01_pendahuluan-cetak
DESCRIPTION
PENDAHULUANTRANSCRIPT
-
I - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah, dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana
diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dihadapkan pada
paradigma baru. Paradigma lama yang sentralistik telah menempatkan daerah hanya
sebagai obyek dalam pembangunan atau lebih dikenal dengan paradigma era membangun
daerah, maka setelah otonomi bergeser menjadi paradigma era daerah membangun.
Pergeseran tersebut berimplikasi terhadap semakin luasnya kewenangan serta peran daerah
untuk mengelola dan membangun daerahnya sendiri. Konsekuensinya, dapat diprediksikan
perkembangan pada masa yang akan datang akan mengarah pada kebutuhan peningkatan
intensitas investasi di daerah serta kerjasama pembangunan antar daerah. Dengan kata lain,
kemungkinan terjadinya kompetisi antar daerah yang menuntut pada efisiensi kinerja
pemerintah dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya akan semakin meningkat.
Kabupaten Serang sebagai salah satu daerah otonom dalam lingkup wilayah Provinsi Banten,
merupakan daerah yang memiliki kedudukan strategis dengan potensi utamanya di sektor
industri, pertanian, dan pariwisata. Pada awalnya, status Kabupaten Serang merupakan
ibukota provinsi paska terbentuknya Provinsi Banten, yang merupakan pemekaran dari
Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2000 melalui UU No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten. Namun sejalan dengan ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kota Serang, pada tanggal 10 Agustus 2007, Pemerintahan Kabupaten Serang
secara definitif resmi menjadi dua daerah otonom yaitu Kabupaten Serang dan Kota Serang.
Hal tersebut selanjutnya diiringi dengan berpindahnya status ibukota Provinsi Banten dari
Kabupaten Serang ke Kota Serang.
Kedudukan strategis Kabupaten Serang juga tertuang dalam kebijakan PP No. 26 Tahun
2008 tentang RTRW Nasional yang menetapkan Kawasan Bojonegara Merak Cilegon
serta Kawasan Laut Krakatau dan Sekitarnya (Selat Sunda) sebagai Kawasan Andalan
Nasional.
BAB I P E N D A H U L U A N
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
-
I - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Berbagai potensi sumberdaya, baik berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan
juga sumberdaya buatan yang dimiliki Kabupaten Serang, terbukti memiliki kontribusi yang
cukup signifikan terhadap perkembangan pembangunan di Provinsi Banten secara umum. Hal
tersebut salah satunya tercermin dari kontribusi perekonomian daerah Kabupaten Serang
yang berada pada posisi ke-4 (empat) dari 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di Provinsi
Banten, dengan sumbangan sebesar 8,14% terhadap total perekonomian Provinsi Banten
pada tahun 2009. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sektor potensial yang dimiliki
Kabupaten Serang dan memberikan sumbangan besar bagi perekonomian daerah adalah
sektor industri, pertanian, dan pariwisata.
Tantangan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Serang tersebut, menjadi titik tolak pemikiran
akan kebutuhan dan arti pentingnya penataan ruang dikaitkan dengan persiapan daerah
dalam memanfaatkan berbagai kekuatan dan peluang untuk menghadapi tantangan dan
mengatasi kelemahan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang
komprehensif, dinamis, dan adaptif dengan perkembangan sebagai strategi pembangunan
daerah diharapkan akan banyak membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dalam
memasuki paradigma baru dalam membangun daerahnya.
Penataan ruang sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang adalah merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Lebih lanjut ditegaskan bahwa
penyelenggaraan penataan ruang pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional yang ditunjukan dengan : (1) terwujudnya keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan; (2) terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan
sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
dan (3) terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Dalam konteks Kabupaten Serang sebagai daerah otonom, sesuai amanat Pasal 11 ayat 2
UUPR 26/2007, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan
ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten,
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten. Dalam rangka memenuhi ketentuan dan mewujudkan kegiatan penyelenggaraan
penataan ruang di wilayah Kabupaten Serang maka diperlukan adanya penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
-
I - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.2. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang menjadi landasan yuridis dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011 - 2031 adalah sebagai berikut :
Undang-Undang :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 1960, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3274);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3274);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3470);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3478);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);
-
I - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
10. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);
11. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
14. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
15. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
16. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);
18. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
19. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
20. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
-
I - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
21. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4849);
22. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
23. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 959);
24. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);
25. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
26. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052);
27. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
28. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Tanaman
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
29. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
30. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5188).
Peraturan Pemerintah :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1991 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3441);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);
-
I - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3892);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4385);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5056);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4624);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4655);
-
I - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4814);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 87,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4777) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5163);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4779);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4859);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4861);
-
I - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
23. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4947);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4987);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan
dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5106);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5108);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
34. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5110);
-
I - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
35. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);
36. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5112);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5116);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5142);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5154);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5172);
42. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185).
Peraturan Presiden :
1. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;
2. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.
Keputusan Presiden :
1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
-
I - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional.
Peraturan Menteri :
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai dan Daerah Penguasaan Sungai;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta
Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria
Teknis Kawasan Budidaya;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 28 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Konsultasi Dalam Rangka Pemberian Persetujuan Substansi Kehutanan Atas
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 50 Tahun 2009 tentang Penegasan Status &
Fungsi Kawasan Hutan;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
-
I - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Peraturan Daerah :
1. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010 2030;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Serang Tahun 2006 2026;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kecamatan dan
Pembentukan Organisasi Kecamatan.
1.3. FUNGSI DAN MANFAAT RTRW KABUPATEN SERANG 1.3.1. Fungsi RTRW Kabupaten Serang
Fungsi RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 adalah sebagai:
1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang;
2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah Kabupaten Serang;
3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah Kabupaten
Serang;
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah Kabupaten Serang yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta;
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah Kabupaten Serang;
6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah
Kabupaten Serang yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
7. Acuan dalam administrasi pertanahan di wilayah Kabupaten Serang.
1.3.2. Manfaat RTRW Kabupaten Serang
Adapun manfaat RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 adalah untuk:
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah Kabupaten Serang;
2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah Kabupaten Serang dengan wilayah
sekitarnya; dan
3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah Kabupaten Serang yang berkualitas.
