02. b10 12 sistem lokomosi
TRANSCRIPT
1
SISTEM LOKOMOSIdr. Yanti Ivana S, MSc
2
Pendahuluan
Lokomosi = gerakan/kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain
Sistem lokomosi : Struktur organisme hidup yg bertanggung jawab untuk lokomosi
Pada manusia sistem lokomosi terdiri dari otot, sendi, dan ligamen ekstremitas bawah serta arteri dan nervus yang memasoknya (Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers. © 2007 by Saunders, an imprint of Elsevier, Inc. All rights reserved.)
3
Tipe lokomosi primataCategory Sub-type Activity
Vertical clinging and leaping
Vertical leaping in and between trees, hopping on the ground
Quadrupedalism
Slow climbing Cautious clambering and climbing
Branch running and walking
Climbing, springing, branch-running and jumping
Ground running and walking
Tree climbing, rock climbing, ground running and walking
New World semi-brachiation
Arm-swinging with the use of prehensile tail
Old-World semi-brachiation
Leaping and some arm-swinging
Brachiation True brachiation Arm-swinging, bipedal branch running
Modified brachiation: (1) Orang type
Climbing and swinging using all four limbs
(2) Chimp type Occasional armswinging, knucklewalking on ground
(3) Gorilla type No arm-swinging in adults, knucklewalking
Bipedalism Standing, striding, running
4
Tujuan mempelajari lokomosi Era paleolitikum : didorong oleh
permasalahan bertahan hidup, berpindah dari lokasi satu ke lainnya (melarikan diri dari predator, berburu makanan)
Filsuf Yunani (500 – 300 SM) : didorong oleh kebutuhan menjalin harmoni dengan semesta
Belajar lokomosi Behavioural monitoring
5
6
Analisis Gerakan
Motion analysis look at the details of what is going on
Eadward Muybridge (awal abad 19) kamera Peralatan: kamera; video; elektromyografi Drawing Horses [Martin & Bateson 1986]
7
8
9
10
Eadward Muybridge’s horses [Alexander 1992]
11
Sistem lokomosi
Otot Sendi Ligamen (arteri dan
nervus)
EKSTREMITAS BAWAH
12
Otot
Origo: tempat lekat otot pada tulang yang relatif diam selama kontraksi otot
Insersio: tempat lekat otot pada tulang lain yang relatif banyak berpindah saat kontraksi
Origo relatif terletak lebih ke proksimal dibandingkan insersio
13
Motor unit serabut-serabut otot yg dikontrol oleh motor neuron tunggal
Jumlah serabut otot yg dikontrol mempengaruhi gerakan yg mungkin ditimbulkan
Jumlah serabut otot sedikit Kontrol halus (otot mata)
Jumlah serabut otot banyak Gerakan kuat (m. gluteus maximus)
14
Kekuatan otot lebih besar ketika insersi jauh dari aksis gerakan
Kecepatan lebih besar ketika insersi di dekat aksis gerakan
aksis
origo
insersio
15
Kerja ligamen otot: membatasi gerakan sendi (sifat relatif tidak meregang dari jaringan ikat & tendon)
Kontraktur: pemendekan komponen jaringan ikat otot yang kurang lebih permanen
16
Klasifikasi otot berdasar perlekatan
direct (tendon) – epimisium otot menempel ke periosteum tulang atau perikondrium kartilago
Indirect (aponeurosis) – fascia otot melebar melampaui otot ke tulang atau otot yang lain
17
Klasifikasi otot berdasar susunan fasikula
Paralel – aksis panjang fasikula sejalan dengan aksis longitudinal otot, mis: m.stylohyoid; m.biceps brachii
18
Pennate – fasikula bercabang dari tendon sentral secara diagonal
Unipennate - extensor muscles Bipennate - rectus femoris Multipennate – deltoid
19
20
Convergent – fasikula konvergen/menyatu ke tendon tunggal. Mis: m. pectoralis major
21
Circular – fasikula tersusun dalam cincin konsentris, mis: m. obicularis oris dan oculi
22
Peran Otot
Prime Movers penentu gerakan Antagonists berlawanan arah dengan
gerakan Fixation Muscles menstabilkan sendi,
mempertahankan postur/posisi ketika “prime mover” bekerja
Synergists kelompok khusus otot fiksasi. Ketika “prime mover” melintasi dua sendi atau lebih, otot sinergist mencegah terjadinya gerakan pada sendi intermediate
23
Memeriksa Otot
Anatomical Method menarik otot secara langsung; menunjukkan apa yg dpt dilakukan otot
Palpation. Electrical Stimulation memberikan
stimulasi listrik pd otot; menunjukkan apa yg dpt dilakukan otot
Electromyography mengukur kelistrikan otot
Clinical Method.
24
25
Skeleton
Terdiri atas tulang dan kartilago Tulang:
panjang, pendek, datar, irreguler Mengandung pembuluh darah & serabut saraf
Kartilago Jaringan ikat yang kuat yang tersusun atas sel-
sel dan serabut yang berada dalam matriks intraseluler berbentuk seperti gel yang kuat
Hyalin, fibrosa, elastik
26
27
Sendi/artikulasio
Adalah hubungan antara bagian komponen rigid
Klasifikasi: Fibrous (synarthrosis): disatukan oleh
jaringan fibrosa; tipe: sutura, sindesmosis, gomphosis
Cartilaginous: disatukan oleh kartilago hyalin (sinkondrosis) atau fibrokartilago (amfiartrosis)
Synovial (diarthrodial): memiliki ruang antar tulang yg berisi cairan
28
Klasifikasi berdasar gerakan
Synarthroses tdk ada gerakan
Amphiarthroses sedikit gerakan
Diarthroses or Synovial Joints gerakan bebas
29
Synarthroses
Suture tulang disatukan oleh jaringan fibrosa. Mis: tengkorak
Syndesmosis tulang dihubungkan dengan ligamen antar tulang. Mis: radius-ulna; tibia-fibula
Gomphosis tonjolan berbentuk kerucut yang terpasang pada tempatnya dan di pertahankan oleh ligamen. Mis: gigi pada gusi
30
Amphiarthroses
Symphysis dihubungkan oleh lempeng fibrokartilago.Mis: simphisis pubis sedikit bergerak saat melahirkan
Synchondrosis dihubungkan oleh kartilago hyalin yg kemudian digantikan oleh tulang permanenMis: sendi antara epifisis & diafisis tulang panjang
31
Diarthroses
Ball-and-Socket / Spheroidal joint Hinge Joint / Ginglymus Pivot / Trochoid joint Condyloid / ellipsoidal joint Saddle / sellar joint Gliding / plane joint
32
33
Ball-and-Socket / Spheroidal joint A spheroidal surface of one bone moves
within a "socket" of the other bone about three axes
Mis: sendi bahu dan panggul Gerakan: Fleksi, ekstensi, adduksi,
abduksi, rotasi, kombinasi gerakan (sirkumduksi)
In circumduction, the limb is swing so that it describes the side of a cone, the apex of which is the center of the “ball”.
34
Hinge Joint / Ginglymus
A convex surface fits into a concave surface
Bersifat uniaxial dan memungkinkan gerakan pada satu bidang.
e.g., flexion and extension at an interphalangeal joint.
35
Pivot / Trochoid joint
a pivot-like process rotates within a bony fossa around a longitudinal axis.
uniaxial, but the axis is vertical, and one bone pivots within a bony or an osseoligamentous ring.
Gerakan: rotasi pada bidang tunggal. Mis: gerakan tulang atlas
36
Condyloid / ellipsoidal joint
biaxial joint consists of an oval-shaped condyle that
fits into an elliptical cavity. Motion is possible in two planes at right
angles to each other. Mis: sendi lutut, pergelangan tangan
37
Saddle / sellar joint
biaxial joint one articular surface is concave in one
direction and convex in the other (the trapezium, a carpal bone of the wrist) while the other articular surface is reciprocally convex and concave (the metacarpal bone in the thumb). Thus, the two bones fit together.
Movement is possible in two planes at right angles to each other: flexion and extension plus abduction and adduction.
Mis: sendi carpometacarpal dari ibu jari
38
Gliding / plane joint
multiaxial joint Formed by either opposing planes
surfaces or slightly convex and concave surfaces.
This type of joint only allows gliding movement.
Mis: between the superior and inferior articular processes of the vertebrae in the spine.
39
Gerakan pada diartrosis
Flexion - Extension Hyperextension Supination - Pronation
40
Abduction - Adduction Rotation Circumduction Supination - Pronation
41
Eversion – Inversion Opposition - Reposition Dorsoflexion - Plantar
flexion
42
Protraction - Retraction Elevation – Depression
43
44
Fisiologi Gerakan
Perencanaan Gerakan central nervous system (CNS).
Sistem kontrol sensorimotor membangkitkan serangkaian aktivasi neural yg menginervasi otot (ElectroMyoGraphic/EMG activity) kontraksi otot
Informasi sensoris (panjang otot, parameter gerakan skeleton) umpan balik pd kontrol sensorimotor dan otot skelet
45
Sistem motor 3 tipe gerakan Refleks Pola motor ritmik
Awal & akhir volunter, sisanya hampir refleks
Gerakan volunterBertujuan; biasanya dipelajari
46
Sistem motor diorganisasi secara hirarkis Spinal cord Descending system of
the brain Motor area of cerebral
cortex
47
Homunculus
48
49
Perkembangan sistem lokomosi Neonatus menampakkan perilaku primitif
yg berkembang in utero dan menghilang beberapa bulan setelah dilahirkan.
50
Awalnya diperkirakan bahwa perilaku primitif tersupresi sebagai hasil dari maturasi otak
Temuan: beberapa prinsip kontrol dasar dipertahankan selama perkembangan pola primitif dianggap sebagai prekursor pola matur
Misal: neonatus menampakkan refleks melangkah menghilang setelah 2 bulan muncul beberapa bulan kemudian ketika belajar berjalan
51
Gerakan prenatal
Gerakan spontan diawali ketika otot dan sistem saraf berfungsi
Misal: 5 minggu pasca konsepsi small, slow, cyclic bending of the head and/or trunk
52
Perkembangan post natal
Refleks stepping diduga peran predominan spinal dan mekanisme batang otak
53
Supine kicking
54
TERIMA KASIH
55
Daftar Pustaka
Alexander, R. McN. (1992). Exploring Biomechanics: Animals in Motion. New York: Scientific American Library.
Kandel, E.R., Schwart, J.H., Jesell, T.M. (1995). Essemtials of neural science and behavior, USA: Appleton & Lange.
Martin, P. Bateson, P. (1986). Measuring behaviour: an introductory guide. Cambridge: Cambridge University Press.
Mihailo Lazarević, (2006). Mechanics of Human Locomotor System, FME Transactions. 34, 105-114
Rizzo, Donald C. (2000). Delmar’s fundamentals of anatomy and physiology, USA: Thomson Learning
Saladin. (2010). Anatomy and Physiology: The Unity form and function, New York: Mc Graw Hill.
Swartz, S. M. (1993). Biomechanics of primate limbs. In: Postcranial adaptation in nonhuman primates, ed. Gebo, D. L. pp5–42. DeKalb, Illinois: Northern Illinois University Press.