028 akbid skripsi pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin a pada balita di puskesmas tinggede

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan informasi di bidang kesehatan (Depkes RI, 2006). AKB (Angka Kematian Bayi) sebagai salah satu indikator kesehatan bayi yang dewasa ini masih tinggi di Indonesia dibanding AKB di negara lainnya. Menurut data SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) 2009, AKB di Indonesia adalah 29,97 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2009). Sekitar 10 juta balita di Indonesia berisiko kekurangan Vitamin A (KVA) dari jumlah target sebesar 20 juta balita. Prevalensia KVA berdasarkan survey vitamin A tahun 1992, menunjukkan 1

Upload: saswin-usman

Post on 29-Jul-2015

4.490 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna walaupun

masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan informasi di bidang kesehatan

(Depkes RI, 2006).

AKB (Angka Kematian Bayi) sebagai salah satu indikator kesehatan

bayi yang dewasa ini masih tinggi di Indonesia dibanding AKB di negara

lainnya. Menurut data SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) 2009,

AKB di Indonesia adalah 29,97 kematian per 1.000 kelahiran hidup

(SDKI, 2009).

Sekitar 10 juta balita di Indonesia berisiko kekurangan Vitamin A

(KVA) dari jumlah target sebesar 20 juta balita. Prevalensia KVA berdasarkan

survey vitamin A tahun 1992, menunjukkan xeraphtalmia sebesar 0,33%,

namun secara subklinis prevalensi KVA (kadar serun retinol dalam darah)

pada balita sebesar 50%. Di kalangan anak balita, akibat kekurangan Vitamin

A (KVA) akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas, anak mudah terkena

penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia dan akhirnya

kematian. Akibat lain yang berdampak serius dari KVA adalah buta senja dan

tanda-tanda lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea (keratomalasia)

dan kebutaan. Perbaikan status Vitamin A pada anak-anak yang KVA, disertai

1

Page 2: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

upaya pengobatan pada semua kasus campak dengan pemberian kapsul

Vitamin A dapat mengurangi tingkat kegawatan dari penyakit-penyakit infeksi

dan morbiditas di masa anak-anak, sehingga dapat meningkatkan kesempatan

bagi kelangsungan hidup mereka (Depkes RI, 2009).

Penanggulangan KVA di Indonesia, khususnya pada Balita 6-59 bulan,

Departemen Kesehatan RI bekerjasama dengan Helen Keller Indonesia (HKI).

Strategi penanggulangan hingga saat ini dilaksanakan melalui pemberian

kapsul Vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita dan ibu nifas. Pada Balita

diberikan dua kali setahun dengan dosis 100.000 IU untuk bayi 6-11 bulan dan

200.000 IU untuk anak 12-59 bulan dan ibu nifas. Saat ini Depkes bekerja

sama dengan HKI melaksanakan kegiatan capacity Buliding untuk Program

Vitamin A di 20 Kabupaten di 9 provinsi. Disamping itu Depkes juga

melakukan kerjasama dengan Unicef untuk uji coba pemberian 2 kapsul

Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas di 5 provinsi binaan Unicef. Alasan

pemilihan daerah fokus ini dilihat dari rendahnya asupan vitamin A yang

dilihat dari sampel darah (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan kajian berbagai studi ditemukan bahwa Vitamin A

merupakan zat gizi yang sangat diperlukan bagi manusia, karena zat gizi ini

sangat penting agar proses-proses fisiologis dalam tubuh berlangsung secara

normal, termasuk pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi penglihatan,

meningkatkan imunologis dan pertumbuhan badan. Vitamin A juga membantu

mencegah perkembangan sel-sel kanker. Pemberian vitamin A dosis tinggi

pada bayi, balita dan ibu nifas dapat menurunkan angka kematian bayi dan

2

Page 3: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

balita bukan hanya di Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya

(Azwar, 2009)..

