halaman 49 s.d. 148

101

Click here to load reader

Upload: inspektoratbanjar

Post on 17-Nov-2014

1.649 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Halaman 49 s.d. 148

49

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk 7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : SE-06.04.0-27/PJFA/2002 Jakarta, 18 Januari 2002 Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Penjelasan Unsur Pengembangan Profesi, Jam kerja, dan Alokasi Angka Kredit Yang terhormat, 1. Para Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor; 2. Para Sekretaris Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor di Seluruh Indonesia Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Jabatan Fungsional Auditor secara menyeluruh di seluruh unit pengawasan, maka dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penilaian angka kredit bagi Pejabat Fungsional Auditor, sambil menunggu penyempurnaan aturan-aturan JFA, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa dalam rangka meningkatkan profesionalisme para auditor, maka kenaikan pangkat bagi para Pejabat Fungsional Auditor harus memenuhi sejumlah angka kredit pengembangan profesi sebagaimana diatur di dalam SK Kepala BPKP Nomor : 13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah. Selanjutnya SK Kepala BPKP tersebut di atas ditindaklanjuti dengan SE Kepala BPKP nomor SE-06.04.00-22/K/1999 tanggal 11 Januari 1999 dan SE Deputi Kepala BPKP Bidang Administrasi nomor SE-06.04.00-1485/DI/1999 tanggal 23 Desember 1999. Angka Kredit Pengembangan Profesi untuk keperluan kenaikan pangkat adalah terdiri dari angka kredit dari unsur Diklat dan angka kredit dari unsur Pengembangan Profesi seperti yang dimaksud dalam SK Menpan Nomor 19/1996. Kegiatan diklat yang dapat dikategorikan sebagai unsur Pengembangan Profesi adalah sebagaimana daftar terlampir. Angka kredit kegiatan diklat lainnya diperhitungkan sebagai unsur pengawasan.

2. Perhitungan jam kerja untuk keperluan perhitungan angka kredit adalah didasarkan pada Surat

Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 222/M.PAN/8/2001 tanggal 31 Agustus 2001 perihal Mentaati Ketentuan Jam Kerja disebutkan bahwa jumlah jam kerja dalam 1 (satu) minggu tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang dari 37 jam 30 menit. Berdasarkan ketentuan tersebut bagi unit kerja yang menggunakan 5 (lima) hari kerja dalam satu minggu, maka

Page 2: Halaman 49 s.d. 148

50

jumlah jam kerja yang dapat dinilai/diberikan angka kreditnya adalah 7,5 jam per hari dan yang menggunakan 6 (enam) hari kerja dalam satu minggu adalah 6,25 jam per hari. Perhitungan angka kredit untuk auditor didasarkan pada jam kerja yang tercantum dalam Surat Tugas. Apabila dalam surat tugas dihitung dalam hari, maka dilakukan konversi terlebih dahulu ke dalam jam kerja sebesar tersebut di atas.

3. Bahwa dalam hal terdapat Auditor ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Inspektur, Kepala Bidang atau jabatan lainnya, maka atas kegiatan tersbut tidak dapat dinilai/diberikan angka kredit.

4. Bahwa sesuai dengan nafas dari JFA adalah profesionalisme, maka penentuan hari pemeriksaan

diserahkan kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Namun karena perangkat JFA yang belum sempurna maka HP Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis diatur sebagai berikut :

a. Setiap Pengendali Teknis diarahkan untuk dapat mengawasi 2 s.d 3 Tim Pemeriksaan. Oleh

karena itu HP Pengendali Teknis untuk setiap penugasan maksimal adalah 1/3 (sepertiga) dari HP Tim yang diawasi /disupervisi.

b. Setiap Pengendali Mutu diarahkan untuk dapat mengawasi 2 s.d 3 Pengendali Teknis. Dengan

demikian HP Pengendali Mutu maksimal 1/10 (sepersepuluh) dari HP Tim yang diawasi.

c. Apabila terdapat Pengendali Teknis yang ditugaskan untuk mengawasi hanya satu tim pemeriksa, maka atas kegiatan tersebut, jumlah hari penugasan yang dapat diberikan/dinilai angka kreditnya adalah maksimal ½ (setengah) dari hari penugasan tim yang bersangkutan.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Pusbin JFA ttd Drs, Salikin Zainal NIP. 060025203

Tembusan : 1. Kepala BPKP sebagai laporan; 2. Pimpinan Unit Pengawasan di seluruh Indonesia.

Page 3: Halaman 49 s.d. 148

51

Lampiran Surat Edaran Nomor : SE-06.04.00-27/PJFA/2002 Tanggal : 18 Januari 2002

DAFTAR JENIS DIKLAT YANG DAPAT DAN TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN

SEBAGAI UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI

I. DIKLAT YANG DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI 1 Diklat Fungsional :

a. Sertifikasi Pindah Jalur b. Sertifikasi Penjenjangan Peran Ketua Tim c. Sertifikasi Penjenjangan Peran Pengendali Teknis d. Sertifikasi Penjenjangan Peran Pengendali Mutu e. Diklat Pengembangan Peran ketua Tim f. Diklat Pengembangan Peran Pengendali Teknis g. Diklat Pengembangan Peran Pengendali Mutu

2 Diklat Teknis : a. Diklat Audit BLN b. Diklat Audit Perminyakan c. Diklat Audit Akuntanbilitas d. Diklat Komputer Audit e. Diklat Pemeriksaan Khusus f. Diklat Audit Kinerja g. Diklat Teknis Lainnya yang disepakati antara instansi yang bersangkutan dengan

instansi pembina

II. DIKLAT YANG TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI a. Diklat Prajabatan b. Diklat ADUM c. Diklat SPAMA d. Diklat SPAMEN e. Diklat Majerial Pengawasan f. Diklat TOT g. Diklat lainnya yang tidak ada hubungannya dengan tugas auditor

Jakarta, 18 Januari 2002 Kepala Pusbin JFA, ttd Drs. Salikin Zainal NIP. 060025203

Page 4: Halaman 49 s.d. 148

52

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk 7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-06.04.00-300 / PJFA / 2002 Jakarta, 13 Juni 2002 Lampiran ; - Perihal : Angka Kredit Yang Terhormat Ketua Tim Penilai Angka Kredit Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian di Jakarta

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : S-06.04.00-20 / DI 6 / 2000 tanggal 22 Mei 2002 perihal sebagaimana pada pokok surat, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Penerjemahan Kontrak Berbahasa Asing Dalam Kegiatan Audit;

Pada dasarnya kegiatan menterjemahkan kontrak dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia tidak dapat diberikan angka kredit karena hal tersebut merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan yang sedang dilakukan. Apabila dipandang bahwa kontrak berbahasa asing tersebut sangat mengganggu dan mempengaruhi waktu pemeriksaan, sebaiknya ditunjuk Auditor untuk menerjemahkan kontrak dimaksud dan dapat diberikan angka kredit “untuk tujuan tertentu” . Di samping itu juga dapat disiasati dengan memperpanjang waktu pemeriksaan. Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan menerjemahkan yang dapat diberikan angka kredit 3 (tiga), sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor : 13.00.00-125/K/1997adalah kegiatan penerjemahan/ saduran dalam pengawasan yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan dalam perpustakaan unit organisasi. Dalam kaitan ini kontrak yang diterjemahkan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia bukanlah dokumen BPKP tetapi dokumen dari unit kerja yang diperiksa.

2. Kegiatan Penyusunan LHA atas Pinjaman/ Bantuan Luar Negeri dilakukan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris; Kegiatan penyusunan LHA dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak dapat diberikan angka kredit 3 (tiga) sebagai pengembangan profesi. Kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dalam pemeriksaan. Apabila dipandang perlu untuk penugasan-penugasan yang laporan hasil auditnya ditulis dalam dua bahasa diterbitkan surat tugas yang relatif lebih lama bila dibandingkan dengan apabila hanya

Page 5: Halaman 49 s.d. 148

53

untuk satu bahasa. Dalam hal ini berarti kegiatan penyusunan laporan dalam bahasa Inggris tersebut secara riel telah diberikan angka kredit dari unsur utama, sub unsur pengawasan dan tidak merupakan sub unsur pengembangan profesi.

3. Angka Kredit dalam SK Inpassing; Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pejabat struktural yang diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor per tanggal 30 Mei 2001 tidak diberikan angka kredit. Dikecualikan dari ketentuan ini adalah Ijazah yang diperoleh pejabat tersebut sebelum tanggal 30 Mei 2001 sepanjang ijazah tersebut belum diakui secara kepegawaian, yaitu belum termaktub dalam SK Kepangkatan.

4. PAK Periode 1 Januari 2001 – 30 Juni 2001 telah ditetapkan tanggal 31 Desember 2001 Terhadap permasalahan sebagaimana Saudara uraikan pada nomor 4, kami sependapat dengan Saudara;

5. Pedoman Penulisan Makalah dan Angka Kreditnya Kami belum dapat memberikan pedoman penilaian makalah sebagaimana yang Saudara usulkan, karena pedoman dimaksud saat ini masih sedang dalam proses penyusunan oleh Tim di Pusbin JFA. Apabila pedoman penilaian makalah tersebut telah selesai , akan kami informasikan kepada Saudara. Sementara menunggu pedoman yang saat ini sedang dalam proses penyusunan, Tim Penilai dipersilahkan untuk menilai makalah yang diajukan oleh para PFA dengan mengacu kepada Keputusan Kepala BPKP Nomor : 13.00.00-125 / K / 1997 halaman 163 sampai dengan 169.

6. Kegiatan Sosialisasi dimaksudkan sebagai PKS Kegiatan Sosialisasi tersebut dapat diakui sebagai PKS . Kami menyadari kesulitan tersebut. Oleh karena itu apabila dipandang perlu Sub Bagian Perbantuan dapat membuat rekapitulasi kegiatan PKS yang diikuti oleh para PFA, sehingga dengan daftar tersebut PFA yang mengikuti sosialisasi ketentuan , baik mengenai JFA, Kepegawaian atau kegiatan lain yang berkaitan dengan pengawasan dapat diberikan angka kredit tanpa harus menyertakan makalah.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Kepala ttd A. Animaharsi NIP. 060060147

Page 6: Halaman 49 s.d. 148

54

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk 7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-06.04.00-314 /PJFA.2/2002 21 Juni 2002 Lampiran : - Perihal : Penjelasan Unsur Pengembangan Profesi, Jam Kerja dan Alokasi Angka Kredit. Yang Terhormat, Sekretaris Tim Penilai Angka Kredit Deputi III di- Jakarta Berkenaan surat Saudara nomor : S-06.04.00-050/D.III.5/2002 tanggal 24 April 2002 perihal sebagaimana pada pokok surat dengan ini kami sampaikan hal-hal berikut ini : 1. Angka Kredit Pengembangan Profesi

1) Ketentuan mengenai pengembangan profesi dapat dibaca pada Keputusan Kepala BPKP Nomor: 13.00.00-125/K/1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan APFP romawi VI, halaman 148 sampai dengan 182. Pada halaman 178 angka 8 a.1) dinyatakan bahwa: “Pendidikan dan Pengembangan Profesi berjumlah sekurang-kurangnya 18,75% atau 50 angka kredit”. Sampai dengan tanggal 17 Januari 2002, belum terdapat Surat Keputusan atau Surat Edaran yang mengatur pengelompokkan diklat sebagai unsur pengembangan profesi atau bukan sebagai pengembangan profesi. Dengan demikian Surat Edaran Nomor SE-06.04.00-27/PJFA/2002 tanggal 18 Januari 2002 diharapkan dapat memperjelas maksud dari pernyataan pada halaman 178 angka 8 a.1) sebagaimana maksud di atas.

2) Pengelompokkan suatu diklat ke dalam unsur pengembangan profesi atau bukan sebagai unsur pengembangan profesi mulai diberlakukan untuk diklat, yang sertifikat kelulusannya terbit tertanggal sejak 18 Januari 2002 dan belum diperhitungkan angka kreditnya berdasarkan Sertifikat telah mengikuti.

Page 7: Halaman 49 s.d. 148

55

3) Penghitungan diklat sebagai unsur pengembangan profesi dihitung sama dengan cara menghitung angka kredit diklat, yaitu berdasarkan jangka waktu pelaksanaan diklat tersebut. Sebagai contoh, seorang PFA mengikuti diklat (termasuk kelompok pengembangan profesi) dalam waktu 100 jam. Berdasarkan ketentuan dalam SK Menpan Nomor 19/1996, yang bersangkutan dapat diberi angka kredit sebesar 2 (dua).

2. Kegiatan Diklat lainnya diperhitungkan sebagai Unsur Utama Sub Unsur Pendidikan

1) Diklat yang tidak dapat dikategorikan sebagai unsur pengembangan profesi diatur dalam Romawi II Lampiran SE Nomor SE-06.04.00-27/PJFA/2002 tanggal 18 Januari 2002.

2) Diklat-diklat yang tidak dapat dikategorikan sebagai pengembangan profesi dimasukkan sebagai unsur utama, sub unsur pendidikan ( bukan sub unsur pengawasan)

3. Diklat yang dapat dan tidak dapat dikategorikan sebagai unsur pengembangan profesi.

1) Diklat LAKIP dapat diakui sebagai pengembangan profesi; 2) Diklat TOT tidak dapat dikategorikan sebagai pengembangan profesi, karena diklat tersebut

dimaksudkan agar seseorang memiliki kemampuan sebagai pelatih, dan bukan sebagai seorang Auditor.

4. Perubahan Jam Kerja

Kami sependapat dengan beberapa hal yang dikemukakan pada surat Saudara, terutama butir 4. 1), 2) dan 3). Adapun surat kami No.SE-06.04.00-27/PJFA/2002 lebih didasarkan pada pertimbangan banyaknya tugas-tugas lembur yang kenyataannya harus dilakukan oleh para PFA (misalnya ada Pemtak, IKMN, Pemeriksaan DAU dan sebagainya ) sama dengan kewajaran HP, kewajaran jam kerja juga merupakan tanggung jawab atasan langsung.

5. Jam Kerja dalam Surat Tugas.

Bahwa perhitungan angka kredit JFA dihitung berdasarkan jam kerja. Apabila di dalam surat tugas tidak mencantumkan jumlah jam kerja, tetapi mencantumkan jumlah hari pengawasan maka perhitungan angka kredit dilakukan dengan melakukan konversi jumlah hari pengawasan tersebut dengan jam per hari.

6. HP Maksimal Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis

Pada dasarnya atasan langsung bertanggung jawab atas kewajaran jumlah HP dalam satu penugasan. Di dalam prakteknya penetapan jumlah HP sangat bervariatif dan para atasan langsung maupun PFA berpendapat hal tersebut wajar. Sebagai contoh ada PFA (bukan PM/ PT) yang mengajukan DUPAK 500 HP per tahun. Kami menyadari banyak PFA yang keberatan dengan ditetapkannya HP Pengendali Teknis dan HP Pengendali Mutu sebagaimana diatur dalam

Page 8: Halaman 49 s.d. 148

56

SE-06.04.00-27/PJFA/2002 tanggal 18 Januari 2002. Kami bermaksud akan meninjau ulang surat edaran tersebut khusus yang berkaitan dengan Hari Pemeriksaan ini.

