01. pendahuluan mie ok

Upload: m-anwar-solichin

Post on 06-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Metode penelitian

TRANSCRIPT

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

PENDAHULUAN A Latar Belakang

Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika pendapatan perkapita menunjukkan kecenderungan jangka panjang yang menaik. Namun demikian, tidaklah berarti pendapatan perkapita akan mengalami kenaikan terus-menerus. Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor dapat mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka masyarakat dapat dikatakan mengalami pembangunan ekonomi ( Arsyad,1999:25)

Pembangunan ekonomi tidaklah sama pada suatu wilayah, beberapa daerah dapat mencapai pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah-daerah tersebut tidak mengalami kemajuan yang sama disebabkan oleh kurangnya sumber-sumber alam yang dimiliki. Kecenderungan pemodal (investor) memilih daerah perkotaan atau daerah yang telah memiliki fasilitas seperti prasarana perhubungan ,jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, perbankan, asuransi dan tenaga kerja yang trampil (Kuncoro dkk. 2004:97).Menurut hipotesis U-terbalik yang dikemukakan oleh Kuznet, tahap awal pembangunan akan ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan disertai tingkat ketimpangan yang tinggi pula. Dalam hal ini kebijakan yang memaksimalkan pertumbuhan dapat berakibat buruk bagi pemerataan. Keadaan yang demikian disebut sebagai trade off antara pertumbuhan dan pemerataan (Suparmoko, 1990:223). Apabila suatu negara menghendaki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka seringkali pemerataan diabaikan karena pemerintah cenderung berkonsentrasi pada peningkatan pertumbuhan sehingga terjadilah ketimpangan antar daerah. Tetapi dalam jangka panjang, pada saat kondisi ekonomi menuju kedewasaan dan dengan asumsi mekanisme pasar bebas dan mobilitas semua faktor-faktor produksi antar daerah tanpa sedikitpun rintangan atau distorsi, maka perbedaan dalam laju pertumbuhan output antar daerah cenderung mengecil bersamaan dengan tingkat pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi disetiap daerah yang akhirnya mengurangi kesenjangan ekonomi regional (pemerataan). Proses inilah yang disebut dengan konvergensi (Tambunan,2001:271).

Berikut adalah data PDRB dan pertumbuhan ekonomi kabupaten se eks Karesidenan Banyumas :Tabel 1. PDRB dan Pertubuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 2000

Eks Karesidenan Banyumas (Jutaan rupiah)NoKabupatenTahun

20062007200820092010

1.Cilacap

Pertumbuhan

Rata-rata Pertumbuhan10.623.929,25

4,7211.140.846,35

4,6711.689.092,90

4,9212.303.308,34

5,2512.998.128,80

5,65

5,04

2.Banyumas

Pertumbuhan

Rata-rata Pertumbuhan3.759.547,61

4,483.958.645,05

5,304.172.781,99

5,414.400.542,23

5,464.654.634,02

5,77

5,28

3.Purbalingga

Pertumbuhan

Rata-rata Pertumbuhan2.018.808,10

5,062.143.746,23

6,192.257.392,77

5,302.384.014,04

5,612.525.872,73

5,95

5,62

4.Banjarnegara

Pertumbuhan

Rata-rata Pertumbuhan2.376.694,59

4,352.495.785,82

5,012.619.989,61

4,982.753.935,73

5,112.888.524,12

4,89

4,87

Sumber: BPS, PDRB Provinsi Jateng

Secara umum kondisi perekonomian di eks Karesidenan Banyumas sejak tahun 2006 menunjukan adanya perkembangan yang baik. Perkembangan perekonomian yang meningkat dari tahun ke tahun . Hal ini juga terjadi pada Kabupaten Banjarnegara, namun demikian sejalan dengan diterapkannya Otonomi Daerah sejak tahun 2000 kesenjangan antar daerah justru semakin meningkat. Pada Tabel 1 menunjukan bahwa Kabupaten Banjarnegara memiliki pertumbuhan positif, tetapi rata-rata pertumbuhan ekonominya terendah, yaitu 4,87 persen. Perbedaan pertumbuhan dikarenakan adanya perbedaan potensi sumber daya yang dimiliki dan faktor-faktor produksi dimasing-masing wilayah/kabupaten. Perbedaan tingkat pertumbuhan akan mendorong pelaksanaan pembangunan yang berbeda dari masing-masing daerah yang akhirnya berdampak pada perbedaan tingkat kesejahteraan.

