04. bab ii landasan teori
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Logam Berat
Logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih besar dari 5 gram
cm-3
dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Di lingkungan apabila logam
berat mencemari dengan tingkat pencemaran yang tinggi dapat berdampak buruk
bagi kesehatan manusia. Keberadaan logam berat di alam dapat berasal dari
proses yang terjadi secara alami seperti pengendapan, pembusukan tumbuhan dan
hewan yang telah mati, ataupun logam berat yang berasal dari proses industri.
(Sulistyowati, 2005)
2.1.2 Karakteristik Sampel Logam Berat
2.1.2.1 Logam Arsenik (As)
Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor,
dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan
juga beracun.Arsenik memiliki berat jenis 1,97 dan 5,73. (Sulistyowati, 2005)
2.1.2.2 Logam Raksa (Hg)
Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur
kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan
logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur
(bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu
kamar. Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer,
6
barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan
pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau
termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang
dimilikinya. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses reduksi dari cinnabar
mineral. Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar
menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20%
volumenya terendam.
2.1.2.3 Logam Kromium (Cr)
Kromium memiliki nomor atom 24 dan bersifat tahan korosi serta dapat
dipoles (mengkilat), sehingga digunakan untuk melapisi produk kendaraan,
ornament bangunan, dan sebagainya. Kromium memiliki massa atom 51.9661
g/mol, massa jenis dalam suhu kamar 7,15 gr/cm3, dan massa jenis pada titik lebur
2180 K (1907 o C) sebesar 6,3 g/cm
3.
2.1.2.4 Logam Kobalt (Co)
Kobalt memiliki nomor atom 27 dengan berat atom 58,9333 dan densitas
8,9 gram cm-3
. Warna: sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan Penggolongan:
Metalik Ketersediaan: unsur kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang
mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. contoh besar Dan
kecil unsur kimia. Unsur kimia kobalt juga merupakan suatu unsure dengan sifat
rapuh agak kerasdan mengandung metal serta kaya sifat magnetis.
2.1.2.5 Logam Kadmium (Cd)
Kadmium mempunyai nomor atom 48 dengan berat atom 112,41 dan
densitas 8,65 gram cm-3
. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang
7
berbahaya karena dapat terendap dalam pembuluh darah. Kadmium berpengaruh
terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh
khususnya hati dan ginjal. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1
ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah
yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah
diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti
timbal. (Sulistyowati, 2005)
2.1.3 Metode Analisis Aktivasi Netron (AAN)
Analisis Aktivasi Netron adalah salah satu metode analisis unsur dalam hal
teknik kimia nuklir yang memanfaatkan paparan sinar gamma (γ) dari sebuah
sampel uji, kemudian dikonversikan ke dalam sebuah data cacahan oleh alat
spektrometri yang nantinya dapat diketahui unsur-unsur yang terkandung dalam
sampel uji (Sulistyowati, 2005).
Cuplikan yang akan dianalisis dalam aktivasi netron diiradiasi dengan
sumber netron. Inti atom unsur-unsur yang berada dalam cuplikan akan
menangkap netron dan berubah menjadi radioaktif karena telah mengalami reaksi
inti yang disebut reaksi aktivasi netron. Reaksi ini yang paling sering terjadi dan
banyak digunakan dalam analisis adalah reaksi (n,γ). Cuplikan yang telah menjadi
radioaktif tersebut dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif. Sinar-γ yang
dipancarkan oleh setiap isotop/unsur dalam cuplikan dapat diidentifikasi dengan
teknik spektrometri-γ. Untuk analisis kualitatif dilakukan berdasarkan penentuan
tenaga sinar-γ, sedangkan untuk analisis kuantitatif dilakukan dengan menentukan
intensitas sinar-γ tersebut.
Secara skematis prinsip dasar analisis aktivasi netron (AAN) ditunjukkan
pada Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 Pri
(a) Cuplikan terdiri atas bahan dasar ( o ) dan unsur kelumit (∆ )
(b) Cuplikan diiradiasi dengan neutron dan membuat beberapa atom menjadi
radioaktif (● dan ▲)
(c) Sinar yang dipancarkan oleh cuplikan menyingkap data kualitatif dan
kuantitatif unsur-unsur dalam cuplikan.
