-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 1
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN
PEMODELAN 3 DIMENSI UNTUK CAKUPAN AREA FREKUENSI RADIO FM DI WILAYAH DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
Sigit Winarso dan Sri Hartati
Sigit Winarso adalah Peneliti Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta, Jl. Magelang km.6 Yogyakarta 55284, email : [email protected]
Sri Hartati adalah Dosen Program Magister Ilmu Komputer UGM Gedung SIC Lt.3 FMIPA UGM Sekip Utara Bulaksumur Yogyakarta 55281
email: [email protected]
Naskah diterima: 3 Mei 2011, Disetujui: 21 Juni 2011
Abstrak
Radio pada saat ini banyak dimanfaatkan orang untuk kepentingan
hiburan, pendidikan, informasi maupun sarana bisnis. Namun, masih
banyak dunia usaha yang belum memanfaatkan radio untuk menjual atau
mengiklankan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis,
mendesain, dan mengimplementasikan sistem informasi geografis
sehingga dapat memberi informasi service area radio FM dalam bentuk
visualisasi 3 Dimensi yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) dan membuat model peta 3 Dimensi dengan tepat dan jelas
mengenai lokasi radio tersebut. Aplikasi Sistem Informasi Geografis 3
Dimensi untuk Coverage Area Pemancar Radio FM di DIY ini dapat
menunjukkan letak stasiun radio, beserta informasi detail mengenai radio
yang ada di dalamnya. Sistem juga dapat menunjukan dan menampilkan
visual coverage area pemancar radio FM lebih nyata dan menghasilkan
informasi data nonspasial dari objek yang terpilih.
Kata Kunci: Radio, Sistem Informasi Geografis, 3 Dimensi
THE USE OF GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS AND THE MODELING OF 3-DIMENSION FOR FM RADIO
FREQUENCY COVERAGE AREA IN THE SPECIAL TERRITORY OF YOGYAKARTA
Abstract
Today, radio is util ized by many people for entertainment, education,
information, and facil ities for business. Nevertheless there are still many
mailto:[email protected]:[email protected] -
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 2
companies that do not use the radio to do business; to sell or advertise
products. The purpose of this study is to analyze, design, and implement a
geographic information system that can give the information service area of
FM radio in the form of 3-D visualization of the Special Terri tory of
Yogyakarta, and create 3-D map model of the radio location precisely and
clearly. The Application of Geographic Information Systems of 3 Dimensions
for FM Radio Transmitter Coverage Area in the Special Terri tory of
Yogyakarta can show the location of the radio station and the detailed
information about the radio. The system can also demonstrate and display
visual FM radio transmitter coverage area more visible and give non-spatial
data information from the selected object.
Key words: Radio, Geographic Information Systems, 3 Dimensions
PENDAHULUAN
Radio pada saat ini banyak diman
faatkan orang baik untuk kepentingan
hiburan, pendidikan, informasi maupun
untuk sarana bisnis. Namun demikian
masih banyak juga orang atau dunia
usaha yang belum memanfaatkan radio
sebagai salah satu sarana/media untuk
bisnis yaitu untuk menjual atau meng
iklankan produk. Padahal dengan sifat
penyebarannya ke area/daerah yang
cukup luas dan secara real time dapat
digunakan sebagai sarana pemasaran
yang efektif, atau mereka tidak tahu radio
mana yang harus dipilih karena kurang
nya informasi tentang profil radio dan
wilayah cakupannya.
Di wilayah Daerah Istimewa Yogya
karta dari sampai hari ini terus ber
tambah banyak orang mendirikan stasiun
radio, baik itu radio publik, komersial,
komunitas, dan lainlain. Tetapi dengan
adanya radio ini belum semuanya dike
tahui oleh masyarakat ataupun peng
usaha baik dari dalam maupun luar kota,
tentang bagaimana informasi radio itu
sendiri, baik lokasi, daerah cakupan atau
service area, kekuatan pemancar, tinggi
tower, maupun informasi lainnya yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Mereka
hanya sedikit tahu karena daerahnya
dekat dengan stasiun radio tersebut atau
mendapatkan informasi karena men
dengarkan radio tersebut.
Peraturan Menteri Perhubungan
No. 15 tahun 2003 menyebutkan bahwa
tidak diperbolehkan dalam satu wilayah
yang sama terdapat dua atau lebih radio
FM yang mempunyai frekuensi sama hal
ini akan menyebabkan adanya interferen
si. Peraturan tersebut memberikan seba
gian informasi tentang batasan kekuatan
pancaran radio FM, sehingga masyarakat
kurang mendapat informasi tentang profil
radio FM secara detail mengenai wilayah
cakupan dan data teknis lainnya.
Sistem Informasi Geografis (SIG)
untuk radio FM di Yogyakarta yang ada
saat ini masih dalam bentuk gambar 2
dimensi yang monoton, kaku dan kurang
interaktif. Sehingga masyarakat kurang
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 3
mendapat informasi tentang kondisi
geografis suatu lokasi dengan sebenarnya.
Dengan menggunakan sistem informasi
geografis 3 Dimensi, diharapkan akan
dapat membantu masyarakat dalam
mendapatkan informasi tentang daerah
cakupan siaran radio FM dalam bentuk 3
Dimensi sehingga diketahui wilayah
cakupannya dan pencarian lokasi beserta
informasi lainnya secara cepat dan tepat.
