tugas anotasi sosiologi dan politik kebijakan pendidikan.pdf

50
Anotasi Bibliografi Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 1 Aminuddin Bary, 2010 Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 Definisi kebijakan publik telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sementara pengertian kebijakan pendidikan berangkat dari pemikiran Tilaar dan Nugroho (2008) yang mengungkapkan bahwa kebijakan pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan hakikat pendidikan dalam proses memanusiakan anak manusia menjadi manusia merdeka. Manusia meredeka adalah manusia yang kreatif yang terwujud di dalam budayanya. Manusia dibesarkan di dalam habitusnya yang membudaya, dia hidup di dalam budayanya dan dia menciptakan atau merekonstruksi budayanya itu sendiri. Komentar Pendidikan adalah proses pemberdayaan sehingga peserta didik menjadi mandiri, kreatif dan bertanggung jawab atas eksistensinya, karena pada dasarnya manusia merupakan mahluk yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas eksistensi dirinya, tidak seorangpun berhak merampas kemandirian orang lain, dan hak menjadi diri sendiri menunjukkan identitas seseorang yang diwujudkan melalui interaksi dengan orang lain.

Upload: djarotmu

Post on 08-Aug-2015

373 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 1

Aminuddin Bary, 2010

Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik

Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

Definisi kebijakan publik telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sementara pengertian

kebijakan pendidikan berangkat dari pemikiran Tilaar dan Nugroho (2008) yang

mengungkapkan bahwa kebijakan pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan hakikat pendidikan

dalam proses memanusiakan anak manusia menjadi manusia merdeka. Manusia meredeka

adalah manusia yang kreatif yang terwujud di dalam budayanya. Manusia dibesarkan di dalam

habitusnya yang membudaya, dia hidup di dalam budayanya dan dia menciptakan atau

merekonstruksi budayanya itu sendiri.

Komentar

Pendidikan adalah proses pemberdayaan sehingga peserta didik menjadi mandiri, kreatif dan

bertanggung jawab atas eksistensinya, karena pada dasarnya manusia merupakan mahluk yang

berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas eksistensi dirinya, tidak seorangpun berhak

merampas kemandirian orang lain, dan hak menjadi diri sendiri menunjukkan identitas

seseorang yang diwujudkan melalui interaksi dengan orang lain.

Page 2: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 2

Aminuddin Bary, 2010

Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik

Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010

Kebijakan pendidikan lahir dari ilmu praksis pendidikan sehingga kebijakan pendidikan

meliputi proses analisis kebijakan, perumusan kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan.

Komentar

Proses kebijakan pendidikan dapat menggunakan model-model yang telah baku, walaupun

model-model tersebut mempunyai kelemahan dan kekurangan, namun dengan kombinasi

berbagai model dapat dihasilkan proses kebijakan yang layak

Page 3: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 3

H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho, 2008

Kebijakan Pendidikan, Pengantar untuk memahami kebijakan pendidikan dan kebijakan

pendidikan sebagai kebijakan public

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Proses memanusia untuk mewujudkan kemerdekaannya diperlukan lingkungan yang kondusif

bagi perkembangan pribadi yang merdeka, sehinga proses pendidikan merupakan kesatuan

antara teori dan praktek pendidikan atau disebut praksis pendidikan.

Komentar

Kebijakan pendidikan harus di pandang berdasarkan pendidikan sebagai suatu pengetahuan

praksis di mana visi dan misi pendidikan mengakomodasi esensi filsafat manusia, filsafat

politik, sosial, ekonomi dan budaya. Dengan demikian, kebijakan pendidikan merupakan

perwujudan dari visi dan misi pendidikan bernuansa esensi manusia berdasarkan filsafat

manusia dan politik dalam konteks situasi politik, ekonomi, dan budaya masyarakatnya

Page 4: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 4

H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho, 2008

Kebijakan Pendidikan, Pengantar untuk memahami kebijakan pendidikan dan kebijakan

pendidikan sebagai kebijakan public

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kebijakan pendidikan menurut Carte V. Good (1959) menyatakan, Educational policy is

judgment, derived from some system of values and some assessment of situational factors,

operating within institutionalized education as a general plan for guiding decision regarding

means of attaining desired educational objectives.

Komentar

Pengertian pernyataan di atas adalah, bahwa kebijakan pendidikan adalah suatu penilaian

terhadap nilai-nilai dan faktor-faktor kebutuhan situasional, yang dioperasikan dalam sebuah

lembaga sebagai perencanaan umum untuk panduan dalam mengambil keputusan, agar tujuan

pendidikan yang diinginkan dapat dicapai.

Page 5: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 5

Dedi Supriadi, 2004

Membangun Bangsa Melalui Pendidikan

Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.

