05 etika

23
ETIKA: FILSAFAT MORAL Zainul Maarif 

Upload: zen-maarif

Post on 03-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 1/23

ETIKA: FILSAFAT MORAL

Zainul Maarif 

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 2/23

Definisi Etimologis ‘Etika’ 

• ‘Etika’ berasal dari kata Yunani ‘ethos’ yang

dalam bentuk tunggal berarti: tempat tinggal

yang biasa, padang rumput, kandang,

kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,

sikap, cara berpikir.

• Jamaknya ‘ethos’ adalah ‘ta etha’. Artinya adat

kebiasaan.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 3/23

Definisi Etimologis ‘Moral’ 

• ‘Moral’ berasal dari bahasa Latin ‘mos’ 

(tunggal), mores (jamak). Artinya kebiasaan,

adat.

• Jadi, kata ‘moral’ dan ‘etika’ merupakan

sinonim yang berarti adat kebiasaan. Bedanya,

‘moral’ berasal dari bahasa Latin, ‘etika’

berasal dari bahasa Yunani.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 4/23

Definisi Leksikal ‘Etika’ 

• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbiatan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988,

etika memiliki 3 arti:

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,

dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan

dengan akhlak.3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh

suatu golongan atau masyarakat.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 5/23

Definisi Riil ‘Etika’ 

1. Etika adalah sistem nilai: yaitu nilai-nilai

moral yang menjadi pegangan bagi seseorang

atau seuatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya.

2. Etika adalah kode etik: yaitu kumpulan asas

atau nilai moral.

3. Etika adalah filsafat moral: yaitu ilmu tentang

yang biak atau buruk.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 6/23

Definisi

• ETIKA adalah cabang aksiologi (filsafat nilai) yangpada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai ‘betul’ (right) dan ‘salah’ (wrong)

dalam arti ‘susila’ (moral) dan tidak susila(immoral).

• ETIKA SEBAGAI AJARAN terkait denganpembuatan tanggapan-tanggapan kesusilaan.

• ETIKA SEBAGAI ILMU PENGETAHUANpenyelidikan mengenai tanggapan-tanggapankesusilaan.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 7/23

Etika sebagai cabang Filsafat

• Etika sebagai cabang filsafat adalah ilmu yangmembahas tentang moralitas atau tentangmanusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Iaadalah ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral.

• Ciri Etika filosofis: (1) Reflektif: bercorakperenungan, (2) Metafisik: melampaui hal-halkongkret, (3) Praktis: berhubungan denganperilaku manusia, dan (4) Normatif-evaluatif:

melakukan penilaian.• Pendekatan Etika: (1) Etika deskriptif, (2) Etika

normatif, dan (3) metaetika.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 8/23

Cabang Etika sebagai Ilmu

• ETIKA DESKRIPTIF: etika yang melukiskanpredikat-prdikat dan tanggapan-tangankesusilaan yang telah diterima dan digunakan (h.

345).• ETIKA NORMATIF: etika yang menyaring ukuran-

ukuran kesusilaan yang khas. (h. 345).

• ETIKA KEFILSAFATAN: etika yang mempertanyakan

makna yang dikandung istilah-istilah kesusilaan,yang dipakai untuk membuat tanggapan-tanggapan kesusilaan. (h. 345).

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 9/23

Etika Deskriptif 

• Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu, dalam

kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur terntu, dalam suatu periode

sejarah, dan sebagainya.

• Etika deskriptif hanya melukiskan tingkah laku moral, tidak memberi penilaian.

• Etika deskriptif dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial: antropologi budaya, psikologi,

sosiologi, sejarah, dan sebagainya.

• Etika deskriptif sebetulnya termasuk ilmu pengetahuan empiris, bukan filsafat.

• Contoh etikawan deskriptif/ilmuwan sosial: Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.

• Hubungan antara etika deskriptif (ilmuwan sosial) dan etika filosofis (etikawan):

 – Etikawan membutuhkan membutuhkan pengetahuan luas dan mendalam

tentang moralitas dalam konteks budaya, supaya dapat menjalankan tugasnyadengan biak.

