01.bab i pendahuluan fix

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya air, siklus kehidupan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan air untuk berbagai macam keperluan seperti memasak, mandi, minum, mencuci dan sebagainya. Karena fungsi air yang sedemikian penting, maka ketiadaan air sama artinya menghantarkan manusia kepada persoalan yang sulit. Sebagai salah satu sumber daya alam, air perlu dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan pemanfaatan dan penggunaannya. Tahapan yang diperlukan untuk itu adalah pembuatan rancangan pemanfaatan air yang disesuaikan dengan kondisi daerah. Air yang dimanfaatkan dapat berasal dari beberapa sumber, yakni air permukaan dan air bawah permukaan. Namun kebanyakan air yang digunakan adalah air yang berasal dari sungai, danau, dan laut. Berdasarkan undang-undang Sumber Daya Air nomor 7 tahun 2004 air harus dikelola dengan baik dalam beberapa hal, yaitu konservasi, pendayagunaan air dan pengendalian daya rusak air. Air dikendalikan dan diatur guna memenuhi berbagai tujuan yang luas (Linsley, 1985). Upaya konservasi air dilakukan dengan kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air. Sedangkan penyediaan air baku, irigasi, pengembangan hydropower merupakan bentuk dari pendayagunaan air. Pada aspek pengendalian daya rusak air dapat berupa pengendalian banjir, dan pengaturan air limbah. Namun pada kenyataannya tiga aspek tersebut belum terlaksana dengan baik, terutama pada aspek pengendalian daya rusak. Pada saat musim penghujan, sungai yang berfungsi sebagai penampung air seringkali meluap. Volume air yang lebih besar dibanding daya tampung sungai menjadi faktor utama. Dibandingkan kasus lain, banjir menempati urutan pertama bencana yang paling sering menimpa kawasan Indonesia. Selama tahun 2012, ada 4291 kasus banjir yang merugikan 186.125 warga (http://news.detik.com/read/ 2012/12/26/143205- bencana-banjir-di-indonesia-selama-tahun-2012). Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Selanjutnya banjir dapat merusak sarana-prasarana, lingkungan hidup serta merusak tata kehidupan masyarakat. 1

Upload: yanuar

Post on 14-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

draft tesis

TRANSCRIPT

Chapter 1

5

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangAir merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya air, siklus kehidupan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan air untuk berbagai macam keperluan seperti memasak, mandi, minum, mencuci dan sebagainya. Karena fungsi air yang sedemikian penting, maka ketiadaan air sama artinya menghantarkan manusia kepada persoalan yang sulit.Sebagai salah satu sumber daya alam, air perlu dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan pemanfaatan dan penggunaannya. Tahapan yang diperlukan untuk itu adalah pembuatan rancangan pemanfaatan air yang disesuaikan dengan kondisi daerah. Air yang dimanfaatkan dapat berasal dari beberapa sumber, yakni air permukaan dan air bawah permukaan. Namun kebanyakan air yang digunakan adalah air yang berasal dari sungai, danau, dan laut.Berdasarkan undang-undang Sumber Daya Air nomor 7 tahun 2004 air harus dikelola dengan baik dalam beberapa hal, yaitu konservasi, pendayagunaan air dan pengendalian daya rusak air. Air dikendalikan dan diatur guna memenuhi berbagai tujuan yang luas (Linsley, 1985). Upaya konservasi air dilakukan dengan kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air. Sedangkan penyediaan air baku, irigasi, pengembangan hydropower merupakan bentuk dari pendayagunaan air. Pada aspek pengendalian daya rusak air dapat berupa pengendalian banjir, dan pengaturan air limbah.Namun pada kenyataannya tiga aspek tersebut belum terlaksana dengan baik, terutama pada aspek pengendalian daya rusak. Pada saat musim penghujan, sungai yang berfungsi sebagai penampung air seringkali meluap. Volume air yang lebih besar dibanding daya tampung sungai menjadi faktor utama. Dibandingkan kasus lain, banjir menempati urutan pertama bencana yang paling sering menimpa kawasan Indonesia. Selama tahun 2012, ada 4291 kasus banjir yang merugikan 186.125 warga (http://news.detik.com/read/ 2012/12/26/143205-bencana-banjir-di-indonesia-selama-tahun-2012). Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Selanjutnya banjir dapat merusak sarana-prasarana, lingkungan hidup serta merusak tata kehidupan masyarakat. Salah satu daerah di Indonesia yang mengalami permasalahan banjir adalah Sungai Remu Kota Sorong Propinsi Papua Barat. Sungai Remu mempunyai peran penting bagi kehidupan dan kegiatan perekonomian di Kota Sorong. Sungai Remu bukan saja berperan sebagai sumber air baku, namun juga kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Pada musim kemarau muka air sungai turun drastis, sementara pada musim basah sungai tidak lagi mampu menampung air hujan. Banjirpun kerap terjadi di beberapa tempat.Sungai Remu memiliki potensi banjir yang cukup besar. Oleh karena itu guna pengendalian daya rusak Sungai Remu perlu dilakukan studi agar didapat suatu alternatif penanggulangan banjir sehingga mampu menghindarkan terjadinya bencana.1.2 Identifikasi MasalahPermasalahan yang terjadi di Kota Sorong adalah banjir akibat luapan Sungai Remu. Pada Gambar 1.1. berikut ditampilkan gambaran umum Sungai Remu pada saat banjir.

