bekerja · sejak manusia diciptakan oleh allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja...

12
M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h SEPTEMBER 2017/NO.303 WWW.UKI.CA UKITORONTO Bekerja Bekerja dan dan Hidup Hidup Bekerja Sebagai Bekerja Sebagai Bentuk Perjuangan Bentuk Perjuangan untuk untuk Hidup Hidup Romo Aegidius Warsito SCJ, Fr Mark Fortner SCJ GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Christine Budihardjo Randy Danurahardja Novius Handy Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sa- cred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: [email protected]

Upload: vodat

Post on 26-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3 W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O

BekerjaBekerja dandan

HidupHidup

Bekerja Sebagai Bekerja Sebagai Bentuk Perjuangan Bentuk Perjuangan

untukuntuk HidupHidup

Romo Aegidius Warsito SCJ, Fr Mark Fortner SCJ

GEREJA

St. Anselm’s Church

1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)

Toronto

ON M4G 3H3

Ph: (416) 485-1792

Subway Stn:

Davisville

Redaksi:

Angelina Hanapie

Julian Wibowo

Christine Budihardjo

Randy Danurahardja

Novius Handy

Penasehat:

Rm. J. Juliwan M. SCJ

Alamat Redaksi:

c/o Priests of the Sa-

cred Heart

58 High Park Blvd.

Toronto

ON M6R 1M8

Email:

[email protected]

Page 2: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,

(647) 532.1318 [email protected]

Deacon Deacon Val Danukarjanto,

(416) 497.2274 [email protected]

DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707

[email protected]

Sekretaris Christianita Kuswoyo,

(647) 774.3801 [email protected]

Bendahara

Evy Patuwo, (647) 323.3525 [email protected]

WILAYAH TIMUR

Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246

[email protected] Seksi Liturgi

Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 [email protected]

Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338

[email protected] Seksi Sosial

Lusia Lie [email protected], (416) 903.9718

Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282

[email protected] Usher

Janto Dinoto, (416) 402.7106 [email protected]

WILAYAH BARAT

Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888

[email protected] Seksi Liturgi

Stephanus Limpi, (416)827.2800 [email protected]

Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901

[email protected] Seksi Sosial

Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 [email protected]

Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789

[email protected] Usher

Diana Lucas, (416) 824.4069 [email protected]

BIDANG KHUSUS

Mudika, Felicia Wirahardja [email protected]

PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor

Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected]

Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536

[email protected] Ketua Altar Server

Budiman Widjaja, (416) 250.1655 [email protected]

Page 3: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

H A L A M A N 3

Bersambung ke halaman 4,

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3

anusia rekan kerja Allah

Sejak manusia diciptakan

oleh Allah, manusia sudah

menjadi partner dan rekan

kerja Allah. Sebagaimana

Allah bekerja dalam kisah

Penciptaan alam semesta, begitu pula

manusia bekerja bersama Allah untuk

merawat dan mengembangkannya. Oleh

sebab itu manusia tidak boleh merusak

apalagi menghancurkan, karena

semuanya itu adalah milik Tuhan.

Dengan bekerja, maka manusia sungguh

menghidupi citranya karena sesuai

dengan gambaran dan rupa Allah yang

bekerja.

Rekan kerja berarti bahwa Allah

tetaplah yang utama dan manusia selalu

bekerjasama dan berkomunikasi dengan

Allah dalam setiap tindakan dan

perbuatannya terutama yang menyangkut

seluruh alam semesta ini. Dengan alam

semesta pun, manusia perlu bekerjasama

dan saling mengembangkan supaya

tercapailah sebuah kesatuan yang

harmonis dan saling memperkaya. Jika

semuanya itu terjadi, maka akan

makmurlah kehidupan semua manusia

dengan alam semesta yang ada

bersamanya.

Situasi yang menyedihkan saat

ini adalah manusia sudah tidak lagi selalu

menjadi rekan kerja Allah, melainkan

menjadi penguasa dan seolah menjadi

‘allah’ yang ingin mengatur dan

melakukan apa saja terhadap alam

semesta. Manusia ingin menjadi tuan atas

sesamanya dan juga ciptaan lainnya dan

mulai menyingkirkan Allah sebagai

Pencipta. Jelas bahwa Allah adalah Allah

dan tidak mungkin manusia menjadi allah

baru. Sikap ini juga sudah muncul dalam

kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

dan terus berlanjut sampai hari ini.

Ambisi manusia untuk menguasai inilah

yang juga mendatangkan konflik dan

pertikaian antar manusia sendiri. Tugas

dan jabatan yang diemban, yang

seharusnya menjadi sarana pelayanan dan

bekerja sama dengan Allah, justru

menjadi kesempatan untuk berkuasa.

Kuasa yang berasal dari Tuhan dianggap

berasal dari diri sendiri sehingga

terkadang sikapnya terhadap sesama

menjadi kasar dan mulai menjadi

diktaktor. Inilah yang menjadi

keprihatinan dalam kehidupan kita

sekarang ini. Manusia yang adalah ‘co-

worker’ Allah, malah mulai jalan sendiri

dan menuju ke jurang kehancuran. Inilah

yang menyebabkan kehidupan bersama,

dalam keluarga, komunitas, Gereja,

negara dan kehidupan bersama lainnya

menjadi kacau dan hancur.