Komentar

Artinya dalam tujuan pendidikan nasional tersebut, dimensi Imtaq merupakan bagian yang

terpadu yang mengimplikasikan bahwa pendidikan Imtaq bukan menjadi tanggungjawab dari

bidang kajian tertentu secara terpisah akan tetapi system pendidikan nasional dan seluruh upaya

pendidikan merupakan system yang terpadu harus sistematis diarahkan untuk menghasilkan

manusia yang seutuhnya.

Page 6: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 6

Dedi Supriadi, 2004

Membangun Bangsa Melalui Pendidikan

Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Definisi kecakapan hidup oleh BBE Depdiknas sebagai berikut; Kecakapan Hidup (Life Skill)

adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema

hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif

mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mempu mengatasinya.

Komentar

Sebenarnya inti dari tujuan Pendidikan Nasional adalah terletak pada pendidikan kecakapan

hidup, hal ini tercermin dalam setiap pelaksanaan pembelajaran menekankan pada ketrampilan

teknis untuk menghasilkan sesuatu. Pendidikan kecakapan hidup harus diintegrasikan ke dalam

proses pembelajaran

Page 7: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 7

Dedi Supriadi, 2004

Membangun Bangsa Melalui Pendidikan

Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Adanya muatan lokal dalam kurikulum merepresentasikan pengakuan terhadap keunikan daerah

dan lingkungan peserta didik yang harus diakomodasi dalam proses pendidikan

Komentar

Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan,

serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan

pendidikan sesuai potensi daerah yang menjadi orientasi dari pengalaman belajar peserta didik.

Page 8: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 8

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Secara umum, Ilmu Pendidikan dipahami dalam dua pengertian. Pengertian pertama, Ilmu

pendidikan dipahami sebagai seni mendidik (the art of educating). Pengertian kedua, ilmu

pendidikan dipahami sebagai ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip-

prinsip ilmiah.

Komentar

Bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang

berusaha memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu memberikan

pilahan-pilihan mendidik yang efektif.

Page 9: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 9

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Pendidikan memiliki peran vital dalam menanamkan nilai-nilai perubahan sosial ekonomi dan

budaya menuju system nilai baru yang lebih baik.

Komentar

Problematika masyarakat saat ini lebih banyak disebabkan oleh kemajuan iptek yang terkadang

kurang memperhatikan keseimbangan sosial budaya, di mana moralitas manusia cenderung

melewati batas kewajaran dan mengarah kepada destruktif. Oleh karena itu sangatlah penting

melakukan pelurusan kembali perilaku manusia melalui moralitas pendidikan.

Page 10: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 10

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Ideologi sosisal dan ideologi ekonomi sebagai salah satu faktor intangible memiliki pengaruh

luar biasa dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu bangsa. Ideologi sosial dan ideology

ekonomi menurut Sargen dalam buku “Contemporary Political Ideologies” (William F. O’Neil

2001), diartikan sebagai system nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran

oleh masyarakat atau kelompok tertentu dalam mengejar kemajuan sosial ekonomi.

Komentar

Kehidupan masyarakat yang mewujudkan tiga aspek yakni sosial, ekonomi dan budaya,

merupakan tiga aspek yang mempengaruhi, menentukan, bahkan membentuk potret baik

buruknya menyelenggarakan pendidikan.begitu sebaliknya, hasil-hasil dari penyelenggaraan

pendidikan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kehidupan sosial, ekonomi,dan

budaya masyarakat

Page 11: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 11

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Selain aspek kehidupan hukum, terdapat kehidupan politik yang mempengaruhi

penyelenggaraan pendidikan, politik merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi

sebagian besar masyarakat.

Komnetar

Artinya faktor politik sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan, seperti halnya

pemberlakuan otonomi daerah membawa dampak perubahan pada dunia pendidikan. Adanya

ego pada masing-masing pemerintah daerah dalam memberlakukan system pendidikan

disesuaikan dengan “kehendak” sang penguasa daerah tersebut.

Page 12: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 12

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Semua kehidupan politik masyarakat berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan umumnya

dan persekolahan khususnya. Mengenai perkembangan kehidupan politik kaitannya dengan

persekolahan telah diungkap oleh James S. Coleman (Imam Barnadib, 1994). Menurutnya, apa

saja yang berada dalam Negara perihal kewarganegaraan hendaklah juga berada di sekolah.

Komentar

Corak pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari corak politik yang ditentukan oleh pemerintah,

hal ini bisa dilihat dari mulai sejarah awal penyelenggaraan pendidikan sejak zaman kolonial

Belanda hingga sekarang. Sosialisasi politik sebenarnya dapat dilakukam oleh lembaga lain

seperti keluarga, ormas, orsospol dan media massa, namun sekolah merupakan salah satu agen

sosialisasi politik yang paling penting.

