01_pendahuluan-cetak

Upload: fahmi-n-s

Post on 14-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENDAHULUAN

TRANSCRIPT

  • I - 1

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.1. LATAR BELAKANG

    Pembangunan daerah, dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana

    diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dihadapkan pada

    paradigma baru. Paradigma lama yang sentralistik telah menempatkan daerah hanya

    sebagai obyek dalam pembangunan atau lebih dikenal dengan paradigma era membangun

    daerah, maka setelah otonomi bergeser menjadi paradigma era daerah membangun.

    Pergeseran tersebut berimplikasi terhadap semakin luasnya kewenangan serta peran daerah

    untuk mengelola dan membangun daerahnya sendiri. Konsekuensinya, dapat diprediksikan

    perkembangan pada masa yang akan datang akan mengarah pada kebutuhan peningkatan

    intensitas investasi di daerah serta kerjasama pembangunan antar daerah. Dengan kata lain,

    kemungkinan terjadinya kompetisi antar daerah yang menuntut pada efisiensi kinerja

    pemerintah dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya akan semakin meningkat.

    Kabupaten Serang sebagai salah satu daerah otonom dalam lingkup wilayah Provinsi Banten,

    merupakan daerah yang memiliki kedudukan strategis dengan potensi utamanya di sektor

    industri, pertanian, dan pariwisata. Pada awalnya, status Kabupaten Serang merupakan

    ibukota provinsi paska terbentuknya Provinsi Banten, yang merupakan pemekaran dari

    Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2000 melalui UU No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan

    Provinsi Banten. Namun sejalan dengan ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Kota Serang, pada tanggal 10 Agustus 2007, Pemerintahan Kabupaten Serang

    secara definitif resmi menjadi dua daerah otonom yaitu Kabupaten Serang dan Kota Serang.

    Hal tersebut selanjutnya diiringi dengan berpindahnya status ibukota Provinsi Banten dari

    Kabupaten Serang ke Kota Serang.

    Kedudukan strategis Kabupaten Serang juga tertuang dalam kebijakan PP No. 26 Tahun

    2008 tentang RTRW Nasional yang menetapkan Kawasan Bojonegara Merak Cilegon

    serta Kawasan Laut Krakatau dan Sekitarnya (Selat Sunda) sebagai Kawasan Andalan

    Nasional.

    BAB I P E N D A H U L U A N

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

  • I - 2

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Berbagai potensi sumberdaya, baik berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan

    juga sumberdaya buatan yang dimiliki Kabupaten Serang, terbukti memiliki kontribusi yang

    cukup signifikan terhadap perkembangan pembangunan di Provinsi Banten secara umum. Hal

    tersebut salah satunya tercermin dari kontribusi perekonomian daerah Kabupaten Serang

    yang berada pada posisi ke-4 (empat) dari 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di Provinsi

    Banten, dengan sumbangan sebesar 8,14% terhadap total perekonomian Provinsi Banten

    pada tahun 2009. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sektor potensial yang dimiliki

    Kabupaten Serang dan memberikan sumbangan besar bagi perekonomian daerah adalah

    sektor industri, pertanian, dan pariwisata.

    Tantangan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Serang tersebut, menjadi titik tolak pemikiran

    akan kebutuhan dan arti pentingnya penataan ruang dikaitkan dengan persiapan daerah

    dalam memanfaatkan berbagai kekuatan dan peluang untuk menghadapi tantangan dan

    mengatasi kelemahan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang

    komprehensif, dinamis, dan adaptif dengan perkembangan sebagai strategi pembangunan

    daerah diharapkan akan banyak membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dalam

    memasuki paradigma baru dalam membangun daerahnya.

    Penataan ruang sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

    tentang Penataan Ruang adalah merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

    pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Lebih lanjut ditegaskan bahwa

    penyelenggaraan penataan ruang pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah

    yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan

    Ketahanan Nasional yang ditunjukan dengan : (1) terwujudnya keharmonisan antara

    lingkungan alam dan lingkungan buatan; (2) terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan

    sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;

    dan (3) terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

    lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

    Dalam konteks Kabupaten Serang sebagai daerah otonom, sesuai amanat Pasal 11 ayat 2

    UUPR 26/2007, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan

    ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten,

    pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

    kabupaten. Dalam rangka memenuhi ketentuan dan mewujudkan kegiatan penyelenggaraan

    penataan ruang di wilayah Kabupaten Serang maka diperlukan adanya penyusunan Rencana

    Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang sesuai dengan peraturan perundangan yang

    berlaku.

  • I - 3

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.2. DASAR HUKUM

    Dasar hukum yang menjadi landasan yuridis dalam penyusunan Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011 - 2031 adalah sebagai berikut :

    Undang-Undang :

    1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 1960, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

    2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3274);

    3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3274);

    4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

    dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

    5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3470);

    6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 3478);

    7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3881);

    8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004

    tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

    2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

    Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 86,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

    9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4247);

  • I - 4

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    10. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4377);

    11. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

    Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

    12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4844);

    14. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    15. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4444);

    16. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Nasional (RPJPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

    33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4722);

    18. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4723);

    19. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4725);

    20. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

    Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

  • I - 5

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    21. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4849);

    22. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4851);

    23. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 959);

    24. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4966);

    25. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

    26. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5052);

    27. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

    28. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Tanaman

    Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

    29. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor

    31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

    Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

    30. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

    Peraturan Pemerintah :

    1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1991 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3441);

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3445);

  • I - 6

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan

    Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

    132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan (AMDAL) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 3892);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk

    Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

    Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

    Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4242);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4385);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

    Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5056);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4624);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4655);

  • I - 7

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

    Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

    2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata

    Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

    Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 87,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 132, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4777) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

    Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5163);

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4779);

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

    Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

    42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

    Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4859);

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan

    Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4861);

  • I - 8

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4947);

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4987);

    25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan

    Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

    26. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5070);

    27. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

    Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

    28. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan

    dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

    15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

    29. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan

    Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);

    30. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

    31. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5106);

    32. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5108);

    33. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

    34. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5110);

  • I - 9

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    35. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

    Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

    Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);

    36. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5112);

    37. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di

    Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 44, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5116);

    38. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan

    Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5142);

    39. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah

    Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

    109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5154);

    40. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran

    Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

    Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

    41. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5172);

    42. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan

    Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185).

    Peraturan Presiden :

    1. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

    Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36

    Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

    Kepentingan Umum;

    2. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

    Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.

    Keputusan Presiden :

    1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

  • I - 10

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang

    Nasional.

