06224114304-s45flw
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
1/23
PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
DARI IBU YANG BERMASALAH
dr. Hj. Fatimah Indarso S!.A"K#
Ba$.%SMF I&m' K(s(hatan Ana)FK Unair%RSU Dr. So(tomo
S'ra*a+a
ABSTRAK
Sebagian besar Bayi Baru Lahir yang terlahir dari Ibu yang bermasalah(menderita suatu penyakit sebelum, selama hamil, atau pada saat menghadapi proses
persalinan). Sebenarnya banyak sekali macam penyakit yang dapat di derita ibu selamaperiode tersebut, diantaranya manajemen Bayi Baru Lahir (BBL) dari ibu yangmengalami penyakit HIV yang tampaknya jumlah penderita semakin meningkat. alam! tahun terakhir Indonesia berada dalam keadaan epidemi terkonsentrasi karena
HIV"#IS telah terjadi pada lapisan masyarakat tertentu dalam tingkat pra$elensi yangcukup tinggi terutama di propinsi %apua, &I 'aya, iau, 'aa Barat, 'aa *imur dan
Bali. %ada ibu HIV atau daerah di mana %re$alence HIV tinggi, maka proses kelahirandisarankan dengan operasi cesar, dengan tujuan membiarkan lapisan amnion tetapintak selama mungkin agar penularan HIV perinatal terhindar. *idak ada tanda+tanda
spesiik HIV yang dapat ditemukan pada umur -+ minggu setelah lahir. *etapi tesantibodi baru dapat ditemukan pada umur /0 bulan atau HIV %1 2# sejak umur /
sampai bulan untuk menentukan status HIV bayi. 3anajemennya meliputi peraatanbayi seperti bayi yang lain, dengan perhatian pada pencegahan ineksi dan cara
pemberian minum4 bayi tetap diberi imunisasi rutin kecuali terdapat tanda klinisdeisiensi imun yang berat, jangan diberi $aksin hidup (B15, 6%V, 1ampak, 33)4
pada aktu pulang, diperiksa L, hitung Lymphosit *, serologi anti HIV, %12#"2# HIV 7 pemberian #ntiretro$irus proilaksis (tergantung status pemberianantiretro$irus ibu), dan saat pulang dilakukan pemeriksaan darah %1 2#"2#dilakukan pada umur /, -, !, dan /0 bulan dan bila pemeriksaan %1 2#"2#
%6SI*I% dua kali berturut selang satu bulan mulai diberikan pengobatan #ntiretroVirus.
&ata kunci 7 Ibu HIV, antiretro$irus
ABSTRACT
3ost o neborn babies as born rom problematic (the mother ho ha$edisease beore, during pregnancy or during deli$ery). #ctually there are many diseasecan occur during that periods, but in this time e discuss the management problems oneborn babies born rom HIV mother. In the last years, the concentrated epidemic o
HIV+#IS has occurred in Indonesia ith high pre$alence o HIV+#IS in somepro$inces such papua, &I 'aya, iau, 8est 'a$a and Bali. *he deli$ery processrecommendation rom HIV+mother or in the high pre$alence o HIV area is cessarian
section that can make the amnion still intact so the transmission o HIV perinatally canbe pre$ented. *here is no speciic sign o HIV ound in the neborn. I the inectionoccurred during perinatal, the signs ound at -+ eeks o age, but the antibody test isnot done until /0 months or HIV %1 2# rom / month until months o old todetermine the HIV status o the baby. *he management are care o the baby like theother baby, ith special attention or precaution o inection and eeding o the baby4
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah 1
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
2/23
still gi$e the routine immuni;ation e
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
3/23
8paya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, telah banyak
dilakukan, diantaranya adalah 6suhan 9ersalinan $ormal, Sa!e :other Hood, 9elayanan
7bstetri $eonatal ;sensial asar dan 0omprehensip, awal Sehat untuk hidup sehat,
:anajemen &erpadu Balita Sakit, dan :anajemen Bayi :uda Sakit karena kelainan
BBL sangat erat hubungannya dengan saat berada di dalam kandungan, maka
komunikasi yang erat diantara dokter 6nak, dokter 7bstetri dan dokter 6naestesi sertabidan setempat sangatlah penting. Sebenarnya banyak sekali ma3am penyakit yang
dapat diderita ibu selama periode tersebut. alam makalah ini akan di bahas manajemen
Bayi Baru Lahir (BBL) dari ibu yang mengalami penyakit yang relati! sering, seperti
kecurigaan infeksi intra uterin, Hepatitis B, Tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Sifilis,
dan HIV ang ta!pakna "u!la# penderita se!akin !eningkat serta Ibu dengan
kecanduan $bat%
A% IB& D'()A( K'C&RI)AA( I(*'KSI I(TRA &T'RI(
&andatanda ibu yang diduga mengalami in!eksi dalam kandungan yang dapat berakibatin!eksi atau bakteriemi pada bayinya adalah bila obati
untuk kemungkinan besar sepsis.