Demikian kami sampaikan, apabila dipandang perlu beberapa ketentuan yang masih belum optimal dapat dibahas lebih lanjut pada Forum Komunikasi Kepegawaian dan JFA bulan September 2002. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Kepala ttd A. Animaharsi NIP. 060060147

Page 9: Halaman 49 s.d. 148

57

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk No.7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-373/JF/2/2002 Jakarta, 18 Juli 2002 Perihal : Penetapan Hari Efektif Yth. Kepala Puslitbangwas BPKP di- Jakarta Berkenaan dengan Surat Saudara Nomor S-06.04.00-292/LB.03/2002 tanggal 3 Mei 2002 perihal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa hasil Forum Komunikasi bulan September 2001 yang hasilnya telah dirangkum dalam Himpunan Tanya Jawab Seputar JFA, telah disepakati bersama bahwa hari tersedia dalam 1 (satu) tahun adalah 237 hari bagi unit kerja dengan 5 (lima) hari kerja dalam 1 minggu atau 289 hari bagi unit kerja dengan 6 (enam) hari kerja dalam 1 minggu. Untuk masa mendatang, pemberlakuan hari efektif secara khusus yaitu 300 hari dalam 1 tahun bagi PFA di lingkungan Puslitbangwas BPKP sebaiknya ditinjau kembali agar tidak menyimpang dari ketentuan jam kerja yang berlaku. Demikian kami sampaikan, untuk menjadi maklum. Kepala, ttd

A. Animaharsi NIP.060060147

Tembusan: Sekretaris Utama BPKP

Page 10: Halaman 49 s.d. 148

58

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk No.7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-374/JF/2/2002 18 Juli 2002 Hal : Angka Kredit Yth. Ketua Tim Penilai Angka Kredit Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian Di - Jakarta Berkenaan dengan Surat Saudara Nomor S-06.04.00-21/DI.6/2002 tanggal 24 Mei 2002 perihal sebagaimana pada pokok surat dengan ini kami jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan Saudara sebagai berikut : 1. Kegiatan Seminar

Pada dasarnya seminar yang dapat diberikan angka kredit adalah kegiatan seminar yang ada kaitannya dengan kegiatan pengawasan dan seminar tersebut harus disertai dengan surat tugas dari Pimpinan Unit Kerja. Menurut hemat kami, penugasan seminar sebaiknya diberikan dengan mempertimbangkan manfaatnya bagi peningkatan mutu pelaksanaan tugas pengawasan. Kewenangan untuk memberikan penugasan seminar kepada PFA sepenuhnya merupakan kewenangan pimpinan unit organisasi. Disamping itu dengan beragamnya jenis seminar yang ada pada saat ini, tidak memungkinkan bagi Pusbin JFA untuk menentukan dapat/ tidaknya tiap jenis seminar diberikan angka kredit untuk kegiatan penunjang. Oleh karena itu apabila terdapat keraguan oleh Tim Penilai Angka Kredit terhadap substansi dari suatu seminar, sebaiknya dikonfirmasikan kepada pemberi tugas dan atau PFA dan apabila terdapat perbedaan penilaian angka kredit di antara Tim Penilai, maka perlu diusahakan pemecahan yaitu dibahas dan diputuskan dalam rapat/ sidang pleno Tim Penilai Angka Kredit.

2. Surat Tugas tidak mencantumkan Hari Pemeriksaan

Terhadap surat tugas yang tidak dicantumkan hari pemeriksaannya, kami sependapat dengan Saudara, bahwa seharusnya ditentukan jumlah Hari Pemeriksaan terhadap penugasan-penugasan dimaksud. Apabila dalam surat tugas yang dikeluarkan oleh Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Ditjen Pajak belum mencantumkan hari pemeriksaan, maka sebaiknya unit kerja di BPKP dapat menerbitkan Nota Dinas yang mencantumkan hari pemeriksaan. Selama tidak ada

Page 11: Halaman 49 s.d. 148

59

pendukung tentang besarnya hari pemeriksaan maka terhadap usulan angka kredit tersebut tidak dapat dinilai angka kreditnya.

3. Kegiatan PKS.

Mengantisipasi perkembangan yang ada, dimana pembicara pada PKS ataupun seminar seringkali tidak lagi membuat makalah (sebagai bahan/ materi PKS) tetapi menyampaikan foto copy dari print out transparant, maka menurut pendapat kami, sepanjang foto copy transparan tersebut merupakan materi yang dibahas dalam PKS dan persyaratan lainnya telah lengkap seperti daftar hadir, notulen PKS maka kegiatan tersebut dapat diberikan angka kreditnya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Kepala, ttd A. Animaharsi NIP 060060147 Tembusan : Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian

Page 12: Halaman 49 s.d. 148

60

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk No.7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-552 /JF.2/2002 Jakarta, 30 Agustus 2002 Hal : Berkas Pendukung Penilaian Angka Kredit Yang terhormat, 1. Deputi Kepala 2. Inspektur 3. Kepala Pusat 4. Kepala Perwakilan Di Lingkungan BPKP Dalam rangka penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Auditor, dengan ini kami sampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pejabat Fungsional Auditor mulai bulan Agustus 2002, yang dapat diberikan angka kredit adalah kegiatan-kegiatan yang didukung / dilampirkan berkas-berkas berikut ini : 1. Kegiatan Pendidikan :

1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pendidikan yang telah ditandatangani oleh atasan langsungnya:

2) Surat ijin mengikuti pendidikan di luar kedinasan atau surat keputusan penugasan belajar bagi yang tugas belajar:

3) Foto copy ijazah asli yang disahkan oleh pejabat yang berwenang: 4) Surat keputusan Dirjen DIKTI Depdiknas tentang persamaan ijazah yang diperoleh dari luar

negeri: 5) Foto copy dari STTPL asli pelatihan kedinasan yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Yang

Berwenang.

Contoh 1 : Seorang Pejabat Fungsional Auditor mengikuti Diklat Sertifikasi Penjenjangan Peran Ketua Tim dan telah memperoleh sertifikat kelulusan. Pada waktu mengajukan angka kredit, yang bersangkutan wajib melampirkan berkas nomor 1) dan 5)

Page 13: Halaman 49 s.d. 148

61

Contoh 2 : Seorang PFA telah selesai mengikuti pendidikan di luar kedinasan dan memperoleh Ijazah S1 dari perguruan tinggi di Indonesia. Pada saat yang bersangkutan mengajukan penilaian angka kredit, berkas yang harus dilampirkan adalah berkas nomor 1), 2), dan 3).

2. Kegiatan Penggerakan dan Pembinaan Pengawasan :

1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penggerakan dan Pembinaan Pengawasan yang telah ditanda tangani oleh atasan langsungnya :

2) Formulir Kendali Mutu: 3) Surat Tugas: 4) Hasil kegiatan ( contoh : laporan Hasil Pengawasan / Routing Slyp atau bukti lain yang

diketahui oleh Pejabat yang ditunjuk ): 3. Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan :

1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan yang telah ditandatangani oleh atasan langsungnya:

2) Formulir Kendali Mutu: 3) Surat Tugas: 4) Hasil kegiatan ( contoh : Laporan Hasil Pengawasan / Routing Slyp ):

4. Kegiatan Pengembangan Profesi di Bidang Pengawasan :

1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi yang telah ditandatangani oleh atasan langsungnya:

2) Surat Tugas atau persetujuan pejabat yang berwenang 3) Sertifikat dari hasil mengikuti kegiatan pengembangan profesi:

Sertifikat yang dapat dinilai angka kreditnya adalah sertifat asli atau copy sertifikat yang telah ditandasahkan oleh pejabat yang ditunjuk:

4) Materi Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) 5) Apabila pengembangan profesi berasal dari kegiatan PKS, harus dilampirkan berkas-berkas:

Rencana PKS dari Kepala / Pimpinan Unit Organisasi, Notulen hasil PKS, Makalah dan Daftar hadir PKS yang ditandasahkan oleh Kepala Bagian Tata Usaha ayau pejabat lain yang ditunjuk. Dalam hal penilaian angka kredit oleh Tim Penilai Pusat untuk Pejabat Fungsional Auditor yang memangku jabatan sebagai Auditor Ahli Madya dan Auditor Ahli Utama, keempat berkas tersebut dapat digantikan dengan Surat Keterangan Jumlah Jam PKS yang diketahui oleh pejabat ditunjuk;

6) Buku, artikel, karya tulis ilmiah, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengembangan profesi;

Surat Tugas yang dapat diajukan untuk mendukung kegiatan penggerakan dan pembinaan pengawasan, pelaksanaan pengawasan dan pengembangan profesi dapat berbentuk asli surat tugas atau copy surat tugas yang ditandasahkan oleh pejabat yang ditunjuk.

Page 14: Halaman 49 s.d. 148

62

5. Kegiatan Penunjang di Bidang Pengawasan : 1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang yang telah ditandatangani oleh atasan

langsungnya: 2) Surat keterangan / pernyataan / penghargaan yang disahkan / disetujui oleh Pimpinan Unit

Kerja atau pejabat yang ditunjuk beserta bukti-buktinya; 3) Keanggotaan di organisasi profesi beserta bukti-buktinya; 4) Penugasan dari Pimpinan Unit Kerja

Contoh : Seorang Pejabat Fungsional Auditor mengikuti seminar di bidang pengawasan. Agar seminar tersebut dapat diajukan untuk dinilai angka kreditnya, harus dilengkapi dengan berkas: Sertifikat seminar yang ditandasahkan oleh pejabat yang ditunjuk dan adanya surat penugasan seminar dari Pimpinan Unit Organisasi.

6. Pengajuan angka kredit untuk kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan pada butir 1 sampai dengan 5 di atas tanpa didukung oleh berkas-berkas yang dipersyaratkan tidak dapat diberikan angka kredit.

7. Ketentuan sebagaimana diatur dalam butir 1 sampai dengan 5 diatas adalah kelengkapan berkas

pengajuan angka kredit sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala BPKP Nomor: SE-06.04.00-22/K/1999 tanggal 11 Januari 1999.

Berkenaan dengan hal-hal di atas kami mohon pemberitahuan ini diinformasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan unit kerja Bapak / Saudara. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Kepala, ttd

A. ANIMAHARSI NIP 060060147

Tembusan: 1. Sekretaris Utama 2. Ketua Tim Penilai Angka Kredit JFA di lingkungan BPKP

Page 15: Halaman 49 s.d. 148

63

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk No.7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-1089 /JF.1/2002 31 Desember 2002 Lampiran : - Hal : Penilaian Angka Kredit Peserta Diklat SAK Yth. Ketua Tim Penilai Angka Kredit JFA Deputi Bidang Investigasi BPKP Di - Jakarta

Menunjuk surat Saudara Nomor: S-001 / Tim Penilai / D6 / 2002 tanggal 26 Nopember 2002 perihal pada pokok surat, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kegiatan mengikuti Anti Corruption and Fraud Training Program (Domestic Training) dan memperoleh Certificate of Achievement, dapat diberikan angka kredit Diklat Teknis berdasarkan jumlah jam diklat yang diikuti, dan dikelompokkan sebagai unsur Pengembangan Profesi sesuai SE Kepala Pusbin JFA NO. SE-06.04.00-27 / PJFA / 2002 tanggal 18 Januari 2002 perihal Penjelasan Unsur Pengembangan Profesi, Jam Kerja, dan Alokasi Angka Kredit.

2. Sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi Kepegawaian dan JFA tahun 2002 yang diselenggarakan tanggal 30 September – 3 Oktober 2002, setiap perolehan sertifikat gelar profesi (misalnya CFE, BAP, CIA, CISA, dll) dan sertifikat UBM, dapat diberikan angka kredit Pengembangan Profesi dengan besaran angka kredit sesuai jenjang jabatannya, yaitu :

No Jabatan Nilai AK Pendidikan

Prosentase Minimal

Pengb. Profesi

Besaran AK untuk Setiap Perolehan

Sertifikat UBM dan Gelar Profesi

1 Auditor Pelaksana 25 6,25% 1,5625 2 Auditor Pelaksana Lanjutan 25 5,00% 1,2500 3 Auditor Penyelia 25 5,00% 1,2500 4 Auditor Ahli Pertama 25 7,50% 1,8750 5 Auditor Ahli Muda 25 10,00% 2,5000 6 Auditor Ahli Madya 25 12,50% 3,1250 7 Auditor Ahli Utama 25 18,75% 4,6875

Page 16: Halaman 49 s.d. 148

64

Penegasan mengenai hal ini tercantum dalam Surat Edaran kepala Pusbin JFA No. SE-1079 /JF.1/2002 tanggal 30 Desember 2002 perihal Penegasan Hasil Rakor Kepegawaian dan JFA tahun 2002, dan berlaku sejak perolehan 1 Juli 2002. Dalam rakor tersebut juga disepakati bahwa belajar mandiri untuk mempersiapkan ujian memperoleh sertifikat CFE tidak dapat diberikan angka kredit.

Terhadap perlakuan penilaian angka kredit yang tidak sesuai dengan penjelasan diatas diharapkan agar dilakukan penyesuaian sebagaimana mestinya. Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Kepala, ttd A. ANIMAHARSI NIP 060060147 Tembusan Yth : Deputi Bidang Investigasi BPKP.

