0#&%10,.(20&., !#$%&'()*'...
TRANSCRIPT
Toolkits PerencanaanMultiguna HutanMultiple UseForest Planning Toolkits
BUKU E:PARTISIPASI PUBLIK
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTANBADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN INOVASIKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
BUKU E :
PARTISIPASI PUBLIK
Toolkits
Perencanaan Multiguna Hutan
Multiple Use Forest Planning
Toolkits
PENGARAH: Agus Justianto Kirsfianti L. Ginoga DISUSUN OLEH: Agustinus Tampubolon Rinaldi Imanuddin Miranti Triana Zulkifli Bontor L. Tobing Adi Suprihadhi Rahayu Wulandini Adhi Nurul Hadi Akub Indrajaya Ramdhani
Midian S. Manurung Didid Sulastiyo Nassat Idris Nurka Cahyaningsih Eko Budi Wiyono Ade Wahyu Deden Nurochman Harityas Wiyoga Ristianto Pribadi
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Bekerjasama dengan:
BUKU E: PARTISIPASI PUBLIK Toolkits Perencanaan Multiguna Hutan Multiple Use Forest Planning Toolkits Pengarah: Agus Justianto Kirsfianti L. Ginoga Disusun oleh: Agustinus Tampubolon Rinaldi Imanuddin Miranti Triana Zulkifli Bontor L. Tobing Adi Suprihadhi Rahayu Wulandini Adhi Nurul Hadi Akub Indrajaya Ramdhani
Midian S. Manurung Didid Sulastiyo Nassat Idris Nurka Cahyaningsih Eko Budi Wiyono Ade Wahyu Deden Nurochman Harityas Wiyoga Ristianto Pribadi
Desain sampul dan tata letak: Harityas Wiyoga
ISBN 978-602-1681-46-6 Penerbit: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jl. Raya Gunung Batu No.5, Kotak Pos 165, Bogor 16610 Telepon: (0251) 8633234 Fax: (0251) 8638111 Bekerjasama dengan United States Agency for International Development dan United States Forest Service, International Programs
Cetakan ke-1, Januari 2018
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
1
DaftarIsiDaftarIsi 1E:PartisipasiPublik 3
E1–Prinsip-PrinsipPartisipasiPublik 3
E1.1-PrinsipPartisipasiPublik 4
E2-StrategiPartisipasiPublik 5
E2.1-ElemenyangDibutuhkandariStrategiPartisipasiPublik 7
E2.11-PartisipasiPublikSelamaPenilaian 8
E2.12-PartisipasiPublikSelamaPenyusunandanRevisidariKomponenPerencanaan 8
E2.14-PartisipasiPublikDalamPemantauan 10
E2.14a-PartisipasiPublikSelamaPengembanganKegiatanpemantauan 10
E2.14b-PartisipasiPublikDalamStrategiPemantauanUntukSkalaYangLebihLuas 10
E2.14c-PartisipasiPublikDalamEvaluasiPemantauan 11
E2.2-PemberitahuanKepadaPublik 11
E3-PertimbanganTambahanuntukPartisipasiPublik 13
E3.1-PanduanKolaborasi 13
E3.3-PelibatanBerbagaiLapisanMasyarakat 13
E4-PartisipasidanKoordinasidenganMasyarakat,LembagaSwadayaMasyarakat,InstansiPemerintah,danPemerintahDaerah 15
E4.1-InteraksidenganEntitasPemerintahLainnya 15
E4.2-KonsultasidanKesempatanMasyarakatAdatuntukBerpartisipasidalamProsesPerencanaan 16
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
2
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
3
E:PartisipasiPublik
Buku ini memberikan arahan tentang partisipasi publik selama proses perencanaanpengelolaan hutan. Partisipasi publik yang efektif akan menghasilkan berbagaikeuntungandan sangat pentinguntukpengembanganperencanaanprogramkegiatan.Dengandemikian,perencanaanprogramkegiatanyangdihasilkandapatmencerminkankebutuhan para pihak yang beragam serta mampu berkontribusi pada kelestariansumberdayahutan.Partisipasipublikdimaksudkanuntukmenjadisebuahprosesyangdinamis, sehingga KPH bisa memberikan informasi kepada publik dan menerimamasukanmelaluiberbagaipendekatanselamadilaksanakannyaprosesperencanaan.
SecaraumumtugasKepalaKPHuntukmelaksanakanprosedursebagaimanadijelaskanpadabukuiniadalahsebagaiberikut:
1. Menentukanruanglingkupdanskalapartisipasipublik2. Memastikanprosespartisipasipublikyangmampumenarikparapihak3. Menyediakankesempatanbagipublikuntukberpartisipasi
E1–Prinsip-PrinsipPartisipasiPublik
Secaragarisbesar,PartisipasiPublikbertujuanuntuk:
1. Membangun dan mempertahankan hubungan kerja, kepercayaan, kapasitas, dankomitmenpublikdalamprosesperencanaan.
2. MendukungpembelajarandanpemahamanbersamaantaraKPHdanpublik.3. Meningkatkanpemahamanumummengenai fakta dan isu yangperlu diakomodir
dalamprosesperencanaan.4. Membantu agar publik selalu mengetahui proses perencanaan yang panjang dan
kompleks.5. Membangun elemen yang menentukan proses perencanaan yang inklusif dan
transparandalamrangkamemperkuatperencanaandanmemperjelasrasionalisasidalamprosespembuatankeputusan.
6. Membantu mengidentifikasi atau mengklarifikasi masalah, konflik, kendala, nilai-nilai,keyakinan,atauharapandaripublik.
