04. penanggulangan bencana dan intervensi krisis
DESCRIPTION
gadar krisisTRANSCRIPT
BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS
TIM CMHN
TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya
bencana Mengidentifikasi respons individu
terhadap bencana Mengenali tanda dan gejala pasien yang
mengalami krisis Mempraktekkan langkah-langkah
sistematis yang dapat dilakukan saat menghadapi pasien yang mengalami krisis
Menilai keberhasilan intervensi krisis yang telah dilakukan
Merujuk pasien krisis yang memerlukan penanganan lanjutan
BENCANA
Kejadian yang disebabkan oleh manusia ataupun alam yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran sehingga perlu bantuan orang lain untuk memperbaikinya
Kejadian yang membutuhkan usaha ekstra keras (luar biasa)untuk menanganinya; lebih dari respon terhadap situasi kedaruratan biasa
http://www.kkinj.org/Images/Res/tsunami_aceh2004.jpg
PENYEBAB Perubahan alam : gunung meletus, gempa bumi,
banjir bandang, angin topan, tsunami, angin puting beliung, wabah.
Buatan manusia : teror bom, konflik akibat pertikaian yang berkepanjangan.
Bencana biasanya disertai oleh benda- benda yang berbahaya; yang dapat mengancam kehidupan, kesehatan atau harta benda yang dimiliki oleh manusia
PROSES TERJADINYA BENCANA
Non Bencana Pasca Bencana Bencana
Stabil
Pra bencana
bencana
Trauma
Krisis
Emerg
Rekonst
PROSES TERJADINYA BENCANA
Kondisi non bencana adalah kondisi tidak ada bencana pada lokasi rawan bencana
Kondisi bencana ditandai dengan mulai terjadinya bencana hingga 24 jam setelah bencana.
Kondisi pasca bencana adalah lebih dari 24 jam setelah terjadi bencana.
RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA
1. Reaksi individu segera (24 jam) setelah bencana adalah :
Tegang, cemas, panik Terpaku, linglung, syok, tidak percaya Gembira atau eforia, tidak terlalu merasa menderita Lelah, bingung Gelisah, menangis, menarik diri Merasa bersalah
http://www.oxfam.org.au/world/emergencies/tsunami/images/aceh.jpg
RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA
2. Minggu pertama – ketiga setelah bencana Ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, kesulitan
tidur Khawatir, sangat sedih Mengulang-ulang flashback kejadian Bersedih Reaksi positif yang masih dimiliki : berharap atau
berpikir tentang masa depan, terlibat dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan
Menerima bencana sebagai takdir
http://msnbcmedia.msn.com/j/msnbc/Components/Photos/050207/050207_tsunami_aceh_hmed_8a.hmedium.jpg
RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA
3. Lebih dari minggu ketiga setelah bencana Reaksi yang diperlihatkan dapat menetap
dan dimanifestasikan dengan: Kelelahan Merasa panik Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan
berpikir tidak realistis Tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri Kecemasan yang dimanifestasikan dengan
gejala fisik : palpitasi, pusing, letih, mual, sakit kepala, dll
"WIFE PLAYS AN IMPORTANT ROLE IN THE LIFE OF FISHERIES WORKERS..",
Photo by Dushiyanthini Kanagasabapathipillai
RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA
Pada sebagian korban selamat dapat terjadi gangguan mental akut yang timbul beberapa minggu hingga berbulan-bulan sesudah bencana.
Bentuk gangguan tersebut antara lain : reaksi akut terhadap stres, berduka dan berkabung, gangguan mental yang terdiagnosis, gangguan penyesuaian, gangguan mental yang kambuh kembali atau semakin berat dan psikosomatis.
CARA MENGELOLA BENCANA 1. Program antisipatif untuk kondisi pra
bencana Non & Pra bencana2. Tindakan segera untuk kondisi segera
setelah bencanaBencana/ emergency
3. Pemulihan untuk kondisi pasca bencana. Rekonstruksi
PROGRAM ANTISIPATIF
Pada lokasi-lokasi yang diperkirakan mengalami bencana perlu dilakukan tindakan antisipasi agar masyarakat dapat melakukan tindakan yang tepat apabila terjadi bencana.
Masyarakat perlu diajarkan beberapa hal yang merupakan tanda-tanda bencana, mengingatkan bencana yang pernah terjadi sebelumnya, mobilisasi dan evakuasi jika perlu.
TINDAKAN SEGERA SETELAH BENCANA1.Tingkat I bantuan emergensi medik lokal; misalnya kebakaran pada satu rumah, tenggelam, kecelakaan lalu lintas.
2. Tingkat II bantuan yang lebih luas; yang melibatkan satu propinsi, misalnya kecelakaan atau bom di satu gedung atau area khusus.