4 Bila kultur kuman tidak dapat dilakukan, dan bayi tidak menunjukkan tandasepsis, hentikan antibiotika s(t(&ah hari.
Amati *a+i s(&ama /3 jam s(t(&ah anti*ioti)a dih(nti)an 2
1 Bila bayi keadaan baik, dan tidak ada tanda yang memerlukan perawatan di rumahsakit, bayi dapat dipulangkan.
2 $asehati ibu untuk membawa kembali bayinya bila ada gejala sepsis atau in!eksi.
ADA KPD TANPA In1()si Intra Ut(rtin ata' d(mam d'$aan in1()si 21 &idak perlu antibiotika.
2 6mati tanda sepsis setiap jam dalam waktu 5 jam.
3 Bila setelah 5 jam kultur darah negati!, bayi tampak sehat, dan tidak ada gejalayang memerlukan perawatan di rumah sakit, bisa dipulangkan, beri nasehat padaorang tua atau petugas, apabila ada tanda in!eksi, segera dibawa kembali ke*umah Sakit.
4 Bila kapan saja ada tanda sepsis atau kultur positi!, diobati seperti kemungkinanbesar sepsis.
5 Bila kultur darah tidak diperiksa, amati hari dan pulangkan bila keadaan bayibaik.
BAYI DENGAN UMUR KEHAMILAN KURANG DARI - MINGGU ATAU
BERAT LAHIR KURANG /000 $ram
1 Ada KPD In1()si Intra Ut(rtin ata' d(mam d'$aan in1()si
6mbil sampel darah, beri antibiotika untuk sepsis
Bi&a )'&t'r darah n($ati1 *a+i tida) ada tanda s(!sis 2
1 Ada KPD tan!a In1()si Intra Ut(rin ata' d(mam d'$aan in1()si, hentikanantibiotika setelah hari.
2 6da In!eksi Intra 8tertin atau demam dugaan in!eksi berat, hentikan antibiotika
setelah - hari.
Bi&a )'&t'r darahpositif,bayi menunjukkan gejala sepsis atau kapan saja bayi=
menunjukkan gejala seosis, obati sebagai kemungkinan besar sepsis.
Bi&a )'&t'r darah tida) da!at di&a)')an, bayi tidak menunjukkan gejala sepsis
antibiotika dihentikan setelah pemberian - hari.
Amati *a+i s(&ama /3 jam s(t(&ah anti*ioti)a dih(nti)an 2
1 Bila bayi keadaan baik, dan tidak ada tanda yang memerlukan perawatan di rumahsakit, bayi dapat dipulangkan.
2 $asehati ibu untuk membawa kembali bayinya bila ada gejala sepsis atau in!eksi.
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
5/23
TABEL 4 2 RINGKASAN TATALAKSANA BAYI DARI IBU DENGAN
KE5URIGAAN INFEKSI INTRA UTERIN
Ba+i 6 - min$$' %
/000 $ram
In1()si I*' ? KPD ? =?
1 Berikan antibiotika
2 0ultur ? Stop
antibiotika
3 0ultur ? teruskan
antibiotika
4 0ultur tidak dilakukan,In!eksi
bayi ? antibiotika stop -hari, amati jam
Ba+i 7 -
min$$' %
7 /000
$ram
KPD ?
1 0ultur ?
In!eksi I*' ?
antibiotika -
hari
2 0ultur ?
In!eksi I*' ?
antibiotika
hari
3 0ultur ?