Dan dengan visualisasi 3 Dimensi sistem
informasi geografis yang mendekati
realistik akan dapat membantu para
pengguna baik pengusaha dari dalam dan
luar Yogyakarta untuk memasarkan
produknya, maupun masyarakat umum
untuk mendapatkan informasi radio FM
di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Field yang ada pada SIG dapat
dibuat dengan rentang metode generik,
teknik, dan algoritma yang baik yang
kemudian dapat diaplikasikan pada
banyak situasi yang dimodelkan meng
gunakan peta. Data geografis memiliki
tiga tipe data, yaitu data peta, data atribut,
dan data image. Data yang mengendalikan
SIG adalah data spasial. Setiap fungsio
nalitas yang membuat SIG dibedakan dari
lingkungan analisis lainnya adalah karena
berakar pada keaslian data spasial. Ke
unggulan menampilkan data spasial dan
non spasial dalam 3 dimensi adalah bi
dangbidang yang tidak terlihat dalam
tampilan 2 dimensi bisa diperlihatkan
bahkan didramatisir. Selain itu kita tidak
perlu mengartikan garisgaris kontur atau
bayangan, karena secara aktual kita dapat
melihat seberapa curam slope yang ada.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan
untuk menganalisa, mendesain, dan
mengimplementasikan sistem informasi
geografis sehingga dapat memberi infor
masi daerah cakupan atau service area
masing radio FM dalam bentuk visualisasi
3 Dimensi (3D) yang ada di wilayah DIY
dan membuat model peta 3 dimensi
dengan tepat dan jelas mengenai lokasi
radio FM yang ada di wilayah DIY.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Spasial dibutuh
kan seseorang untuk dapat memilih
rumah kos dengan mudah dan akurat
tanpa harus mengenal kota Yogyakarta
sebelumnya. Pemakai dapat menetapkan
tempat objek titik rumah kos sesuai
dengan kriteria yang diinginkannya. Se
lain kemampuan untuk menetapkan objek
rumah kos, sistem akan memberikan
informasi yang berasal dari objek yang
bersangkutan (Setyohadi, 2006 ).
Sistim Informasi Geografi untuk
menangkap data, dan untuk memanfaat
kan kemampuan menganalisa informasi
topografis tanah lapang dalam rangka
mengevaluasi skenario thematic adalah
menjadi penting dalam penelitian long
soran salju dan pembuatan peta risiko
longsoran salju. Di
samping memvi sualisasikan apa yang
telah terjadi dan menggambarkan
penempatan lokasi dari resiko potensial,
sekarang dimungkinkan untuk
mengadakan percobaan dengan
pendekatan yang berbeda dan memvi
sualisasikan hasil yang kompleks (rumit/
lengkap) dalam sebuah peta cartographic.
Dengan mengambil keuntungan dari
model tanah lapang kualitas tinggi digital
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 4
dalam GIS dan mengkombinasi hasil
dengan presentasi spatial perspektif 3
dimensi, sekarang memungkinkan untuk
meningkatkan pemetaan risiko dengan
komponen dinamis (Karel KRIZ, 2001).
Peta pegunungan dalam lembaran
peta tradisional sangat berguna dan akan
selalu dipakai dalam beberapa tahun ke
depan. Tetapi, perkembangan teknologi
seperti multimedia yang interaktif mem
berikan pilihan untuk mendapatkan
representasi peta dari bagian gunung
yang akan menjadi produk yang sangat
bermanfaat di masa yang akan datang.
Perancangan model prototype dan analisa
dari pendapat para pemakai pada model
tersebut akan membantu penggunaan
desain lebih luas dan penggunaan peta
gunung 3D secara ekonomis sukses
(Petrovic, 2001).
Sistem Informasi Geografis Radio
FM di DIY ditulis bahwa Sistem Informasi
Geografis dapat membantu pemakai
untuk mencari dan mendapatkan infor
masi mengenai radio FM di wilayah DIY
dengan cara yang mudah, cepat dan aku
rat untuk kepentingan bisnisnya. Demi
kian pula pihak Balai Monitoing Frekuensi
Radio, Direktorat Jenderal Sumber Daya
dan Perangkat Pos dan Informatika, Ke
menterian Kominfo dapat dengan mudah
dan cepat untuk melihat posisi/lokasi ser
ta memonitor daerah cakupan masing
masing radio FM tersebut (Yuhanto,
2007).
Bahwa class-class di map script
dapat digunakan untuk membuat aplikasi
GIS yang Web, karena adanya kodekode
program yang sama pada web GIS dari
daerah satu dengan daerah lain dan
dengan perbedaan hanya terdapat pada
data petanya saja, maka dapat dikem
bangkan suatu program untuk membuat
Web GIS secara instan. Semacam web
portal tetapi digunakan untuk GIS, sehing
ga untuk mengembangkan GIS di web
dapat lebih cepat dan murah (Prasetyo,
2004).
LANDASAN TEORI
Dijitasi, secara sederhana dan
mudah, dapat diartikan sebagai suatu
proses sampling, pemidahan atau peng
konversian data spasial (unsurunsur geo
grafis baik alamiah maupun buatan
manusia) yang terdapat atau tergambar di
atas lembaran peta/ analog (sketsa atau
existing map) secara manual (Prahasta,
2004). Secara praktis, dijitasi juga dapat
dipahami sebagai sebuah proses peng
gambaran ulang sebuah manuskrip,
sketsa, diagram, atau peta garis dengan
menggunakan peralatan elektronik yang
berbasiskan komputer. Dijitasi merupa
kan suatu proses utama yang dapat
menghasilkan data spasial dijital vektor.
Proses ini sangat diperlukan di dalam
pembuatan peta dasar spasial dijital
beserta editing, updating, dan penam
bahanpenambahan layers atau tematik.
Dalam melakukan proses dijitasi
peta, secara umum diperlukan meja
dijitasi elektronik (atau tablet digitizer)
yang terhubung dengan sistem komputer
yang bersangkutan dan lembaran peta
yang menjadi objek dijitasi. Walaupun
sebagian besar proses dijitasi peta/data
spasial dilakukan dengan menggunakan
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 5
perangkat keras meja dijitasi elektronik,
dalam lingkup tertentu proses yang sama
juga dapat dilkukan secara langsung di
layar monitor (dengan menggunakan
mouse biasa) tanpa bantuan perangkat
meja dijitasi elektronik. Proses ini biasa
disebut on screen digitizing. Metode di
jitasi yang terakhir tersebut akan dite
rapkan dalam penelitian ini dengan meng
gunakan perangkat lunak ArcView.
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Geographic Information System
(GIS) didefinisikan sebagai sebuah sistem
informasi yang mampu menampilkan,
mengolah, menyimpan, dan menampilkan
kembali datadata yang memiliki infor
masi geografis / spasial (bereferensi ke
ruangan). Dalam artian lain, SIG adalah
sistem komputer yang memiliki kemam
puan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi
bereferensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam
sebuah database. Data geografis terdiri
dari tiga tipe data, yaitu data peta, data
atribut, dan data image. Data peta terdiri
dari lokasi dan bentuk dari fitur geografi.