Dinamika hidup manusia

Santo Paulus menulis dalam

suratnya, ‘yang tidak bekerja, jangan

makan’. Tentu dia menjelaskan maksud

perkataannya itu. Ini berangkat dari

kenyataan bahwa ada orang yang tidak

atau malas bekerja dan hanya ingin

mengambil milik orang lain. Maka Paulus

menekankan agar setiap orang bekerja

dan makan dari hasil jerih lelahnya itu.

Tentu saja tetap ada unsur berbagi dalam

hidup bersama. Inilah dinamika dalam

kehidupan manusia, kita semua, sebagai

ciptaan Tuhan yang ingin maju dan terus

berkembang menjadi lebih baik. Namun

kerinduan untuk menjadi baik jika tidak

disertai oleh usaha dan kerja keras, maka

tinggallah sebuah impian, sebuah utopia.

Perjalanan hidup kita sampai

hari ini sangat menunjukkan dinamika

yang mengagumkan dan perlu selalu

disyukuri. Lihat saja pada bulan

September ini, mereka yang masih

belajar, sekolah atau kuliah, kembali

memulai masa studynya setelah

menikmati masa liburan yang cukup

panjang. Liburan menjadi kesempatan

untuk mengisi diri dengan dimensi lain

selain intelektual. Maka perpaduan

berbagai dimensi dalam kehidupan

manusia akan membantu menjadikan diri

kita sebagai pribadi yang holistik dan

semakin menuju ke kesempurnaan. Maka

jangan pernah mengadakan pemisahan

dalam arti mengkotak-kotakkan berbagai

dimensi yang menjadi bagian serta

kekayaan dalam hidup kita.

Tentu saja dimensi rohani atau

spiritualitas tetap menjadi dimensi sentral

dan dasar bagi kehidupan kita. Itulah

sebabnya manusia dapat berkomunikasi

dengan Allah yang menciptakannya.

Relasi dan komunikasi dengan Tuhan ini

terus perlu dijaga agar dimensi rohani dan

jasmani terus berjalan bersama.

Selalu bersyukur atas hidup

Dalam menjalani kehidupan

sebagai citra Allah, kita selalu bersyukur

karena semua yang terjadi di dalam hidup

kita selalu ada dalam

penyelenggaraanNya. Memang tidak

selalu hal baik yang kita alami, namun

kita tetap berada dalam perlindungan

kasih Tuhan. Mensyukuri hidup berarti

kita menerima kehadiran Tuhan di dalam

seluruh dinamika hidup kita sebagai

manusia. Inilah saatnya kita berterima

kasih atas penyelenggaraan Tuhan yang

senantiasa hadir di dalam kehidupan kita.

Ketika kita membiarkan Tuhan ada

bersama kita, maka kita akan mengalami

betapa besar dan indahnya anugerah

hidup yang sampai sekarang ini kita

nikmati.

Namun terjadi pula bahwa ada

orang yang kurang bersyukur atas

hidupnya dan kurang melihat kehadiran

Tuhan di dalam kehidupannya. Realita ini

kita lihat dalam kehidupan orang yang

selalu mengeluh dan menuntut lebih

kepada Tuhan. Bahkan terkadang Tuhan

menjadi sasaran kemarahan karena

Bekerja Dan Hidup Bekerja Sebagai Bentuk Perjuangan untuk Hidup

| Oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ |

M

Page 4: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3 H A L A M A N 4 Sambungan dari halaman 3,

ketidakberhasilan manusia dalam

menjalani hidup ini. Semakin manusia

berontak dan menjauhi Tuhan, semakin

mereka akan mengalami kehancuran di

dalam hidupnya. Mungkin manusia

merasa dirinya benar karena semua

tindakannya merupakan keinginannya dan

dibuat dengan bebas dan untuk

kesenangan dirinya. Dengan tujuan untuk

kepuasan dan kesenangan diri ini, justru

manusia tidak akan mencapai yang

ditujunya, karena itulah mereka sering

merasa kecewa. Tentu untuk sementara

manusia akan merasakan senang dan

serba indah menurut kriterianya sendiri.

Yang perlu diingat bahwa tujuan hidup

manusia adalah kebahagiaan kekal di

Rumah Bapa.

Ora et Labora

Keseimbangan dalam hidup

manusia tampak dalam ungkapan ’ora et

labora’, ‘berdoalah dan bekerjalah’.

Kesatuan kedua hal itulah yang membuat

diri manusia menjadi utuh dan sempurna,

karena dimensi rohani dan jasmani yang

berjalan bersama. Relasi dengan Tuhan

dalam doa menjadi dasar yang kuat bagi

diri manusia, karena dari Tuhan-lah hidup

manusia berasal dan menuju. Dengan

kekuatan dan dasar yang kuat itulah

manusia mengisi hidupnya dalam usaha

dan perbuatan yang tidak kunjung henti.

Usaha dan tindakan yang cukup banyak

dan kadang tidak ringan tidaklah begitu

dirasakan lagi ketika dilakukan dalam

kesatuan rohani dan jasmani.

Dimensi rohani selalu akan

mengingatkan kita bahwa segala sesuatu

yang kita lakukan berasal dari kekuatan

ilahi yang dikaruniakan kepada kita.

