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan

tersebut, BPK melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan

terhadap peraturan ketentuan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan disajikan dalam

Page 4: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman iii dari iii

laporan Nomor 4.B/LHP/XVIII.BAC/05/2010 tanggal 7 Mei 2010 dan Nomor

4.C/LHP/XVIII.BAC/05/2010 tanggal 7 Mei 2010 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

laporan ini.

Page 5: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 1 dari 35

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Tujuan Pemeriksaan

Untuk memberikan opini atas tingkat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam

laporan keuangan mendasarkan kepada kriteria:

a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah dan atau prinsip-prinsip akuntansi

yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan;

b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosure);

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

d. Sistem Pengendalian Intern tersebut baik terhadap informasi keuangan yang dihasilkan

maupun terhadap pengamanan atas kekayaannya telah dirancang dan dilaksanakan

secara memadai.

3. Sasaran Pemeriksaan

Pemeriksaan LKPD TA 2009 meliputi pengujian atas akun-akun dan saldo yang disajikan

dalam Neraca serta transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Pengujian atas Laporan Keuangan bertujuan untuk menguji semua pernyataan (asersi)

dalam informasi keuangan tersebut meliputi:

a. Keberadaan dan keterjadian

Bahwa seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana yang disajikan dalam Neraca per 31

Desember 2009 dan seluruh penerimaan, belanja dan pembiayaan yang terjadi selama

periode anggaran Tahun 2009 yang diaudit telah didukung dengan bukti–bukti yang

memadai.

b. Kelengkapan

Bahwa semua transaksi penerimaan, belanja, dan pembiayaan yang terjadi selama

periode tersebut dan aset serta kewajiban pemerintah daerah telah dicatat seluruhnya

dalam laporan keuangan.

c. Hak dan Kewajiban

Bahwa seluruh aset dan kewajiban yang tercatat merupakan milik dan kewajiban

pemerintah daerah dan realisasi penerimaan dan belanja yang tercatat merupakan

penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah.

d. Penilaian dan Alokasi

Bahwa seluruh aset, kewajiban, pendapatan, belanja, dan pembiayaan telah dinilai

secara memadai dan diklasifikasikan sesuai dengan standar/ketentuan yang telah

ditetapkan.

e. Penyajian dan Pengungkapan

Bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan ketentuan dan Catatan atas

Laporan Keuangan telah mengungkapkan informasi keuangan yang memadai.

4. Standar Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat TA 2009

dilakukan dengan berpedoman kepada Peraturan BPK RI No.01 Tahun 2007 tentang

Page 6: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 2 dari 35

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

5. Waktu Pemeriksaan

Jangka waktu pemeriksaan selama 30 hari, mulai tanggal 8 April s.d. 7 Mei 2010.

6. Objek Pemeriksaan

Objek pemeriksaan adalah Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat TA

2009.

7. Batasan dan Kendala Pemeriksaan

Semua informasi yang disajikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Oleh karena itu,

BPK tidak bertanggungjawab terhadap salah interpretasi dan kemungkinan pengaruh atas

informasi yang tidak diberikan baik yang sengaja maupun tidak disengaja oleh Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat.

Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan

keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang

berpengaruh material terhadap laporan keuangan. Pemeriksaan tidak ditujukan untuk

menemukan kesalahan atau penyimpangan. Walaupun demikian, jika dari hasil

pemeriksaan ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.

Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya perbuatan-

perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun BPK tidak memberikan jaminan bahwa

semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila

terdapat perbuatan-perbuatan melanggar hukum atau kesalahan/penyimpangan material

yang ditemukan selama pemeriksaan.

Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan atas perundang-undangan, BPK hanya menguji

kepatuhan instansi atas peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan

penyusunan laporan keuangan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat

ketidakpatuhan pada peraturan yang tidak teridentifikasi.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 7: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 3 dari 35

LAPORAN KEUANGAN

1. NERACA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

NERACA

PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008

(dalam rupiah)

URAIAN TA 2009 TA 2008

(1) (2) (3)ASET

ASET LANCAR

Kas di Kas Daerah 3.226.986.566,89 24.492.905.660,29

Kas di Bendahara Pengeluaran 5.475.154.479,22 12.946.562.538,03

Kas di Bendahara Penerimaan 94.825.000,00 0,00

Piutang Pajak 0,00 341.005.972,00

Piutang Retribusi 166.149.000,00 1.372.000,00

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 55.820.000,00 0,00

Piutang Lainnya 0,00 317.714.077,00

Persediaan 1.318.887.592,00 1.732.305.567,51

Jumlah Aset Lancar 10.337.822.638,11 39.831.865.814,83

INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Non Permanen 0,00 0,00

Investasi Permanen 23.126.029.686,00 22.464.580.000,00

Jumlah Investasi Jangka Panjang 23.126.029.686,00 22.464.580.000,00

ASET TETAP

Tanah 559.771.822.750,00 560.676.326.250,00

Peralatan dan Mesin 98.959.368.133,00 84.490.299.180,00

Gedung dan Bangunan 328.039.203.584,00 331.622.968.777,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.979.146.569.382,00 1.955.149.284.195,00

Aset Tetap Lainnya 1.886.643.680,00 2.593.936.598,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan 18.043.587.553,00 0,00

Jumlah Aset Tetap 2.985.847.195.082,00 2.934.532.815.000,00

JUMLAH ASET 3.019.311.047.406,11 2.996.829.260.814,83

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0,00 925.393,00

Utang DN-Lembaga Keuangan Bank 18.500.000.000,00 0,00

Utang Jangka Pendek Lainya 0,00 0,00

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 18.500.000.000,00 925.393,00

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN 18.500.000.000,00 925.393,00

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 8.702.141.046,11 37.438.542.805,32

Pendapatan yang Ditangguhkan 94.825.000,00 0,00

Cadangan Piutang 221.969.000,00 660.092.049,00

Cadangan Persediaan 1.318.887.592,00 1.732.305.567,51

Page 8: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 4 dari 35

(1) (2) (3)Dana untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (18.500.000.000,00) 0,00

Jumlah Ekuitas Dana Lancar (8.162.177.361,89) 39.830.940.421,83

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 23.126.029.686,00 22.464.580.000,00

Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.985.847.195.082,00 2.934.532.815.000,00

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 3.008.973.224.768,00 2.956.997.395.000,00

JUMLAH EKUITAS DANA 3.000.811.047.406,11 2.996.828.335.421,83

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 3.019.311.047.406,11 2.996.829.260.814,83

*Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini.

Page 9: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 5 dari 35

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009

(dalam rupiah)

URAIANTA 2009 TA 2008

REALISASIANGGARAN REALISASI %(1) (2) (3) (4) (5)

PENDAPATANPENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Pajak Daerah 4.538.562.685,00 4.276.502.262,90 94,23% 4.187.199.822,78

Pendapatan Retribusi Daerah 7.891.265.700,00 5.990.145.924,00 75,91% 6.177.301.954,00

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah ygdipisahkan

2.335.053.701,18 1.658.387.037,18 71,02%2.056.020.789,18

Lain-lain PAD yang Sah 9.044.589.175,00 2.654.986.460,71 29,35% 15.922.702.897,36

Zakat 3.100.000.000,00 4.364.476.569,00 140,79% 0,00

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 26.909.471.261,18 18.944.498.253,79 70,40% 28.343.225.463,32

PENDAPATAN TRANSFER

PEMERINTAH PUSAT – DANA PERIMBANGAN

Dana Bagi Hasil Pajak 24.339.721.520,00 21.298.185.854,00 87,50% 19.494.463.690,00Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 9.353.343.315,00 8.171.220.956,00 87,36% 24.513.983.720,00

Dana Alokasi Umum 315.643.644.000,00 315.643.644.000,00 100,00% 303.463.871.000,00Dana Alokasi Khusus 45.466.000.000,00 45.486.605.000,00 100,05% 48.573.822.000,00

Jumlah Transfer Dana Perimbangan 394.802.708.835,00 390.599.655.810,00 98,94% 396.046.140.410,00TRANSFER PEMERINTAH PUSAT – LAINNYA

Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00% 0,00

Dana Penyesuaian 20.605.000,00 8.028.825.000,00 38.965,42% 14.094.071.400,00

Jumlah Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 20.605.000,00 8.028.825.000,00 38.965,42% 14.094.071.400,00TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

Pendapatan Bagi Hasil Pajak 8.170.432.728,00 9.838.567.168,00 120,42% 9.975.519.331,00Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00%

Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi 8.170.432.728,00 9.838.567.168,00 120,42% 9.975.519.331,00

Total Pendapatan Transfer 402.993.746.563,00 408.467.047.978,00 101,36%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Pendapatan Dana Darurat 3.500.000.000,00 3.500.000.000,00 100,00% 0,00

Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 3.500.000.000,00 3.500.000.000,00 100,00% 0,00

JUMLAH PENDAPATAN 433.403.217.824,18 430.911.546.231,79 99,43% 448.458.956.604,32

BELANJA

BELANJA OPERASI

Belanja Pegawai 282.445.026.048,06 280.609.972.179,00 99,35% 241.147.362.043,00

Belanja Barang 71.317.200.189,00 66.548.747.586,00 93,31% 60.511.865.771,00

Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00% 0,00Belanja Hibah 6.080.955.000,00 5.924.007.000,00 97,42% 6.661.414.000,00Bantuan Bantuan Sosial 5.457.560.000,00 5.130.447.355,00 94,01% 6.126.649.075,00

Jumlah Belanja Operasi 365.300.741.237,06 358.213.174.120,00 98,06% 314.447.290.889,00BELANJA MODAL

Belanja Tanah 912.773.500,00 912.773.500,00 100,00% 5.725.339.250,00Belanja Peralatan Mesin 16.660.571.010,82 15.806.257.677,00 94,87% 12.539.971.180,00

Page 10: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 6 dari 35

(1) (2) (3) (4) (5)Belanja Gedung dan Bangunan 26.956.248.281,00 26.433.107.357,00 98,06% 35.223.714.777,00Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 40.651.684.812,62 38.206.477.037,00 93,98% 39.576.681.195,00Belanja Aktiva Tetap Lainya 3.999.241.788,00 3.967.512.000,00 99,21% 518.710.598,00

Jumlah Belanja Modal 89.180.519.392,44 85.326.127.571,00 95,68% 93.584.417.000,00BELANJA TIDAK TERDUGA

Belanja Tidak Terduga 150.500.000,00 362.945.000,00 241,16% 44.300.000,00

Jumlah Belanja Tak Terduga 150.500.000,00 362.945.000,00 241,16% 44.300.000,00JUMLAH BELANJA 454.631.760.629,50 443.902.246.691,00 97,64% 408.076.007.889,00

TRANSFER

TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 34.710.000.000,00 34.245.701.300,00 98,66% 28.644.219.700,00

JUMLAH TRANSFER 34.710.000.000,00 34.245.701.300,00 98,66% 28.644.219.700,00

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 489.341.760.629,50 478.147.947.991,00 97,71% 436.720.227.589,00SURPLUS/DEFISIT (55.938.542.805,32) (47.236.401.759,21) 84,44% 11.738.729.015,32

PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan

Penggunaan SilPA 37.438.542.805,32 37.438.542.805,32 100,00% 37.127.123.790,00Penerimaan Pinjaman Daerah 18.500.000.000,00 18.500.000.000,00 100,00% 0,00

Jumlah Penerimaan 55.938.542.805,32 55.938.542.805,32 100,00% 37.127.123.790,00

Pengeluaran Pembiayaan

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00% 11.427.310.000,00

Jumlah Pengeluaran 0,00 0,00 0,00% 11.427.310.000,00PEMBIAYAAN NETO 55.938.542.805,32 55.938.542.805,32 100,00% 25.699.813.790,00Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 0,00 8.702.141.046,11 0,00% 37.438.542.805,32

*Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini.

Page 11: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 7 dari 35

3. LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009

(dalam rupiah)

URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2008

(1) (2) (3)

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Arus Kas Masuk

Pendapatan Pajak Daerah 4.276.502.262,90 4.187.199.822,78

Pendapatan Retribusi Daerah 5.990.145.924,00 6.177.301.954,00

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 1.658.387.037,18 2.056.020.789,18

Lain-lain PAD yang sah 2.654.986.460,71 6.095.392.897,36

Zakat 4.364.476.569,00 0,00

Dana Bagi Hasil Pajak 21.298.185.854,00 19.494.463.690,00

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 8.171.220.956,00 24.513.983.720,00

Dana Alokasi Umum 315.643.644.000,00 303.463.871.000,00

Dana Alokasi Khusus 45.486.605.000,00 48.573.822.000,00

Dana Otonomi Khusus 0,00 14.094.071.400,00

Dana Penyesuaian 8.028.825.000,00 0,00

Pendapatan Bagi Hasil Pajak 9.838.567.168,00 9.975.519.331,00

Pendapatan Dana Darurat 3.500.000.000,00 0,00

Pendapatan Lainnya 0,00 0,00

Jumlah Arus Masuk Kas 430.911.546.231,79 438.631.646.604,32

Arus Kas Keluar

Belanja Pegawai 280.609.972.179,00 241.147.362.043,00

Belanja Barang 66.548.747.586,00 60.511.865.771,00

Belanja Bunga 0,00 0,00

Belanja Hibah 5.924.007.000,00 6.661.414.000,00

Belanja Bantuan Sosial 5.130.447.355,00 6.126.649.075,00

Belanja Tak Terduga 362.945.000,00 44.300.000,00

Belanja Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 34.245.701.300,00 28.644.219.700,00

Jumlah Arus Kas Keluar 392.821.820.420,00 343.135.810.589,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 38.089.725.811,79 95.495.836.015,32

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan

Arus Masuk Kas

Pendapatan Penjualan atas Tanah 0,00 9.827.310.000,00

Jumlah Arus Masuk Kas 0,00 9.827.310.000,00

Arus Keluar Kas

Belanja Tanah 912.773.500,00 5.725.339.250,00

Belanja Peralatan dan Mesin 15.806.257.677,00 12.539.971.180,00

Belanja Gedung dan Bangunan 26.433.107.357,00 35.223.714.777,00

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 38.206.477.037,00 39.576.681.195,00

Belanja Aktiva Tetap Lainnya 3.967.512.000,00 518.710.598,00

Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00

Jumlah Arus Keluar Kas 85.326.127.571,00 93.584.417.000,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (85.326.127.571,00) (83.757.107.000,00)

Page 12: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 8 dari 35

(1) (2) (3)

Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan

Arus Masuk Kas

Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00

Hasil Penjualan Aset/Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00

Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 0,00 0,00

Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank 18.500.000.000,00 0,00

Jumlah Arus Masuk Kas 18.500.000.000,00 0,00

Arus Keluar Kas

Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 11.427.310.000,00

Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi 0,00 0,00

Pemberian Pinjaman 0,00 0,00

Jumlah Arus Keluar Kas 0,00 11.427.310.000,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 18.500.000.000,00 (11.427.310.000,00)

Arus Kas Dari Aktivitas Non Anggaran

Arus Masuk Kas

Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 38.812.497.584,00 27.678.859.640,00

Transito 7.471.408.058,81 (1.339.527.617,35)

Jumlah Arus Masuk Kas 46.283.905.642,81 26.339.332.022,65

Arus Keluar Kas

Pengeluaran Perhitungan Pihak ketiga 38.813.422.977,00 27.678.859.640,00

Jumlah Arus Keluar Kas 38.813.422.977,00 27.678.859.640,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran 7.470.482.665,81 (1.339.527.617,35)

Kenaikan/Penurunan Kas (21.265.919.093,40) (1.028.108.602,03)

Saldo Awal Kas di BUD 24.492.905.660,29 25.521.014.262,32

Saldo Akhir Kas di BUD 3.226.986.566,89 24.492.905.660,29

Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 5.475.154.479,22 12.946.562.538,03

Saldo Akhir Kas 8.702.141.046,11 37.439.468.198,32

*Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini.

Page 13: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 9 dari 35

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

4.1. PENDAHULUAN

Mendasari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, menyatakan bahwa setelah berakhirnya pelaksanaan

tahun anggaran berkenaan Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun Laporan

keuangan. Laporan Keuangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah tersebut disusun dari penggabungan laporan-laporan keuangan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Entitas Akuntansi. Hal ini

sebagaimana dimaksud dalam pasal 296 ayat (1). Oleh karena itu Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Tahun Anggaran (TA) 2009 dengan berlandaskan pada ketentuan peraturan yang

berlaku.

Periode pelaporan adalah periode akuntansi selama TA 2009.

Laporan keuangan ini terdiri dari: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

4.1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel

dan transparan, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyusun LKPD TA 2009

sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBK TA 2009 dan sekaligus

informasi dalam penggunaan dana publik. Dari Laporan Keuangan tersebut

tercermin sejauh mana dana publik digunakan oleh pemerintah daerah untuk

penyelenggaraan roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

kemasyarakatan.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai

posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan

mengevaluasi keputusan, dengan:

a. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,

dan ekuitas dana pemerintah daerah;

b. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah daerah;

c. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber

daya ekonomi;

d. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

e. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

f. menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk

membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

g. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan

entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Page 14: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 10 dari 35

4.1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan didasarkan pada:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4286);

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4355);

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah untuk Kedua kalinya dengan Undang-undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah;

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

4.1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan tahun 2009, disusun dengan sistematika

sebagai berikut:

a. Bagian I Pendahuluan

Memuat maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan, landasan hukum

penyusunan Laporan Keuangan.

b. Bagian II Kebijakan Keuangan

Memuat kebijakan keuangan yang berlaku pada Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat

c. Bagian III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

Memuat ikhtisar pencapaian kinerja keuangan serta hambatan dan kendala

yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

d. Bagian IV Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Memuat SKPD yang menyusun laporan keuangan.

e. Bagian IV Kebijakan Akuntansi

Memuat uraian tentang entitas pelaporan keuangan, basis akuntansi, dan

pengakuan serta pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan

Keuangan.

f. Bagian V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

Page 15: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 11 dari 35

Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan yaitu

Neraca, Laporan realisasi anggaran, serta Laporan Arus Kas.

g. Bagian VI Penutup

Memuat uraian tentang permasalahan serta pemecahannya.

4.2. KEBIJAKAN KEUANGAN

Berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah dan

Undang-undang No.34 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan Pusat dan Daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal mengandung pengertian bahwa kepada

Daerah diberikan kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dan

didukung dengan perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah.

Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi

dilakukan atas beban APBD, sedangkan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi dilakukan atas beban APBN dan

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas berbantuan dibiayai

atas beban anggaran tingkat pemerintahan yang menugaskan.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,

daerah diberi kewenangan untuk mengali sumber daya alam yang dimiliki dalam

rangka membiayai segala kebutuhan dana diperlukan selaku daerah otonom; seperti

memungut pajak dan retribusi (tax assignment), pemberian bagi hasil penerimaan

(revenue sharing), Dana Perimbangan, dan lain-lainya.

Berkaitan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat pada Tahun 2009

menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten sebagai pinjakan kerja

tahunan yang didasarkan pada pendekatan kinerja yang mengutamakan output, outcome

dan manfaat dari setiap alokasi biaya yang direncanakan, dengan berdasarkan prinsip-

prinsip disiplin, adil, efesien dan efektif, transparansi dan akuntabilitas serta partisipatif

untuk mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Sumber-sumber pembiayaan Daerah yang utama dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi fiskal meliputi:

a. Pendapatan Asli Daerah

Bentuk pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber

penerimaan bagi Daerah; seperti pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan

daerah lainnya. Dari sumber penerimaan tersebut pemerintah daerah diharapkan

dapat melaksanakan pembangunan daerah yang direncanakan melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Kabupaten.

Kewenangan Daerah untuk memungut pajak dan retribusi diatur dengan

Undang-Undang No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Republik Indonesia No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

dan ditindaklanjuti dengan peraturan pelaksanaannya yaitu dengan Peraturan

Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah

Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, yang meliputi 11 jenis pajak dan

28 jenis retribusi.

Page 16: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 12 dari 35

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi, antara lain meliputi;

1) Bagian Daerah dalam bentuk bagi hasil penerimaan (Revenue Sharing)

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengalokasikan sumber dana yang

berasal dari bagi hasil penerimaan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan

daerah yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan pada setiap

SKPD.

2) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN,

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan

antardaerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka

desentralisasi.

Untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan

penguasaan pajak antara Pusat dan Daerah telah diatasi dengan adanya

perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah (dengan kebijakan Dana Bagi

Hasil dan DAU minimal sebesar 25% dari Penerimaan Dalam Negeri). Dengan

perimbangan tersebut, khususnya dari DAU akan memberikan kepastian bagi

Daerah dalam memperoleh sumber-sumber pembiayaan untuk membiayai

kebutuhan pengeluaran yang menjadi tanggungjawabnya.

DAU yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat pada TA 2009

dialokasikan untuk membiayai kebutuhan belanja pegawai, belanja barang dan

jasa yang merupakan kebutuhan rutin kantor dan sebagian juga dialokasikan

untuk membiayai pelaksanaan pembangunan daerah.

3) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang berasal dari APBN,

yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan

tertentu. Kebutuhan khusus adalah (i) kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan

dengan menggunakan rumus alokasi umum, dalam pengertian kebutuhan yang

tidak sama dengan kebutuhan daerah lain, misalnya: kebutuhan di kawasan

transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi/prasarana baru, pembangunan

jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer dan saluran drainase primer

dan (ii) kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.

DAK yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat pada TA 2009

dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan daerah secara

keseluruhan, yang meliputi bidang irigasi, bidang kesehatan, bidang air minum

dan penyehatan lingkungan, bidang pendidikan, bidang lingkungan hidup,

bidang infrastruktur jalan, bidang pertanian, bidang kelautan dan perikanan,

dan bidang keluarga berencana (KB).

4.3. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

4.3.1. Ihktisar Pencapaian Kinerja Keuangan

Page 17: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 13 dari 35

a. Realisasi Pendapatan

Realisasi dan rencana kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat pada TA 2009 adalah sebagai berikut:

No. Uraian Anggaran Realisasi %

A. PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 Pendapatan Pajak Daerah 4.538.562.685,00 4.276.502.262,90 94,23%

2 Pendapatan Retribusi Daerah 7.891.265.700,00 5.990.145.924,00 75,91%

3 Hsl Pengelolaan Kekayaan Da. yg dipisahkan 2.335.053.701,18 1.658.387.037,18 71,02%

4 Lain-lain PAD yang Sah 9.044.589.175,00 2.654.986.460,71 29,35%

5 Zakat 3.100.000.000,00 4.364.476.569,00 140,79%

B. DANA PERIMBANGAN

1 Dana Bagi Hasil Pajak 24.339.721.520,00 21.298.185.854,00 87,50%2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 9.353.343.315,00 8.171.220.956,00 87,36%3 Dana Alokasi Umum 315.643.644.000,00 315.643.644.000,00 100,00%

4 Dana Alokasi Khusus 45.466.000.000,00 45.486.605.000,00 100,05%

C. TRF PEMERINTAH PUSAT–LAINNYA

1 Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00%

2 Dana Penyesuaian 20.605.000,00 8.028.825.000,00 38965,42%

D. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 8.170.432.728,00 9.838.567.168,00 120,42%

2 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00%

E. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

1. Pendapatan Dana Darurat 3.500.000.000,00 3.500.000.000,00 100,00%

JUMLAH PENDAPATAN 433.403.217.824,18 430.911.546.231,79 99,43%

Kontribusi PAD terhadap Anggaran Pendapatan Daerah sebesar

4,40%. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Barat TA 2009 terealisasi

sebesar Rp18.944.498.253,79 atau 70,40% dari anggaran. Hal ini karena ada

beberapa sumber PAD yang tidak dapat realisasi pada TA 2009 antara lain

dividen penyertaan modal pada PT BPD Aceh yang dianggarkan pada APBK

semula Rp4.275.000.000,00 dan setelah perubahan menjadi

Rp2.335.053.701,00 terealisasi sebesar Rp1.658.387.037,18, Pajak Bahan

Galian Golongan C semula dianggarkan sebesar Rp1.082.348.807,00 setelah

perubahan menjadi Rp500.000.000,00 terealisasi sebesar Rp385.213.088,00.