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
4
Kotak01
TingkatanPartisipasidanPelibatanPublik
Tingkatan Penjelasan
Kolaborasi/Collaborate
Melibatkanpubliksecaralangsunguntuksalingbertukarinformasisatusamalaindanbekerjasamapadasatuataulebihmasalahselamaprosesperencanaan.Mengidentifikasidimanaadakesepakatandanketidaksepakatan.Contoh:prosesmediasipublik
Keterlibatan/Involve Bekerjaeratdenganparapihakyangtertarikuntukmengklarifikasipermasalahandanmencarimasukanmengenaibagaimanacarauntukmenghadapitantanganyangtertuangdalamperencanaan.Contoh:lokakarya,kemitraan,dandiskusipublik.
Konsultasi/Consult Memberikaninformasikepadapublikdanmencarisaransertamasukantentangpotensiisu–isudanpermasalahan.Contoh:openhouse,pertemuanpublik,pemberitahuandankomentar,berita,danwebsite.
Menginformasikan/Inform
Memberikaninformasiobyektifyangmemadaikepadapublikuntukmenyampaikanpemahamantentangtindakan,proses,danisu-isuawalyangdimaksudkan.Contoh:factsheet,suratkabar,surat,berita,danwebsite.
E1.1-PrinsipPartisipasiPublik
Prinsip-prinsip berikut memberi arahan tentang bagaimana KPH memberikan ruangkepadapublikuntukberpartisipasidalamperencanaanpengelolaanhutan:
1. Transparansi. Pada saat memberikan kesempatan bagi publik untukberpartisipasi,makaKepalaKPHharusmampumengkomunikasikandengan jelasmengenai bentuk dan tata waktu partisipasi, mekanisme partisipasi publik, danbagaimana tanggapan dan komentar dari publik yang akan digunakan selamaprosesperencanaan.Sebagai catatan,hasil, atau informasi lainyang tersediadaripertemuan-pertemuanbersamaparapihak,harusdapatdiaksesolehpublik.
2. Konsistensi. Kesempatan partisipasi publik harus dimulai sejak awal dan selamaprosesperencanaan.
3. Efektivitas. Peluang untuk partisipasi akan bervariasi berdasarkan unitadministrasi, jenis keputusan, kondisi perencanaan, dan kondisi setempat. Agarmenjadibermakna,makaprosespartisipasipublikharusdirancangsesuaidengankebutuhanpublik.
4. Aksesibilitas.Menyediakan berbagai pilihan cara untuk partisipasi publik adalahcara terbaik untuk memastikan akses publik yang luas terhadap prosesperencanaan.Website,e-mail,dankonferensivideomungkinidealuntukbeberapa
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
5
kelompok sementara layanan surat konvensional (pos) atau pertemuan publikmungkin menjadi pilihan yang lebih baik bagi kelompok lainnya. Kemungkinanpembatasanpartisipasiharusdipertimbangkan,dankesempatanharusdirancangagar dapat melibatkan orang atau pihak yang memiliki kemampuan danpengetahuanyangberagam.
5. Berorientasi pada solusi. Apabila sesuai, kesempatan partisipasi publik harusdirancang untuk membantu Kepala KPH memfasilitasi pemecahan masalah danmengidentifikasi alternatif solusi kreatif melalui kegiatan dialog, diskusi ataumusyawarahsecarakonstruktif.
6. Efisiensi danKapasitas. Pelibatan publik dapatmemakanwaktu dan biaya bagisemua pihak. Dengan demikian, di dalamperancangannya harus dibuat seefisiendansepraktismungkin,terutamabagistafKPHyangmenanganiperencanaandanjuga bagi publik. Pertimbangan kapasitas dalam kerangka keterlibatan dankontribusi publik untuk perencanaan harus diperhatikan dan jugamempertimbangkan kemampuan anggaranKPH.Misalnya, kelompokmasyarakatpetani memiliki jadwal tertentu, dan orang-orang yang memiliki tanggungankeluarga atau lansia mungkin memiliki kesempatan yang terbatas untukmenghadiripertemuansecaralangsung.Tingkatpartisipasipublikmenjadisangatbervariasi, tergantungpadakondisi karakteristik lokal dimasing-masingwilayahKPH.
7. Harapan yang Jelas. Berbagai kesempatan pelibatan publik dilaksanakan padasebagian besar proses perencanaan pengelolaan hutan, dan publik harusdiinformasikan bagaimana masukan mereka akan digunakan oleh Kepala KPHdalam proses pengambilan kebijakan pengelolaan hutan. Pastikan pertimbanganmasukan yang seimbang dari publik terlepas dari apapun bentuk kegiatanketerlibatanpublik.
8. Partisipasi yang Luas dan Berkelanjutan. Kesempatan partisipasi publik harusdirancang untuk memungkinkan masukan dari berbagai pihak secara luas,khususnya bagi mereka yang tertarik dan merasa berkepentingan dalamperencanaan pengelolaan hutan di wilayah kerja KPH, baik dari tingkat sekitarkawasanhutan, kabupaten, provinsimaupunnasional. Kemampuanpublik untukterus berpartisipasi dalamproses yang panjang juga harus dipertimbangkandanteknikperencanaanyangtepat,termasukaksesinformasipublik.Halinisebaiknyadiintegrasikankedalamrancanganstrategipartisipasipublik.
E2-StrategiPartisipasiPublik
KepalaKPHharusmemastikanbahwaTimMultidisiplinmerancangstrategipartisipasipublik sebelum memulai proses penilaian (assessment). Strategi partisipasi publikadalah dokumen dasar untukmelibatkan publik selama proses perencanaan. Strategipartisipasi publik berfungsi sebagai gambaran tentang bagaimana Tim Multidisiplinakanmenginformasikandanmelibatkanpublikpadasetiaptahappenyusunanrencanaataurevisirencana.
