0 komentar anotasi

Upload: rizqie-novita-sari

Post on 12-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Andy Suwandana. 2008. Penerapan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas VIIIB SMP Islam Terpadu Misykat AlAnwar di Kabupaten Malang. Surabaya: Skripsi UNESA Saya setuju dengan penrapan metode ini. Karena metode ini membuat para siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran untuk tidak canggung dalam belajar dengan teman mereka sendiri selain itu bagi siswa yang menjadi tutor memiliki tanggung jawab untuk membantu teman keran selama ini ada kesenjangan antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar. Dengan adanya penerapan metode ini dapat membuat kesenjangan itu menjadi kabur bahkan hilang dan membuat sosialisasi di kelas terasa lebih nyaman. Anisa Mukarromah. 2009. Pengaruh Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMAN 1 Ngoro Mojokerto. Surabaya: Skripsi UNESA Penerapan metode ini dalam PBM dengan harapan adanya perubahan tingkah laku karena adanya penguatan yang diperoleh dari respon yang positif dari interaksi antara stimulus dan respon. Metode ini dapat diterapkan untuk usia dari SD, SMP hingga SMA karena metode ini dapat membuat siswa mengemukakan pendapatnya (melatih bicara). Ernawati. 2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Pengelompokkan Hewan Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Tunarungu Kelas IV di SLB Asih Mulya Pamekasan. Surabaya: Skripsi UNESA Anak tuna rungu merupakan salah satu dari anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan dalam intelektual, emosi, dan sosial. Mereka memerlukan pendidikan dan layanan yang khusus agar mereka juga memiliki pengetahuan dan mampu bersosialisasi di masyarakat sehingga sebagai guru yang menangani anak didik semacam itu dituntut untuk mempunyai potensi diri yang besar karena perkembangan kognitif anak tersebut terhambat akibat kurangnya perbendaharaan bahasa (kosakata) mereka. Metode ini juga dapat membuat suasana yang menyenangkan bagi PBM dan membuat siswa menjadi lebih aktif. Menurut saya, penerapan metode ini cocok jika diterapkan untuk anak tunarungu khususnya pada materi pengelompokan hgewan. Karena metode ini memeiliki kelebihan diantaranya adalah: memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nila-nilai sosial dan komitmen, menghilangkan sifat mement6ingkan diri sendiri (egosentris), meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, dan lain-lain. Ihda Nur Azizah. 2010. Penggunaan Metode Role Playing Game dalam Meningkatkan Daya Tarik Belajar Anak di R.A Perwanida Kanwil Ketintang Surabaya Tahun Ajaran 2009-2010. Surabaya: Skripsi UNESA. Anak-anak PAUD atau TK (kelompok bermain), berbeda dengan anak usia SD, SMP bahkan dengan anak SMA. Anak-anak PAUD belum meiliki kewajiban untuk belajar secara serius, oleh karena dalam kegiatan belajar mengajarnya guru-guru di TK atau PAUD akan menerapkan metode yang berbeda. Tetapi hal inilah yang sering dilupakan oleh guru-guru tersebut. Mereka mengajarkan anak-anak tersebut untuk harus bisa menulis, membaca atau1

bahkan berhitung dengan metode yang kurang tepat. Penerapan metode yang kurang tepat inilah yang membuat anak-anak mudah bosan dengan materi yang disajikan. Menurut saya, penerapan metode role playing game tepat jika digunakan untuk anak usia PAUD atau TK, karena melibatkan anak untuk terlibat langsung dan belajar aktif sehingga dapat menimbulkan daya tarik anak dalam belajar. Metode ini juga mengarahkan kepada kegiatan yang mendorong anak belajar aktif baik secara fisik, social, maupun psikis dalam memahami konsep. Penerapann metode ini juga tidak membawa beban bagi anak karena anak-anak belajar dengan suasana yang senang dan nyaman. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang belajar karena materi diberikan dalam kegiatan bermain (permainan peran dll). Karades Dian Maharani. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Ngimbang LAmongan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Suarabaya: Skripsi UNESA. Menurut saya, penerapan metode NHT tidak hanya menuntut siswa untuk aktif memahami materi tetapi juga kerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan adanya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan individu dalam kelompok. Selain itu penerapan metode ini memungkinkan untuk menekan kebiasaan siswa yang sering ramai sendiri dan membuat kegaduhan dalam proses belajar mengajar karena setiap siswa dituntut untuk lebih aktif memahami materi dan memecahkan masalah serta mengetahui jawaban dari setiap pertanyaan yang didiskusikan dalam kelompoknya. Margiyanto. Pendekatan Kedisiplinan Kehadiran Guru dan Siswa Tiba di Sekolah Melalui Pendekatan Team Work SMPN 3 Banjarnegara Semester 1 tahun 2009/2010. Jurnal Online: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/36101218_1979-6161.pdf pada tanggal 20 Oktober 2011 pukul 06:45. Menurut saya keterlambatan guru dan siswa hadir di sekolah merupakan salah satu indikasi rendahnya kedisiplinan suatu sekolah selain itu juga mempengaruhi PBM di sekolah tersebut. Terlambatnya guru dapat merugikan siswa karena mengurangi jama mata pelajaran yang seharusnya digunakan seefektif dan seefisien mungkin, gagal dilaksanakan karena keterlambatan guru hadir di kelas yang menyebabkan materi yang disampaikan mengalami keterlambatan (molor). Demikan pula dengan keterlambatan kehadiran siswa di kelas yang dapat mengganggu PBM yang sedang berlangsung akibat dari terpecahnya fokus guru dan murid yang ada di dalam kelas (yang lebih dulu mengikuti PBM sesuai jadwal). Saya setuju dengan di adakannya teamwork sebagai salah satu pemecahan masalah dari keterlambatan tersebut. Karena tidak hanya seorang saja melainkan seluruh sekolah juga aktif dalam meurunkan tingkat keterlambatan yang ada. Selain itu dengan adanya teamwork keputusan terkait permasalahan yang ada di sekolah tersebut dapat dimusyawarahkan untuk mencari solusi terbaik.

