heruedi.blog.uns.ac.id · web viewpembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan...

65
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKMP) Diusulkan oleh : 1. Nurul Fitriyah Sulaeman (K2305034) 2. Haris Adi Saputra (K2307028) 3. Heru Edi Kurniawan (K2307009) 4. Herdiyan Kurniasari (K2306029) 5. Anisa Widyaningtiyas (K2307017)

Upload: lykhanh

Post on 11-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR DITINJAU

DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BIDANG KEGIATAN :

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKMP)

Diusulkan oleh :

1. Nurul Fitriyah Sulaeman (K2305034)

2. Haris Adi Saputra (K2307028)

3. Heru Edi Kurniawan (K2307009)

4. Herdiyan Kurniasari (K2306029)

5. Anisa Widyaningtiyas (K2307017)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2008

Page 2: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching And Learning

Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPA

Sekolah Dasar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa

2. Bidang Kegiatan : PKMP

3. Bidang Ilmu : Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Nurul Fitriyah Sulaeman

b. NIM : K2305034

c. Jurusan : P. MIPA

d. Universitas : Universitas Sebelas Maret

e. Alamat Rumah/hp : Jl. Harapan no87A Cirebon (081804406223)

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang

6. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap : Dra. Rini Budiharti, M.Pd

b. NIP : 131 415 240

c. Alamat Rumah : Ngebuk RT 04/VII no. 70 Kartosuro (0271-788038)

7. Biaya Kegiatan Total : Rp. 2.000.000,00

8. Jangka waktu pelaksanaan : 4 Bulan

9. Sumber dana : DIPA

Surakarta, 1 Maret 2008

Menyetujui,

Pembantu Dekan III FKIP UNS Ketua Pelaksana

Drs. Amir Fuady, M.Hum Nurul Fitriyah Sulaeman

NIP. 131 415 240 NIM K2305034

Pembantu Rektor III UNS Dosen Pembimbing

Drs. Dwi Tiyanto, SU Dra. Rini Budiharti, M.Pd

NIP. 130 814 593 NIP. 131 415 240

Page 3: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

A. JUDUL PROGRAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

SISWA SEKOLAH DASAR

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut kurikulum sekolah dasar saat ini (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan 2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuairi dan berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar.( Depdiknas, 2006:1).

Pembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara

Belajar Siswa Aktif (CBSA). Namun pada kenyataannya masih banyak proses

pembelajaran di sekolah dasar yang menggunakan model pembelajaran

konvensional yang monoton dan kurang memberi kesempatan bagi siswa untuk

belajar secara aktif dalam suasana yang menyenangkan. Siswa sekolah dasar yang

pada umumnya sangat aktif, dipaksa menjadi anak-anak yang pasif dimana

mereka harus duduk tegak dengan rapi selama proses belajar berlangsung. Hal ini

menyebabkan banyak siswa sekolah dasar yang merasa bosan dan tidak betah di

sekolah. Setiap pagi saat mereka datang ke sekolah, mereka tidak bersemangat

untuk mempelajari pengetahuan yang baru, karena sekolah setiap hari selalu sama

dalam proses pembelajaran tidak ada hal-hal baru yang menarik untuk ditunggu.

Page 4: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar adalah

ketepatan penggunaan metode pengajaran. Hal ini menuntut guru untuk

menguasai berbagai macam metode mengajar sehingga memungkinkan siswa

untuk belajar dengan efektif dan efisien. Rini Budiharti (1998: 2) mengatakan

bahwa “Metode yaitu berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum, yang sesuai

untuk mencapai tujuan tertentu”. Sementara Oemar Hamalik menyebutkan,

“Metode berarti cara, yakni cara mencapai suatu tujuan. Metode mengajar berarti

cara mencapai tujuan mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh

murid dalam kegiatan belajar mengajar”(1992:81).

Keaktifan siswa akan dapat muncul ketika proses belajar mengajar

menggunakan model yang sesuai untuk memfasilitasi siswa menjadi aktif. Siswa

sekolah dasar yang tingkat usianya antara sekitar 7 – 13 tahun, sesuai dengan

tingkat perkembangannya, memiliki karakter dasar yang aktif serta menyukai

permainan dengan teman sebayanya. Karakteristik dasar ini sebaiknya dapat

diakomodir dan diarahkan dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa merasa

belajar bukan sebagai sebuah beban, melainkan suatu kegiatan menyenangkan

tanpa paksaan.

Dalam merancang pembelajaran IPA di sekolah dasar para guru mendapat

tantangan untuk membuat suatu model rancangan pembelajaran yang mampu

merangsang dan mengarahkan keaktifan siswa sekaligus mampu memberi

pengalaman penemuan tentang konsep-konsep IPA. Berbagai model pembelajaran

dapat dijadikan pilihan untuk menjawab tantangan ini, salah satunya adalah model

Quantum Teaching And Learning.

C. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, agar penelitian ini lebih efektif maka kami

menyusun perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran

Quantum Teaching And Learning dan model pembelajaran konvensional

terhadap kemampuan kognitif siswa?

Page 5: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal siswa kategori

tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara penggunaan model pembelajaran

Quantum Teaching And Learning dan model pembelajaran konvensional

terhadap kemampuan kognitif siswa?

4. Apakah ada peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti

pembelajaran model Quantum Teaching And Learning?

D. TUJUAN PROGRAM

Program penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh antara penggunaan model

pembelajaran quantum teaching and learning dan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa pada pelajaran IPA

sekolah dasar

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh antara kemampuan awal

siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa

3. Mengetahui ada tidaknya interaksi pengaruh antara penggunaan model

pembelajaran Quantum Teaching And Learning dan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa

4. Mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah

mengikuti pembelajaran model Quantum Teaching And Learning

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari program penelitian ini adalah :

1. Siswa sekolah dasar dapat mempelajari IPA melalui kegiatan belajar yang

menyenangkan

2. Memberikan alternatif model pembelajaran IPA sekolah dasar sebagai

upaya meningkatkan kemampuan kognitif siswa sekolah dasar

3. Model pembelajaran quantum teaching and learning pada pembelajaran

IPA di sekolah dasar dapat menjadi salah satu alternatif variasi metode

Page 6: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tingkat perkembangan

siswa.

4. Peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPA sekolah

dasar

5. Terciptanya suasana kegiatan belajar mengajar IPA sekolah dasar yang

kondusif bagi siswa

F. KEGUNAAN PROGRAM

Adapun kegunaan dari program ini, diantaranya :

1. Mengatasi kesulitan siswa belajar mata pelajaran IPA

2. Memberikan alternatif model pembelajaran bagi para guru IPA sekolah

dasar

3. Memberikan contoh model pembelajaran quantum teaching and learning

pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar yang dijadikan studi kasus

penelitian

4. Mengetahui pengaruh penerapan model quantum teaching and learning

pada kemempuan kognitif siswa pada pelajaran IPAa sekolah dasar

5. Mengembangkan kreativitas dalam merancang pembelajaran bagi

mahasiswa pelaksana kegiatan

G. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Oemar Hamalik bahwa, “Belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pangalaman ( learning is defined as modification

or strengthening of behavior through experiencing)”.(Oemar Hamalik, 1992: 36).

Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih

luas daripada itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Banyak faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar

salah satunya adalah ketepatan penggunaan metode pengajaran. Hal ini menuntut

guru untuk menguasai berbagai macam metode mengajar sehingga

Page 7: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

memungkinkan siswa untuk belajar dengan efektif dan efisien. Rini Budiharti

(1998: 2) mengatakan bahwa “Metode yaitu berbagai cara kerja yang bersifat

relatif umum, yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”. Sementara Oemar

Hamalik menyebutkan, “Metode berarti cara, yakni cara mencapai suatu tujuan.

Metode mengajar berarti cara mencapai tujuan mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang

diharapkan tercapai oleh murid dalam kegiatan belajar mengajar”(1992:81).

I. Metode Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang

paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara

mengajar dengan model konvensional dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah.

Model ini merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan

keterangan atau informasi atau tentang suatu pokok persoalan serta masalah

secara lisan.

Dalam menggunakan model konvensional, guru perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1. Apabila di sekolah telah tersedia bahan bacaan / buku-buku yang berisi

bahan atau masalah yang akan dipelajari

2. Apabila jumlah siswa tidak terlalu banyak, sehingga memungkinkan

guru dapat menggunakan teknik-teknik penyajian lain yang lebih efektif

3. Apabila guru bukan seorang pembicara yang baik, tidak mampu menarik

perhatian siswa

Keuntungan model pembelajaran konvensional adalah :

1. Guru lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan

pembelajaran disebabkan siswa melakukan kegiatan yang sama

2. Perhatian guru tidak terbagi-bagi

Kelemahan model pembelajaran konvensional adalah :

1. Guru tidak mampu untuk mengontrol sejauh mana siswa telah memahami

uraiannya

2. Kadang-kadang model ini membosankan apalagi jika guru menyampaikan

secara monoton dan kurang mampu menarik perhatian siswa

(Sugiyanto, 2000:10)

Page 8: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

II. Model Quantum teaching and learning

Model pembelajaran Quantum Teaching And Learning adalah penggubahan

belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Model ini juga menyertakan segala

kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta

berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi inilah yang

mendirikanlandasan dan kerangka untuk belajar. (DePorter, 2000:3)

Dalam Quantum Teaching And Learning terdapat 3 kata kunci untuk

membantu pemahaman terhadap filosofi model ini, yaitu :

1. Quantum

Quantum diartikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Dengan demikian Quantum Teaching And Learning diartikan

sebagai pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di

sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk

belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi

ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang

akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

2. Pemercepatan Belajar

Pemercepatan belajar dilakukan dengan menyingkirkan hambatan yang

menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan

musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang

sesuai, cara efektif penyajian, dan keterlibatan aktif .

3. Fasilitasi

Fasilitasi merupakan proses mempermudah segala hal yang merujuk pada

implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar serta

mengembalikan proses belajar ke keadaan yang mudah dan alami.

(DePorter, 2000:5-6)

Asas Utama Quantum Teaching And Learning

Asas utama dalam Quantum Teaching And Learning adalah Bawalah

Dunia Mereka Ke Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka.

Landasan utama ini mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid

sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, seorang guru harus

Page 9: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak

yang diberikan para siswa, bukan oleh departemen pendidikan. Sebuah kegiatan

belajar merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh aspek kepribadian manusia

(pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap, dan

keyakinan sebelumnya serta presepsi masa mendatang. Denagn demikian, karena

belajar berkaitan dengan manusia secara keseluruhan, hak untuk memudahkan

belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru. Tindakan ini

akan memperikan para guru izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan

perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.

(DePorter, 2000:6)

Memasuki dunia murid dapat dilakukan dengan mengaitkan apa yang

diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari

kehidupan rumah, sosial, hobi, dan akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk,

seorang guru dapat membawa murid-muridnya ke dalam dunia guru tersebut, dan

memberikan pemahaman pada para murid mengenai isi dunia itu. Di sinilah kosa

kata baru, model mental, rumus, dan lain-lain dibeberkan. Seraya menjelajahi

kaitan dan interaksi, baik siswa maupun guru mendapatkan pengalaman baru dan

Dunia Kita diperluas mencakup tidak hanya para siswa tetapi juga guru.

Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan mendalam ini, siswa

dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan

menerapkannya pada situasi baru.

