03. tujuan-kebijakan-strategi-ksn hl-batabuh revisi 2 juli 2

Upload: indra-yuwono

Post on 06-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

strategi kawasan

TRANSCRIPT

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 1

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    BAB 3

    TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

    KSN HUTAN LINDUNG BUKIT BATABUH DAN

    TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH

    3.1 PERUMUSAN TUJUAN PENATAAN RUANG

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2012 Tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, penentuan tujuan,

    kebijakan, dan strategi penataan ruang KSN dilakukan dengan mempertimbangkan isu

    strategis dan fokus penanganan KSN.

    3.1.1. Pertimbangan Isu strategis

    Pertimbangan isu strategis KSN Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Taman Nasional Bukit

    Tigapuluh yaitu :

    a. Alih Fungsi lahan dan Deforestasi.

    Berdasarkan data yang ada laju perubahan fungsi lahan dan deforestasi yang tinggi

    terdapat di kawasan hutan lindung Bukit Batabuh. Diprediksi pada 20 tahun ke

    depan, jika tidak dilakukan penanganan, tutupan hutan akan habis di kawasan ini.

    Hal ini tentu akan menghilangkan fungsi kawasan sebagai satu kesatuan koridor

    bentang alam maupun satu kesatuan ekosistem. Sehingga pada akhirnya dapat

    mengancam kelangsung Koridor RIMBA Sumatera yang lebih luas. Koridor RIMBA

    seperti yang diamanatkan dalam RTR Pulau Sumatera merupakan satu kesatuan

    ekosistem di wilayah Sumatera Bagian Tengah meliputi 3 (tiga) provinsi yaitu Riau,

    Jambi dan Sumatera Barat, yang pengaturannya diarahkan pada mempertahankan

    fungsi ekologis dan tata air di wilayah ini.

    b. Konflik pemanfaatan ruang.

    Pada fungsi kawasan hutan sudah terjadi beragam pemanfaatan misalnya pada suaka

    margasatwa, hutan lindung dan taman nasionl ada bagian kawasan berupa

    perkampungan dan desa definitif, infrastruktur kawasan seperti jalan (jalan negara,

    jalan provinsi, jalan lingkungan, jalan eks loging) dan prasarana pendukung seperti

    kantor desa dan sekolahan. Selain itu juga sudah terdapat aktifitas ekonomi terutama

    perkebunan. Kondisi ini tentu tidak dapat serta merta dihilangkan untuk

    mengembalikan fungsi kawasan, perlu pengaturan yang rasional, obyektif, realistis

    dan legal sehingga fungsi kawasan dapat ditingkatkan secara optimal.

    c. Konflik satwa dan masyarakat

    Faktor pendorong utama konflik satwa dengan masyarakat yaitu karena

    berkurangya habitat satwa sejalan dengan perambahan hutan dan alih fungsi lahan

    oleh masyarakat. Kondisi ini bisa juga diperkuat dengan adanya perubahan perilaku

    satwa, dimana sumber makanan alami di habitanya mulai tergantikan oleh makanan

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 2

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    hasil budidaya manusia (komoditas pertanina perkebunan dan tanaman pangan).

    Jika kondisi ini terlus berlanjut, bisa menjadi perilaku baru satwa dalam

    melangsungkan kehidupannya. Oleh karena itu, pengaturan ruang ke depan adalah

    menjawab tantangan bagaimana aktifitas masyarakat bisa sejalan harmonis dengan

    aktifitas satwa liar. Secara teoritik kondisi ini dapat dijawab dengan pendekatan

    konsep koridor satwa liar yang banyak diujicobakan oleh penggerak konservasi di

    banyak negara. Pronsip dari koridor satwa liar adalah menyedikan jalur untuk

    aktifitas satwa secara optimal diantara aktifitas manusia. Sehingga di satu sisi

    aktifitas manusia dapat berjalan dan di sisi lain aktifitas satwa liar juga dapat

    berjalan.

