03 penggunaan sistem informasi geografis dan pemodelan 3 dimensi untuk cakupan area frekuensi radio...

Download 03 Penggunaan Sistem Informasi Geografis Dan Pemodelan 3 Dimensi Untuk Cakupan Area Frekuensi Radio Fm Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

If you can't read please download the document

Upload: dinda-azkiya-anindhita

Post on 31-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

area

TRANSCRIPT

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 1

    PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN

    PEMODELAN 3 DIMENSI UNTUK CAKUPAN AREA FREKUENSI RADIO FM DI WILAYAH DAERAH

    ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Sigit Winarso dan Sri Hartati

    Sigit Winarso adalah Peneliti Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta, Jl. Magelang km.6 Yogyakarta 55284, email : [email protected]

    Sri Hartati adalah Dosen Program Magister Ilmu Komputer UGM Gedung SIC Lt.3 FMIPA UGM Sekip Utara Bulaksumur Yogyakarta 55281

    email: [email protected]

    Naskah diterima: 3 Mei 2011, Disetujui: 21 Juni 2011

    Abstrak

    Radio pada saat ini banyak dimanfaatkan orang untuk kepentingan

    hiburan, pendidikan, informasi maupun sarana bisnis. Namun, masih

    banyak dunia usaha yang belum memanfaatkan radio untuk menjual atau

    mengiklankan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis,

    mendesain, dan mengimplementasikan sistem informasi geografis

    sehingga dapat memberi informasi service area radio FM dalam bentuk

    visualisasi 3 Dimensi yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

    (DIY) dan membuat model peta 3 Dimensi dengan tepat dan jelas

    mengenai lokasi radio tersebut. Aplikasi Sistem Informasi Geografis 3

    Dimensi untuk Coverage Area Pemancar Radio FM di DIY ini dapat

    menunjukkan letak stasiun radio, beserta informasi detail mengenai radio

    yang ada di dalamnya. Sistem juga dapat menunjukan dan menampilkan

    visual coverage area pemancar radio FM lebih nyata dan menghasilkan

    informasi data nonspasial dari objek yang terpilih.

    Kata Kunci: Radio, Sistem Informasi Geografis, 3 Dimensi

    THE USE OF GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS AND THE MODELING OF 3-DIMENSION FOR FM RADIO

    FREQUENCY COVERAGE AREA IN THE SPECIAL TERRITORY OF YOGYAKARTA

    Abstract

    Today, radio is util ized by many people for entertainment, education,

    information, and facil ities for business. Nevertheless there are still many

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 2

    companies that do not use the radio to do business; to sell or advertise

    products. The purpose of this study is to analyze, design, and implement a

    geographic information system that can give the information service area of

    FM radio in the form of 3-D visualization of the Special Terri tory of

    Yogyakarta, and create 3-D map model of the radio location precisely and

    clearly. The Application of Geographic Information Systems of 3 Dimensions

    for FM Radio Transmitter Coverage Area in the Special Terri tory of

    Yogyakarta can show the location of the radio station and the detailed

    information about the radio. The system can also demonstrate and display

    visual FM radio transmitter coverage area more visible and give non-spatial

    data information from the selected object.

    Key words: Radio, Geographic Information Systems, 3 Dimensions

    PENDAHULUAN

    Radio pada saat ini banyak diman

    faatkan orang baik untuk kepentingan

    hiburan, pendidikan, informasi maupun

    untuk sarana bisnis. Namun demikian

    masih banyak juga orang atau dunia

    usaha yang belum memanfaatkan radio

    sebagai salah satu sarana/media untuk

    bisnis yaitu untuk menjual atau meng

    iklankan produk. Padahal dengan sifat

    penyebarannya ke area/daerah yang

    cukup luas dan secara real time dapat

    digunakan sebagai sarana pemasaran

    yang efektif, atau mereka tidak tahu radio

    mana yang harus dipilih karena kurang

    nya informasi tentang profil radio dan

    wilayah cakupannya.

    Di wilayah Daerah Istimewa Yogya

    karta dari sampai hari ini terus ber

    tambah banyak orang mendirikan stasiun

    radio, baik itu radio publik, komersial,

    komunitas, dan lainlain. Tetapi dengan

    adanya radio ini belum semuanya dike

    tahui oleh masyarakat ataupun peng

    usaha baik dari dalam maupun luar kota,

    tentang bagaimana informasi radio itu

    sendiri, baik lokasi, daerah cakupan atau

    service area, kekuatan pemancar, tinggi

    tower, maupun informasi lainnya yang

    dibutuhkan oleh masyarakat. Mereka

    hanya sedikit tahu karena daerahnya

    dekat dengan stasiun radio tersebut atau

    mendapatkan informasi karena men

    dengarkan radio tersebut.

    Peraturan Menteri Perhubungan

    No. 15 tahun 2003 menyebutkan bahwa

    tidak diperbolehkan dalam satu wilayah

    yang sama terdapat dua atau lebih radio

    FM yang mempunyai frekuensi sama hal

    ini akan menyebabkan adanya interferen

    si. Peraturan tersebut memberikan seba

    gian informasi tentang batasan kekuatan

    pancaran radio FM, sehingga masyarakat

    kurang mendapat informasi tentang profil

    radio FM secara detail mengenai wilayah

    cakupan dan data teknis lainnya.

    Sistem Informasi Geografis (SIG)

    untuk radio FM di Yogyakarta yang ada

    saat ini masih dalam bentuk gambar 2

    dimensi yang monoton, kaku dan kurang

    interaktif. Sehingga masyarakat kurang

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 3

    mendapat informasi tentang kondisi

    geografis suatu lokasi dengan sebenarnya.

    Dengan menggunakan sistem informasi

    geografis 3 Dimensi, diharapkan akan

    dapat membantu masyarakat dalam

    mendapatkan informasi tentang daerah

    cakupan siaran radio FM dalam bentuk 3

    Dimensi sehingga diketahui wilayah

    cakupannya dan pencarian lokasi beserta

    informasi lainnya secara cepat dan tepat.

