00 lkm tw iii 2020 id

42

Upload: others

Post on 07-Jan-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 00 LKM Tw III 2020 id
Page 2: 00 LKM Tw III 2020 id
Page 3: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 i

Bank Indonesia mempunyai satu tujuantunggal, yaitu mencapai dan memeliharakestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiahini mengandung dua aspek, yaitu kestabilannilai mata uang terhadap barang dan jasayang terefleksi dalam inflasi yang stabil, sertakestabilan terhadap mata uang negara lain.Target inflasi tahun 2020 ditetapkan olehPemerintah yaitu sebesar 3,0±1%. Dalamrangka mencapai tujuan tersebut, BankIndonesia melaksanakan kebijakan monetersecara berkelanjutan, konsisten, transparan,dan harus mempertimbangkan kebijakanumum pemerintah di bidang perekonomian.Sesuai dengan bidang tugasnya, BankIndonesia menempuh bauran kebijakanmoneter, makroprudensial, serta sistempembayaran dan pengelolaan uang rupiah.

Prakata

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

DESTRY DAMAYANTIDeputi Gubernur Senior

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

DONI PRIMANTO JOEWONO Deputi Gubernur

Laporan Kebijakan Moneter (LKM)dipublikasikan secara triwulanan oleh BankIndonesia setelah Rapat Dewan Gubernur(RDG) pada bulan Februari, Mei, Agustus, danNovember. Laporan ini memiliki dua fungsiutama, yaitu: (i) menyediakan data, analisisdan proyeksi ekonomi untuk mendukungpembentukan ekspektasi, yang merupakanbagian dari kerangka kerja antisipatif dalamperumusan kebijakan moneter; dan (ii)sebagai media bagi Dewan Gubernur untukmemberikan penjelasan kepada masyarakatluas mengenai berbagai pertimbangan yangmelandasi keputusan kebijakan moneter yangditempuh Bank Indonesia.

Page 4: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020ii

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif

Prakata

Dewan Gubernur

Daftar Isi

1. Perekonomian Global

3. Respons Kebijakan Bank Indonesia

2. Perekonomian Domestik

Perbaikan Perekonomian Global Berlanjut

Volume Perdagangan Dunia dan Harga Komoditas Global Meningkat

Aliran Modal ke Negara Berkembang Membaik

Pertumbuhan Ekonomi IndonesiaTriwulan III 2020 Membaik

Perbaikan Pertumbuhan Ekonomi Domestik Diprakirakan Berlanjut Pada 2021

Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Baik

Rupiah Menguat Didukung Langkah-Langkah Stabilisasi Bank Indonesia

Inflasi Tetap Rendah dan Mendukung Stabilitas Perekonomian

Kondisi Likuiditas Tetap Longgar,Suku Bunga Terus Menurun

BOKS: Pandemi Covid-19 Memengaruhi Kondisi Ketenagakerjaan

04

07

08

10

13

19

21

23

25

28

01

i

i

ii

03

29

09

Page 5: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 1

RingkasanEksekutifPerbaikan perekonomian global berlanjut setelah pada triwulan III 2020 tumbuh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi dunia pada triwulan III 2020 di banyak negara mulai membaik didorong oleh stimulus kebijakan dan peningkatan mobilitas. Ekonomi Tiongkok tumbuh positif, sedangkan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS), kawasan Eropa, dan Jepang lebih tinggi dari prakiraan awal. Sejumlah indikator dini pada Oktober 2020 mengindikasikan perbaikan ekonomi global yang berlanjut. Hal ini tercermin dari mobilitas masyarakat yang meningkat, ekspansi PMI manufaktur dan jasa yang berlanjut di AS dan Tiongkok, serta keyakinan konsumen dan bisnis yang membaik di AS dan kawasan Eropa. Ke depan, perbaikan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut didukung oleh peningkatan mobilitas dan stimulus kebijakan. Perbaikan ekonomi global ini mendorong kenaikan volume perdagangan dunia dan harga komoditas yang lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global menurun didorong oleh ekspektasi

positif terhadap prospek perekonomian global dan ketidakpastian pemilu AS yang mereda. Perkembangan ini kembali meningkatkan aliran modal ke negara berkembang dan mendorong penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi domestik juga membaik sejalan peningkatan realisasi stimulus fiskal dan mobilitas masyarakat, serta permintaan global. Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 membaik yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 5,05% (qtq) dari kontraksi 4,19% (qtq), atau penurunan kontraksi pertumbuhan menjadi 3,49% (yoy) dari 5,32% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan realisasi stimulus dan mobilitas menopang perbaikan permintaan domestik. Perbaikan kinerja ekspor didorong permintaan global terutama dari AS dan Tiongkok. NPI tetap baik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Nilai tukar Rupiah menguat didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan aliran

Page 6: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 20202

masuk modal asing yang berlanjut. Inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Kondisi likuiditas tetap longgar sejalan dengan kebijakan akomodatif yang ditempuh Bank Indonesia, sehingga mendorong suku bunga terus menurun dan mendukung pembiayaan perekonomian. Transaksi Sistem Pembayaran baik tunai maupun nontunai meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi, disertai dengan percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan. Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan membaik didorong oleh perekonomian global yang membaik serta akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta stimulus moneter dan makroprudensial Bank Indonesia yang berlanjut.

Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional terus diperkuat. Bank Indonesia melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam rangka pelaksanaan UU No.2 Tahun 2020, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung, sebagai bagian upaya mendukung percepatan implementasi program PEN, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Sampai dengan 17 November 2020, pembelian SBN di pasar Perdana oleh Bank Indonesia melalui mekanisme pasar sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, mencapai Rp72,49 triliun, termasuk dengan skema lelang utama, Greenshoe Option (GSO) dan Private Placement.

Sementara itu, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan Public Goods dalam APBN Tahun 2020 oleh Bank Indonesia melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020, berjumlah Rp270,03 triliun. Bank Indonesia juga telah merealisasikan pembagian beban dengan Pemerintah untuk pendanaan Non Public Goods-UMKM sebesar Rp114,81 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020. Dengan sinergi ini, Pemerintah dapat lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN Tahun 2020 untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional.

Atas pertimbangan berbagai asesmen tersebut, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%. Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan Bank Indonesia kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN Tahun 2020.

Page 7: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 3

PerekonomianGlobal

B A B I

Perbaikan perekonomian global berlanjut setelah pada triwulan III 2020 tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dunia pada triwulan III 2020 di banyak negara mulai membaik didorong oleh stimulus kebijakan dan peningkatan mobilitas. Ekonomi Tiongkok tumbuh positif, sedangkan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS), kawasan Eropa, dan Jepang lebih tinggi dari prakiraan awal. Sejumlah indikator dini pada Oktober 2020 mengindikasikan perbaikan ekonomi global yang berlanjut. Hal ini tercermin dari mobilitas masyarakat yang meningkat, ekspansi PMI manufaktur dan jasa yang berlanjut di AS dan Tiongkok, serta keyakinan konsumen dan bisnis

yang membaik di AS dan kawasan Eropa. Ke depan, perbaikan ekonomi global diprakirakan terus berlanjut didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dan berlanjutnya stimulus kebijakan. Perbaikan ekonomi global ini mendorong kenaikan volume perdagangan dunia dan harga komoditas yang lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global menurun didorong oleh ekspektasi positif terhadap prospek perekonomian global dan ketidakpastian pemilu AS yang mereda. Perkembangan ini kembali meningkatkan aliran modal ke negara berkembang dan mendorong penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.

Page 8: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 20204

Perbaikan Perekonomian Global Berlanjut

Perkembangan pandemi covid-19 global menunjukkan jumlah kasus meningkat walaupun tingkat fatalitas terkendali. Perkembangan terkini menunjukkan jumlah kasus covid-19 masih meningkat. Sampai dengan 16 November 2020, jumlah kasus covid-19 global telah mencapai lebih dari 55 juta jiwa dan tingkat kematian mencapai lebih dari 1,3 juta jiwa (Tabel 1.1). Perkembangan ini didorong oleh tambahan kasus harian global yang meningkat sejalan kasus gelombang kedua (second wave) yang terjadi di Eropa dan gelombang ketiga (third wave) di AS. Walaupun demikian, perkembangan tingkat kematian (fatality rate) di seluruh kawasan terkendali (Grafik 1.1).

Tingkat Fatalitas Covid-19 GlobalGrafi k 1.1

Confirmed Cases Covid-19Tabel 1.1

Sumber: WHO, diolah

%

012345678910

Global

Kawasan Amerika

Kawasan Asia

Kawasan Eropa

%

012345678910

3 4 5 6 7

2020

8 11109

2,932,43

2,261,57

No Negara TotalMeninggal

TingkatKematian (%)

TotalSembuh

KasusPositif

123456789

1021

Sumber: www.worldometers.info/coronavirus; per 16 Nov 2020. *Data Bloomberg

AS 11.538.280 252.652 2,19 7.019.364India 8.874.290 130.559 1,47 8.290.370Brasil 5.876.740 166.067 2,83 5.322.406Perancis 1.991.233 45.054 2,26 140.880Rusia 1.948.603 33.489 1,72 1.453.849Spanyol 1.521.899 41.253 2,71 150.376*UK 1.390.681 52.147 3,75 N/AArgentina 1.318.384 35.727 2,71 1.140.196Italia 1.205.881 45.733 3,79 442.364Kolombia 1.205.217 34.223 2,84 1.111.867Indonesia 470.648 15.296 3,25 395.443Negara LainnyaTotal

18.024.164 480.352 2,67 12.703.67855.366.020 1.332.552 2,41 38.020.417

Perbaikan perekonomian global ditopang oleh pelonggaran moneter di banyak negara. Stimulus moneter dilakukan oleh bank sentral di banyak negara dengan menjaga suku bunga kebijakan pada tingkat yang rendah dan menambah likuiditas. Penambahan likuiditas dilakukan melalui kebijakan Quantitative Easing (QE) dalam jumlah besar dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti pembelian obligasi Pemerintah, penurunan giro wajib minimum, dan Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). The Fed melanjutkan kebijakan ekstra akomodatif melalui tingkat suku bunga yang tetap rendah, penambahan treasury securities, dan agency mortgage backed securities. Berbagai kebijakan yang diambil the Fed tersebut mendorong perbaikan pasar keuangan. Hal tersebut tercermin pada kinerja pasar keuangan domestik AS yang telah kembali ke level sebelum covid-19, perbaikan obligasi korporasi, serta penyaluran kredit yang mulai berjalan. Sementara itu, European Central Bank (ECB)

Page 9: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 5

tetap menjaga target PEPP sebesar 1,35 triliun euro. Penambahan PEPP terindikasi akan dilakukan ECB selambat-lambatnya pada Juni 2021. Selain itu, ECB juga berkomitmen untuk terus melakukan asset purchases sebesar 120 milyar euro hingga akhir tahun 2020. Pada Oktober 2020, ECB meeting juga memberi sinyal akan adanya pelonggaran lanjutan pada akhir 2020 untuk mendukung pemulihan ekonomi. Bank of Japan (BoJ) juga melanjutkan program stimulus. Hal tersebut dilakukan dengan menyerap sebagian besar penerbitan Japanese Government Bond (JGB) secara konsisten, terutama untuk jangka waktu kurang dari 10 tahun. Selain itu, BOJ turut aktif melakukan pembelian aset untuk Exchange Traded Funds (ETFs) dan Japan Real Estate Investment Trusts (J-REITs) dengan batas masing-masing sebesar 12 triliun yen dan 180 milyar yen.

Di sisi kebijakan fiskal, berbagai negara juga terus melanjutkan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi. Stimulus fiskal disalurkan melalui peningkatan anggaran kesehatan, peningkatan dan perluasan jaring pengaman sosial. Selain itu, stimulus fiskal juga diarahkan untuk mendukung dunia usaha termasuk relaksasi perpajakan, dan penyiapan anggaran program pemulihan ekonomi. Di AS, stimulus fiskal dengan total mencapai 2,8 triliun dolar AS yang disalurkan melalui beberapa fase terindikasi menjadi faktor pendorong pemulihan ekonomi AS, terutama perbaikan konsumsi masyarakat. Pada 8 Agustus 2020, Executive Orders tengah dinegosiasikan Pemerintah AS untuk menjamin keberlanjutan stimulus asuransi pengangguran, penundaan sebagian pembayaran pajak, pencegahan penggusuran, dan keringanan pembayaran pinjaman untuk pelajar. Di kawasan Eropa, stimulus fiskal dan strategi pembiayaan diberikan dari dalam negeri dan juga dari European Union untuk mendukung pemulihan perekonomian negara-negara di Eropa. Di Jepang, stimulus fiskal ekstra akomodatif yang dilakukan dalam dua fase kebijakan dengan total nilai 234 triliun Yen atau 40% dari PDB juga terindikasi mampu memitigasi risiko covid-19. Saat ini Pemerintah Jepang sedang berupaya menyusun supplementary budget ketiga yang akan diajukan pada sidang parlemen pada awal 2021. Sementara itu, stimulus fiskal pada sisi penawaran yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok turut mendorong

pemulihan ekonomi yang terutama diarahkan untuk perbaikan investasi. Pemberian stimulus fiskal di Tiongkok yang terus berlanjut ditopang oleh penerimaan off-budget (extra budget revenue) yang meningkat dari penerbitan obligasi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Perekonomian global membaik pada triwulan III 2020 didorong stimulus ekonomi dan kenaikan mobilitas. Pertumbuhan ekonomi di banyak negara menunjukkan perbaikan pada triwulan III 2020. Perekonomian AS tercatat tumbuh -2,9% (yoy), lebih tinggi daripada prakiraan sebelumnya, didorong oleh perbaikan permintaan domestik, terutama konsumsi swasta akibat dorongan stimulus fiskal di tengah perbaikan secara perlahan pada kegiatan investasi swasta. Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa pada triwulan III 2020 tercatat sebesar -4,3% (yoy), lebih baik dari prakiraan. Perbaikan ini ditopang oleh stimulus fiskal yang mendorong konsumsi dan kenaikan net ekspor sejalan perbaikan permintaan dari AS dan Tiongkok. Ekonomi Tiongkok tumbuh tinggi sebesar 4,9% (yoy) pada triwulan III 2020 didorong konsumsi swasta dan net ekspor yang membaik di tengah investasi yang tertahan sejalan dengan dorongan dari pembiayaan pemerintah daerah yang menurun. Perbaikan konsumsi terutama pada kelompok jasa, sedangkan perbaikan net ekspor ditopang kenaikan permintaan barang-barang terkait dengan covid-19. Sementara itu, prospek perekonomian India diprakirakan lebih rendah didorong konsumsi dan investasi yang masih lemah. Penanganan covid-19 dan permasalahan sektor keuangan yang masih berlanjut berdampak pada keyakinan konsumen yang menurun sehingga menahan perbaikan konsumsi dan investasi lebih lanjut.