2

Nindia Dwi Indira. 2011. Pengaruh Metode Bamboo Dancing terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kronologi Proklamsi Kemerdekaan (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bojonegoro). Surabaya: Skripsi UNESA. Metode bamboo dancing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah materi kronologi proklamasi kemerdekaan. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Nindia dengan penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 2 Bojonegoro. Menurut saya, penerapan metode Bamboo Dancing dapat meningkatkan semangat dan minat, kreativitas, dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga bertujuan tidak hanya untuk mencapai ketuntasan belajar mengajar tetapi juga dapat membuat siswa menemukan konsep-konsep baru sesuai dengan ide mereka, siswa dapat memahami hubungan antar fakta dan peristiwa sejarah yang ada di dalamnya, dan siswa mampu mencapai tingkat berpikir yang lebih tinggi, serta siswa dapat belajar meningkatkan kepercayaan dalam mengemukakan ide atau pendapat dan mampu menghargai pendapat orang lain. Sarwiyati. 2008. Melalui Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah KAA Bagi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe Tahun 2006-2007. Vol. 1 No.3 Desember 2008. Jurnal Online: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13083137.pdf pada tanggal 20 Oktober 2011 pukul 06:45. Penerapan metode penugasan ini baik dilakukan karena tidak hanya memberikan tugas kepada siswa, tetapi juga (disadari atau tidak) telah membuat siswa untuk membaca materi. Namun kelemahan dari metode ini adalah apabila tidak lakukan secara berkesimanbungan dapat membuat siswa hanya sekadar membaca untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tugas saja. Sudiyo. 2010. Upaya Peningkatan Kedisiplinan dalam Mengikuti Pembelajaran Melalui Teknik Bimbingan Model Pola Asuh Bagi Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 2 Randublatung Blora Semester 1 Tahun 2009/2010. Vol. 3 No. 6 Desember 2010. Jurnal Online: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/36101218_1979-6161.pdf pada tanggal 20 Oktober 2011 pukul 06:45. Saya setuju dengan adanya teknik bimbingan model pola asuh dapat membuat hubungan antara guru dan siswa lebih dekat. Sehingga siswa tidak merasa canggung lagi apabila mengalami kesulitan dalam pelajaran. Selain itu juga guru dapat mencari solusi dengan tepat karena dapat mengetahui lebih dalam terkait latar belakang masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Kedudukan guru di dalam teknik bimbingan model ini lebih mengarah pada hubungan seperti orang tua dan anak. Suparjo. Meningkatkan Perilaku Positif Melalui Pembiasaan Peduli Prestasi Bagi Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Karangmalang Sragen Thun 2007/2008. Vol. 2 No. 6 Oktober 2009. Jurnal Online: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/26094552.pdf pada tanggal 20 Oktober 2011 pukul 06:45.

3

Pembiasaan peduli prestasi ini baik diterapkan di sekolah, karena membuat siswa semakin terpacu untuk memperoleh nilai yang terbaik selain itu juga baik untuk meningkatkan semangat berkompetensi dalam hal yang positif bagi kemajuan prestasi siswa itu sendiri. Tidak hanya itu, siswa juga memiliki rasa tanggung jawab terhadap prestasi yang dia raih sehingga dia tidak akan santai tetapi terus berpacu untuk menjadi yang terbaik. Namun ada kelemahan dari pembiasaan ini, karena guru juga dituntut untuk terus memacu para siswanya selain itu guru juga harus mampu menciptakan kondisi yang menunjang bagi siswa agar mereka mampu berkembang dan bereksplorasi. Apabila hal tersebut tidak dapat terlaksana, maka keadaan akan sebaliknya. Meskipun mendapat nilai yang telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan tapi itu hanyalah sekadar nilai, karena siswa tidak benar-benar memahami konsep terkait mata pelajaran yang ia pelajari karena mereka hanya mengejar nilai.

4