Peta menggunakan tiga bentuk dasar
untuk merepresentasikan fitur bumi,
seperti titik, garis, dan poligon. Data
atribut adalah deskripsi data dimana GIS
menghubungkan ke fitur peta. Data atri
but diambil dan disusun untuk area yang
spesifik, seperti negara bagian, sensus,
kota, dan lain sebagainya dan seringkali
terbentuk dengan data peta. Saat meng
implementasikan GIS, sumber atribut data
yang paling besar adalah database orga
nisasi itu sendiri yang dikombinasikan
dengan data yang didapat dari sumber
sumber lain. Data image didapat dari
satelite image, dan foto udara yang discan
menjadi peta (peta yang telah diconvert
dari bentuk print menjadi bentuk format
digital ).
Keunggulan menampilkan data
spasial dan non spasial dalam 3dimensi
adalah bidangbidang yang tidak terlihat
dalam tampilan 2dimensi bisa diperlihat
kan bahkan didramatisir. Selain itu kita
tidak perlu mengartikan garisgaris kon
tur atau bayangan, karena secara aktual
kita dapat melihat seberapa curam slope
yang ada. Pemodelan peta 3 dimensi yaitu
membuat model obyek peta dalam bentuk
3 dimensi yang memiliki lokasi peta
dengan koordinat X (lintang), koordinat Y
(bujur) dan koordinat Z atau informasi
ketinggian. Pemodelan peta 3 dimensi
menggunakan perangkat lunak Global
Mapper. Dalam sistem informasi spasial,
basis data relasional bersifat sebagai data
pendukung. Dalam penelitian ini, basis
data disimpan dalam database manage-
ment system (DBMS) MySQL. Dari hasil
deskripsi dan eksplorasi data, data sangat
bervariasi terutama tentang banyaknya
data untuk masingmasing stasiun pe
mancar radio FM. Untuk memudahkan
pengguna dalam berinteraksi ke dalam
system maka diperlukan user interface
yang telah terbentuk dalam pemrosesan
data yang diperlukan pengguna.
Basis Data Relational
Sebagai model basis data yang
paling terkenal di dalam DBMS (Data Base
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 6
Management System). Model relational
sangat sering dan banyak digunakan
dalam SIG. DBMS yang menggunakan
model basis data relational antara lain
Dbase (*.dbf) digunakan oleh ArcView GIS.
SIG menghubungkan sekumpulan
unsurunsur peta dengan attribut di
dalam satuansatuan yang disebut layer,
seperti jalan, sungai, rel kereta api, batas
kecamatan. Kumpulan layer tersebut
membentuk basis data dalam SIG. Dengan
demikian perancangan basis data akan
menentukan efektivitas dan efisiensi
prosesproses masukan, pengolahan dan
keluaran SIG.
Global Positioni ng System (GPS)
GPS adalah sistem navigasi yang
menggunakan satelit yang dibuat network
dari dua puluh empat satelit yang ditem
patkan pada orbit di U.S. Department of
Defense. Satelitsatelit GPS mengelilingi
bumi secara konstan, dalam waktu 12
jam, jadi dalam sehari satelit mengelilingi
bumi sebanyak dua kali. Satelitsatelit
mentransmisikan sinyal ke sebuah alat
yang disebut receiver GPS yang dimiliki
oleh seorang pengguna. Dengan receiver
ini, ia kemudian dapat mengetahui posisi
nya di permukaan bumi. GPS pada awal
nya dipergunakan untuk keperluan mili
ter. Namun pada tahun 1980an, pemerin
tah membuat sebuah sistem yang dapat
dipergunakan oleh umum. GPS bekerja
pada segala keadaan cuaca, dua puluh
empat jam sehari. Tidak ada biaya pema
kaian dan biaya set up untuk mengguna
kan GPS (Garmin, 2006).
Sebuah GPS receiver harus terkunci
dengan sinyal paling tidak tiga satelit
untuk mengkalkulasi posisi objek 2D
(latitude dan longitude) juga jalur dari
pergerakan. Dengan menggunakan empat
atau lebih satelit untuk memposisikan
objek, receiver dapat mendefinisikan
objek dalam posisi 3D (latitude, longitude
and altitud e). Sekali posisi objek dide
finisikan, GPS unit dapat mengkalkulasi
informasi lain, seperti kecepatan, jalur,
jauh perjalanan, jarak tujuan, matahari
terbit, matahari terbenam dan banyak lagi
(Garmin, 2006).
Keakuratan GPS
Satelitsatelit GPS yang berjumlah
24 buah, menempati 6 bidang orbit,
dimana tiap orbit ditempati 4 satelit.
Orbitorbit satelit beriklinasi 55 derajat
terhadap bidang equator dengan keting
gian ratarata dari permukaan bumi
sekitar 20.200 km. Setiap satelit GPS ber
gerak dalam orbitnya dengan kecepatan
kirakira 4 km/detik dan mempunyai
periode 11 jam dan 58 menit (sekitar 12
jam). Dengan konstelasi ini, setidaknya
terdapat 4 10 satelit akan selalu terlihat
di tempat manapun di bumi. Sebuah
satelit memiliki 3 bagian hardware :
Komputer, yang mengontrol pener
bangan dan fungsi lain satelit.
Atomic Clock, yang mengatur agar
penunjuk waktu pada satelit tetap
akurat hingga pada akurasi nano detik
(around three-billionths of a second).
Radio transmitter , yang mengatur agar
satelit secara konsisten mengirimkan
ke bumi agar dapat diterima receiver
GPS yang sedang aktif atau sedang
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 7
digunakan. Sehingga pengguna dapat
mengetahui posisinya di permukaan
bumi
GPS Receiver dewasa ini semakin
akurat. Garmin 12 paralel channel receiver
sangat cepat mengunci sinyal satelit
disaat pertama kali sistem dihidupkan,
juga bahkan mengunci sinyal tersebut
dengan kuat. Walaupun terhalang
dedaunan yang lebat maupun di dalam
gedung yang tinggi. Beberapa faktor dari
atmosfer dan faktor kesalahan lainnya
dapat mengakibatkan akurasi GPS. Gar
min GPS receiver memiliki keakurasian
hingga radius 15 meter (Garmin, 2006).