Tidak ada tindakan dan perbuatan yang

kita lakukan tanpa kesatuan dengan

dimensi rohani. Begitu pula dimensi

rohani ini menjadi nyata dalam setiap

perbuatan dan tindakan manusia yang

baik dan memancarkan kasih bagi

sesamanya. Setiap tindakan dan perbuatan

yang dilakukan dengan dasar dan

landasan iman, sungguh akan

mendatangkan kebahagiaan dan sukacita

tersendiri. Kita selalu dimampukan oleh

Tuhan untuk bertindak sesuai dengan

kehendakNya. Dalam hal inilah kita

semakin menghadirkan karya dan

perbuatan Allah sendiri di tengah dunia

ini.

Baiklah kita selalu sadar bahwa

kehadiran kita di dunia ini merupakan

kehadiran Tuhan sendiri yang memakai

kita untuk meneruskan karya kasihNya.

Kita menjadi rasul dan nabi di jaman ini

yang terus menyuarakan kasih Tuhan dan

menunjukkannya di tengah dunia ini.

Hidup kita akan menjadi semakin utuh

dan mantap jika kita selalu melangkah

bersama Tuhan di dalam setiap detik

kehidupan kita. Bersama Tuhan, hidup

kita semakin indah dan membahagiakan.

Johanes Juliwan Maslim, SCJ

Fr. Mark Fortner professed vows as a mem-ber of the U.S. Province in 1962 but most of his priesthood, from 1969 – 1999, was spent in Indonesia. Originally from St. Louis, Fr. Mark, 72, studied at Southeast Missouri State College before entering the SCJs’ Kilroe Seminary in Honesdale, Penn. His M.Div. is from Sacred Heart School of Theology (1968) and in 1993 he earned a Ph.D. in Pastoral Coun-

seling from Loyola in Baltimore, Md. He was ordained to the priesthood in 1968. After 30 years as a member of the Indonesian Province Fr. Mark returned to the United States permanently in 1999. He was involved in formation from 2000-2002, including a year as novice master. In 2003 he moved to Door County, Wis., where he put his degree in pastoral counseling to work first as a licensed psychotherapist at the SCJs’ retreat center in Baileys Harbor, and then with Fox Valley Pastoral Counseling. With many strong ties to Indonesia, Fr. Mark was one of the last members of the U.S. Province to visit with Fr. Tom Fix before his death from cancer ear-lier this year. Fr. Mark escorted one of Fr. Tom’s brother’s to Jakarta to visit him. Now retired, Fr. Mark is a member of the Sacred Heart Community in Franklin, Wis.

Fr Mark Fortner SCJ

Page 5: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3 H A L A M A N 5

audara/i yang terkasih, kalau kita perhatikan Injil hari

Minggu XXIII ini, kita mungkin dibuat bingung dengan

pernyataan yang dibuat oleh Yesus, karena pada

kesempatan lain Yesus berkata: “Jangan menghakimi

orang lain dan kamu tidak akan dihakimi” akan tetapi di dalam

Injil hari ini Yesus mendesak kita untuk menasihati orang lain

yang bersalah/berbuat dosa. Perintah ini tentunya akan

menimbulkan sebuah pertanyaan mendasar: “Bagaimana kita

bisa menasihati orang lain yang bersalah tanpa harus

menghakimi orang tersebut?”

Yesus sadar bahwa kita semua, para pengikutNya, tidak

bisa menilai hati nurani seseorang, akan tetapi sebenarnya kita

dapat menilai seseorang dari

perbuatannya. Adalah benar,

sulit untuk mengetahui apakah

seseorang menyadari bahwa

dia melakukan kesalahan,

namun seringkali kita dapat

melihat kapan dia berbuat

salah.

Saudara/i yang

terkasih, saya yakin

memberikan koreksi atau

menasihati orang yang berbuat

salah adalah tugas yang tidak

mudah dan mungkin sesuatu

yang paling kita hindari. Tak

dapat dipungkiri, ini adalah

tugas yang sulit, apalagi kalau

ini kita lakukan semata-mata

untuk kepentingan kita sendiri,

untuk kemuliaan kita sendiri.

Alasan kita melakukan ini

karena keselamatan orang lain

adalah tanggung-jawab kita.

Sebagaimana yang kita dengar

dalam bacaan pertama

Yehezkiel 33: 7-9: “bila kita

tidak memperingatkan orang bersalah dan dia mati maka kita

ikut bersalah, akan tetapi setelah kita peringati dan dia menolak

maka pada saat dia mati bukan tanggung jawab kita lagi.”

Itulah tugas yang diberikan Tuhan kepada Yehezkiel bukan

hanya menyampaikan Sabda Tuhan akan tetapi juga menjadi

penjaga bangsa Israel agar tidak terjatuh dalam dosa dengan

berani menegur dan menasihatinya.

Tugas yang diberikan kepada Yehezkiel ini, oleh Yesus

sekarang dipercayakan kepada kita, para pengikutNya. Kita

diberi mandate dan tugas untuk menjaga keselamatan jiwa orang

lain dengan berani memberikan teguran atau nasihat kepadanya.

Dan sekali lagi ini bukan perkara yang gampang, karena kita

semua tidak ingin ditolak atau hubungan kita menjadi hancur

dengan orang tersebut, atau orang tersebut manjadi marah dan

menaruh dendam, dan sebagainya. Apalagi kita hidup di Canada

yang lebih individualis, maka begitu kita masuk ke area ini

jawaban yang akan kita terima “It’s not your business.”

