03220052.pdf

80
ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP PENJUALAN (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar Besar Malang) SKRIPSI Diajukan Kepada : Dekan Fakultas Ekonomi UIN Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh ETY MASLAHAH NIM : 03220052 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2007

Upload: idiel-haq

Post on 20-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 03220052.pdf

ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP PENJUALAN (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar

Besar Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada : Dekan Fakultas Ekonomi UIN Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh

ETY MASLAHAH NIM : 03220052

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2007

Page 2: 03220052.pdf

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP PENJUALAN (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar

Besar Malang)

SKRIPSI

Oleh

ETY MASLAHAH NIM : 03220052

Telah Disetujui 19 September 2007

Dosen Pembimbing,

DR. MASYHURI, Ir., MP

Mengetahui :

Dekan ,

Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA NIP.150231828

Page 3: 03220052.pdf

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP PENJUALAN (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar

Besar Malang)

SKRIPSI

Oleh

ETY MASLAHAH NIM : 03220052

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Pada 28 September 2007

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan 1. Ketua

Drs. Surjadi, SE., MM : ( )

NIP. 2. Sekretaris/Pembimbing

DR. Masyhuri, Ir., MP : ( ) NIP. 3. Penguji Utama

Drs. Nur Asnawi, MA : ( ) NIP. 150295491

Disahkan Oleh :

Dekan,

Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA NIP. 150231828

Page 4: 03220052.pdf

SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini saya :

Nama : Ety Maslahah

NIM : 03220052

Alamat : Mertojoyo Selatan Gg I, No 21 Malang

Menyatakan bahwa “SKRIPSI” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri ( UIN) Malang, dengan judul:

ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP PENJUALAN (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl Sersan Harun Pasar Besar Malang)

Adalah hasil karya sendiri, bukan “Duplikasi” dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Ekonomi, akan tetapi menjadi tanggungjawab saya sendiri. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

Malang, 19 September 2007 Hormat saya, ETY MASLAHAH NIM ; 03220052

Page 5: 03220052.pdf

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku kepada orang-orang yang berjasa dalam

hidupku

Kedua orangtuaku yang telah bekerja keras demi aku

Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing dan mendidikku

Teman-temanku semua dimanapun berada

Page 6: 03220052.pdf

MOTTO

¨¨ ¨¨≅≅≅≅ yy yymmmm rr rr&&&& uu uuρρρρ ªª ªª!!!! $$ $$#### yy yyìììì øø øø‹‹‹‹ tt tt7777 øø øø9999 $$ $$#### tt ttΠΠΠΠ §§ §§���� yy yymmmm uu uuρρρρ (( ((#### 44 44θθθθ tt tt//// ÌÌ ÌÌ hh hh����9999 $$ $$#### 44 44

Artinya : Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS

AL-Baqoroh : 275)

Page 7: 03220052.pdf

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat, Nikmat, dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW pembawa

kebenaran yang patut kita ikuti jejaknya sampai ahkir hayatnya.

Dengan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“ ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP PENJUALAN “ (Pada

Pedagang Buah di sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar Besar Malang).

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu

dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan

rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Malang.

2. Bapak Drs. HA. Muhtadi Ridwan, MA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi UIN Malang.

3. Bapak DR. Masyhuri, Ir., MP selaku dosen pembimbing berkat

kesabaran beliau dalam membimbing dan memberi arahan serta

masukan yang amat berguna bagi penulis sehingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Page 8: 03220052.pdf

4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi yang telah mengajarkan ilmunya

kepada penulis selama belajar di universitas ini.

5. Seluruh staf Fakultas Ekonomi yang telah membantu bagian

administrasi.

6. Bapak, Ibu, dan adiku tercinta, atas dukungan dan doa selama ini

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kak sham yang telah memotivasi, membantu dan berbagi baik

suka maupun duka.

8. Seluruh teman-temanku angkatan 2003 dan semua yang tidak bisa

aku sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini, atas perhatian dan masukan

kami ucapkan terimakasih.

Malang, 19 September 2007

Penulis

( ETY MASLAHAH )

Page 9: 03220052.pdf

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….... i HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………..………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..…...v MOTTO…………………………………………………………………………vi KATA PENGANTAR………………………………………..………………. vii DAFTAR ISI…………………………………………………………..…….… ix DAFTAR TABEL……………………………………………………….…….. xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xiii ABSTRAK………………………………………………………………… .... xiv BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………………………….. 1 B. Rumusan masalah……………………………...……………..... 4 C. Tujuan penelitian………………………………………………. 5 D. Manfaat penelitian …………………………………………...... 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian terdahulu…………………………………………… 6 B. Kajian teori……………………………………………………… 8

1. Lokasi usaha………………………………………………... 8 2. Memilih lokasi bisnis eceran……………………………. . 10 3. Pedagang kaki lima…………………………………..…… 13 4. Karakteristik pedagang kaki lima……………….............. 15 5. Faktor penyebab timbulnya PKL…………………........... 17 6. Penjualan……………………………………… ………..… 18 7. Tujuan penjualan………………………………………...... 19 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan. 19 9. Proses penjualan……………………………………...…… 21 10. Hubungan lokasi usaha dengan penjualan…………….. 22 11. Lokasi dan penjualan dalam perspektif islam…………. 23 12. Kerangka pikir……………………………………...……... 24 13. Model hipotesa……………………………………………. 26 14. Hipotesa………………………………………………….… 26

BAB III : METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian…………………………………………….. . 28 B. Jenis penelitian………………………………………………... 28 C. Sumber data…………………………………………………… 29

Page 10: 03220052.pdf

D. Metode pengumpulan data………………………………….. 30 E. Definisi operasional variabel ………………………………... 31 F. Skala Pengukuran…………………………………………….. 33 G. Instrumen Penelitian………………………………………….. 32

1. Validitas……………………………………………………. 34 2. Reliabelitas………………………………………………… 35

H. Tehnik Analisis Data…………………………………………. 36 1. Analisisdeskriptif…………………………………………. 36 2. Analisis regresi linier berganda……………………….… 36

BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian………………………… 40 B. Hasil Penelitian……………………………………………….. 41

1. Karakteristik responden…………………………………. 41 2. Gambaran distribusi item……………………………….. 45 3. Uji validitas……………………………………………….. 51 4. Uji reliabilitas……………………………………………… 52 5. Analisis regresi linier berganda…………………………. 53

C. Pembahasan hasil penelitian ………………………………... 54 1. Analisis dan interpretasi secara simultan……………… 54 2. Analisis dan interpretasi secara parsial………………… 55 3. Analisis dan interpretasi variabel dominan…………… 57

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………. 60 B. Saran……………………………………………………………. 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: 03220052.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel.3.1 : Konsep, variabel, indikator dan item……………………….. 32

Tabel.4.2 : Tabel karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.. 42

Tabel.4.3 : Tabel karakteristik responden berdasarkan perkawinan… 42

Tabel.4.4 : Tabel karakteristik responden berdasarkan pendidik…….. 43

Tabel.4.5 : Tabel karakteristik responden berdasarkan usia……...…… 44

Tabel.4.6 : Tabel karakteristik sarana jual responden………………….. 44

Tabel.4.7 : Tabel distribusi frekuensi item variabel kemudahan untuk

dilihat………………………………………………………...… 45

Tabel.4.8 : Tabel distribusi frekuensi item variabel kemudahan untuk

dikunjungi…………………………………………………........ 47

Tabel.4.9 : Tabel distribusi frekuensi item variabel kesesuaian dengan

sarana jual……………………………………………………... 48

Tabel.4.10 : Tabel distribusi frekuensi item variabel realisasi ……. …. 50

Tabel.4.11 : Tabel hasil uji validitas……………………………………...… 51

Tabel.4.12 : Tabel hasil uji reliabilitas………………………………...……. 52

Tabel.4.13 : Rekapitulasi hasil regresi linier berganda…………...……… 54

Page 12: 03220052.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka pikir…………………………………….…………. 25

Gambar 2.2 : Model hipotesa…………………………………...……….…. 26

Page 13: 03220052.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data jawaban responden

Lampiran 2 : Frekuensi jawaban responden

Lampiran 3 : Uji validitas dan uji reliabilitas

Lampiran 4 : Analisis regresi linier berganda

Lampiran 5 : Daftar kuesioner

Page 14: 03220052.pdf

ABSTRAK

Maslahah, Ety. 2007, SKRIPSI. Judul: Analisis Lokasi Usaha Terhadap Penjualan (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar Besar Malang.

Pembimbing : DR. Masyhuri, Ir., MP Kata Kunci : Lokasi usaha, penjualan Tempat/lokasi usaha merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha, terutama bagi para PKL disepanjang Jl. Sersan Harun pasar besar Malang. Keberadaannya yang cenderung bertahan di lokasi tersebut menarik untuk diteliti. Padahal kita ketahui tempat/lokasi tersebut dilarang oleh pemerintah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pemilihan lokasi usaha berpengaruh terhadap penjualan para pedagang tersebut sehingga mereka tetap bertahan. Penelitian ini merupakan penelitian explanatory dengan pendekatan surve. Jumlah sampel sebanyak 64 orang , sedangkan teknik pengambilan menggunakan Acak Sederhana. Variabel bebasnya terdiri dari kemudahan untuk dilihat (X1), kemudahan untuk dikunjungi (X2), kesesuaian dengan sarana jual (X3) dan variabel terikatnya adalah realisasi penjualan (Y). Pengujian instrumen menggunakan uji validitas, uji reliabelitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukan variabel kemudahan untuk dilihat (X1), kemudahan untuk dikunjungi (X2), serta kesesuaian dengan sarana jual (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap realisasi penjualan. Dari penghitungan uji F di peroleh F hitung 16,968 > F tabel 2,75. selain itu nilai Adjusted R Square yang sebesar 0,432 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 43,2 %. Dan uji t diketahui bahwa secara parsial variabel kemudahan untuk dikunjungi (X2) dan kesesuaian dengan sarana jual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya sedangkan variabel kemudahan untuk dilihat (X1) tidak berpengaruh secara signifikan dengan t hitung variabel kemudahan untuk dikunjungi (X1) sebesar -0,771 < t tabel 2,000, kemudahan untuk dikunjungi (X2) sebesar 2,522 > tabel 2,000, kesesuaian dengan sarana jual (X3) sebesar 3,237 > t tabel 2,000. Diduga ada variabel lain yang mempengrauhi dalam pemilihan lokasi usaha selain ketiga variabel diatas. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk mencari dan menyempurnakan penelitian sebelumnya.

Page 15: 03220052.pdf

ABSTRACT

Maslahah, Ety. 2007. Thesis. Title : “ Location Analysis Effort to sale (at merchant of Fruit Alongside Sergeant Harun Street Malang)

Advistor: DR. Masyhuri, Ir., MP. Key Words: Location Effort, Selling. Business location or place is one of the very important elements of the mixture marketing that is important for the existence of a business, especially for all merchants of cloister (PKL)alongside Sergeant Harun street, Malang.Its existence that tend to stay in that location is intetesting to be researched. Eventhough we know that its location or place is forbidden by the government. Therefore, this research aim is to know whether the choosing of business location variabel influences the sale of all the merchants, so that they are keen to stay. This research is a Explanatory research by using survey approach. The numer of sampel was 64 people, while the data collection used is simple random sampling. The free variables consist of the amenity to be seen (X1), the amenity to be visited (X2) and the approprianteness to the selling medium (X3) and the bound variable is the selling realization (Y0. The instrument testing used are validity test and reliability test. While the

data analysis method used is double linier regression with F test and t test .