Page 13: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 13

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Obyek formal ilmu pendidikan menurut Noeng Muhadji (1994) adalah upaya pengembangan

subyek atau satuan sosial menjadi secara normatif lebih baik. Obyek formal ini adalah spesifik

eksplisit bagi disiplin ilmu pendidikan

Komentar

Ilmu pendidikan memiliki objek materi dan objek formal. Objek materi adalah manusia,

samadengan objek beberapa ilmu lain. Ilmu pendidikan sebenarnya mengajarkan kepada kita

tentang perilaku mendidik yang berupa praktek-praktek perilaku mendidik yang tergolong patut

dan tepat .

Page 14: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 14

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Yogjakarta, LaksBang Mediatama

Dalam kenyataan dewasa ini, pendidikan sebagai suatu system menghadapi banyak tantangan

akibat perubahan sosial bubadaya yang dipicu oleh kemajuan teknologi.

Komentar

Di dalam dunia terbuka dewasa ini dengan kemajuan teknologi komunikasi, proses transmisi

kebudayaan yang sederhana tersebut tentunya telah berubah. Data dan informasi dengan mudah

dapat diperoleh sehingga peranan lingkungan bukan lagi lingkungan sosial yang terbatas tetapi

lingkungan yang mondial. Dengan demikian proses transmisi kebudayaan di dalam masyarakat

modern akan menghadapi tantangan-tantangan yang berat. Di sinilah letak peranan pendidikan

untuk mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai dari berbagai

lingkungan.

Page 15: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 15

Arif Rohman, 2009

Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.

Yogyakarta: Laksbang Mediatama

Reformasi pendidikan adalah kumpulan dari sejumlah inovasi pendidikan yang berusaha

mengatasi suatu masalah pendidikan yang cukup besar, dilaksanakan secara luas, meliputi

keseluruhan sistem pendidikan, dan kemungkinan termasuk masalah di luar lingkup pendidikan

Komentar

Reformasi pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih

etektif dan efisien mencapai tujuan pendidikan nasional. Ada dua hal yang perlu dilakukan: a)

mengidentifikasi atas berbagai problem yang menghambat terlaksananya pendidikan, dan, b)

merumuskan reformasi yang bersifat strategik dan praktis sehingga dapat diimplementasikan di

lapangan. Reformasi pendidikan harus didasarkan pada realitas sekolah yang ada, reformasi

hendaknya didasarkan fakta dan hasil penelitian yang memadai dan valid, sehingga dapat

dikembangkan program reformasi yang utuh, jelas dan realistis.

Page 16: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 16

Gunawan, H. Ary, 1986

Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia

Jakarta : Bina Aksara

Politik pendidikan adalah segala kebijakan yang ditentukan oleh penguasa / pemerintah untuk

mengarahkan pemikiran dan menentukan tindakan melalui perangkat pendidikan dalam berbagai

keanekaragaman beserta program dan tujuan demi tercapainya cita-cita dan tujuan negara.

Komentar

Proses pengelolaan pendidikan selain dilakukan oleh masyarakat, juga dilakukan oleh

pemerintah, dan atau memperoleh subsidi dari pemerintah. Proses demikian, pada akhirnya

antara pendidikan dan pemerintah saling mempengaruhi. Pada satu sisi pemerintah dipengaruhi

oleh corak dari lulusan pendidikan yang ada, di sisi lain pemerintah mempengaruhi corak

pendidikan yang ada. Pada gilirannya corak, arah dan tujuan pendidikan ditentukan oleh corak

politik dari pemerintah. Inilah yang kemudian di kenal dengan istilah politik pendidikan

Page 17: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 17

Gunawan, H. Ary, 1986

Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia

Jakarta : Bina Aksara

Pendidikan nasioanal bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa Yang berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Komentar

Bila dipahami dari tujuan tersebut ternyata keimanan dan ketakwaan harus menjadi inti utama

pendidikan nasional. Keimanan dan ketakwaan akan melandasi keberhasilan dari tujuan

pendidikan nasional, yaitu menjadikan warga Negara sebagai manusia yang seutuhnya.

Page 18: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 18

Wasis, dkk., 2002

Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Pembelajaran IPA Fisika

Jakarta : Depdiknas.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran

dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga,

masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan

melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme (constructivism),

bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyaraka belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment).

Komentar Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan.

Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi

pemahaman. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa belajar menggunakan keterampilan

berpikir kritis Bertanya atau questioning dalam pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh

guru maupun siswa

Page 19: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 19

Wasis, dkk., 2002

Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Pembelajaran IPA Fisika

Jakarta : Depdiknas.

Menurut Bandura, belajar dapat dilakukan melalui pemodelan (mencontoh, meniru) perilaku dan

pengalaman orang lain. Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain

(siswa) meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan mengembangkannya.