Selain factor pengetahuan hal yang menyebabkan balita tidak di

berikan Vitamin A menurut hasil wawancara penulis pada salah satu ibu yang

memiliki balita yaitu karna factor kurangnya informasi megenai jadwal

pemberian vitamin A sehingga hal ini sudah membudaya.

Berdasarkan data cakupan distribusi Vitamin A di Propinsi Sulawesi

Tengah tahun 2009, untuk bayi (6 – 11 ) pada bulan Februari berjumlah

35.449 kapsul dan bulan Agustus berjumlah 35.614 kapsul. Sedangkan untuk

balita (1-5 tahun) pada bulan Februari berjumlah 180.604 kapsul dan bulan

Agustus berjumlah 203.853 kapsul. Berdasarkan laporan distribusi vitamin A

pada bayi dan balita di Puskesmas Tinggede pada bulan Agustus 2010 jumlah

cakupan untuk bayi sebanyak 208 dari jumlah sasaran, sedangkan untuk

cakupan balita sebanyak 888 dari jumlah cakupan. Dari hasil sweeping kapsul

Vitamin A di Puskesmas Tinggede untuk bayi sebesar 49 atau 20% untuk

sasaran pendataan dan 7% untuk sasaran proyeksi. Sedangkan untuk balita

sebesar 156 dengan 12% untuk cakupan pendataan dan 11% untuk cakupan

proyeksi. Dengan pentingnya manfaat pemberian vitamin A bayi dan balita,

maka peneliti tertarik memilih judul “Pengetahuan Ibu tentang Pemberian

Vitamin A pada Balita di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola.

3

Page 4: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalah: Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Vitamin A pada

Balita di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian

vitamin A pada balita di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya tujuan pemberian vitamin A

b. Diketahuinya manfaat pemberian vitamin A

c. Diketahuinya carapemberian vitamin A

d. Diketahuinya dampak bila balita tidak diberikan vitamin A

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk pengelola Puskesmas Tinggede

Sebagai bahan informasi dan masukan dalam upaya meningkatkan

pelayanan kesehatan khususnya pelayanan pemberian Vitamin A pada

balita.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman

dan wawasan peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian serta dapat

menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah.

4

Page 5: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

3. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi salah satu bahan bacaan dan perbandingan bagi peneliti

lain dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Institusi

Dapat digunakan oleh institusi pendidikan sebagai bahan pustaka

5

Page 6: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Vitamin A

1. Pengertian

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam

lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga

harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan,

pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit

(Depkes RI, 2009).

Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya disebut Retinol atau

Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal dan dipromosikan sebagai faktor

pencegahan xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan

pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf retina mata, makanya disebut

Retinol/Retinal. Jumlah yang dianjurkan  berdasarkan Angka Kecukupan

Gizi yang dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol  untuk anak-

anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada yang hewani sebagai

retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin,

nanti dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol.

Larut dalam lemak, ingat vitamin yang larut dalam lemak yaitu A D E K

tidak larut dalam air (Mansjoer, 2008).

6

Page 7: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

Gambar 1. Jenis Kapsul Vitamin A

2. Manfaat Suplemen Vitamin A

Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan

jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga akan meningkatkan

status vitamin A pada bayi yang disusuinya. ASI merupakan sumber

vitamin A bagi bayi pada enam bulan pertama kehidupannya dan

merupakan sumber yang penting hingga bayi berusia dua tahun. Beberapa

studi menunjukkan bahwa suplemen vitamin A pada ibu nifas dapat

meningkatkan status vitamin A pada ibu nifas meningkatkan cadangan

vitamin A pada bayi baru lahir hingga enam bulan pertama kehidupan,

yang merupakan masa rawan. 400.000 SI sebagai dua dosis @ 200.000 SI,

pemberian sedikitnya dengan selang waktu satu hari dan/atau 10.000 SI

setiap hari atau 25.000 SI setiap minggunya ((Depkes RI, 2009).

3. Penyebab Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A merupakan salah satu masalah yang paling

penting yang menimpa anak-anak Indonesia (Depkes RI, 2009).