(DePorter, 2000: 6-7)

Prinsip-prinsip Quantum Teaching And Learning

Quantum Teaching And Learning memiliki lima prinsip, yaitu :

1. Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh seorang guru, dari

kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya

mengirimkan pesan tentang belajar

2. Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam pembelajaran mempunyai tujuan.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama

Page 10: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks,

yang menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling

baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka

memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4. Akui setiap usaha

Kegiatan belajar mengan dung resiko, karena belajar berarti melangkah

keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka

patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan

balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan

belajar. (DePorter, 2000: 7-8)

Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching And Learning

Kerangka rancangan belajar belajar Quantum Teaching And Learning dikenal

dengan singkatan TANDUR, yaitu :

Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan dengan mengajukan pertanyaan

“Apakah Manfaatnya Bagi Ku?” dan manfaatkan kehidupan pelajar.

Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua

pelajar.

Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, dan strategi.

Demonstrasikan

Sediakan tempat bagi pelajar bahwa mereka tahu.

Ulangi

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskannya.

Rayakan

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan ketermpilan dan

ilmu pengetahuan.

(DePorter, 2000:9-10)

Page 11: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Model Quantum Teaching And Learning

Model Quantum Teaching And Learning dibagi menjadi dua bagian utama,

yaitu :

a. Mengorkestrasi kesuksesan melalui konteks

Konteks menata panggung belajar mempunyai empat aspek, meliputi :

Suasana kelas

Suasana yang penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan pula dalam

belajar. (DePorter, 2000:14) Dalam mengorkestrasikan suasana yang

menggairahkan diperlukan langkah-langkah berikut ini :

Kekuatan terpendam niat

Niat kuat seorang guru, atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi

siswa harus terlihat jelas. Siswa “menangkap” pandangan seorang guru,

lebih cepat daripada mereka “menangkap” pelajaran. Hal ini dapat

dilakukan dengan memperhatikan emosi siswa. Memehami emosi siswa

akan dapat membuat pembelajaran lebih berarti and permanen.

Jalinan rasa simpati dan saling pengertian

Untuk menarik keterlibatan siswa, guru harus membangun hubungan ,

yaitu denagn menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Hubungan akan

membangun jembatan menuju kehidupan bergairah siswa, membuka jalan

memasuki dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka, berbagi

kesuksesan puncak mereka, dan berbicara dengan bahasa hati mereka.

Membina hubungan dapat memudahkanguru melibatkan siswa,

memudahkan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus, dan

meningkatkan kegembiraan. Sejauh mene seorang guru memesuki dunia

siswa, sejauh itu pula pengaruh yang ia miliki dalam kehidupan mereka.

Keriangan dan ketakjuban

Kegembiraan dapat membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah, dan

bahkan sikap negatif. Dilema muncul dalam diri seorang murid ketika

kegiatan belajar yang dulunya menyenangkan dibuat dalam suasana serba

kaku demi mencapai suatu nilai tertentu. Padahal belajar adalah tempat

yang mengalir dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan.

Page 12: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan

Biasanya saat kita mencapai sesuatu, kita langsung melanjutkan ke

kegiatan selanjutnya, tanpa menciptakan daya pendorong istimewa untuk

mengulang keberhasilan itu. Seorang guru harus menanamkan bibit

kesuksesan dan menghubungkan belajar dengan perayaan. Perayaan

membangun keinginan untuk sukses.

Pengambilan resiko

Belajar itu mengandung resiko. Setiap kita bertualang untuk belajar

sesuatu yang baru, kita mengambil resiko untuk keluar dari zona nyaman

kita. Pengambilan resiko menjaga otak tetap bergerak, dan dapat terasa

menggembirakan jika kita menciptakan suasana resiko aman, penuh

dukungan dan dorongan untuk melakukan sesuatu.

Rasa saling memiliki

Membangun rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran

dan meningkatkan rasa tanggung jawab pelajar.

Keteladanan

Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun

hubugan dan memahami orang lain. Keteladanan ini akan lebih berdampak

kuat pada siswa. (DePorter, 2000:19-39)

Landasan

Menurut DePorter (2000:14), landasan adalah kerangka kerja yang meliputi

tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang

memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas

belajar. Dalam mengorkestrasi landasan yang kukuh, lankah-langkah yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut :

Tujuan

Sebuah komunitas belajar memiliki lebih dari sekedar lokasi yang sama,

tetapi harus memiliki tujuan yang sama.tujuan yang sama akan merekatkan

anggota komunitas dan memacu mereka untuk beraksi.

Prinsip-prinsip

Page 13: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Berikut ini merupakan 8 kunci keunggulan yang dapat menjadi prinsip

landasan yang kukuh:

1. Integritas (bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh)

2. Kegagalan awal kesuksesan

3. Bicaralah dengan niat baik (berbicara dengan pengertian positif dan

bertanggungjawab terhadap komunikasi yang jujur)

4. Hidup di saat ini (pusatkan perhatian pada saat ini dan manfaatkan

waktu sebaik-baiknya)

5. Komitmen (penuhi setiap janji dan kewajiban)

6. Tanggung jawab

7. Sikap luwes dan fleksibel (bersikaplah terbuka terhadap segala

perubahan yang membantu memperoleh hasil yang diinginkan)

8. Keseimbangan (jaga keselarasan antara pikiran, tubuh, dan jiwa)

Keyakinan akan kemampuan pelajar, belajar, dan mengajar

Keyakinan seseorang akan mempengaruhi tindakan dan prilaku seseorang

serta akan memberi pengaruh terhadap orang-orang disekitarnya. Dalam

pembelajaran harus tercipta keyakinan antara guru dan siswa, siswa yakin

dengan kemampuan guru mengajar dan guru yakin dengan kemampuan

siswa belajar.

Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan

Keempat hal diatas memenuhi kebutuhan otak akan struktur positif yang

terarah. Sehingga siswa dapat nyaman sekaligus mengetahui arah yang

jelas dalam pembelajaran.

Menjaga komunitas tetap berjalan dan tumbuh

Membangun landasan yang kukuh memerlukan waktu, usaha, dan tenaga.