Dipergunakan Garmin pada peneli
tian ini disamping karena memiliki per
forma dan dibangun dari sekian banyak
standarisasi. Diantaranya kecepatan men
cari dan mengunci sinyal satelit, dan
mempertahankan sinyal yang telah di
kunci. Garmin memberikan akurasi, kua
litas, dan reliabilitas dibandingkan
dengan GPS receiver yang lain (Garmin,
2006). Disamping itu dapat juga meng
koneksikan informasi (atribut data), yaitu
menghubungkan informasi dengan objek
yang dibuat secara spesifik. Juga dapat
menghubungkan objek dengan data pada
database external, seperti Access, Oracle,
atau Excel.
Konsep Peta 3 Dimensi
Keunggulan menampilkan data spa
sial dan non spasial dalam 3dimensi
adalah bidangbidang yang tidak terlihat
dalam tampilan 2dimensi bisa diperlihat
kan bahkan didramatisir. Selain itu kita
tidak perlu mengartikan garisgaris
kontur atau bayangan, karena secara
aktual kita dapat melihat seberapa curam
slope yang ada. Sejauh ini sistem koor
dinat hanya membahas bentuk 2dimensi
yaitu penggambaran lokasi pada peta
dengan koordinat X (lintang) dan koor
dinat Y (bujur). Sebenarnya ada satu lagi
aspek lokasi yang diabaikan, yaitu koor
dinat Z atau informasi ketinggian.
Dengan bertambah majunya tekno
logi SIG sekarang bisa menyimpan dan
menampilkan ke3 unsur tadi pada setiap
titik yang ada pada peta digital di kom
puter menjadi tampilan yang lebih men
dekati kenyataan. Pada perangkat lunak
SIG saat ini, suatu bidang 3dimensi bisa
dihasilkan dari berbagai macam data dan
dengan berbagai cara. Data DEM (Digital
Elevation Model) adalah salah satu data 3
dimensi yang kita kenal, yang merupakan
data yang menampilkan informasi keting
gian. Data tersebut dapat dihasilkan dari
datadata vektor yang berupa point, line
dan polygon dengan menggunakan fungsi
fungsi analisa permukaan (surface).
Fungsifungsi tersebut tersedia
pada perangkat lunak yang khusus untuk
itu seperti Global Mapper . Informasi baru
dalam bentuk 3dimensi, bisa digunakan
langsung oleh SIG atau digunakan ber
sama data spasial dan operator lainnya
dalam pemodelan.
Keberadaan data 3dimensi meru
pakan terobosan yang sangat berguna
bagi SIG karena dapat digunakan dalam
analisa permukaan maupun dalam
visualisasi.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 8
Konsep SIG berbasis WEB
Perkembangan internet yang pesat
telah melahirkan berbagai inovasi dalam
berbagai bidang ilmu, demikian halnya
dengan perkembangan SIG. Sebagai
sarana untuk berbagai keperluan, SIG
telah dikembangkan dalam menggunakan
fasilitas internet yang dikenal sebagai web
based GIS. Penggunaan internet sebagai
sarana dalam penyebaran data SIG telah
dimulai pada tahun 1990an oleh U.S.
Geological Survey (USGS). Dimana telah
dikembangkan riset mengenai pengirim
an data saptial digital melalui File
Transfer Protokol (FTP). Perkembangan
distribusi data spasial melalui web
terus dilakukan, dan memberikan
kemudahan kepada pengguna pada sisi
user interface. Pengguna dengan mudah
menentukan titik pada lokasi peta,
memilih layer data yang diinginkan,
serta mengambil data. Pada akhir tahun
1990an telah lahir teknologi baru yang
dikenal sebgai Internet Map Server .
Dengan teknologi ini client dengan
mudah menggunakan standar web
browser untuk mengirim peta interaktif
serta data query melalui internet.
Mapserver , merupakan salah satu
software web GIS opensource pertama kali
dikembangkan beberapa orang dari
Universitas Minnesota (UMN) di Amerika
Serikat, yang pada saat itu tengah bekerja
sama di proyek ForNet (suatu proyek
yang pernah dikerjakan oleh UMN fakul
tas sumber daya alam). Map Server meli
puti beberapa mapscript yang terdiri
beberapa program server side antara lain
PHP, Perl, Java dan Phyton untuk meng
akses mapserver melalui C API. Mapscript
menyediakan beberapa feature yang biasa
dikembangkan untuk integrasi dengan
beberapa di dalam beberapa program
web serta database MySQL, Sysbase,
Oracle. Software ini tidak menonjolkan
GIS saja tetapi juga fasilitasnya yang
fleksibel mengarah isi suatu web yang
interaktif dan fungsi yang lain sebagai
penunjang seperti legenda, kompas, query
(pencarian) serta informasi dalam peme
taan. Secara garis besar anatomi dari
aplikasi mapserver dapat dilihat pada
gambar 1. dibawah ini.
Gambar 1. Anatomi Aplikasi Mapserver
Gambar 2. Arsitektur Mapscript
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 9
MapScript dapat berjalan di sistem
operasi windows maupun linux. dan dapat
dijalankan pada beberapa Web Server.
Secara garis besar, proses yang akan
dilakukan oleh mapscript dapat dilihat
pada gambar 2.
Proses diawali dengan request dari
client ke server. Web Server akan menja
lankan fungsifungsi yang ada di library
Mapscript . Data spatial yang akan
digunakan berupa data bertipe shapefile,
yang merupakan file spatial standar dari
ESRI. Dengan perantara MapFile, sebagai
pengatur setting dari data yang akan
ditampilkan, MapScript akan membaca
data spatial di shapefile ini, memproses
nya sesuai request dari client, kemudian
menyimpannya kedalam bentuk file
gambar (GIF, JPG, atau PNG). File gambar
ini kemudian akan diload ke client dalam
bentuk object Image HTML. Karena
bentuk peta yang ditampilkan merupakan
file gambar maka kerja client tidak berat,
terutama jika dibandingkan dengan cara
lain yang menggunakan activeX (Prasetyo,
2004).