Komentar

Pembelajaran oleh guru merupakan implementasi pemodelan, artinya guru dalam pengajaran

memperagakan, kemudian siswa meniru apa yang dilakukan oleh guru, misalnya dalam

penggunaan alat ukur, siswa menggunakan alat ukur seperti yang dicontohkan oleh guru

Page 20: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 20

Soejono Trimo, 1986

Pengembangan Pendidikan

Bandung; Remaja Karya, CV.

Setiap Organisasi/Sekolah pasti terdiri atas komponen teknologis dan komponen social yang

masing-masing seyogyanya relevan dengan kondisi dan tuntutan lingkungan organisasi tersebut

agar lembaga pendidikan dapat berkembang secara fit dalam lingkungannya.

Komentar

Kmponen sosial dalam setiap organisasi harus dipertimbangan, selain itu implikasi

manajerialnya juga harus dierhatikan agar teknologi yang akan diterapkan sesuai dengan nilai-

nilai dasar budaya bangsa sehingga kebijakan teknologi menjadi efektif.

Page 21: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 21

Soejono Trimo, 1986

Pengembangan Pendidikan

Bandung; Remaja Karya, CV.

Adanya pengaruh yang timbal balik antara kebudayaan dan system-sistem masyarakat setempat

dengan kebijakan serta implementasi system pendidikan, yang pada akhirnya akan memodifikasi

keyakinan-keyakinan serta system nilai yang terdapat dalam daerah tersebut.

Komentar

Pengaruh timbal balik antara budaya sangat mempengaruhi pola pikir bangsa Indonesia yang

terkadang cenderung sukuisme, misalnya masyarakat Jawa yang terkenal dengan istilah “nrimo

ing pandum” . Pada akhirnya budaya ini mempengaruhi kualitas sebagian produk-produk

pendidikan yang tidak inovatif di Indonesia .

Page 22: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 22

Soejono Trimo, 1986

Pengembangan Pendidikan

Bandung; Remaja Karya, CV.

Sifat ketergantungan dan pasif di kalangan tenaga kependidikan diakibatkan oleh ulah birokrat

yang kurang menghargai ataupun membeda-bedakan pola-pola karier dalam pekerjaan.

Komentar

Pada sebagian besar pelaksanaan pendidikan lebih banyak berorientasi pada pemuasan

kepentingan kaum birokrat. Pola komunikasi dalam sebagian lembaga kependidikan beralur dari

atas ke bawah, sehingga hanya mampu menampakkan gaya kepemimpinan ing ngarso sung

tulodho, ing madyo mangun karso tanpa dibarengi tut wuri handayani yang mampu

membangkitkan partisipasi para tenaga kependidikan secara positif

Page 23: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 23

Soejono Trimo, 1986

Pengembangan Pendidikan

Bandung; Remaja Karya, CV.

Keberhasilan seorang guru dalam kegiatan pengajaran sebagian besar bergantung pada orientasi

dan penguasaan yang dimilikinya atas bidang-bidang materi yang diajarkannya.

Komentar

Setiap guru memiliki kemampuan kompetensi yang berbeda-beda, untuk itu agar kualitas

pengajaran menjadi standar, diperlukan supervise, di samping itu perlu adanya peningkatan

kompetensi pada setiap guru agar mutu pengajarannya menjadi berkualitas.

Page 24: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 24

Wuradji. 1988

Sosiologi Pendidikan Sebuah Pendekatan Sosio-Antropologi

Jakarta: Depdikbud

Sosiologi merupakan ilmu sosial yang mempelajari hubungan antara manusia dengan manusia

atau manusia sebagai individu dengan anggota masyarakat. Sedangkan menurut Munib

(2007:58) pendidikan tidak berjalan dengan vakum sosial.

Komentar

Bidang kajian sosiologi dan pendidikan saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Bidang

kajian sosiologi yang berkaitan langsung dengan pendidikan dilihat dari sudut masyarakat secara

keseluruhan, fungsi pendidikan adalah untuk memelihara kebudayaan. Kebudayaan

berhubungan dengan nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma yang turun temurun dari generasi

dan generasi yang selalui mengalami perubahan.

Page 25: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 25

David O,Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985

Psikologi Sosial

Ciracas, Jakarta; Erlangga

Norma timbal balik menyatakan bahwa kita harus menolong orang yang menolong kita.

Beberapa penelitian (Berkowitz, 1968;Wilke & Lanzetta, 1970) menunjukkan bahwa orang

lebih cenderung membantu seseorang yang pernah membantu mereka. Penelitian yang

dilakukan oleh Regan (1968) menggambarkan gagasan bahwa pemberian bantuan bersifat

timbal balik.

Komentar

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan

norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai

dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-

aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas

pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang

kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari

hubungan antara satu dengan yang lainnya.