    Peraturan Menteri :

    1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan

    Sungai, Daerah Manfaat Sungai dan Daerah Penguasaan Sungai;

    2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan

    Penataan Ruang di Daerah;

    3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta

    Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;

    4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis

    Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan

    Rencana Tata Ruang;

    5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan

    Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi;

    6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan

    Ruang Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor;

    7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria

    Teknis Kawasan Budidaya;

    8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman

    Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

    9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi

    Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

    10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman

    Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;

    11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

    12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman

    Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;

    13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 28 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan

    Konsultasi Dalam Rangka Pemberian Persetujuan Substansi Kehutanan Atas

    Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

    14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 50 Tahun 2009 tentang Penegasan Status &

    Fungsi Kawasan Hutan;

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Pedoman

    Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

  • I - 11

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Peraturan Daerah :

    1. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010 2030;

    2. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Serang Tahun 2006 2026;

    3. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kecamatan dan

    Pembentukan Organisasi Kecamatan.

    1.3. FUNGSI DAN MANFAAT RTRW KABUPATEN SERANG 1.3.1. Fungsi RTRW Kabupaten Serang

    Fungsi RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 adalah sebagai:

    1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang;

    2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah Kabupaten Serang;

    3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah Kabupaten

    Serang;

    4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah Kabupaten Serang yang dilakukan pemerintah,

    masyarakat, dan swasta;

    5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah Kabupaten Serang;

    6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah

    Kabupaten Serang yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian

    insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan

    7. Acuan dalam administrasi pertanahan di wilayah Kabupaten Serang.

    1.3.2. Manfaat RTRW Kabupaten Serang

    Adapun manfaat RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 adalah untuk:

    1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah Kabupaten Serang;

    2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah Kabupaten Serang dengan wilayah

    sekitarnya; dan

    3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah Kabupaten Serang yang berkualitas.

  • I - 12

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.4. RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup dalam naskah RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 ini terdiri dari

    ruang lingkup wilayah/spasial, ruang lingkup materi/substansi dan ruang lingkup waktu

    rencana yang diuraikan sebagai berikut.

    1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah/Spasial

    Ruang lingkup wilayah yang direncanakan dalam RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-

    2031 ini adalah wilayah Kabupaten Serang yang secara administrasi terbagi dalam 28 (dua

    puluh delapan) kecamatan dan terdiri dari 314 (tiga ratus empat belas) desa, dengan luas

    wilayah sebesar 146.735 Ha atau 1.467,35 Km2.

    1.4.2. Ruang Lingkup Materi/Substansi

    Lingkup materi yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 ini adalah

    sesuai dengan amanat di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang beserta

    peraturan perundangan turunannya, yakni meliputi:

    Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Serang Tujuan,

    kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Serang (penataan Kabupaten

    Serang) merupakan terjemahan dari visi dan misi pengembangan Kabupaten Serang

    dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi ideal tata ruang wilayah

    Kabupaten Serang yang diharapkan.

    Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Serang

    Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Serang merupakan kerangka tata ruang

    wilayah Kabupaten Serang yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang

    berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah

    terutama jaringan transportasi.

    Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Serang

    Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Serang merupakan rencana distribusi peruntukan

    ruang dalam wilayah Kabupaten Serang yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk

    fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

  • I - 13

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Penetapan kawasan strategis Kabupaten Serang

    Kawasan strategis wilayah Kabupaten Serang merupakan bagian wilayah Kabupaten

    Serang yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat

    penting terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan

    strategis Kabupaten Serang lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis

    Kabupaten Serang akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana detail tata ruang

    kawasan strategis.

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang merupakan perwujudan rencana

    tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/ pengembangan

    wilayah Kabupaten Serang dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai

    akhir tahun perencanaan (20 tahun).

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Serang adalah

    ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan

    umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan

    disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang

    wilayah Kabupaten Serang.

    1.4.3. Ruang Lingkup Waktu Rencana

    Jangka waktu rencana dari RTRW Kabupaten Serang ini adalah 20 (dua puluh) tahun,

    terhitung sejak ditetapkan menjadi Peraturan Daerah yakni Tahun 2011 sampai dengan

    Tahun 2031, dan dapat ditinjau kembali/review sebanyak 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun

    atau dalam jangka waktu kurang dari 5 (lima) tahun, yang prosedur dan tata cara

    pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

    1.5. KEDUDUKAN RTRW KABUPATEN SERANG

    Dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan secara nasional,

    kedudukan RTRW Kabupaten Serang sangat jelas yakni sebagai Rencana Umum Tata

    Ruang Kabupaten Serang yang merupakan penjabaran dari RTRW Provinsi Banten ke dalam

    kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Serang sesuai dengan fungsi dan

    peranannya. Disamping itu, RTRW Kabupaten Serang juga merupakan wujud perencanaan

  • I - 14

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    pembangunan secara spasial (ruang) dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    (RPJP) Kabupaten Serang. Secara ilustratif kedudukan RTRW Kabupaten Serang dalam

    sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan secara nasional sebagaimana

    disajikan berikut.

    Gambar 1.1 Kedudukan RTRW Kabupaten Serang dalam Sistem Penataan Ruang dan

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    Rencana Umum Tata Ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun

    berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas rencana tata

    ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah

    kabupaten/kota.

    Rencana Umum Tata Ruang Nasional merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan

    ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional, keseimbangan dan

    keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan antar

    lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Rencana Umum Tata Ruang Provinsi Banten merupakan rencana kebijakan operasional dari

    RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah Provinsi Banten, melalui optimasi

    RTRW

    Nasional

    RTRW

    Provinsi Banten

    RTRW Kabupaten Serang

    RENCANA UMUM RENCANA RINCI RENCANA PEMBANGUNAN

    RPJP Nasional

    RPJP Provinsi Banten

    RPJP Kabupaten Serang

    RPJM Nasional

    RPJM Provinsi Banten

    RPJM Kabupaten Serang

    RTR Pulau

    RTR Kw. Strategis Nasional

    RDTR Kab. Serang

    RTR Kw. Strategis Kab. Serang

    RTR Kw. Strategis Prov. Banten

    NA

    SIO

    NA

    L

    PR

    OV

    INS

    I BA

    NT

    EN

    K

    AB

    UP

    AT

    EN

    SE

    RA

    NG

  • I - 15

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah

    kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan fungsi kabupaten/kota di dalam

    pengembangan wilayah secara keseluruhan.

    Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Serang merupakan penjabaran RTRW Provinsi

    Banten ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Serang yang

    sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah Provinsi

    Banten secara keseluruhan. Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Serang ini

    selanjutnya dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional.

    Dalam operasionalisasinya Rencana Umum Tata Ruang dijabarkan dalam Rencana Rinci

    Tata Ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan

    kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sub blok

    yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan

    ruang, sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan Rencana Umum Tata

    Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang. Rencana Rinci Tata Ruang dapat berupa Rencana

    Tata Ruang Kawasan Strategis dan Rencana Detail Tata Ruang.

    Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis merupakan upaya penjabaran Rencana Umum Tata

    Ruang ke dalam arahan pemanfaatan ruang yang lebih spesifik sesuai dengan aspek utama

    yang menjadi latar belakang pembentukan kawasan strategis tersebut. Tingkat kedalaman

    Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis sepenuhnya mengikuti luasan fisik serta

    kedudukannya di dalam sistem administrasi.