2.2 Tinjauan Sistem Informasi Geografis
2.2.1 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografi
komputer, yang digunakan untuk
keterangan-keterangan (atribut) permukaan bumi (geografis) baik berupa dua
dimensi atau tiga dimensi
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menganalisis, menampilkan
hal-hal menyangkut kondisi permukaan bumi.
Untuk menciptakan suatu SIG yang handal,
komponen penyangga, diantaranya :
Secara skematis prinsip dasar analisis aktivasi netron (AAN) ditunjukkan
pada Gambar 2.1 berikut ini.
.1 Prinsip dasar Analisis Aktivasi Netron (AAN)
Cuplikan terdiri atas bahan dasar ( o ) dan unsur kelumit (∆ )
diiradiasi dengan neutron dan membuat beberapa atom menjadi
● dan ▲)
Sinar yang dipancarkan oleh cuplikan menyingkap data kualitatif dan
unsur dalam cuplikan. (Sulistyowati, 2005)
Tinjauan Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer, yang digunakan untuk memberikan informasi yaitu terkait dengan
keterangan (atribut) permukaan bumi (geografis) baik berupa dua
atau tiga dimensi. Selain itu, SIG juga memiliki peranan untuk
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menganalisis, menampilkan, dan keluaran
hal menyangkut kondisi permukaan bumi.(GIS Konsorsium Aceh-Nias, 2007)
Untuk menciptakan suatu SIG yang handal, diperlukan beberapa
komponen penyangga, diantaranya :
8
Secara skematis prinsip dasar analisis aktivasi netron (AAN) ditunjukkan
diiradiasi dengan neutron dan membuat beberapa atom menjadi
Sinar yang dipancarkan oleh cuplikan menyingkap data kualitatif dan
(SIG) adalah suatu sistem informasi berbasis
memberikan informasi yaitu terkait dengan
keterangan (atribut) permukaan bumi (geografis) baik berupa dua
Selain itu, SIG juga memiliki peranan untuk
dan keluaran
Nias, 2007)
diperlukan beberapa
9
a. Perangkat Keras (Hardware)
Sistem Informasi Geografis membutuhkan perangkat komputer yang
memiliki spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi
lainnya untuk menjalankan perangkat lunak SIG, seperti kapasitas Memory
(RAM), Hard-disk, Prosesor serta VGA Card. Hal tersebut disebabkan
karena data-data yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data
raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses
analisanya membutuhkan memory yang besar dan prosesor yang cepat.
b. Perangkat lunak (Software)
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang
mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi
geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen
software SIG adalah:
� Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
� Tools yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi.
� Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada
tool geografi.
c. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara
fundamental SIG bekerja dengan dua tipe model data geografis yaitu model
data vektor dan model data raster.
10
d. Model Data Vektor
Informasi posisi berupa point, garis dan polygon disimpan dalam
bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang
koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai
kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona
project disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup.
e. Model Data Raster
Model data ini erdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil
scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel
memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut
digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak
jauh dari sebuah satelit, masing-masing pixel direpresentasikan sebagai
panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi
dan diterima oleh satelit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel.
Pada image hasil scanning, masing-masing pixel merepresentasikan
keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-point tertentu pada image
hasil scanning tersebut. Dalam SIG, setiap data Geografis memiliki data
tabular yang berisi informasi spasial.
f. Sumber Daya Manusia
Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa campur tangan
manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat
diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem
Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu, dari tingkat
11
spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada
pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka
sehari-hari.
g. Metode
Sistem Informasi Geografis yang baik memiliki keserasian antara
rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, model dan implementasi
akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan (GIS Konsorsium Aceh Nias,
2007).