-
I - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam naskah RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 ini terdiri dari
ruang lingkup wilayah/spasial, ruang lingkup materi/substansi dan ruang lingkup waktu
rencana yang diuraikan sebagai berikut.
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah/Spasial
Ruang lingkup wilayah yang direncanakan dalam RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-
2031 ini adalah wilayah Kabupaten Serang yang secara administrasi terbagi dalam 28 (dua
puluh delapan) kecamatan dan terdiri dari 314 (tiga ratus empat belas) desa, dengan luas
wilayah sebesar 146.735 Ha atau 1.467,35 Km2.
1.4.2. Ruang Lingkup Materi/Substansi
Lingkup materi yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 ini adalah
sesuai dengan amanat di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang beserta
peraturan perundangan turunannya, yakni meliputi:
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Serang Tujuan,
kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Serang (penataan Kabupaten
Serang) merupakan terjemahan dari visi dan misi pengembangan Kabupaten Serang
dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi ideal tata ruang wilayah
Kabupaten Serang yang diharapkan.
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Serang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Serang merupakan kerangka tata ruang
wilayah Kabupaten Serang yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang
berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah
terutama jaringan transportasi.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Serang
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Serang merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah Kabupaten Serang yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
-
I - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Penetapan kawasan strategis Kabupaten Serang
Kawasan strategis wilayah Kabupaten Serang merupakan bagian wilayah Kabupaten
Serang yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat
penting terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan
strategis Kabupaten Serang lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis
Kabupaten Serang akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana detail tata ruang
kawasan strategis.
Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang
Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang merupakan perwujudan rencana
tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/ pengembangan
wilayah Kabupaten Serang dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai
akhir tahun perencanaan (20 tahun).
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang adalah
ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan
disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Serang.
1.4.3. Ruang Lingkup Waktu Rencana
Jangka waktu rencana dari RTRW Kabupaten Serang ini adalah 20 (dua puluh) tahun,
terhitung sejak ditetapkan menjadi Peraturan Daerah yakni Tahun 2011 sampai dengan
Tahun 2031, dan dapat ditinjau kembali/review sebanyak 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
atau dalam jangka waktu kurang dari 5 (lima) tahun, yang prosedur dan tata cara
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
1.5. KEDUDUKAN RTRW KABUPATEN SERANG
Dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan secara nasional,
kedudukan RTRW Kabupaten Serang sangat jelas yakni sebagai Rencana Umum Tata
Ruang Kabupaten Serang yang merupakan penjabaran dari RTRW Provinsi Banten ke dalam
kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Serang sesuai dengan fungsi dan
peranannya. Disamping itu, RTRW Kabupaten Serang juga merupakan wujud perencanaan
-
I - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
pembangunan secara spasial (ruang) dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Kabupaten Serang. Secara ilustratif kedudukan RTRW Kabupaten Serang dalam
sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan secara nasional sebagaimana
disajikan berikut.
Gambar 1.1 Kedudukan RTRW Kabupaten Serang dalam Sistem Penataan Ruang dan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Rencana Umum Tata Ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun
berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas rencana tata
ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.
Rencana Umum Tata Ruang Nasional merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan
ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional, keseimbangan dan
keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan antar
lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Umum Tata Ruang Provinsi Banten merupakan rencana kebijakan operasional dari
RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah Provinsi Banten, melalui optimasi
RTRW
Nasional
RTRW
Provinsi Banten
RTRW Kabupaten Serang
RENCANA UMUM RENCANA RINCI RENCANA PEMBANGUNAN
RPJP Nasional
RPJP Provinsi Banten
RPJP Kabupaten Serang
RPJM Nasional
RPJM Provinsi Banten
RPJM Kabupaten Serang
RTR Pulau
RTR Kw. Strategis Nasional
RDTR Kab. Serang
RTR Kw. Strategis Kab. Serang
RTR Kw. Strategis Prov. Banten
NA
SIO
NA
L
PR
OV
INS
I BA
NT
EN
K
AB
UP
AT
EN
SE
RA
NG
-
I - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah
kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan fungsi kabupaten/kota di dalam
pengembangan wilayah secara keseluruhan.
Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Serang merupakan penjabaran RTRW Provinsi
Banten ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Serang yang
sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah Provinsi
Banten secara keseluruhan. Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Serang ini
selanjutnya dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional.
Dalam operasionalisasinya Rencana Umum Tata Ruang dijabarkan dalam Rencana Rinci
Tata Ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan
kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sub blok
yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan
ruang, sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan Rencana Umum Tata
Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang. Rencana Rinci Tata Ruang dapat berupa Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis dan Rencana Detail Tata Ruang.
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis merupakan upaya penjabaran Rencana Umum Tata
Ruang ke dalam arahan pemanfaatan ruang yang lebih spesifik sesuai dengan aspek utama
yang menjadi latar belakang pembentukan kawasan strategis tersebut. Tingkat kedalaman
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis sepenuhnya mengikuti luasan fisik serta
kedudukannya di dalam sistem administrasi.
Rencana Detail Tata Ruang merupakan penjabaran dari RTRW pada suatu kawasan terbatas,
ke dalam rencana pengaturan pemanfaatan yang memiliki dimensi fisik mengikat dan bersifat
operasional. Rencana Detail Tata Ruang berfungsi sebagai instrumen perwujudan ruang
khususnya sebagai acuan dalam permberian advise planning dalam pengaturan bangunan
setempat dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
1.6. PENGERTIAN UMUM
Pengertian umum yang disajikan berikut merupakan istilah-istilah baku yang digunakan dalam
naskah dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang, yaitu sebagai
berikut:
-
I - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara termasuk
ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya.
2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.
4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.
7. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
8. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
9. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
10. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan pan penetapan rencana tata ruang.
