library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1-00399-if... · web...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Umum
2.1.1 Data dan Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2010:34), data adalah fakta atau
observasi, khususnya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Data
didefinisikan sebagai pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) atau
entitas (seperti manusia, tempat, barang dan kejadian).
Sedangkan informasi didefinisikan sebagai data yang memiliki
konteks yang berarti dan berguna bagi para pengguna.
2.1.2 Intranet
Menurut O’Brien dan Marakas (2010:219), intranet adalah jaringan
di dalam organisasi yang menggunakan teknologi internet (seperti server
dan browser web, protokol jaringan TCP/IP, publikasi dokumen hypermedia
HTML, database) untuk menyediakan lingkungan yang mirip dengan
internet di dalam organisasi yang memungkinkan untuk saling berbagi
informasi, komunikasi, kerja sama, dan dukungan bagi proses bisnis.
Intranet dilengkapi dengan keamanan seperti password, enkripsi dan
firewall, sehingga dapat di akses oleh pemakai yang memiliki otorisasi
melalui internet.
11
2.1.3 Interaksi Manusia Komputer
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010:88-89), prinsip delapan
aturan emas dalam membuat rancangan antarmuka yang baik sebagai berikut:
1. Berusaha untuk konsisten
Dalam merancang antarmuka, diperlukan urutan aksi yang konsisten
dalam situasi yang serupa. Konsistensi juga harus digunakan pada
prompt, menu, layar bantu, keseluruhan warna, tampilan, kapitalisasi,
dan jenis tulisan.
2. Memenuhi universal usability
Rancangan antarmuka yang baik harus dapat mengenali kebutuhan
pengguna yang berbeda, baik dari rentang usia, kesehatan, perbedaan
keahlian dan keragaman teknologi. Misalnya, untuk pengguna
pemula diberikan penjelasan, dan untuk pengguna yang sudah ahli
diberikan fitur shortcut.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Sistem harus memberikan umpan balik untuk setiap tindakan yang
dilakukan pemakai. Untuk tindakan yang sering terjadi dan
membutuhkan hanya sedikit aksi, respon yang ada bisa dibuat secara
sederhana. Sedangkan untuk tindakan yang jarang dilakukan dan
membutuhkan banyak aksi, respon harus lebih ditonjolkan.
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir)
Urutan aksi dapat dibagi menjadi permulaan, pertengahan dan
penutupan. Saat pengguna telah selesai melakukan suatu aksi, maka
12
sistem harus memberikan umpan balik untuk mengisyaratkan
pengguna bahwa aksinya telah selesai dan siap untuk melanjutkan ke
aksi berikutnya.
5. Mencegah kesalahan
Rancangan antarmuka yang baik harus dapat mencegah pengguna
dari membuat kesalahan yang serius. Apabila pengguna melakukan
kesalahan, antarmuka harus dapat mendeteksi kesalahan dan
memberikan instruksi perbaikan yang sederhana, membangun, dan
spesifik.
6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
Sebisa mungkin aksi yang telah dilakukan dapat dikembalikan ke
keadaan semula. Pengguna dapat menghilangkan kekhawatiran
karena pengguna mengetahui bahwa kesalahan yang telah dilakukan
dapat dikembalikan ke keadaan semula (sebelum terjadi kesalahan).
7. Mendukung pusat kendali internal
Membuat pengguna merasa memegang kendali atas antarmuka dan
antarmuka memberi respon terhadap setiap aksi pengguna.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan manusia dalam memproses informasi pada ingatan
jangka pendek, maka saat membuat antarmuka sebaiknya buat
antarmuka yang sederhana. Hindarilah antarmuka dimana pengguna
harus mengingat informasi dari layar yang satu dan menggunakan
informasi tersebut pada layar lainnya.
13
ISO 9251 Ergonomics of Human-System Interaction (ISO, 2008) berfokus
pada keefektifan, efisiensi dan kepuasan pengguna sehingga ada 5 faktor
manusia terukur menurut Shneiderman dan Plaisant (2010: 32-33), yang
merupakan pusat evaluasi perancangan antarmuka, terdiri dari :
1. Waktu belajar
Waktu yang dibutuhkan pengguna untuk mempelajari cara memakai
perintah yang relevan.
2. Kecepatan kinerja
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu tugas.
3. Tingkat kesalahan pengguna
Banyak kesalahan dan jenis kesalahan apa saja yang dibuat
pengguna.
4. Daya ingat
Kemampuan pengguna dalam mempertahankan pengetahuannya
setelah jangka waktu tertentu. Frekuensi penggunaan berperan besar
dalam hal ini.
5. Kepuasan subjektif
Seberapa besar kesukaan pengguna dengan berbagai aspek dari
antarmuka. Jawaban dapat dipastikan dengan wawancara atau survei
tertulis yang meliputi skala kepuasan dan komentar dari pengguna.
2.1.4 Database Management System
Menurut Connolly dan Begg (2010:57-66), database adalah
sekumpulan data yang terkait dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan
14
informasi dari sebuah organisasi. Salah satu pendekatan yang digunakan
dalam database adalah pendekatan file-based, yang merupakan sekumpulan
program aplikasi yang memberikan pelayanan kepada end-users, seperti
pembuatan laporan, dimana masing-masing program mendefinisikan dan
mengelola datanya sendiri. Pendekatan file-based memiliki keterbatasan-
keterbatasan seperti isolasi data, duplikasi data, ketergantungan data, format
file yang bertentangan, jenis query atau laporan yang dihasilkan bersifat
tetap.
Keterbatasan-keterbatasan dari pendekatan file-based dapat dikaitkan
pada dua faktor, yaitu:
1. Definisi dari sebuah data tertanam pada program aplikasi dan
bukannya tersimpan secara terpisah atau independen.
2. Tidak ada kontrol atas akses dan manipulasi data di luar program
aplikasi.
Pendekatan yang baru dibutuhkan untuk bisa menjadi lebih efektif yang
dikenal dengan Database Management System (DBMS). DBMS didefinisikan
sebagai sistem software yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan
(define), menciptakan (create), memelihara (maintain) dan mengatur (control)
akses ke dalam database. Biasanya, DBMS memungkinkan pengguna untuk
mendefinisikan database melalui Data Definition Language (DDL). Pengguna
mendefinisikan database dengan menentukan tipe dan struktur data, serta
batasan data yang disimpan di dalam database. DBMS juga memungkinkan
pengguna untuk insert, update, delete, retrieve data dari database melalui
15
Data Manipulation Language (DML). Bahasa query paling umum adalah
Structured Query Language (SQL).
Menurut Connolly dan Begg (2010:68-71), ada lima komponen utama
dari lingkungan DBMS yang terdiri atas:
1. Perangkat Keras (Hardware)
DBMS membutuhkan perangkat keras untuk berjalan. Perangkat keras
yang diperlukan dapat berupa single personal computer, single mainframe,
atau suatu jaringan komputer, tergantung kepada kebutuhan organisasi dan
DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS hanya berjalan pada perangkat
keras atau sistem operasi tertentu, dan sebagian lagi dapat berjalan pada
berbagai perangkat keras atau sistem operasi.
2. Perangkat Lunak (Software)
Komponen dari perangkat lunak terdiri dari software DBMS itu sendiri
dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasinya, termasuk
perangkat lunak jaringan apabila DBMS digunakan dalam suatu jaringan.