Kurang vitamin A atau disebut juga dengan Xeroftalmia adalah

kelainan pada mata akibat Kurang Vitamin A. Kata Xeroftalmia ini

7

Page 8: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

diartikan sebagai “mata kering” karena serapan vitamin A pada mata

mengalami pengurangan, kalau diperhatikan dengan teliti bisa dilakukan

oleh seorang ibu balita terlihat terjadi kekeringan pada selaput lendir

(konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.

Untuk mengenal mata yang kering (xeroftalmia), akan lebih jelas

bila terlebih dahulu dikenal mata yang sehat, dapat dilihat dari bagian-

bagian organ mata sebagai berikut:

a. Kornea (selaput bening) benar-benar jernih

b. Bagian putih mata benar-benar putih

c. Pupil (orang-orangan mata) benar-benar hitam

d. Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik

e. Bulu mata teratur dan mengarah keluar

Vitamin A tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan anak saja,

vitamin A berperan penting untuk kesehatan ibu yang baru melahirkan.

Dapat terjadi xeroflatmia (bahasa latin) berarti mata kering karena terjadi

kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea)

dan bila ditinjau dari komsumsi makanan sehari-hari kekurangan vitamin

A disebabkan oleh (Mansjoer, 2008):

a. Konsumsi makanan yang tidak mengandung vitamin A atau pro

vitamin A untuk jangka waktu yang lama.

b. Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/zen

atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan

penggunaan vitamin A dalam tubuh.

8

Page 9: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

c. Bayi tidak diberikan ASI eksklusif.

d. Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau provitamin A seperti

pada penyakit-penyakit antara lain penyakit pankreas, diare kroni, KEP

(Kurang Energi Protein) dan lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A

meningkat.

e. Adanya kerusakan hati, seperti kwashiorkor dan hepatitis kronik,

menyebabkan gangguan pembentukan RBP (Retinol Binding Protein)

dan pre albumen yang penting untuk penyerapan vitamin A.

4. Kekurangan Vitamin A

Kurang vitamin A adalah kelainan sintenik yang mempengaruhi

jaringan epitel dan organ-organ seluruh tubuh termasuk paru-paru, usus,

mata dan organ lainnya. Akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung

terlihat pada mata.

Gejala klinis KVA (Kekurangan Vitamin A) pada mata akan

timbul bila tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama. Gejala

tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita penyakit campak,

diare, ispa dan penyakit infeksi lainnya (DepKes RI, 2006).

Di kalangan anak balita, akibat kekurangan Vitamin A (KVA) akan

meningkatkan mortalitas dan morbiditas, anak mudah terkena penyakit

infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia dan akhirnya kematian.

Akibat lain yang berdampak serius dari KVA adalah buta senja dan tanda-

tanda lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea (keratomalasia)

dan kebutaan.

9

Page 10: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

Akibat kekurangan vitamin A  dapat dimulai atau diklasifikasikan 

XN,  X1A, X1B, X2, X3A, X3B dan XS dapat dijabarkan sebagai berikut :

Pertama: Dimulai dari gangguan pada sel batang retina, yang sulit

beradaptasi diruang yang remang setelah terang, ini sangat jelas terlihat

ketika sore hari, dimana penglihatan menurun pada sore hari, anak-anak

biasa masuk rumah menabrak barang yang ada dihadapannya. Istilah ini

dikenal dengan istilah buta senja. Ironisnya cakupan pemberian vitamin A

diwilayah pedesaan terutama wilayah pegunungan terlapor cakupan tinggi,

namun kejadian-kejadiaan buta senja masih sering terungkap pada

masyarakat. Buta Senja secara internasional diistilakan dengan XN

(singkatan dari Xeropthalmia Nigth).