METODOLOGI
Dalam pembuatan aplikasi sistem
informasi geografis 3 dimensi untuk
coverage area Radio FM di wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pada penelitian ini adalah sistem yang
dibangun untuk menghasilkan informasi
mengenai coverage area radio FM
tersebut sesuai dengan datadata yang
telah dikumpulkan agar dapat mendekati
keakuratan, karena penyaringan data
pada saat query dapat mengecilkan ruang
pencarian, sekaligus menghasilkan infor
masi yang mendekati harapan pengguna.
Hasil pencarian selain berbentuk data
teks maupun angka, juga dihasilkan dalam
bentuk visual (peta lokasi) 3 dimensi.
Data dalam bentuk visual (peta lokasi) 3
dimensi ini menunjukkan pada peta
dimana posisi atau letak radio FM
tersebut berada serta coverage area yang
sesungguhnya. Dibuatnya sistem ini
diharapkan dapat membantu memvisuali
sasikan coverage area radio FM termasuk
didalamnya area blankspot dan jumlah
potensi pendengar.
Penelitian dan pembuatan aplikasi
ini adalah kelanjutan dari penelitian sebe
lumnya tentang Sistem Informasi Geo-
grafis Radio FM Di Daerah Istimewa
Yogyakarta (Wintar, Priyo, 2007). Data
yang digunakan pada penelitian ini seba
gian adalah hasil penelitian tersebut.
Kegiatan pengupulan data pada
penelitian ini adalah Penelitian Literatur
(literature Research), yaitu dengan
melakukan kajian pustaka yang terkait
dengan topik penelitian. Sumber dalam
penelitian pustaka diperoleh dari buku
buku yang relevan, jurnal ilmiah, maupun
berbagai bahan pendukung yang diper
oleh melalui internet.
Selanjutnya data yang terkumpul
tersebut disusun dan ditabulasi yang
meliputi data:
1. Data radio merupakan data yang akan
membentuk image dan informasi ten
tang Radio FM yang terdiri atas nama
radio, frekuensi, alamat, kecamatan,
No. Telp, lokasi (GPS ), Lokasi (UTM),
Tinggi Tx (Transmiter), Tinggi Rx (Re
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 10
ceiver), Coverage Area. ( terlampir)
2. Data Penduduk per kecamatan meru
pakan data yang akan membentuk
informasi jumlah pendengar radio FM.
3. Data Wilayah Administrasi merupa
kan data yang menyimpan data
kecamatan dan nama kecamatan.
Dalam penelitian ini digunakan data
peta raster, data administrasi kecamatan
dan data radio untuk menentukan lokasi
dan luas wilayah cakupan frekuensi radio
FM. Selain itu juga menggunakan
perangkat lunak Global Mapper v 9.0, data
peta 3 dimensi dalam format file *.dem
dan data radio untuk membentuk model
wilayah cakupan frekuensi radio FM da
lam tampilan gambar 3 dimensi. Peralat
an yang yang digunakan computer,
perangkat lunak Global Mapper, Map
Server, MySQL.
Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini secara garis besar yang
digunakan adalah data spasial dan non
spasial yang saling melekat. Data tekstual
tersebut ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Klasifikasi Data
Jenis data Nama data Keterangan
Non Spasial A. Data radio
B. Data cover Radio
C. Data Kecamatan
D. Tercover
E. Data Administrasi
wilayah
I. Data non spasial di editing
menggunakan Global Mapper
v 10.0 menghasilkan image
dengan format .JPEG
Spasial
F. Data Radio
G. Data Coverage
H. Data Administrasi
(kecamatan)
J. Data spasial didijitasi, editing
secara on screen
menggunakan ArcView
kemudian di simpan kedalam
bentuk .dbf
Data pada Tabel 1 digabungkan
dengan menggunakan perangkat lunak
Global Mapper untuk memvisualisasikan
coverage area dan posisi radio FM secara
visual (peta lokasi) 3 dimensi.
Sistem informasi spasial yang
dibuat ini memiliki beberapa jenis layer ,
yaitu : Layer Lokasi Radio FM, layer ini
berisikan posisi atau koordinat Lintang
Selatan (LS) dan Bujur Timur (BT) dari
masingmasing radio FM, yang dikonversi
kedalam koordinat UTM. Layer Wilayah
Administrasi Kecamatan, Layer ini
berisikan namanama kecamatan, jumlah
penduduk kecamatan di wilayah D.I.
Yogyakarta. Layer Coverage area radio
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 11
layer ini berisikan coverage area dari
masingmasing radio FM di Yogyakarta.
Sedang data data non spasial
digunakan untuk membuat aturan bisnis
1 tower bisa berada di salah satu keca
matan atau 1 kecamatan bisa terdapat
lebih dari satu tower, 1 Tower memiliki 1
buah Coverage Area, Coverage Area dapat
memiliki lebih dari satu kecamatan yang
terpengaruh, dan kecamatan dapat ter
kena lebih dari satu coverage area radio.
Dari hasil analisis diatas selanjutnya
dibuat ERD (Entity Relationship Diagram)
yang merepresentasikan secara grafis
hubungan antar entitas.
Data flow diagram atau diagram
aliran data adalah model proses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran
data melalui sebuah sistem dan tugas atau
pengolahan yang dilakukan oleh system.
Adapun konteks diagram atau DFD level 0
dari sistem ini terdapat pada Gambar 3.
Gambar 3. DFD Level 0 Aplikasi Sistem
Informasi Geografis 3 Dimensi untuk Coverage Area Radio FM di Wilayah DIY
Dalam pembuatan sistem infor
masi spasial ini terdapat dua entitas yaitu
Administrator, berperan sebagai penyedia
sistem informasi geografis, datadata
spasial dan data non spasial, Pemakai,
yaitu pengakses internet, dimana mereka
dapat melakukan pemrosesan data
melalui fasilitas yang disediakan
ditunjukan Gambar 4.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 12
Gambar 4. DFD Level 1 Penggunaan SIG 3 Dimensi untuk Coverage Area Geografis
Radio FM di Wilayah D.I. Yogyakarta
Pada Gambar 3 terdapat 3 proses
yaitu pembuatan dan perubahan Layer
peta, untuk membuat data spasial (titik,
line, poligon).dan data non spasial.