Page 17: Halaman 49 s.d. 148

65

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk No.7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-1091/JF.1/2002 31 Desember 2002 Lampiran : 1 (satu) set Hal : Kesepadanan Kegiatan Pengawasan di lingkungan Lembaga Informasi Nasional RI dengan Kegiatan yang Diberikan

Angka Kredit Berdasarkan Keputusan MENPAN No. 19/1996

Yth, Inspektur Lembaga Informasi Nasional RI di Jakarta. Menunjuk surat Saudara Nomor 106/E/K/X/2002 tanggal 1 Oktober 2002 perihal permohonan persetujuan penyepadanan butir-butir kegiatan PFA dan sesuai dengan arahan Kepala BPKP, dengan ini kami sampaikan Daftar Kegiatan PFA di Lingkungan Lembaga Informasi Nasional RI yang dapat disepadankan dengan kegiatan PFA sesuai Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 tahun 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kredit. Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Kepala, ttd

A. Animaharsi NIP : 060060147

Tembusan Yth : Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Page 18: Halaman 49 s.d. 148

66

Lampiran Surat

Nomor : S-1091/JF.I/2002

Tanggal : 31 Desember 2002

DAFTAR KESEPADANAN KEGIATAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA INFORMASI NASIONAL ( LIN )

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang Diperkenankan

1. Menyusun Renstra Membantu menyiapkan,

mengumpulkan dan menganalisa

data sebagai bahan masukan

dalam penyusunan renstra

Inspektorat LIN

Menyiapkan perumusan

kebijaksanaan

pengawasan dan

kebijakan lainnya

Menyiapkan Rencana

Induk Pengawasan

(RIP)

2 Menyusun rencana

kerja pengawasan

yang dengan

bahan dari buril

Membantu menyiapkan dan atau

memberi masukan berdasarkan

buril yang di terima

Menyiapkan rencana kerja

pengawasan tahunan

(RKPT)

Menyiapkan rencana

kerja pengawasan

tahunan (RKPT)

3. Membantu

menyusun daftar

OP (satuan Kerja

dan proyek) dan

alokasi anggaran

Membantu, menyiapkan,

mengumpulkan, mengolah data

serta menyusun daftar objek

pemeriksaan dan pengalokasian

anggaran

Menyiapkan rencana kerja

pengawasan tahunan

(RKPT)

Menyiapkan rencana

kerja pengawasan

tahunan (RKPT)

4. Menyiapkan dan

mengolah bahan

PKPT

Membantu menyiapkan dan atau

memberi bahan masukan dalam

rangka penyusunan PKPT

Menyiapkan program

kerja pengawasan

tahunan (PKPT)

Menyiapkan program

kerja pengawasan

tahunan (PKPT)

5. Penyusunan PKPT Membantu mengolah data dan

menganalisa dalam rangka

penyusunan PKPT

Menyiapkan program

kerja pengawasan

tahunan (PKPT)

Menyiapkan program

kerja pengawasan

tahunan (PKPT)

Page 19: Halaman 49 s.d. 148

67

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

6. Menyusun program

kerja

Membantu menyiapkan,

mengumpulkan, mengolah data

dalam rangka penyusunan

program kerja guna menjamin

tercapainya pengawasan yang

optimal menyeluruh, dan terpadu

Menyiapkan program

kerja pengawasan

tahunan (PKPT)

Menyiapkan program

kerja pengawasan

tahunan (PKPT)

7. Menyusun

pedoman PKA

(Progran Kerja

Audit)

Mengumpulkan, mengolah data,

dan merumuskan dalam rangka

penyusunan pedoman PKA

Menyusun pedoman dan

atau sistem dibidang

pengawasan

Menyusun pedoman

dan atau sistem

dibidang pengawasan

8. Menyusun Protap

(Prosedur Tetap)

Membantu mengumpulkan,

mengolah data, serta

merumuskan Protap sebagai

pedoman dalam pelaksanaan

pengawasan

Menyusun pedoman dan

atau sistem dibidang

pengawasan

Menyusun pedoman

dan atau sistem

dibidang pengawasan

9. Mereview pedoman

PKA

Evaluasi yang dilakukan

terhadap pedoman PKA untuk

dilakukan penyempurnaan

Memutakhirkan pedoman

dan atau sistem

pengawasan

Memutakhirkan

pedoman dan atau

sistem pengawasan

10. Menyempurnakan

Protap

Evaluasi yang dilakukan

terhadap Protap untuk dilakukan

penyempurnaan

Memutakhirkan pedoman

dan atau sistem

pengawasan

Memutakhirkan

pedoman dan atau

sistem

pengawasan

11. Sosialisasi

pengawasan

Melakukan sosialisasi tentang

pengawasan kepada para

pejabat eselon I dan II

Melaksanakan

penyuluhan dibidang

pengawasan

Melaksanakan

penyuluhan

dibidang pengawasan

12. Menjadi pengamat

dalam proses

lelang

Mengikuti pelelangan yang

dilaksanakan olah unit - unit

kerja LIN sebagai pengamat

Melaksanakan asistensi

dan konsultasi di bidang

pengawasan

Melaksanakan asis-

tensi dan konsultasi

di bidang engawasan

Page 20: Halaman 49 s.d. 148

68

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

13 Asistensi

penyusunan LAKIP

Memberi jasa kepada jajaran

LIN dalam proses LAKIP

Melaksanakan asistensi

dan konsultasi di bidang

pengawasan

Melaksanakan

asistensi dan

konsultasi di bidang

pengawasan

14. Membantu

pimpinan unit kerja

lain, memecahkan

permasalahan yang

dihadapi

Kegiatan secara aktif membantu

unit kerja lain di lingkungan LIN

dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi

Melaksanakan asistensi

dan konsultasi di bidang

pengawasan

Melaksanakan

asistensi dan

konsultasi di bidang

pengawasan

15.

Menyusun LAKIP Membantu penyusunan LAKIP

Inspektorat LIN

Membuat Laporan

Akuntabilitas

Membuat Laporan

Akuntabilitas

16. Menyusun laporan

bulanan

/triwulan/tahunan

Kegiatan menyajikan informasi

secara tertulis dan berkala atas

hasil pengawasan oleh APF

Membuat laporan hasil

pengawasan

Membuat laporan

hasil pengawasan

17. Menyusun LHA

kelompok

Kegiatan menyajikan informasi

secara tertulis atas hasil

pengawasan buril sesuai dengan

bidang tugas masing - masing

kelompok auditor Inspektorat LIN

Membuat laporan hasil

pengawasan

Membuat laporan

hasil pengawasan

18. Mengkaji renstra,

program dan

kegiatan Eselon

Menganalisis dan mengevaluasi

rencana kerja dan kegiatan unit

kerja eselon I untuk digunakan

sebagai bahan kebijakan

kegiatan pengawasan yang akan

dilakukan

Mengkaji aspek strategis Mengkaji aspek

strategis

19. Presentasi DHA di

depan forum review

Presentasi hasil audit yang

telah dilakukan Tim Audit di

depan forum review untuk

memperoleh hasil audit yang

optimal

Memaparkan hasil

pengawasan

Sepanjang kegiatan

ini dilakukan dalam

rangka penyusunan

Laporan Hasil Audit,

maka angka kreditnya

termasuk dalam

kegiatan auditdan

tidak diberikan angka

kredit tersendiri

Page 21: Halaman 49 s.d. 148

69

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang Diperkenankan

20. Rapat kerja

pengawasan

tahunan

Kegiatan membantu

mengevaluasi keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan

pengawasan serta langkah

langkah perbaikan yang

perlukan.

Gelar pengawasan Gelar pengawasan

21.

Audit terhadap

bendaharawan

Kegiatan audit keuangan yang

dikelola oleh bendaharawan

apakah pelaksanaannya sudah

sesuai dengan peraturan yang

berlaku

Melaksanakan audit

keuangan dan atau

ketaatan

Melaksanakan audit

keuangan dan atau

ketaatan

22.

Melaksanakan

pengawasan

program

Kegiatan audit yang ditujukan

untuk menilai rasionalitas dan

relevansi DUK setiap satker

tupoksinya

Melaksanakan audit

keuangan dan atau

ketaatan

Melaksanakan audit

keuangan dan atau

ketaatan

23. a. Melaksanakan

pengumpulan

data dalam

rangka

persiapan

audit

b. Menyusun

PKA

operasional

dilapangan

c. Mengikuti

pengarahan

teknis

d. Membuat

laporan

a. Pengumpulan bahan untuk

penyusunan PKA berupa

data base obyek audit yang

akan diperiksa

b. Kegiatan menyusun pro-

gram kerja audit lanjutan

atas audit operasional

c. Memperoleh petunjuk teknis

audit dari pimpinan unit kerja

pengawasan dalam rangka

koordinasi kegiatan dan

kesamaan persepsi atas

masalah-masalah yang akan

dihadapi dilapangan

Menyusun informasi secara

tetulis atas hasil pengawasan

yang dilakukan APF

Melaksanakan audit

operasional

Melaksanakan audit

operasional, dengan

catatan bahwa

keempat kegiatan

tersebut merupakan

satu kesatuan

kegiatan yang utuh

Page 22: Halaman 49 s.d. 148

70

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

24. Melaksanakan

fraud audit

Kegiatan audit yang tidak

termasuk audit keuangan atau

ketaatan dan audit operasional

atas perintah pimpinan untuk

meneliti adanya penggelapan

yang dilakukan PNS

Melaksanakan audit

khusus

Melaksanakan audit

khusus

25. Post Audit Kegiatan pemeriksaan yang

dilaksanakan setelah berakhir-

nya tahun anggaran untuk me-

ngetahui dampak dari kegiatan

selama tahun berjalan sekaligus

untuk melakukan pengecekan

fisik

Melaksanakan audit

khusus

Audit Operasional

/Audit Keuangan dan

atau Ketaatan

26. Riksus tentang

TP/TGR

Kegiatan audit khusus tentang

Tuntutan Perbendaharaan/Tun-

tutan Ganti Rugi. Biasanya ka-

rena adanya pengaduan atau se-

bagai tindak lanjut audit tertentu

Melaksanakan audit

khusus

Melaksakan audit

khusus

27. Audit Komprehensif Kegiatan audit tugas pokok dan

fungsi atas obyek yang diperiksa

secara menyeluruh dan meliputi

berbagai aspek

Melaksakan audit

akuntabilitas

Melaksakan audit

operasional

28. Melaksanakan

audit buril sesuai

bidang tugasnya

Kegiatan menurut bidang tugas

masing masing berupa me-

meriksa dokumen yang diterima

secara berkala/ sewaktu-waktu

mengenai keuangan, SDM, sa-

rana dan prasarana serta kegi-

atan operasional agar dapat di-

ketahui ketaatan terhadap pe-

raturan perudangan serta

keekonomisan, daya guna dan

hasil guna satker yang

bersangkutan

Mengkaji dan menilai

dokumen (audit buril)

Mengkaji dan menilai

dokumen (audit buril)

Page 23: Halaman 49 s.d. 148

71

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

29. Melaksanakan

audit buril sesuai

bidang tugasnya

Kegiatan menurrut bidang tugas

masing-masing berupa

memeriksa dokumen yang

diterima secara berkala atau

sewaktu-waktu mengenai

keuangan, SDM, sarana dan

prasarana serta kegiatan

operasional agar dapat diketahui

ketaatan terhadap peraturan

perundangan serta

keekonomisan, daya guna dan

hasil guna satker yang

bersangkutan

Mengkaji dan menilai

dokumen (audit buril)

Mengkaji dan menilai

dokumen (audit buril)

30. Koreksi LHA oleh

Tim Review

Kegiatan menguji konsep LHA

yang disampaikan oleh Tim Audit

mengenai subtansi laporan dan

bukti-bukti pendukungnya

Mengkaji hasil

pengawasan

Kegiatan tersebut

merupakan bagian

dari penugasan audit

dan tidak dapat dibe-

rikan angka kredit ter-

sendiri. Apabila Tim

Review tidak terma-

suk dalam penugasan

Tiim Audit, terhadap

Tim Review dapat di-

berikan angka kredit

kegiatan mengkaji

hasil pengawasan

31. Evaluasi hasil audit Kegiatan mengevaluasi atas ke-

giatan hasil audit terhadap obyek

audit mengenai hal-hal yang po-

sitif maupun yang negatif yang

hasilnya disampaikan kepada

pimpinan untuk bahan pengam-

bilan kebijakan dimasa yang

akan datang

Mengkaji hasil

pengawasan

Mengkaji hasil

pengawasan

Page 24: Halaman 49 s.d. 148

72

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

32. Evaluasi hasil audit Kegiatan mengevaluasi atas

kegiatan hasil audit terhadap

obyek audit mengenai hal-hal

yang positif maupun yang negatif

yang hasilnya disampaikan

kepada pimpinan untuk bahan

pengambilan kebijakan dimasa

yang akan datang

Mengkaji hasil

pengawasan

Mengkaji hasil

pengawasan

33. Mengkaji LHA atas

perintah pimpinan

Kegiatan menganalisis dan

mengevaluasi hasil audit yang

dilakukan, baik LHA intern

maupun LHA ekstern guna

kepentingan/kegunaan tertentu

Mengkaji hasil

pengawasan

Mengkaji hasil

pengawasan

34. Pemantauan

Tindak Lanjut (TL)

Kegiatan pengecekan terhadap

seluruh rekomendasi dalam LHA

guna memastikan apakah

rekomendasi tersebut telah

mendapatkan tindak lanjut

sebagaimana mestinya

Memantau tindak lanjut

hasil pengawasan

Memantau tindak lanjut

hasil pengawasan

35. Pemuktahiran data Kegiatan meneliti dan mengeva-

luasi serta menginventarisasi

beberapa jumlah temuan yang

harus dilakukan tindak lanjutnya,

untuk diketahui berapa temuan

yang telah/belum ditindak lanjuti

Memantau tindak lanjut

hasil pengawasan

Memantau tindak lanjut

hasil pengawasan

36.

Menyiapkan bahan-

bahan audit

tertentu

Kegiatan mengumpulkan bahan-

bahan untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan

pengawasan tertentu

Mempersiapkan bahan

untuk tujuan tertentu.

Mempersiapkan bahan

untuk tujuan tertentu

(dalam rangka

pengawasan .............)

Page 25: Halaman 49 s.d. 148

73

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

37. Menyiapkan bahan-

bahan

kepegawaian,

sarana dan

prasarana

Kegiatan mengumpulkan data

kepegawaian antara lain untuk

kepentingan mutasi / promosi

dan mempersiapkan data sarana

dan prasarana untuk

kepentingan penyusunan IKMN.

Mempersiapkan bahan

untuk tujuan tertentu.

Kegiatan mengumpulkan

data kepega-waian antara

lain untuk kepentingan

mutasi / promosi merupa-

kan kegiatan manajerial

dan tidak dapat diberikan

angka kredit. Kegiatan

mempersiapkan data sa-

rana dan prasarana untuk

kepentingan penyusunan

IKMN dapat disepadankan

dengan mempersiapkan

bahan untuk tujuan terten-

tu (dalam rangka penyu-

sunan IKMN)

38. Mengumpulkan

data untuk audit

secara keseluruhan

Kegiatan mengumpulkan data

dan bahan dari unit-unit kerja

lingkup LIN yang akan diperlukan

untuk menyusun program kerja

audit pendahuluan.

Mempersiapkan bahan

untuk tujuan tertentu.

Mempersiapkan bahan

untuk tujuan tertentu

(dalam rangka peren-

canaan pengawasan)

39. Karya tulis ilmiah

populer

Karya Tulis Ilmiah populer yang

disusun baik secara perorangan

maupun kelompok berupa

terjemahan/saduran dibidang

pengawasan dan telah dimuat di

majalah Media Pengawasan

Inspektorat LIN atau Media

massa lainnya

Karya tulis/ karya ilmiah

populer dibidang

pengawasan yang disebar

luaskan melalui media

massa, setiap tulisan yang

merupakan satu kesatuan

Karya Tulis Ilmiah yang

dimaksud dalam Kep.

MENPAN No. 19/1996

adalah merupakan hasil

karya sendiri, bukan terje-

mahan atau saduran. Un-

tuk terjemahan/saduran

diberikan angka kredit Ke-

giatan Terjemahan/ Sadu-

ran dibidang pengawasan

yang dipublikasikan dalam

bentuk artikel pada maja-

lah ilmiah yang disahkan

oleh BPKP atau LIPI

Page 26: Halaman 49 s.d. 148

74

No Kegiatan Pengertian Butir Kegiatan Usulan Kesepadanan Kesepadanan yang

Diperkenankan

40. Pengurus di Media

Pengawasan

Aktif dalam pengurusan/tim

penerbitan majalah Inspektorat

LIN yaitu majalah Media

Pengawasan Kepengurusan

tersebut dikukuhkan dengan

surat keputusan pejabat yang

berwenang

Berpartisipasi secara aktif

dalam pener-bitan buku

dibidang pengawasan

sebagai :

Redaktur / editor

Pengurus

Berpartisipasi secara aktif

dalam penerbitan buku

dan majalah ilmiah dibi-

dang pengawasan

sebagai :

Redaktur / editor

Pengurus

41. Diskusi kelompok

untuk memecahkan

berbagai

permasalahan

Merupakan salah satu metode

belajar dimana auditor melatih

diri untuk bekerja sama dalam

berfikir dan memecahkan

masalah yang dihadapi sehingga

tercapai suatu kesimpulan

berdasarkan pendapat sama.