3. Data
Dari sudut pandang pengguna akhir, data merupakan komponen terpenting
dari lingkungan DBMS. Data berperan sebagai jembatan antara komponen
mesin dan komponen manusia. Database terdiri atas operasional data dan
metadata.
4. Prosedur
Prosedur mengarah pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang
menentukan rancangan dan kegunaan dari basis data. Pengguna sistem
16
yang mengelola database memerlukan dokumentasi prosedur mengenai
cara menggunakan atau menjalankan sistem.
5. Manusia (People)
Manusia adalah komponen terakhir yang terlibat dalam sistem. Ada 4
macam manusia yang terlibat dalam DBMS, yaitu data dan database
administrator, database designer, application developer dan end-user.
2.1.5 Unified Modeling Language
Menurut Whitten dan Bentley (2007:371), Unified Modeling
Language (UML) adalah sekumpulan pemodelan sederhana yang digunakan
untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem piranti lunak yang
terkait dengan objek.
2.1.5.1 Use Case Diagram
Whitten dan Bentley (2007:246) mendefinisikan use case
diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara
sistem-sistem eksternal dan pengguna dengan sistem yang terlibat di
dalamnya. Diagram ini menggambarkan siapa yang terlibat dalam
penggunaan sistem dan dengan cara apa pengguna akan berinteraksi
dengan sistem. Use case diagram pada umumnya terdiri atas: use
case, actor, system boundary dan relationship (associations, extends,
uses, depends on, inheritance relationship).
17
Gambar 2.1 Contoh Use Case Diagram
2.1.5.1 Use Case Narrative
Menurut Whitten (2007:256-258), use case narrative atau
use case description berguna untuk mendokumentasikan kebutuhan
bisnis guna memberikan pemahaman terhadap kejadian dan
kepentingan di dalam use case. High level use case narrative
memberikan gambaran umum mengenai deskripsi use case untuk
menjelaskan hal penting mengenai use case. Sedangkan low level
use case narrative menjelaskan deskripsi langkah-langkah
dimulainya aktor menginisiasi use case dan dilanjutkan hingga
selesai seluruh langkah bisnis use case.
18
Tabel 2.1 Low Level Use Case Narrative
a. Use case name: merepresentasikan tujuan yang akan dicapai oleh
use case dan dimulai dengan kata kerja.
b. Actors: para pemangku kepentingan yang memperoleh manfaat
dari eksekusi use case dengan menerima suatu nilai yang
terukur.
c. Description: ringkasan singkat mengenai tujuan use case dan
aktivitasnya.
d. Preconditions: batasan yang harus dipenuhi sebelum use case
dapat dijalankan.
19
Use case name LoginActors Administrator, knowledge leader, dan knowledge
workerDescription Use Case ini menggambarkan proses login yang
dilakukan oleh aktor. Login dilakukan sebagai langkah awal untuk dapat melakukan akses ke dalam KMS.
Preconditions Aktor harus sudah terdaftar sebagai anggota yang terlibat dalam KMS.
Postconditions 1. Aktor dapat melakukan akses dan knowledge sharing.
2. Administrator dapat mengatur konten di dalam KMS.
Normal Flow Actor Action System ResponseStep 1: Aktor membuka website KMS.Step 2: Aktor memasukkan username dan password.
Step 3: Sistem akan memvalidasi username dan password yang dimasukkan oleh aktor dengan mencocokkan datanya ke serverActive Directory.
Alternate Flow Alt-Step 2: Jika aktor lupa dengan username atau password, maka dapat melakukan permintaan password baru ke administrator.
e. Postconditions: kejadian setelah use case di eksekusi.
f. Normal Flow: urutan normal aktivitas yang dilakukan aktor dan
sistem.
g. Alternate Flow: mencatat pengecualian atau variasi yang terjadi
di luar normal flow.
2.1.5.2 Activity Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007:390-394), activity
diagram dapat digunakan untuk menggambarkan aliran sebuah
proses bisnis, langkah-langkah dari sebuah use case atau aktivitas
dari sebuah sistem. Activity diagram membantu berpikir melalui
logika sistem. Activity diagram mirip dengan flowchart dalam
menggambarkan rangkaian aliran yang berurutan dari sebuah proses
bisnis atau use case. Perbedaannya dengan flowchart adalah activity
diagram menyediakan mekanisme untuk menggambarkan aktivitas
yang terjadi secara paralel.
Berikut ini beberapa notasi yang digunakan dalam activity diagram
dan fungsinya:
1. Initial node
Node yang menggambarkan awal dari sebuah proses.
2. Actions
Menggambarkan langkah-langkah. Rangkaian actions yang
berurutan membentuk keseluruhan aktivitas yang digambarkan
oleh diagram.
20
3. Flow
Panah yang menunjukkan urutan selanjutnya dari sebuah action.
4. Decision
Berbentuk diamond dengan satu panah (flow) masuk dan dua
atau lebih panah yang keluar. Panah yang keluar dari decision
menunjukkan masing-masing kondisi.
5. Merge
Berbentuk diamond dengan dua atau lebih panah masuk dan satu
panah keluar. Merge menggabungkan flow yang telah terpisah
sebelumnya oleh decision.
6. Fork
Merupakan bar dengan satu panah masuk dan dua atau lebih
panah yang keluar, dimana actions dapat dilakukan secara
paralel (bersamaan).
7. Join
Merupakan bar dengan dua atau lebih panah masuk dan satu
panah keluar, dimana dua atau lebih actions tersebut mempunyai
tujuan yang sama dan tujuannya akan digabungkan menjadi satu.
8. Activity Final
Activity Final digunakan untuk menggambarkan akhir dari
sebuah proses.
Untuk mengelompokkan aktivitas berdasarkan aktor atau
kelas tertentu (dalam sebuah urutan yang sama), digunakan sebuah
21
swimlane. Sebuah activity diagram memungkinkan untuk
mempunyai tiga atau lebih swimlane.
Untuk use case yang memiliki logika kompleks, dapat
dibangun lebih dari satu activity diagram. Namun tidak harus
membuat activity diagram untuk masing-masing use case. Activity
diagram digunakan untuk menyampaikan logika sistem ke
programmer. Walaupun begitu, pengguna dapat mengalami
kesulitan dalam mengikuti logika sistem. Oleh karena itu, pengguna
dapat lebih memahami logika sistem dengan menggunakan use case
narrative atau disebut use case description.
Tabel 2.2 Notasi-Notasi Activity Diagram
Simbol KeteranganInitial node
Actions
Flow
Decision
Merge
Fork
Join
Activity Final
22
2.1.5.3 Class Diagram
Menurut Whitten (2007 : 400), class diagram adalah
gambaran grafik dari struktur objek statik sebuah sistem. Dengan
class diagram, dapat dilihat objek sebuah kelas yang menyusun
sebuah sistem dan hubungan antar objek kelas tersebut. Relasi
dalam class diagram antara lain :
1. Relasi asosiasi : asosiasi antara dua objek kelas menggambarkan
apa saja yang perlu diketahui kelas tersebut terhadap kelas
lainnya. Hal ini mengakibatkan sebuah kelas dapat merefensi ke
kelas lainnya dan mengirimkan pesannya. Setelah ditentukan
asosiasi, multiplicity perlu didefinisikan.