    3.1.2. Pertimbangan Fokus Penanganan

    Pada Kawasan Inti, fokus penangan diarahkan pada pengaturan bagaimana

    mempertahankan fungsi perlindungan tata air; bagaimana mempertahankan

    keanekaragaman hayati yang mendukung peningkatan fungsi habitat dan perlintasan satwa

    kunci (harimau sumatera dan gajah sumatera), bagaimana mengendalikan kegiatan dalam

    kawasan inti dan bagaimana mencegah perambahan hutan pada wilayah perbatasan

    kawasan inti dan penyangga.

    Sedangkan pada Kawasan Penyangga, fokus penanganan diarahkan pada bagaimana

    mengendalikan pusat kegiatan, sistem prasarana utama dan sistem prasarana lainnya yang

    berpotensi mengganggu kawasan inti, bagaimana mengakomodasi perlintasan satwa kunci

    (harimau sumatera dan gajah sumatera) dan bagaimana mengendalikan kegiatan

    masyarakat pada perbatasan kawasan penyangga dan inti.

    3.1.3. Rumusan Tujuan

    Berdasarkan pertimbangan isu strategis dan fokus penanganan tersebut di atas, maka tujuan

    Penataan ruang KSN Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh

    adalah Mewujudkan fungsi KSN Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Taman Nasional

    Bukit Tigapuluh dalam menjaga keutuhan koridor ekosistem Rimba Sumatera dan

    keberlanjutan satwa kunci.

    Tujuan penataan ruang KSN Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Taman Nasional Bukit

    Tigapuluh merupakan arahan perwujudan ruang yang ingin dicapai pada masa yang akan

    datang (20 tahun). Tujuan penataan ruang KSN Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Taman

    Nasional Bukit Tigapuluh memiliki fungsi :

    1. Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang KSN;

    2. Memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTR KSN; dan

    3. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang KSN.

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 3

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    3.2. PERUMUSAN KEBIJAKAN

    Berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional,

    dengan memperimbangkan tujuan, isu strategis dan fokus penanganan, maka perumusakan

    kebijakan diarahaan pada 3 (tiga) aspek, yaitu :

    1. Pengelolaan lingkungan,

    2. Pengaturan sistem jaringan prasarana, dan

    3. Pengelolaan kawasan penyangga

    3.2.1. Aspek Pengelolaan Lingkungan

    Dalam aspek ini, yang menjadi dasar pertimbangan adalah bagaimana mempertahankan

    kawasan hutan dan mengembalikan fungsi kawasan hutan khususnya pada kawasan inti,

    yang sudah berkurang akibat alih fungsi lahan dan deforestasi sejalan dengan tekanan

    penduduk baik dari kawasan penyangga maupun penduduk yang tinggal dalam kawan inti,

    dengan upaya ;

    - bagaimana meningkatkan tutupan vegetasi hutan alam;

    - bagaimana mengendalian kegiatan dan alih fungsi lahan yang mengganggu fungsi

    kawasan inti;

    - bagaimana kegiatan jasa lingkungan dapat dilakukan sebagai upaya melestarikan

    dan mengembangkan manfaat keanekaragaman hayati bagi masyarakat, sehingga

    masyarakat dapat melesatrikan hutan di satu sisi dan di sisi lain mendapatkan

    manfaat ekonomi; dan

    - Bagaimana upaya melindungi dan melesatrikan satwa kunci dapat dilakukan.

    3.2.2. Aspek Pengaturan Sistem Jaringan Prasarana

    Salah satu faktor pendorong adanya aktifitas alih fungsi lahan pada kawasan inti yaitu

    aksesibiltas jalan yang baik yang memungkinkan masyarakat dengan teknologi yang dikuasi

    dapat memanfaatkan kawasan inti. Di sisi lain, aksesibilitas jalan yang memadai juga

    ternyata memotong jalur perlintasan aktifitas satwa liar. Oleh karena itu, hal mendasar yang

    harus dirumuskan sebagai suatu kebijakan dalam penataan ruang KSN ini dalah :

    - Bagaimana upaya mengendalikan infrastruktur wilayah dan permukiman baik di

    kawasan penyangga maupun di kawasan intu;

    - Bagaimana upaya mengembangkan infrastruktur koridor perlintasan satwa kunci.