Kedua, bila buta senja terus terjadi dan konsumsi vitamin A sangat

rendah bahkan tidak ada dalam makanan sehari-hari atau pada bulan

Februari dan Agustus tidak mendapatkan vitamin A (200.000 IU), maka

tahap selanjutnya akan terjadi bagian putih mata akan kering, kusam, tak

bersinar (ini diistilahkan dengan Xerosis Konjungtiva-X1A). Ibu balita bisa

memeriksa dan melihat dengan jelas ketika mencoba membuka sedikit

mata anaknya dan melihat bagian putihnya, akan terlihat dengan jelas

bagian putihnya kering, kusam dan tak bersinar serta sedikit kotor

(DepKes RI, 2006)..

10

Page 11: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

Gambar 2. Xerosis Conjungtiva (X-1A)

Ketiga: Setelah bagian putih mata telah terjadi kering, kusam dan

tak bersinar, bila konsumsi vitamin A dari makanan rendah dan tidak

mendapatkan kapsul vitamin A rutin lagi, selanjutnya akan  terjadi

penimbunan sel epitelnya dan adanya timbunan keratin (Bercak Bitot=

X1B) maka petugas yang menemukannya harus merujuk ke klinik mata,

kalau  tidak ditangani segera dan dirujuk ke klinik mata atau dokter mata

akan merambat pada bagian hitam mata terlihat kering, kusam dan tak

bersinar (Xerosis Kornea-X2). Dan ini merupakan tahapan pertama terjadi

kebutaan bila tidak ditemukan atau tidak tercakup dalam pemberian

vitamin A, kalau tidak ada penyakit lain yang menyertai mungkin masih

bisa tertolong secara medik. Secara keseluruhan Anak dengan gejala Buta

senja (XN), Xerosis Konjungtiva hingga Xerosis Kornea(X2) seperti

terlihat pada gambar disamping, masih dapat disembuhkan dengan

pemberian kapsul vitamin A yang tersedia secara gratis di Puskesmas.

11

Page 12: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

Gambar 3. Bercak Biot (X-1B)

Gambar 3. Xerosis Korne (X2)

5. Pentingnya/keuntungan Vitamin A Bagi Ibu dan Bayi

Dalam menanggulangi KVA (kekurangan vitamin A) di Indonesia,

khususnya pada Balita 12-59 bulan, Departemen Kesehatan RI

bekerjasama dengan Helen Keller Indonesia (HKI). Strategi

penanggulangan hingga saat ini dilaksanakan melalui pemberian kapsul

Vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita dan ibu nifas.

Pada Balita diberikan dua kali setahun dengan dosis 100.000 IU

untuk bayi 6-11 bulan dan 200.000 IU untuk anak 12-59 bulan dan ibu

nifas. Saat ini Depkes bekerja sama dengan HKI melaksanakan kegiatan

capacity Buliding untuk Program Vitamin A di 20 Kabupaten di 9

provinsi. Disamping itu Depkes juga melakukan kerjasama dengan Unicef

12

Page 13: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

untuk uji coba pemberian 2 kapsul Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

di 5 provinsi binaan Unicef. Alasan pemilihan daerah fokus ini dilihat dari

rendahnya asupan vitamin A yang dilihat dari sampel darah.

a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI (Air Susu Ibu).

b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi.

c. Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan.

6. Faktor-faktor Resiko

a. Faktor sosial ekonomi, budaya dan pelayanan kesehatan yang tidak

mendukung seperti :

1) Kurang ketersediaan pangan sumber vitamin A.

2) Kemampuan daya beli yang rendah.

3) Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan sumber vitamin A.

4) Kurangnya air bersih dan sanitasi lingkungan yang kurang sehat.

b. Faktor Individu (biologis)

1) Anak yang tidak mendapat ASI ekslusif dan tidak diberi ASI

sampai usia 2 tahun.

2) Anak dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah).

3) Anak kurang gizi dan garis merah.

c. Faktor Geografis

1) Sulitnya ASKES ke sarana pelayanan kesehatan.

2) Daerah tandus sering rawan pangan.

3) Keadaan darurat karena bencana alam, perang dan kerusuhan.