2. Relasi generalisasi/spesialisasi : disebut juga hirarki klasifikasi
atau relasi "merupakan", terdiri atas kelas supertipe (abstract
atau parent) dan kelas subtipe (concrete atau child). Kelas
supertipe adalah kelas umum yang terdiri atas atribut universal
dan sifat-sifat hirarkinya. Sedangkan kelas subtipe memiliki
atribut dan sifat yang unik pada objek tersebut namun juga
mewarisi atribut dan sifat dari supertipe.
3. Relasi agregasi/komposisi : agregasi adalah tipe relasi yang
unik dimana sebuah objek "merupakan bagian" dari objek
lainnya. Relasi ini sering disebut sebagai relasi keseluruhan atau
sebagian dan dapat dibaca sebagai "Objek A mengandung objek
B dan objek B adalah bagian dari objek A". Relasi agregasi
24
bersifat asimetrik dimana objek B adalah bagian dari objek A,
tetapi objek A bukan bagian dari objek B.
Gambar 2.3 Contoh Class Diagram
2.1.6 Proses Model Iterasi
Menurut Pressman (2010:41), proses model Iterasi atau disebut
incremental process model adalah salah satu metode perancangan software
dengan perulangan (iterasi) yang berurutan. Incremental process model pada
iterasi pertama merupakan inti dari software secara keseluruhan. Untuk
pengembangan lanjutan dan evaluasi sistem dilakukan pada iterasi berikutnya.
Iterasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dan kebutuhan yang
sesuai dengan kebutuhan sistem beserta penambahan fitur tambahan atau
25
fungsionalitas yang dibutuhkan. Proses tersebut terus diulang hingga pada
proses deployment sampai menghasilkan software yang lengkap.
Berikut tahap-tahap dalam incremental model:
1. Communication
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan kebutuhan
software terlebih dahulu dan memahami secara jelas software seperti apa
yang diharapkan pengguna. Hal tersebut akan membantu dalam
mendefinisikan fitur-fitur dan fungsi yang dibutuhkan oleh software. Tahap
ini bisa dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan, wawancara,
survei atau diskusi dengan pengguna secara langsung.
2. Planning
Kegiatan perencanaan digunakan untuk memandu tim dalam pembuatan
software. Perencanaan meliputi tugas yang harus dilakukan selama
pengerjaan software, risiko yang mungkin terjadi, banyaknya sumber daya
yang dibutuhkan, dan jadwal pengerjaan software.
3. Modeling
Tahap ini digunakan untuk menganalisa kembali kebutuhan software
dengan tujuan untuk menspesifikasikan kebutuhan software dan
mendefinisikan kebutuhan software secara rinci. Pada tahap ini biasanya
dilakukan pembagian dari keseluruhan software menjadi modul-modul
kecil.
4. Construction
Tahap ini digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan software ke dalam
bentuk kode bahasa pemrograman, dan menggabungkan kembali modul-
26
modul menjadi sebuah software yang lengkap. Kemudian dilakukan tahap
pengujian untuk memastikan tidak terjadi kesalahan pada software yang
telah dibuat dan sudah sesuai dengan kebutuhan software.
5. Deployment
Software yang telah dirancang (sebagai software lengkap atau peningkatan
sebagian selesai) lalu diimplementasikan ke pengguna untuk mendapatkan
umpan balik dan evaluasi terhadap sistem.
Gambar 2.4 Incremental Process Model
27
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Knowledge
Menurut Pearlson dan Saunders (2009:349), knowledge adalah
campuran dari informasi kontekstual, pengalaman, aturan dan nilai-nilai.
Knowledge bersifat lebih mendalam dan bernilai daripada informasi
karena knowledge merupakan hasil pemikiran seseorang mengenai sebuah
informasi yang telah ditambahkan pengalaman seseorang dan
pendapatnya yang unik.
Menurut Ilvonen (2010:353), knowledge adalah interpretasi yang
dibuat berdasarkan informasi dan pengalaman seseorang. Knowledge
diciptakan dengan memproses data dan informasi melalui interpretasi,
pemahaman dan pengalaman seseorang. Konsep sebuah knowledge
tergantung pada pengguna dan konteks, sehingga dapat berarti berbagai
hal. Hal ini dapat berarti data, sejumlah besar fakta dan angka yang
tersimpan untuk berbagai jenis database, atau bisa berarti informasi yang
disimpan dan diproses oleh berbagai jenis sistem komputer. Hal ini juga
bisa berarti informasi yang tersimpan di perpustakaan dalam bentuk buku
dan jurnal, pengetahuan karyawan, baik yang melekat pada diri mereka
atau di komputer sebagai dokumen, misalnya proses kerja.
Menurut Dadzie, Lanfranchi dan Petrelli (2009: 198), knowledge
merupakan hasil interpretasi, pemikiran dan pendapat seseorang
mengenai sebuah informasi. Knowledge bersifat individual dan pribadi.
28
2.2.2 Management
Menurut Robbins dan Coulter (2012:8), management adalah
sebuah proses koordinasi dan mengawasi aktivitas pekerjaan supaya
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Menurut Birkinshaw dan Goddard (2009:83), management adalah
tentang bagaimana menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain. Manajemen berkaitan dengan pekerjaan
sehari-hari dalam menentukan tujuan, memotivasi usaha yang dilakukan,
mengkoordinasikan aktivitas dan membentuk keputusan.
Menurut Gao, Li, dan Clarke (2008:7-8), istilah management
umumnya berarti tindakan mengatur dan mengendalikan bisnis atau
organisasi serupa. Hal ini dapat mencakup dua bagian: tanggung jawab
dan kontrol. Manajemen berarti perencanaan interaktif atau strategi
organisasi, memfasilitasi peserta, membangun atau memelihara
konfigurasi yang baik, serta memberdayakan, mendukung dan
memotivasi para profesional.
2.2.3 System
Menurut O’Brien dan Marakas (2010:26), System adalah
sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batas yang
jelas, bekerja bersama untuk mencapai sebuah tujuan dengan menerima
input dan menghasilkan output dalam proses yang teratur.
29
2.2.4 Knowledge Management
Menurut Poonkundran (2009:17), knowledge management adalah
sebuah filosofi bisnis. Knowledge management merupakan kumpulan dari
prinsip-prinsip, proses, struktur organisasi dan aplikasi teknologi yang
membantu orang membagikan dan meningkatkan knowledge mereka
untuk memenuhi tujuan bisnis mereka.
Menurut Gao et al. (2008:13), knowledge management dalam
suatu organisasi bisnis berarti mengelola kegiatan knowledge worker,
yang dicapai dengan memfasilitasi, memotivasi, memimpin, dan
mendukung knowledge worker dan menyediakan atau memelihara
lingkungan kerja yang sesuai.
Menurut Vo (2012:79), knowledge management bertujuan untuk
menangkap dan mendistribusikan knowledge di dalam organisasi melalui
penerapan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat dibagikan
kepada semua karyawan.
Menurut Watson (2003:5), knowledge management melibatkan
perolehan, penyimpanan, pencarian, penerapan, penghasilan dan
penelaahan terhadap aset knowledge sebuah organisasi dengan cara yang
terkontrol.