In!eksi *a+i ? antibiotikamanajemen
sepsis4 0ultur tidak
dilakukan,In!eksi bayi ? antibiotikastop setelah -hari
KPD ? In1()si I*'
?
1 &idak perluantibiotika
2 6mati tiap jam sampai 5jam
2 bila bayi baik dan dan hasil tes negati!, lanjutkan pen3egahan dengan
isoniaDid selama waktu / bulan.
4 &unda pemberian %aksin B'? sampai minggu setelah pengobatan selesai. Bila
%aksin B'? sudah terlanjur diberikan, ulang pemberiannya minggu setelahpengobatan I$H selesai.
5 Cakinkan ibu bahwa 6SI tetap boleh diberikan. Lakukan tindak lanjut terhadapbayinya tiap minggu untuk menilai kenaikan berat bayi.
6 7bat yang diminum ibunya seperti I$H, *i!ampisin, ;thambutol, aman untuk BreastGeeding. &api pemberian 96S pada ibu, hati hati karena e!ek pada bayinya.
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah +
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
10/23
D% IB& D'()A( DIAB'T'S M'..IT&S/0,12
Bayi lahir dari ibu dengan iabetes :elitus, berisiko untuk terjadi hipoglikemia
pada hari pertama setelah lahir, walaupun bayi sudah dapat minum dengan baik.
Ibu dengan : mempunyai resiko kematian bayi lima kali dibanding ibu tidak
dengan :., dan sering mengalami abortus ataupun kematian dalam kandungan.Bayi dengan ibu : mengalami &ransient Hiperinsulinism yang dapat
mengakibatkan Hi!o$&i)(mia, Ma tida) da!at di!asan$ d(n$an
Bila kadar glukose darah 3 m$%dL(,/ mmol=L) atau lebih dalam dua
kali pemeriksaan berturutturut, ikuti petunjuk tentang rekuensi
pemeriksaan kadar glukose darah setelah kadar glukose darah kembali
normal.
6njurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan 6SI
peras dengan menggunakan salah satu alternati! 3ara pemberian minum.
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah 5
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
11/23
Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian 3airan
in!us setiap hari se3ara bertahap. Eangan menghentikan in!us glukose
dengan tibatiba.
*. G&')os( darah / m$%dL "44 mmo&%L#?3 m$%dL "/9 mmo&%L# tanpatanda
Hi!o$&i)(mia1 6njurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan 6SI peras
dengan menggunakan salah satu alternati! 3ara pemberian minum.2 9antau tanda hipoglikemia dan bila dijumpai tanda tersebut, tangani seperti
tersebut di atas.
3 9eriksa kadar glukose darah dalam tiga jam atau sebelum pemberian minumberikutnya
Eika kadar glukose darah masih antara -- mg=dL (1,1,/ mmol=L),
naikkan !rekuensi pemberian minum 6SI atau naikkan %olume
pemberian minum dengan menggunakan salah satu alternati! 3arapemberian minum>
Eika kadar glukose darah 3 m$%dL "/9 mmo&%L# ata' &(*ih, lihat
tentang !rekuensi pemeriksaan kadar glukose darah di bawah ini.
FREKUENSI PEMERIKSAAN GLUK8SE DARAH SETELAH KADAR
GLUK8SE DARAH N8RMAL
1 Eika bayi mendapatkan 3airan I, untuk alasan apapun, lanjutkan pemeriksaankadar glukose darah setiap 1 jam selama bayi masih memerlukan in!us. Eikakapan saja kadar glukose darah turun, tangani seperti tersebut di atas.
2 Eika bayi sudah tidak lagi mendapat in!us 3airan I, periksa kadar glukose darahsetiap 1 jam sebanyak dua kali pemeriksaan
Eika kadar glukose darah tetap normal selama waktu tersebut, maka
pengukuran dihentikan.
6njurkan ibu untuk menyusui se3ara dini dan lebih sering, paling tidak 5 kali sehari,
siang dan malam.
Bila bayi berumur )'ran$ - hari amati sam!ai 'm'r - hariperiksa kadar glukose
pada
2 tiga jam setelah pemeriksaan pertama, kemudian tiap / jam selama jam atau
sampai kadar glukose dalam batas normal dalam kali pemeriksaan berturut
turut.