(DepKes RI, 2006)

13

Page 14: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

B. Konsep Tentang Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2007).

2. Tingkat Pengetahuan Yang Mencakup Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) pengetahuan yang

dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

a. Know (tahu)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

14

Page 15: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

b. Comprehension (memahami)

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Application (aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

atau telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konsteks

atau situasi yang lain.

d. Analysis (analisa)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek terdalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu dengan sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja :

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

15

Page 16: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

e. Synthesis (sintesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluation (evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian-penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan tersebut di

atas (Notoatmodjo, 2007).

16

Page 17: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting (Business Research, (1992), dalam Sugiyono, 2004).

Nutrisi merupakan pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama

kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan otak. Keberhasilan

perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan

perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan nutrisi juga selain mempengaruhi

pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak (Narendra, 2002).

Salah satu nutrisi yang sangat dibutuh kan pada masa balita adalah

Vitamin A. Di kalangan anak balita, akibat kekurangan Vitamin A (KVA)

akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas, anak mudah terkena penyakit

infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia dan akhirnya kematian.

Akibat lain yang berdampak serius dari KVA adalah buta senja dan tanda-

tanda lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea (keratomalasia) dan

kebutaan.

Pada umumnya gangguan gizi sering terjadi pada masa ini oleh karena

keluarga / ibu:

17

Page 18: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

1. Kurang pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan tambahan

yang bergizi.

2. Ketidaktahuan menyiapkan makanan tambahan dari bahan-bahan lokal

yang bergizi.

3. Kemiskinan sehingga kurang mampu menyediakan makanan yang bergizi.

4. Ketidaktahuan mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dalam

keluarga dan ketidakmampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Dari uraian diatas maka dapat dibuatkan dalam sebuah kerangka

pemikiran seperti dibawah ini:

B. Definisi Operasional

1. Pengetahuan

Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang pemberian Vitamin A pada

balita

Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : pengisian kuesioner

Skala ukur : ordinal

Hasil ukur : - Baik, bila jawaban ≥ median

- Kurang baik, bila jawaban < median

18

Pengetahuan IbuPemberian Vitamin A

Page 19: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

2. Pemberian Vitamin A

Pemberian vitamin A yaitu asupan atau pemberian Vitamin A pada

balita yang dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, di Layanan

Kesehatan seperti Puskesmas atau Posyandu.

19

Page 20: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan tujuan

untuk memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dari

variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010) yaitu untuk mendapatkan gambaran

pengetahuan ibu tentang pemberian Vitamin A pada balita di Puskesmas

Tinggede Kecamatan Marawola.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Tinggede Kecamatan

Marawola Pada bulan Agustus 2011

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Machfoedz, 2008).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak balita

yang datang berkunjung ke Puskesmas Tinnggede Kecamatan Marawola

sebanyak 888 orang.

20

Page 21: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari

populasi itu (Machfoedz, 2008). Jumlah / besar sampel dalam penelitian ini

diambil berdasarkan rumus slovin yakni:

.n =N

1+N ¿¿

n =888

1+888¿¿

n = 888

1+888(0,0225)

n =888

1+19,98

= 888

20,98

= 42 orang

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,15)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik accidental

sampling dimana didalam pengambilan sampel ini dilakukan dengan

mengambil kasus / responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo,

2002).

21

Page 22: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapat langsung dari responden

melalui pengisian kuesioner oleh peneliti. Responden pada penelitian ini

adalah ibu-ibu yang memiliki balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Tinggede.

Kuesioner diisi langsung oleh responden untuk mengetahui

pengetahuan ibu. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala

guttman dengan alternatif responden ”Benar” dan ”Salah”. Kuesioner ini

terdiri dari 10 pernyataan. Skor tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0

dengan teknik penentuan skor dalam pernyataan positif.