Pada saat merancang kesempatan bagi partisipasi publik, seorang Kepala KPHdiharapkan mampu memperhitungkan nilai strategis dan berbagai peran, yurisdiksi,tanggung jawab, dan keterampilan dari para pihak pihak yang berkepentingan danterkena dampak, selain itu aksesibilitas proses, kesempatan, ketersediaan anggaran,
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
6
waktu, dan sumberdaya manusia yang tersedia pun harus turut dipertimbangkan.Berikut adalah beberapa peran Kepala KPH di dalam proses pengembangan strategipartisipasipublik:
1. KepalaKPHharusmenentukanruanglingkupdanskalakesempatanataupeluangbagipartisipasipublik,menyeimbangkansumberdayayangtersediadankendalatatawaktupadasaatprosespelibatanpublik.Tidakadaformatbakuuntukstrategipartisipasi publik. Strategi tersebut dapat dan cenderung akan berubah untukmengakomodasi situasi yang berkembang. Inti dari strategi partisipasi publikterdiridari:a. Kesempatanuntukberpartisipasi yangakandiberikanpada setiapkondisi -
penilaian,perencanaan,danpemantauan(lihatE2.1padaToolkitsini),danb. Penjelasan tentangkapandanbagaimanapemberitahuanresmikesempatan
bagi publik untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan akan diberikan(lihatE2.2padaToolkitsini).
2. Kepala KPH harus memastikan bahwa strategi partisipasi publik akanmemasukkan teknikdanpendekatanyangmampumenarikkhalayakataupublikyangberagamtermasukgenerasimuda,masyarakatyangberpenghasilanrendah,masyarakat lokal di sekitar kawasan hutan, yangmencerminkan prinsip-prinsipsebagaimana disebutkan dalam E1.1. Faktor-faktor berikut penting untukdipertimbangkanketikamerancangstrategipartisipasipublik:a. Ruang lingkup strategi partisipasi publik harus sepadan dengan ruang
lingkup perencanaan, tingkatan kepentingan dan kemungkinan terjadinyakontroversi.Informasidanmasukanbarudaripublikdapatmenjaminprosespenyesuaianstrategisaatprosesperencanaandiutarakan.
b. Jangkawaktu yangdiinginkanuntukmenyelesaikan rencana tersebut. Padaprosespelibatanpublikyangkuatdanmendalam,ketegangandiantaraparapihak sangat dimungkinkan terjadi, dan hal tersebut dapat menyebabkantuntutanwaktuberprosesyanglebihbanyak,bagiKPHmaupunpublik.
c. Sumberdaya yang dibutuhkan oleh Kepala KPH untuk mendukungkesempatan partisipasi publik. Mengidentifikasi kesenjangan sumberdayaatau sumberdaya khusus yang dapat digunakan, termasuk sumberdayaeksternal. Pertimbangkan strategi yangpaling efisienuntukdigunakanKPHdan sumberdaya eksternal. Misalnya, mungkin paling efisien untukmenawarkankesempatanyanglebihintensif(sepertiserangkaianpertemuanuntuk membahas isu spesifik) pada beberapa butir penting yang akandiakomodirdalamdokumenperencanaanpengelolaanhutan, atau terhadapisu–isu yang mungkin sensitif atau kontroversial. Kemungkinan lain, padabutir isu yang tidak terlalu penting, maka pelibatan publik dapat cukupdilakukanmelaluipengumumandiwebsite,emailataupapanpengumuman,yang intinya bertujuan agar publik dapat mengetahui perkembangan yangterkini.
d. Kepala KPH harus berhati-hati dalam menilai dan memanfaatkan sumberdaya danmedia komunikasi yang tersedia, hal tersebut juga termasuk bagiKepala Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) dan staf mereka sertaunit kerja yang menangani hubungan masyarakat (humas). Selanjutnyaadalahmempertimbangkan individu dan publik yangmungkin terpengaruh
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
7
atautertarikdenganprosesperencanaan.Padaintinya,pemanfaatansumberdayadanmediakomunikasiyang tersediaadalahuntukmemastikanprosesperencanaan dilaksanakan secara inklusif. Selanjutnya, pertimbangkan jugakehadiran danperan yang tepat untuk kelompok kolaborasi yang telah adasebelumnya.
e. Isu-isuyangmungkinkontroversialmemerlukanpertimbangankhususataumenghasilkanmasukanyangrelatifintensifdaripublik.Mengidentifikasiisu-isu, poin dalam proses, atau aspek-aspek dari proses perencanaan dimanaTim Multidisiplin menginginkan informasi khusus atau kepentingan atauentitaseksternalyang inginmenawarkankeahliannya,sumberdayakhusus,atauinformasiyangrelevan.
f. Kemampuan publik untuk berpartisipasi. Mempertimbangkan kapasitas,keahlian, dan aksesibilitas publik. Di daerah terpencil, masyarakat harusmenempuh perjalanan selama berjam–jam untuk berpartisipasi dalamsebuahpertemuan.Pada saat yang sama, keterbatasanakses internetdapatmenghambat partisipasi melalui media elektronik, sehingga mungkin perluditambahdengandistribusihardcopy/cetakan.
Masukan dari publik dalamperancangan strategi parstisipasi publik dapatmembantuTimMultidisiplin dalammenentukan target sumberdaya yang terbatas secara efektif.Masukan dari publik tentang kepentingan, tujuan, prinsip, harapan, dan kapasitassehubungandenganpartisipasimerekadalamprosesperencanaanbisamembantuTimMultidisiplinmembuatstrategiyangaplikatif.
