tugas anotasi sosiologi dan politik kebijakan pendidikan.pdf
TRANSCRIPT
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 1
Aminuddin Bary, 2010
Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
Definisi kebijakan publik telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sementara pengertian
kebijakan pendidikan berangkat dari pemikiran Tilaar dan Nugroho (2008) yang
mengungkapkan bahwa kebijakan pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan hakikat pendidikan
dalam proses memanusiakan anak manusia menjadi manusia merdeka. Manusia meredeka
adalah manusia yang kreatif yang terwujud di dalam budayanya. Manusia dibesarkan di dalam
habitusnya yang membudaya, dia hidup di dalam budayanya dan dia menciptakan atau
merekonstruksi budayanya itu sendiri.
Komentar
Pendidikan adalah proses pemberdayaan sehingga peserta didik menjadi mandiri, kreatif dan
bertanggung jawab atas eksistensinya, karena pada dasarnya manusia merupakan mahluk yang
berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas eksistensi dirinya, tidak seorangpun berhak
merampas kemandirian orang lain, dan hak menjadi diri sendiri menunjukkan identitas
seseorang yang diwujudkan melalui interaksi dengan orang lain.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 2
Aminuddin Bary, 2010
Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
Kebijakan pendidikan lahir dari ilmu praksis pendidikan sehingga kebijakan pendidikan
meliputi proses analisis kebijakan, perumusan kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan.
Komentar
Proses kebijakan pendidikan dapat menggunakan model-model yang telah baku, walaupun
model-model tersebut mempunyai kelemahan dan kekurangan, namun dengan kombinasi
berbagai model dapat dihasilkan proses kebijakan yang layak
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 3
H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho, 2008
Kebijakan Pendidikan, Pengantar untuk memahami kebijakan pendidikan dan kebijakan
pendidikan sebagai kebijakan public
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Proses memanusia untuk mewujudkan kemerdekaannya diperlukan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan pribadi yang merdeka, sehinga proses pendidikan merupakan kesatuan
antara teori dan praktek pendidikan atau disebut praksis pendidikan.
Komentar
Kebijakan pendidikan harus di pandang berdasarkan pendidikan sebagai suatu pengetahuan
praksis di mana visi dan misi pendidikan mengakomodasi esensi filsafat manusia, filsafat
politik, sosial, ekonomi dan budaya. Dengan demikian, kebijakan pendidikan merupakan
perwujudan dari visi dan misi pendidikan bernuansa esensi manusia berdasarkan filsafat
manusia dan politik dalam konteks situasi politik, ekonomi, dan budaya masyarakatnya
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 4
H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho, 2008
Kebijakan Pendidikan, Pengantar untuk memahami kebijakan pendidikan dan kebijakan
pendidikan sebagai kebijakan public
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kebijakan pendidikan menurut Carte V. Good (1959) menyatakan, Educational policy is
judgment, derived from some system of values and some assessment of situational factors,
operating within institutionalized education as a general plan for guiding decision regarding
means of attaining desired educational objectives.
Komentar
Pengertian pernyataan di atas adalah, bahwa kebijakan pendidikan adalah suatu penilaian
terhadap nilai-nilai dan faktor-faktor kebutuhan situasional, yang dioperasikan dalam sebuah
lembaga sebagai perencanaan umum untuk panduan dalam mengambil keputusan, agar tujuan
pendidikan yang diinginkan dapat dicapai.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 5
Dedi Supriadi, 2004
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Komentar
Artinya dalam tujuan pendidikan nasional tersebut, dimensi Imtaq merupakan bagian yang
terpadu yang mengimplikasikan bahwa pendidikan Imtaq bukan menjadi tanggungjawab dari
bidang kajian tertentu secara terpisah akan tetapi system pendidikan nasional dan seluruh upaya
pendidikan merupakan system yang terpadu harus sistematis diarahkan untuk menghasilkan
manusia yang seutuhnya.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 6
Dedi Supriadi, 2004
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Definisi kecakapan hidup oleh BBE Depdiknas sebagai berikut; Kecakapan Hidup (Life Skill)
adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema
hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mempu mengatasinya.