Ke depan, perbaikan ekonomi global diprakirakan terus berlanjut didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dan berlanjutnya stimulus ekonomi. Sejumlah indikator dini pada Oktober 2020 mengindikasikan perbaikan ekonomi global yang berlanjut, seperti peningkatan mobilitas masyarakat, ekspansi PMI

Page 10: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 20206

manufaktur dan jasa yang berlanjut di AS dan Tiongkok, serta keyakinan konsumen dan bisnis yang membaik di AS dan kawasan Eropa (Grafik 1.2 dan 1.3). Dengan perkembangan tersebut, perekonomian dunia pada tahun 2020 diprakirakan lebih baik dari prakiraan sebelumnya, dan melanjutkan perbaikan pada tahun 2021. Prakiraan ini sejalan dengan proyeksi lembaga

PMI Manufaktur ASGrafi k 1.2Indeks

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

IHS Markit Manufacturing

IHS Markit Services

IHS Markit Composite

Sumber: IHS Markit

1 3 5 79 11 9 11 1 3 11 1 3 56 8 10 7 9 10

202020192017 2018

Sumber: IMF, OECD, dan Consensus Forecast

2019 Apr 2020 Jun 2020 Jun 2020 Sept 2020 Sept 2020 Okt 2020(Interim)Okt 2020

Consensus Forecast (CF)WEO (IMF) OECD

Negara MajuAmerika SerikatKawasan EuroJepang

TiongkokIndiaASEAN-5Amerika LatinNegara Berkembang EropaTimur Tengah & Afrika Utara

Negara Berkembang

Dunia

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 20212020 2021

-3,02,8 5,8 -5,2 5,4 -4,4 5,2 -6,0 5,2 -4,5 5,0 -3,9 5,8 -3,9 5,61,6 -6,1 4,5 -8,1 4,8 -5,8 3,9 -5,6 4,3 -5,6 4,32,2 -5,9 4,7 -8,0 4,5 -4,3 3,1 -7,3 4,1 -3,8 4,0 -4,4 3,8 -4,0 3,71,3 -7,5 4,7 -10,2 6,0 -8,3 5,3 -9,1 6,5 -7,9 5,1 -7,7 5,5 -7,5 5,30,7 -5,2 3,0 -5,8 2,4 -5,3 2,3 -6,0 2,1 -5,8 1,5 -5,6 2,6 -5,7 2,53,7 -1,0 6,6 -3,1 5,8 -3,3 6,0 -2,5 6,9 -2,4 6,86,1 1,2 9,2 1,0 8,2 1,9 8,2 -2,6 6,8 1,8 8,0 2,2 7,9 2,3 7,94,2 1,5 7,2 -4,9 5,8 -10,7 8,6 -3,4 5,9 -10,2 10,7 -8,9 10,5 -9,7 10,94,9 -0,6 7,8 -2,0 6,2 -3,4 6,2 -3,8 5,7 -3,8 5,70,0 -5,2 3,4 -9,4 3,7 -8,1 3,6 -7,9 4,0 -7,8 4,02,1 -5,2 4,2 -5,8 4,3 -4,6 3,9 -4,9 4,3 -4,4 4,10,8 -3,3 4,2 -5,7 3,7 -5,0 3,2

Keyakinan Konsumen dan Industri EropaGrafi k 1.3Indeks

Sumber: Bloomberg

5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 95

202020192015 2016 2017 2018

-35-30-25-20-15-10-5051015

Consumer Con�dence

Industry Survey

internasional. IMF memprakirakan perekonomian global membaik pada paruh kedua 2020, sehingga secara keseluruhan 2020 tumbuh -4,4% (yoy), lebih baik dari prakiraan sebelumnya sebesar -5,2% (yoy) (Tabel 1.2). IMF memprakirakan perbaikan ekonomi global berlanjut pada tahun 2021, yakni tumbuh 5,2% (yoy).

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi GlobalTabel 1.2

Page 11: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 7

dan permasalahan tenaga kerja di Malaysia. Selain itu, permintaan komoditas logam tetap tinggi sejalan kenaikan permintaan untuk memenuhi kebutuhan investasi di Tiongkok. Sementara itu, harga minyak pada triwulan III 2020 juga meningkat sejalan pemulihan ekonomi global. Ke depan, kenaikan harga minyak diprakirakan tertahan sejalan dengan (i) peningkatan suplai minyak global didorong kenaikan produksi dari Libya dan AS, dan (ii) penurunan permintaan di pasar aset karena risk off pelaku pasar atas kekhawatiran permintaan yang semakin menurun sejalan implementasi kembali pembatasan mobilitas di kawasan Eropa.

Sumber: Bloomberg; *) IHKEI dan Minyak s.d. 16 November 2020;**) Dalam USD/barel; komoditas lain (%,yoy)

TembagaBatu BaraCPOKaretNikelTimahAluminiumKopiLainnya

Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

Minyak (Brent)**

Komoditas 2018 20192020

Q1 Q2 Q3 YTD*

6,7 -7,8 -7,8 -12,3 11,8 -0,22,5 -8,6 -8,0 -28,2 -27,9 -20,7

-19,2 -2,3 33,3 14,0 35,5 24,4-16,8 12,4 -18,6 -22,7 3,8 -5,427,8 7,0 3,8 0,0 -8,1 -3,10,5 -7,5 -17,2 -20,4 3,1 -8,27,4 -14,1 -5,8 -15,9 -2,6 -6,0

-15,4 -11,8 14,8 -2,8 2,9 4,51,2 -0,7 -2,1 -5,6 -4,9 -4,3

-2,8 -3,0 1,5 -10,4 -1,7 -3,2

71 64 51 31 43 41

Volume Perdagangan Dunia dan Harga Komoditas Global Meningkat

Volume perdagangan dunia meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian global. Peningkatan volume perdagangan dunia sejalan dengan perbaikan ekonomi negara maju yang berlanjut, yang selanjutnya meningkatkan kebutuhan impor (Grafik 1.4). Indikasi peningkatan volume perdagangan tercermin pada kenaikan indeks kontainer logistik global (Drewry World Container Index) hingga Oktober 2020 yang menunjukkan pemulihan kegiatan ekspor di berbagai negara (Grafik 1.5). Dengan perkembangan tersebut, kontraksi volume perdagangan dunia pada 2020 diprakirakan lebih baik dari prakiraan sebelumnya. Pertumbuhan volume perdagangan dunia diprakirakan kembali positif pada 2021 sejalan dengan pemulihan ekonomi global.

Perbaikan perekonomian global, termasuk perdagangan dunia, mendorong kenaikan berbagai harga komoditas. Harga komoditas ekspor utama Indonesia membaik pada triwulan III 2020, terutama didorong oleh peningkatan harga CPO dan komoditas logam, sejalan dengan kenaikan permintaan dari Tiongkok (Tabel 1.3). Prospek perbaikan harga komoditas berlanjut pada triwulan IV 2020, terutama didorong oleh kenaikan harga CPO akibat permintaan yang tetap kuat, terutama dari Tiongkok, di tengah produksi yang berpotensi tertahan akibat faktor musim

Volume Perdagangan DuniaGrafi k 1.4

Sumber: CPB, IMF, diolah

PDB Negara Berkembang

PDB Negara Maju

PDB Dunia (yoy) - skala kanan

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

F

%%

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Vol. Perdagangan Dunia - skala kanan

Drewry World Container IndexGrafi k 1.5

Sumber: Drewry World Container Index, Bloomberg; data s.d. 29 Oktober 2020

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Indeks Kontainer

Indeks

Rerata Bulanan

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Harga KomoditasTabel 1.3

Page 12: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 20208

Aliran Modal ke Negara Berkembang Membaik

Pada triwulan III 2020, ketidakpastian pasar keuangan global sempat meningkat akibat kekhawatiran terhadap prospek perekonomian global dan tensi geopolitik di berbagai kawasan. Adanya peningkatan kasus covid-19 gelombang kedua memicu kekhawatiran investor global atas prospek pemulihan ekonomi. Selain itu, ketidakpastian pemilu AS, perundingan Brexit yang berlarut-larut, serta ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang kembali meningkat turut menambah tensi geopolitik. Ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat tersebut tercermin pada perkembangan indeks EPU dan VIX yang berada pada level yang tinggi. Ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi tersebut mendorong peralihan aliran modal global kepada aset keuangan yang dianggap aman, seperti obligasi AS dan komoditas emas. Perkembangan ini berpengaruh terhadap aliran modal yang lebih banyak masuk ke negara maju dibandingkan negara berkembang. Hal ini kemudian berdampak pada berlanjutnya tekanan terhadap mata uang di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.

Memasuki triwulan IV 2020, ketidakpastian di pasar keuangan global menurun dan mendorong peningkatan aliran modal masuk ke negara berkembang. Penurunan ketidakpastian pasar keuangan global tercermin pada perkembangan indeks EPU dan VIX yang menurun. Prospek perekonomian dunia yang semakin membaik dan berada dalam lintasan pemulihan mendorong penurunan indikator risiko, termasuk di negara berkembang. Perkembangan positif ini terlihat dari penurunan indikator Emerging Markets Bond Index (EMBI) spread dan Credit Default Swap (CDS) pada banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Proses pemilihan Presiden di AS yang telah berakhir dan prospek vaksin covid-19 yang diprakirakan tersedia pada 2021 turut berkontribusi pada penurunan ketidakpastian. Penurunan ketidakpastian itu kemudian mendorong masuknya aliran modal pada negara berkembang. Aliran modal yang masuk tersebut didominasi oleh negara emerging Asia. Pada 2021, aliran modal masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia, diprakirakan akan semakin meningkat.

Page 13: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 9

PerekonomianDomestik

B A B I I

Pertumbuhan ekonomi domestik membaik sejalan peningkatan realisasi stimulus fiskal dan mobilitas masyarakat, serta permintaan global. Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 membaik yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 5,05% (qtq) dari kontraksi 4,19% (qtq), atau kontraksi pertumbuhan yang berkurang menjadi 3,49% (yoy) dari 5,32% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan realisasi stimulus dan mobilitas menopang perbaikan permintaan domestik secara bertahap, baik konsumsi maupun investasi. Sementara itu, kinerja ekspor juga membaik, didorong permintaan global terutama dari AS dan Tiongkok. Perbaikan ekonomi domestik yang terus berlanjut tercermin pada perkembangan positif sejumlah indikator pada Oktober 2020, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran nonmakanan dan online, PMI Manufaktur, serta pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat pada 2021 didorong oleh perekonomian global yang membaik serta akselerasi

realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta stimulus moneter dan makroprudensial Bank Indonesia yang berlanjut. Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.

Stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga. NPI tetap baik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Nilai tukar Rupiah menguat didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan aliran masuk modal asing yang berlanjut. Inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Sejalan dengan kebijakan akomodatif yang ditempuh Bank Indonesia, kondisi likuiditas tetap longgar sehingga mendorong suku bunga terus menurun dan mendukung pembiayaan perekonomian. Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal

Page 14: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202010

Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional terus diperkuat. Bank Indonesia melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam rangka pelaksanaan UU No.2 Tahun 2020, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung, sebagai bagian upaya mendukung percepatan implementasi program PEN, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang tetap tinggi dan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang tetap rendah. Transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan dengan perbaikan ekonomi, disertai dengan percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III 2020 Membaik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 membaik, sejalan peningkatan realisasi stimulus fiskal dan mobilitas masyarakat, serta permintaan global. Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 membaik yang tercermin pada pertumbuhan sebesar 5,05% (qtq) dari kontraksi 4,19% (qtq), atau kontraksi pertumbuhan yang berkurang menjadi 3,49% (yoy) dari 5,32% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perbaikan ekonomi domestik terjadi pada hampir semua komponen PDB sisi pengeluaran (Tabel 2.1). Peningkatan realisasi stimulus Pemerintah, terutama berupa bantuan sosial,

belanja barang dan jasa lainnya, serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) berpengaruh kuat pada konsumsi pemerintah yang pada triwulan III 2020 tumbuh tinggi sebesar 9,76% (yoy), setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 6,9% (yoy) pada triwulan II 2020. Dorongan stimulus tersebut dan mobilitas masyarakat yang membaik turut menopang perbaikan kontraksi konsumsi rumah tangga menjadi sebesar 4,04% (yoy). Kinerja investasi juga membaik dengan kontraksi yang berkurang menjadi 6,48% (yoy), terutama didorong investasi nonbangunan. Selain itu, kinerja ekspor mengalami kontraksi yang lebih kecil sebesar 10,82% (yoy) sejalan peningkatan mobilitas penduduk yang meningkat dan perbaikan kinerja mitra dagang utama Indonesia, terutama Tiongkok.