    Rencana Detail Tata Ruang merupakan penjabaran dari RTRW pada suatu kawasan terbatas,

    ke dalam rencana pengaturan pemanfaatan yang memiliki dimensi fisik mengikat dan bersifat

    operasional. Rencana Detail Tata Ruang berfungsi sebagai instrumen perwujudan ruang

    khususnya sebagai acuan dalam permberian advise planning dalam pengaturan bangunan

    setempat dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

    1.6. PENGERTIAN UMUM

    Pengertian umum yang disajikan berikut merupakan istilah-istilah baku yang digunakan dalam

    naskah dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang, yaitu sebagai

    berikut:

  • I - 16

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara termasuk

    ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain

    hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya.

    2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

    3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana

    dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang

    secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

    4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

    peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

    5. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

    ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    6. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,

    pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

    7. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi

    Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.

    8. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang

    yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

    9. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui

    pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian

    pemanfaatan ruang.

    10. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang

    dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    11. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan

    pola ruang yang meliputi penyusunan pan penetapan rencana tata ruang.

    12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang

    sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta

    pembiayaannya.

    13. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang

    sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

    14. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

    15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang yang selanjutnya disebut RTRW

    Kabupaten Serang adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah di daerah Kabupaten

    Serang.

    16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait

    yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrative dan/atau aspek

    fungsional.

    17. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.

  • I - 17

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    18. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

    kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

    19. Kawasan Budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

    dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia

    dan sumberdaya buatan.

    20. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

    distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

    21. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian

    termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

    tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan

    kegiatan ekonomi.

    22. Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan

    pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber

    daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki

    keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

    23. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama

    ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,

    pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

    24. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

    karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan

    Negara, pertahanan dan keamanan Negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau

    lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

    25. Kawasan Strategis Propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

    karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup propinsi terhadap ekonomi,

    sosial, budaya dan/atau lingkungan.

    26. Kawasan Strategis Kabupaten adalah bagian wilayah kabupaten yang penataan

    ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap

    kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau kelestarian lingkungan.

    27. Kawasan Andalan adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat maupun di

    ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

    bagi wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya.

    28. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

    hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu

    dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

    29. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh

    pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

  • I - 18

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    30. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu

    memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai

    pengatur tata air, pencegah banjir, dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.

    31. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang

    mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan

    satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.

    32. Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai

    kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu

    dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

    33. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk

    dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

    34. Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk

    meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang

    berguna sebagai sumber air.

    35. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai

    manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

    36. Kawasan Sekitar Waduk dan Situ adalah kawasan disekeliling waduk dan situ yang

    mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsinya..

    37. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan disekeliling mata air yang mempunyai

    manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.

    38. Kawasan Rawan Gerakan Tanah adalah kawasan yang berdasarkan kondisi geologi

    dan geografi dinyatakan rawan longsor atau kawasan yang mengalami kejadian longsor

    dengan frekuensi cukup tinggi.

    39. Kawasan Rawan Banjir adalah daratan yang berbentuk flat, cekungan yang sering atau

    berpotensi menerima aliran air permukaan yang relative tinggi dan tidak dapat ditampung

    oleh drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan ke kiri serta menimbulkan

    masalah yang merugikan manusia.

    40. Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi adalah kawasan yang sering atau berpotensi

    tinggi mengalami bencana akibat letusan gunung berapi.

    41. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan hutan yang secara

    ruang digunakan untuk budidaya hutan alam.

    42. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap adalah kawasan hutan yang secara ruang

    digunakan untuk budidaya hutan alam dan hutan tanaman.

    43. Kawasan Hutan Rakyat adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan yang dimiliki

    oleh rakyat, adat dan ulayat.

    44. Kawasan Tanaman Pangan adalah kawasan lahan basah beririgasi, rawa pasang surut

    dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan kering potensial untuk

    pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan.

  • I - 19

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    45. Kawasan Holtikultura adalah sebaran usaha holtikultura yang disatukan oleh factor

    pengikat tertentu, baik factor alamiah, sosial budaya, maupun factor infrastruktur fisik

    buatan.

    46. Kawasan Budidaya Perkebunan adalah kawasan yang memiliki potensi untuk

    dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan/atau lahan kering untuk

    komoditas perkebunan.

    47. Kawasan Peternakan adalah kawasan yang secara khusus diperuntukkan untuk

    kegiatan peternakan atau terpadu dengan komponen usaha tani (berbasis tanaman

    pangan, perkebunan, holtikultura atau perikanan) berorientasi ekonomi dan berakses dari

    hulu ke hilir.

    48. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan

    untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok

    bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.

    49. Kawasan Perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan.

    50. Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber

    daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi

    dan merupakan tempat dilakukannya seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang

    meliputi penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan

    pasca tambang, baik diwilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh

    penggunaan lahan, baik kawasan budi daya maupun kawasan lindung.

    51. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

    baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai

    tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri

    kehidupan dan penghidupan.

    52. Kawasan Peruntukan Industri adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan industri

    berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    53. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi

    dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh

    perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.

    54. Kawasan Peruntukan Pariwisata adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan

    pariwisata atau segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata termasuk pengusahaan

    obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait bidang tersebut.

    55. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang

    digunakan untuk kepentingan pertahanan.

    56. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

    penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara

    alamiah maupun yang sengaja ditanam.

  • I - 20

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    57. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan

    yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa

    provinsi.

    58. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang

    berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

    59. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang

    berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

    60. Pusat Kegiatan Lokal promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah pusat kegiatan

    yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.

    61. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan

    yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

    62. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman

    yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

    63. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau

    lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama

    dengan 2.000 km2.

    64. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang

    merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

    menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau

    atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di

    laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

    65. Saluran Utama Tegangan Tinggi yang selanjutnya disebut dengan SUTT adalah saluran

    udara yag mendistribusikan energi listrik dengan kekuatan 150 Kv yang mendistribusikan

    dari pusat-pusat beban menuju gardu-gardu listrik.

    66. Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disebut SUTET adalah

    saluran udara dengan kekuatan 500 Kv yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik

    dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga

    energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.

    67. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

    bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

    berada pada permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan

    kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

    68. Sistem Jaringan Jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan

    dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh

    pelayanannya dalam satu hubungan hirarkis.

    69. Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan

    distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di ringkat nasional,

  • I - 21

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat

    kegiatan.

    70. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan

    pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat didalam kawasan perkotaan.

    71. Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri

    perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan atau pembagi dengan

    ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk

    dibatasi.

    72. Jalan Kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau

    pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah

    masuk dibatasi.