 – Ilmuwan sosial yang menyoroti fenomena-fenomena moral, sebaiknya

mempunyai pengetahuan cukup mendalam tentang teori etis.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 10/23

Etika Normatif 

• Sifatnya: preskriptif (memerintahkan).

• Tindakannya: menentukan benar tidaknya tingkah laku atauanggapan moral, dengan mengemukakan argumentasi yangbertumpu pada norma2/prinsip2 etis.

Tujuannya: merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapatdipertanggungjawabkan secara rasional dan dapatdigunakan secara praktis.

• Divisi-divisinya:

1. Etika Umum: membahas tema-tema umum etika seperti

apa itu normat etis? Mengapa ia mengikat?2. Etika Khusus (etika terapan): menerapkan prinsip etis

umum pada perilaku manusia yang khusus.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 11/23

Metaetika

• ‘Meta’ (dari bahasa Yunani) berarti melebihi, melampaui.

• Objek bahasan metaetika: arti khusus bahasa etis; logika ucapan-ucapan etis.

• Filsuf yang melakukan metaetika antara lain adalah George Moore(1873-1958) yang menganalisis kata ‘baik’. 

• Meta etika disebut juga dengan etika analitis.• Persoalannya antara lain : apakah ucapan normatif (ought ) dapat

diturunkan dari ucapan faktual (is)? Apakah dari dua premisdeskriptif bisa ditarik kesimpulan preskriptif?

• Hubungan metaetika dan etika normatif: ketika kita berbicara

tentang bahasa moral, kita akan beralih pada apa yang ditunjukkanbahasa itu, yaitu perilaku moral. Ketika kita berbicara tentangperilaku moral, kita akan berefleksi tentang istilah-istilah yangdipakai.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 12/23

Contoh pertanyaan Etika

• Etika deskriptif: prinsip apakah yang ‘sedang’

dipakai sebagai dasar untuk membuatan

tanggapan kesusilaan?

• Etika normatif: prinsip apakah yang

‘seharusnya’ dipakai sebagai dasar untuk

membuatan tanggapan kesusilaan?

• Etika kefilsafatan: makna apakah yang

terkandung oleh kata ‘seharusnya’? 

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 13/23

Moral, Moralitas, Amoral, Imoral

• ‘Moral’ sama dengan ‘etika’ dalam arti pertama:nilai-nilai dan norma-norma yang menjadipegangan bagi seseorang atau suatu kelompokdalam mengatur tingkah lakunya.

• ‘Moralitas’ adalah sifat moral atau keseluruhannorma dan nilai yang berkenaan dengan baik danburuk.

• Amoral = non-moral artinya: tidak berhubungan

dengan konteks moral; di luar suasana etis.• Imoral = tidak etis, artinya: bertentangan dengan

moralitas yang baik; secara moral buruk.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 14/23

Persamaan Etika dan Etiket

1. Menyangkut perilaku manusia

2. Mengatur perilaku manusia secara normatif.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 15/23

Perbedaan Etika dan Etiket

Etiket Etika

Menyangkut cara suatu

perbuatan harus dilakukan

manusia

Menyangkut masalah apakah

suatu perbuatan boleh

dilakukan ya atau tidak.Hanya berlaku dalam pergaulan Tidak bergantung pada hadir

tidaknya orang lain.

Bersifat relatif Bersifat absolut

Memandang manusia dari segi

lahiriah saja

Menyangkut manudisa dari segi

dalam.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 16/23

Situasi etis dunia modern

1. Pluralisme moral (di lingkup pribadi, karenaperkembangan komunikasi).

2. Banyak masalah etis baru (karena

perkembangan iptek)3. Kepedulian etis yang universal (di lingkup

umum, misalnya terkait dengan HAM).