    3.2.3. Pengelolaan Kawasan Penyangga

    Esensi kawasan penyangga adalah kawasan yang mempengaruhi atau dipengarui oleh

    kawasan inti baik langsung maupun tidak langsung. Sehingga pengelolaan kawasan

    penyangga harus memiliki dampak terhadap kondisi kawasan inti. Ada beberapa hal yang

    merupakan fakta keterkaitan antara kawasan penyangga dengan kawasan inti, antara lain :

    1. Ruang untuk kegiatan penduduk di kawasan penyangga semakin terbatas.

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 4

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    Berdasarkan analisis, prediksi jumlah penduduk di kawasan penyangga pada 20

    tahun ke depan sekitar 1,5 juta jiwa. Berdasarkan perhitungan ketersediaan dan

    kebutuhan lahan, diketahui bahwa lahan dikawasan penyangga hanya surplus

    sekitar 60.000 Ha. Dengan demikian, pertumbuhan penduduk ke depan dapat

    menjadi ancaman terhadap keberdaan kawasan inti. Oleh karena itu, harus

    diupayakan pemanfaatan ruang yang hemat lahan dan berwawasan lingkungan.

    2. Kegiatan ekonomi dominan masyarakat dikawasan penyangga berdasarkan PDRB

    kabupaten, 40%-60% masih berbasis pada kegiatan pertanian khususnya sektor

    perkebunan. Hal ini akan mendorong pemanfaatan lahan pada kawasan inti.

    3. Penyebaran populasi satwa kunci khususnya Gajah Sumatera, sekitar 85% berada di

    kawasan penyangga. Sehingga perlu pengaturan bagaimana aktifitas satwa kunci

    tidak mengganggu aktifitas masyarakat.

    Sejalan dengan beberapa upaya yang harus dilalukan di kawasan penyangga, antara lain :

    - Bagaimana pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan dan berwawasan

    lingkungan dapat dioptimlkan sehingga memiliki nilai tambah ekonomi tinggi, tetapi

    tetap mempertahankan kelestarian lingkungan;

    - Bagaimana keberadaan masyarakat di kawasan penyangga dapat berperan dalam

    mendukung fungsi kasan inti dan fungsi KSN secara luas; dan

    - Bagaimana meningkatkan luas tutupan hutan pada kawasan fungsi lindung di

    kawasan penyangga, sehingga dapat mendukung kawasan perlintasan satwa kunci.

    Berdasarkan arahan ke-tiga aspek tersebut di atas, maka rumusan kebijakan penataan ruang

    KSN Hutan Lindung Bukit Batabuh dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh ditetapkan sebagai

    berikut :

    1. Peningkatan tutupan vegetasi hutan alam pada kawasan inti;

    2. Pelestarian dan pengembangan manfaat keanekaragaman hayati hutan tropis di kawasan inti;

    3. Pengembangan infrastruktur koridor perlintasan satwa kunci;

    4. Perlindungan dan pelestarian satwa kunci ;

    5. Pengendalian kegiatan dan alih fungsi lahan yang mengganggu fungsi kawasan inti;

    6. Peningkatan luas tutupan hutan pada kawasan fungsi lindung di kawasan penyangga;

    7. Pengoptimalan pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di kawasan penyangga;

    8. Pengendalian infrastruktur wilayah dan permukiman di kawasan penyangga;

    9. Pengoptimalan keberadaan masyarakat dalam mendukung fungsi KSN;

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 5

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    3.3. PERUMUSAN STRATEGI

    Strategi penataan ruang KSN merupakan penjabaran yang disesuaikan dengan RTRW

    nasional, RTR Pulau dan provinsi sehingga kebijakan penataan ruang KSN ke dalam langkah-

    langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang

    KSN berfungsi:

    1) Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;

    2) Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTR KSN; dan

    3) Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang KSN.

    Strategi penataan ruang KSN dirumuskan dengan kriteria:

    1) Sesuai dengan rumusan kebijakan penataan ruang;

    2) Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah

    nasional, RTR Pulau dan provinsi;

    3) Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada

    KSN bersangkutan secara efisien dan efektif;

    4) Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang dan rencana pola

    ruang KSN; dan

    5) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait.