Komentar
Sebenarnya inti dari tujuan Pendidikan Nasional adalah terletak pada pendidikan kecakapan
hidup, hal ini tercermin dalam setiap pelaksanaan pembelajaran menekankan pada ketrampilan
teknis untuk menghasilkan sesuatu. Pendidikan kecakapan hidup harus diintegrasikan ke dalam
proses pembelajaran
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 7
Dedi Supriadi, 2004
Membangun Bangsa Melalui Pendidikan
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Adanya muatan lokal dalam kurikulum merepresentasikan pengakuan terhadap keunikan daerah
dan lingkungan peserta didik yang harus diakomodasi dalam proses pendidikan
Komentar
Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan,
serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan
pendidikan sesuai potensi daerah yang menjadi orientasi dari pengalaman belajar peserta didik.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 8
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Secara umum, Ilmu Pendidikan dipahami dalam dua pengertian. Pengertian pertama, Ilmu
pendidikan dipahami sebagai seni mendidik (the art of educating). Pengertian kedua, ilmu
pendidikan dipahami sebagai ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip-
prinsip ilmiah.
Komentar
Bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang
berusaha memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu memberikan
pilahan-pilihan mendidik yang efektif.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 9
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Pendidikan memiliki peran vital dalam menanamkan nilai-nilai perubahan sosial ekonomi dan
budaya menuju system nilai baru yang lebih baik.
Komentar
Problematika masyarakat saat ini lebih banyak disebabkan oleh kemajuan iptek yang terkadang
kurang memperhatikan keseimbangan sosial budaya, di mana moralitas manusia cenderung
melewati batas kewajaran dan mengarah kepada destruktif. Oleh karena itu sangatlah penting
melakukan pelurusan kembali perilaku manusia melalui moralitas pendidikan.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 10
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Ideologi sosisal dan ideologi ekonomi sebagai salah satu faktor intangible memiliki pengaruh
luar biasa dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu bangsa. Ideologi sosial dan ideology
ekonomi menurut Sargen dalam buku “Contemporary Political Ideologies” (William F. O’Neil
2001), diartikan sebagai system nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran
oleh masyarakat atau kelompok tertentu dalam mengejar kemajuan sosial ekonomi.
Komentar
Kehidupan masyarakat yang mewujudkan tiga aspek yakni sosial, ekonomi dan budaya,
merupakan tiga aspek yang mempengaruhi, menentukan, bahkan membentuk potret baik
buruknya menyelenggarakan pendidikan.begitu sebaliknya, hasil-hasil dari penyelenggaraan
pendidikan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kehidupan sosial, ekonomi,dan
budaya masyarakat
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 11
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Selain aspek kehidupan hukum, terdapat kehidupan politik yang mempengaruhi
penyelenggaraan pendidikan, politik merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi
sebagian besar masyarakat.
Komnetar
Artinya faktor politik sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan, seperti halnya
pemberlakuan otonomi daerah membawa dampak perubahan pada dunia pendidikan. Adanya
ego pada masing-masing pemerintah daerah dalam memberlakukan system pendidikan
disesuaikan dengan “kehendak” sang penguasa daerah tersebut.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 12
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Semua kehidupan politik masyarakat berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan umumnya
dan persekolahan khususnya. Mengenai perkembangan kehidupan politik kaitannya dengan
persekolahan telah diungkap oleh James S. Coleman (Imam Barnadib, 1994). Menurutnya, apa
saja yang berada dalam Negara perihal kewarganegaraan hendaklah juga berada di sekolah.
Komentar
Corak pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari corak politik yang ditentukan oleh pemerintah,
hal ini bisa dilihat dari mulai sejarah awal penyelenggaraan pendidikan sejak zaman kolonial
Belanda hingga sekarang. Sosialisasi politik sebenarnya dapat dilakukam oleh lembaga lain
seperti keluarga, ormas, orsospol dan media massa, namun sekolah merupakan salah satu agen
sosialisasi politik yang paling penting.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 13
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Obyek formal ilmu pendidikan menurut Noeng Muhadji (1994) adalah upaya pengembangan
subyek atau satuan sosial menjadi secara normatif lebih baik. Obyek formal ini adalah spesifik
eksplisit bagi disiplin ilmu pendidikan
Komentar
Ilmu pendidikan memiliki objek materi dan objek formal. Objek materi adalah manusia,
samadengan objek beberapa ilmu lain. Ilmu pendidikan sebenarnya mengajarkan kepada kita
tentang perilaku mendidik yang berupa praktek-praktek perilaku mendidik yang tergolong patut
dan tepat .
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 14
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Yogjakarta, LaksBang Mediatama
Dalam kenyataan dewasa ini, pendidikan sebagai suatu system menghadapi banyak tantangan
akibat perubahan sosial bubadaya yang dipicu oleh kemajuan teknologi.