12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
13. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
14. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang selanjutnya disebut RTRW
Kabupaten Serang adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah di daerah Kabupaten
Serang.
16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrative dan/atau aspek
fungsional.
17. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.
-
I - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
18. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
19. Kawasan Budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia
dan sumberdaya buatan.
20. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
21. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
22. Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber
daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
23. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama
ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,
pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.
24. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
Negara, pertahanan dan keamanan Negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
25. Kawasan Strategis Propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup propinsi terhadap ekonomi,
sosial, budaya dan/atau lingkungan.
26. Kawasan Strategis Kabupaten adalah bagian wilayah kabupaten yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau kelestarian lingkungan.
27. Kawasan Andalan adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat maupun di
ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
bagi wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya.
28. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
29. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
-
I - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
30. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu
memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai
pengatur tata air, pencegah banjir, dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.
31. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
32. Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
33. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.
34. Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk
meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang
berguna sebagai sumber air.
35. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
36. Kawasan Sekitar Waduk dan Situ adalah kawasan disekeliling waduk dan situ yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsinya..
37. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan disekeliling mata air yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.
38. Kawasan Rawan Gerakan Tanah adalah kawasan yang berdasarkan kondisi geologi
dan geografi dinyatakan rawan longsor atau kawasan yang mengalami kejadian longsor
dengan frekuensi cukup tinggi.
39. Kawasan Rawan Banjir adalah daratan yang berbentuk flat, cekungan yang sering atau
berpotensi menerima aliran air permukaan yang relative tinggi dan tidak dapat ditampung
oleh drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan ke kiri serta menimbulkan
masalah yang merugikan manusia.
40. Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi adalah kawasan yang sering atau berpotensi
tinggi mengalami bencana akibat letusan gunung berapi.
41. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan hutan yang secara
ruang digunakan untuk budidaya hutan alam.
42. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap adalah kawasan hutan yang secara ruang
digunakan untuk budidaya hutan alam dan hutan tanaman.
43. Kawasan Hutan Rakyat adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan yang dimiliki
oleh rakyat, adat dan ulayat.
44. Kawasan Tanaman Pangan adalah kawasan lahan basah beririgasi, rawa pasang surut
dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan kering potensial untuk
pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan.
-
I - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
45. Kawasan Holtikultura adalah sebaran usaha holtikultura yang disatukan oleh factor
pengikat tertentu, baik factor alamiah, sosial budaya, maupun factor infrastruktur fisik
buatan.
46. Kawasan Budidaya Perkebunan adalah kawasan yang memiliki potensi untuk
dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan/atau lahan kering untuk
komoditas perkebunan.
47. Kawasan Peternakan adalah kawasan yang secara khusus diperuntukkan untuk
kegiatan peternakan atau terpadu dengan komponen usaha tani (berbasis tanaman
pangan, perkebunan, holtikultura atau perikanan) berorientasi ekonomi dan berakses dari
hulu ke hilir.
48. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan
untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok
bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
49. Kawasan Perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan.
50. Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber
daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi
dan merupakan tempat dilakukannya seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang
meliputi penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan
pasca tambang, baik diwilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh
penggunaan lahan, baik kawasan budi daya maupun kawasan lindung.
51. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri
kehidupan dan penghidupan.
52. Kawasan Peruntukan Industri adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan industri
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
53. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh
perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.
54. Kawasan Peruntukan Pariwisata adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
pariwisata atau segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata termasuk pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait bidang tersebut.
55. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan.
56. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
-
I - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
57. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa
provinsi.
58. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
59. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
60. Pusat Kegiatan Lokal promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah pusat kegiatan
yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.
61. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
62. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
63. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau
lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
dengan 2.000 km2.
64. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di
laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
65. Saluran Utama Tegangan Tinggi yang selanjutnya disebut dengan SUTT adalah saluran
udara yag mendistribusikan energi listrik dengan kekuatan 150 Kv yang mendistribusikan
dari pusat-pusat beban menuju gardu-gardu listrik.
66. Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disebut SUTET adalah
saluran udara dengan kekuatan 500 Kv yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik
dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga
energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.
67. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
68. Sistem Jaringan Jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan
dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hirarkis.
69. Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di ringkat nasional,
-
I - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat
kegiatan.
70. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat didalam kawasan perkotaan.
71. Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan atau pembagi dengan
ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
72. Jalan Kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
masuk dibatasi.
73. Jalan Lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
74. Jalan Nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
75. Jalan Propinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis propinsi.
76. Jalan Kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten
dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat
kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupaten.
77. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah
kajian mengenai mengenai dampak penting suatu usaha dan /atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pnegambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
78. Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disebut KLHS adalah rangkaian
analisa yang sistematis menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
serta status wilayah atau kebijakan rencana, dan program.
79. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan untuk mewujudkan
struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah Kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
Kabupaten.
80. Indikasi Program Utama Jangka Menengah Lima Tahunan adalah petunjuk yang
memuat usulan program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan
-
I - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
instansi pelaksana dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan
rencana tata ruang.
81. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah ketentuan-
ketentuan yang dibuat atau disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang
wilayah Kabupaten agar sesuai dengan RTRW Kabupaten yang dirupakan dalam bentuk
ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi untuk wilayah Kabupaten.
82. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten adalah ketentuan umum yang
mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap
klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten.
83. Ketentuan Perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah Kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak
sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan
pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
disusun dan ditetapkan.
84. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
85. Ketentuan Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan
juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
86. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang
berlaku.
87. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum
adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
88. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
89. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD adalah
badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Serang dan mempunyai
fungsi membantu pelaksanaan tugas bupati dalam koordinasi penataan ruang.
-
I - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.7. PROFIL WILAYAH KABUPATEN SERANG
1.7.1. Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Serang merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Banten. Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50 -
60 21 Lintang Selatan dan 1050 0 - 1060 22 Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis
lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 Km dan jarak terpanjang dari barat ke timur
sekitar 90 Km, dengan luas wilayah 1.467,35 Km2.