Kondisi ini dikarenakan banyaknya paket pekerjaan TA 2009 terutama yang

bersumber dari dana Otsus, BKRA dan APBA serta APBN yang berlokasi di

Kabupaten Aceh Barat tidak dapat dikenakan Pajak Bahan Galian Golongan

C secara optimal karena paket-paket pekerjaan tersebut belum selesai

dikerjakan pada Tahun 2009. Selain itu penjualan aset daerah tidak terealisasi

dikarenakan adanya fluktuasi harga pasar terutama terhadap besi tua.

Berikutnya pendapatan dari retribusi jasa usaha (Pasar Induk/Mall

Meulaboh) dianggarkan sebesar Rp800.000.000,00 tidak dapat direalisasi

akibat gagal terder (belum ada peminat).

Komposisi Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Zakat, hal ini

sebagaimana tertera dalam tabel di atas. Pendapatan Asli Daerah yang paling

besar penerimaannya adalah Retribusi Daerah, memberikan kontribusi

sebesar 31,62%, berikutnya Zakat sebesar 23,04%, Pajak Daerah 22,57%,

Page 18: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 14 dari 35

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 14,01%. Sedangkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan memberikan

konstribusi penerimaan terhadap PAD sebesar 8,75%.

Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan intensifikasi dan

ekstensifikasi PAD yang lebih optimal dengan gerakan partisipatif dan

kesadaran masyarakat dalam keikutsertaan pembangunan daerah, dengan

disertai penyediaan berbagai fasilitas umum dan pelayanan maksimal kepada

masyarakat.

Pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan TA 2009

diperoleh sebesar Rp390.599.655.810,00 atau 98,93% dari anggaran.

Komposisi dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus

sebagaimana yang tertera dalam tabel di atas. Dari penerimaan ini yang

paling besar penerimaannya adalah Dana Alokasi Umum sebesar 80,81%,

Dana Alokasi Khusus memberikan kontribusi sebesar 11,65% dan dari Dana

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak memberikan kontribusi sebesar 7,54%.

Dari tabel di atas terlihat bahwa kontribusi masing-masing sumber

penerimaan dari dana perimbangan cukup besar terhadap APBK Aceh Barat,

terutama DAU. Hal ini menggambarkan bahwa ketergantungan Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat pada Pemerintah Pusat sangat besar dalam membiayai

pelaksanaan pembangunan daerah.

b. Realisasi Belanja Tahun 2009No. Uraian Anggaran Realisasi %

A Belanja Operasi 365.300.741.237,06 358.213.174.120,00 98,06

1. Belanja Pegawai 282.445.026.048,06 280.609.972.179,00 99,35

2. Belanja Barang dan Jasa 71.317.200.189,00 66.548.747.586,00 93,31

3. Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00

4. Belanja Hibah 6.080.955.000,00 5.924.007.000,00 97,42

5. Belanja Bantuan Sosial 5.457.560.000,00 5.130.447.355,00 94,01

B Belanja Modal 89.180.519.392,44 85.326.127.571,00 95,68

1. Belanja Tanah 912.773.500,00 912.773.500,00 100,00

2. Belanja Peralatan & Mesin 16.660.571.010,82 15.806.257.677,00 94,87

3. Belanja Gedung & Bangunan 26.956.248.281,00 26.433.107.357,00 98,06

4. Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan 40.651.684.812,62 38.206.477.037,00 93,98

5. Belanja Aset Tetap Lainnya 3.999.241.788,00 3.967.512.000,00 99,21

C. Belanja Tak Terduga 150.500.000,00 362.945.000,00 241,16

1. Belanja Tak Terduga 150.500.000,00 362.945.000,00 241,16

D. Belanja Bagi Hasil ke Desa 34.710.000.000,00 34.245.701.300,00 98,66

1. Belanja Bagi Hasil ke Desa 34.710.000.000,00 34.245.701.300,00 98,66

Jumlah Belanja 489.341.760.629,50 478.147.947.991,00 97,71%

c. Realiasasi Pembiayaan Tahun 2009No. Uraian Anggaran Realisasi %

A Penerimaan Pembiayaan 55.938.542.805,32 55.938.542.805,32 100,00

1. Penggunaan SiLPA 37.438.542.805,32 37.438.542.805,32 100,00

2. Pinjaman DN Lembaga Keu Bank 18.500.000.000,00 18.500.000.000,00 100,00

B Pengeluaran Pembiayaan 0,00 0,00 01. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0

Page 19: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 15 dari 35

4.3.2.Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

Dalam pelaksanaan rencana program dan kegiatan ada beberapa kendala

yang dialami pada TA 2009 sehingga mempengaruhi pencapaian sasaran

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.

Adapun hambatan dan kendala tersebut adalah:

a. Tujuan dan sasaran program kegiatan belum dapat dilaksanakan secara

optimal karena keterbatasan anggaran yang tersedia sehingga belum mampu

menjawab kebutuhan biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan

pembangunan daerah.

b. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan belum tergali dengan optimal.

c. Belum tersedianya petunjuk teknis pelaksanaan sebagai instrumen kendali

sehingga efektifitas program kegiatan masih kurang terarah.

4.4. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas

akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas

akuntansi adalah SKPD sebagaimana Qanun Kabupaten Aceh Barat No.3 Tahun 2008

tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas–Dinas Daerah Kabupaten Aceh Barat

dan Qanun No.4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Lembaga

Teknis Daerah Kabupaten Aceh Barat yang meliputi 42 SKPD sebagai berikut:

1 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Aceh Barat2 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Aceh Barat3 Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Aceh Barat4 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh Barat5 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Barat6 Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Barat7 Dinas Cipta Karya dan Pengairan Kabupaten Aceh Barat8 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Aceh Barat9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Barat10 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat11 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Barat12 Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat13 Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat14 Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh Barat15 Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kabupaten Aceh Barat16 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Aceh Barat17 Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Aceh Barat18 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat19 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat20 Dinas Syariat Islam Dan Pemberdayaan Dayah Kabupaten Aceh Barat21 Inspektorat Kabupaten Kabupaten Aceh Barat22 Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Aceh Barat23 Kantor Camat Arongan Lambalek24 Kantor Camat Bubon25 Kantor Camat Johan Pahlawan26 Kantor Camat Kaway XVI27 Kantor Camat Meureubo28 Kantor Camat Pante Ceureumen29 Kantor Camat Panton Reu

Page 20: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 16 dari 35

30 Kantor Camat Samatiga31 Kantor Camat Sungai Mas32 Kantor Camat Woyla33 Kantor Camat Woyla Barat34 Kantor Camat Woyla Timur35 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Barat36 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Aceh Barat37 Kantor Penanggulangan Kebakaran dan Pengelolaan Alat Berat Kabupaten Aceh Barat38 Kantor Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Barat39 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Barat40 Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat41 Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat42 Sekretariat DPRK

4.5. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah cash basis untuk

pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam perhitungan realisasi anggaran

dan accrual basis untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.

a. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan pada Kas Umum Daerah yang

menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang

menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah

daerah.

Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Daerah.

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto atau nilai nominal yang tertera pada dokumen

Surat Tanda Setoran (STS) atau dokumen lainnya yang dipersamakan dan tidak

mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.

b. Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran pada Kas Umum Daerah yang

mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak

akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari rekening Kas Umum

Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja

terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan. Belanja

disajikan sesuai dengan jenis belanja.

c. Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik

penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,

yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk

menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat

kas diterima pada rekening Kas Umum Daerah serta pada saat terjadinya

pengeluaran kas dari rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan

Page 21: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 17 dari 35

pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan

penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasi

dengan pengeluaran).

d. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah daerah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,

termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti

hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat

diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset

Lainnya.

1) Aset Lancar

Suatu aset diklasifikasikan sebagai Aset Lancar jika berupa kas dan

setara kas serta diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki

untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset

lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Kas disajikan di neraca

dengan menggunakan nilai nominal.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan

hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya. Temasuk dalam pos

Piutang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), tagihan pajak dan tagihan

retribusi yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal pelaporan.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan

barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat pada neraca berdasarkan:

a) harga pembelian terakhir/perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian,

b) harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,

c) harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara

lainnya seperti donasi/rampasan.

2) Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat

ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga

dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat. Investasi pemerintah daerah diklasifikasikan kedalam

investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek

adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki

Page 22: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 18 dari 35

dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah

investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun.

Penyajian investasi pada Neraca Pemerintah Kabupaten Aceh Barat per 31

Desember 2009 meliputi investasi jangka panjang.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya,

yaitu non permanen dan permanen.

a) Investasi Non Permanen

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak

termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara

tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan

modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang

dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/daerah,

pemerintah daerah lainnya, dan pihak ketiga lainnya.

b) Investasi Permanen

Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen

dimaksudkan untuk mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh

yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh

Penyertaan Modal Daerah (PMD) pada perusahaan daerah, lembaga

pemerintah, dan badan usaha lainnya yang bukan milik daerah.

Suatu pengeluaran kas atau aset diakui sebagai investasi apabila

memenuhi salah satu kriteria:

(1) Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial

dimasa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh

pemerintah.

(2) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.

3) Aset Tetap

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari Tanah, Gedung

dan Bangunan, Peralatan dan Mesin, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, dan Aset

Tetap Lainnya. Aset tetap juga mencakup biaya-biaya atas pembangunan aset

tetap yang sampai dengan tanggal pelaporan sedang dalam proses pengerjaan

dan dilaporkan sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP).

a) Tanah

Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa

telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara

hukum seperti sertifikat tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung

dengan bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat

terdapat bukti bahwa penguasaannya telah berpindah, misalnya telah

terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik

sebelumnya.

Page 23: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 19 dari 35

b) Gedung dan Bangunan

Termasuk dalam kategori gedung dan bangunan adalah Barang Milik

Daerah yang berupa bangunan gedung, monumen, bangunan menara,

rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.

c) Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan

bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya

signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap

pakai. Wujud fisik Peralatan dan Mesin meliputi: alat besar, alat angkutan,

alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan rumah tangga,

alat studio, komunikasi dan pemancar, alat kedokteran dan kesehatan, alat

laboratorium, alat persenjataan, komputer, alat eksplorasi, alat pemboran,

alat produksi, pengolahan dan pemurnian, alat bantu eksplorasi, alat

keselamatan kerja, alat peraga, serta unit proses/produksi.

d) Jalan, Irigasi dan Jaringan

Termasuk dalam kategori aset ini adalah jalan dan jembatan,

bangunan air, instalasi, dan jaringan.

e) Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan sebagai Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan

Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan

untuk kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap

dipakai. Termasuk dalam kategori aset ini adalah koleksi

perpustakaan/buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan/ olah raga,

hewan, ikan dan tanaman.

f) Kontruksi Dalam Pengerjaan

Kontruksi Dalam Pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam

proses pembangunan pada tanggal laporan keuangan. Kontruksi Dalam

Pengerjaan mencakup Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,

Jalan, Irigasi dan jaringan, dan Aset tetap lainnya yang proses

perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode

waktu tertentu dan belum selesai.

4) Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah daerah selain aset lancar, investasi,

dan aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih

dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi

Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, Dana Penjaminan, dan Aset Lain-lain.

e. Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

Page 24: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 20 dari 35

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah

daerah. Dalam konteks pemerintahan daerah, kewajiban muncul antara lain karena

penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan,

entitas pemerintahan daerah lain, atau pemerintah pusat. Kewajiban pemerintah

daerah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka

panjang.

f. Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah, yaitu selisih

antara aset dan utang pemerintah daerah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas

Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih

antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan

selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.

4.6. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN KEUANGAN

4.6.1. Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca

a. Kas di Kas Daerah

Saldo Kas di Kas Daerah Kabupaten Aceh Barat per 31 Desember 2009

sebesar Rp3.226.986.566,89. Saldo rekening koran sebagai berikut:

No. Rekening Giro dan Tabungan Per 31 Des 2009 Per 31 Des 2008

1 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (PAD) 144.447.815,35 3.515.300.659,75

2 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bagi Hasil Pajak) 0,00 1.347.264.747,00

3 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Dana Pendidikan) 0,00 0,00

4 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (DAU) 0,00 401.984.219,57

5 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Dana SDA) 0,85 0,85

6 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Penampungan Kasda) 0,00 839.434,00

7 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Jasa Giro) 26.292.333,52 7.938.420,52

8 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Zis Kasda) 19.839.040,00 2.441.416.746,00

9 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bid. Kesehatan) 0,00 0,00

10 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bid. Pertanian) 0,00 0,00

11 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bid. Lingdup) 0,00 0,00

12 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bid. Pendidikan) 0,00 0,00

13 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bid. Infrastruktur) 0,00 0,00

14 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Bid. Kelautan/Prk) 0,00 0,00

15 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Kas Umum Daerah) 2.116.460.852,57 0,00

16 PT BNI Tbk Cabang Meulaboh (PPJU) 228.542.564,00 0,00

17 PT BPD Aceh Cabang Meulaboh (Jasa Giro) 20.769.772,00 0,00

Jumlah 2.556.352.378,29 7.714.744.227,69

Jumlah Saldo Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2009 sebesar

Rp3.245.820.816,89 meliputi saldo kas pada Rekening Kas Umum Daerah

(rekening koran) sebesar Rp2.556.352.378,29 dan kasbon sebesar

Rp689.468.438,60. Dari nilai saldo Rp3.245.820.816,89 tersebut belum

dikurangi dengan Rp18.834.250,00 yang merupakan nilai SP2D yang baru

dicairkan oleh bank pada tanggal 6 Januari 2010 sebesar Rp13.500.000,00, serta

mutasi kredit bank tanggal 31 Desember 2009 yang dikoreksi kembali oleh bank

per tanggal 6 Januari 2010 sebesar Rp5.334.250,00, sehingga hasil rekonsiliasi

Page 25: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 21 dari 35

menunjukkan saldo Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2009 sebesar

Rp3.226.986.566,89.

Jumlah kas tersebut belum termasuk uang yang dijadikan sebagai barang

bukti oleh Polres Aceh Barat sebesar Rp173.550.500,00 yang diterima dan

dikeluarkan dari rekening Kas Umum Daerah pada TA 2008 dan tidak dicatat

dalam pembukuan akuntansi Kabupaten Aceh Barat.

b. Kas di Bendahara Pengeluaran

Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2009 dan 31

Desember 2008 sebesar Rp5.475.154.479,22 dan Rp12.946.562.538,03,

merupakan kas yang dikuasai dan di bawah tanggungjawab Bendahara

Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP) namun sampai dengan

akhir tahun anggaran belum disetor/dipertanggungjawabkan ke Kas Daerah.

Selama Tahun 2009 sisa UP TA 2005 s.d 2008 telah disetor ke kas daerah

sebesar Rp8.180.377.122,00 dan sisa UP TA 2007 sebesar Rp901.402.480,00

pada Sekretariat DPRK telah dilimpahkan kasusnya kepada Kejaksaan Negeri

Kabupaten Aceh Barat.

Sisa UP yang belum disetor/dipertanggungjawabkan s.d akhir Tahun 2009

sebagai berikut:

No. SKPD s.d. 2007 2008 2009

1 Dinas Pendidikan 0,00 309.971.623,00 69.600.841,002 TK Negeri Pembina 10.479.762,00 0,00 0,003 SMPN 1 Kaway XVI 351.273,00 0,00 0,004 SMPN 3 Kaway XVI 14.300.555,00 0,00 0,005 SMPN 3 Samatiga 87.926,00 0,00 0,006 SMUN 1 Kaway XVI 1.882.447,00 0,00 0,007 SMUN 1 Woyla 1.916.840,00 0,00 0,008 SMKN 1 Meulaboh 41.373.330,00 0,00 0,009 SMKN 2 Meulaboh 8.566.702,00 0,00 0,0010 Dinas Kesehatan 0,00 26.666.442,00 47.227.287,0011 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien 0,00 0,00 338.325,0012 Puskesmas Johan Pahlawan 16.172.237,00 0,00 0,0013 Puskesmas Pir Batee Puteh 1.449.585,00 0,00 0,0014 Dinas Bina Marga 0,00 0,00 53.091.187,0015 Dinas Cipta Karya dan Pengairan 0,00 0,00 75.317,0016 BAPPEDA 0,00 0,00 6.284,0017 Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi 17.058.250,00 225.000,00 3.827.234,0018 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,

Kebersihan, dan Pertamanan69.821.982,00 2.343.293,00 39.051.756,00

19 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 0,00 0,00 62.052,0020 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KS 0,00 1.606.458,00 32.952.739,0021 Dinas Sosial 0,00 0,00 468.134,0022 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8.780.523,00 0,00 0,0023 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda 0,00 0,00 648,0024 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas 0,00 0,00 10.384.641,0025 Kantor Satpol PP dan Wilayatul Hisbah 0,00 0,00 24.288.686,0026 Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten 10.871,00 0,00 0,0027 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 87.101.500,00 0,00 0,00

Page 26: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 22 dari 35

No. SKPD s.d. 2007 2008 2009

28 Setdakab 2.093.380.796,03 579.379.522,00 42.650.056,0029 Sekretariat DPRK 971.136.912,00 0,00 29.349.291,0030 DPKKD 0,00 270.516.270,00 92.667.996,0031 Inspektorat 0,00 0,00 11.739.971,0032 Kecamatan Panton Reu 2.234.549,00 0,00 7.350.937,0033 Kecamatan Johan Pahlawan 81.000.000,00 0,00 8.837,0034 Kecamatan Kaway XVI 0,00 0,00 2.564.257,0035 Kecamatan Sama Tiga 0,00 0,00 11.694,0036 Kecamatan Meureubo 0,00 0,00 6.850.807,0037 Kecamatan Sungai Mas 0,00 0,00 150.626,0038 Kecamatan Woyla 0,00 0,00 701.299,0039 Kecamatan Bubon 0,00 0,00 23.072.950,0040 Kecamatan Pante Ceureumen 0,00 0,00 1.046.411,0041 Kecamatan Arongan Lambalek 33.113.857,00 14.119.286,00 4.780.060,0042 Kecamatan Woyla Barat 36.943.122,00 0,00 0,0043 Kecamatan Woyla Timur 190,00 1.378.328,00 455.097,1944 Dinas Syariat Islam dan Pemberdayaan Dayah 47.701.767,00 0,00 7,0045 Kantor Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) 0,00 0,00 1.774.850,0046 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) 15.114.218,00 0,00 364.560,0047 Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah 0,00 0,00 1.478.442,0048 Dinas Pertanian dan Peternakan 0,00 0,00 36.427.497,0049 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 0,00 0,00 52.731.272,0050 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 0,00 0,00 25.418.047,0051 Dinas Pertambangan dan Energi 0,00 0,00 15.335.138,0052 Dinas Kelautan dan Perikanan 0,00 0,00 16.600.937,0053 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Kop dan

UKM0,00 0,00 54.062.893,00

JUMLAH 3.559.979.194,03 1.206.206.222,00 708.969.063,19

c. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan Per 31 Desember 2009 sebesar

Rp94.825.000,00 mencakup seluruh kas baik saldo rekening di bank maupun

saldo uang tunai yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan

yang belum disetor ke Kas Daerah dengan rincian:

No. Uraian Per 31 Des 2009

1 Badan Pengendalaian Dampak Lingkungan dan Kebersihan 72.920.000,00

2 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 6.605.000,00

3 Kantor Pendidikan dan Pelatihan 15.300.000,00

Jumlah 94.825.000,00

d. Piutang Pajak

Jumlah Piutang Pajak per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008

sebesar Rp0,00 dan sebesar Rp341.005.972,00.

e. Piutang Retribusi

Jumlah Piutang Retribusi per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember

2008 sebesar Rp166.149.000,00 dan sebesar Rp1.372.000,00 merupakan saldo

Page 27: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 23 dari 35

Piutang Retribusi kepada pihak ketiga yang belum diselesaikan pada akhir tahun

anggaran serta diharapkan dapat diterima dalam waktu tidak lebih dari satu tahun

dengan rincian:

No. Uraian Per 31 Des 2009

1 Retribusi pasar grosir 65.229.000,00

2 Retribusi sewa alat berat 31.050.000,00

3 Retribusi penyedotan kakus 5.550.000,00

4 Retribusi sampah 46.320.000,00

5 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 18.000.000,00

Jumlah 166.149.000,00

f. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian lancar tagihan penjualan angsuran per 31 Desember 2009 sebesar

Rp55.820.000,00 adalah penjualan (dump) kendaraan dinas operasional yang

belum dilunasi sampai dengan 31 Desember 2009 dengan rincian:

No. Nama Pembeli Sisa Per 31 Des 2009

1 Drs. H.M. Syarif Harun 44.800.000,00

2 Drs. T. Amir Diwan 9.800.000,00

3 Drs. T. Riswan NS 760.000,00

4 Ridwan Ibrahim 460.000,00

Jumlah 55.820.000,00

g. Piutang Lainnya

Jumlah Piutang Lainnya per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008

sebesar Rp0,00 dan sebesar Rp317.714.077,00.

h. Persediaan

Jumlah Persediaan per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008

senilai Rp1.318.887.592,00 dan senilai Rp1.732.305.567,51. Rincian Persediaan

per 31 Desember 2009 yaitu:

No. Uraian Per 31 Des 2009 Per 31 Des 2008

1 Dinas Pertanian dan Peternakan 58.228.500,00 0,00

2 DPKKD 153.547.000,00 0,00

3 Dinas Kesehatan 605.596.686,00 998.707.034,50

4 RSU Cut Nyak Dhien 501.515.406,00 733.598.533,01

Jumlah 1.318.887.592,00 1.732.305.567,51

Jumlah persediaan pada TA 2009 senilai Rp1.318.887.592,00 terdiri dari

Dinas Pertanian dan Peternakan senilai Rp58.228.500,00 berupa obat-obatan,

DPKKD senilai Rp153.547.000,00 berupa karcis dan kertas sarana pungutan,

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sebesar Rp501.515.406,00 berupa reagensia

laboratorium Rp109.761.178,00, obat-obatan jamkesmas Rp364.094.110,00 dan

obat-obatan askes Rp27.660.118,00, dan Dinas Kesehatan sebesar

Rp605.596.686,00 berupa alat tulis kantor Rp2.331.000,00, barang cetakan

Rp288.000,00 alat listrik dan elektronik Rp1.118.600,00 bahan pembersih

Rp540.000,00 obat-obatan APBK Rp205.551.999,00 dan obat-obatan Askes

Rp395.767.087,00.