Hal ini merupakan proses yang harus terus berlangsung selama proses

pembelajaran berlangsung. Perhatian yang konsisten akan membuat apa

yang telah dibangun tetap kuat dan sehat. (DePorter, 2000:44-58)

Lingkungan

Page 14: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Lingkungan meliputi cara penataan ruang kelas dan semua hal yang

mendukung proses belajar (DePorter, 2000:14). Lingkungan dapat

dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu :

Lingkungan sekeliling (misalnya

poster, warna cat tembok kelas, tumbuhan, dll)

Alat Bantu (benda yang dapat

mewakili gagasan)

Pengaturan bangku

Musik (menurut penelitian terbukti

musik klasik yang pas baik dari segi nada maupun volume, dapat

membantu meningkatkan hasil belajar) (DePorter, 2000: 64-77)

Rancangan

Rancangan adalah penciptaan terarah unsure-unsur penting yang bisa

menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar

menukar informasi (DePorter, 2000:15). Dalam membuat perancangan pengajaran

yang dinamis, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan :

Dari dunia mereka ke dunia kita (Asas utama Quantum teaching and

learning)

Modalitas Visual-Auditorial-Kinestetik

Walaupun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas ini, namun

hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar. Melalui

indra yang mana orang-orang cenderung menyimpan informasi. (Prashing,

2007:44). Maing-masing modalitas memiliki ciri tersendiri, diantaranya :

Visual :

- teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan

- mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada

dibacakan

- membutuhkan gambaran dan tujuan yang menyeluruh dan

menangkap detail

Auditorial

- perhatiannya mudah terpecah

Page 15: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

- berbicara dengan pola berirama

- belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir, bersuara

saat membaca

- berdialog secara internal dan eksternal

Kinestetik

- menyentuh orang yang berdiri berdekatan, banyak bergerak

- belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca,

menanggapi secara fisik

- mengingat sambil berjalan dan melihat

Model keseuksesan dari sudut pandang perancang

Kesuksesan siswa dalam menerima pelajaran merupakan kesuksesan pula

bagi guru yang mengajar. Untuk mendapatkan kesuksesan dalam

pembelajaran, materi pembelajaran harus disajikan secara :

Multisensori (gunakan unsur visual, auditorial, dan kinestetik)

Pemotongan proses pembelajaran menjadi segmen

Sering melakukan pengulangan

Penerapan kerangka perancangan TANDUR

Penggunaan metafora, perumpamaan, dan sugesti

b. Mengorkestrasikan kesuksesan melalui isi

Isi dari sebuah pembelajaran sama pentingnya dengan konteks pada bagian

pertama. Untuk dapat mengorkestrasikan kesuksesan melalui isi, dapat dilakukan

hal-hal berikut :

Penyajian yang prima

Untuk dapat menyajikan materi dengan baik, langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah :

Menjadi seorang quantum teacher

Seorang quantum teacher mendahulukan interaksi dalam

lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar pelajar, antara

pelajar dan guru, dan antara pelajar dan kurikulum serta mampu

Page 16: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

mengajarkan keterampilan hidup di tengah-tengah keterampilan akademis.

Ciri seorang quantum teacher adalah :

Antusias : menampilkan semangat untuk hidup

Berwibawa : menggerakkan orang

Positif : melihat peluang dalam setiap saat

Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa

Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan

Luwes : menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil

Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk

menemukan nilai-nilai inti

Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur

Tulus : memiliki niat dan motivasi positif

Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil

Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan

pengalaman hidup siswa dan peduli akan diri siswa

Menganggap siswa “mampu” : percaya akan kesuksesan siswa

Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman

kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap siswa

untuk berusaha sebaik mungkin (DePorter, 2000:115)

Pencocokan modalitas

Otak terdiri dari modalitas utama untuk memproses rangsangan yang

datang dari dunia luar. Ketiga modalitas utama ini (visual, auditori,

kinestetik) merupakan saluran komunikasi yang membantu manusia

memahami dunia. Pembelajaran di kelas harus mampu berkesan bagi

setiap siswa yang mungkin memiliki modalitas utama yang berbeda-beda.

Komunikasi ampuh

Empat prinsip komunikasi ampuh adalah :

Munculkan kesan yang positif

Arahkan fokus siswa pada pembelajaran

Inklusif (bersifat mengajak)

Spesifik (bersifat tepat sasaran)

Page 17: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Komunikasi nonverbal

Komunikasi tidak hanya berarti apa yang dikatakan, komunikasi

nonverbal juga perlu untuk diperhatikan saat mengajar, diantaranya :

Kontak mata

Melalui kontak mata dapat dibuat jalinan antara siswa dan guru,

sehingga siswa merasa lebih diikutsertakan dalam pembelajaran.

Ekspresi wajah

Wajah seseorang merupakan alat komunikasi yang kuat. Pesan

nonverbal yang disampaikan melalui senyum, anggukan kepala,

alis terangkat akan setara dengan ribuan kata. Seorang guru perlu

melatih ekspresi wajah yang tepat dan sesuai saat mengajar.

Nada suara

Nada, volume, dan kecepatan berbicara akan menjadi bumbu

komunikasi. Variasi suara dapat menimbulkan berbagai kesan

dan mempengaruhi proses penyampaian informasi

Gerak tubuh

Gerakan tangan dan tubuh seorang guru yang alamiah dan terarah

akan memeberikan penekanan pada pesan pembelajaran yang

disampaikan.

Sosok (postur)

Postur atau posisi tubuh tertentu mampu menendakan pesan yang

spesifik. Kenyamanan yang ditunjukan seorang guru melaui

postur tubuhnya dapat menyebabkan siswa merasa santai dan

nyaman pula mengikuti pelajaran.

Paket presentasi efektif

Ada saat seorang guru mengajar, memberi petunjuk, dan

mengilhami. Semuanya memiliki cara penyampaian yang berbeda.