Secara administratif, Kabupaten Serang terdiri atas 28 kecamatan yang melingkupi 314 desa
yang wilayahnya berbatasan langsung dengan wilayah/daerah lain, yaitu :
Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang
Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang
Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang
Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda
Untuk lebih jelasnya, orientasi dan administrasi wilayah Kabupaten Serang dapat dilihat pada
Gambar 1.2 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Serang dan Gambar 1.3 Peta Wilayah
Administrasi Kabupaten Serang.
-
I - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
GA
MB
AR
1.2
-
I - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
GA
MB
AR
1.3
-
I - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Tabel 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Serang
Tahun 2010
No. Kecamatan Pusat
Kecamatan
Luas Jumlah Desa Km2 %
1. Anyar Anyar 56,81 3,28 10
2. Bandung Bandung 25,18 1,45 8
3. Baros Baros 44,07 2,54 14
4. Binuang Binuang 26,17 1,51 7
5. Bojonegara Bojonegara 30,30 1,75 10
6. Carenang Panenjoan 36,40 2,10 10
7. Cikande Cikande 50,53 2,91 12
8. Cikeusal Cikeusal 88,25 5,09 15
9. Cinangka Cinangka 111,47 6,43 13
10. Ciomas Sukadana 48,53 2,80 11
11. Ciruas Citerep 40,61 2,34 17
12. Gunungsari Gunungsari 48,60 2,80 7
13. Jawilan Jawilan 38,95 2,25 9
14. Kibin Ciagel 33,51 1,93 9
15. Kragilan Kragilan 51,56 2,97 14
16. Kramatwatu Kramatwatu 48,59 2,80 15
17. Kopo Kopo 44,69 2,58 10
18. Mancak Labuan 74,03 4,27 13
19. Pabuaran Pabuaran 79,14 4,57 7
20. Padarincang Padarincang 99,12 5,71 14
21. Pamarayan Pamarayan 41,92 2,42 9
22. Petir Mekar Baru 46,94 2,71 13
23. Pontang Pontang 64,85 3,74 15
24. Pulo Ampel Sumuranja 32,56 1,88 9
25. Tanara Cerucuk 49,30 2,84 9
26. Tirtayasa Tirtayasa 64,46 3,72 14
27. Tunjung Teja Tunjung Teja 39,52 2,28 9
28. Waringinkurung Waringinkurung 51,29 2,96 11
Kabupaten Serang 1.467,35 100,00 314 Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka, 2010
Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat potensial dan
amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar-masuk wilayah Kabupaten
Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol Jakarta Merak yang merupakan akses
utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak,
menjadikan Kabupaten Serang sebagai wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera. Disamping itu, Kabupaten Serang juga sebagai daerah alternatif dan
penyangga (hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol
Jakarta Merak hanya sekitar 70 Km.
-
I - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.7.2. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Tiga hal pokok yang merupakan komponen utama dan saling berhubungan satu dengan
lainnya dalam terbentuknya suatu wilayah adalah: penduduk, tempat/lokasi, dan
pemerintahan. Kependudukan adalah Karakteristik yang paling mewakili dalam menentukan
gambaran suatu wilayah, karena penduduk sebagai objek dan juga subjek pokok suatu
wilayah merupakan komponen yang selalu mengalami perkembangan yang dinamis dari
waktu ke waktu.
1.7.2.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dalam periode tahun 2005-2010, jumlah penduduk Kabupaten Serang terus
meningkat setiap tahunnya. Jika pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Serang baru
sebesar 1.364.950 jiwa, maka pada pada tahun 2010 jumlah tersebut telah bertambah
menjadi sebesar 1.403.228 jiwa, atau dalam arti lain telah terjadi pertambahan penduduk
sebesar 38.278 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2005-2010 tersebut, populasi penduduk
Kabupaten Serang telah berkembang dalam tingkat kewajaran.
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2005-2010
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Cinangka 58.058 56.274 53.779 54.307 54,690 53.304
2 Padarincang 62.542 59.937 60.683 61.275 61,797 61.427
3 Ciomas 36.870 35.321 35.761 36.106 36,621 37.142
4 Pabuaran 37.205 34.635 35.066 35.408 35,958 37.978
5 Gunungsari 19.117 19.181 19.420 19.609 19,803 19.344
6 Baros 49.406 47.470 48.061 48.534 48,996 51.324
7 Petir 51.177 49.410 50.025 50.516 50,968 50.187
8 Tunjung Teja 39.939 38.555 39.035 39.418 39,852 38.973
9 Cikeusal 64.482 62.411 63.188 63.807 64,471 64.873
10 Pamarayan 40.018 38.441 50.651 51.145 51,431 48.761
11 Bandung 39.252 37.617 29.378 29.665 30,351 30.604
12 Jawilan 45.774 43.729 44.273 44.707 45,124 52.576
13 Kopo 46.233 44.437 44.990 45.432 45,868 48.021
14 Cikande 83.703 79.485 80.475 81.261 81,687 91.577
15 Kibin 65.125 61.045 53.343 53.857 53,987 67.209
16 Kragilan 69.426 66.623 65.298 65.938 66,451 79.231
17 Waringinkurung 37.752 35.874 36.321 36.676 36,944 41.368
18 Mancak 42.459 40.781 41.289 41.694 42,105 43.175
19 Anyar 48.766 46.863 47.447 47.912 48,390 51.668
20 Bojonegara 40.213 38.560 39.040 39.423 39,823 41.646
21 Pulo Ampel 30.516 29.399 32.856 33.178 33,725 34.163
-
I - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2005 2006 2007 2008 2009 2010
22 Kramatwatu 88.941 84.083 85.130 85.963 86,599 87.306
23 Ciruas 63.371 60.728 68.215 68.880 69,956 79.479
24 Pontang 55.524 53.743 50.995 51.495 51,811 48.635
25 Carenang 42.773 41.495 42.012 42.422 42,889 41.204
26 Binuang 27.023 26.259 26.586 26.846 27,146 27.335
27 Tirtayasa 41.938 40.109 40.608 41.005 41,382 37.831
28 Tanara 37.347 35.639 36.083 36.435 36,735 36.887
Kab. Serang 1.364.950 1.308.104 1.320.008 1.332.914 1.345.557 1.403.228 Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2005-2009 dan SP 2010
Dari sebaran jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan pada tahun 2010 terlihat
bahwa Kecamatan Cikande, Kramatwatu, Ciruas, dan Kragilan merupakan kecamatan
dengan jumlah populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Serang, yakni masing masing
sebesar 91.577 jiwa (6,53%), 87.306 jiwa (6,22%), 79.479 jiwa (5,66%), dan 79.231 jiwa
(5,65%). Sedangkan Kecamatan Gunungsari merupakan kecamatan yang memiliki populasi
penduduk terkecil dengan jumlah 19.344 jiwa (1,38%).
