library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-2... · web viewdata-data dan...

40
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Data-data dan literatur didapat dari berbagai media seperti buku, internet, wawancara, dan video. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk membantu mempertkuat data untuk cerita dan visual dalam pembuatan animasi singkat ini. 2.1.1. Buku Sedjarah Indonesia (Sanusi Pane), Sejarah Nasional Indonesia I – VI (Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto), Antologi Sastra Daerah Nusantara (Sri Sukesi Adiwimarta), Sejarah Peradaban Manusia: Zaman Majapahit (Y. Achadiati S, Soeroso M.P.) , Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (Hermawan Aksan), Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2 (Drs. R. Soekmono), Color: The Secret Influence (Dr. Kenneth R). 2.1.2. Internet wordpress.com,kompas.com,sejarah.kompasiana.com, forum.kompas.com eastjava.com, wikipedia.org, youtube.com, nationalgeographic.co.id, dan lainnya. 2.1.3. Wawancara 3

Upload: trinhnga

Post on 30-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1. Sumber Data

Data-data dan literatur didapat dari berbagai media seperti buku, internet,

wawancara, dan video. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk

membantu mempertkuat data untuk cerita dan visual dalam pembuatan animasi

singkat ini.

2.1.1. Buku

Sedjarah Indonesia (Sanusi Pane), Sejarah Nasional Indonesia I – VI

(Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto), Antologi Sastra

Daerah Nusantara (Sri Sukesi Adiwimarta), Sejarah Peradaban Manusia:

Zaman Majapahit (Y. Achadiati S, Soeroso M.P.), Dyah Pitaloka - Senja di

Langit Majapahit (Hermawan Aksan), Pengantar Sejarah Kebudayaan

Indonesia 2 (Drs. R. Soekmono), Color: The Secret Influence (Dr. Kenneth

R).

2.1.2. Internet

wordpress.com,kompas.com,sejarah.kompasiana.com,

forum.kompas.com eastjava.com, wikipedia.org, youtube.com,

nationalgeographic.co.id, dan lainnya.

2.1.3. Wawancara

wawancara dilakukan dengan senior animasi yang telah

berpengalaman dalam bidang animasi.

2.1.4. Video

video animasi pendek Animasi (Legend of the Scarecrow, Tales of

three Brothers, Thought of You - by Ryan Woodward,dll), refrensi film sejenis

(Film Animasi 3D Legenda Pekalongan, 3Ds Max Tutorial - 5 - Binding

Objects, dll).

3

4

2.2. Data Umum

2.2.1. Animasi

Pengertian Animasi Menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya

Macromedia Flash Animation & Cartooning: A creative Guide, (2001)

animasi definisikan sebagai berikut :

“Animation is the process of recording and playing back a

sequence of stills to achieve the illusion of continues motion”

( Ibiz Fernandez McGraw- Hill/Osborn, California, 2002)

Yang artinya kurang lebih adalah :

“Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan

kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi

pergerakan.” Berdasarkan arti harfiah, Animasi adalah menghidupkan.

Yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri.

2.2.2. Animasi 3 Dimensi

Dari beberapa analisa data yang telah dirangkum, Animasi 3D

merupakan animasi yang dibuat dengan menggunakan model seperti yang

berasal dari lilin, clay,

Gambar 2.1 film-the lorax

Sumber:http://media.viva.co.id/thumbs2/2012/03/05/146201_film-the lorax_663_382.jpg

boneka atau marionette dan menggunakan kamera animasi yang

dapat merekam frame demi frame. Ketika gambar-gambar tersebut

diproyeksikan secara berurutan dan cepat, lilin atau clay boneka atau

marionette tersebut akan terihat seperti hidup dan bergerak.

5

Animasi 3D dapat juga dibuat dengan menggunakan komputer.

Animasi 3D sendiri adalah sebuah model yang mempunyai bentuk,

volume, dan ruang sehingga dapat dilihat dari segala arah. Teknologi

animasi 3D sekarang ini banyak digunakan dalam proses pembuatan

film-film animasi.

Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup

dan nyata mendekati wujud manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan

Disney (Pixar Studio), maka berlomba-lombalah studio film dunia

memproduksi film sejenis. Bermunculanlah, Bugs Life, AntZ, Dinosaurs,

Final Fantasy, Toy Story 2, Monster Inc., hingga Finding Nemo, The

Incredible, Shark Tale. Cars, Valian. Kesemuanya itu biasa juga disebut

dengan animasi 3D atau CGI (Computer Generated Imagery).

2.2.3. Animasi pendek

Menurut Gotot Prakosa, animasi pendek adalah animasi dengan

durasi pendek antara 1 menit – 30 menit,  menurut standar festival

internasional. Yang menjadi menarik dalam animasi pendek yaitu ketika

variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru

tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan

banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

2.2.4. Wayang

Gambar 2.2 Wayang_Pandawa

Sumber : http://www.moberita.com/wp-content/uploads/2013/07/Wayang_Pandawa-450x201.jpg

6

Macammacam kajian tentang wayang dapat diketahui dari 

bibliography beranotasi, dibuat oleh V.M.C Van Groenendael, terbit tahun

1978 berjudul Annotated Bibliography of Wayang Litetarure and the Art of

the Dalang. Kajian tentang wayang, menghasilkan sejumlah disertasi dan

tesis, antara lain: (1) G.A.J Hazeu, Bijdrage tot de Kennis van het

Jayansche Tonnel (Leiden, 1879); (2) W.H. Rassers, De Pandji Romans

(Leiden,1922); (3) V.M.C. van Groenendael,  Erzit een Dalang de

Wayang:  De Rol van de Vorstenlandse Dalang in de Indonesich –

Javanese Samenleving (Amsterdam, 1982) (Ensiklopedi Kebudayaan Jawa,

2005).