Page 28: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 24 dari 35

i. Investasi Permanen

Investasi Permanen berupa penyertaan modal kepada Bank BPD Aceh, PD

Pakat Beusare dan PDAM Tirta Meulaboh per 31 Desember 2009 dan per 31

Desember 2008 sebesar Rp23.126.029.686,00 dan sebesar Rp22.464.580.000,00,

yaitu;

No. Nama Perusahaan Daerah Per 31 Des 2009 Per 31 Des 2008

1. Bank BPD Aceh 18.564.580.000,00 18.564.580.000,00

2. PDAM Tirta Meulaboh 1.400.000.000,00 1.400.000.000,00

3. PD. Pakat Beusare 3.161.449.686,00 2.500.000.000,00

Jumlah 23.126.029.686,00 22.464.580.000,00

Pada TA 2009 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat tidak melakukan

penambahan penyertaan modal. Penambahan nilai investasi sebesar

Rp661.449.686,00 merupakan koreksi kurang catat penyertaan modal pada PD

Pakat Beusare Tahun 2003 sebesar Rp600.000.000,00 dan Tahun 2004 sebesar

Rp61.449.686,00.

j. Aset Tetap

1) Tanah

Saldo Aset Tanah per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008

senilai Rp559.771.822.750,00 dan senilai Rp560.676.326.250,00. Pada

periode TA 2009 terjadi penambahan Aset Tanah yang berasal dari realisasi

Belanja Modal Tanah senilai Rp912.773.500,00, dan koreksi lebih catat

perhitungan nilai Tanah hasil inventarisasi dan revaluasi Tahun 2008 senilai

Rp1.817.277.000,00. Dari Aset Tetap Tanah tersebut diantaranya 570 bidang

tanah seluas 5.817.648,22m2 belum didukung dengan bukti kepemilikan yang

sah atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Tanah tersebut di atas

belum termasuk penerimaan yang berasal dari hibah berbagai pihak yang

belum lengkap dokumen pendukungnya.

2) Peralatan dan Mesin

Saldo Aset Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2009 dan per 31

Desember 2008 senilai Rp98.959.368.133,00 dan senilai

Rp84.490.299.180,00. Pada periode TA 2009 terjadi penambahan Aset

Peralatan dan Mesin yang berasal dari realisasi Belanja Modal Peralatan dan

Mesin senilai Rp15.765.243.954,00 dan dikurangi sebesar

Rp1.003.204.545,00 yang merupakan penghapusan atas hibah kepada

kelompok masyarakat, dan koreksi lebih catat perhitungan nilai Peralatan dan

Mesin hasil inventarisasi dan revaluasi Tahun 2008 senilai

Rp292.970.456,40. Peralatan dan Mesin tersebut di atas belum termasuk

penerimaan yang berasal dari hibah berbagai pihak yang belum lengkap

dokumen pendukungnya.

3) Gedung dan Bangunan

Saldo Aset Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2009 dan per 31

Desember 2008 senilai Rp328.039.203.584,00 dan senilai

Page 29: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 25 dari 35

Rp331.622.968.777,00. Pada periode TA 2009 terjadi penambahan Aset

Gedung dan Bangunan yang berasal dari realisasi Belanja Modal Gedung dan

Bangunan senilai Rp24.004.164.457,00, reklasifikasi ke KDP sebesar

Rp774.693.650,00, dan koreksi lebih catat perhitungan nilai Gedung dan

Bangunan hasil inventarisasi dan revaluasi tahun 2008 senilai

Rp26.813.236.000,00. Gedung dan Bangunan tersebut di atas belum

termasuk penerimaan yang berasal dari hibah berbagai pihak yang belum

lengkap dokumen pendukungnya dan kapitalisasi belanja barang atas jasa

konsultansi perencanaan dan pengawasan.

4) Jalan, Irigasi dan Jaringan

Saldo Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2009 dan per 31

Desember 2008 senilai Rp1.979.146.569.382,00 dan senilai

Rp1.955.149.284.195,00. Pada periode TA 2009 terjadi penambahan Aset

Jalan, Irigasi dan Jaringan yang berasal dari realisasi Belanja Modal Jalan,

Irigasi dan Jaringan senilai Rp23.809.054.407,00, reklasifikasi ke KDP

senilai Rp334.088.400,00 dan kurang catat Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan

hasil inventarisasi Tahun 2008 senilai Rp522.319.500,00. Jalan, Irigasi dan

Jaringan tersebut di atas belum termasuk penerimaan yang berasal dari hibah

berbagai pihak yang belum lengkap dokumen pendukungnya dan kapitalisasi

belanja barang atas jasa konsultansi perencanaan dan pengawasan.

5) Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember

2008 senilai Rp1.886.643.680,00 dan senilai Rp2.593.936.598,00. Pada

periode TA 2009 terjadi penambahan Aset Tetap Lainnya yang berasal dari

realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya senilai Rp3.967.512.000,00 dan

dikurangi senilai Rp3.521.157.600,00 yang merupakan penghapusan atas

hibah kepada kelompok masyarakat, dan koreksi lebih catat perhitungan nilai

Aset Tetap Lainnya hasil inventarisasi dan revaluasi tahun 2008 senilai

Rp1.153.647.318,00. Aset Tetap Lainnya tersebut di atas belum termasuk

penerimaan yang berasal dari hibah berbagai pihak yang belum lengkap

dokumen pendukungnya.

6) Kontruksi Dalam Pengerjaan

Saldo Kontruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2009 dan per 31

Desember 2008 senilai Rp18.043.587.553,00 dan senilai Rp0,00. KDP

tersebut merupakan pekerjaan yang sudah selesai fisik 100% namun

pembayarannya baru mencapai 95%, seluruhnya sebesar

Rp17.711.992.580,00 dan pekerjaan yang tidak selesai secara fisik 100% s.d.

31 Desember 2009 dengan pembayaran seluruhnya sebesar

Rp331.594.973,00. Terhadap kekurangan pembayaran dan sisa pekerjaan

atas KDP tersebut telah dianggarkan pada TA 2010. Pada periode Tahun

2009 terjadi penambahan KDP senilai Rp18.043.587.553,00 yang berasal

dari Belanja modal Peralatan dan Mesin Rp41.013.723,00, Gedung dan

Bangunan senilai Rp2.428.942.900,00, Jalan Irigasi dan Jaringan senilai

Page 30: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 26 dari 35

Rp14.397.422.630,00, reklasifikasi dari aset Gedung dan Bangunan TA 2008

senilai Rp774.693.650,00, Jalan Irigasi dan Jaringan senilai

Rp334.088.400,00, dan kurang catat KDP TA 2006 senilai Rp67.426.250,00.

k. Aset Lainnya

Aset lainnya belum termasuk jaminan kesungguhan pertambangan yang

disimpan di rekening giro PT Bank BNI Tbk Cabang Meulaboh.

l. Kewajiban

1) Utang PFK

Saldo Utang PFK per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008

senilai Rp0,00 dan sebesar Rp925.393,00. Utang PFK pada Tahun 2008

merupakan Utang PFK TA 2007 yang telah di selesaikan pada TA 2009

sebesar Rp925.393,00.

2) Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank

Pada TA 2009 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melakukan Pinjaman

Daerah pada PT Bank BPD Aceh Cabang Meulaboh sebesar

Rp18.500.000.000,00.

m. SiLPA

Jumlah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) per 31 Desember 2009

sebesar Rp8.702.141.046,11 merupakan selisih antara realisasi seluruh

penerimaan dengan pengeluaran selama TA 2009. Dengan rincian sebagai

berikut:

No. Uraian Per 31 Des 2009 Per 31 Des 2008

1. Kas di Kas Daerah 3.226.986.566,89 24.491.980.267,29

2. Kas di Bendahara Pengeluaran 5.475.154.479,22 12.946.562.538,03

Jumlah 8.702.141.046,11 37.438.542.805,32

n. Pendapatan yang Ditangguhkan

Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2009 sebesar

Rp94.825.000,00 merupakan akun lawan dari Kas di Bendahara Penerimaan.

o. Cadangan Piutang

Jumlah Cadangan Piutang per 31 Desember 2009 sebesar

Rp221.969.000,00 merupakan akun lawan dari Piutang Pajak, Piutang Retribusi,

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dan Piutang Lainnya.

p. Cadangan Persediaan

Jumlah Cadangan Persediaan per 31 Desember 2009 sebesar

Rp1.318.887.592,00 merupakan akun lawan dari Persediaan.

q. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

Jumlah Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

Pendek per 31 Desember 2009 sebesar Rp18.500.000.000,00 merupakan akun

Page 31: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 27 dari 35

lawan dari Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank.

r. Diinvestasikan dalam Inventasi Jangka Panjang

Jumlah Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang per 31 Desember

2009 sebesar Rp23.126.029.686,00 merupakan akun lawan dari Investasi

Permanen Penyertaan Modal.

s. Diinvestasikan dalam Aset Tetap

Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap per 31 Desember 2009 sebesar

Rp2.985.847.195.082,00 merupakan akun lawan dari Aset Tetap.

4.6.2. Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran

a. Pendapatan Asli Daerah

1) Pendapatan Pajak Daerah

Penerimaan Pajak Daerah TA 2009 adalah sebesar

Rp4.276.502.262,95 atau 94,23% dari anggaran sebesar Rp4.538.562.685,00.

Dibanding dengan realisasi TA 2008 sebesar Rp4.187.199.822,78

menunjukkan adanya peningkatan sebesar 2,13%. Realisasi Pendapatan

Pajak Daerah terdiri dari:

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Pajak Hotel 312.020.735,00 234.686.202,00 75,21

2 Pajak Restoran 1.248.041.950,00 1.088.475.609,00 87,21

3 Pajak Hiburan 50.000.000,00 38.071.083,00 76,14

4 Pajak Reklame 205.000.000,00 204.779.362,00 99,89

5 Pajak Penerangan Jalan 2.200.000.000,00 2.301.776.918,95 104,63

6 Pajak P’ambilan bhn galian C 500.000.000,00 385.213.088,00 77,04

7 Pajak Sarang Burung Walet 23.500.000,00 23.500.000,00 100,00

Jumlah 4.538.562.685,00 4.276.502.262,95 94,23

2) Pendapatan Retribusi Daerah

Penerimaan Retribusi Daerah pada TA 2009 sebesar

Rp5.990.145.924,00 atau 75,91% dari anggaran sebesar Rp7.891.265.700,00.

Dibandingkan dengan realisasi TA 2008 sebesar Rp6.177.301.954,00

menunjukkan adanya penurunan penerimaan retribusi daerah hingga 3,03%.

Hal ini terjadi karena target pendapatan retribusi daerah terutama pada

retribusi jasa usaha antara lain jasa pengelola pasar induk/mall yang

ditargetkan sebesar Rp800.000.000,00 tidak terealisasi sampai dengan

berakhirnya TA 2009 karena tidak ada pengelola/pihak ketiga yang berminat

(gagal tender).

Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah terdiri dari:

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Retribusi jasa umum 5.485.996.700,00 4.601.144.057,00 83,87

2 Retribusi Jasa usaha 1.583.179.000,00 688.287.477,00 43,48

3 Retribusi perizinan tertentu 822.090.000,00 700.714.390,00 85,24

Jumlah 7.891.265.700,00 5.990.145.924,00 75,91

Page 32: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 28 dari 35

3) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

pada TA 2009 sebesar Rp1.658.387.037,18 atau 71,02% dari anggaran

sebesar Rp2.335.053.701,18. Dibandingkan dengan realisasi TA 2008

sebesar Rp2.056.020.789,18 menunjukkan penurunan sebesar 19,40%.

Realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

ini berasal dari deviden PT Bank BPD Aceh.

4) Lain-lain PAD yang Sah

Penerimaan Lain-lain PAD yang Dipisahkan pada TA 2009

terealisasi sebesar Rp2.654.986.460,71 atau 29,35% dari anggaran sebesar

Rp9.044.589.175,00. Dibandingkan dengan TA 2008 direalisasi sebesar

Rp15.922.702.897,36 menunjukkan adanya penurunan penerimaan sebesar

83,11%. Penurunan penerimaan daerah pada komponen pendapatan ini

terjadi antara lain karena adanya pemisahan komponen pendapatan daerah

antara Penerimaan Lain-lain PAD yang dipisahkan dengan Pendapatan Bazis

(pada TA 2008 Pendapatan dari dana Bazis sebesar Rp2.869.225.574,00),

dan karena adanya penjualan aset daerah berupa tanah yang berlokasi di

Jalan Sisingamangaraja (Eks. Kantor BPM Kab.Aceh Barat) kepada PT BPD

Aceh pada TA 2008 sebesar Rp9.827.310.000,00. Realisasi Lain-lain PAD

yang Sah terdiri dari:

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1Hasil Penjualan Aset yg TidakDipisahkan

676.640.000,00 352.586.750,00 52,11

2 Penerimaan Jasa Giro 1.283.159.175,00 189.130.444,52 14,75

3 Sumbangan Pihak ke tiga 500.000.000,00 522.577.946,81 104,52

4 Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 675.000.000,00 259.482.954,38 38,44

5Pendapatan Denda KeterlambatanPelaksanaan Pekerjaan

0,00 0,00 0,00

6 Penerimaan Lain-Lain 0,00 0,00 0,00

7 Pendapatan atas Pengembalian 5.282.630.000,00 617.166.701,00 11,68

8 Fasos dan Fasum (Bus Sekolah) 232.500.000,00 36.535.000,00 15,71

9 Pendapatan bunga bank 0,00 676.666.664,00 0,00

10 Pend. angsuran/cicilan penjualan 394.660.000,00 840.000,00 0,21

Jumlah 9.044.589.175,00 2.654.986.460,71 29,35

5) Dana Bazis/Zakat

Penerimaan Dana Bazis/Zakat pada TA 2009 dialokasikan terpisah

dari komponen Lain-lain PAD yang sah yaitu sebesar Rp4.364.476.569,00

atau 140,79% dari anggaran sebesar Rp3.100.000.000,00. Dibandingkan TA

2008 sebesar Rp2.869.225.574,00 menunjukkan adanya peningkatan

penerimaan sebesar 52,11%.

b. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan

1) Bagi Hasil Pajak

Penerimaan bagi hasil pajak pada TA 2009 sebesar

Rp21.298.185.854,00 atau 87,50% dari anggaran sebesar

Page 33: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 29 dari 35

Rp24.339.721.520,00. Dibandingkan penerimaan TA 2008 sebesar

Rp19.494.463.690,00 menunjukkan peningkatan penerimaan sebesar 9,25%.

Realisasi Bagi Hasil Pajak terdiri dari:

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Bagi Hasil PBB 18.490.808.989,00 16.126.277.048,00 87,21

2 Bagi Hasil BPHTB 3.489.792.531,00 2.798.207.993,00 80,18

3 Bagi Hasil PPh pasal 25 dan PPhpasal 29 orang Pribadi

2.359.120.000,00 2.373.700.813,00 100,62

Jumlah 24.339.721.520,00 21.298.185.854,00 87,50

2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam

Penerimaan dari bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam pada TA

2009 sebesar Rp8.171.220.956,00 atau 87,36% dari anggaran sebesar

Rp9.353.343.315,00. Dibandingkan dengan TA 2008 sebesar

Rp24.513.983.720,00, menunjukkan adanya penurunan penerimaan 66,67%.

Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam terdiri dari:

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Bagi Hasil minyak bumi dan gas 8.961.891.909,00 8.045.179.229,00 89,77

2 Bagi Hasil Prov.sumber daya hutan 28.593.006,00 0,00 0,003 Bagi Hasil Penerimaan Pungutan

hasil Perikanan248.450.000,00 96.517.277,00 38,85

4 Bagi Hasil Penerimaan dari Pertam-bangan umum

114.408.400,00 29.524.450,00 25,81

Jumlah 9.353.343.315,00 8.171.220.956,00 87,36

Pada penetapan awal APBK Kabupaten Aceh Barat TA 2009

komponen pendapatan daerah untuk bagi hasil bukan pajak/sumber daya

alam semula ditargetkan sebesar Rp26.106.263.848,00. Namun dalam

perjalanan tahun anggaran berjalan (2009) penetapan terhadap bagi hasil

bukan pajak/sumber daya alam mengalami beberapa kali perubahan

penetapan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. Pada Perubahan

APBK TA 2009 dilakukan penyesuaian terhadap komponen pendapatan bagi

hasil bukan pajak/sumber daya alam sebesar Rp9.353.343.315,00.

Dalam perjalanan anggaran direalisasi berdasarkan tertibnya

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.07/2009 tanggal 4 Nopember

2009 (Minyak Bumi dan Gas) sebesar Rp7.164.411.000,00, Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.07/2009 tanggal 23 Desember 2009

sebesar Rp29.524.450,00 (Pertambangan Umum), dan pendapatan tunggakan

TA 2008 sebesar Rp3.255.653.506,00. Kondisi pengurangan pendapatan ini

mengakibatkan berpengaruh pada kemampuan keuangan daerah dalam

membiayai belanja yang telah dialokasikan, dan untuk itu ditempuh

kebijakan dengan melakukan pinjaman kepada PT BPD Cabang Aceh Barat

sebesar Rp18.500.000.000,00.

3) Dana Alokasi Umum

Penerimaan Dana Alokasi Umum pada TA 2009 sebesar

Rp315.643.644.000,00 atau 100,00% dari anggaran sebesar

Rp315.643.644.000,00.

Page 34: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 30 dari 35

4) Dana Alokasi Khusus

Penerimaan Dana Alokasi Khusus pada TA 2009 sebesar

Rp45.486.605.000,00 atau 100,05% dari anggaran sebesar

Rp45.466.000.000,00.

5) Dana Penyesuaian

Penerimaan Dana Penyesuaian pada TA 2009 sebesar

Rp8.028.825.000,00 atau 38.965,42% dari anggaran sebesar

Rp20.605.000,00.

6) Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi

Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi berupa Bagi Hasil

Pajak Kendaraan Bermotor pada TA 2009 sebesar Rp9.838.567.168,00 atau

120,42% dari anggaran sebesar Rp8.170.432.728,00. Dibandingkan dengan

realisasi TA 2008 Rp9.975.519.331,00 menunjukkan adanya penurunan

penerimaan sebesar 1,37%.

7) Pendapatan Dana Darurat

Pendapatan Dana Darurat pada TA 2009 sebesar

Rp3.500.000.000,00 atau 100% dari anggaran sebesar Rp3.500.000.000,00.

c. Belanja

1) Belanja PegawaiNo. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Gaji dan Tunjangan 184.634.123.389,00 188.047.070.584,00 101,85

2Tambahan PenghasilanPNS/TC

61.864.523.862,00 58.921.506.309,00 95,24

3 Belanja Penerimaan lainnyapimpinan dan anggota dewanserta KDH/Wkl. KDH

2.013.600.000,00 1.980.000.000,00 98,33

4 Biaya Pungutan Pajak Daerah 685.043.301,06 620.927.752,00 90,64

5 Belanja Penerimaan lainnyaKDH/Wakil KDH

0,00 0,00 0,00

6 Honorarium PNS 16.090.678.916,00 14.882.796.794,00 92,49

7 Honorarium Non PNS 17.101.056.580,00 16.110.552.740,00 94,21

8 Uang Lembur 56.000.000,00 47.118.000,00 84,14

9Belanja Beasiswa PendidikanPNS

0,00 0,00 0,00

10 Belanja kursus, pelatihan,sosialisasi dan bimbinganteknis PNS

0,00 0,00 0,00

Jumlah 282.445.026.048,06 280.609.972.179,00 99,35

Belanja Pegawai pada Periode ini direalisasi sebesar

Rp280.609.972.179,00 atau 99,35% dari anggaran. Dibandingkan Belanja

Pegawai TA 2008 sebesar Rp241.147.362.043,00 terjadi kenaikan sebesar

16,36%.

2) Belanja Barang dan JasaNo. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Belanja Bahan Pakai Habis 7.876.921.142,00 7.554.685.014,00 95,91

2 Belanja Bahan/material 8.777.067.218,00 8.306.551.105,00 94,64

Page 35: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 31 dari 35

No. Uraian Anggaran Realisasi %

3 Belanja Jasa Kantor* 10.451.826.612,00 9.508.089.621,00 90,97

4 Belanja Premi asuransi 127.703.909,00 127.703.909,00 100,00

5 Belanja Perawatan Kenderaan Bermotor 5.507.911.080,00 5.133.765.139,00 93,21

6 Belanja Cetak dan Pengandaan 2.817.501.050,00 2.638.162.607,00 93,63

7 Belanja Sewa Rumah/gedung 929.295.000,00 833.184.250,00 89,66

8 Jasa Pihak ketiga - - 0,00

9 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 761.475.000,00 738.825.000,00 97,03

10 Belanja Sewa Alat Berat - - 0,00

11 Belanja sewa Perleng/ peralatan Kantor 252.712.000,00 222.932.000,00 88,22

12 Belanja Makan dan Minum 11.545.477.887,00 10.920.162.645,00 94,58

13 Belanja Pakaian Dinas dan atributnya 1.388.421.000,00 1.330.048.444,00 95,80

14 Belanja Pakaian Kerja 455.754.000,00 455.754.000,00 100,00

15 Bel.Pakaian Khusus, hari-hari tertentu 1.164.264.430,00 1.115.653.667,00 95,82

16 Belanja Perjalanan Dinas 15.036.003.601,00 13.764.762.125,00 91,55

17 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 844.000.000,00 781.000.000,00 92,54

18 Belanja perjalanan pindah tugas. 50.000.000,00 35.000.000,00 70,00

19 Belanja Khursus, Pelatihan, sosialisasi,Bimbingan Teknis PNS

1.040.015.000,00 903.630.000,00 86,89

20 Belanja Pemeliharaan 151.146.600,00 150.532.800,00 99,59

21 Belanja Jasa Konstuksi 2.139.704.660,00 2.028.305.260,00 94,79

Jumlah 71.317.200.189,00 66.548.747.586,00 93,31

Belanja Barang dan Jasa pada periode ini direalisasi sebesar

Rp66.548.747.586,00 atau 93,31% dari anggaran. Dibandingkan dengan TA

2008 sebesar Rp60.511.865.771,00 terjadi kenaikan sisi belanja ini sebesar

9,98%.

3) Belanja Bunga

Terdapat biaya bunga, biaya administrasi dan provisi sebesar

Rp231.250.000,00 atas pinjaman kepada PT Bank BPD Cab. Meulaboh yang

dicairkan pada 30 Desember 2009 sebesar Rp18.500.000.000,00, tetapi

dibebankan pada belanja tak terduga karena tidak tersedia alokasi

anggarannya, sedangkan untuk TA 2010 telah tersedia anggarannya pada

belanja bunga.

4) Belanja Hibah

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Belanja Hibah kepada badan/Lembaga/organisasasi swasta

6.080.955.000,00 5.924.007.000,00 97,42

2 Belanja Hibah kepada kelompokmasyarakat/perorangan

0,00 0,00 0,00

Jumlah 6.080.955.000,00 5.924.007.000,00 97,42

5) Belanja Bantuan Sosial

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Belanja Bantuan Sosial kpd Ormas 3.972.560.000,00 3.698.702.000,00 93,11

2 Belanja Bantuan social kpd anggotamasyarakat

900.000.000,00 900.000.000,00 100,00

3 Belanja Bantuan kepada Parpol 585.000.000,00 531.745.355,00 90,90

Jumlah 5.457.560.000,00 5.130.447.355,00 94,01

Belanja Bantuan Sosial pada Periode ini direalisasi sebesar

Page 36: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 32 dari 35

Rp5.130.447.355,00 atau 94,01% dari anggaran. Dibandingkan TA 2008

Rp6.126.649.075,00 terjadi penurunan sebesar 16,26%.