Bila kadar glukose - mg=dL atau bayi menunjukkan tanda hipoglikemi (tremor atau
letargi), tangani untuk hipoglikemi (lihat Hipoglikemi)>
Bila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemi atau masalah lain, bayi dapat
minum dengan baik, pulangkan bayi pada hari ke .
Bila bayi berumur hari atau lebih dan tidak menunjukkan tandatanda penyakit, bayi
tidak perlu pengamatan. Bila bayi dapat minum baik dan tidak ada masalah lain yangmemerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah 4
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
12/23
'% IB& D'()A( SI*I.IS
9ada tahun 145+ Si!ilis kongenital dilaporkan 1 kasus setiap 1. kelahiran hidup.&erjadi kenaikan menjadi 1+ kasus setiap 1. kelahiran pada 1441. Sehinggadirekomendasikan oleh '' pada semua ibu hamil harus diperiksa *L pada
kunjungan pertama antenatal 3are,";@#
dan pada trimester ketiga. 6pabila hasil positip,pemeriksaan Serologi untuk &reponema harus diperiksa, sehingga tidak ada satupunBayi yang pulang dari *umah Sakit tanpa diketahui status sereologi Ibu untuk Sipilis.
1 Bila hasil tes pada ibu positi! dan sudah diobati dengan 9enisillin , juta unitdimulai sejak hari sebelum melahirkan, bayi tidak perlu diobati.
2 Bila ibu tidak diobati atau diobati se3ara tidak adekuat atau tidak diketahui status
pengobatannya, maka
2- Beri Ibu dan Bapaknya BenDathine peni3illin , juta unit I.: dibagi dalamdua suntikan pada tempat yang berbeda >
3- *ujuk Ibu dan Bapaknya ke rumah sakit yang melayani penyakit menular
seksual untuk tindak lanjut.
1. Lakukan tindak lanjut dalam minggu untuk memeriksa pertumbuhan bayidan memeriksa tandatanda si!ilis kongenital pada bayi>
2. 'ari tandatanda si!ilis kongenital pada bayi (edema, ruam kulit, lepuh di
telapak tangan=kaki, kondiloma di anus, rinitis, hidrops !etalis=hepato
splenomegali)>
3. Bila ada tandatanda di atas, berikan terapi untuk si!ilis kongenital (lihat
bab :asalah kulit dan selaput lendir)>
4. Laporkan kasusnya ke inas 0esehatan setempat.
6. IB& D'()A( HIV
0asus 6IS pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 145+ pada seorang "$6
di Bali. Sejak itu HI=6IS di Indonesia telah dilaporkan hampir di semua pro%insi
ke3uali Sulawesi &enggara. Setelah selama 1 tahun sejak dilaporkannya kasus pertama
Indonesia masih ter3atat sebagai negara dengan pre%alensi in!eksi HI rendah akan
tetapi dalam tahun terakhir ini Indonesia dinyatakan berada dalam keadaan epidemi
terkonsentrasi (1oncentrated le$el epidemic) karena HI=6IS telah terjadi pada
lapisan masyarakat tertentu dalam tingkat pre%alensi yang 3ukup tinggi terutama di
pro%insi 9apua, 0I Eaya, *iau, Eawa Barat, Eawa &imur dan Bali.
Arti !(ntin$ !(n di Indon(sia
alam sudut pandang epidemi HI=6IS, Indonesia saat ini berada dalam concentrated
le$el epidemic artinya pre%alensi pada masyarakat tertentu sudah 3ukup tinggi terutama
di 9ro%insi *iau, 0I Eaya, Eawa Barat, Eawa &imur, Bali dan 9apua. 9otensi penularan
HI terutama masih berada pada pola penularan melalui jalur hubungan seksual, yang
harus diatasi melalui kampanye peningkatan kewaspadaan publik (public aareness
campaign) seperti pendidikan seks, kampanye seks sehat dan kampanye penggunaan
kondom. :eskipun angka kejadiannya ke3il akan tetapi pen3egahan penularan melalui
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah 1
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
13/23
jalur suntikan dan trans!usi darah harus pula dilakukan se3ara intensi!. Hal itu
dimaksudkan agar kewaspadaan petugas kesehatan terhadap penyebaran in!eksi HI
melalui jalur ini terutama yang terkait dengan kesehatan kerja dapat ditingkatkan.