    Dan dengan visualisasi 3 Dimensi sistem

    informasi geografis yang mendekati

    realistik akan dapat membantu para

    pengguna baik pengusaha dari dalam dan

    luar Yogyakarta untuk memasarkan

    produknya, maupun masyarakat umum

    untuk mendapatkan informasi radio FM

    di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Field yang ada pada SIG dapat

    dibuat dengan rentang metode generik,

    teknik, dan algoritma yang baik yang

    kemudian dapat diaplikasikan pada

    banyak situasi yang dimodelkan meng

    gunakan peta. Data geografis memiliki

    tiga tipe data, yaitu data peta, data atribut,

    dan data image. Data yang mengendalikan

    SIG adalah data spasial. Setiap fungsio

    nalitas yang membuat SIG dibedakan dari

    lingkungan analisis lainnya adalah karena

    berakar pada keaslian data spasial. Ke

    unggulan menampilkan data spasial dan

    non spasial dalam 3 dimensi adalah bi

    dangbidang yang tidak terlihat dalam

    tampilan 2 dimensi bisa diperlihatkan

    bahkan didramatisir. Selain itu kita tidak

    perlu mengartikan garisgaris kontur atau

    bayangan, karena secara aktual kita dapat

    melihat seberapa curam slope yang ada.

    Tujuan penelitian ini dimaksudkan

    untuk menganalisa, mendesain, dan

    mengimplementasikan sistem informasi

    geografis sehingga dapat memberi infor

    masi daerah cakupan atau service area

    masing radio FM dalam bentuk visualisasi

    3 Dimensi (3D) yang ada di wilayah DIY

    dan membuat model peta 3 dimensi

    dengan tepat dan jelas mengenai lokasi

    radio FM yang ada di wilayah DIY.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Sistem Informasi Spasial dibutuh

    kan seseorang untuk dapat memilih

    rumah kos dengan mudah dan akurat

    tanpa harus mengenal kota Yogyakarta

    sebelumnya. Pemakai dapat menetapkan

    tempat objek titik rumah kos sesuai

    dengan kriteria yang diinginkannya. Se

    lain kemampuan untuk menetapkan objek

    rumah kos, sistem akan memberikan

    informasi yang berasal dari objek yang

    bersangkutan (Setyohadi, 2006 ).

    Sistim Informasi Geografi untuk

    menangkap data, dan untuk memanfaat

    kan kemampuan menganalisa informasi

    topografis tanah lapang dalam rangka

    mengevaluasi skenario thematic adalah

    menjadi penting dalam penelitian long

    soran salju dan pembuatan peta risiko

    longsoran salju. Di

    samping memvi sualisasikan apa yang

    telah terjadi dan menggambarkan

    penempatan lokasi dari resiko potensial,

    sekarang dimungkinkan untuk

    mengadakan percobaan dengan

    pendekatan yang berbeda dan memvi

    sualisasikan hasil yang kompleks (rumit/

    lengkap) dalam sebuah peta cartographic.

    Dengan mengambil keuntungan dari

    model tanah lapang kualitas tinggi digital

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 4

    dalam GIS dan mengkombinasi hasil

    dengan presentasi spatial perspektif 3

    dimensi, sekarang memungkinkan untuk

    meningkatkan pemetaan risiko dengan

    komponen dinamis (Karel KRIZ, 2001).

    Peta pegunungan dalam lembaran

    peta tradisional sangat berguna dan akan

    selalu dipakai dalam beberapa tahun ke

    depan. Tetapi, perkembangan teknologi

    seperti multimedia yang interaktif mem

    berikan pilihan untuk mendapatkan

    representasi peta dari bagian gunung

    yang akan menjadi produk yang sangat

    bermanfaat di masa yang akan datang.

    Perancangan model prototype dan analisa

    dari pendapat para pemakai pada model

    tersebut akan membantu penggunaan

    desain lebih luas dan penggunaan peta

    gunung 3D secara ekonomis sukses

    (Petrovic, 2001).

    Sistem Informasi Geografis Radio

    FM di DIY ditulis bahwa Sistem Informasi

    Geografis dapat membantu pemakai

    untuk mencari dan mendapatkan infor

    masi mengenai radio FM di wilayah DIY

    dengan cara yang mudah, cepat dan aku

    rat untuk kepentingan bisnisnya. Demi

    kian pula pihak Balai Monitoing Frekuensi

    Radio, Direktorat Jenderal Sumber Daya

    dan Perangkat Pos dan Informatika, Ke

    menterian Kominfo dapat dengan mudah

    dan cepat untuk melihat posisi/lokasi ser

    ta memonitor daerah cakupan masing

    masing radio FM tersebut (Yuhanto,

    2007).

    Bahwa class-class di map script

    dapat digunakan untuk membuat aplikasi

    GIS yang Web, karena adanya kodekode

    program yang sama pada web GIS dari

    daerah satu dengan daerah lain dan

    dengan perbedaan hanya terdapat pada

    data petanya saja, maka dapat dikem

    bangkan suatu program untuk membuat

    Web GIS secara instan. Semacam web

    portal tetapi digunakan untuk GIS, sehing

    ga untuk mengembangkan GIS di web

    dapat lebih cepat dan murah (Prasetyo,

    2004).

    LANDASAN TEORI

    Dijitasi, secara sederhana dan

    mudah, dapat diartikan sebagai suatu

    proses sampling, pemidahan atau peng

    konversian data spasial (unsurunsur geo

    grafis baik alamiah maupun buatan

    manusia) yang terdapat atau tergambar di

    atas lembaran peta/ analog (sketsa atau

    existing map) secara manual (Prahasta,

    2004). Secara praktis, dijitasi juga dapat

    dipahami sebagai sebuah proses peng

    gambaran ulang sebuah manuskrip,

    sketsa, diagram, atau peta garis dengan

    menggunakan peralatan elektronik yang

    berbasiskan komputer. Dijitasi merupa

    kan suatu proses utama yang dapat

    menghasilkan data spasial dijital vektor.

    Proses ini sangat diperlukan di dalam

    pembuatan peta dasar spasial dijital

    beserta editing, updating, dan penam

    bahanpenambahan layers atau tematik.

    Dalam melakukan proses dijitasi

    peta, secara umum diperlukan meja

    dijitasi elektronik (atau tablet digitizer)

    yang terhubung dengan sistem komputer

    yang bersangkutan dan lembaran peta

    yang menjadi objek dijitasi. Walaupun

    sebagian besar proses dijitasi peta/data

    spasial dilakukan dengan menggunakan

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 5

    perangkat keras meja dijitasi elektronik,

    dalam lingkup tertentu proses yang sama

    juga dapat dilkukan secara langsung di

    layar monitor (dengan menggunakan

    mouse biasa) tanpa bantuan perangkat

    meja dijitasi elektronik. Proses ini biasa

    disebut on screen digitizing. Metode di

    jitasi yang terakhir tersebut akan dite

    rapkan dalam penelitian ini dengan meng

    gunakan perangkat lunak ArcView.