Perbedaan ini disusun dalam tiga paket presentasi yaitu :

Penemu

Page 18: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Paket penemuan dapat memencarkan keingintahuan , ketakjuban,

minat, dan semangat siswa untuk menemukan sesuatu. Paket ini

sangat disarankan untuk memulai pembelajaran.

Pemimpin

Paket kepemimpinan membangkitkan keyakinan terdalam dan

harapan tertinggi untuk siswa. Seorang guru dituntut untuk dapat

berkomunikasi dengan kelugasan dan mampu menginspirasi.

Pengarah

Paket pengarah menambahkan semangat dan ketelitian pada

siswa dalam belajar.

III. Kemampuan Awal

Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan pembelajaran sistematis

yang bersifat hierarkis, sehingga untuk mendapatkan tingkat pemahaman yang

baik pada materi yang lebih tinggi perlu penguasaan materi sebelumnya. Dalam

hal ini kemampuan awal sangatlah penting. Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi

(1992:19) menjelaskan bahwa pengajaran akan berhasil dengan baik bila dimulai

dari apa yang diketahui oleh peserta didik. Ini berarti guru harus mengetahui

terlebih dahulu pengetahuan dan tingkah laku yang telah dimiliki oleh peserta

didik, baik pengetahuan dan tingkah laku dalam arti luas maupun pengetahuan

dan tingkah laku prasarat bagi bahan pengajaran berikutnya.

H. METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui beberapa tahap

kegiatan, diantaranya :

a. Tempat dan waktu pelaksanaan

Tempat pelaksanaan : SD Negeri Papahan I Karanganyar

Waktu : tahun ajaran 2007- 2008

b. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan ialah desain statis dua kelompok

Page 19: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

di mana kedua kelompok tersebut diasumsikan sama dalam hal kemampuan dan

intelegensinya.

Dua kelompok ini dilihat kemampuan awalnya, dengan cara memperoleh

data dari nilai ulangan IPA yang telah didapat sebelum pembelajaran. Dengan

data inilah untuk mengetahui mengenai keadaan awal kedua kelas.

Kemampuan awal

(B)

Tinggi

(B1)

Rendah

(B2)

Mod

el

Pem

bela

jara

n

(A)

Quantum

teaching and

learning (A1)

A1B1 A1B2

Konvensional

(A2)A2B1 A2B2

Tabel 1. Pola Penelitian

Dua kelompok ini selanjutnya diberi pembelajaran materi IPA kelas V

semester II. Kelompok eksperimen diberi pembelajaran IPA dengan model

quantum teaching and learning sedangkan kelompok kontrol diberikan

pembelajaran IPA dengan metode pembelajaran konvensional yang biasa

dilakukan oleh guru sekolah yang tempat penelitian. Setelah pengajaran diberi tes

akhir untuk mengetaui hasil belajar siswa.

d. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Papahan I

Karanganyar tahun pelajaran 2007/2008 terdiri dari 2 kelas

Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

2) Sampel

Page 20: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah random

sampling artinya sampel diambil secara acak tanpa mempertimbangkan kondisi

awal dari sampel melalui undian. Dari dua kelas yang ada diambil masing-masing

kelas 30 siswa yang dipilih secara acak pula. Dipilih teknik random sampling

karena hipotesisnya diuji menggunakan anava dua jalan.

Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan melalui undian,

misalnya kelas V A menjadi kelas kontrol dan V B menjadi kelas eksperimen.

Sebelum diadakan perlakuan terhadap sampel yang akan diteliti maka dicari

dahulu kesamaan keadaan awal antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dengan menggunakan uji-t 2 ekor. Prosedur uji-t 2 ekor sebagai

berikut :

a. Hipotesis

H0 : : tidak ada perbedaan keadaan awal antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

H1 : : ada perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol.

b. Statistik Uji

t =

(Nana Sudjana,2002:239)

Keterangan :

x1 : rata-rata kelompok eksperimen

x2 : rata-rata kelompok kontrol

n1 : cacah anggota kelompok eksperimen

n2 : cacah anggota kelompok kontrol

s2 : varians gabungan

Kriteria :

Page 21: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

H0 diterima jika :-0.05 < t hitung < 0.05

H1 ditolak jika : t hitung

Variabel Penelitian

Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas berupa

model pembelajaran, serta variabel terikat yaitu berupa prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPA

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian yaitu model pembelajan IPA di sekolah

dasar.

Definisi operasionalnya :

1) Pembelajan IPA di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai model

pembelajaran. Kategori model pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

a) Model pembelajaran quantum teaching and learning

b) Model pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan oleh guru

2) Skala pengukuran : skala nominal dengan dua kategori, yaitu :

a) Pembelajaran dengan menggunakan model quantum teaching and

learning

b) Pembelajaran dengan menggunakan model konvensional yang biasa

dilakukan oleh guru

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian adalah prestasi belajar IPA siswa

sekolah dasar kelas V

Definisi operasional :

1. Kemampuan kognitif adalah nilai atau angka yang diperoleh siswa dalam

mata pelajaran IPA sebagai hasil usaha yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini tes diambil dari tes

bahan ajar salah satu pokok bahasan pada pelajaran IPA kelas V semester

II.

2. Skala Pengukuran :interval

3. Indikator : nilai ulangan sebelumnya

Page 22: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

e. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian menggunakan teknik tes dan

teknik dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data nilai

kemampuan kognitif salah satu pokok bahasan IPA kelas V sekolah dasar.

Sebelum tes dibuat, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes.

Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, soal tersebut kemudian

diujicobakan pada sekolah dasar yang dianggap tidak jauh beda kualitasnya

dengan sekolah dasar yang menjadi tempat penelitian yaitu SD Papahan I

Karanganyar. Kegunaannya adalah untuk memilih butir soal yang baik dan

memenuhi syarat.