Gambar 1.4
Perkembangan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Serang Tahun 1971-2010
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
Jml Pddk (Jiwa) 819.798 1.057.994 1.275.423 1.652.763 1.403.228
LPP (% ) 1,78 2,87 1,89 4,92 1,44
1971 1980 1990 2000 2010*
Sumber : BPS Kabupaten Serang (SP 2010) dan Hasil Analisis Tahun 2010 Ket : * Jumlah penduduk Kab. Serang berkurang pasca pemekaran Tahun 2007
Sejalan dengan adanya pertambahan penduduk di Kabupaten Serang tersebut, maka
berkorelasi langsung terhadap laju pertumbuhan penduduk (LPP) baik secara tahunan
maupun sepuluh tahunan. Jika dianalisa dari LPP secara tahun ke tahun dalam periode tahun
2005-2010, terlihat bahwa pada dasarnya LPP Kabupaten Serang relatif berkembang secara
stagnan pada kisaran rata-rata 1,78% per tahun. Namun jika dianalisa dari LPP secara
sepuluh tahunan, yang merupakan analisa LPP berdasarkan hasil sensus penduduk, dalam
-
I - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
rentang waktu tahun 2000-2010 LPP Kabupaten Serang bergerak rata-rata sebesar 1,44%
per tahunnya.
Jika laju pertumbuhan penduduk pada periode 2000-2010 dilihat per kecamatan maka terlihat
bahwa Kecamatan Jawilan merupakan kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan paling
tinggi yaitu rata-rata 2,69% per tahun. Adapun LPP yang terendah dialami oleh Kecamatan
Pontang yang mengalami pertumbuhan negatif 0,01% per tahun dalam rentang waktu yang
sama. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Jawilan dikarenakan kecamatan
ini dekat dengan kawasan industri, sehingga banyak pendatang yang datang (migrasi masuk)
untuk bekerja di kawasan tersebut. Sedangkan LPP di Kecamatan Pontang yang mengalami
pertumbuhan negatif dikarenakan banyaknya penduduk yang bekerja diluar kecamatan
(migrasi keluar) bahkan banyak yang menjadi TKI di luar negeri.
Gambar 1.5
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2000-2010 (% per Tahun)
0,50
0,94
1,11
1,56
0,69
1,66
1,09
1,00
1,40
1,02
1,48
2,72
1,67
2,06
1,55
2,69
1,96
1,50
1,93
1,70
1,64
0,90
2,44
(0,01)
1,03
1,53
0,15
1,07
(0,50) - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
Cinangka
Padarincang
Ciomas
Pabuaran
Gunungsari
Baros
Petir
Tunjung Teja
Cikeusal
Pamarayan
Bandung
Jawilan
Kopo
Cikande
Kibin
Kragilan
Waringinkurung
Mancak
Anyar
Bojonegara
Pulo Ampel
Kramatwatu
Ciruas
Pontang
Carenang
Binuang
Tirtayasa
Tanara
Sumber : BPS Kabupaten Serang (SP 2010) dan Hasil Analisis Tahun 2010
-
I - 30
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.7.2.2. Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang dalam kurun waktu tahun 2006-2010 terus
mengalami peningkatan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi ini
tercermin dari semakin meningkatnya kepadatan penduduk Kabupaten Serang yaitu dari
sekitar 891 jiwa/km2 pada tahun 2006 menjadi sekitar 956 jiwa/km2 pada tahun 2010. Hingga
tahun 2010, Kecamatan Kibin merupakan kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya
yakni mencapai sekitar 2.006 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Gunungsari merupakan
kecamatan yang terendah kepadatan penduduknya yakni hanya sekitar 398 jiwa/km2.
Jika diklasifikasikan dalam tiga interval tingkat kepadatan penduduk (Tinggi, Sedang, dan
Rendah), maka secara umum rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Serang pada
tahun 2010 termasuk dalam kriteria kepadatan sedang. Hal ini menggambarkan bahwa pada
dasarnya tingkat ketersediaan lahan di Kabupaten Serang masih cukup tersedia.
