peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan …

82
PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: Meilani Nauli NPM 1308075 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN YOGYAKARTA 2011

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG

KULON PROGO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh: Meilani Nauli NPM 1308075

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

YOGYAKARTA

2011

Page 2: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …
Page 3: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

iii

 

HALAMAN PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperolah gelar Ahli Madya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini benar, maka saya sanggup menerima hukuman atau sangsi apapun sesuai peratutan yang berlaku.

Yogyakarta, 09 Agustus 2011

Mahasiswa

Meilani Nauli

Page 4: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

iv

 

HALAMAN MOTTO

Bergeraklah, maka Allah Rosul dan orang-orang yang beriman akan membantumu

Kemudian jadikanlah masalah sebagai penggugah jiwa yang terlelap

Hentakanlah pikiran yang terbelenggu-Jangan kalah oleh masalah

Yakinlah dibalik 1 kesulitan ada 2 kemudahan

 

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk ALLAH 

subhanallahu wata’ala 

 

 

“Be a good midwife” 

 

Page 5: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

v

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah Robb semesta alam, tiada daya dan upaya selain karena pertolongan Allah

Kepada kedua orang tua, sanak saudara (nenek, kakek, kakak, adik, abang) kalian adalah semangat tersendiri buat saya

Terima kasih banyak atas bimbingan ibu Ratih, ibu Alexandra dan Ibu Supiyati, semoga Allah membalas kebaikan ibu

Bu mekar sekeluarga dan teman ‘lingkaran’ yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini

Teman-teman dipenghujung penyelesaian KTI, senang bisa bertemu dan berbagi dengan kalian. Semoga ilmu ini dapat bermanfaat untuk kita

Teman-teman seperjuangan UKI (Unit Kerohanian Islam) BIROHMAH A.Yani, tetap semangat perjalanan ini tidak mengenal lelah persiapkan fisik dan mental

Teman-teman se Azzahro (mbak-mbak dan adik-adik) banyak belajar dari setiap perbedaan

Kelas Bhe, tiga tahun bersama tidak akan terlupa, dari kelas kita belajar berdiskusi dan berpikir kritis, Bidan menyongsong masa depan

Page 6: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

vi

 

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Dusun Srandu Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk tugas akhir bagi penulis sebagai mahasiswa Progam Studi Diploma III Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta. Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. Edy Purwoko, Sp. B. selaku Ketua STIKES Jenderal A. yani Yogyakarta.

2. Tri sunarsih, S. ST., M. Kes. selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta.

3. Ratih Kumoro Jati, S.SiT., M. Kes. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Alexandra, SH., M.Hum. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

5. Dosen D III Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan materi kepada penulis.

6. dr. Riyanto C. Selaku kepala Puskesmas Kalibawang Kulon Progo. 7. Fifianti, M.Kes. bagian promosi kesehatan Puskesmas Kalibawang yang

telah memberikan penulis kesempatan untuk mengambil data. 8. Ibu Aminah selaku ketua dukuh dan kader di Dusun Srandu Kalibawang

Kulon Progo. 9. Kedua orang tua yang selalu mendoakan.

Penulis menyadari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna maka penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah.

Yogyakarta, 09 Agustus 2011

penulis

Page 7: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

vii

 

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL DEPAN. .......................................................................... HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii HALAMAN MOTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii ABSTRACT ..................................................................................................... xiii ABSTRAK ....................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................... 5 C. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4 E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5 F. Keaslian Penelitian ........................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis .............................................................................. 8 B. Kerangka Teori............................................................................... 17 C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................... 20 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 20 C. Data dan Sumber Data .................................................................. 20 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 21 E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 23 F. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 24 G. Etika Penelitian ............................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ......................................................... 26 A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................. 26 B. Karakteristik Responden ................................................................ 27 C. Hasil Penelitian. ............................................................................. 29

D. Pembahasan Penelitian. .................................................................. 36 E. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ........................................................... 43 A.Kesimpulan .................................................................................... 43

Page 8: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

viii

 

B.Saran ............................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................

Page 9: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

ix

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.............................................................................6 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur...................................25 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.... .................25 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan..........................26 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.............................26 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Kader..........26 Tabel 4.6 Hasil FGD Peran Kader Dalam Mengaktifkan Ibu Bayi Dalam

Memanfaatkan Pelayanan Posyandu................................................27 Tabel 4.7 Hasil Wawancara Mendalam Peran Kader Dalam Mengaktifkan Ibu

Bayi Dalam Memanfaatkan Pelayanan Posyandu............................29 Tabel 4.8 Hasil FGD Peran Kader Dalam Mengaktifkan Ibu Balita Dalam

Memanfaatkan Pelayanan Posyandu................................................30 Tabel 4.9 Hasil Wawancara Mendalam Peran Kader Dalam Mengaktifkan Ibu

Balita Dalam Memanfaatkan Pelayanan Posyandu..........................32 Tabel 4.10 Hasil FGD Peran Kader Dalam Mengaktifkan Ibu Hamil Dalam

Memanfaatkan Pelayanan Posyandu................................................33 Tabel 4.11 Hasil Wawancara Mendalam Peran Kader Dalam Mengaktifkan Ibu

Hamil Dalam Memanfaatkan Pelayanan Posyandu..........................35

Page 10: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

x

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................17

Page 11: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

xi

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Time Schedule Penyusunan KTI Lampiran 2 : Ijin Studi Pendahuluan Ke Puskesmas Kalibawang Lampiran 3 : Ijin Studi Pendahuluan Ke Kepala Dusun Srandu Lampiran 4 : Surat Keterangan Izin Sekretariat Daerah Lampiran 5 : Surat Keterangan Izin BAPPEDA Lampiran 4 : Permohonan Menjadi Responden FGD Lampiran 5 : Pernyataan Menjadi Responden FGD Lampiran 6 : Identitas Responden Lampiran 7 : Pedoman FGD atau DKT (Diskusi Kelompok Terarah) Lampiran 8 : Permohonan Menjadi Responden Wawancara Mendalam Lampiran 9 : Pernyataan Menjadi Responden Wawancara Mendalam Lampiran 10 : Pedoman Wawancara Mendalam Lampiran 11 : Hasil Fosus Group Discussion Lampiran 12 : Hasil Wawancara Mendalam Pada Partisipan Pertama Lampiran 13 : Hasil Wawancara Mendalam Pada Partisipan Kedua Lampiran 15 : Hasil Wawancara Mendalam Pada Partisipan Kelima Lampiran 16 : Hasil Wawancara Mendalam Pada Partisipan Keenam Lampiran 17 : Dokumentasi Hasil Penelitian Lampiran 18 : Lembar Konsultasi KTI

 

 

 

 

 

 

Page 12: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

xii

 

DAFTAR SINGKATAN

AKB (Angka Kematian Balita) AKI (Angka Kematian Ibu) APE (alat Permaianan edukatif) BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) BKR (Bina Keluarga Remaja) FGD (Focus Group Discussion) IMR (Indeks Mortality Rate) IHP (Indeks Health Pos) IUD (Intra Uterin Device) JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) KB (Keluarga Berencana) KESRA (Kesejahteraan Rakyat) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) KMS (Kartu Menuju Sehat) NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) PKK (Perkumpulan Keterampilan Kesenian) PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) PUS (Pasangan Usia Subur) PSM (Peran Serta Masyarakat) SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) TTD (Tablet Tambah Darah) TT (Tetahus Toxoid) UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyaratkat) WUS (Wanita Usia Subur)

Page 13: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

xiii

 

ABSTRACT

ROLE OF CADRES IN ACTIVATING THE USE OF SERVICE INTEGRATED HEALTH POS (IHP) IN HAMLET SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG

KULON PROGO

Meilani Nauli1, Ratih Kumoro Jati2, Alexandra3

Background: MMR and IMR in Indonesia is still the highest in Asia. Government efforts to reduce MMR and IMR one of them with the implementation of community-based health services such as IHP. IHP is a form of public participation in the health sector which is managed by a trained cadre of community health center. Cadre is the motor of IHP, cadres also have a role to enable the target to take advantage of IHP.

Method: To determine the role of cadres in activating service utilization in the hamlet Srandu Posyandu Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

Research Methods: The research using a qualitative research with interpretive approach. Methods of data collection is done by FGD at 6 cadres and in-depth interviews on four cadres. Validity of data with triangulasion resource and analized data with thema analized

Result: The role of cadres in the integrated health service utilization among enable others to do home visits to targets that do not come IHP but in mothers of infants and toddlers mother has not been implemented; Inform and take advantage of every opportunity in the village to the target groups to visit during the day open IHP has been done through the PKK, dasawisma, religious events and meet on the street; Improving the quality of IHP in infants and toddlers with PMT and APE, in pregnant women by making a bed check; Conduct outreach on the benefits of IHP using the leaflets are still rare.

Conclusion: The role of cadres in activating service utilization IHP has been performed in accordance with their duties. Except in infants and toddlers have never done a home visit when it does come IHP, and extension by using the leaflet is rarely done. Key words: the role of cadres, integrated health pos (IHP).

 1. Student of Diploma of Midwifery Study Programme A. Yani Yogyakarta, School of Health Sciences 2. Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta 3. Lecturer STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 14: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

xiv

 

ABTRAK

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON

PROGO

Meilani Nauli1, Ratih Kumoro Jati2, Alexandra3

Latar Belakang : AKI dan AKB di Indonesia masih tertinggi di Asia. Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB salah satunya dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat seperti Posyandu. Posyandu merupakan bentuk partisipasi masyarakat dibidang kesehatan yang dikelola oleh kader yang mendapat pelatihan dari Puskesmas. Kader merupakan motor penggerak Posyandu, kader juga memiliki peran untuk mengaktifkan sasaran untuk memanfaatkan Posyandu

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu di Dusun Srandu Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

Metode Penelitian : Penelitiaan ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretive. Metode pengumpulan data dilakukan dengan FGD pada 6 kader dan wawancara mendalam pada 4 kader. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan analisis data menggunakan analisis tema.

Hasil Penelitian : Peran kader dalam dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu antara lain melakukan kunjungan rumah terhadap sasaran yang tidak datang Posyandu namun pada ibu bayi dan ibu balita belum dilaksanakan; Memberitahukan dan memanfaatkan setiap kesempatan di desa kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu telah dilakukan melalui PKK, dasawisma, acara keagamaan dan bertemu di jalan; Meningkatkan kualitas dari Posyandu pada bayi dan balita dengan PMT dan APE, pada ibu hamil dengan pembuatan tempat tidur periksa; Melakukan penyuluhan tentang manfaat Posyandu dengan menggunakan leaflet masih jarang.

Kesimpulan : Peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu telah dilakukan sesuai dengan tugasnya. Kecuali pada bayi dan balita belum pernah dilakukan kunjungan rumah ketika tidak datang Posyandu, dan penyuluhan dengan menggunakan leaflet jarang dilakukan.

Kata kunci : peran kader, Posyandu

1. Mahasiswi Diploma III Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta 2. Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta 3. Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta

Page 15: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga

merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan

pembangunan millenium (MDG’s) yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan

kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah

mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.

Angka Kematian Ibu telah menunjukkan penurunan dari waktu ke

waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan MDG’s

masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. AKI

di Indonesia secara nasional dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007,

menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan

SDKI survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000

Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di

Asia (www.menegpp.go.id).

Departemen Kesehatan mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat

401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap

1 tahun. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2007 menunjukan Angka Kematian Balita sebesar 401 pertahun.

(bataviase.co.id).

Page 16: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

2

 

Pemerintah Indonesia telah merumuskan beberapa kebijakan untuk

menekan AKI serta yang mendukung peningkatan kesehatan serta

kelangsungan hidup ibu dan bayi. Pemerintah juga telah membentuk

beberapa kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan berbasis masyarakat

sebagai wadah dari pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak, dalam

hal ini adalah Posyandu. Posyandu memiliki satu kebijakan yang target

sasaranya adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak (Widagdo dan

Husodo, 2009).

Sejak dicanangkan Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah

dapat dicapai. Angka kematian ibu dan bayi telah berhasil diturunkan dan

umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat bermakna

(Meilani dkk, 2009:141-142). Posyandu merupakan salah satu bentuk

pendekatan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan yang dikelola oleh

kader Posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari

Puskesmas. Kader Posyandu memiliki peran yang penting karena

merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang berada didekat

kegiatan sasaran Posyandu dan memiliki frekuensi tatap muka kader lebih

sering dibandingkan dengan petugas kesehatan lainya (Widagdo dan

Husodo, 2009).

Kader kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam

pelayanan Posyandu, sebab kader merupakan orang yang terdekat

ditengah-tengah masyarakat, yang diharapkan dapat memegang pekerjaan

penting khususnya setiap permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan.

Page 17: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

3

 

Dalam hal ini, kader juga disebut penggerak atau promotor kesehatan.

Kader kesehatan tidak bekerja dalam sistem yang tertutup, tetapi mereka

bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh sebab

itu, mereka harus dibina serta didukung oleh pembimbing yang terampil

dan berpengalaman (syafrudin dan Hamidah, 2009:177).

Kader adalah orang yang paling dekat dengan masyarakat

dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang ada seperti bidan, dokter atau

perawat. Kader lebih berpotensi untuk mengawasi masalah kesehatan di

masyarakat dan mengaktifkan sasaran untuk memanfaatkan pelayanan

Posyandu. Kader Posyandu di Dusun Srandu dengan jumlah kader 6

orang. Posyandu Dusun Srandu Desa Banjarharjo berada di wilayah kerja

Puskesmas Kalibawang Kulon Progo. Walaupun Dusun Srandu sudah

memiliki 6 kader namun cakupan D/S, KIA, KB belum menunjukan

angka tertinggi dibanding dusun lain. Dusun Srandu sendiri Cakupan D/S

90 %, cakupan KIA (K4) 89 %, cakupan KB 65 %. Dusun Srandu juga

memiliki program tambahan yaitu Posyandu lansia dan BKR (Bina

Keluarga Remaja).

Hasil tanya jawab peneliti saat melakukan studi pendahuluan dengan

ketua dukuh yang sekaligus sebagai kader di Dusun Srandu, beliau

mengatakan terkadang kader mengingatkan sasaran Posyandu saat

berpapasan dijalan, sengaja didatangi ke rumah bagi ibu hamil yang belum

pernah periksa kehamilanya kepada tenaga kesehatan. Namun, kader

belum pernah melakukan kunjungan rumah pada bayi dan balita.

Page 18: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

4

 

Berdasarkan latar belakang yang terurai tersebut peneliti ingin

meneliti Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan

Posyandu di Dusun Srandu Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon.

B. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini terfokus pada kader Posyandu di Dusun Srandu yang

berjumlah 6 orang.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini

yaitu “Bagaimana Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan

Pelayanan Posyandu di Dusun Srandu Banjarharjo Kalibawang Kulon

Progo?.”

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan

Posyandu di Dusun Srandu Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui peran kader posyandu dalam mengaktifkan ibu bayi

(0-1 tahun) untuk memanfaatkan pelayanan Posyandu di Dusun

Srandu Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

Page 19: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

5

 

b. Mengetahui peran kader posyandu dalam mengaktifkan ibu balita

(1-5 tahun) untuk memanfaatkan pelayanan Posyandu di Dusun

Srandu Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

c. Mengetahui peran kader posyandu dalam mengaktifkan ibu hamil

untuk memanfaatkan pelayanan Posyandu di Dusun Srandu

Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang ilmu

komunitas kebidanan, khususnya mengenai peran kader dalam

mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat/Responden

Sebagai bahan masukan untuk menyadarkan kader Posyandu dalam

peranya sebagai ujung tombak dari Posyandu.

b. Bagi Petugas Kesehatan/Bidan

Sebagai bahan masukan untuk peningkatan pemberdayaan dan

penggerakan kader Posyandu, sehingga Posyandu yang telah

berlangsung dapat aktif dimanfaatkan oleh masyarakat.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengalaman, dan

melaksanakan penelitian mengenai peran kader Posyandu.

Page 20: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

6

 

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya dengan

penelitian yang sejenis.