    Sistem Informasi Geografis (SIG)

    Geographic Information System

    (GIS) didefinisikan sebagai sebuah sistem

    informasi yang mampu menampilkan,

    mengolah, menyimpan, dan menampilkan

    kembali datadata yang memiliki infor

    masi geografis / spasial (bereferensi ke

    ruangan). Dalam artian lain, SIG adalah

    sistem komputer yang memiliki kemam

    puan untuk membangun, menyimpan,

    mengelola dan menampilkan informasi

    bereferensi geografis, misalnya data yang

    diidentifikasi menurut lokasinya, dalam

    sebuah database. Data geografis terdiri

    dari tiga tipe data, yaitu data peta, data

    atribut, dan data image. Data peta terdiri

    dari lokasi dan bentuk dari fitur geografi.

    Peta menggunakan tiga bentuk dasar

    untuk merepresentasikan fitur bumi,

    seperti titik, garis, dan poligon. Data

    atribut adalah deskripsi data dimana GIS

    menghubungkan ke fitur peta. Data atri

    but diambil dan disusun untuk area yang

    spesifik, seperti negara bagian, sensus,

    kota, dan lain sebagainya dan seringkali

    terbentuk dengan data peta. Saat meng

    implementasikan GIS, sumber atribut data

    yang paling besar adalah database orga

    nisasi itu sendiri yang dikombinasikan

    dengan data yang didapat dari sumber

    sumber lain. Data image didapat dari

    satelite image, dan foto udara yang discan

    menjadi peta (peta yang telah diconvert

    dari bentuk print menjadi bentuk format

    digital ).

    Keunggulan menampilkan data

    spasial dan non spasial dalam 3dimensi

    adalah bidangbidang yang tidak terlihat

    dalam tampilan 2dimensi bisa diperlihat

    kan bahkan didramatisir. Selain itu kita

    tidak perlu mengartikan garisgaris kon

    tur atau bayangan, karena secara aktual

    kita dapat melihat seberapa curam slope

    yang ada. Pemodelan peta 3 dimensi yaitu

    membuat model obyek peta dalam bentuk

    3 dimensi yang memiliki lokasi peta

    dengan koordinat X (lintang), koordinat Y

    (bujur) dan koordinat Z atau informasi

    ketinggian. Pemodelan peta 3 dimensi

    menggunakan perangkat lunak Global

    Mapper. Dalam sistem informasi spasial,

    basis data relasional bersifat sebagai data

    pendukung. Dalam penelitian ini, basis

    data disimpan dalam database manage-

    ment system (DBMS) MySQL. Dari hasil

    deskripsi dan eksplorasi data, data sangat

    bervariasi terutama tentang banyaknya

    data untuk masingmasing stasiun pe

    mancar radio FM. Untuk memudahkan

    pengguna dalam berinteraksi ke dalam

    system maka diperlukan user interface

    yang telah terbentuk dalam pemrosesan

    data yang diperlukan pengguna.

    Basis Data Relational

    Sebagai model basis data yang

    paling terkenal di dalam DBMS (Data Base

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 6

    Management System). Model relational

    sangat sering dan banyak digunakan

    dalam SIG. DBMS yang menggunakan

    model basis data relational antara lain

    Dbase (*.dbf) digunakan oleh ArcView GIS.

    SIG menghubungkan sekumpulan

    unsurunsur peta dengan attribut di

    dalam satuansatuan yang disebut layer,

    seperti jalan, sungai, rel kereta api, batas

    kecamatan. Kumpulan layer tersebut

    membentuk basis data dalam SIG. Dengan

    demikian perancangan basis data akan

    menentukan efektivitas dan efisiensi

    prosesproses masukan, pengolahan dan

    keluaran SIG.

    Global Positioni ng System (GPS)

    GPS adalah sistem navigasi yang

    menggunakan satelit yang dibuat network

    dari dua puluh empat satelit yang ditem

    patkan pada orbit di U.S. Department of

    Defense. Satelitsatelit GPS mengelilingi

    bumi secara konstan, dalam waktu 12

    jam, jadi dalam sehari satelit mengelilingi

    bumi sebanyak dua kali. Satelitsatelit

    mentransmisikan sinyal ke sebuah alat

    yang disebut receiver GPS yang dimiliki

    oleh seorang pengguna. Dengan receiver

    ini, ia kemudian dapat mengetahui posisi

    nya di permukaan bumi. GPS pada awal

    nya dipergunakan untuk keperluan mili

    ter. Namun pada tahun 1980an, pemerin

    tah membuat sebuah sistem yang dapat

    dipergunakan oleh umum. GPS bekerja

    pada segala keadaan cuaca, dua puluh

    empat jam sehari. Tidak ada biaya pema

    kaian dan biaya set up untuk mengguna

    kan GPS (Garmin, 2006).

    Sebuah GPS receiver harus terkunci

    dengan sinyal paling tidak tiga satelit

    untuk mengkalkulasi posisi objek 2D

    (latitude dan longitude) juga jalur dari

    pergerakan. Dengan menggunakan empat

    atau lebih satelit untuk memposisikan

    objek, receiver dapat mendefinisikan

    objek dalam posisi 3D (latitude, longitude

    and altitud e). Sekali posisi objek dide

    finisikan, GPS unit dapat mengkalkulasi

    informasi lain, seperti kecepatan, jalur,

    jauh perjalanan, jarak tujuan, matahari

    terbit, matahari terbenam dan banyak lagi

    (Garmin, 2006).

    Keakuratan GPS

    Satelitsatelit GPS yang berjumlah

    24 buah, menempati 6 bidang orbit,

    dimana tiap orbit ditempati 4 satelit.

    Orbitorbit satelit beriklinasi 55 derajat

    terhadap bidang equator dengan keting

    gian ratarata dari permukaan bumi

    sekitar 20.200 km. Setiap satelit GPS ber

    gerak dalam orbitnya dengan kecepatan

    kirakira 4 km/detik dan mempunyai

    periode 11 jam dan 58 menit (sekitar 12

    jam). Dengan konstelasi ini, setidaknya

    terdapat 4 10 satelit akan selalu terlihat

    di tempat manapun di bumi. Sebuah

    satelit memiliki 3 bagian hardware :

    Komputer, yang mengontrol pener

    bangan dan fungsi lain satelit.

    Atomic Clock, yang mengatur agar

    penunjuk waktu pada satelit tetap

    akurat hingga pada akurasi nano detik

    (around three-billionths of a second).