Secara administratif wilayah Kabupaten Banjarnegara terbagi menjadi 20 kecamatan, berikut data PDRB tiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara.Tabel 2 PDRB Kecamatan Se Kabupaten Banjarnegara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 2010 (Jutaan Rupiah) NoKecamatanTAHUN

20062007200820092010

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20Susukan

Purworejo Klampok

Mandiraja

Purwonegoro

Bawang

Banjarnegara

Pagedongan

Sigaluh

Madukara

Banjarmangu

Wanadadi

Rakit

Punggelan

Karangkobar

Pagentan

Pejawaran

Batur

Wanayasa

Kalibening

Pandanarum96.940,49

268.508,52

133.381,24

170.702,22

98.635.04

294.820,75

36.493,87

83.038,14

112.585,98

65.916,20

74.094,94

85.920,25

69.039,49

78.022,37

60.071,61

170.138,25

259.219,79

109.817,70

92.213,79

17.133,94100.486,01

286.394,73

142.653,75

149.174,76

105.717,61

307.583,30

34.529,07

98.069,43

157.239,91

104.058,09

74.373,38

87.255,56

110.543,14

67.801,87

53.713,31

208.885,11

186.746,66

114.944,12

77.783,11

27.832,89102.588,52

301.084,48

147.784,96

163.866,81

109.364,57

337.922,22

35.605,21

102.036,76

161.246,43

108.360,18

76.941,54

90.205,07

115.011,22

72.739,65

55.638,78

211.849,76

200.209,27

116.824,79

82.512,02

28.197,37104.456,98

308.343,19

169.361,78

164.912,07

115.700,34

371.950,64

36.853,46

105.884,15

166.511,22

113.204,41

81.392,25

92.530,83

119.924,50

78.883,88

58.079,03

215.134,01

215.049,20

119.595,76

87.503,51

28.664,53110.140,06

318.977,49

179.446,81

168.352,39

123.567,00

396.919,23

38.734,07

110.843,42

175.162,48

117.822,28

84.559,56

98.558,33

126.252,12

81.826,40

59.818,72

226.111,79

226.806,02

125.131,25

90.426,45

29.068,25

Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat daerah yang memiliki PDRB sangat tinggi pada tahun 2010 yaitu Kecamatan Banjarnegara sebesar 396.919,23 dan Kecamatan Purworejo Klampok sebesar 318.977,49. Sedang kecamatan yang memiliki PDRB terendah adalah Kecamatan Pandanarum sebesar 29.068,25 dan Kecamatan Pagedongan sebesar 38.734,04. Hal ini membuktikan telah terjadi ketimpangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara bila dilihat dari nilai PDRB . Penulis ingin mengetahui apakah terjadi peningkatan /penurunan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan ditiap tahunnya: seberapa besar tingkat ketimpangannya; apakah terjadi konvergensi; dan apakah terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan. Untuk mengetahui arah pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerah digunakan trend linier metode kuadrat terkecil (least square). Dari metode kuadrat terkecil tersebut dapat dilihat apakah suatu daerah mempunyai pertumbuhan dan ketimpangan yang meningkat atau menurun. Dengan menggunakan Indeks Williamson (Kuncoro,2004:133) dan Indeks Entropi Theil (Ying, 2000;60) dalam Kuncoro dkk(2003:100) dapat dianalisis tingkat ketimpangan antar daerah. Dengan menggunakan regresi konvergensi absolut (absolute convergence) maka dapat dianalisis proses konvergensi. Sedangkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pertumbuhan dan ketimpangan digunakan alat analisis Korelasi Perason ( Algifari, 2000:40).

Adanya kesenjangan PDRB per kapita antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara merupakan tantangan bagi pemerintah Daerah dalam memeratakan pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :

Ketimpangan PDRB per kapita Antar Kecamatan dan Konvergensi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 2010.B. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana arah pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006 2010?

2. Bagaimana tingkat ketimpangan PDRB per kapita dan arah ketimpangan PDRB per kapita di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006 2010?

3. Bagaimanakah proses konvergensi di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006 2010?

4. Bagaimanakah hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan PDRB perkapita?

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada :

1. Pertumbuhan ekonomi, ketimpangan PDRB per kapita dan konvergensi di Kabupaten Banjarnegara.

2. Periode penelitian dari tahu 2006-2010.D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui arah pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006-2010.

2. Untuk mengetahui tingkat ketimpangan PDRB per kapita dan arah ketimpangan PDRB per kapita di Kabupaten Banjarnegara.

3. Untuk mengetahui proses konvergensi di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2006 2010.

4. Untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan PDRB per kapita di Kabupaten Banjarnegara.

E. Manfaat Penelitian1. Bagi pemerintah daerah diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam membuat arah kebijakan pembangunan.2. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi serta menambah pengetahuan1Ketimpangan PDRB per kapita Antar Kecamatan dan Konvergensi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 2010PAGE 5Ketimpangan PDRB per kapita Antar Kecamatan dan Konvergensi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 2010