Page 21: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

7

 

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan

Efapriani

2002 Peran kader lansia dan kader balita dalam pelaksanaan Posyandu di RW I, RT IV dan RW VII Kelurahan Terban wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta

Posyandu kegiatan rutinitas meliputi 3 meja terdiri dari pendaftaran, penimbangan, pemeriksaan kesehatan serta pencatatan pada Posyandu lansia. Pada Posyandu balita terdiri dari pendaftaran, penimbangan, serta pencatatan pada Posyandu balita.

Metode penelitian kualitatif

- Instrument penelitian dengan wawancara mendalam,kuesioner, observasi. - Tempat penelitian

Pratiwi 2010 Peran kader kesehatan dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan di Posyandu Desa Girirejo Imogiri, Bantul, Yogyakarta

Persepsi kader akan tugas dan tanggungjawabnya dalam deteksi komplikasi kehamilan adalah menimbang berat badan, memberi PMT, kunjungan rumah, dan penyuluhan. Motivasi kader melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan adalah melaksanakan program P4K dan DB4MK. Tindakan kader dalam deteksi dini komplikasi kehamilan sudah terlaksana dengan baik

Metode penelitian kualitatif

- Metode penelitian dengan FGD, wawancara mendalam dan observasi.

- Tempat penelitian

Page 22: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

27 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Dusun Srandu berada di Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten

Kulon Progo Jogjakarta. Luas wilayah Dusun Srandu yaitu 33 Ha2 dengan jumlah KK

111, dan jumlah penduduk 427 jiwa, Dusun Srandu terdapat 6 RT, yaitu RT 46, RT 47,

RT 48, RT 49, RT 50, RT 51. Pada masing-masing RT terdapat satu kader jadi jumlah

kader di Dusun Srandu ada 6 orang. Batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Beku dan dusun Ngemplak

b. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Beku.

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Raju.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Ngemplak dan Duwet I.

Posyandu di Dusun Srandu dilaksanakan setiap bulan satu kali, yaitu setiap hari

Kamis pada minggu kedua setiap bulannya. Posyandu di Dusun Srandu memiliki kader

sejumlah 6 orang. Warga secara suka rela mengajukan dirinya menjadi kader dan

kemudian kader dilatih oleh pihak Puskesmas. Pertemuan kader dilakukan setiap sebulan

sekali (setiap 35 hari dalam kalender jawa) kader di Dusun Srandu khususnya di Desa

Banjarharjo ada kumpulan kader sedesa, yaitu pada Jumat Wage. Dalam pertemuan kader

sedesa ini dibahas masalah seputar kesehatan, keterampilan, tugas dan evaluasi seputar

peran dan tugas kader selama sebulan. Pertemuan dilakukan di balai desa, adapun

pembicara pada pertemuan kader sedesa tersebut bergantian terkadang dari kepala desa,

dari Puskesmas dan dari kantor kecamatan.

Page 23: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

28

 

B. Karakteristik Responden

a. Berdasarkan Umur

Bersadarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden

berdasarkan umur sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Presentase (%) < 50 tahun 1 16,66

50-60 tahun 4 66,66 > 61 tahun 1 16,66

Jumlah 6 100 Sumber data : data primer 2011

Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden berumur 50-60 tahun

sebanyak 4 orang (66,66%).

b. Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Presentasi (%) Perempuan 6 100 Laki-laki 0 0 Jumlah 6 100

Sumber data : data primer 2011 Tabel diatas menunjukan bahwa semua responden berjenis kelamin perempuan

yaitu sebanyak 6 orang (100%).

c. Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden

berdasarkan pendidikan sebagai berikut :

Page 24: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

29

 

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuansi Presentase

SD 3 50 SMP 2 33,33 SMA 1 16,66

Jumlah 6 100 Sumber data : data primer 2011

Tabel diatas menunjukan bahwa responden paling tinggi berpendidikan SD

sebanyak 3 orang (50%).

d. Berdasarkan Pekerjaan Pokok

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan pokok sebagai berikut :

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase Petani 6 100

Lain-lain - 0 Jumlah 6 100

Sumber data : data primer 2011

Tabel diatas menunjukan bahwa pekerjaan semua kader adalah petani yaitu

sebanyak 6 orang (100%).

e. Berdasarkan Lama Menjadi Kader

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden

berdasarkan lama menjadi kader sebagai berikut :

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Kader

Lama Menjadi Kader Frekuensi Presentase <10 tahun 2 33,33

10-20 2 33,33 >20 tahun 2 33,33 Jumlah 6 100

Sumber data : data primer 2011

Tabel diatas menunjukan bahwa presentase lama menjadi kader sama antara <10

tahun, 10-20 tahun, dan >20 tahun yaitu sebesar 33,33%.

Page 25: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

30

 

C. Hasil Penelitian

1. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Bayi

(0-1 tahun)

Tabel 4.6 Hasil FGD (Focus Group Discussion)

Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Bayi (0-1 tahun)

No Peran Kader Kata Kunci 1 Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran

yang tidak datang Posyandu “...Bayi dan balita tidak pernah kita lakukan kunjungan rumah....” (P6)

2 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Kita umumin...dasawisma... ketemu di jalan atau pas di pasar...mujadahan....” (P2)

3 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Perkumpulan ibu-ibu PKK atau dasawisma....” (P5)

4 Meningkatkan kualitas dari Posyandu sendiri “...Alat permainan edukatif... makan tambahan....” (P5)

5 Melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media)

“Em menggunakan leaflet pernah.” (P4)

(Data Primer, 2011)

Berbagai peran kader dalam mengaktifkan ibu bayi ke Posyandu di atas dikutip dari

pernyataan dari partisipan. Seperti berikut ini :

P6 : “Kalau misalkan ada sasaran itu ibu bayi dan ibu balita juga ibu hamil tidak datang saat hari buka Posyandu, seharusnya kader itu melakukan kunjungan rumah sasaran yang tidak datang. Namun pada kenyataanya tidak seperti itu, apalagi kalau yang tidak datang itu yang bayi dan balita tidak pernah kita lakukan kunjungan rumah. Kecuali pada ibu hamil soalnya dalam satu dusun itu paling yang hamil 3 orang paling banyak 5 orang, kalau ibu hamil baru kita lakukan kunjungan rumah.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P2 : “Ya macem-macem Mbak, biasane ki kita umumin pas arisan dasawisma dusun atau dasawisma desa, atau saat ketemu di jalan atau pas di pasar, kalau ditempat saya itu ada mujadahan kita sampaikan ‘jangan lupa datang ya Posyandu besok di rumah bu dukuh, pokoknya kita beritahu dimana saat bertemu dengan sasaran.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P5 : “Ia kan melalui perkumpulan ibu-ibu PKK atau dasawisma. Di sini kan ada dasawisma dusun dan daswisma RT soalnya pertemuan-pertemuan seperti ini kan ibu-ibunya hampir semua pada datang, sekalian kita sampaikan agar datang Posyandu dan biasanya juga kita sampaikan agar mengajak yang lain sekalian.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011)

Page 26: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

31

 

P5 : “Kalau pada saat Posyandu itu kan ada alat permainan edukatif, itu dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk bayi, kita berikan sesuai dengan umurnya, selain itu juga saat pemberian makan tambahan kalau untuk bayi yang belum bisa makan nasi kita sediakan bubur susu yang di warung kemudian yang buat ibunya kami menyediakan air hangat.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P2 : “Em menggunakan leaflet pernah.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011)

Kemudian dilakukan wawancara mendalam pada kader yang lebih aktif dan memiliki jawaban

yang lebih menonjol saat FGD (Focus Group Discussion). Adapun hasil wawancara

mendalam hampir sama dengan pernyataan saat FGD (Focus Group Discussion), sebagai

berikut hasilnya:

Tabel 4.7 Hasil Wawancara Mendalam

Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Bayi (0-1 tahun)

No Peran Kader Kata Kunci 1 Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran

yang tidak datang Posyandu “...Bayi...tidak pernah dilakukan kunjungan rumah....” (P1)

2 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Berpasasan di jalan....” (P2)

3 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Dasawisma dan pertemuan PKK... barzanjinan....”(P6)

4 Meningkatkan kualitas dari Posyandu sendiri “...Alat Permainan Edukatif....” (P1) 5 Melakukan penyuluhan yang berkaitan

dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media)

“...Penyuluhan...biasanya leaflet....”(P5)

(Data Primer, 2011)

Berbagai peran kader di atas dikutip dari pernyataan dari partisipan. Seperti berikut ini :

P1 : “Nek bayi dan balita di dusun ini kan banyak jadi tidak pernah dilakukan kunjungan rumah, kalau tidak salah ada 25. Tapi kalau pada ibu hamil yang tidak pernah Posyandu dan kader juga tahu bahwa ibu itu belum periksa ke Puskesmas padahal umur kehamilanya sudah lanjut. Itu yang kita lakukan kunjungan rumah.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P2 : “Dengan berpasasan di jalan juga sering karena lebih mudah dan lebih santai juga perbincanganya sambil menyapa.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P6 : “Em ya kadang dasawisma dan pertemuan PKK itu kan hampir semua ibu-ibu datang, atau biasa di RT tempat saya setiap Kamis Legi barzanjinan itu juga kita sampaikan pokoknya setiap kegiatan selalu kita ingatkan.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P1 : “Kalau di sini kan ada Alat Permainan Edukatif itu yang diberikan oleh desa untuk setiap dusun, permainan itu kita olah dan kita pergunakan untuk mengasah

Page 27: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

32

 

perkembangan bayi dan balita sesuai umurnya. Anak-anak juga kelihatanya senang dan betah di Posyandu.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P5 : “ Penyuluhan pakai kalau ada biasanya leaflet dari Puskesmas tapi jarang soalnya itu kan kader nggak bisa buat sendiri.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

2. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Balita (1-5

tahun)

Tabel 4.8 Hasil FGD (Focus Group Discussion)

Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Balita (1-5 tahun)

No Peran Kader Kata Kunci 1 Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran

yang tidak datang Posyandu “...Balitanya... sapa di jalan kalau ketemu tidak pernah kunjungan rumah.” (P2)

2 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“Bertemu di jalan...kumpulan PKK...” (P1)

3 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Perkumpulan ibu-ibu PKK atau dasawisma....” (P5)

4 Meningkatkan kualitas dari Posyandu sendiri

“...Permainan...makanan....” (P2)

5 Melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media)

“Em menggunakan leaflet pernah.”

(P4)

(Data Primer, 2011)

Berbagai peran kader dalam mengaktifkan ibu bayi ke Posyandu di atas dikutip dari

pernyataan dari partisipan. Seperti berikut ini :

P2 : “Kalau bayi dan balitanya kita kunjungi ke rumah semua, sepertinya kader tidak sanggup sedangkan kader cuma 6 dan anak bayi dan balita jumlahnya 20-an, jadi hanya kita sapa di jalan kalau ketemu tidak pernah kunjungan rumah.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P1 : “Em bertemu di jalan sama pas kumpulan PKK kan ibu yang mengikuti Posyandu itu biasanya pada rajin ikut PKK ya pas itu disampaikan kapan Posyandu ya diingatkan.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P5 : “Ia kan melalui perkumpulan ibu-ibu PKK atau dasawisma. Di sini kan ada dasawisma dusun dan daswisma RT, soalnya pertemuan-pertemuan seperti ini kan ibu-ibunya hampir semua pada datang, sekalian kita sampaikan agar datang Posyandu dan biasanya juga kita sampaikan agar mengajak yang lain sekalian.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P2 : “Selain permainan biar nggak cepat bosan juga yang makanan untuk balita ini tentunya agak berbeda dengan yang bayi, karena yang balita kan makanya sudah nasi,

Page 28: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

33

 

jadi kalau nasi itu kita buat bergizi dan seimbang, ada empat sehat lima sempurna.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) “P4 : “Em menggunakan leaflet pernah.” (FGD tanggal 12 Mei 2011)

Kemudian dilakukan wawancara mendalam pada kader yang lebih aktif dan memiliki jawaban

yang lebih menonjol saat FGD (Focus Group Discussion). Adapun hasil wawancara

mendalam hampir sama dengan pernyataan saat FGD (Focus Group Discussion), sebagai

berikut hasilnya:

Tabel 4.9 Wawancara Mendalam

Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Balita (1-5 tahun)

No Peran Kader Kata Kunci 1 Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang

tidak datang Posyandu “...Bayi dan balita...tidak pernah melakukan kunjungan rumah.” (P6)

2 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu.

“...Pengajian, di kumpulan PKK, dan di dasawisma....” (P2)

3 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Habis pengajian...saat PKK dusun... bertemu di jalan.” (P5)

4 Meningkatkan kualitas dari Posyandu sendiri. “...Ada permainan... PMT itu.” (P2) 5 Melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan

manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media)

“...Penyuluhan dengan menggunakan leaflet....” (P1)

(Data Primer, 2011)

Berbagai peran kader di atas dikutip dari pernyataan dari partisipan. Seperti berikut ini :

P6 : “Tidak pernah, Karena kalau bayi dan balita itu kan banyak jumlahnya sedangkan ibu hamil paling banyak lima orang, jadi kader tidak pernah melakukan kunjungan rumah.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P2 : “Kerap kali kader umumkan di pengajian, di kumpulan PKK, dan di dasawisma, kebetulan saya kan ketua dasawisma di RT saya Mbak, saya sampaikan agar datang saat Posyandu tanggal sekian malam sekian.”(Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P5 : “Kalau di pedesaan gini kan paling mudah ya dari mulut ke mulut ya Mbak jadi kalau diundang acara apa, apalagi kalau yang kumpul-kumpul kan mudah sekali mengajaknya, saya ajak saja misalnya saat habis pengajian di masjid, kan pada kumpul semua, atau saat PKK dusun itu juga dapat disampaikan, kumpulan-kumpulan gitu mudah memberitahunya, tapi yang paling sering itu bertemu di jalan karena kan sekalian menyapa agar kader tidak dibilang sombong.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Page 29: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

34

 

P2 : “Ya disinikan ada permainan untuk mengasah kemampuan balita, ada perosotan juga kemarin habis kita cat ulang, ada banyak susunan balok jadinya kader bisa mengetahui tumbuh kembang balita sesuai umur kan mainanya itu sesuai dengan umur balita. Selain itu juga ada pemberian makanan tambahan atau PMT itu.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P1 : “Ya pernah penyuluhan dengan menggunakan leaflet, di sini kalau penyuluhan memang seringnya leaflet, penyuluhan setelah Posyandu biasanya.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

3. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu hamil

Tabel 4.10 Hasil FGD (Focus Group Discussion)

Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Hamil

No Peran Kader Kata Kunci 1 Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran

yang tidak datang Posyandu yaitu melalui kunjungan rumah.

“...Dari kader...melakukan kunjungan rumah ibu hamil....” (P5)

2 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Kita umumin...dasawisma... ketemu di jalan atau pas di pasar...mujadahan....” (P2)

3 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Perkumpulan ibu-ibu PKK atau dasawisma....”

4 Meningkatkan kualitas dari Posyandu sendiri

“...Ibu hamil kita sediakan tempat tidur....” (P2)

5 Melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media)

“Em menggunakan leaflet pernah.” (P4)

Data Primer, 2011)

Berbagai peran kader dalam mengaktifkan ibu bayi ke Posyandu di atas dikutip dari

pernyataan dari partisipan. Seperti berikut ini :

P5 : “Mungkin kalau ada yang tetangga, dari kader itu yang kita utus melakukan kunjungan rumah ibu hamil. Di sini kan jarak rumah satu dengan yang lain lumayan jauh dan jalanya itu kan nggak koyok neng Yujo sudah datar, di sini ya begini Mbak masih gunung.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P2 : “Ya macem-macem Mbak, biasane ki kita umumin pas arisan dasawisma dusun atau dasawisma desa, atau saat ketemu di jalan atau pas di pasar, kalau ditempat saya itu ada mujadahan kita sampaikan ‘jangan lupa datang ya Posyandu besok di rumah bu dukuh, pokoknya kita beritahu dimana saat bertemu dengan sasaran.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P2 : “Ia kan melalui perkumpulan ibu-ibu PKK atau dasawisma. Di sini kan ada dasawisma dusun dan dasawisma RT soalnya pertemuan-pertemuan seperti ini kan ibu-ibunya pada datang, sekalian kita sampaikan agar datang Posyandu dan biasanya juga kita sampaikan agar mengajak yang lain sekalian.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011)

Page 30: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

35

 

P2 : “Pada ibu hamil kita sediakan tempat tidur, di dalam ada 1 bad untuk periksa ini hasil dari iuran Posyandu tiap bulan, ya lumayan dapat kita belikan bad yang buat juga orang dusun sini jadi tidak terlalu mahal biayanya.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011) P4 : “Em menggunakan leaflet pernah.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011)

Kemudian dilakukan wawancara mendalam pada kader yang lebih aktif dan memiliki jawaban

yang lebih menonjol saat FGD (Focus Group Discussion). Adapun hasil wawancara

mendalam hampir sama dengan pernyataan saat FGD (Focus Group Discussion), sebagai

berikut hasilnya:

Tabel 4.11 Wawancara Mendalam

Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Hamil

No Peran Kader Kata Kunci 1 Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran

yang tidak datang Posyandu yaitu melalui kunjungan rumah.