Pencarian yaitu untuk mendapatkan
informasi tentang radio FM dengan 6
kategori pilihan Nama radio, Penduduk
(jiwa), Luas (km2), Frekuensi (MHz),
Kabupaten, Jalan. Display Peta dan Hasil
Pencarian. Setelah melalui proses
pencarian, baik hasil dari pencarian data
berbentuk spasial maupun nonspasial
ditampilkan pada disajikan kepada
pengguna/pemakai. Pada proses ini juga
dapat untuk merequest informasi dari
data spasial dan non spasial secara
langsung.
PEMBAHASAN
Aplikasi sistem informasi spasial
dirancang untuk bekerja dengan data
data yang diacu secara spasial atau
geografis, sehingga ada dua elemen utama
yang membentuk sistem tersebut, yaitu :
1. Peta
Dalam sistem ini peta digunakan
untuk merepresentasikan obyek
obyek spasial, dalam hal ini berupa
peta DI Yogyakarta dengan obyek
obyek radio, jalan dan kecamatan
sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 6.
2. Basis data
Basis data yang digunakan dalam
sistem ini berupa relasional untuk
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 13
menyimpan dan mengelola datadata
non spasial yang selanjutnya dipakai
untuk mendukung datadata spasial.
Peta digunakan untuk merepresen
tasikan objekobjek spasial, dalam hal ini
berupa peta propinsi DI Yogyakarta
dengan objekobjek stasiun pemancar
radio FM. Dan basis data relasional
digunakan untuk menyimpan dan
mengelola datadata non spasial, yaitu
data radio dan data kecamatan, yang
dipakai untuk menunjukkan atribut
atribut datadata spasial. Penyimpanan
data dari data pendukung untuk
informasi detail radio diimplementasikan
menggunakan MySQL seperti yang
ditunjukan pada Gambar 5.
Gambar 5. Basis Data MySQL
Pada Gambar 5 basis data dibuat
tabeltabel cover_kec, kecamatan, dan
radio serta menginputkan primary key
yaitu id, dan id_kec. Data yang telah
diupdate akan tersimpan ke dalam
database ini. User interface yang dibuat
ada 2 yaitu halaman utama dalam
format.phtml, dalam halaman informasi
detail radio dalam format PHP. Tampilan
peta ini merupakan tampilan halaman
utama dalam system ini. Pada tampilan ini
terdapat beberapa fasilitas yang dibuat,
seperti pencarian radio berdasar nama
radio, jumlah penduduk, luas coverage,
nama kabupaten, layer kecamatan dan
layer propinsi DIY ditampilkan pada
Gambar 6.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 14
Layer Peta Propinsi DIY
Layer Peta Administrasi
Kecamatan DIY
Layer Pilihan Pencarian
Gambar 6. Display peta Halaman Utama
Gambar 7. Fasilitas Pencarian
Gambar 7 adalah tampilan halaman
utama. Fasilitas terletak pada bagian
kanan peta dan terdapat beberapa tombol
fungsi yang berbedabeda yang nantinya
digunakan untuk memilih informasi yang
dicari sehingga menghasilkan informasi
yang dikehendaki ditampilkan pada
Gambar 7.
Gambar 7. merupakan fasilitas pen
carian yang disediakan system dengan
failitas 5 pilihan yaitu Nama Radio,
Penduduk (jiwa), Luas (km2), Frekuensi
(MHz), Kabupaten dan Jalan. Pilihan
Nama radio adalah pencarian berdasar
kan nama resmi radio yang dipilih. Pilihan
Penduduk (jiwa) adalah pencarian berda
sarkan jumlah penduduk yang masuk
dalam cakupan area radio. Pilihan Luas
(km2) adalah pencarian berdasarkan luas
cakupan area radio dalam satuan kilome
ter persegi (km2). Frekuensi (MHz)
adalah pencarian berdasarkan frekuensi
radio yang dipakai. Kabupaten adalah
pencarian radio berdasarkan nama kabu
paten dimana lokasi radio berada. Jalan
adalah pencarian radio berdasarkan nama
jalan dimana lokasi radio berada.
Halaman Pencarian
Halaman Pencarian ini merupakan
bagian dari Halaman Utama, Pencarian
dalam sistem ini terdapat dua macam,
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 15
yaitu pencarian dari data spasial dan
pencarian dari data non spasial.
Pencarian Dari Data Spasial
Pencarian ini dilakukan dengan
mengakses dari peta secara langsung.
Bersamaan dengan itu, sistem akan
mengeluarkan informasi yang melekat
pada obyek tersebut.
radio dengan nama Retjo Buntung.
Dimana di dalam peta ditunjukan dengan
titik (node) dan dibagian bawah peta akan
ditampilkan Informasi disertai dengan
Image, Nama radio dan tombol Detail.
Apabila tombol detail dipilih maka akan
dimunculkan tabel informasi detail dari
radio tersebut.
Gambar 8. Pencarian Berdasar Jalan
Pencarian Radio berdasarkan Nama
Jalan
Gambar 8. di bawah ini menunjuk
kan contoh proses pencarian radio
berdasarkan Jalan, dimana nama jalan
dimasukan nilai = jagalan.
Hasil pencarian yang muncul yaitu
Pencarian Radio berdasarkan Nama
Kabupaten
Gambar 9. di bawah ini menunjuk
kan contoh proses pencarian radio
berdasarkan Nama Kabupaten, dimana
nama kabupaten dimasukan nilai =
Sleman.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 16
Gambar 9. Pencarian Berdasar Nama kabupaten
Hasil pencarian yang muncul yaitu
beberapa radio yang berada di wilayah
kabupaten Sleman. Dimana di dalam peta
ditunjukan dengan beberapa titik (node)
dan dibagian bawah peta akan ditampil
kan Informasi disertai dengan beberapa
Image, Nama radio dan tombol Detail.