Instrumen penelitian

Instrumen penelitian terbagi menjadi dua yaitu :

1. Instrumen pelaksanaan penelitian, yang berupa satuan pelajaran, rencana

pengajaran, dan lembar kegiatan siswa. Untuk menjamin bahwa instrumen

penelitian valid, maka instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing atau

para ahli.

2. Instrumen dalam pengambilan data berupa instrumen tes. Untuk instrumen

pengambilan data disusun oleh peneliti, agar instrumen menjadi valid,

instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing kemudian instrumen tersebut

diujicobakan terlebih dahulu. Untuk menguji bahwa item dalam instrumen

tes baik harus memenuhi persyaratan dalam hal tingkat kesukaran, daya

pembeda, validitas, dan reliabilitas.

Taraf kesukaran

Soal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai

taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak

terlalu mudah. Untuk menentukan taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal

digunakan rumus

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 208)

Keterangan :

Page 23: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal betul

Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan indeks kesukaran sering terjadi klasifikasi sebagai

berikut :

1) Soal sukar jika : 0,00 P 0,30

2) Soal sedang jika : 0,30 P 0,70

3) Soal mudah jika : 0,70 P 1,00

Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang

pandai (kemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap soal,

dapat digunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 211)

Keterangan :

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya siswa kelompok atas

JB : banyaknya siswa kelompok bawah

BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

PA : proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda (nilai D) diklsifikasikan sebagi berikut :

1) soal dengan 0,00 D 0,20 = jelek

2) soal dengan 0,20 D 0,40 = cukup

3) soal dengan 0,40 D 0,70 = baik

4) soal dengan 0,70 D 1,00 = baik sekali

Validitas

Page 24: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Sebuah tes valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas item tes obyektif pilihan

ganda dan esai adalah dengan menggunakan teknik korelasi point Biserial

dengan rumus :

(Suharsimi Arikunto, 2002 :79)

Keterangan :

pbi : koefisien korelasi biserial

Mp : rerata skor dari subyek yang menjawab benar

Mt : rerata skor total

St : standar deviasi dari skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

Kriteria

: soal valid

: soal tidak valid (invalid)

Reliabilitas

Reliabilitas sering diartikan dengan keajegan suatu tes apabila diteskan

kepada subyek yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek

yang tidak sama pada waktu yang sama.

Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh

Kuder dan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20,

sebagai berikut :

r11 =

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 101)

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

Page 25: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel , maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa instrumen reliabel.

Kriteria nilai reliabilitas :

0,8 1 : sangat tinggi

0,6 0,8 : tinggi

0,4 0,6 : cukup

0,2 0,4 : rendah

0,0 0,2 : sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2002:109)

f. Teknik Analisis Data

Uji Prasyarat Analisis

Untuk menguji hipotesis, sebelumnya harus dilakukan uji prasyarat analisis

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari

populasi yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji

normalitas yang digunakan adalah metode liliefors. Prosedur uji normalitas

dengan menggunakan metode liliefors adalah sebagai berikut :

1) Penggunaan X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ….Zn dengan

rumus : Z1 = dengan X rerata dan SD simpangan baku.

2) Data dari sampel kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku. Kemudian dihitung peluang F( Zi ) = P ( Z Zi )

Page 26: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek dengan subyek n yaitu

Keterangan :

fi : cacah Z dimana Z Zi

n : cacah semua observasi n

5) Statistik uji

6) Daerah kritik

DK =

7) Keputusan uji

Jika Lobs < Ltabel maka hipotesis H0 diterima. Sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

(Budiyono, 2004 :170)

Uji homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal

dari populasi yang homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya

menggunakan uji Bartlett yang prosedurnya adalah sebagai berikut:

1). Hipotesis

H0 : (sampel homogen)

H1 : (paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda

atau sampel tidak homogen)

2). Statistik uji

Keterangan :

f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k

N : banyaknya seluruh nilai

k : cacah sampel

fj : derajat kebebasan untuk Sj2= nj – 1;j=1,2,….,k

Page 27: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j

c =

RKG= rataan kuadrat galat= ;

3). Daerah Kritik

DK =

4). Keputusan Uji

Jika 2hitung < 2

j: k -1, maka kedua populasi homogen.

Pengujian Hipotesis

Uji Analisis Variansi Dua Jalan Frekuensi Tak Sama

Anava digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor

A dan B serta interaksi terhadap variabel terikat. Uji ini digunakan untuk

menguji hipotesis 1, 2, dan 3.

1). Model

Xijk = = i + j + ij +

(Budiyono, 2004 : 228)

Keterangan

Xijk : observasi pada subyek ke-k dibawah faktor A kategori ke-i faktor

B kategori ke-j

: rerata besar

i : efek faktor A kategori i

j : efek faktor B kategori j

ij : interaksi faktor A dan B

: kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal

i = 1,2,3,....,p ; p : cacah kategori A

j = 1,2,3,....,q ; q : cacah kategori B

k = 1,2,3,....,n ; n : cacah kategori pengamatan setiap sel

2). Hipotesis

Page 28: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

H01 : = 0 : tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model

pembelajaran quantum teaching and learning dan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa pada pelajaran IPA

sekolah dasar

H02 : = 0 : tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal siswa

kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa

H03 : = 0 : tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan model

pembelajaran Quantum Teaching And Learning dan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa

3). Komputasi

Keterangan

A : model pembelajaran IPA sekolah dasar

B : kemampuan kognitif siswa

A1 : pembelajaran IPA dengan model quantum teaching and learning

A2 : pembelajaran IPA dengan model konvensional

B1 : kemampuan kognitif tinggi

B2 : kemampuan kognitif rendah

Tabel 3.3.Persiapan uji anava dua jalan

B

A B1 B2

Total

A1

A2

A1B1

A2B1

A1B2

A2B2

A’1

A’2

Total B’1 B’2 G

4). Komponen jumlah kuadrat

(1) =

Page 29: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

(2) = dengan

dan

(3) =

(4) =

(5) =

5). Jumlah kuadrat

JKA =

JKB =

JKAB =

JKG =

JKT =

6). Derajat kebebasan

dkA = p –1

dkB = q –1

dkAB = (p –1)(q –1)

dkG = pq (N –1)

dkT = Npq –1 = N – 1

7). Rerata Kuadrat

RKA = JKA/ dkA

RKB = JKB / dkB

RKAB = JKAB / dkAB

RKG = JKG / dkG

8). Statistik Uji

Fa = RKA/ RKG

Fb = RKB/ RKG

Fab = RKAB/ RKG

Page 30: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

9). Daerah Kritik

DKa = Fa > F;q-1,N-pq

DKb = Fb > F;q-1,N-pq

DKab= Fab > F;(p-1)(q-1),N-pq

10). Keputusan uji

H01 ditolak jika Fa > F;q-1,N-pq

H02 ditolak jika Fb > F;q-1,N-pq

H03 ditolak jika Fab > F;(p-1)(q-1),N-pq

11). Rangkuman ANAVA

Tabel 3.4. Rangkuman Anava

Sumber

Variansi Jk Dk Rk F P

Efek Utama

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi

(AB)

Kesalahan

JKA

JKB

JKAB

JKG

p-1

q-1

(p-1)(q-1)

N-pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

> atau<α

> atau<α

> atau<α

-

Total JkT N-1

Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava digunakan uji komparasi ganda scheffe. Uji ini untuk

mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan

setiap pasangan sel, langkah-langkah dalam menggunakan metode scheffe.

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi

tersebut.

c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

1). Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j

Page 31: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

2).Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j

3). Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj

4). Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik

d. Menentukan tingkat signifikansi ()

e. Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut :

1). DKi-j =

2). DKi-j =

3). DKij-kj =

4). DKij-ik =

f. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda)

g. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasangan komparasi

rerata.

(Budiyono, 2004 : 228)

Untuk menguji hipotesis 4 digunakan uji t 1 ekor :

a. Hipotesis

H0: : tidak ada peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti

pembelajaran model Quantum Teaching And Learning

Page 32: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

H1: : ada peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti

pembelajaran model Quantum Teaching And Learning

b. Statistik Uji

t =

(Nana Sudjana,2002:239)

Keterangan :

x1 : rata-rata kelompok eksperimen

x2 : rata-rata kelompok kontrol

n1 : cacah anggota kelompok eksperimen

n2 : cacah anggota kelompok kontrol

s2 : varians gabungan

Kriteria :

H0 diterima jika :-0.0025 < t hitung < 0.0025

H1 ditolak jika :

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Bulan I II III IV V VI

Perencanaan awal

penelitian

Pembuatan instrumen

penelitian

Pelaksanaan penelitian

Pengolahan data

Page 33: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Penyusunan laporan

penelitian

Pelaporan hasil

kegiatan

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA

1. Ketua pelaksana kegiatan :

a. Nama lengkap : Nurul Fitriyah Sulaeman

b. NIM : K2305034

c. Fakultas/Prodi : FKIP/P. Fisika

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6jam/minggu

2. Anggota pelaksana :

a. Nama lengkap : Haris Adi Saputra

b. NIM : K2305028

c. Fakultas/Prodi : FKIP/P. Fisika

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6jam/minggu

3. Anggota pelaksana :

a. Nama lengkap : Heru Edi Kurniawan

b. NIM : K2305009

c. Fakultas/Prodi : FKIP/P. Fisika

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6jam/minggu

4. Anggota pelaksana :

a. Nama lengkap : Herdiyan Kurniasari

b. NIM : K2306029

c. Fakultas/Prodi : FKIP/P. Fisika

Page 34: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6jam/minggu

5. Anggota pelaksana :

a. Nama lengkap : Anisa

b. NIM : K23070

c. Fakultas/Prodi : FKIP/P. Fisika

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6jam/minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING DOSEN

a. Nama Lengkap : Dra. Rini Budiharti, M.Pd

b. Golongan pangkat : IVa / Pembina

c. NIP : 131 415 240

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

e. Jabatan Struktural : Ketua program studi P. Fisika P. MIPA FKIP UNS

f. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

g. Jurusan / Program : P. MIPA/Fisika

h. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta

L. RINCIAN BIAYA KEGIATAN

a. Peralatan penunjang PKM

- Rental Komputer : Rp. 50.000,00

- Print proposal dan laporan : Rp. 50.000,00

- Penggandaan proposal dan laporan : Rp. 100.000,00

b. Biaya pembuatan instrument penelitian

- Pembuatan instrumen penelitian : Rp. 100.000,00

- Uji coba instrumen penelitian : Rp. 250.000,00

- Uji analisis instrumen : Rp. 200.000,00

- Revisi instrument penelitian : Rp. 100.000,00

- Penggandaan instrumen

60 x @ Rp. 5000,00 : Rp. 300.000,00

Page 35: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

- Pembuatan media pembelajaran

Kertas karton

10 x @ Rp. 3.000,00 : Rp. 30.000,00

Kertas manila warna

10 x @ Rp. 2000,00 : Rp. 20.000,00

Spidol warna

2 pack x @ Rp. 15.000,00 : Rp. 30.000,00

Board maker

6 x @ Rp. 5.000,00 : Rp. 30.000,00

c. Biaya pelaksanaan penelitian

- Dekorasi kelas : Rp. 130.000,00

- Kertas HVS

2 rim x @ Rp. 30.000,00 : Rp. 60.000,00

- Transportasi : Rp. 150.000,00

- Dokumentasi : Rp. 100.000,00

d. Pengolahan data penelitian : Rp. 300.000,00

Total : Rp. 2.000.000,00

I.DAFTAR PUSTAKA

Budiyono.2000. Statistik Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: Uns Press.

Budiharti, Rini. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : Uns Press.