Jawaban benar : mendapat nilai 1

Jawaban salah : mendapat nilai 0

2. Data Sekunder

Alat perolehan data sekunder adalah diperoleh melalui catatan atau

laporan data yang ada di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola.

E. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara analisis univariat yaitu untuk

mengetahui distribusi frekwensi dan proporsi masing–masing variabel yang

diteliti. Setelah data di kumpulkan, data tersebut dilakukan pengolahan dengan

cara manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Median

22

Page 23: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

Median merupakan nilai observasi yang terletak di tengah-tengah setelah

seri pengamatan diurutkan terlebih dahulu menurut besar kecilnya (Array

data) untuk menentukan nilai median harus terlebih dahulu ditentukan

posisi dengan cara :

Menentukan posisi median dengan rumus:

n+12

b. Distribusi frekuensi

P = f

n x 100%

Keterangan :

P : Presentase

f : Frekuensi jawaban responden

n : Jumlah responden

(Sabarguna, 2008)

F. Penyajian Data

Untuk penyajian data hasil penelitian, peneliti menggunakan cara

penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi.

23

Page 24: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola,

Pada Bulan September 2011. Jumlah responden dalam penelitian adalah 42

orang yang dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu ibu-

ibu yang kebetulan ada. Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis Univariat.

1. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Pemerintahan

Puskesmas Tinggede merupakan salah satu puskesmas yang

ada di kecamatan Marawola kabupaten Sigi yang memiliki wilayah

kurang lebih 824 M2. Dengan batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan palu utara.

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan marawola.

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banawa.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan kecamata Dolo.

b. Kependudukan

Jumlah penduduk diwilaya kerja Puskesmas tinggede

berjumlah kurang lebih 13.457 jiwa.

.

24

Page 25: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

2. Pengetahuan Responden

Hasil data diperoleh hasil tentang distribusi pengetahuan responden

tentang Pemberian Vitamin A Pada Balita pada remaja dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.1Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pemberian Vitamin A

Pada Balita Di Puskesmas Tinggede.

No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Baik 28 67

2. Kurang Baik 14 33

Jumlah 42 100 %

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 42 responden

memiliki pengetahuan baik sebanyak 28 orang (67%) dan responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 14 orang (33%).

B. Pembahasan

Dari hasil analisa univariat pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa

responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak yaitu 28 (67 %)

responden.

Menurut asumsi peneliti Hal ini disebabkan karena responden

sering menerima informasi mengenai Vitamin A, dan mendapatkan

penyuluhan dari petugas kesehatan, seperti Posyandu, dan Liflet serta

Responden melihat dari media elektronik. Hal ini juga disebabkan karena

mereka lebih poraktif dalam mengikuti penyuluhan dan memperhatikan

25

Page 26: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

informasi yang diterima, baik dari petugas kesehatan maupun melalui

media massa, baik pengertian, keuntungan maupun dampak bila anak tidak

diberikan Vitamin A. Selain itu karena faktor pendidikan mereka lebih

banyak yang SMA dan ada yang perguruan Tinggi, sehingga mereka lebih

mudah menerima informasi baik yang diberikan melalui penyuluhan

maupun dari media massa

Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2011), yang

menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu..

Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.

Responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik

sebanyak 14 orang (33%) dari 42 responden yang di teliti.

Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena faktor

kurangnya kesadaran dari respondent untuk melakukan imunisasi dan

Faktor ketidaktahuan tentang manfaat dari Vitamin A selain itu Kurangnya

informasi mengenai jadwal pemberian Vitamin A. Hal ini juga disebabkan

oleh kurangnya pemahaman dan pengertian mereka tentang pemberian

Vitamin A dan kurang aktif dalam mengikuti penyuluhan oleh petugas

kesehatan. Selain itu juga karena faktor pendidikan mereka yang rendah

yaitu SD dan SMP, mereka tidak mengetahui keuntungan dan dampak bila

anak tidak diberikan Vitamin A

26

Page 27: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

Hal ini sejalan dengan pendapat Aswar 2009 bahwa Vitamin A

merupakan zat gizi yang sangat diperlukan bagi manusia, karena zat gizi

ini sangat penting agar proses-proses fisiologis dalam tubuh berlangsung

secara normal, termasuk pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi

penglihatan, meningkatkan imunologis dan pertumbuhan badan. Vitamin

A juga membantu mencegah perkembangan sel-sel kanker. Pemberian

vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita dan ibu nifas dapat menurunkan

angka kematian bayi.