    Radio transmitter , yang mengatur agar

    satelit secara konsisten mengirimkan

    ke bumi agar dapat diterima receiver

    GPS yang sedang aktif atau sedang

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 7

    digunakan. Sehingga pengguna dapat

    mengetahui posisinya di permukaan

    bumi

    GPS Receiver dewasa ini semakin

    akurat. Garmin 12 paralel channel receiver

    sangat cepat mengunci sinyal satelit

    disaat pertama kali sistem dihidupkan,

    juga bahkan mengunci sinyal tersebut

    dengan kuat. Walaupun terhalang

    dedaunan yang lebat maupun di dalam

    gedung yang tinggi. Beberapa faktor dari

    atmosfer dan faktor kesalahan lainnya

    dapat mengakibatkan akurasi GPS. Gar

    min GPS receiver memiliki keakurasian

    hingga radius 15 meter (Garmin, 2006).

    Dipergunakan Garmin pada peneli

    tian ini disamping karena memiliki per

    forma dan dibangun dari sekian banyak

    standarisasi. Diantaranya kecepatan men

    cari dan mengunci sinyal satelit, dan

    mempertahankan sinyal yang telah di

    kunci. Garmin memberikan akurasi, kua

    litas, dan reliabilitas dibandingkan

    dengan GPS receiver yang lain (Garmin,

    2006). Disamping itu dapat juga meng

    koneksikan informasi (atribut data), yaitu

    menghubungkan informasi dengan objek

    yang dibuat secara spesifik. Juga dapat

    menghubungkan objek dengan data pada

    database external, seperti Access, Oracle,

    atau Excel.

    Konsep Peta 3 Dimensi

    Keunggulan menampilkan data spa

    sial dan non spasial dalam 3dimensi

    adalah bidangbidang yang tidak terlihat

    dalam tampilan 2dimensi bisa diperlihat

    kan bahkan didramatisir. Selain itu kita

    tidak perlu mengartikan garisgaris

    kontur atau bayangan, karena secara

    aktual kita dapat melihat seberapa curam

    slope yang ada. Sejauh ini sistem koor

    dinat hanya membahas bentuk 2dimensi

    yaitu penggambaran lokasi pada peta

    dengan koordinat X (lintang) dan koor

    dinat Y (bujur). Sebenarnya ada satu lagi

    aspek lokasi yang diabaikan, yaitu koor

    dinat Z atau informasi ketinggian.

    Dengan bertambah majunya tekno

    logi SIG sekarang bisa menyimpan dan

    menampilkan ke3 unsur tadi pada setiap

    titik yang ada pada peta digital di kom

    puter menjadi tampilan yang lebih men

    dekati kenyataan. Pada perangkat lunak

    SIG saat ini, suatu bidang 3dimensi bisa

    dihasilkan dari berbagai macam data dan

    dengan berbagai cara. Data DEM (Digital

    Elevation Model) adalah salah satu data 3

    dimensi yang kita kenal, yang merupakan

    data yang menampilkan informasi keting

    gian. Data tersebut dapat dihasilkan dari

    datadata vektor yang berupa point, line

    dan polygon dengan menggunakan fungsi

    fungsi analisa permukaan (surface).

    Fungsifungsi tersebut tersedia

    pada perangkat lunak yang khusus untuk

    itu seperti Global Mapper . Informasi baru

    dalam bentuk 3dimensi, bisa digunakan

    langsung oleh SIG atau digunakan ber

    sama data spasial dan operator lainnya

    dalam pemodelan.

    Keberadaan data 3dimensi meru

    pakan terobosan yang sangat berguna

    bagi SIG karena dapat digunakan dalam

    analisa permukaan maupun dalam

    visualisasi.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 8

    Konsep SIG berbasis WEB

    Perkembangan internet yang pesat

    telah melahirkan berbagai inovasi dalam

    berbagai bidang ilmu, demikian halnya

    dengan perkembangan SIG. Sebagai

    sarana untuk berbagai keperluan, SIG

    telah dikembangkan dalam menggunakan

    fasilitas internet yang dikenal sebagai web

    based GIS. Penggunaan internet sebagai

    sarana dalam penyebaran data SIG telah

    dimulai pada tahun 1990an oleh U.S.

    Geological Survey (USGS). Dimana telah

    dikembangkan riset mengenai pengirim

    an data saptial digital melalui File

    Transfer Protokol (FTP). Perkembangan

    distribusi data spasial melalui web

    terus dilakukan, dan memberikan

    kemudahan kepada pengguna pada sisi

    user interface. Pengguna dengan mudah

    menentukan titik pada lokasi peta,

    memilih layer data yang diinginkan,

    serta mengambil data. Pada akhir tahun

    1990an telah lahir teknologi baru yang

    dikenal sebgai Internet Map Server .

    Dengan teknologi ini client dengan

    mudah menggunakan standar web

    browser untuk mengirim peta interaktif

    serta data query melalui internet.

    Mapserver , merupakan salah satu

    software web GIS opensource pertama kali

    dikembangkan beberapa orang dari

    Universitas Minnesota (UMN) di Amerika

    Serikat, yang pada saat itu tengah bekerja

    sama di proyek ForNet (suatu proyek

    yang pernah dikerjakan oleh UMN fakul

    tas sumber daya alam). Map Server meli

    puti beberapa mapscript yang terdiri

    beberapa program server side antara lain

    PHP, Perl, Java dan Phyton untuk meng

    akses mapserver melalui C API. Mapscript

    menyediakan beberapa feature yang biasa

    dikembangkan untuk integrasi dengan

    beberapa di dalam beberapa program

    web serta database MySQL, Sysbase,

    Oracle. Software ini tidak menonjolkan

    GIS saja tetapi juga fasilitasnya yang

    fleksibel mengarah isi suatu web yang

    interaktif dan fungsi yang lain sebagai

    penunjang seperti legenda, kompas, query

    (pencarian) serta informasi dalam peme

    taan. Secara garis besar anatomi dari

    aplikasi mapserver dapat dilihat pada

    gambar 1. dibawah ini.

    Gambar 1. Anatomi Aplikasi Mapserver

    Gambar 2. Arsitektur Mapscript

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 9

    MapScript dapat berjalan di sistem

    operasi windows maupun linux. dan dapat

    dijalankan pada beberapa Web Server.

    Secara garis besar, proses yang akan

    dilakukan oleh mapscript dapat dilihat

    pada gambar 2.