Depdiknas. 2006. KTSP IPA Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

DePorter, Bobbi.2000. QuantumLearning. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobbi.2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Suharsimi, arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rinerka cipta.Sugiyono, Retno. 2000. Pembelajaran Matematika Model Demonstrasi. Jogjakarta : Andy

Page 36: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

J. LAMPIRAN

1. Daftar riwayat hidup peneliti dan pembimbing

2. Denah lokasi

3. Surat kesepakatan kerjasama

Page 37: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Lampiran I

BIODATA DIRI

Nama Lengkap : Nurul Fitriyah Sulaeman

NIM : K2305034

Tempat dan tanggal lahir : Cirebon, 20 September 1987

Alamat

a. Asal : Jl. Harapan no. 87 A Cirebon Jawa barat 45133

b. Sekarang : Jl. Kartika RT 2/ Rw 18 Ngoresan Jebres Surakarta

57126

No. telepon : 081804406223

Status : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan

1. SD Al-azhar Cirebon lulus tahun 1999

2. SMP N 5 Cirebon lulus tahun 2000

3. SMA N 1 Cirebon lulus tahun 2005

4. FKIP Fisika UNS 2005-sekarang

Riwayat organisasi

1. Staff Departemen Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode 2006-2007

2. Staff Departemen pendidikan BEM FKIP UNS periode 2006-2007

3. Koordinator Departemen Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode 2007

4. Ketua Bidang Pendidikan dan Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode

2008

Page 38: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

BIODATA DIRI

Nama Lengkap : Haris Ady Saputra

NIM : K2307028

Tempat dan tanggal lahir : Temanggung, 29 September 1988

Alamat

a. Asal : Rt 19/Rw 06 Sumber Ketandah Secang Magelang

b. Sekarang : Jl. Ki Hajar Dewantara no.60B Kentingan Surakarta

No. telepon : 085643209291

Status : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan

1. SD 2 Secang lulus tahun 2001

2. SMP N 2 Magelang lulus tahun 2004

3. SMA N 1 Magelang lulus tahun 2007

4. FKIP Fisika UNS 2007-sekarang

Riwayat organisasi

Staff Bidang Pendidikan dan Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode 2006-

2007

Page 39: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

BIODATA DIRI

Nama Lengkap : Heru Edi Kurniawan

NIM : K2307009

Tempat dan tanggal lahir : Batang, 7 April 1989

Alamat

a. Asal : Desa Harjowinangun Barat Rt 03/ Rw 01

b. Sekarang : Jl. Ki Hajar Dewantara no.60 Kentingan Surakarta

No. telepon : 085643209291

Status : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan

1. MI Nurul Huda Harjowinangun lulus tahun 2001

2. SMP N 1 Tersono lulus tahun 2004

3. SMA N 1 Pekalongan lulus tahun 2007

4. FKIP Fisika UNS 2007-sekarang

Riwayat organisasi

1. Staff Bidang Pendidikan dan Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode 2006-

2007

2. Staff FULD SKI FKIP UNS periode 2007

Page 40: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

BIODATA DIRI

Nama Lengkap : Herdiyan Kurniasari

NIM : K2307029

Tempat dan tanggal lahir : Surakarta, 4 Agustus 1988

Alamat : Jl. Rinjani Tengah III no. 1 Mojosongo Surakarta

No. telepon : 085643209291

Status : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan

1. SD N Mojosongo III lulus tahun 2001

2. SMP N 7 Surakarta lulus tahun 2004

3. SMA N 5 Surakarta lulus tahun 2007

4. FKIP Fisika UNS 2006-sekarang

Riwayat organisasi

Staff Bidang Pendidikan dan Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode 2006-

2007

Page 41: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

BIODATA DIRI

Nama Lengkap : Anisa Widyaningtyas

NIM : K2307017

Tempat dan tanggal lahir : Pati, 21 Mei 1989

Alamat

a. Asal : Langenharjo 7 / I Margorejo Pati

b. Sekarang : Jl. Mendung III no 35A Gendingan 2/XV Jebres

No. telepon : 081326568998

Status : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan

1. SD N Langenharjo lulus tahun 2001

2. SMP N 3 Pati lulus tahun 2004

3. SMA N 1 Pati lulus tahun 2007

4. FKIP Fisika UNS 2007-sekarang

Riwayat organisasi

Staff Bidang Pendidikan dan Kajian Ilmiah HMP Fisika Grafitasi periode 2006-

2007

Page 42: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Lampiran 2

Denah Lokasi SD Papahan I Karanganyar

Page 43: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta

Perihal : Surat Pengantar

Kepada Yth

Kepala Sekolah SD Papahan I

Di Karanganyar

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini, kami :

Nama : Dra. Rini Budiharti, M.Pd

NIP : 131 415 240

Jabatan : Dosen Pembimbing

Menyatakan bahwasanya mahasiswa tersebut :

Nama : Nurul Fitriyah Sulaeman

NIM : K2305034

Benar-benar sedang merencanakan Program Kreativitas Mahasiswa

Penelitian (PKMP) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Quantum

Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa

Sekolah Dasar

Sehubungan dengan pelaksanaan program tersebut, maka kami memohon

bantuan Bapak/Ibu Kepala Sekolah untuk dapat bersedia menjadi mitra dan

memberikan izin kepada mahasiswa tersebut untuk dapat melakukan penelitian di

sekolah yang Bapak/Ibu pimpin.

Demikian surat pengantar ini dibuat untuk digunakan sebagaimana

mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami sampaikan terimakasih.

Page 44: heruedi.blog.uns.ac.id · Web viewPembelajaran di sekolah dasar telah lama diharapkan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau lebih dikenal dengan Cara Belajar

Surakarta, 1 Maret 2008

Hormat Kami,

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Ketua Jurusan P.MIPA FKIP UNS

Dra. Hj. Kus Sri Martini, M. Si. Dra. Rini Budiharti,

M.Pd

NIP. 130 516 3 NIP. 131 415 240