penelitian.ugm.ac.idpenelitian.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/295/2021/... · 2021. 1. 21. ·...

119
Menimbang '. a. SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, b. bahwa paten merupakan kekayaan intelektual yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi yang mempunyai peranan strategis dalam mendukung pembangunan bangsa dan memajukan kesej ahteraan umum; bahwa perkembangan teknologi dalam berbagai bidang telah sedemikian pesat sehingga diperlukan peningkatan pelindungan bagi inventor dan pemegang paten; bahwa peningkatan pelindungan paten sangat penting bagi inventor dan pemegang paten karena dapat memotivasi inventor untuk meningkatkan hasil karya, baik secara kuantitas maupun kualitas untuk mendorong kesejahteraan bangsa dan negara serta menciptakan iklim usaha yang sehat; bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum, baik nasional maupun internasional sehingga perlu diganti; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Paten; Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28C ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun t945; d. e. Mengingat Dengan

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Menimbang '. a.

    SALINAN

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 13 TAHUN 2016

    TENTANG

    PATEN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    b.

    bahwa paten merupakan kekayaan intelektual yangdiberikan oleh negara kepada inventor atas hasilinvensinya di bidang teknologi yang mempunyai perananstrategis dalam mendukung pembangunan bangsa danmemajukan kesej ahteraan umum;bahwa perkembangan teknologi dalam berbagai bidangtelah sedemikian pesat sehingga diperlukan peningkatanpelindungan bagi inventor dan pemegang paten;

    bahwa peningkatan pelindungan paten sangat pentingbagi inventor dan pemegang paten karena dapatmemotivasi inventor untuk meningkatkan hasil karya,baik secara kuantitas maupun kualitas untukmendorong kesejahteraan bangsa dan negara sertamenciptakan iklim usaha yang sehat;bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentangPaten sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum,baik nasional maupun internasional sehingga perludiganti;

    bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,perlu membentuk Undang-Undang tentang Paten;

    Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28C ayat (1), dan Pasal 33Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahunt945;

    d.

    e.

    Mengingat

    Dengan

  • PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

    -2-

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    dan

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PATEN.

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:l. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara

    kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologiuntuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiriinvensi tersebut atau memberikan persetujuan kepadapihak lain untuk melaksanakannya.

    2. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalamsuatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi berupa produk atau proses, ataupenyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

    3. Inventor adalah seorang atau beberapa orang yangsecara bersama-sama melaksanakan ide yangdituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkanInvensi.

    4. Permohonan adalah permohonan paten atau patensederhana yang diq'ukan kepada Menteri.

    5. Pemohon adalah pihak yang mengajukan permohonanPaten.

    6. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik paten,pihak yang menerima hak atas paten tersebut daripemilik Paten, atau pihak lain yang menerima lebihlanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalamdaftar umum Paten.

    7. Kuasa adalah konsultan kekayaan intelektual yangbertempat tinggal atau berkedudukan tetap di wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia.

    8. Pemeriksa

  • PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

    -J-

    8. Pemeriksa Paten yang selanjutnya disebut pemeriksaadalah pejabat fungsional Aparatur Sipil Negara atau ahliyang diangkat oleh Menteri dan diberi tugas sertawewenang untuk melakukan pemeriksaan substantifterhadap Permohonan.

    9. Tanggal Penerimaan adalah tanggal diterimanyaPermohonan yang telah memenuhi persyaratanminimum.

    10. Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukanPermohonan yang berasal dari negara yang tergabungdalam Konvensi Paris tentang Pelindungan KekayaanIndustri (Pans Conuention for the Protection of IndustialPropertg) atau Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia (Agreement Establishing the WortdTrade Organization) untuk memperoleh pengakuanbahwa Tanggal Penerimaan di negara asal merupakantanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggotasalah satu dari kedua pe{anjian itu selama pengajqantersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telahditentukan berdasarkan perjanjian internasionaldimaksud.

    11. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang paten,baik yang bersifat eksklusif maupun non-eksklusif,kepada penerima lisensi berdasarkan perjanjian tertulisuntuk menggunakan Paten yang masih dilindungi dalamjangka waktu dan syarat tertentu.

    12. Komisi Banding Paten adalah komisi independen yangada di lingkungan kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang hukum.

    13. Orang adaiah orang perseorangan atau badan hukum.14. Royalti adalah imbalan yang diberikan untuk

    penggunaan hak atas Paten.15. Imbalan adalah kompensasi yang diterima oleh pihak

    yang berhak memperoleh Paten atas suatu Invensi yangdihasilkan, dalam hubungan kerja atau Invensi yangdihasilkan baik oleh karyawan maupun pekerja yangmenggunakan data dan/atau sarana yang tersedia dalampekerjaannya sekalipun perjanjian tersebut tidakmengharuskannya untuk menghasilkan Invensi atauPemegang Paten atas Invensi yang dihasilkan olehInventor dalam hubungan dinas atau pemegang patendari Penerima Lisensi-wajib atau pemegang paten atasPaten yang dilaksanakan oleh pemerintah.

    16. Hari

  • PRESIDENREPIJ BLIK INDONESIA

    -4-

    16. Hari adalah hari kerja.17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang hukum.

    BAB IILINGKUP PELINDUNGAN PATEN

    Bagian KesatuUmum

    Pasal 2

    Pelindungan Paten meliputi:a. Paten; danb. Paten sederhana.

    (1)

    (2t

    Pasal 3

    Paten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.huruf adiberikan untuk Invensi yang baru, mengandunglangkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.Paten sederhana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2huruf b diberikan untuk setiap Invensi baru,pengembangan dari produk atau proses yang telah ada,dan dapat diterapkan dalam industri.

    Pasal 4

    Invensi tidak mencakup:a. kreasi estetika;b. skema;c. aturan dan metode untuk melakukan kegiatan:

    1. yang melibatkan kegiatan mental;2. permainan; dan3. bisnis.

    d. aturan dan metode yang hanya berisi program komputer;e. presentasi mengenai suatu informasi; dan

    f. temuan

  • PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

    -5-

    f. temuan (di.scoueryl berupa:1. penggunaan baru untuk produk yang sudah ada

    dan/ atau dikenal; dan/ atau2. bentuk baru dari senyawa yang sudah ada yang tidak

    menghasilkan peningkatan khasiat bermakna danterdapat perbedaan struktur kimia terkait yang sudahdiketahui dari senvawa.

    Bagian KeduaInvensi

    Paragraf 1Invensi yang Dapat Diberi Paten

    Pasal 5

    Invensi dianggap baru sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (1) jika pada Tanggal Penerimaan, Invensitersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkansebelumnya.

    Teknologi yang diungkapkan sebelumnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan teknologi yang telahdiumumkan di Indonesia atau di luar Indonesia dalamsuatu tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan,penggunaan, atau dengan cara lain yang memungkinkanseorang ahli untuk melaksanakan Invensi tersebutsebelum:

    a. Tanggal Penerimaan; ataub. tanggal prioritas dalam hal Permohonan diajukan

    dengan Hak Prioritas.

    Teknologi yang diungkapkan sebelumnya sebagaimanadimaksud pada ayat (l) mencakup dokumenPermohonan lain yang diajukan di Indonesia yangdipublikasikan pada atau setelah Tanggal Penerimaanyang pemeriksaan substantifnya sedang dilakukan,tetapi Tanggal Penerimaan tersebut lebih awal daripadaTanggal Penerimaan atau tanggal prioritas Permohonan.

    (1)

    (2)

    (3)

    Pasal 6

  • q,#PRESIDEN

    REPUBLIK IN DO N ESIA-6-

    Pasal 6

    (l) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 ayat (2), Invensi tidak dianggap telahdiumumkan jika dalam waktu paling lama 6 (enam)bulan sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:a. dipertunjukkan dalam suatu pameran resmi atau

    dalam suatu pameran yang diakui sebagai pameranresmi, baik yang diselenggarakan di Indonesiamaupun di luar negeri;

    b. digunakan di Indonesia atau di luar negeri olehInventornya dalam rangka percobaan dengan tujuanpenelitian dan pengembangan; dan/ atau

    c. diumumkan oleh Inventornya dalam:1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap

    ujian skripsi, tesis, disertasi, atau karya ilmiahlain; dan/atau

    2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasilpenelitian di lembaga pendidikan atau lembagapenelitian.

    (2) Invensi juga tidak dianggap telah diumumkan apabiladalam waktu 12 (dua belas) bulan sebelum TanggalPenerimaan, ada pihak lain yang mengumumkan dengancara melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaanInvensi tersebut.

    (1)

    (2)

    Pasal 7

    Invensi mengandung langkah inventif jika Invensitersebut bagi seseorang yang mempunyai keahliantertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidakdapat diduga sebelumnya.

    Untuk menentukan suatu Invensi merupakan hal yangtidak dapat diduga sebelumnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus dilakukan dengan memperhatikankeahlian yang ada pada saat Permohonan diajukan atauyang telah ada pada saat diajukan permohonan pertamadalam hal Permohonan itu diajukan dengan HakPrioritas.

    Pasal 8

  • gLru-rlp,4@

    PRESIDENREPU BLII( IN DO N ESIA

    -7 -

    Pasal 8

    Invensi dapat diterapkan dalam industri jika Invensi tersebutdapat dilaksanakan dalam industri sebagaimana diuraikandalam Permohonan.

    Paragraf 2Invensi yang Tidak Dapat Diberi Paten

    Pasal 9

    Invensi yang tidak dapat diberi Paten meliputi:a. proses atau produk yang pengumuman, penggunaan,

    atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturanperundang-undangan, agama, ketertiban umum, ataukesusilaan;

    b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/ataupembedahan yang diterapkan terhadap manusiadan/ atau hewan;

    c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan danmatematika;

    d. makhluk hidup, kecuali jasad renik; ataue. proses biologis yang esensial untuk memproduksi

    tanaman atau hewan, kecuali proses nonbiologis atauproses mikrobiologis.

    Bagian KetigaSubjek Paten

    Pasal 10

    Pihak yang berhak memperoleh Paten adalah Inventoratau Orang yang menerima lebih lanjut hak Inventoryang bersangkutan.

    Jika Invensi dihasilkan oleh beberapa orang secarabersama-sama, hak atas Invensi dimiliki secarabersama-sama oleh para Inventor yang bersangkutan.

    (1)

    (2)

    Pasal 11

  • PRESIDENREFU BLII( INDONESIA

    -8-

    Pasal 1 1

    Kecuali terbukti lain, pihak yang dianggap sebagai Inventoradalah seorang atau beberapa orang yang untuk pertamakali dinyatakan sebagai Inventor dalam permohonan.

    (1)

    (2)

    (3)

    Pasal 12

    Pemegang Paten atas Invensi yang dihasilkan olehInventor dalam hubungan kerja merupakan pihak yangmemberikan pekerjaan, kecuali diperjanjikan lain.Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jugaberlaku terhadap Invensi yang dihasilkan, baik olehkaryawan maupun pekerja yang menggunakan datadan/atau sarana yang tersedia dalam pekerjaannya.Inventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) berhak mendapatkan Imbalan berdasarkan perjanjianyang dibuat oleh pihak pemberi kerja dan Inventor,dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperolehdari Invensi dimaksud.