The result of this research indicated that the amenity to be seen variable (X1), the amenity to be visited (X2) and the approprianteness to the selling medium simultaneously influence significantly to selling

realization. From the accounting of F test , it is found that F account 16,968 ≥ F table 2,75. Besides, the value of Adjusted R Square is 0,432 that means the

influence level of the free variable to the bound variable is 43,2%. And

from t test , it is found that partially the amenity to be visited (X2) and the

appropriateness to the selling medium have significance influence to the bound variable, while the amenity to be seen (X1) has no influence

significantly to t account to the amenity to be seen variable (X2) is -0,771 ≤ t table 2,000, the amenity to be visited (X2) is 2,522 ≥ t tabel 2,000, the

appropriateness to the selling medium (X3) is 3,237 ≥ t table 2,000. it is

assumed that there are other variables which influence in the choosing of business location besides those three variables above. It is suggested for the next researcher to find and complete this research.

Page 16: 03220052.pdf

املتخلص

دراسة حتليلية ىف احملالت التجارية واثرها ىف : ، البحث اجلامعي، املوضوع٢٠٠٧مصلحة، أيىت،

شراء املبيعات عند جتار الفواكه ىف شارع سرسان هارون، سوق مدينة ماالنج

.الكربى

.الدكتور مشهوري حمفوظ، املاجستري: املشرف

احملالت التجارية : الكلمات

ل هو أحد من اإلختالط الترويج مهم ىف نفوذ العمل، السيما تاجر متجول ىف هذا املعم

مع . حالتها متيل التمسك جيذب للفحص. ىف مطو الطريق سرسان هارون كبري السوق ماالنج

فلذلك، يهدف الفحص أن يعرف ما انتخاب أو قابل . أن نعرف ىف ذلك املعمل مينع احلكومة

. حىت صامدون إليهاالتغيري املعمل وجتار البيع تأثري

كل العينة بقدر أربع وستون شحصا، وأما تأخيذ . هذا الفحص كمية بقرب التحطيط

سهولة ليزار (X1)حرية أو قابل التغيري حياط بسهولة النظر . البينة يستعمل العشوائي البسيط

(X2) مناسبة بوسيلة اليبيع (X3) قة والربيطة أو قابل التغيري هو بيع حيز احلقي(Y) . كيفية ألة

وأما التحليل احلقائق يعين جتربة الرتدادلينري إضعافا بتجربة . يستعمل جتربة الصحة وطبقة القدرة

F وجتربة t .

(X3) مبناسبة الوسيلة اليبيع (X2) ليزار سهولة (X1) هذا لبحث يدل بسهولة النظر

< ١٦،٩٦٨بة ف يتحصل إحصاء ف من حماسبة جتر. متواقتا هلم معترى النفوذ ليبيع احلقيقة

املعىن تأثري حرية أو قابل التغيري للربيطة أو قابل ٠،٤٣٢إصالة التوثيق كثري ما . ٢،٧٥تغليظ ف

ومناسبة بوسيلة اليبيع (X2)وجتربة ت يعرف مغزوال سهولة ليزار %. ٤٣،٢التغيري كثري ما

(X3) ري سهولة النظروأما أوقابل التغي. معترى النفوذ الوقابل التغيري(X1) النفوذ ليس معترى

. ٢،٠٠٠تغليظ ت < ٠،٧٧١ – كثريا ما (X1)بإحصاء ت أوقابل التغيري سهولة النظر

> ٣،٢٣٧ (X3)مناسبة بوسيلة اليبيع . ٢،٠٠٠تغليظ ت < ٢،٥٢٢يعىن (X2)سهولة ليزار

يقترح الفحص . لسوى الثالثة من أوقابل التغيري تأثري اإلختار ىف املعم .٢،٠٠٠تغليظ ت

. ليبحث عن قبل اإلكتمال به

Page 17: 03220052.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Marketing mix (bauran pemasaran) adalah kombinasi dari empat

variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran

perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan tempat,

(Swastha, 2001 : 193).

Lokasi atau tempat usaha yang merupakan salah satu unsur

dalam bauran pemasaran yang memegang peranan penting dalam

menjalankan kelangsungan usaha. Ketepatan dalam pemilihan lokasi

usaha merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dan

dipertimbangkan dengan matang dalam menjalankan suatu usaha.

Sebagai salah satu unsur dari bauran pemasaran, lokasi atau tempat usaha

diharapkan dapat mendukung keberhasilannya tujuan dari program

pemasaran. Lokasi yang tepat bagi bidang usaha merupakan modal untuk

mencapai tujuan demikian juga sebaliknya pemilihan lokasi yang salah

akan menghambat segala gerak gerik usaha sehingga akan membatasi

kemampuan memperoleh keuntungan maupun kelangsungan usaha.

Seperti diketahui bahwa sebuah produk yang berkualitas baik dan

ditambah dengan promosi yang gencar, kemudian dijual dengan harga

yang menarik tidak akan dapat mencapai keuntungan yang optimal

Page 18: 03220052.pdf

apabila produksen kurang memperhatikan lokasi tempat usahanya dalam

artian lokasi itu mudah dijangkau, terletak ditempat ramai yang juga

merupakan faktor kunci dalam kemampuan pengusaha menarik

pelanggan. Dengan demikian banyaknya bentuk usaha yang dilakukan

maka setiap usaha juga membutuhkan lokasi tersendiri bagi usahanya.

Salah satu bentuk usaha yang memerlukan adanya lokasi usaha

yang tepat adalah sektor informal pedagang kaki lima. Hampir disetiap

pusat keramaian kota banyak dijumpai pedagang kaki lima, keberadaan

pedagang kaki lima sering kali tidak sejalan dengan kebijakan yang

diterapkan oleh pemerintah kota setempat, karena kehadiran pedagang

kaki lima sering kali mengakibatkan kekotoran dan merusak

pemandangan tata kota.

Keberadaanya pedagang kaki lima memang sering tidak sejalan

dengan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah. Hal ini sebagai

akibat adanya ketidaksamaan antara keinginan pemerintah daerah untuk

mengatur dan memperindah kota dengan kebutuhan ekonomi para

pedagang kaki lima. Bagi pedagang kaki lima dengan menempati lokasi

usaha yang strategis maka mereka akan memperoleh pendapatan yang

cukup besar. Sehingga dalam praktek kebijakan tata kota sektor ini sering

kali mendapat perlakuan yang kurang baik.

Page 19: 03220052.pdf

Begitu pula yang terjadi di Pasar Besar Malang yang situasinya

tidak jauh berbeda dengan pasar pada umumnya. Pasar besar banyak

dipilih oleh para pedagang sebab selain lokasinya strategis juga memiliki

bangunan permanen bertingkat dua yang cukup besar dan layak sebagai

tempat untuk membuka usaha. Para pedagang disini dibedakan menjadi

dua, yaitu pedagang yang menetap didalam bangunan dan diluar

bangunan pasar atau yang disebut pedagang kaki lima. Para pedagang

kaki lima yang berjualan diluar gedung khususnya di sepanjang Jl. Sersan

Harun sangat mengganggu jalannya transpotasi yang kerap kali

mengakibatkan macet. Lokasi dijalan ini sebenarnya dilarang oleh

pemerintah kota namun para pedagang cendrung bertahan ditempat ini.

Kebanyakan pedagang di Pasar Besar ini memang tidak memiliki tempat

atau ruang untuk berjualan. Sebagian besar mereka hanya berjualan di

emperan dan di pinggir jalan, dan alat atau sarana jual merekapun

sederhana seperti meja, kereta dorong, plastik, tikar, dan lainnya, begitu

juga barang yang mereka jualpun bervariasi misalnya: makanan,

minuman, buah-buahan, alat rumah tangga, sayur mayur, asesoris dan

masih banyak lagi. Dari pengamatan yang peneliti lakukan mayoritas

pedagang kaki lima dipasar besar menjual buah-buahan sehingga dalam

penelitian ini hanya pedagang buah saja yang akan di teliti. Walaupun

demikian para pedagang diharapkan tetap harus mempertimbangkan

sekali mengenai hal pemilihan lokasi demi kelangsungan usahanya.

Page 20: 03220052.pdf

Dengan demikian kebutuhan akan lokasi bagi aktivitas pedagang

kaki lima merupakan hal yang logis, mengingat perdagangan fisik sebagai

tumpuan kegiatan pedagang kaki lima serta dengan segala keterbatasan

kemampuan yang dimiliki, tidaklah mengherankan bila pedagang kaki

lima mengambil lokasi yang strategis dalam arti demi kelancaran

pemasaran produknya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

Dari keadaan tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan

penelitian dengan judul "ANALISIS LOKASI USAHA TERHADAP

PENJUALAN" (Pada Pedagang Buah di Sepanjang Jl. Sersan Harun Pasar

Besar Malang).

B. Rumusan Masalah

Dari persoalan umum diatas, maka secara spesifik dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah variabel pemilihan lokasi usaha yang meliputi Kemudahan

untuk dilihat (X1), Kemudahan untuk dikunjungi (X2), Kesesuaian

dengan sarana jual (X3) berpengaruh terhadap variabel realisasi

penjualan secara parsial maupun simultan ?

2. Dari variabel diatas manakah yang paling dominan pengaruhnya

terhadap penjualan ?

Page 21: 03220052.pdf

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah variabel pemilihan lokasi usaha yang

meliputi Kemudahan untuk dilihat (X1), Kemudahan untuk

dikunjungi (X2), Kesesuaian dengan sarana jual (X3) berpengaruh

terhadap variabel realisasi penjualan secara parsial maupun

simultan .

2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan

berpengaruhnya terhadap penjualan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan para pedagang kaki lima dalam

menentukan lokasi usahanya.

b. Untuk aplikasi ilmu yang didapat penulis selama kuliah.

2. Bagi Dunia Pendidikan

a. Menambah koleksi dan khasanah pengetahuan dibidang

manajemen pemasaran.

b. Sebagai salah satu bahan rujukan dalam penelitian manajemen

pemasaran selanjutnya.

Page 22: 03220052.pdf

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian serupa dilakukan oleh : Ana Lutfia (2000) dengan judul

"Pengaruh Tempat Usaha Terhadap Penjualan" (Studi pada pedagang kaki

lima di sepanjang JL H. Agus Salim Malang ). Jenis penelitian yang

digunakan adalah explanatory (penjelasan) dengan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data, tehnik data yang digunakan

adalah Simple Rondom Sampling dan penelitian ini dibatasi pada pedagang

kaki lima yang berpindah sebelum akhirnya berdagang dilokasi. Dengan

jumlah responden yang diambil sebanyak 86 orang dan metode

analisisnya menggunakan metode bevariat dan multibevariat.