Melakukan PKS sebagai

peserta

Melakukan PKS sebagai

peserta

42. Mengikuti

pemaparan

program Eselon I

pada awal tahun

anggaran

Kegiatan mengikuti presentasi

guna memperoleh dan

mengumpulkan informasi

sebagai bahan pelaksanaan

pengawasan atas unit kerja yang

bersangkutan

Melakukan PKS sebagai

peserta

Melakukan PKS sebagai

peserta

Kepala

Pusat Pembinaan JFA

ttd

A. Animaharsi

NIP. 060060147

Page 27: Halaman 49 s.d. 148

75

REPUBLIK INDONESIA

SURAT BERSAMA

SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Jakarta, 14 Maret 1997

NOMOR : S.157/Ortala/III/97

NOMOR : S – 06.04.00-144/K/1997

Perihal : Penundaan inpassing / penyesuaian ke dalam Jabatan fungsional Auditor Yth, Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Di Jakarta Dalam Keputusan Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor : 10 Tahun 1996, Nomor : 49/SK/S/1996 tanggal 6 Juni 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya pasal 22 dinyatakan : (1) Penyesuaian dalam jabatan dan angka kredit Auditor Trampil atau Auditor Ahli ditetapkan terhitung

mulai tanggal 1 Oktober 1996 dan harus sudah selesai ditetapkan selambat-lambatnya 31 Maret 1997.

(2) Terhitung mulai periode kenaikan 1 April 1997, kenaikan pangkat semua Auditor Trampil dan Auditor Ahli sudah disyaratkan dengan angka kredit dan memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 .

Berhubung pelaksanaan penyesuaian ke dalam Jabatan Fungsional Auditor pada Pemeriksa Keuangan Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat Wilayah Propinsi, Inspektorat Wilayah Kabupaten, Inspektorat Wilayah Kotamadya hingga sekarang belum dapat dilakukan, maka kami mengusulkan agar ketentuan pasal 22 tersebut dapat diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Penyesuaian dalam jabatan dan angka kredit Auditor Trampil atau Auditor Ahli ditetapkan terhitung

mulai tanggal 1 April 1987 dan harus sudah selesai ditetapkan selambat-lambatnya 30 September 1997.

Page 28: Halaman 49 s.d. 148

76

(2) Terhitung mulai periode kenaikan 1 oktober 1997, kenaikan pangkat semua Auditor Trampil dan Auditor Ahli sudah disyaratkan dengan angka kredit dan memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980.

Keterlambatan pelaksanaan inpassing tersebut dikarenakan oleh :

1. Jumlah tenaga auditor yang akan diinpassing berjumlah kurang lebih 16.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia umlah yang besar tersebut mempengaruhi lamanya proses pendataan dan pelaporan dari daerah ke pusat.

2. Sebagian auditor yang akan diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor adalah mereka yang pada saat ini menduduki jabatan struktural .

Apabila mereka diinpassing dalam Jabatan Fungsional Auditor, sedangkan Keppres mengenai Tunjangan Jabatan Fungsioanal Auditor belum keluar, maka mereka akan kehilangan penghasilan (tunjangan) yang mereka peroleh selama ini.

3. Pembentukan Tim Penilai Jabatan Fungsional Auditor perlu disertai dengan penyuluhan dan pemasyarakatan mengenai cara-cara menghitung angka kredit serta tata cara pelaksanaannya.

4. Inpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan Inspektorat Wilayah Propinsi, inspektorat Wilayah Kabupaten, dan Inspektorat Wilayah Kotamadya dipengaruhi kegiatan lain dalam rangka persiapan Pemilu.

Khusus untuk penyesuaian nama dari jabatan fungsional Pengawas Keuangan dan Pembangunan ke dalam Jabatan Fungsional Auditor telah dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan MENPAN nomor : 19/1996 tanggal 2 Mei 1996 dan Keputusan Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan, dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor : 10 Tahun 1996, Nomor : 49/SK/S/1996, Nomor : KEP – 386/K/1996, tanggal 6 Juni 1996, yaitu tanggal 1 Oktober 1996. Atas perhatian dan kerja sama Saudara diucapkan terima kasih. KEPALA SEKRETARIS JENDERAL BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADANPEMERIKSA KEUANGAN

ttd ttd Drs.SOEDARJONO Drs.BAMBANGTRIADJI NIP. 060028787 NIP. 060015165

Page 29: Halaman 49 s.d. 148

77

BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor : K.26-25/V 6-12/99 Jakarta, 6 Mei 1997 Sifat : Penting Perihal : Perpanjangan masa Kepada Inpassing Auditor yth. 1. Saudara Sekretaris Jenderal BEPEKA 2. Saudara Kepala BPKP di J a k a r t a

1. Berkenaan dengan surat bersama Saudara Sekretaris Jenderal BEPEKA dan Kepala BPKP kepada kami Nomor : S.157/Ortala/III/1997 dan Nomor : S-06.04.00-144/K/1997 tanggal 14 Maret 1997, perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat. Dengan ini kami beritahukan sebagai berikut : a. Berdasarkan surat tersebut Sekretaris Jenderal BEPEKA dan Kepala BPKP mengajukan usul

perpanjangan masa inpassing Auditor yang semula terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1996 s/d 31 Maret 1997 diubah menjadi terhitung mulai tanggal 1 April 1997 s/d 30 September 1997, dengan alasan sebagai berikut . 1) Jumlah Auditor yang akan diinpassing 7.877 orang yang menyebar diseluruh Indonesia hal

ini mempengaruhi lamanya proses pendataan dan pelaporan dari daerah ke pusat : b. Sebagian besar Pegawai Negeri Sipil yang akan diinpassing kedalam jabatan Auditor

sebelumnya telah menduduki jabatan Struktural. Ketentuan yang mengatur tentang tunjangan jabatan Auditor saat ini dalam proses dan sampai saat ini mereka masih menerima tunjangan jabatan struktural.

c. Pembentukan Tim Penilai jabatan Auditor perlu disertai dengan penyuluhan dan pemasyarakatan mengenai tata cara pelaksanaannya dan cara perhitungan angka kredit.

2. Memperhatikan permasalahannya dan untuk tertib administrasi serta kelancaran pelaksanaan

inpassing (penyesuaian) ke dalam jabatan Auditor sebagaimana telah ditetapkan dalam pasal 22 Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekretaris Jenderal BEPEKA dan Kepala BPKP Nomor : 10 Tahun 1996, Nomor 49/SK/S/1996 dan Nomor Kep – 386 /K/ 1996 tanggal 6 Juni 1996, kami dapat

Page 30: Halaman 49 s.d. 148

78

menyetujui permintaan Saudara untuk memperpanjang masa inpassing tersebut sampai dengan selambat-lambatnya 30 September 1997 ;

3. Dengan kebijaksanaan perpanjangan masa inpassing tersebut maka :

1) Pegawai Negeri Sipil yang diinpassing sampai dengan 30 September 1997, Kenaikan pangkatnya mulai dengan 30 September 1997. Kenaikan pangkatnya mulai periode 1 Oktober 1997 telah di syaratkan dengan angka kredit , disamping syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-perundangan yang berlaku ;

2) Pelaksanaan inpassing dalam jabatan dan angka kredit Auditor hendaknya dapat diselesaikan seluruhnya sampai dengan 30 September 1997.

Demikian dan atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

K e p a l a BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA

ttd

S O E N A R K O

Tembusan disampaikan kepada yang terhormat : Bapak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Page 31: Halaman 49 s.d. 148

79

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( B P K P )

___________________

Nomor : S– 06.04.00-648/K/1997 Jakarta,12 September 1997 Hal : Perpanjangan masa Inpassing Auditor

Kepada Yth, Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Di Jakarta

Dengan surat Nomor K. 26-25/V 6-12/99 tanggal 6 Mei 1997 perihal yang tersebut diatas, Saudara telah menyetujui perpanjangan masa inpassing auditor yang semula terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1996 s/d 31 Maret 1997 diubah menjadi terhitung mulai tanggal 1 April 1997 s/d 30 September 1997. Salah satu alasan perpanjangan tersebut adalah :

Sebagian besar Pegawai Negeri Sipil yang akan diinpassing ke dalam jabatan auditor sebelumnya telah menduduki jabatan struktural. Ketentuan yang mengatur tentang tunjangan jabatan auditor saat persetujuan perpanjangan tersebut dalam proses dan sampai saat itu mereka masih menerima tunjangan jabatan struktural.

Ternyata sampai saat ini rancangan Keputusan Presiden yang mengatur tentang jabatan auditor masih juga belum terbit (masih dalam proses di Sekretariat Kabinet) dan mereka masih menerima tunjangan struktural.

Memperhatikan permasalahan tersebut kiranya Saudara sependapat dengan kami tentang perlunya memperpanjang lagi masa inpassing tersebut untuk itu kami usulkan untuk memperpanjang masa inpassing yang semula terhitung mulai tanggal 1 April 1997 sampai dengan 30 September 1997 menjadi terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1997 sampai dengan 31 Desember 1997.

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala

Ttd

Drs. Soedarjono NIP.060028787

Tembusan : 1. Bapak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 2. Sekretaris Jenderal BEPEKA

Page 32: Halaman 49 s.d. 148

80

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

( B P K P ) ___________________

Nomor : R- 060400-757/K/1997 Jakarta, 14 Oktober 1997 Lampiran : - Hal : Inpassing Jabatan Fungsional Auditor ( JFA ) Kepada Yth, Sekretaris Jenderal Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan di – Jakarta Menunjuk surat Saudara nomor B.1018/SJ-Ropeg/97 tanggal 19 September 1997 perihal yang tersebut pada pokok surat diatas, dapat kami beritahukan hal – hal sebagai berikut :

1. Memang benar bahwa sampai dengan berakhirnya masa perpanjangan inpassing auditor per 30 September 1997 sebagaimana disetujui Kepala BAKN dalam suratnya nomor K.26-25/V.6-12/99 tanggal 6 Mei 1997, ternyata Keputusan Presiden tentang Tunjangan Auditor masih juga belum terbit. Padahal Rancangan Keputusan Presiden tentang Tunjangan Auditor ini telah disampaikan Kepala BAKN kepada Bapak Menteri Sekretaris Negara pada tanggal 21 Juli 1997 dengan surat nomor K.26-25/V.8-18/18 untuk ditetapkan menjadi keputusan.

2. Berkaitan dengan Rancangan Keputusan Presiden tersebut diatas adalah Rancangan Keputusan

Presiden tentang BPKP selaku Instansi Pembina JFA dari Instansi Pemerintah, yang sama halnya dengan organisasi ITJEN juga belum terbit Keputusan Presiden-nya. Dapat kami informasikan bahwa Rancangan Keputusan Presiden tentang BPKP telah disampaikan Bapak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara kepada Bapak Menteri Negara Sekretaris Kabinet pada tanggal 30 April 1997 dengan surat nomor R-105/I/97.

3. Sehubungan dengan ketidaklancaran penerbitan Keputusan Presoden tentang organisasi dan

tunjangan auditor tersebut di atas maka BPKP dan Forum Komunikasi Sekretaris ITJEN telah

Page 33: Halaman 49 s.d. 148

81

menghubungi pejabat dari Menteri Negara Sekretaris Kabinet. Kepala Biro Hukum dan Perundang-undangan untuk mencari kejelasan permasalahannya . Dari pertemuan -pertemuan dengan Kepala Biro Hukum dan Perundang-undanganan diperoleh pertanyaan Kepala Biro Hukum dan Perundang-undangan yang berkaitan dengan Substansi yang sebenarnya telah dibahas Kantor MENPAN dengan instansi tehnis terkait. Selain itu, instansi yang berwenang serta tepat untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan tersebut adalah MENPAN sebagai pengusul Rancangan Keputusan Presiden tentang Organisasi dan BAKN sebagai pengusul rancangan Keputusan Presiden tentang Tujangan Auditor.

4. Kondisi sebagaimana dikemukakan dalam butir 1 dan 2 diatas yang terlibat inpassing bagi jajaran

ITJEN / Aparat Pengawasan BPKP tidak dapat di lakukan dalam masa yang direncanakan semula. Oleh karena itu kami telah meminta Keputusan Kepala BAKN untuk memperpanjang lagi masa inpassing sampai dengan akhir tahun 1997. Namun, sampai saat ini persetujuan perpanjangan inpassing ini belum ada.

Berdasarkan hal-hal yang kami kemukakan di atas,agar tidak merugikan pejabat yang bersangkutan, maka inpassing bagi para pejabat struktural ke JFA sebaiknya ditunda sampai Keputusan Presiden tentang Organisasi dan Tunjangan Auditor terbit.

Demikian agar Saudara maklum.

K e p a l a,

ttd

Drs. SOEDARJONO

NIP. 060028787 Tembusan : 1. Seluruh Sekretaris Jenderal Departemen 2. Deputi Administrasi LPND 3. Kepala BAKN

Page 34: Halaman 49 s.d. 148

82

BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA Jln. Let.Jend .Sutoyo No.12 Telp.8010321 – 8093008. Fax. 8090421 Jakarta Timur 13640 Nomor : C _ 26-25/V.12-4/74 Jakarta, 31 Oktober 1997 Sifat : Penting Perihal : Perpanjangan masa Kepada

Inpassing Auditor Yth, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

di J a k a r t a Berkenaan dengan surat Saudara Nomor S-06.01.00-648/K/1997 tanggal 12 September 1997 perihal seperti tersebut pada pokok surat ini, kami beritahukan dengan hormat bahwa mengingat alasannya bahwa Pegawai Negeri Sipil yang akan diinpasing ke dalam jabatan Auditor masih menerima tunjangan jabatan struktural karena ketentuan yang mengatur tentang tunjangan jabatan Auditor sampai saat ini masih dalam proses, maka

Page 35: Halaman 49 s.d. 148

83

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

( B P K P ) ___________________

Nomor : S-06.04.00-177 / K / 2000 Jakarta, 20 April 2000 Hal : Inpassing Ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor Di Lingkungan APFP Kepada Yth, Kepala Badan Kepegawaian Negara Di Jakarta Dalam keputusan Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor : 10 Tahun 1996, Nomor : 49 / SK / S / 1996, dan Nomor : KEP-386 / K / 1996 tanggal 6 Juni 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya pasal 22 dinyatakan: (1) Penyesuaian dalam jabatan dan angka kredit Auditor Trampil atau Auditor Ahli ditetapkan terhitung

mulai tanggal 1 Oktober 1996 dan harus sudah selesai ditetapkan selambat-lambatnya 31 Maret 1997.