    73. Jalan Lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri

    perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

    74. Jalan Nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

    yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

    75. Jalan Propinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

    menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota

    kabupaten/kota, dan jalan strategis propinsi.

    76. Jalan Kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak

    termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten

    dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat

    kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan

    sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupaten.

    77. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah

    kajian mengenai mengenai dampak penting suatu usaha dan /atau kegiatan yang

    direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pnegambilan

    keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.

    78. Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disebut KLHS adalah rangkaian

    analisa yang sistematis menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

    pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

    serta status wilayah atau kebijakan rencana, dan program.

    79. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan untuk mewujudkan

    struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten sesuai dengan rencana tata ruang

    wilayah Kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta

    pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan

    Kabupaten.

    80. Indikasi Program Utama Jangka Menengah Lima Tahunan adalah petunjuk yang

    memuat usulan program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan

  • I - 22

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    instansi pelaksana dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan

    rencana tata ruang.

    81. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten adalah ketentuan-

    ketentuan yang dibuat atau disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang

    wilayah Kabupaten agar sesuai dengan RTRW Kabupaten yang dirupakan dalam bentuk

    ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif,

    serta arahan sanksi untuk wilayah Kabupaten.

    82. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kabupaten adalah ketentuan umum yang

    mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap

    klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten.

    83. Ketentuan Perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah

    daerah Kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak

    sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan

    pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah

    disusun dan ditetapkan.

    84. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan

    ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    85. Ketentuan Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan

    imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan

    juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan

    yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

    86. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan

    pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang

    berlaku.

    87. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum

    adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam

    penyelenggaraan penataan ruang.

    88. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata

    ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    89. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD adalah

    badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang

    Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Serang dan mempunyai

    fungsi membantu pelaksanaan tugas bupati dalam koordinasi penataan ruang.

  • I - 23

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.7. PROFIL WILAYAH KABUPATEN SERANG

    1.7.1. Gambaran Umum Wilayah

    Kabupaten Serang merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di

    Provinsi Banten. Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50 -

    60 21 Lintang Selatan dan 1050 0 - 1060 22 Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis

    lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 Km dan jarak terpanjang dari barat ke timur

    sekitar 90 Km, dengan luas wilayah 1.467,35 Km2.

    Secara administratif, Kabupaten Serang terdiri atas 28 kecamatan yang melingkupi 314 desa

    yang wilayahnya berbatasan langsung dengan wilayah/daerah lain, yaitu :

    Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang

    Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

    Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang

    Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

    Untuk lebih jelasnya, orientasi dan administrasi wilayah Kabupaten Serang dapat dilihat pada

    Gambar 1.2 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Serang dan Gambar 1.3 Peta Wilayah

    Administrasi Kabupaten Serang.

  • I - 24

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    GA

    MB

    AR

    1.2

  • I - 25

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    GA

    MB

    AR

    1.3

  • I - 26

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Tabel 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Serang

    Tahun 2010

    No. Kecamatan Pusat

    Kecamatan

    Luas Jumlah Desa Km2 %

    1. Anyar Anyar 56,81 3,28 10

    2. Bandung Bandung 25,18 1,45 8

    3. Baros Baros 44,07 2,54 14

    4. Binuang Binuang 26,17 1,51 7

    5. Bojonegara Bojonegara 30,30 1,75 10

    6. Carenang Panenjoan 36,40 2,10 10

    7. Cikande Cikande 50,53 2,91 12

    8. Cikeusal Cikeusal 88,25 5,09 15

    9. Cinangka Cinangka 111,47 6,43 13

    10. Ciomas Sukadana 48,53 2,80 11

    11. Ciruas Citerep 40,61 2,34 17

    12. Gunungsari Gunungsari 48,60 2,80 7

    13. Jawilan Jawilan 38,95 2,25 9

    14. Kibin Ciagel 33,51 1,93 9

    15. Kragilan Kragilan 51,56 2,97 14

    16. Kramatwatu Kramatwatu 48,59 2,80 15

    17. Kopo Kopo 44,69 2,58 10

    18. Mancak Labuan 74,03 4,27 13

    19. Pabuaran Pabuaran 79,14 4,57 7

    20. Padarincang Padarincang 99,12 5,71 14

    21. Pamarayan Pamarayan 41,92 2,42 9

    22. Petir Mekar Baru 46,94 2,71 13

    23. Pontang Pontang 64,85 3,74 15

    24. Pulo Ampel Sumuranja 32,56 1,88 9

    25. Tanara Cerucuk 49,30 2,84 9

    26. Tirtayasa Tirtayasa 64,46 3,72 14

    27. Tunjung Teja Tunjung Teja 39,52 2,28 9

    28. Waringinkurung Waringinkurung 51,29 2,96 11

    Kabupaten Serang 1.467,35 100,00 314 Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka, 2010

    Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat potensial dan

    amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar-masuk wilayah Kabupaten

    Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol Jakarta Merak yang merupakan akses

    utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak,

    menjadikan Kabupaten Serang sebagai wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa

    dan Pulau Sumatera. Disamping itu, Kabupaten Serang juga sebagai daerah alternatif dan

    penyangga (hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol

    Jakarta Merak hanya sekitar 70 Km.

  • I - 27

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.7.2. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia (SDM)

    Tiga hal pokok yang merupakan komponen utama dan saling berhubungan satu dengan

    lainnya dalam terbentuknya suatu wilayah adalah: penduduk, tempat/lokasi, dan

    pemerintahan. Kependudukan adalah Karakteristik yang paling mewakili dalam menentukan

    gambaran suatu wilayah, karena penduduk sebagai objek dan juga subjek pokok suatu

    wilayah merupakan komponen yang selalu mengalami perkembangan yang dinamis dari

    waktu ke waktu.

    1.7.2.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

    Berdasarkan data dalam periode tahun 2005-2010, jumlah penduduk Kabupaten Serang terus

    meningkat setiap tahunnya. Jika pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Serang baru

    sebesar 1.364.950 jiwa, maka pada pada tahun 2010 jumlah tersebut telah bertambah

    menjadi sebesar 1.403.228 jiwa, atau dalam arti lain telah terjadi pertambahan penduduk

    sebesar 38.278 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2005-2010 tersebut, populasi penduduk

    Kabupaten Serang telah berkembang dalam tingkat kewajaran.