Pada penelitian ini menggunakan tiga variable bebas yaitu

Kemudahan untuk dilihat orang X1, Kemudahan utnuk dikunjungi orang

X2, dan Kesesuaian dengan sarana jual X3. Sedangkan variable terikatnya

(Y) adalah variabel realisasi penjualan.

Dari hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa terdapat

pengaruh antara variable terikat (Y) terhadap variable bebas(X1) dengan

koefisien regresi berganda sebesar 0,262, t hitung 3,888, p sebesar 0,000

terhadap variable bebas (X2) koefisien regresi linier berganda 0,313, t

hitung sebesar 2,735, p sebesar 0,008 terhadap variable bebas (X3)

Page 23: 03220052.pdf

koefisien regresi linier berganda sebesar 0,219, t hitung sebesar 2,664, p

sebesar 0,009.

Dinawati, (2002) dengan judul "Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap

Penjualan " (Studi pada Rumah Makan Minang dikelurahan Lowokwaru

dan Blimbing Malang) dengan sampel yang diteliti dari 45 orang pemilik

rumah makan minang dengan menggunakan penelitian Explanatory

diketahui dari variable bebasnya adalah variable Kemudahan lokasi usaha

(X1), Situasi lokasi usaha (X2), Biaya lokasi (X3) mempunyai pengarugh

yang signifikan secara bersama sama terhadap variable terikatnya realisasi

penjualan (Y) dan varibel kemudahan lokasi usaha yang mempunyai

terhadap vareabel realisasi penjualan.

Analisa pada penelitan ini menggunakan uji korelasi berganda,

uji regresi berganda, dan uji parsial. Berdasarkan data secara statistik dari

pengolahan computer SPSS versi windows dapat dibuktikan bahwa ketiga

variable bebas diatas mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama sama terhadap variabel terikat realisasi penjualan dan dari ketiga

vareabel tersebut yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap

penjualan adalah variabel kemudahan lokasi usaha.

Perbedan penelitian ini dengan dahulu adalah terletak pada

empat, obyek dan jumlah sampel yang diambil (untuk diteliti), sedangkan

untuk analisis datanya menggunakan uji t hitung, f hitung dan regresi

linier ganda yang datanya dari hasil kuesioner yang diolah.

Page 24: 03220052.pdf

B. Kajian Teori

1. Lokasi Usaha

Berkenaan dengan unsur bauran pemasaran yang keempat yaitu

place, tempat dapat diartikan sebagai segala hal yang menunjukan pada

berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk

dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler, 1997 : 82).

Place berkaitan dengan upaya menyampaikan produk yang tepat

ketempat pasar sasaran produk yang baik dan berkualitas tidak akan

banyak artinya apabila yang baik dan berkualitas tidak akan benyak

artinya apabila tidak tersedia pada saat dan tempat yang diinginkan. Place

dalam bauran pemasaran ini adalah lokasi usaha, kebanyakan pihak

percaya bahwa keuntungan dari lokasi yang baik dapat menjadi suatu

kelemahan apabila penenpatannya salah. Lokasi yang baik dipilih untuk

usaha sangat mempengaruhi biaya dan laba. Faktor lokasi yang tepat juga

merupakan cara untuk bersaing dalam usaha menarik pelanggan. Lokasi

perlu diseleksi karena keberhasialan usaha sangat tergantung pada

pemilihan lokasi usaha yang tepat.

Pentingnya pemilihan lokasi usaha juga dikemukakan dalam

bukunya Hermawan Kertajaya (1998 : 229) bahwa ada tiga unsur penting

dalam bisnis yaitu lokasi, lokasi, lokasi.

Page 25: 03220052.pdf

Sebuah usaha yang terletak dijalan utama menjadi pertimbangan

bagi pedagang dikarenakan arus pejalan kaki menjadi faktor yang

menentukan kelangsungan usaha terutama yang berkecimpung dalam

sektor informal. Pejalan kaki merupakan salah satu sumber pemasokan

yang besar karena kebanyakan dari pejalan kaki memanfaatkan kehadiran

pedagang dan sebaliknya pedagang mendapat pendapatan dari pejalan

kaki.

Lokasi usaha memiliki pengaruh yang nyata terhadap pilihan

konsumen, hal ini dikarenakan konsumen lebih memilih membeli didekat

tempat tinggalnya, selain faktor dekat dengan tempat tinggalnya

konsumen yang melihat segi lokasi usaha diperlukan suatu kejelian dan

kecermatan dari pedagang agar tepat dalam menentukannya.

Dalam masalah penentuan lokasi toko pengecer, manajer harus

berusaha menentukan suatu lokasi yang dapat memaksimumkan

penjualan dan labanya, hal ini dimaksudkan untuk memdapatkan lokasi

yang strategis yang dapat menarik para konsumen dari pesaingnya

(Swastha, 2003 : 335).

Dari pernyataan diatas dapatlah dijelaskan bahwa lokasi usaha

merupakan hal yang cukup penting dan harus dipertimbangkan dengan

matang oleh produksen dalam upaya untuk memperoleh keuntungan

maupun demi kelangsungan usaha

Page 26: 03220052.pdf

2. Memilih Lokasi Bisnis Eceran.

Lokasi atau tempat melakukan usaha sangat besar pengaruhnya

terhadap kelancaran penjualan dalam menyampaikan barang dagangan

dari produksen kekonsumen. Lokasi yang strategis sangat menentukan

keberhasilan suatu usaha dagang namun untuk menentukannya bukan

hal mudah apabila ditengah laju pembangunan.

Pengusaha yang berhasil adalah yang paling dapat menyesuaikan

barang dan jasanya dengan permintaan pasar secara tepat, oleh karena itu

pengusaha harus memperhatikan masalah yang berkaitan dengan

ketepatan pemilihan lokasi usaha.

Menurut Swastha dan Irawan (1997 : 339) faktor yang harus

mempertimbangkan dalam menentukan daerah perbelanjan adalah:

a. Luas daerah perdagangan

b. Dapat dicapai dengan mudah

c. Pontensi pertumbuhannya

d. Lokasi toko-toko saingan

Selain itu menurut Carthy dan Parreault (1993 : 270 - 271) dalam

memasarkan barang dagangan sebaiknya memilih lokasi seperti:

a. Pusat pembelanjaan yang terencana yaitu perkumpulan toko toko

yang direncanakan sebagai suatu unit untuk memenuhi kebutuhan pasar

karena toko toko tersebut biasanya melakukan promosi bersama.

Page 27: 03220052.pdf

b. Pusat pembelanjaan yang dekat dengan perumahan yang terdiri

dari beberapa toko kebutuhan sehari hari.

c. Pusat pembelanjaan masyarakat, karena disini pedagang kaki lima

bisa mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menarik konsumen

karena padatnya populasi.

Selain faktor tersebut diatas pilihan utama dalam memilih lokasi

adalah yang berada dipusat kota dan pusat perniagaan. Karena daerah

yang memiliki kepadatan yang besar memiliki kesempatan lebih besar

mendapat perhatian konsumen untuk menarik minat mereka untuk

melihat dan akhirnya timbul keinginan membeli.

Menurut Yazid (2001 : 188) kriteria yang perlu diperhatikan

dalammemilih lokasi adalah:

a. Karakteristik dan ukuran populasi

b. Ketersediaan tenaga kerja

c. Kedekatan dengan sumber produksi

d. Promosi

e. Basis ekonomi

f. Kesesuaian dengan sarana

g. Situasi persaingan

h. Kemudahan lokasi toko

Page 28: 03220052.pdf

Sedangkan menurut Lamb, Hair and Mc Daniel (2002 : 101)

faktor-faktor yang penting dalam pemilihan sebuah lokasi adalah:

a. Karakteristik sosial ekonomis sekitarnya

b. Arus lalu lintas

c. Biaya tanah

d. Peraturan kawasan

e. Transportasi pablik

f. Keberadaan pesaing

g. Kemungkinan terlihat

h. Tempat parkir

i. Lokasi masuk dan keluar

j. Kemudahan akses

k. Keselamatan dan keamanan

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil beberapa alternatif

kesimpulan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi

adalah sebagai berikut:

a. Kemudahan untuk dilihat

b. Kemudahan untuk dikunjungi

c. Kesesuaian dengan sarana jual

Page 29: 03220052.pdf

3. Pedagang Kaki Lima

Pertumbuhan sektor informal didaerah perkotaan biasanya

tersebar dan mudah dijumpai dipusat kegiatan perdagangan kota yang

memberikan peluang permintan terhadap produk yang mereka tawarkan

seperti terminal, stasiun, trotoar, alun alun, tempat hiburan, perkotaan

dan sekitar pusat perbelanjaan. Unit usaha informal yang banyak

dijumpai dikota besar meliputi penarik becak, pemulung, kuli angkut,

tukang ojek, tukang servis, perdagang asongan, pedagang kaki keliling,

pedagang kaki lima dan sebagainya.

Pedagang kaki lima adalah orang ekonomi golongan lemah, yang

berjualan barang-barang kebutuhan sehari hari, makanan atau juga

dengan modal yang relativ kecil, modal sendiri atau orang lain, baik

berjualan ditempat terlarang ataupun tidak (Alma, 2003 : 64).

Sedangkan pengertian PKL menurut Bromley dalam Manning

dan Noer (1996 : 229). Pedagang kaki lima digambarkan sebagai

perwujudtan pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran

yang luas dan pertumbuhan yang biasa dari jenis pekerjaan sektor tersier

yang sederhana dikota didunia ketiga. Sebagai bagian dari sector informal

PKL mempunyai ciri ciri tidak jauh berbeda dari ciri ciri sektor informal

supaya dapat lebih menjelaskan pengertian konsep PKL, berikut adalah

ciri-ciri umum yang dijumpai pada PKL.

Page 30: 03220052.pdf

Menurut (Firdausi 1995 : 145) yaitu :

a. PKL umumnya sebagai mata pencaharian pokok

b. Para PKL umumnya tergolong angkatan kerja produtif

c. Tingkat pendidikan rendah

d. Sebagian besar pedagang kaki lima adalah pendatang dari daerah

dan belum memiliki status kependudukan yang sah dikota

e. Sebelum berdagang kaki lima mereka adalah buruh

f. Kemampuan wirausaha mereka umumnya lemah dan kurang

mampu menumpuk modal

g. Umumnya memperdagangkan bahan pangan, sandang dan

kebutuhan hidup dikota

Dikemukakan pula oleh Winardi (1986 : 163 - 167) ada ciri-ciri

umum yang dijumpai pada pedagang kaki lima diantaranya:

a. Perkataan kaki lima memberi konotasi bahwa mereka umumnya

menjajakan barang-barang dagangan mereka diatas gelaran tikar

atau plastik dipinggir jalan, yang biasanya dimuka toko atau

tempat lain yang dianggab strategis

b. Para pedagang kaki lima pada umumnya menjajakan bahan

makanan, minuman, barang-barang konsumsi baik tahan lama

maupun tidak tahan lama secara eceran

c. Para pedagang kakai lima umumnya bermodal kecil

d. Kwalitas barang yang dijual relatif lebih rendah.