Lalu persoalannya bagaimana tugas ini bisa kita

lakukan secara nyata?

Menurut saya yang perlu kita lakukan adalah dengan

terus menjaga persabahatan kita dengan Yesus. Kita bisa

belajar dari Yesus, yang memang pakar dalam hal menasihati

dan menegur orang lain untuk ke jalan yang benar. Yang jelas

Yesus tidak pernah takut untuk ditolak, dimusuhi, bahkan

dibunuh sekalipun atas kebenaran yang Dia yakini sebagai

keutamaan yang harus dipegang teguh dan diwartakan, karena

kebenaran ini berasal dari Tuhan sendiri. Maka Yesus tidak

segan menegur Petrus yang tadinya diberi gelar “batu karang”

lalu berubah dengan sebutan “batu sandungan.” Yesus menegur

para ahli Taurat, kaum Farisi, para Imam dan Saduki. Yesus

juga mengoreksi Santo

Paulus dalam perjalanannya

ke Damaskus karena

menganiaya GerejaNya.

Dari sini kita bisa melihat

bahwa Yesus tidak hanya

mengajar dan memberikan

perintah untuk menasihati

orang lain, akan tetapi Dia

sendiri juga

mempraktekkannya. Maka

sebagai pengikutNya, wajar

kalau kita sungguh diajak

untuk berani menjadi

penjaga moral spiritual

orang-orang di sekitar kita,

akan tetapi bukan berarti

kita menjadi seperti “polisi

Bait Suci atau orang Farisi”

yang selalu dengan mata

yang tajam melihat dan

menghakimi seseorang. Dan

menurut saya, semua ini

baru bisa kita lakukan

apabila kita menjalin

persahabatan yang erat

dengan Yesus. Di dalam Yesus, kita melihat betapa kasih sayang

menjadi dasar bagi Yesus untuk menasihati dan menegur orang

yang berbuat salah. Oleh karena itu, kita juga dipanggil untuk

memperbaiki yang lain dengan cinta kasih. St. Paulus dalam

suratnya kepada orang Romawi hari ini berbicara tentang cinta

ini sebagai: "Cinta tidak berbuat salah kepada sesama, oleh

karena itu, cinta adalah pemenuhan hukum Taurat."

Jadi bagaimana kita bisa memperbaiki orang lain

dengan penuh cinta?

Yesus di dalam Injil menerangkannya. Kami

mengambil orang itu sendiri, pribadi dan menunjukkan

kesalahannya. Tapi ini tidak harus dilakukan jika kita marah,

atau di depan umum, atau karena kebencian. Jika dia menolak

untuk dikoreksi, ayo ajak satu atau dua orang lagi (teman kita,

teman / konfidennya) untuk membantu kita. Jika inipun tidak

berhasil, ayo pergi ke komunitas yang lebih besar. Dengan kata

lain, mari kita melakukan segala kemungkinan untuk

memperbaiki orang ini. Dengan cinta kita bisa melakukan ini.

KFC KEEP FRIENDSHIP WITH CHRIST

MENJAGA PERSAHABATAN DENGAN KRISTUS

(Yehezkiel 33: 7-9, Roma 13: 8-10, Matius 18: 15-20)

Homili Romo Aegidius Warsito SCJ,

Minggu XXIII di Waktu Biasa A

S

Bersambung ke halaman 10,

Page 6: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3 H A L A M A N 6

Bersambung ke halaman 7,

(Hari 7: Sabtu, 5 November 2016)

erjalanan Peziarahan di Tanah

Suci ini telah tiba di hari terakhir,

maka inilah penghujung dalam

rangkaian permenungan kita ini.

Pada hari terakhir ini kembali kita

diingatkan akan Kasih yang menjadi

fokus permenungan kita selama Masa

Ziarah ini. Pengalaman akan Kasih Allah

itulah yang sungguh nyata selama berada

di Tanah Suci ini. Oleh sebab itulah

kitapun ingin membagi pengalaman

Kasih itu kepada semua orang yang kita

jumpai. Kasih yang tulus mendatangkan

sukacita dan kegembiraan. Itu juga yang

menjadi warna seluruh Peziarahan kita

ini, yakni sukacita. Dalam kelelahan dan

perjuangan yang kita lakukan, kita tetap

bersukacita, karena keberadaan kita di

Tanah Suci ini adalah karena kebaikan

dan Kasih Tuhan sendiri. Hari ini

peziarahan kita diwarnai dengan

banyaknya berjalan kaki.

Bukit Zaitun

Langkah pertama kita menuju

ke Bukit Zaitun. Dari namanya jelas

bahwa di tempat ini terdapat banyak

pohon zaitun. Dalam Kitab Suci, tempat

ini sering disebut sebagai tempat yang

rindang dan sejuk sehingga menjadi

tempat untuk beristirahat dan berdoa.

Tuhan Yesus juga menggunakan tempat

ini untuk menyendiri dan berdoa sebelum

atau sesudah mengajar dan berkarya. Di

daerah ini pula Tuhan Yesus ditangkap

oleh para serdadu karena Yudas Iskariot

yang menunjukkannya. Tentu saja Yudas

tahu tempat ini, karena dia adalah salah

satu dari rasul Yesus.