E2.1-ElemenyangDibutuhkandariStrategiPartisipasiPublik
Kepala KPH harus menyediakan kesempatan bagi publik untuk berpartisipasi dalamproses penilaian dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, termasuk kegiatanpemantauan,yangbertujuanuntukmemberimasukandalamdokumenrencana.Strategipartisipasi publik mengidentifikasi peluang tersebut dan membantu publik serta stafKPHmemahamibagaimanaprosesperencanaanakandibuat.
Kepala KPH harus mengikutsertakan seluruh pihak, termasuk masyarakat adat danorganisasi lokal lainnya, pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota,individu, dan organisasi publik dan swasta atau entitas lainnya, sejak awal dansepanjang proses perencanaan seperti yang dibutuhkan dalam bagian ini, sertamenggunakanproseskolaboratif yangmungkindikerjakandandianggap layak.Dalammenyediakan kesempatan untuk keikutsertaan berpartisipasi, Kepala KPH harusmeyakinkankeikutsertaantersebutdengan:
1. Menarik individu dan entitas, termasuk mereka yang tertarik di tingkat lokal,regional,dannasional.
2. Generasimuda,pendudukdenganpendapatanrendah,danminoritas.3. Pemilik lahan yang lahannya berada di dalam wilayah, berbatasan, atau tidak
dipengaruhi, atau yang kegiatannya memiliki dampak, terhadap kegiatanpengelolaanmasadepandalamwilayahrencana.
4. Kepala KPH harus meyakinkan provinsi dan kabupaten/kota untuk menjalinkerjasamadalamprosespenyusunanataurevisirencana.
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
8
5. Menarik atau merangkul komunitas lokal. Apabila sesuai, kepala KPH harusmendorong Masyarakat Adat (yang diakui) untuk bekerjasama dalam prosespenyusunan,amandemenataurevisirencana.
E2.11-PartisipasiPublikSelamaPenilaian
Maksud dari partisipasi publik dalam tahap penilaian ini adalah untuk memberikankesempatan kepada publik untuk berbagi pengetahuannya atas kondisi hutan saat inikepadaTimMultidisiplin. Selanjutnyabertujuanuntukmengidentifikasi fokus tentangkecenderungandanpersepsidari resiko terhadapsistemsosial, ekonomi,danekologi.Penilaianharusmenyediakankesempatanuntukpublikdanentitaspemerintahanuntukberpartisipasisepadandenganbidang/ketertarikanmereka(BukuB,bagianB1).
BukuB, “Penilaian,”menyediakanpanduanpadasubstansipenilaian.Petunjukberikutberlakusaatpenilaiantelahdilakukanuntuksebuahperencanaan:
1. Tim Multidisiplin harus menyediakan beberapa kesempatan berikut untukpartisipasipublikdalamprosespenilaian:a. Saat proses penilaian dimulai, menginformasikan kepada publik tentang
lingkup dan skala dari penilaian serta meyakinkan publik untuk berbagipengetahuanmerekatentangkondisihutansaatini.
b. Selama penyusunan penilaian, menerima masukan dari publik terhadapelemenspesifikdaripenilaian.
c. Membuat konsep dari laporan penilaian yang tersedia untuk ditinjau olehpublikdandiberikanmasukanselamaperiodewaktutertentu.Pemberitahuanbahwa konsep laporan penilaian tersedia untuk ditinjau oleh publik selamaproses perencanaan. Disamping itu, berita tersebut harus mengatur bahwapublikakanmemilikikesempatanlebih lanjutsepanjangpenyusunanrencanaatau tahap supervisi untuk menyediakan tanggapan atas informasi dalampenilaian ataumenyediakan informasi baru yang berkaitan dengan tindakanyangdiajukandanataualternatiflainnya(lihatbag.E2.2).
2. Dalam hal memberikan kesempatan untuk partisipasi publik pada tahapanpenilaian,strategipartisipasipublikharusdapatmengidentifikasibeberapaelemenspesifikyangdibutuhkandalamkesempatanpartisipasipublik,termasuk:a. Daftar dari spesies potensial yang menjadi fokus konservasi (Buku B. bag.
B2.52a)b. Pengaruh luaswilayah geografi terhadap kontribusi sosial dan ekonomi dari
wilayahrencanabagimasyarakatsekitardanlansekapyanglebihluas(Buku.B.Bag.B3.21)
E2.12 - Partisipasi Publik Selama Penyusunan dan Revisi dari KomponenPerencanaan
Selama proses penyusunan dan revisi rencana, partisipasi publik memberikankesempatanuntukmengidentifikasikeinginandanfokusutamadaripubliksehubungandenganwilayahrencanasertazonapengembangan,termasukkesempatanpublikuntukmendesainkomponenperencanaanyangefektif.
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
9
1. Selama proses penyusunan rencana di masing-masing unit pengelolaan hutan,terdapat beberapa langkah penting dan mendasar untuk pelaksanaan prosespenyusunanberbasispartisipasipublikseperti:a. Mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan. Identifikasi dari kebutuhan
akanperubahan(BukuC,bag.C1.21)dimaksudkanagarprosesperencanaan
dapat lebih fokus. Kepala KPH perlu mengidentifikasi sebuah “persiapan”kebutuhanmengubahrencanauntukmenginformasikanpengembangandari
komponen rencana dan konten rencana lainnya dari permulaan tahap
perencanaan. Partisipasi publik dalam awal tahap perencanaan ini
(khususnya, masukan dari publik atau komentar terhadap persiapan
kebutuhanuntukperubahan)akanmembantumeyakinkanbahwafokusdari
usaha perencanaan mencerminkan perhatian publik dan kebutuhan
kelompok masyarakat. Sebuah cara yang efektif untuk melibatkan publik
adalah dengan memasukan persiapan awal untuk perubahan kedalam
pemberitahuankepadapublikmelaluiinisiasiprosesperencanaan(lihatbag.