Page 31: 03220052.pdf

e. Tawar menawar

f. Para pedagang kaki lima pada umumnya berusaha dalam kondisi

ketidakpastian dan ketidaktenagaan

g. Kelompok pedagang kaki lima ini sering dibebani dengan aneka

macam pungutan (baik pungutan resmi maupun pungutan liar)

h. Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa kelompok

pedagang kaki lima merupakan kelompok yang menduduki status

sosial yang relatif rendah

i. Menginggat pula bahwa kelompok pedagang kaki lima ini naluri

untuk bertahan amat kuat, maka pada umumnya mereka bersedia

dan siap melanggar segala macam peraturan dan ketentuan yang

bertentangan dengan kepentingan mereka

4. Karakteristik Pedagang Kaki Lima

Karakteristik pedangang kaki lima berdasarkan cara melakukan

kegiatan menurut Ernawati, Tanjung, Subekti (1995 : 17-18) dapat

dikelompokan menjadi tiga macam :

a. Pedagang kaki lima menetap

Merupakan pola kegiatan pedagang kaki lima yang dalam tata cara

pelaksanaan kegiatannya dilakukan dengan menetap pada suatu

lokasi yang tertutup atau tetap. Kegiatan dalam kelompok ini

mempunyai sifat yang hampir sama dengan tata cara yang

dijumpai pada kegiatan pedagang formal. Dengan kata lain setiap

Page 32: 03220052.pdf

konsumen yang membutuhkan pelayanannya akan datang kelokasi

penjualan.

b. Pedagang kaki lima berpindah

Merupakan bentuk kegiatan yang dalam tata cara pelaksanaan

kegiatannya hanya akan meetap pada suatu waktu tertentu saja

selama menurut mereka lokasi tersebut masih mengguntungkan

begitu seterusnya, mereka akan mencari tempat lain bila lokasi

tersebut mulai dirasa sepi dari pembeli.

c. Pedagang kaki lima berkeliling

Pola kegitan pedagang kaki lima yang dalam tata cara pelaksanaan

kegiatannya selalu berusaha mendatangi konsumen untuk

menawarkan barang atau jasa jasa yang diperdagangkan.

Sedangkan karakteristik pedagang kaki lima berdasarkan sarana

jual yang digunakan menurut Ernawati, Tanjung, Subekti (1995 : 19)

terdapat empat tipe dasar yaitu:

a. Hamparan dilantai

Pedagang kaki lima disini dalam melakukan kegiatan berjualannya

biasanya menggunakan alas seperti tikar, kain, plastik, bakul atau

meja untuk menjual barangnya.

b. Pikulan

Pedagang biasanya menggunakan sebuah atau dua keranjang

denagn cara dipikul, kelompok kegiatan dengan sarana jual

Page 33: 03220052.pdf

pikulan merupakan bentuk aktifitas perdagangan yang masih

menunjukan ciri ciri tradisional. Keranjang yang dipikul

menggunakan pikulan dan keranjang untuk menjual barangnya.

c. Meja

Pedangang dalam menjual dagangannya disini menggunakan meja

sebagai sarana jualnya. Pada kelompok yang menggunakan meja

ada yang diberi pelengkap atap dan ada yang tidak beratap, fungsi

atap tersebut adalah untuk melindungi barang maupun pedagang

itu sendiri dari cuaca hujan atau panas dan dari pengaruh debu.

d. Kereta dorong

Pedagang yang disini menggunakan kios sebagai sarana jualannya.

Bentuk kios ini dapat dikatakan mempunyai tingkatan yang lebih

maju dibanding dengan sarana jual yang lain. Kios yang

dipergunakan ada yang berupa kios permanent ataupun kios semi

permanent.

5. Faktor Penyebab Timbulnya PKL

Timbulnya sektor informal, adalah akibat adanya dualisme dalam

kegiatan ekonomi pada negara yang sedang berkembang (Alma, 2004 :

65). Diantara jenis usaha di sektor informal yang paling menojol

diperkotan saat ini usaha kaki lima, keberadan PKL telah mengalami

perkembangan yang cukup padat dan sekaligus menjadi masalah dikota

besar di Indonesia.

Page 34: 03220052.pdf

Seperti yang telah disebutkan para PKL banyak yang dari luar

daerah dan banyak yang belum menjadi penduduk kota yang sah.

Sebelum menjadi PKL, banyak dari mereka yang bekerja hanya

mengandalkan kekuatan fisik saja dengan bekerja sebagai buruh

(Firdausy, 1995 : 140).

Dalam upaya mempertahankan hidup diperkotaan, PKL

berusaha dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,

keberadaan mereka dalam kelompok yang berasal dari daerah yang sama

dapat dikatakan sebagai arena “pelatihan” mengenai strategi menghadapi

kehidupan perkotaan melalui kerabat dan kenalan tersebut mereka

mendapatkan akses untuk dapat masuk ke sektor informal.

6. Penjualan

Menurut Swastha (1990 : 10) penjualan merupakan interaksi antar

individu saling bertemu muka yang ditunjukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran

yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa menjual

merupakan usaha untuk menimbulkan kegiatan transaksi antara pembeli

dan satuan mata uang rupiah ataupun satuan moneter lainnya yang

diakui secara global diseluruh dunia.

Page 35: 03220052.pdf

7. Tujuan Penjualan

Pada umumnya semua pengusaha atau pedagang mempunyai

tujuan yang sama yaitu mendapatkan laba yang sebanyak banyaknya.

Namun hal ini bisa terjadi bila semua sesuai dengan semua yang sudah

direncanakan. Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 404) pada umumnya

perusahaan mempunyai tiga tujuan umun dalam penjualan yaitu:

a. Mencapai volume penjualan tertentu

b. Mendapatkan laba tertentu

c. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Tujuan diatas bukan hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan

atau para penjual tapi juga perlu adanya kerja sama yang baik antar

fungsionaris dalam perusahaan tersebut.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 406-408) penjualan

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

a. Kondisi dan kemampuan penjual

Disini penjual harus mampu menyakinkan kepada pembelinya

agar dapat mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.

b. Kondisi pasar

Mengetahui kondisi pasar yang akan menjadi sasaran dalam

penjualan sangatlah penting. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan seperti:

Page 36: 03220052.pdf

1) Jenis pasarnya apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar

pemerintah atau pasar penjual

2) Segmentasi pasar

3) Daya beli

4) Frekuensi pembelian

5) Kegiatan dan kebutuhan pasar

c. Modal

Modal adalah sumber dana untuk membiayai promosi dan lain-lain

agar produksi dapat dikenali oleh para calon pembelinya.

j. Kondisi organisasi perusahaan

Biasanya dalam perusahaan besar mempunyai struktur organisasi

yang mana didalamnya ditempatkan orang-orang yang memang

menguasai dalam bidangnya. Tapi lain halnya dengan perusahaan

kecil semua kegiatannya dilakukan sendiri.

k. Faktor lain

Dalam penjualan tidak mungkin terlepas dari periklanan, peragaan

pemberian sering dan semua yang berkaitan dengan penjualan

barang.

Page 37: 03220052.pdf

9. Proses Penjualan

Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 410-413) tahap-tahap

didalam proses penjualan terdiri dari:

a. Persiapan sebelum penjulan

Sebelum melakukan penjualan tenaga penjualan harus

dipersiapkan terlebih dahulu dengan memberikan pengertian

tentang barang yang akan mereka jual.

b. Penentuan pembelian potensial.

Lokasi atau tempat usaha merupakan salah satu alat ukur utnuk

mengetahui segmen pasar yang akan kita tuju untuk menentukan

karakteristik konsumen yang tepat untuk produk kita.

c. Pendekatan pendahuluan

Disini penjual harus mampu mempelajari semua masalah tentang

individu atau perusahaan yang dapat kita harapkan sebagai

pembeli.

d. Melakukan penjualan

Suatu usaha untuk memikat konsumen kemudian diusahakan

untuk mengetahui daya tarik mereka.

e. Pelayanan sesudah penjulan

Untuk mencapai kesan yang baik kepada konsumen produksen

harus mampu menekankan penjualan pada pencapaian target yang

diinginkan tetapi harus juga memberi jaminan seperti garansi,

Page 38: 03220052.pdf

pemberian jasa reparasi, penghantaran barang ke rumah agar

konsumen semakin nyakin.

10. Hubungan antara Lokasi Usaha dengan Penjulan

Lokasi adalah merupakan salah satu faktor yang penting dalam

melakukan kegiatan ekonomi yaitu perdagangan maupun usaha

sejenisnya. Pemilihan lokasi usaha yang salah akan berakibat fatal dan

sangat merugikan, karena ketika kita menjual suatu barang di suatu

tempat tanpa kita mengetahui lingkungan dan keinginan konsumen

kemungkinan besar barang yang kita tawarkan tidak akan laku. Ini bisa

saja terjadi jika apa yang kita jual tidak sesuai dengan selera konsumen

dan kurang diminati. Masalah semacam ini bisa dijadikan pertimbangan

juga oleh para produksen sebelum menjual barang atau mendirikan suatu

usaha.

Pemilihan tempat usaha yang tepat dan strategis kemungkinan

besar akan memberikan laba yang maksimum bagi para pengusaha.

Karena barang yang kita tawarkan sesuai dengan keinginan konsumen di

sekitar tempat kita mendirikan usaha. Oleh karena itu produksen dituntut

untuk lebih peka terhadap apa yang diinginklan oleh konsumennya

sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang

diinginkan konsumen.

Page 39: 03220052.pdf

Dari uraian diatas terlihat sekali hubungan antara penjualan dan

pemilihan tempat usaha yang tepat, karena pemilihan tempat usaha yang

tepat dan strategis akan lebih menjajikan laba yang banyak di timbang

kesalahan pemilihan tempat usaha yang salah. Maka dari itu sangat

penting sekali perencanaan dan pertimbangan pertimbangan sebelum

mendirikan suatu usaha.

11. Lokasi (tempat) dan Penjualan dalam Perspektif islam

ن وكـا منها كفل له يكن ةسيئ شفعة يشفع ومن هامن نصيب له يكن سنةشفعةح عيشف من

مقيتا شىء كل على اهللا

Artinya: Barang siapa yang memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan

memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi

syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari

padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (AN-NISA: 85).

كفـيال عليكم اهللا جعلتم وقد ها كيد تو بغد االمين تنقضوا وال عهدمت ااد اهللا بعهد وفواوا

تفعلون ما يعلم اهللا ان

Artinya : Dan tepatilah Perjajian dengan Allah apabila kamu berjanji dan

janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah

meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai

saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang kamu perbuat (AN-NAHL : 91)

Page 40: 03220052.pdf

Merujuk dari kedua ayat diatas bahwa suatu perbuatan yang

memberikan kebaikan kepada orang lain maka seseorang yang

melakukannya akan mendapatkan pahala dari Allah, begitu juga

sebaliknya jika seseorang atau hamba itu memberikan sesuatu atau

manfaat yang buruk kepada orang lain maka hamba tersebut juga akan

menanggungnya. Ketika kita melakukan jual beli ditempat yang dilarang

bahkan menganggu orang lain maka itu tidak akan membawa kebaikan

karena ada yang merasa dirugikan dan hal tersebut lebih baik dihindari.