    Strategi penataan ruang KSN HL. Bukit Batabuh dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh adalah

    turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih operasional. Mengacu pada kebijakan

    yang telah dirumuskan, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut :

    1. Strategi untuk menerapkan kebijakan peningkatan tutupan vegetasi hutan alam pada kawasan inti, adalah:

    a. Mencegah ilegal logging;

    b. Mencegah kegiatan pembukaan hutan untuk perkebunan baru;

    c. Mencegah akses jalan baru;

    d. Menutup jalan eks logging pada kawasan inti;

    e. Mengendalikan pemanfataan kawasan bekas tebangan/eks ilegal logging pada

    kawasan inti;

    f. Meningkatkan luas tutupan vegetasi hutan alam pada kawasan inti (reboisasi

    vegetasi asli);

    g. Mengembangkan sistem perlindungan tutupan hutan alam pd kawasan inti KSN.

    2. Strategi yang digunakan dalam mewujudkan kebijakan pelestarian dan pengembangan manfaat keanekaragaman hayati hutan tropis di kawasan inti,

    adalah:

    a. Menginventarisasi keanekaragaman hayati;

    b. Mencegah perburuan dan perdagangan satwa liar;

    c. Mengendalikan pemungutan hasil hutan kayu bernilai ekonomi tinggi;

    d. Mengembangkan tumbuhan hutan alam bernilai ekonomi tinggi;

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 6

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    e. Mengembangkan penangkaran satwa dilindungi;

    f. Mengembangkan kegiatan jasa lingkungan pada kawasa inti;

    g. Mengembangkan kawasan stasiun penelitian dan pengembangan

    keanekaragaman hayati.

    3. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan pengembangan infrastruktur koridor perlintasan satwa kunci, adalah:

    a. Menginventarisasi jalur perlintasan alami satwa kunci;

    b. Mengendalikan kegiatan yang mengganggu jalur perlintasan alami satwa kunci;

    c. Mengembangkan infrastruktur jalur perlintasan satwa kunci;

    d. Mengembangkan sistem pemantauan pada jalur perlinatasan satwa kunci.

    4. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan perlindungan dan pelestarian satwa

    kunci, adalah:

    a. Menginventarisasi populasi dan sebaran satwa kunci;

    b. Menginventarisasi konflik satwa kunci dengan masyarakat;

    c. Mencegah perburuan dan perdagangan satwa kunci;

    d. Mengembangkan sistem pemantauan populasi dan sebaran satwa kunci.

    5. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan pengendalian kegiatan dan alih fungsi

    lahan yang mengganggu fungsi kawasan inti, adalah :

    a. Menginventarisasi tingkat gangguan kegiatan permukiman terhadap fungsi kawasan

    inti;

    b. Mencegah perluasan permukiman dan perkebunan yang sudah ada;

    c. Melakukan relokasi permukiman ;

    d. Mencegah munculnya permukiman dan perkebunan baru;

    e. Mencegah akses jalan baru;

    f. Mengoptimalkan konservasi DAS.

    6. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan peningkatan luas tutupan hutan pada

    kawasan fungsi lindung di kawasan penyangga, adalah :

    a. Menetapkan luas tutupan hutan Alam paling sedikit 60% dalam dalam kawasan

    Hutan produksi Terbatas pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti;

    b. Menetapkan luas tutupam hutan alam paling sedikit 40% dalam kawasan Hutan

    produksi tetap pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti;

    c. Menetapkan luas tutupan hutan paling sedikit 30% dalam kawasan HPK (hutan

    produksi yg bias dikonversi) pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan

    inti;

    d. Menetapkan luas tutupan hutan paling sedikit 20% dalam kawasan Areal

    Pemanfaatan Lain pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti;

    e. Mengoptimalkan perkebunan yg berkelanjutan di kawasan penyangga KSN pada

    lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti.