MASALAH"@40444/#1 I*' d(n$an HI> !ositi1
&idak ada tandatanda spesi!ik HI yang dapat ditemukan pada saat lahir. Bila
terin!eksi pada saat peripartum,tanda klinis dapat ditemukan pada umur /
minggu setelah lahir. &etapi tes antibodi baru dapat dideteksi pada umur 15 bulan
untuk menentukan status HI bayi.
GE,ALA KLINIK
?ejala klinik tidak spesi!ik,menyerupai gejala in!eksi %irus pada umumnya. Bilakeadaan berlanjut dan terdapat de!isiensi imun yang berat, maka yang terlihat adalah
gejala penyakit sekunder, sesuai dengan mikroba penyebabnya.
&ak pada umur 1 tahun 2
tahun 2
?ejala klinik < BBL*, In!eksi saluran na!as berulang, 9'9 (9neumo3ystis 3arinii
9neumonia), sinusitis, sepsis, moniliasis berulang, hepatosplenomegali
!ebris yang tidak diketahui penyebabnya ;n3ephalopati (-242
terjadi sebelum obat anti *etro%irus dipergunakan).
DIAGN8SISberdasarkan PADA BAYI
1 HI 6ntibodi pada anak umur 15 bulan. engan ;LIS6 HI.Ig? anti HI ab, melalui plasenta pada &rimester III
Bila hasil pos sebelu!umur 15 bulan, mungkin antibodi dari ibunya
2 >IRUS 2 HI> P5R DNA dari darah peri!er pada waktu lahir, dan umur bulan
bila umur bulan hasil negatip bayi bebas HI
3 5D3
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
14/23
MANA,EMEN UMUM
1Bayi yang dilahirkan ibu dengan HI positi! maka
2- *awat bayi seperti bayi yang lain, dan perhatian khususnya pada
pen3egahan in!eksi>3- Bayi t(ta! di*(ri im'nisasi r'tin ke3uali terdapat tanda klinis
de!isiensi imun yang berat, jangan diberi Ca)sin hid'!(B'?, 79, 'ampak,
::*)>
4- 9ada waktu pulang, periksa L, hitung Lymphosit &, serologi anti HI,
9'* $6=*$6 HI.
2 Beri dukungan mental pada orang tuanya
3 6njurkan suaminya memakai kondom, untuk pen3egahan penularan in!eksi.
TERAPI ANTI RETR8>IRUS
&anpa pemberian 6ntiretro%irus, -2 bayi dengan ibu HI positi! akan tertular sebelum
dilahirkan atau pada waktu lahir, dan 1-2 tertular melalui 6SI
3- *ekomendasi yang biasa diberikan adalah memberikan 6SI eksklusi!
selama / bulan, kemudian dilanjutkan 6SI ditambah makanan padat setelah
umur / bulan.
4 alam beberapa situasi, kemungkinan lain adalah
2- 9emberian 6SI oleh Ibu susuan (K"et $ursingK) yang jelas HI negati!>3- :emberi 6SI peras dari Ibu dengan HI negati!.
5 Bantu ibu menilai kondisinya dan putuskan mana pilihan yang terbaik, dandukunglah pilihannya.
6 Bila ibu memilih untuk memberikan susu !ormula atau menyusui, berikanpetunjuk khusus (lihat bawah).
7 6papun pilihan ibu, berilah petunjuk khusus (seperti dibawah ini)
2- Bila tidak dapat menyediakan susu !ormula, sebagai alternati! diberikan6SI se3ara eklusi! dan segera dihentikan setelah tersedia susu !ormula>
3- Semua bayi yang mendapatkan susu !ormula, perlu dilakukan tindak lanjutdan beri dukungan kepada ibu 3ara menyediakan susu !ormula dengan
benar.
4- Eangan memberikan minuman kombinasi (misal selangseling antara susu
hewani, bubur buatan, susu !ormula, disamping pemberian 6SI), karenarisiko terjadinya in!eksi lebih tinggi dari pada bayi yang mendapatkan 6SI
eksklusi!.
9emberian susu !ormula
1- Bayi tidak akan tumbuh baik apabila 2 !rekuensi pemberiannya terlalu sedikit>
3 susu !ormula terlalu en3er>
4 bayi mengalami diare.