Selain itu, dalam jual beli terdapat perjanjian dimana seorang

penjual akan berusaha menyakinkan pembelinya agar membeli

barangnya. Dalam islam diajarkan agar kita mengatakan yang sebenar-

benarnya tanpa ada unsur penipuan yang dapat merugikan orang lain.

12. Kerangka Berfikir

Volume penjualan besar kecilnya tergantung pada aktivitas

produksi, keberadan tempat, tingkat harga, dan pelaksanaan promosi.

Pada penelitian ini titik poinnya pada tempat, ada dugaan kuat bahwa

tempat dipengaruhi oleh 3 variabel yaitu, kemudahan untuk dilihat,

kemudahan untuk dikunjungi dan kesesuaian dengan sarana jual. Tiga

variable tersebut masing masing akan dianalisa kontribusi pengaruhnya

terhadap volume penjualan dengan alat analisi regresi ganda. Secara

lengkap dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Page 41: 03220052.pdf

Gambar 2.1 Pola Pikir

Pemasaran

Tempat Harga

Produksi Promosi

Tempat/Lokasi

Kesesuaian Dengan sarana

Jual (X3)

Kemudahan Untuk dikunjungi

(X2)

Kemudahan Untuk didilihat (X1)

Regresi Linier Ganda

Page 42: 03220052.pdf

13. Model Hipotesa

Gambar 2.2 Model hipotesa

Realisasi penjualan

14. Hipotesa

Hipotesa merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 2006 : 71).

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah :

a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kemudahan

untuk dilihat (X1), Kemudahan untuk dikunjungi (X2),

Kesesuaian dengan sarana jual (X3) sebagai variabel pemilihan

Kemudahan untuk dilihat (X1)

Kemudahan untuk dilihat (X2)

Kemudaha untuk dilihat (X3)

Page 43: 03220052.pdf

lokasi usaha terhadap variabel realisasi penjualan (Y), baik secara

simultan maupun parsial.

b. Dari ketiga variabel tersebut terdapat pengaruh variabel yang

paling dominan terhadap variabel realisasi penjualan.

Page 44: 03220052.pdf

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sepanjang Jl.

Sersan Harun Pasar Besar Malang. Adapun maksud memilih lokasi disitu

karena banyaknya pedagang kaki lima yang memilih lokasi disini untuk

berjualan, selain itu Pasar Besar juga merupakan salah satu pasar terbesar

yang mempunyai letak strategis di pusat kota.

B. Jenis Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian yang telah dibicarakan

sebelumnya maka penelitian tentang Analisis Lokasi Usaha Terhadap

Penjualan ini menggunakan penelitian explanatory. Penelitian explanatory

menurut Singarimbun (1995 : 5) merupakan penelitian yang menjelaskan

hubunga kausal antara variable penelitian dan pengujian hipotesa.

Didalam penelitian explanatory, pendekatan yang dipakai dalam penelitian

ini adalah metode survey seperti yang dikatakan Effendi (1995 : 16) bahwa

survey merupakan penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta

fakta mengenai fenomena yang ada didalam masyarakat dan mencari

keterangan secara aktual dan sistematis.

Page 45: 03220052.pdf

1. Populasi

Populasi menurut Arikunto (2003 : 120) yaitu merupakan

keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah

Pedagang Kaki Lima (PKL) khususnya pedagang buah yang berjualan di

luar bangunan pasar yang tepatnya disepanjang Jl. Sersan Harun Pasar

Besar Malang. Dalam menentukan populasi, peneliti mengambil data dari

Dinas Kota Pasar Malang.

2. Sampel

Sampel menurut Djarwanto dan Pangestu (2002 108) adalah

sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan

dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit

dari populasinya).

Menurut Singarimbun (1995 : 155) sampel acak sederhana adalah

sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit

penelitian atau satu elemeter dari populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam menentukan jumlah sampel

menurut (Arikunto,1998 : 120) bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100

orang maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

C. Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis data,

yaitu data primer dan data sekunder.

Page 46: 03220052.pdf

1. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari sumbernya yaitu

responden atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian adalah pedagang

kaki lima.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari keterangan yang

telah dikumpulkan dan diperoleh melalui dokumen-dokumen dari

instansi yang terkait.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian

ini menggunakan beberapa metode penelitian data yaitu:

1. Metode Kuesioner, merupakan tehnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyan data tertulis

kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh data yang

digunakan dalam penelitian.

a. Tipe Isian. Daftar pertanyaan ini digunakan untuk mendapatkan

jawaban tentang nama, jenis kelamin, umur dan pendidikan

terakhir responden.

b. Tipe Pilihan. Pada tipe ini responden diminta untuk menulis salah

satu jawaban dari alternative jawaban yang telah disediakan

dengan bentuk Multiple Choice Question.

2. Metode Wawancara, metode ini untuk mendapatkan data yang

diperlukan dengan cara tanya jawab langsung dengan responden.

Page 47: 03220052.pdf

3. Dokumentasi, menurut Sanusi (2003 : 102) biasanya dilakukan untuk

mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber baik secara pribadi,

maupun kelembagaan.

E. Definisi operasional variabel

Selanjutnya agar konsep dapat di teliti secara tepat maka konsep

yang ada harus dioperasionalkan menjadi suatu variabel yaitu obyek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian variabel bebas atau

independen variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak

bebas, variable tergantung, terikat atau dependen variabel (Y). (Ari Kunto

1998 : 101).

Variabel variabel yang sudah ada selanjutnya dioperasionalkan

lebih lanjut menjadi item dan indikator-indikator sebagai berikut :

Page 48: 03220052.pdf

Tabel. 1

KONSEP, VARIABEL, INDIKATOR, ITEM

Konsep Variabel Indikator Item

Lokasi Usaha

1. Kemudahan untuk dilihat (X1)

Tingkat ketepatan lokasi usaha

1.1 Lokasi berada dipingir jalan

1.2 Lokasi berada pada pusat kota

1.3 Lokasi banyak dilewati pejalan kaki

2. Kemudahan untuk dikunjungi (X2)

Tingkat kemudahan lokasi usaha

2.1 Mudah dijangkau transportasi

2.2 Berada pada tempat terbuka

2.3 Dekat dengan permukiman

3. Kesesuaian dengan sarana jual (X3)

Macam-macam alat jual

3.1 Jenis alat berupa meja

3.2 Jenis alat berupa kereta dorong

3.3 Jenis alat berupa hamparan tikar

Penjualan Realisasi Penjualan

Volume Penjualan

Penjualan per hari dalam rupiah Laba per hari

Page 49: 03220052.pdf

F. Skala Pengukuran

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran

interval. Menurut Effendi dalam Singarimbun dan Effendi (1995 : 103)

ukuran interval adalah pengurutan orang atau obyek berdasarkan atribut.

Selain itu ukuran ini juga memberikan informasi tentang interval antara

satu atau obyek dengan orang atau obyek yang lainnya. Ukuran ini

merupakan salah satu ukuran yang paling sering dipakai dalam penelitian

sosial karena skala dan indeks sikap biasanya menghasilkan ukuran

interval. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Effendi dalam Singarimbun dan Effendi (1995 : 111) mengemukakan

bahwa:

Salah satu cara yang paling penting digunakan dalam

menentukan skor adalah menggunakn Skala Likert, cara pengukuran

adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah

pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberi jawaban sangat setuju,

setuju, ragu ragu, tidak setuju, sangat setuju. Jawaban itu diberi skor satu

sampai lima.

Secara garis besar, gambarannya adalah sebagai berikut:

1. Sangat setuju, diberi skor 5

2. Setuju,diberi skor 4

3. Ragu ragu, diberi skor 3

4. Tidak setuju, diberi skor 2

Page 50: 03220052.pdf

5. Sangat tidak setuju 1

G. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting yaitu valid dan reilabel.

1. Validitas

Menurut Ancok dalam Singarimbun dan Effendi (1995 : 124),

validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin di ukur sekiranya peneliti menggunakan kuesioner didalam

pengumpulan data penelitian maka kuesioner yang disusun harus

mengukur apa yang ingin diukurnya.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesyahihan dari

Instrumen kuisioner dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment.

r = ( )( )

( ){ } ( ){ }2222

∑∑∑∑

∑ ∑∑−

YYNXXN

YXXYN

Dimana : r = Korelasi produk moment

N = Jumlah responden/sampel

X = Jumlah jawaban variabel x

Y = Jumlah variabel jawaban y

Jika nilai r ≥ 0,60 maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid,

dan apabbila nilai r ≤ 0,60 maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak

valid.

Page 51: 03220052.pdf

Singarimbun dan Effendi, (1995 : 124), mengatakan jika ρ ≤ 0,05

maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan apabila ρ ≥ 0,05 maka

pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Tingkat validitas diperoleh dengan membandingkan nilai hitung

dengan probabilitas. Bila ρ ≤ 0,05 berarti item-item dalam setiap variabel

tersebut valid.

2. Relibilitas Menurut Arikunto (1993 : 142) reliabilitas menunjukan pada

tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya jadi

dapat diandalkan. Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya

bukan semata-mata instrumennya. Sesuatu instrumen harus reliabilitas

mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkapkan data yang bisa dipercaya.

Untuk menguji tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini

menggunakan rumus Alpha Cronbach.

r = ( )

−∑

21

2

11 σ

σb

K

K

Dimana : r = Reliabelitas instrumen

K = Banyaknya pertanyaan

2bσ = Jumlah varians butir

21σ = Varians total

Menurut Singarimbun instrumen dikatakan reliabel, jika hasil

penelitian memiliki koefisien keandalan sebesar alpha = 0,05 atau lebih.

Page 52: 03220052.pdf

H. Tehnik Analisis Data

Untuk menjawab tujuan penelitian diatas dalam penelitian ini

menggunakan diskriptif statistik dengan melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Analisis deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau mengambarkan obyek penelitian yang terdiri dari

gambaran penelitian, keadaan responden yang diteliti serta item-item

yang didistribusikan dari masing-masing variabel. Setelah keseluruhan

data telah terkumpul maka kegiatan selanjutnya mengolah data kemudian

mentabulasikan ke dalam tabel dan membahas data yang diolah secara

deskriptif.

2. Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Maka dalam

penelitian ini regresinya sebagai berikut (Sugianto, 2005 : 250).

Y = a+b 1 x 1+b 2 x 2 +b 3x 3 + e

Dimana: Y = Variabel terikat yaitu realisasi penjualan

a = Konstanta

b 1 = Koefisien regresi variabel bebas ke -1

X1 = Kemudahan untuk dilihat

X2 = Kemudahan untuk dikunjungi

Page 53: 03220052.pdf

X3 = Kesesuaian dengan sarana jual

e = Standar error

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak

maka digunakan perhitungan uji statistik, sebagai berikut :

a. Uji F (Uji simultan)

Digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien

variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel

terikat, (Sugiono, 2005 : 250 ).