Di sisi Lapangan Usaha (LU), sebagian besar LU mengalami perbaikan, terutama LU yang terkait dengan penanganan covid-19 dan aktivitas new normal (Tabel 2.2 dan Grafik 2.1). LU Informasi dan Komunikasi tumbuh tinggi seiring meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam penerapan Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH). LU terkait penanganan covid-19 dan new normal, seperti LU Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, LU Jasa Pendidikan, dan LU Jasa Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial, serta LU Real Estat, tumbuh positif. Sebagian besar sektor utama juga mulai menunjukkan perbaikan pada triwulan III 2020. Mobilitas masyarakat yang meningkat turut mendorong perbaikan kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, LU Transportasi dan Pergudangan serta LU Transportasi dan Pergudangan yang mencatat kontraksi yang lebih

Pertumbuhan Ekonomi Sisi PengeluaranTabel 2.1% yoy

Sumber: BPS

Komponen 2018 20192018

I II III IV2019

I II III IV2020

I II IIIKonsumsi Rumah TanggaKonsumsi Lembaga Nonpro�t Melayani Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi (PMTDB)

Investasi BangunanInvestasi Nonbangunan

EksporImporPDB

4,96 5,17 5,00 5,08 5,05 5,02 5,18 5,01 4,97 5,04 2,83 -5,52

8,12 8,77 8,61 10,82 9,10 16,96 15,29 7,41 3,53 10,62 -5,09 -7,75

2,71 5,21 6,26 4,56 4,80 5,22 8,23 0,98 0,48 3,25 3,75 -6,907,92 5,81 6,92 6,01 6,64 5,03 4,55 4,21 4,06 4,45 1,70 -8,616,12 4,96 5,60 5,02 5,41 5,48 5,46 5,03 5,53 5,37 2,76 -5,26

13,56 8,33 10,73 8,96 10,31 3,69 1,96 1,95 -0,13 1,80 -1,46 -18,625,84 7,48 8,34 4,59 6,55 -1,58 -1,73 0,10 -0,39 -0,87 0,23 -11,66

12,46 14,94 13,77 7,11 11,88 -7,47 -6,84 -8,30 -8,05 -7,69 -2,19 -16,965,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02 2,97 -5,32

-4,04

-2,12

9,76-6,48-5,60-8,99

-10,82-21,86-3,49

Page 15: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 11

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan UsahaTabel 2.2% yoy

Sumber: BPS

Komponen 20182018

I II III IV2019

I II III IV2020

I II IIIPertanian, Kehutanan dan PerikananPertambahan dan PenggalianIndustri PengolahanPengadaan Listrik dan GasPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur UlangKonstruksiPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda motorTransportasi dan PergudanganPenyediaan Akomodasi dan Makan MinumInformasi dan KomunikasiJasa Keuangan dan AsuransiReal EstatJasa PerusahaanAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial WajibJasa PendidikanJasa Kesehatan dan Kegiatan SosialJasa lainnyaPDB

3,35 4,70 3,64 3,84 3,89 1,82 5,33 4,26 0,02 2,191,06 2,65 2,67 2,25 2,16 2,32 -0,71 0,94 0,45 -2,724,61 3,89 4,36 4,25 4,27 3,85 3,54 3,66 2,06 -6,193,31 7,56 5,58 5,46 5,47 4,12 2,20 6,01 3,85 -5,463,70 4,31 6,21 7,91 5,56 8,95 8,33 5,41 4,56 4,567,35 5,73 5,79 5,58 6,09 5,91 5,69 5,79 2,90 -5,394,98 5,21 5,26 4,41 4,97 5,21 4,63 4,24 1,60 -7,578,495,207,764,303,088,045,774,846,058,42

5,625,113,092,968,897,165,047,079,20

4,962,717,926,12

13,565,84

12,465,065,06

5,06 5,27 5,17 5,18

8,73 5,74 7,06 5,45 5,88

3,122,344,143,754,855,654,436,66 7,55 1,29 -30,845,49

5,967,096,234,168,947,134,967,849,05

5,687,024,173,488,647,005,357,158,975,17

5,879,067,235,40

10,366,415,648,649,975,07

5,539,604,495,719,948,856,319,13

10,725,05

5,419,246,155,97

10,221,877,819,18

10,715,02

6,419,718,495,85

10,492,065,467,82

10,784,97

1,959,80

10,623,795,393,165,89

10,397,092,97

-22,0210,881,032,30

-12,09-3,221,213,71

-12,60-5,32

2,15-4,28-4,31-2,44

6,04-4,52-5,03

-16,70-11,8610,61-0,951,98-7,611,862,44

15,33-5,55-3,49

Page 16: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202012

kecil. Selain itu, LU Industri Pengolahan menunjukkan perbaikan sejalan dengan optimisme atas prospek perbaikan ekspor.

Secara spasial, perbaikan kinerja perekonomian terjadi di hampir seluruh wilayah. Sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali-Nusa Tenggara (Balinusra) mencatat pertumbuhan yang lebih baik pada triwulan III 2020 dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (Gambar 2.1). Dari sisi permintaan, perbaikan kinerja perekonomian didukung pelonggaran aktivitas dan percepatan realisasi belanja daerah, serta kinerja ekspor yang tetap

LU YANG TETAP TUMBUH TINGGI HINGGA TW III 2020

LU YANG MEMBAIK PADA TRIWULAN III 2020

8

9

10

11

I II III IV I II III2019 2020

Informasi dan Komunikasi %, yoy

%, yoy

%, yoy

Sumber: BPS

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

024681012141618

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

-8-6-4-20246

Industri Pengolahan

%, yoy

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

Konstruksi %, yoy

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

%, yoy

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

%, yoy

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

-10-8-6-4-20246

Perdagangan Besar dan Eceran %, yoy

I II III IV I II III2019 2020

Sumber: BPS

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

0123456

-10-6-22610

-25-20-15-10-50510

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

-35-30-25-20-15-10-50510

Transportasi dan Pergudangan

kuat. Realisasi stimulus fiskal daerah yang meningkat, didukung realisasi TKDD, menopang pemulihan permintaan. Sementara itu, sebagian besar daerah terutama daerah luar Jawa mencatat perbaikan ekspor barang seiring perbaikan perekonomian AS dan Tiongkok. Kinerja ekspor Sulampua dan sebagian Nusa Tenggara ditopang oleh komoditas besi baja dan konsentrat tembaga yang tumbuh positif. Ekspor Sumatera meningkat, terutama didorong CPO dan alat telekomunikasi. Sementara itu, kontraksi pertumbuhan ekspor pertambangan memengaruhi kinerja ekspor sebagian besar wilayah Kalimantan.

Sektor Ekonomi yang Membaik pada Triwulan III 2020Grafi k 2.1

Page 17: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 13

Penyebaran Pandemi Covid-19 NasionalGrafi k 2.2

Sumber: WHO, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (diolah),Data s.d 16 November 2020

Orang %

Fatality Rate (%) - Skala kanan

Recovery Rate (%) - Skala kanan

New Con�rmed Cases

500.000450.000400.000350.000300.000250.000200.000150.000100.000

50.0000

3 4 5 6 72020

8 1190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Con�rmed Cases

Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan III 2020Gambar 2.1

Sumber: BPS, diolah

Aceh- -0,11 Sumatra Utara

-2,60

Riau-1,67

Sumatra Barat-2,87 Jambi

-0,79

Bengkulu-0,09

Sumatra Selatan-1,40

Lampung-2,41

Kep. Riau-5,81

Kep. Babel-4,38

Banten-5,77

Jawa Barat-4,08

DKI JakartaJawa Tengah

-3,93 Bali-12,28

-3,82

NTB-1,11

NTT-1,68

DIY-2,84

Jawa Timur-3,75

%yoy

%yoy

%yoy

%yoySUMATERA KALIMANTAN SULAMPUA%yoy

-10 -5 0 5 10

4,61 3,234,63 4,5

II III IV III20202019

III

-3,1 -2,22

-10 -5 0 5 10

5,34 3,425,59 5,51

II III IV III20202019

III-6,69

-4 -10 -5 0 5 105,52

0,924,37 5,34

II III IV III20202019

III-6,32 -6,8

-10 -5 0 5 10

3,73 2,31

-4,34 -4,23

5,39 5,67

II III IV III20202019

III

3,0 1,2

-10 -5 0 5 105,21 3,55

2,320,65

II III IV III20202019

III

-1,48 -1,1

PDRB Tw III ≥ Tw II

PDRB Tw III < Tw II

JAWA BALINUSRA

KalBar-4,46

KalTara-1,46

KalTim-4,61

Gorontalo -0,07

SulUt-1,83

Maluku Utara6,66

Maluku-2,38

Papua Barat-3,35

Papua-2,61

SulTeng2,82

SulTra-1,82

SulBar-5,26

SulSel-1,08

KalTeng-3,12 KalSel

-4,68

Perbaikan Pertumbuhan Ekonomi Domestik Diprakirakan Berlanjut Pada 2021

Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat pada 2021. Peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian global serta akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial Bank Indonesia. Dari sisi mobilitas, perkembangan terakhir menunjukkan mobilitas masyarakat mulai meningkat di tengah penyebaran pandemi covid-19 di Indonesia yang masih tinggi. Pada Oktober-November 2020, jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia masih tinggi dengan recovery rate yang meningkat, namun fatality rate yang terus melandai sejalan dengan upaya penanganan covid-19 yang terus berlanjut (Grafik 2.2). Penyebaran covid-19 di beberapa

Page 18: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202014

provinsi juga tercatat masih tinggi (Grafik 2.3). Sebagai respons atas perkembangan tersebut, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, dan 5 (lima) Kabupaten/Kota di Jawa Barat menerapkan kembali protokol covid-19 yang sempat direlaksasi pada periode sebelumnya. Di tengah perkembangan tersebut, mobilitas masyarakat tercatat membaik mulai akhir Oktober 2020, didukung penerapan aktivitas new normal. Perbaikan mobilitas tercatat pada aktivitas groceries and pharmacy, retail and recreation, workplaces, serta transit stations (Grafik 2.4). Kenaikan mobilitas masyarakat juga tercatat di beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur, menuju level sebelum covid-19 (Grafik 2.5). Sementara itu, perbaikan mobilitas di Provinsi DKI Jakarta masih tertahan seiring penerapan kembali PSBB.

Penyebaran Pandemi Covid-19 Level ProvinsiGrafi k 2.3 Mobilitas Masyarakat di Beberapa Kota Besar di IndonesiaGrafi k 2.5

Mobilitas Masyarakat di IndonesiaGrafi k 2.4

Sumber: Bonza

9 November 15 NovemberRt

0,45

0,65

0,85

1,05

1,25

1,45

1,65

1,85

Sulaw

esi Ba

ratLa

mpun

gSu

lawesi

Teng

ahJaw

a Ten

gah

Kalim

antan

Teng

ahKe

p. Ba

ngka

Belitu

ngSu

lawesi

Utara

Jawa B

arat

Jambi

Beng

kulu NTB

Kalim

antan

Barat

Sulaw

esi Se

latan

DKI Ja

karta

Kalim

antan

Timur

Maluk

uKa

liman

tan Se

latan

Suma

tera S

elatan

Kepu

lauan

Riau NT

TKa

liman

tan Ut

araMa

luku U

tara

Jawa T

imur

Bante

nSu

mater

a Utar

aSu

lawesi

Teng

gara Ba

liD.I

. Yog

yaka

rtaPa

pua B

arat

Suma

tera B

arat

Goron

talo

Riau

Aceh

Papu

a

2020

Sumber: Google Mobility Report

-45-40-35-30-25-20-15-10-505

Jakarta

Jawa BaratJawa TimurJawa Tengah Bali Sumatera UtaraSulawesi Selatan Kalimantan Timur Indeks

2 3 4 5 6 7 111098

retail and recreation

average mobilitygrocery andpharmacy

parks

transit stations

workplaces

residential

2 3 4 52020

6 7 111098

Deviasi terhadap baseline (Feb’20)

-70-60-50-40-30-20-100102030

Sumber: Google Covid-19 Community Mobility Reports

Page 19: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 15

Perbaikan kinerja ekspor turut mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi pada 2021. Perbaikan perekonomian global yang diprakirakan berlanjut, baik di negara maju maupun negara berkembang, mendorong perbaikan ekspor sehingga menopang pemulihan ekonomi nasional. Prakiraan volume perdagangan dunia dan harga komoditas global yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya turut mendukung peningkatan permintaan atas produk ekspor Indonesia (Grafik 2.6). Prospek positif ekspor yang berlanjut turut didukung oleh kenaikan aktivitas global sebagaimana tercermin pada kenaikan global PMI yang akan meningkatkan permintaan produk ekspor Indonesia (Grafik 2.7). Optimisme peningkatan ekspor tersebut sejalan dengan karakteristik komoditas ekspor Indonesia

yang memiliki hubungan positif dengan permintaan eksternal. Perbaikan ekspor diprakirakan akan bertumpu pada komoditas pertambangan batu bara dan tembaga serta produk manufaktur seperti besi baja, produk kertas, pulp, makanan dan minuman, kimia, TPT, dan otomotif. (Grafik 2.8). Secara khusus, prospek ekspor Indonesia didukung oleh pemulihan aktivitas ekonomi di negara tujuan ekspor utama, antara lain Tiongkok (Grafik 2.9).

Pemulihan investasi diprakirakan berlanjut secara gradual pada 2021. Investasi pada 2021 berpotensi meningkat seiring membaiknya keyakinan berusaha (business confidence) dengan dukungan UU Cipta Kerja dan berlanjutnya Program Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan infrastruktur lainnya.

Sumber: BPS, CPB World Trade Monitor

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

-20

-15

-10

-5

0

5

10

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Ekspor Riil IHKEI (lead 2 triwulan)Volume Perdagangan Dunia (WTV) (rhs) 2 per. Mov. Avg.