27

Page 28: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab V, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Responden yang memiliki pengetahuan baik tentang Pemberian Vitamin A

pada balita lebih banyak, dibanding yang memiliki pengetahuan kurang baik

B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Tinggede, diharapkan selalu proaktif

untuk memberikan penyuluhan dan informasi khususnya kepada ibu-ibu

yang memiliki pengetahuan kurang baik mengenai tujuan dan manfaat

pemberian Vitamin A pada balita sehingga ibu-ibu memiliki pengetahuan

yang lebih baik dan termotivasi untuk membawa anaknya ke Puskesmas

2. Bagi Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu, diharapkan dapat

meningkatkan/ menambah jumlah referensi khususnya tentang pemberian

vitamin A sehingga memudahkan mahasiswa untuk mencari informasi

mengenai Vitamin A

3. Bagi Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dan

mengembangkan dengan variabel yang lebih luas dan dapat menambah

jumlah sampelnya.

28

Page 29: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, 2009. Pedoman Pemberian Vitamin A. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Dahlan, MS, 2006. Besar Sampel Penelitian. Medika Salemba, Jakarta.Departemen Kesehatan RI, 2006, Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia,

Departement Kesehatan. Jakarta.

----------, 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Gizi Masyarakat Bekerja Sama dengan UNICEF, Jakarta.

DinKes Prop Sul-Teng, 2009. Laporan Kegiatan Kesehatan Keluarga, Palu

Machfoedz, 2008. Metodologi Penelitian Bidan Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Fitramaya, Yogyakarta.

Mansjoer, 2001. Kapita Selekta. EGC, Jakarta.

Notoatmodjo S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.Puskesmas Tinggede, 2011, Laporan Kegiatan KIA, Sigi.

Sabarguna, 2008, Karya Tulis Ilmiah Untuk Mahasiswa D3 Kesehatan, CV.Sagung Seto, Jakarta

SDKI, 2009, Angka Kematian Ibu dan Bayi Di Indonesia, http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799371. Diunduh tanggal 20 Mei 2011

.

29

Page 30: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

30

Page 31: 028 Akbid Skripsi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Vitamin a Pada Balita Di Puskesmas Tinggede

KUESIONER

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS TINGGEDE KECAMATAN MARAWOLA

A. Identitas Responden 1. No. Responden :2. Nama Responden :3. Umur :4. Pendidikan :5. Pekerjaan :

B. Petunjuk Pengisian1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan alternative jawaban yang ada

tersedia.2. Isilah daftar pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda ( √ ) pada

salah satu kolom alternatif jawaban.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah ibu pernah mendengar tentang pemberian vitamin A pada balita

2 Manfaat vitamin A pada balita adalah balita lebih kebal dan jarang terkena penyakit infeksi mata.

3 Salah satu gejala utama kekurangan vitamin A adalah rabun senja.

4 Balita memperoleh kapsul vitamin A pada kelompok Kekurangan vitamin A.

5 Yang memberikan kapsul vitamin A pada balita yaitu Bidan.

6 Vitamin A tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan anak balita saja.

7 Pemberian vitamin A adalah berfungsi untuk penglihatan,

pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit

8 Kapsul vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati.

9 Konsumsi makanan yang tidak mengandung vitamin A atau pro vitamin untuk jangka waktu yang lama merupakan salah satu penyebab kekurangan vitamin A.

10 Anak kurang gizi dan di bawah garis merah merupakan salah satu faktor resiko kekurangan vitamin A.

31