06 februari 2017, kontan, media...
TRANSCRIPT
SENIN, 6 FEBRUARI 2017SUARA ANDA 9
PERUT kok mendadak mulas, ya, me-lihat politisi menyoal hak angket? Memangnya siapa sih yang dibela? Rakyat atau bosnya?
081233683xxx
URGENSI buat rakyat apa? Memang-nya sudah bertanya kepada kami perlunya mengusung hak seperti itu? Makin terang kalau mereka cuma mewakili kepentingan pribadi dan partai.
085655341xxx
BEGINILAH kalau lembaga yang ter-lalu banyak diberi hak.
081214408xxx
BUKAN cerita baru kalau mereka cuma membela kepentingan kelom-poknya.
085245078xxx
HAK angket adalah hak yang melekat di DPR. Jadi silakan saja dipakai kalau memang merasa membutuh-kan. Abaikan sajalah nasib rakyat karena memang tak penting untuk dibahas.
085203553xxx
APA enggak ada kerjaan yang lebih penting ketimbang mengusung hak angket?
081316005xxx
KALAU ada rakyat yang merasa dirugi-kan soal isu penyadapan, tentu cuma rakyat yang mendukung ketua par-polnya.
085349711xxx
KENAPA harus takut? Kan itu cuma bertanya saja. Cuma bertanya saja jadi enggak perlu ribut juga. Jawab saja pertanyaan mereka.
087825935xxx
HAK angket itu sah-sah saja kok dan sesuai dengan aturan perundangan. Biarkan saja prosesnya berjalan de-ngan baik.
08126495xxx
DPR enggak berubah dari waktu ke waktu, sedikit-sedikit main ancam.
081320983xxx
AROMA dendam justru lebih menge-muka.
081912907xxx
ITU juga untuk kepentingan rakyat. Siapa tahu ada rakyat yang merasa perjalanan cintanya disadap bisa me-lapor ke DPR.
082196328xxx
DPR jangan cuma sibuk menilai ki-nerja pihak lain.
085102122xxx
Tanggapan Editorial
Kirimkan keluhan dan komentar Anda tentang pelayananpublik ke e-mail: [email protected]
Kirimkan komentar Anda atas tema: Perseteruan Anak-anak Bangsa, Siapa Diuntungkan (6-11 Februari 2017)opini publik ke e-mail: [email protected]
F O R U M
4 Februari 2017
E D I T O R I A L
GADUH. Itulah suasana perpolitikan di dalam negeri saat ini. Suka atau tidak suka, diakui atau berdalih, percekcokan hingga saling tuding
antaranak bangsa semua berpangkal pada kepentingan politik. Muaranya, ya, hasil pilkada.
Seperti biasa, semakin terkemuka orang yang melontarkan tudingan, semakin keras pula suaranya terdengar oleh publik. Apalagi ketika orang tersebut memiliki kepanjangan tangan di DPR. Dengan cepat, suara tudingan-nya akan diakomodasi dengan memanfaat-kan hak-hak yang melekat pada DPR.
Adalah Presiden Keenam RI Susilo Bam-bang Yudhoyono yang menyesalkan ke-mungkinan adanya penyadapan pembi-caraan telepon pribadinya. SBY kemudian mengatakan, bila ternyata yang menyadap institusi negara, bola di tangan Presiden Jokowi. Ketua Umum Partai Demokrat itu pun meminta keadilan.
Fraksi Demokrat langsung menyulut wa-cana hak angket untuk menyelidiki penya-dapan terhadap SBY. Tidak ada salahnya memang DPR menggunakan hak-hak yang diatur konstitusi. Selain hak angket, legisla-tor memiliki hak interpelasi dan hak menya-takan pendapat.
Sesuai dengan ketentuan, hak angket ha-nya bisa diusulkan sedikitnya 25 anggota DPR lintas fraksi. Setelah itu diajukan ke paripurna untuk mendapatkan persetujuan dari 50% plus satu anggota DPR agar bisa dijalankan.
Fraksi Partai Demokrat hanya memiliki 61 kursi atau 10,89% dari total 560 kursi di DPR. Me-reka mesti bekerja keras mendapatkan sekutu untuk memuluskan hak angket tersebut. Namun, itu masih dengan asumsi hak angket tersebut memenuhi syarat paling mendasar.
Dalam defi nisinya, hak angket disebutkan sebagai hak DPR untuk menyelidiki pelaksanaan suatu undang-undang/kebijakan peme-rintah yang berkaitan de-ngan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang diduga bertentangan dengan peraturan perun-dang-undangan.
Kata kuncinya di sini ialah ‘pelaksanaan’ yang berarti sesuatu yang benar-benar sudah dilakukan. Nyatanya, penyadapan yang ditudingkan baru sekadar tudingan, tanpa sedikit pun bukti. Semua didasarkan pada fakta di sebuah persidangan yang
bahkan tidak menyebutkan telah terjadi penyadapan.
Hanya satu hal yang kemudian terbukti, percakapan telepon antara SBY dan Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin yang disebut-sebut, terlepas dari apa pun isinya, dan SBY meng-akuinya.
Patut pula Presiden Jokowi yang dilempari bola merasa heran. Bagaimana isu pengadil-an yang jelas-jelas tidak menyatakan penya-dapan dan bukan perkara berkaitan peme-rintah bisa ditudingkan kepada dirinya.