6) Belanja Modal Tanah

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Belanja Modal Tanah 912.773.500,00 912.773.500,00 100,00

Jumlah 912.773.500,00 912.773.500,00 100,00

7) Belanja Modal Peralatan dan Mesin

No. Uraian Anggaran Realisasi %1 Belanja Modal

Peralatan dan Mesin16.660.571.010,82 15.806.257.677,00 94,87

Jumlah 16.660.571.010,82 15.806.257.677,00 94,87

8) Belanja Modal Gedung dan Bangunan

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Gedung dan Bangunan 26.956.248.281,00 26.433.107.357,00 98,06

2 Bangunan monument 0,00 0,00 0,00

Jumlah 26.956.248.281,00 26.433.107.357,00 98,06

9) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Jalan dan Jembatan 32.525.109.868,45 30.379.751.190,00 93,402 Bangunan Air 7.628.212.063,17 7.336.366.947,00 96,173 Instalasi 498.362.881,00 490.358.900,00 98,394 Jaringan - - 0,00

Jumlah 40.651.684.812,62 38.206.477.037,00 93,98

10) Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Buku Perpustakaan 158.678.700,00 128.092.000,00 80,72

2 Barang CorakKesenian/Budaya

0,00 0,00 0,00

3 Hewan/ Ternak dantanaman

3.840.563.088,00 3.839.420.000,00 99,97

Jumlah 3.999.241.788,00 3.967.512.000,00 99,21

11) Belanja Tidak Terduga

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Belanja Tidak Terduga 150.000.000,00 362.945.000,00 241,96

Jumlah 150.000.000,00 362.945.000,00 241,96

Belanja Tidak Terduga pada periode ini terealisasi sebesar

Rp362.945.000,00 atau 241,96% dari anggaran. Dibandingkan dengan TA

2008 sebesar Rp44.300.000,00 terjadi peningkatan sisi belanja ini sebesar

719,29%.

12) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 Belanja Bantuan Keuangankpd Pemda/Pemdes lain

34.710.000.000,00 34.245.701.300,00 98,66

Jumlah 34.710.000.000,00 34.245.701.300,00 98,66

Page 37: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 33 dari 35

Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa pada periode ini

direalisasi sebesar Rp34.245.701.300,00 atau 98,66% dari anggaran.

Dibandingkan TA 2008 sebesar Rp28.644.219.700,00 terjadi peningkatan

sebesar 19,55%.

13) Penerimaan Pembiayaan

No. Uraian Anggaran Realisasi %1 Penggunaan SiLPA 37.438.542.805,32 37.438.542.805,32 100,00

2 Pinjaman dalam negeriLembaga Keuangan Bank

18.500.000.000,00 18.500.000.000,00 100,00

Jumlah 55.938.542.805,32 55.938.542.805,32 100,00

Pinjaman pada lembaga bank dalam hal ini PT BPD Aceh sebesar

Rp18.500.000.000,00, dilakukan untuk membiayai kekurangan belanja TA

2009 yang disebabkan oleh penetapan penerimaan bagi hasil bukan

pajak/sumber daya alam dari Pemerintah Pusat secara signifikan menurun

dari penetapan semula.

4.6.3. Penjelasan atas Arus Kas

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus Kas MasukUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Pendapatan Pajak Daerah 4.276.502.262,90 4.187.199.822,78

-Pendapatan Retribusi Daerah 5.990.145.924,00 6.177.301.954,00-Pendapatan Hasil Pengelolaan-Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

1.658.387.037,18 2.056.020.789,18

-Lain - lain PAD yang Sah 2.654.986.460,71 6.095.392.897,36

-Zakat 4.364.476.569,00 -

-Dana Bagi Hasil Pajak 21.298.185.854,00 19.494.463.690,00

-Dana Bagi Hasil bukan pajak /SDA 8.171.220.956,00 24.513.983.720,00

-Dana Alokasi Umum 315.643.644.000,00 303.463.871.000,00

-Dana Alokasi Khusus 45.486.605.000,00 48.573.822.000,00

-Dana Otonomi Khusus 0,00 14.094.071.400,00

-Dana Penyesuaian 8.028.825.000,00 -

-Pendapatan Bagi Hasil Pajak 9.838.567.168,00 9.975.519.331,00

-Pendapatan Dana Darurat 3.500.000.000,00 -

430.911.546.231,79 438.631.646.604,32

Arus Kas KeluarUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Belanja Pegawai 280.609.972.179,00 241.147.362.043,00

-Belanja Barang 66.548.747.586,00 60.511.865.771,00

-Belanja Bunga 0,00 0,00

-Belanja Hibah 5.924.007.000,00 6.661.414.000,00

-Bantuan Sosial 5.130.447.355,00 6.126.649.075,00

-Belanja Tak Terduga 362.945.000,00 44.300.000,00-Bagi Hasil Pendapatan Lainnya/Belanja Bantuan Keuangan

34.245.701.300,00 28.644.219.700,00

392.821.820.420,00 343.135.810.589,00

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan

Arus Kas Masuk

Page 38: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 34 dari 35

Uraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Penjualan Tanah 0,00 9.827.310.000,00

Jumlah 0,00 9.827.310.000,00

Arus Kas KeluarUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Belanja Tanah 912.773.500,00 5.725.339.250,00

-BelanjaPeralatan dan Mesin 15.806.257.677,00 12.539.971.180,00

-Belanja Gedung dan Bangunan 26.433.107.357,00 35.223.714.777,00

-Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 38.206.477.037,00 39.576.681.195,00

-Belanja Aset Tetap Lainnya 3.967.512.000,00 518.710.598,00

Jumlah 85.326.127.571,00 93.584.417.000,00

c.Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Arus Kas MasukUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Pinjaman Dalam Negeri- LembagaKeuangan Bank

18.500.000.000,00 0,00

Jumlah 18.500.000.000,00 0,00

Arus Kas KeluarUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Penyertaan Modal Pemda 0,00 11.427.310.000,00

Jumlah 0,00 11.427.310.000,00

d.Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran

Arus Kas MasukUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

- Penerimaan PFK 38.812.497.584,00 27.678.859.640,00

- Transito 7.471.408.058,81 (1.339.527.617,35)

Jumlah 46.283.905.642,81 26.339.332.022,65

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) merupakan penerimaan pemerintah pusat dan

pihak lain yang dipotong dari SP2D dan dibayarkan kepada pihak yang

menerimanya.

Transito merupakan transaksi Bendahara Umum Daerah yang terkait dengan

pengeluaran UP Tahun Berjalan kepada Pengguna Anggaran dan penerimaan

atas pengembalian UP tersebut. Penerimaan transito sebesar Rp7.471.408.058,81

berasal dari penyetoran sisa UP TA yang lalu sebesar Rp8.180.377.122,00, UP

tahun anggaran berjalan Rp186.244.317,93 dan pengeluaran UP

Rp895.213.381,12.

Arus Kas KeluarUraian Realisasi 31 des 2009 Realisasi 31 des 2008

-Penerimaan PFK 38.813.422.977,00 27.678.859.640,00

Jumlah 38.813.422.977,00 27.678.859.640,00

4.7. PENUTUP

Secara keseluruhan pelaksanaan APBK TA 2009 disisi penerimaan, realisasi

Pendapatan Daerah dapat dicapai sebesar 99,43% dari target penerimaan yang

Page 39: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Halaman 35 dari 35

ditetapkan, sedangkan belanja direalisasikan sebesar 97,71% dari yang

direncanakan.

Permasalahan dalam pengelolaan dan pelaksanaan Program Kegiatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat pada umumnya sama dengan pada tahun

sebelumnya, yaitu:

a. Terbatasnya dana menyebabkan tidak semua program pembangunan daerah

dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai tuntutan kebutuhan.

b. Belum optimalnya aparatur pemerintah daerah dalam menyatukanseluruh potensi yang ada untuk diberdayakan demi terlaksananyapembangunan daerah yang maksimal.

Pemecahan atas permasalahan tersebut antara lain:

a. Diperlukan adanya sumber-sumber penerimaan daerah yang baru sehingga

dapat menutupi belanja daerah dalam rangka pembangunan secara maksimal

dan terarah.

b. Perlu ditingkatkan kemampuan SDM aparatur sesuai dengan bidang tugasnya,

seperti mengikuti pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis dan lain

sebagainya.

c. Diupayakan pembentukan jabatan fungsional yang sesuai dengan potensi dan

kebutuhan daerah.

d. Menumbuhkembangkan dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara

keseluruhan disegala bidang dalam pembangunan daerah.

Page 40: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN

LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

TAHUN ANGGARAN 2009

DI

MEULABOH

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NADDI BANDA ACEH

Nomor : 4.B/LHP/XVIII.BAC/05/2010

Tanggal : 7 Mei 2010

BUKU II

Page 41: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman i dari iii

DAFTAR ISI

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN

INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2009........................................ ii

GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH

BARAT TA 2009....................................................……................………......……................... 1

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN…….…………......... 4

1. Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

Belum Tertib......................................................................................................................... 4

2. Pengelolaan dan Penatausahaan Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Belum

Tertib ……………………………………........................................................................... 7

Page 42: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman ii dari iii

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAANATAS

SISTEM PENGENDALIAN INTERNDALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2009

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten

Aceh Barat per 31 Desember 2009 dan 2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan

Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan

hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksud telah telah dimuat dalam laporan Nomor

4.A/LHP/XVIII.BAC/05/2010 tanggal 7 Mei 2010.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mengharuskan BPK melaksanakan pengujian

atas pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Pengendalian intern merupakan

tanggung jawab manajemen Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Tanggung jawab BPK terletak

pada pengungkapan kelemahan pengendalian intern berdasarkan pemeriksan BPK. Namun,

laporan hasil pemeriksaan atas pengendalian intern tidak dimaksudkan untuk menyatakan

pendapat atas keseluruhan efektivitas pengendalian intern.

BPK menemukan kelemahan berkaitan dengan desain dan pelaksanaan pengendalian intern yang

merupakan kondisi yang dapat dilaporkan. Kondisi yang dapat dilaporkan merupakan kelemahan-

kelemahan yang berdampak terhadap kemampuan entitas dalam mencatat, mengolah,meringkas

dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan

keuangan.

Pokok-pokok temuan kelemahan pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Belum

Tertib;

2. Pengelolaan dan Penatausahaan Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Belum Tertib.

Sehubungan temuan tersebut, BPK merekomendasikan agar dilakukan perbaikan dan langkah

tindak lanjut sesuai rekomendasi yang dimuat dalam hasil pemeriksaan.

Page 43: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman iii dari iii

Temuan dan rekomendasi secara rinci dapat dilihat pada hasil pemeriksaan dalam laporan ini.

Page 44: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 1 dari 8

GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PADA SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT TA 2009

1. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

2. Organisasi

Untuk lebih mengoptimalkan kinerja dan pembagian tugas serta tanggung jawab

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah

menetapkan struktur organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Aceh Barat

dengan Qanun sebagai berikut:

a. Qanun Kabupaten Aceh Barat No.2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRK Aceh Barat. Berdasarkan Qanun

tersebut, Organisasi Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah

dibantu oleh 3 Asisten dan membawahi 11 Bagian. Sekretariat DPRK dipimpin oleh

seorang Sekretaris DPRK yang membawahi empat bagian.

b. Qanun Kabupaten Aceh Barat No.3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan Qanun tersebut Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat terdiri atas 15 dinas, yaitu: Dinas Syariat Islam dan

Pemberdayan Dayah; Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Dinas Kehutanan

dan Perkebunan; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil

Menengah; Dinas Kesehatan; Dinas Pendidikan; Dinas Perhubungan dan

Telekomunikasi; Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah; Dinas Bina

Marga; Dinas Cipta Karya dan Pengairan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas

Pertambangan dan Energi; Dinas Pertanian dan Peternakan; Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga; dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

c. Qanun Kabupaten Aceh Barat No.4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan Qanun tersebut,

lembaga teknis daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebanyak 13, yaitu: Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah; Badan Pemberdayaan Masyarakat; Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan; Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan;

Inspektorat; Kantor Pendidikan dan Pelatihan; Kantor Arsip dan Perpustakaan; Kantor

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera; Kantor Penanggulangan Kebakaran

dan Pengelolaan Alat Berat; Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu; Rumah Sakit Umum

Daerah; dan Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah.

d. Qanun Kabupaten Aceh Barat No.5 Tahun 2008 tentang Kecamatan-kecamatan di

Kabupaten Aceh Barat, yang terdiri dari 12 kecamatan, yaitu: Kecamatan Johan

Pahlawan; Kecamatan Samatiga; Kecamatan Bubon; Kecamatan Arongan Lambalek;

Kecamatan Woyla; Kecamatan Woyla Barat; Kecamatan Woyla Timur; Kecamatan

Page 45: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 2 dari 8

Kaway XVI; Kecamatan Meureubo; Kecamatan Pante Ceureumen; Kecamatan Sungai

Mas; dan Kecamatan Panton Reu.

Mekanisme pengelolaan keuangan daerah sepenuhnya diselenggarakan oleh Dinas

Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD). Kepala DPKKD sebagai Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah yang

ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Aceh Barat No.21 Tahun 2009 tanggal 27

Januari 2009.

3. Kebijakan

Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat belum menetapkan Peraturan Daerah (Qanun) tentang

pokok-pokok pengelolaan keuangan. Pengelolaan dan penatausahaan keuangan TA 2009

berpedoman pada Peraturan Bupati Aceh Barat No.9 Tahun 2009 tanggal 16 April 2009

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam penyelenggaraan APBK, Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat juga mempedomani kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh

Pemerintah, yaitu ketentuan/peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pedoman Penyusunan APBK TA 2009, Pedoman

Pelaksanaan dan Perhitungan Anggaran, Bentuk dan Susunan APBK. Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat telah menetapkan Peraturan Bupati Aceh Barat No.26 Tahun 2009

tanggal 28 Desember 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat.

Dalam mengelola dan menatausahakan keuangan daerah, Bupati Aceh Barat telah

menetapkan beberapa kebijakan melalui:

a. SK Bupati Aceh Barat No.36 tanggal 4 Februari 2009 tentang Penunjukan Bank

Penerima Uang Daerah dan Penempatan Dana Pemerintah Melalui Rekening Kas

Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat;

b. SK Bupati Aceh Barat No.22 tanggal 27 Januari 2009 tentang Pejabat yang diberi

pelimpahan kewenangan selaku Kuasa BUD Kabupaten Aceh Barat TA 2009;

c. SK Bupati Aceh Barat No.35 tanggal 4 Februari 2009 tentang Penunjukan/Penetapan

Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, dan Pengguna Anggaran pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat TA 2009.

4. Prosedur

Pengelolaan dan penatausahaan keuangan Kabupaten Aceh Barat berpedoman pada

Peraturan Bupati No.9 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan

tersebut antara lain mengatur tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan.

5. Personalia

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat belum mempunyai sumber daya manusia yang cukup,

baik jumlah maupun kompetensinya terutama bidang pengelolaan keuangan pada masing-

masing SKPD. Hal ini mengakibatkan laporan keuangan SKPD belum valid dan masih

banyak ditemukan kekeliruan penyajian laporan akun, sehingga laporan keuangan SKPD

tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk menyusun Laporan Keuangan Kabupaten Aceh

Barat secara konsolidasian.

6. Perencanaan

Pelaksanaan kegiatan pada TA 2009 dirumuskan dalam APBK TA 2009. APBK TA 2009

ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Barat No.1 Tahun 2009 tanggal 30 Januari 2009

dan dijabarkan dalam Peraturan Bupati Aceh Barat No.1 Tahun 2009 tanggal 30 Januari

2009. Pengajuan Rancangan Perubahan APBK TA 2009 dilaksanakan tanggal 22 Desember

Page 46: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 3 dari 8

2009 dan ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Barat No.3 Tahun 2009 tanggal 29

Desember 2009 dan dijabarkan dengan Peraturan Bupati No.27 Tahun 2009 pada tanggal

29 Desember 2009. Penetapan APBK dan Perubahan APBK TA 2009 mengalami

keterlambatan.

7. Pencatatan

Pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dilaksanakan oleh Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD). Proses pencatatan penerimaan di

Buku Kas Umum (BKU) masih belum menyajikan informasi yang akurat antara lain, pajak-

pajak negara sebagai Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) belum dicatat di BKU dan Kuasa

BUD tidak membuat buku pembantu pajak. Terhadap BKU tidak dilakukan pemeriksaan

kas secara rutin oleh atasan langsung dan rekonsiliasi BKU dengan rekening koran bank

juga tidak dilaksanakan secara rutin. Kelemahan lainnya adalah masih terdapat beberapa

penerimaan daerah yang belum dicatat atau lebih catat pada BKU.

Pencatatan transaksi keuangan oleh Bidang Akuntansi dan Pelaporan untuk transaksi yang

mempengaruhi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dilakukan dengan menggunakan

aplikasi Sistem Informasi Manajemen Anggaran dan Akuntansi Keuangan Daerah

(SIMAKDA). Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat pendapatan daerah adalah

Surat Tanda Setoran (STS) dan pencatatan pengeluaran daerah berdasarkan dokumen Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D). Pembuatan neraca dan laporan arus kas dilakukan secara

manual dengan data yang bersumber dari LRA

8. Pelaporan

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyampaikan Draft Laporan Keuangan TA 2009

kepada Perwakilan BPK di Banda Aceh tanggal 31 Maret 2010 yang terdiri dari Neraca,

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang

telah direviu oleh Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Penyusunan Laporan Keuangan TA

2009 dilakukan oleh Bidang Akuntansi dan Pelaporan DPKKD, dan tidak melalui proses

konsolidasi, karena masing-masing SKPD belum menyusun laporan keuangan secara valid.

Hal tersebut terjadi karena kurangnya personil di masing-masing SKPD yang memahami

mengenai penyusunan laporan keuangan.

9. Pengawasan Intern

Kegiatan pengawasan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dilaksanakan oleh

Inspektorat Kabupaten Aceh Barat dan Inspektorat Provinsi NAD. Inspektorat Kabupaten

Aceh Barat telah melakukan review atas Draft Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Aceh Barat TA 2009 sebelum disampaikan ke BPK. Pemerintah Kabupaten Barat melalui

Inspektorat Kabupaten belum melakukan pengendalian intern dengan baik, rekomendasi

BPK atas pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah TA 2005, 2006, 2007, dan

2008, Bantuan Keuangan Parpol TA 2006, Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT)

Kesehatan TA 2006 dan 2007, Belanja Daerah TA 2005 dan 2006 dan TA 2007 dan 2008,

belum seluruhnya selesai ditindaklanjuti. Berdasarkan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan per 30 April 2009 tersebut menghasilkan 67 temuan pemeriksaan senilai

Rp126.390.289.707,29 dengan 106 rekomendasi/saran senilai Rp47.052.049.316,29, telah

ditindaklanjuti senilai Rp30.628.162.820,61, sisa yang masih harus ditindaklanjuti senilai

Rp 16.423.886.495,68. Dari 106 saran tersebut diatas, 8 saran yang telah ditindaklanjuti

sesuai rekomendasi, belum sesuai rekomendasi/masih dalam proses sebanyak 59 saran dan

sama sekali belum ditindaklanjuti sebanyak 39 saran.

Page 47: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 4 dari 8

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat TA 2009, dikemukakan hal-hal yang perlu mendapat perhatian terkait sistem

pengendalian intern, yaitu sebagai berikut:

1. Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat Belum Tertib

Pengelolaan dan penatausahaan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat TA

2009 berpedoman pada Peraturan Bupati Aceh Barat No.9 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah. Hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah

TA 2009 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a. Peraturan Daerah (Qanun) tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah belum

ditetapkan.

b. Penetapan APBK TA 2009 dan Perubahan APBK TA 2009 terlambat. APBK TA 2009

ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Barat No.1 Tahun 2009 tanggal 30 Januari

2009 dan dijabarkan dalam Peraturan Bupati Aceh Barat No.1 Tahun 2009 tanggal 30

Januari 2009. Pengajuan Rancangan Perubahan APBK TA 2009 dilaksanakan tanggal 22

Desember 2009 dan ditetapkan dengan Qanun Kabupaten Aceh Barat No.3 Tahun 2009

tanggal 29 Desember 2009 dan dijabarkan dengan Peraturan Bupati No.27 Tahun 2009

pada tanggal 29 Desember 2009.

c. Penganggaran dana perimbangan berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) pada APBK tidak menggunakan data yang valid. Pada APBK TA 2009,

DAU dan DAK dianggarkan berdasarkan surat Direktur Jenderal Perimbangan No.S-

539/PK/2008, sedangkan data yang seharusnya digunakan adalah Peraturan Presiden

No.47 Tahun 2008 tanggal 24 Desember 2008 tentang DAU Kabupaten Kota dan

Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.07/2008 tanggal 13 November 2008 tentang

Penetapan Dana Alokasi Khusus TA 2009.

d. Pelaksanaan APBK Kabupaten Aceh Barat dilaksanakan oleh 42 Satuan Kerja perangkat

Daerah (SKPD). Untuk mengelola keuangan pada masing-masing SKPD, Bupati Aceh

Barat telah menetapkan Surat Keputusan No.35 Tahun 2009 tentang penunjukan/

penetapan bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, dan pengguna anggaran.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga telah membuka rekening bank untuk mengelola

kas pada masing-masing SKPD. Rekening bank tersebut belum ditetapkan dengan surat

keputusan kepala daerah dan belum diberitahukan kepada DPRK Aceh Barat.

e. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dilaksanakan oleh

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dan tidak secara konsolidasian laporan keuangan

masing-masing SKPD. Laporan realisasi anggaran dihasilkan dari SIMAKDA. Dokumen

sumber yang digunakan untuk mencatat pendapatan daerah adalah STS dan dokumen

sumber untuk mencatat belanja daerah adalah SP2D. Neraca dan Laporan Arus Kas

(LAK) disusun secara manual dengan dokumen sumber menggunakan Laporan Realisasi

Anggaran (LRA).

Bidang akuntansi dan pelaporan DPKKD melakukan rekonsiliasi LRA dengan masing-

masing SKPD setiap tiga bulan, dan terbatas hanya pada belanja daerah, sedangkan

terhadap pendapatan daerah dan neraca belum dilakukan rekonsiliasi.

Laporan keuangan masing-masing SKPD tidak dapat digunakan untuk menyusun

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat secara konsolidasian. Hal ini

Page 48: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 5 dari 8

terjadi karena laporan keuangan yang dibuat oleh masing-masing SKPD tidak valid dan

masih banyak ditemukan kesalahan penyajian akun.

f. Uang yang berasal dari jaminan kesungguhan pertambangan belum dilaporkan pada

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Uang jaminan tersebut disimpan

di rekening Giro pada PT Bank BNI 46 cabang Meulaboh. Sampai dengan 31 Desember

2009 saldo rekening giro tersebut sebesar Rp1.049.942.711,00.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 3 Ayat (1) yang

menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab

dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang

Negara/Uang Daerah Pasal 19:

1) Ayat (4) Bendahara Umum Daerah dapat membuka rekening pengeluaran pada bank

umum yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan operasional pengeluaran daerah;

2) Ayat (7) ketentuan lebih lanjut tentang pembukaan dan pengoperasian rekening

penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (4)

dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah:

1) Pasal 17 Ayat (2) pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap

sumber pendapatan.