E2.2) dan menerima komentar, baik secara tertulis ataupun selama
pertemuanbersamaparapihak.TimMultidisiplinharusmendokumentasikan
keterlibatanpublik terkaitdengankebutuhanakanperubahan(BukuC,bag.
C1.43).
b. Merancangkomponenrencanayangpotensialdansubstansirencanalainnya(Buku C, bag. C2). Pendekatanmelalui partisipasi publik dalammerancang
komponen rencana harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas
publik, mempertimbangkan kompleksitas perencanaan yang dapat
diantisipasimelaluikegiatanpelatihanperencanaan(simulasiperencanaan).
Berdasarkan pelatihan atau simulasi tersebut, diharapkan perbedaan-
perbedaan pandangan dapat diantisipasi lebih awal, sehingga waktu yang
dihabiskan untuk proses partisipasi publik dapat digunakan secara lebih
efektif dan pada akhirnya susunan komponen rencana akan memperoleh
dukungandaripublik.
c. Memastikan penggunaan hasil kajian ilmiah terbaik yang tersedia dalam
proses penyusunan rencana. Kepala KPH perlu mendokumentasikan
seberapa baik informasi ilmiah yang tersedia dan telah digunakan untuk
digunakandalampengambilankebijakanperencanaan.Masukanpublikyang
terkaitdenganakurasi, reliabilitas,danrelevansidari informasi ilmiahakan
sangatmembantudalamprosesperencanaan.
d. Menyediakankesempatankepadapublikuntukmengomentarirencanayangdiusulkan. Pemberitahuan kepada publik dan prosedur penyampaian
komentarataupendapatakandibutuhkandalamprosesini.
e. Kepala KPH harus memastikan kecukupan waktu bagi publik untuk
memberikan masukan dan komentar. Sebagai contoh, dalam hal menerima
danmeresponkomentar tertulisuntuksebuahrencanayangdiusulkan,Tim
Multidisiplin harus mengadakan pertemuan publik (diskusi) untuk
berinteraksisecaralangsungdenganpublik.
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
10
2. Dalam hal menyediakan kesempatan untuk proses partisipasi publik dalamtahapan perencanaan, maka strategi partisipasi publik harus mengidentifikasielemenspesifikyangdibutuhkan,termasuk:a. Spesiesyangmenjadifokuskonservasi(BukuC,bag.C1.22danC3.13c).b. Kesesuaianlahan(BukuC,bag.C2.15).
E2.14-PartisipasiPublikDalamPemantauan
Kepala KPH harus memastikan bahwa strategi partisipasi publik menyediakankesempatanketerlibatanuntukpublikselamaprosespenyusunankegiatanpemantauandanselamaevaluasidarihasilpemantauan.LihatBukuDuntukinformasilebihtentangpemantauan.
E2.14a-PartisipasiPublikSelamaPengembanganKegiatanpemantauan
Kesempatanbagipublikuntukberpartisipasiselamapenyusunankegiatanpemantauandibutuhkan sebagai bagian dari pengembangan atau revisi rencana. Tujuan daripenyediaan kesempatan untuk partisipasi publik terkait dengan pemantauan adalahsebagaiberikut:
1. Mendapatkanmasukanpublikmengenaipertanyaandan indikatorpotensial yangakanmencakupkegiatanpemantauan,
2. Membangun rasa kepemilikan dan dukungan publik terhadap kegiatanpemantauan,
3. Menyediakan kesempatan untuk mendesain dan melakukan pemantauan multikelompok,
4. Mempelajariinformasipemantauanyangtersedialainnya,dan5. Mengembangkanprogramrencanapemantauan.
KepalaKPHharusmempertimbangkanketerlibatandaristaffKPH, lembagapenelitian,danunit kerja lainnya yangberdekatandalamprosespartisipasi publikdalam rangkapengembangan strategi, pertanyaan, indikatorunit danpemantauandalam skala yanglebih luas. Kualitas data objektif, informasi ilmiah yang tersedia, dan aturan yangkonsisten sertametode harus bisa terlepas dari siapa yang akanmengumpulkan ataumenilaidatatersebut.
Untukprosesperubahankegiatanpemantauandapatdibuatsecaraadministratif,diluardari proses revisi rencana, maka Kepala KPH harus melaksanakan pemberitahuankepada publik atas substansi perubahan program rencana pemantauan danmenyediakankesempatankepadapublikuntukmemberikankomentar.Pemberitahuantersebut dapat dibuat melalui beberapamekanisme yang dianggap tepat oleh KepalaKPHberdasarkankondisilokalsetempat(bag.E2.2).
E2.14b - Partisipasi PublikDalam Strategi PemantauanUntuk Skala Yang LebihLuas
Padasaatmengembangkansebuahstrategikedalamskalayanglebihluas,makaDinasKehutanandiharapkandapatbekerjasamadenganKPHterkait,instansitingkatprovinsilainnya dan swasta, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, mitra dalam kegiatanpemantauan,danmasyarakat.Koordinasidapatdiselesaikandalambeberapacarayang
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
11
mendukungpengembangandaristrategiuntukkebutuhanpemantauanyangpalingbaikditujukan dalam skala geografis yang lebih besar dari area perencanaan tunggal.Koordinasi dan partisipasi publik dalam revisi rencana dapat berguna dalam strategirencanapemantauandenganskalayanglebihluas.