(Ekspor Riil)2 per. Mov. Avg. (IHKEI (lead 2 triwulan))

% yoy% yoy

Sumber: Bank Indonesia, Markit Economics

40

42

44

46

48

50

52

54

56

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20Ekspor Nonmigas Total (skala kanan)

WTV

Global PMI

II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV I III

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

% yoySBT

Grafi k 2.6

Global PMI dan Ekspor IndonesiaGrafi k 2.7

Komoditas Ekspor Manufaktur Didukung Permintaan Eksternal

Grafi k 2.8

Sumber: Bank Indonesia-2,0

0

-1,6

-1,2

-0,8

0,5 1,0 1,5 2,0 2,5

Pangsa Ekspor terhadapEkspor Manufaktur

Permintaan Eksternal3,0

-0,4

Barang KonsumsiLainnya

Tekstil

PakaianJadi

Kimia

Barangdari Kayu

PeralatanPerkantoran

Lainnya(barang perhiasan)

Alas Kaki danProduk Kulit Peralatan

Elektronik

Mesin danPeralatan

AlatTransportasi

BesiBaja

Industri dengan ImporIndustri dengan Imporkonten redah (24%)

Produk Olahan Metal

PerangkatTelekomunikasi

Plastik

KaretFurnitur

Kertas

IHKEI, WTV, dan Ekspor Indonesia

Kinerja Eksor Indonesia ke TiongkokGrafi k 2.9

Sumber: Bank Indonesia, Forecast Trading Economics; * Proyeksi Forecast Trading Economics

% yoyIndeks

-48

-28

-8

12

32

52

72

45

47

49

51

53

55

57

59

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV II* IV*2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Ekspor Indonesia Ke Tiongkok (Skala kanan)

PMI Markit-Tiongkok

Threshold Fase Ekspansi

X ID to CN > 0 (Skala kanan)

Page 20: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202016

Implementasi UU Cipta Kerja akan meningkatkan daya saing investasi Indonesia melalui usaha peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, serta pemberian insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut pada gilirannya akan meningkatkan keyakinan berusaha sehingga mendorong investasi yang juga berperan penting dalam penyerapan lapangan kerja dan perekonomian Indonesia (Grafik

Estimasi Jumlah PSNGrafi k 2.11

Sumber: KPPIP, s.d. 18 November 2020

2016 -2019

92

2020 2021 2022 2023 2024 Di atas2024

1009080706050403020100

9

35

49

30

55

26

8

Jumlah PSN selesai per September 2020Jumlah PSN yang diperkirakan selesai

UU Cipta Kerja dan InvestasiGrafi k 2.10

Omnibus Law/RUU Cipta Kerja Investasi

Penyederhanaan RegulasiProses pengurusan perizinan

investasi lebih cepat dan mudah dengan pemangkasan birokrasi yang tidak diperlukan

Reformasi Perpajakan

Peningkatan sinergi Pempus dan Pemda dalam kebijakan pajak, penghapusan

objek pajak (dividen) yang akan diinvestasikan kembali, sertarelaksasi

pajak (PPh, PPN, dan PPnBM)

LapanganKerja

EkonomiIndonesia

Mendorong Penciptaan lapangan kerja baru sehingga tingkat penganggu-ran dan kemiskinan

berkurang

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia >5%Indonesia keluar dari middle income trap dan menjadi Negara Maju di 2045.

Pembangunan usaha baruPengembangan usaha existing

2.10). Perbaikan kinerja investasi pada 2021 turut ditopang oleh berlanjutnya PSN setelah sempat tertunda pada 2020, termasuk proyek infrastruktur (Grafik 2.11). Pembangunan proyek infrastruktur 2021 akan difokuskan pada infrastruktur konektivitas dan pelayanan dasar seperti pembangunan bendungan, jalan, serta pembangkit (Grafik 2.12).

Page 21: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 17

Rencana Pembangunan Infrastruktur Konektivitas dan Pelayanan DasarGrafi k 2.12

Rencana Pembangunan Bendungan

Rencana Pembangunan Bendungan Rencana Pembangunan Pembangkit

Anggaran Dirjen SDA2020-2021

Target Pengerjaan Proyek2019-2024

Prakiraan realisasi anggaran 2020 sebesar 97,6%

Sebaran Realisasi Keuangan per Wilayah

Realisasi Fisiks.d. Triwulan III 2020

55,7% 49,9%

Rata-rata Progres Fisik Bendungan

yang Sedang Konstruksi

Sumatera (46%)6 Bendungan

Kalimantan(98%)2 Bendungan

Jawa (53%)17 Bendungan

Balinusra (38%)8 Bendungan

Sulawesi (49%)8 Bendungan

Sumatera (60%)3,8 Triliun

Kalimantan(49%)2,3 Triliun

Jawa (42%)3,8 Triliun

Balinusra (48%)1,3 Triliun

Sulawesi (52%)5,3 Triliun

Proyek bendungan yang sedang dalam proses konstruksi (termasuk carry over sebelum 2019)

Tambahan Pengerjaan Bendungan Baru

50,5%

Sumber: Kemen PUPR, Ditjen SDA

Sumber: Kemen PUPR, Ditjen Binamarga

Sumatera(26%)

Jawa-Bali(52%)

NusaTenggara

(2%)

Mapua(3%)

Share Proyek

Sulawesi(7%)

Sumber: PLN, Divisi Pengendalian Kinerja Korporat

KomisioningKonstuksiKontrakPengadaanPerencanaan

9,1 Triliun

2019

15 17

31

47

60 61

2020 2021 2020 2021 2022 2023 2024

17,7 Triliun

Anggaran Bina Marga2020-2021

Penyesuaian rencana pembangunan Pembangkit 2020

Sebaran Status Proyek Pembangkit per Wilayah

28,1 Triliun

2020 2021

53,9 Triliun

Realisasi Anggarans.d. Triwulan III 2020 656

2017 2018 2019 2020 2021

1.694

4.0095.116

Transmisi (KMS) 5.067,837.741,54637,89

2.257,182.381,5

1.651,83Gardu Induk (MVA)Pembangkit (MW)

ItemPekerjaan

RencanaAwal Revisi

Kalimantan(10%)

45%

38%

14% 23%

52%

50%

26%

18%

6%

69%

34%

13%26%

45%

37%

23%

41%

4%

6%

6%

1%

9%3%

8%

Berlanjutnya stimulus fiskal turut menopang pemulihan ekonomi domestik pada 2021. Kebijakan fiskal ekspansif berlanjut ke 2021 sebagaimana tercermin dalam defisit APBN 2021 yang mencapai 5,7% PDB. Kebijakan APBN 2021 difokuskan pada belanja untuk mendukung akselerasi pemulihan dalam jangka pendek serta transformasi ekonomi menuju Indonesia maju. Hal tersebut diwujudkan pada fokus belanja pada bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, infrastruktur, ketahanan pangan, pariwisata, dan teknologi informasi (Grafik 2.13). Sementara itu, kesinambungan stimulus Pemerintah tetap terjaga sebagaimana ditunjukkan dengan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang ditargetkan mencapai Rp356,4 triliun. Stimulus tersebut berperan penting dalam menjaga kesinambungan penanganan pandemi dan pascapandemi, menjaga daya beli

Kebijakan Strategis APBN 2021Grafi k 2.13

KebijakanStrategisAPBN 2021Mendukung akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju

PendidikanRp550,0 Triliun

KesehatanRp169,7 Triliun

Perlindungan SosialRp408,7 Triliun

Peningkatan skor PISAPenguatan PAUDPeningkatan kompetensi guru

Melalui belanja Pemerintah Pusat & TKDD: BOS, Dana Desa untuk PAUD, PIP, Tunjangan Guru, Bidik Misi/KIP Kuliah , LPDP

Prioritas 2021: antisipasi pengadaan vaksin & vaksinasi, pemenuhan sarpras/lab/ litbang/PCR, bantuan iuran peserta PBI JKN, pembangunan/ rehab puskesmas & RS, BOK

Prioritas 2021 a.l PKH (10 Juta KPM), Bansos Tunai (9 Juta KPM), Kartu Sembako (20 juta KPM), PBI JKN (86,8 Juta Jiwa)

Akselerasi pemulihan kesehatan akibat COVID-19Reformasi JKNHealth Security Preparedness

Melanjutkan perlinsosReformasi secara bertahap: perlinsos komprehensif berbasis siklus hidup dan antisipasi aging populationPenyempurnaan DTKS

InfrastrukturRp417,8 Triliun

Penyediaan layanan dasar (rusun, bendungan, akses sanitasi, jaringan irigasi)Peningkatan konektivitas (jalan, jembatan, bandara, rel kereta)Dukungan pemulihan ekonomi serta melanjutkan program prioritas yang tertunda

PariwisataRp15,0 Triliun

Mendorong pemulihan sektor pariwisata dengan fokus 5 kawasan super prioritas (Danau TOba, Borobudur, Mandalika, Labuan Baju, Likupang)Pengembangan Skema KPBU

Bidang TIKRp15,0 Triliun

Optimalisasi memanfaatkan TIK untuk mendukung dan meningkatkan kualitas layanan publik (e�siensi, kemudahan & percepatan.Prioritas a.l. penyediaan BTS 5,53 lokasi desa, Penyediaan akses internet di 12.377 lokasi layanan publik, Pusat Data Nasional dll.

Ketahanan PanganRp99,0 Triliun

Meningkatkan produksi pangan (padi, jagung, kedelai, daging, dll.)Revitalisasi sistem pagan nasional, danPengembangan Food Estate (Kalteng, Sumsel, Papua)

Page 22: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202018

masyarakat, serta pemulihan dunia usaha. Selain itu, anggaran infrastruktur pada APBN 2021 sebesar Rp 417,8 triliun, meningkat pesat hingga 48,6% (yoy) dibandingkan anggaran infrastruktur 2020 (Grafik 2.14). Anggaran infrastruktur yang meningkat tersebut mendorong investasi pemerintah dan perbaikan struktur perekonomian. Kesinambungan stimulus fiskal didukung oleh pendapatan negara yang juga diprakirakan membaik seiring dengan pemulihan ekonomi di 2021 sehingga menjamin sustainabilitas fiskal.

Konsumsi diprakirakan meningkat pada 2021 sejalan perbaikan pendapatan dan ekspektasi konsumen. Prakiraan konsumsi rumah tangga yang membaik didukung oleh perbaikan sisi pendapatan yang antara lain bersumber dari keberlanjutan stimulus fiskal dalam bentuk perlindungan sosial pada 2021 yang menopang daya beli masyarakat bawah (Grafik 2.15). Daya beli juga ditopang oleh rencana kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 di beberapa provinsi. Pendapatan yang meningkat juga bersumber dari kenaikan pendapatan dari ekspor sejalan dengan proyeksi perbaikan ekspor yang berlanjut. Pemulihan

Anggaran Infrastruktur PemerintahGrafi k 2.14

269,1 381,2 394 394,1 281,1 417,8

5,1

41,6

3,40

-28,7

48,6

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450Infrastruktur (Skala kanan)

Pertumbuhan yoy (%)

Sumber: Kemenkeu

% yoy Rp Triliun

2016 2017 2018 2019 2020(Perpres 72)

2021

Indeks Ekspektasi PenghasilanGrafi k 2.16

Anggaran Perlindungan Sosial PemerintahGrafi k 2.15

Indeks

Sumber: Bank Indonesia; * Data s.d. Oktober 2020

2018 2019 2020 2020

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV I II III IV* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Indeks Ekspektasi Penghasilan

Pengeluaran Rp1-2 jutaPengeluaran Rp2-5 juta

Pengeluaran >Rp5 juta

Sumber: Kemenkeu

Rp Triliun

2016 2017 2018 2019 2020(Perpres 72)

20210

100

200

300

400

500

600

261,2 275,7 353,9 378,2 495 408,7

konsumsi turut didukung oleh optimisme konsumen yang membaik, terutama optimisme perbaikan pendapatan yang tercermin antara lain dari peningkatan indeks ekspektasi konsumen (Grafik 2.16). Selain itu, ekspektasi masyarakat juga membaik seiring optimisme tersedianya vaksin pada 2021.