Komentar
Di dalam dunia terbuka dewasa ini dengan kemajuan teknologi komunikasi, proses transmisi
kebudayaan yang sederhana tersebut tentunya telah berubah. Data dan informasi dengan mudah
dapat diperoleh sehingga peranan lingkungan bukan lagi lingkungan sosial yang terbatas tetapi
lingkungan yang mondial. Dengan demikian proses transmisi kebudayaan di dalam masyarakat
modern akan menghadapi tantangan-tantangan yang berat. Di sinilah letak peranan pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai dari berbagai
lingkungan.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 15
Arif Rohman, 2009
Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: Laksbang Mediatama
Reformasi pendidikan adalah kumpulan dari sejumlah inovasi pendidikan yang berusaha
mengatasi suatu masalah pendidikan yang cukup besar, dilaksanakan secara luas, meliputi
keseluruhan sistem pendidikan, dan kemungkinan termasuk masalah di luar lingkup pendidikan
Komentar
Reformasi pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih
etektif dan efisien mencapai tujuan pendidikan nasional. Ada dua hal yang perlu dilakukan: a)
mengidentifikasi atas berbagai problem yang menghambat terlaksananya pendidikan, dan, b)
merumuskan reformasi yang bersifat strategik dan praktis sehingga dapat diimplementasikan di
lapangan. Reformasi pendidikan harus didasarkan pada realitas sekolah yang ada, reformasi
hendaknya didasarkan fakta dan hasil penelitian yang memadai dan valid, sehingga dapat
dikembangkan program reformasi yang utuh, jelas dan realistis.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 16
Gunawan, H. Ary, 1986
Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia
Jakarta : Bina Aksara
Politik pendidikan adalah segala kebijakan yang ditentukan oleh penguasa / pemerintah untuk
mengarahkan pemikiran dan menentukan tindakan melalui perangkat pendidikan dalam berbagai
keanekaragaman beserta program dan tujuan demi tercapainya cita-cita dan tujuan negara.
Komentar
Proses pengelolaan pendidikan selain dilakukan oleh masyarakat, juga dilakukan oleh
pemerintah, dan atau memperoleh subsidi dari pemerintah. Proses demikian, pada akhirnya
antara pendidikan dan pemerintah saling mempengaruhi. Pada satu sisi pemerintah dipengaruhi
oleh corak dari lulusan pendidikan yang ada, di sisi lain pemerintah mempengaruhi corak
pendidikan yang ada. Pada gilirannya corak, arah dan tujuan pendidikan ditentukan oleh corak
politik dari pemerintah. Inilah yang kemudian di kenal dengan istilah politik pendidikan
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 17
Gunawan, H. Ary, 1986
Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia
Jakarta : Bina Aksara
Pendidikan nasioanal bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa Yang berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Komentar
Bila dipahami dari tujuan tersebut ternyata keimanan dan ketakwaan harus menjadi inti utama
pendidikan nasional. Keimanan dan ketakwaan akan melandasi keberhasilan dari tujuan
pendidikan nasional, yaitu menjadikan warga Negara sebagai manusia yang seutuhnya.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 18
Wasis, dkk., 2002
Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Pembelajaran IPA Fisika
Jakarta : Depdiknas.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran
dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme (constructivism),
bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyaraka belajar (learning community),
pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment).
Komentar Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan.
Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa belajar menggunakan keterampilan
berpikir kritis Bertanya atau questioning dalam pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh
guru maupun siswa
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 19
Wasis, dkk., 2002
Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Pembelajaran IPA Fisika
Jakarta : Depdiknas.
Menurut Bandura, belajar dapat dilakukan melalui pemodelan (mencontoh, meniru) perilaku dan
pengalaman orang lain. Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain
(siswa) meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan mengembangkannya.
Komentar
Pembelajaran oleh guru merupakan implementasi pemodelan, artinya guru dalam pengajaran
memperagakan, kemudian siswa meniru apa yang dilakukan oleh guru, misalnya dalam
penggunaan alat ukur, siswa menggunakan alat ukur seperti yang dicontohkan oleh guru
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 20
Soejono Trimo, 1986
Pengembangan Pendidikan
Bandung; Remaja Karya, CV.
Setiap Organisasi/Sekolah pasti terdiri atas komponen teknologis dan komponen social yang
masing-masing seyogyanya relevan dengan kondisi dan tuntutan lingkungan organisasi tersebut
agar lembaga pendidikan dapat berkembang secara fit dalam lingkungannya.