2) Pasal 19 dalam menyusun APBK, penganggaran pengeluaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18 ayat (1) harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya

penerimaan dalam jumlah yang cukup.

3) Pasal 240 ayat (1) pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan menyusun laporan

keuangan pemerintah daerah dan ayat (2) Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi

menyusun laporan keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung

menjadi laporan keuangan pemerintah daerah.

4) Pasal 296 ayat (1) PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan

cara menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Belanja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat tidak didukung dengan ketersedian

pendapatan dalam jumlah yang cukup karena penganggaran dana perimbangan

menggunakan data yang tidak valid.

b. Potensi terjadinya penyalahgunaan pengeluaran kas pada rekening giro SKPD tanpa

sepengetahuan Bupati Kabupaten Aceh Barat.

c. Potensi pemalsuan rekening kas di luar kendali Bupati Kabupaten Aceh Barat.

d. Penyajian nilai akun-akun dalam laporan keuangan Pemerintah Aceh Barat yang

disajikan belum sepenuhnya didukung oleh Laporan SKPD-SKPD sebagai unit akuntansi

yang juga bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan SKPD.

e. Informasi dalam laporan keuangan Pemkab belum mencakup uang titipan pihak ketiga

yang sebenarnya berada dalam pengelolaan Pemkab.

Page 49: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 6 dari 8

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Bupati Aceh Barat selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah lemah

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan keuangan daerah.

b. Sekretaris daerah Kabupaten Aceh Barat selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah

Kabupaten (TAPK) Aceh Barat dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh

Barat lemah dalam melakukan koordinasi penyusunan rancangan APBK dan rancangan

perubahan APBK.

c. Kepala Dinas Pendapatan Kekayaan Keuangan Daerah (DPKKD) Pemkab Aceh Barat

selaku BUD tidak melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

d. Kepala bidang Anggaran dan Pendapatan DPKKD Pemkab Aceh Barat tidak berhati-hati

dalam menyusun rancangan APBK dan perubahan APBK.

e. Pengguna Anggaran lemah dalam melakukan melakukan pengawasan dan pengendalian

terhadap Bendahara Pengeluaran SKPD.

f. Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten Aceh Barat tidak mempedomani ketentuan

yang berlaku dalam melakukan pembukaan rekening dan melakukan pengeluaran kas.

g. Bidang akuntansi belum sepenuhnya melakukan verifikasi dan validasi laporan keuangan

SKPD-SKPD terutama akun neraca dan Laporan Keuangan disusun berdasarkan

konsolidasian Laporan Keuangan SKPD.

h. Ketidaktahuan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Aceh Barat serta

Kuasa BUD bahwa rekening tersebut seharusnya berada dalam pengelolaan kas di Kas

Daerah dan dilaporkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.

Atas permasalahan tersebut Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengakui

ketidakcermatan, kelalaian dan kelemahan dalam permasalahan tersebut di atas. Sehubungan

hal tersebut diatas, dimasa yang akan datang Pemerintah Kabupaten Aceh Barat akan terus

melakukan upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Bersama-sama dengan DPRK Aceh Barat segera menerbitkan Peraturan Daerah (Qanun)

berkaitan dengan pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.

b. Segera menerbitkan surat keputusan mengenai penunjukan Rekening Bendahara

Pengeluaran SKPD dan memberitahukan kepada DPRK.

c. Memberikan sanksi administratif kepada Sekretaris Daerah Aceh Barat selaku ketua

TAPK Aceh Barat agar behati-hati dalam melakukan penganggaran.d. Memerintahkan Sekretaris Daerah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertambangan

dan Energi dan Kuasa BUD untuk memasukkan Uang Jaminan KesungguhanPertambangan ke dalam Laporan Keuangan.

e. Memberikan sanksi administratif kepada Kepala Dinas Pertambangan dan Energi danKuasa BUD supaya melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara tertib, taat padaperaturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab.

f. Memberikan sanksi administratif kepada Kepala DPKKD dan kepala SKPD yang lainsupaya melakukakan pengujian atas kebenaran angka-angka yang dihasilkan oleh BagianPembukuan.

g. Melalui Kepala DPKKD memberikan sanksi administratif kepada Kepala BidangAkuntansi supaya secara rinci melakukan verifikasi dan validasi laporan keuanganSKPD-SKPD terutama akun neraca.

Page 50: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 7 dari 8

2. Pengelolaan dan Penatausahaan Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Aceh Barat BelumTertib

Pengelolaan dan penatausahaan aset tetap Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Hasil pemeriksaan atas pengelolaan aset tetap

pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat belum mempunyai kebijakan kapitalisasi aset

sehingga biaya konsultansi baik perencanaan maupun pengawasan tidak menambah nilai

aset tetap terkait. Pada tahun 2009 terdapat biaya jasa konsultansi sebesar

Rp1.497.073.140,00 yang dianggarkan sebagai belanja barang dan tidak

dikapitalisasi/menambah nilai aset.

b. Aset tetap yang berasal dari hibah pihak lain belum dimasukkan dalam daftar inventaris

Kabupaten Aceh Barat dan belum dilaporkan ke dalam Neraca Pemerintah Kabupaten

Aceh Barat. Dalam daftar aset hibah yang terdapat pada Bidang Kekayaan Daerah

DPKKD diketahui terdapat aset hibah dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi NAD,

negara lain dan Non Governmental Organization (NGO) minimal senilai

Rp13.094.791.065,00. Aset tersebut belum seluruhnya dilengkapi dengan dokumen

pendukung yang diperlukan. Bidang kekayaan daerah belum selesai seluruhnya

melengkapi dokumen yang dibutuhkan sebagai dasar untuk mencatat aset hibah tersebut

dalam daftar inventaris dan melaporkannya dalam neraca.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

tentang Aktiva Tetap paragraf 33 yang menyatakan bahwa biaya perolehan Gedung dan

Bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh Gedung

dan Bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain biaya konstruksi, termasuk biaya

pengurusan IMB, notaris, dan pajak. Selanjutnya dalam paragraf 34 menyatakan bahwa

biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini

meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan

sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

b. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Paragraf 34 huruf (d) yangmenyatakan bahwa informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkapmungkin yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhipengambilan keputusan.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Nilai Aset Tetap yang disajikan dalam Neraca Tahun 2009 belum termasuk aset atas

kapitalisasi biaya perencanaan/pengawasan.

b. Aset tetap yang berasal dari hibah belum dicatat pada neraca dan berpotensi

disalahgunakan.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat belum menetapkan kebijakan kapitalisasi aset.

b. Masing-masing kepala dinas SKPD-SKPD belum mencatat dan melaporkan data aset-

aset hibah dalam laporan keuangan mereka dan juga belum melaporkan ke bidang

kekayaan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pengelolaan aset di lingkungannya.

c. Pengawasan dan pengendalian Kepala DPKKD atas aset hibah masih belum maksimal.

Page 51: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 8 dari 8

Atas permasalahan ini Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyatakan kesulitan

dalam memperoleh data aset berdasarkan perolehan riil dan pengendalian seluruh aset yang

berasal dari perolehan lainnya yang sah (berupa hibah/bantuan) yang belum maksimal.

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Menginstruksikan kepada Sekretaris Daerah supaya membuat rancangan keputusan

kapitalisasi aset

b. si dengan Kepala SKPD dalam hal penyelanggaraan pengelolaan barang milik daerah

yang berasal dari hibah.

c. Memerintahkan kepada Kepala SKPD agar segera melengkapi dokumen-dokumen

pendukung dan selanjutnya mencatat aset-aset hibah tersebut dalam buku inventaris dan

melaporkan data aset-aset hibah dalam laporan keuangan mereka serta

memberitahukannya kepada bidang kekayaan DPKKD.

d. Memberikan sanksi administratif kepada Kepala DPKKD selaku BUD untuk

melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

menginstruksikan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 52: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN

LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

TAHUN ANGGARAN 2009

DI

MEULABOH

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NADDI BANDA ACEH

Nomor : 4.C/LHP/XVIII.BAC/05/2010

Tanggal : 7 Mei 2010

BUKU III

Page 53: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman i dari iii

DAFTAR ISI

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAN ATAS KEPATUHAN TERHADAPPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAANLKPD TA 2009 …………………………….....................................................................…........ ii

TEMUAN PEMERIKSAAN …………....………………...………………………………........ 1

1. Terdapat Pengeluaran Uang dari Kas Daerah Tanpa Berdasarkan SP2D (Kasbon) SebesarRp689.468.438,60................................................................................................................. 1

2. Sisa Uang Persediaan Sebesar Rp4.845.836.100,03 Belum Dipertanggungjawabkan ….... 4

3. Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif oleh Pimpinan dan Anggota DewanBelum Sesuai dengan yang Diharapkan Sebesar Rp1.162.476.078,00................................ 6

4. Pencairan Jaminan Pelaksanaan Senilai Rp13.050.000,00 pada Dinas Kelautan danPerikanan Belum Dilaksanakan............................................................................................ 8

5. Terjadi Kekurangan Pekerjaan pada Kegiatan Pemeliharaan Jembatan Krueng Meulabohdi Dinas Bina Marga Sebesar Rp10.312.471,50.................................................................. 10

6. Hasil Pembangunan Balai Benih Ikan Senilai Rp1.556.910.796,00 Tidak DapatDimanfaatkan........................................................................................................................ 12

7. Pembangunan Fasilitas Tambat Labuh Boat Senilai Rp1.219.788.000,00 di KecamatanJohan Pahlawan Belum dapat Dimanfaatkan........................................................................ 13

8. Belanja untuk Sertifikasi Tanah Sebesar Rp529.604.250,00 Tidak Menambah AsetTanah ……………………………………………………………………………………… 14

LAMPIRAN

Page 54: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman ii dari iii

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2009

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat per 31 Desember 2009 dan 2008, Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir

pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksud

telah telah dimuat dalam laporan Nomor 4.A/LHP/XVIII.BAC/05/2010 tanggal 7 Mei 2010.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mengharuskan BPK melaksanakan pengujian

atas kepatuhan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat terhadap ketentuan peraturan perundang-

undangan. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan merupakan

tanggung jawab manajemen Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Tanggung jawab BPK

terletak pada pengungkapan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-

undangan berdasarkan pemeriksaan BPK. Namun, laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan

tidak dimaksudkan untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BPK menemukan adanya ketidakpatuhan dalam pengujian kepatuhan terhadap ketentuan

peraturan perundangan-undangan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Pokok-pokok

temuan ketidakpatuhan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengeluaran uang dari kas daerah tanpa berdasarkan SP2D (Kasbon) sebesar

Rp689.468.438,60;

2. Sisa uang persediaan sebesar Rp4.845.836.100,03 belum dipertanggungjawabkan;

3. Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif oleh Pimpinan dan Anggota Dewan belum

sesuai dengan yang diharapkan sebesar Rp1.162.476.078,00;

4. Pencairan Jaminan Pelaksanaan Senilai Rp13.050.000,00 pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Belum Dilaksanakan;

5. Terjadi kekurangan pekerjaan pada kegiatan Pemeliharaan Jembatan Krueng Meulaboh di

Dinas Bina Marga Sebesar Rp10.312.471,50;

6. Pembangunan Balai Benih Ikan senilai Rp1.556.910.796,00 tidak dapat digunakan;

7. Pembangunan Fasilitas Tambat Labuh Boat senilai Rp1.219.788.000,00 di Kecamatan

Johan Pahlawan belum dapat dimanfaatkan;

Page 55: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman iii dari iii

8. Belanja untuk sertifikasi tanah sebesar Rp529.604.250,00 tidak menambah nilai Aset

Tanah

Sehubungan temuan tersebut, BPK merekomendasikan agar dilakukan perbaikan dan langkah

tindak lanjut sesuai rekomendasi yang dimuat dalam hasil pemeriksaan.

Temuan dan rekomendasi secara rinci dapat dilihat pada hasil pemeriksaan dalam laporan ini.

Page 56: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 1 dari 16

TEMUAN PEMERIKSAAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat TA 2009 dapat dikemukakan hal-hal yang perlu mendapat perhatian terkait

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu sebagai berikut.

1. Terdapat Pengeluaran Uang dari Kas Daerah Tidak Berdasarkan SP2D (Kasbon)

Sebesar Rp689.468.438,60

Untuk TA 2009 Penatausahaan dan Pengelolaan Kas Daerah Pemerintah Kabupaten

Aceh Barat dikelola pemegang kas daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan

Daerah (DPKKD) dalam hal ini disebut dengan staf yang bertugas sebagai Penghubung

antara SKPKD dan bank yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Bupati Aceh Barat No.309

Tahun 2009 tanggal 9 Nopember 2009. Staf tersebut juga bertugas mengelola penerimaan

dan pengeluaran Kas Daerah. Buku Kas Umum (BKU) per tanggal 31 Desember 2009

telah ditutup oleh Penghubung antara SKPKD dan bank dengan diketahui oleh atasan

langsungnya yaitu Kuasa BUD selaku pihak yang berwenang dalam menerbitkan SP2D.

Posisi saldo Buku Kas Umum dan saldo bank per 31 Desember 2009 adalah sebagai

berikut:

Penerimaan dari 1 Jan s.d. 31 Des. 2009 Rp482.753.976.253,89

Pengeluaran dari 1 Jan s.d. 31 Des. 2009 (Rp479.334.604.937,00)

Saldo Buku per 31 Des. 2009 Rp 3.419.371.316,89

Saldo Bank per 31 Des. 2009 Rp 2.556.352.378,29

Saldo Kas BUD per 31 Des. 2009 Rp 0,00

Saldo Kas dan Bank per 31Desember 2009 Rp 2.556.352.378,29

Saldo Kas dan Bank sebesar Rp2.556.352.378,29 per 31 Desember 2009 terdiri dari:No. Nama Bank No.Rekening Jumlah (Rp)

1. BPD Cab. Meulaboh/ DAU 060.01.02.803372-7 2.116.460.852,572. BPD Cab. Meulaboh/Jasa Giro 060.01.02.803530-0 26.292.333,523. BPD Cab. Meulaboh/PAD 060.01.02.803001-2 19.839.040,004. BPD Cab. Meulaboh/Dana ZIS 060.01.02.803651-6 144.447.815,355. BPD Cab. Meulaboh/SDA 060.01.02.803386-6 0,856. BNI Cab. Meulaboh/PPju 00172121086 228.542.564,007. BNI Cab. Meulaboh/Jasa Giro 0169729860 20.769.772,00Jumlah Saldo Bank 2.556.352.378,29Saldo Kas Tunai 0,00Saldo Kas dan Bank 2.556.352.378,29

Hasil rekonsiliasi antara saldo BKU dan Saldo Bank pada tanggal 31 Desember 2009

menunjukkan hal sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Uraian Buku Kas Umum Kas dan Bank Selisih Kasbon SelisihSaldo per 31/12/2009 3.419.371.316,89 2.556.352.378,29Koreksi Rekonsiliasi-/- Sp2D Lewat tahun (13.500.000,00)-/- Kelebihan pencatatan pend (177.295.842,00) (5.334.250,00)-/- Trdpt kekurangan pencatatan pend 32.160.607,47-/- Trdpt kelebihan pencatatan pengln 43.122.193,00-/- Trdpt kekurangan penctt pengln (92.800.001,00)-/- Trdpt kekrg penctt pend TYL 2.428.292,53Saldo Per 31 Desember 2009 3.226.986.566,89 2.537.518.128,29 689.468.438,60 689.468.438,60 0,00

Dari rekonsiliasi tersebut diketahui terdapat SP2D yang baru dikeluarkan dari

rekening Kasda pada tanggal 8 Januari 2010 senilai Rp13.500.000,00. Hal ini terjadi

Page 57: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 2 dari 16

karena pihak bank tidak mendebit/memindahbukukan uang dari rekening Kas Daerah pada

tanggal 30 Desember 2009 atas belanja daerah, tetapi mendebit (mengeluarkan) dari

Rekening Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Kesehatan pada tanggal 30 Desember 2009

dan sekaligus mengkredit (menambah) ke rekening tersebut. Kekeliruan tersebut telah

dikoreksi oleh bank seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu baru didebit (dikeluarkan)

dari rekening Kasda tanggal 8 Januari 2010. Pada Rekening Koran juga diketahui terdapat

uang masuk atau nota kredit sebesar Rp5.334.250,00 yang sebenarnya bukan merupakan

penerimaan pada Rekening Kas Daerah, karena pada tanggal 8 Januari 2010 pihak Bank

melakukan koreksi dengan menarik kembali atau membuat nota debet rekening Kas

Daerah. Pada BKU terdapat kelebihan pencatatan pendapatan sebesar Rp177.295.842,00,

kekurangan pencatatan pendapatan sebesar Rp32.160.607,47, dan kelebihan dalam

pencatatan pengeluaran sebesar Rp43.122.193,00 serta terdapat kekurangan pencatatan

pengeluaran sebesar Rp92.800.001,00. Selain itu, pada BKU juga terdapat penyesuaian

terhadap pencatatan pendapatan tahun yang lalu sebesar Rp2.428.292,53. Selisih sebesar

Rp689.468.438,60 merupakan kasbon yang terdiri atas kasbon s.d. tahun 2004 sebesar

Rp660.658.438,60 dan kasbon tahun 2007 sebesar Rp28.810.000,00 dengan rincian

sebagai berikut:

No Uraian TA Kas Bon (Rp) Per31/12/2009

Unit Kerja Nama Penerima

1 SPMU Double 2 buah 1994 179.556.883,00 - -

2 SK Bupati No 903/251/05-11-1996 1996 3.024.987,60 - -

3 Uang Terbakar (Referendum Aceh) 1999 2.518.000,00 - -

4 Keperluan Subbag Perbendaharaan 1994 6.569.800,00 Bag. Keuangan Alm. MYB

5 Pemakaian Uang Tunai 1994 11.482.300,00 Bag. Keuangan D

6 Keperluan Subbag Pembukuan 1994 13.550.000,00 Bag. Keuangan DZA

7 Pinjaman Sementara 1992 9.608.445,00 Bag. Keuangan SK

8 Pinjaman Sementara Potongan Gaji 1986 125.000,00 Bag. Keuangan IA

9 Pinjaman Sementara 1982 740.000,00 - Alm. IL

10 Biaya Kegiatan Korpri 1985 180.000,00 - Alm. NG

11 Pinjaman Sementara 1982 4.618.523,00 Bag. Keuangan Alm. AR

12 Pinjaman dana rutin u/ Tugup Wil. III - 2.540.000,00 Tugub Alm. HZ

13 Pinjaman Bekas Camat Teunom - 170.000,00 - TM

14 Biaya Penyiaran Pengumuman BKDH 1989 25.000,00 - B

15 Panitia Remaja Mesjid Nurul Huda 1984 250.000,00 - Alm. ZAB

16 Pinjaman Rutin Dinas Kesehatan 1986 1.700.000,00 Kesehatan L

17 Sunat Masal di Krueng Sabee 2004 2.600.000,00 Bag. Kesra MNL

18 Pengobatan Pel. Arifuddin 2004 3.000.000,00 Bag. Kesra MNL

19 Pengungsi di Krueng Sabee 2004 25.000.000,00 Bag. Kesra MNL

20 Bakti ABRI 2004 75.000.000,00 Bag. Kesra MNL

21 Duek Pakat Ulama/Jamuan Yatim 2004 17.845.000,00 Bag. Kesra MNL

22 Biaya DTD-II 2004 15.000.000,00 Bag. Kesra MNL

23 Biaya PJOK 2004 16.250.000,00 Bag. Kesra MNL

24 Pembebasan Tanah Pemukiman Nelayan 2004 194.304.500,00 Sekretariat Daerah IM

25 Pembinaan Olah Raga Pemuda 2004 75.000.000,00 Pendidikan AAM

Jumlah s.d.2004..................................(i) 660.658.438,60

26 Hari Besar Islam 2007 28.810.000,00 Syariat Islam HSHI

Jumlah 2007…...................…………(ii) 28.810.000,00

J u m l a h i + ii 689.468.438,60

Kasbon tersebut merupakan pengeluaran uang pada Kas Daerah tanpa menggunakan

SPM/SP2D melainkan hanya berdasarkan persetujuan Bupati, Wakil Bupati atau

Sekretaris Daerah yang diberikan kepada beberapa satuan kerja dan pelaksana kegiatan di

Page 58: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 3 dari 16

lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Kondisi tersebut telah diungkapkan pada

laporan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat TA

2008. Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan tanggal 7 Mei 2010 belum ada

perkembangan penyelesaian tindak lanjutnya.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah:

1) Pasal 1 ayat (25) pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.

2) Pasal 17 ayat (1) semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk

uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD.

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah:

1) Pasal 15 ayat (3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan,

alokasi, distribusi dan stabilisasi.

2) Pasal 16 ayat (1) fungsi otorisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3)

mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan

pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

3) Pasal 197 ayat (1) pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD

atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Pengeluaran uang daerah melalui kasbon sebesar Rp689.468.438,60 belum merupakan

pengeluaran yang sah dan berpotensi merugikan keuangan daerah.

b. Tidak tercipta disiplin anggaran yang mengharuskan setiap pengeluaran berdasarkan

DPA, SPP, SPMU, SP2D dan kewajiban mempertanggungjawabkan seluruh

pengeluaran setiap bulan.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat dalam memberikan

persetujuan pengeluaran tidak mempedomani ketentuan yang berlaku.

b. Satuan kerja sebagai pengguna anggaran dan pihak yang mengajukan kasbon belum

menaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Atas temuan BPK tersebut, Kepala DPKKD menjelaskan bahwa Pemkab Aceh Barat

tetap berkomitmen untuk menyelesaikan kasbon yang terjadi dalam kurun waktu antara

tahun 1994 sampai dengan 2007 melalui tindak lanjut yang dilakukan oleh Tim TP/TGR.

Mulai TA 2008, Pemkab Aceh Barat tidak lagi memberikan peluang kepada SKPD untuk

melakukan kasbon dan seluruh proses keuangan SKPD dilakukan setelah penetapan APBK

dan dicairkan melalui SP2D

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Segera mengambil langkah penyelesaian dalam rangka mempertanggungjawabkan

kasbon TA 1982 s.d. 2007 sebesar Rp689.468.438,60.

b. Melimpahkan permasalahan kasbon kepada Tim TP/TGR supaya diproses lebih lanjut

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 59: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 4 dari 16

2. Sisa Uang Persediaan Sebesar Rp4.845.836.100,03 Belum Dipertanggungjawabkan

Pada TA 2009 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengalokasikan anggaran belanja

daerah sebesar Rp489.341.760.629,50 dengan realisasi sebesar Rp478.148.873.384,00 atau

(97,71%) dari anggaran. Dari belanja tersebut direalisasikan dengan SP2D Uang

Persediaan (UP) sebesar Rp7.066.053.668,12 dan direalisasikan dengan SP2D Tambahan

Uang Persediaan (TUP) sebesar Rp9.408.338.014,00. Dari realisasi UP tersebut telah

dipertanggungjawabkan dengan SP2D GU Nihil sebesar Rp6.374.959.031,00 sehingga sisa

UP yang harus dipertanggungjawabkan sebesar Rp691.094.637,12 (Rp7.066.053.668,12 -

Rp6.374.959.031,00), dan realisasi TUP tersebut telah dipertanggungjawabkan sebesar

Rp9.204.219.270,00 sehingga sisa TUP yang harus dipertanggungjawabkan sebesar

Rp204.118.744,00 (Rp9.408.338.014,00 - Rp9.204.219.270,00), atau sisa seluruhnya

sebesar Rp895.213.381,12 (Rp691.094.637,12 + Rp204.118.744,00).