Page 23: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 19

Sumber: Bank Indonesia*angka sementara **angka sangat sementara

Komponen (Miliar Dolar)

Transaksi BerjalanA. Barang - Ekspor, fob - Impor, fob a. Nonmigas b. MigasB. Jasa-jasaC. Pendapatan PrimerD. Pendapatan Sekunder

Transaksi Modal dan Finansial1. Investasi Langsung2. Investasi Portofolio3. Investasi LainnyaNeraca KeseluruhanMemorandum :- Cadangan Devisa

- Transaksi Berjalan (% PDB)

Dalam bulan impor dan pembayaran ULN Pemerintah

-2,0 -4,4 -4,2 -5,6 -16,2 -4,9 -7,8 -8,4 -9,5 -30,6 -6,6 -8,2 -7,5 -8,1 -30,4 -3,7 -2,95,6 4,8 5,3 3,1 18,8 2,3 0,3 -0,4 -2,5 -0,2 1,3 0,6 1,4 0,3 3,5 4,4 4,0

40,8 39,2 43,4 45,6 168,9 44,4 43,7 47,7 44,9 180,7 41,2 40,2 43,7 43,4 168,5 41,8 34,7-35,1 -34,3 -38,1 -42,5 -150,1 -42,1 -43,4 -48,1 -47,4 -181,0 -39,9 -39,6 -42,3 -43,1 -164,9 -37,3 -30,7

7,6 6,1 6,3 5,2 25,3 4,4 3,2 3,4 0,1 11,2 2,9 3,1 2,7 3,2 12,0 5,8 3,3-2,2 -1,5 -1,3 -2,4 -7,3 -2,4 -2,7 -3,5 -2,8 -11,4 -2,1 -2,9 -2,1 -3,2 -10,3 -2,7 -0,8-1,1 -2,0 -2,1 -2,1 -7,4 -1,3 -1,7 -1,8 -1,6 -6,5 -1,6 -1,9 -2,3 -2,1 -7,7 -1,9 -2,2-7,7 -8,1 -8,6 -7,8 -32,1 -7,4 -8,0 -8,0 -7,4 -30,8 -8,1 -8,9 -8,4 -8,3 -33,8 -7,9 -6,21,1 1,0 1,1 1,2 4,5 1,4 1,6 1,8 2,0 6,9 1,8 2,0 1,8 2,0 7,6 1,7 1,4

6,7 5,3 9,6 7,1 28,7 2,2 3,1 4,0 15,9 25,2 9,9 6,8 7,5 12,6 36,7 -3,0 10,5

2,6 4,5 7,0 4,4 18,5 4,7 2,4 4,5 0,9 12,5 6,0 5,8 5,2 3,2 20,1 4,1 3,46,5 8,1 3,8 2,6 21,1 -1,1 0,1 -0,1 10,5 9,3 5,2 4,6 4,9 7,1 21,7 -6,1 9,8-2,5 -7,3 -1,2 0,2 -10,7 -1,5 0,6 -0,5 4,7 3,3 -1,4 -3,6 -2,7 2,4 -5,4 -0,7 -2,74,5 0,7 5,4 1,0 11,6 -3,9 -4,3 -4,4 5,4 -7,1 2,4 -2,0 0,0 4,3 4,7 -8,5 9,2

121,8 123,1 129,4 130,2 130,2 126,0 119,8 114,8 120,7 120,7 124,5 123,8 124,3 129,2 129,2 121,0 131,7

8,6 8,6 8,6 8,3 8,3 7,6 6,9 6,3 6,43 6,43 6,7 6,8 6,9 7,3 7,3 7,0 8,1

-0,8 -1,7 -1,6 -2,16 -1,6 -1,9 -3,0 -3,2 -3,7 -2,9 -2,5 -3,0 -2,6 -2,8 -2,7 -1,4 -1,2

Miliar dolar AS

2017KomponenI II III IV Total Total

2018 2019* 2020I II III IV TotalI I*II II** III**III IV

1,09,8

40,8-31,0

9,4-0,7-2,6-7,61,4

1,0

1,1-1,91,82,1

135,2

9,1

0,4

Neraca Pembayaran IndonesiaTabel 2.3

Neraca Pembayaran Indonesia Tetap Baik

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. NPI mencatat surplus sebesar 2,1 miliar dolar AS pada triwulan III 2020, melanjutkan capaian surplus sebesar 9,2 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya (Tabel 2.3). Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Transaksi berjalan yang membaik dipengaruhi oleh kenaikan surplus neraca perdagangan yang bersumber dari perbaikan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global dan penyesuaian impor akibat

permintaan domestik yang belum kuat. Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial didorong oleh aliran masuk modal asing yang berlanjut sejalan dengan besarnya likuiditas global, tingginya daya tarik aset keuangan domestik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.

Transaksi berjalan pada triwulan III 2020 mencatat surplus, ditopang oleh peningkatan surplus neraca barang. Pada triwulan III 2020 transaksi berjalan mencatat surplus sebesar 1,0 miliar dolar AS (0,4% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit sebesar 2,9 miliar dolar AS (1,2% dari PDB). Surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan

ekspor dan penyesuaian impor akibat permintaan domestik yang belum kuat. Peningkatan surplus transaksi berjalan lebih lanjut, tertahan oleh defisit neraca pendapatan primer dan neraca jasa yang bertambah. Defisit neraca pendapatan primer meningkat terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang meningkat seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara itu, peningkatan defisit neraca jasa dipengaruhi oleh peningkatan defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang masih rendah, serta peningkatan defisit jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring peningkatan impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring selama pandemi covid-19.

Page 24: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202020

Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2020 tetap mencatat surplus, di tengah penyesuaian aliran modal seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Transaksi modal dan finansial kembali mencatat surplus sebesar 1,0 miliar dolar AS (0,4% dari PDB), setelah mengalami surplus sebesar 10,6 miliar dolar AS (4,3% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. Surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk investasi langsung dan neto investasi lainnya, di tengah penyesuaian investasi portofolio seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Aliran masuk investasi langsung tetap terjaga sejalan dengan ekonomi domestik yang membaik. Transaksi investasi lainnya mengalami surplus didorong oleh penarikan pinjaman Pemerintah dalam rangka mendukung pembiayaan penanganan covid-19 dan program PEN, serta penarikan simpanan sektor swasta di luar negeri, sejalan dengan kebutuhan pembayaran pinjaman luar negeri. Sementara itu, investasi portofolio mencatat net outflows sebesar 1,9 miliar dolar AS, setelah sebelumnya mencatat net inflows sebesar 9,8 miliar dolar AS pada triwulan II 2020.

Perkembangan positif NPI berlanjut pada triwulan IV 2020. Perbaikan itu didukung oleh neraca perdagangan yang kembali mencatat surplus dan aliran masuk modal asing yang berlanjut. Pada Oktober 2020, neraca perdagangan kembali mencatat surplus sebesar 3,61 miliar dolar AS, melanjutkan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,39 miliar dolar AS. Perkembangan ini dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut sejalan dengan peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta alas kaki. Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Oktober 2020 mencatat surplus 17,07 miliar

dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2019 yang mengalami defisit 2,12 miliar dolar AS. Perkembangan positif NPI juga dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing yang berlanjut. Pada periode Oktober hingga 16 November 2020, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 3,68 miliar dolar AS (Grafik 2.17).

Ketahanan eksternal yang terjaga turut ditopang oleh cadangan devisa yang tetap tinggi. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 tetap tinggi sebesar 133,7 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi akhir September 2020 sebesar 135,2 miliar dolar AS (Grafik 2.18). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Penurunan cadangan devisa pada Oktober 2020, antara

Aliran ModalGrafi k 2.17

Sumber: Bank Indonesia; *Data s.d. 16 November 2020

Miliar Dolar AS

2017 2018 2019 2020

Sumber: Markit Economics

Net Sektor PublikNet Sektor Swasta

Liabilitas Investasi Portofolio

-12-10-8-6-4-202468

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11*

Page 25: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 21

lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan yang telah ditempuh untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Ke depan, ketahanan sektor eksternal tetap terjaga didukung oleh prospek NPI yang diprakirakan tetap baik. Dengan perkembangan tersebut, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5% dari PDB. Pada 2021, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap terkendali, sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal. Sementara itu, aliran masuk modal asing juga diprakirakan tetap berlanjut seiring dengan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, terjaganya kepercayaan terhadap kondisi ekonomi Indonesia, dan likuiditas global yang meningkat. Bank Indonesia juga memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan yang ditempuh untuk mendorong pemulihan ekonomi. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Rupiah Menguat Didukung Langkah-Langkah Stabilisasi Bank Indonesia

Nilai tukar Rupiah pada triwulan III 2020 tetap terkendali di tengah tingginya tekanan pada Agustus-September 2020. Pada triwulan III 2020, Rupiah menguat 1,53% secara rerata dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kendati melemah -4,20% secara point-to-point. Pelemahan pada awal triwulan III 2020 tersebut dipicu oleh kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi covid-19, prospek pemulihan ekonomi global, dan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global akibat kenaikan tensi geopolitik AS–Tiongkok. Kekhawatiran yang sama berlanjut hingga akhir triwulan III 2020 dan disertai sejumlah risiko domestik.

Memasuki triwulan IV 2020, nilai tukar Rupiah menguat didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Pada 18 November 2020, nilai tukar Rupiah menguat 3,94% (ptp) dibandingkan dengan level Oktober 2020 (Grafik 2.19). Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74% (ptp) atau 0,67% secara rerata dibandingkan dengan level September

Cadangan DevisaGrafi k 2.18

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Berbagai NegaraGrafi k 2.19

Bulan

Sumber: Bank Indonesia

Miliar Dolar AS133,7

Cadangan DevisaBulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala kanan)

012345678910

0

30

60

90

120

150

2017 2018 2019 2020

Sumber: Markit Economics

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 10

9,3

Sumber: Reuters and Bloomberg; Data s.d. 18 November 2020

November 2020 vs Oktober 2020

point-to-pointAverage

-4 -2 0 2 4 6 8

ZARIDRBRLTHBKRWJPYSGDMYRPHPEURCNYINRTRY

5,353,26

2,562,33

2,240,73

0,640,540,47

0,200,00

-1,34-1,91

5,843,94

7,173,12

1,950,47

1,481,94

0,310,74

0,00-0,77

6,07

%

Page 26: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202022

2020. Penguatan Rupiah itu didorong peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik. Bank Indonesia juga melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar sejalan dengan nilai fundamentalnya dan mekanisme pasar. Perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut juga didukung oleh net supply pasokan valas yang memadai. Dengan perkembangan tersebut di atas, sampai dengan 18 November 2020, Rupiah mencatat depresiasi sekitar 1,33% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2019.

Penguatan Rupiah juga diikuti dengan penurunan volatilitas. Volatilitas nilai tukar Rupiah pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 9,6%, menurun dibandingkan dengan volatilitas triwulan sebelumnya sebesar 22,4%. Penurunan volatilitas ini sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global dan risiko domestik yang menurun. Secara tahunan, sampai dengan 18 November 2020, volatilitas nilai tukar Rupiah tercatat sebesar 17,5%. Level volatilitas Rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan level volatilitas mata uang negara peers, seperti Real Brazil (BRL), Rand Afrika Selatan (ZAR), dan Lira Turki (TRY), yang pada periode yang sama masing-masing tercatat sebesar 31,4%, 24,8%, dan 19,4% (Grafik 2.20).

Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah akan berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued. Hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar. Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah, data s.d. 18 November 2020

%

0

5

10

15

20

25

30

35

15,56

10,10

18,117,0 16,0

7,05,4 6,4 6,2 4,7

24,8

31,4

19,417,5

7,65,5

10,4

7,8

ZAR BRL TRY IDR THB PHP INR MYR

2019

YTD 2020

Rerata YTD 2020

Rerata 2019

Volatilitas Nilai Tukar Berbagai NegaraGrafi k 2.20

Page 27: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 23

Infl asi Tetap Rendah dan Mendukung Stabilitas Perekonomian

Inflasi pada triwulan III 2020 tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan III 2020 tercatat deflasi sebesar -0,20% (qtq), berbalik arah dari inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,32% (qtq). Berdasarkan komponennya, inflasi inti menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 0,58% (qtq), dibandingkan inflasi pada triwulan II 2020 sebesar 0,25% (qtq). Peningkatan itu didorong oleh faktor musiman, seperti kenaikan harga emas perhiasan dan biaya akademi/perguruan tinggi. Sementara itu, kelompok volatile food mengalami deflasi -3,20% (qtq) akibat penurunan harga bahan pangan yang berlanjut seiring permintaan domestik yang belum kuat, pasokan yang memadai sejalan panen di beberapa sentra produksi, distribusi yang terjaga, dan harga komoditas

% yoy

Sumber: BPS, diolah

2017 2018 2019 2020

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

IHK

Inti

Volatile FoodAdministered Prices

,

-4

0

4

8

12

1,441,74

1,320,46

InflasiGrafi k 2.21

pangan global yang rendah. Kelompok administered prices juga tercatat deflasi -0,28% (qtq), lebih rendah dari capaian pada triwulan II 2020 yang mengalami inflasi 0,76% (qtq) akibat penurunan tarif angkutan udara yang berlanjut. Secara tahunan, inflasi pada triwulan III 2020 tercatat rendah sebesar 1,42% (yoy), melambat dari inflasi pada triwulan II 2020 sebesar 1,96% (yoy).

Inflasi yang rendah berlanjut pada Oktober 2020. IHK pada Oktober 2020 mencatat inflasi 0,07% (mtm), setelah mengalami deflasi berturut-turut pada tiga bulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi IHK Oktober 2020 tercatat 1,44% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,42% (yoy) (Grafik 2.21). Inflasi yang rendah itu dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat akibat permintaan domestik yang belum kuat, kebijakan Bank Indonesia yang konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target, harga komoditas dunia yang rendah, dan stabilitas nilai tukar yang terjaga. Ekspektasi inflasi juga tetap terjangkar dalam

kisaran sasaran inflasi, tercermin dari Consensus Forecast Oktober 2020 yang sebesar 2,00% (rerata tahunan, yoy).

Inflasi yang rendah tercatat pada inflasi inti dan komponen inflasi lainnya. Inflasi yang rendah dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat. Pada Oktober 2020, inflasi inti tercatat sebesar 1,74% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi inti September 2020 sebesar 1,86% (yoy). Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, serta konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target dan menjaga stabilitas nilai tukar. Inflasi kelompok administered prices tetap rendah, yakni sebesar 0,46% (yoy), akibat pengurangan tarif listrik dan penurunan tarif angkutan udara yang berlanjut dalam rangka menyambut periode libur dan cuti bersama pada akhir bulan Oktober 2020. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food pada bulan Oktober tercatat 1,32% (yoy), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,55% (yoy) akibat faktor musiman, seperti kenaikan harga komoditas hortikultura seiring dengan berlalunya musim panen.