Dengan adanya komponen-komponen tersebut di atas, SIG memiliki
kemampuan yang lebih unggul bila dibandingkan dengan sistem informasi yang
lain. Kemampuan Sistem Informasi Geografis diantaranya :
a. Memetakan letak
Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer
dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature)
yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan
layer customer. Layer-layer tersebut kemudian disatukan dengan
disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti
halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya
dalam keseluruhan peta.
Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak
suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat
digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari
tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.
12
b. Memetakan kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan
dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling
sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari
tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan
untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari
masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan
pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa.
c. Memetakan kerapatan (densitas)
Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari feature-
feature, di wilayah yang mengandung banyak feature mungkin akan
mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai
konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat
mengubah bentuk konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk
dipahami dan seragam, misal membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2,
dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas
kerapatan.
d. Memetakan perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta
historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang
akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
13
Disamping SIG memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan Sistem
Informasi yang lain, SIG juga memiliki kelemahan dan kesalahan. Kelemahan dan
kesalahan yang terjadi karena biasanya orang menganggap data digital berkualitas
lebih tinggi dari pada data konvensional atau data yang terdapat dalam rekaman
analog. Hal ini disebabkan :
a. Pemakai berpandangan bahwa jika menggunakan teknologi yang sudah
berkembang maka kualitas data juga berkembang.
b. Data dijital mempunyai kisaran produk yang jauh lebih besar
dibandingkan data analog.
Bila sumber daya manusia yang menangani SIG tidak terlalu peduli tentang
keakuratan data spasial (pada skala kecil), akan menyebabkan:
a. Pemilihan lokasi yang salah.
b. Identifikasi pola yang salah.
c. Turunan data yang salah.
d. Kegagalan mendapatkan hubungan yang sebenarnya.
e. Diperoleh keputusan yang tidak memuaskan dan menghabiskan
biaya yang besar.
Kesalahan-kesalahan dalam SIG (Error Propagation), sumber kesalahan
dalam SIG dijumpai pada setiap tahap (akumulasi kesalahan) kesalahan dapat
dibagi dalam tiga aspek diantaranya, kesalahan umum, kesalahan variasi alami
atau pengukuran awal, dan kesalahan pengolahan. Ini menyebabkan peluang total
kesalahan akhirnya menjadi makin besar, sumber kesalahan umum diantaranya:
14
umur data, cakupan area, komponen pengamatan, pengambilan data, pengolahan
data, dan analisis data.
Sumber-sumber kesalahan ini tidak semuanya dapat dengan mudah
diperbaiki, kesalahan dalam SIG ini biasanya disebabkan; proses digitasi, proses
tumpang tindih, proses konversi vektor ke raster atau sebaliknya, derajat kedetilan
pengukuran (mungkin tidak akurat) yang dilakukan pada kenampakan spasial
sebenarnya, mengacu kepenyebaran (dispersi) kesalahan posisi dari unsur-unsur
data posisi, diduga dari standar deviasi misalnya standar deviasi rendah
menunjukan sempitnya penyebaran kesalahan posisi (presisi tinggi).
2.2.2 ArcGIS versi 9.2
ArcGIS adalah sejenis software Sistem Informasi Geografis buatan ESRI
(Environmental Systems Research Institute, Inc). Software ini dapat digunakan
dalam mendigitasi atau menggambarkan peta, menghasilkan data, dan
menganalisisnya. Digitizing tools dapat mengkonversi peta hard copy kedalam
format soft copy atau elektronik. (Wikipedia, 2009)
Untuk tahap awal penggunaan ArcGIS perlu disiapkan data masukan
geografis, yaitu : peta, fitur, atribut, imagery, dan surfaces.
2.2.2.1 Peta
Suatu peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang
terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada
skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan
proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi),
15
karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan
di peta (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007).
Unsur peta yang utama adalah bingkai peta, dan itu menyediakan pajangan
yang pokok dari informasi yang ilmu bumi. Di dalam bingkai peta, kesatuan-
kesatuan geografis diperkenalkan sebagai suatu rangkaian lapisan-lapisan peta
yang diberi penjelasan, contoh, lapisan-lapisan peta seperti jalan, sungai-sungai,
nama tempat, bangunan, tingginya permukaan, dan satelit perumpamaan.