Komentar
Kmponen sosial dalam setiap organisasi harus dipertimbangan, selain itu implikasi
manajerialnya juga harus dierhatikan agar teknologi yang akan diterapkan sesuai dengan nilai-
nilai dasar budaya bangsa sehingga kebijakan teknologi menjadi efektif.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 21
Soejono Trimo, 1986
Pengembangan Pendidikan
Bandung; Remaja Karya, CV.
Adanya pengaruh yang timbal balik antara kebudayaan dan system-sistem masyarakat setempat
dengan kebijakan serta implementasi system pendidikan, yang pada akhirnya akan memodifikasi
keyakinan-keyakinan serta system nilai yang terdapat dalam daerah tersebut.
Komentar
Pengaruh timbal balik antara budaya sangat mempengaruhi pola pikir bangsa Indonesia yang
terkadang cenderung sukuisme, misalnya masyarakat Jawa yang terkenal dengan istilah “nrimo
ing pandum” . Pada akhirnya budaya ini mempengaruhi kualitas sebagian produk-produk
pendidikan yang tidak inovatif di Indonesia .
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 22
Soejono Trimo, 1986
Pengembangan Pendidikan
Bandung; Remaja Karya, CV.
Sifat ketergantungan dan pasif di kalangan tenaga kependidikan diakibatkan oleh ulah birokrat
yang kurang menghargai ataupun membeda-bedakan pola-pola karier dalam pekerjaan.
Komentar
Pada sebagian besar pelaksanaan pendidikan lebih banyak berorientasi pada pemuasan
kepentingan kaum birokrat. Pola komunikasi dalam sebagian lembaga kependidikan beralur dari
atas ke bawah, sehingga hanya mampu menampakkan gaya kepemimpinan ing ngarso sung
tulodho, ing madyo mangun karso tanpa dibarengi tut wuri handayani yang mampu
membangkitkan partisipasi para tenaga kependidikan secara positif
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 23
Soejono Trimo, 1986
Pengembangan Pendidikan
Bandung; Remaja Karya, CV.
Keberhasilan seorang guru dalam kegiatan pengajaran sebagian besar bergantung pada orientasi
dan penguasaan yang dimilikinya atas bidang-bidang materi yang diajarkannya.
Komentar
Setiap guru memiliki kemampuan kompetensi yang berbeda-beda, untuk itu agar kualitas
pengajaran menjadi standar, diperlukan supervise, di samping itu perlu adanya peningkatan
kompetensi pada setiap guru agar mutu pengajarannya menjadi berkualitas.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 24
Wuradji. 1988
Sosiologi Pendidikan Sebuah Pendekatan Sosio-Antropologi
Jakarta: Depdikbud
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang mempelajari hubungan antara manusia dengan manusia
atau manusia sebagai individu dengan anggota masyarakat. Sedangkan menurut Munib
(2007:58) pendidikan tidak berjalan dengan vakum sosial.
Komentar
Bidang kajian sosiologi dan pendidikan saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Bidang
kajian sosiologi yang berkaitan langsung dengan pendidikan dilihat dari sudut masyarakat secara
keseluruhan, fungsi pendidikan adalah untuk memelihara kebudayaan. Kebudayaan
berhubungan dengan nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma yang turun temurun dari generasi
dan generasi yang selalui mengalami perubahan.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 25
David O,Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985
Psikologi Sosial
Ciracas, Jakarta; Erlangga
Norma timbal balik menyatakan bahwa kita harus menolong orang yang menolong kita.
Beberapa penelitian (Berkowitz, 1968;Wilke & Lanzetta, 1970) menunjukkan bahwa orang
lebih cenderung membantu seseorang yang pernah membantu mereka. Penelitian yang
dilakukan oleh Regan (1968) menggambarkan gagasan bahwa pemberian bantuan bersifat
timbal balik.
Komentar
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan
norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai
dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-
aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas
pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang
kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari
hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 26
David O,Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985
Psikologi Sosial
Ciracas, Jakarta; Erlangga
Salah satu faktor yang mempengaruhi keyakinan individu terhadap kecakapannya adalah tingkat
kesulitan penilaian yang dibuat. Semakin sulit penilaian tersebut, semakin rendah rasa percaya
yang dimiliki individu dan semakin besar kemungkinan bahwa dia akan mengikuti penilaian
orang lain.