2.2.5 Knowledge Management System
Menurut O’Brien dan Marakas (2010:65), Knowledge
Management System mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang
30
modern seperti internet, intranets, extranets, data warehouses untuk
mengatur, meningkatkan dan memperlancar intra- dan inter- knowledge
management.
Menurut Chen dan Xu (2010:219), Knowledge Management
System adalah cara untuk mencapai tujuan dari knowledge management
yang diterapkan oleh organisasi dan kelompok industri dengan
menggunakan teknologi informasi. Knowledge Management System
mencakup beberapa kondisi hard environment seperti peralatan teknologi
informasi, dan serangkaian kondisi soft environment seperti sistem
organisasi.
2.2.5.1 Tacit dan Explicit Knowledge
Menurut Groff dan Jones (2003:3), ada dua tipe utama dari
knowledge. Tipe yang pertama dan paling umum adalah tacit knowledge.
Tipe yang kedua adalah explicit knowledge. Tacit knowledge mengacu
pada knowledge pribadi yang melekat dalam pengalaman individu dan
melibatkan faktor-faktor seperti keyakinan, perspektif dan nilai-nilai
pribadi. Explicit knowledge mengacu pada tacit knowledge yang sudah
didokumentasikan. Explicit knowledge biasanya dalam bentuk bahasa
formal dan lebih mudah dipindahkan antara individu-individu.
Menurut Evers, Gerke, dan Menkhoff (2010), tacit knowledge
pada dasarnya adalah pengalaman yang diperoleh melalui tindakan,
sedangkan explicit knowledge mengacu pada pengetahuan yang disimpan
dan dibuat dalam buku, databanks atau jenis media lainnya. Turnover
31
karyawan tinggi menimbulkan tantangan manajemen dalam memelihara
kompetensi dalam sebuah organisasi, karena tacit knowledge hilang.
2.2.5.2 People, Process, Technology
People, process dan technology saling terintegrasi membentuk suatu
landasan yang kuat dalam membangun knowledge management.
Menurut Tobing (2007:100), dari sisi people, knowledge leader
merupakan seseorang pemimpin yang dapat bersikap profesional. Knowledge
leader juga memiliki wawasan yang luas dan mampu memfasilitasi berbagai
pihak dalam berbagi knowledge, berkolaborasi dan belajar. Knowledge leader
memiliki karakteristik komunikatif, yaitu mampu melakukan komunikasi dan
koordinasi secara virtual dan tatap muka. Knowledge worker menurut Tobing
(2007:81-82) adalah orang-orang yang memiliki kompetensi yang tinggi, dinamis
dan memiliki daya yang tinggi untuk mempelajari dan memahami isu-isu baru
serta menciptakan peluang yang positif pada setiap situasi. Knowledge worker
merupakan inti dan penggerak utama suatu organisasi berbasis knowledge dengan
mengakses, mengolah, menganalisis, menyimpan dan mentransfer knowledge.
Knowledge worker biasanya mengetahui bagaimana melakukan hal secara benar,
sehingga mereka lebih membutuhkan seorang leader yang dapat menginspirasi
mereka untuk melakukan hal yang benar.
Dari segi proses, menurut Tobing (2007:65-66), KM melakukan proses
pengumpulan, penyimpanan dan pemeliharaan berbagai knowledge yang dimiliki
organisasi dan karyawannya. Setelah itu, KM memastikan bahwa knowledge
organisasi dapat didistribusikan sesuai keperluan dan otoritas yang dimiliki.
32
Tobing berpendapat bahwa proses inti dalam KM sangat bervariasi, namun inti
dari proses KM meliputi knowledge creation, knowledge retention, knowledge
sharing dan knowledge utilization.
Dari segi teknologi, menurut Tobing (2007:30), penggunaan teknologi
informasi menjadi salah satu enabler dari knowledge management karena
semakin banyak proses yang diotomasi dan semakin banyak pekerja yang
melakukan analisis, mengeksekusi proses bisnis maupun untuk berkomunikasi.
Tujuan utama penggunaan teknologi dalam knowledge management adalah untuk
mendistribusikan knowledge yang memungkinkan knowledge tersebut dapat
didistribusikan secara luas dalam organisasi dan menjadi milik kolektif organisasi
tersebut. Teknologi KM dibangun untuk memfasilitasi proses-proses dalam KM.
2.2.5.3 Konversi Knowledge
Menurut Marley (2012:5-6), mengutip dari Nonaka dan Takeuchi, sebuah
organisasi yang ingin menjadi knowledge-creating company harus menempatkan
proses knowledge creation di tengah-tengah sumber daya manusia. Knowledge
creation terjadi melalui proses interaksi (knowledge sharing) diantara anggota-
anggota organisasi melalui interaksi antara explicit knowledge dan tacit
knowledge dan sebaliknya. Interaksi antar knowledge inilah yang dinamakan
sebagai konversi knowledge.
33
Gambar 2.5 Nonaka and Takeuchi Model of Knowledge Conversion
Ada empat jenis dari konversi knowledge, yaitu:
1. Socialization
Socialization merupakan proses konversi tacit knowledge menjadi tacit
knowledge yang baru melalui pengalaman bersama. Karena tacit knowledge
sulit untuk dirumuskan, tacit knowledge hanya bisa diperoleh melalui
pengalaman bersama, contohnya dengan menghabiskan waktu bersama atau
tinggal di lingkungan yang sama. Socialization bisa terjadi saat rapat antar
karyawan dimana biasanya para karyawan mendiskusikan dan
mengemukakan pengalaman masing-masing.
2. Externalization
Externalization mengacu pada konversi tacit knowledge menjadi explicit
knowledge yang baru. Contoh dari proses konversi ini adalah
pendokumentasian notulen rapat dan dokumen experts.
3. Combination
Ini adalah proses konversi explicit knowledge menjadi explicit knowledge
baru yang lebih sistematis. Explicit knowledge dikumpulkan dari dalam
ataupun luar organisasi dan kemudian digabungkan, disunting, atau diproses
34
untuk membentuk knowledge baru. Explicit knowledge baru tersebut nantinya
akan disebarkan diantara anggota-anggota organisasi.
4. Internalization
Proses merubah explicit knowledge menjadi tacit knowledge baru dinamakan
internalization. Dengan internalization, explicit knowledge yang dibuat
dibagi di seluruh organisasi dan diubah menjadi tacit knowledge oleh
masing-masing individu. Internalization berkaitan dengan ‘learning by
doing’. Seperti contoh, program pelatihan bisa membantu para peserta
pelatihan untuk memahami organisasi. Dengan membaca dokumen atau
panduan mengenai pekerjaan dan organisasi dan menunjukkannya dalam diri
mereka, para peserta pelatihan dapat menginternalisasi explicit knowledge
dalam dokumen-dokumen untuk memperkaya dasar tacit knowledge mereka.
Ketika knowledge diinternalisasi menjadi bagian dari dasar tacit knowledge
individu, knowledge menjadi aset yang berharga.
2.2.5.4 Proses Inti dari Knowledge Management
Menurut Fink dan Ploder (2009:48-49), mengutip dari Probst, Raub dan
Romhardt, untuk mengatur dan mengelola knowledge yang terdapat pada
organisasi dapat dimulai dengan mengelompokkan dan mengkategorikan
masalah yang ditemui di dalam organisasi. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dianggap sebagai proses inti knowledge
management yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Knowledge
management memiliki proses-proses inti sebagai berikut:
1. Knowledge Goal
35
Knowledge goal memberikan arah dan panduan bagi knowledge
management. Pada knowledge goal akan ditetapkan kemampuan yang harus
dikembangkan dan didistribusikan. Knowledge goals terdiri atas tiga level
yaitu:
a. Normative
Mengacu pada visi umum dari kebijakan-kebijakan organisasi serta
semua aspek dari budaya organisasi. Tujuan ini mengarah pada
pembangunan budaya organisasi agar menjadi sadar knowledge
(knowledge aware company culture) dan yang peka terhadap knowledge
dimana keahlian-keahlian individu didistribusikan dan dikembangkan
dalam organisasi.
b. Strategic
Berhubungan dengan sekumpulan program jangka panjang untuk
merealisasikan visi. Tujuan ini mengarah pada pendefinisian knowledge
utama yang terdapat pada organisasi dan penspesifikasian keahlian-
keahlian yang dibutuhkan pada masa mendatang.
c. Operational
Memastikan program strategis diimplementasikan dalam keseharian
aktivitas organisasi. Tujuan ini mengarah pada pengimplementasian
knowledge management serta menerjemahkan normative knowledge
management goal dan strategic knowledge management goal menjadi
tujuan yang nyata.
2. Knowledge Identification
36
Merupakan proses mengidentifikasi knowledge yang bersifat tacit maupun
explicit. Dengan adanya proses pengidentifikasian ini, diharapkan organisasi
akan mengetahui sejauh mana knowledge yang dimiliki oleh organisasi, agar
dapat digunakan dengan baik pada masa mendatang. Dengan identifikasi
yang jelas, diharapkan setiap individu dalam organisasi dapat melakukan
setiap pekerjaan dengan optimal karena adanya dukungan knowledge yang
jelas dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Knowledge identification
dibagi menjadi tiga, yaitu: structural, functional dan behavioral. Structural
berkaitan dengan struktur organisasi seperti job description dan proses bisnis.
Functional bertujuan untuk mengidentifikasi knowledge yang ada di diri
seorang karyawan yaitu melalui fungsi-fungsi pekerjaan tiap karyawannya.
Behavioral berkaitan dengan pendistribusian knowledge dari karyawan ke
karyawan lain yang biasanya diperoleh dari hasil diskusi antar karyawan.
3. Knowledge Acquisition
Melalui knowledge acquisition, organisasi diharapkan dapat menambah
knowledge yang belum dimiliki serta melengkapi knowledge awal organisasi.
Biasanya, knowledge acquisition bersumber dari luar organisasi seperti
hubungan dengan pelanggan dan mitra kerja yang saling mendukung yang
memiliki andil dalam menyediakan knowledge yang potensial untuk
perkembangan organisasi.
4. Knowledge Development
Merupakan proses yang melengkapi knowledge acquisition. Intinya adalah
menghasilkan knowledge baru untuk melengkapi dan menambah knowledge
yang sudah ada sebelumnya, sehingga berguna bagi organisasi dalam
37
melakukan inovasi dan peningkatan kualitas produk, karyawan maupun
strategi baru. Knowledge development difokuskan kepada penghasilan ide,
menggunakan kemampuan serta kreatifitas setiap individu dalam organisasi
untuk digunakan di masa mendatang.
5. Knowledge Sharing dan Distribution
Merupakan proses mengubah knowledge yang tadinya bersifat kolektif
menjadi sesuatu yang berguna bagi organisasi. Selain itu, knowledge sharing
dan distribution merupakan proses membagi dan menyebarkan pengetahuan
yang sudah dalam organisasi. Dengan adanya knowledge sharing dan
distribution, pengembangan kualitas individu dalam organisasi akan
meningkat. Hal ini tentunya akan berdampak pada kualitas organisasi secara
keseluruhan. Yang perlu diperhatikan pada aktifitas ini adalah penentuan
kepada siapa saja knowledge tersebut diberikan dan seberapa luas akses yang
diberikan.
6. Knowledge Utilization
Merupakan proses untuk memastikan bahwa knowledge yang ada di dalam
organisasi digunakan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan yang ada
sehingga benar-benar berguna untuk menunjang pengembangan organisasi.
7. Knowledge Retention
Knowledge yang ada di dalam setiap individu maupun organisasi tidak dapat
tersedia secara otomatis setiap waktu sehingga diperlukannya suatu
manajemen yang baik untuk mengelola knowledge dan pengalaman secara
berkesinambungan. Seringkali dalam organisasi terjadi kasus pengulangan
pekerjaan yang membuang waktu dan biaya, sehingga membuat organisasi
38
mengeluhkan pengulangan knowledge yang tidak terorganisir. Agar
knowledge yang berharga dapat terjaga dengan baik, proses penyeleksian,
penyimpanan dan pembaharuan knowledge yang bernilai bagi masa depan
harus dengan hati-hati dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan knowledge di dalam organisasi adalah media penyimpanan
knowledge tersebut. Dengan media yang baik, knowledge yang disimpan
akan terjaga dengan baik.
8. Knowledge Assesment
Merupakan proses untuk melakukan pengukuran atau penilaian dari aktivitas
proses inti knowledge management dalam organisasi. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh yang dihasilkan
knowledge di organisasi.
2.2.6 Blog
Menurut Vaezi, Torkzadeh dan Chang (2011:35), blog yang awalnya
disebut sebagai weblog, dapat didefinisikan secara sederhana sebagai situs
pribadi yang berisi ide dan pendapat dari seseorang. Konten dari sebuah blog
selain teks, blog post juga berisi gambar dan video yang dapat mendukung
teksnya. Blog mudah untuk dipelihara, biasanya oleh individu namun mungkin
juga kolaborasi beberapa orang yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja
dengan akses web.
Razmerita, Kirchner dan Sudzina (2009: 1028) menyatakan bahwa blog
post atau blog sebagian besarnya bersifat tekstual dan memiliki konten yang
bervariasi, dapat berupa berita, pendapat dan pengalaman seseorang. Blog dapat
39
digunakan untuk update ke orang lain mengenai aktivitas terbaru. Alasan lain
blog digunakan adalah untuk mengemukakan pendapat dan juga mendapatkan
umpan balik atas pendapatnya tersebut.
Dengan adanya blog, orang dapat melihat dari sudut pandang orang lain.
Penggunaan blog baru-baru ini dikaitkan dengan knowledge management.
McIntyre dan Nicolle (2008: 688) menyimpulkan bahwa blog memiliki potensial
sebagai tool internal dan eksternal untuk komunikasi dan knowledge
management. Blog adalah knowledge management tool yang baik untuk berbagi
informasi.
2.2.7 Wiki
Menurut Wei-Tsong dan Zu-Hao (2011:800-803), wiki adalah aplikasi
hypertext berbasis web yang memfasilitasi untuk menyunting secara
berkolaborasi dan didukung oleh mekanisme yang memantau setiap perubahan
dan kontribusi yang dibuat pada tiap bagian yang disunting. Banyak komunitas
virtual yang telah menggunakan aplikasi wiki karena keuntungannya yang
berkaitan dengan knowledge creation, berbagi, menyebarkan dan mengumpulkan
knowledge. Wiki memiliki tiga karakteristik utama. Karakteristik pertama adalah
open editing, yang memungkinkan pengguna secara bebas untuk menyunting
konten halaman. Karakteristik kedua dari wiki adalah mengontrol perubahan dan
keamanan, yang mengacu pada kemampuan untuk mempertahankan dan melacak
setiap perubahan yang terjadi dan versi konten yang terdapat pada wiki, serta
kemampuan administrator wiki untuk memilih pengaturan privasi yang berbeda
untuk menentukan siapa yang berhak melihat dan menyunting konten dari wiki
40
untuk memastikan kualitas wiki tersebut. Karakteristik terakhir adalah knowledge
structuring, menghubungkan dan membuat halaman dimana mengacu pada
kemampuan untuk mengelompokkan halaman pada wiki yang memuat berbagai
jenis konten ke dalam berbagai kategori berdasarkan kemiripan dan kemampuan
yang mengizinkan pengguna untuk menghubungkan satu halaman wiki dengan
halaman wiki lainnya ataupun halaman wiki dengan halaman di luar wiki. Para
penemu sering melaporkan pengaruh positif dari penggunaan aplikasi wiki untuk
memfasilitasi aktivitas knowledge management.
2.2.8 Meeting Minutes
Menurut Fiscus (2007:27), meeting minutes merupakan penjelasan
tentang apa yang terjadi dalam sebuah rapat. Dengan begitu, meeting minutes
menjadi catatan resmi dari rapat yang diadakan. Meeting minutes biasanya berisi
elemen penting dari sebuah rapat yaitu: tanggal, waktu, tempat diadakannya
rapat, apakah rapat tersebut merupakan rapat rutin atau rapat khusus, siapa
fasilitator dan siapa saja yang menghadiri rapat tersebut. Meeting minutes juga
mencakup keputusan dan hasil dari rapat. Meeting minutes biasanya ditulis saat
rapat selesai diadakan atau rapat sedang berlangsung agar detail dari rapat dapat
dituliskan selengkap mungkin.
2.2.9 Case-Based Reasoning
Menurut Brady, Menzies, El-Rawas, Kocaguneli dan Keung (2010:1007),
case-based reasoning (CBR) adalah metode pemecahan masalah yang sedang
berjalan dengan menganalogikan solusi dari masalah yang serupa yang pernah
terjadi sebelumnya. Pendekatan CBR mengumpulkan informasi tentang kasus-
41
kasus sebelumnya, dan kemudian mengambil informasi ini untuk kasus-kasus
serupa. CBR didasarkan pada adaptasi langsung dari kasus-kasus sebelumnya
berdasarkan kesamaan antara kasus-kasus tersebut dengan situasi saat ini. Solusi
sebelumnya dapat diadaptasi sehingga lebih cocok dengan masalah dan situasi
yang sedang dihadapi.
2.2.10 Discussion Forum
Notess (2009:41) menggambarkan discussion forum sebagai aplikasi
berbasis web dimana pengguna post sebuah pesan dan pengguna yang lain post
jawaban atau tanggapannya. Menurut McLoughlin dan Mynard (2009:148),
discussion forum memudahkan orang untuk memberikan pendapat, saran dan
mengajukan pertanyaan. Discussion forum merupakan sebuah tool yang
mendukung kolaborasi, dimana forum memberikan berbagai sudut pandang
terhadap setiap masalah atau ide.
Menurut Fu-Hsiang, Gwo-Dong, Chin-Yeh, dan Liang-Yi (2007:137),
dalam kolaborasi berbasis web, forum discussion diterapkan sebagai tool untuk
kolaborasi dan knowledge sharing paling mendasar karena diskusi merupakan
langkah pertama dari kolaborasi apapun.
2.2.11 Document Management System
Menurut Simonds (2008:22), Document management system (DMS)
merupakan repository yang digunakan untuk menyimpan, mengatur dan melacak
dokumen. Keuntungan dari document management adalah pengurangan
redudansi dokumen pada sistem. Document management adalah key enabler
dalam proses knowledge management (KM). KM berfokus dalam
42
mengumpulkan, menyimpan dan membagikan informasi. Penggunaan DMS
sangat berperan penting dalam memastikan bahwa informasi itu tersedia.
2.2.12 Knowledge Management Dashboard
Menurut Wall Street Network, Inc. (2012, 152), knowledge dashboard
merupakan KM tool yang berbentuk dashboard yang dirancang untuk membantu
pengguna dalam organisasi untuk memahami dan sadar akan pengetahuan yang
didistribusikan. Knowledge dashboard memiliki kemampuan untuk
menginformasikan kepada knowledge worker (biasanya seorang karyawan dari
sebuah organisasi yang menggunakan aplikasi KM) mengenai hal yang
dibutuhkan organisasi dari individu tertentu serta mendorong informasi dan
knowledge orang lain kepada individu tersebut. Knowledge dashboard
memungkinkan pengguna untuk selalu diinformasikan dan fokus terhadap apa
yang penting dalam organisasi karena dashboard menunjukkan knowledge dan
informasi apa yang harus diperhatikan. Knowledge dashboard terdiri dari filter
untuk menyaring informasi dan knowledge yang ada di dalam aplikasi KM.
Knowledge dashboard dan informasi di dalam dashboard berbeda bagi tiap
pengguna.
2.2.13 Microsoft SharePoint 2010
Menurut Rajagukguk (2010:1-2), SharePoint didefinisikan sebagai
sebuah platform perangkat lunak yang dikembangkan oleh Microsoft dengan
tujuan untuk memudahkan kolaborasi di web. SharePoint digunakan untuk saling
berkolaborasi dengan rekan kerja dalam membuat konten yang dinamis.
43
SharePoint memiliki user experience dan pengaturan konten yang baik
sehingga sangat memudahkan pengguna ketika sedang berinteraksi dengan
aplikasi tersebut. SharePoint dapat diintegrasikan dengan produk Microsoft
Office lainnya, sebagai contoh SharePoint dapat diintegrasikan dengan Office
Word. Bentuk kolaborasinya adalah dokumen Word dapat disimpan dalam
SharePoint dan pengguna yang berhak dapat menyunting dokumen tersebut.
Ketika dokumen tersebut telah selesai disunting maka dokumen tersebut dapat
disimpan dalam SharePoint, semua status perubahan dokumen serta orang yang
mengubahnya tercatat dalam SharePoint.
SharePoint dapat diintegrasikan dengan produk Microsoft Office lainnya,
seperti Microsoft Office Excel, Power Point, Access, Visio, email Outlook, dll
yang mempunyai kemampuan kolaborasi dokumen dalam organisasi. Adanya
dukungan search yang memudahkan pengguna mencari dan menemukan konten
yang dibutuhkan secara cepat. Selain itu, SharePoint dapat diakses di beberapa
browser yang berbeda, bahkan mobile web browser. Office Web Application juga
dapat digunakan di situs SharePoint sehingga pengguna dapat menulis,
membaca, mengubah dan menyimpan dokumen Office langsung di browser.
Pengaturan konten di SharePoint juga didukung oleh adanya fitur versioning.
Fitur versioning ini dapat melacak semua perubahan yang terjadi pada konten di
dalam situs SharePoint, bahkan menyimpan setiap perubahan yang dilakukan
pengguna, sehingga pengguna dapat melihat dan mengembalikan versi konten
sebelumnya.
Arsitektur SharePoint 2010 menurut Pialorsi (2011:13) adalah sebagai berikut:
44
Gambar 2.6 Arsitektur Microsoft SharePoint 2010
Operating system yang digunakan oleh SharePoint 2010 adalah Microsoft
Windows Server 2008 atau Microsoft Windows Server 2008 R2. Atau juga dapat
diinstall di Microsoft Windows 7 atau Microsoft Windows Vista SP1/SP2.
SharePoint 2010 menggunakan operating system 64-bit.
SharePoint 2010 membutuhkan database server yang berbasis Microsoft
SQL Server 2005 SP3 atau Microsoft SQL Server 2008 atau R2 yang terinstall di
operating system yang 64-bit. SharePoint menggunakan database SQL Server
untuk menyimpan konten dan konfigurasi SharePoint.
Di atas operating system dan database terdapat application server, di
SharePoint 2010 menggunakan webserver Internet Information Services 7.x.
SharePoint 2010 menggunakan Microsoft .NET Framework 3.5,
Microsoft ASP.NET 3.5 SP1, .NET Framework 3.5 SP1.
45
SharePoint Foundation 2010 adalah edisi SharePoint yang tersedia
secara gratis yang tersedia fitur dasar untuk mendukung kebutuhan pengguna.
SharePoint 2010 adalah edisi berbayar SharePoint. Semua fitur yang ada
di SharePoint Foundation 2010 tersedia di SharePoint 2010 dan didukung oleh
berbagai fitur lainnya.
2.2.13.1 Web Application
Menurut Rajagukguk (2010:20-25), web application adalah kontainer
paling tinggi dalam SharePoint yang berjalan di atas Internet Information
Service (IIS). IIS adalah sebuah web server yang berjalan di sistem operasi
Microsoft Windows. Masing-masing web application mewakili sebuah situs
dalam IIS. Sebuah implementasi SharePoint memungkinkan untuk memiliki
beberapa web application. Bila salah satu web application mengalami kendala
teknis atau down, maka web application lainnya tidak akan terganggu.
Setiap web application dapat dikonfigurasi melalui SharePoint Central
Administration Site yang berfungsi untuk mengatur SharePoint secara
keseluruhan. Sebagai contoh, pembuatan web application, pengaturan web
application dan fungsi lainnya.
Sebuah web application dapat menjadi host dari beberapa site collection.
Site collection adalah sebuah container untuk sekumpulan situs.
2.2.13.2 Page dan Web Part
Menurut Rajagukguk (2010:28-29), sebuah situs dalam SharePoint
adalah sebuah website. Sebuah website tentunya terdiri atas sekumpulan halaman
web. Hal yang sama berlaku pula pada SharePoint dimana situs SharePoint
46
dibangun oleh kumpulan halaman web yang berbentuk halaman ASP.NET. Setiap
situs SharePoint memiliki sebuah page utama, yang disebut home page yang
diwakili oleh file bernama default.aspx. Pembuatan halaman sangat mudah
dilakukan di SharePoint karena adanya dukungan ribbon untuk mempermudah
proses pembuatan halaman. Selain page dapat digunakan untuk membangun
sebuah halaman baru, konsep lain bernama Web Part. Web Part digunakan untuk
memperkaya konten dari page. Web Part adalah sebuah komponen yang dapat
digunakan ulang dalam berbagai page yang berfungsi untuk menampilkan sebuah
konten.
2.2.13.3 Enam Pilar Utama SharePoint 2010
Menurut Rajagukguk (2010:2-7), SharePoint memiliki enam pilar utama
untuk mendukung fungsinya sebagai sebuah situs kolaborasi yang tangguh.
Enam pilar tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.7 SharePoint 2010 Capabilities
47
a. Sites
SharePoint didukung oleh adanya ribbon yang user-friendly, ribbon
tersebut terdapat pada semua produk Microsoft, dengan tampilan yang
memudahkan pengguna ketika berinteraksi dengan aplikasi SharePoint. Situs
SharePoint juga dapat ditampilkan pada mobile device.
Office Web Application di SharePoint dapat memudahkan pengguna
dalam membaca, menulis dan mengubah konten situs langsung di browser tanpa
harus menginstal Microsoft Office di komputer pengguna.
SharePoint mendukung kolaborasi melalui intranet, extranet dan internet.
Tujuan utama SharePoint adalah untuk mendukung kolaborasi antar pengguna di
situs. Kontainer paling luar dari SharePoint adalah server yang di dalamnya
mengandung beberapa web application. Kemudian di dalam web application bisa
terdapat beberapa site collection. Dalam site collection pengguna SharePoint
berinteraksi.
b. Communities
Sebuah situs kolaborasi tentunya tidak akan berarti kalau tanpa orang-
orang atau komunitas yang menggunakannya dengan baik. Membagi konten ke
sesama pengguna SharePoint adalah sebuah kunci penting dalam membangun
sebuah komunitas. Dukungan fitur di SharePoint dapat digunakan untuk
mendukung kolaborasi konten.
Koneksi antara pengguna dalam SharePoint dapat dilakukan dengan
memanfaatkan my sites. Sehingga, setiap pengguna dapat memiliki halaman
situsnya sendiri dan juga dapat dilihat oleh pengguna lainnya.
48
Kemudahan untuk berpartisipasi dalam berbagai konten adalah salah satu
faktor pembangun komunitas. Pengguna dapat melakukan tagging dan rating
terhadap konten pengguna lainnya.
c. Content
Konten menjadi perhatian penting dalam sebuah situs, karena dibalik
sebuah situs terdapat konten yang baik. SharePoint mendukung interaksi yang
intuitif dengan Microsoft Office ketika sedang mengisi sebuah konten menjadi
andalan SharePoint.
Pengaturan konten yang sesuai dengan kebijakan legal dapat diatur dalam
SharePoint. Kebijakan tersebut dapat diterapkan mulai dari situs sampai ke item-
item detail yang ada di dalamnya, sesuai dengan aturan dalam organisasi
terhadap pengguna tertentu. Efisiensi dalam pengaturan konten supaya
terstruktur dapat dilakukan dengan dukungan metadata. Media penyimpanan
berkas dengan binari yang lebih kecil terdapat dalam SharePoint.
d. Search
Pencarian sebuah konten menjadi salah satu tindakan yang penting dan
paling sering dilakukan pengguna untuk menemukan konten yang dibutuhkan.
Fitur pencarian dalam SharePoint memiliki navigasi yang mempermudah
pengguna dalam melakukan pencarian konten. Kemudahan dalam menemukan
sebuah konten didukung dengan adanya metadata dan filtering. SharePoint
mampu melakukan pencarian semua konten yang ada di situsnya, termasuk
konten yang ada dalam sebuah dokumen, seperti dokumen Microsoft Office.
Memungkinkan untuk menggunakan ekspresi boolean, dengan operasi AND, OR
dan NOT. Dengan ini, pengguna dapat membangun ekspresi query yang
49
kompleks sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pencarian People Search juga
merupakan fitur penting dalam SharePoint, fitur ini dapat membantu dalam
menemukan rekan kerja kita beserta keahliannya atau data lainnya. Pencarian
dalam SharePoint mendukung pengayaan informasi dalam bentuk fonetik dan
berbagai bahasa.
e. Insights
Sebuah situs kolaborasi yang tangguh harus dapat menyediakan fitur
yang dapat memberikan wawasan mengenai apa yang terjadi dalam
organisasinya. Hal ini didukung dengan adanya excel services yang dapat
digunakan sebagai sumber analisis data lengkap dengan visualisasinya.