    Tabel 1.2

    Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2005-2010

    No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

    2005 2006 2007 2008 2009 2010

    1 Cinangka 58.058 56.274 53.779 54.307 54,690 53.304

    2 Padarincang 62.542 59.937 60.683 61.275 61,797 61.427

    3 Ciomas 36.870 35.321 35.761 36.106 36,621 37.142

    4 Pabuaran 37.205 34.635 35.066 35.408 35,958 37.978

    5 Gunungsari 19.117 19.181 19.420 19.609 19,803 19.344

    6 Baros 49.406 47.470 48.061 48.534 48,996 51.324

    7 Petir 51.177 49.410 50.025 50.516 50,968 50.187

    8 Tunjung Teja 39.939 38.555 39.035 39.418 39,852 38.973

    9 Cikeusal 64.482 62.411 63.188 63.807 64,471 64.873

    10 Pamarayan 40.018 38.441 50.651 51.145 51,431 48.761

    11 Bandung 39.252 37.617 29.378 29.665 30,351 30.604

    12 Jawilan 45.774 43.729 44.273 44.707 45,124 52.576

    13 Kopo 46.233 44.437 44.990 45.432 45,868 48.021

    14 Cikande 83.703 79.485 80.475 81.261 81,687 91.577

    15 Kibin 65.125 61.045 53.343 53.857 53,987 67.209

    16 Kragilan 69.426 66.623 65.298 65.938 66,451 79.231

    17 Waringinkurung 37.752 35.874 36.321 36.676 36,944 41.368

    18 Mancak 42.459 40.781 41.289 41.694 42,105 43.175

    19 Anyar 48.766 46.863 47.447 47.912 48,390 51.668

    20 Bojonegara 40.213 38.560 39.040 39.423 39,823 41.646

    21 Pulo Ampel 30.516 29.399 32.856 33.178 33,725 34.163

  • I - 28

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

    2005 2006 2007 2008 2009 2010

    22 Kramatwatu 88.941 84.083 85.130 85.963 86,599 87.306

    23 Ciruas 63.371 60.728 68.215 68.880 69,956 79.479

    24 Pontang 55.524 53.743 50.995 51.495 51,811 48.635

    25 Carenang 42.773 41.495 42.012 42.422 42,889 41.204

    26 Binuang 27.023 26.259 26.586 26.846 27,146 27.335

    27 Tirtayasa 41.938 40.109 40.608 41.005 41,382 37.831

    28 Tanara 37.347 35.639 36.083 36.435 36,735 36.887

    Kab. Serang 1.364.950 1.308.104 1.320.008 1.332.914 1.345.557 1.403.228 Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2005-2009 dan SP 2010

    Dari sebaran jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan pada tahun 2010 terlihat

    bahwa Kecamatan Cikande, Kramatwatu, Ciruas, dan Kragilan merupakan kecamatan

    dengan jumlah populasi penduduk terbanyak di Kabupaten Serang, yakni masing masing

    sebesar 91.577 jiwa (6,53%), 87.306 jiwa (6,22%), 79.479 jiwa (5,66%), dan 79.231 jiwa

    (5,65%). Sedangkan Kecamatan Gunungsari merupakan kecamatan yang memiliki populasi

    penduduk terkecil dengan jumlah 19.344 jiwa (1,38%).

    Gambar 1.4

    Perkembangan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Serang Tahun 1971-2010

    -

    200.000

    400.000

    600.000

    800.000

    1.000.000

    1.200.000

    1.400.000

    1.600.000

    1.800.000

    -

    1,00

    2,00

    3,00

    4,00

    5,00

    6,00

    Jml Pddk (Jiwa) 819.798 1.057.994 1.275.423 1.652.763 1.403.228

    LPP (% ) 1,78 2,87 1,89 4,92 1,44

    1971 1980 1990 2000 2010*

    Sumber : BPS Kabupaten Serang (SP 2010) dan Hasil Analisis Tahun 2010 Ket : * Jumlah penduduk Kab. Serang berkurang pasca pemekaran Tahun 2007

    Sejalan dengan adanya pertambahan penduduk di Kabupaten Serang tersebut, maka

    berkorelasi langsung terhadap laju pertumbuhan penduduk (LPP) baik secara tahunan

    maupun sepuluh tahunan. Jika dianalisa dari LPP secara tahun ke tahun dalam periode tahun

    2005-2010, terlihat bahwa pada dasarnya LPP Kabupaten Serang relatif berkembang secara

    stagnan pada kisaran rata-rata 1,78% per tahun. Namun jika dianalisa dari LPP secara

    sepuluh tahunan, yang merupakan analisa LPP berdasarkan hasil sensus penduduk, dalam

  • I - 29

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    rentang waktu tahun 2000-2010 LPP Kabupaten Serang bergerak rata-rata sebesar 1,44%

    per tahunnya.

    Jika laju pertumbuhan penduduk pada periode 2000-2010 dilihat per kecamatan maka terlihat

    bahwa Kecamatan Jawilan merupakan kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan paling

    tinggi yaitu rata-rata 2,69% per tahun. Adapun LPP yang terendah dialami oleh Kecamatan

    Pontang yang mengalami pertumbuhan negatif 0,01% per tahun dalam rentang waktu yang

    sama. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Jawilan dikarenakan kecamatan

    ini dekat dengan kawasan industri, sehingga banyak pendatang yang datang (migrasi masuk)

    untuk bekerja di kawasan tersebut. Sedangkan LPP di Kecamatan Pontang yang mengalami

    pertumbuhan negatif dikarenakan banyaknya penduduk yang bekerja diluar kecamatan

    (migrasi keluar) bahkan banyak yang menjadi TKI di luar negeri.

    Gambar 1.5

    Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2000-2010 (% per Tahun)

    0,50

    0,94

    1,11

    1,56

    0,69

    1,66

    1,09

    1,00

    1,40

    1,02

    1,48

    2,72

    1,67

    2,06

    1,55

    2,69

    1,96

    1,50

    1,93

    1,70

    1,64

    0,90

    2,44

    (0,01)

    1,03

    1,53

    0,15

    1,07

    (0,50) - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

    Cinangka

    Padarincang

    Ciomas

    Pabuaran

    Gunungsari

    Baros

    Petir

    Tunjung Teja

    Cikeusal

    Pamarayan

    Bandung

    Jawilan

    Kopo

    Cikande

    Kibin

    Kragilan

    Waringinkurung

    Mancak

    Anyar

    Bojonegara

    Pulo Ampel

    Kramatwatu

    Ciruas

    Pontang

    Carenang

    Binuang

    Tirtayasa

    Tanara

    Sumber : BPS Kabupaten Serang (SP 2010) dan Hasil Analisis Tahun 2010

  • I - 30

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.7.2.2. Kepadatan Penduduk

    Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang dalam kurun waktu tahun 2006-2010 terus

    mengalami peningkatan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi ini

    tercermin dari semakin meningkatnya kepadatan penduduk Kabupaten Serang yaitu dari

    sekitar 891 jiwa/km2 pada tahun 2006 menjadi sekitar 956 jiwa/km2 pada tahun 2010. Hingga

    tahun 2010, Kecamatan Kibin merupakan kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya

    yakni mencapai sekitar 2.006 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Gunungsari merupakan

    kecamatan yang terendah kepadatan penduduknya yakni hanya sekitar 398 jiwa/km2.