Dari hasil pemeriksaan terhadap sisa UP/TUP TA 2009 diketahui bahwa terdapat

penyetoran sisa UP/TUP ke Kas Daerah s.d. tanggal 31 Desember 2009 sebesar

Rp186.244.317,93 sehingga sisa UP/TUP untuk TA 2009 sebesar Rp708.969.063,19

(Rp895.213.381,12 - Rp186.244.317,93). Sisa UP tahun 2005 s.d. 2008, saldo 31

Desember 2008 sebesar Rp12.946.562.538,03 telah dipertanggungjawabkan pada tahun

2009 sebesar Rp8.180.377.122,00 sehingga masih terdapat sisa UP tahun 2005 s.d 2008

s.d. 31 Desember 2009 sebesar Rp4.766.185.416,03. Dari uraian tersebut diketahui sisa UP

per 31 Desember 2009 yang masih belum dipertanggungjawabkan sebesar

Rp5.475.154.479,22 (Rp708.969.063,19 + Rp4.766.185.416,03). Rincian sisa UP/TUP

Lampiran 1.

Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010 telah dilakukan penyetoran sisa UP sebesar

Rp629.318.379,19 yang terdiri dari sisa UP TA 2005 s.d 2008 sebesar Rp75.522.483,00

dan sisa UP TA 2009 sebesar Rp553.795.896,19. Dengan demikian sisa UP yang belum

dipertanggungjawabkan per 31 Maret 2010 sebesar Rp4.845.836.100,03

(Rp5.475.154.479,22 - Rp629.318.379,19)

BPK telah mengungkapkan hal yang sama pada laporan hasil pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat TA 2008 termasuk sisa UP pada

Eks. Bendahara Pengeluaran Sekretariat DPRK bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

telah menetapkan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) tanggal 26 April

2009 kepada Bendahara Pengeluaran Sekretariat DPRK TA 2007 atas kerugian daerah

sebesar Rp901.402.480,00. Dalam SKTJM tersebut diputuskan bahwa kerugian daerah

sebesar Rp901.402.480,00 akan diganti oleh Bendahara Pengeluaran Sekretariat DPRK

TA 2007 dengan setoran awal sebesar Rp100.000.000,00 dan kekurangannya akan diganti

dalam waktu 24 bulan dengan jaminan satu unit rumah.

Mantan Bendahara Pengeluaran Sekretariat DPRK baru menindaklanjuti dengan

menyetorkan kerugian daerah tersebut ke Kas Daerah sebesar Rp68.000.000,00 pada

tanggal 22 April 2009. Kasus tersebut kemudian dilaporkan oleh Pemerintah Kabupaten

Aceh Barat kepada Kejaksaan Negeri Aceh Barat dengan Surat Bupati No.961/785/2009

tanggal 26 Mei 2009.

BPK telah merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat agar sisa

UP segera disetorkan ke rekening Kas Daerah dan apabila bendahara pengeluaran SKPD

belum menindaklanjuti dalam jangka waktu dua bulan semenjak diterimanya LHP BPK,

kasus tersebut segera dilimpahkan ke Majelis TPTGR untuk diproses lebih lanjut sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Namun rekomendasi tersebut belum ditindaklanjuti oleh

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.

Page 60: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 5 dari 16

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Pasal 220 ayat (8) Peraturan Menteri Dalam

Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan

bahwa untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran,

pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat

tanggal 31 Desember.

Kondisi tersebut mengakibatkan Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember

2009 sebesar Rp5.475.154.479,22 (Rp708.969. 063,19 + Rp4.766.185.416,03) tidak dapat

segera dimanfaatkan untuk membiayai pengeluaran daerah serta sebesar

Rp4.845.836.100,03 berpotensi menimbulkan kerugian daerah.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Bendahara Pengeluaran pada masing-masing SKPD lalai mempertanggungjawabkan

sisa UP/TUP.

b. Kepala SKPD sebagai atasan langsung Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan dan

BUD lemah dalam pengawasan dan pengendalian pertanggungjawaban sisa UP oleh

Bendahara Pengeluaran.

Atas temuan BPK tersebut, Kepala DPKKD menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan

sisa UP tersebut, Pemkab Aceh Barat telah menyurati masing-masing Kepala SKPD.

Untuk penyelesaian sisa UP ini akan terus diupayakan sehingga seluruh dana dari sisa UP

yang ada pada bendahara pengeluaran pada masing-masing SKPD dapat disetorkan

kembali ke rekening kas umum daerah.

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Menginstruksikan Kepala SKPD yang bersangkutan untuk memberikan sanksi

administratif kepada Bendahara Pengeluaran supaya menyetorkan Sisa UP Sebesar

Rp4.845.836.100,03 ke Kas Daerah.

b. Memberikan sanksi administratif kepada para Kepala SKPD terkait sebagai atasan

langsung Bendahara Pengeluaran supaya lebih meningkatkan pengawasan dan

pengendalian terhadap penyelesaian sisa uang persediaan.

c. Melimpahkan masalah tersebut ke Tim TP/TGR untuk diproses lebih lanjut sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Page 61: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 6 dari 16

3. Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif oleh Pimpinan dan Anggota Dewan

Belum Sesuai dengan yang Diharapkan Sebesar Rp1.162.476.078,00

Pada TA 2006 Pemerintah Aceh Barat telah merealisasikan Belanja Tunjangan

Komunikasi Intensif kepada Pimpinan dan anggota Dewan berdasarkan pada Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No.37 Tahun 2006 tanggal 14 Nopember 2006 tentang

Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2004 tentang kedudukan

protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah, pada

pasal 14 D menyatakan bahwa tunjangan komunikasi intensif dan dana operasional

dibayarkan mulai tanggal 1 Januari 2006. Tetapi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.21

Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas peraturan pemerintah No.24 tahun 2004 tentang

kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan rakyat

daerah yang dikeluarkan pada tanggal 16 Maret 2007, mengubah pasal 14 D menjadi 14 C

yang menyatakan bahwa Tunjangan Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam

pasal 14 A dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007. Dengan berubahnya

ketentuan, realisasi pembayaran mulai 1 Januari s.d. Desember 2006 harus dikembalikan

ke Kas Daerah. Ini dinyatakan dalam pasal 29 A ayat (1) Peraturan Pemerintah No.21

Tahun 2007 bahwa pimpinan dan anggota DPRK yang telah menerima tunjangan

komunikasi intensif dan pimpinan DPRK yang telah menerima Dana Operasional

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.37 Tahun

2006 harus menyetorkan kembali ke kas umum daerah paling lambat satu bulan sebelum

berakhirnya masa bakti sebagai anggota DPRK periode tahun 2004 sampai dengan tahun

2009, dan pasal 29 A ayat 2 bahwa pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan

dana operasional sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan cara sekaligus atau

mengangsur setiap bulan.

Setelah masa bakti berakhir pada bulan Juli 2009, dari total nilai yang harus

dikembalikan Rp2.311.713.000,00 telah disetor ke Kas Daerah sebesar

Rp1.149.236.922,00 sehingga masih tersisa sebesar Rp1.162.476.078,00. Sampai

berakhirnya pemeriksaan sisa dana tunjangan komunikasi intensif tersebut belum disetor

kembali.

Pengembalian sisa dana tunjangan komunikasi intensif tersebut pada umumnya

masih menghadapi kendala yaitu:

a. Adanya kelemahan pada Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2007 pada pasal 29A yang

tidak menetapkan sanksi.

b. Pada umumnya para anggota dewan yang lama tidak terpilih kembali sebagai anggota

dewan yang baru, mengakibatkan macetnya pengembalian.

c. Upaya yang telah dilakukan oleh Sekretaris Dewan menjadi kurang maksimal karena

terdapat beberapa anggota dewan yang tidak menjabat lagi.

d. Belum adanya sanksi yang tegas terhadap para anggota dewan yang belum

menyelesaikan tunggakan TKI mereka.

e. Selain kendala-kendala di atas penyebab macetnya pengembalian dana TKI adalah

karena para anggota dewan dan mantan anggota dewan masih mengharapkan

dihapuskannya atau dicabutnya pengembalian dana TKI yang telah terlajur dibayarkan

kepada mereka ke Mahkamah Agung RI.

Sebelum berakhirnya pemeriksaan tepatnya tanggal 6 Mei 2010, telah diterbitkan

surat Menteri Dalam Negeri No.555/1757/SJ kepada seluruh Gubernur dan

Page 62: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 7 dari 16

Bupati/Walikota seluruh Indonesia perihal Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif

dan Dana Operasional yang menyatakan bahwa berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung

RI No.17/P/PUM/2009 tanggal 18 Juni 2009 mengenai tidak diterimanya permohonan

keberatan Hak Uji Materiil Pengembalian Sisa Dana TKI dan BO, maka ketentuan

Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2007 tetap berlaku, sehingga Pimpinan dan Anggota

DPRK masa bakti 2004-2009 yang telah menerima dana TKI dan BO (khusus pimpinan)

yang dibayarkan berdasarkan PP No.37 Tahun 2006 bagi yang belum melakukan

pengembalian tetap berkewajiban mengembalikan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Peraturan

Pemerintah No.24 Tahun 2004 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan

dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah yang dikeluarkan pada tanggal 16 Maret

2007, mengubah pasal 14 D menjadi 14 C yang menyatakan bahwa Tunjangan

Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 A dibayarkan terhitung

mulai tanggal 1 Januari 2007.

b. Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2007 pasal 29 A ayat (1) pimpinan dan anggota

DPRK yang telah menerima tunjangan komunikasi intensif dan pimpinan DPRK yang

telah menerima Dana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No.37 Tahun 2006 harus menyetorkan kembali ke Kas Umum

Daerah paling lambat satu bulan sebelum berakhirnya masa bakti sebagai anggota

DPRK periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2009

c. Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2007 pasal 29 A ayat (2) pengembalian Tunjangan

Komunikasi Intensif dan dana operasional sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan

dengan cara sekaligus atau mengansur setiap bulan.

Kondisi tersebut mengakibatkan macetnya pengembalian sisa dana tunjangan

komunikasi intensif sebesar Rp1.162.476.078,00 ke kas daerah berpotensi merugikan

keuangan daerah.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Anggota dewan dan mantan anggota dewan masih mengharapkan dihapuskannya atau

dicabutnya pengembalian dana TKI yang telah terlajur dibayarkan kepada mereka ke

Mahkamah Konstitusi

b. Telah berakhirnya masa bakti anggota DPRK periode tahun 2004 sampai dengan tahun

2009

Atas temuan BPK tersebut, Kepala DPKKD menjelaskan bahwa Pemkab Aceh

Barat melalui Sekretariat DPRK Aceh Barat, akan berupaya terus-menerus sehingga

pengembalian sisa dana tunjangan komunikasi intensif dapar direalisasikan seluruhnya

sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar menginstruksikanSekretaris DPRK Aceh Barat untuk menagih kelebihan pembayaran belanjapenunjang komunikasi insentif bagi pimpinan dan anggota DPRK danmenyetorkan hasilnya ke Kas Daerah. Copy bukti setor agar disampaikan kepadaBPK.

Page 63: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 8 dari 16

4. Pencairan Jaminan Pelaksanaan Senilai Rp13.050.000,00 pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Belum Dilaksanakan

Pada TA 2009 Dinas Kelautan dan Perikanan menganggarkan belanja modal

pengadaan konstruksi reservoir sebesar Rp327.302.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp289.457.000,00 atau 88,44% dari anggaran. Dana tersebut berasal dari DAK sebesar

Rp263.142.727,00 dan dari SDA sebesar Rp26.314.273,00. Pekerjaan konstruksi

reservoir pembangunan Kolam Air Deras di Desa Meutulang dilaksanakan oleh CV

Ujong Tanoh Darat Putra berdasarkan kontrak No.523/387/SPP-DKP/2009 tanggal 29

Juli 2009 senilai Rp261.000.000,00 dengan metode pelelangan terbuka. Jangka waktu

pelaksanaan selama 120 hari terhitung mulai tanggal 31 Juli s.d 27 Nopember 2009.

Dalam pelaksanaan kontrak terjadi addendum penambahan waktu selama 13 hari yang

tertuang dalam addendum kontrak No.523/518/ADD-DKP/2009 tanggal 26 Nopember

2009.

Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan penjelasan dari PPTK Bidang

Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat diketahui

bahwa pekerjaan telah dihentikan dan telah dilakukan pemutusan kontrak sesuai dengan

Surat Pemutusan Kontrak No.523/527/SPKK-DKP/2009 tanggal 11 Desember 2009

dengan progres fisik sebesar 90%. Pemutusan kontrak ini dilakukan karena sampai

dengan tanggal berakhirnya kontrak pada tanggal 10 Desember 2009, rekanan tidak dapat

menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan telah dibayar seluruhnya sebesar Rp223.115.000,00

atau merupakan 85,49% dari nilai kontrak dengan rincian sebagai berikut:

a. Sebelum pemutusan kontrak pembayaran termyn sebesar 45% dengan SP2D

No.4081/SP2D/BL/LS.BJ/2.05.01/2009 tanggal 12 Nopember 2009 sebesar

Rp101.434.091,00 dan SP2D No.3146/SP2D/BL/LS.BJ/2.05.01/2009 tanggal 12

Nopember 2009 sebesar Rp10.143.409,00.

b. Setelah pemutusan kontrak Pembayaran termyn sebesar 90% dengan SP2D

No.4081/SP2D/BL/LS.BJ/2.05.01/2009 tanggal 28 Desember 2009 sebesar

Rp101.434.091,00 dan SP2D No.4082/SP2D/BL/LS.BJ/2.05.01/2009 tanggal 28

Desember 2009 sebesar Rp10.143.409,00

Sampai dengan pemeriksaan berakhir, jaminan pelaksanaan pekerjaan

No.1028/JB/MBO/VIII/2009 tanggal 5 Agustus 2009 yang berlaku sebesar

Rp13.050.000,00 jatuh tempo pada tanggal 9 Juni 2010 belum dicairkan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 35 ayat (3) pemutusan kontrak

yang disebabkan oleh kelalaian penyedia barang/jasa dikenakan sanksi sesuai yang

ditetapkan dalam kontrak berupa:

a. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara.

b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa.

c. Membayar denda dan ganti rugi kepada negara.

d. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.

Kondisi tersebut mengakibatkan potensi kerugian daerah sebesar Rp13.050.000,00

jika jaminan pelaksanaan tidak dicairkan.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Bidang Perikanan Budidaya Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Barat lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Page 64: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 9 dari 16

b. Rekanan tidak beritikad baik untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam kontrak.

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kepala Dinas

Kelautan dan Perikanan dan PPTK Bidang Perikanan Budidaya supaya bekerja lebih

cermat dan mematuhi ketentuan yang telah dituangkan dalam kontrak.

b. Melalui Kepala Dinas menginstruksikan PPTK Bidang Perikanan Budidaya untuk

mencairkan jaminan pelaksanaan pekerjaan dan menyetorkan ke Kas Daerah,

selanjutnya copy bukti setor disampaikan kepada BPK.

Page 65: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 10 dari 16

5. Terjadi Kekurangan Pekerjaan pada Kegiatan Pemeliharaan Jembatan Krueng

Meulaboh Sebesar Rp10.312.471,50

Pada TA 2009 Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Barat menganggarkan belanja

modal sebesar Rp27.783.673.963,00 dengan realisasi Rp25.680.159.986,00 atau 92,43%

dari anggaran, diantaranya digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan

jembatan Krueng Meulaboh. Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV Agung Prima

dengan Surat Perjanjian Kerja No.630/43/BM/SPP/PJK/DAK-SDA/2009 tanggal 15 Juni

2009 senilai Rp930.000.000,00 berdasarkan metode pelelangan penunjukan langsung

karena merupakan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya yang dihentikan sementara karena

keterbatasan anggaran. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 150 hari terhitung

dari tanggal 8 Juni s.d. 4 November 2009. Pekerjaan telah dinyatakan selesai

dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara PHO No 630/2030/B.I/2009 tanggal 6

Nopember 2009 dan telah dibayar lunas sesuai dengan Berita Acara

No.630/2031/B.I/2009.

Dalam rencana anggaran dan biaya terdapat item pekerjaan drainase yang berupa

pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air volume 20m3 dengan harga satuan

pekerjaan sebesar Rp31.311,73/m3 atau senilai Rp626.234,60 dan pekerjaan pasangan

batu dengan mortar volume 14,4m3 dengan harga satuan pekerjaan sebesar

Rp672.655,34/m3 atau senilai Rp9.686.236,90, atau seluruhnya sebesar Rp10.312.471,50.

Hasil pemeriksaan fisik bersama dengan PPK Dinas Bina Marga pada tanggal 24 April

2010 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan drainase tidak dilaksanakan. Dengan demikian

terjadi kelebihan perhitungan dan pembayaran pekerjaan drainase sebesar

Rp10.312.471,50.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keppres No.80 Tahun 2003 penjelasan pasal

33 ayat (2) bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan

senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di

lapangan

Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kelebihan pembayaran kepada rekanan

sebesar Rp10.312.471,50.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Barat lemah dalam melakukan

pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan di satuan kerjanya.

b. PPTK, pengawas dan rekanan pelaksana secara bersama-sama membuat berita acara

penyelesaian pekerjaan secara proforma

c. Rekanan pelaksana tidak beritikad baik untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

Atas temuan BPK tersebut, Kepala Dinas Bina Marga melalui PPK sudah

memerintahkan rekanan CV Agung Prima untuk melaksanakan pekerjaan drainase

secepatnya dan harus sudah selesai sebelum dilaksanakan proses FHO (serah terima

akhir).

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Menginstruksikan Kepala Dinas Bina Marga untuk:

1) Memerintahkan rekanan supaya segera menyelesaikan kekurangan pekerjaan

drainase senilai Rp10.312.471,50 atau menyetorkan kelebihan pembayaran atas

pekerjaan yang kurang dilaksanakan tersebut, selanjutnya copy bukti setor

disampaikan kepada BPK.

Page 66: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 11 dari 16

2) Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPTK

dan konsultan pengawas supaya dalam melaksanakan pekerjaannya mengacu

pada ketentuan yang berlaku.

b. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kepala

Dinas Bina Marga supaya meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap

pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.

Page 67: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 12 dari 16

6. Hasil Pembangunan Balai Benih Ikan Senilai Rp1.556.910.796,00 Tidak Dapat

Dimanfaatkan

Pada TA 2009 Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan pekerjaan lanjutan

pembangunan kolam perikanan, bak pembibitan dan sarana penunjang dengan anggaran

sebesar Rp178.829.950,00 dan realisasi sebesar Rp118.881.100,00.

Pekerjaan dilaksanakan oleh CV Putra Bubon berdasarkan kontrak

No.523/B109/SPP-DKF/2009 tanggal 30 Juli 2009 senilai Rp125.138.000,00 dengan

metode pelelangan terbuka. Jangka waktu pelaksanaan selama 120 hari terhitung dari

tanggal 31 Juli s.d 27 Nopember 2009. Seluruh pekerjaan telah dinyatakan selesai

dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara PHO No.523/530/PAN-PHO/DKP/XII/2009,

tanggal 14 Desember 2009 dan telah dibayar sebesar Rp118.881.100,00 terakhir dengan

SP2D No 4080/SP2D/BL/LS.BJ/2.05.01/2009 tanggal 28 Desember 2009.

Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 21 April 2010 bersama dengan PPTK Dinas

Kelautan dan Perikanan diketahui bahwa kolam perikanan, bak pembibitan, dan sarana

penunjang tidak terawat dan tidak dapat difungsikan. PPTK menjelaskan bahwa kolam

perikanan dan pembibitan tidak dapat difungsikan karena tidak tersedia sumber air yang

cukup.

Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh BPK dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

Belanja TA 2007 dan 2008 pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bahwa pembangunan

balai benih ikan terbengkalai dan pengeluaran sebesar Rp1.438.029.696,00 belum

memberikan manfaat.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No.80 tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah Pasal 3 yang antara lain

menyatakan bahwa pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip efektif, berarti

pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

Kondisi tersebut mengakibatkan pembangunan kolam perikanan, bak pembibitan

dan sarana penunjang TA 2009 tidak dapat dimanfaatkan dan terjadi pemborosan

keuangan daerah yang bersumber dari APBK 2009 sebesar Rp118.881.100,00 dan APBD

2008 sebesar Rp1.438.029.696,00.

Kondisi tersebut terjadi karena Kepala Dinas serta PPTK Dinas Kelautan dan

Perikanan tetap melaksanakan pekerjaan lanjutan pembangunan kolam pada TA 2009,

walaupun lokasinya sudah tidak layak secara teknis dan ekonomis.

Atas temuan BPK, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan membenarkan temuan

tersebut. Balai Benih Ikan Pante Cermin memang mengalami masalah ketersedian air

sehingga menyulitkan operasional kolam pembenihan. Pada masa mendatang, akan

diupayakan agar air bisa dinaikkan ke komplek kolam.

BPK merekomendasikan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kepala Dinas

Kelautan dan Perikanan atas kelalaiannya dalam mengambil keputusan melaksanakan

pekerjaan lanjutan pembangunan kolam pada TA 2009 yang sudah tahu tidak layak.

b. Menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan untuk melakukan

upaya-upaya yang tepat agar Balai Benih Ikan Pante Cermin dapat segera

dimanfaatkan.

Page 68: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 13 dari 16

7. Pembangunan Fasilitas Tambat Labuh Boat Senilai Rp1.219.788.000,00 di

Kecamatan Johan Pahlawan Belum dapat Dimanfaatkan

Pada TA 2009 Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan pembayaran retensi

5% pekerjaan Fasilitas Tambat Labuh Boat sebesar Rp60.989.400,00. Pekerjaan Fasilitas

Tambat Labuh Boat dilaksanakan oleh PT Mulia Perkasa berdasarkan kontrak No

523/38/2008 tanggal 21 Juli 2008 senilai Rp1.219.788.000,00. Jangka waktu pelaksanaan

selama 120 hari terhitung sejak tanggal 23 Juli s.d 19 November 2008. Pekerjaan telah

selesai dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara PHO No 523/38/2008 tanggal 10

Desember 2008. Berdasarkan Berita Acara Penyerahan pekerjaan FHO No 523/95/2009

tanggal 13 Maret 2009 telah dibayar retensi 5% sebesar Rp60.989.400,00 dengan SP2D

No 0249/SP2D/BL/LS.BJ/2.05.01/2009 tanggal 15 Maret 2009.

Hasil pemeriksaan fisik tanggal 21 April 2010 diketahui bahwa fasilitas tambat

labuh boat tidak dimanfaatkan. Masyarakat menjelaskan bahwa lokasi tambat labuh boat

tidak dapat digunakan karena airnya dangkal. Hal tersebut juga dibenarkan oleh PPTK

bahwa penggalian alur/ tanah pelabuhan kurang dalam, dijelaskan bahwa Tim PHO tidak

melakukan pengukuran kedalaman air.

Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh BPK dalam laporan hasil pemeriksaan

Belanja TA 2007 dan 2008 pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bahwa rekanan masih

mengerjakan penggalian pada akhir tahun 2008 walaupun jangka waktu pelaksanaan

kontrak telah berakhir.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No.80 tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah Pasal 3 yang antara lain

menyatakan bahwa pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip efektif, berarti

pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

Kondisi tersebut mengakibatkan pembangunan fasilitas tambat labuh boat yang

diperuntukan untuk menambatkan perahu-perahu ikan ukuran kecil tidak dapat

dimanfaatkan nelayan sehingga terjadi pemborosan keuangan daerah sebesar

Rp1.219.788.000,00.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Kepala Dinas serta PPTK Dinas Kelautan dan Perikanan tidak melaksanakan

pengawasan pekerjaan rekanan dengan baik.

b. Panitia PHO dan FHO Pemkab Aceh Barat dalam melaksanakan tugas dan menghitung

prestasi pekerjaan tidak sesuai dengan kondisi senyatanya lapangan.

Atas temuan BPK, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan membenarkan temuan

tersebut. Fasilitas kolam tambat memang belum dapat dimanfaatkan oleh nelayan. Pada

masa mendatang, akan diupayakan untuk mengeruk kolam agar bisa dipergunakan untuk

menambatkan boat nelayan.

BPK menyarankan kepada Bupati Aceh Barat agar

a. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kepala Dinas,

PPTK Dinas Kelautan dan Perikanan atas lalainya mengawasi pekerjaan oleh rekanan.

b. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Tim PHOatas kelalaiannya dalam melaksanakan tugasnya.

Page 69: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 14 dari 16

8. Belanja untuk Sertifikasi Tanah Sebesar Rp529.604.250,00 Tidak Menambah Aset

Tanah

Pada TA 2009 Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat menganggarkan belanja

sertifikasi tanah sebesar Rp570.895.750,00. Dari anggaran tersebut telah terealisasi

sebesar Rp529.604.250,00 atau 92,77% dari anggaran. Dari realisasi tersebut sebesar

Rp450.000.000,00 digunakan untuk kegiatan pengukuran tanah PT Sari Inti Rakyat (PT

SIR) dan sebesar Rp79.604.250,00 digunakan untuk biaya operasional Tim Verifikasi dan

Operasional Pengadaan Tanah.

Berdasarkan penjelasan pihak Sekretariat Daerah diketahui bahwa pada tahun 2007

telah terjadi sengketa antara masyarakat dengan PT SIR yang diikuti dengan unjuk rasa

masyarakat ke Pemkab dan DPRK. Masyarakat yang menjadi pemegang hak atas tanah

mengklaim bahwa sabagian tanahnya masuk ke dalam HGU PT. SIR tanpa adanya ganti

rugi. Oleh karena itu masyarakat mengajukan tuntutan kepada PT SIR untuk

mengembalikan hak atas tanah tersebut dengan cara pengukuran ulang lahan yang

menjadi sengketa termasuk membuat pengaduan kepada DPRK Aceh Barat, sehingga

DPRK menyurati Bupati Aceh Barat melalui surat No.593/157/I/DPRD/2008 tanggal 8

Januari 2008 untuk segera menyelesaikan masalah pengukuran tanah sengketa. Dalam

rangka proses penyelesaian sengketa itu Bupati Aceh Barat melayangkan surat

No.217/II/2008 tanggal 19 Mei 2008 kepada PT. SIR berkenaan dengan permintaan

kepada PT Sari Inti Rakyat untuk melakukan pengukuran ulang lahan HGU. Berdasarkan

surat balasan tertanggal 2 Juni 2008, PT SIR menyatakan keberatan atas permintaan

Pemerintah Aceh Barat untuk melakukan pengukuran ulang terhadap lahan HGU PT SIR.

Berdasarkan pertemuan antara Pemkab Aceh Barat, PT. SIR dan Mayarakat pada tanggal

5 Juli 2008, PT SIR menyatakan bersedia untuk melakukan pengukuran ulang dan

menanggung sebanyak 25% dari biaya pengukuran ulang dan DPRK menyetujui kegiatan

tersebut melalui surat No.170/226/II/DPRD/2008 tanggal 11 Agustus 2008.

Menindak lanjuti surat dari DPRK Aceh Barat tersebut, Bupati Aceh Barat

mengirimkan surat dengan No.429/II/2008 kepada Kakanwil BPN Provinsi NAD untuk

melakukan pengukuran ulang lahan HGU PT SIR dan permintaan rincian biaya.

Berdasarkan Surat Perintah Setor No.600-21/210/II.2009 tanggal 18 Februari 2009 dari

Kanwil BPN Provinsi NAD, biaya yang diperlukan untuk pengukuran adalah sebesar

Rp627.861.000,00. Berdasarkan telaah staf dari bidang pertanahan Pemkab Aceh Barat,

biaya yang dianggarkan untuk pengukuran sebasar Rp450.000.000,00, sedangkan sisanya

akan ditalangi oleh PT SIR.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pertanggungjawaban diketahui bahwa

pembayaran biaya pengukuran batas bidang tanah kepada Kanwil BPN Provinsi NAD

sesuai SP2D 0001/SP2D/BL/TU/1.20.03/2009 tanggal 25 Maret 2009 sebesar

Rp450.000.000,00 berasal dari anggaran belanja barang untuk sertifikasi tanah yang

semestinya dapat menambah nilai perolehan Aset Tetap Tanah sehingga tidak sesuai

dengan peruntukannya. Selain itu, dari anggaran yang sama senilai Rp79.604.250,00 juga

dipergunakan untuk operasional Tim Koordinasi dan Sekretariat Penyelesaian Lahan.

Pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa surat pertanggungjawaban belanja

sertifikasi tanah sebesar Rp450.000.000,00 belum lengkap. Pertanggungjawaban belanja

tersebut hanya berupa peta hasil pengukuran ulang dari BPN, tanpa dilengkapi dengan

rincian penggunaan dana ataupun dasar perhitungan biaya pengukuran tanah. Selain itu,

berdasarkan wawancara dengan pihak Sekretariat Daerah diketahui bahwa setelah adanya

ekspose hasil pengukuran yang dilakukan oleh Kanwil BPN Provinsi NAD, masyarakat

Page 70: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 15 dari 16

belum menerima hasil pengukuran tersebut dengan alasan tidak dilibatkan pada saat

proses pengukuran tanah.

Oleh karena itu Pemkab Aceh Barat telah mengirimkan surat No.600/II/2009

tanggal 29 Maret 2010 kepada Kanwil BPN Provinsi NAD untuk segera melakukan

proses pengukuran ulang agar masalah sengketa tanah dapat diselesaikan dengan baik.

Disisi lain dari hasil pemeriksaan atas dokumen bukti kepemilikan atas aset Tanah

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat diketahui terdapat Aset Tetap berupa Tanah milik

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebanyak 570 bidang seluas 5.817.648,22m2 belum

didukung dengan bukti kepemilikan yang sah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah Pasal 132 Ayat (1) yang menyatakan setiap pengeluaran belanja

atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah dan Ayat (2)

bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat

yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari

penggunaan bukti dimaksud.

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.17 Tahun 2007 Pasal 46:1) Ayat (1) Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama

pemerintah daerah.

2) Ayat (2) Barang milik daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti

kepemilikan atas nama pemerintah daerah.

3) Ayat (3) Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi

dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Pengeluaran belanja sertifikasi tanah sebesar Rp529.604.250,00 belum mampu

menyelesaikan masalah sengketa tanah dan tidak menambah nilai aset.

b. Memungkinkan terjadinya penggarapan liar terhadap tanah yang sudah dibeli dan

diperoleh (hibah) oleh pemerintah daerah seluas 5.817.648,22 m2 atau berpindah

kepemilikan.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah lalai dalam meminta bukti

pertanggungjawaban yang lengkap dari pihak BPN.

b. Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Badan Anggaran DPRK tidak cermat dalam

pengganggarkan belanja barang yang seharusnya sebagai belanja hibah.

c. Kepala Bagian Pelayanan Pertanahan yang berada pada Sekretariat Daerah dalam

merealisasikan anggaran sertifikatsi tanah, tidak berkoordinasi dengan Bidang

Kekayaan mengenai kebutuhan sertifikasi atas tanah Pemerintah Daerah yang sudah

dibeli dan atau diperoleh.

Atas temuan BPK tersebut, Kabag Pelayanan Pertanahan Setdakab Aceh Barat

mengakui masih terdapat kekurangan bukti pertanggungjawaban, karena pada saat

menyetor biaya pengukuran pengembalian batas HGU PT Sari Inti Rakyat ke Kanwil

BPN Provinsi Aceh hanya diberikan kuitansi tanda penerimaan. Pada masa mendatang

akan menyurati kembali Kanwil BPN Provinsi Aceh untuk meminta kembali bukti yang

masih kurang untuk dipertanggungjawabkan dan meminta pihak Kanwil BPN Provinsi

Page 71: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 16 dari 16

Aceh untuk mengukur kembali patok tanda batas yang terttinggal. Pada saat pengukuran

kembali, akan dilibatkan aparat gampong dan muspida setempat. Selain itu, terhadap

permasalahan sertifikasi tanah Sekretaris Daerah menyatakan telah berkoordinasi dengan

Kepala Bidang Kekayaaan terutama dalam hal inventarisasi asset daerah dan pengadaan

tanah untuk kepentingan umum atau daerah. Selain itu, anggaran untuk sertifikasi tanah

sangat terbatas. Kekurangan tersebut akan diperbaiki di masa yang akan datang.

BPK menyarankan kepada Bupati Aceh Barat agar:

a. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Bendahara

Pengeluaran Sekretariat Daerah atas kelalaian dalam meminta bukti

pertanggungjawaban yang lengkap dari pihak BPN.

b. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Tim

Anggaran Pemerintah Daerah agar lebih cermat dalam pengganggarkan belanja

barang yang seharusnya sebagai belanja hibah dengan tembusan Badan anggaran

DPRK.

c. Berkordinasi dengan pihak Kanwil BPN Provinsi NAD untuk melakukan pengukuran

ulang agar masalah sengketa tanah dimaksud dapat diselesaikan dengan baik, dan

supaya uang daerah yang telah dikeluarkan untuk membantu penyelesaian masalah ini

tidak sia-sia.

d. Menginstruksikan kepada Kepala Bagian Pelayanan Pertanahan melalui Sekretaris

Daerah untuk melakukan upaya-upaya yang tepat agar dapat mengurangi jumlah aset

tanah minimal sebanyak 570 bidang seluas 5.817.648,22m2 yang belum memiliki

bukti kepemilikan yang sah.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 72: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

DAFTAR - REKAPITULASI SISA UP/TU TAHUN 2005 S/D 2009 PER 31 MARET 2010 Lampiran 1

Sisa per 31 Des 2009Penyetoran jan s.d.

mar 2010Sisa 31/3/2010 Sisa per 31 Des 2009

Penyetoran jan s.d.

mar 2010Sisa 31/3/2010

1 Dinas Pendidikan 309,971,623.00 - 309,971,623.00 69,600,841.00 24,260,000.00 45,340,841.00 379,572,464.00 355,312,464.00

2 TK. Negeri Pembina 10,479,762.00 - 10,479,762.00 - - - 10,479,762.00 10,479,762.00

3 SMPN 1 Meulaboh - - - - - - - -

4 SMPN 2 Meulaboh - - - - - - -

5 SMPN 3 Meulaboh - - - - - - - -

6 SMPN 5 Meulaboh - - - - - - - -

7 SMPN 1 Kaway XVI 351,273.00 351,273.00 - - - - 351,273.00 -

8 SMPN 2 Kaway XVI - - - - - - - -

9 SMPN 3 Kaway XVI 14,300,555.00 - 14,300,555.00 - - - 14,300,555.00 14,300,555.00

10 SMPN 4 Kaway XVI - - - - - - - -

11 SMPN 5 Kaway XVI - - - - - - - -

12 SMPN 6 Kaway XVI - - - - - - - -

13 SMPN 1 Sungai Mas - - - - - - - -

14 SMPN 1 Samatiga - - - - - - - -

15 SMPN 2 Samatiga - - - - - - - -

16 SMPN 3 Samatiga 87,926.00 - 87,926.00 - - - 87,926.00 87,926.00

17 SMPN 1 Woyla - - - - - - - -

18 SMPN 2 Woyla - - - - - - - -

19 SMPN 3 Woyla - - - - - - - -

20 SMUN 1 Meulaboh - - - - - - - -

21 SMUN 2 Meulaboh - - - - - - - -

22 SMUN 3 Meulaboh - - - - - - - -

23 SMUN 4 Meulaboh - - - - - - - -

24 SMUN 5 Wirabangsa - - - - - - - -

25 SMUN 1 Kaway XVI 1,882,447.00 1,882,447.00 - - - - 1,882,447.00 -

26 SMUN 1 Samatiga - - - - - - - -

27 SMUN 1 Woyla 1,916,840.00 1,405,470.00 511,370.00 - - - 1,916,840.00 511,370.00

28 SMKN 1 Meulaboh 41,373,330.00 - 41,373,330.00 - - - 41,373,330.00 41,373,330.00

29 SMKN 2 Meulaboh 8,566,702.00 - 8,566,702.00 - - - 8,566,702.00 8,566,702.00

30 SMKN 3 Meulaboh - - - - - - - -

31 SMKN 1 Woyla - - - - - - - -

32 Dinas Kesehatan 26,666,442.00 - 26,666,442.00 47,227,287.00 47,227,287.00 - 73,893,729.00 26,666,442.00

33 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien - - - 338,325.00 338,325.00 - 338,325.00 -

34 Puskesmas Johan Pahlawan 16,172,237.00 - 16,172,237.00 - - - 16,172,237.00 16,172,237.00

35 Puskesmas Peureumeu - - - - - - - -

36 Puskesmas Meureubo - - - - - - - -

37 Puskesmas Pante Ceureumen - - - - - - - -

38 Puskesmas Kajeung - - - - - - - -

39 Puskesmas Kuala Bhee - - - - - - - -

40 Puskesmas Samatiga - - - - - - - -

41 Puskesmas Kuta Padang Layung - - - - - - - -

42 Puskesmas Drien Rampak - - - - - - - -

Total Sisa UP Per

31/12/2009

Total Sisa UP Per

31/03/2010No. SKPD

Sisa UP tahun 2005 s.d. 2008 Sisa UP tahun 2009

Halaman 1 dari 3

Page 73: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Sisa per 31 Des 2009Penyetoran jan s.d.

mar 2010Sisa 31/3/2010 Sisa per 31 Des 2009

Penyetoran jan s.d.

mar 2010Sisa 31/3/2010

Total Sisa UP Per

31/12/2009

Total Sisa UP Per

31/03/2010No. SKPD

Sisa UP tahun 2005 s.d. 2008 Sisa UP tahun 2009

43 Puskesmas Pir Batee Puteh 1,449,585.00 - 1,449,585.00 - - - 1,449,585.00 1,449,585.00

44 Puskesmas Meutulang - - - - - - - -

45 Dinas Bina Marga - - - 53,091,187.00 53,091,187.00 - 53,091,187.00 -

46 Dinas Cipta Karya dan Pengairan - - - 75,317.00 75,317.00 - 75,317.00 -

47 Kantor Penangg Kebakaran dan Peng Alat Berat - - - - - - - -

48 BAPPEDA - - - 6,284.00 6,284.00 - 6,284.00 -

49 Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi 17,283,250.00 - 17,283,250.00 3,827,234.00 3,827,234.00 - 21,110,484.00 17,283,250.00

50 Badan Pengendalian Dampak Lingk, Kebersihan 72,165,275.00 2,343,293.00 69,821,982.00 39,051,756.00 39,051,756.00 - 111,217,031.00 69,821,982.00

51 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - - - 62,052.00 62,052.00 - 62,052.00 -

52 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KS 1,606,458.00 - 1,606,458.00 32,952,739.00 - 32,952,739.00 34,559,197.00 34,559,197.00

53 Dinas Sosial - - - 468,134.00 468,134.00 - 468,134.00 -

54 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8,780,523.00 - 8,780,523.00 - - - 8,780,523.00 8,780,523.00

55 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda - - - 648.00 648.00 - 648.00 -

56 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas - - - 10,384,641.00 10,384,641.00 - 10,384,641.00 -

57 Kantor Satpol PP dan Wilayatul Hisbah - - - 24,288,686.00 - 24,288,686.00 24,288,686.00 24,288,686.00

58 Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten 10,871.00 - 10,871.00 - - - 10,871.00 10,871.00

59 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 87,101,500.00 - 87,101,500.00 - - - 87,101,500.00 87,101,500.00

60 Setdakab 2,672,760,318.03 - 2,672,760,318.03 42,650,056.00 3,855,556.00 38,794,500.00 2,715,410,374.03 2,711,554,818.03

61 Sekretariat DPRK 971,136,912.00 52,800,000.00 918,336,912.00 29,349,291.00 29,348,891.00 400.00 1,000,486,203.00 918,337,312.00

62 DPKKD 270,516,270.00 16,740,000.00 253,776,270.00 92,667,996.00 92,667,996.00 - 363,184,266.00 253,776,270.00

63 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu - - - - - - - -

64 Inspektorat - - - 11,739,971.00 11,739,971.00 - 11,739,971.00 -

65 Kecamatan Panton Reu 2,234,549.00 - 2,234,549.00 7,350,937.00 7,350,937.00 - 9,585,486.00 2,234,549.00

66 Kecamatan Johan Pahlawan 81,000,000.00 - 81,000,000.00 8,837.00 8,837.00 - 81,008,837.00 81,000,000.00

67 Kecamatan Kaway XVI - - - 2,564,257.00 2,564,257.00 - 2,564,257.00 -

68 Kecamatan Sama Tiga - - - 11,694.00 11,693.00 1.00 11,694.00 1.00

69 Kecamatan Meureubo - - - 6,850,807.00 6,850,807.00 - 6,850,807.00 -

70 Kecamatan Sungai Mas - - - 150,626.00 150,626.00 - 150,626.00 -

71 Kecamatan Woyla - - - 701,299.00 701,299.00 - 701,299.00 -

72 Kecamatan Bubon - - - 23,072,950.00 23,072,950.00 - 23,072,950.00 -

73 Kecamatan Pante Ceureumen - - - 1,046,411.00 1,046,411.00 - 1,046,411.00 -

74 Kecamatan Arongan Lambalek 47,233,143.00 - 47,233,143.00 4,780,060.00 4,780,060.00 - 52,013,203.00 47,233,143.00

75 Kecamatan Woyla Barat 36,943,122.00 - 36,943,122.00 - - - 36,943,122.00 36,943,122.00

76 Kecamatan Woyla Timur 1,378,518.00 - 1,378,518.00 455,097.19 455,097.19 - 1,833,615.19 1,378,518.00

77 Dinas Pendapatan Daerah - - - - - - - -

78 Dinas Syariat Islam dan Pemberdayaan Dayah 47,701,767.00 - 47,701,767.00 7.00 7.00 - 47,701,774.00 47,701,767.00

79 Kantor Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) - - - 1,774,850.00 1,774,850.00 - 1,774,850.00 -

80 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) 15,114,218.00 - 15,114,218.00 364,560.00 364,560.00 - 15,478,778.00 15,114,218.00

81 Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah - - - 1,478,442.00 1,478,442.00 - 1,478,442.00 -

82 Dinas Pertanian dan Peternakan - - - 36,427,497.00 22,631,497.00 13,796,000.00 36,427,497.00 13,796,000.00

83 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan - - - 52,731,272.00 52,731,272.00 - 52,731,272.00 -

84 Dinas Kehutanan dan Perkebunan - - - 25,418,047.00 25,418,047.00 - 25,418,047.00 -

85 Dinas Pertambangan dan Energi - - - 15,335,138.00 15,335,138.00 - 15,335,138.00 -

86 Dinas Kelautan dan Perikanan - - - 16,600,937.00 16,600,937.00 - 16,600,937.00 -

87 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Kop dan UKM - - - 54,062,893.00 54,062,893.00 - 54,062,893.00 --

Halaman 2 dari 3

Page 74: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Sisa per 31 Des 2009Penyetoran jan s.d.

mar 2010Sisa 31/3/2010 Sisa per 31 Des 2009

Penyetoran jan s.d.

mar 2010Sisa 31/3/2010

Total Sisa UP Per

31/12/2009

Total Sisa UP Per

31/03/2010No. SKPD

Sisa UP tahun 2005 s.d. 2008 Sisa UP tahun 2009

JUMLAH 4,766,185,416.03 75,522,483.00 4,690,662,933.03 708,969,063.19 553,795,896.19 155,173,167.00 5,475,154,479.22 4,845,836,100.03

Halaman 3 dari 3

Page 75: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN

ATAS

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH

PADAPEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

TAHUN ANGGARAN 2009

DI

MEULABOH

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NAD

DI BANDA ACEH

Nomor :

Tanggal :

Page 76: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman i dari i

DAFTAR ISI

1. Dasar Pemantauan............................................................................................................... 1

2. Entitas Pemantauan............................................................................................................. 1

3. Tahun Anggaran Pemantauan........................................................................................... 1

4. Tujuan Pemantauan............................................................................................................ 1

5. Jangka Waktu Pemantauan............................................................................................... 2

6. Gambaran Umum Pemeriksaan......................................................................................... 2

a. Organisasi dan Prosedur Kerja....................................................................................... 2

b. Penyelesaian Kerugian Daerah....................................................................................... 3

c. Penatausahaan dan Pelaporan......................................................................................... 3

7. Hasil Pemantauan................................................................................................................ 3

a. Hasil Pemantauan........................................................................................................... 3

b. Permasalahan Dalam Penyelesaian Kerugian Daerah.................................................... 4

c. Rekomendasi................................................................................................................... 6

LAMPIRAN

Page 77: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 1 dari 7

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMANTAUANATAS

PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAHPADA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARATDI

MEULABOH

SEMESTER I TAHUN 2010

1. Dasar Pemantauan

a. Undang-Undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara;

b. Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Entitas Pemantauan

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.

3. Tahun Anggaran Pemantauan

Tahun Anggaran (TA) 2009.

4. Tujuan Pemantauan

Pemantauan atas penyelesaian kerugian daerah dilakukan untuk mengetahui:

a. Keberadaan dan pelaksanaan tugas Majelis Pertimbangan TP dan TGR dalam menangani

kerugian daerah.

b. Posisi kasus kerugian daerah pada instansi yang dipantau per 31 Desember 2009 dan posisi

terakhir s.d tanggal 7 Mei 2010 meliputi:

1) Kasus yang telah ditetapkan SK pembebanannya;

2) Kasus yang sedang dalam proses penyelesaian pembebanan;

3) Kasus yang berupa informasi kerugian daerah namun belum diproses penyelesaian

kerugian daerahnya.

c. Ketepatan pengenaan kerugian daerah.

Page 78: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 2 dari 7

5. Jangka Waktu Pemantauan

Pemantauan atas penyelesaian Kerugian Daerah dilakukan selama 46 hari mulai tanggal 23 Maret

2010 s.d.07 Mei 2010.

6. Gambaran Umum Pemeriksaan

a. Organisasi dan Prosedur Kerja

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah menetapkan Majelis Pertimbangan Tuntutan

Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Material Daerah Kabupaten Aceh

Barat dengan Keputusan Bupati Aceh Barat No. 141 Tahun 2009 tanggal 8 Januari 2009.

