02 he (isi & daftar pustaka)

18
BAB I PENDAHULUAN Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia, menyerang semua usia, terutama bayi dan anak balita juga merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. 1 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diare merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia. 2 Diare menurut WHO secara klinis didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinis dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. 3 Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral. 1

Upload: richieciandra

Post on 13-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia, menyerang semua usia, terutama bayi dan anak balita juga merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi.1 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diare merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia.2 Diare menurut WHO secara klinis didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinis dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.3 Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral. Diare dapat mengenai semua kelompok umur dan berbagai golongan sosial, baik di negara maju maupun di negara berkembang, dan erat hubungannya dengan kemiskinan serta lingkungan yang tidak higienis.4 Di Indonesia, diare merupakan penyakit endemis terdapat disepanjang tahun, dan puncak tertinggi pada peralihan musim peghujan dan kemarau.5 Rotavirus merupakan penyebab utama diare dengan dehidrasi berat pada anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia. Sebuah studi metaanalisis yang dilakukan oleh Parashar et al. pada tahun 2009 menunjukkan bahwa infeksi rotavirus dapat menyebabkan 114 juta episode diare, 24 juta kunjungan rawat jalan, 2,4 juta kunjungan rawat inap dan 610.000 kematian balita pada tahun 2004.6 Diperkirakan 82% kematian akibat diare rotavirus terjadi pada negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika, dimana akses kesehatan dan status gizi masih menjadi masalah.7Tingginya angka kejadian diare akibat rotavirus, serta tingginya angka kematian akibat diare rotavirus, yang tidak dapat diatasi hanya dengan menjaga hygiene dan sanitasi, menuntut adanya terobosan baru dalam mengatasi masalah kesehatan akibat rotavirus, yaitu dengan vaksin.2 Pemberian vaksin rotavirus secepatnya secara global tidak hanya akan mencegah diare berat dan dehidrasi pada anak, tetapi dapat pula memperkuat aspek pengendalian diare. Dari sebuah studi kohort yang melibatkan 4,2 juta anak Indonesia, diperkirakan bahwa adanya imunisasi rutin dengan vaksin Rotavirus dapat mencegah 8148 kematian, 176.375 kasus rawat inap dan 488.547 rawat jalan karena diare di Indonesia.1 Pemberian vaksin rotavirus adalah salah satu dari 7 langkah yang direkomendasikan WHO untuk pengendalian diare secara komprehensif. Langkah-langkah lainnya adalah: penggantian cairan untuk mencegah dehidrasi, terapi zink, vaksinasi rotavirus dan campak, ASI eksklusif dan suplementasi vitamin A, membiasakan cuci tangan dengan sabun, meningkatkan suplai air bersih, dan peningkatan sanitasi komunitas.7

BAB IIPEMBAHASAN

IMUNISASI ROTAVIRUSRotavirus adalah virus yang sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut. Pada bayi dan anak kecil, infeksi rotavirus dapat menyebabkan diare dan muntah berat sehingga anak menjadi kehilangan banyak cairan (dehidrasi). Infeksi rotavirus dapat dicegah salah satunya dengan imunisasi rotavirus.Saat ini tersedia dua jenis vaksin rotavirus yaitu RotaTeq dan Rotarix.7,8Gejala infeksi rotavirus berupademam, muntah, diare, dan atau nyeri perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3 8 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan kematian.7,8Infeksi pertama rotavirus akan menimbulkan kekebalan terhadap infeksi rotavirus selanjutnya, dan dapat melindungi terhadap infeksi rotavirus dengan strain yang berbeda. Hal ini menjadi dasar pemikiran pembuatan vaksin untuk menginduksi kekebalan terhadap rotavirus.7,8,9