Gambar berikut menggambarkan unsur-unsur geografis dilukiskan di dalam
peta melalui suatu rangkaian berupa lapisan-lapisan atau layer. Lambang peta dan
teks digunakan untuk menguraikan setiap unsur-unsur yang ilmu bumi.
Peta Jalan
Penggunaan Lahan
Batas Wilayah
Wilayah Perairan
Elevation
Dasar Gambar
Gambar 2.2 Format Map Layer dalam ArcGIS (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
2.2.2.2 Fitur
Sebuah fitur geografis diupayakan pendekatan yang serupa dengan rupa
bumi. Fitur geografi berupa natural seperti vegetasi, sungai tanah, jembatan, batas
negara, politik, dan sebagainya. Objek-objek tersebut direpresentasikan sebagai
titik (points), garis (lines) dan luasan area (polygons).
16
Points
Didefinisikan untuk objek-objek yang terlalu kecil dan tidak dapat
direpresentasikan oleh garis dan poligon. Points memiliki satu titik koordinat
(X,Y,Z) saja. Contoh seperti lokasi sumur, lokasi sampling, stasiun hujan, point
juga merepresentasikan titik koordinat dari GPS, atau titik ketinggian, dan
sebagainya.
Gambar 2.3 Fitur berupa titik (points).,(Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Lines
Merepresentasikan objek geografi yang berupa garis yang memiliki dua koordinat
(X,Y,Z) yang dihubungkan. Contoh objek yang berupa garis (lines) adalah jalan
raya, sungai, jaringan drainase dan sebagainya.
Gambar 2.4 Fitur berupa lines (garis)., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
17
Polygons
Adalah area tertutup yang berupa lokasi homogen seperti administrasi, jenis
tanah, jenis penggunaan lahan, dan sebagainya.
Gambar 2.5 Fitur berupa Area (polygons)., (Sumber : ArcGIS Desktop Help).
2.2.2.3 Atribut
Atribut adalah informasi yang menyampaikan peta-peta deskriptif melalui
lambang peta, warna-warna, dan label-label. Di dalam Sistem Informasi Geografis
atribut diatur dalam sebuah tabel tertentu yang masih berkaitan dengan database.
Gambar 2.6 Atribut berupa baris dan kolom., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Deskripsi data ditentukan dalam sebuah tabel, tabel tersebut memiliki baris
dan kolom. Pembagian isian baris dan kolom disesuaikan dengan kebutuhan.
18
2.2.2.4 Imagery
Imagery adalah suatu struktur data raster yang diperoleh dari foto satelit-
satelit dan pesawat terbang serta diatur sebagai suatu tipe data raster yang terdiri
atas sel-sel yang tertata dalam susunan baris-baris dan kolom-kolom.
Gambar 2.7 Konsep nilai Imagery berupa pixel., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Tipe sumber gambar juga bergantung pada kemampuan kamera yang
digunakan, yang nantinya digunakan sebagai georeferenced untuk menandai
lokasi tertentu.
Gambar 2.8 Contoh jenis-jenis Imagery., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Imagery juga umum digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
terlihat maupun yang tidak terlihat yaitu berupa spektrum elektromagnetik.
Sebuah sistem multispectral telah digunakan oleh satelit-satelit LANDSAT yang
merekam imagery dalam tujuh saluran (bands), dimana setiap saluran memiliki
19
panjang gelombang yang berbeda. Masing-masing peralatan dalam setiap saluran
mampu merekam dalam satuan terpisah.
Gambar 2.9 Contoh imegary berupa spektrum., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
2.2.2.5 Surfaces
Suatu permukaan menguraikan suatu nilai tertentu untuk setiap titik di muka
bumi. Sebagai contoh, elevation permukaan, curah hujan, kepadatan penduduk,
dan penyajian-penyajian di bawah permukaan tanah yang berhubungan dengan
geologi. Berikut contoh lain surfaces :
Garis kontur
Garis imajiner yang menghubungkan titik-titik di muka bumi dengan nilai yang
sama.