    Proses diawali dengan request dari

    client ke server. Web Server akan menja

    lankan fungsifungsi yang ada di library

    Mapscript . Data spatial yang akan

    digunakan berupa data bertipe shapefile,

    yang merupakan file spatial standar dari

    ESRI. Dengan perantara MapFile, sebagai

    pengatur setting dari data yang akan

    ditampilkan, MapScript akan membaca

    data spatial di shapefile ini, memproses

    nya sesuai request dari client, kemudian

    menyimpannya kedalam bentuk file

    gambar (GIF, JPG, atau PNG). File gambar

    ini kemudian akan diload ke client dalam

    bentuk object Image HTML. Karena

    bentuk peta yang ditampilkan merupakan

    file gambar maka kerja client tidak berat,

    terutama jika dibandingkan dengan cara

    lain yang menggunakan activeX (Prasetyo,

    2004).

    METODOLOGI

    Dalam pembuatan aplikasi sistem

    informasi geografis 3 dimensi untuk

    coverage area Radio FM di wilayah

    Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    pada penelitian ini adalah sistem yang

    dibangun untuk menghasilkan informasi

    mengenai coverage area radio FM

    tersebut sesuai dengan datadata yang

    telah dikumpulkan agar dapat mendekati

    keakuratan, karena penyaringan data

    pada saat query dapat mengecilkan ruang

    pencarian, sekaligus menghasilkan infor

    masi yang mendekati harapan pengguna.

    Hasil pencarian selain berbentuk data

    teks maupun angka, juga dihasilkan dalam

    bentuk visual (peta lokasi) 3 dimensi.

    Data dalam bentuk visual (peta lokasi) 3

    dimensi ini menunjukkan pada peta

    dimana posisi atau letak radio FM

    tersebut berada serta coverage area yang

    sesungguhnya. Dibuatnya sistem ini

    diharapkan dapat membantu memvisuali

    sasikan coverage area radio FM termasuk

    didalamnya area blankspot dan jumlah

    potensi pendengar.

    Penelitian dan pembuatan aplikasi

    ini adalah kelanjutan dari penelitian sebe

    lumnya tentang Sistem Informasi Geo-

    grafis Radio FM Di Daerah Istimewa

    Yogyakarta (Wintar, Priyo, 2007). Data

    yang digunakan pada penelitian ini seba

    gian adalah hasil penelitian tersebut.

    Kegiatan pengupulan data pada

    penelitian ini adalah Penelitian Literatur

    (literature Research), yaitu dengan

    melakukan kajian pustaka yang terkait

    dengan topik penelitian. Sumber dalam

    penelitian pustaka diperoleh dari buku

    buku yang relevan, jurnal ilmiah, maupun

    berbagai bahan pendukung yang diper

    oleh melalui internet.

    Selanjutnya data yang terkumpul

    tersebut disusun dan ditabulasi yang

    meliputi data:

    1. Data radio merupakan data yang akan

    membentuk image dan informasi ten

    tang Radio FM yang terdiri atas nama

    radio, frekuensi, alamat, kecamatan,

    No. Telp, lokasi (GPS ), Lokasi (UTM),

    Tinggi Tx (Transmiter), Tinggi Rx (Re

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 10

    ceiver), Coverage Area. ( terlampir)

    2. Data Penduduk per kecamatan meru

    pakan data yang akan membentuk

    informasi jumlah pendengar radio FM.

    3. Data Wilayah Administrasi merupa

    kan data yang menyimpan data

    kecamatan dan nama kecamatan.

    Dalam penelitian ini digunakan data

    peta raster, data administrasi kecamatan

    dan data radio untuk menentukan lokasi

    dan luas wilayah cakupan frekuensi radio

    FM. Selain itu juga menggunakan

    perangkat lunak Global Mapper v 9.0, data

    peta 3 dimensi dalam format file *.dem

    dan data radio untuk membentuk model

    wilayah cakupan frekuensi radio FM da

    lam tampilan gambar 3 dimensi. Peralat

    an yang yang digunakan computer,

    perangkat lunak Global Mapper, Map

    Server, MySQL.

    Data yang dibutuhkan dalam

    penelitian ini secara garis besar yang

    digunakan adalah data spasial dan non

    spasial yang saling melekat. Data tekstual

    tersebut ditunjukkan dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Tabel Klasifikasi Data

    Jenis data Nama data Keterangan

    Non Spasial A. Data radio

    B. Data cover Radio

    C. Data Kecamatan

    D. Tercover

    E. Data Administrasi

    wilayah

    I. Data non spasial di editing

    menggunakan Global Mapper

    v 10.0 menghasilkan image

    dengan format .JPEG

    Spasial

    F. Data Radio

    G. Data Coverage

    H. Data Administrasi

    (kecamatan)

    J. Data spasial didijitasi, editing

    secara on screen

    menggunakan ArcView

    kemudian di simpan kedalam

    bentuk .dbf

    Data pada Tabel 1 digabungkan

    dengan menggunakan perangkat lunak

    Global Mapper untuk memvisualisasikan

    coverage area dan posisi radio FM secara

    visual (peta lokasi) 3 dimensi.

    Sistem informasi spasial yang

    dibuat ini memiliki beberapa jenis layer ,

    yaitu : Layer Lokasi Radio FM, layer ini

    berisikan posisi atau koordinat Lintang

    Selatan (LS) dan Bujur Timur (BT) dari

    masingmasing radio FM, yang dikonversi

    kedalam koordinat UTM. Layer Wilayah

    Administrasi Kecamatan, Layer ini

    berisikan namanama kecamatan, jumlah

    penduduk kecamatan di wilayah D.I.

    Yogyakarta. Layer Coverage area radio

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 11

    layer ini berisikan coverage area dari

    masingmasing radio FM di Yogyakarta.

    Sedang data data non spasial

    digunakan untuk membuat aturan bisnis

    1 tower bisa berada di salah satu keca

    matan atau 1 kecamatan bisa terdapat

    lebih dari satu tower, 1 Tower memiliki 1

    buah Coverage Area, Coverage Area dapat

    memiliki lebih dari satu kecamatan yang

    terpengaruh, dan kecamatan dapat ter

    kena lebih dari satu coverage area radio.

    Dari hasil analisis diatas selanjutnya

    dibuat ERD (Entity Relationship Diagram)

    yang merepresentasikan secara grafis

    hubungan antar entitas.

    Data flow diagram atau diagram

    aliran data adalah model proses yang

    digunakan untuk menggambarkan aliran

    data melalui sebuah sistem dan tugas atau

    pengolahan yang dilakukan oleh system.

    Adapun konteks diagram atau DFD level 0

    dari sistem ini terdapat pada Gambar 3.