Komentar
Penilaian atas diri sendiri adalah sebuah hal yang sulit dilakukan, biasanya terjadi karena
kepercayaan yang lemah terhadap diri sendiri, sehingga apa yang menjadi penilaian oleh orang
lain akhirnya menjadi pedoman dalam membuat sebuah penilaian, begitu juga bagi sebagian
orang yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi cenderung memberikan penilaian yang
tidak obyektif terhadap diri sendiri.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 27
David O,Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, 1985
Psikologi Sosial
Ciracas, Jakarta; Erlangga
Faktor yang berkaitan dengan kepemimpinan (Ridgeway, 1983). Pertama pemimpin cenderung
memiliki keunggulan dalam kemampuan-kemampuan yang membantu kelompok mencapai
tujuan. Kedua pemimpin cenderung memiliki ketrampilan untuk menjalin hubungan
antarpribadi yang mendukung terbentuknya interaksi yang berhasil. Ketiga adalah motivasi
Komentar
Faktor-faktor kepemimpinan seorang pemimpin yang paling penting adalah bagaimana dapat
meneladani karakteristik individualnya kepada para pengikutnya untuk dapat ditekuni, bukan
ditakuti. yang termasuk didalamnya adalah kejujuran dan sifat kemanusiaan
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 28
Maliki, Zainuddin, 2010
Sosiologi Pendidikan
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Dalam pembelajaran konstruktivistik, pembelajaran dipandamg sebagai proses yang
dikendalikan sendiri (self regulated). Pembelajaran mengembangkan pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa dilakukan ditempat siswa sebagai partisipan. Perspektif ini menekankan kepada
proses pembelajaran kolaboratif sehingga pembelajaran dilakukan bersama (social process).
Siswa diberi fasilitas untuk berinteraksi dengan lingkungan disertai dengan proses refleksi
Komentar
Paradigma konstruktivistik menekankan pada pemahaman (understanding) dan juga menghapus
misunderstanding, serta memecahkan persoalan dalam konteks pemakna-an yang dimiliki siswa.
Namun demikian, guru dalam hal ini didorong untuk menghargai nilai-nilai pengetahuan dan
pengalaman siswa yang telah dimiliki dan dibawa dalam proses pembelajaran. Guru juga
didorong untuk memberikan pengalaman dan bukan sekedar pengetahuan, sehingga siswa akan
memperoleh bekal yang berharga untuk menghadapi kehidupannya. Pendidikan dengan
demikian merupakan proses transfer of knowledge sekaligus experiences.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 29
Nasution, 1994
Sosiologi Pendidikan
Jakarta: Bumi Aksara
Kelakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial yaitu dipelajari dalam
interaksi dengan manusia lainnya, yang dipelajari merupakan hasil hubungan dengan orang lain
sedangkan isi pendidikan ditentukan oleh kelompok, yang menjamin kelangsungan hidupnya
melalui pendidikan.
Komentar
Pendidikan bertalian dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-
aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Hampir semua yang kita pelajari merupakan
hasil hubungan kita dengan orang lain di rumah, di sekolah, di tempat bermain, di pekerjaan dan
sebagainya, pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu itu dengan anggota masyarakat
lainnya.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 30
H.A.R Tilaar, 2002
Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Menurut Matthew Lipman dalam Tilaar (2002:206) terdapat tiga model dari lembaga-lembaga
publik dan swasta di dalam masyarakat kita pertama adalah keluarga yang merupakan suatu
lembaga yang berkenaan dengan nilai nilai swasta (private) selanjutnya negara mewakili nilai
nilai publik yang dilembagakan yang ketiga sekolah yang merupakan fusi dari keduanya.
Komentar
Pendidikan tidak dapat dipisahkan antara keluarga, pemerintah, masyarakat dan sekolah, di
mana kesemuanya memiliki keterikatan yang erat dalam rangka mewujudkan sebuah
penyelenggaraan pendidikan yang baik.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 31
Nasution,MA ,1994
Sosiologi Pendidikan
Jakarta : Bumi Aksara
Berbagai hal diluar sekolah yang dapat mempengaruhi sistem sekolah antara lain:
1. Pengaruh terhadap peranan murid
2. Pengaruh terhadap peranan guru
3. Pengaruh terhadap sekolah
Komentar
Salah satu fungsi dan peran sekolah dalam proses sosial yaitu mempersiapkan seorang agar
menjadi warga dewasa dalam masyarakat, diselenggarakan terutama melalui proses pendidikan
dalam kelas dalam melaksanakan fungsi ini sekolah bekerjasama dengan keluarga, lingkungan,
organisasi, dan lembaga-lembaga lain yang hidup di masyarakat kerjasama itu mungkin
tidak dilaksanakan secara formal, meskipun tidak tertutup kemungkinan memformalkannya.