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 7

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    7. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan pengoptimalan pengelolaan Sumber

    Daya Alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di kawasan

    penyangga, adalah :

    a. Mendorong kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam seperti pertambangan,

    perkebunan dan pertanian yang menerapkan prinsip-prinsip yang berwawasan

    lingkungan dan berkelanjutan;

    b. Pemantauan implementasi dari kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam

    seperti pertambangan, perkebunan dan pertanian yang menerapkan prinsip-prinsip

    yang berwawasan.

    8. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan pengendalian infrastruktur wilayah dan

    permukiman di kawasan penyangga, adalah :

    a. Mengendalikan akses jalan menuju kawasan inti;

    b. Mengendalikan perkembangan permukiman sepanjang batas antara kawasan

    penyangga dengan kawasan inti;

    c. Menata peran dan fungsi sistem perkotaan (PKLp Koto Baru, PKLp Muara Lembu,

    PKLp Lubuk Jambi), sebagai kota konservasi;

    d. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sepanjang jalan provinsi Lubuk Jambi

    Kabupaten Kuantan Singingi ke Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu.

    9. Strategi dalam rangka mewujudkan kebijakan Pengoptimalan keberadaan masyarakat

    dalam mendukung fungsi KSN, adalah :

    a. Mengembangkan potensi kearifan lokal dalam mendukung fungsi KSN

    b. Mengembangkan potensi wisata budaya

    c. Meningkatkan dan mendorong peran masyarakat

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 8

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    Tabel 3.1. Tujuan Kebijakan dan Strategi RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan Sekitarnya

    TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI

    Mewujudkan fungsi KSN

    Hutan Lindung Bukit Batabuh

    dan Taman Nasional Bukit

    Tigapuluh dalam menjaga

    keutuhan koridor

    ekosistem Rimba Sumatera

    dan keberlanjutan

    satwa kunci

    1. Peningkatan tutupan vegetasi hutan alam pada kawasan inti KSN

    1. Mencegah ilegal logging 2. Mencegah kegiatan pembukaan hutan untuk perkebunan baru 3. Mencegah akses jalan baru 4. Menutup jalan eks logging pada kawasan inti 5. Mengendalikan pemanfataan kawasan bekas tebangan/eks ilegal logging

    pada kawasan inti 6. Meningkatkan luas tutupan vegetasi hutan alam pada kawasan inti

    (reboisasi vegetasi asli) 7. Mngembangkan sistem perlindungan tutupan hutan alam pd kawasan inti

    KSN

    2. Pelestarian dan pengembangan manfaat keanekaragaman hayati hutan tropis di kawasan inti

    1. Menginventarisasi keanekaragaman hayati 2. Mencegah perburuan dan perdagangan satwa dilindungi 3. Mengendalikan pemungutan hasil hutan kayu bernilai ekonomi tinggi 4. Mengembangkan tumbuhan hutan alam bernilai ekonomi tinggi (gaharu) 5. Mengembangkan penangkaran satwa dilindungi 6. Mengembangkan kegiatan jasa lingkungan pada kawasa inti 7. Mengembangkan kawasan stasiun penelitian dan pengembangan

    keanekaragaman hayati.

    3. Pengembangan infrastruktur koridor perlintasan satwa kunci

    1. Menginventarisasi jalur perlintasan alami satwa kunci 2. Mengendalikan kegiatan yang mengganggu jalur perlintasan alami satwa

    kunci 3. Mengembangkan infrastruktur jalur perlintasan satwa kunci 4. Mengembangkan sistem pemantauan pada jalur perlinatasan satwa kunci

    4. Perlindungan dan pelestarian satwa kunci 1. Menginventarisasi populasi dan sebaran satwa kunci 2. Menginventarisasi konflik satwa kunci dengan masyarakat 3. Mencegah perburuan dan perdagangan satwa kunci 4. Mengembangkan sistem pemantauan populasi dan sebaran satwa kunci

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 9

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    5. Pengendalian kegiatan dan alih fungsi lahan yang mengganggu fungsi kawasan inti

    1. Menginventarisasi tingkat gangguan kegiatan permukiman terhadap fungsi kawasan inti

    2. Mencegah perluasan permukiman dan perkebunan yang sudah ada 3. Melakukan relokasi permukiman 4. Mencegah munculnya permukiman dan perkebunan baru 5. Mencegah akses jalan baru 6. Mengoptimalkan konservasi DAS

    6. Peningkatan luas tutupan hutan pada kawasan fungsi lindung di kawasan penyangga KSN

    1. Menetapkan luas tutupan hutan Alam paling sedikit 60% dalam dalam kawasan Hutan produksi Terbatas pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti

    2. Menetapkan luas tutupam hutan alam paling sedikit 40% dalam kawasan Hutan produksi tetap pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti

    3. Menetapkan luas tutupan hutan paling sedikit 30% dalam kawasan HPK (hutan produksi yg bias dikonversi) pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti

    4. Menetapkan luas tutupan hutan paling sedikit 20% dalam kawasan Areal Pemanfaatan Lain pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti

    5. Mengoptimalkan perkebunan yg berkelanjutan di kawasan penyangga KSN pada lokasi tertentu yang berbatasan dengan kawasan inti

    7. Pengoptimalan pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di kawasan penyangga

    1. Mendorong kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam seperti pertambangan, perkebunan dan pertanian yang menerapkan prinsip-prinsip yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

    2. Pemantauan implementasi dari kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam seperti pertambangan, perkebunan dan pertanian yang menerapkan prinsip-prinsip yang berwawasan

    8. Pengendalian infrastruktur wilayah dan permukiman di kawasan penyangga KSN

    1. Mengendalikan akses jalan menuju kawasan inri 2. Mengendalikan perkembangan permukiman batas antara kawasan

    penyangga dengan kawasan inti (sesuai dengan deliniasi peruntukan kawasan permukiman)

    3. Menata peran dan fungsi sistem perkotaan (yang dikendalikan PKLp Koto Baru, PKLp Muara Lembu, yang didorong PKLp Lubuk Jambi), sebagai kota

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 10

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    konservasi 4. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sepanjang jalan provinsi Lubuk

    Jambi (Kuansing) ke Batang Cenaku (Inhu)

    9. Pengoptimalan keberadaan masyarakat dalam mendukung fungsi KSN

    1. Mengembangkan potensi kearifan lokal dalam mendukung fungsi KSN 2. Mengembangkan potensi wisata budaya 3. Meningkatkan dan mendorong peran masyarakat

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 11

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    3.4 RUMUSAN KONSEP

    Berdasarkan analisis holistik berbagi aspek, fungsi dan isu strategis yang ada serta peluang

    dan ancaman dalam 20 tahun kedepan, maka skenario penataan ruang KSN HL. Bukit

    Batabuh dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh akan diarahkan pada pengembangan

    konsep konservasi dan pengembangan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan

    dan ramah lingkungan, sehingga kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati,

    perlindungan satwa kunci dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan

    sinergis dan berkelanjutan.

    Secara umum konsep penataan ruang akan dilihat dalam dua kelompok tipologi kawasan

    yaitu kawasan inti KSN dan kawasan penyangga KSN. Masing-masing tipologi kawasan

    tersebut memiliki konsepsi spesifik tetapi tetapi saling mendukung.

    3.4.1. KONSEP PENATAAN RUANG KAWASAN INTI KSN

    a. Konsep Struktur Ruang pada Kawasan Inti KSN

    Perumusan konsep struktur ruang dalam kawasan inti KSN didasarkan pada pertimbangan :

    a) Secara fisik kawasan hutan lindung bukit batabuh berpotensi untuk peningkatan akses

    jalan yang menghubungkan antara wilayah propinsi Riau dengan Sumatera Barat.

    b) Secara pengelolaan kawasan hutan lindung yang tidak seoptimal kawasan konservasi

    berpeluang peningkatan akses jalan yang menghubungkan antara wilayah propinsi Riau

    dengan Sumatera Barat dan pembentukan permukiman baru.

    c) Kondisi eksisting terdapat dua akses utama yaitu jalan Negara dan jalan kabupaten yang

    memotong kawasan hutan lindung berpotensi untuk peningkatan pembukaan jalan baru

    di sepanjang trase jalan tersebut.

    d) Kondisi eksiting terdapat jalan kabupaten dalam kawasan SM Rimbang Baling dari

    Muara Lembu.

    e) Kondisi tersebut dapat mengancam optimalisasi peran dan fungsi kawasan hutan

    lindung bukit batabuh dan SM. Bukit Rimbang Baling sebagai satu kesatuan koridor

    satwa kunci Harimau Sumatera.

    f) Tantangan agar fungsi koridor tetap berjalan dalam kondisi prasarana utama berupa

    jalan yang sudah intensif sebagai akses antara propinsi Riau dan Sumatera Barat.

    Dengan dasar pertimbangan tersebut di atas, maka konsep struktur ruang dalam kawasan

    inti KSN, yaitu :

    a) Membatasi pembukaan jalan baru

    b) Mengembangkan fasilitas perlintasan satwa pada akses-akses jalan yang sudah ada.

    c) Peningkatan infrastruktur wisata alam

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 12

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    b. Konsep Pola Ruang pada Kawasan Inti KSN

    Perumusan konsep pola ruang dalam kawasan inti KSN didasarkan pada pertimbangan :

    a) Kondisi eksisting sudah berjalan pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya dalam

    kawasan hutan lindung Bukit Batabuh, yaitu kegiatan permukiman dan perkebunan

    rakyat.

    b) Tutupan hutan tersisa seluas 26.910,53 Ha atau sekitar 40% dari luas HL Bukit

    Batabuh.

    c) Tekanan perubahan penggunaan tanah hutan menjadi penggunaan tanah non hutan

    sangat tinggi terutama untuk kegiatan perkebunan pada kawasan-kawasan yang

    memiliki aksesibiltas yang cukup baik dan kondisi fisik yang landai.

    d) Perluasan permukiman pada desa definitive yaitu desa Perhentian Sungkai kab.

    Kuansing.

    e) Kawasan inti KSN diarahkan sebagai koridor perlintasan satwa kunci Harimau

    Sumatera

    f) Potensi pengembangan pariwisata alam berupa wisata pegunungan, air terjun, dan

    wisata panorama alam.

    Dengan dasar pertimbangan tersebut di atas, maka konsep pola ruang dalam kawasan inti

    KSN, yaitu :

    a) Pemanfaatan kawasan hutan, Pemanfaatan jasa lingkungan, Pemungutan hasil hutan

    bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap

    menjaga kelestariannya;

    b) Pengendalian perluasan permukiman dan perkebunan yang dapat mengurangi

    fungsi dan peran kawasan hutan lindung.

    c) Rehabilitasi hutan dan lahan sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan,

    dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan

    peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

    d) Reklamasi hutan sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan

    dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

    peruntukannya.

    e) Perlindungan hutan sebagai usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

    hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia,

    ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan

    menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan,

    hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 13

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    3.4.2. KONSEP PENATAAN RUANG KAWASAN PENYANGGA KSN

    a. Konsep Struktur Ruang pada Kawasan Penyangga KSN

    Perumusan konsep struktur ruang dalam kawasan penyangga KSN didasarkan pada

    pertimbangan :

    a) Mengakomodasi struktur ruang RTRW Nasional, RTR Pulau, RTRW Porvinsi dan

    RTRW kabupaten.

    b) Pertumbuhan penduduk yang cukup tingggi pada wilayah kecamatan yang

    berbatasan langsung dengan KSN HL. Bukit Batabuh dan Sekitarnya yang

    memerlukan dukungan saran dan prasarana wilayah.

    c) Aksesibilitas yang masih terbatas karena sarana dan moda tranportasi yang

    belum memadai yang menghubungkan antar desa di kawasan penyangga.

    d) Kondisi eksisting sedang dibuka jalan baru yang menghubungkan antara Kec.

    Kuantan Mudik dengan Kabupaten Indragiri Hulu.

    e) Pemekaran kecamatan baru yang merupakan pecahan dari kec. Kuantan Mudik

    berbatasan langsung dengan batas KSN dapat mendorong pertumbuhan pusat-

    pusat kegiatan dan membutuhkan jaringan infrasruktur yang memadai.

    f) Kawasan penyangga KSN diharapkan dapat menjadi pelindung keberadaan inti

    KSN dengan berbagai aktifitasnya dan kebutuhan sarana dan prasarananya.