• Situasi tersebut mengajak kita untuk mendalamistudi etika, seperti abad ke-5 SM di manamasalah moral menggejala, Socrates hadirmeletakkan fundamen etis berdasarkan rasio.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 17/23

Moral dan Agama

• Ada dua ajaran moral dalam agama:

1. Ajaran dogmatis, seperti makanan haram, yangberlaku khusus di internal agama yang

bersangkutan,, dan2. Ajaran etis, seperti larangan mencuri, yang

berlaku umum bahkan di agama-agama lain.

• Ajaran yang kedua, ajaran etis, merupakan ranahyang dibahas filsafat moral, dan yang mudahuntuk disepakati oleh siapapun lintas agama, danmemungkinkan kesepakatan antar (umat) agama.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 18/23

Perbedaan Agama dan Filsafat Moral

Agama Filsafat Moral

Kesalahan moral dianggap dosa,

melanggar perintahNya

Kesalahan moral dianggap sebagai

pelanggaran prinsip etis, melanggarkonsekuensi rasional.

membicarakan topik etis secara retoris

(membujuk, menakut-nakuti dan

memaksa)

berbicara topik etis secara argumentatif 

(mengajak berpikir)

menggunakan alasan keyakinan, yang

bersifat partikular (berlaku untuk

pemeluknya saja)

menggunakan alasan rasional, yang

bersifat universal (berlaku untuk semua

orang)

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 19/23

Hubungan erat antara Agama dan Etika

• Dipandang dari segi filsafat, filsuf beragama

mau tidak mau akan dipengaruhi keyakinan

religiusnya.

• Dipandang dari segi agama, agama yang

membahas masalah etis sering kali

menggunakan argumentasi yang pada

dasarnya bersifat filosofis, terutama kalaumasalah itu baru.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 20/23

Klaim Moralitas Agama dan Non-Agama

• Orang beragama ada yang menuduh orang tidak beragama sebagaitidak bermoral, misalnya Dostoyevsky mengatakan, “Seandainya Allahtidak ada, semuanya diperbolekan.” 

• Di pihak lain, orang yang tidak beragama meragukan mutu etis agama,yang sejak lama menimbulkan konflik, dan menjunjung tinggi etikasekular. Misalnya, Sartre, filsuf ateis dari Perancis, mengatakan“manusia memang tidak bertanggung jawab kepada Tuhan, namun iatetap bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Moralitas adalahurusan antar manusia.” 

• Di situ tampak, moralitas bukan monopoli orang beragama.

• Dalam kondisi pluralisme moral ini, etika filosofis merupakan jalan

keluar untuk membuat kesepakatan yang diterima bersama,berdasarkan rasio..Salah satu hasilnya adalah Deklarasi Universal tentang HAM (1948) yang diterima semua negara, baik yangberideologi ateis maupun teologis. 

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 21/23

Hubungan Moral dan Hukum

• Hukum membutuhkan moral. “Quid leges sine

moribus?” (apa artinya undang-undang kalau

tidak disertai moralitas?), kata pepatah Romawi.

Tanpa moralitas, hukum akan kosong, tidakbermutu, bahkan mungkin imoral.

• Moral membutuhkan hukum. Moral akan

mengawang-awang, kalau tidak diungkapkan dandilembakan dalam masyarakat, seperti dengan

hukum.

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 22/23

Perbedaan Hukum dan Moral

Hukum Moral

Dikodifikasi secara sistematis dan formal Tidak dikodifikasi secara sistematis dan

formal

Norma yuridis lebih pasti dan objektif norma moral lebih bersifat subjektif danmasih diperdebatkan.

Membatasi diri pada tingkah laku lahiriah

saja

Menyangkut sisi lahiriah dan skap batin

seseorang.

Dapat dipaksakan Tidak dapat dipaksakan.

Didasarkan pada kehendak masyarakat Didasarkan pada norma-norma moral

7/28/2019 05 ETIKA

http://slidepdf.com/reader/full/05-etika 23/23

Referensi

• Bertens, K.(2001) Etika, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, cet. Ke-6, Bab 1.

• Kattsoff, L. O. (1953) Elements of Philosophy,

New York: The Ronald Press Company, terj.

Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat,

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004, cet. Ke-9, Bab

16