Dokumen hasil dari strategi pemantauan dalam skala yang lebih luas harus dibuatsecaratersediadipubliksetidaknyapadasiklus5tahunandandapatdidokumentasikandalamsebuahvarianbentuk,termasukdata,ringkasan,laporandanmakalah.
E2.14c-PartisipasiPublikDalamEvaluasiPemantauan
Kepala KPH harus memberitahukan publik mengenai laporan pemantauan danmemberikankesempatankepadapublikuntukmemberikanmasukanterhadapberbagaiinformasiyangtersediadalamlaporanpemantauantersebut.Maksudpartisipasipublikdalam proses evaluasi pemantauan adalah untuk memberikan akses atas seluruhinformasikegiatan-kegiatanyangtelahdilaksanakan,danberisikanmasukandaripubliktentangkeefektifandariimplementasirencanapengelolaanwilayah.
Tidakadametodebakuuntukmenyajikanhasil evaluasipemantauan. Sebagai contoh,Tim Multidisiplin dapat memberikan ringkasan dari evaluasi pemantauan sebelummenyusun laporan evaluasi hasil pemantauan, menyediakan sebuah susunan laporanuntuk memperoleh masukan dari publik, atau membuat laporan evaluasi hasilpemantauanuntukpublik.Caramenjangkauyangtepatantaralaindapatmelaluidiskusiatau pertemuan, website, atau mekanisme lainnya yang dipandang efektif oleh TimMultidisiplin.Terlepasdaribagaimanainformasidaripemantauanditampilkankepadapublik, Kepala KPH harusmemastikan bahwa informasi yang disajikan tersebut jelasdanmudahdiakses.
E2.2-PemberitahuanKepadaPublik
Kepala KPH harus memiliki fleksibilitas untuk merencanakan pemberitahuan kepadapublik sesuai dengan etika dan peraturan yang berlaku. Tujuan dari pemberitahuankepadapublikiniadalahuntukmemberikaninformasiterkiniyangbergunabagipublik.Pemberitahuanharusditulisdalambahasayangumumdandalambahasayangmudahdipahamiolehpublik,sertauntukmenginformasikanmengenaikesempatanbagipublikuntuk berpartisipasi dalamproses perencanaan ataumenyediakan akses atas laporanpelaksanaankegiatanpengelolaanhutan.
Persyaratan minimum pemberitahuan kepada publik untuk setiap fase dari prosesperencanaanyaitudisajikanpadaKotak02.Sebagaicatatanbahwasemuapersyaratanpemberitahuan publik, seperti pemberitahuan tambahan disediakan dalam strategipartisipasipublik, sebaiknyadiumukanonlineataudalamsuratkabar terlebihdahulu.Kepala KPH dapat memperpanjang periode waktu ini jika dibutuhkan, contohnyaapabila dalam sebuah kegiatan KPH terdapat hal-hal yang bersifat darurat sehinggaperludilakukanpembenahanterlebihdahulu.
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
12
Kotak02PersyaratanMinimalPemberitahuanPublik
Semuapemberitahuanpubliksetidaknyadiumumkanonlineataumelaluimediapublikasi/komunikasiyangtersediadanpalingmemungkinkanuntukdigunakan
Mekanismetambahanuntukpemberitahuan
Persyaratanskalanasional
Persyaratanpublikasipadamediapublikasilokal
Penilaian Inisiasidarifasepenilaian.Mendeskripsikankesempatanuntukberpartisipasidalamprosespenilaian
Ya Ya
Ketersediaandarilaporanakhirpenilaian
Tidak Tidak
Penyusunan
Rencana
Inisiasiusulanpenyusunanataurevisirencana
Ya Ya
Inisiasidarirencanaamandemenatasdokumenrencana
Tidak Ya
Menginformasikankepadapublikhasildaripelingkupanuntukmemulaiperiodeperencanaanyangbaru
Tidak Tidak
FinalisasiRencana
Untukmemulaiperiodeuntukmemperolehmasukandariparapihak Ya Ya
Pemberitahuanatassemuasemuamasukanyangtelahdisampaikan Tidak Ya
Untukmenyetujuirencanafinalataumenyetujuirevisirencana Ya Ya
Pemantauan Ketersediaandarilaporanevaluasipemantauan Tidak Tidak
Perubahantujuanuntukkegiatanpemantauan Tidak Tidak
Pemberitahuantentangketersediaandarihasilpemantauanskalayanglebihluas
Tidak Tidak
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
13
E3-PertimbanganTambahanuntukPartisipasiPublik
E3.1-PanduanKolaborasi
Dalamsebuahproseskolaboratif (lihatKotak01), publikbekerjabersamaKPHuntukmencari solusiuntuksatuatau lebihpersoalan.Prosespartisipasipublikyang intensifdiharapkandapatmendukungbeberapahalsebagaiberikut:
1. Mengembangkananalisisdanidentifikasidarisolusiyangpotensialmenjadikonflikpenggunayangkompleks,ancamanekosistem,atautantangansosialekonomi;
2. Efisiensiselamasemuatahapdaripengembanganrencanaataufaseperencanaan;3. Mengembangkan kapasitas dari Tim Multidisiplin dan publik untuk mengurangi
ketidakpastiandenganberkumpul,memverifikasi,danmengintegrasikaninformasidaribeberapasumber;
4. Mengurangi biaya pemantauan atau efisiensi yang lebih tinggi sebagai hasilkolaborasiataupemantauanmultisektor;
5. Persepsipositifpublikdarirencamadanprosesperencanaan;dan6. Meningkatkan kepercayaan dan komitmen kepada rencana final, dengan
mengurangipotensiterhadaplitigasi.