Dari Bukit Zaitun ini, kita dapat

memandang kota Yerusalem dengan

Kenisahnya yang megah di jaman Yesus

hidup, dari tempat ini pula Tuhan Yesus

pernah menangisi kota Yerusalem yang

akan hancur karena kedosaan manusia.

Kota Yesusalem sebenarnya dijadikan

tempat tinggal Tuhan dengan Kenisah

Allah di pusatnya. Maka kota ini

bernama Yerusalem, yakni Kota Damai.

Namun demikian nama itu sudah tidak

sesuai dengan kenyataannya. Bahkan

Kenisah Allah sudah tercemar, maka

Yesus bersedih. Semua keadaan yang

buruk inilah yang kemudian

menyebabkan kehancuran Kota

Yerusalem dan hancur pulalah Kenisah

Berbagi Kasih Sukacita Perjalanan Peziarahan di Tanah Suci ini telah tiba di

hari terakhir, maka inilah penghujung dalam rangkaian

permenungan kita ini. Pada hari terakhir ini kembali kita

diingatkan akan Kasih yang menjadi fokus permenungan

kita selama Masa Ziarah ini. Pengalaman akan Kasih

Allah itulah yang sungguh nyata selama berada di Tanah

Suci ini. Oleh sebab itulah kitapun ingin membagi

pengalaman Kasih itu kepada semua orang yang kita

jumpai. Kasih yang tulus mendatangkan sukacita dan

kegembiraan. Itu juga yang menjadi warna seluruh

Peziarahan kita ini, yakni sukacita. Dalam kelelahan dan

perjuangan yang kita lakukan, kita tetap bersukacita, karena keberadaan kita di

Tanah Suci ini adalah karena kebaikan dan Kasih Tuhan sendiri. Hari ini

peziarahan kita diwarnai dengan banyaknya berjalan kaki.

Perjalanan Ziarah UKI 2016 Menuju Holy Land Dan Roma

Maria mengunjungi Elizabeth

Gereja Ayam Berkokok

Bukit Zaitun

P

Page 7: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3 H A L A M A N 7

Bersambung ke halaman 8,

Allah. Hal ini membuat semakin jelas

bagi kita semua bahwa Tuhan tidak

tinggal dan terkurung di dalam Kenisah

atau kota Yerusalem. Benar bahwa

Yerusalem adalah Kota Suci karena

Tuhan hadir di dalamnya. Maka

Yerusalem baru sudah tersedia, yakni

Kerajaan Surga.

Dari Bukit Zaitun inilah

sekarang kita bisa memandang tembok

Kota Yerusalem dan tempat Kenisah

Allah pernah dibangun. Sekarang di

tempat Kenisah itu telah berdiri Mesjid,

yang dinamakan “Dom of the Rock”,

dengan kubah emasnya. Dari atas Bukit

Zaitun ini pula, setiap kelompok ziarah

membuat foto, dengan latar belakang

Kota Yerusalem kuno dan Dom of the

Rock.

Bukit Sion

Perjalanan diteruskan menuju ke

Bukit Sion. Tempat ini diberi nama Bukit

Sion, karena memang merupakan sebuah

bukit dan di bukit inilah kota Yerusalem

dibangun, walaupun bukan dipuncaknya.

Maka sering dikatakan bahwa Yerusalem

adalah Kota Sion. Nama Sion sering pula

disebut dalam Kitab Suci, seperti ‘Hai

Puteri Sion’. Sion juga menjadi salah satu

tempat suci dalam Tradisi Yahudi, karena

menjadi tempat kehadiran Tuhan.

Di Bukit Sion inilah dibangun

Gereja Ayam Berkokok. Gereja ini ingin

mengingatkan kepada kita semua

peristiwa Petrus yang menyangkal Yesus

sebanyak 3 kali, ketika Yesus dibawa ke

pengadilan dan akan dimasukkan ke

penjara. Di dalam gereja ini dikisahkanlah

semua peristiwa yang terjadi sehubungan

dengan Petrus dan peristiwa hidup Yesus,

terutama yang berkaitan dengan akhir

hidup Yesus. Semua kisah itu dapat

dilihat melalui lukisan dan gambar yang

ada di dalam gereja. Kita dapat belajar

dari pengalaman Petrus yang lemah,

walaupun dia sebagai rasul yang dipilih

Yesus bahkan akan diberi kepercayaan

oleh Yesus. Namun di tengah

kelemahannya, Petrus sadar bahwa ia

tetap mencintai Sang Guru, yakni Tuhan

Yesus, maka ia menyesal dan bertobat.

Di lantai bawah dari gereja ini,

terdapat penjara bawah tanah, tempat

Tuhan Yesus dipenjarakan. Penjara bawah

tanah tentu bukan tempat yang nyaman

dan enak, gelap dan pengab.

Tuhan Yesus mengalami

keadaan ini dan Ia

menjalaninya dengan

kepasrahan. Walaupun tidak

lama, namun Yesus sungguh

merasakan keadaan seorang

tahanan. Inilah solidaritasnya

dengan manusia, bahkan dalam

penderitaan yang berat.