    Jika diklasifikasikan dalam tiga interval tingkat kepadatan penduduk (Tinggi, Sedang, dan

    Rendah), maka secara umum rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Serang pada

    tahun 2010 termasuk dalam kriteria kepadatan sedang. Hal ini menggambarkan bahwa pada

    dasarnya tingkat ketersediaan lahan di Kabupaten Serang masih cukup tersedia.

    Tabel 1.3

    Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Serang Tahun 2006-2010

    No. Kecamatan Luas

    Wilayah (Km2)

    Tingkat Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

    Klasifikasi Kepadatan

    2006 2007 2008 2009 2010

    1 Cinangka 111,47 505 482 487 491 478 Rendah

    2 Padarincang 99,12 605 612 618 623 620 Rendah

    3 Ciomas 48,53 728 737 744 755 765 Rendah

    4 Pabuaran 79,14 438 443 447 454 480 Rendah

    5 Gunungsari 48,6 395 400 403 407 398 Rendah

    6 Baros 44,07 1.077 1.091 1.101 1.112 1.165 Sedang

    7 Petir 46,94 1.053 1.066 1.076 1.086 1.069 Sedang

    8 Tunjung Teja 39,52 976 988 997 1.008 986 Sedang

    9 Cikeusal 88,25 707 716 723 731 735 Rendah

    10 Pamarayan 41,92 917 1.208 1.220 1.227 1.163 Sedang

    11 Bandung 25,18 1.494 1.167 1.178 1.205 1.215 Sedang

    12 Jawilan 38,95 1.123 1.137 1.148 1.158 1.350 Sedang

    13 Kopo 44,69 994 1.007 1.017 1.026 1.075 Sedang

    14 Cikande 50,53 1.573 1.593 1.608 1.617 1.812 Tinggi

    15 Kibin 33,51 1.822 1.592 1.607 1.611 2.006 Tinggi

    16 Kragilan 51,56 1.292 1.266 1.279 1.289 1.537 Tinggi

    17 Waringinkurung 51,29 699 708 715 720 807 Rendah

    18 Mancak 74,03 551 558 563 569 583 Rendah

    19 Anyar 56,81 825 835 843 852 909 Rendah

    20 Bojonegara 30,3 1.273 1.288 1.301 1.314 1.374 Sedang

    21 Pulo Ampel 32,56 903 1.009 1.019 1.036 1.049 Sedang

    22 Kramatwatu 48,59 1.730 1.752 1.769 1.782 1.797 Tinggi

    23 Ciruas 40,61 1.495 1.680 1.696 1.723 1.957 Tinggi

    24 Pontang 64,85 829 786 794 799 750 Rendah

    25 Carenang 36,4 1.140 1.154 1.165 1.178 1.132 Sedang

    26 Binuang 26,17 1.003 1.016 1.026 1.037 1.045 Sedang

  • I - 31

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    No. Kecamatan Luas

    Wilayah (Km2)

    Tingkat Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

    Klasifikasi Kepadatan

    2006 2007 2008 2009 2010

    27 Tirtayasa 64,46 622 630 636 642 587 Rendah

    28 Tanara 49,3 723 732 739 745 748 Rendah

    Kab. Serang 1.467,35 891 900 908 917 956 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010

    1.7.2.3. Komposisi Penduduk

    Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan secara umum terlihat pada perubahan

    komposisi penduduk menurut umur. Semakin rendah proporsi penduduk tidak/belum

    produktif, yaitu penduduk muda usia (0-14 tahun) dan penduduk usia lanjut (65 tahun keatas)

    maka angka beban ketergantungan atau beban tanggungan (dependency ratio) semakin

    rendah pula. Komposisi penduduk Kabupaten Serang untuk kelompok penduduk usia

    produktif cukup tinggi, dan apabila diimbangi dengan kualitas yang baik akan menjadi sumber

    daya potensial bagi pembangunan.

    Tabel 1.4

    Keadaan Kependudukan di Kabupaten Serang Tahun 2006-2010

    No. Uraian Tahun

    2006 2007 2008 2009 2010

    1 Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) 1,91 1,68 1,79 1,86 -

    Jumlah Penduduk Usia 0-14 Tahun (Anak) 416.399 451.422 436.983 433.249 441.144

    Jumlah Penduduk Usia 15-64 Tahun (Produktif) 857.930 827.420 853.454 874.572 864.274

    Jumlah Penduduk Usia 65+ (Lansia) 33.776 41.166 39.781 37.674 40.158

    2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) 105,22 103,25 103,47 103,47 103,44

    Jumlah Penduduk Laki-Laki (Jiwa) 670.676 670.543 677.816 684.243 713.490

    Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa) 637.428 649.465 655.098 661.314 689.738 Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka, Tahun 2006-2010 (Data diolah)

    Berdasarkan komposisi umur, 65% dari jumlah penduduk tahun 2009 merupakan penduduk

    usia 15-65 tahun atau penduduk usia produktif. Sedangkan sisanya adalah penduduk usia

    belum/tidak produktif sebesar 35%. Dengan demikian, angka beban ketergantungan hingga

    tahun 2009 adalah sebesar 1,86 atau dapat dinyatakan bahwa setiap 2 orang penduduk usia

    produktif menanggung 1 orang penduduk tidak/belum produktif.

  • I - 32

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    GA

    MB

    AR

    1.6

  • I - 33

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Adapun berdasarkan jenis kelamin, pada tahun 2010 komposisi penduduk Kabupaten Serang

    jumlahnya hampir berimbang antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Dari 1.403.228

    jiwa penduduk Kabupaten Serang, penduduk perempuan sebesar 689.738 jiwa atau sekitar

    49,15%, sementara penduduk laki-laki sebesar 713.490 jiwa atau sekitar 50,85% dari total

    penduduk Kabupaten Serang.

    Tabel 1.5

    Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Serang Tahun 2007-2010

    No Jenis Kelamin 2007 2008 2009 2010

    (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) % (Jiwa) %

    1 Laki-laki 670.544 50,80 677.816 50,85 684.243 50,85 713.490 50,85

    2 Perempuan 649.464 49,20 655.098 49,15 661.314 49,15 689.738 49,15

    1.320.008 100 1.332.914 100 1.345.557 100 1.403.228 100 Sumber : Kabupaten Serang Dalam Angka, Tahun 2007-2009 (Data diolah)

    1.7.2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia

    Bila merujuk pada perkembangan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai

    ukuran yang banyak digunakan untuk mengetahui derajat kesejahteraan dan kualitas SDM,

    perkembangan kualitas SDM di Kabupaten Serang menunjukkan peningkatan dari tahun ke

    tahun. Laju pertumbuhan rata-rata IPM Kabupaten Serang dalam periode tahun 2005-2009

    sebesar 0,86% per tahun.