(2) Terhitung mulai periode kenaikan pangkat 1 April 1997, kenaikan pangkat Auditor Trampil dan Auditor Ahli sudah disyaratkan dengan angka kredit dan memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980.

Berhubung pelaksanaan penyesuaian ke dalam Jabatan Fungsional Auditor pada Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat Wilayah Provinsi / Kabupaten, dan Unit Pengawasan Intern LPND sampai sekarang belum dapat dilakukan, diusulkan agar ketentuan Inpassing tersebut dapat diberikan kembali kepada Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 36: Halaman 49 s.d. 148

84

(1) Penyesuaian dalam Jabatan dan Angka Kredit Auditor Trampil dan Auditor Ahli ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 April 2000 dan harus sudah selesai ditetapkan selambat-lambatnya 30 September 2000.

(2) Terhitung mulai periode kenaikan pangkat 1 Oktober 2000, kenaikan pangkat semua Auditor Trampil dan Auditor Ahli sudah dipersyaratkan dengan angka kredit dan memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980.

(3) Penyesuaian hanya berlaku bagi pegawai di lingkungan APFP yang pada tanggal 31 Maret 2000 telah melaksanakan tugas pemeriksaaan dan berusia maksimal 6 bulan sebelum batas usia pensiun PNS.

Alasan belum dilakukannya inpassing dilingkungan APFP sampai dengan saat ini adalah karena menunggu struktur organisasi yang baru dan karena belum adanya tunjangan jabatan fungsional auditor. Selain hal tersebut di atas, kami mengusulkan pula beberapa hal yang terkait dengan pelaksanaan inpassing dimaksud sebagai berikut : 1. Bagi PNS dengan pendidikan DIII dapat diberikan kebijaksanaan untuk dapat diangkat sebagai

auditor ahli apabila pada saat inpassing telah memiliki pangkat IV/a ke atas. 2. Dalam rangka inpassing tersebut, sebelum ditetapkannya Keputusan Presiden tentang

tunjangan jabatan fungsional auditor, bagi pejabat struktural yang di inpassing ke dalam jabatan fungsional auditor dapat dibayarkan tunjangan peralihan yang sama nilainya dengan tunjangan struktural yang diterima sebelumnya, sehingga tidak merugikan pejabat yang bersangkutan.

3. Pelaksanaan sertifikasi auditor sebagai salah satu syarat untuk dapat diangkat ke dalam jabatan fungsional auditor akan dilakukan oleh BPKP dalam masa 1 tahun setelah proses inpassing dilaksanakan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, diucapkan terima kasih.

K e p a l a Ttd Arie Soelendro NIP 060035861 Tembusan Yth: 1. Menteri Negara PAN 2. Menteri Keuangan

Page 37: Halaman 49 s.d. 148

85

Nomor : K.26-30 / V.6-53 / 74 Jakarta, 16 Mei 2000 Sifat : Penting Perihal : Inpassing dalam Jabatan Auditor di lingkungan APFP K e p a d a Yth, Saudara Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di J a k a r t a

1. Berkenaan dengan surat Saudara kepada kami Nomor : S-06.04.00-177 / K / 2000 tanggal 20 April 2000, perihal sebagai tersebut pada pokok surat, maka dengan ini kami sampaikan beberapa hal, sebagai berikut :

a. Setelah mempelajari alasan perpanjangan masa pengangkatan dalam jabatan Auditor melalui

penyesuaian (inpassing), yaitu sebagai upaya penyelesaian akibat perubahan struktur organisasi pengawasan dimana Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang selama ini ditetapkan sebagai jabatan struktural diubah menjadi kelompok jabatan fungsional maka secara prinsip kami sependapat dengan Saudara untuk melakukan pengunduran masa inpassing khusus bagi APFP di luar BPKP;

b. Sebagaimana kita pahami bersama, bahwa berdasarkan Keputusan Bersama Kepala BKN, Sekretaris Jendertal Bepeka dan Kepala BPKP Nomor 10 Tahun 1996, Nomor : 49 / SK / S / 1996 dan Nomor KEP- 386 / K / 1996 tanggal 6 Juni 1996, masa inpassing ke dalam jabatan Auditor telah ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1996 dan harus selesai selambat-lambatnya 31 Maret 1997, namun karena adanya pertimbangan tertentu masa Inpassing tersebut telah diundur sampai 2 (dua) kali, yaitu melalui surat kami kepada Saudara masing-masing : (1) Nomor K.26-25 / V.6-12 / 99 tanggal 6 Mei 1997, diundur selambat-lambatnya sampai

dengan tanggal 30 September 1997 dan (2) Nomor C.26-25 / V.12-4 / 74 tanggal 31 Oktober 1997, diundur kembali sampai dengan

selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 1997.

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Page 38: Halaman 49 s.d. 148

86

2. Mempertimbangkan permintaan pengunduran inpassing Saudara dan dalam rangka tertib administrasi pembinaan Auditor, maka kami dapat menyetujui pengunduran masa Inpassing ke dalam jabatan Auditor menjadi ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 April 2000 dan selambat-lambatnya harus sudah selesai ditetapkan pada tanggal 30 September 2000, dengan ketentuan bahwa :

a. Pelaksanaan inpassing agar tetap mempertimbangkan formasi jabatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, yaitu bahwa pengangkatan dalam jabatan fungsional di samping mempertimbangkan lingkup tugas organisasi dengan rincian tugas jabatan fungsional, harus pula mempertimbangkan beban kerja yang ada yang memberi kemungkinan untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat fungsional yang bersangkutan.

b. Untuk tetap menjaga kualitas profesionalisme dan formasi jabatan Auditor, maka dalam

perpanjangan masa Inpassing perlu diatur hal-hal sebagai berikut : (1) Perpanjangan masa inpassing hanya berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil yang sebelumnya

telah menduduki jabatan struktural sebagai Pengawas. Pemeriksa atau Inspektur Pembantu (APFP) di lingkungan Inspektorat Jenderal, Deputi

Bidang Pengawasan, Inspektorat Wilayah Propinsi dan Inspektorat Wilayah Kabupaten / Kotamadya yang memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak melakukan pengawasan dan atau pemeriksaan;

(2) Pada tanggal 1 April 2000 usia Pegawai Negeri Sipil yang akan di inpassing setinggi-tingginya 55 (lima puluh lima) tahun atau satu tahun di bawah batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil;

(3) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat Inpassing memiliki pendidikan D3 dan telah menduduki pangkat Pembina golongan ruang IV/a, dapat di Inpassing dalam jabatan Auditor Ahli Madya dan selanjutnya untuk dapat diangkat dalam jabatan Auditor Ahli Utama harus memiliki pendidikan sekolah serendah-rendahnya Sarjana (S1) atau Diploma 4;

(4) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat Inpassing belum memiliki sertifikat jabatan Auditor, selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak Inpassing ditetapkan wajib telah mengikuti dan lulus sertifikasi jabatan Auditor dan menjadi salah satu persyaratan untuk kenaikan jabatan berikutnya;

(5) Terhitung mulai tanggal inpassing ditetapkan, pembinaan kepangkatan atau kenaikan pangkat Auditor dilakukan melalui kenaikan pangkat pilihan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tentang Pengangkatan dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil, antara lain dipersyaratkan angka kredit.

3. Disamping perihal sebagaimana kami uraikan di atas dan untuk tidak merugikanhak kepegawaian,

khususnya tunjangan jabatan struktural yang pernah diterima sebagai pejabat struktural, maka sebagai masa peralihan kami sependapat agar tunjangan jabatan struktural yang pernah diterima tetap dibayarkan sampai dengan tunjangan jabatan fungsional Auditor ditetapkan, dengan

Page 39: Halaman 49 s.d. 148

87

ketentuan bahwa besarnya tunjangan jabatan adalah sama dengan yang dibayarkan pada bulan Maret 2000.

4. Untuk kepastian dan kelancaran dalam pembayaran tunjangan jabatan dalam masa peralihan,

kami menyarankan dan memandang perlu agar Saudara sebagai Pimpinan Instansi Pembina melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Direktur Jenderal Anggaran.

Demikian dan atas perhatiannya serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Badan Kepegawaian Negara ttd Prof. Dr. Prijono Tjiptoherijanto

Tembusan : 1. Bapak Menteri PAN. 2. Saudara Direktur Jenderal Anggaran. 3. Para Inspektur Jenderal / Deputi Bidang Pengawasan.

Page 40: Halaman 49 s.d. 148

88

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( B P K P )

___________________ Nomor : S-05.01.04-932/D1/2000 Jakarta, 4 Agustus 2000 Lampiran : 3 (tiga) set Hal : Petunjuk Pelaksanaan Inpassing Di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah di luar BPKP Yth. Inspektur Jenderal Departemen Inspektur Utama/Inspektur LPND di Jakarta Dalam rangka pelaksanaan Inpassing di lingkungan aparat pengawasan fungsional pemerintah (APFP) di luar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dengan ini disampaikan penjelasan/petunjuk pelaksanaan inpassing ke dalam jabatan fungsional auditor sebagai berikut : 1. Tanggal Berlakunya Jabatan Fungsional Auditor

a. Sebagaimana ditetapkan oleh Kepala BKN melalui surat Nomor: K-26-30/V.6-53/74 tanggal 16 Mei 2000 perihal Inpasing dalam jabatan Auditor di lingkungan APFP, berlakunya jabatan fungsional auditor di lingkungan APFP di luar BPKP adalah terhitung mulai tanggal 1 April 2000 sedangkan proses administrasinya harus sudah selesai pada tanggal 30 September 2000.

b. Ketetapan di atas mengandung pengertian bahwa bagi seluruh pejabat struktural yang di inpasing ke dalam jabatan fungsional auditor berlaku ketentuan Auditor sejak 1 April 2000 walaupun Surat Keputusan Pengangkatan Ke dalam Jabatan Fungsional Auditor baru di tandatangani setelah tanggal 1 April 2000 (misalnya pada tanggal 31 Agustus 2000) oleh Pejabat Yang Berwenang Mengangkat, Memberhentikan, dan Memindahkan PNS sesuai Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1975.

2. Pejabat Struktural Yang Di Inpassing a. Pejabat struktural yang di inpasing adalah pejabat yang telah (bukan pernah) menduduki

jabatan struktural di lingkungan APFP, pejabat yang di angkat di lingkungan pengawasan

Page 41: Halaman 49 s.d. 148

89

tersebut tidak dapat dialihkan/ diangkat ke dalam jabatan fungsional auditor melalui inpasing, namun dapat memilih melalui perpindahan atau pengangkatan pertama.

b. Pejabat struktural yang sampai dengan 31 Maret 2000 masih menduduki jabatan di luar unit pengawasan tidak dapat di inpasing ke dalam jabatan fungsional auditor walaupun sebelumnya pernah menjabat di lingkungan unit pengawasan.

c. Pengangkatan pejabat struktural ke dalam jabatan fungsional auditor perlu mempertimbangkan beban kerja dan ruang lingkup kegiatan pengawasan yang tersedia sepanjang tahun di lingkungan pengawasan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena terhitung mulai tanggal 1 April 2000, pembinaan kepangkatan atau kenaikan pangkat Auditor dipersyaratkan dengan angka kredit. Angka kredit dapat di peroleh apabila Auditor melaksanakan kegiatan pengawasan.

3. Surat Keputusan Inpassing

a. Surat Keputusan Inpasing Ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan Kolektif dan Petikan Surat Keputusan. Contoh pada lampiran I dan II

b. Surat Keputusan Kolektif setelah ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang ditembuskan kepada BPKP, BKN, dan instansi terkait lainnya.

c. Petikan Surat Keputusan disampaikan kepada yang bersangkutan dan instansi terkait lainnya.

d. Dalam Surat Keputusan Kolektif dan Petikannya perlu dicantumkan besarnya angka kredit yang diperoleh.

4. Angka Kredit

a. Angka kredit untuk masing-masing pejabat yang di inpasing ditetapkan dalam lampiran IIIA dan IIIB Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor; 19/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. Lihat lampiran III.

b. Angka kredit tersebut merupakan saldo awal angka kredit yang selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan kenaikan pangkat/ jabatan.

c. Dalam Surat Keputusan Pengangkatan Kolektif, jumlah angka kredit yang tersedia di lampiran IIIA dan IIIB SK Menpan perlu dibagi dalam 3 kolom. Kolom pertama untuk angka kredit dari unsur pendidikan, kolom kedua untuk angka kredit dari unsur pengawasan, dan kolom ketiga untuk angka kredit dari unsur penunjang. Cara penghitungan angka kredit untuk masing-masing kolom adalah sebagaimana contoh dibawah ini.

Contoh : Drs. Rizky Adi Pranata pada saat di inpassing telah berpangkat Pembina dengan golongan ruang IV/a dengan masa kepangkatan 3 tahun. Sesuai lampiran IIIB-SK Menpan, yang bersangkutan berhak memperoleh angka kredit sebesar 512. Angka kredit tersebut selanjutnya dibagi menjadi 80% untuk unsur utama atau sama dengan 409,6 angka kredit dan 20% untuk unsur penunjang atau sama dengan 102,4 angka kredit. Selanjutnya, angka kredit dari unsur utama dibagi lagi untuk unsur pendidikan sebesar 75 angka kredit karena yang bersangkutan adalah Sarjana dan sisanya sebesar 334,60 [(512 x 80%) – 75] merupakan angka kredit untuk unsur pengawasan.

Page 42: Halaman 49 s.d. 148

90

d. Perhitungan dan pembagian angka kredit sebagaimana contoh pada butir c di atas

selanjutnya dicantumkan di dalam SK Inpassing Kolektif dan Surat Petikannya. Lihat lampiran I dan II

e. Perlu dijelaskan bahwa angka kredit sebagaimana tecantum dalam lampiran IIIA dan IIIB – SK Menpan Nomor 19/1996 adalah angka kredit final dalam pengertian terhadap angka kredit tersebut tidak dapat ditambahkan lagi angka kredit dari kegiatan lainnya.

5. Diklat Sertifikasi

a. Pelaksanaan sertifikasi terhitung 1 tahun sejak tanggal 1 Oktober 2000 sampai dengan 30 September 2001

b. Ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masing-masing peserta diklat sertifikasi ditentukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP. Untuk itu, diharapkan masing-masing APFP segera berkoodinasi dengan Puskiklat BPKP untuk mengikuti program sertifikasi.

6. Tunjangan

a. Sebagaimana ditetapkan Kepala BKN melalui surat Nomor : K-26-30/V.6-53/74 tanggal 16 Mei 2000, tunjangan jabatan yang diberikan kepada Auditor eks pejabat struktural di lingkungan APFP di luar BPKP, sebelum ditetapkannya Keputusan Presiden tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor, adalah tunjangan peralihan yang besarnya mengacu kepada tunjangan struktural periode Maret 2000.

b. BPKP telah menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan melaui Surat Kepala BPKP Nomor: S – 06.04.00 – 288/K/2000 tanggal 22 Juni 2000 perihal pembayaran tunjangan jabatan Auditor eks pejabat struktural di lingkungan APFP.