F hitung = ( )

( ) ( )kNR

kR

−−−

/1

12

2

Dimana : F = Harga F

R = Koefisien korelasi berganda

K = Banyaknya variabel bebas

N = Ukuran sampel

Adapun langkah-langkah uji F atau uji simultan adalah:

1) Perumusan hipotesis

Ho = variabel pemilihan lokasi usaha tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel realisasi penjualan

Ha = variabel pemilihan lokasi usaha ada pengaruh yang

signifikan terhadap variabel realisasi penjualan

2) Nilai kritis distribusi F dengan level of signifikan α = 0,05

F tabel = F knk −− ;1;05,0

3) Kriteria penolakan atau penerimaan

Ho diterima jika :

F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, ini berarti tidak

terdapat pengaruh simultan oleh variable X dan Y.

Page 54: 03220052.pdf

F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti

terdapat pengaruh yang simultan terhadap variabel Y.

b. Uji t (uji parsial)

Digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji

masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai

pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikatnya,

Sugiono (2005 : 223).

t = 21

2

r

nr

Dimana : r = Koefisien regresi

n = Jumlah responden

t = Uji hipotesa

Adapun langkah-langkah untuk uji t atau uji parsial adalah :

1) Perumusan hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatifnya (Ha)

- Ho = variabel kemudahan untuk dilihat ada pengaruh terhadap

realisasi penjualan.

- Ha = variabel kemudahan untuk dilihat ada pengaruh terhadap

realisasi penjualan.

- Ho = variabel kemudahan untuk dikunjungi tidak berpengaruh

terhadap realisasi penjualan.

-Ha = variabel kemudahan untuk dikunjungi ada pengaruh

terhadap realisasi penjualan.

- Ho = variabel kesesuaian dengan sarana jual tidak berpengaruh

terhadap realisasi penjualan.

Page 55: 03220052.pdf

- Ha = variabel kesesuaian dengan sarana jual ada pengaruh

terhadap realisasi penjualan.

2) Menentukan nila kritis dengan nilai lefel of signifikan α 0,05

t tabel = t )1;2/( −−kna

3) Penentuan kriteria penerimaan dan penolakan.

t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha di tolak, itu berarti tidak

ada pengaruh yang bermakna oleh variabel X dan Y

t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak ha diterima, itu berarti ada pengaruh

yang bermakna oleh variabel X dan Y.

Page 56: 03220052.pdf

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A . Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pasar Besar Malang dibangun pada jaman penjajahan Hindia

Belanda pada tahun 1914, pasar besar selalu tumbuh dan berkembang

mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat. Untuk memenuhi

kebutuhan sebagian pusat perdagangan maka pada tahun 1938 dan 1973

diadakan renovasi. Pada tahun 1985 terjadi musibah kebakaran pada

bagian dalam timur, pada tahun tersebut bagian yang terbakar diganti

dengan bangunan kerangka besi dan atap asbes gelombang.

Bangunan pasar besar terdiri dari 4 (empat) lantai, lantai dasar

dan satu untuk pedagang pasar besar, lantai dua untuk Departemen store

Matahari dan parkir, sedangkan lantai tiga untuk parkir.

Fasilitas tempat berjualan untuk pedagang dalam pasar besar

yang telah selesai di bangun berupa :

1. Toko : 718 Unit

2. Kios : 2.666 Unit

3. Konter : 1.040 Unit

Jumlah : 4.424 Unit

Pasar Besar merupakan pasar yang berada di pusat kota malang,

letaknya strategis sehingga banyak pedagang yang memilih menjual

Page 57: 03220052.pdf

barangnya disana mesti harus berjualan di luar bangunan bahkan

dijalanan yang sebenarnya oleh pemerintah dilarang namun mereka tetap

bertahan demi kelangsungan hidupnya. Terutama di sepanjang Jalan

Sersan Harun banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjual

dagangannya. Barang yang mereka jualpun juga bervariasi seperti

makanan, minuman, buah buahan, asesoris dan masih banyak lagi. Begitu

juga alat jualnya pun juga sangat sederhana seperti meja, keranjang, tikar

dan lain-lain.

Untuk mengetahui keadaan penduduk didaerah ini secara

diskriptif akan dijelaskan dengan melihat data yang kami dapat dari

penelitian dengan bantuan kuesioner yang diolah dengan komposisi

mengenai jenis kelamin responden, tingkat pendidikan responden,

kategori usia responden, status perkawinan responden, dan kategori

sarana jual yang digunakan responden dalam menjual dagangannya

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 pedagang buah

di sepanjang Jl Sersan Harun pasar besar malang melalui kuesioner

didapat karakteristik responden berdasar jenis kelamin responden, status

perkawinan responden, tingkat pendidikan responden, kategori usia

Page 58: 03220052.pdf

responden, dan kategori sarana jual yang dipakai responden adalah

sebagai berikut:

a. Jenis kelamin responden

Tabel 2

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Prosentase

Laki-laki 28 43,8 %

Wanita 36 56,3 %

Jumlah 64 100 %

Sumber : Data Primer diolah 2007

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa responden dengan jenis

kelamin laki-laki berjumlah 28 orang dan responden dengan jenis kelamin

wanita berjumlah 36 orang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

pedagang kaki lima di sepanjang jalan Sersan Harun adalah wanita.

b. Status perkawinan responden

Tabel 3

Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan

Status perkawinan Frekuensi Prosentase

Kawin 52 81,3 %

Belum 12 18,8 %

Jumlah 64 100 %

Sumber : Data Primer diolah 2007

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 64 responden pedagang

kaki lima yang diteliti, 52 responden telah menikah dan 12 responden

Page 59: 03220052.pdf

belum menikah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pedagang di

daerah tersebut sudah menikah atau berkeluarga.

c. Tingkat pendidikan responden

Tabel 4

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan Frekuensi Prosentase

Tidak sekolah 3 4,7 %

SD 21 32,8 %

SLTP 24 37,5 %

SLTA 14 21,9 %

AKADEMI 2 3,1 %

Jumlah 64 100 %

Sumber : Data Primer diolah 2007

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar pedagang kaki

lima didaerah ini berpendidikan SLTP dengan jumlah responden

sebanyak 24. Kemudian urutan kedua adalah berpendidikan SD yaitu

sebanyak 21 responden, di ikuti 14 responden berpendidikan SLTA, 2

responden berpendidikan Akademi dan 3 orang responden yang tidak

pernah sekolah. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan tidak

terlalu berpengaruh terhadap pekerjaan yang mereka jalani, karena

pekerjaan sebagai pedagang kaki lima khususnya menjual buah bisa

dilakukan oleh siapa saja dengan berbagai tingkat pendidikan yang

mereka miliki.

Page 60: 03220052.pdf

d. Kategori usia responden

Tabel 5

Karakteristik responden berdasarkan usia responden

Kategori usia Frekuensi Presentase

Dibawah 30 th 14 21,8 %

30 – 40 th 28 43,8 %

40 – 50 th 19 29,7 %

Diatas 50 th 3 4,6 %

Jumlah 64 100 %

Sumber : Data Primer diolah 2007

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 64 responden yang

diteliti sebagian besar usia mereka antara 30 – 40 tahun yaitu sebanyak 28

responden. Kemudian usia 40 – 50 tahun sebanyak 19 responden, dibawah

30 tahun sebanyak 14 responden dan diatas 50 tahun berjumlah 3 orang.

Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pedagang kaki lima di daerah ini

berjualan dalam usia yang produktif

e. Kategori sarana jual yang di gunakan responden

Tabel 6

Karakteristik sarana jual yang di gunakan responden

Sarana jual Frekuensi Prosentase

Meja 34 53,1 %

Kereta dorong 12 18,8 %

Keranjang 14 21,8 %

Tikar 4 6,2 %

Jumlah 64 100 %

Page 61: 03220052.pdf

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar pedagang kaki

lima disepanjang jalan Sersan Harun menggunakan meja untuk berjualan

yaitu sebanyak 34 responden. Kemudian keranjang 14 responden, kereta

dorong 12 responden dan alas tikar atau plastik sebanyak 4 orang. Hal ini

menunjukan semakin layak sarana jual yang mereka gunakan maka

dagangan yang dapat mereka jual semakin banyak karena mampu

memuat banyak dagangan.

2. Gambaran distribusi item

Pada bagian ini akan di sajikan distribusi item masing-masing

variabel dari jawaban responden secara keseluruhan baik dalam jumlah

responden maupun dalam prosentase.

a. Distribusi frekuensi variabel kemudahan untuk dilihat

Dalam variabel kemudahan untuk dilihat terdapat 3 item, yaitu

lokasi yang terletak dipinggir jalan, lokasi yang terletak dipusat kota dan

lokasi yang banyak dilalui pejalan kaki. Jawaban dari responden dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7

Variabel kemudahan untuk dilihat (X1)

1 2 3 4 5

STS TS RR S SS Total Statistik

Item

F % f % f % F % f % F % Mean

X1.1 - - - - 6 9.4 30 46.9 28 43.8 64 100 4.34

X1.2 - - - - 2 3.1 25 39.1 37 57.8 64 100 4.55

X1.3 - - - - 8 12.5 20 31.3 36 56.3 64 100 4.44

Sumber : Data primer diolah 2007

Page 62: 03220052.pdf

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa variabel kemudahan

untuk dilihat orang (X1), item lokasi yang terletak di pinggir jalan (X1.1)

diketahui ada orang 30 (46,9%) yang menjawab setuju, sementara 28

orang (43,8%) menjawab sangat setuju dan 6 orang (9,4%) menjawab ragu-

ragu. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas pedagang kaki lima memilih

lokasi yang terletak dipinggir jalan.

Pada item lokasi terletak di pusat kota (X1.2) diketahui 37 orang

(57.8%) menjawab sangat setuju untuk memilih lokasi yang terletak di

pusat kota, 25 orang (39,1%) menjawab setuju. Kemudian diikuti oleh 2

orang (3,1%) menjawab ragu-ragu. Hal ini menunjukan bahwa banyak

pedagang kaki lima memilih lokasi usaha yang terletak di pusat kota.

Pada item lokasi yang banyak dilalui pejalan kaki (X1.3) diketahui

36 orang ( 56,3%) menjawab sangat setuju, sementara 20 orang (31,3%)

menjawab setuju dan 8 orang (12,5%) menjawab ragu-raggu. Hal ini

menunjukan bahwa banyak pedagang kaki lima yang memilih lokasi

usaha yang banyak dilalui pejalan kaki

b. Distribusi frekuensi variabel kemudahan untuk dikunjungi

Dalam variabel kemudahan untuk dikunjungi orang (X2) terdapat

tiga item yaitu lokasi mudah dicapai dengan alat transportasi (X2.1),

lokasi yang berada ditempat terbuka (X2..2), dan lokasi yang dekat dengan

pemukiman penduduk (X2.3). dari hasil penyebaran kuesioner dan diolah

dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :

Page 63: 03220052.pdf

Tabel 8

Variabel kemudahan untuk dikunjungi (X2)

1 2 3 4 5

STS TS RR S SS Total Statistik

Item

F % f % f % F % F % f % Mean

X2.1 - - 4 6,3 2 3,1 24 37,5 34 53,1 64 100 4.38

X2.2 - - 2 3,1 14 21,9 31 48,4 17 17 64 100 3.98

X2.3 - - 5 7,8 18 28,1 35 54,7 5 9,4 64 100 3.66

Sumber : Data primer diolah 2007

Berdasarkan jawaban responden yang tertera pada tabel 8 dapat

diketahui bahwa untuk item lokasi yang mudah dicapai alat trasportasi

(X2.1) sebagian besar responden menyatakan sangat setuju yang

didukung oleh 34 orang (53,1%), kemudian sebanyak 24 orang (37,5%)

menyatakan setuju, 2 orang (3,1%) menyatakan ragu-ragu dan 4 orang

(6,3%) menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa banyak PKL

yang memilih lokasi yang mudah dicapai alat trasportasi dalam menjual

barang dagangannya.