Tabel 1.3
Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2006-2010
No. Kecamatan Luas
Wilayah (Km2)
Tingkat Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Klasifikasi Kepadatan
2006 2007 2008 2009 2010
1 Cinangka 111,47 505 482 487 491 478 Rendah
2 Padarincang 99,12 605 612 618 623 620 Rendah
3 Ciomas 48,53 728 737 744 755 765 Rendah
4 Pabuaran 79,14 438 443 447 454 480 Rendah
5 Gunungsari 48,6 395 400 403 407 398 Rendah
6 Baros 44,07 1.077 1.091 1.101 1.112 1.165 Sedang
7 Petir 46,94 1.053 1.066 1.076 1.086 1.069 Sedang
8 Tunjung Teja 39,52 976 988 997 1.008 986 Sedang
9 Cikeusal 88,25 707 716 723 731 735 Rendah
10 Pamarayan 41,92 917 1.208 1.220 1.227 1.163 Sedang
11 Bandung 25,18 1.494 1.167 1.178 1.205 1.215 Sedang
12 Jawilan 38,95 1.123 1.137 1.148 1.158 1.350 Sedang
13 Kopo 44,69 994 1.007 1.017 1.026 1.075 Sedang
14 Cikande 50,53 1.573 1.593 1.608 1.617 1.812 Tinggi
15 Kibin 33,51 1.822 1.592 1.607 1.611 2.006 Tinggi
16 Kragilan 51,56 1.292 1.266 1.279 1.289 1.537 Tinggi
17 Waringinkurung 51,29 699 708 715 720 807 Rendah
18 Mancak 74,03 551 558 563 569 583 Rendah
19 Anyar 56,81 825 835 843 852 909 Rendah
20 Bojonegara 30,3 1.273 1.288 1.301 1.314 1.374 Sedang
21 Pulo Ampel 32,56 903 1.009 1.019 1.036 1.049 Sedang
22 Kramatwatu 48,59 1.730 1.752 1.769 1.782 1.797 Tinggi
23 Ciruas 40,61 1.495 1.680 1.696 1.723 1.957 Tinggi
24 Pontang 64,85 829 786 794 799 750 Rendah
25 Carenang 36,4 1.140 1.154 1.165 1.178 1.132 Sedang
26 Binuang 26,17 1.003 1.016 1.026 1.037 1.045 Sedang
-
I - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
No. Kecamatan Luas
Wilayah (Km2)
Tingkat Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Klasifikasi Kepadatan
2006 2007 2008 2009 2010
27 Tirtayasa 64,46 622 630 636 642 587 Rendah
28 Tanara 49,3 723 732 739 745 748 Rendah
Kab. Serang 1.467,35 891 900 908 917 956 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
1.7.2.3. Komposisi Penduduk
Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan secara umum terlihat pada perubahan
komposisi penduduk menurut umur. Semakin rendah proporsi penduduk tidak/belum
produktif, yaitu penduduk muda usia (0-14 tahun) dan penduduk usia lanjut (65 tahun keatas)
maka angka beban ketergantungan atau beban tanggungan (dependency ratio) semakin
rendah pula. Komposisi penduduk Kabupaten Serang untuk kelompok penduduk usia
produktif cukup tinggi, dan apabila diimbangi dengan kualitas yang baik akan menjadi sumber
daya potensial bagi pembangunan.
Tabel 1.4
Keadaan Kependudukan di Kabupaten Serang Tahun 2006-2010
No. Uraian Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) 1,91 1,68 1,79 1,86 -
Jumlah Penduduk Usia 0-14 Tahun (Anak) 416.399 451.422 436.983 433.249 441.144
Jumlah Penduduk Usia 15-64 Tahun (Produktif) 857.930 827.420 853.454 874.572 864.274
Jumlah Penduduk Usia 65+ (Lansia) 33.776 41.166 39.781 37.674 40.158
2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) 105,22 103,25 103,47 103,47 103,44
Jumlah Penduduk Laki-Laki (Jiwa) 670.676 670.543 677.816 684.243 713.490
Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa) 637.428 649.465 655.098 661.314 689.738 Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka, Tahun 2006-2010 (Data diolah)
Berdasarkan komposisi umur, 65% dari jumlah penduduk tahun 2009 merupakan penduduk
usia 15-65 tahun atau penduduk usia produktif. Sedangkan sisanya adalah penduduk usia
belum/tidak produktif sebesar 35%. Dengan demikian, angka beban ketergantungan hingga
tahun 2009 adalah sebesar 1,86 atau dapat dinyatakan bahwa setiap 2 orang penduduk usia
produktif menanggung 1 orang penduduk tidak/belum produktif.
-
I - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
GA
MB
AR
1.6
-
I - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Adapun berdasarkan jenis kelamin, pada tahun 2010 komposisi penduduk Kabupaten Serang
jumlahnya hampir berimbang antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Dari 1.403.228
jiwa penduduk Kabupaten Serang, penduduk perempuan sebesar 689.738 jiwa atau sekitar
49,15%, sementara penduduk laki-laki sebesar 713.490 jiwa atau sekitar 50,85% dari total
penduduk Kabupaten Serang.
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Serang Tahun 2007-2010
No Jenis Kelamin 2007 2008 2009 2010
(Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) %
1 Laki-laki 670.544 50,80 677.816 50,85 684.243 50,85 713.490 50,85
2 Perempuan 649.464 49,20 655.098 49,15 661.314 49,15 689.738 49,15
1.320.008 100 1.332.914 100 1.345.557 100 1.403.228 100 Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka, Tahun 2007-2009 (Data diolah)
1.7.2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia
Bila merujuk pada perkembangan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai
ukuran yang banyak digunakan untuk mengetahui derajat kesejahteraan dan kualitas SDM,
perkembangan kualitas SDM di Kabupaten Serang menunjukkan peningkatan dari tahun ke
tahun. Laju pertumbuhan rata-rata IPM Kabupaten Serang dalam periode tahun 2005-2009
sebesar 0,86% per tahun.
Gambar 1.7
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Serang Tahun 2005-2009
60,67 61,33 62,1562,75 63,46
77,73 79,22 79,25 78,61 78,93
59,60 59,83 60,9662,05 62,42
66,00 66,80 67,45 67,8068,27
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
2005 2006 2007 2008 2009
Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan Indeks Daya Beli IPM
-
I - 34
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Penyebab lambannya pergerakan angka IPM Kabupaten Serang terutama dipengaruhi oleh
lambannya pertumbuhan masing-masing indeks kompositnya, terutama Indeks Pendidikan
yang secara rata-rata hanya bertumbuh 0,41% per tahun selama periode 2005-2009.
Sedangkan Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli dalam kurun waktu yang sama
menunjukkan rata-rata pertumbuhan masing-masing 1,13% per tahun dan 1,16% per tahun.
Berdasarkan capaian indeks-indeks komposit IPM hingga tahun 2009, capaian Indeks Daya
Beli masih cukup tertinggal terhadap standar hidup layak yang diharapkan. Indeks Daya Beli
memiliki capaian terendah dibandingkan indeks komposit IPM lainnya, yaitu baru mencapai
62,42 hingga tahun 2009. Sedangkan Indeks Pendidikan merupakan capaian terbaik
dibanding indeks komposit IPM lainnya, dimana capaian angka indeksnya sudah berada pada
angka 78,93 hingga tahun 2009.
