kurikulum kader tb
DESCRIPTION
tbTRANSCRIPT
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia melakukan akselerasi pencapaian Program Penanggulangan TB dengan melakukan ekspansi strategi DOTS pada semua SARANA PELAYANAN KESEHATAN - PUSKESMAS yang ada dan melibatkan semua sektor terkait dalam suatu bentuk kemitraan berupa gerakan terpadu penanggulangan TB nasional (GERDUNAS TB). Salah satu komponen strategi DOTS adalah: ”Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)”.
Pendampingan aktif kepada pasien selama pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama sesuai dengan aturan pengobatan yang memenuhi standar, terkadang merupakan salah satu faktor penghambat yang memungkinkan terjadinya ketidak patuhan pasien dalam menelan obat. Disamping itu, masih adanya stigma tentang TB, serta terbatasnya informasi pelayanan dan pengobatan TB di masyarakat mempengaruhi motivasi pasien untuk sembuh.
Untuk penanggulangan masalah tersebut peran masyarakat sebagai Kader Kesehatan dan petugas di Sarana Pelayanan Kesehatan terdepan sangatlah penting untuk mendampingi PMO, pasien, dan keluarganya. Aktifnya Kader Kesehatan dan petugas dalam pendampingan di masyarakat diharapkan akan meningkatkan penemuan dan kesembuhan kasus TB di wilayahnya, menurunkan angka pasien yang mangkir dan putus berobat (drop-out ), serta membantu menghilangkan persepsi dan sikap masyarakat yang menghambat program penanggulangan TB.
Salah satu contoh wadah bagi Kader Kesehatan untuk berkiprah dalam program penanggulangan TB adalah Poskesdes yang yang merupakan bagian dari Desa Siaga. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, Kader Kesehatan harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai: informasi dasar TB, peran Kader Kesehatan, Pos Kesehatan Desa (PosKesDes), komunikasi, pemahaman tentang PMO, panduan pelaksanaan peran sebagai kader dalam kegiatan penanggulangan TB, serta pemantauan dan pencatatan.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan Kader Kesehatan untuk program penanggulangan TB. Sebagai panduan dalam menyelenggarakan pelatihan, maka disusun kurikulum Pelatihan untuk Kader Kesehatan.
B. Filosofi pelatihan
[Pelatihan Kader Kesehatan diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), yaitu:
1. Kader Kesehatan diperlakukan sebagai orang dewasa yang telah memiliki pengetahuan dan atau pengalaman tentang TB.
2. Proses pembelajaran harus bersifat dua arah, fasilitator tidak bersikap menggurui, tetapi mendorong peran serta semua peserta pelatihan dalam setiap proses pembelajaran.
1
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
3. Proses pembelajaran menggunakan metode belajar sambil berbuat atau learning by doing yaitu peserta diberi kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, agar memudahkan memahami, mengingat dan menerapkannya pada pelaksanaan tugasnya.
2
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI
A. Peran
Peran Kader Kesehatan untuk program Penanggulangan TB meliputi :
1. Memberikan penyuluhan tentang TB dan penanggulangannya kepada masyarakat
2. Membantu menemukan Suspek TB dan pasien TB di wilayahnya
3. Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat
4. Menjadi koordinator PMO
5. Menjadi seorang PMO
B. Kemampuan Dasar (Kompetensi)
Peserta memiliki kemampuan/kompetensi:
1. Komunikasi efektif sesuai budaya lokal
2. Membina hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitarnya.
3. Memotivasi Pasien TB dan PMO
4. Memantau pengobatan
5. Pencatatan dan pelaporan TB sederhana
3
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat melaksanakan peran sebagai Kader Kesehatan aktif dan terampil.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta dapat:
1. Memahami informasi dasar TB.
2. Mempraktikkan keterampilan komunikasi yang efektif kepada pasien, keluarga pasien, masyarakat dan petugas.
3. Mempraktikkan pelaksanaan kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes.
4. Mempraktikkan Peran Pengawas Menelan Obat.
5. Mempraktikkan pemantauan pengobatan TB.
6. Melaksanakan pencatatan pelaporan TB sederhana
4
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
PESERTA, PELATIH dan PENYELENGGARA
A. Peserta
Peserta pelatihan adalah:
1. Kader Kesehatan, dengan kriteria:
a. Telah menjadi Kader Kesehatan yang melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan di masyarakat (kelompok-kelompok masyarakat), dikenal dan diterima oleh PMO.
b. Kader Kesehatan yang diketahui dan terdaftar sebagai Kader Kesehatan di PUSKESMAS pada wilayahnya.
c. Bersedia mengikuti pelatihan dan menerapkan hasil pelatihan pada pelaksanaan tugasnya.
2. Calon Kader Kesehatan, dengan kriteria:
a. Minimal bisa membaca, menulis dan berhitung (Calistung).
b. Bersedia mengikuti pelatihan dan menerapkan hasil pelatihan pada pelaksanaan tugasnya.
Jumlah peserta maksimal dua puluh lima (25) orang agar proses pembelajaran
berlangsung efektif
B. Pelatih - Pak Budi tolong dilengkapi yaa poin ini belum jelas
1. Pelatih/fasilitator memiliki kemampuan kediklatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan widyaiswara dasar atau AKTA mengajar atau Training of Trainer (TOT) atau pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK).
2. Pendidikan pelatih/fasilitator minimal setara dengan kriteria pendidikan peserta, dengan tambahan keahlian di bidang materi yang diajarkan atau menguasai materi yang diajarkan.
C. Penyelenggara - Tolong dilengkapi
1. Institusi yang berwenang dalam melaksanakan pelatihan atau unit fungsional diklat kesehatan.
2. Mempunyai Master of Training/MOT atau seseorang yang ditunjuk sebagai pengendali proses pembelajaran, yang menguasai materi pelatihan.
3. Mempunyai minimal 1 orang tenaga SDM yang pernah mengikuti Training Officer Course/TOC.
5
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusunlah materi yang akan diberikan secara rinci pada tabel struktur program berikut:
No MATERIWAKTU
T P PL JMH
A.Materi dasar
Informasi Dasar Strategi DOTS dan TB 1 1 1
Sub total 1 1 1
B.
Materi Inti
1. Kader Kesehatan 1 2 1
2. Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 1 2 1
3. Komunikasi 1 2 1
4. Peran Kader Kesehatan 1 2 1
5. Pengawas Menelan Obat 1 1 1
6. Pemantauan dan Pencatatan 1 1 1
Sub Total 6 10 6
C
Materi Penunjang
Bina Suasana 2
Rencana Tindak Lanjut 1
Sub Total 3
Total 7 14 7 28
Catatan:
- 1 JPL = 45 menit
- T = (Teori/Tatap muka), penyampaian pembelajaran melalui tatap muka seperti: curah pendapat (CP), ceramah tanya jawab (CTJ).
- P = (Penugasan/Praktik), yaitu penugasan/praktik di dalam kelas sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan seperti: diskusi kelompok (disko), bermaian peran (role play), latihan-latihan.
- PL = (Praktik Lapangan), yaitu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL).
6
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
DIAGRAM ALUR PROSES PEMBELAJARAN
7
WAWASAN
Informasi Dasar Starategi DOTS dan TB
METODE: Curah
pendapat Ceramah Tanya jawab Permainan
KETERAMPILAN
1. Kader TB
2. Komunikasi
3. Pos Kesehatan Desa
4. Panduan pelaksanaan peran Kader TB
5. Pengawas Menelan Obat
6. Pemantauan dan Pencatatan
METODE: Curah pendapat Bermain peran presentasi Ceramah tanya jawab Penugasan Diskusi kelompok
Pembukaan
Bina SuasanaMetode: games, diskusi
PKL
RTL
Evaluasi
Penutupan
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
A. Proses pembelajaran
Dari gambaran di atas dapat disampaikan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Pendinamisasian dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen belajar. Proses ini dapat dilakukan oleh fasilitator menggunakan metode Bina Suasana dan Membangun Komitmen Belajar. Metode yang dipilih dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia.
2. Penyiapan peserta sebagai Kader Kesehatan Penanggulangan TB baik sebagai perorangan maupun tim, dengan membuka wawasan tentang peran Kader Kesehatan dalam Penanggulangan TB, sebagai landasan dalam melaksanaan kegiatan penanggulangan TB di wilayah kerjanya.
3. Pembahasan materi inti di kelas
Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta latih dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Proses secara umum sebagai berikut:
Fasilitator mengkondisikan peserta agar siap mengikuti proses pembelajaran.
Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap materi
Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan penggalian pengetahuan dan atau pengalaman peserta sesuai dengan materi yang dibahas, penjelasan singkat mengenai seluruh materi serta penugasan/latihan untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Setelah semua materi disampaikan, fasilitator dan/ atau peserta latih dapat memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi.
Sebelum pemberian materi berakhir, fasilitator dan peserta latih dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran ini berdasarkan pada prinsip:
1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang terkait dengan tugas yang dilaksanakan.
2. Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.
3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi dari dan ke berbagai arah.
8
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran diantaranya adalah:
1. Ceramah singkat, dan tanya jawab.
2. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta terkait dengan materi yang diberikan.
3. Penugasan berupa: diskusi kelompok, presentasi, role play dan studi kasus.
4. Permainan
C. Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut:
1. Pembukaan
a. Lakukan pembukaan acara pelatihan dengan mengucapkan salam sesuai dengan situasi dan kondisi setempat “assalamu’alaikum atau shalom atau salam sejahtera, selamat datang”. Kemudian jelaskan latar belakang pelaksanaan pelatihan kepada peserta.
b. Jelaskan secara singkat tentang tujuan, agenda dan target pelatihan.
c. Berikan kesempatan kepada penanggung jawab atau penyelenggara untuk memberikan sambutan.
d. Berikan lembar pre-test untuk diisi (20 menit) (Kurikulum Pelatihan hal. 14-18)
2. Bina Suasana
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Kegiatannya antara lain:
a. Penjelasan fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar.
b. Perkenalan antara peserta dan para fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.
c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan.
Kesepakatan antara para fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
Kegiatan 1. Gambaran Diri dan Pemetaan Harapan
a. Mintalah pada peserta untuk menuliskan nama panggilan dalam kertas metaplan dan ditempelkan di kening peserta agar mudah di baca oleh peserta lain.
b. Mintalah seluruh peserta untuk berdiri dan memperkenalkan dirinya secara singkat.
c. Selanjutnya peserta diberikan dua lembar metaplan dengan warna yang berbeda, misalnya : merah dan kuning.
9
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
d. Mintalah peserta untuk menuliskan pada dua lembar metaplan tentang harapan setelah mengikuti pelatihan. Misalnya: merah untuk HARAPAN dan kuning untuk KEKUATIRAN.
e. Setelah selesai menuliskan harapan dan kekuatiran, mintalah seluruh peserta untuk menempelkan pada kertas plano atau flipchart yang telah di sediakan.
f. Mintalah kepada salah seorang peserta untuk membacakan dan mengelompok-kan berdasarkan tema-tema besar yang mungkin.
g. Selanjutnya jelaskan hasilnya kepada seluruh peserta.
Kegiatan 2. Menetapkan Tata Tertib
a. Jelaskan kepada peserta tentang pentingnya menyusun aturan main atau tata tertib untuk memperlancar proses pelatihan.
b. Mintalah peserta untuk menuliskan dalam kertas metaplan; “Aktivitas atau kegiatan apa saja yang dianggap tidak boleh dilakukan oleh peserta dan fasilitator selama mengikuti proses pelatihan ?”. Satu pendapat ditulis pada satu lembar kertas metaplan.
c. Setelah selesai, semua peserta diminta untuk menempelkan pada kertas plano atau flipchart yang sudah disediakan.
d. Mintalah salah seorang peserta untuk memandu dalam menetapkan aturan main, dengan membacakan dan mengelompokkan hasilnya. Kemudian mintalah masukan dan persetujuan kepada peserta serta menempelkan di dinding dan dipajang selama proses pelatihan berlangsung.
Kegiatan 3. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta
a. Lakukan penjelasan singkat tentang materi yang akan disampaikan. Kemudian tawarkan kepada peserta untuk menjelaskan pengetahuan atau pengalaman tentang topik yang akan dibahas. Berikan kepada peserta lain untuk bercerita tentang pengalaman dalam menjalankan tugas sebagai kader.
b. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat tentang tema-tema pokok dalam pelatihan.
3. Pemberian Wawasan
Setelah Bina Suasana, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini, sebagai berikut :
Sesi 1. Informasi Dasar Strategi DOTS dan TB
a. Mengajak peserta melakukan curah pendapat tentang pemahaman mereka saat ini mengenai strategi DOTS dan TB. Yang meliputi:
strategi DOTS
pengertian TB
10
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
gejala TB
penularan TB
cara menentukan pasien TB
pengelompokkan pasien TB
pengobatan dan efek samping
pencegahan penularan
perawatan paska pengobatan agar tidak terjangkit atau kambuh lagi.