Page 26: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 26

David O,Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985

Psikologi Sosial

Ciracas, Jakarta; Erlangga

Salah satu faktor yang mempengaruhi keyakinan individu terhadap kecakapannya adalah tingkat

kesulitan penilaian yang dibuat. Semakin sulit penilaian tersebut, semakin rendah rasa percaya

yang dimiliki individu dan semakin besar kemungkinan bahwa dia akan mengikuti penilaian

orang lain.

Komentar

Penilaian atas diri sendiri adalah sebuah hal yang sulit dilakukan, biasanya terjadi karena

kepercayaan yang lemah terhadap diri sendiri, sehingga apa yang menjadi penilaian oleh orang

lain akhirnya menjadi pedoman dalam membuat sebuah penilaian, begitu juga bagi sebagian

orang yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi cenderung memberikan penilaian yang

tidak obyektif terhadap diri sendiri.

Page 27: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 27

David O,Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985

Psikologi Sosial

Ciracas, Jakarta; Erlangga

Faktor yang berkaitan dengan kepemimpinan (Ridgeway, 1983). Pertama pemimpin cenderung

memiliki keunggulan dalam kemampuan-kemampuan yang membantu kelompok mencapai

tujuan. Kedua pemimpin cenderung memiliki ketrampilan untuk menjalin hubungan

antarpribadi yang mendukung terbentuknya interaksi yang berhasil. Ketiga adalah motivasi

Komentar

Faktor-faktor kepemimpinan seorang pemimpin yang paling penting adalah bagaimana dapat

meneladani karakteristik individualnya kepada para pengikutnya untuk dapat ditekuni, bukan

ditakuti. yang termasuk didalamnya adalah kejujuran dan sifat kemanusiaan

Page 28: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 28

Maliki, Zainuddin, 2010

Sosiologi Pendidikan

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Dalam pembelajaran konstruktivistik, pembelajaran dipandamg sebagai proses yang

dikendalikan sendiri (self regulated). Pembelajaran mengembangkan pengetahuan yang dimiliki

oleh siswa dilakukan ditempat siswa sebagai partisipan. Perspektif ini menekankan kepada

proses pembelajaran kolaboratif sehingga pembelajaran dilakukan bersama (social process).

Siswa diberi fasilitas untuk berinteraksi dengan lingkungan disertai dengan proses refleksi

Komentar

Paradigma konstruktivistik menekankan pada pemahaman (understanding) dan juga menghapus

misunderstanding, serta memecahkan persoalan dalam konteks pemakna-an yang dimiliki siswa.

Namun demikian, guru dalam hal ini didorong untuk menghargai nilai-nilai pengetahuan dan

pengalaman siswa yang telah dimiliki dan dibawa dalam proses pembelajaran. Guru juga

didorong untuk memberikan pengalaman dan bukan sekedar pengetahuan, sehingga siswa akan

memperoleh bekal yang berharga untuk menghadapi kehidupannya. Pendidikan dengan

demikian merupakan proses transfer of knowledge sekaligus experiences.

Page 29: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 29

Nasution, 1994

Sosiologi Pendidikan

Jakarta: Bumi Aksara

Kelakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial yaitu dipelajari dalam

interaksi dengan manusia lainnya, yang dipelajari merupakan hasil hubungan dengan orang lain

sedangkan isi pendidikan ditentukan oleh kelompok, yang menjamin kelangsungan hidupnya

melalui pendidikan.

Komentar

Pendidikan bertalian dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-

aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Hampir semua yang kita pelajari merupakan

hasil hubungan kita dengan orang lain di rumah, di sekolah, di tempat bermain, di pekerjaan dan

sebagainya, pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu itu dengan anggota masyarakat

lainnya.

Page 30: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 30

H.A.R Tilaar, 2002

Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Menurut Matthew Lipman dalam Tilaar (2002:206) terdapat tiga model dari lembaga-lembaga

publik dan swasta di dalam masyarakat kita pertama adalah keluarga yang merupakan suatu

lembaga yang berkenaan dengan nilai nilai swasta (private) selanjutnya negara mewakili nilai

nilai publik yang dilembagakan yang ketiga sekolah yang merupakan fusi dari keduanya.

Komentar

Pendidikan tidak dapat dipisahkan antara keluarga, pemerintah, masyarakat dan sekolah, di

mana kesemuanya memiliki keterikatan yang erat dalam rangka mewujudkan sebuah

penyelenggaraan pendidikan yang baik.

Page 31: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 31

Nasution,MA ,1994

Sosiologi Pendidikan

Jakarta : Bumi Aksara

Berbagai hal diluar sekolah yang dapat mempengaruhi sistem sekolah antara lain:

1. Pengaruh terhadap peranan murid

2. Pengaruh terhadap peranan guru

3. Pengaruh terhadap sekolah

Komentar

Salah satu fungsi dan peran sekolah dalam proses sosial yaitu mempersiapkan seorang agar

menjadi warga dewasa dalam masyarakat, diselenggarakan terutama melalui proses pendidikan

dalam kelas dalam melaksanakan fungsi ini sekolah bekerjasama dengan keluarga, lingkungan,

organisasi, dan lembaga-lembaga lain yang hidup di masyarakat kerjasama itu mungkin

tidak dilaksanakan secara formal, meskipun tidak tertutup kemungkinan memformalkannya.