    (4) Imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatdibayarkan berdasarkan:

    a. jumlah tertentu dan sekaligus;b. persentase;c. gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligus

    dengan hadiah atau bonus; ataud. bentuk lain yang disepakati para pihak.Dalam hal tidak terdapat kesesuaian mengenai caraperhitungan dan penetapan besarnya Imbalan, parapihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga.Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (l), ayat (2),dan ayat (3) tidak menghapuskan hak Inventor untuktetap dicantumkan namanya dalam sertifikat paten.

    (s)

    (6)

    Pasal 13

  • (1)

    (2)

    (3)

    (41

    (s)

    (6)

    PRESIDENREPUBLIK IN DO N ESIA

    -9-

    Pasal 13

    Pemegang Paten atas Invensi yang dihasilkan olehInventor dalam hubungan dinas dengan instansipemerintah adalah instansi pemerintah dimaksud danInventor, kecuali diperj anj ikan lain.Setelah Paten dikomersialkan, Inventor sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berhak mendapatkan Imbalanatas Paten yang dihasilkannya dari sumber penerimaannegara bukan pajak.Dalam hal instansi pemerintah sebagai Pemegang patentidak dapat melaksanakan Patennya, Inventor ataspersetujuan Pemegang Paten dapat melaksanakan patendengan pihak ketiga.Terhadap pelaksanaan Paten sebagaimana dimaksudpada ayat (3), selain instansi pemerintah, Inventormemperoleh Royalti dari pihak ketiga yang mendapatkanmanfaat ekonomi dari komersialisasi Paten tersebut.Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) tidak menghapuskan hak Inventor untuk tetapdicantumkan namanya dalam sertifikat Paten.Ketentuan lebih lanjut mengenai Imbalan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

    Bagian KeempatPemakai Terdahulu

    Pasal 14

    Pihak yang melaksanakan Invensi pada saat Invensi yangsama diajukan Permohonan, tetap berhak melaksanakanInvensinya walaupun terhadap Invensi yang samatersebut kemudian diberi Paten.Pihak yang melaksanakan suatu Invensi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diakui sebagai pemakaiterdahulu.Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) tidakberlaku jika pihak yang melaksanakan Invensi sebagaipemakai terdahulu menggunakan pengetahuan tentangInvensi tersebut berdasarkan uraian, gambar, contoh,atau klaim dari Invensi yang dimohonkan Paten.

    (l)

    (21

    (3)

    Pasal 15

  • (1)

    PRESIDEI!REPU BLIK INDONESIA

    _10_

    Pasal 15

    Pihak yang melaksanakan suatu Invensi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 hanya dapat diakui sebagaipemakai terdahulu jika setelah diberikan paten terhadapInvensi yang sama, ia mengajukan permohonan sebagaipemakai terdahulu kepada Menteri.Pengakuan sebagai pemakai terdahulu diberikan olehMenteri dalam bentuk surat keterangan pemakaiterdahulu setelah memenuhi persyaratan dan membayarbiaya.

    Hak pemakai terdahulu berakhir pada saat berakhirnyaPaten atas Invensi yang sama tersebut.

    Pasal 16

    Pemakai terdahulu tidak dapat mengalihkan hak sebagaipemakai terdahuiu kepada pihak lain, baik karenaLisensi maupun pengalihan hak, kecuali karenapewarisan.

    Pemakai terdahulu hanya dapat menggunakan hakuntuk melaksanakan Invensi.

    (3) Pemakai terdahulu tidak berhak melarang orang lainmelaksanakan Invensi.

    Pasal 17

    Dalam hal pemakai terdahulu melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), Menteridapat mencabut surat keterangan sebagai pemakaiterdahulu.

    Pasal 18

    Ketentuan lebih lanjut mengenai pemakai terdahulu diaturdengan Peraturan Menteri.

    (21

    (3)

    (1)

    (2)

    Bagian Kelima

  • #.)-$t>&

    (1)

    FRESIDENR F-PU B LIK IN DO N ESIA

    - 11-

    Bagian KelimaHak dan Kewajiban Pemegang paten

    Pasal 19

    Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untukmelaksanakan Paten yang dimilikinya dan untukmelarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:a. dalam hal Paten-produk: membuat, menggunakan,

    menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan,atau menyediakan untuk dijual atau disewakan ataudiserahkan produk yang diberi Paten;

    b. dalam hal Paten-proses: menggunakan prosesproduksi yang diberi Paten untuk membuat ba."rrgatau tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalamhuruf a.

    Larangan menggunakan proses produksi yang diberiPaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-matadihasilkan dari penggunaan proses yang diberipelindungan Paten.

    Dalam hal untuk kepentingan pendidikan, penelitian,percobaan, atau analisis, larangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikecualikansepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dariPemegang Paten dan tidak bersifat komersial.

    Pasal 20

    Pemegang Paten wajib membuat produk ataumenggunakan proses di Indonesia.Membuat produk atau menggunakan prosessebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menunjangtransfer teknologi, penyerapan investasi dan/ataupenyediaan lapangan kerja.

    Pasal 21

    Setiap Pemegang Paten atau penerima Lisensi paten wajibmembayar biaya tahunan.

    (2)

    (3)

    (1)

    (2t

    Bagian Keenam

  • (1)

    (2t

    (3)

    (1)

    (2t

    (s)

    PRESIDENREPUBLIK IN DON ES IA_t2_

    Bagian KeenamJangka Waktu Pelindungan paten

    Pasal 22

    Paten diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh)tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dapat diperpanjang.Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu patendicatat dan diumumkan melalui media elektronikdan/ atau media non-elektronik.

    Pasal 23

    Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10(sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal penerimaan.

    Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (l)tidak dapat diperpanjang.Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu patensederhana dicatat dan diumumkan melalui mediaelektronik dan/ atau media non-elektronik.

    BAB IIIPERMOHONAN PATEN

    Bagian KesatuSyarat dan Tata Cara Permohonan

    Pasal 24

    (1) Paten diberikan berdasarkan permohonan.(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    diajukan oleh Pemohon atau Kuasanya kepada Menterisecara tertulis dalam Bahasa Indonesia denganmembayar biaya.

    (3) Setiap Permohonan diajukan untuk satu Invensi ataubeberapa Invensi yang merupakan satu kesatuan Invensiyang saling berkaitan.

    (4) Permohonan

  • (1)

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - 13-

    (4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapatdiajukan baik secara elektronik maupun non-elektronik.

    Pasal 25

    Permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24,paling sedikit memuat:a. tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan;b. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan

    Inventor;

    c. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraanPemohon dalam hal Pemohon adalah bukan badanhukum;

    d. nama dan alamat lengkap Pemohon dalam halPemohon adalah badan hukum;

    e. nama, dan alamat lengkap Kuasa dalam halPermohonan diajukan melalui Kuasa; dan

    f. nama negara dan Tanggal penerimaan permohonanyang pertama kali dalam hal permohonan diajukandengan Hak Prioritas.

    Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdilampiri persyaratan:

    (2t

    a.

    b.

    c.

    d.

    e.

    judul Invensi;deskripsi tentang Invensi;

    klaim atau beberapa klaim Invensi;abstrak Invensi;gambar yang disebutkan dalam deskripsi yangdiperlukan untuk memperjelas Invensi, jik;Permohonan dilampiri dengan gambar;surat kuasa dalam hal Permohonan diajukan melaluif.Kuasa;

    g. surat pernyataan kepemilikan Invensi oleh Inventor;h. surat pengalihan hak kepemilikan Invensi dalam hal

    Permohonan diajukan oleh pemohon yang bukanInventor; dan

    i. surat bukti penyimpanan jasad renik dalam halPermohonan terkait dengan jasad renik.

    (3) Deskripsi

  • (3)

    (41

    PRESIDENREP IJ B LIK INDONESIA

    -14-

    Deskripsi tentang Invensi sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b harus mengungkapkan secara jelas danlengkap tentang bagaimana Invensi tersebut dapatdilaksanakan oleh orang yang ahli di bidangnya.Klaim atau beberapa klaim Invensi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c harus mengungkapkansecara jelas dan konsisten atas inti Invensi, dandidukung oleh deskripsi sebagaimana dimaksud padaayat (3).

    (1)

    Pasal 26

    Jika Invensi berkaitan dengan dan/atau berasal darisumber daya genetik dan/atau pengetahuan tradisional,harus disebutkan dengan jelas dan benar asal sumberdaya genetik dan/atau pengetahuan tradisional tersebutdalam deskripsi.

    Informasi tentang sumber daya genetik dan/ataupengetahuan tradisional sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh lembaga resmi yang diakui olehpemerintah.

    Pembagian hasil dan/ atau akses pemanfaatan sumberdaya genetik dan/atau pengetahuan tradisionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansesuai dengan peraturan perundang-undangan danperjanjian internasional di bidang sumber daya genetikdan pengetahuan tradisional.

    Pasal 27

    Dalam hal Permohonan diajukan melalui Kuasa, alamatKuasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) hurufe menjadi domisili Pemohon.

    pasal 28

    Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang tidakbertempat tinggal atau tidak berkedudukan tetap di wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia harus diajukan melaluiKuasanya di Indonesia.

    (21

    (3)

    Pasal 29

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -15-

    Pasal 29

    Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata carapengajuan Permohonan diatur dengan peraturan Menteri.

    Bagian KeduaPermohonan dengan Hak prioritas

    Pasal 30

    (1) Permohonan dengan Hak Prioritas harus diajukan dalamwaktu paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejaktanggal prioritas.

    (2) Selain harus memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25, permohonan denganmenggunakan Hak Prioritas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus juga dilengkapi dengan dokumenprioritas yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dinegara yang bersangkutan.

    (3) Dokumen prioritas yang telah disahkan oleh pejabatyang berwenang di negara yang bersangkutansebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sudahdisampaikan kepada Menteri paling lama 16 (enambelas) bulan terhitung sejak tanggal prioritas.

    (a) Jika syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (l), ayat(2), dan ayat (3) tidak dipenuhi Pemohon, permohonandianggap diajukan tanpa menggunakan Hak prioritas.

    Pasal 3 1

    Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 sarnpaidengan Pasal 28 berlaku secara mutatis mutand.is terhadapPermohonan yang menggunakan Hak prioritas.

    Pasal 32

    Ketentuan lebih lanjut mengenai Permohonan yang diajukandengan Hak Prioritas diatur dengan peraturan Menteri.

    Bagian Ketiga

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    t6-

    Bagian KetigaPermohonan berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten

    (1)

    (2\

    (3)

    Pasal 33

    Permohonan dapat diajukan berdasarkan Traktat KerjaSama Paten.

    Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24sampai dengan Pasal 28 berlaku secara mutatis mutandisterhadap Permohonan yang berdasarkan Traktat KerjaSama Paten.

    Ketentuan lebih lanjut mengenai Permohonan yangdiajukan berdasarkan Traktat Kerja Sama Paten diaturdalam Peraturan Menteri.

    Bagian KeempatPemeriksaan Administratif

    Pasal 34

    Permohonan yang telah memenuhi persyaratanminimum diberikan Tanggal Penerimaan dan dicatat olehMenteri.Persyaratan minimum sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. data Permohonan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 25 ayat (1);b. data Permohonan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 25 ayal (21 huruf a sampai dengan huruf e; danc. bukti pembayaran biaya Permohonan.Dalam hal deskripsi tentang Invensi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf b ditulis dalambahasa asing, deskripsi wajib dilengkapi denganterjemahan dalam Bahasa Indonesia dan harusdisampaikan paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejakTanggal Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1).