MetodekolaborasiharusdisesuaikandengankapasitasdankemampuananggaranKPH.SelamaKepalaKPHdapatmenginisiasiproseskolaboratif tersebut,makaakanbanyakproseskolaboratifyangsukses,yangdikoordinasikanbersamadenganmitraKPH.
Ketika melibatkan publik melalui proses kolaborasi, Kepala KPH harus mengenalikarakteristik mitranya. Beberapa mitra mungkin lebih nyaman dengan berpartisipasidalam cara dan metode lain untuk berpartisipasi. Pemilihan proses kolaborasisebaiknya mempertimbangkan dari berbagai aspek, terutama aspek pembiayaan danaspekcapaianyangakandiperoleh.Dengandemikian,pengembangansebuahkerangkakerja yang sistematis akan membantu upaya kolaboratif yang berkelanjutan, yangmemberikan keadilan bagi para pihak untuk dapat berkontribusi dalam membuatekspektasiatautargetyangrealistis.
E3.3-PelibatanBerbagaiLapisanMasyarakat
Strategi partisipasi publik harusmenyediakan kesempatan juga untuk generasimudadan berbagai lapisan masyarakat lainnya, termasuk juga bagi masyarakat yang tidaksecara langsung terlibatdalampengelolaanhutan,misalnyapetanidi sekitarkawasanhutan.
Penggunaan Toolkits selama proses partisipasi harus disesuaikan dengan targetmasyarakat yang dituju. Kepala KPH diharapkan mampu menggunakan berbagaiperangkat/media pendukung, seperti internet, untuk mendorong terwujudnyapartisipasipublik.KepalaKPHdiharapkanmerangkulgenerasimuda,kaumminoritas,danpopulasiberpendapatanrendahuntukmemberiidetentangbagaimanacaraterbaikuntuk melibatkan mereka dalam proses perencanaan. Pertimbangan juga harusdiberikan untuk dapat bermitra dengan sekolah, lembaga pemerintah maupunorganisasi non pemerintah pada satu atau lebih dari tingkat atau pilihan metodepartisipasi. Pengumuman melalui Radio, TV (yang menggunakan bahasa lokal),kehadiran pada berbagai pertemuan di masyarakat, serta penggunaan internet dan
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
14
media online yang ada adalah beberapa contoh bagaimana menjangkau partisipasiberbagailapisanmasyarakat.
Pertimbangandalammemilih juru bicara yang tepat (fasilitator) punmenjadi pentingketika KPH ingin melibatkan peserta dari berbagai kalangan masyarakat sepertigenerasimuda,masyarakat yang berpendapatan rendah, atauminoritas. Hal tersebutdiperlukan misalnya untuk menemukan jawaban dari pertanyaan kunci tentang,“Mengapa saya harus peduli tentang perencanaan hutan?” dengan menghubungkanKesatuanPengelolaanHutankepadakebutuhanhidupmendasar,seperti:
1. Airminumbersihdanudarasegar,2. Makanankayanutrisi(darihasilberburu,mengumpulkan,danmerumput),3. Kesempatan pekerjaan dan karir (contohnya dalam hutan dan restorasi sungai,
pemadamkebakaran,kepemimpinanKPH,pengelolaanwisata,pemanenankayu,atauarealainnya),
4. Produksikayu,5. Praktikbudayadanagama,dan6. Gayahidupsehat,rekreasiluarruangan,danolahraga.
Selanjutnya seorangKepala KPH juga diharapkan dapatmemperhatikan beberapa halsebagaiberikut:
• Memastikan partisipasi publik merupakan proses yang inklusif dalampelaksanaanprosesperencanaanpengelolaanhutan.
• Mencari kesempatan bekerjasama dengan berbagai Lembaga SwadayaMasyarakat yang ada, seperti kelompok petani, organisasi kepemudaan,organisasisiswasekolahhinggakelompokpengajian.
• Membangun koneksi antara masyarakat dengan hutan melalui mekanismepartisipasi publik yang dapat diakses (accessable) dan dengan biaya yangterjangkau,sepertimengaturkegiatankelompokmasyarakatuntukmengunjungihutan.
• Menjalankan proses partisipasi publik menjadi sebuah kegiatan yang mudah,menyenangkan, dan bermanfaat, yang bertujuan untukmembangun hutan yanglestaribagigenerasipenerus.
• Melibatkanpesertayang lebihmudadalamprosesperencanaandan seterusnya,denganmenarikrasaingintahumerekatantangalammelaluipengalamanvisualdankontakfisikdengandunialuardanekosistemhutan.
• Bekerjasama dengan para guru, orang tua, dan pengembang kurikulum untukmengedukasi pemuda tentang hutan dan ekologi satwa liar dan hubungannyadengan kehidupan mereka (contohnya, madu dari lebah, air dari hutan dangunung,kesempatankarir).
• Mendesain aktivitas yang menyenangkan dengan harapan akan terus teringattentangapayangmerekatelahpelajari.
• Melibatkanremajadanorangdewasadalammengelola,memonitor,danmemilikitanggungjawabmorilataspengelolaanhutan.