Sekolah harus bertanggung jawab mengenai hasil proses sosialisasi anak sebelum menjadi
pelajar di sekolah itu dan proses sosialisasi yang berlangsung diluar sekolah selama yang
bersangkutan menjadi pelajar itu.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 32
Djaali, H., Dr. Prof. , 2009
Psikologi Pendidikan
Jakarta:Bumi Aksara
McClelland mengemukakan bahwa di antara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam
kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk
memperoleh makanan
Komentar
Teori Kebutuhan Diperoleh menyatakan bahwa semua orang punya kebutuhan untuk
berprestasi, berkuasa, dan berafiliasi, tetapi berbeda derajatnya. Terdapat sejumlah fenomena
yang mengindikasikan bahwa pria cenderung lebih berorientasi pada prestasi dan kekuasaan
sementara perempuan cenderung lebih berorientasi hubungan.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 33
Rahardjo, M. 2010
Pemikiran Kebijakan Pendidikan Kontemporer
UIN-Maliki Press. Malang.
Pendekatan ekonomi politik memperkenalkan dua kutub politik pendidikan, yaitu politik
pendidikan kapitalistik yang menempatkan pendidikan sebagai layanan privat (menjadi
tanggungjawab pasar) dan politik pendidikan sosialistik yang menempatkan pendidikan sebagai
layanan publik (menjadi tanggungjawab negara)
Komentar
Sebagai penyelenggara negara, pemeritah berkewajiban menyediakan layanan pendidikan secara
bebas biaya untuk semua warga negara usia sekolah. Ketentuan bebas biaya ini berlaku untuk
pendidikan dengan standar pelayanan minimum. Bila warga negara menghendaki pendidikan di
atas standar pelayanan minimum, maka biaya pendidikan ditanggung sendiri oleh warga negara
yang bersangkutan. Walaupun dalam praktiknya pemerintah daerah di era otonomi berani mematok
harga pendidikan yang lumayan mahal.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 34
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, 2009
Education Management Analisis Teori dan Praktik
Jakarta: PT Grafindo Persada
Pendidikan mendapat perhatian khusus karena pendidikan adalah kunci kemajuan dalam semua
bidang. Oleh karenanya terhadap argument pendidikan sebagai hak asasi manusia perlu
ditambahkan bahwa pendidikan adalah alat yang sangat diperlukan dalam pembangunan social
dan ekonomi.
Komentar
Pendidikan adalah pilar keberhasilan suatu bangsa, bangsa yang memiliki pendidikan maju akan
menjadi bangsa yang maju, di samping itu jika pendidikan maju maka secara social ekonomi
bangsa tersebut akan ikut maju
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 35
Dede Rosyada, 2007
Paradigma Pendidikan Demokerasi Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Jakarta: Fajar Interpratama Offset
Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan mekanisme dalam
kepemimpinan lembaga pendidikan, namun secara substantif. Sekolah demokeratis adalah
membawa semangat demokerasi tersebut dalam perencanaan, pengelolaan dan evaluasi
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Komentar
Pengembangan nilai-nilai demokratis di sekolah juga perlu diterapkan untuk menghadapi era
globalisasi yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan
akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia.
Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya manusia yang bermutu dan
profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki resistence yang
kokoh di tengah-tengah konflik peradaban
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 36
Irianto, 2011.
Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori dan Model)
Rajawali Pers, Jakarta.
Pendidikan akan melahirkan lapisan masyarakat terdidik menjadi kekuatan perekat yang
menautkan unit-unit sosial di dalam masyarakat: keluarga, komunitas masyarakat, dan
organisasi sosial yang kemudian menjelma dalam bentuk organisasi besar berupa lembaga
negara.
Komentar
Bangsa ini yang telah mengalami berbagai persoalan multidimensi dari sejak masa kemerdekaan
hingga pasca reformasi belum terlihat adanya indikasi menuju kepada suatu bangsa yang ideal,
republik yang dicita-citakan atau juga sebagai mana yang menjadi ideologi kita Pancasila yaitu
bangsa yang berdaulat dan negara berdemokrasi. Runtuhnya Orde Baru setidaknya menggugah
kembali harapan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, yakni sistem pendidikan
yang membebaskan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan penderitaan. Utamanya
diharapkan agar reformasi politik dan ekonomi dapat dicapai dengan juga melakukan reformasi
dan transformasi di bidang pendidikan
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 37
Irianto, 2011.
Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori dan Model)
Rajawali Pers, Jakarta.