a. Jenis-jenis vaksin rotavirusTerdapat 2 jenis vaksin rotavirus yang diberikan 2 atau 3 dosis vaksin tergantung dari jenis vaksin yang digunakan yakni vaksin Rotarix dan vaksin RotaTeq:7,8,10 Vaksin Rotarix PengertianVaksin Rotarix (GlaxoSmithKline) merupakan vaksin hidup pada manusia yang dilemahkan. Vaksin ini diketahui secara efektif menurunkan kejadian diare rotavirus sebesar 57% dan mempunyai efek proteksi lebih dari 70%.7 Cara PemberianRotarix berupa cairan yang diberikan melalui tetesan pada mulut bayi dan ditelan oleh bayi. Bayi anda akan mendapatkan dosis pertama pada usia 6 minggu. Dosis kedua diberikan setidaknya 4 minggu setelah dosis pertama, sebelum usianya 6 bulan. Rotarix dapat diberikan bersama dengan imunisasi suntik lainnya. Bayi anda dapat langsung menyusui setelah mendapatkan Rotarix.8 Komposisi Rotarix mengandung virus rotavirus hidup yang dilemahkan. Rotarix juga mengandung dextran, sorbitol, xanthan, dan Dulbeccos Modified Eagle Medium (DMEM). Kandungan DMEM adalah natrium klorida, kalium klorida, magnesium sulfat, ferric nitrate, natrium fosfat, natrium pirufat, glukosa, hydrogenocarbonate dan phenol red. Porcine circovirus type 1 (PCV-1), adalah virus yang ditemukan pada bayi, terkandung dalam Rotarix. PCV-1 tidak dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Rotarix tidak mengandung bahan pengawet. Alat yang digunakan untuk meneteskan Rotarix mungkin mengandung lateks. Diproduksi Oleh : GlaxoSmithKline Biologicals. Harga Vaksin Rotarix : 198.000.8 Vaksin RotaTeq PengertianVaksin Rotavirus lainnya yang mengandung 5 strain rotavirus dikembangkan dari serum manusia dan bovine (sapi), vaksin ini lebih dikenal dengan nama RotaTeq (Merck). RotaTeq dilaporkan mempunyai efek perlindungan lebih dari 90%. RotaTeq diberikan secara oral dan dilakukan dalam 3 dosis. Jarak pemberian antar dosis berkisar 4-10 minggu sejak pemberian dosis pertama. Dosis pertama diberikan pada saat bayi berumur 1,5 bulan. Dosis ketiga maksimal diberikan pada usia 8 bulan.7,8 Cara PemberianVaksin RotaTeq, vaksin rotavirus ini diberikan melalui mulut. Vaksin RotaTeq diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6 12 minggu, dosis kedua diberikan 4 10 minggu kemudian setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan 4 10 minggu kemudian setelah dosis kedua. Dosis terakhir (dosis RotaTeq yang ketiga) diberikan sebelum usia 32 minggu.7,8 Komposisi RotaTeq mengandung 5 strain virus Rotavirus yang dilemahkan yaitu G1, G2, G3, G4 dan P1. RotaTeq juga mengandung sukrosa, natrium nitrat, natrium fosfat monobasic monohidrat, natrium hidroksida, polysorbate 80 dan fetal bovine serum.7,8,11 Komponen Porcine circovirus tipe 1 dan 2 (virus yang menginfeksi babi) ditemukan di dalam RotaTeq. Porcine circovirus tipe 1 dan 2 tidak menyebabkan penyakit pada manusia.7,8,11 b. Kapan bayi tidak boleh divaksinasi rotavirus?Bayi tidak boleh diberikan vaksin rotavirus apabila:11,12 Bayi yang pernah mendapat reaksi alergi berat karena vaksin rotavirus tidak boleh diberikan dosis berikutnya. Jelaskan pada dokter anda bila bayi anda pernah mengalami reaksi alergi yang berat. Bayi dengan kelainan sistem imun. Bayi yang pernah mengalami kelainan usus yang disebut intususepsi. bayi yang sedang mengalami penyakit yang berat sebaiknya ditunda sampai bayi sehat. Pada keadaan respons imun tubuh yang lemah vaksin tidak boleh diberikan misalnya pada: HIV/AIDS atau penyakit lain yang menyebabkan penurunan sistem imun, pengobatan steroid jangka lama, penyakit kanker dalam pengobatan. c. Efek samping vaksin rotavirus:11,12 Efek-efek sampingan yang umum: Anak gelisah/rewel, pilek, mual muntah, malas minum ASI, demam, diare (dalam satu minggu sesudah vaksinasi rotavirus), Efek-efek sampingan yang jarang: anafilaksis (reaksi alergi parah), intususepsi d. Hal yang perlu dilakukan bila terjadi reaksi yang serius:11,12 Apabila anda menduga terjadi intususepsi atau alergi berat, segera hubungi dokter. Bila tidak dapat dihubungi bawa bayi anda segera ke rumah sakit terdekat. Jelaskan kapan bayi divaksinasi rotavirus. Tanda-tanda yang harus diamati jika terjadi intususepsi: perhatikan bila bayi sakit perut hebat dan bayi akan menangis keras. Mulanya episode ini berlangsung sebentar dalam beberapa menit dan akan hilang timbul berulang dalam waktu 1 jam. bayi akan menarik kedua kakinya sampai ke dada. Disertai muntah beberapa kali atau mengalami diare berdarah, tampak lemah, dan sangat gelisah. Gejala ini timbul pada 1 minggu setelah vaksinasi dosis pertama dan kedua. Diperkirakan angka kejadiaannya 1 diantara 200.000 dosis sampai 1 diantara 100.000 unit. Tanda-tanda yang harus diamati jika terjadi reaksi alergi berat: reaksi alergi berat ditandai dengan biduran, edema muka dan tenggorok, susah bernapas, denyut nadi meningkat, mual dan lemas. Ini dapat terjadi setelah beberapa menit sampai beberapa jam setelah vaksinasi. Reaksi yang serius dapat juga terjadi, tapi sangat jarang. Sebagian besar bayi yang mendapatkan vaksinasi dengan rotavirus tidak menimbulkan masalah. Sebagian kecil mungkin timbul efek samping seperti gelisah, diare dan muntah. Intususepsi adalah penyakir penyumbayan saluran cerna yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan mungkin membutuhkan tindakan operasi. kelainan ini dapat terjadi alamiah pada bayi dan pada umumnya tidak diketahui penyebabnya. e. Tindakan pencegahan:11,12Sampai 13% (per seratus) bayi akan mengeluarkan rotavirus tadi dalam kotorannya dalam minggu pertama sesudah dosis pertama. Orang yang memiliki imunitas rendah sebaiknya menghindari mengganti popok kotor selama waktu ini. Dianjurkan selalu mencuci tangan benar-benar sesudah mengganti popok kotor .