3. Tingkat III penanganan bencana sudah membutuhkan bantuan yang melibatkan satu negara, seperti gempa bumi, angin ribut, banjir bandang, air bah dll.
PEMULIHAN Tindakan perbaikan : pembangunan
kembali sarana fisik yang rusak, sekolah dan bekerja kembali serta melanjutkan kehidupan sesuai dengan kondisi saat ini.
Prevensi primer ditujukan bagi masyarakat yang tidak terganggu mentalnya sedangkan prevensi sekunder ditujukan bagi masyarakat yg menunjukkan masalah psikososial dan gangguan jiwa
PEMULIHAN Fase penataan dilakukan terhadap
infrastruktur yang rusak dan membangun kembali sistem kehidupan bermasyarakat.
Fase mitigasi : merancang aktivitas-aktivitas
yang berorientasi pada masa depan untuk mencegah bencana sekunder yang akan terjadi atau meminimalkan dampak bencana
INTERVENSI SAAT BENCANA
1. Segera (24 jam) setelah bencanaPertolongan kedaruratanMemenuhi kebutuhan dasar
2. Minggu pertama – ketiga setelah bencana
3. Setelah minggu ke tiga bencana Intervensi psikososial secara
umum Intervensi psikososial secara
khusus Evaluasi dan rujukan
INTERVENSI PSIKOSOSIAL UMUM Identifikasi individu dengan koping in efektif Bina hubungan saling percaya Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak Mobilisasi dukungan sosial (tapi jangan
memaksa) Cegah timbulnya bahaya yang lain Mulai berkomunikasi (verbal dan non verbal) Sampaikan bahwa semua korban bencana
merasakan perasaan yang sama Tetap mensupervisi perawatan sampai
reaksi berlalu
INTERVENSI PSIKOSOSIAL KHUSUS
Konseling trauma, Konseling berduka Bimbingan antisipasi Konseling krisis Konseling untuk menyelesaikan masalah
KONSELING TRAUMA
Dengarkan ungkapan perasaan dgn penuh perhatian
Tanya & klarifikasi u/ m’gali lagi pengalamannya Coba u/ memahami penderitaan yg dialami oleh
pasien & keluarga Sampaikan bhw sdr akan selalu membantu &
perlihatkan bhw memahami apa yg dirasakan Sampaikan bhw orang lainpun mengalami hal yg
sama bila mengalami kejadian yg dialami Bicarakan cara terbaik yg dpt dilakukan untuk
mengatasi masalah
KONSELING PROSES BERDUKA Pendekatan dengan lemah lembut Tanyakan ttg kondisi keluarganya &
kmdn bicarakan ttg korban yg meninggal
Motivasi u/ berbagi informasi ttg keluarga yg meninggal
Fokuskan pembicaraan pada hubungan dgn orang-orang terdekat sebelum bencana dan arti kehilangan secara pribadi
BIMBINGAN ANTISIPASI Bantu pasien u/ menerima bhw reaksi yg
diper-lihatkan adalah normal shg dpt mengurangi rasa tdk berarti & putus asa
Informasikan ttg stress yg alamiah & intensitas perasaan dpt berkurang seiring dg berjln waktu
Lakukan pertemuan2 yg berisi informasi2 yg perlu diketahui korban
Fokuskan pd kekuatan kelompok u/ menghadapi krisis secara bersama-sama, tidak difokuskan pd reaksi akibat stres secara individu
KONSELING KRISIS Bersama pasien mengidentifiksi masalah yg
menyebabkan ia meminta pertolongan Bantu pasien u/ membuat daftar alternatif &
strategi u/ mengatasi masalahnya Bantu pasien u/ menilai dukungan sosial yg
tersedia Bantu pasien u/ mengambil keputusan yg
tepat bagi dirinya Bantu pasien u/ melaksanakan keputusan yg
sdh diambil Mendiskusikan persepsi pasien ttg
kemampuan- nya
KONSELING UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
Mengidentifikasi masalah Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah
melalui curah pendapat Bandingkan keuntungan dan kerugian dari setiap
penyelesaian masalah Identifikasi solusi yang paling sesuai u/ pasien Implementasikan bentuk penyelesaian yg telah
dipilih
EVALUASI DAN RUJUKANKriteria kasus yang perlu dirujuk : Kasus-kasus gangguan mental Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak
memperlihatkan perubahan setelah 3 minggu dilakukan intervensi oleh perawat
Korban yang mengalami disfungsi Korban yang berniat bunuh diri Penyalahgunaan alkohol / obat-obatan Kekerasan fisik dalam keluarga Kelompok resiko tinggi
TERIMA KASIH