Di penjara ini pula,

para rasul pernah dimasukkan

setelah ditangkap karena

dituduh membuat pengajaran

yang salah dan mewartakan

Tuhan Yesus. Namun di

penjara ini pula iman dan

kekuatan mereka

berkembang. Ternyata

dalam situasi sulit, Tuhan

selalu bekerja bahkan

Rahmat lebih melimpah.

Mereka bertahan dan

akhirnya bebas, karena

tidak ada yang dapat

menghalangi pewartaan

akan Kabar Gembira.

Kota Yerusalem

Peziarahan hari

ini diwarnai dengan jalan

kaki menyusuri kota

Yerusalem, mulai dari luar

tembok kota Yerusalem.

Memang kita sudah

memasuki kota Yerusalem,

namun belum semua bagian

dikunjungi.

Perjalanan diawali

dengan mengunjungi

ruangan Perjamuan

Terakhir Tuhan Yesus

bersama para rasulNya.

Tempat ini sering disebut

sebagai Ruangan Atas,

karena memang letaknya

di atas. Di tempat inilah

Yesus merayakan

Perjamuan, yang

selanjutnya bagi kita

menjadi Perayaan

Ekaristi. Tempat ini

sudah beralih fungsi

beberapa kali dan

dikuasai oleh berbagai

kelompok.

Tempat Yesus di penjara dibawah tanah.

Ruang perjamuan terakhir

Dormitorium Bunda Maria tertidur

Ke Bukit Ein Karim

Page 8: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

S E P T E M B E R 2 0 1 7 / Sambungan dari halaman 7, H A L A M A N 8

Kemudian perjalanan berlanjut menuju ke Makam

Daud. Para peziarah atau pengunjung hanya melewati tempat

yang disebut sebagai Makam Daud ini. Tempat ini juga menjadi

tempat doa bagi penganut agama Yahudi. Raja Daud memang

sangat terkenal karena pada masa Daud, terjadilah kejayaan bagi

Israel. Daud selain sebagai seorang raja, dia juga adalah seorang

nabi. Daud inilah yang menulis Mazmur yang terkenal itu. Daud

juga mengalami kejatuhan ke dalam dosa, namun ia bertobat dan

hidup setia.

Selanjutnya kita menuju ke Dormitorium. Ini adalah

tempat yang menurut tradisi, Bunda Maria tertidur, istilah yang

digunakan untuk mengatakan bahwa Bunda Maria tertidur

selamanya. Tempat ini juga menjadi tempat doa bagi banyak

peziarah untuk mengenangkan kesetiaan Bunda Maria sampai

akhir hidupnya. Kesanggupan Maria untuk menjadi ibu Tuhan

Yesus, menjadikan dia kuat dalam menghadapi berbagai

tantangan hidup. Maria mengalami banyak tantangan termasuk

penderitaan Yesus, puteranya yang juga menjadi

penderitaannya. Namun semuanya itu dijalaninya sampai akhir

dalam kesetiaan dan “Fiat”, kesanggupannya.

Perjalanan selanjutnya menuju ke Tembok Ratapan.

Hari ini bertepatan dengan hari Sabat orang Yahudi, maka untuk

memasuki daerah Tembok Ratapan ini harus melalui

pemeriksaan keamanan. Di Tembok Ratapan ini, pada hari

Sabat, orang Yahudi berkumpul untuk berdoa di depan tembok

itu. Disebut Tembok Ratapan, karena di depan tembok inilah

orang Yahudi meratapi kehancuran Kenisah Allah dan kota

Yerusalem. Peristiwa kehancuran itu terjadi setelah Yesus

wafat. Pemerintah Romawi yang menghancurkan semua

keindahan dan kekayaan yang ada di Yerusalem, termasuk

Kenisah Allah. Yang tertinggal adalah tembok sekeliling

bekas Kenisah itu dan di salah satu sisinya digunakan

untuk berdoa, itulah Tembok Ratapan. Bekas Kenisah

sendiri sekarang berdirilah Mesjid besar yang dikenal

dengan nama Dom of the Rock.

Selanjutnya kita menuju ke Gereja St. Anna.

Inilah gereja yang dikhususkan bagi St. Anna, ibundanya

Bunda Maria. Gereja sederhana ini mempunyai bentuk

bangunan yang bagus sehingga jika ada lagu yang

dinyanyikan, maka suaranya indah sekali didengar. St.

Anna menjadi dikenal dalam Gereja karena Bunda Maria yang

telah menjadi ibunda Tuhan Yesus. Oleh sebab itu Anna

bersama Yoakim suaminya diikutsertakan pula dalam Sejarah

Keselamatan manusia yang dilakukan oleh Yesus Kristus.

Ein Karem

Selesai berkeliling di kota kuno Yerusalem, kita semua

menuju Ein Karim. Perjalanan ke Ein Karim tidak begitu jauh,

namun terletak di daerah perbukitan, sehingga untuk ke sana,

setelah perjalanan dengan bus, masih dilanjutkan dengan

berjalan kaki. Perjalanan menuju ke rumah Elisabeth dan

Zakaria ini harus menaiki anak tangga yang lumayan banyak.

Namun ini semua mengingatkan kita arti sebuah peziarahan

yang memang membutuhkan perjalanan. Bunda Maria pun

berjalan dari Nazaret ketika ia mengunjungi Elisabet saudarinya

untuk berbagi sukacita. Maria yang baru mengandung dari Roh

Kudus mengunjungi Elisabet yang telah mengandung Yohanes

Pembaptis.