Sekolah harus bertanggung jawab mengenai hasil proses sosialisasi anak sebelum menjadi

pelajar di sekolah itu dan proses sosialisasi yang berlangsung diluar sekolah selama yang

bersangkutan menjadi pelajar itu.

Page 32: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 32

Djaali, H., Dr. Prof. , 2009

Psikologi Pendidikan

Jakarta:Bumi Aksara

McClelland mengemukakan bahwa di antara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam

kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk

memperoleh makanan

Komentar

Teori Kebutuhan Diperoleh menyatakan bahwa semua orang punya kebutuhan untuk

berprestasi, berkuasa, dan berafiliasi, tetapi berbeda derajatnya. Terdapat sejumlah fenomena

yang mengindikasikan bahwa pria cenderung lebih berorientasi pada prestasi dan kekuasaan

sementara perempuan cenderung lebih berorientasi hubungan.

Page 33: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 33

Rahardjo, M. 2010

Pemikiran Kebijakan Pendidikan Kontemporer

UIN-Maliki Press. Malang.

Pendekatan ekonomi politik memperkenalkan dua kutub politik pendidikan, yaitu politik

pendidikan kapitalistik yang menempatkan pendidikan sebagai layanan privat (menjadi

tanggungjawab pasar) dan politik pendidikan sosialistik yang menempatkan pendidikan sebagai

layanan publik (menjadi tanggungjawab negara)

Komentar

Sebagai penyelenggara negara, pemeritah berkewajiban menyediakan layanan pendidikan secara

bebas biaya untuk semua warga negara usia sekolah. Ketentuan bebas biaya ini berlaku untuk

pendidikan dengan standar pelayanan minimum. Bila warga negara menghendaki pendidikan di

atas standar pelayanan minimum, maka biaya pendidikan ditanggung sendiri oleh warga negara

yang bersangkutan. Walaupun dalam praktiknya pemerintah daerah di era otonomi berani mematok

harga pendidikan yang lumayan mahal.

Page 34: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 34

Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, 2009

Education Management Analisis Teori dan Praktik

Jakarta: PT Grafindo Persada

Pendidikan mendapat perhatian khusus karena pendidikan adalah kunci kemajuan dalam semua

bidang. Oleh karenanya terhadap argument pendidikan sebagai hak asasi manusia perlu

ditambahkan bahwa pendidikan adalah alat yang sangat diperlukan dalam pembangunan social

dan ekonomi.

Komentar

Pendidikan adalah pilar keberhasilan suatu bangsa, bangsa yang memiliki pendidikan maju akan

menjadi bangsa yang maju, di samping itu jika pendidikan maju maka secara social ekonomi

bangsa tersebut akan ikut maju

Page 35: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 35

Dede Rosyada, 2007

Paradigma Pendidikan Demokerasi Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Pendidikan

Jakarta: Fajar Interpratama Offset

Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan mekanisme dalam

kepemimpinan lembaga pendidikan, namun secara substantif. Sekolah demokeratis adalah

membawa semangat demokerasi tersebut dalam perencanaan, pengelolaan dan evaluasi

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Komentar

Pengembangan nilai-nilai demokratis di sekolah juga perlu diterapkan untuk menghadapi era

globalisasi yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan

akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia.

Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya manusia yang bermutu dan

profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki resistence yang

kokoh di tengah-tengah konflik peradaban

Page 36: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 36

Irianto, 2011.

Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori dan Model)

Rajawali Pers, Jakarta.

Pendidikan akan melahirkan lapisan masyarakat terdidik menjadi kekuatan perekat yang

menautkan unit-unit sosial di dalam masyarakat: keluarga, komunitas masyarakat, dan

organisasi sosial yang kemudian menjelma dalam bentuk organisasi besar berupa lembaga

negara.

Komentar

Bangsa ini yang telah mengalami berbagai persoalan multidimensi dari sejak masa kemerdekaan

hingga pasca reformasi belum terlihat adanya indikasi menuju kepada suatu bangsa yang ideal,

republik yang dicita-citakan atau juga sebagai mana yang menjadi ideologi kita Pancasila yaitu

bangsa yang berdaulat dan negara berdemokrasi. Runtuhnya Orde Baru setidaknya menggugah

kembali harapan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, yakni sistem pendidikan

yang membebaskan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan penderitaan. Utamanya

diharapkan agar reformasi politik dan ekonomi dapat dicapai dengan juga melakukan reformasi

dan transformasi di bidang pendidikan

Page 37: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 37

Irianto, 2011.

Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori dan Model)

Rajawali Pers, Jakarta.

Dalam perspektif politik, pendidikan harus mampu mengembangkan kapasitas dan kapabiltas

individu menjadi warga negara yang baik (good citizens) yang memiliki tingkat kesadaran yang

tinggi terhadap hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Komentar

Pendidikan harus dapat melahirkan individu yang memiliki visi dan idealisme untuk

membangun kekuatan bersama sebagai bangsa. Dengan demikian. pendidikan merupakan usaha

besar untuk meletakan landasan sosial yang kokoh bagi terciptanya masyarakat demokratis yang

bertumpu pada golongan masyarakat kelas menengah terdidik yang menjadi pilar civil society

yang menjadi salah satu tiang penyangga bagi upaya perwujudan pembangunan masyarakat

demokratis.

Page 38: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 38

Irianto, 2011.

Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori dan Model)

Rajawali Pers, Jakarta.

Sistem pendidikan yang selalu didasarkan pada pardigma politik telah terbukti menghasilkan

SDM yang hanya bersifat mekanis dan kurang kreatif.

Komentar

Padangan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan bukan saja hanya sekedar etika

dalam arti 'baik' atau 'tidak baik', namun lebih ditekankan pada tujuan mengapa perlu ada

pembangunan pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya dapat

membimbing manusia untuk mempunyai tujuan

Page 39: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 39

Nasution, 1983

Sosiologi Pendidikan.

Bumi Aksara, Jakarta

Perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor biologis, lingkungan

alamiah dan lingkungan sosial budaya.

Komentar

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk

kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati.

Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis

dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama

seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem

kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat

secara berkelompok membentuk budaya

Page 40: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 40

S. Nasution, 1995

Sosiologi Pendidikan

Jakarta: Bumi Aksara

Kegiatan belajar yang berpusat dalam ruang kelas hanya dapat berjalan lancar karena adanya

pola-pola kebudayaan sekolah yang menentukan kelakuan yang diharapkan dari murid-murid

dalam proses belajar-mengajar.

Komentar

Interaksi terus-menerus antara guru dan murid mengharuskan masing-masing memahami

norma-norma kelakuan serta isyarat-isyarat yang melambangkan norma-norma tertentu. Oleh

karenanya, di sekolah-sekolah, kita menemukan bagaimana murid-murid tidak diperbolehkan

bercakap-cakap dalam kelas atau berjalan mondar-mandir sebab hal tersebut jelas mengganggu

jalan pelajaran. Di sinilah kita melihat bagaimana guru sering melakukan isyarat-isyarat tertentu

demi terciptanya ketenteraman kelas dan meminta perhatian penuh peserta didik akan pelajaran.

Page 41: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 41

Dede Rosyada, 2007

Paradigm Pendidikan Demokerasi Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Pendidikan

Jakarta: Fajar Interpratama Offset

Kemajuan ilmu dan teknologi yang mendorong kemajuan sektor ekonomi dengan keterbukaan

pasar secara global, akan membawa implikasi terbentuknya masyarakat dunia baru.

Komentar

Lahirnya budaya global bukan berarti hilangnya identitas suatu masyarakat, justru globalisasi

telah merangsang kesadaran individu, kesadaran etnis dari suatu komunitas yang pluralistik.

Artinya pendidikan nasional kita perlu mempunyai sikap didalam menghadapi perubahan-

perubahan global dalam era globalisasi dewasa ini.

Page 42: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 42

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2010

Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

Bandung, Penerbit PT. REMAJA ROSDAKARYA

Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan

yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan. Terdapat

tujuh kesalahan, 1). Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran. 2). Menunggu peserta didik

berperilaku negatif. 3). Menggunakan destruktif discipline. 4). Mengabaikan kebutuhan-

kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik.5). Merasa diri paling pandai dikelasnya.

6). Tidak adil (diskriminatif). 7). Memaksa hak peserta didik.

Komentar

Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas sangat ditentukan oleh guru. Guru harus selalu

koreksi dengan apa yang telah diberikan kepada anak didiknya. Tidak ada cara lain kecuali

harus selalu banyak belajar, mengali informasi-informasi demi menunjang profesinya. Selain

itu, pengawasan dari orang lain mutlak dilakukan, menghindari kesalahan-kesalahan yang

terjadi.

Page 43: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 43

Sumaji, Dkk,1998

Pendidikan Sains Yang Humanistis

Yogyakarta Penerbit Kanisius

Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki siswa setelah mereka selesai mengalami

proses pendidikan merupakan hasil langsung pendidikan..