Inflasi IHK yang tercatat rendah juga terlihat pada perkembangan inflasi di berbagai daerah. Pada Oktober 2020, hampir seluruh wilayah mencatat inflasi tahunan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, kecuali Sumatera. Inflasi IHK yang rendah di hampir seluruh daerah tersebut dipengaruhi oleh tekanan inflasi inti yang masih terbatas dan deflasi administered prices pada daerah di luar Jawa yang berlanjut, di tengah inflasi

Page 28: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202024

volatile food yang mulai sedikit meningkat akibat faktor musiman kenaikan harga komoditas hortikultura. Inflasi emas perhiasan mereda pada seluruh wilayah. Sementara itu, deflasi tarif angkutan udara terjadi pada sebagian besar daerah akibat berlanjutnya penerapan promosi tiket penerbangan. Kedua faktor tersebut menyebabkan inflasi IHK pada berbagai daerah tetap berada pada tingkat yang rendah. Pada Oktober 2020, terdapat tiga daerah yang secara tahunan masih mengalami deflasi, yakni Sulawesi Utara -0,69% (yoy), Kepulauan Bangka Belitung -0,25% (yoy), dan Papua Barat -0,22% (yoy). Deflasi pada daerah-daerah tersebut terutama disebabkan oleh deflasi kelompok administered prices tarif angkutan udara (Gambar 2.2).

Ke depan, inflasi IHK 2020 diprakirakan lebih rendah. Prakiraan inflasi yang rendah bersumber dari tekanan inflasi seluruh kelompok yang relatif masih

Peta Inflasi Daerah (%, yoy)Gambar 2.2

MALUKU-PAPUABALI-NUSA TENGGARAJAWA

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

Sumber: BPS, diolah

INFLASI NASIONALOKTOBER 1,44% (yoy)

1,05 1,09 1,15

1,64 0,71 1,03

Inf ≥ 4%

3% ≤ Inf < 4%

2% ≤ Inf < 3%

Inf < 2%

Gorontalo 0,3Sulawesi Utara -0,7Sulawesi Tengah Sulawesi Barat 2,2

2,1

Sulawesi Selatan 1,5Sulawesi Tenggara 1,2

Maluku 0,8Maluku Utara 1,2Papua 1,7Papua Barat -0,2

Banten 1,6DKI Jakarta 1,6Jawa Barat 1,9Jawa Tengah1,6Jawa Timur 1,4DI Yogyakarta 1,5

Bali 0,6Nusa Tenggara Barat 0,7Nusa Tenggara Timur 1,0

Aceh 2,4Sumatera Utara 0,7Riau 1,6Sumatera Barat 0,9Lampung 1,6

Kep . Riau 0,4Bengkulu 0,5Kep. Babel 0,3Sumatera Selatan 1,2Jambi 1,7

Kalimantan Barat 1,8Kalimantan Selatan 1,0Kalimantan Timur 0,6Kalimantan Tengah 1,1Kalimantan Utara 2,2

lemah. Inflasi inti diprakirakan tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat akibat pandemi covid-19 dan ekspektasi inflasi pada 2021 yang tetap terkendali. Inflasi kelompok volatile food diprakirakan tetap berada pada tingkat yang rendah seiring permintaan yang lemah pada beberapa komoditas dan didukung oleh komitmen Pemerintah untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi selama masa pandemi covid-19. Selain itu, inflasi administered prices yang rendah juga sejalan dengan permintaan yang belum kuat. Bank Indonesia memprakirakan inflasi 2020 akan lebih rendah dari batas bawah target inflasi dan kembali ke dalam sasarannya 3,0% ± 1% pada 2021 sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi nasional yang meningkat. Bank Indonesia konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi tetap dalam kisaran targetnya.

Page 29: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 25

Kondisi Likuiditas Tetap Longgar, Suku Bunga Terus Menurun

Sejalan dengan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif yang ditempuh Bank Indonesia, kondisi likuiditas tetap longgar sehingga mendorong suku bunga terus menurun dan mendukung pembiayaan perekonomian. Sejak Juli 2019 sampai dengan Oktober 2020, transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif berjalan baik (Tabel 2.4). Selama 2020, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga kebijakan sebanyak lima kali dengan total penurunan mencapai 125 bps menjadi 3,75%. Selain itu, hingga 17 November 2020, Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp680,89 triliun, terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp510,09 triliun. Longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 30,65% pada Oktober 2020 dan rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight, sekitar 3,29% pada Oktober 2020 (Grafik 2.22). Longgarnya likuiditas serta penurunan BI7DRR berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Oktober 2020 dari 5,18% dan 9,44% pada September 2020 menjadi 4,93% dan 9,38% (Grafik 2.23). Perkembangan tersebut diharapkan dapat mendukung pembiayaan perekonomian.

Transmisi Kebijakan MoneterTabel 2.4

Suku Bunga Kebijakan BI dan PUAB O/NGrafi k 2.22

Suku Bunga Kredit PerbankanGrafi k 2.23

SKB. Pasar Uang

Periode rPUAB ON rJIBOR ON(IndONIA)

KEBIJAKANMONETER

Des’18-Jun’19

BI7DRR: 0 bpsGWM: 0 bpsOME: Rp20 T

Mei s.d. Nov’18Des’18 s.d. Jun’19Jul’19 s.d. Okt’20Per 17 Nov ‘20

+169 bps-3 bps

-252 bps-3 bps (mtd)

+189 bps-12 bps

-252 bps-3 bps (mtd)

Jul’19-Okt’20

BI7DRR: 200 bpsGWM Rp: 350 bpsGWM Va: 400 bpsOME: Rp78 T

SKB. Perbankan

Periode RRTrDepo

RRTrKredit

Mei s.d. Nov’18Des’18 s.d. Jun’19Jul’19 s.d. Okt’20Per 17 Nov ‘20

+84 bps+18 bps-190 bps-25 bps

-19 bps-18 bps-91 bps-5 bps

PeriodeTotal

gDPK (yoy)

Rupiah Valas

Mei’18Des’18Jun’19Okt’20

6,47%6,45%7,42%

12,12%3)

7,54%6,25%8,15%

12,03%

0,37%7,67%3,11%

12,71%3)

PeriodeTotal

gKredit(yoy)

Rupiah Valas

Mei’18Des’18Jun’19Okt’20

10,26%11,76%9,92%-0,47%

9,90%11,12%10,51%-0,93%

12,40%15,47%6,63%2,37%

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

%

RRT Suku Bunga Kredit

Suku Bunga KMK

Suku Bunga KI

Suku Bunga KK

8

9

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 10

2016 2017 2018 2019 2020

Pertumbuhan uang beredar pada Oktober 2020 mengalami peningkatan sejalan proses pemulihan ekonomi. Pertumbuhan M1 dan M2 pada Oktober 2020 meningkat, yaitu sebesar 18,5% (yoy) dan 12,5% (yoy) (Grafik 2.24). Peningkatan pertumbuhan M2 dan M1 tersebut melanjutkan akselerasi pada triwulan II 2020 masing-masing menjadi 12,4% (yoy)

%

Sumber: Bank Indonesia

3 6 9 3 6 9 3 6 9 3 6 9 1 5 9 10

20172016 2018 2019 2020

Suku Bunga PUAB O/N

BI 7-Day RR (Setelah 19/08/16)

4,00DF Rate

3,25

LF Rate

4,75

BI Rate

3

4

5

6

7

8

9

Page 30: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202026

dan 18,0% (yoy) pada triwulan III 2020. Berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, pertumbuhan M2 yang meningkat pada Oktober 2020 tersebut sejalan operasi keuangan Pemerintah yang tumbuh tinggi di tengah pertumbuhan kredit masih lemah. Sementara itu, berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan M1 dan uang kuasi yang juga tumbuh meningkat. Peningkatan M1 terutama dipengaruhi peningkatan uang kartal sejalan pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat di tengah pertumbuhan giro yang sedikit melambat. Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional sejalan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan.

Pasar keuangan domestik melanjutkan perbaikan sejalan ketidakpastian yang mulai mereda. Imbal hasil SBN 10 tahun pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 6,93%, turun dari level pada triwulan II 2020 sebesar 7,18%. Penurunan imbal hasil SBN 10 tahun tersebut berlanjut pada awal triwulan IV 2020, yakni menjadi sebesar 6,58% pada akhir Oktober 2020 dan 6,13% per 18 November 2020 (Grafik 2.25). Pada Oktober 2020, investor asing tercatat net-inflow di pasar SBN dan berlanjut memasuki November di tengah peningkatan kepemilikan SBN oleh perbankan. Perkembangan tersebut ditopang oleh prospek ekonomi yang mengalami perbaikan pada triwulan III 2020 sejalan indikator makroekonomi yang terus membaik. Selain

itu, imbal hasil SBN juga masih kompetitif dibandingkan dengan negara-negara di kawasan. Perkembangan positif juga terjadi di pasar saham. IHSG pada Oktober 2020 kembali meningkat 5,30% (mtm), berbalik arah dari perkembangan pada triwulan III yang mengalami pelemahan -0,72% (qtq). Kinerja positif IHSG tersebut berlanjut memasuki bulan November. Sampai dengan 18 November 2020, IHSG meningkat 8,4% (mtm) dibandingkan akhir Oktober sejalan kinerja bursa saham di sebagian besar negara (Grafik 2.26). Kinerja di pasar saham mulai membaik didorong oleh ketidakpastian pasar keuangan yang mulai mereda memasuki Oktober 2020.

Pertumbuhan Uang BeredarGrafi k 2.24 Imbal Hasil Obligasi Pemerintah (SBN) Tenor 10 TahunGrafi k 2.25

Perkembangan Indeks Pasar Saham (mtm)Grafi k 2.26

M2

0

5

10

15

25

20

Sumber: Bank Indonesia

% yoy

M1

Uang Kuasi

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 910

2016 2017 2018 2019 20201 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

109876543210

Rp Triliun%

Sumber: Bloomberg, data Net Jual/Asing s.d 18 November2020

2017 2018 2019 2020

Imbal Hasil SBN 10 Tahun

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

-140

-110

-80

-50

-20

10

40

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

Perubahan (mtm, skala kanan)

IHSG

ptsIndeks

Sumber: Bloomberg, BEI, data s.d. 18 November 2020

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 2 4 6 8 101112

2018 2019 2020

-100

-300

-500

-700

-900

-1.100

100

300

Page 31: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 27

Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional terus diperkuat. Bank Indonesia melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam rangka pelaksanaan UU No.2 Tahun 2020, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung, sebagai bagian upaya mendukung percepatan implementasi program PEN, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Sampai dengan 17 November 2020, Bank Indonesia telah membeli SBN di pasar perdana melalui mekanisme pasar sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, sebesar Rp72,49 triliun, termasuk dengan skema lelang utama, Greenshoe Option (GSO) dan Private Placement. Sementara itu, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan Public Goods dalam APBN Tahun 2020 oleh Bank Indonesia melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020, berjumlah Rp270,03 triliun. Selain itu, Bank Indonesia juga telah merealisasikan pembagian beban dengan Pemerintah untuk pendanaan Non-Public Goods-UMKM sebesar Rp114,81 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020. Dengan sinergi ini, Pemerintah dapat lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN Tahun 2020 untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional.

Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, meskipun risiko dari berlanjutnya dampak covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan triwulan III 2020 tetap tinggi yakni 23,41%, dan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,15% (bruto) dan 1,07% (neto). Namun demikian, fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih lemah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat dan kehati-hatian perbankan akibat pandemi covid-19 yang berlanjut. Pertumbuhan kredit pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 0,12% (yoy) sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat 12,88% (yoy). Perkembangan terkini menunjukkan pertumbuhan kredit terkontraksi 0,47%

(yoy) pada Oktober 2020, sedangkan DPK tumbuh 12,12% (yoy). Ke depan, intermediasi perbankan diprakirakan mulai membaik sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi nasional. Kinerja korporasi membaik, tercermin pada peningkatan indikator penjualan dan kemampuan bayar di mayoritas dunia usaha pada triwulan III 2020, dan diprakirakan berlanjut didorong oleh perbaikan ekonomi domestik dan global. Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif, dengan senantiasa memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas keuangan lainnya, untuk mendorong pemulihan kinerja intermediasi perbankan dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi.

Transaksi Sistem Pembayaran baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan dengan perbaikan ekonomi, disertai dengan percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan. Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh meningkat dari 7,20% (yoy) pada September 2020 menjadi 14,61% (yoy) sehingga pada Oktober 2020 tercatat Rp806,8 triliun. Transaksi pembayaran menggunakan ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit menunjukkan perbaikan dengan lebih rendahnya kontraksi pertumbuhan dari 5,58% (yoy) pada September 2020 menjadi 3,97% (yoy) pada Oktober 2020. Di lain pihak, transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap tumbuh positif sejalan dengan penggunaan platform dan instrumen digital di masa pandemi, serta kuatnya preferensi dan akseptasi masyarakat akan transaksi digital. Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada Oktober 2020 tetap tumbuh positif sebesar 14,80% (yoy). Nilai transaksi digital banking mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,50% (yoy) pada September 2020. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan tren digitalisasi akan terus berlanjut sehingga memandang pentingnya dorongan positif bagi tren tersebut melalui percepatan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran 2025 dan perluasan elektronifikasi keuangan di pusat dan daerah. Kebijakan Sistem Pembayaran diarahkan kepada penguatan momentum pemulihan ekonomi melalui pengurangan biaya layanan infrastruktur pembayaran dan memperkuat transformasi digital melalui penguatan kolaborasi bank dengan fintech, dan perluasan akseptasi digital di seluruh wilayah Indonesia.