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
15
E4 - Partisipasi dan Koordinasi dengan Masyarakat, LembagaSwadaya Masyarakat, Instansi Pemerintah, dan PemerintahDaerah
Untukpenyusunanrencanaatau revisi rencana,KepalaKPHatasarahanKepalaDinasKehutanan Provinsi sebaiknya meninjau kembali kebijakan perencanaan danpenggunaan lahan denganmemperolehmasukan dari masyarakat, Lembaga SwadayaMasyarakat, instansi pemerintah, serta pemerintah provinsi dan kabupaten, yangberkaitan dengan wilayah perencanaan hutan. Peninjauan sebaiknya mencakupbeberapapertimbangansebagaiberikut:
1. Tujuan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, lembaga pemerintah,pemerintahprovinsidankabupaten/kotasebagaimanatertuangdalamrencanadankebijakanpadamasing-masingpihak;
2. Kompatibilitasdampakyangsalingterkaitdarirencanadankebijakanini;3. Peluang untukmerencanakan dalam rangkamengatasi dampak yang sebelumnya
telahdiidentifikasiatauberkontribusipadatujuanbersama;dan4. Peluanguntukmenyelesaikanataumengurangikonflik,dalamkontekspencapaian
kondisiatautujuanKPHyangdiinginkan.
Kesempatanuntukketerlibatanparapihakselamaprosesperencanaansangatpentingbagi keberhasilan pengembangan dan implementasi perencanaan pengelolaan KPH.Partisipasi para pihak harus diperhatikan secara aktif sepanjang proses perencanaanyangkemudiandilanjutkanmelaluiprosespemantauandanpengelolaanadaptifsesuaiperencanaan. Kepala KPH harus memastikan bahwa strategi partisipasi masyarakatmencakup deskripsi atau penjelasan bagaimana Tim Multidisiplin akan berinteraksidenganinstansipemerintahlainnya.
KPHakanberadapadaposisiyanglebihbaikuntukmencapaikeberhasilanpengelolaanhutan jikakomunikasiberjalanefektifdenganparapihakyangmerupakanbagiandariproses perencanaan. Kepala KPH diharapkan dapat mengkoordinasikan beberapa halsebagaiberikut:
E4.1-InteraksidenganEntitasPemerintahLainnya
Menggambarkan partisipasi lembaga pemerintah lainnya dalam strategi partisipasipublik akan memberi kesempatan kepada Kepala KPH untuk mengklarifikasi masingmasing peran dan fungsi lembaga pemerintah yang terkait, serta memastikan jalurkomunikasi selama proses perencanaan. Strategi partisipasi publik juga harusmencerminkan bahwa ini adalah tujuan dari proses perencanaan untukmengenalkantujuan bersama pengelolaan hutan kepada para pihak serta menemukan berbagaipeluanguntukmenyelesaikanataumengurangikonflik sertamenanganidampakyangterkaitdenganpengelolaanKesaatuanPengelolaanHutan(KPH).
Sangat penting bahwa strategi partisipasi publik merupakan pendekatan yang akandigunakan untuk berinteraksi dengan entitas pemerintah lainnya untuk memberikanharapan yang jelas bagi semua pihak. Interaksi dengan entitas pemerintah lainnyaterjadidalambeberapacara,termasuksebagaiberikut:
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
16
1. Kolaborasi. Penekanan khusus harus diberikanuntukmendorongpartisipasi olehprovinsi, kabupaten/kota, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat adat,termasuk mengidentifikasi peluang untuk proses kolaborasi publik dankesempatanuntukberpartisipasidalamprosestersebut.
2. Kerjasama.Prosesperencanaanharusdibangunberdasarkanhubungankerjasamayangadadenganpemerintahprovinsi,kabupaten/kota,danmasyarakatadatsertalembaga pemerintah lainnya. Kepala KPH harus mempertimbangkan untukmenunjuk atau mengembangkan satu unit kerja untuk bekerjasama bersamalembagapemerintahlainnyaselamaprosesperencanaan.
3. Status Organisasi yang Bekerjasama. Kepala KPH harus bekerjasama denganberbagai lembaga yang keberadaannya diakui dan dilindungi oleh peraturan-perunadangan yang ada, hal ini untukmenghindari terjadinya hal-hal yang tidakdiinginkan.KemudianKPHdianjurkanuntukmengembangkannotakesepahamanyangmenguraikanperan,hakdankewajibanmasing-masingpihak.
4. KonsultasiMasyarakatAdat(lihatE4.2).
E4.2 - Konsultasi danKesempatanMasyarakat Adat untukBerpartisipasi dalamProsesPerencanaan
NotaKesepahamanatauPerjanjianmerupakanalatpentinguntukmengklarifikasiperandan tanggung jawabmasing-masing antara pemerintah, pemerintah daerah, KPH danmasyarakatadatyangdiharapkandapatdibangunsejakdiniuntukmemastikanbahwakonsultasiterjadisepanjangpengembanganperencanaan,pelaksanaan,danmanajemenadaptif.
Informasi tentang kearifan lokal, etika lahan, dan isu budaya harus dicari dandiidentifikasi selama tahap penilaian untuk kemudian dipertimbangkan pada prosesperencanaan. Kepala KPH juga harus mempertimbangkan peluang untuk merancangdan melaksanakan kegiatan pemantauan bersama dengan masyarakat adat atauLembaga Swadaya Masyarakat daerah lainnya sejauh memungkinkan dan sesuaikonteksnya.
Partisipasi masyarakat adat dan Lembaga SwadayaMasyarakat lainnya dalam proseskolaboratif bersifat sukarela dan tujuannya untuk memperkaya proses partisipasipublikdanbukanuntukmenggantikanproseskonsultasi.KepalaKPHharusmelindungikerahasiaaninformasiyangmerupakaninformasibudayayangbersifatsensitifkepadakelompokmasyarakatataumasyarakatadatlainnya.
B U K U E : P A R T I S I P A S I P U B L I K
17
CATATAN:
T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N
18
CATATAN:
ISBN 978-602-1681-46-6
9 7 8 6 0 2 1 6 8 1 4 6 6