Keanggotaan Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) Keuangan dan Material Daerah sebagai berikut:

1) Pembina : Bupati

2) Pengarah : Wakil Bupati

3) Ketua merangkap Anggota : Sekretaris Daerah

4) Wakil Ketua merangkap Anggota : Asisten Administrasi Sekretariat Daerah

5) Wakil Ketua merangkap Anggota : Kepala Inspektorat

6) Sekretaris : Kepala DPKKD

7) Anggota : Kepala Bagian Kepeg. Sekretariat Daerah8) Anggota : Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah

Dalam Surat Keputusan tersebut ditetapkan tugas Majelis Pertimbangan Tuntutan

Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut:

1) Memanggil Aparatur yang diduga telah melakukan penyimpangan sehingga

menyebabkan terjadinya kekurangan Perbendaharaan Keuangan Daerah/Negara dan

Material Daerah.

2) Pelaksanaan penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Keuangan Daerah/Negara dan Material

Daerah.

3) Melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi

Keuangan Daerah/Negara.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat belum menetapkan prosedur kerja Majelis Pertimbangan

Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Material Daerah.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah menetapkan Sekretariat Tim Tuntutan

Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi dengan Keputusan Bupati Aceh Barat No. 142

Tahun 2009 tanggal 8 Januari 2009.

Keanggotaan Sekretariat Tim Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi sebagai

berikut:

1) Ketua Sekretariat : Sekretaris DPKKD

2) Anggota : Kepala Bidang Anggaran DPKKD

3) Anggota : Kepala Bidang Akuntansi DPKKD

4) Anggota : Kepala Bidang Kekayaan DPKKD

5) Anggota : Kepala Bidang Pendapatan DPKKD

Dalam Surat Keputusan tersebut ditetapkan tugas Sekretariat Tim Tuntutan Perbendaharaan

dan Tuntutan Ganti Rugi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut:

1) Menyiapkan daftar hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional dalam formulir

yang telah ditetapkan.

Page 79: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 3 dari 7

2) Melakukan evaluasi terhadap laporan hasil pelaksanaan tindak lanjut yang telah

dilakukan oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

3) Mempersiapkan jadwal pelaksanaan rapat koordinasi Tindak Lanjut Laporan Hasil

Pemeriksaan dan Rapat TP/TGR.

4) Mengadakan rapat koordinasi dan sidang TP/TGR secara berkala sekurang-kurangnya

satu bulan sekali untuk membahas tindak lanjut terhadap temuan pemeriksaan.

5) Melakukan monitoring secara terus-menerus terhadap pelaksanaan tindak lanjut yang

dilakukan oleh pimpinan unit kerja serta menguji, menilai dan menyelaraskan kebenaran

laporan pengaduan.

6) Mengadakan konsultasi dengan Aparat Pengawasan Fungsional lainnya dan dengan pihak

Kejaksaan/Kepolisian yang menangani/memeriksa kasus temuan yang diduga adanya

unsur tindak pidana.

7) Mempersiapkan bahan/data yang akan dibahas dalam rapat pemutakhiran data.

8) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati Aceh Barat.

b. Penyelesaian Kerugian Daerah

Posisi kerugian daerah per 30 April 2010 sebanyak 23 kasus senilai Rp4.797.562.268,20 dantelah ditindaklanjuti sebanyak dua kasus senilai Rp123.515.009,00 sehingga sisa kasus yangbelum ditindaklanjuti sebanyak 23 kasus dengan nilai sebesar Rp4.674.047.259,20, denganrincian sebagai berikut:

1) Kerugian daerah yang telah ditetapkan SK Pembebanan dan Surat Keterangan Tanggung

Jawab Mutlak (SKTJM) sebanyak satu kasus senilai Rp901.402.480,00, telah

ditindaklanjuti sebanyak sebesar Rp68.000.000,00, sehingga sisa yang belum

ditindaklanjuti sebesar Rp833.402.480,00.

2) Kerugian Daerah yang sedang dalam proses penyelesaian pembebanan sebanyak 0 kasus,

senilai Rp0,00.

3) Kerugian Daerah yang masih berupa informasi sebanyak 22 kasus, senilai

Rp3.896.159.788,20, telah ditindaklanjuti sebanyak satu kasus senilai Rp55.515.509,00

sehingga sisa yang belum ditindaklanjuti sebanyak 22 kasus dengan nilai sebesar

Rp3.840.644.779,20. Kerugian tersebut merupakan hasil pemeriksaan BPK dan

Inspektorat Aceh.

Keadaan di atas menunjukkan bahwa penyelesaian kerugian daerah pada PemerintahKabupaten Aceh Barat belum terlaksana dengan optimal dan efektif, karena MajelisPertimbangan TP/TGR Kabupaten Aceh Barat belum melakukan tugasnya sesuai ketentuan.

c. Penatausahaan dan Pelaporan

Sekretariat Tim TP/TGR belum mengumpulkan hasil pemeriksaan BPK maupun aparat

pengawasan fungsional yang berindikasi kerugian daerah sebagai bahan penetapan TP/TGR.

Penatausahaan dokumen tersebut masih dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Aceh

Barat. Dengan demikian penatausahaan dan pelaporan TP/TGR belum dilaksanakan oleh

Sekretariat Tim TP/TGR.

7. Hasil Pemantauan

a. Hasil Pemantauan

1) Tim Penyelesaian Kerugian Negara (Majelis TP/TGR) belum berjalan sebagaimana

mestinya dalam menangani penyelesaian kerugian daerah.

2) Posisi kerugian daerah per tanggal 30 April 2010 sebanyak 23 kasus senilai

Rp4.797.562.268,20 dan telah ditindaklanjuti sebanyak dua kasus senilai

Page 80: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 4 dari 7

Rp123.515.009,00 sehingga sisa kasus yang belum ditindaklanjuti sebanyak 23 kasus

dengan nilai sebesar Rp4.674.047.259,20, dengan perincian sebagai berikut:

a) Kerugian daerah yang telah ditetapkan SK Pembebanan dan Surat Keterangan

Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) sebanyak satu kasus senilai senilai

Rp901.402.480,00, telah ditindaklanjuti sebesar Rp68.000.000,00, sehingga sisa

kasus yang belum ditindaklanjuti sebesar Rp833.402.480,00;

b) Kerugian daerah yang sedang dalam proses penetapan pembebanannya adalah nihil;

c) Kerugian Daerah yang masih berupa informasi sebanyak 22 kasus, senilai

Rp3.896.159.788,20, telah ditindaklanjuti satu kasus senilai Rp55.515.509,00

sehingga sisa kasus yang belum ditindaklanjuti sebanyak 22 kasus dengan nilai

sebesar Rp3.840.644.779,20. Kerugian tersebut merupakan hasil pemeriksaan BPK

dan Inspektorat Aceh.

(Rincian lihat lampiran).

b. Permasalahan dalam penyelesaian kerugian daerah

1) Tim Penyelesaian Kerugian Negara (Majelis TP/TGR) belum berjalan sebagaimana

mestinya dalam menangani Penyelesaian Kerugian Daerah;

2) Kasus kerugian daerah pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang tersisa sebanyak 23

kasus senilai Rp4.797.562.268,20 yang terdiri dari:

a) Kerugian daerah yang telah ditetapkan SK Pembebanan dan Surat Keterangan

Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) yaitu atas nama Sulaiman Jalil, SE senilai senilai

Rp901.402.480,00, telah ditindaklanjuti sebesar Rp68.000.000,00, sehingga sisa

Rp833.402.480,00

b) Berdasarkan LHP BPK atas Pemeriksaan LKD Kabupaten Aceh Barat TA 2005

terdapat lima kasus kerugian daerah senilai Rp542.871.108,02, telah ditindaklanjuti

senilai Rp165.204.509,00 sehingga sisa yang belum ditindaklanjuti sebesar

Rp377.666.599,02 dengan rincian:

(1) Belanja Penunjang Kegiatan DPRK sebesar Rp90.000.000,00 tidak sesuai

ketentuan. telah dilakukan penyetoran senilai Rp55.515.009,00 pada tanggal 5

Desember 2008 sehingga masih terdapat kekurangan yang harus disetor ke kas

daerah sebesar Rp34.484.991,00.

(2) Terdapat Kelebihan Pembayaran atas Kegiatan Pembibitan dan Pengembangan

Buah-buahan dan Sayuran pada Dinas Kehutanan, Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Aceh Barat. Atas kasus tersebut terdapat kelebihan pembayaran yang

belum disetorkan kembali ke kas daerah sebesar Rp41.131.608,02.

(3) Pembayaran PBB Masyarakat menjadi tanggungan Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat sebesar Rp251.220.000,00 belum diselesaikan.

(4) Realisasi Belanja Modal pada Kegiatan Rehabilitasi Pasar Bina Usaha TA 2005

Dibayar Ganda Atas kasus tersebut terdapat kelebihan pembayaran sebesar

Rp50.830.000,00 belum disetorkan kembali ke kas daerah.

c) Berdasarkan LHP BPK atas Pemeriksaan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Barat TA

2005 dan 2006 terdapat dua kasus kerugian daerah senilai Rp883.244.487,47 belum

ditindaklanjuti, antara lain:

Page 81: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 5 dari 7

(1) Program Modal Usaha Bergulir pada Dinas Perindustrian Perdagangan serta

Koperasi dan UKM TA 2005 menunggak atas kasus tersebut terdapat tunggakan

dana bergulir sebesar Rp833.201.958,00 belum disetorkan ke kas daerah.

(2) Pekerjaan Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) pada Dinas Kelautan

dan Perikanan kurang dikerjakan senilai Rp50.042.529,47 yang harus disetor ke

kas daerah.

d) Berdasarkan LHP BPK atas Pemeriksaan LKD Kabupaten Aceh Barat TA 2006

terdapat satu kasus kerugian daerah yang belum ditindaklanjuti, yaitu Belanja Modal

Pengadaan Tanah pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten

Aceh Barat TA 2006. Atas kasus tersebut terdapat kelebihan pembayaran senilai

Rp54.500.000,00 yang belum disetorkan kembali ke Kas Daerah.

e) Berdasarkan LHP BPK atas Pemeriksaan Pertanggungjawaban Keuangan Partai

Politik TA 2006 terdapat satu kasus kerugian daerah yang belum ditindaklanjuti yaitu

Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik TA 2006 Melebihi Ketentuan

yang Ditetapkan. Atas kasus tersebut terdapat kelebihan pembayaran senilai

Rp122.500.000,00 yang belum disetorkan kembali ke kas daerah.

f) Berdasarkan LHP BPK atas Pemeriksaan Pertanggungjawaban Keuangan Dana

Kesehatan APBN dan APBD TA 2006 dan 2007 terdapat tiga kasus kerugian daerah

senilai Rp1.313.886.793,13 yang belum ditindaklanjuti, antara lain:

(1) Penetapan Biaya Pemakaian Ambulance Askeskin TA 2006 Lebih Besar dari

Biaya yang ditetapkan oleh BP RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Atas kasus

tersebut terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp14.574.800,00 belum

disetorkan kembali ke kas daerah.

(2) Pembayaran untuk Jasa Pelayanan Medis Dana Askeskin di sebelas Puskesmas

tidak sesuai dengan ketentuan. Atas kasus tersebut terdapat pembayaran Jasa

Pelayanan Medis Dana Askeskin senilai Rp1.246.410.915,00 belum disetorkan

ke kas daerah.

(3) Pelaksanaan Pembangunan Rumah Dinas untuk Dokter dan Paramedis yang tidak

sesuai dengan volume dalam kontrak. Atas kasus tersebut terdapat kekurangan

volume pekerjaan senilai Rp52.901.078,13 dan yang belum disetorkan ke kas

daerah.

g) Berdasarkan LHP BPK atas Pemeriksaan LKD Kabupaten Aceh Barat TA 2007,

terdapat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin dan jembatan pada Dinas

Prasarana Wilayah tidak sesuai ketentuan senilai Rp902.089.397,00 belum

ditindaklanjuti.

h) Berdasarkan LHP BPK atas Belanja Daerah TA 2007 dan 2008 terdapat dua kasus

kerugian daerah senilai Rp41.520.726,58 yang belum ditindaklanjuti yaitu:

(1) Pengadaan peralatan Hotel Praktek SMK 3 Meulaboh kurang diserahkan senilai

Rp18.076.916,00 belum diselesaikan dan disetorkan kembali ke Kas Daerah.

(2) Kekurangan pekerjaan senilai Rp2.250.000,00 dan kelebihan pembayaran senilai

Rp21.193.810,58 belum diselesaikan dan disetorkan kembali ke Kas Daerah.

i) Berdasarkan LHP Inspektorat Aceh bidang Pemerintahan pada Sekretariat Dewan TA

2008 terdapat dua kasus kerugian daerah senilai Rp3.280.500,00 yang belum

ditindaklanjuti yaitu:

Page 82: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 6 dari 7

(1) Pengadaan alat kelengkapan komputer fiktif senilai Rp1.090.000,00 belum

diselesaikan dan belum disetorkan kembali ke Kas Daerah

(2) Kemahalan harga pembelian pelumas senilai Rp2.190.500,00 belum diselesaikan

dan disetorkan kembali ke Kas Daerah

j) Berdasarkan LHP Inspektorat Aceh bidang Perlengkapan pada Dinas Cipta Karya

dan Pengairan TA 2008 terdapat lima kasus kerugian daerah senilai Rp62.600.258,00

yang belum ditindaklanjuti yaitu:

(1) Kekurangan volume pekerjaan senilai Rp1.149.858,00 pada pekerjaan

peningkatan jalan lingkungan Lorong Kijang belum diselesaikan dan disetorkan

ke Kas Daerah;

(2) Kekurangan volume pekerjaan senilai Rp19.556.664,00 pada pekerjaan

peningkatan jalan lingkungan Desa Cot Darat belum diselesaikan dan disetorkan

ke Kas Daerah;

(3) Kekurangan volume pekerjaan senilai Rp28.793.835,00 pada pekerjaan

peningkatan jalan lingkungan Desa Ujong Drien belum diselesaikan dan

disetorkan ke Kas Daerah;

(4) Kekurangan volume pekerjaan bahu jalan senilai Rp1.837.910,00 pada

peningkatan jalan lingkungan SD Rantau Panjang Timur belum diselesaikan dan

disetorkan ke Kas Daerah;

(5) Kekurangan volume pekerjaan senilai Rp11.261.991,00 pada lanjutan

pemeliharaan daerah Irigasi Balee belum diselesaikan dan disetorkan ke Kas

Daerah.

k) Berdasarkan LHP Inspektorat Aceh bidang Perlengkapan pada Dinas Pendidikan TA

2008 terdapat satu kasus kerugian daerah yaitu kekurangan volume pekerjaan senilai

Rp79.176.018,00 yang belum diselesaikan dan disetorkan ke Kas Daerah.

c. Rekomendasi

Sehubungan dengan kasus-kasus kerugian daerah tersebut, BPK merekomendasikan kepada

Bupati Aceh Barat untuk mengambil tindakan agar:

1) Menginstruksikan kepada Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan

Ganti Rugi (Majelis Pertimbangan TP/TGR) yang telah dibentuk agar menatausahakan

dan memantau kasus kerugian daerah secara tertib dan lengkap serta sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

2) Segera melaporkan kepada BPK setiap kerugian negara yang diakibatkan oleh bendahara

(Tuntutan Perbendaharaan) selambat-lambatnya tujuh hari kerja setelah kerugian negara

diketahui dan melaksanakan Tuntutan Perbendaharaan sesuai dengan Peraturan BPK No.

3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap

Bendahara;

3) Kasus kerugian daerah yang belum ada angsuran sama sekali, agar segera TP/TGR sesuai

Undang-undang No.1 Tahun 2004, Pasal 59 ayat (3);

4) Menindaklanjuti kasus kerugian daerah yang belum selesai, di mana SKTJM telah

melampaui waktu yang diperjanjikan, dengan menerbitkan Keputusan Pembebanan Ganti

Rugi, dengan tetap mengupayakan barang jaminan minimal senilai besarnya kerugian

dari masing-masing penanggung jawab;

Page 83: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

BPK RI Perwakilan Provinsi NAD Halaman 7 dari 7

5) Segera memproses TP/TGR kepada penanggung jawab walaupun kasus yang

bersangkutan dalam proses pihak POLRI/Kejaksaan, sesuai Pasal 62 Ayat 2 Undang-

Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6) Menginstruksikan Inspektorat Kabupaten Aceh Barat untuk mengusahakan Surat

Pernyataan Pengakuan Hutang (SPPH) dari pihak III sebagai dasar penagihan dan

melakukan penagihan sampai lunas, apabila upaya damai tidak berhasil, agar dilanjutkan

melalui Peradilan Umum sesuai kontrak/ SPK (Surat Perintah Kerja).

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 84: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Lampiran

I

NoNama, NIP, Jabatan, Penanggung

jawab & Unit KerjaJenis Kasus (Tahun Kejadian)

Jumlah Kerugian

(Rp)Angsuran (Rp) Sisa (Rp)

Data/Dokumen

yang adaMasalah

Koment

ar

Instansi

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sulaiman Jalil, SE Bendahara

Pengeluaran Setwan

Sisa UP TA 2007 901,402,480.00 68,000,000.00 833,402,480.00 SKTJM Tgl 26

April 2009, Surat

Bupati kepada

Kejaksaan

No.961/785/2009

Tgl 26 Mei 2009

tentang adanya

kerugian daerah

Sisa UP

TA 2007

yang

belum

disetor

Masih

dalam

proses di

Kejaksaan

Jumlah 901,402,480.00 68,000,000.00 833,402,480.00

#REF! #REF! #REF!

#REF! #REF! #REF!

II Kerugian daerah yang sedang dalam proses penetapan pembebanannya

Sumber Informasi Uraian Kasus Nilai Kerugian (Rp) Angsuran (Rp) Sisa (Rp) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1 nihil nihil nihil nihil nihil nihil

III

Sumber Informasi Uraian Kasus Nilai Kerugian (Rp) Angsuran (Rp) Sisa (Rp) Keterangan

1 2 3 4 5 6=4-5 7

1 LHP BPK-RI atas LKPD TA 2005 Belanja Penunjang Kegiatan DPRD sebesar Rp90.000.000,00

Tidak Sesuai Ketentuan

90,000,000.00 55,515,009.00 34,484,991.00

2 s.da Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp41.131.608,02 atas

Kegiatan Pembibitan dan Pengembangan Buah-buahan dan

Sayuran pada Dinas Kehutanan, Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Aceh Barat

41,131,608.02 - 41,131,608.02

3 s.da Pembayaran PBB Masyarakat Menjadi Tanggungan

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp251.220.000,00

251,220,000.00 - 251,220,000.00

4 s.da Realisasi belanja modal pada kegiatan Rehabilitasi pasar Bina

Usaha TA 2005 dibayar ganda

50,830,000.00 50,830,000.00

5 LHP BPK-RI atas Belanja Daerah TA

2005 dan 2006

Program Modal Usaha Bergulir pada Dinas Perindustrian

Perdagangan serta Koperasi dan UKM TA 2005 Menunggak

Sebesar Rp833.201.958,00

833,201,958.00 - 833,201,958.00

Kasus kerugian daerah yang masih berupa informasi atau berasal dari Hasil Pemeriksaan BPK dan aparat pengawas fungsional dan atau belum diproses penyelesaiannya

DAFTAR PERKEMBANGAN PENYELESAIAN KASUS KERUGIAN DAERAH

PADA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

POSISI S.D. 30 APRIL 2010

Kerugian daerah yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap baik dengan SK pembebanan, surat keterangan tanggung jawab mutlak (SKTJM) dan putusan pengadilan

Page 85: 080 LKPD Kab Aceh Barat 2009

Lampiran

1 2 3 4 5 6=4-5 7

6 s.da Kekurangan pekerjaan pembangunan Pangkalan Pendaratan

ikan (PPI) pada Dinas Kelautan dan Perikanan

50,042,529.47 50,042,529.47

7 LHP BPK-RI atas LKPD TA 2006 Belanja Modal Pengadaan Tanah pada Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat TA 2006

Sebesar Rp443.750.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan

54,500,000.00 - 54,500,000.00

8 LHP BPK-RI atas Pertanggungjawaban

Penggunaan Bantuan Keuangan kepada

Parpol TA 2006

Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik TA 2006

Melebihi Ketentuan yang Ditetapkan Sebesar

Rp122.500.000,00

122,500,000.00 - 122,500,000.00

9 LHP BPK-RI atas Pertanggungjawaban

Keuangan Dana Kesehatan Sumber

Dana APBN dan APBD TA 2006 dan

2007

Penetapan Biaya Pemakaian Ambulance Askeskin TA 2006

Lebih Besar dari Biaya yang ditetapkan oleh BP RSUD Cut

Nyak Dhien Meulaboh Sebesar Rp14.754.800,00

14,754,800.00 - 14,754,800.00

10 s.da Pembayaran untuk Jasa Pelayanan Medis Dana Askeskin di

Sebelas Puskesmas Sebesar Rp1.246.410.915,00 Tidak Sesuai

dengan Ketentuan

1,246,410,915.00 - 1,246,410,915.00

11 s.da Pelaksanaan Pembangunan Rumah Dinas untuk Dokter dan

Paramedis yang Tidak Sesuai Dengan Volume Dalam Kontrak

Sebesar Rp52.901.078,13.

52,901,078.13 - 52,901,078.13

12 LHP BPK-RI atas LKPD TA 2007 Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin dan Jembatan pada

Dinas Prasarana Wilayah tidak sesuai ketentuan

902,089,397.00 - 902,089,397.00

13 LHP BPK-RI atas Belanja TA 2007 dan

2008

Kekurangan barang senilai Rp18.076.916,00 pada SMK 3

Meulaboh

18,076,916.00 - 18,076,916.00

14 s.da Kekurangan pekerjaan sebesar Rp2.250.000,00 dan kelebihan

pembayaran senilai Rp21.193.810.58 pada Dinas Cipta karya

dan SDA

23,443,810.58 - 23,443,810.58

15 Hasil Pemeriksaan Inspektorat Aceh

Bidang Pemerintahan pada Sekretariat

Dewan Kabupaten Aceh Barat TA 2008

Pengadaan alat kelengkapan komputer fiktif 1,090,000.00 - 1,090,000.00

16 s.d.a Kemahalan harga pembelian pelumas 2,190,500.00 - 2,190,500.00

17 Hasil Pemeriksaan Inspektorat Aceh

Bidang Perlengkapan pada Dinas Cipta

Karya dan Pengairan TA 2008

Kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp1.149.858,00 pada

pekerjaan peningkatan jalan lingkungan Lorong Kijang

1,149,858.00 - 1,149,858.00

18 s.d.a Kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp19.556.664,00 pada

pekerjaan peningkatan jalan lingkungan Desa Cot Darat

19,556,664.00 - 19,556,664.00

19 s.d.a Kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp28.793.835,00 pada

pekerjaan peningkatan jalan lingkungan Desa Ujong Drien

28,793,835.00 - 28,793,835.00

20 s.d.a Kekurangan volume pekerjaan bahu jalan sebesar

Rp1.837.910,00 pada peningkatan jalan lingkungan SD Rantau

Panjang Timur

1,837,910.00 - 1,837,910.00

21 s.d.a Kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp11.261.991,00 pada

lanjutan pemeliharaan daerah irigasi balee

11,261,991.00 - 11,261,991.00

22 Hasil Pemeriksaan Inspektorat Aceh

Bidang Perlengkapan pada Dinas

Pendidikan Kab Aceh Barat TA 2008

kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp79.176.018,00 pada

Dinas Pendidkan Kab Aceh Barat

79,176,018.00 - 79,176,018.00

Jumlah 3,896,159,788.20 55,515,009.00 3,840,644,779.20