Page 32: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202028

BOKSPandemi Covid-19 Memengaruhi Kondisi Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia terdampak pandemi covid-19. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2020 tercatat sebesar 7,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan TPT pada Agustus 2019 (5,23%), sejalan dengan kinerja perekonomian yang terkontraksi terutama pada triwulan II 2020 (Tabel 1). Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memitigasi penyebaran pandemi covid-19 di beberapa wilayah berdampak pada aktivitas produksi dan investasi yang berkurang sehingga mengurangi permintaan tenaga kerja. Hal tersebut tercermin pada kontraksi pertumbuhan pekerja penuh waktu. Sebaliknya, pertumbuhan pekerja tidak penuh meningkat, khususnya setengah penganggur. Kenaikan tingkat pengangguran terutama terjadi di wilayah perkotaan yang menerapkan protokol covid-19 dengan lebih ketat. Pada Agustus 2020, TPT perkotaan meningkat menjadi 8,89% dari 6,29% pada Agustus 2019. Sementara itu, TPT di pedesaan sedikit meningkat dari 3,92% pada Agustus 2019 menjadi 4,71% pada Agustus 2020. Secara spasial, kenaikan TPT terutama tercatat di provinsi yang terdampak pembatasan aktivitas antara lain DKI Jakarta dan Bali.

Job Vacancy IndexGrafi k 1

2017 2018 2019 2020

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* 1 3 42 5 6 7 8 9 10

% yoy

Sumber: Big Data Analytics Bank Indonesia; *data s.d. Oktober 2020

-60

-80

-40

-20

0

20

40

Penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2020 menurun, sejalan dengan kinerja ekonomi. Pada Agustus 2020, penyerapan tenaga kerja terkontraksi 0,24% (yoy), turun dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2019 yang tumbuh 1,96% (yoy). Secara sektoral, penurunan serapan tersebut disumbang oleh turunnya serapan industri pengolahan, konstruksi, dan sektor jasa sejalan dengan kinerja sektor tersebut yang turun terutama pada triwulan II. Namun, serapan tenaga kerja di sektor pertanian meningkat, sejalan dengan masa panen pada periode laporan. Serapan tenaga kerja di sektor yang terkait penanganan covid-19 serta informasi dan komunikasi juga tercatat meningkat.

Ke depan, kondisi ketenagakerjaan berpotensi membaik seiring perbaikan mobilitas serta pemulihan ekonomi. Perbaikan mobilitas mulai akhir Oktober 2020 serta relaksasi PSBB di berbagai wilayah akan meningkatkan aktivitas perekonomian dan permintaan tenaga kerja. Perbaikan kondisi ketenagakerjaan juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik didukung stimulus kebijakan fiskal dan moneter serta prospek ekspor. Hal tersebut sejalan dengan perbaikan job vacancy index mulai triwulan IV 2020 (Grafik 1).

No Kegiatan Utama Feb2018 2019 2020

Agu Feb Agu Feb Agu1 Penduduk Usia Produktif (15+)

juta orang kecuali dinyatakan lain

193,55133,94127,07

87,139,999,71

30,286,87

59,6169,205,13

194,78131,01124,01

88,435,588,21

27,377,00

63,7767,265,34

196,46136,18129,36

90,538,869,53

29,336,82

60,2869,325,01

201,19135,86128,78

91,537,288,26

29,027,10

65,3367,535,23

199,38137,91131,03

91,639,448,34

31,106,88

61,4769,174,99

203,97138,22128,4582,0246,4313,0933,349,77

65,7567,777,07

Angkatan Kerja- Bekerja

- Pekerja Penuh- Pekerja Tidak Penuh- Setengah Penganggur- Paruh Waktu

- PengangguranBukan Angkatan KerjaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

2

345

Sumber: BPS

Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran TerbukaTabel 1

Page 33: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 29

Respons KebijakanBank Indonesia

B A B I I I

Bank Indonesia pada Februari–November 2020 telah menempuh berbagai bauran kebijakan untuk memitigasi risiko covid-19 terhadap perekonomian dan mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus memperkuat seluruh instrumen bauran kebijakan yang dimiliki untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, mengendalikan inflasi, dan mendukung stabilitas sistem

keuangan, serta bersinergi erat mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta pemulihan ekonomi nasional. Bauran kebijakan Bank Indonesia tersebut terdiri dari enam aspek penting sebagai berikut:

Page 34: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202030

1. Menurunkan suku bunga kebijakan moneter (BI7DRR) sebesar 125 bps sejak awal tahun 2020 menjadi 3,75%. Penurunan dilakukan pada Februari, Maret, Juni, Juli, dan November 2020 masing-masing sebesar 25 bps. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19. Sementara itu, pada RDG April, Mei, Agustus, September dan Oktober 2020, Bank Indonesia mempertahankan BI7DRR dengan pertimbangan menjaga stabilitas stabilitas eksternal, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah.

2. Melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut. Bank Indonesia melakukan stabilisasi dan penguatan Rupiah melalui peningkatan intensitas kebijakan triple intervention di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan penurunan GWM valuta asing sebesar 400 bps untuk meningkatkan likuiditas valas di perbankan dan sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas, serta perluasan jenis underlying transaksi bagi investor asing untuk memberikan alternatif lindung nilai atas kepemilikan Rupiah. Kebijakan stabilisasi nilai tukar juga didukung upaya untuk memperkuat ketahanan eksternal. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral swap dan repo line dengan sejumlah bank sentral negara lain, termasuk bank sentral AS dan Tiongkok.

3. Memperluas instrumen dan transaksi di pasar uang dan pasar valas juga terus dilakukan. Hal ini ditempuh antara lain dengan menyediakan lebih banyak instrumen lindung nilai terhadap risiko nilai tukar Rupiah melalui transaksi DNDF, memperbanyak transaksi swap valas, dan penyediaan term repo untuk kebutuhan perbankan, serta memperkuat operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan syariah melalui instrumen Fasilitas Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (FLisBI), Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (PaSBI), dan Sertifikat Pengelolaan Dana Berdasarkan Prinsip

Syariah Antar Bank (SiPA). Bank Indonesia juga memperkuat instrumen Term Deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan likuiditas valuta asing di pasar domestik, serta mendorong perbankan untuk menggunakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing untuk kebutuhan di dalam negeri. Selain itu, untuk mempercepat langkah-langkah pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing Bank Indonesia mendorong pengembangan infrastruktur sarana penyelenggara transaksi berbasis sistem elektronik (Electronic Trading Platform/ETP) dan lembaga sentral kliring, novasi, dan transaksi (Central Counterparty/CCP). Bank Indonesia juga mendorong pengembangan instrumen pasar uang sebagai implementasi Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025 untuk mendukung pembiayaan korporasi dan UMKM sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional. Lebih lanjut, untuk meningkatkan transmisi stance kebijakan moneter akomodatif yang ditempuh, Bank Indonesia terus melanjutkan penguatan strategi operasi moneter.

4. Melakukan injeksi likuiditas (Quantitative Easing) ke pasar uang dan perbankan dalam jumlah yang besar untuk mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional. Sampai dengan 17 November 2020, Bank Indonesia telah melakukan injeksi likuiditas sekitar Rp 680,89 triliun yang dilakukan antara lain melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, penyediaan likuiditas perbankan dengan repo SBN, swap valas, serta penurunan GWM Rupiah hingga sebesar 300 bps. Bank Indonesia menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi covid-19, termasuk dukungan Bank Indonesia kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020.

5. Menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif sejalan dengan bauran kebijakan yang telah diambil sebelumnya serta bauran kebijakan nasional, termasuk berbagai upaya untuk memitigasi risiko di sektor keuangan akibat penyebaran covid-19. Hal ini dilakukan melalui antara lain dengan:

i. pelonggaran ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yaitu memperpanjang

Page 35: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 31

periode ketentuan insentif pelonggaran GWM Rupiah sebesar 50 bps bagi bank yang menyalurkan kredit UMKM dan ekspor impor serta kredit non UMKM sektor-sektor prioritas yang ditetapkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional, dari 31 Desember 2020 menjadi sampai dengan 30 Juni 2021.

ii. mempertahankan rasio Countercyclical Buffer (CCB) sebesar 0%, RIM pada kisaran 84-94% dengan parameter disinsentif sebesar 0%, rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini

iii. penyediaan likuiditas bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit UMKM dan usaha ultra mikro yang memiliki pinjaman di lembaga keuangan

iv. memperkuat kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan inklusif, khususnya kepada UMKM

v. menurunkan batasan minimum uang muka (down payment) dari kisaran 5%-10% menjadi 0% dalam pemberian kredit/pembiayaan kendaraan bermotor (KKB/PKB) untuk pembelian kendaraan bermotor berwawasan lingkungan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Menjaga kemudahan dan kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai untuk mendukung berbagai transaksi ekonomi dan keuangan. Hal ini dilakukan melalui pengedaran uang yang higienis, mendorong masyarakat untuk lebih banyak menggunakan transaksi nontunai, seperti uang elektronik, internet banking, maupun penggunaan QRIS, serta mendorong percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi. Bank Indonesia memperkuat sinergi bersama perbankan, fintech, Pemerintah, serta otoritas terkait dalam rangka percepatan digitalisasi untuk mendukung pemulihan ekonomi, antara lain melalui:

i. memperkuat implementasi kebijakan untuk mendorong UMKM melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas, akses pembiayaan, dan digitalisasi sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)

ii. perluasan akseptasi QRIS berbasis komunitas dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi dan pengembangan UMKM melalui perpanjangan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0% untuk Usaha Mikro (UMI) dari 30 September 2020 menjadi sampai dengan 31 Desember 2020,

iii. mendorong penggunaan QRIS dalam e-commerce

iv. memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan digital melalui penggunaan instrumen pembayaran digital, kolaborasi bank, fintech, dan e-commerce untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

v. perluasan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan digital dengan dukungan kolaborasi antara bank dan fintech di seluruh Indonesia

vi. perluasan akseptasi digital secara spasial dengan memperkuat sinergi kebijakan elektronifikasi keuangan dengan seluruh Pemerintah Daerah dan melanjutkan perluasan akseptasi pembayaran digital melalui kampanye QRIS di seluruh wilayah Indonesia.

Bank Indonesia juga mendukung pemulihan ekonomi melalui kebijakan sistem pembayaran, antara lain dengan (i) perpanjangan masa berlaku kebijakan penurunan biaya layanan SKNBI dan batas minimum pembayaran serta nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit; dan (ii) penurunan biaya layanan Sistem BI-RTGS. Bank Indonesia juga mempercepat implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 untuk mendukung aktivitas ekonomi dan keuangan digital di era kenormalan baru, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta mempercepat inklusi ekonomi dan keuangan. Sinergi dengan Pemerintah

6.

Page 36: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202032

dan otoritas terkait terus diperkuat untuk mendukung penyaluran bantuan sosial nontunai dalam rangka pemulihan ekonomi. Hal ini dilakukan melalui akselerasi elektronifikasi penyaluran program sosial pemerintah baik Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Kartu Prakerja, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk meringankan beban masyarakat dari dampak covid-19.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18-19 November 2020, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%. Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan Bank Indonesia kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN Tahun 2020. Di samping keputusan tersebut, Bank Indonesia menempuh pula langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar;

2. Memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif;

3. Mempercepat pengembangan pasar valas domestik melalui penguatan pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan sebagai implementasi Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025;

4. Melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif dengan mempertahankan rasio Countercyclical Buffer (CCB) sebesar 0%, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94% dengan parameter disinsentif sebesar 0%, rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar

6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini;

5. Memperkuat kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan inklusif, khususnya kepada UMKM;

6. Memperkuat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi melalui berbagai inisiatif transformasi digital, seperti:

a. perluasan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan digital dengan dukungan kolaborasi antara bank dan fintech di seluruh Indonesia;

b. perluasan akseptasi digital secara spasial dengan memperkuat sinergi kebijakan elektronifikasi keuangan dengan seluruh Pemerintah Daerah dan melanjutkan perluasan akseptasi pembayaran digital melalui kampanye Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di seluruh wilayah Indonesia.

7. Mendukung pemulihan ekonomi melalui kebijakan sistem pembayaran:

a. perpanjangan masa berlaku kebijakan penurunan biaya layanan SKNBI dan penurunan batas minimum pembayaran serta nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit;

b. penurunan biaya layanan Sistem BI-RTGS.

Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap prospek perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu untuk menentukan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Page 37: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 33

Perbaikan Perekonomian Global Berlanjut

2020Sumber: WHO, diolah; data s.d. 16 November 2020

Jiwa

3 4 5 6 7 8 9 10 11

Lainnya Kawasan AfrikaKawasan Asia Kawasan MENAKawasan Amerika Kawasan EropaKawasan Afrika 6.010

Kawasan Asia 46.001Kawasan MENA 32.596Kawasan Amerika 230.670Kawasan Eropa 213.619Global 528.905

Tambahan Kasus per 16 Nov

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

Consumer Con�dence

Expectation

Indeks

0

50

100

150

200

Present Situation

Sumber: Bloomberg, diolah; data s.d. Oktober 2020

20092008 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Bloomberg; *Data s.d. 16 November 2020

2015 2016 2017 2018 2019 2020

IndeksIndeks

VIX

EPU Trade (Skala kanan)

EPU AS (Skala kanan)

0

10

20

30

40

50

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

25

30

35

40

45

50

55

60

Manufacturing PMI Non-manufacturing PMI

3 6 910 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 102015 2016 2017 2018 2019 2020

Indeks Perkembangan PMI (Manufaktur vs Non Manufaktur)

Sumber: Bloomberg, diolah

Jul 20Agu 20Sept 20Okt 20

53,1

56,2

51,4

54,355,2

55,5

60,560,2 60,2

59,8

SektorJasa

SektorKonstruksi

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80Korea Selatan AS IndonesiaTiongkok India JermanUni Eropa Brasil Meksiko

Sumber: CEIC, Bloomberg, diolah

% yoy

II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II IV II 10 12 2 4 6 8 920092010201120122013201420152016201720182019 2020 2019 2020

Ket 2020-III* data :Jul : Uni EropaAgt: Korea Selatan, Tiongkok, Indonesia,Brasil, IndiaSept : AS, Meksiko, Jerman

Korea (1,8) (20,3) (7,1) (3,2) 3,8 (3,1)Tiongkok (13,3) 0,1 7,3 8,9 6,9 2,3

17,80,4

1,42,6

EA (1,6) (23,4) (17,8) (2,0)US (3,6) (29,4) (15,7) 7,9India (12,9) (36,6) (10,2) (5,5) 2,3 2,8Brazil (5,3) (9,7) (3,3) (7,7) 1,6 7,7Indonesia 1,2 (12,5) (10,1) (6,4)

(7,6)9,9

6,0(9,1)(0,5) (12,2) 1,9

18,71,67,7

17,18,8

312

6,22,91,2

Jerman (3,7) (23,7) (10,8) 3,7Mexico 0,4 (37,5) (8,9) 3,9

Jul-Jun Agt-Jul Sept-Agt Tw.III-Tw.IIDi�erence

Ekspor Tw.II'20

Tw.III'20

Tw.I'20 Jul'20 Agt'20 Sep'20

(10,2)9,59,6

(13,0)(12,7)(10,7)(8,2)(7,9)(7,7)

Miliar dolar AS

Sumber: IFF

Afrika & Timur TengahEmerging EuropeAmerika LatinEmerging Asia

20186 10 2 6 10 2 6 10

2019 2020

-108-88-68-48-28-812325272

Kenaikan kasus global didorong kasus gelombang kedua di Eropa dan ketiga di AS…

Keyakinan konsumen AS meningkat…

Ketidakpastian pasar keuangan menurun…

Produksi non-manufaktur Tiongkok berlanjut…

Ekspor global pulih di triwulan III 2020…

Aliran modal ke negara berkembang meningkat…

Tambahan Kasus Covid-19 Harian Global...