Gambar 1. 1. Kondisi Kota Sorong Saat Kejadian BanjirBerdasarkan kondisi di atas dapat dilakukan identifikasi secara umum mengenai permasalahan yang dihadapi Sungai Remu antara lain:1. Tingginya curah hujan menjadi salah satu faktor terjadinya luapan Sungai Remu. Intensitas hujan tinggi selama berhari-hari akan menyebabkan volume air meningkat dan tidak tertampung oleh palung sungai. Berdasarkan data BMKG curah hujan tahunan di Kota Sorong mencapai 2500 mm/tahun sedangkan hujan maksimum harian dapat mencapai 100 mm.2. Berdasarkan Sorong dalam angka diketahui tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 5,5% per tahun. Pertumbuhan penduduk mendorong munculnya pemukiman-pemukiman baru sehinga terjadi perubahan tata guna lahan pada Kota Sorong yang menyebabkan meningkatnya koefisien limpasan.3. Banyaknya rumah di sempadan sungai yang tentunya melanggar PP 38 Tahun 2011 mengenai sungai. Hal tersebut otomatis mengurangi luas penampang sungai.4. Adanya kondisi pasang surut di bagian hilir yaitu Selat Dampir yang mempengaruhi aliran Sungai Remu. Pada saat kondisi pasang akan terjadi back water yang menyebabkan banjir. Selat Dampir termasuk daerah pasang harian ganda dengan dua pasang dan dua surut.Banjir pada Sungai Remu harus segera diatasi karena memiliki efek negatif yang cukup besar pada daerah di sekitarnya. Akibat yang ditimbulkan karena adanya permasalahan banjir pada Sungai Remu antara lain:1. Terhambatnya berbagai kegiatan penduduk Kota Sorong seperti perdagangan, pendidikan, dan lain sebagainya.2. Lumpuhnya beberapa jalur transportasi akibat genangan air. Terutama pada jalan-jalan utama di Kota Sorong.3. Munculnya kerugian material akibat rusaknya bangunan dan barang.4. Munculnya penyakit akibat genangan yang terjadi pada pemukiman warga. 1.3 Batasan MasalahMengingat permasalahan yang terjadi sangat komplek, maka kajian ini perlu dibatasi untuk memfokuskan kajian pada pengendalian banjir. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka atasan masalah pada studi ini adalah:1. Analisa profil aliran menggunakan bantuan paket program Hec-Ras 4.1.2. Alternatif kegiatan pengendalian banjir yang diusulkan adalah perencanaan yang bersifat teknis.3. Tidak membahas masalah sedimentasi.4. Tidak membahas amdal.

1.4 Rumusan MasalahDalam studi ini permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut :1. Berapakah debit banjir dengan berbagai kala ulang pada Sungai Remu?2. Bagaimanakah alternatif penanggulangan banjir yang mungkin dilakukan pada Sungai Remu?3. Bagaimanakah analisa skala prioritas dari alternatif penanggulangan banjir Sungai Remu?1.5 Maksud dan TujuanMaksud dari studi ini adalah untuk mencari alternatif penanganan banjir yang tepat melalui pendekatan parameter hidrologi dan hidrolika, dalam rangka menanggulangi dan mengurangi kerugian secara ekonomi yang ditimbulkan banjir Sungai Remu.Tujuan yang diharapkan dari studi ini adalah:1. Mengetahui debit banjir rancangan pada Sungai Remu.2. Melakukan perencanaan bangunan pengendali banjir yang dapat dilakukan pada Sungai Remu.3. Mendapatkan prioritas bangunan pengendali banjir pada Sungai Remu.

ContentsBAB I1PENDAHULUAN11.1Latar belakang11.2Identifikasi Masalah21.3Batasan Masalah31.4Rumusan Masalah41.5Maksud dan Tujuan4

Gambar 1. 1. Kondisi Kota Sorong Saat Kejadian Banjir2

1