    Apabila deskripsi tentang Invensi yang ditulis dalambahasa asing tidak dilengkapi dengan terjemahan dalamBahasa Indonesia sampai dengan batas waktusebagaimana dimaksud pada ayat (3), Permohonandimaksud dianggap ditarik kembali.

    (1)

    (21

    (3)

    (41

    Pasal 35

  • (3)

    (4)

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -t7-Pasal 35

    (1) Dalam hal persyaratan dan kelengkapan permohonansebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 belum lengkap,Menteri memberitahukan secara tertulis kepadaPemohon untuk melengkapi persyaratan dankelengkapan Permohonan tersebut dalam waktu palinglama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal suratpengiriman pemberitahuan oleh Menteri.

    (2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat diperpanjang paling larna 2 (dua) bulan.Jangka waktu perpanjangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)bulan setelah berakhirnya jangka waktu tersebut dengandikenai biaya.

    Untuk memperoleh perpanjangan jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),Pemohon harus mengajukan permohonan secara tertuliskepada Menteri disertai alasan sebelum batas waktusebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2)berakhir.

    (5) Dalam hal keadaan darurat, Pemohon dapat mengajukanpermohonan perpanjangan jangka waktu selainsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) secaratertulis disertai bukti pendukung kepada Menteri.

    (6) Menteri dapat memberikan perpanjangan jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (5), paling lama 6(enam) bulan setelah berakhirnya jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (3).

    Pasal 36

    Apabila Pemohon tidak melengkapi persyaratan dankelengkapan Permohonan dalam jangka waktu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), ayat (2), ayat (3),dan/atau ayat (6), Menteri memberitahukan secara tertuliskepada Pemohon bahwa Permohonan dianggap ditarikkembali.

    Pasal 37

  • (1)

    (21

    (3)

    (4)

    (s)

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    _18_

    Pasal 37

    Jika terhadap satu Invensi yang sama diajukan lebihdari satu Permohonan oleh pemohon yang berbeda danpada tanggal yang berbeda, permohonan yang diberiTanggal Penerimaan lebih dahulu yang dipertimbangkanuntuk diberi Paten.Jika beberapa Permohonan untuk Invensi yang samasebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki ianggalPenerimaan yang sama, Menteri memberitahukan secaratertulis dan memerintahkan kepada para pemohonuntuk berunding guna memutuskan Permohonan yangdipertimbangkan untuk diberi Paten.Para Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)wajib melakukan perundingan dan menyampaikan hasilkeputusannya kepada Menteri dalam waktu paling lama6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal suratpemberitahuan Menteri.

    Dalam hal tidak tercapai persetujuan atau keputusan diantara para Pemohon, tidak dimungkinkan dilakukannyaperundingan, atau hasil perundingan tidak disampaikanoleh Pemohon dalam waktu sebagaimana dimaksud padaayat (3), Menteri menolak Permohonan yang diajukanoleh beberapa Pemohon dengan Tanggal penerimaanyang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2).Menteri memberitahukan penolakan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) secara tertulis kepada paraPemohon.

    (1)

    Bagian KelimaPerubahan dan Divisional Permohonan

    Paragraf 1Umum

    Pasal 38

    Permohonan dapat dilakukan perubahan atau divisionalatas inisiatif Pemohon dan/atau atas saran Menteri.Perubahan atau divisional sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan sebelum permohonan diberikeputusan persetujuan Paten.

    (2t

    Paragraf 2

  • $^1)-ilqy4{PRESIDEN

    REPUBLIK INDONESIA-19-

    Paragraf 2Perubahan Permohonan

    (1)

    (2)

    Pasal 39

    Permohonan dapat dilakukan perubahan terhadap:a. data Permohonan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 25 ayat (1) huruf b, huruf e, dan/atau huruf f;dan/atau

    b. data Permohonan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf e.

    Perubahan terhadap deskripsi tentang Invensi dan/atauklaim atau beberapa klaim Invensi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf b dan huruf cdapat dilakukan dengan ketentuan perubahan tersebuttidak memperluas lingkup Invensi yang telah diajukandalam Permohonan terdahulu.Dalam hal perubahan dilakukan dengan menambahjumlah klaim dari Permohonan semula, menjadi lebihdari 10 (sepuluh) klaim maka terhadap kelebihan klaimtersebut dikenai biaya.Jika Pemohon tidak membayar biaya sebagaimanadimaksud pada ayat (3), kelebihan klaim dianggapditarik kembali.

    Pasal 40

    Selain perubahan terhadap data permohonansebagaimana dimaksud dalam pasal 39 ayat (1),Permohonan juga dapat diubah dari paten menjadi patensederhana atau sebaliknya.Permohonan perubahan sebagaimana dimaksud padaayat (1), yang telah memenuhi persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25, dianggap diajukan padatanggal yang sama dengan Tanggal penerimaan semula.

    (3)

    (4)

    (1)

    (2)

    Paragraf 3

  • PRESIDENREFU BLIK INDONESIA

    -20-

    Paragraf 3Divisional Permohonan

    (l)

    (2t

    Pasal 41

    Jika suatu Permohonan terdiri atas beberapa Invensiyang tidak merupakan satu kesatuan Invensisebagaimana dimaksud da,lam pasal 24 ayat (3),Pemohon dapat mengajukan divisional permohonan.

    Divisional Permohonan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat diajukan secara terpisah dalam satuPermohonan atau lebih dengan ketentuan bahwa lingkuppelindungan yang dimohonkan dalam setiapPermohonan tersebut tidak memperluas lingkuppelindungan yang telah diajukan da_lam permohonansemula.

    Divisional Permohonan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), yang telah memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud dalam pasal 25, dianggapdiajukan pada tanggal yang sama dengan tanggatPenerimaan semula.

    Dalam hal Pemohon tidak mengajukan divisionalPermohonan dalam batas waktu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 38 ayat (2), Pemeriksaan Substantif atasPermohonan hanya dilakukan terhadap Invensi yangmerupakan satu kesatuan Invensi.

    (3)

    (4t

    Pasal 42

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perubahan dandivisional Permohonal diatur dengan peraturin Menteri.

    Bagian KeenamPenarikan Kembali permohonan

    Pasal 43

    Permohonan hanya dapat ditarik kembali oleh pemohonsebelum Menteri memberikan keputusan menyetujuiatau menolak Permohonan.Penarikan kembali Permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Menteri.

    (3) Ketentuan

    (l)

    (2)

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -21 -

    (3) Ketentuan mengenai tata cara penarikan kembaliPermohonan diatur dengan peraturan Menteri.

    Bagian KetqjuhPermohonan yang Tidak Dapat Diterima dan Kewajiban Menjaga Kerahasiaan

    Pasal 44

    (1)

    (21

    Menteri tidak dapat menerima permohonan yangdiajukan oleh pegawai Direktorat Jenderal KekayaanIntelektual atau orang yang karena tugasnya bekerjauntuk dan atas nama Direktorat Jenderal KekayaanIntelektual, atau Kuasanya hingga I (satu) tahun sejakberhenti dengan alasan apapun dari Direktorat JenderalKekayaan Intelektual.

    Setiap perolehan Paten atau hak yang berkaitan denganPaten bagi pegawai Direktorat Jenderal KekayaanIntelektual atau orang yang karena tugasnya bekerjauntuk dan atas nama Direktorat Jenderal KekayaanIntelektual hingga 1 (satu) tahun sejak berhenti denganalasan apapun dari Direktorat Jenderal KekayaanIntelektual, dinyatakan tidak sah kecuali pemilikanPaten tersebut diperoleh karena pewarisan.

    (1)

    (2)

    (3)

    Pasal 45

    Seluruh dokumen Permohonan, terhitung sejak TanggalPenerimaan sampai dengan tanggal diumumkannyaPermohonan bersifat rahasia, kecuali bagi Inventor yangtidak bertindak sebagai Pemohon.Setiap Orang wajib menjaga kerahasiaan seluruhdokumen Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(1).

    Inventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatmeminta salinan seluruh dokumen permohonansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan dikenaibiaya.

    Inventor yang tidak bertindak sebagai pemohonsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkanpernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukupbahwa yang bersangkutan adalah Inventor dari Invensiyang dimohonkan.

    (41

    BAB IV

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -22-

    BAB IVPENGUMUMAN DAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF

    Bagian KesatuPengumuman

    Pasal 46

    Menteri mengumumkan Permohonan yang telahmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25.Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (l)dilakukan paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah 1g(delapan belas) bulan sejak:a. Tanggal Penerimaan; ataub. tanggal prioritas dalam hal permohonan diajukan

    dengan Hak Prioritas.Dalam hal tertentu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan, pengumuman sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan paling cepat 6(enam) bulan sejak Tanggal Penerimaan atas permintaanPemohon disertai dengan alasan dan dikenai biaya.

    Pasal 47

    (1) Pengumuman dilakukan melalui media elektronikdan/ atau media non-elektronik.

    (2) Tanggal mulai diumumkannya permohonan dicatat olehMenteri.

    (3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus dapat dilihat dan diakses oleh setiap Orang.

    Pasal 48

    Pengumuman berlaku selama 6 (enam) bulan terhitungsejak tanggal diumumkannya permohonan.

    Pengumuman dilakukan dengan mencantumkan:a. nama dan kewarganegaraan Inventor;b. nama dan alamat lengkap pemohon dan Kuasa dalam

    hal Permohonan diajukan melalui Kuasa;c. judul Invensi;

    (1)

    (2)

    (3)

    (1)

    (2t

    d. Tanggal

  • d.

    PRESIDEI!REPU BLIK INDONESIA

    -23-

    Tanggal Penerimaandan negara tempatdiajukan dalam halHak Prioritas;

    abstrak Invensi;

    klasifikasi Invensi;gambar, dalam halgambar;

    nomor pengumuman;

    nomor Permohonan.

    atau tanggal prioritas, nomor,permohonan yang pertama kali

    Permohonan diajukan dengan

    Permohonan dilampiri dengan

    dan

    e.

    f.

    o

    h.

    i.

    (1)

    (2)

    (3)

    Pasal 49

    Setiap Orang dapat mengajukan pandangan dan/ataukeberatan secara tertulis kepada Menteri dengan disertaialasan atas Permohonan yang diumumkan.Pengajuan pandangan dan/ atau keberatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus sudah diterima olehMenteri dalam jangka waktu pengumuman.Dalam hal terdapat pandangan dan/atau keberatansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menterimemberitahukan pandangan dan/atau keberatantersebut kepada Pemohon paling lama 7 (tujuh) Hariterhitung sejak tanggal pandangan dan/atau keberatanditerima.

    Pemohon dapat mengajukan secara tertulis penjelasan,dan/atau sanggahan terhadap pandangan dan/ataukeberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepadaMenteri paling lama 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejaktanggal surat pemberitahuan sebagaimana dimaksudpada ayat (3).

    Menteri menggunakan pandangan dan/atau keberatan,penj elasan, dan/ atau sanggahan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (4) sebagai tambahan bahanpertimbangan dalam tahap pemeriksaan substantif.

    (41

    (s)

    Pasal 50

  • (2)

    (3)

    PRESIDENREPI-] BLIK IN DO N ESIA

    -24-

    Pasal 50

    (1) Jika suatu Invensi berkaitan dengan kepentinganpertahanan dan keamanan negara, Menteri menetapkanPermohonan terhadap Invensi tersebut tidak diumumkansetelah berkonsultasi dengan instansi yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpertahanan dan keamanan negara.

    Menteri memberitahukan secara tertulis kepadaPemohon atau Kuasanya mengenai penetapanPermohonan yang tidak diumumkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

    Dokumen Permohonan yang tidak diumumkan yangdikonsultasikan dengan instansi pemerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan dariketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat(1).

    Instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib menjaga kerahasiaan Invensi dan dokumenPermohonan yang dikonsultasikan.

    Bagian KeduaPemeriksaan Substantif

    Pasal 5 1

    Permohonan pemeriksaan substantif diajukan secaratertulis kepada Menteri dengan dikenai biaya.Permohonan pemeriksaan substantif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diajukan paling lama 36 (tigapuluh enam) bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan.Jika permohonan pemeriksaan substantif tidak diajukandalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (i)atau biaya untuk itu tidak dibayar, Permohonandianggap ditarik kembali.Menteri memberitahukan secara tertulis Permohonanyang dianggap ditarik kembali sebagaimana dimaksudpada ayat (2) kepada Pemohon atau Kuasanya.

    (4)

    (1)

    (21

    (3)

    (4)

    (5) Apabila

  • (s)

    (6)

    (71

    (8)

    (1)

    (21

    PRESIDENREPUBLIK IN DO N ESIA

    -25-

    Apabila permohonan pemeriksaan substantifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan sebelumberakhirnya jangka waktu pengumuman sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48 ayat (1), pemeriksaansubstantif dilakukan setelah berakhirnya jangka waktupengumuman.

    Apabila permohonan pemeriksaan substantifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan setelahberakhirnya jangka waktu pengumuman sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48 ayat (1), pemeriksaansubstantif dilakukan setelah tanggal diterimanyapermohonan pemeriksaan substantif tersebut.Permohonan pemeriksaan substantif terhadap divisionalPermohonan atau perubahan Permohonan dari paten kePaten sederhana atau sebaliknya harus diajukanbersamaan dengan pengajuan divisional permohonanatau perubahan Permohonan dari Paten ke patensederhana atau sebaliknya.Jika permohonan pemeriksaan substantif tidak diajukanbersamaan dengan divisional permohonan atauperubahan Permohonan dari Paten ke Paten sederhanaatau sebaliknya sebagaimana dimaksud pada ayat (Tl,divisional Permohonan atau perubahan permohonan dariPaten ke Paten sederhana atau sebaliknya dianggapditarik kembali.

    Pasal 52

    Pemeriksaan substantif terhadap Permohonan yang tidakdiumumkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50,dilakukan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggalpenetapan Menteri mengenai tidak diumumkannyaPermohonan yang bersangkutan.

    Pemeriksaan substantif sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak dikenai biaya.

    Pasal 53

    (1) Pemeriksaan substantif dilaksanakan oleh pemeriksa.(2) Menteri dapat meminta bantuan ahli dan/ atau

    menggunakan fasilitas yang diperlukan dari instansi lainuntuk keperluan pemeriksaan substantif.

    (3)Ahli

  • (3)

    (4)

    (s)

    (6)

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -26-

    Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (21 diangkat dandiberhentikan oleh Menteri.Hasil pemeriksaan substantif yang dilakukan oleh ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (3) dianggap samadengan hasil pemeriksaan yang dilakukan olehPemeriksa.

    Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)harus mendapatkan persetujuan dari Menteri.Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan syaratpengangkatan dan pemberhentian ahli sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturanMenteri.

    pasal 55

    (1) Dalam hal pemeriksaan substantif dilakukan terhadapPermohonan dengan Hak Prioritas, Menteri dapatmeminta kepada Pemohon dan/atau kantor paten dinegara asal Hak Prioritas atau di negara lain mengenaikelengkapan dokumen berupa:

    a. salinan sah surat yang berkaitan dengan hasilpemeriksaan substantif yang dilakukan terhadappermohonan Paten yang pertama kali di luar negeri;

    b. salinan sah dokumen paten yang telah diberikansehubungan dengan permohonan paten yang pertamakali di luar negeri;

    c. salinan sah keputusan mengenai penolakan ataspermohonan Paten yang pertama kali di luar negeridalam hal permohonan paten dimaksud ditolak;

    d. salinan sah keputusan penghapr.rsan paten yangpernah dikeluarkan di luar negeri dalam hal patendimaksud pernah dihapuskan; dan/atau

    e. dokumen lain yang diperlukan.

    Pasal 54

    Pemeriksaan substantif dilaksanakan berdasarkanketentuan Pasal 3 ayat (1), Pasal 4, pasal 5, pasal 7, pasal g,Pasal 9, Pasal 25 ayat (3) dan ayat (4), pasat 26, pasal 39ayat(21, Pasal 40, dan Pasal 41.

    (2) Penyampaian

  • #trp_rrtt>€PRESIDEN

    R F:PU B LIK INDONESIA-27 -

    Penyampaian salinan dokumen sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat disertai tambahan penjelasan secaraterpisah oleh Pemohon.

    Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdijadikan sebagai dasar pertimbangan Menteri dalammemberikan keputusan menyetujui atau menolakPermohonan dengan Hak Prioritas.

    Pasal 56

    Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata carapemeriksaan substantif diatur dengan Peraturan Menteri.

    BAB VPERSRTUJUAN ATAU PENOLAKAN PERMOHONAN

    Bagian KesatuUmum

    Pasal 57

    Menteri memberikan keputusan untuk menyetujui ataumenolak Permohonan paling lama 30 (tiga puluh) bulanterhitung sejak:a. tanggal diterimanya surat permohonan pemeriksaan

    substantif apabila permohonan pemeriksaan substantifdiajukan setelah berakhirnya jangka waktupengumuman; atau

    b. berakhirnya jangka waktu pengumuman sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) apabila permohonanpemeriksaan substantif diajukan sebelum berakhirnyajangka waktu pengumuman.

    Bagian KeduaPersetujuan

    Pasal 58

    (1) Menteri menyetujui Permohonan, jika berdasarkan hasilpemeriksaan substantif, Invensi yang dimohonkan patenmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 54.

    (2)

    (3)

    (2) Dalam

  • (2) Dalam hal Permohonan disetujui, Menterimemberitahukan secara tertulis kepada pemohon atauKuasa bahwa Permohonannya diberi paten.

    (3) Dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggalsurat pemberitahuan diberi Paten, Menteri menerbitkansertifikat Paten.Pemohon tidak dapat menarik kembali permohonan ataumelakukan perbaikan deskripsi dan klaim dalam jangkawaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3).Paten yang telah diberikan dicatat dan diumumkan,kecuali Paten yang berkaitan dengan kepentinganpertahanan dan keamanan negara.

    Menteri dapat memberikan petikan atau salinandokumen Paten kepada pihak yang memerlukannyadengan dikenai biaya.

    (41

    (s)

    (6)

    PRESIDENREPU ELIK INDONESIA

    -28-

    Pasal 59

    Sertifikat Paten merupakan bukti hak atas paten.Hak atas Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditentukan lingkup pelindungannya berdasarkan Invensiyang diuraikan dalam klaim.

    (3) Hak atas Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (21 merupakan benda bergerak tidak berwrrjud.

    pasal 60

    Pelindungan Paten dibuktikan dengan dikeluarkannyasertifikat Paten yang berlaku surut sejak TanggalPenerimaan.

    Pasal 61

    Pemegang Paten atau Kuasanya dapat mengajukanpermohonan perbaikan secara tertulis kepada Menteridalam hal terdapat kesalahan data pada sertifikat patendan/ atau lampirannya.Dalam hal kesalahan data pada sertifrkat patenmerupakan kesalahan Pemohon, permohonan perbaikansertifikat Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikenai biaya.

    (1)

    (2)

    (1)

    (2)

    (3) Dalam

  • (3)

    (4t

    (s)

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -29-

    Dalam hal kesalahan data pada sertifikat paten bukanmerupakan kesalahan Pemohon, maka permohonanperbaikan sertifikat Paten sebagaimana dimaksud padaayat (1), tidak dikenai biaya.Perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa perubahan nama dan/atau alamat pemegangPaten dicatat dan diumumkan oleh Menteri.Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pencatatanperubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Menteri.

    Bagian KetigaPenolakan

    Pasal 62

    Dalam hal Pemeriksa melaporkan bahwa Invensi yangdimohonkan Paten tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam pasal 54, Menterimemberitahukan secara tertulis kepada pemohon atauKuasanya guna memenuhi ketentuan dimaksud.Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mencantumkan:

    a. ketentuan yang harus dipenuhi; danb. alasan dan referensi yang digunakan dalam

    pemeriksaan substantif.Pemohon harus memberikan tanggapan dan/ataumemenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalamsurat pemberitahuan paling lama 3 (tiga) bulan terhitungsejak tanggal surat pemberitahuan.Jangka,_waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dapat diperpanjang untuk waktu paling lama i 1a""ybulan.

    Jangka waktu perpanjangan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) dapat diperpanjang paling lama I (satu)bulan setelah berakhirnya jangka wiktu dimaksuddengan dikenai biaya.

    (1)

    (2)

    (3)

    (41

    (s)

    (6) Untuk

  • PRES IDENREPUBLIK IN DO N ESIA

    -30_

    (6) Untuk memperoleh perpanjangan jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5),Pemohon harus mengajukan permohonan secara tertuliskepada Menteri sebelum batas waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dimaksud berakhir.

    (7) Dalam hal terjadi keadaan darurat, pemohon dapatmengajukan permohonan perpanjangan selainsebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) secaratertulis disertai bukti pendukung kepada Menteri.

    (8) Menteri dapat memberikan perpanjangan jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (7) paling lama 6(enam) bulan setelah berakhirnya jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (6).

    (9) Jika Pemohon memberikan tanggapan tetapi tidakmemenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalamsurat pemberitahuan dalam jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan/atau ayat(8), Menteri memberitahukan secara tertulis kepada. Pemohon bahwa Permohonan ditolak dalam waktu palinglambat 2 (dua) bulan.

    (10) Jika Pemohon tidak memberikan tanggapansebagaimana tercantum dalam surat pemberitahuandalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(3), ayat (41, ayat (5), dan/atau ayat (8), Menterimemberitahukan secara tertulis kepada pemohon bahwaPermohonan dianggap ditarik kembali dalam waktupaling lambat 2 (dua) bulan.

    Pasal 63

    (1) Dalam hal terhadap Permohonan dilakukan divisional,Menteri menolak:

    a. divisional Permohonanmelampaui batas waktudalam Pasal 38 ayat (2);

    b. klaim atau beberapa klaimpelindungan dalam

    yang pengaJuannyasebagaimana dimaksud

    yang memperluas lingkupdivisional Permohonan

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 4l ayat (2\;c. Invensi yang tidak merupakan satu kesatuan dari

    Permohonan semula.

    (2) Dalam

  • ESQ^\,

    tr^*y-flc>,.€PRESIDEN

    REPUBLIK INDONESIA-31 -

    (2) Dalam hal Permohonan ditolak, Menterimemberitahukan penolakan dimaksud secara tertulisdisertai alasan dan pertimbangan yang menjadi dasarpenolakan kepada Pemohon atau Kuasanya.

    BAB VIKOMISI BANDING PATEN DAN PERMOHONAN BANDING

    Bagian KesatuKomisi Banding Paten

    Pasal 64

    Komisi Banding Paten mempunyai tugas menerima,memeriksa, dan memutus:

    a. permohonan banding terhadap penolakanPermohonan;

    b. permohonan banding terhadap koreksi atas deskripsi,klaim, dan/ atau gambar setelah Permohonan diberiPaten; dan

    c. permohonan banding terhadap keputusan pemberianPaten.

    Susunan Komisi Banding Paten terdiri atas:a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota; danc. paling banyak 30 (tiga puluh) orang anggota yang

    berasal dari unsur:

    1. 15 (lima belas) orang ahli di bidang paten; dan2. 15 (1ima belas) orang Pemeriksa.

    Anggota Komisi Banding Paten sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Menteriuntuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkatkembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh para anggotaKomisi Banding Paten.

    (1)

    (2)

    (3)

    (4t

    Pasal 65

  • (1)

    (21

    PRESIDENREPU ELIK INDONESIA

    _32_

    Pasal 65

    Untuk memeriksa permohonan banding, Komisi BandingPaten membentuk majelis yang berjumlah ganjil palingsedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 5 (lima) orang,yang salah satunya ditetapkan sebagai ketua.Majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal darianggota Komisi Banding Paten yang salah satuanggotanya adalah Pemeriksa dengan jabatan palingrendah Pemeriksa Madya yang tidak melakukanpemeriksaan substantif terhadap Permohonan.Dalam hal majelis berjumlah lebih dari 3 (tiga) orang,Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berjumlah lebih sedikit dari anggota majelis selainPemeriksa.

    Pasal 66

    Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan, tugas, fungsi,dan wewenang Komisi Banding Paten diatur denganPeraturan Menteri.

    Bagian KeduaPermohonan Banding

    Paragraf 1Umum

    Pasal 67

    Permohonan banding dapat diajukan terhadap:a. penolakan Permohonan;b. koreksi atas deskripsi, klaim, dan/atau gambar

    setelah Permohonan diberi Paten; dan/atauc. keputusan pemberian Paten.Permohonan banding diajukan secara tertulis olehPemohon atau Kuasanya kepada Komisi Banding Patendengan tembusan yang disampaikan kepada Menteridengan dikenai biaya.

    (3)

    (1)

    (21

    Paragraf 2

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -33-

    Paragraf 2Permohonan Banding terhadap penolakan permohonan

    (1)

    (2t

    (3)

    (4t

    (s)

    (6)

    (7t

    (8)

    Pasal 68

    Permohonan banding terhadap penolakan permohonandiajukan paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejaktanggal pengiriman surat pemberitahuan penolakanPermohonan.

    Apabila Pemohon atau Kuasanya mengajukan bandingsetelah melewati jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pemohon tidak dapat mengajukan kembalipermohonan banding.

    Komisi Banding Paten mulai melakukan pemeriksaanatas permohonan banding terhadap penolakanPermohonan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulansejak tanggal penerimaan permohonan banding.Dalam permohonan banding sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus diuraikan secara lengkap keberatanserta alasan terhadap penolakan Permohonan.Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (a) tidakmempakan alasan atau penjelasan baru yangmemperluas lingkup Invensi.Keputusan Komisi Banding Paten ditetapkan paling lama9 (sembilan) bulan terhitung sejak tanggal dimulainyapemeriksaan atas permohonan banding sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

    Dalam hal Komisi Banding Paten memutuskan untukmenerima permohonan banding terhadap penolakanPermohonan maka Menteri akan menindaklanjutidengan menerbitkan sertifrkat Paten.Dalam hal permohonan banding terhadap penolakanPermohonan diterima sebagaimana dimaksud pada ayat(7), Menteri mencatat dan mengumumkannya melaluimedia elektronik dan/atau media non-elektronik.

    Paragraf 3

  • ItrRESIDENtl EP ll B LIl\ |hlDot.tE:]lr\

    -34-

    permohonan Banding t .n.a.pPil?5i11 1,""Gambar Setelah permohonan

    Deskripsi, Klaim, dan/atauDiberi Paten

    (l)

    Pasal 69

    Permohonan banding terhadap koreksi atas deskripsi,klaim, dan/atau gambar setilah permohonan diberiPaten diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejaktanggal pengiriman surat pemberitahuan dapat diberiPaten.

    Apabila Pemohon atau Kuasanya mengajukan bandingsetelah melewati jangka waktu sebagai-mana dimaksuJpada ayat (1), Pemohon tidak dapat mingajukan kembalipermohonan banding.

    Komisi Banding Paten mulai melakukan pemeriksaanatas permohonan banding terhadap lioreksi atasdeskripsi, klaim, dan/atau gambar setelah permohonandiberi Paten dalam waktu paling lama 1 (satu) bulansejak tanggal penerimaan permohonan banding.Koreksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusterbatas pada hal-hal sebagai berikut:a. pembatasan lingkup klaim;b. koreksi kesalahan dalam terjemahan deskripsi;

    dan/atau

    c. klarifikasi atas isi deskripsi yang tidak jelas atauambigu.

    Koreksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidakmengakibatkan lingkup pelindungin Invensi lebih luasdari .lingkup pelindungan Invenii yang pertama kalidiajukan.Keputusan Komisi Banding paten ditetapkan paling lama6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal dimulainyapemeriksaan

    _ atas permohonan bandin[ sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3).Dalam hal Komisi Banding paten memutuskan untukmenerima permohonan banding terhadap koreksi atasdeskripsi, klaim, dan/atau gambar setelah permohonandiberi Paten maka Menteri akan menindaklanjuti denganmengubah lampiran sertifikat.

    (21

    (3)

    (4)

    (s)

    (6)

    (7)

    (8) Dalam

  • o r o u J.T,[ n,'1,

    5] n, r., o-35-

    (8) Dalam ha1 permohonan banding terhadap koreksi atasdeskripsi, klaim, dan/ atau gambar diterimasebagaimana dimaksud pada ayat (7), Menteri mencatatdan mengumumkannya melalui media elektronikdan/ atau media non-elektronik.

    Paragraf 4Permohonan Banding terhadap Keputusan Pemberian Paten

    Pasal 70

    Permohonan banding terhadap keputusan pemberianPaten diajukan secara tertulis oleh pihak yangberkepentingan atau Kuasanya kepada Komisi BandingPaten dengan tembusan yang disampaikan kepadaMenteri dengan dikenai biaya.

    Permohonan banding terhadap keputusan pemberianPaten diajukan dalam jangka waktu paling lama 9(sembilan) bulan sejak tanggal pemberitahuan diberiPaten.

    Apabila permohonan banding terhadap keputusanpemberian Paten yang telah diberikan kepada PemegangPaten diajukan melewati jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (2), pihak yang berkepentingan atauKuasanya dapat melakukan upaya hukum denganmengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga.

    Komisi Banding Paten mulai melakukan pemeriksaanatas permohonan banding terhadap keputusanpemberian Paten dalam waktu paling lama 1 (satu) bulansejak tanggal penerimaan permohonan banding.

    Dalam permohonan banding terhadap keputusanpemberian Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus diuraikan secara lengkap keberatan serta alasandengan dilengkapi dengan bukti pendukung yang kuat.Keputusan Komisi Banding Paten ditetapkan paling lama9 (sembilan) bulan terhitung sejak tanggal dimulainyapemeriksaan banding sebagaimana dimaksud pada ayat(4).

    Dalam hal Komisi Banding Paten mengabulkan sebagianpermohonan banding terhadap keputusan pemberianPaten, Menteri menindaklanjuti dengan mengubahlampiran sertifikat.

    (1)

    (21

    (3)

    (41

    (s)

    (6)

    (71

    (8) Dalam

  • (8)

    (e)

    PRESIDENREPUBLIK II{ DON ES IA

    -36-

    Dalam hal Komisi Banding Paten mengabulkan seluruhisi permohonan banding terhadap keputusan pemberianPaten maka Menteri mencabut sertifikat.Terhadap putusan Komisi Banding Paten sebagaimanadimaksud pada ayat (7) atau ayat (8), Menteri mencatatdan mengumumkannya melalui media elektronikdan/ atau media non-elektronik.

    Pasal 71

    Komisi Banding Paten wajib mengirimkan suratpemberitahuan dalam jangka waktu paling lama 14 (empatbelas) Hari terhitung sejak tanggal keputusan menerimaatau menolak atas:

    a. permohonan banding terhadap penolakan Permohonan;b. permohonan banding terhadap koreksi atas deskripsi,

    klaim, dan/atau gambar setelah Permohonan diberiPaten; dan

    c. permohonan banding terhadap keputusan pemberianPaten.

    Bagian KetigaUpaya Hukum

    Pasal 72

    Pemohon atau Kuasanya dapat mengajukan gugatanatas keputusan penolakan Komisi Banding Paten kePengadilan Niaga dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulanterhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuanpenolakan.

    Pemberitahuan penolakan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi penolakan permohonan banding Patenterhadap:

    a. penolakan Permohonan;b. koreksi atas deskripsi, klaim dan/atau gambar; danc. keputusan pemberian Paten.Terhadap putusan Pengadilan Niaga sebagaimanadimaksud pada ayat (1), hanya dapat diajukan kasasi.

    (1)

    (2)

    (3)

    Pasal 73

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - J/ -

    Pasal 73

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permohonan,pemeriksaan, dan penyelesaian permohonan binding patenserta permohonan banding atas pemberian paten diaturdengan Peraturan Menteri.

    BAB VIIPENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

    Bagian KesatuPengalihan Hak

    Pasal74

    Hak atas Paten dapat beralih atau dialihkan baikseluruhnya maupun sebagian karena:a. pewarisan;b. hibah;c. wasiat;d. wakaf;e. perjanjian tertulis; atauf. sebab lain yang dibenarkan berdasarkan ketentuan

    peraturan pemndang-undangan.

    Pengalihan hak atas Paten sebagaimana dimaksud padaayat (1), harus disertai dokumen asli paten berikul haklain yang berkaitan dengan paten.

    Segala bentuk pengalihan hak atas paten sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus dicatat dan diumumkandengan dikenai biaya.Terhadap pengalihan hak atas paten yang tidak sesuaidengan ketentuan sebagaimana dimakiud pada ayat (1),ayat (21, dan ayat (3), segala hak dan kewajiban masihmelekat pada Pemegang paten.

    Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pencatatanpengalihan Paten diatur dengan peraturan pemerintah.

    (1)

    (2\

    (3)

    (4t

    (s)

    Pasal 75

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -38-

    pasal 75

    Pengalihan hak tidak menghapus hak Inventor untuk tetapdimuat nama dan identitasnya dalam sertifikat paten.

    Bagian KeduaLisensi

    Pasal 76

    Pemegang Paten berhak memberikan Lisensi kepadapihak lain berdasarkan perjanjian Lisensi baik eksklusifmaupun non-eksklusif untuk melaksanakan perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 19.Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat mencakup semua atau sebagian perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 19.Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berlaku selama jangka waktu Lisensi diberikan danberlaku di dalam wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

    Pasal77

    Pemegang Paten sebagaimana dimaksud dalam pasal 76berhak melaksanakan sendiri Patennya, kecualidiperj anjikan lain.

    gt)-fj,,$*€

    Pasal 78

    Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapatmerugikan kepentingan nasional Indonesia atau memuatpembatasan yang menghambat kemampuan bangsaIndonesia dalam melakukan pengalihan, penguasaan, danpengembangan teknologi.

    (1)

    (21

    (3)

    Pasal 79

    (1) Perjanjian Lisensi harus dicatat dan diumurnkan olehMenteri dengan dikenai biaya.

    (2) Jrka

  • PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

    _39_

    (2) Jika perjanjian Lisensi tidak dicatat dan tidakdiumumkan sebagaimana dimaksud pada ayat (l),perjanjian Lisensi dimaksud tidak mempunyai akibathukum terhadap pihak ketiga.

    (3) Menteri menolak permohonan pencatatan perjanjianLisensi yang memuat ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 78.

    Pasal 80

    Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan perjanjianLisensi diatur dengan Peraturan Menteri.

    Bagian KetigaLisensi-wajib

    Paragraf 1Umum

    Pasal 8l

    Lisensi-wajib bersifat non-eksklusif.

    Pasal 82

    (1) Lisensi-wajib merupakan Lisensi untuk melaksanakanPaten yang diberikan berdasarkan Keputusan Menteriatas dasar permohonan dengan alasan:a. Pemegang Paten tidak melaksanakan kewajiban

    untuk membuat produk atau menggunakan proses diIndonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 20ayat (1) dalam jangka waktu 36 (tiga puluh enam)bulan setelah diberikan paten;

    b. Paten telah dilaksanakan oleh pemegang paten ataupenerima Lisensi dalam bentuk dan dengan cara yangmerugikan kepentingan masyarakat; atau

    c. Paten hasil pengembangan dari paten yang telahdiberikan sebelumnya tidak bisa dilaksanakan tanpamenggunakan Paten pihak lain yang masih dalampelindungan.

    (2) Permohonan

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -40_

    (2) Permohonan Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikenai biaya.

    paragraf 2Permohonan Lisensi-wajib

    (1)

    (21

    (3)

    Pasal 83

    Permohonan Lisensi-wajib dengan alasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 82 ayat (t) huruf i dapatdiajukan setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluhenam) bulan terhitung sejak tanggal pemberian paten.

    Permohonan Lisensiwajib dengan alasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf b dan huruf cdapat diajukan setiap saat setelah paten diberikan.Permohonan Lisensi-wajib sebagaimana dimaksuddalam Pasal 82 ayat (1) huruf c hanya dapat diberikanapabila Paten yang akan dilaksanakan mengandungunsur pembaruan yang lebih maju daripada paten yangtelah ada.

    Pasai 84

    Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal g2ayat (1) hanya dapat diberikan oleh Menteri jika:a. pemohon atau Kuasanya dapat mengajukan bukti

    mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sendiriPaten dimaksud secara penuh dan mempunyaifasilitas untuk melaksanakan paten yangbersangkutan dengan secepatnya;

    b. pemohon atau Kuasanya telah berusaha mengambillangkah-langkah dalam jangka waktu paling lama 12(dua belas) bulan untuk mendapatkan Liiensi dariPemegang Paten atas dasar persyaratan dan kondisiyang wajar tetapi tidak memperoleh hasil; dan

    c. Menteri berpendapat Paten dimaksud dapatdilaksanakan di Indonesia dalam skala ekonomi yinglayak dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

    Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aharus dilengkapi keterangan dari instansi yang memilikikompetensi yang diberikan atas permintian pemohonatau Kuasanya.

    (1)

    (2t

    Pasal 85

  • pasal g5

    Dalam hal Lisensi-wajib diajukan berdasarkan alasansebagaimana dimaksud dalam pasal 82 ayat (1) huruf cmaka:

    a. Pemegang Paten berhak saling memberikan Lisensiuntuk menggunakan Paten pihak lainnya berdasarkanpersyaratan yang wajar; dan

    b. penggunaan Paten oleh penerima Lisensi tidak dapatdialihkan kecuali jika dialihkan bersama-sama den[anPaten lain.

    Pasal 86

    Pemeriksaan atas permohonan Lisensi-wajib dilakukanoleh tim ahli yang bersifat ad-hoc yang dibentuk olehMenteri sesuai dengan bidang Paten yang diajukanLisensi-wajib.

    Dalam melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), tim ahli memanggil pemegang patenuntuk didengar pendapatnya.Pemegang Paten wajib menyampaikan pendapat dalamjangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejaktanggal pemberitahuan.

    Jika Pemegang Paten tidak menyampaikan pendapatnyadalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(3), Pemegang Paten dianggap menyetujui pemberianLisensi-wajib.

    (1)

    (2)

    (3)

    (41

    PRESIDENREPUBLIK IN DO N ESIA

    _4I_

    Pasal 87

    (1) Menteri memberitahukan keputusan mengabulkan,menunda, atau menolak permohonan Lisensi_wajibkepada:

    a. pemohon atau Kuasanya; danb. Pemegang Paten atau Kuasanya.

    Paragraf 3Pemberian, Penundaan, atau Penolakan permohonan Lisensi-wajib

    (2) Pemberitahuan

  • PRESIDENREPt.I EILIK IN DO N ESIA

    -42-

    (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling lama 7 (tujuh) Hari terhitung sejaktanggal ditetapkannya keputusan mengabulkan,menunda atau menolak permohonan Lisensi-wajib.

    (1)

    (2)

    Pasal 88

    Dalam hal Menteri mengabulkan permohonan Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 87, Menterimenetapkan Keputusan Menteri mengenai pemberianLisensi-wajib kepada pemohon atau Kuasanya, termasukbesarnya Imbalan dan cara pembayarannya.

    Penetapan keputusan pemberian Lisensi-wajibsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan datamjangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) Hariterhitung sejak tanggal pengajuan permohonan Lisensi-wajib.

    Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak termasuk jangka waktu penundaan paling larna 12(dua belas) bulan terhitung sejak tanggal pemberitahuanpenundaan oleh Menteri.

    Keputusan pemberian Lisensi-wajib sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat:a. Lisensi-wajib bersifat non-eksklusif;b. alasan pemberian Lisensi-wajib;c. bukti, termasuk keterangan atau penjelasan sebagai

    dasar pemberian Lisensi-wajib;

    d. jangka waktu Lisensi-wajib;e. besar Imbalan yang harus dibayarkan penerima

    Lisensi-wajib kepada Pemegang paten dan carapembayarannya;

    f. syarat berakhirnya Lisensi-wajib dan hal yang dapatmembatalkannya;

    g. lingkup Lisensi-wajib untuk seluruh atau sebagiandari Paten yang dimohonkan Lisensi-wajib; dan

    h. hal-hal lain yang diperlukan untuk menjagakepentingan para pihak yang bersangkutan secaraadil.

    (s)

    (41

    (5) Ketentuan

  • PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

    -43_

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai format keputusanpemberian Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

    Pasal 89

    Keputusan Menteri mengenai pemberian Lisensi-wajibsebagaimana dimaksud dalam pasal 88 ayat (l) dapatdiajukan gugatan ke Pengadilan Niaga.

    Pasal 90

    Menteri dapat menunda atau menolak pemberianLisensi-wajib jika berdasarkan rekomendasi tim ahli danketerangan Pemegang Paten, Paten dimaksudmemerlukan waktu lebih lama dari 36 (tiga puluh enam)bulan untuk pelaksanaannya secara komersial diIndonesia.

    Keterangan Pemegang Paten sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus disertai dengan bukti bahwa jangkawaktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan belum cukupuntuk melaksanakan Patennya secara komersial diIndonesia.

    Pasal 9 I

    Penundaan pemberian Lisensi-wajib sebagaimanadimaksud dalam Pasal 90 ayat (1) diberikan untukjalg]

  • (1)

    (2t

    (3)

    PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

    -44-

    Pasal 93

    Menteri dapat memberikan Lisensi-wajib untukmemproduksi produk farmasi yang diberi paten diIndonesia guna pengobatan penyakit pada manusia.Menteri dapat memberikan Lisensi-wajib atas imporpengadaan produk farmasi yang diberi paten diIndonesia tetapi belum dapat diproduksi di Indonesiaguna pengobatan penyakit pada manusia.Menteri dapat memberikan Lisensi-wajib untukmengekspor produk farmasi yang diberi paten dandiproduksi di Indonesia guna pengobatan penyakit padamanusia berdasarkan permintaan dari negzraberkembang atau negara belum berkembang.

    Paragraf 4Pencatatan Lisensi-wajib

    Pasal 94

    Menteri wajib mencatat pemberian Lisensi-wajib dalamdaftar umum Paten dan mengumumkannya melaluimedia elektronik dan/atau media non-elektronik.Pencatatan dan pengumuman pemberian Lisensi-wajibsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) Hari terhitungsejak tanggal ditetapkannya keputusan pemberianLisensi-wajib oleh Menteri.

    Pasal 95

    Menteri menyampaikan salinan keputusan pemberianLisensi-wajib kepada:

    a. pemohon Lisensi-wajib atau Kuasanya; danb. Pemegang Paten atau Kuasanya.Penyampaian salinan keputusan pemberian Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanpaling lama 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak tanggalditetapkannya keputusan pemberian Lisensi-wajibsebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1).

    (1)

    (2)

    (l)

    (2)

    Pasal 96

  • ffi(1)

    (2t

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -45-

    Pasal 96

    Setiap Orang dapat mengajukan permohonan petikankeputusan pemberian Lisensi-wajib.Permohonan petikan keputusan pemberian Lisensi-wajibsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajuklnsecara tertulis, baik secara elektronik maupun non_elektronik kepada Direktorat Jenderal KekayaanIntelektual dengan dikenai biaya.

    Paragraf 5Pelaksanaan Lisensi-wajib

    pasal 97

    Lisensi-wajib diberikan kepada penerima Lisensi-wajibuntuk jangka waktu yang tidak melebihi jangka waktupelindungan Paten yang dimohonkan Lisensi-wajib.

    Pasal 98

    Pelaksanaan Lisensi-wajib oleh penerima Lisensi-wajibdianggap sebagai pelaksanaan paten yang dimohonkanLisensi-wajib.

    Pasal 99

    Pemberian Lisensi-wajib tidak membebaskan kewajibanPemegang Paten untuk melakukan pembayaran Liay"tahunan sesuai dengan ketentuan peraturarr perundang_undangan.

    Pasal 100

    pala.m- hal Lisensi-wajib terkait dengan teknologi semikonduktor, penerima Lisensi-wajib hanya dapatmenggunakan Lisensi-wajib dimaksud untuk:a. kepentingan umum yang tidak bersifat komersial; atau

    b. melaksanakan

  • PRESIDENREPUELII( INDONESIA

    -46-

    b. melaksanakan tindakan yang ditentukan berdasarkanputusan pengadilan atau keputusan lembaga terkaityang menyatakan bahwa pelaksanaan paten dimaksudmempakan tindakan monopoli atau persaingan usahatidak sehat.

    Pasal 101

    Dalam rangka melaksanakan Lisensi-wajib, penerimaLisensi-wajib dapat melakukan kerja sama dengan pihaklain, baik di dalam maupun di luar negeri.

    Paragraf 6Pengalihan Lisensi-wajib

    Pasal 102

    Lisensi-wajib tidak dapat dialihkan, kecuali karenapewarisan.

    Dalam ha1 Lisensi-wajib dia.tihkan karena pewarisan,Keputusan Menteri mengenai pemberian Lisensi-wajibtetap berlaku kepada ahli warisnya.Lisensi-wajib yang beralih karena pewarisansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkankepada Menteri untuk dicatat dalam daftar umum patendan diumumkan melalui media elektronik dan/ataumedia non-elektronik,

    Lisensi-wajib yang beralih karena pewarisansebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap teiikat olehsyarat pemberiannya dan ketentuan lain terutamamengenai jangka waktu yang diatur dalam keputusanpemberian Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud dalamPasal 88 ayat (4).

    Jika ahli waris tidak melaporkan pengalihan Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepadaMenteri, Keputusan Menteri mengenai pemberianLisensi-wajib tidak berlaku

    (1)

    (2t

    (3)

    (4)

    (s)

    Paragraf 7

  • (1)

    (2)

    (s)

    (4)

    PRESIDENREtrUBLII( INDONESIA

    -47-

    Paragraf 7Berakhirnya Lisensi-wajib

    pasal 103

    Lisensi-wajib berakhir karena selesainya jangka waktuyang ditetapkan dalam keputusan pemberian Lisensi_wajib oleh Menteri atau karena putusan pengadilanNiaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetapyang membatalkan Keputusan Menteri mengenaipemberian Lisensi-wajib.

    Selain karena selesainya jangka waktu Lisensi-wajib danputusan Pengadilan Niaga yang membatalkan pemberianLisensi-wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Lisensi-wajib juga berakhir karena pembataianberdasarkan Keputusan Menteri atas pLrmohonanPemegang Paten jika:

    a. alasan yang dijadikan dasar bagi pemberian Lisensi-wajib tidak ada lagi;

    b. penerima Lisensi-wajib tidak melaksanakan Lisensi-wajib atau tidak melakukan usaha persiapan yangsepantasnya untuk segera melaksanakan Lisensi_wajib; atau

    c. penerima Lisensi-wajib tidak menaati syarat danketentuan lainnya.

    Permohonan pembatalan keputusan pemberian Lisensi_wajib dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf b dapat dilakukan setelah penerimi Lisensi_wajib tidak melaksanakan paten berdasarkan Lisensi_wajib dalam jangka wakt:u 24 (dua puluh empat) bulanterhitung sejak tanggal keputusan pemberian Lisensi_wajib.

    Syarat dan ketentuan lainnya yang harus ditaati olehpenerima Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf c dapat berupa:a. pembayaran Imbalan; ataub. ketaatan atas lingkup Lisensi,yang ditetapkan dalam keputusan pemberian Lisensi_wajib.

    Pasal 1O4

  • (1)

    (21

    FRL-:iiL)lll.ll? F-F'LlL'l l. I1., Il\lt-r (,I .lE li Il\

    _48_

    Pasal 104

    Menteri wajib memberitahukan keputusan pembatalanLisensiwajib sebagaimana dimaksud dalam' pasal 103ayat (21 kepada:

    a. Pemegang Paten atau Kuasanya; danb. penerima Lisensi-wajib atau Kuasanya.Pemberitahuan Keputusan Menteri mengenaipembatalan Lisensi-wajib sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu palingfma ]+ (empat belas) Hari terhitung sejak tanggalditetapkannya Keputusan Menteri meng-nai pembataLanLisensi-wajib.

    Pasal 105

    Menteri wajib mencatat berakhirnya Lisensi_wajibsebagaimana dimaksud dalam pasal 103 ayat (1) danayat (2) dalam daftar umum paten dan mengumumkanmelalui media elektronik dan/atau media non-elektronik.Pencatatan berakhirnya Lisensi-wajib sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktupaling lama 14 (empat belas) Hari terhitung sejak tanggalberakhirnya Lisensi-wajib.

    Pasal 106

    Berakhirnya Lisensi-wajib berakibat pulihnya hak pemegangPaten atas Paten terhitung sejak tanggal pencatatansebagaimana dimaksud dalam pasal 105 ayailt).

    Pasal 107

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberianLisensi-wajib diatur dengan peraturan Menteri.

    (1)

    (2)

    Bagian Keempat

  • (1)

    (2)

    ffiPF]tr!JIIJEN

    tlEFU BLII'\ I I.IDONES I,1\_49_

    Bagian KeempatPaten Sebagai Objek Jaminan Fidusia

    Pasal 108

    Hak atas Paten dapat dijadikan sebagai objek jaminanfidusia.

    Ketentuan mengenai syarat dan tata cara hak atas patensebagai objek jaminan fidusia diatur dengan peraturanPemerintah.

    BAB VIIIPELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH

    Pasal 109

    (1) Pemerintah dapat melaksanakan sendiri paten diIndonesia berdasarkan pertimbangan:a. berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara;

    ataub. kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan

    masyarakat.Pelaksanaan Paten oleh pemerintah sebagaimanadimaksud pada ayat (l) dilaksanakan secara terbatas,untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan bersifatnon-komersial.Pelaksanaan Paten oleh pemerintah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturanPresiden.Pelaksanaan Paten oleh pemerintah sebagaimanadimaksud,pada ayat (3) dilakukan untuk jangka waktutertentu dan dapat diperpanjang setelah mendengarpertimbangan dari Menteri dan menteri terkait atiupimpinan instansi yang bertanggung jawab di bidangterkait.

    (21

    (3)

    (4t

    Pasal ll0Pelaksanaan paten oleh pemerintah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 109 ayat (1) huruf a meliputi:a. senjata api;b. amunisi;

    c. bahan

  • *ntt*^u

    F!6.*@

    qft

    c.

    d.

    e.

    f.

    h.

    PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

    -50-

    bahan peledak militer;intersepsi;

    penyadapan;

    pengintaian;

    perangkat penyandian dan perangkatdan/atauproses dan/atau peralatan pertahanannegara lainnya.

    analisis sandi;

    dan keamanan

    Pasal 111

    Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1O9 ayat (1) huruf b meliputi:a. produk farmasi dan/atau bioteknologi yang harganya

    mahal dan/atau diperlukan untuk menanggulangipenyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya kematianmendadak dalam jumlah yang banyak, menimbulkankecacatan yang signifikan, dan merupakan KedaruratanKesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia(KKMMD);

    b. produk kimia dan/ atau bioteknologi yang berkaitandengan pertanian yang diperlukan untuk ketahananpangan;

    c. obat hewan yang diperlukan untuk menanggulangi hamadan/atau penyakit hewan yang berjangkit secaia luas;dan/ atau

    d. proses dan/atau produk untuk menanggulangi bencanaalam dan/atau bencana lingkungan hidup.

    Pasal 112

    (1) Dalam hal pelaksanaan Paten oleh pemerintah berkaitandengan pertahanan dan keamanan negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 109 ayat (1) huruf a din pasal110, Pemegang Paten tidak dapat melaksanakan hakeksklusifnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 19.

    (2) Dalam

  • (1)

    (2)

    (3)

    (41

    PRESIDENREPU BLII< INDONESIA

    -51 -

    (2) Dalam hal pelaksanaan Paten oleh pemerintah untukkebutuhan sangat mendesak bagi kepentinganmasyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 109ayat (1) huruf b dan Pasal 111, tidak mengurangi hakPemegang Paten untuk melaksanakan hak eksklusifnyasebagaimana dimaksud dalam pasal 19.

    Pasal 113

    Paten yang mengganggu atau bertentangan dengankepentingan pertahanan dan keamanan negara hanyadapat dilaksanakan oleh Pemerintah.

    Dalam hal Pemerintah tidak atau belum bermaksuduntuk melaksanakan sendiri Paten sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pelaksanaan paten hanya dapatdilakukan oleh Pemegang Paten dengan persetujuanPemerintah.

    Pemegang Paten yang Patennya dilaksanakan sendirioleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibebaskan dari kewajiban untuk membayar biayatahunan.

    Pemegang Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibebaskan dari kewajiban pembayaran biaya tahunansampai dengan Paten dapat dilaksanakan.

    Pasal 114

    Dalam hal Pemerintah bermaksud melaksanakan patenyang penting bagi pertahanan dan keamanan negaraatau bagi kebutuhan sangat mendesak untukkepentingan masyarakat sebagaimana dimaksud dalamPasal 109 ayat (1) dan Paten yang mengganggu ataubertentangan dengan kepentingan pertahanan dankeamanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 113 ayat(1) Pemerintah memberitahukan secara tertulis mengenaihal dimaksud kepada Pemegang paten.

    Salinan Peraturan Presiden mengenai persetujuanpelaksanaan Paten oleh pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 109 ayat (3) dikirim oleh Menterikepada Pemegang Paten.

    (1)

    (21

    (3) Pelaksanaan

  • (3)

    (4)

    (1)

    (21

    (1)

    (21

    Pasal 115

    Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 109 ayat (1) dan pasal 113 ayat(l) dilakukan dengan memberikan Imbalan yang wajarkepada Pemegang Paten.

    Pemerintah memberikan Imbalan yang wajar kepadaPemegang Paten sebagai kompensasi atas pelaksanaanPaten oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalamPasal 109 ayat (1).

    Pasal 116

    Dalam hal Pemerintah tidak dapat melaksanakan sendiriPaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 109 ayat (1),Pemerintah dapat menunjuk pihak ketiga untukmelaksanakan.

    Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibmemenuhi persyaratan:

    a. memiliki fasilitas dan mampu melaksanakan paten;b. tidak mengalihkan pelaksanaan paten dimaksud

    kepada pihak lain; danc. memiliki cara produksi yang baik, peredaran, dan

    pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    (3) Pemberian Imbalan atas nama pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 115 dilakukan oleh pihak ketigayang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (l).

    PRESIDENREtrU BLIK INDONESIA

    -52-

    Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah dicatat dalam daftarumum paten dan diumumkan melalui media elektronikdan/ atau media non-elektronik.Keputusan Pemerintah bahwa suatu paten dilaksanakansendiri oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalamPasal 109 ayat (1) bersifat final dan mengikat.

    Pasal 117

  • (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (r)

    (2t

    PRESIDENREPUBLIK IN DON ES IA

    -53-

    Pasal 117

    Dalam hal Pemegang Paten tidak menyetujui besaranImbalan yang diberikan oleh pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 15, pemegang paten dapatmengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga.Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diajukand-alam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh)Hari terhitung sejak tanggal pengiriman salinanPeraturan Presiden sebagaimana dimaksud dalam pasal109 ayat (3).

    D1l.* hal Pemegang Paten tidak mengajukan gugatansebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemegang Fat..,dianggap menerima besarnya Imbalan yr.rrg t.lahditetapkan.

    Proses pemeriksaan gugatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak menghentikan pelaksanaan patenoleh Pemerintah.

    Pasal 118

    Pemegang Paten dibebaskan dari kewajiban pembayaranbiaya tahunan atas Paten yang dilaksanakan olehPemerintah dengan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 109 ayat (1) huruf a.Pemegang Paten wajib membayar biaya tahunan atasPaten yang dilaksanakan oleh pemerintah denganpertimbangan sebagaimana dimaksud dalam pasal i09ayat (1) huruf b.

    pasal 119

    Biaya pelaksanaan Paten oleh pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 109 ayat (1) dibebankan kepadaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

    Pasal 120

    Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanPaten oleh Pemerintah diatur dengan peraturan presiden.

    BAB IX

  • FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -54-

    BAB IXPATEN SEDERHANA

    Pasal 121

    Semua ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang iniberlaku secara mutatis mutandi"s untuk Paten sederhana,kecuali ketentuan Pasal 3 ayat (1), Pasal 7, dan ditentukanlain dalam Bab ini.

    Pasal 122

    (1) Paten sederhana diberikan hanya untuk satu Invensi.(2) Permohonan pemeriksaan substantif atas paten

    sederhana dapat dilakukan bersamaan denganpengajuan Permohonan Paten sederhana atau palinglama 6 (enam) bulan terhitung sejak Tanggal PenerimaanPermohonan Paten sederhana dengan dikenai biaya.

    (3) Apabila permohonan pemeriksaan substantif atas patensederhana tidak dilakukan dalam batas waktusebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau biayapemeriksaan substantif atas Paten sederhana tidakdibayar, Permohonan Paten sederhana dianggap ditarikkembali.

    (1)

    (21

    (3)

    Pasal 123

    Pengumuman Permohonan Paten sederhana dilakukanpaling lambat 7 (tujuh) Hari setelah 3 (tiga) bulanterhitung sejak Tanggal Penerimaan Permohonan patensederhana.

    Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan selama 2 (dua) bulan terhitung sejaktanggal diumumkannya Permohonan Paten sederhana.Pemeriksaan substantif atas Permohonan patensederhana dilakukan setelah jangka waktu pengumumansebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir.

    Pasal L24

  • (1)

    (21

    (s)

    PRES iDENREPUBLIK INDONESIA

    -55-

    Pasal 124

    Menteri wajib memberikan keputusan untuk menyetujuiatau menolak Permohonan paten sederhana paling lama12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal penerimaanPermohonan Paten sederhana.

    Paten sederhana yang diberikan oleh Menteri dicatat dandiumumkan melalui media elektronik dan/atau medianon-elektronik.

    Menteri memberikan sertifikat paten sederhana kepadaPemegang Paten sederhana sebagai bukti hak.

    BAB XDOKUMENTASI DAN PELAYANAN INFORMASI PATEN

    Pasal 125

    (1) Menteri menyelenggarakan dokumentasi dan pelayananinformasi Paten.

    (2) Dalam menyelenggarakan dokumentasi dan pelayananinformasi Paten sebagaimana dimaksud pada

    "y"t 1t;,Menteri membentuk sistem dokumentasi dan jaringaninformasi Paten yang bersifat nasional.

    BAB XIBIAYA

    Pasal 126

    P,embayaran biaya tahunan untuk pertama kali wajibdilakukan paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejaktanggal sertifikat Paten diterbitkan.Pembayaran biaya tahunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) untuk Paten dan paten sederhana, meliputibiaya tahunan dibayarkan untuk tahun pertama sijakTanggal Penerimaan sampai dengan tahun diberi patenditambah biaya tahunan satu tahun berikutnya.Pembayaran biaya tahunan selanjutnya dilakukan palinglambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal yang samadengan Tanggal penerimaan pada periode masapelindungan tahun berikutnya.

    (1)

    (2)

    (3)

    (4) Pengecualian

  • PRESIDENREPUELIK INDONESIA

    -56-

    (4) Pengecualian pembayaran biaya tahunan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturanPemerintah.

    Pasal 127

    Pembayaran biaya tahunan dapat dilakukan olehPemegang Paten atau Kuasanya.

    Dalam hal Pemegang Paten tidak bertempat tinggal atautidak berkedudukan tetap di wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia, pembayaran biaya tahunan harusdilakukan melalui Kuasanya di Indonesia.Kuasa memberitahukan besar biaya tahunan kepadaPemegang Paten dan melakukan pembayaran biayatahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atas namaPemegang Paten.

    Pasal 128

    Dalam hal biaya tahunan sebagaimana dimaksud dalamPasal 126 belum dibayar sampai dengan jangka waktuyang ditentukan, Paten dinyatakan dihapus.Penundaan pembayaran biaya tahunan dapat diajukanoleh Pemegang Paten dengan mengajukan suratpermohonan untuk menggunakan mekanisme masatenggang waktu kepada Menteri.Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (21diajukan paling Iama 7 (tujuh) Hari sebelum tanggaljatuh tempo pembayaran biaya tahunan.Pemegang Paten yang mengajukan surat permohonansebagaimana dimaksud pada ayat (21 melakukanpembayaran biaya tahunan pada masa tenggang waktupaling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggalberakhirnya batas waktu pembayaran biaya tahunanPaten.

    Pembayaran biaya tahunan sebagaimana dimaksud padaayat (3) dikenai biaya tambahan sebesar loOyo (seratuspersen) dihitung dari total pembayaran biaya tahunan.

    (1)

    (2t

    (3)

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (s)

    (6) Selama

  • (6)

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -57 -

    Selama Pemegang Paten belum melakukanbiaya tahunan dalam masa tenggang waktudimaksud pada ayat (4):a. Pemegang Paten tidak dapat melarang pihak ketiga

    untuk melakukan tindakan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19 dan melisensikan serta mengalihkanPaten kepada pihak ketiga;

    b. pihak ketiga tidak dapat melaksanakan tindakansebagaimana dimaksud dalam pasal 19; dan

    c. Pemegang Paten tidak dapat melakukan gugatanperdata atau tuntutan pidana.

    Pasal 129

    Seluruh biaya yang diterima berdasarkan Undang_Undang ini, merupakan penerimaan negara bukan pajak.Menteri dengan persetujuan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan dapat menggunakan penerimaan yang berasaldari biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (i) sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturanPemerintah.

    BAB XIIPENGHAPUSAN PATEN

    pasal 130

    Paten dihapuskan sebagian atau seluruhnya karena:a. permohonan penghapusan dari pemegang paten

    dikabulkan oleh Menteri;b. putusan pengadilan yang menghapuskan paten

    dimaksud telah mempunyai kekuatan hulum tetap;c. Putusan penghapusan paten yang dikeluarkan oleh

    Komisi Banding paten; ataud. Pemegang Paten tidak memenuhi kewajiban membayar

    biaya tahunan.

    pembayaransebagaimana

    (1)

    (2)

    (3)

    Pasal 131

  • FRESIDENREPUBLIK IN DO N ESIA

    -58-

    (2t

    (3)

    (41

    (s)

    (6)

    Pasal 131

    (1) Penghapusan Paten dengan alasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 130 huruf a diiakukanberdasarkan permohonan secara tertulis yang diajukanoleh Pemegang Paten terhadap seluruh atau sebagianklaim kepada Menteri.Dalam hal permohonan penghapusan sebagian klaimsebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagian klaimdisesuaikan dengan tidak memperluas ruang lingkupklaim dimaksud.Penghapusan Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dapat dilakukan jika penerima Lisensi tidakmemberikan persetujuan secara tertulis yangdilampirkan pada permohonan penghapusan paten.

    Keputusan mengenai penghapusan paten sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulisoleh Menteri kepada:

    a. Pemegang Paten atau Kuasanya; danb. penerima Lisensi atau Kuasanya.Keputusan mengenai penghapusan paten sebagaimanadimaksud pada ayat (l) dicatat dan diumumkan melaluimedia elektronik dan/ atau media non-elektronik olehMenteri.

    Penghapusan Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (l)berlaku sejak tanggal ditetapkannya keputusan Menterimengenai penghapusan Paten.

    Pasal 132

    (1) Penghapusan Paten berdasarkan putusan pengadilansebagaimana dimaksud dalam pasal 130 huruf bdilakukan jika:a. Paten menurut ketentuan sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 3, Pasal 4, atau pasal 9 seharusnya tidakdiberikan;

    b. Paten yang berasal dari sumber daya genetikdan/atau pengetahuan tradisional tidak memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26;

    c. Paten

  • (2t

    (3)

    PRESIDENREPUBLIK IN DON ES IA

    -59-

    c. Paten dimaksud sama dengan paten lain yang telahdiberikan kepada pihak lain untuk Invensi y".rgsama;

    d. Pemberian Lisensi-wajib ternyata tidak mampumencegah berlangsungnya pelaksanaan paten dalambentuk dan cara yang merugikan kepentinganmasyarakat dalam waktu 2 (dua) tahun sejak tanggalpemberian Lisensi-wajib yang bersangkutan atausejak tanggal pemberian Lisensi-wajib pertama dalamhal diberikan beberapa Lisensi-wajib; atau

    e. Pemegang Paten melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20.

    Gugatan penghapusan karena alasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b diajukanoleh pihak ketiga kepada Pemegang paten melaluiPengadilan Niaga.

    Gugatan penghapusan karena alasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c dapat diajukan olehPemegang Paten atau penerima Lisensi kepadaPengadilan Niaga agar Paten lain yang sama denganPatennya dihapuskan.

    (4) Gugatan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat(i) huruf d dan huruf e diajukan oleh jaksa atau pihaklain yang mewakili kepentingan nasional terhadapPemegang Paten atau penerima Lisensi-wajib kepadaPengadilan Niaga.

    Pasal 133

    Jika gugatan penghapusan paten sebagaimana dimaksuddalam Pasal 132 hanya mengenai satu atau beberapa klaimatau bagian dari klaim, penghapusan dilakukan hanyaterhadap satu atau beberapa klaim atau bagian dari klaimyang penghapusannya digugat.

    Pasal 134

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    _60_

    (1)

    Pasal 134

    Paten dapat dihapuskan berdasarkan alasansebagaimana dimaksud dalam pasal 130 huruf d, jikapemegang Paten tidak memenuhi kewajiban membayarbiaya tahunan dalam jangka waktu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 126 atau Pasal 128 ayat (l).Menteri wajib memberitahukan kepada pemegang patendalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari sebelum patendimaksud dinyatakan hapus berdasarkan alasansebagaimana dimaksud pada ayat (1).Tidak diterimanya surat pemberitahuan oleh pemegangPaten sebagaimana dimaksud pada ayat (21, tidakmengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(i ).

    Pasal 135

    (1) Dalam hal Paten dinyatakan dihapus sebagaimanadimaksud dalam Pasal 130, Menteri memberitahukansecara tertulis, dalam bentuk elektronik atau non-elektronik mengenai penghapusan dimaksud kepada:a. Pemegang Paten atau Kuasanya; danb. penerima Lisensi atau Kuasanya.

    (2) Paten yang dinyatakan dihapus sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dicatat dan diumumkan.

    Pasal 136

    Pemegang Paten atau penerima Lisensi yang dinyatakanhapus, tidak dikenai kewajiban membayar biaya tahunan.

    P