Minta masing-masing peserta untuk menyebutkan dan fasilitator menuliskan pada kertas flipchart. Berikan pujian kepada peserta.
b. Fasilitator memberikan penjelasan dengan menyampaikan ceramah singkat tentang Informasi dasar strategi DOTS dan TB sesuai dengan yang ada pada Modul pelatihan hal 3-9. Beri dorongan kepada peserta untuk bertanya. Cobalah meminta peserta lain untuk menjawab sebelum dijawab oleh fasilitator.
c. Fasilitator menjajaki pemahaman peserta dengan melakukan permainan puzzle:
a. Setiap peserta diberi selembar kertas yang sudah diberi tulisan meliputi topik yang dibahas pada butir 1 (bahan permainan pada lampiran hal.12-14).
b. Di papan tulis atau flipchart fasilitator menuliskan judul-judul tersebut, kemudian minta peserta untuk menempelkan kertas yang dimilikinya pada tempat/judul yang sesuai.
c. Fasilitator mengajak peserta bersama-sama untuk melihat apakah kertas-kertas yang ditempelkan semua sesuai dengan judulnya, bahas bersama hasil permainan dan beri pujian kepada peserta.
d. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir sesi, kemudian membahasnya bersama-sama. (Modul pelatihan hal. 29)(Kurikulum pelatihan hal.19)
e. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
4. Pemberian keterampilan
Pemberian materi ketrampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok, role play dan tehnik melatih tentang.
11
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Sesi 2. Kader Kesehatan
1. Mengajak peserta melakukan curah pendapat tentang pemahaman mereka saat ini mengenai Kader Kesehatan dalam kegiatan penanggulangan TB meliputi:
Pengertian
Persyaratan
Siapa saja yang bisa jadi Kader Kesehatan
Peran Kader.
Minta masing-masing peserta untuk menyebutkan dan fasilitator menuliskan pada kertas flipchart atau papan tulis. Berikan pujian kepada peserta.
2. Fasilitator memberikan penjelasan dengan menyampaikan ceramah singkat tentang Kader Kesehatan dalam kegiatan penanggulangan TB sesuai dengan materi yang ada pada Modul pelatihan hal. 10-11. Beri dorongan kepada peserta untuk bertanya. Cobalah meminta pesera lain untuk menjawab sebelum dijawab oleh fasilitator.
3. Untuk memantapkan pemahaman peserta, fasilitator memberi penugasan kelompok untuk membahas kasus:
a. Peserta dibagi dalam kelompok @ 5 orang
b. Setiap kelompok diberi 1 kasus untuk dibahas (Modul pelatihan hal. 34-35)(Kurikulum pelatihan hal.25-26)
c. Hasil penugasan kelompok ditulis di kertas flipchart.
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergiliran. Peserta dari kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan/komentar. Pada akhir presentasi fasilitator memberi penjelasan yang diperlukan dan beri pujian.
4. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir sesi, kemudian membahasnya bersama-sama. (Modul pelatihan hal. 30)(Kurikulum pelatihan hal.20)
5. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
Sesi 3. Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
1. Menanyakan kepada peserta apakah di wilayah mereka telah ada Poskesdes. Jika telah memiliki Poskesdes tanyakan tentang fungsi, kegiatan-kegiatan, siapa-siapa saja yang terlibat, pelayanan yang tersedia dan siapa saja yang memanfaatkan Poskesdes. Jika tidak memiliki Poskesdes tanyakan dimana biasanya pelayanan kesehatan diberikan.
2. Setelah selesai, fasilitator menjelaskan tentang materi Poskesdes pada Modul pelatihan hal.12-18
3. Selanjutnya minta peserta memberikan tanggapan, beri kesempatan bertanya dan fasilitator menjelaskan kembali .
12
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
4. Setelah semua memahami, minta peserta membentuk kelompok yang beranggotakan 5 – 7 orang.
5. Minta setiap kelompok membuat langkah-langkah kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes sesuai dengan kondisi wilayahnya.
6. Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka.
7. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir sesi, kemudian membahasnya bersama-sama. (Modul pelatihan hal. 31)(Kurikulum pelatihan hal.21)
8. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
Sesi 4. Komunikasi
1. Ajak peserta untuk bermain Pesan Berantai dengan cara:
a. Fasilitator membagi peserta menjadi dua kelompok kemudian membentuk barisan.
b. Seorang peserta sebagai penerima pesan tertulis dari fasilitator.
c. Seorang peserta lain bertugas mencatat waktu yang digunakan kelompoknya untuk menyelesaikan permainan.
d. Penerima pesan membaca pesan tidak lebih dari 30 detik. Kurikulum pelatihan hal.27
e. Pesan dibisikkan kepada peserta yang berdiri dibelakangnya
f. Peserta yang sudah menyampaikan pesan dilarang untuk berkomunikasi dengan peserta yang belum menerima pesan.
g. Hal yang sama dilakukan oleh teman yang dibelakangnya sampai pada orang terakhir.
h. Penerima pesan terakhir menyampaikan pesan dengan suara yang lantang.
i. Penerima pesan pertama membacakan isi pesan awal kepada kelompok.
j. Permainan dilakukan dua kali dengan pesan yang berbeda.
k. Setiap kelompok mendiskusikan makna permainan sesuai panduan (Modul pelatihan hal. 36)(Kurikulum pelatihan hal.28) Selanjutnya minta mereka untuk mempresentasikan hasilnya dan beri kesempatan kelompok lain untuk memberikan masukan.
2. Setelah selesai, fasilitator menjelaskan tentang materi Komunikasi, sesuai yang terdapat dalam Modul pelatihan hal.19-21
1. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir sesi, kemudian membahasnya bersama-sama. (Modul pelatihan hal. 32)(Kurikulum pelatihan hal.22)
13
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
3. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
Sesi 5. Peran Kader Kesehatan
1. Mengajak peserta melakukan curah pendapat tentang pemahaman mereka saat ini mengenai peran seorang Kader Kesehatan dalam Program penangulangan TB serta pengalaman mereka dalam memberikan penyuluhan.
2. Fasilitator memberikan penjelasan dengan menyampaikan ceramah singkat mengenai peran Kader mengacu pada Modul pelatihan hal.22-24.
Beri dorongan kepada peserta untuk bertanya. Beri kesempatan pada peserta lain untuk menjawab sebelum dijelaskan oleh fasilitator.
3. Untuk memantapkan pemahaman peserta, fasilitator memberi penugasan kelompok melakukan simulasi dengan berbagai metode. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Peserta dibagi dalam kelompok @ 5 orang. Setiap kelompok diberi 1 kasus dan peran yang akan dilakukan. Gunakan lembar kasus. (Modul pelatihan hal. 37-38)(Kurikulum pelatihan hal.29-30)
b. Tiap kelompok kemudian diminta untuk menentukan siapa yang akan menjadi kader, pembantu kader dan pengamat.
c. Peserta lain akan bertindak sebagai pengamat dan atau sasaran.d. Tiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk persiapan dan 10 menit
untuk melakukan simulasi perannya, sesuai penugasan pada lembar kasus yang diterima masing-masing kelompok.
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Diakhir simulasi, orang yang dipilih oleh kelompoknya menjadi pengamat, diminta untuk memberikan masukan dari hasil pengamatannya. Hasil pengamatan yang harus di sampaikan adalah :
Bagaimana persiapan kelompok, apakah sudah sesuai atau masih kurang?
Bagaimana kesesuaian waktu yang digunakan?
Apakah ada bahasa tubuh (gerakan, penampilan, dll) yang harus diperbaiki oleh pemeran?
Apa hal positif yang dilihat dari pemeran?
f. Setelah semua kelompok melakukan simulasi, fasilitator memberi penjelasan yang diperlukan dan memberi pujian.
2. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir sesi, kemudian membahasnya bersama-sama. (Modul pelatihan hal. 33)(Kurikulum pelatihan hal.23)
4. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
14
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Sesi 6. Pengawas Menelan Obat (PMO)
3. Mengajak peserta melakukan curah pendapat tentang pemahaman mereka saat ini mengenai PMO yang meliputi:
Pengertian
Kriteria untuk menjadi PMO
Siapa saja yang dapat jadi PMO
Tugas PMO.
Minta masing-masing peserta untuk menyebutkan dan fasilitator menuliskan pada kertas flipchart. Berikan pujian kepada peserta.
4. Fasilitator memberikan penjelasan dengan menyampaikan ceramah singkat tentang PMO yang ada pada Modul pelatihan hal.25-26. Beri kesempatan pada peserta lain untuk menjawab sebelum dijelaskan oleh fasilitator.
5. Untuk memantapkan pemahaman peserta, fasilitator memberi penugasan kelompok untuk membahas kasus:
a. Peserta dibagi dalam kelompok @ 5 orang
b. Setiap kelompok diberi 1 kasus untuk dibahas Gunakan lembar kasus. (Modul pelatihan hal. 39)(Kurikulum pelatihan hal.31)
c. Hasil penugasan kelompok ditulis di kertas flipchart.
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan. Pada akhir presentasi fasilitator memberi penjelasan dan memberikan pujian.
6. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan evaluasi akhir sesi, kemudian membahasnya bersama-sama. (Modul pelatihan hal. 34)(Kurikulum pelatihan hal.24)
7. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
Sesi 7. Pemantauan dan Pencatatan
1. Mengajak peserta melakukan curah pendapat tentang pemahaman mereka mengenai pemantauan dan pencatatan TB. Pentingnya membuat pencatatan pelaporan oleh Kader Kesehatan? Minta masing-masing peserta untuk menyebutkan dan fasilitator menuliskan pada kertas flipchart. Berikan pujian kepada peserta.
2. Fasilitator memberikan penjelasan dengan menyampaikan ceramah singkat tentang Pemantauan Pengobatan dan Pencatatan ada pada Modul pelatihan hal.27. Beri kesempatan pada peserta lain untuk menjawab sebelum dijelaskan oleh fasilitator.
3. Untuk meningkatkan keterampilan, peserta ditugaskan untuk mengisi kartu kontrol PMO dan lembar catatan kegiatan Kader. Peserta diminta mengerjakan tugas secara perorangan.
15
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
4. Setiap peserta diberi 1 lembar kartu kontrol PMO dan lembar catatan kegiatan kader.
a. Satu atau dua orang peserta diminta mempresentasikan hasilnya. b. Peserta lain diminta memberi komentar. c. Pada akhir presentasi, fasilitator memberi penjelasan yang diperlukan
dan memberi pujian.
5. Pada akhir sesi fasilitator merangkum dengan menampilkan pesan kunci tentang materi yang baru dipelajari. Kemudian menutup sesi dengan mengucapkan terima kasih. (pesan kunci disiapkan sebelumnya)
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan tiap hari dengan cara mengkaji proses pembelajaran yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga dilakukan proses umpan balik dari pelatih ke peserta berdasarkan penilaian penampilan peserta, baik di kelas.
6. Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.