    Gambar 1.7

    Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Serang Tahun 2005-2009

    60,67 61,33 62,1562,75 63,46

    77,73 79,22 79,25 78,61 78,93

    59,60 59,83 60,9662,05 62,42

    66,00 66,80 67,45 67,8068,27

    0,00

    10,00

    20,00

    30,00

    40,00

    50,00

    60,00

    70,00

    80,00

    90,00

    2005 2006 2007 2008 2009

    Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan Indeks Daya Beli IPM

  • I - 34

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Penyebab lambannya pergerakan angka IPM Kabupaten Serang terutama dipengaruhi oleh

    lambannya pertumbuhan masing-masing indeks kompositnya, terutama Indeks Pendidikan

    yang secara rata-rata hanya bertumbuh 0,41% per tahun selama periode 2005-2009.

    Sedangkan Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli dalam kurun waktu yang sama

    menunjukkan rata-rata pertumbuhan masing-masing 1,13% per tahun dan 1,16% per tahun.

    Berdasarkan capaian indeks-indeks komposit IPM hingga tahun 2009, capaian Indeks Daya

    Beli masih cukup tertinggal terhadap standar hidup layak yang diharapkan. Indeks Daya Beli

    memiliki capaian terendah dibandingkan indeks komposit IPM lainnya, yaitu baru mencapai

    62,42 hingga tahun 2009. Sedangkan Indeks Pendidikan merupakan capaian terbaik

    dibanding indeks komposit IPM lainnya, dimana capaian angka indeksnya sudah berada pada

    angka 78,93 hingga tahun 2009.

    Pada tahun 2009, IPM di Kabupaten Serang telah mencapai angka 68,27. Capaian IPM

    tersebut posisinya masih dibawah capaian rata-rata IPM Provinsi Banten (70,06) dan IPM

    Nasional (71,17) pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Serang

    menempati urutan ke 6 (enam) diantara 8 (delapan) kabupaten/kota lainnya di Provinsi

    Banten.

    1.7.2.5. Proyeksi Penduduk

    Untuk memperkirakan gambaran kondisi demografi di Kabupaten Serang dalam 20

    (duapuluh) tahun mendatang, maka diperlukan adanya suatu proyeksi kependudukan.

    Proyeksi ini merupakan dasar untuk memperkirakan jumlah sarana prasarana, lahan

    perumahan, dan lain-lain yang dibutuhkan di Kabupaten Serang pada masa mendatang.

    Proyeksi digunakan dengan mengacu pada perkembangan laju pertumbuhan penduduk (LPP)

    setiap kecamatan yang ada di Kabupaen Serang. Metode proyeksi yang digunakan adalah

    metode regresi dengan asumsi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Serang relatif stabil,

    artinya bertambah tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat per tahunnya (rata-rata

    sekitar 1,52% per tahun). Proyeksi penduduk Kabupaten Serang dalam dua puluh tahun

    mendatang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut.

  • I - 35

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Tabel 1.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Serang

    Tahun 2011-2030

    No Kecamatan Tahun Proyeksi

    2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

    1 Cinangka 53.571 53.838 54.108 54.378 54.650 54.923 55.198 55.474 55.751 56.030 56.310 56.592 56.875 57.159 57.445 57.732 58.021 58.311 58.602 58.895

    2 Padarincang 62.004 62.587 63.176 63.769 64.369 64.974 65.585 66.201 66.823 67.452 68.086 68.726 69.372 70.024 70.682 71.346 72.017 72.694 73.377 74.067

    3 Ciomas 37.554 37.971 38.393 38.819 39.250 39.685 40.126 40.571 41.022 41.477 41.937 42.403 42.873 43.349 43.831 44.317 44.809 45.306 45.809 46.318

    4 Pabuaran 38.570 39.172 39.783 40.404 41.034 41.674 42.324 42.985 43.655 44.336 45.028 45.730 46.444 47.168 47.904 48.651 49.410 50.181 50.964 51.759

    5 Gunungsari 19.477 19.612 19.747 19.883 20.021 20.159 20.298 20.438 20.579 20.721 20.864 21.008 21.153 21.299 21.446 21.594 21.743 21.893 22.044 22.196

    6 Baros 52.176 53.042 53.923 54.818 55.728 56.653 57.593 58.549 59.521 60.509 61.514 62.535 63.573 64.628 65.701 66.792 67.900 69.028 70.173 71.338

    7 Petir 50.734 51.287 51.846 52.411 52.982 53.560 54.144 54.734 55.331 55.934 56.543 57.160 57.783 58.413 59.049 59.693 60.344 61.001 61.666 62.338

    8 Tunjung Teja 39.363 39.756 40.154 40.555 40.961 41.371 41.784 42.202 42.624 43.050 43.481 43.916 44.355 44.798 45.246 45.699 46.156 46.617 47.084 47.554

    9 Cikeusal 65.781 66.702 67.636 68.583 69.543 70.517 71.504 72.505 73.520 74.549 75.593 76.651 77.724 78.813 79.916 81.035 82.169 83.320 84.486 85.669

    10 Pamarayan 49.258 49.761 50.268 50.781 51.299 51.822 52.351 52.885 53.424 53.969 54.520 55.076 55.638 56.205 56.778 57.358 57.943 58.534 59.131 59.734

    11 Bandung 31.057 31.517 31.983 32.456 32.937 33.424 33.919 34.421 34.930 35.447 35.972 36.504 37.045 37.593 38.149 38.714 39.287 39.868 40.458 41.057

    12 Jawilan 54.006 55.475 56.984 58.534 60.126 61.761 63.441 65.167 66.940 68.760 70.631 72.552 74.525 76.552 78.634 80.773 82.970 85.227 87.545 89.927

    13 Kopo 48.823 49.638 50.467 51.310 52.167 53.038 53.924 54.824 55.740 56.671 57.617 58.579 59.558 60.552 61.564 62.592 63.637 64.700 65.780 66.879

    14 Cikande 93.463 95.389 97.354 99.359 101.406 103.495 105.627 107.803 110.024 112.290 114.603 116.964 119.374 121.833 124.343 126.904 129.518 132.186 134.909 137.689

    15 Kibin 68.251 69.309 70.383 71.474 72.582 73.707 74.849 76.009 77.187 78.384 79.599 80.833 82.086 83.358 84.650 85.962 87.294 88.647 90.021 91.417

    16 Kragilan 81.362 83.551 85.798 88.106 90.477 92.910 95.410 97.976 100.612 103.318 106.097 108.951 111.882 114.892 117.982 121.156 124.415 127.762 131.199 134.728

    17 Waringinkurung 42.179 43.006 43.848 44.708 45.584 46.478 47.389 48.317 49.264 50.230 51.214 52.218 53.242 54.285 55.349 56.434 57.540 58.668 59.818 60.990