Wayang sebagai penggambaran alam pikiran Orang Jawa yang

dualistik. Ada dua hal, pihak atau kelompok yang saling bertentangan,

baik dan buruk, lahir dan batin, serta  halus dan kasar. Keduanya bersatu

dalam diri manusia untuk mendapat keseimbangan. Wayang juga menjadi

sarana pengendalian sosial, misalnya dengan kritik sosial yang

disampaikan lewat  humor. Fungsi lain adalah sebagai sarana pengukuhan

status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah orang

terpandang, dan mampu menyediakan biaya  besar.

Wayang juga menanamkansolidaritas sosial, sarana hiburan, dan

pendidikan (Sumaryoto, 1990). Secara umum, pengertian wayang adalah

suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang,

dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan

(Sedyawati; Darmono, 1983). Boneka wayang merupakan alat untuk

menggambarkan kehidupan umat manusia, sedangkan dari segi bentuk

berbeda dari tubuh manusia secara nyata.

Sastroamidjojo (1964) mengatakan bahwa boneka wayang diukir

menurut sistem tertentu. Perbandingan antar bagian badan tidak seimbang

satu sama lain. Segala sesuatu  berkaitan dengan hal tersebut dibuat

menurut cara-cara dan aturan yang telah ditentukan. Menurut

penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan

budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang

sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa.

7

Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan

adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua

induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan

penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.

2.2.5. Wayang Golek

Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang

terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah

Pasundan. Asal mula wayang golek tidak diketahui secara jelas karena

tidak ada keterangan lengkap, baik tertulis maupun lisan. Kehadiran

wayang golek tidak dapat dipisahkan dari wayang kulit karena wayang

golek merupakan perkembangan dari wayang kulit. Dalam buku

Encyclopaedie van Nederlandsch Indie (1896) yang disususn oleh

Snellman terdapat uraian yang mengemukakan bahwa golek berarti

"boneka dan mencari."

Gambar 2.3 Wayang Golek

Sumber : http://www.bahasa.net/images/wayang_golek_959570.jpg

Namun demikian, Salmun (1986) menyebutkan bahwa pada

tahun 1583 Masehi Sunan Kudus membuat wayang dari kayu yang

kemudian disebut wayang golek yang dapat dipentaskan pada siang

hari.

Sejalan dengan itu Ismunandar (1988) menyebutkan bahwa

pada awal abad ke-16 Sunan Kudus membuat bangun 'wayang purwo'

8

sejumlah 70 buah dengan cerita Menak yang diiringi gamelan Salendro.

Pertunjukkannya dilakukan pada siang hari. Wayang ini tidak

memerlukan kelir. Bentuknya menyerupai boneka yang terbuat dari

kayu (bukan dari kulit sebagaimana halnya wayang kulit). Jadi, seperti

golek. Oleh karena itu, disebut sebagai wayang golek.

2.2.6. Animasi di Indonesia

Animasi Indonesia sendiri mulai diketahui sejak ditemukannya

Cave Pinting yang bercerita mengenai binatang buruan atau hal-hal

yang berbau mistis. Awalnya animasi di Indonesia digunakan untuk

kepentingan politik. Kemudian Pada Tahun 1955 Presiden Soekarno

yang sangat menghargai seni mengirim seorang seniman bernama

Dukut Hendronoto (pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt

Disney, lalu ia kembali ke Indonesia dan membuat film animasi

pertama bernama Si Doel untuk tujuan kampanye politik.

Pada tahun 70-an seorang warga Amerika membuat studio

animasi di Jakarta bernama Anima Indah. Anima Indah termasuk yang

mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di

Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik

namun hanya berkembang di bidang periklanan.

Tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi

Indonesia. Mulai banyak film animasi seperti rimba si anak angkasa

yang disutradarai Wagiono Sunarto dan dibuat atas kolaborasi

petualangan si Huma yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan

animasi untuk serial TV.

Era tahun 1980-1990-an akhirnya lahir beberapa studio

animasi seperti Asiana Wang Animation bekerjasama dengan Wang Fim

Animation, Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation

Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di

Tegal

9

Di era 90-an bertaburan berbagai film animasi diantaranya

Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang,Satria Nusantara yang kala itu

masih menggunakan kamera film seluloid 35mm, kemudian ada serial

Hela, Heli, Helo yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat

di Surabaya, Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang

berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun

Mas dan petualangan si Kancil, selain itu banyak terdapat animator lokal

yang menggarap animasi terkenal dari jepang seperti Doraemon dan

Pocket Monster.

Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang

(full animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland”

yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata.

Film ini digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata

di Jogjakarta. Walaupun film kurang meraih sukses tapi menjadi babak

baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara.

Pada tahun 2008, Indonesia berhasil membuat film animasi 3D pertama

yang ditayangkan di layar lebar dan juga sudah berhasil Go

Internasional (didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura,

Korea, dan Rusia). Film animasi yang berjudul “Meraih Mimpi”

tersebut diproduksi Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang

berpusat di Batam. Film ini merupakan adapatasi dari buku karya

Minfung Ho berjudul Sing to The Dawn. Begitu mendapat tawaran, IFW

langsung memulai pengerjaan film Sing to The Dawn. Dan untuk

diketahui lebih dari 150 animator yang turut andil di dalamnya.