“...Ibu hamil biasanya dengan mengunjungi ke rumah....” (P5)

2 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“Melalui pertemuan PKK atau dasawisma.” (P6)

3 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu

“...Arisan ibu-ibu PKK atau saat dasawisma... wiridan....(P1)

4 Meningkatkan kualitas dari Posyandu sendiri. “Anak balita juga dapat PMT....”(P2) 5 Melakukan penyuluhan yang berkaitan

dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media)

“...Pernah kita menggunakan leaflet itu....” (P6)

(Data Primer, 2011)

Berbagai peran kader di atas dikutip dari pernyataan dari partisipan. Seperti berikut ini :

P5 : “Em yang dilakukan jika ibu bayi tidak datang Posyandu, tidak pernah kita lakukan tindak lanjut hanya dengan ibu hamil biasanya dengan mengunjungi ke rumah, itu yang dekat rumahnya misal saya dengan tetangga saya yang hamil soalnya kan orang hamil cuma sedikit .” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P6 : “Melalui pertemuan PKK atau dasawisma.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P1 : “Ya itu tadi di masyarakat di arisan ibu-ibu PKK atau saat dasawisma, pernah juga saat acara wiridan ibu-ibu itu kalau ketemu ibu yang bawa bayi kita sampaikan langsung, ‘bu sesuk yandu nggeh, ki nimbangke putrane men sehat’.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) P2 : “Anak balita juga dapat PMT, kadang balita suka nangis kan kalau Posyandu minta pulang dengan ada mainan juga PMT jadi betah, makanan gitu tho dimakan rame-rame mesti anak anak senang makanya lebih banyak habisnya.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Page 31: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

36

 

P6 : “Ya pernah kita menggunakan leaflet dalam melakukan penyuluhan em tentang mafaat Posyandu.” (Hasil wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Peran kader daam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu pada ibu bayi

dan ibu balita hampir sama dalam konteks melakukan tindak lanjut terhadap sasaran

yang tidak datang Posyandu, yaitu hanya dengan disapa atau ditegur saat berpapasan di

jalan, berbeda dengan ibu hamil yang dilakukan kunjungan rumah. Seperti hasil FDG :

P1 : “Paling hanya kita sapa di jalan kalau untuk ibu bayi dan balita, kalau yang sering nggak datang kan orangnya itu-itu saja, ya kita ingatkan saat ketemu misal di jalan saja. Biasanya kalo yang jarang datang itu, memang jarang kumpul diacara-acara masyarakat atau tidak mau bermasyarakat.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011)

Peran kader dalam mengaktifkan Pemanfaatan pelayan Posyandu oleh ibu

hamil, ibu bayi dan ibu balita dalam konteks memberitahukan kepada kelompok

sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu dan memanfaatkan

setiap kesempatan di desa agar kelompok sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari

buka Posyandu hampir sama adalah dengan diumumkan saat pertemuan PKK,

dasawisma, acara keagamaan contohnya pengajian, mujadahan dan saat bertemu atau

berpapasan di jalan. Seperti hasil wawamcara mendalam:

P2 : “Kerap kali kader umumkan di pengajian, di kumpulan PKK, dan di dasawisma, kebetulan saya kan ketua dasawisma di RT saya Mbak, saya sampaikan agar datang saat Posyandu tanggal sekian malam sekian.” P2 : “Selalu saya sampaikan disetiap kesempatan seperti kalau ada pertemuan PKK atau dasawisma itu kan per10 rumah tho nah itu saya sampaikan terus agar Posyandu itu benar-benar dimanfaatkan oleh sasaran.”

Peran kader dalam mengaktifkan Pemanfaatan pelayan Posyandu oleh ibu

hamil, ibu bayi dan ibu balita dalam konteks meningkatkan kualitas dari Posyandu,

berbeda antara bayi, balita, ibu hamil. Pada ibu hamil dengan membuat tempat tidur

periksa, kepada balita dengan meningkatkan kualitas APE (Alat Permainan Edukatif),

Page 32: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

37

 

kualitas PMT semakin bervariasi dan bergizi, pada bayi dengan meyediakan bubur

susu. Seperti hasil wawancara mendalam berikut:

P6 : “Untuk ibu hamil kami sediakan tempat tidur periksa.” P6 : “Apa ya, mungkin ini kita merawat alat permainan edukatif itu agar menjadi permainan yang menarik untuk balita sehingga balita tidak apa namanya cepat bosan gitulah mungkin. Selain itu juga kita mengupayakan agar makan PMT itu setiap pertemuan bervariasi dan semakin bernilai gizi.” P6 : “Bayi kita berikan makanan bubur susu kita belikan dari warung, mainan juga ada.”

Peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayan Posyandu oleh ibu

hamil, ibu bayi dan ibu balita dalam konteks melakukan penyuluhan yang berkaitan

dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat bantu (media) hampir sama

yaitu kader menggunakan leaflet karena leaflet dapat membantu saat penyuluhan

sehingga masyarakat lebih mudah memahami karena ada bahan yang dibaca. Seperti

hasil wawancara mendalam berikut :

P2 : “Untuk mengajak sasaran hadir Posyandu, penyuluhan bisa. Apalagi menggunakan leaflet. Leaflet itu memudahkan kami kader dalam melakukan penyuluhan, yang mendengarkan pun enak karena penyuluhanya terarah kan ada lembaranya bisa dibawa pulang, sewaktu-waktu dapat dibaca.”

D. Pembahasan Penelitian

1. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Bayi

(0-1 tahun)

Kader merupakan motor penggerak dari Posyandu, kader memiliki peran

penting untuk mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu oleh ibu bayi, Peran

kader dalam mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam memanfaatkan

pelayanan Posyandu oleh sasaran (DepKes, 2009:8) salah satunya melakukan tindak

lanjut terhadap sasaran yang tidak datang Posyandu dan sasaran yang memerlukan

penyuluhan lanjutan, yaitu melalui kunjungan rumah.

Page 33: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

38

 

Namun hasil FGD dan wawancara mendalam kader belum pernah melakukan

kunjungan rumah ketika bayi tidak hadir Posyandu, dengan alasan bayi di Dusun

Srandu jumlahnya banyak, sedangkan kader hanya 6 orang.

P6 : “Kalau misalkan ada sasaran itu ibu bayi dan ibu balita juga ibu hamil tidak datang saat hari buka Posyandu, seharusnya kader itu melakukan kunjungan rumah sasaran yang tidak datang. Namun pada kenyataanya tidak seperti itu, apalagi kalau yang tidak datang itu yang bayi dan balita tidak pernah kita lakukan kunjungan rumah. Kecuali pada ibu hamil soalnya dalam satu dusun itu paling yang hamil 3 orang paling banyak 5 orang, kalau ibu hamil baru kita lakukan kunjungan rumah.” (Hasil FGD 12 Mei 2011)

P1 : “Nek bayi dan balita di dusun ini kan banyak jadi tidak pernah dilakukan kunjungan rumah kalau tidak salah 25. Tapi kalau pada ibu hamil yang tidak pernah Posyandu dan kader juga tahu bahwa ibu itu belum periksa ke Puskesmas padahal umur kehamilanya sudah lanjut. Itu yang kita lakukan kunjungan rumah.” (wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Kader di Dusun Srandu semuanya berjenis kelamin perempuan, namun dalam

teori Yulifah & Yuswanto, 2009:143, dijelaskan bahwa kader bisa laki-laki dan

perempuan, hal tersebut dapat disebabkan karena pekerjaan kader sukarela, sedangkan

laki-laki bertugas menjadi kepala rumah tangga, akan kesulitan jika pekerjaan mereka

menjadi penghalang untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Seperti yang di

sampaikan oleh partisipan pertama saat wawancara mendalam berikut ini:

P1 : “Ia Mbak tapi tetap kendalanya kadernya kurang, apa mungkin karena tenaga sukarela jadi pada sulit jika dimintai tolong bantu-bantu di dusun.” (wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Selain alasan tersebut di atas, alasan lain yang dapat menjadi sebab kader itu

perempuan semua karena, mayoritas pekerjaan warga di dusun Srandu adalah buruh,

atau petani, yang penghasilanya kurang tetap setiap bulanya, sedangkan salah satu

syarat untuk menjadi kader adalah mempunyai pekerjaan tetap (Library.usu.ac.id).

Kader di Dusun Srandu aktif selalu memberitahukan kepada kelompok sasaran

agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu dengan memanfaatkan setiap

kesempatan di desa (Depkes, 2009:8).

Page 34: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

39

 

P2 : “Ya macem-macem Mbak, biasane ki kita umumin pas arisan dasawisma dusun atau dasawisma desa, atau saat ketemu di jalan atau pas di pasar, kita sampaikan ‘jangan lupa datang ya Posyandu besok di rumah bu dukuh, pokoknya kita beritahu dimana saat bertemu dengan sasaran.” (Hasil FGD 12 Mei 2011)

Kader di dusun Srandu ada memiliki tugas ganda di dusun, seperti partisipan

kelima selain menjadi kader beliau juga sebagai ketua dasawisma di RT. Oleh sebab

itu, memudahkan untuk mengaktifkan sasaran untuk datang ke Posyandu melalui

pertemua dasawisma. Seperti hasil wawancara mendalam berikut ini :

P5 : “Kadang kader umumkan di pengajian, di kumpulan PKK, dan di dasawisma, kebetulan saya kan ketua dasawisma di RT saya Mbak.” (wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Meningkatkan kualitas Posyandu termasuk peran bidan untuk mengajak

masyarakat untuk berperan aktif dalam memanfaatkan pelayanan Posyandu oleh

sasaran. Peningkatan kualitas pelayanan Posyandu untuk bayi dilakukan dengan

penyediaan bubur susu. sebagaimana hasil FGD berikut ini :

P5 : “Kalau pada saat Posyandu itu kan ada alat permainan edukatif, itu dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk bayi, kita berikan sesuai dengan umurnya, selain itu juga saat pemberian makan tambahan kalau untuk bayi yang belum bisa makan nasi kita sediakan yang di warung kemudian yang buat ibunya kami menyediakan air hangat.”(Hasil FGD 12 Mei 2011)

Dusun Srandu sendiri memiliki dua sumber APE (Alat Permainan Edukatif),

pada awalnya hanya ada dari PAUD dan semakin bertambah melalui pemberian dari

kepala desa sehingga APE dapat mencukupi jumlah balita yang ada.

P5 : “Ia, ya kita tingkatkan makanannya dan mainanya itu juga kemarin sudah nambah dari kepala desa kan awalnya hanya dari PAUD sini saja jadi setiap anak tidak rebuta kalau dulu sedikit kan mah do rebutan.” (wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Media merupakan alat bantu saat melakukan penyuluhan. Media yang mudah

dibuat sendiri dan berbahan dasar yang mudah dicari salah satunya leatlet (Machfoedz

dan Suryani, 2006:126). Kader di Dusun Srandu juga menggunakan leaflet untuk

melakukan penyuluhan.

Page 35: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

40

 

P2 : “Em menggunakan leaflet pernah.” (Hasil FGD tanggal 12 Mei 2011)

Kendalanya terdapat pada leaflet hanya didapatkan dari Puskesmas saja, kader

belum pernah membuat leaflet sendiri, mungkin karena pendidikan terakhir kader

paling banyak SD dan usia kader yang rata-rata di atas 50 tahun sehingga kader tidak

dapat membuat leaflet sendiri, ketika hendak melakukan penyuluhan yang

membutuhkan leaflet sehingga harus menunggu dari Puskesmas.

P2 : “Sebenarnya sangat bisa ya dengan ada alat bantu seperti leaflet yang memudahkan sasaran untuk membaca dan kalau leaflet itu kan dibawa pulang juga bisa dibaca-baca. Ada manfaatnya dan keuntunganya sudah jelas disitu. Kita juga mudah menyampaiakan, namun kita sebagai kader hanya menunggu leaflet dari pihak Puskesmas saja.” (Hasil FGD 12 Mei 2011)

Terdapat salah seorang kader yang SMA namun umurnya telah 56 tahun, saat

dilakukan wawancara mendalam partisipan tersebut mengatakan juga tidak bisa

menggunakan komputer. Seperti hasil wawancara mendalam berikut :

P2 : “Ya saya tapikan jaman sekolah dulu Mbak, sekarang sudah tidak bisa, sudah tua pakai kacamata.” (wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

2. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Balita

(1-5 tahun)

Peran kader di Dusun Srandu dalam mengajak masyarakat untuk berperan aktif

dalam memanfaatkan pelayanan Posyandu oleh ibu balita hampir sama dengan bayi.

Kader belum pernah melakukan kunjungan rumah apabila ada balita yang tidak datang

Posyandu. Alasan kader karena jumlah balita lebih banyak dari kader, sedangkan

jumlah kader hanya 6, disetiap satu RT hanya ada satu kader, sehingga tangan kader

tidak sampai menjangkau kesemua balita.

Namun, Sebenarnya kader menyadari tugas mereka yaitu melakukan tindak

lanjut pada sasaran yang tidak Posyandu termasuk balita, sebab dari pihak Puskesmas

Page 36: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

41

 

sendiri saat peneliti lakukan triangulasi data, pihak Puskesmas memberi penjelasan

bahwa itu merupakan program dari KESRA. Seperti hasil triangulasi dan wawancara

mendalam berikut ini :

T : “Ya ia di sini memang ada program dari KESRA itu pertahun dana turun ke masing-masing Posyandu sebesar Rp 600.000 ya itu dikelola oleh pamong desa untuk apa saja, nanti dialokasikan juga buat kunjungan rumah seperti uang lelah kemungkinan kader mendapat sekitar RP 3.000 sampai Rp 5.000 setiap kunjungan.” (Triangulasi tanggal 16 Mei 2011) P5 : “Sebenarnya harus, karena dari pihak Puskesmas sendiri sudah menjatahkan uang lelah kepada kader itu, kalau sakali kunjungan ke rumah itu diberi tiga ribu rupiah.”

Selain itu juga kader berperan aktif untuk mengingatkan ibu balita untuk

datang saat hari buka Posyandu, kader selalu memanfaatkan pertemuan di desa seperti

pertemuan PKK, dasawisma, atau saat pengajian, saat berpapasan di jalan juga efektif

untuk mengaktifkan sasaran untuk Posyandu.

P1 : “Ya itu tadi di masyarakat di arisan ibu-ibu PKK atau saat dasawisma, pernah juga saat acara wiridan ibu-ibu itu kalau ketemu ibu yang bawa bayi kita sampaikan langsung, ‘bu sesuk yandu nggeh, ki nimbangke putrane men sehat’.” (Wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Semua kader berpendapat cara meningkatkan kualitas Posyandu adalah dengan

adanya APE (Alat Permainan Edukatif), APE sangat berfungsi untuk menghilangkan

rasa jenuh balita. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) juga kader perbaiki gizi dan

makanan yang semakin bervariasi, semua upaya tersebut merupakan upaya untuk

menjadikan balita aktif berangkat Posyandu (Yulifah dan Yuswanto, 2009:147).

P6 : “Apa ya, mungkin ini kita merawat alat permainan edukatif itu agar menjadi permainan yang menarik untuk balita sehingga balita tidak apa namanya cepat bosan gitulah mungkin. Selain itu juga kita mengupayakan agar makan PMT itu setiap pertemuan bervariasi dan semakin bernilai gizi.” (Wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011) Selain itu, manfaat dari datang ke Posyandu juga dirasakan oleh ibu balita. Seperti hasil triangulasi berikut ini :

Page 37: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

42

 

T : “Mungkin karena ada mainan buat anak-anak ya Mbak sama makanan tambahan. Soale karang neng ndeso ki (soalnya di desa) jarang ada mainan dan jarang makan yang enak.” (triangulasi pada ibu balita)

Penggunaan leaflet juga sangat membantu kader untuk melakukan penyuluhan,

sasaran lebih mudah paham (Machfoedz dan Suryani, 2006:126). Ketika sasaran telah

paham akan pentingnya berkunjung Posyandu maka diharapkan sasaran mampu

melakukan perilaku kesehatan tersebut, dalam hal ini sasaran datang setiap hari buka

Posyandu.