Keyakinan Konsumen AS

Ketidakpastian Pasar Keuangan Global

Indeks PMI Tiongkok

Perkembangan Ekspor Negara

Aliran Modal ke Negara Berkembang

Page 38: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202034

Perbaikan Pertumbuhan Ekonomi Diprakirakan Berlanjut

retail and recreation

average mobilitygrocery andpharmacy

transit stations

workplaces

residential

2 3 4 52020

6 7 1098

Deviasi terhadap baseline (Feb’20)

-70-60-50-40-30-20-100102030

Sumber: Google Covid-19 Community Mobility Reports

parks

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

% yoy

Sumber: Bank Indonesia; * Data s.d. Oktober 2020

PertanianPertambangan

Total

Manufaktur

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 102017 2018 2019 2020 2020

2019 2020

Sumber: Markit Economics

Indeks

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Headline

New Export Order

New Order

Kesehatan 87,6 7,1 14,0 21,9 25,0Perlindungan Sosial 203,9 85,4 112,9 157,0 77,0Sektoral & PEMDA 106,1 7,4 13,8 26,6 25,1Total Public Goods 397,5 99,9 140,7 205,6 51,7UMKM 123,5 31,2 52,1 84,9 68,7Pembiayaan Korporasi 53,6 0,0 0,0 0,0 0,0Total Non Public Goods 177,0 31,2 52,1 84,9 47,9Insentif Usaha 120,6 16,6 18,9 28,1 23,3Total Lainnya 120,6 16,6 18,9 28,1 23,3Total 695,2 147,7 211,6 318,48 45,81

Jenis BelanjaPagu (Rp T)

Juli (Rp T)

Agust.(Rp T)

Sept.(Rp T)

Okt.*(Rp T)

Sept. %Pagu

Okt.*%Pagu

Sumber: Kementerian Keuangan; * Data s.d. 26 Oktober 2020

30,7 35,1174,1 85,428,6 27,0

233,4 58,792,6 75,00,0 0,0

92,6 52,335,5 29,435,5 29,4

361,50 52,0

Sumber: DSta, diolah

Aceh- -3,7

Sumatra Utara5,2

Riau11,2

Sumatra Barat3,9 Jambi

-42,9Bengkulu

-30,9

Sumatra Selatan-12,2

Lampung3,3

Kep. Riau0,6

Kep. Babel12,4

Banten-2,0 Jawa Barat

-18,2

DKI Jakarta

Jawa Tengah-4,8 Bali

-24,6

-9,6

NTB84,5

NTT-32,8DIY

-0,4 Jawa Timur18,5

KalBar26,5

KalTara-28,9

KalTim-28,9

Gorontalo552,0

SulUt1,2

Maluku Utara26,5

Maluku26,5

Papua Barat-23,7

Papua121,4

SulTeng27,6

SulTra21,0

SulBar39,6

SulSel-5,9

KalTeng-6,6 KalSel

-42,9

yoy Tw III tumbuh positifyoy Tw III kontraksi

SUMATERA %yoy

-25-15-5 5 152,5 3,08,1

1,23,1

IIIII IV I II20202019

III2020

4 5 6 7 8 9

JAWA %yoy

-40-30-2010010

-5,1-15,4

-8,5

0,3

-9,9

3,9

IIIII IV I II20202019

III2020

4 5 6 7 8 9

BALINUSRA %yoy

-60-20

02060100

17 12,7 3,6

-12,3

73,4

-13,6

IIIII IV I II20202019

III2020

4 5 6 7 8 9

%yoy

-35-25-15 -5

15 5

-22,2

3,4

IIIII IV I II20202019

III2020

4 5 6 7 8 9-27,2 -26 -26,6

KALIMANTAN %yoy

-30-10103050

12,121,4 28 38,331,8

18,5

IIIII IV I II20202019

III2020

4 5 6 7 8 9

SULAMPUA

-30

10

50

90

130

170

210

Sumber: Big Data Analytics; * Data s.d Oktober 2020

I II III IV I II III IV I II III* 1 2 3 4 5 6 7 8 92018 2019 2020 2020

Elektronik & Gadget Fesyen Makanan & MinumanPerawatan Diri & Kosmetik Hobi OtomotifKelengkapan Rumah & Kantor Lainnya Total

% yoy

Perbaikan ekonomi ditopang mobilitas…

Kinerja ekspor meningkat...

Sektor manufaktur meningkat ditopang ekspor...

...dan akselerasi stimulus fiskal pemerintah...

..ditopang ekspor dari wilayah luar Jawa

Aktivitas masyarakat dukung sektor perdagangan...

Mobilitas Masyarakat Indonesia

Ekspor Nonmigas Riil

Purchasing Managers’ Index

Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Ekspor Nonmigas Spasial

Penjualan Online

Page 39: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 35

Ketahanan Eksternal Tetap Kuat

20

15

10

5

0

-5

-10

-15

Sumber: Bank Indonesia; *angka sangat sementara **angka sangat sementara2017 2018 2019* 2020

Transaksi Berjalan

Transaksi Modal dan Finansial

Neraca Keseluruhan

Miliar Dolar AS

I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III**

20

15

10

5

0

-5

-10

Miliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

2017 2018 2019* 2020

Transaksi Modal dan Finansial

Investasi Lainnya

Investasi Portofolio

I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III**

Investasi Langsung

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah%

-14 -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8EURCNYZARMYRKRWPHPINRJPYSGDTHBBRLIDRTRY

point-to-pointaverage

Tw.III 2020 vs Tw.II 2020

5,662,45

6,332,81

2,643,07

2,071,32

2,641,94

-0,051,53

-5,03

4,154,02

3,603,12

2,852,75

2,372,32

2,07-2,36

-2,53-4,20

-11,18

%

4

2

0

-2

-4

-6

-8

% PDBMiliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

2017 2018 2019* 2020

Neraca Pendapatan SekunderNeraca Perdagangan

Neraca Jasa

Transaksi BerjalanNeraca Pendapatan Primer De�sit TB/PDB (%) (Skala kanan)-15

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III**

Neraca Perdagangan(Total)

Non Migas

Miliar Dolar AS

Sumber : Bank Indonesia

2017 2018 2019 20201 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 10

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Migas

Sumber: Reuters, diolah; Data s.d 18 November 2020

13.500

13.900

14.300

14.700

15.100

15.500

15.900

16.300

16.700IDR/USD

2019 20201 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 9 10 1189 10 11 12

13.688

16.310

14.70014.070

14.207

14.141

14.381

14.031

14.232

14.11314.065

14.006

13.767

14.85514.708

14.24314.13414.254

14.120 14.06414.219

14.824 14.654

14.519

14.519

Rerata Bulanan

Rerata Triwulanan

Kurs Harian

NPI tetap mencatat surplus

Neraca transaksi modal dan finansial tetap surplus

Nilai tukar triwulan III 2020 terkendali

…didukung surplus transaksi berjalan

..di tengah berlanjutnya surplus neraca perdagangan

…dan kembali menguat pada November 2020

Neraca Pembayaran Indonesia

Transaksi Modal dan Finansial

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Peers

Transaksi Berjalan

Neraca Perdagangan

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Page 40: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank IndonesiaLaporan Kebijakan Moneter Triwulan III 202036

Inflasi Tercatat Rendah

Sumber: BPS, diolah

1,74Inti Traded

2,66

1,10

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9102017 2018 2019 2020

0

1

2

3

4

5% yoy

Inti Non-tradedInti

Sumber: BPS, diolah

Volatile Food (mtm)

0,4

Volatile Food (yoy)-(Skala kanan)

1,32

-2

0

2

4

6

8

-4

-2

0

2

4

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 92017 2018 2019 2020

%mtm % yoy

Sumber: BPS, diolah

De�asi

Angkutan Udara

Tarif Listrik

Komoditas In�asi/De�asi(% mtm)

Sumbangan(%)

-2,22 -0,02

-0,33 -0,01

Sumber: Consensus Forecast

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 102019 2020

Ekspektasi In�asi 2019 Ekspektasi In�asi 2020 Ekspektasi In�asi 2021

% yoy

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

2,002,40

3,103,40

Sumber: BPS, diolah

Administered Prices (mtm)

-0,15

Administered Prices (yoy) - (Skala kanan)

0,46

-1

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 92017 2018 2019 2020

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14% mtm %yoy

Sumber: BPS, diolah

In�asi

Cabai Merah

Bawang Merah

Minyak Goreng

De�asi

Telur Ayam Ras

Daging Ayam Ras

Pepaya

Apel

Tomat

Komoditas In�asi/De�asi(% mtm)

Sumbangan(%)

35,62 0,09

6,15

1,35

0,02

0,01

-3,13 -0,02

-3,21

-0,01-0,95-0,01

-3,62 -0,01

-4,71 -0,01

Inflasi inti tercatat rendah...

Inflasi volatile food meningkat... …terutama dipengaruhi kenaikan harga hortikultura

…sejalan ekspektasi inflasi yang tetap rendah

Inflasi administered prices tetap rendah… … dipengaruhi penurunan tarif angkutan udara

Inflasi Inti Traded vs Non-Traded

Inflasi Volatile Food (VF) Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Komoditas VF

Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast

Inflasi Administered Prices (AP) Penyumbang Inflasi/Deflasi Komoditas AP

Page 41: 00 LKM Tw III 2020 id

Bank Indonesia Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2020 37

Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga dan Sistem Pembayaran Lancar

Modal (Skala kanan)

ATMR (Skala kanan)

CAR

0

1

2

3

4

5

6

7

8

15

17

19

21

23

25

27

29

31

1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 72014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

910

AL/DPKOktober: 30,65%CAR September: 23,41%

Ribu Triliun Rp %AL/DPK

23,39

Sumber: Bank Indonesia

Pertumbuhan Kredit (yoy)

Pertumbuhan DPK (yoy)

LDR (Skala kanan)

60

65

70

75

80

85

90

95

100

3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 102012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

%%

Sumber: Bank Indonesia

-2

3

8

13

18

23

28

Sumber: Bank Indonesia

UYD Pertumbuhan (mtm, Skala kanan) Pertumbuhan

(yoy, Skala kanan)

-20-15-10-50510152025

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 92017 2018 2019 2020

Triliun Rp % UYD

Sumber: Bank Indonesia

NPL Bruto

NPL Neto

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 92017 2018 2019 2020

%

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU - PAPUAJAWA BALINUSRA

Aceh 0,84Sumut 4,33Riau 8,74

Sumbar 1,78Lampung 4,03Kepri -4,18

BengkuluKep,BabelSumselJambi

KalbarKalselKaltim

KaltengKaltara

GorontaloSulutSulteng

SulbarSulselSultra

BantenDKI JakartaJawa Barat

JawaTengah JawaTimurDI Yogyakarta

BaliNTBNTT

MalukuMaluku Utara PapuaPapua Barat

Kredit ≥ 15%

10% ≤ Kredit < 15%

5% ≤ Kredit < 10%

Kredit < 0

0% ≤ Kredit < 5%

Sumber: Bank Indonesia

7,01-10,93

-3,493,60

3,34-1,863,23

8,436,30

-6,132,04

8,00

6,21-0,027,77

2,01-4,142,26

4,32-2,69

-22,16

1,4018,743,60

2,341,67

13,544,71

Sumber: Bank Indonesia, Data Rerata Harian

Transaksi Uang ElektronikPertumbuhan (Skala kanan)

0

100

200

300

400

500

0

100

200

300

400

500

600

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 92017 2018 2019 2020

% yoyRp Miliar

Rasio kecukupan modal tinggi...

Pertumbuhan kredit belum kuat...

Pertumbuhan UYD naik sejalan aktivitas ekonomi…

Rasio kredit bermasalah terjaga...

…sejalan lemahnya pertumbuhan kredit di daerah

Transaksi uang elektronik tumbuh cukup tinggi…

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pertumbuhan Kredit dan DPK

Uang Yang Diedarkan

NPL Bruto dan Neto

Pertumbuhan Kredit berdasarkan Wilayah

Transaksi Uang Elektronik

Page 42: 00 LKM Tw III 2020 id