BAB IIIRINGKASAN

Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral. Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Rotavirus merupakan penyebab utama diare dengan dehidrasi berat pada anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia. Pemberian vaksin rotavirus secepatnya secara global tidak hanya akan mencegah diare berat dan dehidrasi pada anak, tetapi dapat pula memperkuat aspek pengendalian diare. Terdapat 2 jenis vaksin rotavirus yang diberikan 2 atau 3 dosis vaksin tergantung dari jenis vaksin yang digunakan yakni vaksin Rotarix dan vaksin RotaTeq. Jadwal imunisasi rotavirus bergantung jenis vaksin yang digunakan. Vaksin Rotarix diberikan dalam 2 dosis: dosis pertama diberikan pada rentang usia 6-14 minggu, dan dosis kedua pada umur 24 minggu. Vaksin RotaTeq diberikan dalam 3 dosis: pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Efek-efek sampingan yang dapat muncul: Anak gelisah/rewel, pilek, mual muntah, malas minum ASI, demam, diare, anafilaksis, dan intususepsi. Tindakan pencegahan: orang yang memiliki imunitas rendah sebaiknya menghindari mengganti popok kotor. Dianjurkan selalu mencuci tangan benar-benar sesudah mengganti popok kotor .

DAFTAR PUSTAKA

1. Subdit Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Kementrian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2011; II: 1.2. Riset Kesehatan Dasar. Laporan Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2008. p. viii.3. Merry SM. Pengertian Diare. e-Journal. 2013 [cited March 3rd 2015]; 4: 1-2. Downloaded from http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-diare.html.4. Gerald T. Keusch, Olivier F, Alok B, et al. Diarrheal Diseases. Disease Control Priorities Project. 2009 [cited March 3rd 2015]. Downloaded from: http://www.dcp2.org/pubs/DCP/19/5. Magdarina D Agtini, Rooswanti Soeharno, Murad Lesmana, dkk. The burden of diarrhoea, shigellosis, and cholera in North Jakarta, Indonesia: findings from 24 months surveillance. BMC Infectious Diseases 2005; 5: 89.6. Parashar UD, Burton A, Lanata C, Boschi PC, Shibuya K, Steele D, et al. Global Mortality Associated With Rotavirus Disease Among Children in 2004. J Infec Dis. 2009; 200 (Suppl 1): S9-S15.7. Sri SS. Vaksin Rotavirus Untuk Pencegahan Diare. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2011; II: 34.8. The Children Indonesia. Media Imunisasi: Edukasi & Konsultasi Online Masalah Imunisasi Anak, Remaja, & Dewasa. Imunisasi Rotavirus. 2014 [cited May 20th 2015]. Downloaded from: http://mediaimunisasi.com/2014/04/27/rotateq-dan-rotarix-vaksin-cegah-infeksi-diare-rotavirus/9. Juana A, Manuel A, Franco HB, Harry BG. Rotavirus Vaccines: Recent Developments and Future Consideration. Nature Reviews Microbiology. 2009; 5: 529539,10. Firmansyah A, Kadim M, Martiza I, Prasetyo D, Mulyani NS, Widowati T, et al. Burden of Severe Rotavirus Diarrhea in Indonesia. The Journal of Infectious Diseases. 2009; 200: S18894.11. Department of Health Australia. Immunisation Information: Rotavirus. Nodate [cited Marc 3rd 2015]. Downloaded from: http://www.immunise.health.gov.au/rotavirus.htm12. Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SR, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko, et al. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2014.

3