P4 : “Em menggunakan leaflet pernah.” (Hasil FGD 12 Mei 2011)

Adapun yang masih jadi kendala karena leaflet harus menunggu dari pihak

Puskesmas dan kader tidak ada yang bisa buat leaflet. Jika dikaitkan dengan

karakteristik responden, umur kader dan pendidikan kader bisa menjadi alasan

mengapa kader tidak membuat leaflet sendiri. Padahal leaflet sangat membantu dalam

melakukan penyuluhan.

P1 : “Ya dengan leaflet diharapkan mereka tahu dan memahami manfaat dari Posyandu, setelah tahu kemudian setiap Posyandu bisa datang terus.” (FGD tanggal 12 Mei 2011)

3. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Oleh Ibu Hamil

Peran kader dalam mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam

memanfaatkan pelayanan Posyandu oleh sasaran (DepKes, 2009:8) adalah dengan

melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang Posyandu dan sasaran

yang memerlukan penyuluhan lanjutan, yaitu melalui kunjungan rumah. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara mendalam :

P2 : “Pada ibu hamil biasanya kita lakukan kunjungan rumah dan kita tanyakan kenapa kemarin tidak Posyandu, kita tanyakan juga kendala atau semacam hambatan yang dirasakan saat kehamilan ini, tapi pada bayi dan anak balita belum pernah saya lakukan kunjungan rumah.” (Wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Page 38: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

43

 

Kader juga aktif mengajak ibu hamil untuk datang saat hari buka Posyandu dan

kader selalu memanfaatkan kegiatan di desa untuk memberitahukan hari buka

Posyandu pada sasaran, misalnya ketika pertemuan PKK, dasawisma atau acara

keagamaan.

P2 : “Kerap kali kader umumkan di pengajian, di kumpulan PKK, dan di dasawisma, kebetulan saya kan ketua dasawisma di RT saya Mbak, saya sampaikan agar datang saat Posyandu tanggal sekian malam sekian.” (Wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Peran kader semakin terlihat manakala kader berinisiatif untuk membuat

tempat tidur untuk periksa ibu hamil. Kader menyadari hal tersebut akan menjadi

sesuatu yang dapat menarik perhatian ibu hamil, seperti saat dilakukan wawancara

mendalam:

P1 : “Ya lumayanlah, dulukan pada ditanya kenapa ibu hamil tidak pernah Posyandu, katanya tidak bisa diperiksa, sekarang semenjak ada tempat tidurnya lumayan ibu hamil datang periksa.” (Wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011)

Ketika dilakukan triangulasi sumber pada ibu hamil juga mengatakan dengan

upaya kader melakukan peningkatan sarana Posyandu, ibu hamil jadi merasa yakin ke

Posyandu untuk periksa.

T : “Kalau dulu itu kan tidak ada tempat tidur, sekarang ada, jadi enak periksa hamil mudah. Dulu saya malas ke Posyandu kan karena tidak diperiksa hanya didemek-demek saja Mbak.” (Triangulasi pada ibu hamil G2)

Media dapat membantu kader untuk melakukan penyuluhan manfaat Posyandu

untuk ibu hamil. Media yang sering digunakan adalah leaflet dimana mudah dibuat

dan mudah dicari bahan pembuatnya. Kalau hanya dengan kata-kata kadang sasaran

mudah lupa namun jika ada yang dibawa pulang sehinggan dapat dibaca-baca.

P6 : “Ya tentu lebih efektif dengan menggunakan leaflet karena penggunaan leaflet itu kan mereka juga bisa membacanya sedangkan kalau penyuluhan biasa mereka hanya mendengar, masuk terus keluar lagi tapi kalau dibaca bisa dibawa pulang.” (Wawancara mendalam tanggal 13 Mei 2011).

Page 39: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

44

 

Terjadi kesamaan dalam beberapa peran kader, antara kader yang satu dengan

yang lain peran yang mereka lakukan hampir sama, ini dapat disebabkan karena lama

menjadi kader sudah lebih dari 10 tahun. Sehingga dalam waktu yang sedemikian

lama itu kader yang pemula dalam hal ini lebih dari 10 tahun melihat dan mempelajari

dari yang lebih senior (lama menjadi kader 20-30 tahun atau > 30 tahun).

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif memerlukan waktu yang lebih lama dan

memerlukan kemampuan untuk menggali setiap item pertanyaan. Pengambilan data

Focus Group Discussion dilakukan setelah Posyandu dimana kader sudah kelelahan

jadi ada kader yang kurang berpatisipasi aktif didalam melakukan Focus Group

Discussion (FGD). Dalam penelitian kualitatif juga peneliti melakukan penelitian

secara berulang-ulang sehingga peneliti terlebih dahulu harus melakukan janjian

pertemuan pada partisipan sehingga membutuhkan manajemen waktu yang baik.

Page 40: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

44 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Oleh Ibu Bayi (0-1 tahun) ada yang telah dilakukan seperti

memberitahukan kepada ibu bayi hari buka Posyandu melalui setiap

kesempaatan di desa, seperti PKK, dasawisma, acara keagamaan dan

bertemu di jalan. Kader pernah melakukan penyuluhan manfaat

Posyandu dengan menggunakan leaflet pada ibu bayi namun jarang,

peningkatan kualitas Posyandu dengan APE dan PMT seperti bubur

susu. Terdapat pula hal yang belum dilakukan seperti kader belum

pernah melakukan tindak lanjut atau kunjungan rumah pada ibu bayi

yang tidak datang Posyandu.

2. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Oleh Ibu Balita (1-5 tahun) hampir sama dengan peran kader pada ibu

bayi, ada hal yang telah dilakukan seperti dengan memberitahukan

kepada ibu balita hari buka Posyandu melalui setiap kesempaatan di

desa, seperti PKK, dasawisma, acara keagamaan dan bertemu di jalan.

Peningkatan kualitas Posyandu untuk balita dengan APE dan PMT

seperti makanan keluarga. Kader pernah melakukan penyuluhan

manfaat Posyandu dengan menggunakan leaflet pada ibu balita namun

jarang. Hal yang belum dilakukan adalah kader belum pernah

Page 41: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

45

 

  46

melakukan tindak lanjut atau kunjungan rumah pada ibu balita yang

tidak datang Posyandu.

3. Peran Kader Dalam Mengaktifkan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Oleh Ibu Hamil telah dilakukan dengan lengkap seperti melakukan

tindak lanjut atau kunjungan rumah pada ibu hamil yang tidak datang

Posyandu, memberitahukan kepada ibu hamil hari buka Posyandu

melalui setiap kesempaatan di desa, seperti PKK, dasawisma, acara

keagamaan dan bertemu di jalan. Meningkatkan kualitas dari Posyandu

dengan membuat tempat tidur periksa, melakukan penyuluhan yang

berkaitan dengan manfaat Posyandu dengan menggunakan leaflet.

B. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

a. Perlu adanya penambahan jumlah kader sebanyak empat orang,

supaya satu orang kader dapat membina paling sedikit 10 KK

untuk meningkatkan keadaan kesehatan.

b. Perlu adanya laporan kunjungan rumah oleh kader kepada petugas

Puskesmas sehingga bukan hanya ibu hamil yang dilakukan

kunjungan rumah tetapi juga ibu bayi dan ibu balita.

c. Perlu dilakukan penyegaran kepada kader akan pentingnya peran

kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan Posyandu.

Page 42: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

46

 

  46

d. Diharapkan lebih sering memberikan media yang lebih bervariatif

sebagai alat bantu saat penyuluhan misalnya booklet, pamflet dan

lembar balik.

2. Bagi Kader

Diharapkan dapat melakukan kunjungan rumah pada ibu bayi dan ibu

balita, sehingga cakupan D/S dapat semakin meningkat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk pemilihan partisipan dapat dipilih bervariatif

karakteristiknya dan jumlah partisipan lebih banyak sehingga

didapatkan hasil dan pengalaman yang lengkap dan bervariasi pula.

Page 43: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

 

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R., Rismintari, Y.S. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anonim. 2009. Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih Tinggi. http://bataviase . co.id/content/angka-kematian-bayi-di-indonesia-tinggi. dikases pada tanggal 21 April 2011.

Anonim. Angka Kematian Ibu Melahirkan. http://www.menegpp.go.id/ aplikasidata/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=290 &Itemid=111. Diakses pada tanggal 25 April 2011

Depkes RI. (2009). Buku Pegangan Kader. Jakarta:Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Machfoedz, I., Suryani, E. (2006). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya.

Maryam, R.S., Widyastuti, R.H., Prio, A.Z., Bakar, H.A., Iskandar, A., Akhmadi. (2010). Buku Panduan Bagi Kader Posbindu lansia. Jakarta Timur : CV. Trans Info Medika.

Meilani, N., Setiyawati, N., Estiwidani, D., Sumarah. (2009). Kebidanan komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.

Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Pratiwi. (2010). Peran kader kesehatan dalam Upaya Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan di Posyandu Desa Girirejo Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Roeshadi, R.H. (2006). Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu Penderita Pre0eklamsia dan Eklamsia. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/721/1/Haryono.pdf

Saryono, Anggraeni, M.D. (2010). Metodelogi Penelitian kualitatif Dalam Bidang kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Syafrudin, Hamdani. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Syafrudin, Theresia, Jomima. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

Wahyuningsih, H.N., Ircham, Indriyani, A., Santi, M.Y. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Page 44: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

 

Yulifah, R., Yuswanto, T.J.A. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

Widiastuti, I., G., A., M., Kristiani. 2006. Pemanfaatan pelayanan posyandu di Kota Denpasar. http://lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/ No.15_ widiastuti_07_06.pdf. Diakses pada tanggal 10 April 2011.

Widagdo, L., dan Husodo, B.T. (2009). Pemanfaatan Buku KIA Oleh Kader Posyandu:Studi Pada Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Makara, Kesehatan, Vol. 13, No. 1. Di akses tanggal 10 Maret 2011 dari http://journal.ui.ac.id/ upload/artikel /08 _Laksmono_Layout_2.pdf.

Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. http://library.usu.ac.id/ down load/fkm/fkm-zulkifli1.pdf. Diakses tanggal 09 Agustus 2011

Page 45: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

TIME SCHEDULE PENYUSUNAN KTI

NO Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pengajuan Judul 2. Studi Pendahuluan 3. Penyusunan BAB I 4. Penyusunan BAB II 5. Penyusunan BAB III 6. Revisi BAB I, BAB

II, BAB III

7. Seminar Proposal 8. Revisi Proposal 9. Penelitian 10. Penyusunan Laporan

Penelitian

11. Ujian Hasil KTI 12. Revisi dan Penjilidan 13. Pengumpulan KTI

yang telah disyahkan dewan penguji (2 eksemplar) dan inti sari (3 eksemplar)

Page 46: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 4

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN FGD  

Yth............

Di tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi program studi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO”.

Data yang diperoleh dari Saudari dijamin kerahasiaanya hanya digunakan untuk keperluan penelitian saya. Kami memohon kesedian Saudari untuk membantu jalanya penelitian ini dengan menjadi responden penelitian. Atas perhatian dan kesedian Saudara untuk menjadi responden penelitian, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Meilani Nauli

Page 47: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 5

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN FGD  

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian dalam penelitian dengan judul “PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO”.

Nama :

Alamat :

Saya mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan akan bermanfaat bagi penelitian ini.

Srandu, .....................

( )

Page 48: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 6

IDENTITAS RESPONDEN  

1. Nama (boleh inisial) : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan* : 4. Pendidikan terakhir**

SD SMP SMU/SMK PERGURUAN TINGGI LAIN – LAIN

5. Pekerjaan pokok : 6. Lama menjadi kader :

Keterangan :

*: Coret yang tidak perlu

**: Beri tanda check (V) pada jawaban yang dipilih

Page 49: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 7

PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK TERARAH (FOCUS GROUP DISCUSSION) PERAN KADER POSYANDU DALAM

MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON

PROGO

I. Pembukaan

1. Mengucapkan salam

2. Mengucapkan terima kasih kepada peserta DKT atas kehadiran.

II. Penjelasan

1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pertemuan diskusi kelompok terarah. Para peserta diharapkan pada pertemuan ini dapat memberikan kontribusi pemikiran yang berkaitan dengan peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan posyandu.

2. Informasi yang diberikan oleh peserta sangat berarti, semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian, kerahasiaan jawaban peserta sangat dijamin.

3. Untuk itu melalui kesempatan yang baik ini, kami ingin mengetahui bagaimana peran kader dalam mengaktifkan pemanfaatan pelayanan posyandu menurut peserta.

4. Para peserta diskusi boleh berbeda pendapat dan semua perbedaan itu menjadi bahan masukan bagi kami.

5. Kami percaya bahwa peserta memiliki banyak kegiatan yang berkaitan denga mengaktifkan sasaran posyandu untuk hadir ke posyandu.

III. Prosedur

1. Diskusi dipimpin oleh moderator (peneliti) dan dibantu dengan asisten sebagai dokumenter (teman sejawat).

2. Moderator akan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan peran kader dalam mengaktifkan Posyandu.

Page 50: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

3. Kepada peserta diskusi dipersilahkan untuk memberikan pendapat tanpa menunggu ditunjuk.

4. Kepada peserta diharapkan dalam memebrikan pendapat secara bergantian dan tidak saling memotong pendapat dari peserta lain. Kegiatan ini tidak bermaksud mencari pendapat yang sama (kata sepakat) sehingga pendapat yang berbeda – beda mungkin dapat terjadi.

IV. Perkenalan peserta

1. Sebelum diskusi dimulai moderator menyiapkan papan nama yang ditaruh di atas meja di depan peserta sesuai dengan nama peserta, gunanya agar mempermudah moderator dalam menghafal peserta.

2. Peserta tidak perlu khawatir dengan identitas dirinya, hal ini karena identitas peserta dirahasiakan dan hal ini hanya untuk kepentingan pencarian data penelitian.

V. Pertanyaan

Catatan : dimohon berpendapat atau menjawab sesuai dengan apa yang masing-masing peserta ketaahui dan lakukan di lapangan.

1. Umur berapa sampai berapa saja yang dikatakan bayi ?

2. Umur berapa sampai berapa saja yang dikatakan balita?

3. Apakah yang Saudari lakukan jika ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil tidak datang saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

4. Bagaimana upaya Saudari memberitahukan kepada ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

5. Apakah Saudari memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

6. Bagaimana upaya Saudari untuk meningkatkan kualitas dari sarana Posyandu untuk ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil? Jelaskan?

7. Apakah pernah Saudari memberikan penyuluhan dengan menggunakan alat bantu yang berkaitan dengan manfaat Posyandu ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil? Jelaskan?

Page 51: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

8. Apakah penggunaan media efektif untuk mengaktifkan ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil untuk datang ke Posyandu? Jelaskan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 52: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 8

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN WAWANCARA MENDALAM

 

Yth............

Di tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi program studi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO”.

Data yang diperoleh dari Saudari dijamin kerahasiaanya hanya digunakan untuk keperluan penelitian saya. Kami memohon kesedian Saudari untuk membantu jalanya penelitian ini dengan menjadi responden penelitian. Atas perhatian dan kesedian Saudara untuk menjadi responden penelitian, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Meilani Nauli

Page 53: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 9

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN WAWANCARA MENDALAM

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian dalam penelitian dengan judul “PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO”.

Nama :

Alamat :

Saya mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan akan bermanfaat bagi penelitian ini.

Srandu, .....................

( )

Page 54: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 10

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU KALIBAWANG

KULON PROGO

1. Apakah yang Saudari lakukan jika ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil tidak datang saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

2. Apakah upaya yang Saudari lakukan efektif untuk mengaktifkan ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil datang saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

3. Bagaimana upaya Saudari memberitahukan kepada ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

4. Apakah Saudari memanfaatkan setiap kesempatan di desa agar ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

5. Bagaimana upaya Saudari untuk meningkatkan kualitas Posyandu untuk ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil? Jelaskan?