7. Lain-lain

a. Dengan berlakunya jabatan fungsional auditor terhitung mulai tanggal 1 April 2000, kenaikan pangkat/ jabatan selanjutnya ditentukan oleh perolehan angka kredit.

b. Untuk hal dimaksud, disarankan kepada masing-masing APFP untuk segera membentuk/ menyusun perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan jabatan fungsional auditor lain : Organisasi Auditor

Penetapan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Penetapan Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Penetapan Pejabat Pengusul

Kegiatan Auditor

Perencanaan kegiatan berdasarkan anggaran waktu kegiatan. Formulir-formulir pencatatan perolehan angka kredit sebagaimana tercantum dalam SKB

Kepala BAKN, Kepala BPKP, dan Sekretaris Jenderal BPK serta Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor yang ditetapkan dalam SK Kepala BPKP Nomor : 13.00.00 – 125/K/1997 Tahun 1997.

Page 43: Halaman 49 s.d. 148

91

Kegiatan pengawasan di lingkungan APFP mengacu kepada 44 butir kegiatan pengawasan yang tercantum dalam Pasal 5 SK Menpan Nomor 19/1996.

Demikian, apabila masih terdapat hal-hal yang belum jelas berkaitan dengan pelaksanaan inpassing ini dapat ditanyakan kepada Biro Kepegawaian dan Organiasasi BPKP c.q. Bagian Organisasi dan Tatalaksana. Atas perhatian Saudara, diucapkan terima kasih.

Deputi Kepala BPKP Bidang Administrasi

Ttd

Drs. H. M. Chatim Baidaie

NIP 060031597 Tembusan Yth: 1. Kepala BPKP 2. Kepala Pusdiklat Pengawasan BPKP

Page 44: Halaman 49 s.d. 148

92

Nomor : K.26-30/V10-47/24 Jakarta, 18 Juni 2001 Sifat : Penting Lampiran : - Perihal : Inpassing Jabatan Auditor Kepada Yth. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ) Di J a k a r t a 1. Berkenaan dengan pelaksanaan Inpassing dalam jabatan Auditor bagi Pegawai Negeri Sipil yang

sebelumnya menduduki jabatan Inspektur dan Pemeriksa atau Pengawas di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen atau di lingkungan Unit Pengawasan Intern Pemerintah lainnya baik di Pusat maupun di Daerah, maka dengan ini kami sampaikan dengan hormat perihal sebagai berikut : a. Bahwa sesuai dengan organisasi dan tata kerja Departemen dan Lembaga Pemerintah Non

departemen, khusunya di lingkungan Inspektorat Jenderal dan Unit Pengawasan Intern Pemerintah lainnya telah ditiadakan jabatan Inspektur Pembantu ( eselon III ) dan Pemeriksa atau Pengawas (eselon IV) dan selanjutnya diganti dengan jabatan fungsional Auditor

b. Bahwa sampai dengan diubahnya jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas menjadi jabatan Auditor, sampai dengan sekarang masih banyak mantan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas di lingkungan Inspektorat Jenderal atau Unit Pengawasan Interen Pemerintahan lainnya belum diinpassing dalam jabatan Auditor sesuai dengan maksud surat kami Nomor K.26-30/V6-53/74 tanggal 16 Mei 2000, yaitu inpassing ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 April 2000 dan selambat-lambatnya harus sudah selesai ditetapkan pada tanggal 30 September 2000

c. Adapun pertimbangan atau alasan yang disampaikan kepada kami mengenai belum diinpassing ke dalam jabatan Auditor sesuai surat kami Nomor K.26-30/V6-53/74 tersebut antara lain adalah : (1) belum ditetapkannya tunjangan jabatan Auditor yang menggantikan jabatan struktural

Inspektur Pembantu yang dipersamakan eselon III.a dan Pemeriksa atau Pengawas yang dipersamakan eselon IVa

(2) perubahan organisasi dan tata kerja dilingkungan Inspektorat Jenderal atau Unit Pengawasan Intern Pemerintah lainnya relatif baru selesai ditetapkan setelah Januari 2001

2. Mempertimbangkan perihal sebagaimana kami uraikan diatas dan untuk menjamin kelangsungan karier para mantan Inspektur Pembantu dan Pengawasan atau Pemeriksa yang berubah menjadi

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Page 45: Halaman 49 s.d. 148

93

Auditor, maka apabila Saudara sependapat dengan kami perlu ada perlakuan khusus dalam penetapan inpassing bagi Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Inspassing ditetapkan terhitung mulai “tanggal 1 Juli 2001” dan selambat-lambatnya harus

selesai ditetapkan pada akhir bulan “ September 2001”. b. Pegawai Negeri Sipil yang pada saat perubahan jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa

atau Pengawas menjadi jabatan fungsional Auditor tidak menduduki jabatan Inspektur Pembantu dan Pengawas atau badan Pemeriksa, tidak dapat diinpassing

c. Pegawai Negeri Sipil yang pada saat di inpassing belum memiliki sertifikat Auditor, selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak inpassing tanggal 1 Juli 2001 harus sudah memiliki sertifikat Auditor.

d. Terhitung mulai periode kenaikan Oktober 2001, karier kepangkatan dan jabatan Auditor yang ada dilingkungan Inspektorat Jenderal dan Unit Pengawasan Intern Pemerintah lainnya, telah disyaratkan angka kredit disamping persyaratan lain yang ditemukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Dapat kami sampaikan pula kepada Saudara, bahwa mengingat sampai dengan saat sekarang belum ditetapkan tunjangan fungsional Auditor dan sebagai masa peralihan, maka kami berpendapat tunjangan struktural yang pernah diterima dalam jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas dapat dipertimbangkan untuk tetap dibayarkan, dengan pertimbangan bahwa : a. Secara prinsip luas ruang lingkup tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak jabatan sebagai

Auditor relatif tidak berbeda dengan luas ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak jabatan sebagai Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas;

b. Pembayaran tunjangan jabatan tersebut pada dasarnya tidak menambah atau akan membebani keuangan Negara mengingat tunjangan jabatan tersebut telah dibayarkan kepada PNS yang bersangkutan dalam bentuk tunjangan jabatan struktural: dan

c. Akan memberikan motivasi bagi Auditor untuk bekerja secara efektif, efisien dan professional.

Demikian dan atas perhatian serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Kepala Badan Kepegawaian Negara ttd Prof. DR. Pujono Tjiptoherijanto Tembusan : 1. Saudara Direktur Jenderal Anggaran Departemen keuangan 2. Para Sekretaris Jenderal Departemen 3. Para Inspektur Jenderal Departemen 4. Para Deputi/Pimpinan Unit Pengawasan Interen pada LPND 5. Deputi III Menpan Bidang Sumber Daya Aparatur.

Page 46: Halaman 49 s.d. 148

94

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Jl. Hayam Wuruk No. 7 – Jakarta 10120 Telepon 384 2285, 384 1273 (Hunting) Fax. 348 30645

Nomor : S-06.04.00-370/K/2001 Jakarta, 18 Juni 2001 Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Inpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor Kepada Yth. Kepala Badan Kepegawaian Negara Di Jakarta Sesuai Surat Kepala BKN Nomor : Nomor K.26-30/V6-53/74 tanggal 16 Mei 2000 perihal Inpassing dalam Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan APFP yang telah kami tindak lanjuti dengan Surat Deputi Kepala BPKP Bidang Administrasi Nomor: S-05.01.04-932/D1/2000 tanggal 4 Agustus 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Inpassing Di Lingkungan APFP Di Luar BPKP telah ditetapkan tentang tanggal berlakunya Inpassing adalah 1 April 2000 sedangkan proses administrasinya harus sudah selesai pada tanggal 30 September 2000. Pelaksanaan restrukturisasi/reorganisasi Inspektorat Jenderal Departemen/Unit Pengawasan LPND sebagai tindak lanjut atas Keppres Nomor 165/2000 dan Keppres Nomor 166/2000 sampai dengan tanggal 30 September 2000 ternyata masih terdapat beberapa Departemen/ LPND yang belum selsesai sehingga ketentuan batas waktu pelaksanaan inpassing dan proses administrasinya belum dapat dilaksanakan, sebagaimana yang telah ditetapkan. Sehubungan hal tersebut dan dengan memperhatikan hasil rapat Forum Komunikasi Inspektur Jenderal Departemen tanggal 28 Mei 2001, kiranya dapat dipertimbangkan adanya perpanjangan masa pengangkatan eks pejabat struktural di bidang pengawasan sebagai Pejabat Fungsional Auditor melalui penyesuaian (inpassing) bagi instansi yang belum melaksanakan inpassing tersebut diatas, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penyesuaian (Inpassing) dalam jabatan dan angka kredit Auditor Ahli dan Auditor Terampil

ditetapkan terhitung mulai tanggal 31 Mei 2001 sedangkan proses administrasinya harus sudah selesai pada tanggal 30 Nopember 2001.

2. Penyesuain hanya berlaku bagi pegawai di lingkungan APFP yang pada saat reorganisasi telah melaksanakan tugas pengawasan dan berusia setinggi-tingginya 55 (lima puluh lima) tahun atau

Page 47: Halaman 49 s.d. 148

95

satu tahun dibawah batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Surat Kepala BKN Nomor. K.26-30/V.6-53/74 tanggal 16 Mei 2000 butir 2 (2)

3. Pelaksanaan sertifikasi sebagai salah satu syarat untuk dapat diangkat ke dalam jabatan fungsional auditor akan dilakukan oleh BPKP dalam masa 1 tahun setelah proses penyesuaian dilakukan

4. Pejabat struktural yang telah di Inpassing untuk kenaikan pangkat periode berikutnya agar menggunakan angka kredit dan memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980. Atas perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasih.

Kepala,

Ttd

Arie Soelendro NIP. 060035861

Page 48: Halaman 49 s.d. 148

96

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

( B P K P ) _______________________________________

Nomor : S-06.04.00-589/SESMA/2001 Jakarta, 27 Juli 2001 Lampiran : - Perihal : Inpassing Jabatan Auditor

Yth Kepala Bawasda Di - Seluruh Indonesia

Menunjuk surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: K.26-30/V 10-47/24 tanggal 18 Juni 2001 (terlampir), disebutkan bahwa pelaksanaan inpassing masih dimungkinkan, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2001 dan selambat-lambatnya harus selesai ditetapkan pada akhir bulan September 2001. Berkenaan dengan hal tersebut, diminta agar Saudara segera memprosesnya, sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-595/K/1996 tanggal 6 September 1996 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya dalam Pelaksanaan Inpassing/ Penyesuaian bagi Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah di Luar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan ketentuan lain yang berlaku. Bila terdapat hal-hal yang belum jelas, Saudara dapat berkonsultasi pada Perwakilan BPKP setempat atau langsung pada:

Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP Jalan Hayam Wuruk No. 7

Jakarta – 10130

Berbagai ketentuan dan informasi yang terkait dengan JFA dapat dilihat pada website http://www.bpkp.go.id.

Demikian dan atas perhatian serta kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Sekretaris Utama,

Ttd

Drs. H.M. Chatim Baidaie

NIP 060031597

Tembusan : Kepala Perwakilan BPKP diseluruh Indonesia

Page 49: Halaman 49 s.d. 148

97

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Jl. Hawam Wuruk No. 7 – Jakarta 10120

Telepon 384 2285, 384 1273 (Hunting) Fax. 348 30645 Nomor : S-06.04.00-666/SESMA/2001 7 Agustus 2001 Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Inpassing Jabatan Fungsional Auditor Yth. Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Selaku Ketua Forum Inspektorat Jenderal Departemen Di - Jakarta Sehubungan adanya reorganisasi di lingkungan Departemen/LPND dan berkenaan dengan pelaksanaan inpassing ke dalam jabatan fungsional auditor (JFA), dengan ini kami sampaikan ketentuan diklat dan sertifikasi Pengendali Teknis (PT) dan Pengendali Mutu (PM) sebagaimana diatur dalam Pola Diklat yang sudah ditetapkan bersama oleh BPKP dan beberapa Inspektorat Jenderal Departemen serta Itwilprop sebagai berikut : Untuk Peran Pengendali Mutu (PM)

Bagi mereka yang memperoleh angka kredit kumulatif minimal 775 dapat diusulkan untuk mengikuti matrikulasi (tanpa ujian) untuk seluruh level peran JFA (Ahli Anggora Tim, Ketua Tim, Pengendali Teknis) dan Mengikuti diklat dan Sertifikasi peran PM;

Untuk Peran Pengendali Teknis (PT)

Bagi mereka yang memperoleh angka kredit kumulatif minimal 350 dapat diusulkan untuk mengikuti matrikulasi (tanpa ujian) untuk seluruh level peran JFA (Ahli Anggota Tim dan Ketua Tim) dan mengikuti diklat dan lulus sertifikasi peran PT;

Namun demikian, mengingat persyaratan tersebut dirasakan berat oleh beberapa PFA, menurut hemat kami khusus untuk inpassing sehubungan dengan reorganisasi ini perlu dipertimbangkan beberapa alternatif sebagai berikut :

Page 50: Halaman 49 s.d. 148

98

Alternatif I Untuk Peran PM

Bagi mereka yang memperoleh angka kredit kumulatif minimal 550 dapat diusulkan untuk mengikuti ujian bebas matrikulasi (boleh mengulang satu kali) untuk mata ajaran - Kode Etik dan Standar Audit - Penulisan Laporan Hasil Audit - Teknik Penilaian SPM - Review Kertas Kerja Audit - Manajeman pengawasan - Perencanaan Penugasan Audit - Supervisi Audit - Audit Berpeduli Resiko

Bagi mereka yang lulus ujian bebas matrikulasi dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PM. Bagi mereka yang tidak lulus ujian bebas matrikulasi 2 kali harus mengikuti diklat, dan lulus matrikulasi khusus inpassing dengan 8 mata ajaran tersebut di atas, kemudian dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PM.

Untuk Peran PT

Bagi mereka yang memperoleh angka kredit kumulatif minimal 300 dapat diusulkan untuk mengikuti ujian bebas matrikulasi (boleh mengulang satu kali) untuk 5 mata ajaran sebagai berikut : - Kode Etik dan Standar Audit - Auditing - Penulisan Laporan Hasil Audit - Teknik Penilaian SPM - Review Kertas Kerja Audit

Bagi mereka yang lulus ujian bebas matrikulasi dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PT Bagi mereka yang tidak lulus ujian bebas matrikulasi 2 kali harus mengikuti diklat, dan lulus matrikulasi khusus inpassing dengan 5 mata ajaran tersebut di atas, kemudian dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PT.

Alternatif II Untuk Peran PM

Bagi mereka yang memperoleh angka kredit kumulatif minimal 550 dapat diusulkan untuk mengikuti ujian bebas matrikulasi untuk 8 mata ajaran sama dengan alternatif II. Bagi mereka yang lulus ujian bebas matrikulasi dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PM. Bagi mereka yang tidak lulus ujian bebas matrikulasi 1 kali harus mengikuti matrikulasi khusus inpassing (tanpa ujian) dengan 8 mata ajaran tersebut di atas, kemudian dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PM.