Apabila tombol detail dipilih maka akan
dimunculkan tabel informasi detail dari
radio tersebut.
Pencarian Dari Data Non Spasial
Pencarian data radio yang merupa
kan tujuan utama dari sistem yang dibuat
ini dapat dilakukan dengan memasukkan
nilai pilihan sesuai dengan fasilitas yang
disediakan pada proses pencarian data
radio. Untuk pilihan fasilitas, pemakai
diberikan 6 (pilihan) pilihan yang dapat
dipilih melalui combo box dan 1 (satu)
pilihan untuk sistem operasi yang dapat
dipilih. Untuk fasilitas pilihan berdasar
Frekuensi dan Penduduk selain mema
sukkan angka juga memasukan pilihan
melalui radio button dibawahnya. Setelah
option fasilitas dipilih oleh pemakai,
selanjutnya proses pencarian radio akan
dilakukan. Hasil pencarian akan ditam
pilkan berupa lokasi obyek radio pada
peta dan tabel yang berisi informasi radio
yang muncul dibawah gambar peta.
Pencarian Radio berdasarkan Nama
Radio
Fasilitas pencarian Nama Radio
disediakan pada dibagian kanan peta
yang ditampilkan pada gambar 7. Fasilitas
Pencarian. Pada gambar 10 akan ditam
pilkan pencarian radio berdasarkan Nama
Radio. Dengan memberikan nilai nama
radio = RR.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 17
Gambar 10. Hasil Pencarian berdasarkan Nama Radio
Gambar 10 diatas menerangkan
hasil dari pencarian berdasar nama RR.
Dimana di dalam peta ditunjukan dengan
titik (node) dan dibagian bawah peta akan
ditampilkan Informasi disertai dengan
Image, Nama radio dan tombol Detail.
Apabila tombol detail dipilih maka akan
dimunculkan tabel informasi detail dari
radio tersebut.
Pencarian Radio berdasarkan Jumlah
penduduk
Fasilitas pencarian Nama Radio
disediakan pada dibagian kanan peta
yang ditampilkan pada gambar 7. Fasilitas
Pencarian. Pada gambar 11 akan ditam
pilkan pencarian radio berdasarkan
Jumlah penduduk yang merupakan
potensi pendengar radio. Dengan
memberikan nilai angka 2000000 dan
radio button >.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 18
Gambar 11. Hasil Pencarian berdasarkan Penduduk
Gambar 11. diatas menerangkan
hasil dari pencarian radio berdasarkan
jumlah Penduduk 2000000 dan radio
button >. Dimana di dalam peta ditunjuk
kan dengan beberapa titik (node) radio
yang memiliki jumlah penduduk lebih
dari 2000000 dan dibagian bawah peta
akan ditampilkan Informasi disertai
dengan beberapa Image, Nama radio dan
tombol Detail. Apabila tombol detail
dipilih maka akan dimunculkan tabel
informasi detail dari radio tersebut.
Pencarian Radio berdasarkan Luas
Coverage
Fasilitas pencarian radio berdasar
kan Luas disediakan pada dibagian kanan
peta yang ditampilkan pada gambar 7.
Fasilitas Pencarian. Pada gambar 12. akan
ditampilkan pencarian radio berdasarkan
Luas. Dengan memberikan nilai 19 dan
radio button >.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 19
Gambar 12. Hasil Pencarian berdasarkan Luas
Gambar 12 diatas menerangkan
hasil dari pencarian berdasarkan luas
coverage area 19 dan radio butt on >.
Dimana di dalam peta ditunjukan dengan
beberapa titik (node) radio yang memiliki
luas coverage area lebih dari 19 km2 dan
dibagian bawah peta akan ditampilkan
Informasi disertai dengan Image, Nama
radio dan tombol Detail. Apabila tombol
detail dipilih maka akan dimunculkan
tabel informasi detail dari radio tersebut
Pencarian Radio berdasarkan
Frekuensi
Fasilitas pencarian Frekuensi
radio disediakan pada dibagian kanan
peta yang ditampilkan pada gambar 7
Fasilitas Pencarian. Pada gambar 13 akan
ditampilkan pencarian radio berdasarkan
Frekuensi. Dengan memberikan nilai
frekuensi 99 dan radio button =.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 20
Gambar 13. Hasil Pencarian berdasarkan Frekuensi
Gambar 13. diatas menerangkan
hasil dari pencarian berdasarkan frekuen
si 99 dan radio button =. Dimana di dalam
peta ditunjukan dengan titik (node) radio
yang memiliki frekuensi = 99, dan
dibagian bawah peta akan ditampilkan
Informasi disertai dengan Image, Nama
radio dan tombol Detail. Apabila tombol
detail dipilih maka akan dimunculkan
tabel informasi detail dari radio tersebut.
Tombol Detail
Tombol detail dibagian bawah
informasi merupakan bagian dari
halaman pencarian yang melekat pada
obyek radio hasil operasi pencarian. Pada
gambar 14. akan ditampilkan isi dari
tombol detail.
Gambar 14. Informasi Detail
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 21
Gambar 14. menerangkan informasi
detail obyek radio yang ditampilkan,
informasi yang ada yaitu Nama Radio
berupa nama sebutan dari radio tersebut,
Nama lengkap adalah nama perusahaan
operator radio, Alamat yaitu alamat lokasi
pemancar, Kecamatan adalah lokasi
wilayah administratif radio, Telepon
adalah no telepon station radio, Frekuensi
adalah channel frekuensi yang digunakan,
Coverage adalah luas daerah cakupan
pemancar radio, Visible Persen adalah
luas coverage area yang tercover
berdasarkan ketinggian lokasi penerima,
Cakupan Kecamatan adalah daerah admi
nistratif kecamatan yang masuk dalam
wilayah tercover, Total pendengar adalah
jumlah penduduk dari wilayah kecamatan
yang tercover.
Hasil dari pencarian yang dilakuan
pada halaman utama akan ditampilkan
pada gambar 15.