6. Apakah upaya peningkatan kualitas Posyandu yang Saudari lakukan efektif untuk mengaktifkan ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil datang saat hari buka Posyandu? Jelaskan?

7. Apakah pernah Saudari memberikan penyuluhan dengan menggunakan alat bantu (media) yang berkaitan dengan manfaat Posyandu ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil? Jelaskan?

8. Apakah penggunaan media efektif untuk mengaktifkan ibu bayi (0–1 tahun), ibu balita (1-5 tahun) dan ibu hamil untuk datang ke Posyandu? Jelaskan?

 

 

Page 55: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 11

HASIL TRANSKRIP FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO

Srandu, 12 Mei 2011

NO URAIAN TRIANGULASI

1

5

10

15

20

25

30

MN : “Sebelumnya assalamu’alaykum warahmatullahi

wabarokatuh, em baiklah Ibu-Ibu, sebelumnya saya

berterimakasih ya kepada Ibu-Ibu semua yang telah

meluangkan waktunya untuk dapat memenuhi

undangan saya. Sebelumnya Bu, maaf ini apakah

Ibu-Ibu sudah mengerti maksud dan tujuan saya

mengumpulkan Ibu-Ibu semua di sini?”

P1 dan P2 : “Penelitian.”

P3 : “Em penelitian to Mbak.”

P4 : (mengangguk)

P5 : “Wawancara ya Mbak.”

MN : “Em, begini Ibu-Ibu saya sengaja mengumpulkan Ibu-

Ibu di sini kita akan sama-sama berdiskusi ya Bu

tentang penelitian saya yang bertemakan tentang

peran kader. Saya mengharapkan Ibu-Ibu semua

nanti memberikan tanggapan terhadap tema

pertanyaan yang saya berikan, jadi ya Ibu-Ibu

sistemnya ini saya tidak menunjuk tapi Ibu-Ibu

yang tahu langsung angkat tangan dan

menjawabnya gantian ya Bu!”

P1 P2 P3 P4 P5 P6 : (mengangguk).

MN : “O ya satu lagi Bu, pendapat Ibu-Ibu semua tidak ada

yang salah ya Bu jadi jangan ragu untuk menjawab

nanti. Ibu-Ibu jangan khawatir nanti nama-nama Ibu

akan dirahasiakan. Em Ibu-Ibu maaf ini saya

menggunakan alat perekam atau kamera tidak apa-

apa ya Bu?”

P1 P2 P3 : “Nggak apa apa Mbak.”

MN : “Em baiklah ya Bu, mungkin ada yang ingin

ditanyakan?”

Page 56: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

35

40

P1 P2 P5 : “Nggak Mbak.”

MN : “Jika tidak ada, kita berkenalan dulu ya Bu, biar

akrab. Kita mulai dari sebelah kanan saya ya Bu”

P1 : “Saya kalo di dusun lebih dikenal dengan ibu ‘Jo’ tapi

nama sebenarnya ibu ‘Sj’, “Jg” itu nama suami saya.”

P2 : “Saya ‘Am’.”

P3: “Saya ‘Sk’.”

P4 : “Saya ‘Km’.”

P5 : “Saya ‘Ma’.”

P6 : “Saya ‘Ks’.”

45

50

55

60

65

MN : “Namun sebelumnya saya ingin bertanya pada Ibu-

Ibu semua ya Bu, yang dinamakan bayi itu umur

berapa saja Bu?”

P3 : “0-1 tahun.”

P2 : “Ia 0-1 tahun.”

MN : “Kalau balita bu?

P5 : “1-5 tahun.”

MN : “Ia ya Bu, bayi 0-1 tahun, dan balita 1-5 tahun.”

MN : “Bu kita mulai diskusinya ya Bu, apa yang lakukan

jika ibu bayi, ibu balita, dan ibu hamil tidak datang

saat hari buka Posyandu?

P6 : “Kalau misalkan ada sasaran itu ibu bayi dan ibu

balita juga ibu hamil tidak datang saat hari buka

Posyandu, seharusnya kader itu melakukan

kunjungan rumah sasaran yang tidak datang.

Namun pada kenyataanya tidak seperti itu,

apalagi kalau yang tidak datang itu yang bayi dan

balita tidak pernah kita lakukan kunjungan

rumah. Kecuali pada ibu hamil soalnya dalam

satu dusun itu paling yang hamil 3 orang paling

banyak 5 orang, kalau ibu hamil baru kita

lakukan kunjungan rumah.”

P2 : “Kalau bayi dan balitanya kita kunjungi ke rumah

semua, sepertinya kader tidak sanggup sedangkan

kader Cuma 6 dan anak bayi dan balita jumlahnya 30-

an.”

MN : “Jadi selama ini apa yang kader lakukan jika ada bayi

MN : “Bu, apakah di kehamilan ini

pernah didatangi kader ke rumah?”

T : “Ia Mbak.”

MN : “Itu mengapa ya Bu?”

T : “Ya karena saya tidak datang

Posyandu dan tidak periksa ke

Puskesmas juga, em gimana ya

Mbak.”

MN : “Gimana Bu?

T: “Karena saya malu nanti pasti

ditanya lagi kok bisa hamil lagi

padahal anak saya masih kecil.”

(Triangulasi pada ibu hamil

trimester tiga 52-62)

MN : “Bu apakah kader pernah

mengumumkan hari buka

Posyandu pada saat pertemuan

PKK atau dasawisma?”

T : “Ya selalu Mbak, kader tidak

bosan-bosanya mengingatkan,

biasanya di malam mujadahan

juga disampaikan.”

MN : “Selain itu Bu?”

T : “kalau ketemu di masjid juga

kadang saya dengar itukan

kadernya menyampaiakn untuk

Page 57: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

70

75

80

85

90

95

100

yang tidak Posyandu Bu?”

P1 : “Paling hanya kita sapa di jalan kalau untuk ibu bayi

dan balita, kalau yang sering nggak datang kan

orangnya itu-itu saja, ya kita ingatkan saat ketemu

misal di jalan saja. Biasanya kalo yang jarang datang

itu, memang jarang kumpul diacara-acara masyarakat

atau tidak mau bermasyarakat.”

P5 : “Mungkin kalau ada yang tetangga, dari kader itu

yang kita utus melakukan kunjungan rumah ibu

hamil. Di sini kan jarak rumah satu dengan yang

lain lumayan jauh dan jalanya itu kan nggak

koyok neng Yujo sudah datar, di sini ya begini

Mbak masih gunung.”

MN : “Ada yang ingin berpendapat lain Bu?

P5 : “Kayaknya sudah Mbak.”

MN : “Kalau begitu kita lanjutkan ke tema yang selanjutkan

ya Bu?”

MN : “Bagaimana cara Ibu-Ibu semua memberitahukan

kepada ibu bayi, ibu balita dan ibu hamil agar

berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu?

P2 : “Ya macem-macem Mbak, biasane ki kita umumin

pas arisan dasawisma dusun atau dasawisma desa,

atau saat ketemu di jalan atau pas di pasar, kalau

ditempat saya itu ada mujadahan kita sampaikan

‘jangan lupa datang ya Posyandu besok di rumah

bu dukuh, pokoknya kita beritahu dimana saat

bertemu dengan sasaran.”

P6 : “Itu juga Mbak biasane juga kita umumkan di masjid

saat ada pengajian Mbak.”

P5 : “Ya paling sering ya saat ketemu di jalan.”

P1 : “Em bertemu di jalan sama pas kumpulan PKK

kan ibu yang mengikuti Posyandu itu biasanya

pada rajin ikut PKK ya pas itu disampaikan

kapan Posyandu ya diingatkan.”

MN : “Apakah sama Bu cara memberitahukan untuk ibu

bayi, ibu balita dan ibu hamil?”

P1 : “Sama-sama saja Mbak, tidak ada berbeda.”

ke Posyandu.”

(Triangulasi pada salah seorang

warga 87-94)

MN : “Bu kalau datang ke Posyandu

itu senang apanya Bu?”

T : “Senang kan dapat timbang anak

tau berat badanya banyak

manfaatnya.”

MN : “Selain bisa timbang Bu, kalau

timbang itu kan memang

manfaatnya ya Bu, tapi ini tu ibu

datang Posyandu yang disenangi

apanya Bu?”

T : “Mungkin karena ada mainan buat

anak-anak ya Mbak sama

makanan tambahan. Soale karang

neng ndeso ki (soalnya di desa)

jarang ada mainan dan jarang

makan yang enak.”

MN : “Dengan adanya APE (Alat

Permainan Edukatif) apakah

menjadi daya tarik tersendiri

untuk Ibu untuk datang ke

Posyandu Bu?

T : “Ya Mbak jadi dengan adanya

mainan anaknya saya juga senang

ke Posyandu, anak saya juga

betah di Posyandu.”

MN : “Kalau makanan tambahan?”

T : ”Makanan tambahan itu juga bisa

Mbak soalnya kan makananya

beda sama kayak di rumah

maklum di sini kan di desa Mbak

jadi makan kadang seadanya.

(Triangulasi data pada ibu balita

135-150)

Page 58: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

105

120

125

130

135

140

145

150

MN : “O ya ya Bu, Bu apakah ibu memanfaatkan setiap

kesempatan di desa agar kelompok sasaran

berkunjung ke Posyandu saat hari buka Posyandu?”

P5 : “Ia kan melalui perkumpulan ibu-ibu PKK atau

dasawisma. Di sini kan ada dasawisma dusun dan

daswisma RT, soalnya pertemuan-pertemuan

seperti ini kan ibu-ibunya hampir semua pada

datang, sekalian kita sampaikan agar datang

Posyandu dan biasanya juga kita sampaikan agar

mengajak yang lain sekalian.”

P6 : “Setiap malam jumat itu kalau di RT saya 51 ada

mujadahan, selalu saya sampaikan secara langsung

pada sasaran baik ibu bayi, ibu balita dan ibu hamil

jika ada.”

P3 : “Atau saat pengajian.”

MN : “Ada Ibu-Ibu yang ingin berpendapat lain lagi?”

P3 : “Tidak ada kayaknya Mbak.”

MN : “Baik, saya lanjutkan ya Bu. Bagaimana cara Ibu-Ibu

untuk meningkatkan kualitas dari Posyandu untuk ibu

bayi, ibu balita dan ibu hamil?

P5 : “Kalau pada saat Posyandu itu kan ada alat

permainan edukatif, itu dapat menjadi daya tarik

tersendiri untuk bayi, kita berikan sesuai dengan

umurnya, selain itu juga saat pemberian makan

tambahan kalau untuk bayi yang belum bisa

makan nasi kita sediakan yang di warung

kemudian yang buat ibunya kami menyediakan

air hangat.”

P6 : “Pada ibu balita juga sama ada alat permainan

sehingga balita-balitanya tidak cepat bosan.”

P2 : “Selain permainan biar nggak cepat bosan juga

yang makanan untuk balita ini tentunya agak

berbeda dengan yang bayi, karena yang balita

kan makanya sudah nasi, jadi kalau nasi itu kita

buat bergizi dan seimbang, ada empat sehat lima

sempurna.”

P2 : “Pada ibu hamil kita sediakan tempat tidur, di

MN : “Bu pernah ke Posyandu Bu

periksa?”

T : “Pernah Mbak sering kan di

Posyandu itu gratis samalah

periksanya dengan di Puskesmas.”

MN : “Ini anak yang keberapa Bu?

T : “Kedua.”

MN : “Perbedaan dengan Posyandu

yang lalu apa Bu?”

T : “Kalau dulu itu kan tidak ada

tempat tidur, sekarang ada, jadi enak

periksa hamil mudah. Dulu saya malas

ke Posyandu kan karena tidak

diperiksa hanya didemek-demek saja

Mbak.”

(Triangulasi pada ibu hamil G2 151-

155)

MN : “Ibu pernah diberi leaflet

tentang manfaat Posyandu untuk

bayi Bu?”

T1 : “Pernah Mbak.”

MN : “Leflet itu membantu Ibu untuk

mengerti manfaat Posyandu Bu?”

T1: “Ya membantu, kalau sudah

dibaca ya tau manfaatnya.

MN : “Selain itu Bu, manfaat leaflet

yang lain apa Bu yang ibu

rasakan?”

T1 : “Jadi mengetahui manfaat

Posyandu ternyata Posyandu itu

baik tho, jadi kalau tidak yandu

itu terasa rugi kan sebulan tho

Mbak bayi ditimbang, kita tahu

bayi kita sehat atau tidak.”

MN : “Karena tau manfaatnya jadi

rugi ya Bu kalau tidak

Page 59: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

155

160

165

170

175

180

185

dalam ada 1 bad untuk periksa ini hasil dari

iuran Posyandu tiap bulan, ya lumayan dapat kita

belikan bad yang buat juga orang dusun sini jadi

tidak terlalu mahal biayanya.”

P4: “Bad nya kan mempermudah ibu hamil diperiksa.”

MN : “Ada Ibu yang ingin berpendapat lagi?”

MN : “Ya jika tidak ada saya lanjutkan ya Bu? Apakah Ibu

semua pernah Melakukan penyuluhan yang berkaitan

dengan manfaat Posyandu, dengan menggunakan alat

bantu? Misalnya leaflet, lembar balik atau apa?”

P4 : “Em menggunakan leaflet pernah.”

MN : “Leaflet tentang manfaat Posyandu untuk bayi, balita

atau ibu hamil Bu?”

P4 : “Ya pernah semuanya digabung jadi satu semacam

kertas itu tho.”

P2 : “Ia pernah tapi itu jarang.

P6 : “Pernah tapi sudah lama juga kalau pake leaflet, lebih

sering dengan omongan saja. kalau hanya menunggu

Puskesmas kadang lama nggak mesti ada leafletnya.”

P1 : “Ya dengan leaflet diharapkan mereka tahu dan

memahami manfaat dari Posyandu, setelah tahu

kemudian setiap Posyandu bisa datang terus.”

MN : “Selain dengan leaflet apalagi Bu?”

P3 : “Selain leaflet itu ada poster dulu sudah lama tapi

sekarang sudah tidak ada Mbak, sudah robek kan itu

ditempel, kadang kena matahari kan hilang

gambarnya. Memang kalo yang dapat mengajak

selain omong-omong tadi itu ya leaflet, soalnya kan

dibawa pulang sampai rumah bisa dibaca.”

MN : “Kalau penggunaan leaflet itu untuk mengaktifkan ibu

bayi, ibu balita dan ibu hamil untuk datang ke

Posyandu bisa tidak Bu?

P2 : “Sebenarnya sangat bisa ya dengan ada alat bantu

seperti leaflet yang memudahkan sasaran untuk

membaca dan kalau leaflet itu kan dibawa pulang

juga bisa dibaca-baca. Ada manfaatnya dan

keuntunganya sudah jelas disitu. Kita juga mudah

Posyandu?”

T1 : “Ia Mbak karena banyak

manfaatnya, kalau timbang itu

kan tidak mesti sebulan sekali ke

Puskesmas ke Puskesmas pas

imunisasi saja jarang.”

(Triangulasi pada ibu bayi 171-173)

Page 60: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

190

195

menyampaiakan, namun kita sebagai kader hanya

menunggu leaflet dari pihak Puskesmas saja.”

P5 : “Selain itu juga memudahkan kami kader melakukan

penyuluhan pada sasaran, namun ya itu kendalanya

leafletnya, yo dong-dongan kadang ada kadang tidak,

mungkin biar masyarakat tidak bosan jadi kadang

diganti temanya tidak hanya tentang Posyandu ada

yang lain juga.”

MN : “Mungkin ada yang ingin berpendapat lain?”

P1 : “Tidak Mbak.”

Page 61: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 12

HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA PARTISIPAN KEDUA

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO

Srandu, 13 Srandu 2011

NO URAIAN TRIANGULASI

1

5

10

15

20

25

MN : “Kita mulai ya Bu wawancaranya Bu?”

P2 : “O ya ya Mbak, silahkan.”

MN : “Bu, apa yang ibu lakukan jika ibu bayi, ibu

balita, dan ibu hamil tidak datang saat hari

buka Posyandu?

P2 : “Pada ibu hamil biasanya kita lakukan

kunjungan rumah dan kita tanyakan kenapa

kemarin tidak Posyandu, kita tanyakan juga

kendala atau semacam hambatan yang

dirasakan saat kehamilan ini, tapi pada bayi

dan anak balita belum pernah saya lakukan

kunjungan rumah.”

MN : “Kenapa pada ibu hamil saja Bu yang

dilakukan kunjungan rumah?”

P2 : “Karena jumlah kader yang sedikit dan

jumlah bayi dan balita banyak

sedangkan pada ibu hamil paling

banyaklah itu lima orang saja.”

MN : “ Yang sebenarnya Bu?.”

P2 : “Ya yang sebenarnya harus, seperti ibu hamil

tadi, tapi kan bayi dan anak balitanya

banyak e di Srandu ini, kalau kadernya

Cuma 6 orang nggak cukup satu-satu tapi

kalau ibu hamil kan hanya 3 sampai 5 orang

saja.”

MN : “O begitu ya Bu?, tapi kalau semua sasaran

itu dilakukan kunjungan rumah jika tidak

MN : “Bu, apakah di kehamilan

ini pernah didatangi kader ke

rumah?”

T : “Ia Mbak.”

MN : “Itu mengapa ya Bu?”

T : “Ya karena saya tidak datang

Posyandu dan tidak periksa ke

Puskesmas juga, em gimana ya

Mbak.”

MN : “Gimana Bu?

T: “Karena saya malu nanti pasti

ditanya lagi kok bisa hamil lagi

padahal anak saya masih kecil.”

(Triangulasi pada ibu hamil 7-

13)

MN : “Bu, kader pernah ke

rumah nggak Bu melakukan

kunjungan rumah, atau

mengajak ibu Posyandu

dengan mendatangi rumah

ibu?”

T : “Ke rumah terus ngajak yandu

belum pernah, belum pernah

ke rumah kalo kader itu.”

MN : “Misal ya Bu, ibu tidak

berangkat Posyandu terus

Page 62: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

30

35

40

45

50

55

60

Posyandu itu kira-kira gimana Bu?”

P2 : “Pastinya itu angka timbang bayi dan balita

mencapai 100 % itu yang diharapkan, ibu

hamil juga sehat karena rutin periksa.”

MN : “Itu apakah sasaran akan mau datang

Posyandu Bu kalau ibu datangi ke rumah?”

P2 : “Ya pastinya Mbak, mereka juga akan

merasa diperhatikan oleh kader nya.”

MN : “Em gitu ya Bu, mungkin Ibu ada yang

ingin ditambahkan?”

P2 : “Tidak.”

MN : “Bagaimana cara Ibu memberitahukan

kepada ibu bayi, ibu balita dan ibu hamil

agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka

Posyandu Bu?

P2 : “Kerap kali kader umumkan di

pengajian, di kumpulan PKK, dan di

dasawisma, kebetulan saya kan ketua

dasawisma di RT saya Mbak, saya

sampaikan agar datang saat Posyandu

tanggal sekian malam sekian.”

MN : “Apa setiap pertemuan-pertemuan itu diberi

pengumuman terus?”

P2 : “Ia, kita beritahu terus, soalnya ibu-ibu kan

suka lupa Mbak. Apalagi kita kan Posyandu

nya juga ada lansianya, wah kalo nggak

diberitahu si mbah- si mbah itu bisa lupa.

Wong diberitahu terus aja kadang do podho

nggak berangkat.”

MN : “Selain dengan diingatkan saat pengajian

pertemuan PKK dan dasawisma apalagi

Bu?”

P2 : “Dengan berpasasan di jalan juga sering

kader datang ke rumah ibu

terus mengajak Posyandu itu

gimana Bu, Ibu mau

berangkat?

T : “Ya kalo sampai didatangi ya

berangkat Mbak, masak

sudah didatangi mboten

menyang ki yo isin (tidak

datang ya malu).”

(Triangulasi pada ibu bayi

yang Posyandu bulan April

tidak datang 35-36)

MN : “Bu apakah kader pernah

mengumumkan hari buka

Posyandu pada saat

pertemuan PKK atau

dasawisma?”

T : “Ya selalu Mbak, kader tidak

bosan-bosanya

mengingatkan, biasanya di

malam mujadahan juga

disampaikan.”

MN : “Selain itu Bu?”

T : “kalau ketemu di masjid juga

kadang saya dengar itukan

kadernya menyampaikan

untuk ke Posyandu.”

(Triangulasi pada salah

seorang warga 44-49)

MN : “Bu kalau datang ke

Page 63: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

65

70

75

80

85

90

karena lebih mudah dan lebih santai juga

perbincanganya sambil menyapa.”

MN : “Untuk ibu hamil juga gitu Bu?”

P2 : “Ia sama saja baik bumi ibu bayi dan ibu

balita.”

MN : “Jadi sama ya Bu antara ibu bayi, ibu balita

dan ibu hamil?”

P2 : “Ya sama saja.”

MN : “Oh begitu ya Bu? Mungkin ada yang lain

Bu?”

P2 : “Em tidak Mbak.”

MN : “O ya ya Bu, Bu apakah ibu memanfaatkan

setiap kesempatan di desa agar kelompok

sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari

buka Posyandu?”

P2 : “Selalu saya sampaikan disetiap kesemapatan

seperti kalau ada pertemuan PKK atau

dasawisma itu kan per10 rumah tho nah itu

saya sampaikan terus agar Posyandu itu

benar-benar dimanfaatkan oleh sasaran.”

MN : “Mungkin ada cara yang lain Bu?”

P2 : “Em saat mujadahan juga ya kita jemput

bola, itu malah lebih efektif sambil kita beri

tahu tanggalnya lagi, walaupun sudah pada

tahu biar semakin ingat Mbak.”

MN : “Baik, saya lanjutkan ya Bu. Bagaimana

cara Ibu untuk meningkatkan kualitas dari

Posyandu untuk ibu bayi, ibu balita dan ibu

hamil?

P2 : “Ya disinikan ada permainan untuk

mengasah kemampuan balita, ada

perosotan juga kemarin habis kita cat

ulang, ada banyak susunan balok

Posyandu itu senang apanya

Bu?”

T : “Senang kan dapat timbang

anak tau berat badanya

banyak manfaatnya.”

MN : “Selain bisa timbang Bu,

kalau timbang itu kan

memang manfaatnya ya Bu,

tapi ini tu ibu datang

Posyandu yang disenangi

apanya Bu?”

T : “Mungkin karena ada mainan

buat anak-anak ya Mbak

sama makanan tambahan.

Soale karang neng ndeso ki

(soalnya di desa) jarang ada

mainan dan jarang makan

yang enak.”

MN : “Dengan adanya APE (Alat

Permainan Edukatif) apakah

menjadi daya tarik tersendiri

untuk Ibu untuk datang ke

Posyandu Bu?

T : “Ya Mbak jadi dengan adanya

mainan anaknya saya juga

senang ke Posyandu, anak

saya juga betah di

Posyandu.”

MN : “Kalau makanan

tambahan?”

T : ”Makanan tambahan itu juga

bisa Mbak soalnya kan

makananya beda sama kayak

Page 64: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

95

100

105

110

115

120

125

jadinya kader bisa mengetahui tumbuh

kembang balita sesuai umur kan

mainanya itu sesuai dengan umur balita.

Selain itu juga ada pemberian makanan

tambahan atau PMT itu.”

MN : “Selain permainan apalagi Bu?”

P2 : “Pada ibu hamil ada kita sediakan tempat

tidur periksa, tempat tidur itu sudah kita

namai juga ‘dusun Srandu’ karena kalau

lagi ada acara di balai desa dan pakai

pinjam itu suka ketukar.”

MN : “Selain itu Bu?”

P2 : “Anak balita juga dapat PMT, kadang

balita suka nangis kan kalau Posyandu

minta pulang dengan ada mainan juga

PMT jadi betah, makanan gitu tho

dimakan rame-rame mesti anak anak

senang makanya lebih banyak

habisnya.”

MN : “Bu apakah dengan upaya yang ibu lakukan

itu efektif Bu untuk mengajak sasaran ke

Posyandu?”

P2 : “Tentu karena memang kalau di desa ini ya

Mbak jarang makan yang enak. Pada ibu

hamil juga kita buat tempat tidur, jadi ibu

hamil itu kalau datang Posyandu juga

ditimbang dan benar-benar diperiksa, jadi

mereka yakin kalau periksa di Posyandu.

MN : “O gitu ya Bu, mungkin ada yang lain tidak

Bu?”

P2 : “Kayak e nggak Mbak.”

MN : “Bu apakah Ibu pernah melakukan

penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat

di rumah maklum di sini kan

di desa Mbak jadi makan

kadang seadanya.

(Triangulasi data pada ibu

balita 91-99)

MN : “Bu pernah ke Posyandu

Bu periksa?”

T : “Pernah Mbak sering kan di

Posyandu itu gratis samalah

periksanya dengan di

Puskesmas.”

MN : “Ini anak yang keberapa

Bu?

T : “Kedua.”

MN : “Perbedaan dengan

Posyandu yang lalu apa Bu?”

T : “Kalau dulu itu kan tidak ada

tempat tidur, sekarang ada, jadi

enak periksa hamil mudah. Dulu

saya malas ke Posyandu kan

karena tidak diperiksa hanya

didemek-demek saja Mbak.”

(Triangulasi pada ibu hamil G2

116-121)

MN : “Ibu pernah diberi leaflet

tentang manfaat Posyandu

untuk bayi Bu?”

T1 : “Pernah Mbak.”

Page 65: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

130

135

140

145

150

155

Posyandu?”

P2 : “Pernah.”

MN : “Penyuluhan tentang manfaat Posyandu

Bu?”

P2 : “Ya pernah manfaat posyandu untuk bayi,

balita dan bumil,.”

MN : “Efektif tidak Bu dengan menggunakan

leaflet?”

P2 : “Untuk mengajak sasaran hadir

Posyandu, penyuluhan bisa. Apalagi

menggunakan leaflet. Leaflet itu

memudahkan kami kader dalam

melakukan penyuluhan, yang

mendengarkan pun enak karena

penyuluhanya terarah kan ada

lembaranya bisa dibawa pulang,

sewaktu-waktu dapat dibaca.”

MN : “Ada kendalanya tidak Bu?”

P2 : “Kendalanya itu karena kami tidak ada yang

bisa menggunakan komputer.”

MN : “Maaf Ibu, Ibu kan satu-satunya kader yang

berpendidikan SMA Bu?”

P2 : “Ya saya tapikan jaman sekolah dulu

Mbak, sekarang sudah tidak bisa, sudah

tua pakai kacamata.”

MN : “Manfaat leaflet yang lain Bu?”

P2 : “Pokoknya membantu lah kalau

penyuluhan.”

MN : “ O gitu ya Bu?

P2 : “Ia Mbak.”

MN : “Gimana Bu ada yang ingin disampaikan

lagi?”

P2 : “Tidak Mbak.”

MN : “Leflet itu membantu Ibu

untuk mengerti manfaat

Posyandu Bu?”

T: “Ya membantu, kalau sudah

dibaca ya tau manfaatnya.

MN : “Selain itu Bu, manfaat

leaflet yang lain apa Bu yang

ibu rasakan?”

T : “Jadi mengetahui manfaat

Posyandu ternyata Posyandu

itu baik tho, jadi kalau tidak

yandu itu terasa rugi kan

sebulan tho Mbak bayi

ditimbang, kita tahu bayi kita

sehat atau tidak.”

MN : “Karena tau manfaatnya

jadi rugi ya Bu kalau tidak

Posyandu?”

T : “Ia Mbak karena banyak

manfaatnya, kalau timbang

itu kan tidak mesti sebulan

sekali ke Puskesmas ke

Puskesmas pas imunisasi

saja jarang.”

(Triangulasi pada ibu bayi 135-

143)

 

Page 66: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 11

HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA PARTISIPAN PERTAMA

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO

Srandu, 13 Srandu 2011

NO URAIAN TRIANGULASI

1

5

10

15

20

25

MN : “Ibu masih ingat saya Bu?.”

P1 : “Yo masih Mbak, Mbak Meilani. Gimana

Mbak?.”

MN : “Ini mau melanjutkan wawancara yang

kemarin Bu?.”

MN : “Bu, apa yang ibu lakukan jika ibu bayi, ibu

balita, dan ibu hamil tidak datang saat hari

buka Posyandu?

MN : “Belum pernah sampai dilakukan kunjungan

rumah ya Bu?”

P1 : “Nek bayi dan balita di dusun ini kan

banyak jadi tidak pernah dilakukan

kunjungan rumah kalau tidak salah 25.

Tapi kalau pada ibu hamil yang tidak

pernah Posyandu dan kader juga tahu

bahwa ibu itu belum periksa ke

Puskesmas padahal umur kehamilanya

sudah lanjut. Itu yang kita lakukan

kunjungan rumah.”

MN : “Ibu pernah melakukan kunjungan rumah

tidak Bu pada ibu hamil.”

P1 : “Ya pernah, sama tetangga belakang rumah

saya kemarin itu anaknya sudah banyak jadi

malas untuk periksa atau malu, kurang

paham juga saya.”

MN : “Bu kalau kader melakukan kunjungan

rumah pada sasaran yang tidak hadir

MN : “Bu, apakah di kehamilan

ini pernah didatangi kader ke

rumah?”

T : “Ia Mbak.”

MN : “Itu mengapa ya Bu?”

T : “Ya karena saya tidak datang

Posyandu dan tidak periksa ke

Puskesmas juga, em gimana ya

Mbak.”

MN : “Gimana Bu?

T: “Karena saya malu nanti pasti

ditanya lagi kok bisa hamil lagi

padahal anak saya masih kecil.”

(Triangulasi pada ibu hamil 11-

19)

MN : “Bu, kader pernah ke

rumah nggak Bu melakukan

kunjungan rumah, atau

mengajak ibu Posyandu

dengan mendatangi rumah

ibu?”

T : “Ke rumah terus ngajak

yandu belum pernah, belum

pernah ke rumah kalo kader

itu.”

MN : “Misal ya Bu, ibu tidak

Page 67: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

30

35

40

45

50

55

60

Posyandu itu sebenarnya efektif tidak Bu

untuk mengajak sasaran untuk Posyandu?”

P1 : “Ia itu sebenernya itu baik ya untuk mengajak

masyarakat untuk berperan aktif pada

Posyandu tapi gimana balita itu terlalu

banyak tenaga kader tidak menjangkau. Ibu

hamil saja contohnya kalau kemarin

tetangga saya besoknya Posyandu datang ya

mungkin karena tidak enak kan sudah

didatangi, kalau ibu balita dan ibu bayi

diseperti itukan mungkin juga akan

berangkat Posyandu dipertemuan

berikutnya”

MN : “Oh gitu ya Bu?”

P1 : “Ia Mbak tapi tetap kendalanya kadernya

kurang, apa mungkin karena tenaga

sukarela jadi pada sulit jika dimintai

tolong bantu-bantu di dusun.”

MN : “Bagaimana cara Ibu memberitahukan

kepada ibu bayi, ibu balita dan ibu hamil

agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka

Posyandu Bu?

P1 : “Biasanya dengan pertemuan PKK,

dasawisma, dan bertemu dijalan ini yang

paling sering.”

MN : “Selain itu Bu?”

P1 : “ Kenapa saat dasawisma, PKK, atau saat

kumpulan warga, karena di desa ya warga

itu jika ada kegiatan kemasyarakatan

mereka lebih berpartisipasi. Disaat warga

banyak yang hadir disitu kita beri ajakan

agar datang Posyandu ya tanggal sekian-

sekian. Soalnya di PKK itu hampir semua

berangkat Posyandu terus

kader datang ke rumah ibu

terus mengajak Posyandu itu

gimana Bu, Ibu mau

berangkat?

T : “Ya kalo sampai didatangi ya

berangkat Mbak, masak

sudah didatangi mboten

menyang ki yo isin (tidak

datang ya malu).”

(Triangulasi pada ibu bayi

yang Posyandu bulan April

tidak datang 30-40)

MN : “Bu apakah kader pernah

mengumumkan hari buka

Posyandu pada saat

pertemuan PKK atau

dasawisma?”

T : “Ya selalu Mbak, kader tidak

bosan-bosanya

mengingatkan, biasanya di

malam mujadahan juga

disampaikan.”

MN : “Selain itu Bu?”

T : “kalau ketemu di masjid juga

kadang saya dengar itukan

kadernya menyampaiakn

untuk ke Posyandu.”

(Triangulasi pada salah

seorang warga 49-59)

Page 68: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

65

70

75

80

85

90

ibu-ibu datang yandu.”

MN : “Kalau ibu hamil juga datang saat

perkumpulan masyarakat gitu Bu?”

P1 : “Ia biasanya karena pedesaan begini kalau

diundang ya pada datang.”

MN : “Jadi sama ya Bu antara ibu bayi, ibu balita

dan ibu hamil?”

P1 : “Ya sama saja, hanya melakui kegiatan yang

ada di masyarakat mengingatkannya, seperti

PKK dan dasawisma, kita sampaikan

tanggal buka Posyandu.”

MN : “Oh begitu ya Bu? Mungkin ada yang lain

Bu?”

P1 : “Em tidak Mbak.”

MN : “O ya ya Bu, Bu apakah ibu memanfaatkan

setiap kesempatan di desa agar kelompok

sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari

buka Posyandu?”

P1 : “Ya itu tadi di masyarakat di arisan ibu-

ibu PKK atau saat dasawisma, pernah

juga saat acara wiridan ibu-ibu itu kalau

ketemu ibu yang bawa bayi kita

sampaikan langsung, ‘bu sesuk yandu

nggeh, ki nimbangke putrane men

sehat’.”

MN : “Mungkin ada cara yang lain Bu?”

P1 : “Em tidak Mbak.”

MN : “Baik, saya lanjutkan ya Bu. Bagaimana

cara Ibu untuk meningkatkan kualitas dari

Posyandu untuk ibu bayi, ibu balita dan ibu

hamil?

P1 : “Kalau di sini kan ada Alat Permainan

Edukatif itu yang diberikan oleh desa

MN : “Bu kalau datang ke

Posyandu itu senang apanya

Bu?”

T : “Senang kan dapat timbang

anak tau berat badanya

banyak manfaatnya.”

MN : “Selain bisa timbang Bu,

kalau timbang itu kan

memang manfaatnya ya Bu,

tapi ini tu ibu datang

Posyandu yang disenangi

apanya Bu?”

T : “Mungkin karena ada

mainan buat anak-anak ya

Mbak sama makanan

tambahan. Soale karang

neng ndeso ki (soalnya di

desa) jarang ada mainan

dan jarang makan yang

enak.”

MN : “Dengan adanya APE (Alat

Permainan Edukatif) apakah

menjadi daya tarik tersendiri

untuk Ibu untuk datang ke

Posyandu Bu?

T : “Ya Mbak jadi dengan adanya

mainan anaknya saya juga

senang ke Posyandu, anak

saya juga betah di

Posyandu.”

MN : “Kalau makanan

tambahan?”

T : ”Makanan tambahan itu juga

Page 69: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

95

100

105

110

115

120

125

untuk setiap dusun, permainan itu kita

olah dan kita pergunakan untuk

mengasah perkembangan bayi dan balita

sesuai umurnya. Anak-anak juga

kelihatanya senang dan betah di

Posyandu.”

MN : “Selain permainan apalagi Bu?”

P1 : “Kalau ibu hamil itu kita sediakan tempat

tidur periksa, dan PMT untuk balita.”

MN : “Tempat tidur itu inisiatif dukuh sini sendiri

ya Bu, tidak dari kepal desa disediakan?”

P1 : “Em tidak Mbak itu kita sendiri uangnya dari

iuran Posyandu itu, yang buat juga warga

sini, warga sini ada yang bisa nukang.”

MN : :Semenjak ada tempat tidur itu tambah aktif

tidak bu, ibu hamil utnuk Periksa?”

P1 : “Ya lumayanlah, dulukan pada ditanya

kenapa ibu hamil tidak pernah

Posyandu, katanya tidak bisa diperiksa,

sekarang semenjak ada tempat tidurnya

lumayan ibu hamil datang periksa.”

MN : “O gitu ya Bu, mungkin ada yang lain tidak

Bu?”

P1 : “Kayak e nggak Mbak.”

MN : “Bu apakah Ibu pernah melakukan

penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat

Posyandu?”

P1 : “Pernah sering.”

MN : “Penyuluhan dengan menggunakan alat

bantu gitu Bu, misal dengan leaflet?

P1 : “Ya pernah penyuluhan dengan

menggunakan leaflet, di sini kalau

penyuluhan memang seringnya leaflet,

bisa Mbak soalnya kan

makananya beda sama kayak

di rumah maklum di sini kan

di desa Mbak jadi makan

kadang seadanya.

(Triangulasi data pada ibu

balita 91-98)

MN : “Bu pernah ke Posyandu

Bu periksa?”

T : “Pernah Mbak sering kan di

Posyandu itu gratis samalah

periksanya dengan di

Puskesmas.”

MN : “Ini anak yang keberapa

Bu?

T : “Kedua.”

MN : “Perbedaan dengan

Posyandu yang lalu apa Bu?”

T : “Kalau dulu itu kan tidak ada

tempat tidur, sekarang ada, jadi

enak periksa hamil mudah. Dulu

saya malas ke Posyandu kan

karena tidak diperiksa hanya

didemek-demek saja Mbak.”

(Triangulasi pada ibu hamil G2

104-113)

MN : “Ibu pernah diberi leaflet

tentang manfaat Posyandu

untuk bayi Bu?”

T : “Pernah Mbak.”

MN : “Leflet itu membantu Ibu

Page 70: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

130

135

140

145

150

penyuluhan setelah Posyandu biasanya.”

MN : “Penyuluhanya tentang manfaat Posyandu

untuk bayi, balita atau ibu hamil Bu?”

P1 : “Semuanya Mbak, biasanya satu leaflet itu

semua manfaat, untuk bayi, balita dan ibu

hamil.”

MN : “Efektif tidak Bu dengan menggunakan

leaflet?”

P1 : “Sebenarnya sangat bagus, untuk

mengajak sasaran hadir Posyandu.

Membuat masyarakat mengetahui

manfaat Posyandu sehingga diharapkan

setelah tahu mereka mau dengan mudah

datang ke Posyandu, apalagi itu kalau

leaflet kan dibaca-baca dan bisa dibawa

pulang, orangkan kalau sudah paham

jadi nggak ada alasan nggak datang

Posyandu.”

MN : “Kader pernah buat leaflet sendiri tidak

Bu?”

P1 : “Tidak pernah, selain butuh modal tidak ada

yang bisa buat juga Mbak.”

MN : “ O gitu ya bu jadi dana menjadi kendala ya

Bu?

P1 : “Ia Mbak dana itu penting dalam setiap

kegiatan.”

MN : “Gimana Bu ada yang ingin disampaikan

lagi?”

P1 : “Tidak Mbak.”

untuk mengerti manfaat

Posyandu Bu?”

T: “Ya membantu, kalau sudah

dibaca ya tau manfaatnya.

MN : “Selain itu Bu, manfaat

leaflet yang lain apa Bu yang

ibu rasakan?”

T : “Jadi mengetahui manfaat

Posyandu ternyata Posyandu

itu baik tho, jadi kalau tidak

yandu itu terasa rugi kan

sebulan tho Mbak bayi

ditimbang, kita tahu bayi

kita sehat atau tidak.”

MN : “Karena tau manfaatnya

jadi rugi ya Bu kalau tidak

Posyandu?”

T : “Ia Mbak karena banyak

manfaatnya, kalau timbang

itu kan tidak mesti sebulan

sekali ke Puskesmas ke

Puskesmas pas imunisasi

saja jarang.”

(Triangulasi pada ibu bayi 134-

143)

 

Page 71: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 13

HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA PARTISIPAN KELIMA

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO

Srandu, 13 Srandu 2011

NO URAIAN TRIANGULASI

1

5

10

15

20

25

MN : “Bu kita muali ya Bu wawancaranya Bu?”

P5 : “O ya ya Mbak, silahkan.”

MN : “Bu, apa yang ibu lakukan jika ibu bayi, ibu

balita, dan ibu hamil tidak datang saat hari

buka Posyandu?

P5 : “Em yang dilakukan jika ibu bayi tidak

datang Posyandu, tidak pernah kita

lakukan tindak lanjut hanya dengan ibu

hamil biasanya dengan mengunjungi ke

rumah, itu yang dekat rumahnya misal

saya dengan tetangga saya yang hamil

soanya kan orang hamil cuma sedikit.”

MN : “Kalau pada ibu balita?”

P5 : “Ya tidak pernah juga.”

MN : “ Yang sebenarnya Bu?.”

P5 : “Sebenarnya harus, karena dari pihak

Puskesmas sendiri sudah menjatahkan uang

lelah kepada kader itu, kalau sakali

kunjungan ke rumah itu diberi tiga ribu

rupiah.”

MN : “O begitu ya Bu?”

P5 : “Ia seperti itu, jadi sebenarnya itu memang

program dari pemerintah kesehatan tho, tapi

kami belum pernah melakukan kunjungan

ke rumah bayi dan ibu balita.”

MN : “Itu apakah sasaran akan mau datang

Posyandu Bu kalau ibu datangi ke rumah?”

MN : “Bu, apakah di kehamilan

ini pernah didatangi kader ke

rumah?”

T5 : “Ia Mbak.”

MN : “Itu mengapa ya Bu?”

T5 : “Ya karena saya tidak

datang Posyandu dan tidak

periksa ke Puskesmas juga, em

gimana ya Mbak.”

MN : “Gimana Bu?

T5: “Karena saya malu nanti

pasti ditanya lagi kok bisa hamil

lagi padahal anak saya masih

kecil.”

(Triangulasi pada ibu hamil 6-

12)

MN : “Bu, kader pernah ke

rumah nggak Bu melakukan

kunjungan rumah, atau

mengajak ibu Posyandu

dengan mendatangi rumah

ibu?”

T2 : “Ke rumah terus ngajak

yandu belum pernah, belum

pernah ke rumah kalo kader

itu.”

Page 72: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

30

35

40

45

50

55

60

P5 : “Kayaknya ia soalnya kan mereka merasa

tidak enak pertama, lalu merasa

diperhatikan juga, kalau hanya dengan

bertemu di jalan kan biasa tidak formalah

hanya tegur sapa tapi kalau ini kan

kelihatanya formal.”

MN : “Em gitu ya Bu, mungkin Ibu ada yang

ingin ditambahkan?”

P5 : “Tidak Mbak.”

MN : “Bagaimana cara Ibu memberitahukan

kepada ibu bayi, ibu balita dan ibu hamil

agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka

Posyandu Bu?

P5 : “Kadang kader umumkan di pengajian, di

kumpulan PKK, dan di dasawisma,

kebetulan saya kan ketua dasawisma di

RT saya Mbak.”

MN : “Selain dengan diingatkan saat pengajian,

pertemuan PKK dan dasawisma apalagi

Bu?”

P5 : “Paling saat berpapasan di jalan kan mudah

tho disapa dan diberitahu, ‘besok Posyandu

ya, jangan tidak berangkat sayang anaknya

balitanya agar pertumbuhan dan

perkembanganya dapat diketaui’.”

MN : “Untuk ibu hamil juga gitu Bu?”

P5 : “Ya sama saja disapa di jalan atau bertemu

dimana tempat umum.”

MN : “Oh begitu ya Bu? Mungkin ada yang lain

Bu?”

P5 : “(menggeleng).”

MN : “O, Bu apakah ibu memanfaatkan setiap

kesempatan di desa agar kelompok sasaran

MN : “Misal ya Bu, ibu tidak

berangkat Posyandu terus

kader datang ke rumah ibu

terus mengajak Posyandu itu

gimana Bu, Ibu mau

berangkat?

T2 : “Ya kalo sampai didatangi

ya berangkat Mbak, masak

sudah didatangi mboten

menyang ki yo isin (tidak

datang ya malu).”

(Triangulasi pada ibu bayi

yang Posyandu bulan April

tidak datang 28-33)

MN : “Bu apakah benar kalau

kader melakukan kunjungan

rumah itu merupakan program

dari puskesmas Bu?”

T : “Ya ia di sini memang ada

program dari KESRA itu

pertahun dana turun ke masing-

masing Posyandu sebesar Rp

600.000 ya itu dikelola oleh

pamong desa untuk apa saja,

nanti dialokasikan juga buat

kunjungan rumah seperti uang

lelah kemungkinan kader

mendapat sekitar RP 3.000

sampai Rp 5.000 setiap

kunjungan.”

MN : “O gitu ya Bu, jadi setiap

kunjungan kader memang ada

Page 73: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

65

70

75

80

85

90

berkunjung ke Posyandu saat hari buka

Posyandu?”

P5 : “Kalau di pedesaan gini kan paling mudah

ya dari mulut ke mulut ya Mbak jadi

kalau diundang acara apa, apalagi kalau

yang kumpul-kumpul kan mudah sekali

mengajaknya, saya ajak saja misalnya

saat habis pengajian di masjid, kan pada

kumpul semua, atau saat PKK dusun itu

juga dapat disampaikan, kumpulan-

kumpulan gitu mudah memberitahunya,

tapi yang paling sering itu bertemu di

jalan karena kan sekalian menyapa agar

kader tidak dibilang sombong.”

MN : “Mungkin ada yang lain Bu?”

P5 : “Em tidak.”

MN : “Baik, saya lanjutkan ya Bu. Bagaimana

cara Ibu untuk meningkatkan kualitas dari

Posyandu untuk ibu bayi, ibu balita dan ibu

hamil?

P5 : “Biasa saja disini Mbak paling kalau bayi dan

balita itu ada mainan yang edukatif apa

itu?.”

MN : “Alat permainan Edukatif Bu APE.

P5 : “Ia, ya kita tingkatkan makanannya dan

mainanya itu juga kemarin sudah

nambah dari kepala desa kan awalnya

hanya dari PAUD sini saja, jadi setiap

anak tidak rebuta kalau dulu sedikit kan

mah do rebutan.”

MN : “Selain permainan apalagi Bu?”

P5 : “Hanya itu saja eh kalau untuk ibu hamil itu

ada kita kemarin buatkan tempat tidur untuk

uang lelah dan itu merupakan

program?”

T : “Ia Mbak kan kader juga

memiliki tugas untuk memamtau

kesehatan di desanya.”

(Triangulasi pada petugas

PROMKES PKM Kalibawang

16-20)

MN : “Bu apakah kader pernah

mengumumkan hari buka

Posyandu pada saat

pertemuan PKK atau

dasawisma?”

T : “Ya selalu Mbak, kader tidak

bosan-bosanya

mengingatkan, biasanya di

malam mujadahan juga

disampaikan.”

MN : “Selain itu Bu?”

T : “kalau ketemu di masjid juga

kadang saya dengar itukan

kadernya menyampaikan

untuk ke Posyandu.”

(Triangulasi pada salah

seorang warga 63-74)

MN : “Bu kalau datang ke

Posyandu itu senang apanya

Bu?”

T3 : “Senang kan dapat timbang

anak tau berat badanya

banyak manfaatnya.”

Page 74: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

95

100

105

110

115

120

125

periksa hamil.”

MN : “Dengan upaya yang telah ibu lakukan

seperti itu sasaran ada perubahan tidak Bu?”

P5 : “Ada, karena kalau ibu hamil tidak ada

tempat tidur periksanya bagaimana mau

diperiksa, ada salah seorang ibu hamil yang

sekarang rutin Posyandu karena sekarang

ada tempat tidurnya, bidanya pun periksa

mudah daripada dulu hanya duduk saja.”

MN : “Bu apakah Ibu pernah melakukan

penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat

Posyandu?”

P5 : “Pernah.”

MN : “Kalau penyuluhan itu biasanya pakai alat

bantu kayak leaflet gitu Bu?”

P5 : “ Penyuluhan Pakai kalau ada biasanya

leaflet dari Puskesmas tapi jarang

soalnya itu kan kader nggak bisa buat

sendiri.”

MN : “Tidak pernah buat sendiri ya Bu?

P5 : “Tidak ada yang bisa Mbak kan kader

sudah tua-tua rata-rata SD semua, tidak

ada yang mau menggantikan karena kan

tenaganya suka rela juga, kalau yang

muda kan mestinya masih ingat bangku

sekolah agak modern belajar komputer

kalau sekarang yang jadi kader yang

muda-muda kan pasti pada masih bisa

kalau disuruh buat leaflet.”

MN : “Efektif tidak Bu dengan menggunakan

leaflet untuk mengajak sasaran ke

Posyandu?”

P5 : “Penggunaan leaflet itu membantu kalau saat

MN : “Selain bisa timbang Bu,

kalau timbang itu kan

memang manfaatnya ya Bu,

tapi ini tu ibu datang

Posyandu yang disenangi

apanya Bu?”

T3 : “Mungkin karena ada

mainan buat anak-anak ya

Mbak sama makanan

tambahan. Soale karang

neng ndeso ki (soalnya di

desa) jarang ada mainan dan

jarang makan yang enak.”

MN : “Dengan adanya APE (Alat

Permainan Edukatif) apakah

menjadi daya tarik tersendiri

untuk Ibu untuk datang ke

Posyandu Bu?

T3 : “Ya Mbak jadi dengan

adanya mainan anaknya saya

juga senang ke Posyandu,

anak saya juga betah di

Posyandu.”

MN : “Kalau makanan

tambahan?”

T3 : ”Makanan tambahan itu juga

bisa Mbak soalnya kan

makananya beda sama kayak

di rumah maklum di sini kan

di desa Mbak jadi makan

kadang seadanya.

(Triangulasi data pada ibu

balita 81-88)

Page 75: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

130

135

penyuluhan, sasaran juga membacanya

karena ada kertasnya, lebih mudah mereka

memahami dibanding tanpa alat bantu.”

MN : “Yang diharapkan dari leaflet apa Bu?”

P5 : “Setelah membaca mereka bisa paham dan

ketika ada jadwal Posyandu tentunya

datang, timbang bayi, periksa hamil.”

MN : “ O gitu ya Bu?

P5 : “Ia Mbak.”

MN : “Gimana Bu ada yang masih akan

disampaikan lagi?”

P5 : “Tidak Mbak.”

MN : “Bu pernah ke Posyandu

Bu periksa?”

T : “Pernah Mbak sering kan di

Posyandu itu gratis samalah

periksanya dengan di

Puskesmas.”

MN : “Ini anak yang keberapa

Bu?

T : “Kedua.”

MN : “Perbedaan dengan

Posyandu yang lalu apa Bu?”

T : “Kalau dulu itu kan tidak ada

tempat tidur, sekarang ada, jadi

enak periksa hamil mudah. Dulu

saya malas ke Posyandu kan

karena tidak diperiksa hanya

didemek-demek saja Mbak.”

(Triangulasi pada ibu hamil G2

95-100)

MN : “Ibu pernah diberi leaflet

tentang manfaat Posyandu

untuk bayi Bu?”

T1 : “Pernah Mbak.”

MN : “Leflet itu membantu Ibu

untuk mengerti manfaat

Posyandu Bu?”

T1: “Ya membantu, kalau sudah

dibaca ya tau manfaatnya.

MN : “Selain itu Bu, manfaat

leaflet yang lain apa Bu

yang ibu rasakan?”

T1 : “Jadi mengetahui manfaat

Posyandu ternyata Posyandu

Page 76: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

itu baik tho, jadi kalau tidak

yandu itu terasa rugi kan

sebulan tho Mbak bayi

ditimbang, kita tahu bayi

kita sehat atau tidak.”

MN : “Karena tau manfaatnya

jadi rugi ya Bu kalau tidak

Posyandu?”

T1 : “Ia Mbak karena banyak

manfaatnya, kalau timbang

itu kan tidak mesti sebulan

sekali ke Puskesmas ke

Puskesmas pas imunisasi

saja jarang.”

(Triangulasi pada ibu bayi 123-

130)

 

 

 

Page 77: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 12

HASIL WAWANCARA MENDALAM PADA PARTISIPAN KEENAM

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO

Srandu, 13 Srandu 2011

NO URAIAN TRIANGULASI

1

5

10

15

20

25

MN : “Ibu saya mau melanjutkan wawancara

yang kemarin Bu?”

P6 : “Silahkan Mbak, saya jawab sebisa saya.”

MN : “Bu, apa yang ibu lakukan jika ibu bayi, ibu

balita, dan ibu hamil tidak datang saat hari

buka Posyandu?

P6 : “Dusun Srandu ini yang jarang datang

Posyandu paling yang memang tidak mau

atau jarang bermasyarakat, kalau ibu hamil

ya itu-itu saja kalau balita dan ibu bayi

paling yang jarang datang itu yang sudah

banyak anak atau malu karena ada balita 2

di rumah, padahal sebenarnya tidak

masalah.”

MN : “ Kira-kira kenapa itu ya Bu?.”

P6 : “Saya juga kurang tau kenapa itu, tapi yang

selama ini memang karena malu anaknya

banyak, kalau ibu hamil sama saja malu

karena hamil lagi.”

MN : “O begitu ya Bu?, belum pernah dilakukan

kunjungan rumah ya Bu?”

P6 : “Belum baru ibu hamil saja.”

MN : “Ibu hamil pernah ya Bu?”

P6 : “Ya pernah.”

MN : “Kalau ibu balita dan bayi tidak pernah ya

Bu?”

P6 : “Tidak pernah, Karena kalau bayi dan

MN : “Bu, apakah di kehamilan

ini pernah didatangi kader ke

rumah?”

T : “Ia Mbak.”

MN : “Itu mengapa ya Bu?”

T : “Ya karena saya tidak datang

Posyandu dan tidak periksa ke

Puskesmas juga, em gimana ya

Mbak.”

MN : “Gimana Bu?

T: “Karena saya malu nanti pasti

ditanya lagi kok bisa hamil lagi

padahal anak saya masih kecil.”

(Triangulasi pada ibu hamil 22)

MN : “Bu, kader pernah ke rumah

nggak Bu melakukan

kunjungan rumah, atau

mengajak ibu Posyandu

dengan mendatangi rumah

ibu?”

T : “Ke rumah terus ngajak yandu

belum pernah, belum pernah

ke rumah kalo kader itu.”

MN : “Misal ya Bu, ibu tidak

berangkat Posyandu terus

kader datang ke rumah ibu

Page 78: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

30

35

40

45

50

55

60

balita itu kan banyak jumlahnya

sedangkan ibu hamil paling banyak lima

orang, jadi kader tidak pernah

melakukan kunjungan rumah.”

MN : “Kalau kader melakukan kunjungan rumah

juga pada ibu bayi dan balita itu kira-kira

efektif tidak Bu untuk mengajak mereka ke

Posyandu?”

P6 : “Ia, mestinya jadi berangkat kan malu sudah

didatagi samapai didatangi tidak berangkat,

tidak enak, tapi disini memang tidak pernah

kita lakukan kunjungan rumah bayi dan

balita.”

MN : “Em gitu ya Bu, mungkin Ibu ada yang

ingin ditambahkan?”

P6 : “Tidak ada Mbak.”

MN : “Bagaimana cara Ibu memberitahukan

kepada ibu bayi, ibu balita dan ibu hamil

agar berkunjung ke Posyandu saat hari

buka Posyandu Bu?

P6 : “Melalui pertemuan PKK atau

dasawisma.”

MN : “Selain dengan diingatkan saat pengajian

pertemuan PKK dan dasawisma apalagi

Bu?”

P6 : “Ya kadang dengan ditegur disapa saat di

jalan atau bertemu dipasar, ditanya sebentar

tentang kesehatan bayinya baru kemudian

disampaikan, agar jangan lupa Posyandu.”

MN : “Untuk ibu hamil dan balita juga gitu Bu?”

P6 : “Ia sama saja baik bumil ibu bayi dan ibu

balita.”

MN : “Oh begitu ya Bu? Mungkin ada yang lain

terus mengajak Posyandu itu

gimana Bu, Ibu mau

berangkat?

T : “Ya kalo sampai didatangi ya

berangkat Mbak, masak

sudah didatangi mboten

menyang ki yo isin (tidak

datang ya malu).”

(Triangulasi pada ibu bayi yang

Posyandu bulan April tidak

datang 36-40)

MN : “Bu apakah kader pernah

mengumumkan hari buka

Posyandu pada saat

pertemuan PKK atau

dasawisma?”

T : “Ya selalu Mbak, kader tidak

bosan-bosanya

mengingatkan, biasanya di

malam mujadahan juga

disampaikan.”

MN : “Selain itu Bu?”

T : “kalau ketemu di masjid juga

kadang saya dengar itukan

kadernya menyampaikan

untuk ke Posyandu.”

(Triangulasi pada salah

seorang warga 48-55)

MN : “Bu kalau datang ke

Posyandu itu senang apanya

Bu?”

Page 79: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

65

70

75

80

85

90

Bu?”

P6 : “Apa ya tidak Mbak.”

MN : “O ya ya Bu, Bu apakah ibu memanfaatkan

setiap kesempatan di desa agar kelompok

sasaran berkunjung ke Posyandu saat hari

buka Posyandu?”

P6 : “Itu tadi kan kita sampaikan tanggal buka

Posyandu kapan dan diingatkan jangan lupa

untuk Posyandu datang, timbang anaknya.”

MN : “Disampaikan saat PKK dan dasawisma ya

Bu?”

P6 : “Em ya kadang dasawisma dan

pertemuan PKK itu kan hampir semua

ibu-ibu datang, atau biasa di RT tempat

saya setiap kamis legi barzanjinan itu

juga kita sampaikan pokoknya setiap

kegiatan selalu kita ingatkan.”

MN : “Baik, saya lanjutkan ya Bu. Bagaimana

cara Ibu untuk meningkatkan kualitas dari

Posyandu untuk ibu bayi, ibu balita dan ibu

hamil?

P6 : “Apa ya, mungkin ini kita merawat alat

permainan edukatif itu agar menjadi

permainan yang menarik untuk balita

sehingga balita tidak apa namanya cepat

bosan gitulah mungkin. Selain itu juga

kita mengupayakan agar makan PMT

itu setiap pertemuan bervariasi dan

semakin bernilai gizi.”

MN : “Kalau untuk ibu bayi Bu?”

P6 : “Bayi kita berikan makanan bubur susu kita

belikan dari warung, mainan juga ada.”

MN : “Kalau mainan itu Bu efektif tidak Bu

T : “Senang kan dapat timbang

anak tau berat badanya

banyak manfaatnya.”

MN : “Selain bisa timbang Bu,

kalau timbang itu kan

memang manfaatnya ya Bu,

tapi ini tu ibu datang

Posyandu yang disenangi

apanya Bu?”

T : “Mungkin karena ada mainan

buat anak-anak ya Mbak

sama makanan tambahan.

Soale karang neng ndeso ki

(soalnya di desa) jarang ada

mainan dan jarang makan

yang enak.”

MN : “Dengan adanya APE (Alat

Permainan Edukatif) apakah

menjadi daya tarik tersendiri

untuk Ibu untuk datang ke

Posyandu Bu?

T : “Ya Mbak jadi dengan adanya

mainan anaknya saya juga

senang ke Posyandu, anak

saya juga betah di

Posyandu.”

MN : “Kalau makanan

tambahan?”

T : ”Makanan tambahan itu juga

bisa Mbak soalnya kan

makananya beda sama kayak

di rumah maklum di sini kan

di desa Mbak jadi makan

Page 80: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

95

100

105

110

115

120

125

untuk mengaktifkan bayi?”

P6 : “Oh ya Mbak karena dengan mainan kan

anak-anaknya betah, permainan yang

ada di sini itu juga sekarang sudah mulai

banyak dan bervariasi karena PAUD

ada dari kepala desa juga kemarin

diberi, kita bagikan sesuai umurnya,

yang masih kecil banget ya yang kicing-

kicing kalau sudah agak balita kita beri

susun warna.”

MN : “Selain permainan apalagi Bu?”

P6 : “Untuk ibu hamil kami sediakan tempat

tidur periksa.”

MN : “Dengan tempat tidur periksa itu ada

perubahan nggak Bu dengan kunjungan ibu

hamil?”

P6 : “Pernah ada yang cerita ibu hamil yang

selalu periksa ke Posyandu. Kebetulan

ibunya itu tetangga saya, saya tanya kan

sebagai kader, ‘kok saiki priso ne teng

yandu?’, tetangga saya itu bilang, ‘ya

sekarang periksanya pakai dengar denyut

jantung e janin e. Sing wingi ki mong di

dhemok-dhemok.’ Dipegang-pegang

maksudnya Mbak, kan karena tidak ada

tempat tidur jadi periksanya tidak lengkap.”

MN : “Selain itu Bu?”

P6 : “Kayak e sudah Mbak.”

MN : “Bu apakah Ibu pernah melakukan

penyuluhan yang berkaitan dengan manfaat

Posyandu?”

P6 : “Pernah manfaat Posyandu untuk sasaran ada

ibu hamil, ibu balita dan ibu bayi.”

kadang seadanya.

(Triangulasi data pada ibu

balita 81-102)

MN : “Bu pernah ke Posyandu

Bu periksa?”

T : “Pernah Mbak sering kan di

Posyandu itu gratis samalah

periksanya dengan di

Puskesmas.”

MN : “Ini anak yang keberapa

Bu?

T : “Kedua.”

MN : “Perbedaan dengan

Posyandu yang lalu apa Bu?”

T : “Kalau dulu itu kan tidak ada

tempat tidur, sekarang ada, jadi

enak periksa hamil mudah. Dulu

saya malas ke Posyandu kan

karena tidak diperiksa hanya

didemek-demek saja Mbak.”

(Triangulasi pada ibu hamil G2

109-118)

MN : “Ibu pernah diberi leaflet

tentang manfaat Posyandu

untuk bayi Bu?”

T : “Pernah Mbak.”

MN : “Leflet itu membantu Ibu

untuk mengerti manfaat

Posyandu Bu?”

T : “Ya membantu, kalau sudah

dibaca ya tau manfaatnya.

Page 81: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

130

135

140

145

150

MN : “Pernah tidak Bu penyuluhan dengan

menggunakan leaflet atau alat bantu

penyuluhan yang lain?”

P6 : “Ya pernah kita menggunakan leaflet

dalam melakukan penyuluhan em

tentang mafaat Posyandu.”

MN : “Efektif tidak Bu dengan menggunakan

leaflet bedanya dengan tidak menguunakan

leaflet?”

P6 : “Ya tentu lebih efektif dengan

menggunakan leaflet karena penggunaan

leaflet itu kan mereka juga bisa

membacanya sedangkan kalau

penyuluhan biasa mereka hanya

mendengar, masuk terus keluar lagi tapi

kalau dibaca bisa dibawa pulang.”

MN : “Manfaat leaflet yang lain Bu?”

P6 : “Ya dengan leaflet diharapkan mereka

tahu dan memahami manfaat dari

Posyandu, setelah tahu kemudian setiap

Posyandu bisa datang terus, tapi leaflet

itu jarang ada karena kan kita kader

tidak ada yang bisa buat mau tidak mau

hanya menunggu dari Puskesnas saja.”

MN : “ O gitu ya Bu?

P6 : “Ia Mbak.”

MN : “Gimana Bu ada yang ingin disampaikan

lagi?”

P6 : “Tidak Mbak.”

MN : “Selain itu Bu, manfaat

leaflet yang lain apa Bu yang

ibu rasakan?”

T : “Jadi mengetahui manfaat

Posyandu ternyata Posyandu

itu baik tho, jadi kalau tidak

yandu itu terasa rugi kan

sebulan tho Mbak bayi

ditimbang, kita tahu bayi kita

sehat atau tidak.”

MN : “Karena tau manfaatnya

jadi rugi ya Bu kalau tidak

Posyandu?”

T : “Ia Mbak karena banyak

manfaatnya, kalau timbang

itu kan tidak mesti sebulan

sekali ke Puskesmas ke

Puskesmas pas imunisasi

saja jarang.”

(Triangulasi pada ibu bayi 134-

148)

 

Page 82: PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN …

Lampiran 17

DOKUMENTASI HASIL FOCUS GROUP DISCUSSION

PERAN KADER DALAM MENGAKTIFKAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI DUSUN SRANDU BANJARHARJO

KALIBAWANG KULON PROGO

Perkenalan dan pengarahan FGD                   Satu partisipan menjawab pertanyaan

wawancara mendalam dengan P1 Wawancara mendalam dengan p2 

Wawancara mendalam dengan P5                   wawancara mendalam dengan P6