Page 51: Halaman 49 s.d. 148

99

Untuk Peran PT Bagi mereka yang memperoleh angka kredit kumulatif minimal 300 dapat diusulkan untuk mengikuti ujian bebas matrikulasi untuk 5 mata ajaran sama dengan alternatif II. Bagi mereka yang lulus ujian bebas matrikulasi dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PT. Bagi mereka yang tidak lulus ujian bebas matrikulasi 1 kali harus mengikuti matrikulasi khusus inpassing (tanpa ujian) dengan 5 mata ajaran tersebut di atas, kemudian dapat diusulkan untuk mengikuti diklat peran PT.

Demikian kami sampaikan sebagai bahan pertimbangan dan diskusi kita bersama. Atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Sekretaris Utama,

ttd

Drs. H.M. Chatim Baidaie

NIP 060031597 Tembusan : Kepala BPKP

Page 52: Halaman 49 s.d. 148

100

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Jl. Hawam Wuruk No. 7 – Jakarta 10120

Telepon 384 2285, 384 1273 (Hunting) Fax. 348 30645 Nomor : S-05.01.04-515/K/2001 Jakarta, 24 Agustus 2001 Lampiran : 1 (satu) set Perihal : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inpassing di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah

Yth. Inspektur Jenderal Departemen Inspektur Utama/Inspektur LPND Kepala Badan Pengawas Daerah (Bawasda) / Inspektorat Wilayah Propinsi Kepala Badan Pengawas Daerah (Bawasda) / Inspektorat Wilayah Kabupatan/Kota

Di - Seluruh Indonesia

Dalam rangka pelaksanaan Inpassing dalam jabatan Auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen atau di lingkungan unit Pengawasan Intern Pemerintah lainnya, baik di Pusat maupun di Daerah (APFP), dengan ini disampaikan penjelasan/petunjuk pelaksanaan inpassing ke dalam jabatan fungsional auditor sebagai berikut: 1. Tanggal Berlakunya Jabatan Fungsional Auditor

a. Sebagaimana ditetapkan oleh Kepala BKN melalui surat Nomor: K.26-3-/V.10-47/24 tanggal 18 Juni 2001 perihal tentang Inpassing Jabatan Auditor, Inpassing ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 Juli 2001 dan selambat-lambatnya harus selesai ditetapkan pada akhir bulan September 2001

b. Ketetapan di atas mengandung pengertian bahwa bagi seluruh mantan Inspektur Pembantu dan Pengawasan atau Pemeriksa yang diinpasing kedalam jabatan fungsional auditor berlaku ketentuan auditor sejak 1 Juli 2001 walaupun Surat Keputusan Pengangkatan ke dalam ketentuan auditor baru ditandatangani setelah 1 Juli 2001 (misalnya pada tanggal 31 Agustus 2001) oleh Pejabat Yang Berwenang Mengangkat, Memberhentikan dan Memindahkan PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor : 20 tahun 1975

Page 53: Halaman 49 s.d. 148

101

2. Pejabat yang diinpassing a. Mantan Inspektur Pembantu dan Pengawas atau Pemeriksa yang diinpassing adalah pejabat

yang pada saat reorganisasi atau pada saat perubahan jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas menjadi pejabat fungsional auditor menduduki (bukan pernah menduduki) jabatan struktural di lingkungan APFP sesuai surat BKN Nomor: K.26-30/V.10-47/24 tanggal 18 Juni 2001 butir 1b dan 2 b. Dengan demikian pejabat yang pada tanggal tersebut tidak lagi menduduki jabatan Inspektur Pembantu dan Pengawas atau Pemeriksa di lingkungan APFP atau pejabat yang diangkat setelah tanggal tersebut tidak dapat dialihkan/ diangkat ke dalam jabatan fungsional auditor melalui inpassing, namun dapat memilih melalui perpindahan atau pengangkatan pertama sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Pengangkatan pejabat struktural ke dalam jabatan fungsional auditor perlu mempertimbangkan beban kerja dan ruang lingkup kegiatan pengawasan yang tersedia sepanjang tahun di lingkungan unit pengawasan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena terhitung mulai tanggal 1 Juli 2001, pembinaan kepangkatan atau kenaikan pangkat auditor dipersyaratkan dengan angka kredit yang diperoleh melalui kegiatan pengawasan.

3. Surat Keputusan Inpassing a. Surat Keputusan Inpassing ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor ditetapkan dalam bentuk

Surat Keputusan Kolektif dan Petikan Surat Keputusan. Contoh pada Lampiran I dan II Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-595/K/1996 tanggal 6 September 1996 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya dalam Pelaksanaan Inpassing/ Penyesuaian Bagi APFP (terlampir)

b. Surat Keputusan Kolektif setelah ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang ditembuskan kepada BPKP, BKN, dan Instansi terkait lainnya.

c. Petikan Surat Keputusan disampaikan kepada yang bersangkutan d. Dalam Surat Keputusan Kolektif dan Petikannya perlu dicantumkan besarnya angka kredit

yang diperoleh.

4. Angka Kredit a. Penghitungan angka kredit untuk masing-masing pejabat yang diinpassing ditetapkan dalam

lampiran IIIA dan IIIB Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 19/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.

b. Angka Kredit tersebut merupakan saldo awal angka kredit yang selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan kenaikan pangkat/jabatan

c. Dalam Surat Keputusan Pengangkatan Kolektif sebagaimana tersebut pada butir 3a, jumlah angka kredit perlu dibagi dalam 3 kolom, yaitu angka kredit dari unsur pendidikan, unsur pengawasan, dan unsur penunjang. Cara perhitungan angka kredit untuk masing-masing kolom adalah sebagaiman contoh di bawah ini. Contoh: Drs. Tanusi Pratomo pada saat diinpassing telah berpangkat Pembina golongan

ruang IV/a dengan masa kepangkatan 10 bulan. Sesuai lampiran IIIB SK Menpan, yang bersangkutan berhak memperoleh angka kredit sebesar 400. Angka kredit tersebut selanjutnya dibagi menjadi 80% untuk unsur utama atau sama dengan 320

Page 54: Halaman 49 s.d. 148

102

angka kredit dan 20% untuk unsur penunjang atau sama dengan 80 angka kredit. Selanjutnya, angka kredit dari unsur utama dibagi lagi untuk unsur pendidikan sebesar 75 angka kredit karena yang bersangkutan adalah Sarjana, dan sisanya sebesar 245 [{400 x 80%} – 75] merupakan angka kredit untuk unsur pengawasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I/I-1/15 SK Kepala BPKP Nomor: 13.00.00-125/1997 tanggal 5 Mrate 997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan APFP.

d. Perlu dijelaskan bahwa angka kredit sebagaimana tercantum dalam lampiran IIIA dan IIIB- SK Menpan Nomor 19/1996 adalah angka kredit final dalam pengertian terhadap angka kredit tersebut tidak dapat ditambahkan lagi angka kredit dari kegiatan lainnya. Sebagai contoh untuk ijazah-ijazah kesarjanaan yang telah diperhitungkan dalam SK Kepangkatan tidak dapat diperhitungkan lagi di dalam perolehan angka kredit selanjutnya.

5. Diklat Sertifikasi a. Pelaksanaan sertifikasi selambat-lambatnya 12 bulan sejak tanggal inpassing b. Diklat sertifikasi diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

(Pusdiklatwas) bersama-sama dengan Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (Pusbin JFA) BPKP. Apabila dipandang perlu, penyelenggaraan Diklat dan Ujian Sertifikasi dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan pertimbangan Pusdiklatwas. Untuk pelaksanaan Diklat Sertifikasi, masing-masing APFP dapat berkoordinasi dengan Perwakilan BPKP setempat atau dengan Pusdiklatwas BPKP, Jl. Pramuka No. 33. Jakarta Timur Telp. (021) 85640003-4, Fax (021) 8199196.

6. Lain-lain a. Dengan berlakunya jabatan fungsional auditor terhitung mulai tanggal 1 Juli 2001, kenaikan

pangkat/ jabatan selanjutnya ditentukan oleh perolehan angka kredit. b. Untuk hal dimaksud, disarankan kepada masing-masing APFP untuk segera membentuk/

menyusun perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan jabatan fungsional auditor, antara lain : Organisasi Auditor • Pejabat yang berwenang Mengangkat, Membebaskan Sementara, dan Memberhentikan

Pejabat Fungsional Auditor. • Penetapan Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit • Penetapan Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai • Penetapan Pejabat Pengusul Angka Kredit Kegiatan Auditor • Formulir-formulir pencatatan perolehan angka kredit sebagaimana tercantum dalam SKB

Kepala BKN, Kepala BPKP, dan Sekretaris Jenderal BPK Nomor 10 Tahun 1996, Nomor: 49/SK/S/1996. Nomor: Kep-386/K/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan JFA dan Angka kreditnya serta Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor yang ditetapkan dalam SK Kepala BPKP nomor: 13.00.00-125/K/1997 Tahun 1997.

Page 55: Halaman 49 s.d. 148
Page 56: Halaman 49 s.d. 148

104

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Jl. Hayam Wuruk No. 7 – Jakarta 10120

Telepon 384 2285, 384 1273 (Hunting) Fax. 348 30645 Nomor : S-06.04.00-604/K/2001 28 September 2001 Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Inpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor Yth. Kepala Badan Kepegawaian Negara Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Sesuai dengan surat Saudara Nomor: K.26-30/V/0-47/24 tanggal 18 Juni 2001 perihal Inpassing Jabatan Auditor, kami telah mengeluarkan surat Petunjuk Teknis Inpassing di lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) tanggal 24 Agustus 2001 Nomor: S-05.01.04-515K/2001. Pelaksanaan Inpassing di lingkungan APFP Pusat (BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen, dan Unit Pengawasan LPND) sebagian besar sudah berlangsung; akan tetapi terdapat beberapa Inspektorat Jenderal karena proses reorganisasi belum selesai seperti Inspektorat Jenderal Depdiknas, maka pelaksanaan inpassing belum dilakukan. Selain itu, pelaksanaan inpassing di lingkungan Badan Pengawasan Daerah baik Propinsi, Kabupaten, dan Kota belum dapat dilaksanakan karena reorganisasi belum selesai dan adanya perbedaan struktur organisasi unit pengawasan di Pusat dan di Daerah yang selama ini ada, perbedaan tersebut sebagai berikut:

1. Struktur organisasi Itjen, yang menjalankan tugas-tugas pengawasan adalah Inspektur sebagai Supervisor, Inspektur Pembantu sebagai Ketua Tim, dan Pemeriksa sebagai Anggota Tim

2. Struktur organisasi Inspektorat Wilayah Propinsi, yang menjalankan tugas-tugas pengawasan adalah Inspektur Pembantu sebagai Supervisor, Pemeriksa sebagai Ketua Tim, dan Pemeriksa Pembantu sebagai Anggota Tim

3. Struktur organisasi Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota, yang menjalankan tugas-tugas pengawasan adalah Pemeriksa sebagai Supervisor, Pemeriksa Pembantu sebagai Ketua Tim, dan Staf Pemeriksa sebagai Anggota Tim.

Kecuali Staf Pemeriksa, seluruh jabatan tersebut adalah Jabatan Struktural.

Page 57: Halaman 49 s.d. 148

105

Perbedaan struktur organisasi tersebut belum terakomodasikan dalam surat Saudara Nomor: K.26-30/V/0-47/24 dan surat kami Nomor : S-05.01.04-515/K/2001 menyebabkan pelaksanaan inpassing di Bawasda belum dapat dilaksanakan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kiranya dapat dipertimbangkan adanya perpanjangan masa pengangkatan eks pejabat struktural di bidang pengawasan termasuk mantan inspektur pembantu, mantan pemeriksa, dan mantan pemeriksa pembantu, yang menjalankan tugas pemeriksaan pada Inspektorat Jenderal, eks Inspektorat Propinsi/Kabupaten/ Kota, dan unit APFP lainnya sebagai Pejabat Fungsional Auditor melalui penyesuaian (inpassing) bagi instansi yang belum melaksanakan inpassing tersebut di atas, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Penyesuaian (inpassing) dalam jabatan dan angka kredit Auditor Ahli dan Auditor Trampil ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2001 sedangkan proses administrasinya harus sudah selesai pada tanggal 31 Desember 2001

2. Pelaksanaan sertifikasi sebagai salah satu syarat untuk dapat diangkat kedalam jabatan fungsional auditor akan dilakukan oleh BPKP dalam masa 1 (satu) tahun setelah proses penyesuaian dilakukan

3. Pejabat struktural yang telah diinpassing untuk kenaikan pangkat periode berikutnya agar menggunakan angka kredit dan memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 1980.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasih.

Kepala,

ttd

Arie Soelendro

NIP. 060035861

Page 58: Halaman 49 s.d. 148

106

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

( B P K P ) ____________________________________

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN NOMOR : KEP.07.02.01-603/K/2001

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAGI PEJABAT YANG DI-INPASSING DI LINGKUNGAN APARAT PENGAWASAN FUNGSIONAL PEMERINTAH

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pejabat yang diinpasing di lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah baik di pusat maupun di daerah, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan dan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pejabat Yang di Inpassing di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang no 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890)

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547)

Page 59: Halaman 49 s.d. 148

107

4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4019);

5. Keputusan Presiden Nomor 155/M Tahun 1999; 6. Keputusan Presiden Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi, dan

Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Keputusan Lembaga Pemerintah Non Departemen;

7. Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;

8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 19/1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya;

9. Keputusan Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: 10 tahun 1996, Nomor : 49/SK/1996 dan Nomor: KEP-386/K/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya;

10. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-13.00.00-125/K/1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan angka kreditnya di lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah

11. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERTAMA : Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pejabat

Yang Diinpassing di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan/ujian bebas matrikulasi

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 September 2001 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, ttd ARIE SOELENDRO

Page 60: Halaman 49 s.d. 148

108

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP-07.02.01- 603/K/2001 TANGGAL : 28 September 2001

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PEJABAT YANG DI-INGPASSING DI LINGKUNGAN

APARAT PENGAWASAN FUNGSIONAL PEMERINTAH

I. PERSYARATAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN A. Pejabat yang diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor dan pernah menduduki jabatan

eselon IV dengan memperoleh angka kredit kumulatif minimal 300, dapat diusulkan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pengendali Teknis dan mengikuti matrikulasi (tanpa ujian) Pendidikan dan Pelatihan Ketua Tim dan Pembentukan Auditor Ahli

B. Pejabat yang diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor dan pernah menduduki jabatan eselon IV dengan angka kredit kumulatif kurang dari 300, dapat diusulkan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Ketua Tim dan matrikulasi (tanpa ujian) Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Auditor Ahli

C. Pejabat yang diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor dan pernah menduduki jabatan eselon III dengan angka kredit kumulatif minimal 550, dapat diusulkan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pengendalian Mutu dan mengikuti matrikulasi (tanpa ujian) Pendidikan dan Pelatihan Pengendali Teknis, Ketua Tim dan Pembentukan Auditor Ahli.