Gambar 2.10 Garis kontur., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Kontur Daerah
Sebuah area yang menunjukkan rentang nilai tertentu, seperti, curah hujan
tahunan antara 25 CM dan 50 CM per tahun.
20
Gambar 2.11 Kontur daerah curah hujan., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
Raster Dataset
Raster dataset adalah matrik dari sel dimana setiap sel mewakili suatu ukuran dari
variabel yang berkelanjutan. Contoh, Digital Elevation Model (DEM) untuk
mempresentasikan rupa bumi.
Gambar 2.12 Digital Elevation Model (DEM)., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
TIN Layer
Model TIN (Triangulated Irregular Network) yaitu data struktur yang terdiri atas
titik seperti elevasi muka bumi yang dihubungkan oleh jaringan segitiga. Sama
halnya dengan DEM tapi TIN merupakan model dengan pendekatan interpolasi
beberapa titik yang memiliki nilai ketinggian.
21
Gambar 2.13 Triangulated Irregular Network ., (Sumber : ArcGIS Desktop Help)
2.2.3 Pengolahan Data Dalam ArcGIS Spatial Analyst
Untuk mengolah data raster ataupun vektor di dalam ArcGIS yang nantinya
akan dianalisis mengenai berbagai bentuk permukaan bumi, dapat dilakukan
dengan metode interpolasi. Proses interpolasi adalah mengisi kekosongan data
dengan metoda tertentu dari suatu kumpulan data untuk menghasilkan sebaran
yang kontinyu. Dalam ArcGIS Spatial Analyst terdapat beberapa metode
interpolasi, yaitu :
a. Metode Inverse Distance Weighted (IDW)
Inverse Distance Weighted adalah sebuah metode yan mengambil
asumsi bahwa tiap titik input mempunyai pengaruh yang bersifat local yang
berkurang terhadap jarak. Metoda ini memberi bobot lebih tinggi pada sel
yang terdekat dengan titik data dibandingkan sel yang lebih jauh. Titik-titik
pada radius tertentu dapat digunakan dalam menentukan nilai luaran untuk
tiap lokasi.
22
b. Metode Spline
Spline adalah metode metoda interpolasi yang biasa digunakan untuk
mendapatkan nilai melalui kurva minimum antara nilai-nilai input. Metoda
ini baik digunakan dalam membuat permukaan seperti ketinggian
permukaan bumi, ketinggian muka air tanah, ataupun konsentrasi polusi
udara. Kurang bagus untuk siatuasi dimana terdapat perbedaan nilai yang
signifikan pada jarak yang sangat dekat. Jika dipilih metoda Spline maka
ada pilihan tipe Regularized dan Tension. Regularized membuat permukaan
halus sedangkan Tension mempertegas bentuk permukaan sesuai dengan
fenomena model
c. Metode Kriging
Metode Kriging mengambil asumsi bahwa jarak atau arah antara titik
satu dengan yang lain mencerminkan suatu korelasi ruang. Hubungan
korelasi ruang ini dapat digunakan untuk menjelaskan variasi di dalam
permukaan. Dengan asumsi tersebut maka dapat ditentukan harga suatu titik
tanpa harus melakukan pengukuran, asalkan masih dalam satu wilayah.
2.2.4 Garis Kontur
Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik
dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta
yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama. Nama
lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian sama +25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur
23
disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan
tanah.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi
slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang
permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta
timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis
atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak
garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang
mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk
garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Kegunaan dari garis kontur adalah menunjukkan bentuk ketinggian di
permukaan tanah. Selain itu, garis kontur juga dapat digunakan untuk :
a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara
dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai
kemiringan tertentu.
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling
terlihat.
24
2.3. Hipotesis
Dengan pendekatan kondisi lingkungan, letak astronomis dari lokasi
sampling, dan penggunaan perangkat lunak untuk pemetaan maka distribusi
logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd yang terkandung dalam air sungai dapat
ditunjukkan dalam peta.