Dalam perspektif politik, pendidikan harus mampu mengembangkan kapasitas dan kapabiltas
individu menjadi warga negara yang baik (good citizens) yang memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi terhadap hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Komentar
Pendidikan harus dapat melahirkan individu yang memiliki visi dan idealisme untuk
membangun kekuatan bersama sebagai bangsa. Dengan demikian. pendidikan merupakan usaha
besar untuk meletakan landasan sosial yang kokoh bagi terciptanya masyarakat demokratis yang
bertumpu pada golongan masyarakat kelas menengah terdidik yang menjadi pilar civil society
yang menjadi salah satu tiang penyangga bagi upaya perwujudan pembangunan masyarakat
demokratis.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 38
Irianto, 2011.
Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori dan Model)
Rajawali Pers, Jakarta.
Sistem pendidikan yang selalu didasarkan pada pardigma politik telah terbukti menghasilkan
SDM yang hanya bersifat mekanis dan kurang kreatif.
Komentar
Padangan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan bukan saja hanya sekedar etika
dalam arti 'baik' atau 'tidak baik', namun lebih ditekankan pada tujuan mengapa perlu ada
pembangunan pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya dapat
membimbing manusia untuk mempunyai tujuan
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 39
Nasution, 1983
Sosiologi Pendidikan.
Bumi Aksara, Jakarta
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor biologis, lingkungan
alamiah dan lingkungan sosial budaya.
Komentar
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati.
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis
dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama
seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem
kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat
secara berkelompok membentuk budaya
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 40
S. Nasution, 1995
Sosiologi Pendidikan
Jakarta: Bumi Aksara
Kegiatan belajar yang berpusat dalam ruang kelas hanya dapat berjalan lancar karena adanya
pola-pola kebudayaan sekolah yang menentukan kelakuan yang diharapkan dari murid-murid
dalam proses belajar-mengajar.
Komentar
Interaksi terus-menerus antara guru dan murid mengharuskan masing-masing memahami
norma-norma kelakuan serta isyarat-isyarat yang melambangkan norma-norma tertentu. Oleh
karenanya, di sekolah-sekolah, kita menemukan bagaimana murid-murid tidak diperbolehkan
bercakap-cakap dalam kelas atau berjalan mondar-mandir sebab hal tersebut jelas mengganggu
jalan pelajaran. Di sinilah kita melihat bagaimana guru sering melakukan isyarat-isyarat tertentu
demi terciptanya ketenteraman kelas dan meminta perhatian penuh peserta didik akan pelajaran.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 41
Dede Rosyada, 2007
Paradigm Pendidikan Demokerasi Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Jakarta: Fajar Interpratama Offset
Kemajuan ilmu dan teknologi yang mendorong kemajuan sektor ekonomi dengan keterbukaan
pasar secara global, akan membawa implikasi terbentuknya masyarakat dunia baru.
Komentar
Lahirnya budaya global bukan berarti hilangnya identitas suatu masyarakat, justru globalisasi
telah merangsang kesadaran individu, kesadaran etnis dari suatu komunitas yang pluralistik.
Artinya pendidikan nasional kita perlu mempunyai sikap didalam menghadapi perubahan-
perubahan global dalam era globalisasi dewasa ini.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 42
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2010
Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
Bandung, Penerbit PT. REMAJA ROSDAKARYA
Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan
yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan. Terdapat
tujuh kesalahan, 1). Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran. 2). Menunggu peserta didik
berperilaku negatif. 3). Menggunakan destruktif discipline. 4). Mengabaikan kebutuhan-
kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik.5). Merasa diri paling pandai dikelasnya.
6). Tidak adil (diskriminatif). 7). Memaksa hak peserta didik.
Komentar
Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas sangat ditentukan oleh guru. Guru harus selalu
koreksi dengan apa yang telah diberikan kepada anak didiknya. Tidak ada cara lain kecuali
harus selalu banyak belajar, mengali informasi-informasi demi menunjang profesinya. Selain
itu, pengawasan dari orang lain mutlak dilakukan, menghindari kesalahan-kesalahan yang
terjadi.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 43
Sumaji, Dkk,1998
Pendidikan Sains Yang Humanistis
Yogyakarta Penerbit Kanisius
Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki siswa setelah mereka selesai mengalami
proses pendidikan merupakan hasil langsung pendidikan..
Komentar
Hasil akhir dari sebuah pendidikan adalah tiga hal pokok, meliputi aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotor). Dalam proses pendidikan yang ada
pada diri manusia ketiga hal pokok tersebut menjadi ukuran keberhasil, sedangkan tujuan akhir
dari sebuah proses pendidikan adalah adanya perubahan sikap, tingkah laku dan pola pikir dari
subyek pendidikan itu sendiri.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 44
Dr.E. Mulyasa, M.Pd,2010
Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan
Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA
Pemberian otonomi yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-
gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum.
Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar
dapat mengakomodasikan seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen
masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada disekolah.
Komentar
Pemberian otonomi pada sekolah merupakan sebuah reformasi terhadap pendidikan, di mana
sekolah diberi kewenangan untuk mengatur, meningkatkan mutu semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya, namun pemberian otonomi pada sekolah harus dibarengi dengan
kontrol, di mana hal ini bertujuan untuk menghindari praktik-pratik penyelewengan dalam
pelaksanaan pendidikan.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 45
Sumaji, Dkk,1998
Pendidikan Sains Yang Humanistis
Yogyakarta Penerbit Kanisius
Biaya pendidikan di sekolah merupakan potensi yang sangat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran dan merupakan bagian integral dalam kajian manajemen pendidika. Biaya
pendidikan di sekolah juga berkaitan dengan berbagai komponen pendidikan, termasuk guru dan
tenaga kependidikan lain yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
Komentar
Biaya pendidikan merupakan tnggung jawab pemerintah sesuai yang amanahkan di dalam UUD
1945, namun bukan berarti masyarakat boleh lepas tangan begitu saja terhadap pembiayaan
pendidikan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih dari sekedar pelayanan
minimal, masyarakat wajib ikut membiayai pendidikan sesuai dengan stratanya.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 46
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2009
Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru
Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA
Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar proses pendidikan dan
pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta penerapannya dalam pelaksanaan dan
pengembangan pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik merupakan upaya memfasilitasi
perkembangan potensi individu secar optimal dan bersinergi antara pengembangan potensi
setiap aspek kepribadian.
Komentar
Ciri pembelajaran yang mendidik adalah guru dalam upaya memfasilitasi perkembangan potensi
individu secara optimal dan bersinergi antara pengembangan potensi pada ranah tertentu
(kognitif; afektif, psikomotorik). Upaya memfasilitasi setiap aspek tersebut dalam pembelajaran
selalu mengacu pada pembentukan kemampuan individu yang utuh dalam kompetensi
kecakapan hidup yang bermartabat, bermoral, dan bertanggung jawab.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 47
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2009
Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru
Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta
didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Komentar
Aktivitas dan kreafivitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas dan
kreativitas guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. serta
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang guru dituntut mampu mengelola kelas
sesuai dengan potensi yang ada pada peserta didik
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 48
Dr. E. Mulyasa, M.Pd, 2009
Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru
Bandung, Penerbit PT REMAJA ROSDAKARYA
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak
sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu,
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
Komentar
Pembelajaran harus lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi
dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai
oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga
dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan
mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Disini
pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang
mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 49
Soerjono Soekanto, 2010.
Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Problem-problem sosial timbul, karena tidak adanya integrasi yang harmonis antara lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Orang perorangan mengalami kesulitan-kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan macam-macam hubungan-hubungan sosial.
Komentar
Suatu kebudayaan mungkin berubah sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa
bahwa kebutuhan-kebutuhannya tidak dapat dipenuhi oleh kebudayaannya, seperti kebutuhan
biologis ataupun sosial. Secara biologis manusia mempunyai kebutuhan yang fundamental,
yaitu: makanan dan hidup. Selain itu ada kebutuhan lain yang timbul karena pergaulan dalam
masyarakat, yaitu : kedudukan dan peranan sosial. Apabila seseorang tidak dapat memenuhi
baik kebutuhan biologis dan sosial maka kehidupannya akan tertekan.
Anotasi Bibliografi
Djarot Mudjianto/ 201110240211027/MKPP2011 50
Nasution, 1983
Sosiologi Pendidikan.
Bumi Aksara, Jakarta
Sosiologi pendidikan adalah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola-pola sosial yang terdapat
dalam sistem pendidikan. Dengan menganalisis hubungan dan interaksi manusia dalam
pendidikan, diharapkan memperoleh prinsip-prinsip dan generalisasi tentang hubungan manusia
dalam sistem pendidikan.
Komentar
Sosiologi dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam menganalisis pendidikan, untuk
memahami hubungan antar manusia di dalam sekolah dan struktur masyarakat tempat sekolah
itu beroperasi. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam
pendidikan melainkan juga tujuan pendidikan, bahan kurikulum, pokok-pokok praktis, etis dan
sebagainya.