Di dalam Kapel Yohanes Pembaptis, di Ein Karim

inilah dirayakan Perayaan Ekaristi untuk menghadirkan kembali

misteri besar karya Allah melalui diri pasangan Zakaria dan

Elisabet dan kelahiran Yohanes Pembaptis. Kita menimba pesan

utama kesetiaan dan kepercayaan akan penyelanggaraan Tuhan

bagi hidup kita. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan dan

jika percaya.

Pemberkatan Benda Rohani

Perjalanan hari ini diakhiri dengan refleksi sejenak

bersama sebelum beristirahat. Bersamaan dengan itu diberkati

pula semua benda rohani yang dibeli selama di Tanah Suci. Hal

ini mengingat bahwa inilah malam terakhir di Tanah Suci dan

beberapa orang akan pulang ke Toronto dan tidak ikut dalam

Peziarahan tahap ke dua ke Roma.

Kita bersyukur untuk hari yang penuh berkat ini, yang

telah membuka mata kita akan begitu besar penyelenggaraaan

Tuhan bagi hidup kita. Sejarah Keselamatan Allah telah

melibatkan banyak orang, termasuk kita semua sampai jaman

ini. Maka marilah kita semakin membuka hati bagi Kerahiman

Tuhan dalam hidup kita setiap saat. Kita tinggalkan Tanah Suci

namun kita bawa terus Pengalaman Rohani yang telah

menyegarkan kembali iman kita.□

Malam refleksi dan pemberkatan

Page 9: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

H A L A M A N 9 S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3

Pengalaman Luar

Biasa akan Belaskasih Tuhan Seluruh pengalaman di Tanah Suci selama masa Peziarahan ini telah

membuat kita semakin menyadari akan begitu besarnya Kasih Allah bagi keselamatan manusia. Pengalaman iman ini tidak bisa diceritakan semuanya lewat kata dan tulisan, namun harus dialami sendiri sebagai pengalaman personal. Setiap orang mempunyai pergolakan sendiri dan kerinduan sendiri dalam peziarahan ini. Maka lewat kebersamaan, iman pribadi diharapkan bertumbuh dan bertambah dalam.

Kita datang dengan membawa niat, harapan, doa, intensi dan semua saja yang menjadi kerinduan hati kita. Semoga semuanya itu sudah kita alami dalam perjalanan peziarahan ini. Tentu saja tetap perlu berjuang dan meneruskan langkah kita dalam hidup nyata keseharian di tempat kita masing-masing. Belum semua kerinduan segera akan mendapat jawabannya, tetap diperlukan kesetiaan dan percaya bahwa Tuhan tetap menjadi teman seperjalanan kita, apapun dan bagaimana pun situasinya.

Peziarahan ini menjadi pengalaman yang luar biasa, yang membuka cakrawala iman kita dan membuat Sabda Kitab Suci menjadi hidup dan nyata. Pengalaman ini menyangkut pula akan besarnya Kasih Tuhan yang sungguh membuat kita tidak

bisa berkata lain, kecuali mengatakan KaryaMu ya Tuhan sungguh mengagumkan. Semoga dalam setiap peristiwa hidup kita, kita selalu mampu melihat kehadiran dan keagungan Tuhan.

Saatnya meneruskan Pengalaman Iman Sekarang saatnya untuk meneruskan gema Peziarahan

Tanah Suci ini. Kita ingin membuat Sabda Tuhan di dalam Kitab Suci semakin hidup, menyala dan membakar hidup kita selamanya. Maka jangan berhenti hanya pada ziarah yang telah selesai ini. Ziarah hidup kita sesungguhnya sudah dimulai dan sekarang ini disegarkan, dimantapkan dan diberi bekal untuk diteruskan sampai kita memasuki Yerusalem abadi.

Jelas peziarahan iman akan berlanjut apalagi tantangan jaman tidak semakin mudah. Namun tidak ada rara takut, ragu dan kawatir bagi orang yang percaya dan yang sudah mengalami kehadiran Tuhan di dalam hidupnya. Maka inilah kesempatan untuk semakin memancarkan pengalaman iman akan Tuhan yang menyelamatkan kita dalam diri Yesus Kristus, jasmani dan rohani. Jagalah iman kita ini dan jangan sampai luntur apalagi hingga meninggalkan Tuhan Yesus dalam iman Katolik yang kudus.

Syukur atas Pengalaman Iman bersama Syukur menjadi bagian dari seluruh Peziarahan kita ini,

karena Tuhan sungguh menginginkan kita bersama melangkah dan mengalami kehadiranNya di Tanah Suci. Seluruh persiapan, baik pribadi dan bersama telah kita buat dengan berbagai

Perjalanan Ziarah UKI 2016 Menuju Holy Land Dan Roma

Sungguh Agung Belaskasih Tuhan

Seluruh pengalaman di Tanah Suci selama masa

Peziarahan ini telah membuat kita semakin menyadari akan begitu besarnya Kasih Allah

bagi keselamatan manusia. Pengalaman

iman ini tidak bisa diceritakan semuanya lewat kata dan tulisan, namun harus dialami

sendiri sebagai pengalaman personal.