Gambar 15. Hasil Pencarian
Gambar 15. menampilkan hasil
pencarian berdasarkan input user sesuai
dengan kriteria yang diinginklan. Hasil
pencarian berupa titik radio di bagian
peta dan informasi berupa image dan
detail dibagian bawah yang saling
berhubungan. Jumlah titik radio sama
dengan jumlah image dibagian bawah,
image ini merupakan tampilan mini
cakupan area radio, yang masingmasing
radio ditampilkan dalam 4 posisi
pandangan yang berbeda. Apabila salah
satu titik radio atau salah satu image kita
pilih maka akan ditampilkan gambar
informasi detail. Halaman informasi detail
radio ditampilkan pada Gambar 16.
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 22
Informasi Radio
Luas Cakupan Area
Frekuensi Radio
Informasi Kecamatan
tercakup
Gambar 16. Halaman Informasi Detail
Gambar 16 menampilkan gambar
halaman informasi detail yang memuat 4
bagian yaitu image peta dari berbagai
arah pandangan, image luas cakupan area
frekuensi radio, informasi tentang radio
dan informasi kecamatan beserta jumlah
penduduk tercover. Bagian kiri terdapat 4
image peta 3 dimensi dari radio yang
terpilih terdiri dari image dengan arah
pandang dari atas, dari barat, dari timur
dan dari selatan. Pada bagian tengah
merupakan bagian utama menampilkan
image peta 3 dimensi cakupan area
frekuensi radio berbentuk lingkaran dan
menunjukan adanya daerah kosong dalam
lingkaran merupakan area blankspot hal
ini disebabkan adanya perbukitan atau
gunung yang dapat menghalangi peram
batan frekuensi radio FM. Bagian kanan
atas menampilkan informasi radio
terpilih yang meliputi identitas radio,
lokasi radio, luas cakupan area dan luas
daerah tercakup sesungguhnya. Bagian
kanan bawah menampilkan informasi
wilayah kecamatan yang masuk dalam
lingkaran cakupan area beserta dengan
jumlah penduduknya.
PENUTUP
Aplikasi Sistem Informasi Geografis
3 Dimensi untuk Coverage Area Pemancar
Radio FM di DIY ini dapat menunjukkan
letak stasiun radio FM di DI Yogyakarta,
beserta informasi detail mengenai stasion
radio FM yang ada di dalamnya. Sistem
juga dapat menunjukan dan menampilkan
visual coverage area pemancar radio FM
lebih nyata dan menghasilkan informasi
-
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 23
data nonspasial dari objek yang terpilih.
Rekomendasi yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah diperlukannya
update secara kontinyu, karena perkem
bangan radio selain radio FM di Daerah
Istimewa Yogyakarta selalu dinamis.
Kemudian, untuk pengembangan lebih
lanjut dapat dibuat model animasi 3
dimensi (3D) multi media dan informasi
nonspasial yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Global Mapper Help,
http://www.globalmapper.com/hel
pv8/Help_Main. html, Nopember
13, 2007
Anonim, Mapserver introduction
http://mapserver.org/introduction.
html, diakses tanggal 13 Mei 2008
Kardi Teknomos Tut_01, 2006 . What is
GIS?http:// www.Kardi_Teknomo
%20MSword/ Arc%20GIS%20Tut_01.
htm,diakses tanggal 20 Januari 2008
KRIZ Karel, 2001, Using GIS and 3D ESRI,
2006a, Data Types and Models, http
://www.gis.com/implementing_gis
/data/ data_types.html, Juli 1, 2007.
Modeling for Avalanche Hazard Mapping ,
University of Vienna, Department of
Geography and Regional Research
Universitaetsstrasse 7, A1010
Vienna, Austria email: kriz@atlas.
gis. univie.ac.at http:// www.
mountaincartography.org/.../ papers
/i ca_cmc_sessions/2_Beijing_Session_
Mountain_Carto/5_Beijing_Kriz.pdf,
diakses tanggal 11 Nopember 2007
Mitchell Andy,1999, The ESRI Guid to GIS
Analysis Volume I : Geographic
Pattern and Relationship, ESRI Press.
Nikki Whaites, 2005, Tuning in : An
Inventory of Rural FM Radio In
Ghana , A Thesis for the degree of
Master of Science, The University of
Guelph, Ghanahttp://www.jhr.ca/
Nikkithesis.pdf , diakses tanggal 11
Nopember 2007
Petrovic Dusan, 2001, Three-Dimensional
Mountain Map , Geodetic Institute of
Slovenia Jamova 2 1000 Ljubljana
Slovenia fax: +386 1 425 06 77
email: [email protected]
http:// www.mountaincartography.o
rg/publications/papers/ica_cmc_ses
sions/2_Beijing_Session_Mountain_C
arto/2_Beijing_Petrovic.pdf, diakses
tanggal 11 Nopember 2007
Prahasta, E. 2004, Sistem Informasi
Geografis : Tutorial ArcView, Pener
bit Informatika Bandung, Bandung.
Prasetyo, Daniel Hary ,2004, Peman
faatan Mapscript Open Source
Untuk Menampilkan Peta Interaktif
Di Internet ,Proceedings, Komputer
dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
,Universitas Gunadarma, Jakarta.
Stan Aronoff, 1991, Geographic Infor-
mation Systems: A Managements
Perspective, WDL Publications,
Ottawa, Canada.
Setyohadi, Dwi Putro Sarwo ( 2006 )
Sistem Informasi Spasial Lokasi
Rumah Kos di Wilayah Yogyakarta,
Tesis S2 Magister Ilmu Komputer
FMIPA, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
http://www.globalmapper.com/helhttp://www.globalmapper.com/helhttp://mapserver.org/introductionhttp://mapserver.org/introductionhttp://www.kardi_teknomo/http://www.gis.com/implementing_gismailto:kriz@atlashttp://www.jhr.ca/mailto:petrovic@geodhttp://www.mountaincartography.o/ -
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 24
Yuhanto, Priyo Wintar, 2007, Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Radio FM Wilayah D.I.
Yogyakarta, Tesis S2
Magister Ilmu Komputer FMIPA,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.