2 $asihati Ibu untuk mengamati apakah terdapat tanda bahaya pada bayinya, seperti
1- iare>
2- Berat badan sulit naik.
2 $asihati Ibu untuk melakukan kunjungan tindak lanjut
2- :eberi dukungan 3ara3ara menyiapkan !ormula yang aman>3- $asihati ibu untuk membawa bayinya bila sewaktuwaktu ditemukan tanda
bahaya (lihat atas).
P(m*(rian ASI
1 Bila ibu memilih menyusui, dukung dan hargai keputusannya.
2 9astikan bayi melekat dan mengisap dengan baik untuk men3egah terjadinya:astitis dan gangguan pada puting susu.
3 $asihati Ibu segera kembali apabila ada masalah pada payudara atauputingnya, atau bayi mengalami kesulitan minum.
4 9ada minggu pertama, nasihati Ibu melakukan kunjungan ke rumah sakituntuk menilai perlekatan dan posisi bayi waktu menyusu sudah baik, sertakeadaan payudara ibu.
5 6tur konseling selanjutnya untuk mempersiapkan kemungkinan ibu
menghentikan menyusui lebih awal.
PEMERIKSAAN TINDAK LAN,UT SETELAH PULANG
9emeriksaan darah 9'* $6=*$6 dilakukan pada umur 1, , , / dan 15 bulan.
Dia$nosis HI> dit($a))an a!a*i&a !(m(ri)saan P5R DNA%RNA HI> P8SITIPd'a )a&i *(rt'r't s(&an$ sat' min$$', bila keadaan demikian ditemukan, mulai
diberikan pengobatan 6ntiretro irus.
)% IB& D'()A( K'CA(D&A( $BAT
7batobatan yang kita bahas hanya terbatas obat2arcoticmisalnya H(roin dan
M(thadon( atau obatstimulant (non narcotic)misalnya5o
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
17/23
selama di *umah Sakit. Bayi Baru Lahir dapat mengalami "ithdrawel karena obatobat
tersebut dapat melalui plasenta.
TANDA ITHDRAEL
&erjadinya 7nset ?ejala "ithdrawel $ar3oti3 yang akut ber%ariasi waktunya, dapat sejaklahir sampai umur minggu, sedangkan simtom dapat dilihat pada sampai 5 jam
tergantung kapan pengguna memakai obatnya.yang terakhir kali, dan di3ampur dengan
obat lain atau tidak. Ibu dengan Heroin, withdrawel dapat terjadi pada -+- 2 bayi,
biasanya mulai pada 5 jam pertama, tergantung dosis. &andatanda withdrawel dapat
dilihat pada tabel .
"ithdrawel tergantung beberapa !akror, yaitu osis 7bat yang dikonsumsi, urasi
ke3anduan, dan dosis terakhir yang dikonsumsi.
1 Bila dosis /mg=hari, Bayi mengalami gejala ringan, atau tanpa gejala.
2 Bila ke3anduan telah lebih dari satu tahun, withdrawel pada bayi dapat terjadilebih dari +2.
3 Bila obat dikonsumsi terutama dalam jam sebelum melahirkan,maka kejadianwithdrawel akan tinggi.
iagnosis Banding adalah Hipoglikemia dan Hipo3al3emia.
Ibu pengguna H(roin ata' M(thadon(, dapat mempunyai bayi dengan 6bstinen3e
Syndrome dengan 3iri khas iritable, jitteriness, kejang, hipertoni, bersinbersin,
takikardi, diare, dan gangguan minum. ?angguan ini dapat lama terutama pada Ibu
pengguna :ethadone.
Bila Ibu ke3anduan :ethadone, simtom "ithdrawel pada Bayinya dapat terjadi +-2
walaupun obat yang dikonsumsi ibu rendah ( mg=hari). Bila dosis yang dikonsumsi
besar, bayi dapat terjadi $in4
Respir#tory R#te ; ?2>$in4 ith Retr#ctions
Excessive Suc%ing
@opr eeding
Regurgit#tion@roectile Bo'itingoose Stools
D#tery Stools
TOTAL SCORE
INITIALS OF SCORER
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
22/23
9I : %enatalaksanaan BBL dari ibu yang Bermasalah 14
-
7/23/2019 06224114304-s45flw
23/23