Komentar

Hasil akhir dari sebuah pendidikan adalah tiga hal pokok, meliputi aspek pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotor). Dalam proses pendidikan yang ada

pada diri manusia ketiga hal pokok tersebut menjadi ukuran keberhasil, sedangkan tujuan akhir

dari sebuah proses pendidikan adalah adanya perubahan sikap, tingkah laku dan pola pikir dari

subyek pendidikan itu sendiri.

Page 44: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 44

Dr.E. Mulyasa, M.Pd,2010

Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan

Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA

Pemberian otonomi yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-

gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum.

Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar

dapat mengakomodasikan seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen

masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada disekolah.

Komentar

Pemberian otonomi pada sekolah merupakan sebuah reformasi terhadap pendidikan, di mana

sekolah diberi kewenangan untuk mengatur, meningkatkan mutu semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuannya, namun pemberian otonomi pada sekolah harus dibarengi dengan

kontrol, di mana hal ini bertujuan untuk menghindari praktik-pratik penyelewengan dalam

pelaksanaan pendidikan.

Page 45: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 45

Sumaji, Dkk,1998

Pendidikan Sains Yang Humanistis

Yogyakarta Penerbit Kanisius

Biaya pendidikan di sekolah merupakan potensi yang sangat menentukan keberhasilan proses

pembelajaran dan merupakan bagian integral dalam kajian manajemen pendidika. Biaya

pendidikan di sekolah juga berkaitan dengan berbagai komponen pendidikan, termasuk guru dan

tenaga kependidikan lain yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.

Komentar

Biaya pendidikan merupakan tnggung jawab pemerintah sesuai yang amanahkan di dalam UUD

1945, namun bukan berarti masyarakat boleh lepas tangan begitu saja terhadap pembiayaan

pendidikan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih dari sekedar pelayanan

minimal, masyarakat wajib ikut membiayai pendidikan sesuai dengan stratanya.

Page 46: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 46

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2009

Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru

Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA

Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar proses pendidikan dan

pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta penerapannya dalam pelaksanaan dan

pengembangan pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik merupakan upaya memfasilitasi

perkembangan potensi individu secar optimal dan bersinergi antara pengembangan potensi

setiap aspek kepribadian.

Komentar

Ciri pembelajaran yang mendidik adalah guru dalam upaya memfasilitasi perkembangan potensi

individu secara optimal dan bersinergi antara pengembangan potensi pada ranah tertentu

(kognitif; afektif, psikomotorik). Upaya memfasilitasi setiap aspek tersebut dalam pembelajaran

selalu mengacu pada pembentukan kemampuan individu yang utuh dalam kompetensi

kecakapan hidup yang bermartabat, bermoral, dan bertanggung jawab.

Page 47: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 47

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2009

Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru

Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta

didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Komentar

Aktivitas dan kreafivitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas dan

kreativitas guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. serta

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang guru dituntut mampu mengelola kelas

sesuai dengan potensi yang ada pada peserta didik

Page 48: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 48

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2009

Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru

Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan,

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak

sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu,

maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

Komentar

Pembelajaran harus lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi

dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai

oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga

dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan

mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Disini

pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang

mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

Page 49: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 49

Soerjono Soekanto, 2010.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta: Rajawali Pers.

Problem-problem sosial timbul, karena tidak adanya integrasi yang harmonis antara lembaga-

lembaga kemasyarakatan. Orang perorangan mengalami kesulitan-kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan macam-macam hubungan-hubungan sosial.

Komentar

Suatu kebudayaan mungkin berubah sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa

bahwa kebutuhan-kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh kebudayaannya, seperti kebutuhan

biologis ataupun sosial. Secara biologis manusia mempunyai kebutuhan yang fundamental,

yaitu: makanan dan hidup. Selain itu ada kebutuhan lain yang timbul karena pergaulan dalam

masyarakat, yaitu : kedudukan dan peranan sosial. Apabila seseorang tidak dapat memenuhi

baik kebutuhan biologis dan sosial maka kehidupannya akan tertekan.

Page 50: Tugas Anotasi Sosiologi dan Politik Kebijakan Pendidikan.pdf

Anotasi Bibliografi

Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 50

Nasution, 1983

Sosiologi Pendidikan.

Bumi Aksara, Jakarta

Sosiologi pendidikan adalah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola-pola sosial yang terdapat

dalam sistem pendidikan. Dengan menganalisis hubungan dan interaksi manusia dalam

pendidikan, diharapkan memperoleh prinsip-prinsip dan generalisasi tentang hubungan manusia

dalam sistem pendidikan.

Komentar

Sosiologi dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam menganalisis pendidikan, untuk

memahami hubungan antar manusia di dalam sekolah dan struktur masyarakat tempat sekolah

itu beroperasi. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam

pendidikan melainkan juga tujuan pendidikan, bahan kurikulum, pokok-pokok praktis, etis dan

sebagainya.