Untuk item lokasi berada ditempat terbuka (X2.2). Kebanyakan

responden memilih jawaban setuju sebanyak 31 orang (48,4%) kemudian

sebanyak 17 orang (17%) menyatakan sangat setuju, 14 orang (21,9%)

menyatakan ragu-ragu, 2 orang (3,1%) menyatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukan bahwa banyak pedagang kaki lima yang memilih lokasi

ditempat terbuka karena lebih leluasa dan ramai.

Page 64: 03220052.pdf

Untuk item lokasi dekat dengan pemukiman penduduk (X2.2)

mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 35 orang (54,7%), 18

orang lainnya (17,1%) menyatakan sangat setuju, sedangkan 14 orang

(28,1%) menyatakan ragu-ragu, 6 orang (9,4%) menjawab sangat setuju

dan 5 orang (7,8%). Hal ini menunjukan baha banyak PKL yang memilih

lokasi usaha yang dekat dengan pemukiman penduduk karena membuat

mereka semakin dekat dengan konsumen.

c. Distribusi frekuensi variabel kesesuaian dengan sarana jual

Dalam variabel kesesuaian dengan sarana jual (X3) terdapat tiga

item yaitu pengunaan alat jual meja (X3.1), penggunaan jenis alat jual

berupa kereta dorong (X3.2) dan penggunaan jenis alat jual berupa

hamparan tikar dilantai (X3.3). Jawaban dari responden dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 9

Variabel kesesuaian dengan sarana jual(X3)

1 2 3 4 5

STS TS RR S SS Total Statistik

Item

F % f % f % f % f % f % Mean

X3.1 - - 3 4.7 3 4.7 42 65.6 16 25.0 64 100 4.11

X3.2 - - 3 4.7 19 29.7 34 53.1 8 12.5 64 100 3.73

X3.3 5 7.8 12 18.8 32 50.0 14 21.9 1 1.6 64 100 2.91

Sumber : Data primer diolah 2007

Berdasarkan atas jawaban responden pada tabel 9 dapat

diketahui bahwa untuk penggunan alat jual berupa meja sebagian besar

Page 65: 03220052.pdf

responden menyatakan setuju sebanyak 42 orang (65,6%). Kemudian 16

orang (25,0%) menjawab sangat setuju, 3 orang (4,7%) menjawab ragu-

ragu dan 3 orang (4,7%) menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan

bahwa banyak PKL yang menggunakan jenis alat jual berupa meja dalam

menjajakan dagangannya.

Untuk item penggnaan jenis alat jual berupa kereta dorong

sebagian besar responden menyatakan setuju sebanyak 34 orang (53,1%).

Sementara 19 orang (29,7%) menjawab ragu-ragu lalu 8 orang (12,5%)

sangat setuju dan terakhir 3 orang (4,7%) menjawab tidak setuju. Hal ini

menunjukan bahwa banyak PKL yang menggunakan jenis alat jual berupa

kereta dorong.

Untuk item penggunaan jenis alat jual berupa hamparan tikar

dilantai sebagian responden menyatakan ragu-ragu sebanyak 32 orang

(50,0%). Kemudian 14 orang (21,9%) menjawab setuju, 12 orang (18,8%)

menyatakan tidak setuju, 5 orang (7,8%) sangat tidak setuju dan 1 orang

(1,6) sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa banyak PKL yang ragu-

ragu menggunakan jenis alat jual berupa hamparan tikar di lantai karena

daya muatnya kecil, jadi kurang bisa memberi keuntungan yang banyak.

d. Distribusi frekuensi variabel realisasi penjualan

Dalam variabel realisasi penjualan ini terdapat dua item yaitu

penjualan yang diperoleh per hari (dalam rupiah) dan laba penjualan

Page 66: 03220052.pdf

yang diperoleh perhari (dalam rupiah). Jawaban responden dapat dilihat

dalm tabel dibawah ini :

Tabel 10

Variabel realisasi penjualan

1 2 3 4 5

STS TS RR S SS Total Statistik

Item

F % f % f % f % f % f % Mean

Y.1 1 1.6 3 4.7 18 28.1 29 45.3 13 20.3 64 100 3.78

Y.2 1 1.6 3 4.7 18 28.1 33 51.6 9 14.1 64 100 3.72

Sumber : Data primer diolah 2007

Berdasarkan distribusi frekuensi variabel realisasi penjualan (Y)

tersebut terlihat untuk item penjulan per hari (dalam r upiah) (Y1)

diketahui bahwa mayoritas 29 orang (45,3%) menjawab sesuai yang

berarti penjualan yang diperoleh per hari dalam rupiah sudah sesuai

dengan yang diharapkan apa bila dibandingkan dengan kebutuhan hidup

mereka. Sementara 18 orang (28,1%) menjawab kurang sesuai, 13 orang

(20,3%) menjawab sangat sesuai, 3 orang (4,7%) menjawab tidak sesuai

dan terkhir 1 orang (1,6%) menjawab sangat tidak sesuai. Hal ni

menunjukan bahwa pekerjaan sebagai pedagang kaki lima sudah

menjajikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

Untuk item penjualan per hari (Y2) diketahui sebanyak 33 orang

(51,6%) menjawab sesuai yang berarti laba yang diperoleh sudah sesuai

dengan harapan mereka sebagai sekedar penyambung hidup dan untuk

menutupi kebutuhan hidup mereka. Sedangkan 18 orang (28,1%)

Page 67: 03220052.pdf

menjawab kurang sesuai, 9 orang (14,1%) menjawab sangat sesuai, 3 orang

(4,7%) menjawab tidak sesuai dan 1 orang (1,6%) menjawab sangat tidak

sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa penghasilan sebagai pedagang buah

sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para pedagang setiap harinya.

3. Uji validitas

Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

korelasi Product Moment Person dan dianggap valid jika nilai r ≥ 0,60 maka

dapat dikatakan valid dan apabila nilai r ≤ 0,60 maka instrumen tersebut

dikatakan tidak valid atau jika ρ ≤ 0,05 maka pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid dan apabila ρ ≥ 0,05 maka pertanyaan tersebut dapat

dikatakan tidak valid. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

12.0 for Windows.

Tabel 11

Hasil Uji Validitas

No Variabel Item r Probabilitas Keterangan

X1.1 0.742 0,000 Valid

X1.2 0.813 0,000 Valid

1 Kemudahan untuk dilihat (X1)

X1.3 0.810 0,000 Valid

X2.1 0.867 0,000 Valid

X2.2 0.797 0,000 Valid

2 Kemudahan untuk dikunjungi (X2)

X2.3 0.730 0,000 Valid

X3.1 0.865 0,000 Valid

X3.2 0.810 0,000 Valid

3 Kesesuaian dengan sarana jual (X3)

X3.3 0.823 0,000 Valid

Y1 0.864 0,000 Valid 4 Realisasi penjualan (Y)

Y2 0.844 0,000 Valid

Sumber : Data primer diolah 2007

Page 68: 03220052.pdf

Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa seluruh variabel pemilihan

lokasi usaha yang terdiri dari kemudahan untuk dilihat (X1), kemudahan

untuk dikunjungi (X2), kesesuaian dengan sarana jual (X3) dan realisaasi

penjualan (Y) mempunyai nilai r ≥ 0,60. ini berarti bahwa seluruh item

masing-masing variabel pemilihan lokasi usaha dinyatakan valid.

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hasil uji reliabelitas dinyatakan

reliabel jika hasil perhitungan memiliki koefisien keandalan sebesar α ≥

0,05.

Tabel 12

Hasil uji reliabilitas

No Variabel Alpha Keterangan

1 Kemudahan untuk dilihat (X1) 0.688 Reliabel

2 Kemudahan untuk dikunjungi (X2) 0.717 Reliabel

3 Kesesuaian dengan sarana jual (X3) 0.768 Reliabel

4 Realisasi penjualan (Y) 0.629 Reliabel Sumber : Data primer diolah 2007

Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa seluruh variabel pemilihan

lokasi usaha yang terdiri dari kemudahan untuk dilihat (X1), kemudahan

untuk dikunjungi (X2), kesuaian dengan sarana jual (X3) dan realisasi

penjualan mempunyai koefisien keandalan sebesar α ≥ 0,05. Hal ini

berarti bahwa seluruh variabel pemilihan lokasi usaha dinyatakan reliabel

untuk diteliti.

Page 69: 03220052.pdf

5. Analisis regresi linier berganda

Uji regresi linier berganda digunakan digunakan utnuk

mengetahui pengaruh variabel antara beberapa variabel secara bersama-

sama dengan satu variabel terikat atau dalam penelitian ini adalah

variabel pemilihan lokasi usaha dan variabel terikatnya realisasi

penjualan.

Berdasarkan hipotesa dalam penelitian ini, yaitu:

a. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

kemudahan untuk dilihat (X1), kemudahan untuk dikunjungi (X2),

kesesuaian dengan sarana jual (X3) sebagai variable pemilihan

tempat usaha terhadap variabel realisasi penjualan (Y), baik secara

simultan maupun parsial.

b. Diduga dari ketiga variable tersebut terdapat pengaruh variable

yang paling dominan terhadap variabel realisasi penjualan.

Maka untuk menguji hipotesa di atas diperlikan analisis regresi

linier berganda dengan menggunakan program SPSS 12.0 for windows.

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam perhitungan korelasi

linier berganda adalah 95% atau dengan tingkat signifikan 0,05 (α = 0,05).

Pada analisis regresi linier berganda dilakukan uji F untuk simultan dan

uji t untuk parsial. Berikut adalah rekapitulasidari hasil uji dari analisis

regresi linier berganda.

Page 70: 03220052.pdf

Tabel 13

Rekapitulasi hasil uji regresil linier berganda

Variabel B (koofisien

regresi Beta t hitung t tabel Sig t

Alpha

Hipotesis

Konstanta 1.897 - 1.438 - 0.156 - -

X1 -0.082 -0.085 -0.771 2,000 0.443 0,05 di tolak

X2 0.277 0.360 2.522 2,000 0.014 0,06 di terima

X3 0.314 0.415 3.237 2,000 0.002 0,07 di terima

N= 64 F hitung= 16,968

R= 0,677 F Tabel= 2,75

R Square= 0,459 Sig F= 0,000

Adjusted R Square= 0,432 Alpha= 0,05

Sumer : Data primer dilah 20007

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis dan interpretasi data secara simultan

Dari hasil tabel 13 dapat dilihat bahwa F hitung 16,968 dengan ρ = ≥

0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Pengujian hipotesa dengan

membandingka F tabel didapat 2,75 untuk taraf 5%. Maka dari tabel diatas

membuktikan bahwa F hitung 16,968 lebih besar dari pada F tabel 2,75,

sedangkan tingkat signifikasi (0,000) lebih kecil dari pada taraf 5% atau

0,05. Sehingga Ha yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara

variabel kemudahan untuk dilihat, kemudahan untuk dikunjungi dan

kesesuaian dengan sarana jual terhadap realisasi penjualan diterima.

Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel kemudahan untuk dilihat, kemudahan untuk dukunjungi dan

Page 71: 03220052.pdf

kesesuaian sarana jual dengan realisasi penjualan ditolak. Hal ini berarti

variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat (Y).

Koefisien determinan (Ajusted R Square) sebesar 0,432 atau

43,2%, koefisien determinan ini digunakan untuk mengetahui seberapa

besar prosentase pengaruh variabel bebas kemudahan untuk dilihat(X1),

kemudahan untuk dikunjungi (X2), dan kesesuaian dengan sarana jual

(X3) terhadap perubahan variabel terikatnya realisasi penjualan (Y),

artinya bahwa keempat variabel secara bersama-sama memberikan

kontribusi sebesar 43,2%. Sedangkan sisanya (100% - 43,2%) sebesar

56,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

2. Analisis dan interpretasi data secara parsial

Y = 1,897 - 0,082 X 1 + 0,277 X 2 + 0,314 X 3 + e

Pengaruh masing-masing variabel diinterpretasikan sebagai

berikut:

a. Hasil analisis regresi antara variabel kemudahan untuk dilihat (X1)

terhaadap realisasi penjualan (Y) menunjukan t hitung sebesar -0,771 dan

nilai ρ 0,443 ≥ 0,05. Ini berarti bahwa secara parsial tidak ada pengaruh

yang signifikan antara variabel kemudahan untuk dilihat terhadap

realisasi penjualan. Nilai koefisien (bi) yang diperoleh adalah negatif yaitu

-0,082, yang dapat diartikan bahwa jika nilai kemudahan untuk dilihat

Page 72: 03220052.pdf

dinaikan sebesar satu kesatuan maka penjualan akan menurun dengan

asumsi variabel bebas lainnya yang bersifat konstan.

b. Hasil analissi regresi antara variabel kemudahan untuk

dikunjungi (X2) terhadap realisasi penjualan (Y) menunjukan sebesar

2,522 dan ρ (0,014) ≤ 0,05. Ini berarti bahwa secara parsial ada pengaruh

yang signifikan antara variabel kemudahan untuk dikunjungi terhadap

realisasi penjualan. Nilai koefisien regresi parsial (bi) yang diperoleh

positif yaitu 0,277, yang dapat diartikan bahwa jika nilai kemudahan

untuk dikunjungi dinaikan sebesar satu kesatuan maka penjualan akan

meningkat dengan asumsi variabel lainnya bersifat konstan.

c. Hasil analisis regresi antara variabel kesesuaian dengan sarana

jual menujukan t hitung sebesar 3,237 dan ρ (0,002) ≤ 0,05. ini berarti bahwa

secara parsial ada pengaruh yang yang signifikan antara variabel

kesesuaian dengan sarana jual terhadap realisasi penjualan. Nilai

koefisien regresi parsial (bi) yang diperoleh positif sebesar 0,314, yang

berarti jika nilai kemudahan unuk dikunjungi dinaikan sebesar satu

kesatuan maka penjulaan akan meningkat dengan asumsi variabel bebas

lainnya yang bersifat konstan.

Dari hasil analisis parsial terlihat bahwa nilai p untuk variabel

kemudahan untuk dilihat lebih besar dari 0,05. Dengan demikian

Page 73: 03220052.pdf

hipotesa yang mengatakan ada pengaruh secara parsial variabel

pemilihan lokasi usaha terhadap penjualan ditolak.

3. Analisis dan interpretasi data variabel dominan

Dari tabel 13 juga dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel

bebas tersebut menjunjukan bahwa variabel kesesuaian dengan sarana

jual memiliki nilai t hitung tertinggi yaitu sebesar 3,237 dan nilaiβ yang

paling tinggi 0,413. ini berarti variabel kesesuaian dengan sarana jual

paling dominan pengaruhnya terhadap variabel realisasi penjalan.

D. PEMBAHASAN

1. Kemudahan untuk dilihat (X1)

Dalam penelitian variabel kemudahan untuk dilihat terbukti juga

memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap realisasi

penjualan. Namun secara analisis parsial variabel kemudahan untuk

dilihat tidak berpengaruh terhadap realisasi penjualan sehingga secara

parsial ditolak. Lokasi yang terletak di pinggir jalan, dipusat kota maupun

lokasi yang banyak dilewati pejalan tidak menjamin konsumen akan

datang dan membeli barang yang mereka butuhkan mesti itu ada di dekat

mereka. Terkadang dalam membeli seorang konsumen dibagung juga dari

rasa kecokan terhadap penjual mesti lokasinya jauh dan nggak langsung

terlihat.

Page 74: 03220052.pdf

2. Kemudahan untuk dikunjungi (X2)

Dalam penelitian ini terbukti juga memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap realsasi penjualan. Kemudahan untuk dikunjungi

disisni lebih fokus pada tingkat kemudahan dalam menjangkau lokasi

usaha, apabila usaha mudah dicapai alat transportasi, berada ditempat

terbuka dan dekat dengan pemukiman penduduk maka dapat dipastikan

konsumen yang datang mengunjungi lokasi tersebut akan semakin

bertambah karena konsumen tidak memenuhi kesulitan untuk datang ke

lokasi usaha.

3. Kesesuaian dengan sarana jual (X3)

Dalam penelitian ini ternyata variabel kesesuaian dengan sarana

jual (X3) memiliki t hitung paling besar yaitu 3,237 dibandingkan dengan

variabel bebas lainnya, sehingga disimpulkan dari ke tiga variabel yang

diteliti, yang memiliki pengaruh paling dominan adalah variabel

kesesuaian dengan sarana jual (X3). Variabel ini mempunyai pengaruh

yang penting untuk dipertimbangkan oleh pelaku usaha khususnya

pedagang kaki lima. Sebab pedagang kaki lma mempunyai keterbatasan

pada sarana jual mereka, padahal penjualan sedikit banyak tergantung

pada sarana jual yang digunakan. Semakin layak alat yang digunakan

maka penjualan yang diperoleh juga akan meninggkat sebab apabila

pedagang menggunakan meja atau kereta dorongmaka dia dapat memuat

banyak buah atau barang yang akan mereka jual dan apabila pedagang

Page 75: 03220052.pdf

hanya menggunakan hamparan tikar atau bakul sebagai alat jual tentu

juga mempengaruhi penjualan karena barang yang dijual lebih sedikit

sehingga keuntungan yang diperoleh juga berkurang. Jadi keterlibatan

sarana jual sangat mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima.

Page 76: 03220052.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian analisis lokasi usaha terhadap

penjualan dengan obyek pedagang kaki lima di sepanjang Jl Sersan Harun

pasar besar malang adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda menunjukan

bahwa variabel kemudahan untuk dilihat, kemudahan untuk

dikunjungi, dan kesesuaian dengan sarana jual mempunyai

pengaruh terhadap realisasi penjualan. Dari hasil perhitungan uji F,

dapat dilihat bahwa F hitung > F tabel . Berdasarkan hasil analisis secara

parsial variabel kemudahan untuk dilihat memiliki t hitung ≤ t tabel ,

maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti tidak ada pengaruh

yang signifikan oleh variabel kemudahan untuk dilihat terhadap

realisasi penjualan.

2. Atas dasar uji secara parsial, variabel yang paling dominan terhadap

realisasi penjualan adalah kesesuaian dengan sarana jual, kemudian

kemudahan untuk dikunjungi dan kemudahan untuk dilihat. Hal ini

di indikasikan dengan selang kepercayaan yang lebih kecil.

Page 77: 03220052.pdf

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka

peneliti perlu memberikan saran-saran, diantaranya adalah :

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara variabel pemilihan lokasi usaha dengan realisasi penjualan

maka merupakan tindakan yang wajar bila para pedagang kaki lima

( PKL) sangat mempertimbangkan variabel-variabel diatas dalam

menentukan lokasi usahanya.

2. Tingginya kepadataan penduduk mengakibatkan perdagangan dalam

sektor ini semakin marak oleh sebab itu bagi pemerintah daerah

hendaknya mengupayakan sistem izin bagi para pedagang yang

akan berjualan didaerah ini dan merumuskan peraturan daerah yang

dapat mengakomodasikan semua yang dikeluhkan oleh para PKL.

3. Pemerintah perlu mengupayakan alokasi pasar yang sesuai dengan

faktor pendukung realisasi penjualan dengan mendirikan

memberikan tempat yang strategis khusus bagi para pedagang kaki

lima sehingga bisa menertipkan para pedagang kaki limass, selain

itu tata kota dan jalur transportasi tetab terkendali dan baik.

4. Karena memiliki Adjusted R Square= 0,432 diduga ada variabel lain

selain variabel kemudahan untuk dilihat, kemudahan untuk

dikunjungi dan kesesuaian dengan sarana jual yang mempengaruhi

dalam pemilihan lokasi usaha, variabel tersebut seperti variabel

Page 78: 03220052.pdf

keamanan dan resiko penjualan. Untuk itu dianjurkan peneliti

selanjutnya untuk mencari variabel yang lain dan lebih

menyempurnakan penelitian ini.

Page 79: 03220052.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan keenam: CV.Alvabeta

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi Jakarta : Rieke Cipta

Charty E, Jerome MC dan William P. Parreault. 1993. Dasar-Dasar Pemasaran diterjemahkan Agus Dharma: Edisi kelima. Jakarta. Erlangga

Djarwanto dan Subagyo, Pangestu. 2002. Statistik Idukatif. Cetakan

Pertama Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE

Effendi, Rustam. 1995. Marketing Management. Malang : IKIP

Ernawati, Jenny; Subekti, Harini; Suharso, Tanjung. W . 1995. Preferensi Pedagang Kaki Lima Terhadap Faktor Faktor Lokasi Tempat Usaha Mangkal dalam Melakukan Aktivitas Perdagangan Dikotamadya Malang. Fakultas Tehnik Universitas

Brawijaya

Firdaus, Carunia Mulya. 1995. Pengembangan sector Informal Pedagang Kaki

Lima dan Kontrol. Alih bahasa oleh Acella Aniwati. H . Jakarta : Salemba Empat

Hermawan, Kartajaya. 1998. Marketing Plus 2000 ;Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Alih bahasa oleh Wihelmus W.

Bakuwatun. Jakarta: Intermedia

Sabiq, Sayyid. 1993. Fiqih Islam. Alih bahasa oleh Kamalludin A. Marzuki

dkk. Syamsudin Manaf (Ed.) 1993 : Bandung

Page 80: 03220052.pdf

Shihab, M Quraish. 2001. Wawasan Al- Quran. Bandung Mizan

Singarimbun, Masri dan, Effendi, Sofyan. 1995. Metode Penelitian Survei : LP3ES

Swastha, Basu. 1990. Manajemen Penjualan. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Edisi II. Cetakan Ketiga :

Madar maju

Yazid. 2001.. Edisi Kedua. Yogyakarta : Ekonomi FE UI Pemasaran Jasa:

Konsep implementasi