Jokowi tahu benar rasanya disadap yang terjadi jelang Pilpres 2014 yang kemudian dimenanginya. Ketika itu pun sudah ada bukti-bukti alat-alat sadap yang ditemukan di rumahnya.
Akan tetapi, ia hanya menanggapinya de-ngan santai dan enggan melapor ke pihak berwajib. Isu penyadapan yang baru muncul hanya membuat suasana yang sudah panas sekarang menjadi gaduh. Hak angket yang muncul tidak pada tempatnya jelas tidak membantu meredakan kegaduhan.
Sesuatu yang tidak pada tempatnya jelas tidak adil alias zalim. Isu penyadapan seperti digoreng untuk tujuan politik si penggoreng. Alangkah baiknya bila energi hak angket penyadapan itu dialihkan ke fungsi penga-wasan kebijakan untuk menyentuh 2 juta lebih penyadap karet yang penghidupannya tengah terpuruk. Toh, sama-sama soal penya-dapan. Bedanya, yang satu ini bukan meng-usung kepentingan pribadi.
Untuk Menarik SimpatiMUSIM pilkada, apa pun peristiwanya, bisa diman-faatkan sebagai sarana untuk menarik simpati dan mendulang suara. Musim pilkada, semua mesin par-tai bekerja ekstra, kepentingan bangsa dan negara kadangkala dijadikan urusan nomor dua.
Nopiar Makawaru
Anak Bangsa BerseteruSESAMA anak bangsa berseteru yang berpotensi memicu disintegrasi bangsa.
Yulia Prihastuty
Mungkin karena TerpojokITU bisa saja karena beliau sudah terpokok dan ke-bablasan mengakui perbuatannya. Jangan sampailah jadi bos dari politikus karbitan.
Zack Azuree
Lupa Kasus Korupsi SUNGGUH terlalu hanya gara-gara semuanya sibuk mengurus kasus Basuki Tjahaja Purnama sampai lupa dengan pembangunan dan kasus korupsi.
Wawan Sunandang
Siapa Kena SadapMEMANGNYA siapa yang kena sadap? Jangan lupa NKRI itu negara hukum dan hanya beberapa lem-baga yang punya kewenangan itu. Jangan sembarang menebar tuduhan.
Nyoman Wardhana
Halalkan Segala CaraBANYAK yang lupa tujuan mendirikan partai politik dan malah cenderung menghalalkan segala cara un-tuk menggapai jabatan tertentu.
Kang-Soen
Jadi Takut DisadapJADI malas mau komen, takutnya disadap dan malah dilaporkan ke polisi.
Yogo Triarso
Terkait Pilkada DKISEMUA itu terkait dan menjadi perhatian Pilkada DKI Jakarta.
Sofyan Salim
Manfaatkan SituasiBEGITULAH juga hukum dipolitisasi dengan meman-faatkan situasi.
@syarfi ah92
Wajib Diproses Hukum WAJIB diproses secara hukum yang jujur. Kini tiga kasus tertunda karena hukum tumpul.
@Supadi12965740
Tiada Hari Penyadapan TIAP hari juga ada penyadapan di perkebunan dan Perhutani, biasa saja tuh enggak gaduh.
@MKA85738468
Membuat tidak NyamanPENYADAPAN membuat tak nyaman.
@heru_pancur
Aroma ZalimAngket Penyadapan
Apa Urgensinya buat Rakyat
Jangan Banyak BerharapMENGHARAPKAN kesadaran
masyarakat untuk ikut men-jaga kebersihan lingkungan,
rasanya seperti menggantang asap. Mau bukti? Coba saja perhatikan masih ada orang-orang kaya yang sanggup membuang sampah dari kendaraannya mewahnya ke jalan raya. Seolah-olah jalan raya itu adalah tempat sampah raksasa.
Bukti lain, masih banyak orang yang tidak kaya dengan tenangnya memba-ngun tempat tinggalnya di atas ban-daran sungai. Ketika masih satu dua orang dibiarkan membangun dengan sejuta dalih, saat itulah ancaman banjir datang tak memilih. Ketika sungai ingin dilebarkan pemerintah, dalih pelanggar-
an HAM pun muncul silih berganti.Jadi, tak usahlah banyak berteori
agar jangan menebang pohon di hutan, jangan buang sampah ke sungai, hingga memperbaiki saluran-saluran air yang mampat. Semua akan percuma kalau mental manusianya berada di dalam ruang gelap.
Mulai sajalah dari diri sendiri dan tak perlu berharap orang lain melakukan
hal serupa. Kalau diri sendiri sudah sanggup tak buang sampah sembarang-an, menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah sendiri, hingga mena-nam satu pohon di halaman, rasanya sudah cukup mencegah terjadinya banjir kala penghujan datang.
Seandainya, sekali lagi seandainya, ada 100 juta orang Indonesia yang memulai langkah elegan sendirian, niscaya negeri ini akan tumbuh jadi bangsa yang makmur. Apalagi kalau kemudian langkah itu diikuti 100 juta orang lagi. Semoga saja mimpi ini jadi kenyataan.
AmiraihanJati Makmur, Bekasi
Setiap datang musim hujan, setiap kali juga bayangan banjir sudah ada di depan mata. Ada banyak faktor kenapa banjir seperti sudah mentradisi di negeri ini. Berikut komentar pembaca.
Mulai sajalah dari diri sendiri dan tak perlu berharap orang lain melakukan hal serupa.
DUTA