Kemudahan untuk merepresentasikan hasil analisis data didukung dengan adanya
dashboard.
f. Composites
SharePoint mendukung sistem komposit, yang berarti bahwa konten
maupun fitur dari SharePoint dapat dikembangkan dengan solusi dari pihak ketiga.
Konektivitas untuk mengambil data dari sistem lain dipermudah dengan adanya
Business Connectivity Services. Data dari SharePoint pun dapat digunakan oleh
pihak lain dengan menggunakan Web Services atau API.
Pengujian solusi atau fitur yang dibuat oleh pihak ketiga dapat dipasang
tanpa menggangu situs atau services yang sedang berjalan. Hal ini didukung
dengan fitur sand box, dimana fitur tersebut dapat diuji terlebih dahulu sebelum
dipasang untuk penggunaan secara menyeluruh.
50
2.2.13.4 List dan Library
Menurut Rajagukguk (2010:35-37), bagian yang membuat SharePoint
menjadi sebuah solusi yang menarik untuk berkolaborasi adalah kemampuannya
untuk melakukan kolaborasi dokumen. Dokumen yang telah dibuat dapat
disimpan dalam SharePoint yang lengkap dengan fitur version control yang
sangat memudahkan pengguna ketika melakukan auditing dokumen. Selain itu,
ada dua struktur konten yang umum digunakan dalam SharePoint 2010 yaitu list
dan library. List adalah tampilan tabular dari sebuah data. Sebuah list terdiri
atas kolom dan baris. Library adalah sebuah list yang digunakan untuk
menyimpan file dimana dapat memudahkan pengaturan file.
2.2.13.5 Document Library
Menurut Rajagukguk (2010:40-41), dokumen adalah salah satu item yang
umumnya digunakan oleh pengguna ketika sedang berinteraksi dengan
SharePoint. Banyak organisasi yang menggunakan SharePoint untuk
menggantikan file server tradisional untuk masalah dokumen.
Alasan SharePoint menjadi pilihan yang tepat untuk pengaturan dokumen:
1. Adanya dukungan versioning sehingga memudahkan pengguna untuk
melacak perubahan dalam dokumen.
2. Penggunaan dokumen metadata dan tags dapat digunakan untuk
pengelompokan dokumen.
3. Alert dapat dikirimkan ke email Outlook pengguna jika terjadi perubahan,
penghapusan atau pembuat dokumen baru.
51
4. Pengguna bisa memberikan rating untuk tiap dokumen.
5. Document Library memberikan kemampuan untuk Check In dan Check
Out sehingga menjamin integritas dari dokumen.
2.2.13.6 Excel Services
Menurut Rajagukguk (2010:70), excel adalah sebuah kakas analisis yang
banyak digunakan. Pengguna umumnya menggunakannya untuk menganalisis
data yang ada dalam organisasi. Fungsi utama excel services adalah untuk
membaca, mengkalkulasi serta menampilkan isi dari berkas Microsoft Excel.
Dalam SharePoint, pengguna dapat berinteraksi dengan berkas Microsoft Excel
via browser tanpa perlu menginstal excel client. Operasi seperti mengurutkan
data, penyaringan data, ataupun pivot table juga dapat dilakukan untuk
membantu proses analisis data.
2.2.13.7 Alerts
Menurut Pialorsi (2011:34), Alerts adalah fitur SharePoint yang
digunakan untuk memberikan notifikasi lewat email ke pengguna ketika konten
dalam situs SharePoint adanya pembaruan atau perubahan, contohnya: ketika
ada konten yang baru dibuat, diubah, atau dihapus. Dengan menggunakan Alerts,
setiap informasi terbaru akan diketahui oleh pengguna tanpa harus melakukan
pengecekan ke situs setiap saat. Pengguna diberi kebebasan untuk mengatur
sendiri jenis notifikasi apa saja yang diinginkan, misalnya jenis notifikasi
terhadap konten tertentu atau pengiriman notifikasi terhadap durasi waktu
tertentu.
52
2.2.13.8 Metadata
Menurut Rajagukguk (2010:42), pengaturan dokumen tanpa
menggunakan SharePoint biasanya hanya dapat mengandalkan nama file dan
folder. Tentunya cara tradisional ini dapat bekerja dengan baik jika jumlah file
yang ada tidak terlalu banyak. Pendekatan tradisional tersebut membuat
pengguna harus mengikuti struktur folder yang sudah ada dan mengikuti aturan
penamaan file, dan struktur folder yang ada tergolong kaku, dimana jika
mengganti struktur maka akan membuat pengguna bingung.
Untuk mengatasi hal tersebut, SharePoint memungkinkan penambahan
kolom ke dalam library. Kolom tersebut dikenal dengan istilah metadata yang
dapat digunakan untuk mengurutkan atau menyaring sebuah list.
2.2.13.9 Microsoft SharePoint Designer 2010
Menurut Pialorsi (2011:24), Microsoft SharePoint Designer 2010
merupakan tools yang melakukan koneksi dengan SharePoint Server untuk
membantu dalam pengembangan situs SharePoint. Di dalam SharePoint
Designer, developer dapat mengatur situs, membuat page baru, webpart,
workflow, dan merancang tampilan situs SharePoint.
2.2.13.10 Tipe Data Microsoft SharePoint 2010
Menurut Pialorsi (2011:38-39), pengembangan struktur konten
SharePoint dapat dilakukan dengan mendefinisikan kolom (data) dan tipe data
yang dibutuhkan sesuai dengan struktur konten SharePoint. Untuk
53
mendefinisikan tipe data baru selain yang disediakan SharePoint dapat
dilakukan pengembangan dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2010.
Berikut tipe data untuk pengembangan struktur konten SharePoint 2010:
1. Single Line of Text: tipe data untuk menampung text dalam satu baris.
2. Multiple Lines of Text: tipe data untuk menampung text area.
3. Choice: tipe data untuk menampilkan sejumlah nilai yang telah
didefinisikan. Bisa berupa pilihan single value atau multiple value, dengan
menu drop-down, radio button atau check boxes.
4. Number: tipe data untuk mendefinisikan data numerik, bisa berupa
desimal atau nilai minimal dan maksimal.
5. Currency: tipe data untuk mendefinisikan tipe data keuangan sesuai
format.
6. Date and Time: tipe data untuk mendefinisikan tanggal dan waktu.
7. Lookup: tipe data untuk menampilkan nilai dari list lain di SharePoint.
8. Yes/No: tipe data untuk pilihan “Ya” atau “Tidak”.
9. Person or Group: tipe data untuk pengisian pengguna tertentu atau group
yang telah didefinisikan di SharePoint.
10. Hyperlink or Picture: tipe data khusus untuk Uniform Resource Locator
(URL), bisa berupa URL sebuah halaman web atau URL untuk gambar.
11. Calculated: tipe data untuk mendefinisikan formula yang dapat dilakukan
kalkulasi pada kolom-kolom dalam list dan menampilkan hasilnya.
12. External Data: tipe data yang digunakan khusus untuk mengambil data
melalui Business Connectivity Services.
54