Setiap orang mempunyai pergolakan sendiri dan

kerinduan sendiri dalam peziarahan ini. Maka

lewat kebersamaan, iman pribadi diharapkan

bertumbuh dan bertambah dalam.

| Oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ |

Bersambung ke halaman 11,

Page 10: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

H A L A M A N 1 0 S E P T E M B E R 2 0 1 7 / N O . 3 0 3

Sewaktu kita membaca lebih jauh di dalam Injil, namun ada

aspek lain yang tampaknya ditambahkan oleh Yesus sebagai

cara lain untuk koreksi persaudaraan, yaitu Doa, terutama

berdoa bersama, mungkin dengan teman atau bahkan berdoa

dengan orang yang salah terang, untuk kerendahan hati dan

keterbukaan hati.

Saudara/I yang terkasih, Rm. Herbert Smith SJ telah

menggariskan 12 Pedoman untuk mengadakan Koreksi

Persaudaraan:

Kecuali Anda adalah pengambil koreksi model, lamban

untuk memberikannya.

Berbicaralah sebagai seorang sahabat dan teman sejati

bukan seperti musuh.

Berilah koreksi yang adil.

Jangan mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu, karena itu

akan menjadi penghakiman dan bukan koreksi.

Kedepankan kasih daripada serentetan tuduhan.

Janganlah takut minta bantuan apabila dibutuhkan.

Bingkai koreksi dengan kasih sehingga akan membawa

perbaikan dan bukan luka yang semakin dalam.

Tentukan dulu apakah orang tersebut membutuhkan koreksi

atau pertolongan.

Berbuat dan bertindak benar itu susah, maka perlu

memahami bila ada orang yang berbuat salah/berdosa.

Koreksi itu menimbulkan rasa sakit/malu, maka kita tidak

perlu menambah parah dengan penghakiman/

menyudutkan.

Berdoa dan belajar dari Bunda Maria setiap kali

menghadapi masalah.

Menempatkan diri kita pada posisi, perasaan dan pikiran

orang tersebut. Anda mungkin akhirnya mengucapkan

selamat kepadanya karena tidak bertambah buruk!

Saya ingin menambahkan KFC (Keep Friendship with Christ),

Dia adalah paradigma koreksi persaudaraan yang hebat, tidak

hanya dengan berkhotbah tentang hal itu tetapi juga dengan

menyerahkan hidupnya untuk menunjukkannya.

Jadi, mari kita luangkan waktu dan tanyakan pada diri

kita sendiri: mengapa kita biasanya tidak peduli dengan orang-

orang di sekitar kita yang melakukan kesalahan dalam hidup

mereka? Apa yang bisa kita pelajari dari Injil hari ini untuk

perjalanan hidup kita sebagai pengikut Yesus atau sebagai orang

Katolik saat ini?□

(Homili Romo Aegidius Warsito SCJ, Minggu XXIII di Waktu Biasa A)

The earliest lives of the saints say St. Adrian, an officer in the Roman army,

was so moved by the patience of the Christians whom he persecuted that he

himself converted to Christianity and was martyred. After his death, his

relics were taken first to Constantinople, then to Rome and finally to Flan-

ders.

Relics are one of the more interesting aspects of the saints. By definition, a

first-class relic is part of a saint’s body, such as a bone chip; a second-class

relic is something belonging to the saint, such as clothing and a third-class

relic is something that has been touched either to the saint or to his or her

tomb.

When described so methodically, relics sound a bit morbid but in fact, most

of us keep relics. Do you have your grandmother’s ring? Then you own a

second-class relic. Do you keep a flower from your sister’s wedding bou-

quet? Then you are treasuring a third-class relic. If someone you loved was

cremated and you have the urn, you may even have a first-class relic.

Our relics help us remember our loved ones even after they have died. They

are a way to remind us of our connection here on earth and to encourage us

in the hope of our reunion in heaven. It’s exactly the same way with relics

of the saints. They help us recall our hope that one day, we too, will meet

face to face.

What relics do I treasure?

Today I will look at something that belonged to someone I love and remem-

ber the person in prayer.

From: 365 Saints by Woodeene Koenig-Bricker

RELICS St. Adrian C.A. C. 306

Sambungan dari halaman 5,

Page 11: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa

Sambungan dari halaman 9,

dinamikanya, semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita bukanlah kelompok kecil, namun dengan kebersamaan dan saling berbagi kasih, kita mampu berjalan bersama dan menyelesaikan Peziarahan di Tanah Suci ini.

Terima kasih untuk semua saja yang telah terlibat, khususnya yang telah dengan sepenuh hati dan pengorbanan mempersiapkan dan mengatur semuanya ini. Semoga ini menjadi tanda baik untuk langkah dan perjalanan selanjutnya ke depan, khususnya dalam Keluarga Besar UKI.

Berkat Tuhan menyertai kita semua dan terus menjadikan kita pribadi yang beriman yang selalu setia.□ (Hari 7: Minggu, 6 November 2016)

Camping UKI, August 2017Awenda Provincial Park, ONCamping UKI, August 2017Awenda Provincial Park, ON

Page 12: Bekerja · Sejak manusia diciptakan oleh Allah, manusia sudah menjadi partner dan rekan kerja Allah. Sebagaimana Allah bekerja dalam kisah ... kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa