bcbogor.beacukai.go.id...created date 7/4/2018 1:52:13 pm

78
SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PEMTURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha, perlu menerapkan pelayanan Perizinan Berusaha terintegrasi secara elektronik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Repubiik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO7 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 67, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indoncsia Nomor 47241; Mengingat : 1. b. 2. 3. Undang-undang

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

SALINAN

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PEMTURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2018

TENTANG

PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan dan peningkatanpenanaman modal dan berusaha, perlu menerapkanpelayanan Perizinan Berusaha terintegrasi secaraelektronik;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakanketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 25 Tahun2007 tentang Penanaman Modal serta Pasal 6 dan Pasal 7Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentangPemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentangPelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi SecaraElektronik;

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepubiikIndonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO7 tentangPenanaman Modal (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO7 Nomor 67, Tambahan Lernbaran NegaraRepublik Indoncsia Nomor 47241;

Mengingat : 1.

b.

2.

3. Undang-undang

Page 2: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

Menetapkan : PERATURANPERIZINANELEKTRONIK.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimanatelah beberapa kaii diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679);

MEMUTUSIGN:

PEMERINTAH TENTANG PELAYANANBERUSAHA TERINTEGRASI SECAM

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1 . Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh trVakil Presiden danmenteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Repubiik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan dewanperwakilan ralryat daerah menurut asas otonomi dantugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalarn sistem dan prinsip Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan Lrrusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.

4. Perizinan

Page 3: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

4.

5.

6.

8.

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-3-

Perizinan Berusaha adalah pendaftaran yang diberikankepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankanusaha dan/atau kegiatan dan diberikan dalam bentukpersetujuan yang dituangkan dalam bentuksurat/keputusan atau pemenuhan persyaratan dan/atauKomitmen.

Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atauOnline Single Submission yang selanjutnya disingkat OSSadalah Perizir,an Berusaha yang diterbitkan olehl,embaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinanlembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada PelakuUsaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.

Pelaku Usaha adalah perseorangan atau nonperseorangan yang melakukan usaha dan/atau kegiatanpada bidang tertentu.

7. Pendaftaran adalah pendaftaran usaha dan/ataukegiatan oieh Pelaku Usaha melalui OSS.

Izin Usaha adalah izin yang diterbitkan oleh LembagaOSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,gubernur, atau bupati/wali kota setelah Pelaku Usahamelakukan Pendaftaran dan untuk memulai usahadan/atau kegiatan sampai sebelum pelaksanaankomersial atau operasional dengan memenuhipersyaratan dan/ atau Komitmen.

Izin Komersial atau Operasional adalah izin yangditerbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas namamenteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota setelah Pelaku Usaha mendapatkan Izin Usaha danuntuk melakukan kegiatan komersial atau operasionaldengan memenuhi persyaratan dan/ atau Komitmen.

Komitmen adalah pernyataan Pelaku Usaha untukmemenuhi persyaratan lzin Usaha dan/atau lzinKomersial atau Operasional.

kmbaga Pengelola dan Penyelenggara OSS yangselanjutnya disebut Lembaga OSS adalah lembagapemerintah non kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang koordinasi penanamanmodal.

9.

10.

11.

12. Nomor

Page 4: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

12.

13.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIBadalah identitas Pelaku Usaha yang diterbitkan olehLembaga OSS setelah Pelaku Usaha melakukanPendaftaran.

Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkatNPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajaksebagai sarana dalam administrasi perpajakan yangdipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitasWajib Pajak dalam melaksarrakan hak dan kewajibanperpajakannya.

Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat TDPadalah surat tanda pengesahan yang diberikan olehLembaga OSS kepada Pelaku Usaha yang telahmelakukan Pendajtaran.

Angka Pengenal Importir yang selanjutnya disingkat APIadalah tanda pengenal sebagai importir.

Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkatNIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unikatau khas, tunggal, dan melekat pada seseorang yangterdaftar sebagai penduduk Indonesia.

Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yangselanjutnya disingkat RPIKA adalah rencana penggunaantenaga kerja asing pada jabatan tertentu yang dibuat olehpemberi kerja tenaga kerja asing untuk jangka waktutertentu yang disahkan oleh menteri yarlgmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk.Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada PelakuUsaha untuk memperoleh tanah yang diperlukan untukusaha dan/atau kegiatannya dan berlaku pula sebagaiizin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanahtersebut untuk usaha dan/atau kegiatannya.

Izin Lokasi Perairan adalah izin lokasi sebagaimanadimaksud dalam peraturan perundang-undangandibidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulaukecil.

20. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkatRDTR adalah rencana rinci untuk rencana tata ruangwilayah kabupaten/kota.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

27. lzin

Page 5: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

23.

24.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

21. lzin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepadaPelaku Usaha yang melakukan usaha dan/atau kegiatanyang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangkaperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaiprasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

22. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UpayaPemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebutUKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadapusaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak pentingterhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi prosespengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usahadan/atau kegiatan.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yangselanjutnya disebut Amdal adalah kaj ian mengenaidampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yangdirencanakan pada lingkungan hidup yang diperlukanbagi proses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnyadisebut Andal adalah telaahan secara cermat danmendalam tentang dampak penting suatu rencana usahadan/ atau kegiatan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnyadisebut RKL adalah upaya penanganan dampak terhadaplingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencanausaha dan/atau kegiatan.

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yangselanjutnya disebut RPL adalah upaya pemantauankomponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibatdari rencana usaha dan/atau kegiatan.

Izin Mendirikan Bangunan Gedung yang selanjutnyadisebut IMB adalah perizinan yang diberikan olehPemerintah Daerah kabupaten/kota kepada pemilikbangunan gedung untuk membangun baru, mengubah,memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunangedung sesuai dengan persyaratan administratif danpersyaratan teknis yang berlaku.

25.

26.

27.

28. Pelayanan

Page 6: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

28.

PRESIOENREPUBLIK INOONESIA

-6-

Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkatPTSP adalah pelayanan secara terintegrasi dalam satukesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampaidengan tahap penyelesaian produk pelayanan melaluisatu pintu.Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronikyang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, ataudisimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,dan/atau didengar melaiui komputer atau sistemelektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasiyang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami olehorang yang mampu memahaminya.Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yangterdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan,terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektroniklainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi danautentikasi.Hari adalah hari kerja sesuai yang ditetapkan olehPemerintah Pusat.

Pasal 2

Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaanpemerintahan sesuai dengan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kekuasaan pemerintahan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diuraikan dalam berbagai urusan pemerintahanyang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negaradan penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat(21 mencakup kewenangan pemberian PerizinarrBerusaha, fasilitas, dan/atau kemudahan untukpelaksanaan berusaha.

Pemerintah

Pasal 3

Pusat menetapkan kebijakanpenyelenggaraan kewenangan pemberian PerizinanBerusaha sebagaimana diatur dalam PeraturanPemerintah ini dan peraturan perundang-undanganlainnya yang terkait.

29.

30.

31.

(1)

(21

(3)

(1)

(2) Peraturan

Page 7: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Peraturan perundang-undangan lainnya yang terkaitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanperaturan perundang-undangan yang mengaturkewenangan sektor atau kewenangan daerah dalamPerizinan Berusaha sepanjang tidak diatur dalamundang-undang dan tidak bertentangan denganPeraturan Pemerintah ini.

Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

termasuk pemberian fasilitas dan/atau kemudahanuntuk pelaksanaan berusaha.

Pemerintah Pusat melakukan pembinaan danpengawasan terhadap penyelenggaraan kewenanganpemberian Perizinan Berusaha.

Pasal 4

Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai:

a. jenis, pemohon, dan penerbit Perizinan Berusaha;

b. pelaksanaanPerizinanBerusaha;c. reformasi Perizinan Berusaha sektor;

d. sistem OSS;

e. tembaga OSS;

f. pendanaan OSS;

g. insentif atau disinsentif pelaksanaan Perizinan Berusahamelalui OSS;

h. penyelesaian permasalahan dan hambatan PerizinanBerusaha melalui OSS; dan

i. sanksi.

BAB IIJENIS, PEMOHON, DAN PENERBIT PERIZINAN BERUSAHA

Bagian KesatuJenis Perizinan Berusaha

Pasal 5

Jenis Perizinan Berusaha terdiri atas:a. Izin Usaha; dan

(2\

(3)

(4)

b. lzirr

Page 8: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

b.

PRESIDENREPUBLIK INDON ES IA

-8-

Izin Komersial atau Operasional.

Bagian KeduaPemohon Perizinan Berusaha

Pasal 6

Pemohon Perizinan Berusaha terdiri atas:

a. Pelaku Usaha perseorangan; dan

b. Pelaku Usaha non perseorangan.

Pelaku Usaha perseorangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a merupakan orang perorangan pendudukIndonesia yang cakap untuk bertindak dan melakukanperbuatan hukum.

Pelaku Usaha non perseorangan sebagaimana dimaksudpada ayat (l) huruf b terdiri atas:

a. perseroan terbatas;

b. perusahaan umum;

c. perusahaan umum daerah;

d. badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara;

e. badan layanan umum;

f. lembaga penyiaran;

C. badan usaha yang didirikan oleh yayasan;

h. koperasi;

i. persekutuan komanditer (commanditaireuennootschap);

j. persekutuan lirma (uenootschap onderfirmal; dank. persekutuanperdata.

(l)

(2\

(3)

Pasal 7

Page 9: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK IN DO N ESIA

-9-

Pasal 7

Perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(3) huruf a merupakan perseroan terbatas sebagaimanadimaksud dalam undang-undang tentang perseroan terbatas,yang telah disahkan oleh kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang hukum.

Pasal 8

Perusahaan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(3) huruf b merupakan perusahaan umum sebagaimanadimaksud dalam undang-undang tentang badan usaha miliknegara.

Pasal 9

Perusahaan umum daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 ayat (3) huruf c merupakan perusahaan umum milikdaerah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentangpemerintahan daerah.

Pasal 10

Badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf d merupakan badanhukum yang didirikan oleh negara dengan undang-undang.

Pasal 11

Badan layanan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (3) huruf e merupakan satuan kerja Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan usahadan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang perbendaharaan negara.

Pasal 12

Lembaga penyiaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (3) huruf f merupakan lembaga penyiaran sebagaimanadimaksud dalam undang-undang tentang penyiaran.

Pasal 13

Page 10: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

{iD

(1)

{21

PRESIOENREPUBLIK IN DON ES IA

_10_

Pasal 13

Badan usaha yang didirikan oleh yayasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf g merupakanbadan usaha yang didirikan oleh yayasan sebagaimanadimaksud dalam undang-undang tentang yayasan yangtelah disahkan oleh kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang hukum.Dalam hal Perizinan Berusaha diterbitkan kepadayayasan, yayasan dimaksud harus dimaknai sebagaibadan usaha.

Pasal 14

Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)huruf h merupakan koperasi sebagaimana dimaksuddalam undang-undang tentang perkoperasian yang teiahdisahkan oleh Pemerintah Pusat.Pengesahan koperasi oleh Pemerintah Pusat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi pengesahan aktapendirian koperasi, perubahan anggaran dasar koperasi,serta pembubaran koperasi oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum.Ketentuan mengenai pengesahan koperasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum.

Pasal 15

(1) Persekutuan komanditer (commanditaire uennootschaplsebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf imerupakan persekutuan komanditer (commanditaireuennootschap\ yang telah didaftarkan kepada PemerintahPusat.

(1)

(2t

(3)

(2) Pendaftaran

Page 11: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2t

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

11-

Pendaftaran persekutuan komanditer (commanditaireuennootschap) kepada Pemerintah Pusat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi pendaftaran aktapendirian persekutuan komanditer (ommanditaireuennootschap), perubahan anggaran dasar persekutuankomanditer (commanditaire uennootschapl sertapembubaran persekutuan komanditer (commanditaireuennootschap) oleh kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang hukum.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaranpersekutuan komanditer (commanditaire uennootschap)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamperaturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum.

Pasal 16

(1) Persekutuan firma (uenootschap onder firma)sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf j merupakanpersekutuan firma (uenootschap onder firma) yang telahdidaftarkan kepada Pemerintah Pusat.

(2) Pendaftaran persekutuan firma (uenootschap onder firma)kepada Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi pendaftaran akta pendirian persekutuanfirma (uenootschap onder firma), perubahan anggarandasar persekutuan firma (uenootschap onder firma) sertapembubaran persekutuan firma (uenootschap onder firma)oleh kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaranpersekutuan fi rma (u enoots chap onder firma) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum.

Pasal 17

(1) Persekutuan perdata sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 ayat (3) huruf k merupakan persekutuan perdata yangtelah didaftarkan kepada Pemerintah Pusat.

(3)

(2) Pendaftaran

Page 12: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2)

(3)

PRES IDENREPUBLIK IN DO N ESIA

_t2_

Pendaftaran persekutuan perdata kepada PemerintahPusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputipendaftaran akta pendirian persekutuan perdata,perubahan anggaran dasar persekutuan perdata, sertapembubaran persekutuan perdata oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaranpersekutuan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dalam peraturan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum.

Bagian KetigaPenerbit Perizinan Berusaha

Pasal 18

Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 diterbitkan oleh menteri, pimpinan lembaga, gubernur,atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya.

Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)termasuk Perizinan Berusaha yang kewenanganpenerbitannya telah dilimpahkan atau didelegasikankepada pejabat lainnya.

Pasal 19

Pelaksanaan kewenangan penerbitan Perizinan Berusahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 termasukpenerbitan dokumen lain yang berkaitan denganPerizinan Berusaha wajib dilakukan melalui Lembagaoss.Lembaga OSS berdasarkan ketentuan dalam PeraturanPemerintah ini untuk dan atas nama menteri, pimpinanlembaga, gubernur, atau bupati/wali kota menerbitkanPer2inan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Penerbitan Perizinan Berusaha oleh Lembaga OSSsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalambentuk Dokumen Elektronik sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang informasi dantransaksi elektronik.

(1)

(2\

(1)

(21

(3)

(4) Dokumen

Page 13: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(4)

(s)

PRES IDENREPU BLIK INDONESIA

-13-

Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat(3) disertai dengan Tanda Tangan Elektronik.

Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat(3), berlaku sah dan mengikat berdasarkan hukum sertamerupakan alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang informasi dantransaksi elektronik.

Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dapat dicetak @int outl.

BAB IIIPELAKSANAAN PERIZINAN BERUSAHA

Bagian KesatuUmum

Pasal 20

Pelaksanaan Perizinan Berusaha meliputi:

a. Pendaftaran;

b. penerbitan Izin Usaha dan penerbitan Izin Komersial atauOperasional berdasarkan Komitmen;

c. pemenuhan Komitmen lzin Usaha dan pemenuhanKomitmen Izin Komersial atau Operasional;

d. pembayaran biaya;

e. fasilitasi;

f. masa berlaku; dan

g. pengawasan.

Bagian KeduaPendaJtaran

Pasal 2 1

(1) Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6melakukan Pendaftaran untuk kegiatan berusaha dengancara mengakses laman OSS.

(6)

(21 Cara .

Page 14: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2)

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-t4-

Cara mengakses laman OSS sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan cara memasukkan:

a. NIK dalam hal Pelaku Usaha merupakanperseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (1) huruf a;

b. nomor pengesahan akta pendirian atau nomorpendaftaran perseroan terbatas, yayasan/badanusaha yang didirikan oleh yayasan, koperasi,persekutuan komanditer (commanditaireuennootschap), persekutuan lirma (uenootschaponder ftrma\, atau persekutuan perdata;

c. dasar hukum pembentukan perusahaan umum,perusahaan umum daerah, badan hukum lainnyayang dimiliki oleh negara, lembaga penyiaran publik,atau badan layanan umum.

Pasal22

Pelaku Usaha perseorangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2L ayat (2) huruf a yang telah mendapatkanakses dalam laman OSS, melakukan Pendaftaran denganmengisi data paling sedikit:

a. nama dan NIK;

b. alamat tempat tinggal;

c. bidang usaha;

d. lokasi penanaman modal;

e. besaran rencana penanaman modal;

f. rencana penggunaan tenaga kerja;

g. nomor kontak usaha dan/ atau kegiatan;

h. rencana permintaan fasilitas fiskal, kepabeanan,dan/ atau fasilitas lainnya; dan

i. NPWP Pelaku Usaha perseorangan.

Pelaku Usaha non perseorangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2l ayat (2) huruf b dan huruf c yang telahmendapatkan akses dalam laman OSS, melakukanPendaftaran dengan mengisi data paiing sedikit:

(1)

(2t

a. nama .

Page 15: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

- 15-

a. nama dan/ atau nomor pengesahan akta pendirianatau nomor pendaftaran;

b. bidang usaha;

c. jenis penanaman modal;

d. negara asal penanaman modal, dalam hal terdapatpenanaman modal asing;

e. lokasi penanaman modal;

f. besaran rencana penanaman modal;

C. rencana penggunaan tenaga kerja;

h. nomor kontak badan usaha;

i. rencana permintaan fasilitas perpajakan,kepabeanan, dan/ atau fasilitas lainnya;

j. NPWP Pelaku Usaha non perseorangan; dan

k. NIK penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan'

NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a danayat (2) huruf k menjadi syarat pendaftaran pesertajaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Jenis penanaman modal sebagaimana dimaksud padaayat (21 huruf c, harus diisi sesuai dengan ketentuanmengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan bidangusaha yang terbuka dengan persyaratan di bidangpenanaman modal.

Pasal 23

Dalam hal Pelaku Usaha yang melakukan Pendaftaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 belum memiliki NPWP,

OSS memproses pemberian NPWP.

Pasal 24

(l) Lembaga OSS menerbitkan NIB setelah Pelaku Usahamelakukan Pendaftaran melalui pengisian datasebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 secara lengkapdan mendapatkan NPWP sebagaimana dimaksud dalamPasal 23.

(3)

(4)

(2)NIB

Page 16: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2)

(r)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- i6-

NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk 13(tiga belas) digit angka acak yang diberi pengaman dandisertai dengan Tanda Tangan Elektronik.

Pasal 25

NIB sebagaimana dimaksud daiam Pasal 24 merupakanidentitas berusaha dan digunakan oleh Pelaku Usahauntuk mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atauOperasional termasuk untuk pemenuhan persyaratanIzin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional.

NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selamaPelaku Usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannyasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicabut dandinyatakan tidak berlaku oleh Lembaga OSS dalam hal:

a. Pelaku Usaha melakukan usaha dan/atau kegiatanyang tidak sesuai dengan NIB; dan/atau

b. dinyatakan batal atau tidak sah berdasarkan putusanpengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Pasal 26

NIB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 berlaku jugasebagai:

a. TDP sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang tanda daftar penrsahaan;

b. API sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan; dan

c. hak akses kepabeanan sebagaimana dimaksud dalamperaturan perundang-undangan di bidang kepabeanan.

Pasal 27

TDP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a, berlakuketentuan sebagai berikut:

a. NIB merupakan pengesahan TDP;

(21

(3)

b. NIB. .

Page 17: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

b.

c.

d.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t7-

NIB sebagai TDP berlaku selama jangka waktukeberlakuan NIB;

Lembaga OSS merupakan kantor tempat pendaftaranperusahaan; dan

basis data (data basel perusahaan pada NIB merupakandata dan akta yang sah untuk pemenuhan persyaratanpendaftaran perusahaan.

Pasal 28

Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 sekaligus terdaftar sebagai pesertajaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Pasal 29

Dalam hal Pelaku Usaha akan mempekerjakan tenagakerja asing, Pelaku Usaha mengajukan pengesahanRPTKA.

Pelaku Usaha dalam rangka pengajuan pengesahanRPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengisidata pada laman OSS berupa:

a. alasan penggunaan tenaga kerja asing;

b. jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asingdalam struktur organisasi perusahaan yangbersangkutan;

c. jangka waktu penggunaan tenaga kerja asing;

d. penunjukan tenaga kerja Indonesia sebagaipendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan;dan

e. jumlah tenaga kerja asing.

Berdasarkan data pengajuan RPTKA sebagaimanadimaksud pada ayat (2]l, sistem OSS memprosespengesahan RPTKA sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud pada ayat (3)merupakan izin mempekerjakan tenaga kerja asing.

(1)

l2l

(3)

(4)

Pasal 30

Page 18: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Pasal 30

(1) Lembaga OSS setelah menerbitkan NIB sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24, sekaligus memberikaninformasi mengenai fasilitas fiskal yang akan didapat olehPelaku Usaha sesuai bidang usaha dan besaran rencanapenanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(21 Pelaksanaan pemberian fasilitas fiskal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigaPenerbitan Izin Usaha dan Penerbitan Izin Komersial atau Operasional

Berdasarkan Komitmen

Pasal 3 I

Izin Usaha wqiib dimiliki oleh Pelaku Usaha yang telahmendapatkan NIB.

Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:a. Pelaku Usaha yang tidak memerlukan prasarana

untuk menjalankan usaha dan/ atau kegiatan; ataub. Pelaku Usaha yang memerlukan prasarana untuk

menjalankan usaha dan/atau kegiatan.Pelaku Usaha yang memerlukan prasarana untukmenjalankan usaha dan/atau kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas:a. Pelaku Usaha yang telah memiliki atau menguasai

prasarana; ataub. Pelaku Usaha yang belum memiliki atau menguasai

prasarana.

Pasal 32

(1) Lembaga OSS menerbitkan Izin Usaha berdasarkanKomitmen kepada:

a. Pelaku Usaha yang tidak memerlukan prasaranauntuk menjalankan usaha dan/atau kegiatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) hurufa; dan

(1)

(2)

(3)

b. Pelaku

Page 19: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2\

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

b. Pelaku Usaha yang memerlukan prasarana untukmenjalankan usaha dan/ atau kegiatan dan telahmemiiiki atau menguasai prasarana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) huruf a.

Lembaga OSS menerbitkan Izin Usaha berdasarkanKomitmen kepada Peiaku Usaha yang memerlukanprasarana untuk menjalankan usaha dan/atau kegiatantapi belum memiliki atau menguasai prasaranasebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) huruf b,setelah Lembaga OSS menerbitkan:

a. lzinlokasi;b. lzin Lokasi Perairan;

c. Izin Lingkungan; dan/atau

d. IMB,

berdasarkan Komitmen.

Pasal 33

Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat(21 huruf a diterbitkan oleh Lembaga OSS tanpaKomitmen dalam hal:a. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di

lokasi yang telah sesuai peruntukannya menurutRDTR dan/atau rencana umum tata ruang kawasanperkotaan;

b. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak dilokasi kawasan ekonomi khusus, kawasan industri,serta kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanbebas;

c. tanah lokasi usaha dan/ atau kegiatan merupakantanah yang sudah dikuasai oleh Pelaku Usaha lainyang telah mendapatkan Izin Lokasi dan akandigunakan oleh Pelaku Usaha;

(1)

d. tanah .

Page 20: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(21

PRESIOENREPUBLIK INOONESIA

-20-

d. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan berasai dariotorita atau badan penyelenggara pengembangansuatu kawasan sesuai dengan rencana tata ruangkawasan pengembangan tersebut;

e. tanah lokasi usaha dan/ atau kegiatan diperlukanuntuk perluasan usaha yang sudah berjalan danletak tanahnya berbatasan dengan lokasi usahadan/atau kegiatan yang bersangkutan;

f. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan yangdiperlukan untuk melaksanakan rencana PerizinanBerusaha tidak lebih dari:

l) 25 ha (dua puluh lima hektare) untuk usahadan/ atau kegiatan Pertanian;

2) 5 ha (lima hektare) untuk pembangunanrrmah bagi masyarakat berpenghasilan rendah;atau

3) t ha (satu hektare) untuk usaha dan/ataukegiatan bukan pertanian; atau

g. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan yang akandipergunakan untuk proyek strategis nasional.

Dalam hal Pelaku Usaha yang telah mendapatkan IzinLokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akanmenggunakan atau memanfaatkan tanah, Pelaku Usahamengajukan pertimbangan teknis pertanahan kePadakantor pertanahan tempat lokasi usaha dan/ataukegiatan melalui sistem OSS.

Kantor pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

melakukan pemeriksaan dan / atau inventarisasi ataslokasi yang telah diberikan Izin Lokasi.

Berdasarkan pemeriksaan dan/atau inventarisasisebagaimana dimaksud pada ayat (3), kantor pertanahanmenyampaikan pertimbangan teknis kepada PelakuUsaha paling lama 10 (sepuluh) Hari terhitung sejakpengajuan pertimbangan teknis diterima dari sistem OSS.

Dalam hal kantor pertanahan tidak menyampaikanpertimbangan teknis dalam jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (4), kantor pertanahan dimaksuddianggap telah memberikan persetujuan pertimbanganteknis.

(3)

(4)

(s)

Pasal 34

Page 21: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2L -

Pasal 34

Izin Lokasi Perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32ayat (21 huruf b diterbitkan oleh Lembaga OSS tanpaKomitmen dalam hal:

a. lokasi usaha dan/ atau kegiatan terletak di lokasikawasan ekonomi khusus, kawasan industri, sertakawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas;

b. lokasi usaha dan/atau kegiatan merupakan lokasi yangsudah dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telahmendapatkan Izin Lokasi Perairan dan akan digunakanoleh Pelaku Usaha;

c. lokasi usaha dan/atau kegiatan berasal dari otorita ataubadan penyelenggara pengembangan suatu kawasansesuai dengan rencana tata ruang kawasanpengembangan tersebut;

d. lokasi usaha dan/atau kegiatan yang dipergunakan olehusaha mikro dan usaha kecil; dan/atau

e. lokasi usaha dan/atau kegiatan yang akan dipergunakanuntuk proyek strategis nasional.

Pasal 35

Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32ayat (2) huruf c tidak dipersyaratkan untuk penerbitanIzin Usaha dalam ha.l:

a. lokasi usaha dan/atau kegiatan berada dalamkawasan ekonomi khusus, kawasan industri, ataukawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas;atau

b. usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha mikrodan kecil, usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajibmemiliki Amdal, atau usaha dan/atau kegiatan yangtidak wajib memiliki UKL-UPL.

Pelaku Usaha yang lokasi usaha dan/atau kegiatanberada dalam kawasan ekonomi khusus, kawasanindustri, atau kawasan perdagangan bebas danpelabuhan bebas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a menyusun RKL-RPL rinci berdasarkan RKL-RPLkawasan.

(1)

(2\

(3) RKL-RPL.

Page 22: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(3)

{4)

(s)

PRESIOENREPUELIK INOONESIA

-22-

RKL-RPL rinci sebagaimana dimaksud pada ayat (21

disetujui oleh pengelola kawasan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaanpengawasan atas RKL-RPL rinci diatur dengan peraturanmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Usaha dan/atau kegiatan yang merupakan usaha mikrodan kecil dan usaha dan/atau kegiatan yang wajibmemiliki UKL-UPL ditetapkan oleh gubernur ataubupati/wali kota berdasarkan pedoman yang ditetapkanoleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup.

Pasal 36

IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (21 huruf dtidak dipersyaratkan untuk penerbitan Izin Usaha dalam halbangunan gedung:

a. berada dalam kawasan ekonomi khusus, kawasanindustri, atau kawasan perdagangan bebas danpelabuhan bebas, sepanjang pengelola kawasan telahmenetapkan pedoman bangunan (estate regulation).

b. merupakan proyek pemerintah atau proyek strategisnasional sepanjang telah ditetapkan badan usahapemenang lelang atau badan usaha yang ditugaskanuntuk melaksanakan proyek pemerintah atau proyekstrategis nasional.

Pasal 37

(1) Izin Usaha berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.

{2) Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha danakan mengembangkan usaha dan/atau kegiatan diwilayah lain, harus tetap memenuhi persyaratan lzirrLokasi, Izin Lokasi Perairan, Izin Lingkungan, dan IMB dimasing-masing wilayah tersebut.

(3) Pelaku.

Page 23: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

(3) Pelaku Usaha wajib memperbaharui informasipengembangan usaha dan/atau kegiatan pada sistemoss.

Pasal 38

(1) Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dapat melakukankegiatan:

a. pengadaan tanah;

b. perubahan luas lahan;

c. pembangunan bangu.nan gedung danpengoperasiannya;

d. pengadaan peralatan atau sarana;

e. pengadaan sumber daYa manusia;

f. penyelesaian sertihkasi atau kelaikan;

g. pelaksanaan uji coba produksi (commisioning);dan/atau

h. pelaksanaanproduksi.

(2\ Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 namun belummenyelesaikan:

a. Amdal; dan/atau

b. rencana teknis bangunan gedung,

belum dapat melakukan kegiatan pembangunanbangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c.

Pasal 39

Lembaga OSS menerbitkan Izin Komersial atau Operasionalberdasarkan Komitmen untuk memenuhi:

a. standar, sertifikat, dan/atau lisensi; dan/ataub. pendaftaranbarang/jasa,

sesuai dengan jenis produk dan/atau jasa yangdikomersialkan oleh Pelaku Usaha melalui sistem OSS.

Pasal 40

Page 24: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Pasal 40

Lembaga OSS membatalkan lzin Usaha yang sudahditerbitkan dalam hal Pelaku Usaha tidak menyelesaikanpemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32dan/ atau lzir, Komersial atau Operasional sebagaimanadimaksud dalam Pasal 39.

Pasa1 41

Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional berlakuefektif setelah Pelaku Usaha menyelesaikan Komitmen danmelakukan pembayaran biaya Perizinan Berusaha sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-udangan.

Bagian KeempatPemenuhan Komitmen Izin Lokasi, Izin Lokasi Perairan, Izin Lingkungan,

dan/atau Izin Mendirikan Bangunan

Paragraf 1

Pemenuhan Komitmen Izin Lokasi

Pasal 42

Pelaku Usaha wajib menyampaikan permohonanpemenuhan Komitmen lzin Lokasi paling lama 10(sepuluh) Hari sejak Lembaga OSS menerbitkan IzinLokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (21

huruf a.

Pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh Pelaku Usaha melalui Lembaga OSSdengan menyanpaikan persyaratan pertimbangan teknispertanahan kepada kantor pertanahan tempat lokasiusaha dan/atau kegiatan.

Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diberikan kantor pertanahan tempat lokasi usahadan/atau kegiatan dalam jangka waktu paling lama 1O

(sepuluh) Hari untuk selanjutnya disampaikan kepadaPemerintah Daerah kabupaten/kota tempat lokasi usahadan/ atau kegiatan.

(1)

(21

(3)

(4) Dalam

Page 25: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(4)

(s)

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Dalam hal kantor pertanahan tempat lokasi usaha tidakmemberikan pertimbangan teknis dalam jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (3), pertimbanganteknis dianggap telah diberikan sesuai permohonanPelaku Usaha.

Pemerintah Daerah kabupaten/ kota tempat lokasi usahadan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dalam jangka waktu 2 (dua) Hari menyetujui pemenuhanKomitmen Izin lokasi, dalam hal kantor pertanahan:

a. memberikan persetujuan dalarn pertimbangan teknis;atau

b. lebih dari 10 (sepuluh) Hari tidak memberikanpertimbangan teknis.

(6) Pemerintah Daerah kabupaten/kota tempat lokasi usahadan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dalam jangka waktu 2 (dua) Hari menolak pemenuhanKomitmen lzin Lokasi dalam hal kantor pertanahanmemberikan penolakan dalam pertimbangan teknis.

Dalam hal kantor pertanahan dan/atau PemerintahDaerah kabupaten/ kota tempat lokasi usaha dan/ataukegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

memberikan penolakan, Izin Lokasi dinyatakan batal.

Dalam hal Pemerintah Daerah kabupaten/kota tidakmemberikan persetujuan dalam jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (5), Izin Lokasi yangditerbitkan oleh Lembaga OSS efektif berlaku.

Pasal 43

Ketentuan lebih lanjut mengenai lzin Lokasi danpertimbangan teknis pertanahan diatur dengan peraturanmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agraria.

Peraturan menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diterbitkan paling lama 15 (lima belas) Hari sejakPeraturan Pemerintah ini diundangkan.

(7\

(8)

(1)

(2\

Pasal 44

Page 26: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(1)

(2t

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 44

Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang belum memilikiRDTR, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulansejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan wajibmenetapkan RDTR untuk Kawasan Industri ataukawasan usaha sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Dalam rangka penetapan RDTR sebagaimana dimaksudpada ayat (1), kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang penataan ruangmemberikan bantuan teknis.

Pasal 45

(1) Kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang penataan ruang menyampaikanrencana tata ruang kabupaten/kota danlatau RDTRkabupaten/kota dalam bentuk digital ke Lembaga OSS.

Lembaga OSS memuat rencana tata ruangkabupaten/kota dan/atau RDTR kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam sistem OSS.

Rencana tata ruang kabupaten/kota dan/atau RDTRkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (21

menjadi dasar penetapan tempat lokasi usaha dan/ ataukegiatan dalam penerbitan Izin Lokasi.

Pasal 46

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, ketentuandalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraan Penataan Ruang yang mengatur mengenaiIzin Lokasi dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintahini atau tidak diatur secara khusus dalam PeraturanPemerintah ini.

(2t

(3)

Paragraf 2

Page 27: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Paragraf 2Pemenuhan Komitmen Izin Lokasi Perairan

Pasai 47

Izin Lokasi Perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32ayat (21 huruf b diberikan kepada Pelaku Usaha yangmelakukan kegiatan di sebagian perairan di wilayah pesisirdan/atau pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalamundang-undang mengenai pengelolaan wilayah pesisir danpuiau-pulau kecil.

Pasal 48

(1) Pelaku Usaha wajib menyampaikan permohonanpemenuhan Komitmen Izin Lokasi Perairan di wilayahpesisir dan pulau-pulau kecil paling lama 10 (sepuluh)Hari sejak Lembaga OSS menerbitkan lzirt Lokasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf b.

(21 Pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh Pelaku Usaha melalui Lembaga OSSdengan menyampaikan persyaratan Izin Lokasi Perairandi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kepada menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan atau Pemerintah Daerah sesuaikewenangan masing-masing.

(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan atau Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam jangka waktupaling lama 10 (sepuluh) Hari menyetujui atau menolakpemenuhan Komitmen Izin Lokasi Perairan.

(4) Dalam hal menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan atauPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

memberikan penolakan, Izin Lokasi Perairan dinyatakanbatal.

(5) Dalam hal menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan atauPemerintah Daerah tidak memberikan persetujuan ataupenolakan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (3), Izin Lokasi perairan yang diterbitkan olehLembaga OSS efektif berlaku.

Pasal 49

Page 28: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(1)

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

28-

Pasal 49

Dalam rangka penyelesaian Komitmen lzin LokasiPerairan, menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kelautan dan perikanan atauPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal48 menggunakan data rencana tata ruang laut nasional,rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,rencana zonasi kawasan strategis nasional, rencanazonasi kawasan strategis nasional tertentu, rencanazonasi kawasan antar wilayah, dan/atau data kebijakansatu peta

Penggunaan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui penggunaan data secara bersama (datctsharing) dan terintegrasi secara elektronik (online).

Paragraf 3Pemenuhan Komitm en lzin Lingkungan

Pasal 50

Pelaku Usaha wajib memenuhi Komitmen lzin Lingkunganyang telah diterbitkan oleh Lembaga OSS sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf c dengan melengkapi:

a. UKL-UPL; atau

b. dokumen Amdal.

Pasal 51

(1) Pelaku Usaha wajib melengkapi UKL-UpL sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5O huruf a sesuai formulir UKL-UPL.

(2) Formulir UKL-UPL sebagaimana dirnaksud pada ayat (1)memuat:a. deskripsi rinci rencana usaha dan/atau kegiatan;b. dampak lingkungan yang akan terjadi; danc. program pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup.

(21

(3) Formulir . .

Page 29: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(r)

PRESIDENREPUBLIK IN DO NESIA

-29-

(3) Formulir UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan peraturan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untukmasing-masing sektor bidang usaha dan/atau kegiatanseteiah mendapat pertimbangan dari menteri ataupimpinan lembaga pembina sektor bidang usahadan/ atau kegiatan terkait.

Pasal 52

Dalam rangka pemenuhan Komitmen sebagaimanadimaksud dalam Pasal 50 huruf a Pelaku Usaha melaluiLembaga OSS mengajukan UKL-UPL kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannyapaling lama 10 (sepuluh) Hari sejak Lembaga OSSmenerbitkan Izin Lingkungan.Pengajuan UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diumumkan di sistem OSS.

Pasal 53

Menteri yang menyelenggarakan urllsan pemerintahan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, atau bupati/wali kota melakukan pemeriksaanatas UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada Pasal 51ayat (1) paling lama 5 (lima) Hari sejak disampaikan olehPelaku Usaha.Dalam ha1 hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak terdapat perbaikan UKL-UPL, menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, dan bupati/wali kota menetapkan persetujuanrekomendasi UKL-UPL dan menyampaikannya kepadaPelaku Usaha melalui sistem OSS.

Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdapat perbaikan UKL-UPL, menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, dan bupati/wali kota menyampaikan hasilpemeriksaan kepada Pelaku Usaha melalui sistem OSS.

(2)

(1)

(2)

(3)

(4) Pelaku

Page 30: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(4)

(s)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Pelaku Usaha wajib melakukan perbaikan UKL-UPL danmenyampaikan kepada menteri yang menyelenggaralanurusan pemerintahan di bidang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup, gu.bernur, danbupati/wali kota melalui sistem OSS paling lama 5 (lima)Hari sejak diterimanya hasil pemeriksaan.

Berdasarkan perbaikan UKL-UPL yang disampaikan olehPelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4),menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, dan bupati/wali kota menetapkan persetujuanrekomendasi UKL-UPL dan menyampaikannya kepadaPelaku Usaha melalui OSS.

Penetapan persetqluan rekomendasi UKL-UPLsebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau ayat (5)

merupakan pemenuhan Komitmen Izin Lingkungan.

Dalam hal menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup, gubernur, dan bupati/wali kota tidakmenetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dalamjangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)persetujuan rekomendasi UKL-UPL dan Komitmen lzinLingkungan dianggap telah dipenuhi.

Pasal 54

Pelaku Usaha wajib melengkapi dokumen Amdaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 5O huruf b.

Penyusunan dokumen Amdal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus mulai dilakukan paling lama 30 (tigapuluh) Hari sejak l,embaga OSS menerbitkan lzinLingkungan.

Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui kegiatan:

a. penyusunan Andal dan RKL-RPL;

b. penilaian Amdal dan RKL-RPL; danc. keputusankelayakan.

(6)

(7\

(1)

(21

(3)

Pasal 55

Page 31: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(r)

(21

(3)

(41

(s)

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

pasal 55

Pelaku Usaha dalam pen5rusunan dokumen Amdalsebagaimana dimaksud dalam pasal 54,mengikutsertakan masyarakat yang terkena dampak.Pelaku Usaha selain mengikutsertakan masyarakat yangterkena dampak, dapat pula melibatkan pe-eihatilingkungan hidup.Pengikutsertaan masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan/atau pemerhati lingkungan hidupsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaliukan melalui:a. pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan;

dan

b. konsultasi publik.

Pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dilakukanmelalui laman OSS, media massa, dan/atau pada lokasiusaha dan/atau kegiatan.

Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalamjangka waktu 5 (lima) Hari terhitung sejak pengumumanrencaha usaha dan/atau kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (4), berhak mengajukan saran,pendapat, dan tanggapan terhadap rencana usahadan/atau kegiatan.

Saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana dimaksudpada ayat (5) disampaikan secara tertulis atau melaluiLembaga OSS kepada Pelaku Usaha dan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di biiangperlindungan _dan pengelolaan lingkungan hidup,guberriur, atau bupati/waii kota.Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan Amdaldiatur dalam peraturan menteri yang minye lenggarakanurusan pemerintahan di bidang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup.

(6)

(7)

Pasal 56

Pelaku Usaha menyusun Andalberdasarkan formulir kerangka acuan.

dan RKL-RPL(1)

(2) Formulir

Page 32: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2)

q,DPRESIDEN

REPIJ BLIK INDONESIA

- 32'

Formulir kerangka acuan sebagaimana dimaksud pada

.y.t (t) ditetalpkan dengan peraturan menteri yang

,i"rry.i".rgg"rukitt uru"at pemerintahan..di bidang

fertinauri{an dan pengelolaan lingkungan- hidup untuk

t."i.tg-*i"i"g sektor-bidang usaha setelah mendapat

f.iii*i""g."- a.ti menteri atau pimpinan lembaga

pembina sektor bidang usaha terkait'

Pasal 57

Andal dan RKL-RPL yang telah disusun sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 56 diajukan kepada:

a. menteri yang menyelenggarakan urusan

p.*".l"t.fr.i-, di bidang perlindungan {11i."g"fof""" lingkungan hidup melalui Komisi Penilai

Amdal Pusat, ,-,t tuf kerangka acuan yang dinilai

oleh Komisi Penilai Amdal Pusat;

(1)

t2)

(1)

b. gubernur melalui Komisi Penilai .lldll-'-pfl,":luntuk kerangka acuan YangPenilai Amdal Provinsi; atau

dinilai oleh Komisi

c. bupati/walikota melalui Komisi Penilai Amdal- t.Urputen/kota, untuk kerangka acuan yang dinilai

oleh Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota'

Komisi Penilai Amdal melakukan penilaian Andal dan

RKL-RPL sesuai dengan kewenangannya'

. Pasal 58

Komisi Penilai Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal

i?-**"vu*paikan rekomendasi hasil penilaian Andal dan

RKL-RPL kepada menteri yang menyelenggarakan urusan

;;;";i;,;;; di bidang -petlit'dttt'gat'

. dan

- pengelolaan

iit gf.""ga" rria"p, g,rl"it'", atau bupati/wali kota

sesuai kewenangannya.

Rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. rekomendasi kelayakan lingkungan; atau

b. rekomendasi ketidaklayakan lingkungan '

(21

(3) Dalam

Page 33: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(3)

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-33-

Dalam hal rapat Komisi Penilai Amdal menyatakan bahwadokumen Andal dan RKL-RPL perlu diperbaiki, KomisiPenilai Amdal mengembalikan dokumen Andal dan RKL-RPL kepada Pelaku Usaha selaku pemrakarsa untukdiperbaiki.

Pasal 59

Pemrakarsa menyampaikan kembali perbaikan dokumenAndal dan RKL-RPL sesuai dengan ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1).

Berdasarkan dokumen Andal dan RKL-RPL yang telahdiperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KomisiPenilai Amdal melakukan penilaian akhir terhadapdokumen Andal dan RKL-RPL.

Komisi Penilai Amdal menyampaikan hasil penilaianakhir berupa rekomendasi hasil penilaian akhir kepadamenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perlindungan dan pengelolaan iingkungan hidup,gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya.

Pasal 6O

Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, atau bupati/wali kota berdasarkanrekomendasi hasil penilaian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 58 ayat (1) atau rekomendasi hasil penilaianakhir dari Komisi Penilai Amdal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 59 ayat (3), menetapkan keputusankelayakan lingkungan hidup atau ketidaklayakanlingkungan hidup.

Penetapan keputusan keiayakan Iingkungan hidupsebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpemenuhan dokumen Amdal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 50 huruf b.

(1)

(21

(3)

(1)

(2t

(3) Penetapan

Page 34: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-34-

(3) Penetapan keputusan ketidaklayakan lingkungan hidupsebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakankegagalan pemenuhan dokumen Amdal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 50 huruf b dan Izin Lingkunganyang telah diterbitkan oleh kmbaga OSS sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf c dinyatakanbatal.

Pasal 61

Jangka waktu penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal57, penyampaian rekomendasi hasil penilaian Andai dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, penilaian akhirserta penyampaian hasil penilaian akhir sebagaimanadimaksud dalam Pasal 59, dan penetapan keputusankelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidupsebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 diatur dalamperaturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup.

Pasal 62

Dalam hal Pelaku Usaha dalam usaha dan/ataukegiatannya akan membangun pusat kegiatan,permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkangangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dankelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, penyusunandokumen Amdal atau UKL-UPL sekaligus dilakukandengan pen)rusunan analisis dampak lalu lintas sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.

Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yang dimuat dalam Amdal atau UKL-UPLmerupakan hasil analisis dampak lalu lintassebagaimana dimaksud dalam undang-undang di bidanglalu lintas dan angkutan jalan.

(1)

(2t

Pasal 63 .

Page 35: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

pasal 63

Dalam hal Pelaku Usaha memerlukan izrn di bidangpengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan:a. menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,

memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/ataumenimbun bahan berbahaya dan beracun danpen)rusunan dokumen Amdal dilakukan termasukpengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun;

b. pembuangan air limbah ke laut;c. pembuangan air limbah ke sumber air; dan/ataud. memanfaatkan air limbah untuk aplikasi ke tanah,izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup tersebutdiintegrasikan ke dalam Izin Lingkungan.

Pasal 64

Pengintegrasian izin di bidang pengelolaan lingkungan hiduptersebut ke dalam Izin Lingkungan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 63 dilakukan melalui:a. mekanisme penyusunan dan penilaian Amdal atau UKL-

UPL pada tahap perencanaan usaha dan/atau kegiatan;atau

b. perubahan Izin Lingkungan.

Pasal 65

Lembaga OSS mengumumkan Izin Lingkungan yang telahditerbitkan di sistem OSS dan dalam hal dipandang perludapat pula dimuat dalam media lainnya sesuai kebutuhan.

Pasal 66

(1) Pelaku Usaha wajib mengajukan permohonan perubahanIzin Lingkungan, apabila usaha dan/atau kegiatan yangtelah memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untukdilakukan perubahan.

(21 Perubahan usaha dan/atau kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:a. perubahan kepemilikan usaha dan/atau kegiatan;b. perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup;

c. perubahan .

Page 36: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(3)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

c. perubahan yang berpengaruh terhadap lingkunganhidup yang memenuhi kriteria:1. perubahan dalam penggunaan alat-alat

produksi yang berpengaruh terhadapIingkungan hidup;

2. penambahan kapasitas produksi;

3. perubahan spesilikasi teknik yangmemengaruhi lingkungan;

4. perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan;

5. perluasan lahan dan bangunan usaha dan/ataukegiatan;

6. perubahan waktu atau durasi operasi usahadan/atau kegiatan;

7. usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasanyang belum tercakup di dalam Izin Lingkungan;

8. terjadinya perubahan kebijakan pemerintahyang ditujukan dalam rangka peningkatanperlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup; dan/atau

9. terjadi perubahan lingkungan hidup yangsangat mendasar akibat peristiwa alam ataukarena akibat lain, sebelum dan pada waktuusaha dan/atau kegiatan yang bersangkutandilaksanakan;

d. terdapat perubahan dampak dan/atau risikoterhadap lingkungan hidup berdasarkan hasil kajiananalisis risiko lingkungan hidup dan/atau auditlingkungan hidup yang diwajibkan; dan/atau

e. tidak dilaksanakannya rencana usaha dan/ataukegiatan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejakditerbitkannya Izin Lingkungan.

Pengajuan permohonan perubahan lzin Lingkungansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d,dan huruf e, disampaikan kepada Lembaga OSS.

l,embaga OSS menerbitkan perubah an lzio Lingkungankepada Pelaku Usaha berdasarkan Komitmen.

(4)

(5) Pelaku

Page 37: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(s)

(6)

(1)

(2)

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-37-

Pelaku Usaha wajib memenuhi Komitmen lzirtLingkungan yang telah diterbitkan oleh Lembaga OSSsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c melalui:

a. penJrusunan dan penilaian dokumen Amdal baru;atau

b. penyampaian dan penilaian terhadap adendumAndal dan RKL-RPL.

Ketentuan mengenai penyusunan dokumen Amdalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 sampai denganPasal 65 berlaku secara mutatis mutandis terhadapdokumen Amdal baru atau adendum Andal dan RKL-RPL.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria perubahanusaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (2) dan tata cara perubahan keputusan kelayakanlingkungan hidup, perubahan Rekomendasi UKL-UPL,dan penerbitan perubahan Izin Lingkungan sebagaimanadimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diaturdalam peraturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup.

Pasal 67

Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan usahadan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal66 ayat (2) huruf a, Lembaga OSS atas nama menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannyamenerbitkan perubahan lzin Lingkungan.

Dalam hal terjadi perubahan pengelolaan danpemantauan lingkungan hidup sebagaimana dimaksuddalam Pasal 66 ayat (2) huruf b, penanggung jawabusaha dan/atau kegiatan menyampaikan laporanperubahan kepada menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup, gubernur, ataubupati/wali kota melalui sistem OSS.

(3) Berdasarkan .

Page 38: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(3)

PRESIDENREPU BLIK INOONESIA

-38-

Berdasarkan laporan penrbahan sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Lembaga OSS atas nama menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannyamenerbitkan perubahan Izin Lingkungan.

Pasal 68

Proses permohonan dan penerbitan lzin Lingkungan,pen1rusunan dokumen Amdal, serta UKL-UPL, dilakukanmelalui sistem OSS.

Kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup membangun dan mengembangkansistem untuk mendukung pelaksanaan sistem OSSsebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Sistem sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakupjuga profesi yang bersertilikasi atau badan usaha yangberkaitan dengan pen5rusunan dokumen Amdal dan UKL-UPL.

Pasal 69

Terhadap usaha dan/atau kegiatan yang merupakanusaha mikro dan kecil dan usaha dan/atau kegiatan yangtidak wajib memiliki UKL-UPL, Pelaku Usaha membuatsurat pernyataan kesanggupan pengelolaan danpemantauan lingkungan hidup.

Usaha dan/atau kegiatan yang merupakan usaha mikrodan kecil dan usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajibmemiliki UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh gubernur atau bupati/wali kotaberdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri yangmenyelenggarakan urusar pemerintahan di bidangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

(1)

(2t

(3)

(1)

(21

Pasal 7O

Page 39: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Pasal 70

Pemrakarsa sebagaimana diatur dalam Undang-UndangNomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27Tahun 2Ol2 terrtalrrg Izin Lingkungan, harus dimaknai sebagaiPelaku Usaha.

Pasal 71

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, ketentuandalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tal:un 2Ol2 tentanglzin Lingkungan yang mengatur mengenai pen1rusunandokumen Amdal dan UKL-UPL, penilaian Amdal danpemeriksaan UKL-UPL, serta permohonan dan penerbitan IzinLingkungan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintahini atau tidak diatur secara khusus dalam PeraturanPemerintah ini.

Paragraf 4Pemenuhan Komitmen Izin Mendirikan Bangunan Gedung

Pasat72

(l) Dalam rangka pemenuhan Komitmen sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf d, Pelaku Usahamelalui Lembaga OSS mengajukan penyelesaian IMBkepada menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang bangunan gedung, gubernur,atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya paling lama30 (tiga puluh) Hari sejak Lembaga OSS menerbitkanIMB.

(21 Dalam hal IMB memerlukan penyelesaian dokumenAmdal, Pelaku Usaha mengajukan penyelesaian IMBsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 30 (tigapuluh) Hari sejak Komitmen Amdal dipenuhi.

(3) Pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh Pelaku Usaha dengan melengkapi:

a. tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atautanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah;

b. data .

Page 40: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(41

(s)

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

_40_

b. data pemilik bangunan gedung; dan

c. rencana teknis bangunan gedung,

Dalam hal IMB memerlukan persyaratan Amdal,pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat(l) disesuaikan dengan penyelesaian dokumen Amdalsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana teknis bangunan gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf c harus mendapatkanpertimbangan teknis dari:

a. tim ahli bangunan gedung atau profesi ahlibangunan gedung dalam hal IMB memerlukanpersyaratan Amdal, bangunan gedung merupakanbangunan tidak sederhana untuk kepentinganumum, dan bangunan gedung khusus;

b. profesi ahli bangunan gedung dalam hal IMB tidakmemerlukan persyaratan Amdal.

Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(4) huruf a termasuk pertimbangan teknis sektor sesuaidengan fungsi bangunan gedung.

Pasal 73

Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyampaikansurat keterangan rencana kabupaten/kota dalam bentukdigital ke Lembaga OSS.

Lembaga OSS memuat surat keterangan rencanakabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam sistem OSS.

Surat keterangan rencana kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (2) menjadi dasar penyusunanrencana teknis bangunan gedung untuk kegiatanberusaha.

(6)

(l)

(21

(3)

Pasal 74

Page 41: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(1)

(21

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

4t-

Pasal74

Tim ahli bangunan gedung sebagaimana diatur dalamPeraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun2OO2 tentang Bangunan Gedung, harus dimaknai sebagaitim ahli bangunan gedung atau profesi ahli bangunangedung bersertifikat.

Profesi ahli bangunan gedung bersertifikat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratanyang ditetapkan oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangbangunan gedung.

Pasal 75

(1) Dalam rangka pengoperasian bangunan gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) huruf cpemilik bangunan gedung wajib memiliki sertifikat laikfungsi.

(21 Sertifikat laik fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diterbitkan oleh Lembaga OSS berdasarkan hasilpemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung olehprofesi ahli bangunan gedung bersertifikat paling lama 3(tiga) Hari.

Pasal 76

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, ketentuandalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun2OO2 tentang Bangunan Gedung yang mengatur mengenaiIMB dan sertifikat laik fungsi dinyatakan masih tetap berlakusepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalamPeraturan Pemerintah ini atau tidak diatur secara khususdalam Peraturan Pemerintah ini.

Bagian Kelima .

Page 42: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(1)

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

_42_

Bagran KelimaPembayaran Biaya Perizinan Berusaha

Pasal TT

Segala biaya Perizinan Berusaha yang merupakan:

a. penerimaan negara bukan pajak;

b. bea masuk dan/atau bea keluar;

c. cukai; dan/ataud. pajak daerah atau retribusi daerah,

wajib dibayar oleh Pelaku Usaha sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkanoleh Pelaku Usaha sebagai bagian dari pemenuhanKomitmen.

Peiaku Usaha yang telah meiakukan pembayaran biayasebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengunggah buktipembayaran ke dalam sistem OSS.

Pelaksanaan pembayaran biaya sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat difasilitasi melalui sistem OSS.

Pelaku Usaha yang tidak melakukan kewajibanpembayaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional yangtelah diberikan dinyatakan batal.

Bagian KeenamFasilitasi Perizinan Berusaha

Pasal 78

Lembaga OSS, kementerian, Iembaga, dan PemerintahDaerah memberikan fasilitasi Perizinan Berusaha kepadaPelaku Usaha terutama usaha mikro, kecil, danmenengah.

Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:a. pelayanan informasi yang berkaitan dengan

Perizinan Berusaha; dan

(21

(3)

(41

(s)

(1)

(21

b. bantuan .

Page 43: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPIJ BLIK INDONESIA

-43-

b. bantuan untuk mengakses laman OSS datam rangkamendapatkan Perizinan Berusaha.

Dalam rangka memberikan fasilitasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Lembaga OSS, kementerian,lembaga, dan Pemerintah Daerah menyediakan tempatpelayanan dan petugas.

Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakdikenakan biaya.

Bagian KetujuhMasa Berlaku Perizinan Berusaha

Pasal 79

Izin Usaha berlaku selama Pelaku Usaha menjalankanusaha dan/atau kegiatannya, kecuali diatur lain dalamundang-undang.

Izin Komersial atau Operasional berlaku sesuai denganj angka waktu yang ditetapkan dalam peraturanperundang-undangan yang mengatur masing-masing izin.

Pasal 80

Pelaku Usaha yang telah memiliki Perizinan Bemsaha,dapat mengembalikannya kepada menteri, pimpinanlembaga, gubernur, atau bupati/wali kota sebelumjangka waktu Perizinan Berusaha berakhir.

Pengembalian Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak menghilangkan kewajibanPelaku Usaha yang melekat dalam Perizinan Benrsahatersebut.

Bagian KedelapanPengawasan atas Peiaksanaan Perizinan Berusaha

Pasal 81

(l) Kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerahwajib melakukan pengawasan atas:

a. pemenuhan Komitmen;

(3)

(4)

(1)

(21

(1)

(2t

b. pemenuhan

Page 44: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

44-

b. pemenuhan standar, sertifikasi, lisensi dan/ataupendaftaran; dan/atau

c. usaha dan/atau kegiatan,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

l2l Dalam hal hasil pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditemukan ketidaksesuaian ataupenyimpangan, kementerian, lembaga, dan/atauPemerintah Daerah mengambil tindakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapatberupa:

a. peringatan;

b. penghentian sementara kegiatan berrrsaha;

c. pengenaan denda administratif; dan/ataud. pencabutan Perizinan Berusaha,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan melalui sistem OSS oleh kementerian,lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah kepada LembagaOSS.

Lembaga OSS berdasarkan penyampaian kementerian,lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (4) melakukan penghentiansementara atau pencabutan Perizinan Berusaha.

Pasal 82

Kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerahdalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 81 ayat (1) dapat bekerja sama denganprofesi sesuai dengan bidang pengawasan yang dilakukanoleh kementerian, lembaga, dan/atau PemerintahDaerah.

Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidang yangdiperlukan.

(4)

(s)

(1)

(21

Pasal 83

Page 45: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(l)

(2t

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_45_

Pasal 83

Menteri, pimpinan lembaga, gubernur dan/ataubupati/wali kota wajib melakukan pengawasan terhadapaparatur sipil negara dalam pelaksanaan PerizinanBerusaha sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud pada ayat(1) yang tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dalampelaksanaan Perizinan Berusaha, dikenai sanksi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang aparatur sipil negara.

BAB IVREFORMASI PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR

(1)

(21

Pasal 84

Dalam rangka percepatan pelayanan berusaha melaluisistem OSS dilakukan reformasi peraturan PerizinanBerusaha.

Reformasi peraturan Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pengaturan kembali jenis perizinan, pendaftaran,rekomendasi, persetujuan, penetapan, standar,sertilikasi, atau lisensi;

b. penahapan untuk memperoleh perizinan; dan

c. pemberlakuan Komitmen pemenuhan persyaratan.

Pengaturan kembali jenis perizinan, pendaftaran,rekomendasi, persetujuan, penetapan, standar,sertifikasi, atau lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf a dilakukan melalui:

a. pengklasifikasian;

b. penghapusan;

c. penggabungan;

d. perubahan nomenklatur; ataue. penyesuaian persyaratan.

(3)

(4) Penahapan

Page 46: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(4)

(s)

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-46-

Penahapan untuk memperoleh perizinan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. Pendaftaran;

b. pemberian Izin Usaha; dan

c. pemberian lzin Komersial atau Operasional.

Pemberlakuan Komitmen pemenuhan persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukanuntuk melakukan usaha dan/atau kegiatan sesuaidengan Izin Usaha atau lzin Komersial atau Operasionalyang telah diterbitkan.

Pasal 85

Pelaksanaan reformasi peraturan Perizinan Berusahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 terdiri atas PerizinanBerusaha pada:

a. sektor ketenagalistrikan;

b. sektor pertanian;

c. sektor lingkungan hidup dan kehutanan;d. sektor pekerjaan umum dan perumahan ralqrat;

sektor kelautan dan perikanan;sektor kesehatan;sektor obat dan makanan;sektor perindustrian;sektor perdagangan;sektor perhubungan;sektor komunikasi dan informatika;sektor keuangan;sektor pariwisata;sektor pendidikan dan kebudayaan;sektor pendidikan tinggi;sektor agama dan keagamaan;sektor ketenagakerjaan;sektor kepolisian;sektor perkoperasian dan usaha mikro, kecil, menengah;dan

p.q.r.s.

t. sektor .

Page 47: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(1)

(21

R E P u JtTnt t,',?o=f;

* . r, o

-47 -

t. sektor ketenaganukliran,yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 86

Pelaksanaan Perizinan Berusaha yang tidak termasukdalam Pasal 85 dilaksanakan berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan sektor bersangkutan.

Menteri koordinator yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perekonomian melakukanevaluasi dan reformasi atas peraturan PerizinanBerusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) palinglama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Pemerintah inidiundangkan.

Pasal 87

Ketentuan Perizinan Berusaha pada sektor sebagaimanadimaksud dalam Pasal 85 yang telah ada sebelum berlakunyaPeraturan Pemerintah ini diatur dan dilaksanakan sesuaidengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 88

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini,menteri dan pimpinan lembaga men5rusun danmenetapkan standar Perizinan Berusaha di sektornyamasing-masing sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Standar Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud padaayat (1) mencakup norma, standar, prosedur, dan kriteriaPerizinan Berusaha.

Menteri dan pimpinan lembaga dalam men5rusun standarPerizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1),berkoordinasi dengan menteri dan pimpinan lembagalain.

Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)difasilitasi oleh menteri koordinator yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperekonomian.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5) Standar

Page 48: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(s)

(1)

l2l

PRESIDENREPUALIK INDONESIA

-48-

Standar Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud padaayat (l) ditetapkan paling lama 15 (lima belas) Hari sejakdiundangkannya Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 89

Dalam rangka peiaksanaan standar Perizinan Berusahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, menteri,pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali kotamencabut dan menyatakan tidak berlaku seluruhperaturan dan/atau keputusan yang mengatur mengenainorma, standar, prosedur, dan kriteria PerizinanBerusaha yang menjadi kewenangannya, yang tidaksesuai dengan Peraturan Pemerintah ini.Pencabutan peraturan dan/atau keputusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling lama 15 (limabelas) Hari sejak diundangkannya Peraturan Pemerintahini.

BAB VO N L I N E SI]VG'E SUBMISSIO/V

Bagian KesatuSistem Online Single Submission

Pasal 90

Pemerintah Pusat membangun, mengembangkan, danmengoperasionalkan sistem OSS.

Sistem OSS terintegrasi dan menjadi gerbang (gatewagldari sistem pelayanan pemerintahan yang telah ada padakementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah.

Sistem OSS menjadi acuan utama (single reference) dalampelaksanaan P eizinan Berusaha.

Dalam hal kementerian, lembaga, Pemerintah Daerahprovinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kotamemiliki lebih dari 1 (satu) sistem perizinan elektronik,maka sistem OSS melakukan integrasi pada 1 (satu)pintu sistem perizinan elektronik yang ditentukan olehkementerian, lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, atauPemerintah Daerah kabupaten/ kota.

(1)

(2t

(3)

(4)

Pasal 91

Page 49: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(1)

(21

(3)

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-49-

Pasal 9l

Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, danPemerintah Daerah kabupaten/kota menggunakansistem OSS dalam rangka pemberian Perizinan Berusahayang menjadi kewenangannya masing-masing.

Penggunaan sistem OSS sebagaimana dimaksud padaayat (1) mengikuti standar integrasi sistem OSS.

Standar integrasi sistem OSS sebagaimana dimaksudpada ayat (2) mencakup paling sedikit:

a. standar otentikasi dan pengaturan hak akses daridan ke sistem OSS;

b. standar elemen data perizinan antar sistemPerizinan Berusaha dengan sistem OSS;

c. standar model integrasi antar sistem PerizinanBerusaha dengan sistem OSS;

d. standar keamanan bersama dan tanda tangan digitalantar sistem Perizinan Berusaha dengan sistem OSS;dan

e. standar seruice leuel agreement antar sistemPerizitan Berusaha dengan sistem OSS.

Penetapan kelayakan standardisasi integrasi sistem OSSdilakukan melalui proses uji kelayakan integrasi, yangmeliputi proses penelaahan teknis dan operasi atas aspekyang mencakup:

a. kelayakan spesifikasi standar teknis aplikasi dandata;

c.

kelayakan standar prosedur operasi dan bisnisproses;

kelayakan standar infrastruktur sistem perizinan;dan

d. kelayakan standar dukungan layanan.

Kelayakan standardisasi integrasi sistem OSS dituangkandalam bentuk sertifikasi uji laik integrasi.Sertifrkat uji iaik integrasi sebagaimana dimaksud padaayat (5) ditetapkan oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkomunikasi dan informatika.

(4)

b.

(s)

(6)

Pasal 92

Page 50: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(u

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-50-

Pasal 92

Perangkat sistem OSS meliputi:a. perangkat keras;

b. perangkat lunak;

c. jaringan; dan

d. perangkatpendukung.

Perangkat sistem OSS sebagaimana dimaksud pada ayat(1) beroperasi secara penuh selama 24 (dta puluh empat)jam.

Perangkat sistem OSS sebagaimana dimaksud pada ayat(l) harus memiliki cadangan perangkat yang beroperasisecara berkesinambungan untuk menjaga kelangsunganoperasional sistem OSS.

Perangkat sistem OSS sebagaimana dimaksud pada ayat(l) disediakan oleh Lembaga OSS, kementerian, Iembaga,Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerahkabupaten/ kota secara mandiri.

Kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang komunikasi dan informatikamenetapkan standar perangkat sistem OSS.

Bagian KeduaLembaga Online Single Submrlssion

Pasal 93

Sistem OSS dikelola oleh Lembaga OSS.

Pasal 94

(1) Lembaga OSS berdasarkan Peraturan Pemerintah ini,berwenang untuk:a. menerbitkan Perizinan Berusaha melalui sistem

OSS;

b. menetapkan kebijakan pelaksanaan peitzinanBerusaha melalui sistem OSS;

(2t

(3)

(4)

(s)

c. menetapkan .

Page 51: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-51 -

c. menetapkan petunjuk pelaksanaan penerbitanPerizinan Berusaha pada sistem OSS;

d. mengelola dan mengembangkan sistem OSS; dane. bekerja sama dengan pihak lain dalam pelaksanaan,

pengelolaan, dan pengembangan sistem OSS.(21 Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan berkoordinasi dengan menteri,pimpinan lembaga, gubernur, dan/atau bupati/wali kota.

(3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

difasilitasi oleh menteri koordinator yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperekonomian.

Bagian KetigaPendanaan Sistem Online Single Sr.rbmission

Pasal 95

(l) Pendanaan pembangunan dan pengembangan sistemOSS dibebankan kepada Anggaran Pendapatan danBelanja Negara.

(21 Pendanaan pelaksanaan Perizinan Berusaha melaluisistem OSS pada kementerian/lembaga dibebankankepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(3) Pendanaan pelaksanaan Perizinan Berusaha melaluisistem OSS pada Pemerintah Daerah provinsi dibebankankepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahprovinsi.

(4) Pendanaan pelaksanaan Perizinan Berusaha melaluisistem OSS pada Pemerintah Daerah kabupaten/kotadibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah kabupaten/kota.

Pasal 96

Pendanaan pelaksanaan Perizinan Berusaha melalui sistemOSS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 mencakup:a. penyediaan peralatan untuk pelaksanaan sistem OSS;

b. jaringan sistem OSS; danc. sumber daya manusia untuk pelaksanaan sistem OSS.

BAB VI

Page 52: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

BAB VIINSENTIF ATAU DISINSENTIF PELAKSANAAN PERIZINAN BERUSAHA

MEI.ALUI ONLINE SINGLE SUBMISffOIV

Pasal 97

Pemerintah Pusat dapat menetapkan insentif ataumengenakan disinsentif bagi kementerian/lembaga,Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerahkabupaten/kota yang melaksanakan Perizinan Berusahamelalui sistem OSS.

Insentif bagi kementerian/ lembaga sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa tambahananggaran dan/atau bentuk lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Insentif bagi pemerintah daerah provinsi atauPemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa Dana InsentifDaerah berdasarkan penilaian atas kinerja pelayananpelaksanaan berusaha.

Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan kemampuankeuangan negara.

Disinsentif bagi kementerian/lembaga sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengurangananggaran dan/atau bentuk lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Disinsentif bagi Pemerintah Daerah provinsi atauPemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa penundaan DanaAlokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil yang menjadihak daerah bersangkutan dan bentuk lain sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Penundaan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana BagiHasil sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukansetelah mempertimbangkan besaran penyaluran DanaAlokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil, sanksipemotongan dan/atau penundaan lainnya, sertakapasitas fiskal daerah yang bersangkutan.

(1)

(2)

(3)

(4)

(s)

(6)

(7)

(8) Ketentuan

Page 53: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

mPRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

-53-

(8) Ketentuan pelaksanaan insentif dan disinsentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamperaturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan.

BAB VIIPEI{YELESAIAN PERMASALAHAN DAN HAMBATAN PERIZINAN BERUSAHA

MELALUI ONLINE SINGLE SUBMISSIOff

Pasal 98

(l) Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib menyelesaikan hambatan dan permasalahandibidangnya dalam pelaksanaan Perizinan Berusahamelalui sistem OSS sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(21 Dalam hal peraturan perundang-undangan belummengatur atau tidak jelas mengatur kewenangan untukpenyelesaian hambatan dan permasalahan dalampelaksanaan sistem OSS, menteri, pimpinan lembaga,gubernur, dan bupati/wali kota berwenang untukmenetapkan keputusan dan/atau melakukan tindakanyang diperlukan dalam rangka penyelesaian hambatandan permasalahan dimaksud sepanjang sesuai denganAsas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik.

pasal 99

(1) Dalam hal terdapat laporan dan/atau pengaduan darimasyarakat kepada menteri, pimpinan lembaga,gubemur, atau bupati/wali kota sebagai pelaksanasistem OSS atau kepada Kejaksaan atau KepolisianNegara Republik Indonesia mengenai penyimpangan ataupenyalahgunaan tvewenang dalam pelaksanaan sistemOSS, penyelesaian dilakukan dengan mendahulukanproses administrasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dipemerintahan.

bidang administrasi

(2) Dalam

Page 54: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(3)

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-54-

(21 Dalam hal laporan dan/atau pengaduan dari masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikankepada Kejaksaan atau Kepolisian Negara RepublikIndonesia, Kejaksaan atau Kepolisian Negara RepublikIndonesia meneruskan/ menyampaikan laporanmasyarakat tersebut kepada menteri, pimpinan lembaga,gubernur, atau bupati/wali kota untuk dilakukanpemeriksaan.

Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota memeriksa laporan dan/atau pengaduan darimasyarakat, baik yang diterima oleh kementerian,lembaga, atau Pemerintah Daerah bersangkutansebagaimana dimaksud pada ayat (1), maupun yangditeruskan oleh Kejaksaan atau Kepolisian NegaraRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (21,dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) Hari terhitungsejak laporan masyarakat diterima.

Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud padaayat (3) ditemukan indikasi penyalahgunaan wewenang,menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota meminta Aparat Pengawasan Intern Pemerintahuntuk melakukan pemeriksaan/ audit lebih lanjut dalamwaktu paling lama 30 (tiga puluh) Hari.

Hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:

a. kesalahan administrasi yang tidak menimbulkankerugian negara;

b. kesalahan administrasi yang menimbulkan kerugiannegara; atau

c. tindak pidana yang bukan bersifat administratif.

Dalam hal hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan InternPemerintah berupa kesalahan administrasi yang tidakmenimbuikan kerugian negara sebagaimana dimaksudpada ayat (5) huruf a, penyelesaian dilakukan melaluipenyempurnaan administrasi paling lambat 10 (sepuluh)Hari terhitung sejak hasil pemeriksaan AparatPengawasan Intern Pemerintah disampaikan.

l4l

(s)

(6)

(7) Dalam .

Page 55: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(7t

(8)

(e)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

Dalam hal hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan InternPemerintah berupa kesalahan administrasi yangmenimbulkan kerugian negara sebagaimana dimaksudpada ayat (5) huruf b, penyelesaian dilakukan melaluipenyempurnaan administrasi dan pengembalian kerugiannegara paling lambat 10 (sepuluh) Hari terhitung sejakhasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah .

disampaikan.

Penyelesaian hasil pemeriksaan Aparat PengawasanIntern Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (6)dan ayat {71 disampaikan oleh menteri, pimpinanlembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepadaKejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat 5(lima) Hari terhitung sejak hasil pemeriksaan AparatPengawasan Intern Pemerintah disampaikan.

Dalam hal hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan InternPemerintah berupa tindak pidana yang bukan bersifatadministratif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hurufc, menteri, pimpinan lembaga, gubernur, ataubupati/wali kota dalam jangka waktu paling lambat 5(lima) Hari terhitung sejak hasil pemeriksaan AparatPengawasan Intern Pemerintah disampaikan,menyampaikan kepada Kejaksaan atau Kepolisian NegaraRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2),untuk ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB VIIISANKSI

Pasal 100

(1) Gubernur dan bupati/wali kota yang tidak memberikanpelayanan pemenuhan Komitmen Izin Usaha dan/atauIzin Komersial atau Operasional sesuai OSS kepadaPelaku Usaha yang telah memenuhi persyaratanberdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah ini danperaturan perundang-undangan terkait dikenai sanksi.

(2) Sanksi .

Page 56: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(2)

(3)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupateguran tertulis kepada:

a. gubernur oleh menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan dalam negeri; dan

b. bupati/wali kota oleh gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat.

Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diberikan sebanyak 2 (dua) kali dengan jangka waktumasing-masing paiing lama 2 (dua) Hari.

(4) Dalam hal gubernur dan bupati/wali kota tidakmemberikan pelayanan pemenuhan Komitmen Izin Usahadan/ atau Izin Komersial atau Operasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan teguran tertulis sebagaimanadimaksud pada ayat (2) telah disampaikan 2 (dua) kalibertunrt-turut:

a. menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dalam negeri mengambil alihpenyelesaian pemenuhan Komitmen lzin Usahadan/ atau Izin Komersial atau Operasionalmenjadi kewenangan gubernurmelimpahkannya kepada Lembaga OSS; atau

b. gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mengambilalih penyelesaian pemenuhan Komitmen Izin Usahadan/atau Izin Komersial atau Operasional yangmenjadi kewenangan bupati/wali kota danmeiimpahkannya kepada lembaga OSS.

Pasal 101

Menteri, pimpinan lembaga, gubemur, dan/atau bupati/wali kota mengenakan sanksi kepada pejabat yang tidakmemberikan pelayanan OSS sesuai standar OSS.

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandi bidang aparatur sipil negara.

yangdan

(1)

(2t

BAB IX

Page 57: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

BAB IXKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 102

Penggunaan data OSS antarkementerian, lembaga, dan/atauPemerintah Daerah dalam rangka pemberian PerizinanBerusaha melalui sistem OSS, tidak dikenakan biaya.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 103

Perizinan Berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usahasebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belumditerbitkan Perizinan Berusahanya, diproses melalui sistemOSS sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 104

Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha dan/ataulzin Komersial atau Operasional sebelum PeraturanPemerintah ini mulai berlaku dan memerlukan lzin Usahadan/atau Izin Komersial atau Operasional yang baru untukpengembangan usaha, diatur ketentuan sebagai berikut:

a. pengajuan dan penerbitan Perizinan Berusaha untukpengembangan usaha dan/atau kegiatan atau komersialatau operasional dilakukan melalui sistem OSS denganmelengkapi data, Komitmen, dan/atau pemenuhanKomitmen sesuai dengan ketentuan PeraturanPemerintah ini;

b. lzin Usaha dan/atau lzin Komersial atau Operasionalyang telah diperoleh dan masih berlaku sesuai bidangusaha dan/atau kegiatan tetap berlaku dan didaftarkanke sistem OSS;

c. Pelaku Usaha diberikan NIB sesuai dengan ketentuanPeraturan Pemerintah ini.

BAB xI

Page 58: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

(l)

(21

PRESIDENREPIJ BLIK INDONESIA

-58-

BAB XIKE"TENTUAN PENUTUP

Pasal 105

Dalam hal Lembaga OSS belum dapat melaksanakanpelayanan Perizinan Berusaha dan pengelolaan sistemOSS sebagaimana dimaksud dalam PeraturanPemerintah ini, pelayanan Perizinan Berusaha danpengelolaan sistem OSS dimaksud dilaksanakan olehkementerian koordinator yang menyelenggarakan urusarlpemerintahan di bidang perekonomian.Pelayanan Perizinan Berusaha dan pengelolaan sistemOSS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansampai dengan ditetapkannya pengalihan pengelolaansistem OSS kepada lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang koordinasi penanaman modalberdasarkan keputusan menteri koordinator yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperekonomian.

Pasal 106

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaketentuan peraturan perundang-undangan yang mengaturmengenai pelayanan Perizinan Berusaha dinyatakan masihtetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuandalam Peraturan Pemerintah ini atau tidak diatur secarakhusus dalam Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 107

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar .

Page 59: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-59-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 21 Juni 2018

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 21 Juni 2018

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 90

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGAMREPUBLIK INDONESIA

Hukum dan Perundang-undangan,

Djamanilvanna

Page 60: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24TAHUN 2018

TENTANG

PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK

I. UMUM

Dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal danberusaha, Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh kementerian / lembagadan Pemerintah Daerah untuk memulai, melaksanakan, danmengembangkan usaha dan/atau kegiatan, perlu ditata kembali agarmenjadi pendukung dan bukan sebaliknya menjadi hambatanperkembangan usaha dan/atau kegiatan. Penataan kembali dilakukanpada sistem pelayanan, dan regulasi sesuai dengan tuntutan dunia usaha,perkembangan teknologi, dan persaingan global.

Penataan kembali sistem pelayanan dilakukan terutama padaPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Hal ini mengingat berdasarkanPasal 25 ayat (4) undang-Undang Nomor 2s rahun 2oor tentangPenanaman Modal, perusahaan penanaman modal yang akan melakukanusaha dan/atau kegiatan wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan,kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. Selanjutnya pada ayat (5)diatur bahwa pelayanan terhadap izin untuk melakukan usaha dan/ataukegiatan tersebut dilakukan melalui PTSP.

Pelayanan PTSP pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahdisempurnakan menjadi lebih elisien, melayani, dan modern. Salahsatunya yang paling signifikan adalah penyediaan sistem PelayananPerizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online SingleSubmission OSS). Melalui OSS tersebut, Pelaku Usaha melakukanPendaftaran dan mengurus penerbitan Izin Usaha dan penerbitan IzinKomersial dan/atau Operasional secara terintegrasi. Melalui OSS itu pula,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menerbitkan PerizinanBerusaha yang diajukan oleh Pelaku Usaha.

Penataan

Page 61: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Penataan kembali regulasi penanaman modal dan berusaha perludilakukan dalam rangka memberikan dasar hukum bagr penerbitanPerizinan Berusaha yang ditakukan secara terintegrasi dan elektronik,serta penataan kembali perizinan dan / atau persyaratan lainnya bagiPelaku Usaha yang tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Penyempurnaan regulasi ini dilakukan berdasarkan:1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang mengatur bahwa Presiden memegang kekuasaanpemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.

2. Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 yang mengatur bahwa Negara Kesatuan RepublikIndonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itudibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,dan kota itu mempunyai Pemerintahan Daerah, yang diatur denganundang-undang. Selanjutnya pada ayat (21 diatur bahwa PemerintahanDaerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurussendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugaspembantuan.

3. Pasal 18A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 yang mengatur bahwa hubungan wewenang antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah provinsi, kabupaten, dankota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota yangpelaksanaannya diatur dengan undang-undang dengan memperhatikankekhususan dan keragaman daerah.

4. Sebagai pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di daerah, telahditetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentangPemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang PerubahanKedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20L4 tentangPemerintahan Daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4diatur beberapa prinsip dasar antara lain:

a. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan dewan perwakilanrakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuandengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsipNegara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 (Pasal 1 angka 2);

b. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaanurLrsan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom(Pasal I angka 3);

c. Urusan

Page 62: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

c. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yangmenjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukanoleh kementerian negara dan penyelenggara pemerintahan Daerahuntuk melindungi, melayani, memberdayakan, danmenyejahterakan masyarakat (Pasal 1 angka 5);

d. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahansesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 dan kekuasaan pemerintahan tersebut diuraikandalam berbagai urusan pemerintahan (Pasal 5);

e. Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan sebagai dasar dalammenyelenggarakan urusan pemerintahan (pasal 6);

f. Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasanterhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah danPresiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraanurusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusatdan daerah (Pasal 7);

g. Dalam penyelenggaraan urLlsan Pemerintahan Daerah, kepaladaerah wajib memberikan pelayanan perizinan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan dan apabila kepaladaerah tidak memberikan pelayanan perizinan dikenai sanksiadministratif (Pasal 350).Penyempurnaan regulasi dituangan dalam bentuk penyusunan

Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Perizinan Berusaha TerintegrasiSecara Elektronik yang mengatur ketentuan mengenai:1. jenis, pemohon, dan penerbit Perizinan Berusaha;2. pelaksanaan Perizinan Berusaha;3. reformasi Perizinan Berusaha sektor;4. sistem OSS;

5. Lembaga OSS;6. pendanaan OSS;7. insentif atau disinsentif pelaksanaan perizinan Berusaha melalui OSS;8' penyelesaian permasalahan dan hambatan perizinan Berusaha melalui

OSS; dan9. sanksi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu ditetapkan peraturanPemerintah tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secaraElektronik.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Page 63: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan lainnyayang terkait" adalah peraturan perundang-undangan yangmengatur Perizinan Berusaha yang menjadi kewenangan menteri,pimpinan lembaga, gubernur, dan/atau bupati/wali kotasepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuandalam Peraturan Pemerintah ini.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5lzin pada sektor dengan nomenklatur lain yang ditujukan untukmemulai kegiatan usaha sampai sebelum pelaksanaan komersial atauoperasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau Komitmen harusdimaknai dengan nomenklatur lzin Usaha sebagaimana dimaksuddalam Peraturan Pemerintah ini.lzin pada sektor dengan nomenklatur lain yang ditujukan untukmelakukan kegiatan komersial atau operasional harus dimaknaidengan nomenklatur Izin Komersial atau Operasional sebagaimanadimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini.Untuk kegiatan tertentu lzin Usaha sebagaimana dimaksud dalamPasal ini sekaligus menjadi Izin Komersial atau operasional.Contoh Izin Usaha Perdagangan yang merupakan lzin Usaha sekaligusmerupakan rzin Komersial atau operasional untuk kegiatanperdagangan.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8

Page 64: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPU BLIK IN DO N ESIA

-5-

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 1O

Contoh Badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara antara lain:Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Badan PenyelenggaraJaminan Sosial Kesehatan, dan Badan Penyelenggara Jaminan SosialKetenagakerjaan.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12kmbaga penyiaran terdiri atas: lembaga penyiaran publik, lembagapenyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, dan lembagapenyiaran berlangganan.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "dokumen lain yang berkaitan denganPerizinan Berusaha" adalah sertifikat, rekomendasi, lisensi, hasilpengujian, dan lainnya yang diperlukan untuk mendapatkanPerizinan Berusaha.

Ayat (21

Page 65: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "NIK adalah nomor indukkependudukan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepadasetiap penduduk sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang administrasi kependudukan.

Huruf bCukup jelas.

Humf cYang dimaksud dengan 'bidang usaha" yaitu bidang usahayang diatur dalam Klasihkasi Baku Lapangan Usaha Indonesia(KBLr).

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Page 66: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

*r,u J.Tntt,loot5^ r'o-7 -

Huruf eYang dimaksud dengan "modal" yaitu aset dalam bentuk uangatau bentuk lain bukan uang yang dimiliki oleh penanammodal yang mempunyai nilai ekonomis.

Huruf fYang dimaksud dengan "rencana penggunaan tenaga kerja"yaitu jumlah, jenis, dan sumber tenaga kerja. Sumber tenagakerja termasuk penggunaan tenaga kerja asing dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.

Huruf gYang dimaksud dengan unomor kontak" yaitu alamat suratmen)rurat, nomor telepon, email, website, dan/ atau kotak pos.

Huruf hYang dimaksud dengan "fasilitas kepabeanan" yaitu fasilitasyang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran barangdari dan/atau ke wilayah pabean.

Huruf iNPWP yang dimasukkan merupakan NPWP yang telahdiadministrasikan pada Direktorat Jenderal Pajak.

Ayat (21

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "bidang usaha' yaitu bidang usahayang diatur dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia(KBLr).

Huruf cYang dimaksud dengan 'jenis penanaman modal' yaitupenanaman modal dalam negeri atau penanaman modal asingsebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf f .

Page 67: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PR ES IDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Huruf fYang dimaksud dengan "modal" yaitu aset dalam bentuk uangatau bentuk lain bukan uang yang dimiliki oleh penanammodal yang mempunyai nilai ekonomis, yang dapat terdiri darimodal asing dan/atau modal dalam negeri.

Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing,perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badanhukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagianatau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negaraRepublik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia,badan hukum atau tidak berbadan hukum.

Huruf gYang dimaksud dengan urencana penggunaan tenaga kerja"yaitu jumlah, jenis, dan sumber tenaga kerja. Sumber tenagakerja termasuk penggunaan tenaga kerja asing sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidangketenagakerjaan.

Huruf hYang dimaksud dengan unomor kontald yaitu alamat suratmenyurat, nomor telepon, email, website, dan/atau kotak pos.

Huruf iYang dimaksud dengan "fasilitas kepabeanan" yaitu fasilitasyang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran barangdari dan/ atau ke wilayah pabean.

HurufjCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (s)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 23

Page 68: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK,INDONESIA

-9 -

Pasal 23Dalam hal pelaku usaha yang mendaftar belum memiliki NPWP, OSSyang terintegrasi dengan sistem di Direktorat Jenderal Pajakmemproses pemberian NPWP.

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bAPI terdiri atas angka pengenal importir umum (API-U) dan angkapengenal importir produsen (API-P).

API-U diberikan kepada Pelaku Usaha yang melakukanpendaftaran di bidang usaha perdagangan dan dipergunakan olehPelaku Usaha untuk meiakukan kegiatan impor sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

API-P diberikan kepada Pelaku Usaha yang melakukan pendaftarandi bidang usaha selain perdagangan dan dipergunakan oleh PelakuUsaha untuk melakukan kegiatan impor sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Dalam hal Pelaku Usaha melakukan usaha lebih dari 1 (satu)bidang usaha dan salah satunya bidang usaha perdagangan makaPelaku Usaha diberikan pilihan menentukan jenis API.

Huruf cHak akses kepabeanan diberikan kepada Pelaku Usaha yangmelaksanakan kegiatan usaha sebagai pengusaha barang kenacukai dan/ atau menggunakan fasilitas kepabeanan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30 .

Page 69: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "prasarana' adalah segala sesuatu yangmerupakan penunjang utama terselenggaranya suatu usahadan/atau kegiatan. Contoh: gedung, pabrik, unit pengolahanlimbah dan lahan.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan umenguasai" termasuk sewa, pinjammeminjam, atau bentuk lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan 'kawasan ekonomi khusus" adalahkawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NegaraKesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untukmenyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperolehfasilitas tertentu.

Yang dimaksud dengan "kawasan industri' adalah kawasantempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengansarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dandikelola oleh perusahaan kawasan industri.

Yang dimaksud dengan "kawasan perdagangan bebas danpelabuhan bebas" adalah suatu kawasan yang berada dalamwilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yangterpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaanbea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atasbarang mewah, dan cukai.

Dalam

Page 70: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

- 11-

Dalam rangka penerbitan Izin Lokasi di kawasan perdaganganbebas dan pelabuhan bebas, Badan pengusahaan KawaianPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menyusun zonasiwilayah untuk usaha dan/ atau kegiatan.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gYang dimaksud dengan "proyek strategis nasional" adalahproyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, PemerintahDaerah, dan/ atau badan usaha yang memiliki sifat strategisuntuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataanpembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraanmasyarakat dan pembangunan daerah.

Daftar proyek strategis nasional ditetapkan dengan PeraturanPresiden.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup je1as.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37

Page 71: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-12-

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Yang dimaksud dengan oKomitmen' antara lain berupa pemenuhanstandar obat dan makanan yang dibuktikan dengan pemeriksaanterhadap sarana produksi dalam rangka pemenuhan "GoodManufactuing Practice (GMP)" oleh lembaga yang berwenang.

Yang dimaksud dengan "standar, sertifikat, dan/ atau lisensi" antaralain berupa sertifikat kelayakan pengolahan (SKP), sertifikat produksialat kesehatan dan sertifikat hggiene dan sanitasi, dan/atau lisensipersonel bandar udara.

Yang dimaksud dengan 'pendaftaran barang/jasa' antara lain berupaizin ed,ar obat, izin edar alat kesehatan, pendaftaran barang kesehatan,keselamatan, dan keamanan lingkungan (K3L).

Pasal 40Cukup jelas.

Pasai 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 44Cukup jelas.

Pasai 45Cukup jelas.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47

Page 72: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

mPRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA- 13-

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Cukup jelas.

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 5lCukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53Cukup jelas.

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Cukup jelas.

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Cukup jelas.

Pasal 62...

Page 73: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-L4-

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Yang dimaksud dengan "bahan berbahaya dan beracun" yaitu zat,energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/ataumembahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsunganhidup manusia dan makhluk hidup lain.

Pasal 64Cukup jelas.

Pasal 65Cukup jeias.

Pasal 66Cukup jelas.

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 7 ICukup jelas.

Pasa|72Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)

Page 74: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

- 15-

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)

Pertimbangan teknis sektor diperlukan untuk fungsi bangunangedung tertentu antara lain seperti bangunan gedung rumah sakit.

Pasal 73Cukup jelas.

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal 77Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)

Fasilitasi pembayaran biaya melalui sistem OSS tergantungkesiapan sistem dan mekanisme penerimaan negara bukan pajak,bea masuk dan/atau bea keluar, cukai, dan/atau pajak daerahatau retribusi daerah.

Pelaksanaan pembayaran biaya untuk daerah dapat bekerjasamadengan pihak perbankan.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 78Cukup jelas.

Pasal 79

Page 75: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRES I OENREPUBLIK INDONESIA

- 16-

Pasal 79Cukup jelas.

Pasal 80Cukup jelas.

Pasal 81Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Pengawasan oleh kementerian, lembaga, dan/atau PemerintahDaerah meliputi pengecekan:

a. kesesuaian usaha dan/atau kegiatan;

b. keabsahan dokumen; dan/atau

c. kesesuaian standar, sertifikat, lisensi dan/atau pendaftaran.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 82Cukup jelas.

Pasal 83Cukup jelas.

Pasal 84Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)

Reformasi jenis penzinan yang menyangkut penghapusan ataupenggabungan dilakukan terhadap perizinan yang tidakdiperintahkan oleh Undang-Undang atau perizinan tersebut dinilaisudah tidak diperlukan atau tidak efektif apabila dilakukan.

Perizinan

Page 76: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Perizinan Berusaha yang berdasarkan peraturan pemerintah inidilakukan penghapusan, penggabungan, atau perubahannomenklatur Perizinan Berusaha namun sebelumnya telahditetapkan sebagai penerimaan negara bukan pajak, pajak daerahatau retribusi daerah, Pelaku Usaha tetap melakukan pembayaranatas penerimaan negara bukan pajak, pajak daerah, atau retiibusidaerah berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya peraturanPemerintah ini.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 85Perizinan Berusaha pada sektor keuangan berupa perizinan Berusahauntuk perbankan dan non perbankan dilakukan di luar OSS olehOtoritas Jasa Keuangan atau Bank Indonesia sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Selain itu, Perizinan Berusaha pada sektor pertambangan, minyak dangas bumi dilakukan di luar OSS oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertambangan,minyak, dan gas bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 86Cukup jelas.

Pasal 87Cukup jelas.

Pasal 88Cukup jelas.

Pasal 89Cukup jelas.

Pasal 9OCukup jelas.

Pasai 91Cukup jelas.

Pasal 92 . .

Page 77: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

mPRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA-18-

Pasal 92Cukup jelas.

Pasal 93Cukup jelas.

Pasal 94Cukup jelas.

Pasal 95Cukup jelas.

Pasal 96Cukup jelas

Pasal 97Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "bentuk lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan" dapat berupa:

a. peningkatan tunjangan kinerja;

b. peningkatan kapasitas SDM; dan/atau

c. peningkatan sarana dan prasarana yang terkait denganpeningkatan pelayanan Perizinan Berusaha.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan "bentuk lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan" dapat berupa:

a. pengurangan anggaran;

b. pengurangan atau penundaan tunjangan kinerja; dan/ atau

c. penajarnan f refocusing anggaran.

Ayat (6)Cukup jelas.

AYat(7)...

Page 78: bcbogor.beacukai.go.id...Created Date 7/4/2018 1:52:13 PM

PRESIOENREPUALIK INDONESIA

-19-

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 98Cukup jelas.

Pasal 99Cukup jelas.

Pasal 100Cukup jelas.

Pasal 101Cukup jelas.

Pasal 102Cukup jelas.

Pasal 103Cukup jelas.

Pasal 104Cukup jelas.

Pasal 105Cukup jelas.

Pasal 106Cukup jelas.

Pasal 107Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBAMN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6215