Pada tahun 2009, IPM di Kabupaten Serang telah mencapai angka 68,27. Capaian IPM
tersebut posisinya masih dibawah capaian rata-rata IPM Provinsi Banten (70,06) dan IPM
Nasional (71,17) pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Serang
menempati urutan ke 6 (enam) diantara 8 (delapan) kabupaten/kota lainnya di Provinsi
Banten.
1.7.2.5. Proyeksi Penduduk
Untuk memperkirakan gambaran kondisi demografi di Kabupaten Serang dalam 20
(duapuluh) tahun mendatang, maka diperlukan adanya suatu proyeksi kependudukan.
Proyeksi ini merupakan dasar untuk memperkirakan jumlah sarana prasarana, lahan
perumahan, dan lain-lain yang dibutuhkan di Kabupaten Serang pada masa mendatang.
Proyeksi digunakan dengan mengacu pada perkembangan laju pertumbuhan penduduk (LPP)
setiap kecamatan yang ada di Kabupaen Serang. Metode proyeksi yang digunakan adalah
metode regresi dengan asumsi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Serang relatif stabil,
artinya bertambah tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat per tahunnya (rata-rata
sekitar 1,52% per tahun). Proyeksi penduduk Kabupaten Serang dalam dua puluh tahun
mendatang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut.
-
I - 35
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Tabel 1.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Serang
Tahun 2011-2030
No Kecamatan Tahun Proyeksi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 Cinangka 53.571 53.838 54.108 54.378 54.650 54.923 55.198 55.474 55.751 56.030 56.310 56.592 56.875 57.159 57.445 57.732 58.021 58.311 58.602 58.895
2 Padarincang 62.004 62.587 63.176 63.769 64.369 64.974 65.585 66.201 66.823 67.452 68.086 68.726 69.372 70.024 70.682 71.346 72.017 72.694 73.377 74.067
3 Ciomas 37.554 37.971 38.393 38.819 39.250 39.685 40.126 40.571 41.022 41.477 41.937 42.403 42.873 43.349 43.831 44.317 44.809 45.306 45.809 46.318
4 Pabuaran 38.570 39.172 39.783 40.404 41.034 41.674 42.324 42.985 43.655 44.336 45.028 45.730 46.444 47.168 47.904 48.651 49.410 50.181 50.964 51.759
5 Gunungsari 19.477 19.612 19.747 19.883 20.021 20.159 20.298 20.438 20.579 20.721 20.864 21.008 21.153 21.299 21.446 21.594 21.743 21.893 22.044 22.196
6 Baros 52.176 53.042 53.923 54.818 55.728 56.653 57.593 58.549 59.521 60.509 61.514 62.535 63.573 64.628 65.701 66.792 67.900 69.028 70.173 71.338
7 Petir 50.734 51.287 51.846 52.411 52.982 53.560 54.144 54.734 55.331 55.934 56.543 57.160 57.783 58.413 59.049 59.693 60.344 61.001 61.666 62.338
8 Tunjung Teja 39.363 39.756 40.154 40.555 40.961 41.371 41.784 42.202 42.624 43.050 43.481 43.916 44.355 44.798 45.246 45.699 46.156 46.617 47.084 47.554
9 Cikeusal 65.781 66.702 67.636 68.583 69.543 70.517 71.504 72.505 73.520 74.549 75.593 76.651 77.724 78.813 79.916 81.035 82.169 83.320 84.486 85.669
10 Pamarayan 49.258 49.761 50.268 50.781 51.299 51.822 52.351 52.885 53.424 53.969 54.520 55.076 55.638 56.205 56.778 57.358 57.943 58.534 59.131 59.734
11 Bandung 31.057 31.517 31.983 32.456 32.937 33.424 33.919 34.421 34.930 35.447 35.972 36.504 37.045 37.593 38.149 38.714 39.287 39.868 40.458 41.057
12 Jawilan 54.006 55.475 56.984 58.534 60.126 61.761 63.441 65.167 66.940 68.760 70.631 72.552 74.525 76.552 78.634 80.773 82.970 85.227 87.545 89.927
13 Kopo 48.823 49.638 50.467 51.310 52.167 53.038 53.924 54.824 55.740 56.671 57.617 58.579 59.558 60.552 61.564 62.592 63.637 64.700 65.780 66.879
14 Cikande 93.463 95.389 97.354 99.359 101.406 103.495 105.627 107.803 110.024 112.290 114.603 116.964 119.374 121.833 124.343 126.904 129.518 132.186 134.909 137.689
15 Kibin 68.251 69.309 70.383 71.474 72.582 73.707 74.849 76.009 77.187 78.384 79.599 80.833 82.086 83.358 84.650 85.962 87.294 88.647 90.021 91.417
16 Kragilan 81.362 83.551 85.798 88.106 90.477 92.910 95.410 97.976 100.612 103.318 106.097 108.951 111.882 114.892 117.982 121.156 124.415 127.762 131.199 134.728
17 Waringinkurung 42.179 43.006 43.848 44.708 45.584 46.478 47.389 48.317 49.264 50.230 51.214 52.218 53.242 54.285 55.349 56.434 57.540 58.668 59.818 60.990
18 Mancak 43.823 44.480 45.147 45.824 46.512 47.209 47.918 48.636 49.366 50.106 50.858 51.621 52.395 53.181 53.979 54.788 55.610 56.444 57.291 58.150
19 Anyar 52.665 53.682 54.718 55.774 56.850 57.947 59.066 60.206 61.368 62.552 63.759 64.990 66.244 67.523 68.826 70.154 71.508 72.888 74.295 75.729
20 Bojonegara 42.354 43.074 43.806 44.551 45.308 46.079 46.862 47.659 48.469 49.293 50.131 50.983 51.850 52.731 53.628 54.539 55.466 56.409 57.368 58.343
21 Pulo Ampel 34.723 35.293 35.872 36.460 37.058 37.666 38.283 38.911 39.549 40.198 40.857 41.527 42.208 42.900 43.604 44.319 45.046 45.785 46.536 47.299
22 Kramatwatu 88.092 88.885 89.685 90.492 91.306 92.128 92.957 93.794 94.638 95.490 96.349 97.216 98.091 98.974 99.865 100.763 101.670 102.585 103.509 104.440
23 Ciruas 81.418 83.405 85.440 87.525 89.660 91.848 94.089 96.385 98.737 101.146 103.614 106.142 108.732 111.385 114.103 116.887 119.739 122.660 125.653 128.719
24 Pontang 48.630 48.625 48.620 48.616 48.611 48.606 48.601 48.596 48.591 48.586 48.582 48.577 48.572 48.567 48.562 48.557 48.552 48.548 48.543 48.538
25 Carenang 41.628 42.057 42.490 42.928 43.370 43.817 44.268 44.724 45.185 45.650 46.120 46.595 47.075 47.560 48.050 48.545 49.045 49.550 50.061 50.576
26 Binuang 27.753 28.178 28.609 29.047 29.491 29.942 30.400 30.866 31.338 31.817 32.304 32.798 33.300 33.810 34.327 34.852 35.385 35.927 36.476 37.035
27 Tirtayasa 37.888 37.945 38.001 38.058 38.116 38.173 38.230 38.287 38.345 38.402 38.460 38.518 38.575 38.633 38.691 38.749 38.807 38.866 38.924 38.982
28 Tanara 37.282 37.681 38.084 38.491 38.903 39.319 39.740 40.165 40.595 41.029 41.468 41.912 42.361 42.814 43.272 43.735 44.203 44.676 45.154 45.637
Kab. Serang 1.423.887 1.444.916 1.466.323 1.488.115 1.510.300 1.532.885 1.555.880 1.579.291 1.603.128 1.627.398 1.652.112 1.677.277 1.702.903 1.728.999 1.755.575 1.782.641 1.810.207 1.838.282 1.866.877 1.896.004 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
-
I - 36
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
1.7.3. Potensi Bencana Alam
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain adalah gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sedangkan kawasan yang rawan
bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah dikategorikan
mempunyai potensi terjadinya bencana. Beberapa potensi bencana yang ada di wilayah
Kabupaten Serang antara lain adalah :
Banjir
Kawasan rawan banjir umumnya adalah daerah di sepanjang tepi Sungai Ciujung bagian
hulu bahkan hingga bagian hilir di daerah muara Sungai Ciujung dengan anak-anak
sungainya. Dalam setiap tahunnya Sungai Ciujung ini menyebabkan banjir di daerah
muara sungai di Kecamatan Tirtayasa dan kecamatan Pontang, bahkan di beberapa
kecamatan yang masih termasuk dalam DAS Ciujung. Beberapa kecamatan tersebut
adalah Kecamatan Cikande, Kecamatan Carenang, Kecamatan Kragilan, Kecamatan
Petir, dan Kecamatan Padarincang. Penyebab banjir lainnya adalah terjadinya
sedimentasi/pendangkalan pada sungai-sungai tersebut, sehingga menyebabkan
sumbatan. Hal ini lebih terlihat di wilayah sekitar muara Sungai Ciujung.
Gempa Bumi
Potensi bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Serang secara umum dapat
diakibatkan karena adanya aktivitas vulkanik (Gn. Anak Krakatau) maupun pergerakan
lempeng tektonik. Seluruh wilayah Kabupaten Serang merupakan daerah yang potensial
terkena dampak gempa bumi, terutama adalah wilayah pesisir Barat Kabupaten Serang
(Kawasan pesisir Selat Sunda).
Tanah Longsor
Kondisi topografi dan morfologi Kabupaten Serang yang sangat bervariarif dari wilayah
pesisir sampai dengan wilayah perbukitan memiliki potensi adanya bencana tanah
longsor. Wilayah yang rawan terkena bencana tanah longsor ini biasanya dikawasan
perbukitan atau lereng perbukitan. Beberapa kawasan yang rawan terkena bencana
tanah longsor antara lain adalah di bagian selatan Kabupaten Serang yang berada di
kawasan G. Karang yang meliputi Kecamatan Padarincang, Ciomas, Pabuaran, Gunung
Sari dan Baros. Selain itu juga dibeberapa kawasan lainnya yaitu di Kecamatan Waringin
Kurung, Bojonegara dan Pulo Ampel.
-
I - 37
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031
Pendahuluan
Gunung Api
Potensi bencana gunung meletus yang ada di wilayah Kabupaten Serang berasal dari
Gunung Anak Krakatau yang berada di Kawasan Selat Sunda. Wilayah yang potensial
terkena dampak letusan gunung ini berada diwilayah pesisir barat Kabupaten Serang
yaitu kawasan Anyar dan Cinangka. Selain itu terdapat pula kawasan rawan bencana
disekitar Gunung Karang di wilayah Serang bagian Selatan. Walaupun pada dasarnya
Gunung Karang sudah tidak aktif namun kawasan disekitar lereng gunung tersebut tetap
merupakan kawasan yang rawan bencana.
Tsunami
Kawasan yang berpotensi terkena dampak bencana Tsunami adalah dikawasan Pesisir
Kabupaten Serang yang terletak di Kawasan Pantai Barat yaitu sepanjang Pesisir Pantai
Anyar sampai Cinangka, kedua daerah ini merupakan daerah dengan potensi terkena
tsunami tertinggi karena terletak pada Kawasan Selat Sunda yang merupakan daerah
patahan serta Gunung Anak Krakatau.
Wilayah pesisir lain yang rawan terkena bencana tsunami adalah kawasan pesisir Utara
yang berada di Laut Jawa atau Teluk Banten, walaupun tingkat kerawanannya tidak
sebesar wilayah pesisir Barat. Wilayah ini meliputi kawasan Pulo Ampel, Bojonegara,
Pontang, Tirtayasa dan Tanara.