16
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
GARIS BESAR POKOK PEMBELAJARAN
Materi Dasar 1 : Informasi dasar strategi DOTS dan TB
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta diharapkan dapat memahami informasi dasar strategi DOTS dan TB
Tujuan Pembelajaran KhususPokok Bahasan/ Sub
Pokok BahasanMetode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang strategi DOTS2. Menjelaskan pengertian TB3. Menjelaskan gejala TB4. Menjelaskan penularan dan risiko penularan
TB5. Menyebutkan cara menentukan pasien TB6. Menyebutkan beberapa kelompok/tipe
pasien TB7. Menjelaskan pentingnya pengobatan TB
secara lengkap dan teratur8. Menyebutkan gejala efek samping ringan
dan tindakan yang harus dilakukan PMO9. Menyebutkan gejala efek samping berat dan
tindakan yang harus dilakukan PMO10. Menjelaskan pencegahan penularan TB
1. Strategi DOTS 2. Pengertian TB3. Gejala TB4. Penularan dan risiko
penularanTB5. Cara menentukan pasien
TB6. Pengelompokkan pasien
TB7. Pengobatan TB8. Pencegahan penularan
TB9. Perawatan paska
pengobatan tuntas10. Pencatatan dan
Pelaporan
1. Curah pendapat
2. Permainan3. Ceramah
dan tanya jawab
4. PKL
1. LCD dan komputer1
2. Kertas Flipchart2
sebanyak 10 lembar
3. Kertas tulis ukuran 15x20 cm (lebih bagus gunakan kertas manila berwarna)
5. Spidol warna 4 bh (biru dan hitam masing-masing 2 bh)
6. Formulir Kunjungan Lapangan
1. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
1 Apabila tidak memiliki LCD dan komputer sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi, maka topik sesi cukup ditulis pada kertas flipchart, dengan hanya menggunakan kata-kata kunci dari tiap topik pada sesi. Pastikan jangan lebih dari 2 topik ditulis dalam satu lembar kertas flipchart. Alternatif alat bantu ini, berlaku untuk semua proses sesi pada manual ini.2 Kertas putih berukuran koran
1
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Materi Inti 1 : Kader Kesehatan
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL = 1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta diharapkan dapat mempraktikkan peran Kader Kesehatan dalam penanggulangan TB
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian Kader
2. Menyebutkan kriteria Kader3. Menyebutkan siapa saja yang
dapat jadi Kader4. Mempraktikkan peran kader
1. Pengertian Kader Kesehatan
2. Kriteria Kader Kesehatan3. Siapa Saja yang Bisa
Menjadi Kader Kesehatan4. Peran Kader Kesehatan
1. Curah pendapat2. Ceramah dan
tanya jawab3. Penugasan
kelompok/membahas kasus
4. PKL
1. LCD dan komputer
2. OHP
3. Kertas flipchart 4 lembar
4. Kertas tulis ukuran 15 x 20 cm (sebaiknya kertas manila berwarna)
5. Spidol
6. Lembar kasus
7. Formulir Kunjungan Lapangan
2
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Materi Inti 2 : Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL: 1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta mempraktikkan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
2. Menjelaskan tujuan penyelenggaraan dan ruang lingkup penanggulanagn TB di Poskesdes
3. Menjelaskan fungsi dan pengaorganisasian poskesdes dalam penanggulangan TB
4. Mengetahui proses penyelenggaraan penanggulangan TB di Poskesdes
5. Mempraktikkan kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes
1. Tujuan umum dan tujuan khusus penyelenggaraan penanggulangan TB di Poskesdes
2. Ruang Lingkup Kegiatan
3. Fungsi Poskesdes dalam Penanggulangan TB
4. Pengorganisasian
5. Penyelenggaraan Penanggulangan TB di Poskesdes
1. Curah pendapat2. Ceramah dan tanya
jawab3. PKL
1. LCD dan komputer
2. OHP
3. Kertas flipchart 8 lembar
4. Spidol
5. Formulir Kunjungan Lapangan
3
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Materi Inti 3 : Komunikasi
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL =1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta dapat mempraktikkan keterampilan komunikasi interaktif.
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian komunikasi.
2. Menyebutkan komponen komunikasi
3. Menjelaskan tujuan komunikasi antar pribadi dengan pasien, PMO, masyarakat dan petugas kesehatan
4. Menjelaskan komunikasi yang menghambat
5. Mempraktikkan komunikasi efektif
1. Pengertian Komunikasi
2. Komponen Komunikasi
3. Komunikasi interpersonal untuk Kader Kesehatan
a. Pengertian
b. Tujuan
i.
ii.
iii.
iv.Kesehatan
4. Gaya Komunikasi Yang Menghambat
5. Cara Komunikasi Efektif
6. Syarat Komunikasi Berjalan Efektif
1. Curah pendapat
2. Bermain Peran (Simulasi)
3. Presentasi4. Diskusi
Kelompok 5. PKL
1. LCD dan komputer 2. OHP3. Kertas flipchart 6
lembar4. Petunjuk bermain
peran 5. Kertas tulis ukuran
15 x 25 cm (sebaiknya kertas manila berwarna)
6. Lembar evaluasi, lembar permainan dan kerja kelompok
7. Formulir Kunjungan Lapangan
1. Modul Pelatihan Pengawas Menelan Obat, Depkes RI. 2009
2. Kumpulan Materi Pelatihan Koordinator PMO, CARE International Indonesia. 2008
3. The Skilled Facilitator: Practical Wisdom for Developing Effective group. 1994
4
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Materi Inti 4 : Peran Kader Kesehatan
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl; P = 2 Jpl; PL = 1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta diharapkan dapat melaksanakan peran sebagai Kader Kesehatan.
Tujuan Pembelajaran KhususPokok Bahasan/ Sub Pokok
BahasanMetode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, kunjungan rumah, pendampingan pasien dan
2. Menjelaskan perannya untuk membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dan memotivasi PMO
3. Mempraktikkan cara melaksanakan penyuluhan
4. Mempraktikkan cara melakukan kunjungan rumah
5. Mempraktikkan perannya untuk membatu puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dan memotivasi PMO
1. Pelaksanaan Penyuluhan TB
2. Pelaksanaan Kunjungan Rumah
3. Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat
1. Curah pendapat. 2. Ceramah dan
tanya jawab3. Penugasan
kelompok/ simulasi
4. Presentase kelompok
5. PKL
1. LCD dan komputer
2. OHP
3. Kertas flipchart 10 lembar
4. Kertas tulis ukuran 15 x 20 cm ( sebaiknya kertas manila berwarna).
5.Spidol.
6.Lembar Tugas
7. Formulir Kunjungan Lapangan
1. The Skilled Facilitator: Practical Wisdom for Developing Effective group. 1994
2. Modul Pelatihan “Train the Trainer” CARE International Indonesia. 2007
5
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Materi Inti 5 : Pengawas Menelan Obat (PMO)
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum :
Peserta diharapkan dapat Mempraktikkan Peran Pengawas Menelan Obat (PMO).
Tujuan Pembelajaran KhususPokok Bahasan/ Sub
Pokok BahasanMetode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian PMO2. Menyebutkan kriteria PMO3. Menyebutkan siapa saja yang
dapat jadi PMO4. Mengisi Kartu Kontrol PMO5. Mempraktikkan tugas PMO
1. Pengertian PMO2. Kriteria PMO3. Siapa Saja yang
Bisa Menjadi PMO4. Uraian Tugas PMO
1. Curah pendapat2. Ceramah dan
tanya jawab3. Diskusi
kelompok 4. PKL
1. LCD dan komputer
2. OHP
3. Kertas flipchart 4 lembar
4. Kertas tulis ukuran 15x25 cm (kertas manila berwarna)
5. Spidol 4 buah
6. Lembar kasus dan lembar evaluasi
3. Formulir Kunjungan Lapangan
1. Modul Pelatihan Pengawas Menelan Obat, Depkes RI 2009
6
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Materi Inti 6 : Pemantauan dan Pencatatan
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl; P = 1 Jpl; PL = 1 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta dapat melakukan pencatatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan informasi yang baik dan bisa digunakan untuk pemantauan oleh petugas Kesehatan PUSKESMAS.
Tujuan Pembelajaran KhususPokok Bahasan/
Sub Pokok BahasanMetode Alat Bantu Referensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Mengetahui informasi penting yang harus dicatat
2. Melakukan pencacatan kegiatan dengan baik
1. Pengertian Pemantauan dan Pencatatan
2. Petunjuk pengisian lembar catatan kegiatan kader
1. Pengajaran2. Tanya Jawab 3. Penugasan
kelompok 4. Simulasi 5. PKL
1. LCD dan komputer
2. Pena
3. Spidol 4 buah
4. Flipchart 4 lembar
5. Lembar Catatan Kegiatan Kader
4. Formulir Kunjungan Lapangan
1. Modul Pelatihan Pengawas Menelan Obat, Depkes RI 2009
4. Kumpulan Materi Pelatihan Koordinator PMO, CARE International Indonesia. 2008
7
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan yaitu:
A. Evaluasi Hasil Belajar Peserta
Evaluasi ini dilakukan terhadap peserta melalui:
1. Penjajagan awal melalui pre test.
2. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (Evaluasi Sesi)
Standar minimal evaluasi hasil belajar adalah evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran khusus.
B. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta, meliputi:
1. Penguasaan materi
2. Penggunaan metode
3. Hubungan interpersonal dengan peserta
4. Motivasi
C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis yang meliputi:
1. Manfaat pelatihan bagi peserta
2. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
3. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
4. Pelayanan konsumsi
5. Tempat Pelatihan
10
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
PIAGAM
Setelah mengikuti pelatihan peserta akan mendapatkan piagam pelatihan bagi Kader untuk Program Penanggulangan TB.
11
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
PENUTUP
Kurikulum ini merupakan acuan minimal yang harus dipenuhi dalam melakukan pelatihan TOT bagi tenaga pelatih yang akan menjadi fasilitator/ pelatih pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrasi Kesehatan, kemungkinan penambahan materi sesuai kebutuhan daerah dapat dilakukan.
12
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 1: Contoh Jadwal Tentatif Pelatihan Kader TB
NO WAKTU ACARA/KEGIATANPEMBICARA/FASILITATOR
HARI PERTAMA
1 08.00 – 08.15 PembukaanKetua Penyelenggara
2 08.15 – 08.45 Bina Suasanan dan Tata Tertib Fasilitator3 08.45 – 09.15 Pre test materi Pelatihan Panitia4 09.15 – 10.30 Sesi 1. Informasi Dasar Strategi DOTS dan TB Fasilitator5 10.30 – 10.45 Evaluasi akhir sesi 1 Fasilitator6 10. 45 – 11.00 Istirahat Panitia7 11.00 – 12.00 Sesi 2. Kader Kesehatan Fasilitator8 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia9 13.00 – 14.00 Sesi 2. Kader Kesehatan Fasilitator
10 14.00 – 14.15 Evaluasi akhir sesi 2 Fasilitator
11 14.15 – 15.30Sesi 3. Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa
Fasilitator
12 15.30 – 15.45 Istirahat Panitia
13 15.45 – 16.30Sesi 3. Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa
Fasilitator
14 16.30 – 16.45 Evaluasi akhir sesi 3 Fasilitator15 16.45 – 17.00 Evaluasi Pelatihan Hari Pertama PanitiaHARI KEDUA
1 08.00 – 08.15Pembukaan – Peserta menyampaikan apa yang di pelajari pada hari pertama
Fasilitator
2 08.15 – 10.15 Sesi 4. Komunikasi Fasilitator3 10.15 – 10.30 Evaluasi akhir sesi 4 Fasilitator4 10.30 – 10.45 Istirahat Panitia5 10.45 – 12.00 Sesi 5. Peran Kader Kesehatan Fasilitator6 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia7 13.00 – 13.45 Sesi 5. Peran Kader Kesehatan Fasilitator8 13.45 – 14.00 Evaluasi akhir sesi 5 Fasilitator9 14.00 – 15.15 Sesi 6. PMO Panitia
10 15.15 – 16.00 Evaluasi akhir sesi 6 Fasilitator11 16.00 – 16.15 Istirahat Panitia13 16.15 – 16.30 Evaluasi Pelatihan Hari Kedua PanitiaHARI KETIGA
1 08.00 – 08.15Pembukaan – Peserta menyampaikan apa yang di pelajari pada hari kedua
Fasilitator
2 08.15 - 09.30 Sesi 7. Pemantauan dan Pencatatan Fasilitator3 09.30 – 09.45 Evaluasi skhir sesi 7 Fasilitator4 09.45 – 15.15 PKL Panitia/Fasilitator5 15.15 – 15.45 Evaluasi Pelatihan Hari Ketiga dan Penutup Panitia
13
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 2: Pre Tes Pelatihan
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Gejala utama TB adalah :
a. Batuk bercampur darahb. Sesak nafas dan nyeri dadac. Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebihd. Badan kurus dan tidak nafsu makane. Demam meriang berkepanjangan
2. TB menular melalui :
a. Makanan dan minumanb. Darah pasien TBc. Air ludah pasien TBd. Percikan dahake. Tinggal bersama pasien TB
3. Bagaimana kita mengetahui orang dewasa menderita TB :
a. Melalui pemeriksaan Rontgenb. Melalui pemeriksaan dahakc. Melalui pemeriksaan darahd. Melalui kondisi fisiknyae. Melalui pemeriksaan air ludah
4. Pasien yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih kemudian dinyatakan sakit TB dimasukkan dalam kelompok pasien :
a. Pasien pengobatan setelah putus berobatb. Pasien gagalc. Pasien kambuhd. Pasien pindahane. Lain-lain
5. Berapa lama tahap awal pengobatan pada pasien TB?
a. 1 bulanb. 2 bulan c. 4 buland. 5 bulane. 6 bulan
6. Apakah yang tidak termasuk kriteria menjadi Kader TB ?
a. Disetujui hanya oleh petugas b. Sukarelac. Memiliki hubungan baik dengan masyarakatd. Bisa baca dan tulise. Dipercaya oleh pasien, PMO dan petugas kesehatan
14
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
7. Yang bukan menjadi tugas Kader TB
a. Menggantikan peran PMO dan pasien untuk mengambil obat pasien di PUSKESMAS
b. Menemukan suspekc. Memastikan PMO mengisi buku kontrol pengobatan pasien TBd. Memotivasi pasien dan PMOe. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
8. Pesan apa yang diberikan saat penyuluhan tentang TB kepada keluarga dan orang yang tinggal serumah?
a. TB bukan penyakit keturunanb. TB dapat disembuhkan dengan menelan obat TB secara lengkap dan teratur
sampai tuntasc. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebihd. a,b,c benare. a,b,c salah
9. Bagaimana langkah –langkah untuk mengingatkan pasien mengambil obat dan periksa ulang dahak ?
a. Melihat jadwal pengambilan obat pada kartu identitas pasienb. Memastikan pasien mengambil obatc. Mengingatkan pasien untuk periksa dahak setiap minggu d. a dan c benare. a dan b benar
10. Apa saja komponen komunikasi ?
a. Komunikator, komunikanb. Pesanc. Mediad. Semuanya benare. A dan B benar
11. Apa tujuan penguasaan komunikasi interpersonal bagi seorang kader?
a. Bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasienb. Bisa melakukan komunikasi yang baik dengan PMOc. Bisa membangun komunikasi yang baik dengan masyarakatd. Semuanya benare. Hanya B yang benar
12. Manakah yang tidak termasuk dalam cara komunikasi efektif ?
a. Menggunakan bahasa sederhanab. Memperhatikan reaksi sasaran penerima pesan dan langsung
menghentikan reaksi yang tidak disenangi c. Mendengarkan dengan penuh perhatian setiap apa yang diungkapkan sasaran
penerima pesan dan memberikan tanggapand. Menunjukan sikap memahami perasaan sasaran penerima pesane. Berbicara dengan menghadapkan seluruh tubuh kepada sasaran penerima
pesan dan menatap matanya saat berbicara
15
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
13. Apa saja syarat komunikasi berjalan efektif?
a. Pengirim pesan terampil berkomunikasi dan memahami budaya penerima pesan
b. Media yang digunakan harus fokusc. Suasana tenang dan amand. A,b.c benare. A, dan c benar
14. Apa saja yang bisa menghambat komunikasi efektif?
a. Menganalisab. Membandingkan keberhasilan suatu pasien dengan pasien lainnyac. Meminta secara perlahan pada pasien untuk melakukan sesuatu saat itu
juga, ketika pasien tidak mau meminum obatd. a dan c benare. a dan b benar
15. Manakah hal-hal di bawah ini yang bukan merupakan hal penting yang harus diingat dalam memotivasi pasien :
a. Pesan yang disampaikan harus jelas dan mudah dimengertib. Memberikan kesempatan adanya tanya jawabc. Bersikap ramah, tidak menekan, tidak mengancam d. Tidak perlu menggunakan alat bantu karena anda harus sudah mengerti
semua hale. Tidak memarahi pasien yang sedang bermasalah
16. Dimana sajakah penyuluhan dapat dilakukan ?
a. Kelompok Pemudab. Kumpulan Arisanc. Kegiatan kelompok Keagamaand. Pertemuan Bulanan Desae. Semuanya benar
17. Manakah yang bukan target atau kelompok sasaran penyuluhan?
a. Balitab. Anak sekolah dasarc. Pasiend. Keluarga Pasiene. Tokoh Adat
18. Hal-hal apakah yang harus dilakukan dalam penyuluhan ?
a. Bersikap ramah, tidak menekan, tidak mengancam atau memarahi pasien b. Memberikan kesempatan tanya jawab setelah selesai memberikan pesanc. Pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan kebutuhand. A dan B benare. Hanya c yang benar
16
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
19. Apakah yang tidak termasuk kriteria menjadi PMO ?
a. Disetujui hanya oleh petugas b. Sukarelac. Tinggal dekat pasiend. Bisa baca dan tulise. Dipercaya oleh pasien
20. Siapa saja yang bisa jadi PMO?
a. Anak SDb. Istri/Suamic. Orang buta hurufd. Kerabat yang tinggal jauhe. Sesama pasien
21. Yang bukan menjadi tugas PMO:
a. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien TB secara benarb. Menemukan dan mengenali gejala efek samping obat TB (OAT)c. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturand. Memotivasi pasiene. Mengirimkan dahak pasien ke Sarana Pelayanan Kesehatan -
PUSKESMAS
22. Pesan apa yang diberikan saat penyuluhan tentang TB kepada keluarga dan orang yang tinggal serumah?
a. TB bukan penyakit keturunanb. TB dapat disembuhkan dengan menelan obat TB secara lengkap dan teratur
sampai tuntasc. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebihd. a,b,c benare. a,b,c salah
23. Bagaimana langkah –langkah untuk mengingatkan pasien mengambil obat dan periksa ulang dahak?
a. Melihat jadwal pengambilan obat pada kartu identitas pasienb. Memastikan pasien mengambil obatc. Mengingatkan pasien untuk periksa dahak setiap minggu d. a dan c benare. a dan b benar
17
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
KUNCI JAWABAN PRE TEST
1. C
2. D
3. B
4. A
5. B
6. A
7. A
8. D
9. E
10. D
11. D
12. B
13. D
14. E
15. D
16. E
17. A
18. D
19. A
20. B
21. E
22. D
23. E
18
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 3: Lembar Evaluasi Sesi
Lembar Evaluasi Sesi 1: Informasi Dasar Strategi DOTS dan TB
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Sejak tahun berapakah, program pemberantasan Tuberkolosis Paru, telah dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse therapy), yang di rekomendasikan oleh WHO:
a. 1997b. 1996c. 1995d. 2000e. 2004
2. Gejala utama TB adalah :a. Batuk bercampur darahb. Sesak nafas dan nyeri dadac. Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebihd. Badan kurus dan tidak nafsu makane. Demam meriang berkepanjangan
3. TB menular melalui :a. Makanan dan minumanb. Darah pasien TBc. Air ludah pasien TBd. Percikan dahake. Tinggal bersama pasien TB
4. Bagaimana kita mengetahui orang dewasa menderita TB :a. Melalui pemeriksaan Rontgenb. Melalui pemeriksaan dahakc. Melalui pemeriksaan darahd. Melalui kondisi fisiknyae. Melalui pemeriksaan air ludah
5. Pasien yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih kemudian dinyatakan sakit TB dimasukkan dalam kelompok pasien :
a. Pasien pengobatan setelah putus berobatb. Pasien gagalc. Pasien kambuhd. Pasien pindahane. Lain-lain
6. Berapa lama tahap awal pengobatan pada pasien TB?a. 1 bulanb. 2 bulan c. 4 buland. 5 bulane. 6 bulan
19
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Lembar Evaluasi Sesi 2: Kader Kesehatan
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat! Diberi kunci jawaban
1. Apakah yang tidak termasuk kriteria menjadi Kader TB ?
a. Disetujui hanya oleh petugas b. Sukarelac. Memiliki hubungan baik dengan masyarakatd. Bisa baca dan tulise. Dipercaya oleh pasien, PMO dan petugas kesehatan
2. Siapa saja yang bisa jadi Kader TB ?
a. Anak SDb. Kader Posyanduc. Orang buta hurufd. Kerabat yang tinggal jauhe. Sesama pasien
3. Yang bukan menjadi tugas Kader TB
a. Menggantikan peran PMO dan pasien untuk mengambil obat pasien di PUSKESMAS
b. Menemukan suspekc. Memastikan PMO mengisi buku kontrol pengobatan pasien TBd. Memotivasi pasien dan PMOe. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
4. Pesan apa yang diberikan saat penyuluhan tentang TB kepada keluarga dan orang yang tinggal serumah?
a. TB bukan penyakit keturunanb. TB dapat disembuhkan dengan menelan obat TB secara lengkap dan teratur
sampai tuntasc. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebihd. a,b,c benare. a,b,c salah
5. Bagaimana langkah –langkah untuk mengingatkan pasien mengambil obat dan periksa ulang dahak ?
a. Melihat jadwal pengambilan obat pada kartu identitas pasienb. Memastikan pasien mengambil obatc. Mengingatkan pasien untuk periksa dahak setiap minggu d. a dan c benare. a dan b benar
20
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Lembar Evaluasi Sesi 3: Penanggulangan TB di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat! Diberi kunci jawaban
1. Yang tidak termasuk dalam tujuan penanggulangan TB di Poskesdes adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TBb. Meningkatkan keterlibatan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, LSM dan
dunia usaha dalam penanggulangan TBc. Menurunkan angka kejadian diare di desad. Meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menanggulangi penyakit TB e. Menurunkan angka putus berobat
2. Ruang lingkup kegiatan penanggulangan TB di poskesdes adalah:
a. Melakukan kegiatan bersih desab. Penjaringan suspek yaitu merujuk anggota masyarakat yang diduga TB ke
Puskesmasc. Pengambilan obat untuk pasien TBd. Membantu pengawasan pengobatan pasien TBe. b dan d benar
3. Tim penanggulangan TB di Poskesdes terdiri dari:
a. Tokoh masyarakat (kades/tokoh agama,dll) dan PKKb. Kader kesehatan masyarakat dan Pasien dan Mantan pasien TBc. Petugas kesehatan (bidan desa/petugas lab/perawat)d. Masyarakat dan LSM sebagai penggerak, pendukung dana pelaksanaan
Penanggulangan TB di Poskesdes.e. Semua benar
4. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemetaan desa adalah:
a. Desa dengan kasus TB tinggib. Jumlah sarana pendidikan yang ada di desac. Desa dengan jumlah kasus gizi buruk yang tinggid. Sarana kebersihan yang tidak memadaie. Semua salah
5. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di Poskesdes adalah?
a. Promosi TBb. Penemuan dan pengobatan pasien TBc. Pengawas Menelan Obat (PMO)d. Semua benare. Semua salah
21
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Lembar Evaluasi Sesi 4: Komunikasi
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat! Diberi kunci jawaban
1. Apa saja komponen komunikasi ?a. Komunikator, komunikanb. Pesanc. Mediad. Semuanya benare. A dan B benar
2. Apa tujuan penguasaan komunikasi interpersonal bagi seorang kader ?a. Bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasienb. Bisa melakukan komunikasi yang baik dengan PMOc. Bisa membangun komunikasi yang baik dengan masyarakatd. Semuanya benare. Hanya B yang benar
3. Manakah yang tidak termasuk dalam cara komunikasi efektif ? a. Menggunakan bahasa sederhanab. Memperhatikan reaksi sasaran penerima pesan dan langsung
menghentikan reaksi yang tidak disenangi c. Mendengarkan dengan penuh perhatian setiap apa yang diungkapkan
sasaran penerima pesan dan memberikan tanggapand. Menunjukan sikap memahami perasaan sasaran penerima pesane. Berbicara dengan menghadapkan seluruh tubuh kepada sasaran penerima
pesan dan menatap matanya saat berbicara
4. Apa saja syarat komunikasi berjalan efektif?a. Pengirim pesan terampil berkomunikasi dan memahami budaya penerima
pesanb. Media yang digunakan harus fokusc. Suasana tenang dan amand. A,b.c benare. A, dan c benar
5. Apa saja yang bisa menghambat komunikasi efektif ?a. Menganalisab. Membandingkan keberhasilan suatu pasien dengan pasien lainnyac. Meminta secara perlahan pada pasien untuk melakukan sesuatu saat itu
juga, ketika pasien tidak mau meminum obatd. A, dan c benare. A dan b benar
22
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Lembar Evaluasi Sesi 5: Peran Kader Kesehatan
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!
1. 2 bentuk penyuluhan, adalah:a. Penyuluhan peroranganb. Penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompokc. Penyuluhan kelompokd. Penyuluhan posyandu e. Semua salah
2. Persiapan penyuluhan:
a. Waktu penyuluhanb. Tempat penyuluhanc. Sasaran penyuluhand. Materi penyuluhane. Semua benar
3. Dimana sajakah penyuluhan dapat dilakukan?a. Kelompok Pemudab. Kumpulan Arisanc. Kegiatan kelompok Keagamaand. Pertemuan Bulanan Desae. Semuanya benar
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu akan melaksanakan kunjungan rumah: a. Pilihlah waktu yang tepat untuk melaksanakan kunjungan rumah.b. Menegur pasien yang lupa menelan obat c. Bersikap ramah, tidak menekan, tidak mengancam atau memarahi pasien
yang sedang bermasalahd. a dan b benare. a dan c benar
5. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh kader TB untuk membimbing dan memotivasi PMO adalah:
a. Mengajarkan kepada PMO cara mengisi kartu kontrol PMOb. Mengingatkan jadwal pengambilan obat dan periksa ulang dahakc. Mengingatkan PMO untuk terus mendapingi pasien menelan obat secara
teraturd. Memarahi PMO jika lalai menjalankan tugasnyae. Menjelaskan kepada PMO tentang efek samping Obat TB dan
penanganannya
23
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Lembar Evaluasi Sesi 6: Pengawas Menelan Obat
Lingkari salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Apakah yang tidak termasuk kriteria menjadi PMO ?
a. Disetujui hanya oleh petugas b. Sukarelac. Tinggal dekat pasiend. Bisa baca dan tulise. Dipercaya oleh pasien
2. Siapa saja yang bisa jadi PMO ?
a. Anak SDb. Istri/Suamic. Orang buta hurufd. Kerabat yang tinggal jauhe. Sesama pasien
3. Yang bukan menjadi tugas PMO
a. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien TB secara benarb. Menemukan dan mengenali gejala efek samping obat TB (OAT)c. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturand. Memotivasi pasiene. Mengirimkan dahak pasien ke Sarana Pelayanan Kesehatan -
PUSKESMAS
4. Pesan apa yang diberikan saat penyuluhan tentang TB kepada keluarga dan orang yang tinggal serumah?
a. TB bukan penyakit keturunanb. TB dapat disembuhkan dengan menelan obat TB secara lengkap dan teratur
sampai tuntasc. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebihd. a,b,c benare. a,b,c salah
5. Bagaimana langkah –langkah untuk mengingatkan pasien mengambil obat dan periksa ulang dahak ?
a. Melihat jadwal pengambilan obat pada kartu identitas pasienb. Memastikan pasien mengambil obatc. Mengingatkan pasien untuk periksa dahak setiap minggu d. a dan c benare. a dan b benar
24
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 4: Studi Kasus
Kasus 1
Bu Dini (23 tahun) adalah seorang pegawai swasta yang sedang menjalani pengobatan TB. Bu Dini tinggal sendiri di rumah kontrakannya. Ia diberitahukan oleh dokter untuk menjalani pengobatan selama 6 bulan. Ia telah menelan Obat Anti TB (OAT) selama 7 hari. Sejak menelan OAT pada hari ke-4, Bu Dini mulai merasa pusing dan agak mual. Petugas Kesehatan menugaskan Bu Rahayu (Kader Kesehatan) untuk mendampingi Bu Dini sebagai PMO. Sebagai Kader yang menjalankan peran sebagai PMO, apa yang akan anda lakukan?
Kasus 2
Pak Samsudin, sudah mengalami batuk lebih dari 6 bulan. Tubuhnya kurus. Setelah periksa ke Sarana Pelayanan Kesehatan - PUSKESMAS ia dinyatakan sakit TB BTA (+) dan harus menjalani pengobatan selama 6 bulan. Setelah minum OAT 6 hari, pak Samsudin masih batuk. Pak Samsudin merasa bosan minum OAT tiap hari dan ia ragu kalau bisa disembuhkan. Maka pak Samsudin tidak mau menelan OAT lagi dan pergi ke dukun di desa seberang, karena ia curiga kalau penyakitnya disebabkan karena santet. Pak Samsudin tinggal dengan anak bungsunya Sukaji yang masih bersekolah dan duduk di kelas 2 SMA. Sebagai Kader Kesehatan yang tinggal di wilayah Pak Samsudin, apa yang akan anda lakukan ?
Kasus 3
Indah, 22 tahun, seorang mahasiswi di Akademi Pariwisata. Ia sedang menjalani pengobatan TB BTA (+). Indah sudah menyelesaikan tahap awal pengobatan dan hasil pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap awal dinyatakan negatif. Saat ini Indah sedang mengikuti magang di sebuah hotel yang letaknya jauh dari rumah. Karena kesibukannya, Indah tidak sempat minum OAT teratur, kadang ia minum pagi, kadang malam dan beberapa kali lupa menelan OAT. Teman kostnya Ira, 22 tahun selaku PMO juga mulai sulit menemui Indah karena Indah selalu berangkat magang pagi hari sekali dan baru pulang rumah larut malam. Selaku Kader yang berada di wilayah tempat tinggal Indah, Apa yang anda lakukan ?
Kasus 4
Aini, 16 tahun, nak pak RT, dinyatakan sakit TB. Aini bersedia menjalani pengobatan TB dengan didampingi PMO. Bu Julis, tetangga sebelah rumah Aini yang akan menjadi PMO Aini. Di rumah Aini, tinggal pula 4 orang kerabat dekat, yaitu paman, bibi dan kedua anaknya yang juga masih kuliah. Ayah Aini berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang TB, maka ia meminta Bu Julis bersedia memberikan penyuluhan tentang TB pada keluarga dan keempat kerabatnya yang tinggal serumah. Bu Julis mencari informasi dari Kader yang berada di wilayah tempat tinggalnya, untuk membantu mendampinginya dalam memberikan penjelasan kepada keluarga Aini. Sebagai Kader Kesehatan, informasi apa saja yang harus anda persiapkan dan bagaiman pendampingan yang harus anda lakukan kepada Bu Julis selaku PMO nantinya ?
25
STUDI KASUS – KADER KESEHATAN PENANGGULANGAN TB
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Kasus 5
Rahmat 25 thn, seorang penjual bunga hias. Setelah mengalami batuk-batuk lebih dari 3 minggu dan melakukan pemeriksaan dahak dan ronsen, dinyatakan sakit TB BTA (++) dan harus menjalani pengobatan selama 8 bulan. Rini, 22 thn istri pak Rahmat akan menjadi PMO untuk suaminya. Rini sendiri masih sementara kuliah, sehingga terkadang mempercayakan saja jadwal minum obat kepada suaminya sendiri. Di rumah mereka tinggal juga anak mereka yang masih berumur 2 thn dan ibu Rini yang berusia 67 thn. Pengobatan suaminya sudah berjalan selama 3 minggu, dan rini merasa tidak perlu memeriksakan dirinya, anak dan ibunya ke Sarana Pelayanan Kesehatan – PUSKESMAS. Sebagai seorang Kader Kesehatan yang tinggal di wilayah pasien dan keluarga tersebut, apa yang harus anda lakukan ?
Kasus 6
Eka adalah anak berumur 5 thn, selama 2 bulan sering batuk-batuk dan berat badannya turun secara drastis, walaupun ia makan dengan makanan yang bergizi. Bu Atik, ibu Eka merasa itu hanyalah batuk biasa karena pergantian cuaca dan berat badan anaknya turun karena bertambah tinggi. Bu Atik, hanya menggunakan obat gosok tradisional yang dirajik oleh dukun kampung untuk mengatasi batuk-batuk anaknya. Sebagai seorang Kader Kesehatan yang tinggal di dekat rumah Bu Atik, apa yang harus anda lakukan ?
Kasus 7
Pak Ainun, 47 thn adalah pasien TB yang harus melakukan pengobatan selama 8 bulan. Ketika pengobatan sudah berjalan 5 bulan, pak Ainun merasa sudah kuat dan mulai melakukan kembali aktifitas berjualan sayur dan buah di pasar. Karena sering berangkat dari rumah selepas subuh dan bekerja sampai larut malam, Pak Ainun sering lupa melanjuntukan meminum OAT. Bu Ratih (43 thn) adalah istri Pak Ainun yang sekaligus adalah PMO-nya. Ibu Ratih, merasa suaminya telah kuat kembali dan bisa melakukan aktifitas seperti dahulu, maka ia tidak menganjurkan Pak Ainun untuk meneruskan meminum obatnya. Bu Ratih juga merasa bahwa yang paling merasakan adalah suaminya, sehingga melanjuntukan meminum obat sampai tuntas tidak diperlukan lagi. Sudah 1 minggu pak Ainun tidak lagi meminum OAT. Sebagai seorang Kader Kesehatan yang tinggal di wilayah tempat tinggal Pak Ainun, apa yang harus anda lakukan?
Kasus 8
Lidya, 23 thn adalah Kader Kesehatan. Pak Anthon, 40 thn adalah pasien TB yang sementara masih dalam pengobatan dan baru pindah ke wilayah tempat tinggal Lidya. Istri pak Anthon (Bu Umi, 35 thn) adalah PMO yang mendampingi pak Anthon selama masa pengobatannya di tempatnya yang dulu. Bu Umi, baru akan bisa pindah menyusul suaminya 1 bulan lagi. Sebagai seorang Kader Kesehatan, pak RT menyampaikan informasi menyangkut keberadaan pak Anthon kepada Lidya. Sebagai Kader Kesehatan, apa yang harus Lidya lakukan?
26
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LEMBAR PERMAINAN KELOMPOK – MATERI KOMUNIKASI
Pesan 1
Ibu Ratih lari tertatih-tatih meniti tepi jalan sempit karena di nanti Titi di tepi titian bambu desa Rintih.
Pesan 2
Pak Aman adalah petugas keamanan yang ramah, dan selalu ditemani Rahman anaknya ketika bertugas menjaga keamanan kampung.
Pesan 3
Kita jangan berandai-andai jika musibah menimpa orang lain, dan mengandaikan seandainya kita yang menjalaninya.
Pesan 4
Dini adalah Kader Kesehatan anak Bu Tini, yang punya keinginan mendirikan pos penanganan dini penanggulangan TB di desa RINI.
Pesan 5
Mematuhi aturan pengobatan sesuai aturan yang ditentukan dengan tepat, menentukan keberhasilan penyembuhan dalam pengobatan.
Pesan 6
Beti membeli batu di toko bata, jalan ke toko bata berbatu-batu. Bata tak ada, Beti jadi bete.
Pesan 7
Samsudin putra Balaraja tampan alam, putra tuanku paduka Balaraja pakai minyak harum alam para raja-raja Balaraja.
Pesan 8
Ular melingkar di atas pagar duri, melilit berputar-putar mengejar mangsa nyasar yang berputar-putar menyelamatkan diri dari pagar duri.
27
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LEMBAR KERJA KELOMPOK MATERI KOMUNIKASI
Tugas: Diskusikan bersama!
1. Apakah terjadi penyimpangan (perbedaan) pesan dalam komunikasi tersebut?
2. Faktor apa yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan pesan tersebut?
3. Apa yang harus di perbaiki atau menjadi perhatian bagi peserta untuk memastikan pesan yang di sampaikan tidak menyimpang?
4. Apakah faktor individu mempengaruhi proses penerimaan dan penyampaian pesan kepada orang lain?
5. Ketrampilan apa yang dibutuhkan seseorang untuk bisa menyampaikan pesan dengan benar?
28
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Kasus 1 – Merencanakan Penyuluhan
Bu Susi : Pasien yang baru dinyatakan terkena TB
Bu Heni : Tetangga Bu Susi yang ditunjuk sebagai PMO
Bu Susi (35) merasa sangat terpukul ketika dokter menyatakan bahwa ia terkena TB BTA (+). Walaupun dokter telah memberi penjelasan bahwa TB bisa disembuhkan, ia tetap tampak khawatir dengan penyakitnya itu. Ia terlihat murung dan tidak bergairah. Bu Heni (40) adalah tetangga yang ditunjuk oleh dokter untuk mendampingi Bu Susi. Bu Heni khawatir jika Bu Susi patah semangat dan tidak mau menjalani pengobatan hingga tuntas, karena melihat keluarga bu Susi dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Dimana sudah hampir sebulan ibu-ibu desa tersebut, tidak lagi mengajak Ibu Susi mengikuti kegiatan-kegiatan pengajian dan arisan PKK.
Mainkan peran sebagai Bu Heni dan coba cari tahu apa yang menjadi kegelisahan masyarakat, sehingga mengucilkan keluarga Bu Susi. Dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan presentase, bagaimana anda menggali informasi dari masyarakat dan meyakinkan mereka untuk turut menciptakan suasana yang mendukung penyembuhan Bu Susi, agar beliau bisa berobat hingga tuntas dan tidak merasa dikucilkan.
Tugas:
1. Buatlah rencana persiapan penyuluhan!
2. Lakukanlah praktek penyuluhan sesuai dengan masalah diatas!
Kasus 2 – Pendampingan Pasien
Pak Darman : Paman dari Adi yang ditunjuk sebagai PMO
Adi : Petugas kebersihan di sebuah hotel yang dinyatakan terkena TB BTA (+)
Pak Darman (56) adalah Paman Adi (25) yang ditunjuk sebagai PMO. Ia diminta sebagai PMO karena rumahnya berdampingan dengan kontrakan Adi yang tinggal sendirian. Sebagai paman yang dekat dengan Adi, Pak Darman mengetahui bahwa Adi sangat sulit untuk patuh meminum obatnya. Tugasnya yang berat dan seringkali membuatnya pulang malam, membuat Adi kadang lupa untuk meminum obatnya ataupun mengingat jadwal pengobatannya. Adi juga termasuk orang yang tertutup dan tidak banyak bicara.
29
STUDI KASUS – PERAN KADER KESEHATAN
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Pak Darman meminta kesediaan anda selaku kader untuk mendampinginya meyakinkan dan memotivasi Adi meminum obat secara teratur dan mematuhi jadwal pengobatannya? Pilihlah cara yang akan anda gunakan yang efektif untuk membuat Adi sadar dan termotivasi untuk berobat tuntas.
Tugas:
1. Lakukanlah praktek penyuluhan sesuai dengan masalah diatas!
Kasus 3 – Kunjungan Rumah dan Penyuluhan
Nina : Mahasiswa tingkat akhir yang bertugas sebagai PMO bagi Ibunya
Ibu Danuwirya : Pasien TB
Irman : Anak lelaki ibu Danuwirya
Ratna : Istri Irman
Nina (23) adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas negeri di Jakarta. Ia menjadi PMO bagi Ibu Danuwirya (60), ibunya sendiri. Saat ini dirumah mereka juga tinggal kakak Nina, Irman dan istrinya Ratna. Irman (29) dan Ratna (27) sudah memiliki anak, Anisa (6). Sejak mereka mengetahui bahwa Ibu Danuwirya terkena TB, mereka bersikap menjaga jarak karena khawatir tertular. Nina ingin agar kakak-kakaknya tidak perlu merasa khawatir terhadap sakit yang diderita ibunya. Nina memintakan kesediaan anda untuk meyakinkan keluarganya agar memperbaiki perilaku untuk lebih menunjang pengobatan ibunya.
Pilihlah metode yang akan anda lakukan dalam melakukan penyuluhan pada keluarga Nina, agar mereka paham apa itu TB dan bagaimana mendukung ibunya untuk bisa sembuh.
Tugas:
1. Buatlah rencana persiapan penyuluhan!
2. Lakukanlah praktek penyuluhan sesuai dengan masalah diatas!
30
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
Kasus 1
Bu Rahayu (27 tahun) sedang menjalani pengobatan TB. Ia telah menelan OAT selama 7 hari. Sejak menelan OAT pada hari ke-4, bu Rahayu mulai merasa pusing dan agak mual. Bu Rahayu mengeluhkan hal tersebut pada PMO. Sebagai PMO, apa yang akan anda lakukan?
Kasus 2
Pak Kartono, sudah mengalami batuk lebih dari 6 bulan. Tubuhnya kurus. Setelah periksa ke Sarana Pelayanan Kesehatan - PUSKESMAS ia dinyatakan sakit TB BTA (+) dan harus menjalani pengobata selama 6 bulan. Setelah minum OAT 6 hari, pak Kartono masih batuk. Pak Kartono merasa bosan minum OAT tiap hari dan ia ragu kalau bisa disembuhkan. Maka pak Kartono tidak mau menelan OAT lagi dan pergi ke dukun di desa seberang karena ia curiga kalau penyakitnya disebabkan karena santet. Sebagai PMO, apa yang anda lakukan ?
Kasus 3
Ita, 20 tahun, seorang mahasiswi di Akademi Pariwisata. Ia sedang menjalani pengobatan TB BTA (+). Ita sudah menyelesaikan tahap awal pengobatan dan hasil pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap awal dinyatakan negatif. Saat ini Ita sedang mengikuti magang di sebuah hotel yang letaknya jauh dari rumah. Karena kesibukannya, Ita tidak sempat minum OAT teratur, kadang ia minum pagi, kadang malam dan beberapa kali lupa menelan OAT. PMO juga mulai sulit menemui Ita karena Ita berangkat magang pagi hari sekali dan baru pulang rumah larut malam. Apa yang harus dilakukan PMO nya?
Kasus 4
Aini, 16 tahun, nak pak RT, dinyatakan sakit TB. Aini bersedia menjalani pengobatan TB dengan didampingi PMO. Bu Hadi, tetangga sebelah rumah Aini yang akan menjadi PMO Aini. Di rumah Aini, tinggal pula 4 orang kerabat dekat, yaitu paman, bibi dan kedua anaknya yang juga masih kuliah. Ayah Aini berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang TB, maka ia meminta Bu Hadi bersedia memberikan penyuluhan tentang TB pada keluarga dan keempat kerabatnya yang tinggal serumah. Sebagai PMO, informasi apa saja yang harus dipersiapkan Bu Hadi untuk disampaikan pada keluarga Aini?
Kasus 5
Bapak Andi akan mengunjungi pasien TB yang sedang diawasinya,yaitu Bapak Imam, 30 tahun, yang sudah menyelesaikan menelan OAT sampai bulan ke lima. Apa saja yang harus ditanyakan oleh Bapak Andi kepada Bapak Imam saat bertemu? Dan informasi apa saja yang harus disampaikan oleh Bapak Andi kepada Bapak Imam?
31
STUDI KASUS - PMO
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 5: Daftar Periksa Sebelum Memulai Pelatihan
Gunakan daftar periksa ini dengan cara memberikan tanda apabila sudah tersedia dengan baik. Kolom catatan dipergunakan jika ada sesuatu hal yang masih membutuhkan tindakan lebih lanjut.
No PERIHAL ADA KETERANGAN
1 Undangan untuk peserta 2 Modul Pelatihan 3 Fotocopy lembar kerja untuk peserta 4 Bahan Pre dan Post Test 5 Tempat 6 Sound sistem (pengeras suara) 7 LCD proyektor/OHP (jika ada)
8Peralatan tulis peserta (pena, note book, map) sudah tersedia lengkap, sesuai jumlah peserta
9Peralatan untuk pelatihan (guting, lakban/isolasi, dll)
10Kertas untuk metaplan 3 warna x 50 lembar. Ukuran 10 x 20 cm
11Kertas plano/flipchart 3 lembar x 10 kali penggunaan = 30 lembar
12Spidol white board berbagai warna dalam jumlah cukup? (+/- 20)
13 Narasumber 14 Lembar evaluasi pelatihan 15 Formulir Kunjungan Lapangan
32
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 6. Evaluasi Pelatihan
Kuisioner ini dipergunakan untuk memberikan masukan untuk perbaikan berkelanjutan, mohon diisi dengan benar.
Berikanlah nilai untuk masing-masing topik ini dengan menggunakan skor dibawah ini:
Nilai : 1 = Buruk ; 2 = Kurang ; 3 = Cukup ; 4 = Bagus ; 5 = Memuaskan
NO TOPIK NILAI KOMENTAR/SARAN
1 Metode
2 Fasilitator/pelatih
3 Penguasaan Materi
4 Motivasi Fasilitator
5 Manfaat Pelatihan
6Hubungan Peserta dengan Panitia
7Ketersedian perlengkapan pelatihan
8 Tempat Pelatihan
9 Makanan
Catatan : *Formulir diisi setiap hari oleh peserta *Formulir dapat diperbanyak
33
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 7. KARTU KONTROL PMO
10
Nama :
Umur :
Alamat :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Catatan :Beri tanda (√) pada hari yang sesuai di kartu kontrol
setiap kali penderita menelan obat anti TB
KARTU KONTROL PENGAWAS MENELAN OBAT
TAHAP AWAL PENGOBATAN
TAHAP LANJUTAN PENGOBATAN
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Tanggal
Bulan
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
LAMPIRAN 8. FORMAT PELAPORAN KEGIATAN KADER
11
(Sampul)
Keterangan :
1). Puskesmas : Ditanda-tangani oleh Pembina Desa atau Pemegang Program TB Puskesmas.
2). Pemerintah Daerah : Ditanda-tangani oleh ketua RT / RW / Kelurahan / Kecamatan.
3). Lain–lain : Ditanda-tangani oleh orang atau organisasi lain (seperti: Pasien TB, Organisasi Keagamaan, PKK, Kelompok Pemuda, sekolah, dll).
*) Bila KADER TB mengadakan acara penyuluhan, harap menuliskan Jumlah Peserta (Daftar Hadir).
Nama : ______________________________________________
Alamat : ______________________________________________
No.Tlp : ______________________________________________
Kelurahan : ______________________________________________
Kecamatan: ______________________________________________
Puskesmas : ______________________________________________
Kurikulum Pelatihan KaderPROGRAM PENANGGULANGAN TB
KEGIATAN-KEGIATAN KADER KESEHATAN
No. Tanggal KegiatanTanda-tangan dan Nama Jelas
Puskesmas
Diketahui oleh,
( Pemegang Prog.TB Puskesmas) ( Koordinator Organisasi Kader)
12
LAMPIRAN 9. Form TB 02
STRATEGI DOTSKomitmen politis daripengambil keputusan,termasuk dukungan dana.
Pemeriksaan TB denganpemeriksaan dahak secaramikroskopis.
Kesinambungan OATjangka pendek denganmutu terjamin.
Pengobatan dengan panduan Obat Anti Tuberkolosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
PENGERTIAN TBPenyakit menular langsungyang disebabkan oleh kumanTB (Mycobacteriumtuberculosis).
Bukan disebabkan oleh guna-guna atau kutukan. Jugabukan penyakit keturunan
PENULARAN TB
Sumber penularan adalahpasien yang dahaknyamengandung kuman TB
Pada waktu batuk ataubersin, pasien menyebarkankuman ke udara dalambentuk percikan dahak.
Penularan terjadi melaluipercikan dahak yang dapatbertahan selama beberapajam dalam ruangan yangtidak terkena sinar mataharidan lembab
LAMPIRAN 10. Bahan Permainan Puzzle Informasi Dasar Strategi DOTS dan TB
GEJALA TBBatuk terus menerus danberdahak selama 2 mingguatau lebih
Batuk bercampur darah
Sesak nafas dan nyeri dada
Badan lemah
Berat badan turun
Nafsu makan berkurang
Demam meriang berkepanjangan
Rasa kurang enak badan(lemas)
Berkeringat di malam hariwalaupun tidak melakukankegiatan
PENGELOMPOKAN PASIEN TB
Pasien Baru
Pasien Kambuh (Relaps )
Pasien Pengobatan SetelahPutus Berobat (Default )
Pasien Gagal (Failure )
Pasien Pindahan (Transfer In )
Lain-lain:
MENENTUKAN PASIEN TB
SPS
SKORING
RONTGEN (jika diperlukan)
DITENTUKAN OLEH DOKTER BERDASARKAN
GEJALA TB
PENGOBATAN TB
6 - 8 bulan
Kategori 1
Kategori 2
Kategori Anak
Keterangan: 1. Fotokopy bahan permainan ini dan gunting. 2. Bagian yang merupakan judul, misalnya; strategi DOTS, Pengertian TB dll. Adalah bagian yang ditempel
pada dinding atau kertas flipchat3. Bagian yang merupakan komponen dari judul, adalah bagian yang akan dibagikan kepada peserta untuk
dipasangkan dengan bagian yang ditempel di dinding atau kertas flipchart.
EFEK SAMPING
Warna kemerahan pada air seni (urin)
Tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut
Nyeri sendi
Kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki
Gatal dan kemerahan kulit
Tuli
Gangguan keseimbangan/limbung
PENCEGAHAN PENULARAN
Minumlah OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh
Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk
Tidak membuang dahak di sembarang tempat
Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
LAMPIRAN 11. Formulir Kunjungan Lapangan
PendahuluanOknenden
TujuanMengumpulkan informasi tentang kegiatan-kegiatan penanggulangan TB di Poskesdes atau sarana pelayanan kesehatan.
Tujuan KhususMendapatkan informasi tentang:1. PMO, meliputi: siapa yang menjadi PMO, tugasnya, tips keberhasilan sebagai PMO, kendala
yang dihadapi sebagai PMO.2. Ketersediaan obat, pangambilan, pemberian.3. Kader, meliputi: peran, jumlah kader laki-laki dan perempuan.4. Data pasien: jumlah pasien, pasien mangkir, pasien putus berobat, pasien yang sembuh.5. Data kegiatan-kegiatan penyuluhan: penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok dan
kunjungan rumah.
Proses Kunjungan Lapangan1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan informasi yang akan dikumpulkan2. Masing-masing kelompok diberikan formulir3. Setiap kelompok mengisi bagian informasi yang ditugaskan (PMO, Obat, Kader, Pasien,
Penyuluhan)4. Masing masing kelompok ditugaskan untuk mewawancarai, mengamati dan mencatat temuan.5. Diskusikan hasil temuan dan buat presentasi hasil temuan
Waktu : 6 JPL
Lokasi: Poskesdes……
LAMPIRAN 12. Contoh Permainan/Energizer
Mengapa menggunakan Energizer?
Fasilitator menggunakan permainan untuk berbagai alasan yang berbeda-beda, termasuk membantu peserta saling mengenal satu dengan yang lain atau untuk level-level antusias, mendorong membangun tim atau membantu peserta berpikir tentang isu khusus. Permainan yang bertujuan membuat saling mengenal satu dengan yang lain dan untuk santai disebut “ICE BREAK atau MEMECAH KEBEKUAN”. Ketika peserta terlihat mulai mengantuk atau kelelahan, energizers dapat digunakan untuk membantu peserta bergerak maju dan memberikan semangat atau mengembalikan perhatian mereka.
Permainan yang lain dapat digunakan untuk membantu peserta berpikir tentang isu-isu dan dapat membantu mereka melihat permasalahan lebih mudah, ketika mereka bekerja bersama. Permainan dapat juga membantu peserta untuk berpikir kreatif dan luas.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan Energisers
Berusahalah sering menggunakan “energizers” selama pelatihan, workshop, pertemuan, ketika peserta terlihat mengantuk atau kelelahan atau untuk menciptakan “jeda” dari kegiatan yang diikuti.
Berusahalan untuk memilih permainan yang sesuai dengan konteks lokal, contohnya: pikirkan secara hati-hati menyangkut permainan yang melibatkan sentuhan pada bagian tubuh tertentu.
Berusahalah untuk memilih permaianan dimana semua orang dapat berpartisipasi dan sensitif akan kebutuhan dan iklim/lingkungan dari kelompok peserta. Contohnya, Apabila peserta ada yang cacat atau buta huruf, maka jangan memilih permainan yang tidak bisa diikuti oleh mereka.
Berusahalah untuk memastikan keselamatan dari peserta, terutama permainan yang melibatkan peserta untuk berlari. Contohnya, usahakan untuk memastikan ruangan cukup luas dan lantai bersih dan tidak licin.
Berusahalah untuk TIDAK selalu menggunakan permainan kompetitif tetapi juga menyertakan permainan yang bertujuan untuk mendorong dan memberikan membangun tim.
Berusahalah untuk menghindari permainan untuk energizer terlalu panjang. Jagalah tetap pendek dan bisa menggerakan untuk kegiatan yang direncanakan berikutnya.
Howdy Howdy
Peserta berdiri dalam lingkaran. Satu orang berjalan diluar lingkaran dan menepuk pundak
seseorang. Orang tersebut kemudian berjalan berlawanan arah dengan orang yang pertama yang
menepuk pundaknya. Mereka berjalan sampai bertemu dan memberikan salam (bisa bersalaman
atau bentuk lainnya, sesuai kesepakatan). Mereka berdua, kemudian berlomba untuk menempati
tempat yang kosong pada lingkaran tadi, dengan cara berlari berlawanan arah dari posisi
berdirinya. Siapa yang tidak bisa berdiri dalam lingkaran, akan berjalan diluar lingkaran dan
melakukan hal yang sama seperti dilakukan tadi. Permainan dilanjuntukan dengan intensitas
bergerak yang lebih cepat, sampai semua orang bisa mendapat giliran untuk berputar di luar
lingkaran.
Juggling ball game
Semua orang berdiri dalam lingkaran kecil. (Jika pesertanya banyak > 10 orang, maka ada baiknya
di buat 2 lingkaran). Fasilitator memulai dengan melemparkan sebuah bola kepada seseorang
yang ada di lingkaran, menyebutkan namanya pada saat melempar bola ke orang tersebut. Orang
yang menerima bola tersebut, melemparkan bola ke orang lain sambil menyebutkan nama orang
yang akan menerima bolanya. (Setiap orang harus mengingat pola, “dari siapa dia menerima bola
dan kepada siapa bola tersebut diberikan”). Setelah semua orang telah mendapat kesempatan
menerima bola, maka permainan diulang dengan ritme yang lebih cepat, menggunakan tambahan
2 bola atau lebih. Dimana pola “dari siapa bola diterima dan kepada siapa bola dilemparkan”,
harus sama persis seperti pola yang pertama
Nama dan Gelar
Peserta berpikir menyangkut kata sifat yang menggambarkan apa yang mereka rasakan saat ini
atau bagaimana mereka saat ini. Kata sifat tersebut dimulai dengan menyebutkan nama, seperti
contoh : “Saya Ria dan Saya Gembira”. Sambil menyebutkan kata sifat tersebut, peserta sambil
membuat gerakan yang menggambarkan kata tersebut.
Tiga kebenaran dan Kebohongan
Semua peserta menulis namanya, disertai 4 informasi tentang diri-nya pada kertas yang besar.
Contoh : “Indah suka menyanyi, menggemari bola, mempunyai 3 pacar dan mencintai pekerjaan
yang rumit” . Peserta kemudian mengedarkan kertas. Secara berpasangan saling menunjukan
kertasnya masing-masing, dan berusaha untuk menebak mana dari informasi tersebut yang
bohong atau tidak benar.
Kontak Mata
Peserta berdiri dalam lingkaran. Setiap orang melakukan kontak mata dengan orang lain berdiri
berseberangan dengannya. Kemudian saling bergerak untuk bertukar tempat, pada saat
melakukan kontak mata. Pasangan yang lain bisa melakukan hal yang sama dalam waktu yang
bersamaan, dan kelompok harus memastikan semua orang dalam lingkaran bertukar tempat. Bisa
dimulai dengan tanpa bicara, dan ketika bertemu ditengah bisa memberikan salam atau kode yang
lain
Mencocokkan Kartu
Fasilitator memilih beberapa frase yang umumnya diketahui, dan menulis setengah katanya pada
satu lembar kertas/kartu dan sebagiannya lagi pada kertas/kartu yang lain. Contohnya: ‘Selamat
‘pada selembar kertas dan ‘Ulang Tahun” pada lembaran yang lain. (Jumlah lembaran yang harus
di cocokan harus sesuai dengan jumlah peserta). Masing-masing peserta memiliki satu kartu yang
ditempelkan di dahi masing-masing. Peserta kemudian bergerak untuk mencari tahu pasangan
dari kata yang dimilikinya. Untuk menemukan bisa bertanya, namun orang yang ditanyai hanya
bisa menjawab “Ya atau Tidak”.
Apa Yang Umumnya Kita Miliki.
Fasilitator berdiri di tengah dan meminta peserta membagi dirinya dalam dua baris (sebelah kiri
dan kanannya). Fasilitator kemudian menyebutkan karakteristik orang dalam kelompok, seperti ;
’memiliki anak’. Semua peserta yang memiliki anak, harus bergerak maju satu langkah ke depan.
Kemudian fasilitator menyebutkan lagi karakteristis yang lain seperti ‘menyukai bola’, dan peserta
yang menyukai bola akan bergerak membuat lingkaran pada tempat yang di tunjuk oleh fasilitator.
Dan seterusnya.
Siapa pemimpinnya?
Peserta duduk dalam lingkaran. Mintalah satu orang secara sukarela untuk meninggalkan
ruangan. Setelah orang tersebut pergi, peserta yang di dalam ruangan memilih seorang pemimpin.
Pemimpin harus membuat beberapa gerakan, seperti “tepuk tangan, menghentakkan kaki,
menggaruk kepala, dll”, yang akan diikuti oleh semua peserta. Orang yang diluar, kemudian
dipersilahkan masuk, berdiri di tengah lingkaran dan berusaha untuk menebak siapa yang
memimpin gerakan. Semua peserta harus melindungi pemimpin, dengan berusaha untuk tidak
melihat kearahnya. Pemimpin harus merubah gerakan dalam interval waktu tertentu, dan berusaha
untuk tidak terlihat oleh yang menebak. Apabila penebak bisa menemukan pemimpin, maka dia
dapat bergabung dalam lingkaran, dan pemimpin harus meninggalkan ruangan, dan peserta
kembali memilih pemimpin barunya. Dan melakukan permainan seperti sebelumnya.
Binatang apakah itu?
Mintalah peserta untuk berpasangan dan membentuk lingkaran. Letakan kursi berbentuk lingkaran
sehingga semua orang, kecuali sepasang (dua orang) tidak memiliki kursi. Tiap pasang secara
rahasia memilih satu nama binatang untuk mereka. Partisipan yang tidak memiliki kursi adalah
“Gajah”. Mereka akan berjalan mengelilingi lingkaran dan menyebutkan nama binatang-binatang.
Setiap kali nama binatang yang disebuntukan benar, sesuai dengan yang dipilih oleh pasangan
yang duduk dalam lingkaran, pasangan tersebut harus berdiri dan berjalan di belakang “Gajah”.
Hal ini dilanjuntukan, sampai tidak ada lagi yang tersisa, dan Pasangan Gajah tersebut, akan
menyebut “Singa” dan semua pasangan harus berusaha duduk di kursi yang tersedia. Pasangan
yang tidak memperoleh kursi, akan menjadi Gajah, dan permainan dilanjutkan kembali.
Matahari bersinar ...
Peserta berdiri atau duduk membentuk lingkaran dengan satu orang berdiri di tengah lingkaran.
Orang yang berada di dalam lingkaran mengatakan dengan lantang “matahari bersinar pada …..”
dan menyebutkan sebuah warna atau karakteristik baju yang dimiliki oleh peserta saat itu.
Contohnya : ‘Matahari bersinar pada semua yang memakai baju berwarna biru” atau ‘Matahari
bersinar pada semua yang memakai kaos kaki’ atau ‘ Matahari bersinar pada semua yang
berambut ikal”. Semua peserta yang memiliki atribut yang disebut harus berganti tempat satu
dengan lainnya. Orang yang ditengah lingkaran, akan berusaha menempati kursi atau tempat yang
ada pada lingkaran tersebut, dimana orang-orang tersebut bergerak untuk pindah tempat,
sehingga orang yang pindah tempat dan tidak bisa memperoleh tempat akan berdiri di tengah
lingkaran. Orang baru tersebut akan melakukan hal yang sama seperti permainan putaran
pertama, dengan menyebutkan “Matahari bersinar pada semua yang ……..” dan seterusnya.
COCONUT
Fasilitator memperlihatkan kepada peserta, bagaimana mengeja C-O-C-O-N-U-T dengan
menggunakan pergerakan tangan dan seluruh anggota tubuh. Semua peserta akan mencoba
secara bersama-sama. Ritme bisa dimulai pelan, dan kemudian dibuat semakin cepat.
Anggota Keluarga
Siapkan kartu-kartu dengan nama kelompok keluarga. Anda dapat menggunakan tipe profesi yang
berbeda-beda, seperti ; Ibu Petani, Bpk Petani, Adik Petani, Kakak Petani. Atau anda dapat
memberikan nama-nama binatang dan buah-buahan. Tiap kelompok keluarga harus memiliki
empat atau lima anggota dalamnya. Tiap peserta diberikan satu kartu dan mintalah mereka untuk
berjalan mengitari ruangan. Jelaskan, ketika anda menyebutkan “Reuni Keluarga”, maka semua
orang harus berusaha secepat mungkin untuk bergabung dengan ‘kelompok keluarganya’.
MENULIS DENGAN TUBUH
Mintalah peserta untuk menulis nama mereka di udara dengan menggunakan bagian tubuh.
Mereka bisa memilih untuk menggunakan, tumit, kaki, siku, dll. Tiap peserta tidak boleh memilih
bagian tubuh yang sudah digunakan oleh peserta yang lain.
NAMA DI UDARA
Mintalah peserta untuk menulis nama mereka di udara, dimulai dengan menggunakan tangan
kanan, kemudian menggunakan tangan kiri. Setelah itu mintalah mereka untuk menuliskan nama
mereka dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan.
Menari atau Berjoget di atas Kertas
Fasilitator menyiapakan kertas berukuran Koran. Peserta diminta berpasangan. (Sebaiknya
berpasangan sejenis ; laki dan laki atau perempuan dan perempuan). Setiap pasangan diberikan
selembar Koran. Peserta akan berdansa atau berjoget atau menari (sesuai yang disepakati
bersama), setiap kali mendengar fasilitator bertepuk tangan atau memutar music. Ketika music
atau tepukan tangan dihentikan, setiap pasangan harus diam dan tetap berdiri di atas lembaran
Koran masing-masing. Selanjutnya ketika fasilitator bertepuk tangan atau memutar music kembali,
setiap pasangan harus membagi lembaran Koran mereka menjadi dua, dan kemudian kembali
berdiri diatasnya sambil berdansa, bergoyang atau menari. Permainan dilanjuntukan hingga kertas
semakin kecil, dan pasangan yang ketika music atau tepukan tangan selesai berada di luar
kertasnya, dianggap kalah. Permainan dilanjutkan sampai menemukan pemenangannya.
Siapa Saya ?
Tulislah dilembaran kertas berukuran 4 x 7 cm dan tempelkan di belakang punggung peserta.
Pastikan peserta tersebut tidak melihatnya. Nama yang ditulis adalah nama orang terkenal di
dunia atau di Indonesia (yang masih hidup atau sudah meninggal) yang dipastikan semua orang
tahu atau pasti mengenalnya. Mintalah peserta untuk berjalan mengelilingi ruangan, dan saling
bertanya satu dengan yang lain menyangkut identitas nama yang ditulis dipunggung mereka.
Pertanyaan hanya boleh dijawab dengan “Ya atau Tidak”. Contoh pertanyaan : apakah dia
perempuan? Apakah dia laki-laki? Apakah dia seorang artis? Apakah dia sudah meninggal?
Dll. Permainan selesai, setelah semua orang bisa menemukan siapa nama tokoh tenar yang
ditulis di punggungnya.
Prrr” and “Pukutu”
Mintalah peserta untuk membayang 2 jenis burung. Yang satu disebut ‘prrr” dan yang lainnya di
sebut ‘perkutut’. Jika fasilitator menyebut ‘prrr’, maka semua peserta harus berdiri dengan ujung
jarinya (berjingkrak) sambil membuka kakinya ke kanan dan menutup, seperti burung
mengepakkan sayapnya. Jika fasilitator menyebutkan ‘perkutut’, maka semua peserta akan
menghentikan gerakannya, dan tetap mempertahankan posisi diam.
Air Pasang dan Air Surut
Buatlah garis yang diumpamakan sebagai garis pantai. Mintalah peserta untuk berdiri dibelakang
garis tersebut. Ketika fasilitator meneriakan “Air Surut”, maka semua orang harus melompat
melewati garis. Ketika fasilitator meneriakan “Air Pasang”, semua orang kembali meloncat ke
belakang garis (tempatnya semula). Jika fasilitator meneriakan “Pasang Surut”, maka peserta yang
bergerak akan keluar dari permainan.
Saya Berlibur
Semua orang duduk membentuk lingkaran besar. Fasilitator mulai dengan mengatakan “saya
berlibur dan berjabat tangan”, dan fasilitator ‘berjabat tangan dengan orang yang duduk disebelah
kanannya”. Kemudian orang tersebut akan melanjuntukan dengan; “saya berlibur, dan berjabat
tangan dan menepuk pundak”, kemudian menjabat tangan dan member tepukan di pundak pada
peserta disebelah kanannya. Tiap orang akan mengulang dan melakukan apa yang dikatakan oleh
orang disebelah kirinya dengan menambahkan satu kata dari list yang didengarnya. Lakukan terus
sehingga semua orang mendapat kesempatan.
Raja Telah Mati
Orang pertama menyampaikan kepada tetangganya (disebelah kanan dan kirinya) bahwa, “Raja
telah mati”. Tetangganya akan bertanya, “Bagaimana ia mati?” dan orang pertama akan menjawab
“Ia mati dalam keadaan seperti ini, dan orang tersebut membuat gerakan atau suatu pose yang
harus diikuti oleh semua peserta”. Orang kedua mengulang pernyataan dan orang ke-tiga
bertanya, “Bagaimana ia mati?”, orang kedua akan menambahkan satu pose yang lain dari yang
dilakukan orang pertama, dan diikuti oleh semua peserta. Permainan ini dilakukan hingga terlalu
banyak gerakan yang harus dilakukan dan sulit untuk diingat.
Siapa yang anda suka?
Mintalah peserta untuk membawa kursinya dan duduk membentuk lingkaran. Mintalah peserta
untuk berhitung secara bergiliran dari satu, dua, tiga, dan seterusnyanya sampai pada orang
terakhir. Fasilitator berdiri di tengah. Fasilitator akan memulai permaianan dengan menanyakan
pada seseorang: “Siapa yang anda suka”? Jika orang tersebut menjawab: “Saya suka dia”…maka
semua orang akan berdiri dan bergerak mencari tempat duduk yang lain .Akan selalu ada satu
orang yang tidak memiliki kursi dan akan berdiri di tengah lingkaran. Orang ditengah lingkaran
tersebut Orang yang tidak memiliki kursi, akan berdiri di tengah dan mulai bertanya kembali
kepada orang lain : Siapa yang anda suka?” Jika orang tersebut menjawab : “ Saya suka dia”…
maka permaianan akan seperti sebelumnya. Namun jika orang tersebut menjawab : “saya tidak
suka dia?”, maka orang ditengah lingkaran akan bertanya kembali ; “Siapa yang anda mau?”
orang tersebut harus menyebutkan dua atau empat atau enam angka (nomor), dan orang yang
memiliki nomor tersebut harus berdiri dan saling bertukar tempat. Dimana orang-orang tersebut
harus bergerak bertukar tempat secara menyilang (yang berada di sisi kanan lingkaran harus
bergerak ke sisi kiri lingkaran, dan sebaliknya. Orang yang tidak mendapat tempat duduk akan
berdiri di tengah lingkaran dan memulai permainan.
Pasangan Menutup Mata
Halangan atau hambatan di buat dan di letakan di lantai agar semua bisa melihatnya. Peserta di
bagi berpasangan. Satu orang ditutup matanya dengan sapu tangan besar, sehingga tidak bisa
melihat. Pasangannya akan bertindak sebagai pemandu. Akan membawa pasangannya yang
ditutup matanya untuk berkeliling ruangan dan melewati halangan atau tantangan-tantangan yang
di berikan. Untuk membimbing pasangannya, pemandu harus memegang tangan sebelah kiri
temannya dan berjalan berjajar. Pemamndu harus bisa memandu temannya untuk melewati
tantangan sampai selesai.
Bola dibawah dagu
Buatlah bola dari gumpalan kertas yang tersedia. Peserta dibagi dalam kelompok kecil 8 atau 10
orang dan membuat satu baris memanjang. Bola akan diberikan kepada temannya dengan cara
melewatkan dibwah dagunya. Peserta berikutnya akan mengambil dan melakukan hal yang sama
ke teman berikutnya. Sampai bola tersebut diterima oleh orang terakhir di barisannya. Jika bola
jatuh dan belum mencapai orang terakhir, maka bola tersebut harus diberikan kembali kepada
orang pertama untuk memulainya kembali. Untuk membuat suasana riang, tentukan batas waktu,
sehingga peserta akan berlomba untuk keluar sebagai pemenang.
Dokter Katakan
Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa mereka harus mengikuti perintah atau instruksi
ketika fasilitator memulai instruksi dengan menyebutkan; “Dokter katakan….. jika fasilitator tidak
memulai suatu intstruksi dengan kata “Dokter katakan,… maka peserta tidak boleh mengikuti
instruksi itu !Fasilitator memulai permainan dengan mengatakan, “Dokter katakan, tepuk tangan
anda”, sambil bertepuk tangan. Dan peserta mengikuti. Fasiitator mempercepat ritme aksinya
dengan selalu diawali dengan kata, “Dokter kata-kan…”. Setelah beberapa saat fasilitator
menghilangkan kata “Dokter kata-kan…” peserta yang melakukan perintah akan dikeluarkan dari
permainan. Permainan dilanjuntukan sampai dirasakan cukup oleh peserta dan fasilitator, telah
cukup memberikan penyegaran atau kesegaran.
Garis Terpanjang
Permainan ini membutuhkan ruangan yang cukup luas atau mungkin di luar ruangan kecil yang
terdiri dari 8 atau 10 orang. Jelaskan bahwa tugas mereka adalah untuk membuat sebuah garis
panjang dengan menggunakan tangan satu kali. Gunakan anggota tubuh peserta dan benda
lainnya yang dimiliki saat itu oleh tiap peserta bahkan mungkin yang ada di dalam kantongnya.
Peserta tidak diperkenankan mengambil barang lain dari dalam ruangan atau disekitar halaman
dimana permainan dilakukan. Berikan tanda kapan permainan akan dimulai dan tentukan waktu
untuk melakukan tugas tersebut. Contohnya: Tiap kelompok diberikan waktu 2 menit untuk
membentuk garis sepanjang mungkin yang bisa dilakukan oleh mereka.
Orkestra
Bagi kelompok menjadi dua bagian dan mintalah mereka satu kelompok menepuk tangan dan
kelompok lainnya menepuk lutut atau paha. Fasilitator bertindak sebagai pemimpin dari orchestra,
control volume dengan mengangkat dan menurunkan sikutnya. Permainan bisa dilanjutkan dengan
meminta peserta secara suka rela memimpin.
Teriakan Sepakbola
Peserta mengandaikan sedang menonton pertandingan bola. Fasilitator membagi kelompok dalam
beberapa bagian, seperti : Kick, Dribble, Pass, Header. Fasilitator memimpin permaianan, setiap
kali satu kelompok ditunjuk mereka harus meneriakkan bagian mereka seperti : Kick, Dribble,
Pass, Header. Ketika fasilitator mengangkat tangannya, maka semua harus berteriak Gol!!!
Menyalurkan energi
Peserta berdiri atau duduk dalam lingkaran, genggam tangan temannya dan berkonsentrasi.
Fasilitator mengirimkan “tekanan dua kali” secara lembut ke tangan orang disamping kiri atau
kanannya secara bersamaan. Kemudian orang yang menerimanya akan mengirimkan tekanan
yang sama ke teman disebelahnya. Perhatikan apa yang terjadi ketika tekanan dikirim bertemu di
tengah.
Fizz buzz
Ajaklah peserta membuat lingkaran. Kemudian mintalah mereka untuk kita akan bermain
menghitung, sebanyak yang bisa dicapai. Caranya setiap angka yang bisa dibagi dengan “tiga’
akan disebuth “fizz” (tidak menyebutkan angka). Dan setiap angka yang bisa dibagi dengan lima
disebut “buzz” (tidak disebuntukan angkanya). Dan semua angka yang bisa dibagi dengan tiga dan
lima akan disebut “fizz buzz”. Lakukan permainan, lihatlah seberapa besar angka yang bisa
dicapai oleh kelompok!
Berhitung
Mintalah peserta untuk membuat lingkaran besar. Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan
melakukan perhitungan secara bersama dari 1 s/d 50. Aturan mainnya adalah : Tidak boleh
menyebutkan angka “tujuh (7)” atau semua angka yang merupakan kelipatan “tujuh (7). akan
menanyakan kepada seseorang : Siapa yang anda suka?” Jika orang tersebut menjawab : “ Saya
suka dia”… maka semua peserta, kembali harus berdiri dan berusaha memperoleh kursi untuk
duduk. Namun tiap orang yang mendapat hitungan “tujuh atau kelipatannya” cukup bertepuk
tangan. Pada saat seseorang bertepuk tangan, orang disebelahnya kemudian memulai dengan
menyebutkan angka selanjutnya. Jika peserta yang memperoleh angka “tujuh atau kelipatan tujuh”
menyebutkan angka (dan bukan bertepuk tangan), maka orang tersebut akan keluar dari
lingkaran, dan orang yang disebelahnya akan memulai perhitungan ulang dari angka satu (1).
Duduk diatas lutut
Peserta diminta berdiri dalam kelompok kecil secara rapat, dimana bahu saling bersentuhan.
Kemudian mintalah untuk hadap ke kiri, sehingga posisi bahu kanan mereka. Mintalah peserta
untuk meletakan tangan mereka diatas pundak teman di depannya, kemudian secara perlahan
berusaha untuk duduk, sehingga nantinya tiap-tiap orang akan duduk di atas lutut teman di
belakang-nya.
Orkestra Tanpa Instrumen
Jelaskan kepada peserta bahwa mereka akan membuat orchestra tanpa instrument atau alat
music. Orkestra akan menggunakan suara yang dapat dikeluarkan atau dihasilkan dari tubuh kita
seperti : tangan, kaki, suara dari mulut, bersiul, dan lain-lain, namun tidak menggunakan kata. Tiap
orang harus memilih satu suara. Beri waktu untuk masing-masing orang memilih. Jika sudah,
fasilitator bisa memulai mengarahkan peserta untuk memulai orkestranya. Bisa diawali dengan
fasilitator membagi bagian suara yang akan mulai lebih dulu, kemudian disusul yang lain, dan
seterusnyanya. Kelompok akan terkesima dengan hasil orkestra yang bisa diciptakan oelah
mereka tanpa alat music.
Saya Menyukai anda sebab...
Ajaklah seluruh peserta untuk duduk di dalam lingkaran dan mintalah masing-masing peserta
untuk mengatakan “Apa yang mereka sukai dari temannya yang duduk disebelah kirinya”.
Sebelum mulai, berilah waktu untuk perserta untuk memikirkan dulu jawaban mereka.
PUSTAKA
CARE International Indonesia. Kumpulan Materi Pelatihan Koordinator PMO; Keterampilan Fasilitasi dan Komunikasi. Tidak dipublikasikan. 2008.
CARE International Indonesia. Program Pelatihan “Train the Trainer” untuk CARE Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2. 2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kurikulum Pelatihan Pengawas Menelan Obat (PMO). Jakarta. 2009
Pusdiklat, BPPSDM Kesehatan, Depkes RI. “Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan Berorientasi Pembelajaran”. Jakarta. 2004.
Schwarz, Roger M. The Skilled Facilitator: Practical Wisdom for Developing Effective groups. Josey-Bass Publisher, San Fransisco, CA. 1994