    Gambar 3. DFD Level 0 Aplikasi Sistem

    Informasi Geografis 3 Dimensi untuk Coverage Area Radio FM di Wilayah DIY

    Dalam pembuatan sistem infor

    masi spasial ini terdapat dua entitas yaitu

    Administrator, berperan sebagai penyedia

    sistem informasi geografis, datadata

    spasial dan data non spasial, Pemakai,

    yaitu pengakses internet, dimana mereka

    dapat melakukan pemrosesan data

    melalui fasilitas yang disediakan

    ditunjukan Gambar 4.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 12

    Gambar 4. DFD Level 1 Penggunaan SIG 3 Dimensi untuk Coverage Area Geografis

    Radio FM di Wilayah D.I. Yogyakarta

    Pada Gambar 3 terdapat 3 proses

    yaitu pembuatan dan perubahan Layer

    peta, untuk membuat data spasial (titik,

    line, poligon).dan data non spasial.

    Pencarian yaitu untuk mendapatkan

    informasi tentang radio FM dengan 6

    kategori pilihan Nama radio, Penduduk

    (jiwa), Luas (km2), Frekuensi (MHz),

    Kabupaten, Jalan. Display Peta dan Hasil

    Pencarian. Setelah melalui proses

    pencarian, baik hasil dari pencarian data

    berbentuk spasial maupun nonspasial

    ditampilkan pada disajikan kepada

    pengguna/pemakai. Pada proses ini juga

    dapat untuk merequest informasi dari

    data spasial dan non spasial secara

    langsung.

    PEMBAHASAN

    Aplikasi sistem informasi spasial

    dirancang untuk bekerja dengan data

    data yang diacu secara spasial atau

    geografis, sehingga ada dua elemen utama

    yang membentuk sistem tersebut, yaitu :

    1. Peta

    Dalam sistem ini peta digunakan

    untuk merepresentasikan obyek

    obyek spasial, dalam hal ini berupa

    peta DI Yogyakarta dengan obyek

    obyek radio, jalan dan kecamatan

    sebagaimana ditunjukkan pada

    Gambar 6.

    2. Basis data

    Basis data yang digunakan dalam

    sistem ini berupa relasional untuk

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 13

    menyimpan dan mengelola datadata

    non spasial yang selanjutnya dipakai

    untuk mendukung datadata spasial.

    Peta digunakan untuk merepresen

    tasikan objekobjek spasial, dalam hal ini

    berupa peta propinsi DI Yogyakarta

    dengan objekobjek stasiun pemancar

    radio FM. Dan basis data relasional

    digunakan untuk menyimpan dan

    mengelola datadata non spasial, yaitu

    data radio dan data kecamatan, yang

    dipakai untuk menunjukkan atribut

    atribut datadata spasial. Penyimpanan

    data dari data pendukung untuk

    informasi detail radio diimplementasikan

    menggunakan MySQL seperti yang

    ditunjukan pada Gambar 5.

    Gambar 5. Basis Data MySQL

    Pada Gambar 5 basis data dibuat

    tabeltabel cover_kec, kecamatan, dan

    radio serta menginputkan primary key

    yaitu id, dan id_kec. Data yang telah

    diupdate akan tersimpan ke dalam

    database ini. User interface yang dibuat

    ada 2 yaitu halaman utama dalam

    format.phtml, dalam halaman informasi

    detail radio dalam format PHP. Tampilan

    peta ini merupakan tampilan halaman

    utama dalam system ini. Pada tampilan ini

    terdapat beberapa fasilitas yang dibuat,

    seperti pencarian radio berdasar nama

    radio, jumlah penduduk, luas coverage,

    nama kabupaten, layer kecamatan dan

    layer propinsi DIY ditampilkan pada

    Gambar 6.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 14

    Layer Peta Propinsi DIY

    Layer Peta Administrasi

    Kecamatan DIY

    Layer Pilihan Pencarian

    Gambar 6. Display peta Halaman Utama

    Gambar 7. Fasilitas Pencarian

    Gambar 7 adalah tampilan halaman

    utama. Fasilitas terletak pada bagian

    kanan peta dan terdapat beberapa tombol

    fungsi yang berbedabeda yang nantinya

    digunakan untuk memilih informasi yang

    dicari sehingga menghasilkan informasi

    yang dikehendaki ditampilkan pada

    Gambar 7.

    Gambar 7. merupakan fasilitas pen

    carian yang disediakan system dengan

    failitas 5 pilihan yaitu Nama Radio,

    Penduduk (jiwa), Luas (km2), Frekuensi

    (MHz), Kabupaten dan Jalan. Pilihan

    Nama radio adalah pencarian berdasar

    kan nama resmi radio yang dipilih. Pilihan

    Penduduk (jiwa) adalah pencarian berda

    sarkan jumlah penduduk yang masuk

    dalam cakupan area radio. Pilihan Luas

    (km2) adalah pencarian berdasarkan luas

    cakupan area radio dalam satuan kilome

    ter persegi (km2). Frekuensi (MHz)

    adalah pencarian berdasarkan frekuensi

    radio yang dipakai. Kabupaten adalah

    pencarian radio berdasarkan nama kabu

    paten dimana lokasi radio berada. Jalan

    adalah pencarian radio berdasarkan nama

    jalan dimana lokasi radio berada.

    Halaman Pencarian

    Halaman Pencarian ini merupakan

    bagian dari Halaman Utama, Pencarian

    dalam sistem ini terdapat dua macam,

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 15

    yaitu pencarian dari data spasial dan

    pencarian dari data non spasial.

    Pencarian Dari Data Spasial

    Pencarian ini dilakukan dengan

    mengakses dari peta secara langsung.

    Bersamaan dengan itu, sistem akan

    mengeluarkan informasi yang melekat

    pada obyek tersebut.

    radio dengan nama Retjo Buntung.

    Dimana di dalam peta ditunjukan dengan

    titik (node) dan dibagian bawah peta akan

    ditampilkan Informasi disertai dengan

    Image, Nama radio dan tombol Detail.

    Apabila tombol detail dipilih maka akan

    dimunculkan tabel informasi detail dari

    radio tersebut.

    Gambar 8. Pencarian Berdasar Jalan

    Pencarian Radio berdasarkan Nama

    Jalan

    Gambar 8. di bawah ini menunjuk

    kan contoh proses pencarian radio

    berdasarkan Jalan, dimana nama jalan

    dimasukan nilai = jagalan.

    Hasil pencarian yang muncul yaitu

    Pencarian Radio berdasarkan Nama

    Kabupaten

    Gambar 9. di bawah ini menunjuk

    kan contoh proses pencarian radio

    berdasarkan Nama Kabupaten, dimana

    nama kabupaten dimasukan nilai =

    Sleman.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 16

    Gambar 9. Pencarian Berdasar Nama kabupaten

    Hasil pencarian yang muncul yaitu

    beberapa radio yang berada di wilayah

    kabupaten Sleman. Dimana di dalam peta

    ditunjukan dengan beberapa titik (node)

    dan dibagian bawah peta akan ditampil

    kan Informasi disertai dengan beberapa

    Image, Nama radio dan tombol Detail.

    Apabila tombol detail dipilih maka akan

    dimunculkan tabel informasi detail dari

    radio tersebut.

    Pencarian Dari Data Non Spasial

    Pencarian data radio yang merupa

    kan tujuan utama dari sistem yang dibuat

    ini dapat dilakukan dengan memasukkan

    nilai pilihan sesuai dengan fasilitas yang

    disediakan pada proses pencarian data

    radio. Untuk pilihan fasilitas, pemakai

    diberikan 6 (pilihan) pilihan yang dapat

    dipilih melalui combo box dan 1 (satu)

    pilihan untuk sistem operasi yang dapat

    dipilih. Untuk fasilitas pilihan berdasar

    Frekuensi dan Penduduk selain mema

    sukkan angka juga memasukan pilihan

    melalui radio button dibawahnya. Setelah

    option fasilitas dipilih oleh pemakai,

    selanjutnya proses pencarian radio akan

    dilakukan. Hasil pencarian akan ditam

    pilkan berupa lokasi obyek radio pada

    peta dan tabel yang berisi informasi radio

    yang muncul dibawah gambar peta.

    Pencarian Radio berdasarkan Nama

    Radio

    Fasilitas pencarian Nama Radio

    disediakan pada dibagian kanan peta

    yang ditampilkan pada gambar 7. Fasilitas

    Pencarian. Pada gambar 10 akan ditam

    pilkan pencarian radio berdasarkan Nama

    Radio. Dengan memberikan nilai nama

    radio = RR.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 17

    Gambar 10. Hasil Pencarian berdasarkan Nama Radio

    Gambar 10 diatas menerangkan

    hasil dari pencarian berdasar nama RR.

    Dimana di dalam peta ditunjukan dengan

    titik (node) dan dibagian bawah peta akan

    ditampilkan Informasi disertai dengan

    Image, Nama radio dan tombol Detail.

    Apabila tombol detail dipilih maka akan

    dimunculkan tabel informasi detail dari

    radio tersebut.

    Pencarian Radio berdasarkan Jumlah

    penduduk

    Fasilitas pencarian Nama Radio

    disediakan pada dibagian kanan peta

    yang ditampilkan pada gambar 7. Fasilitas

    Pencarian. Pada gambar 11 akan ditam

    pilkan pencarian radio berdasarkan

    Jumlah penduduk yang merupakan

    potensi pendengar radio. Dengan

    memberikan nilai angka 2000000 dan

    radio button >.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 18

    Gambar 11. Hasil Pencarian berdasarkan Penduduk

    Gambar 11. diatas menerangkan

    hasil dari pencarian radio berdasarkan

    jumlah Penduduk 2000000 dan radio

    button >. Dimana di dalam peta ditunjuk

    kan dengan beberapa titik (node) radio

    yang memiliki jumlah penduduk lebih

    dari 2000000 dan dibagian bawah peta

    akan ditampilkan Informasi disertai

    dengan beberapa Image, Nama radio dan

    tombol Detail. Apabila tombol detail

    dipilih maka akan dimunculkan tabel

    informasi detail dari radio tersebut.

    Pencarian Radio berdasarkan Luas

    Coverage

    Fasilitas pencarian radio berdasar

    kan Luas disediakan pada dibagian kanan

    peta yang ditampilkan pada gambar 7.

    Fasilitas Pencarian. Pada gambar 12. akan

    ditampilkan pencarian radio berdasarkan

    Luas. Dengan memberikan nilai 19 dan

    radio button >.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 19

    Gambar 12. Hasil Pencarian berdasarkan Luas

    Gambar 12 diatas menerangkan

    hasil dari pencarian berdasarkan luas

    coverage area 19 dan radio butt on >.

    Dimana di dalam peta ditunjukan dengan

    beberapa titik (node) radio yang memiliki

    luas coverage area lebih dari 19 km2 dan

    dibagian bawah peta akan ditampilkan

    Informasi disertai dengan Image, Nama

    radio dan tombol Detail. Apabila tombol

    detail dipilih maka akan dimunculkan

    tabel informasi detail dari radio tersebut

    Pencarian Radio berdasarkan

    Frekuensi

    Fasilitas pencarian Frekuensi

    radio disediakan pada dibagian kanan

    peta yang ditampilkan pada gambar 7

    Fasilitas Pencarian. Pada gambar 13 akan

    ditampilkan pencarian radio berdasarkan

    Frekuensi. Dengan memberikan nilai

    frekuensi 99 dan radio button =.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 20

    Gambar 13. Hasil Pencarian berdasarkan Frekuensi

    Gambar 13. diatas menerangkan

    hasil dari pencarian berdasarkan frekuen

    si 99 dan radio button =. Dimana di dalam

    peta ditunjukan dengan titik (node) radio

    yang memiliki frekuensi = 99, dan

    dibagian bawah peta akan ditampilkan

    Informasi disertai dengan Image, Nama

    radio dan tombol Detail. Apabila tombol

    detail dipilih maka akan dimunculkan

    tabel informasi detail dari radio tersebut.

    Tombol Detail

    Tombol detail dibagian bawah

    informasi merupakan bagian dari

    halaman pencarian yang melekat pada

    obyek radio hasil operasi pencarian. Pada

    gambar 14. akan ditampilkan isi dari

    tombol detail.

    Gambar 14. Informasi Detail

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 21

    Gambar 14. menerangkan informasi

    detail obyek radio yang ditampilkan,

    informasi yang ada yaitu Nama Radio

    berupa nama sebutan dari radio tersebut,

    Nama lengkap adalah nama perusahaan

    operator radio, Alamat yaitu alamat lokasi

    pemancar, Kecamatan adalah lokasi

    wilayah administratif radio, Telepon

    adalah no telepon station radio, Frekuensi

    adalah channel frekuensi yang digunakan,

    Coverage adalah luas daerah cakupan

    pemancar radio, Visible Persen adalah

    luas coverage area yang tercover

    berdasarkan ketinggian lokasi penerima,

    Cakupan Kecamatan adalah daerah admi

    nistratif kecamatan yang masuk dalam

    wilayah tercover, Total pendengar adalah

    jumlah penduduk dari wilayah kecamatan

    yang tercover.

    Hasil dari pencarian yang dilakuan

    pada halaman utama akan ditampilkan

    pada gambar 15.

    Gambar 15. Hasil Pencarian

    Gambar 15. menampilkan hasil

    pencarian berdasarkan input user sesuai

    dengan kriteria yang diinginklan. Hasil

    pencarian berupa titik radio di bagian

    peta dan informasi berupa image dan

    detail dibagian bawah yang saling

    berhubungan. Jumlah titik radio sama

    dengan jumlah image dibagian bawah,

    image ini merupakan tampilan mini

    cakupan area radio, yang masingmasing

    radio ditampilkan dalam 4 posisi

    pandangan yang berbeda. Apabila salah

    satu titik radio atau salah satu image kita

    pilih maka akan ditampilkan gambar

    informasi detail. Halaman informasi detail

    radio ditampilkan pada Gambar 16.

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 22

    Informasi Radio

    Luas Cakupan Area

    Frekuensi Radio

    Informasi Kecamatan

    tercakup

    Gambar 16. Halaman Informasi Detail

    Gambar 16 menampilkan gambar

    halaman informasi detail yang memuat 4

    bagian yaitu image peta dari berbagai

    arah pandangan, image luas cakupan area

    frekuensi radio, informasi tentang radio

    dan informasi kecamatan beserta jumlah

    penduduk tercover. Bagian kiri terdapat 4

    image peta 3 dimensi dari radio yang

    terpilih terdiri dari image dengan arah

    pandang dari atas, dari barat, dari timur

    dan dari selatan. Pada bagian tengah

    merupakan bagian utama menampilkan

    image peta 3 dimensi cakupan area

    frekuensi radio berbentuk lingkaran dan

    menunjukan adanya daerah kosong dalam

    lingkaran merupakan area blankspot hal

    ini disebabkan adanya perbukitan atau

    gunung yang dapat menghalangi peram

    batan frekuensi radio FM. Bagian kanan

    atas menampilkan informasi radio

    terpilih yang meliputi identitas radio,

    lokasi radio, luas cakupan area dan luas

    daerah tercakup sesungguhnya. Bagian

    kanan bawah menampilkan informasi

    wilayah kecamatan yang masuk dalam

    lingkaran cakupan area beserta dengan

    jumlah penduduknya.

    PENUTUP

    Aplikasi Sistem Informasi Geografis

    3 Dimensi untuk Coverage Area Pemancar

    Radio FM di DIY ini dapat menunjukkan

    letak stasiun radio FM di DI Yogyakarta,

    beserta informasi detail mengenai stasion

    radio FM yang ada di dalamnya. Sistem

    juga dapat menunjukan dan menampilkan

    visual coverage area pemancar radio FM

    lebih nyata dan menghasilkan informasi

  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 23

    data nonspasial dari objek yang terpilih.

    Rekomendasi yang dihasilkan dalam

    penelitian ini adalah diperlukannya

    update secara kontinyu, karena perkem

    bangan radio selain radio FM di Daerah

    Istimewa Yogyakarta selalu dinamis.

    Kemudian, untuk pengembangan lebih

    lanjut dapat dibuat model animasi 3

    dimensi (3D) multi media dan informasi

    nonspasial yang lebih akurat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, Global Mapper Help,

    http://www.globalmapper.com/hel

    pv8/Help_Main. html, Nopember

    13, 2007

    Anonim, Mapserver introduction

    http://mapserver.org/introduction.

    html, diakses tanggal 13 Mei 2008

    Kardi Teknomos Tut_01, 2006 . What is

    GIS?http:// www.Kardi_Teknomo

    %20MSword/ Arc%20GIS%20Tut_01.

    htm,diakses tanggal 20 Januari 2008

    KRIZ Karel, 2001, Using GIS and 3D ESRI,

    2006a, Data Types and Models, http

    ://www.gis.com/implementing_gis

    /data/ data_types.html, Juli 1, 2007.

    Modeling for Avalanche Hazard Mapping ,

    University of Vienna, Department of

    Geography and Regional Research

    Universitaetsstrasse 7, A1010

    Vienna, Austria email: kriz@atlas.

    gis. univie.ac.at http:// www.

    mountaincartography.org/.../ papers

    /i ca_cmc_sessions/2_Beijing_Session_

    Mountain_Carto/5_Beijing_Kriz.pdf,

    diakses tanggal 11 Nopember 2007

    Mitchell Andy,1999, The ESRI Guid to GIS

    Analysis Volume I : Geographic

    Pattern and Relationship, ESRI Press.

    Nikki Whaites, 2005, Tuning in : An

    Inventory of Rural FM Radio In

    Ghana , A Thesis for the degree of

    Master of Science, The University of

    Guelph, Ghanahttp://www.jhr.ca/

    Nikkithesis.pdf , diakses tanggal 11

    Nopember 2007

    Petrovic Dusan, 2001, Three-Dimensional

    Mountain Map , Geodetic Institute of

    Slovenia Jamova 2 1000 Ljubljana

    Slovenia fax: +386 1 425 06 77

    email: [email protected]

    http:// www.mountaincartography.o

    rg/publications/papers/ica_cmc_ses

    sions/2_Beijing_Session_Mountain_C

    arto/2_Beijing_Petrovic.pdf, diakses

    tanggal 11 Nopember 2007

    Prahasta, E. 2004, Sistem Informasi

    Geografis : Tutorial ArcView, Pener

    bit Informatika Bandung, Bandung.

    Prasetyo, Daniel Hary ,2004, Peman

    faatan Mapscript Open Source

    Untuk Menampilkan Peta Interaktif

    Di Internet ,Proceedings, Komputer

    dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)

    ,Universitas Gunadarma, Jakarta.

    Stan Aronoff, 1991, Geographic Infor-

    mation Systems: A Managements

    Perspective, WDL Publications,

    Ottawa, Canada.

    Setyohadi, Dwi Putro Sarwo ( 2006 )

    Sistem Informasi Spasial Lokasi

    Rumah Kos di Wilayah Yogyakarta,

    Tesis S2 Magister Ilmu Komputer

    FMIPA, Universitas Gadjah Mada

    Yogyakarta.

    http://www.globalmapper.com/helhttp://www.globalmapper.com/helhttp://mapserver.org/introductionhttp://mapserver.org/introductionhttp://www.kardi_teknomo/http://www.gis.com/implementing_gismailto:kriz@atlashttp://www.jhr.ca/mailto:petrovic@geodhttp://www.mountaincartography.o/
  • Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 24

    Yuhanto, Priyo Wintar, 2007, Aplikasi Sistem

    Informasi Geografis Radio FM Wilayah D.I.

    Yogyakarta, Tesis S2

    Magister Ilmu Komputer FMIPA,

    Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.