2.2.7. Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang

pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini

mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yang

berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-

kerajaan lain disemenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan Filipina.

10

Gambar 2.4 Wringin Lawang

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/23/Wringin_Lawang,_Trowulan.jpg

Situs menarik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit ditemukan

melalui penelitian yang luas dan panjang. Penelitian pertama di Situs

Trowulan dilakukan oleh Wardenaar pada tahun 1815. Ditugaskan oleh

Sir Raffles, Wardenaar membuat catatan peninggalan arkeologi di

wilayah Mojokerto dan karyanya dikutip dalam buku Raffles "History of

Java" (1817) yang terkena berbagai benda purbakala yang ditemukan di

Trowulan dari Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1849, sebuah tim

arkeolog, WR van Hovell, JVGBrumund, dan Jonathan Rigg

menerbitkan penelitian mereka dalam "Jurnal Kepulauan India dan Asia

Timur". 

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir

yang menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu

dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaan terbentang di

Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur meskipun

wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.

Buku lain pada temuan Trowulan berjudul "Toelichting atas

den Ouden Pilaar van Majapahit" ditulis oleh J. Hageman tahun

1858. Kemudian, R.D.M. Verbeek membuat situs kunjungan ke

Trowulan dan mengeluarkan laporan dalam sebuah artikel berjudul

"Oudheden van Majapahit“ tahun 1815 en 1887, diterbitkan dalam TBG

XXXIII tahun 1889.  Sementara itu, J. Knebel, anggota Comissie voor

Oudheidkundig Orderzoek op Java en Madura pada tahun 1907

mendokumentasikan warisan arkeologi Trowulan. Sarjana lain, NJ

11

Krom, terakhir warisan dari Kerajaan Majapahit di Trowulan dalam

bukunya ” Inleiding tot de Hindoe Javaansche Kunst” (1923).

2.2.8. Adat dan Kebudayaan majapahit

Pencapaian peradaban dalam masa Majapahit terjadi pula

dalam. bidang seni arca yang mempunyai bentuk dan gaya tersendiri.

Jumlah arca yang dihasilkan dalam era Majapahit cukup banyak.

Gambar 2.5 Baju Pernikahan Majapahit

Sumber : http://mannaismayaadventure.files.wordpress.com/2010/09/img_9749busana-

pengantin-era-majapahit-kingdom.jpg?w=450&h=594&h=594

Arca-arca tersebut ada yang berasal dari periode awal,

kejayaan, kemunduran dan keruntuhan Majapahit. Ciri khas bentuk arca

Majapahit telah ditelaah oleh para ahli. Salah satu cirinya yang kuat

adalah terdapatnya garis-garis di sekitar tubuh arca. Garis ini sebagai

garis sinar yang lazim disebut dengan “sinar Majapahit”.

Adapun bentuk relief lingkaran yang dilengkapi dengan garis-

garis sinar seringkali didapatkan di beberapa bagian candi yang disebut

dengan “Surya Majapahit”.

N.J. Krom pernah mengemukakan dalam artikelnya yang

berjudul “De beliden van Tjandi Rimbi” (1912) tentang ciri-ciri arca

masa Majapahit sebagai berikut:

1. Hiasan kepala (mahkota) berbentuk kerucut (kirita makuta) dan

terdapat pula ikat kepala di dahi (jamang).

12

2. Perhiasan telinga berbentuk memanjang.

3. Gerai rambut dihias dengan makara atau perhiasan lain yang

sesuai.

4. Tubuh bagian atas terbuka (tidak. memakai pakaian) kecuali

perhiasan tali dada atau tali kasta (upawita).

5. Terdapat ikat pinggang di bawah dada (anteng).

6. Digambarkan mengenakan kain sarung berlapis-lapis.

7. Ikat pinggang setinggi perut, di bawahnya terdapat lipatan kain

yang terlihat. Selain itu, dibawah lipatan terdapat ujung tali yang

menggantung di bahu kiri.

8. Pada kedua kaki menjuntai tali-tali dari ikat pinggang setinggi

perut dan di ujung tali terdapat hiasan.

9. Wiru dan kain pada kedua sisi ‘tubuh dan di antara dua kaki,

ujungnya terbelah berbentuk ekor burung layang-layang.

10.Memakai gelang tangan, kelat bahu dan gelang kaki yang lebar.

2.2.9. Kerajaan Sunda

Kerajaan Sunda adalah kerajaan yang pernah ada antara tahun

932 dan 1579 Masehi di bagian Barat pulau Jawa (Provinsi Banten,

Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah sekarang). Menurut

naskah Wangsakerta, Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada

tahun 591 Caka Sunda (669 M).

Menurut sumber sejarah primer yang berasal dari abad ke-16,

kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang

sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan

bagian barat Provinsi Jawa Tengah.

Kerjaan ini bahkan pernah menguasai wilayah bagian selatan

Pulau Sumatera. Kerajaan ini bercorak Hindu dan Buddha, kemudian

sekitar abad ke-14 diketahui kerajaan ini telah beribukota di Pakuan

Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Kalapa dan

Banten.

13

Gambar 2.6 Candi Cangkuang

Sumber:http://3.bp.blogspot.com/_LoESyTlD31w/TGIoXCbu4rI/AAAAAAAAAH8/

Az5n34oWvj4/s1600/candi+cangkuang.jpg

Kerajaan Sunda runtuh setelah ibukota kerajaan ditaklukan oleh

Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara sebelumnya kedua

pelabuhan utama Kerajaan Sunda itu juga telah dikuasai oleh Kerajaan

Demak pada tahun 1527, Kalapa ditaklukan oleh Fatahillah dan Banten

ditaklukan oleh Maulana Hasanuddin.

2.2.10. Pakaian Adat Sunda

Membaca naskah kuno adalah membaca masa lalu atau bisa

juga disebut memahami budaya masa itu, masa dimana naskah tersebut

dibuat. Memahami budaya pada dasarnya memahami inti dari budaya

itu sendiri yang berupa nilai-nilai dan konsep konsep dasar yang

memberikan arah bagi bermacam tindakan baik yang dilakukan secara

perorangan maupun kolektif.

Dari rumahbacabukusunda.blogspot.com, menyebutkan bahwa

Tome Pires orang Portugis yang mengunjungi Pajajaran antara tahun

1513-1515 menyebutkan keadaan di Pajajaran sudah ramai, rumah

rumah yang kokoh bertiang kayu beratap rumbia. Keadaan Pajajaran

yang digambarkan demikian itu, tentu saja memerlukan tuntunan

barupa aturan aturan yang harus diketahui dan dipatuhi oleh warganya,

aturan aturan tersebut diantaranya dimuat didalam SSK mulai dari yang

14

sederhana sampai aturan aturan hubungan antar warga, walaupun aturan

aturan itu lebih bersifat keagamaan.

Gambar 2.7 Prabu Siliwangi

Sumber : http://www.disparbud.jabarprov.go.id/destinasi/userfiles/image/Prabu%20Siliwangi2%20copy.jpg

Aturan sederhana misalnya :

“ jaga rang nemu jalan, gede beet, bangat dicangcut

dipangadwa sugan urang pajeueung deung gusti deung mantri”

yang artinya :

“kalau kita menemukan jalan besar atau kecil, segeralah

bercangcut dan berpakaian sebab mungkin kita berpapasan

(berpandangan) dengan gusti atau mantri”. Cangcut atau cawat berarti

kain untuk menutupi aurat yang dipakai dengan cara dibelitkan ke

selangkangan dan dililitkan ke pinggang, sedangkan pangadwa adalah

pakaian yang terdiri dari dua bagian, layaknya celana dan baju.

Mungkinkah saat itu ada kebiasaan rakyat biasa selama berada di hutan

atau di sekitar rumah dan diperkirakan tidak akan bertemu orang lain,

tidak memakai pakaian, tidak memakai cangcut dan tidak memakai

pangadwa.

Pakaian tradisional orang sunda terdiri atas tiga bagian dalam

satu set pakaian. Untuk laki-laki pertama ikat kepala, kedua kain baju

dan ketiga adalah sarung. Sedangkan untuk perempuan, biasanya terdiri

15

atas selendang atau kemben untuk pakaian bagian atas dan kain lunas

untuk pakaian bagian bawah.

Padahal disisi lain SSK juga memuat tentang nama nama jenis

kain yang telah ada masa itu seperti kembang muncang, gagang

senggang, sameleg, seumat sahurun, anyam cayut, sigeji, pasi,

kalangkang ayakan, poleng rengganis, jayanti, cecempaan,

paparanakan, mangin haris dan lain-lain. Artinya saat itu telah

berkembang pembuatan kain dan bentuk gambar hiasannya. Bisa jadi

kain merupakan barang mahal (mewah) sehingga tidak setiap rakyat

mempunyainya.

2.2.11. Perang Bubat

Gambar 2.8 Perang Bubat Sumber : http://www.disparbud.jabarprov.go.id/destinasi/userfiles/image/Prabu%20Siliwangi2%20copy.jpg

Menurut catatan sejarah Pajajaran oleh Saleh Danasasmita

serta Naskah Perang Bubat oleh Yoseph Iskandar (1987), Perang Bubat

adalah perang yang terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M pada

abad ke-14, yaitu di masa pemerintahan raja Majapahit Hayam Wuruk.

Perang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari

Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di

Pesanggrahan Bubat, yang mengakibatkan tewasnya seluruh

rombongan Sunda. Sumber-sumber rujukan tertua mengenai adanya

perang ini terutama adalah Serat Pararaton serta Kidung Sunda dan

Kidung Sundayana yang berasal dari Bali.

Tradisi menyebutkan sang Putri Dyah Pitaloka dengan hati

berduka melakukan bela pati, bunuh diri untuk membela kehormatan

bangsa dan negaranya. Tindakan ini mungkin diikuti oleh segenap

16

perempuan-perempuan Sunda yang masih tersisa, baik bangsawan

ataupun abdi. Menurut tata perilaku dan nilai-nilai kasta ksatriya,

tindakan bunuh diri ritual dilakukan oleh para perempuan kasta tersebut

jika kaum laki-lakinya telah gugur. Perbuatan itu diharapkan dapat

membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu

menghadapi kemungkinan dipermalukan karena pemerkosaan,

penganiayaan, atau diperbudak.

2.2.12. Kidung Sunda

Kidung Sunda adalah sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa

Pertengahan berbentuk tembang (syair) dan naskahnya ditemukan di

Bali. Dalam kidung ini dikisahkan prabu Hayam Wuruk dari Majapahit

yang ingin mencari seorang permaisuri, kemudian beliau menginginkan

putri Sunda yang dalam cerita ini tidak disebutkan namanya.

Namun patih Gajah Mada tidak suka karena orang Sunda

dianggapnya harus tunduk kepada orang Majapahit. Kemudian terjadi

pertempuran yang tidak seimbang antara rombongan pengantin Sunda

dengan prajurit Majapahit di pelabuhan tempat berlabuhnya rombongan

Sunda.

Dalam pertempuran yang tidak seimbang ini rombongan Kerajaan

Sunda dibantai dan putri Sunda yang merasa pilu akhirnya bunuh diri.

Cuplikan teks yang menggambarkan penolakan Raja Sunda untuk

memberikan upeti adalah sebagai berikut:

[...], yan kitâwĕdîng pati, lah age marĕka, i jĕng sri naranata,

aturana jiwa bakti, wangining sĕmbah, sira sang nataputri.

Wahu karungu denira sri narendra, bangun runtik ing ati, ah kita

potusan, warahĕn tuhanira, nora ngong marĕka malih, angatĕrana, iki

sang rajaputri.

17

Mong kari sasisih bahune wong Sunda, rĕmpak kang kanan keri,

norengsun ahulap, rinĕbateng paprangan, srĕngĕn si rakryan apatih,

kaya siniwak, karnasula angapi.

Alihbahasa:

[...], jika engkau takut mati, datanglah segera menghadap Sri

Baginda (Hayam Wuruk) dan haturkan bukti kesetianmu, keharuman

sembahmu dengan menghaturkan beliau sang Tuan Putri.

Maka ini terdengar oleh Sri Raja Sunda dan beliau menjadi

murka: “Wahai kalian para duta! Laporkan kepada tuanmu bahwa kami

tidak akan menghadap lagi menghantarkan Tuan Putri!”

“Meskipun orang-orang Sunda tinggal satu tangannya, atau

hancur sebelah kanan dan kiri, kami tiada akan ‘silau’!”. Sang Tuan

Patih juga marah, seakan-akan robek telinganya mendengarkan (kata-

kata pedas orang Majapahit).

2.3. Karakter

2.3.1.Hayam Wuruk

Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang

memerintah tahun 1350-1389. Bergelar nobat Paduka Sri

Tiktawilwanagareswara Sri Rajasanagaragharbott-pasutinama Dyah Sri

Hayam Wuruk atau Paduka Bhatara Sri Rajasanagara Dyah Sri Hayam

Wuruk. Ia adalah putra sulung pasangan Tribhuwana Tunggadewi dan

Sri Kertawardhana (Cakradhara).

Di bawah pemerintahannya, dengan di dampingi Mahapatih

Gajah Mada, Kerajaan Majapahit melanjutkan perluasan politik yang

telah dirintis ibunya, Tribhuwanatunggadewi (Penguasa Ketiga

Majapahit) yang telah merantas jalan bagi kemajuan Kerajaan Majapahit,

ia menaklukkan Logajah, Gurun Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi,

Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Mengkasar, Buton,

Banggawi, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor,

18

Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo dan

Hayam Wuruk kian menjadikan Majapahit menjadi besar dan kuat,

hingga disegani kawan maupun lawan.

2.3.2. Gajah Mada

Gajah Mada ialah salah satu Patih, kemudian Mahapatih, Ia

menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu

Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana

Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Majapahit yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa,

yang tercatat di dalam Pararaton :

“ Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti

palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti

palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru,

ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana

ingsun amukti palapa ”

Yang artinya :

Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa,

berkata Gajah Mada “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku

takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau

Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali,

Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.

Namun Gajah Mada tidak sempat menepati sumpahnya akibat

tragedi Perang Bubat yang mengakibatkan Patih Gajah Mada

dinonaktifkan dari jabatannya.

2.3.3. Dyah Pitaloka Citraresmi

Dyah Pitaloka Citraresmi atau Citra Rashmi adalah putri

Kerajaan Sunda. Ia adalah anak perempuan dari Prabu Maharaja Lingga

Buana dari Kerajaan Sunda. Menurut Pararaton, Hayam Wuruk, raja

19

Majapahit yang sangat berhasrat untuk menjadikannya sebagai

permaisuri.

Berbesar hati serta melihat perjodohan ini sebagai peluang

untuk mengikat persekutuan dengan kerajaan Majapahit yang besar

dan jaya, raja Sunda dengan suka cita memberikan restunya dan

ikut pergi mengantarkan putrinya ke Majapahit untuk dinikahkan

dengan Hayam Wuruk.

Pada tahun 1357 rombongan kerajaan Sunda tiba di

Majapahit setelah melayari Laut Jawa. Rombongan kerajaan Sunda

mendirikan pesanggrahan di Lapangan Bubat di bagian utara

Trowulan, Ibu Kota Majapahit. Mereka menantikan jemputan dari

pihak Majapahit serta upacara kerajaan yang pantas layaknya

pernikahan agung kerajaan. Akan tetapi Gajah Mada, Mahapatih

Majapahit, memandang peristiwa ini sebagai kesempatan untuk

menaklukan Sunda dibawah kemaharajaan Majapahit, dan

bersikeras bahwa Sang Putri tidak akan diangkat menjadi Ratu

Majapahit, tetapi hanya menjadi Selir yang dipersembahkan untuk

Raja Majapahit, sebagai tanda takluk Kerajaan Sunda di bawah

kekuasaan Majapahit. Raja Sunda amat murka dan merasa

dipermalukan oleh tuntutan Gajah Mada yang sungguh keterlaluan

ini.

Akibat ketegangan ini terjadi pertempuran antar

rombongan kerajaan Sunda melawan tentara Majapahit. Meskipun

memberikan perlawanan dengan gagah berani, rombongan

kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya gugur dalam kepungan

tentara Majapahit. Hampir seluruh rombongan kerajaan Sunda

ditumpas dengan kejam dalam tragedi ini.

Menurut tradisi, kematian Dyah Pitaloka diratapi oleh

Hayam Wuruk serta segenap rakyat Kerajaan Sunda yang

kehilangan sebagian besar keluarga kerajaannya. Oleh masyarakat

Sunda kematian Sang Putri dan Raja Sunda dihormati dan

dipandang sebagai suatu keberanian dan tindakan mulia untuk

20

membela kehormatan bangsa dan negaranya. Ayah Sang Putri, Prabu

Maharaja Lingga Buana disanjung dan dihormati oleh masyarakat Sunda

dengan gelar "Prabu Wangi"

Kisah Putri Dyah Pitaloka dan Perang Bubat menjadi tema

utama dalam Kidung Sunda. Catatan sejarah mengenai peristiwa

Pasunda Bubat disebutkan dalam Pararaton, akan tetapi sama

sekali tidak disinggung dalam naskah Nagarakretagama.

2.3.3.1. Prabu Lingga Buana

Linggabuana merupakan anak dari Prabu Rangamulya

Luhur Prabawa. Sebelum menjadi Raja Linggabuana pernah

menjadi seorang adipati selama 7 tahun, dibawah pemerintahan

kakeknya, menjadi Yuwaraja (Putra mahkota) pada masa

pemerintahan ayahnya selama 10 tahun.

Sang Linggabuana dinobatkan menjadi Raja Sunda pada

tanggal 14 bagian terang bulan Palguna tahun 1272 Saka atau kira-

kira tanggal 22 Februari 1350 Masehi, dengan gelar Prabu

Maharaja Linggabuana. Pada masa pemerintahan Lingabuana di

Kawali, datang seorang utusan dari Kerajaan Majapahit dengan

tujuan untuk melamar putri Sunda (Dyah Pitaloka Citraresmi).

Keterangan mengenai pelamaran ini tertulis dalam kitab Pararaton,

sebagai berikut:

Bre prabhu ayun ing putrid ring Sunda. Patih Madu

ingutus angundangeng wong Sunda.

Artinya:

“Sri Prabu (Hayam Wuruk) ingin memperistri putri dari

Sunda. Patih Madu diutus mengundang orang Sunda.”

Setelah menimbang secara matang-matang akhirnya

Linggabuana menerima lamaran Prabu Hayam Wuruk, yang

disampaikan oleh patih Madu sebagai utusan kerajaan Majapahit.

21

Prabu Linggabuana, selain menerima lamaran Hayam Wuruk, dia

juga menerima permintaan untuk mengadakan upacara perkawinan

di Kerajaan Majaphit.

Menurut Pararaton, pada tahun 1357 Masehi peristiwa

yang dikenal sebagai Pasunda-Bubat, suatu pertikaian politik antara

kerajaan Majapahit dengan Sunda. Peristiwa ini juga terkenal

dalam cerita Parahyangan, yang menyebutkan:

“Manak deui prebu maharaja. Lawasniya ratu tujuh tahun.

Kena kabawa ku kalawiyasa, kabancana ku seuweu dimanten,

ngaran tohan. Mu(n)dut agung dipipanumbasna. Urang reya

sa(ng)kan nu angkat ka Jawa, mumul nu lakian di Sunda pan

prangprang di Majapahit.”

Artinya:

“Punya anak, Prabu Maharaja, lamanya menjadi raja tujuh

tahun, lantaran terkena bencana, terbawa celaka oleh anaknya yang

bernama Tohaan, meminta terlalu besar saratnya. Bermula banyak

orang yang pergi ke Jawa, karena tidak bersuami di Sunda.

Terjadilah perang di Majapahit”

2.3.3.2. Madhu

Madhu adalah salah satu patih kerajaan majapahit yang

diutus langsung oleh prabu hayam Wuruk untuk menyampaikan

lamarannya kepada putri Sunda ( Dyah pitaloka Citraresmi).

2.4. Data Hasil Wawancara

Untuk mendukung data-data dalam pembuatan animasi pendek ini,

penulis melakukan wawancara dengan beberapa tokoh yang berperan dalam

dunia Animasi, yaitu pertama adalah Pak Gotot Prakosa, seorang praktisi film

Indonesia yang sudah masuk pada generasi senior dan meupakan ketua dari

ANIMA (Asosiasi Film Animasi Indonesia). Kedua adalah Bapak Wahyu

Aditya, seorang animator asal Indonesia dan pendiri Hellomotion.

22

Berikut kesimpulan dari wawancara tersebut :

Animasi berasal dari kata animare yang artinya memberi kehidupan,

menghidupkan. Jadi film animasi bisa dikatakan film yang dibuat dengan

teknik satu persatu frame. Contoh sederhananya yaitu muppet show, wayang

dan gambar di goa.

Animasi mengambil dari kebudayaan masing-masing di negaranya.

Misalnya manga di Jepang, mengambil gambar-gambar dari kuil-kuil di Jepang

zaman dulu. Di Indonesia misalnya wayang.

Lotte Reiniger membuat animasi panjang pertama di dunia berjudul

Prince Ahmed, ia membuat dengan tehnik animasi seperti wayang (bayangan-

bayangan).

Dukut Hendronoto (Ook) membuat animasi pertama di Indonesia, saat

itu animasi yang ia buat merupakan propaganda pendek untuk memberi

informasi pada masyarakat bagaimana cara mencoblos yang benar saat Pemilu

berjudul “Si Doel memilih”

Animasi ada beberapa macam, yang pertama adalah pertama animasi

pendek yaitu film-film yang durasinya sangat pendek antara 10-20 detik dan di

bawah 30 menit. Animasi seperti ini biasanya terdapat di iklan, tapi bisa juga

sebagai suatu art. Film pendek merupakan lompatan ke medium yang lebih

panjang, juga sebagai media yang dapat dinikmati oleh orang urban yang sibuk

dan membutuhkan bentuk konten-konten yang cepat dan singkat.Tidak seperti

program tv. Short movie tidak perlu memikirkan bagaimana iklan dimasukkan.

Pada tahun 40-an criteria film pendek adalah film yang tidak lebih dari

60 menit. Setiap festival atau perlombaan memiliki kriteria durasi yang

berbeda-beda. Pada Jakarta International Film Festival (JIFEST) kriteria film

pendek yakni berdurasi antara 15-20 menit. Film-film pendek seperti ini

disebut film Indies (film yang berdurasi antara 1-20 menit).

Ada juga istilah Omnibus yaitu gabungan film-film pendek dengan

tema sama yang dijadikan satu. Biasanya untuk memenuhi syarat film pendek

agar diputar di bioskop yang memiliki ketentuan durasi antara 80-130 menit.

23

Short movie era sekarang sudah berbeda, banyak medium baru bagi para

penonton yang lebih accessible, sehingga lebih terbuka dan luas bagi banyak

orang, sekarang tidak perlu membeli tiket untuk memasuki festival, tapi bisa

juga melalui media sosial lainnya, seperti facebook, youtube, dsb.

Tips untuk membuat film yang menarik yaitu :

Menguasai bahasa film misalnya : Komposisi, pan, close Up,

karena merupakan bahasa visual dalam film.

Storyboard / Skenario.

Menggunakan simbol-simbol sebagai stratergi karena

menggunakan bahasa yang berbeda dengan film panjang.

Jangan memanjang-manjangkan pesan jika sebetulnya pendek.

Untuk kriteria film pendek, esensi film semakin pendek semakin

bagus.

Sementara kriteria film pendek yang bisa menang dalam festival yakni :

Berbeda dari biasanya unik.

Sadar membuat film pendek adalah panggilan hati sendiri,

kejujuran.

Membuat sesuatu yang suatu saat akan punah, misalnya tema

lingkungan, nenek.

Membuat orang menggali kembali memori mereka.

Romantisme (ingin sesuatu yang indah dalam pikiran kita

bisa terulang lagi)

Membuat sesuatu yang kita sukai, dengan bahasa yang

benar, objek lain akan mengikuti.

Membuat perencanaan yang benar dan baik.

Menggunakan bahasa dan kebudayaan yang tepat sesuai

cerita.

24

Lokal konten penting untuk membuatnya lebih unik

dibanding yang lain.

disukai dan sesuai dengan selera para juri.

Yang kedua adalah film bisu, yakni film yang tidak menggunakan

bahasa, hanya gerakan-gerakan gesture atau bahasa tubuh. Misalnya Charlie

Chaplin. Namun belakangan muncul sebuah fenomena film bisu terbaru yaitu

menggunakan tulisan di tengah-tengah film untuk menceritakan narasi. Cerita

yang tertulis. Misalnya sutradara Jean-Luc Godard.

Untuk short movie tolak ukur bagus tidaknya, tidak bisa bergantung

dari segi teknis, tetapi harus dilihat apakah memiliki dampak social yang besar

atau tidak, memberi inspirasi atau tidak. Kadang perlu dialog, kadang tidak

perlu. Tergantung kebutuhan.

Festival tidak selalu dikatagorikan sebagai film-film berat, namun lebih

ke beraneka ragam. Tidak hanya menggunakan special effect yang mewah

tanpa makna. Membandingkan dari keseluruhan dan mencari sesuatu yang

beda dari film lain, merupakan nilai tambah tersendiri. Misalnya diantara

sekian banyak peserta yang menggunakan 3d advance, ada yang membuat

animasi dari cukilan kayu, ia berani membuat sesuatu yang berbeda, ada yang

cara berceritanya dibalik. Festival adalah ajang mencari suatu cara

penyampaian yang baru dan segar, jika hanya meniru dari pemenang

sebelumnya, ia tidak akan menonjol.

Untuk lokal konten, sebetulnya setiap film memiliki penontonnya

tersendiri. Konten yang bisa masuk ke dalam berbagai macam budaya adalah

konten yang universal, mengungkapkan masalah-masalah universal yang

dirindukan oleh penonton lokal. Konten yang sukses adalah konten yang betul-

betul dunia imajinasi yang bisa meng-grab perhatian penonton, misalnya

Pokemon, One Piece, dll. karena penonton adalah orang yang sibuk dan media

pesaing lain sudah begitu banyak, maka bagaimana bisa menarik perhatian

penonton itu penting.

Indonesia diuntungkan dengan demografis dan wilayah yang besar dan

butuh konten yang satu paham dengan mereka yakni konten local. Dengan

kemasan yang bagus harusnya bisa lebih diterima.

25

Didalam animasi terdapat beberapa unsur penting untuk mendukung

animasi itu sendiri, diantaranya adalah Audio Visual dalam film. Arti audio

visual adalah Suara dan gambar jadi seharusnya dalam membuat film berarti,

suara dahulu baru kemudian gambar diisi.

2.5. Studi Existing

Selain data-data, penulis juga mengumpulkan berbagai macam referensi

untuk genre yang sejenis yang menginspirasi penulis, dengan tujuan untuk

menganalisa animasi dan film tersebut guna memberikan pengayaan dalam

pengerjaan animasi yang penulis kerjakan.

2.5.1. Studi Bentuk

Untuk studi bentuk, penulis menganalisa bentuk-bentuk karakter

dan elemen-elemen yang digunakan dalam wayang Golek dan boneka

kayu.

Gambar 2.9 Chaplin dan Wayang Golek rama shinta

Sumber : http://www.marionettes-puppets.com/images/P/Chaplin-ma427.jpg

http://www.shopashop.net/664-2491-thickbox/wayang-golek-rama-shinta.jpg

Dari gambar-gambar tersebut, terlihat bahwa disetiap siku,

pinggang maupun leher merupakan objek terpisah yang disambung.hal

ini merupakan unsur gaya kental dari boneka kayu maupun wayang

golek. Penulis mengambil unsur tersebut untuk animasi ini.

26

Dari gambar-gambar tersebut, terlihat bahwa disetiap siku,

pinggang maupun leher merupakan objek terpisah yang disambung.hal

ini merupakan unsur gaya kental dari boneka kayu maupun wayang

golek. Penulis mengambil unsur tersebut untuk animasi ini.

Untuk bagian wajah karakter, penulis

mengambil gaya klasik seperti pada gambar,

belom di lukis sehingga gaya klasiknya masih

terlihat. Hal ini menurut penulis memperkuat

sisi maskulin karakter dan terlihat seperti

karakter-karakter tersebut berada dalam dunia

boneka.

Gambar 2.10 Erin

Sumber : http://imgs.inkfrog.com/pix/nancylee/Erin08.jpg

2.5.2. Studi Warna

Warna merupakan salah satu elemen terpenting dari animasi, dari

warna, kita dapat mengetahui mood tentang suatu adegan dalam sebuah

animasi. Agar pemilihan warna yang nantinya akan dipakai dalam

animasi tepat, penulis melakukan beberapa studi terkait dengan warna

terhadap beberapa animasi pendek (The Legend of the Scarecrow dan

Thought of You - by Ryan Woodward).

Gambar 2.11 salah satu scene dalam animasi The Legend of the Scarecrow

27

Sumber:http://2.bp.blogspot.com/-r9wl_KQxfe4/TqmMB3r

WIMI/AAAAAAAAEFw/hNy1nSJ07z0/s400/scarecrow.jpg

Gambar di atas adalah sebuah shot dalam salah satu adegan di

dalam animasi The Legend of the Scarecrow. Terlihat warna yang

digunakan adalah warna – warna dengan saturasi yang rendah dan efek

warna monochrome. Warna-warna tersebut terlihat menyatu dan

memberikan kesan tua.

Selain itu terlihat adanya perbedaan saturasi warna background dan

objek yang kontras. Hal ini tentu memberikan sebuah emphasis khusus

pada objek.

2.5.3. Studi Art Direction

Untuk art direction, penulis melakukan studi terhadap animasi

pendek tales of three brother dan Thought of You - by Ryan Woodward.

Dalam animasi pendek Tales of Three Brother, dunia di dalam

animasi tersebut banyak menggunakan siluet dengan perbedaan saturasi

suatu warna tertentu dan dibangun dengan bentuk yang sederhana dan

menggunakan environmental fog untuk menggambarkan kesan jauh.

28

Gambar 2.12 salah satu scene dalam animasi tales of three brother

Sumber : http://b.vimeocdn.com/ts/185/033/185033970_640.jpg

Tekstur yang diaplikasikan dalam animasi tersebut juga menambah

sisi artistik dalam animasi tersebut sehingga menciptakan mood yang

diinginkan.

Gambar 2.13 salah satu scene dalam animasi Thought of You - by Ryan Woodward

Sumber:http://2.bp.blogspot.com/_MgfBNd2e4us/TSdUZMzMo5I/AAAAAAAAGIU/

tupZTtIh9KI/s400/ryan-woodward-500x262.png

2.6. Target Pasar

2.6.1. Target Primer

Demografi : Laki-laki / perempuan, 13 - 20 tahun, status

ekonomi sosial B - A

Psikografi : Memiliki rasa ingin tahu yang besar dan menyukai

film atau animasi

Geografi : Kota-kota besar.

29

2.6.2.Target Sekunder

Demografi : Laki-laki / perempuan, remaja, 13 - 20 tahun,

status ekonomi sosial C-A

Psikografi : Terbuka, menyukai budaya indonesia dan

menyukai film animasi

Geografi : Selain kota-kota besar.

2.7. Analisa

2.7.1. Pertimbangan Pengambilan Cerita

Banyak sekali film animasi yang bertemakan fantasi yang mengambil

unsur budaya mereka, namun jika kita mendalami sejarah dan budaya

Indonesia sendiri, banyak sekali unsur budaya dan sejarah indonesia yang

dapat diangkat menjadi film animasi pendek dan kualitas ceritanya tidak

kalah jauh dari yang lain. Kita hanya perlu mengembangkannya menjadi

menarik sehingga mampu menarik perhatian audiens.

2.7.2. Faktor Pendukung

Animasi di indonesia masih sedikit, sehingga masih ada peluang untuk

berhasil..

Cerita yang berakhir tragis banyak menarik emosi para penonton.

2.7.3. Faktor Penghambat

Keterbatasan waktu yang mungkin bisa membuat animasi pendek ini

tidak bisa mencapai hasil maksimal sesuai yang diharapkan.

Minat remaja sudah mulai berkurang untuk menonton film animasi.

Kurangnya Ilmu yang digunakan untuk membuat Animasi Pendek ini.

Alur cerita kadang tidak berhasil menarik emosi para penonton.