    18 Mancak 43.823 44.480 45.147 45.824 46.512 47.209 47.918 48.636 49.366 50.106 50.858 51.621 52.395 53.181 53.979 54.788 55.610 56.444 57.291 58.150

    19 Anyar 52.665 53.682 54.718 55.774 56.850 57.947 59.066 60.206 61.368 62.552 63.759 64.990 66.244 67.523 68.826 70.154 71.508 72.888 74.295 75.729

    20 Bojonegara 42.354 43.074 43.806 44.551 45.308 46.079 46.862 47.659 48.469 49.293 50.131 50.983 51.850 52.731 53.628 54.539 55.466 56.409 57.368 58.343

    21 Pulo Ampel 34.723 35.293 35.872 36.460 37.058 37.666 38.283 38.911 39.549 40.198 40.857 41.527 42.208 42.900 43.604 44.319 45.046 45.785 46.536 47.299

    22 Kramatwatu 88.092 88.885 89.685 90.492 91.306 92.128 92.957 93.794 94.638 95.490 96.349 97.216 98.091 98.974 99.865 100.763 101.670 102.585 103.509 104.440

    23 Ciruas 81.418 83.405 85.440 87.525 89.660 91.848 94.089 96.385 98.737 101.146 103.614 106.142 108.732 111.385 114.103 116.887 119.739 122.660 125.653 128.719

    24 Pontang 48.630 48.625 48.620 48.616 48.611 48.606 48.601 48.596 48.591 48.586 48.582 48.577 48.572 48.567 48.562 48.557 48.552 48.548 48.543 48.538

    25 Carenang 41.628 42.057 42.490 42.928 43.370 43.817 44.268 44.724 45.185 45.650 46.120 46.595 47.075 47.560 48.050 48.545 49.045 49.550 50.061 50.576

    26 Binuang 27.753 28.178 28.609 29.047 29.491 29.942 30.400 30.866 31.338 31.817 32.304 32.798 33.300 33.810 34.327 34.852 35.385 35.927 36.476 37.035

    27 Tirtayasa 37.888 37.945 38.001 38.058 38.116 38.173 38.230 38.287 38.345 38.402 38.460 38.518 38.575 38.633 38.691 38.749 38.807 38.866 38.924 38.982

    28 Tanara 37.282 37.681 38.084 38.491 38.903 39.319 39.740 40.165 40.595 41.029 41.468 41.912 42.361 42.814 43.272 43.735 44.203 44.676 45.154 45.637

    Kab. Serang 1.423.887 1.444.916 1.466.323 1.488.115 1.510.300 1.532.885 1.555.880 1.579.291 1.603.128 1.627.398 1.652.112 1.677.277 1.702.903 1.728.999 1.755.575 1.782.641 1.810.207 1.838.282 1.866.877 1.896.004 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010

  • I - 36

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    1.7.3. Potensi Bencana Alam

    Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

    peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain adalah gempa bumi, tsunami, gunung

    meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sedangkan kawasan yang rawan

    bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah dikategorikan

    mempunyai potensi terjadinya bencana. Beberapa potensi bencana yang ada di wilayah

    Kabupaten Serang antara lain adalah :

    Banjir

    Kawasan rawan banjir umumnya adalah daerah di sepanjang tepi Sungai Ciujung bagian

    hulu bahkan hingga bagian hilir di daerah muara Sungai Ciujung dengan anak-anak

    sungainya. Dalam setiap tahunnya Sungai Ciujung ini menyebabkan banjir di daerah

    muara sungai di Kecamatan Tirtayasa dan kecamatan Pontang, bahkan di beberapa

    kecamatan yang masih termasuk dalam DAS Ciujung. Beberapa kecamatan tersebut

    adalah Kecamatan Cikande, Kecamatan Carenang, Kecamatan Kragilan, Kecamatan

    Petir, dan Kecamatan Padarincang. Penyebab banjir lainnya adalah terjadinya

    sedimentasi/pendangkalan pada sungai-sungai tersebut, sehingga menyebabkan

    sumbatan. Hal ini lebih terlihat di wilayah sekitar muara Sungai Ciujung.

    Gempa Bumi

    Potensi bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Serang secara umum dapat

    diakibatkan karena adanya aktivitas vulkanik (Gn. Anak Krakatau) maupun pergerakan

    lempeng tektonik. Seluruh wilayah Kabupaten Serang merupakan daerah yang potensial

    terkena dampak gempa bumi, terutama adalah wilayah pesisir Barat Kabupaten Serang

    (Kawasan pesisir Selat Sunda).

    Tanah Longsor

    Kondisi topografi dan morfologi Kabupaten Serang yang sangat bervariarif dari wilayah

    pesisir sampai dengan wilayah perbukitan memiliki potensi adanya bencana tanah

    longsor. Wilayah yang rawan terkena bencana tanah longsor ini biasanya dikawasan

    perbukitan atau lereng perbukitan. Beberapa kawasan yang rawan terkena bencana

    tanah longsor antara lain adalah di bagian selatan Kabupaten Serang yang berada di

    kawasan G. Karang yang meliputi Kecamatan Padarincang, Ciomas, Pabuaran, Gunung

    Sari dan Baros. Selain itu juga dibeberapa kawasan lainnya yaitu di Kecamatan Waringin

    Kurung, Bojonegara dan Pulo Ampel.

  • I - 37

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang Tahun 2011-2031

    Pendahuluan

    Gunung Api

    Potensi bencana gunung meletus yang ada di wilayah Kabupaten Serang berasal dari

    Gunung Anak Krakatau yang berada di Kawasan Selat Sunda. Wilayah yang potensial

    terkena dampak letusan gunung ini berada diwilayah pesisir barat Kabupaten Serang

    yaitu kawasan Anyar dan Cinangka. Selain itu terdapat pula kawasan rawan bencana

    disekitar Gunung Karang di wilayah Serang bagian Selatan. Walaupun pada dasarnya

    Gunung Karang sudah tidak aktif namun kawasan disekitar lereng gunung tersebut tetap

    merupakan kawasan yang rawan bencana.

    Tsunami

    Kawasan yang berpotensi terkena dampak bencana Tsunami adalah dikawasan Pesisir

    Kabupaten Serang yang terletak di Kawasan Pantai Barat yaitu sepanjang Pesisir Pantai

    Anyar sampai Cinangka, kedua daerah ini merupakan daerah dengan potensi terkena

    tsunami tertinggi karena terletak pada Kawasan Selat Sunda yang merupakan daerah

    patahan serta Gunung Anak Krakatau.

    Wilayah pesisir lain yang rawan terkena bencana tsunami adalah kawasan pesisir Utara

    yang berada di Laut Jawa atau Teluk Banten, walaupun tingkat kerawanannya tidak

    sebesar wilayah pesisir Barat. Wilayah ini meliputi kawasan Pulo Ampel, Bojonegara,

    Pontang, Tirtayasa dan Tanara.