    Dengan dasar pertimbangan tersebut di atas, maka konsep struktur ruang dalam kawasan

    penyangga KSN, yaitu :

    a) Pengembangan jaringan transportasi jalan yang efektif dan efisien sesuai dengan

    tipologi kawasan

    b) Pusat-pusat permukiman berupa PPK (pusat pelayanan kawasan) dan PPL (pusat

    pelayanan lingkungan)

    c) Jaringan prasarana transportasi berupa jalan lokal primer dengan status jalan

    kabupaten, jalan lokal dan jalan perusahaan.

    d) Pengembangan infrastrtuktur yang mendukung konsep agroindustri dan

    agribisnis untuk memperkuat perekonomian masyarakat di kawasan penyangga

    KSN yang, hemat lahan, dikelola secara berhasil guna, bernilai ekonomi tinggi,

    terpadu dan ramah lingkungan.

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 14

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    b. Konsep Pola Ruang pada Kawasan Penyangga KSN

    Perumusan konsep pola ruang dalam kawasan inti KSN didasarkan pada pertimbangan :

    a) Mengakomodasi pola ruang RTRW Nasional, RTR Pulau, RTRW Porvinsi dan

    RTRW kabupaten.

    b) Pertumbuhan penduduk yang cukup tingggi pada wilayah kecamatan yang

    berbatasan langsung dengan KSN HL. Bukit Batabuh dan Sekitarnya yang

    membutuhkan ruang yang tentu cukup tinggi untuk kegiatan ekonomi dan

    pengembangan sarana dan prasarana wilayah.

    c) Basis ekonomi masyarakat mengandalkan perkebunan dan pertanian lahan

    kering yang membutuhkan lahan yang luas.

    d) Keterbatasan ruang akibat dari perluasan pengembangan perkebunan swasta dan

    masyarakat.

    e) Perubahan tutupan hutan menjadi hutan produksi dan kawasan perkebunan

    akibat desakan kebutuhan ruang yang tinggi di wilayah penyangga.

    f) Mulai tumbuhnya kegiatan pertambangan batu bara di desa Ibul, kecamatan

    Kuantan Mudik, kab. Kuansing dan pengajuan izin-izin pertambangan baik di kab.

    Kuansing maupun kab. Inhu.

    g) Kawasan penyangga KSN juga merupakan lokasi perlintasan satwa kunci gajah

    sumatera, dimana berdasarkan literatur dikatakan bahwa 80% sebaran gajah

    berada di luar kawasan konservasi.

    h) Terjadi perebutan ruang yang tinggi untuk berbagai akrifitas termasuk untuk

    perlindungan tata air, habitat dan jalur perlintasan satwa liar Gajah Sumatera.

    Dengan dasar pertimbangan tersebut di atas, maka konsep pola ruang dalam kawasan

    penyangga KSN, yaitu :

    a) Pengendalian perluasan permukiman dan perkebunan yang dapat mengurangi

    tekanan terhadap keberadaan kawasan inti KSN.

    b) Optimalisasi kegiatan ekonomi perkebunan yang hemat lahan tapi bernilai ekonomi

    tinggi, dengan prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

    c) Membatasi perluasan pengembangan perkebunan swasta.

    d) Pengembangan desa-desa wisata yang mendukung kegiatan wisata alam

    e) Mengoptimalkan luas tutupan hutan pada kawasan hutan produksi terbatas, hutan

    produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi dan pada area pemanfaatan

    lain.

    f) Perlindungan tutupan hutan sebagai usaha untuk mencegah dan membatasi

    kerusakan hutan, untuk perlindungan tata air.

    g) Rehabilitasi hutan dan lahan sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan,

    dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan pada kawasan HPT, HP, HPK dan APL

  • MATERI TEKNIS Penyusunan RTR KSN HL. Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 III- 15

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 . http://penataanruang.pu.go.id

    sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem

    penyangga kehidupan tetap terjaga.

    h) Reklamasi hutan sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan

    dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

    peruntukannya pada kawasan HPT, HP, HPK dan APL .