D. Pejabat yang diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor dan pernah menduduki jabatan eselon III dengan angka kredit kumulatif kurang dari 550, dapat diusulkan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pengendali Teknis dan matrikulasi (tanpa ujian) Pendidikan dan Pelatihan Ketua Tim dan Pembentukan Auditor Ahli.

E. Masing-masing pendidikan dan pelatihan matrikulasi tersebut di atas dapat diganti dengan mengikuti ujian bebas matrikulasi dan lulus.

Pendidikan dan pelatihan selanjutnya dilakukan secara reguler dengan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor : KEP-06.04.00-847/K/1998 tentang Pola Pendidikan dan Pelatihan Auditor Bagi Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah

II. PERSYARATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (INPASSING) A. Untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan peran tertentu (Ketua Tim, Pengendali Teknis atau

Pengendali Mutu), Pejabat Fungsional Auditor harus mengikuti ujian bebas matrikulasi dan atau mengikuti diklat matrikulasi (tanpa ujian) untuk peran-peran di bawahnya.

B. Kesempatan untuk mengikuti ujian bebas matrikulasi diberikan maksimal dua kali (satu kali ujian utama dan satu kali ujian ulangan);

C. Apabila dinyatakan lulus, maka yang bersangkutan dapat diusulkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sertifikasi sesuai dengan perannya (Pengendali Teknis atau Pengendali Mutu)

Page 61: Halaman 49 s.d. 148

109

D. Apabila dinyatakan tidak lulus, maka yang bersangkutan harus mengikuti matrikulasi (tanpa ujian)

E. Ujian bebas matrikulasi dan diklat matrikulasi (tanpa ujian) meliputi mata ajaran (m.a) sebagai berikut : 1. Peran Pengendali Teknis ( 5 m.a )

2) Kode etik dan standar audit 3) Auditing 4) Penulisan laporan hasil audit 5) Teknik Penilaian SPM 6) Review kertas kerja audit

2. Peran Pengendali Mutu ( 8 m.a ) 1) Kode etik dan standar audit 2) Penulisan laporan hasil audit 3) Teknik Penilaian SPM 4) Review kertas kerja audit 5) Manajemen Pengawasan 6) Perencanaan penugasan audit 7) Supervisi audit 8) Audit berpeduli resiko

F. Sebelum mengikuti ujian bebas matrikulasi, kepada calon peserta dibagikan modul mata ajaran tersebut di atas untuk belajar mandiri

G. Soal ujian bebas matrikulasi merupakan rangkuman dan seluruh materi yang diujikan (bukan per mata ajaran)

H. Matrikulasi (tanpa ujian) dilaksanakan setelah 2 kali kesempatan ujian bebas matrikulasi diselenggarakan/diumumkan hasilnya, sehingga tidak merugikan Pejabat Fungsional Auditor yang ikut 2 kali ujian bebas matrikulasi

I. Ujian Bebas matrikulasi tersebut merupakan option bukan kewajiban, dalam arti seorang pejabat Fungsional Auditor boleh memilih untuk tidak mengikuti ujian bebas matrikulasi, tetapi langsung mengikuti matrikulasi (tanpa ujian) atau ikut ujian bebas matrikulasi 1 kali tidak lulus, melepas kesempatan ke dua dan langsung ikut matrikulasi. Namun diharapkan para pejabat Fungsional Auditor memilih ujian bebas matrikulasi karena menghemat waktu dan biaya.

J. Ketentuan dalam huruf A sampai dengan F tidak berlaku bagi pejabat yang diangkat kedalam Auditor Trampil, pendidikan dan pelatihan bagi Auditor Trampil dilakukan secara reguler dengan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor : KEP-06.04.00.847/K/1998 tentang Pola Pendidikan dan Pelatihan Auditor Bagi Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah.

KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, ttd

ARIE SOELENDRO

Page 62: Halaman 49 s.d. 148

110

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

JL. HAYAM Wuruk No. 7 – Jakarta 10120 Telepon 3842285, 3841273 (Hunting) Fax.34830645

Nomor : S. 07.02.01-1096/SESMA/2001 3 Oktober 2001 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pejabat Yang Diinpassing di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah

Yang terhormat, 1. Para Inspektur Jenderal Departemen 2. Para Inspektur Utama/Inspektur LPND di Seluruh Indonesia Sehubungan dengan telah ditetapkannya Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-07.02.01-603/K/2001 tanggal 28 September 2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pejabat yang Diinpassing di lingkungan Saudara untuk para pejabat yang diinpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor periode Juli sampai dengan September 2001 dengan mengacu kepada ketentuan tersebut. Usulan calon peserta pendidikan dan pelatihan dimaksud agar segera dikirimkan kepada Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor-Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jalan Hayam Wuruk Nomor 7 Jakarta Pusat 10120, telp. (021) 3841273 pesawat 260-261, telp/fax. (021) 3855713. Untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan/ujian bebas matrikulasi dapat menghubungi Pusdiklat Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jl. Pramuka Nomor 33 Jakarta 13120, telp (021) 8199192, fax. (021) 8199196, atau Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor-Badan Pengawasan Keuangan dan

Page 63: Halaman 49 s.d. 148

111

Pembangunan pada alamat tersebut diatas. Ketentuan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Inpassing dapat dilihat pada website http://www.bpkp.go.id. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. SEKRETARIS UTAMA, ttd DRS.H.M. CHATIM BAIDAIE NIP. 060031597 Tembusan :

Kepala BPKP (tanpa lampiran)

Page 64: Halaman 49 s.d. 148

112

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

( B P K P ) _____________________________________

Nomor : S-05.01.02-1146/SESMA/2001 Jakarta, 16 Oktober 2001 Lamp : - Perihal : Penetapan Angka Kredit Awal (Inpassing) Bagi Pejabat Fungsional Auditor Yth 1. Para Inspektur Jenderal Departemen 2. Para Pimpinan Unit Pengawasan LPND 3. Para Kepala Bawasda Propinsi 4. Para Kepala Bawasda Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia Sehubungan dengan pelaksanaan inpassing ke dalam Jabatan Fungsional Auditor yang berakhir pada tanggal 30 September 2001, bersama ini kami mengingatkan bahwa berdasarkan Surat Keputusan MENPAN Nomor: 19/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Surat Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekretaris Jenderal BPKRI, dan Kepala BPKP Nomor: 10 Tahun 1996, Nomor: 49/SK/S/1996, dan Nomor: KEP-386/K/1996 tanggal 6 Juni 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, dan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor : 13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Setiap Kantor Inspektorat Jenderal Departemen, Kantor Unit Pengawsan LPND, Kantor Badan

Pengawasan Daerah Propinsi, Kabupaten, dan Kota perlu segera membentuk Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit.

2) Menetapkan angka kredit bagi para Pejabat Fungsional Auditor per 1 Juli 2001 bagi Pejabat Fungsional Auditor Golongan II B sampai dengan Golongan II D baik untuk Auditor Ahli maupun Auditor Trampil

Page 65: Halaman 49 s.d. 148

113

3) Mengajukan usulan Penetapan Angka Kredit Awal per 1 Juli 2001 kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan bagi Pejabat Fungsional Auditor Golongan IV A ke atas

4) Berdasarkan Penetapan Angka Kredit Awal sebagaimana tersebut pada nomor 2) dan 3) agar bagi Pejabat Fungsional Auditor yang diangkat dengan Inpassing dengan angka kredit telah mencukupi untuk kenaikan pangkat (mereka yang sudah mempunyai masa kerja lebih dari 4 tahun) mengajukan usulan kenaikan pangkat ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) per 1 Oktober 2001 atau periode kenaikan pangkat berikutnya.

5) Membuat program untuk mengikuti pendidikan dan latihan bagi Pejabat Fungsional Auditor dalam rangka untuk mengikuti ujian sertifikasi Auditor tahun 2002, mengingat bahwa para Pejabat Fungsional Auditor yang diangkat melalui inpassing mempunyai kewajiban untuk memperoleh Sertifikasi Auditor yang sesuai dengan Jabatannya dalam jangka waktu 1 tahun

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Sekretaris Utama,

ttd

Drs. H.M. Chatim Baidaie

NIP 060031597 Tembusan : Kepala BPKP sebagai Laporan

Page 66: Halaman 49 s.d. 148

114

Nomor : C.26-30/V.59-1/74 Jakarta, 16 Juli 2002 Lampiran : - Perihal : Inpassing Jabatan Kepada Fungsional Auditor Yth. Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP di Jakarta 1. Berkenaan dengan surat Saudara yang ditujukan kepada kami Nomor S-06.04.00-

315/PJFA.2/2002 tanggal 20 Juni 2002, perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat, dengan hormat kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : a. Sesuai dengan surat Kepala BKN yang ditujukan kepada Saudara Nomor K.26-30/V10-47/24

tanggal 18 Juni 2001 tentang Inpassing Jabatan Auditor, telah kami sampaikan bahwa untuk menjamin kelangsungan karier para mantan Inspektur Pembantu dan Pengawas atau Pemeriksa yang telah berubah menjadi Auditor dan karena perubahan organisasi dan tata kerja di lingkungan Inspektorat Jenderal atau unit Pengawasan Interen Pemerintah lainnya relatif baru selesai ditetapkan setelah Januari 2001, maka perlu ada perlakuan khusus dalam penetapan Inpassing bagi Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Inpassing ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 Juli 2001 dan selambat-lambatnya harus

selesai ditetapkan pada akhir bulan September 2001 2) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat perubahan jabatan Inspektur Pembantu dan

Pengawas atau Pemeriksa menjadi jabatan fungsional Auditor tidak menduduki jabatan Inspektur Pembantu dan Pengawas atau Pemeriksa, tidak dapat diinpassing.

b. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka inpassing Inspektur Pembantu dan Pengawas atau

Pemeriksa ke dalam jabatan fungsional Auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Luar negeri yang dilaksanakan setelah masa Inpassing di atas, masih dapat dipertimbangkan dengan ketentuan : 1) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang akan diinpassing tersebut sampai dengan

ditetapkannya perubahan jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas menjadi jabatan fungsional Auditor, menduduki jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Page 67: Halaman 49 s.d. 148

115

2) Pegawai Negeri Sipil lain yang pada saat perubahan jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas menjadi jabatan fungsional Auditor, tidak menduduki jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas, tidak dapat diinpassing/ disesuaikan dalam rangka angka kredit dan jabatan Auditor

3) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud huruf b) di atas, hanya dapat diangkat dalam jabatan Auditor melalui pemindahan jabatan dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lain ke dalam jabatan Auditor sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (1) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 19/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.

4) Ketentuan huruf b angka 1) di atas berlaku pula bagi pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Luar negeri yang sebelumnya menduduki jabatan eselon I atau eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal.

2. Demikian dan atas perhatian serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Direktur Jabatan Karier, ttd Bambang Chrisnadi, SH, M.Si NIP 260002793 Tembusan : 1. Deputi III Menpan Bidang Sumber Daya Aparatur 2. Kepala Biro Kepegawaian Departemen Luar Negeri

Page 68: Halaman 49 s.d. 148

116

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Nomor : C. II. 26 – 20 /V. 112 – 7 / 37 Jakarta, 9 Oktober 2002 Lampiran : -

Perihal : Perlakuan Khusus Pengangkatan Kepada Jabatan Fungsional Auditor. Yth. Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Di

Jakarta 1. Berkenaan dengan surat Saudara kepada kami Nomor PW.00.02/26-KA/IX/2002 tanggal 2

September 2002, perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat ini, dengan hormat kami

sampaikan hal – hal sebagai berikut :

a. Sesuai dengan ketentuan pasal 21 ayat (1) Keputusan Menpan Nomor 19 / 1996 Tentang

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, ditegaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil

yang pada saat ditetapkan keputusan ini ( 2 Mei 1996 ) telah bertugas di bidang pengawasan

berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat di angkat dalam jabatan Auditor

Trampil atau Auditor Ahli.

b. Bahwa masa inpassing ke dalam jabatan Auditor bagi Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana

dimaksud pasal 21 ayat (1) di atas, telah berakhir pada akhir September 2001, setelah melalui

tiga kali masa perpanjangan.

c. Untuk melakukan inpassing dalam jabatan Auditor bagi Pegawai Negeri Sipil tertentu setelah

masa inpassing berakhir, pada dasarnya kami tidak berkeberatan sepanjang :

(1) Semata-mata inpassing dilakukan karena dibentuknya unit baru (Inspektorat);

(2) Telah lulus pendidikan dan pelatihan Auditor atau memiliki sertifikat kompetensi Auditor;

Page 69: Halaman 49 s.d. 148

117

(3) Pegawai Negeri Sipil yang memiliki pendidikan sekolah setingkat Diploma III kebawah

diinpassing dalam jabatan auditor Terampil dan yang memiliki pendidikan sekolah

serendah-rendahnya Sarjana (S1) diinpassing dalam jabatan Auditor Ahli;

(4) Mendapat pertimbangan dari Instansi Pembina Jabatan Auditor (BPKP);

(5) Yang diusulkan untuk diinpssing hanya terbatas 9 (sembilan) orang sebagaimana

dimaksud dalam lampiran surat Saudara.

Demikian dan atas perhatian serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

A.n. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang–undangan

Direktur Jabatan Karier

ttd

Bambang Chrisnadi,SH. M.Si NIP : 260002793

Tembusan : Kepala BPKP, selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor.

Page 70: Halaman 49 s.d. 148

118

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jalan Hayam Wuruk 7 Jakarta 10120 Telepon: (021) 3841273 email: [email protected] Faksimili: (021) 3855713

Nomor : S-1084/JF.I/2002 31 Desember 2002 Lampiran : - Hal : Pengangkatan JFA Bawasda Yth. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara Di - Kendari Menunjuk surat Saudara Nomor S-2750/PW.20/1/2002 tanggal 20 Nopember 2002, yang kami terima tanggal 3 Desember 2002, perihal adanya pengangkatan PFA oleh Bupati Kendari yang tidak sesuai dengan ketentuan, dengan ini kami sampaikan bahwa selaku Instansi Pembina, BPKP berkewajiban untuk menegur dan meluruskan permasalahan tersebut sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi para calon PFA lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, kami harapkan bantuan Saudara untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Apabila permasalahan sudah jelas dan didukung bukti yang kuat, BPKP (Sekretaris Utama) akan menindak lanjuti permasalahan dimaksud kepada Bupati Kendari dan Instansi terkait. Perlu kami tambahkan bahwa mekanisme pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) sesuai Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 19 tahun 1996 tentang JFA dan Angka Kreditnya dan Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan JFA dan Angka Kreditnya dilingkungan APFP, adalah melalui tiga cara yaitu sebagai berikut : 1. Penyesuaian (Inpassing) dalam JFA sesuai Pasal 21 Keputusan MENPAN 19/1996, dimana masa

Inpassing berdasarkan pasal ini telah berakhir pada akhir September 2001 sesuai surat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor. K-26-3-/V.10-47/24 tanggal 18 juni 2001 tentang Inpassing Jabatan Auditor. Pelaksanaan Inpassing berdasarkan surat Kepala BKN tersebut adalah khusus bagi PNS yang sebelumnya menduduki jabatan Inspektur Pembantu dan Pemeriksa atau Pengawas di lingkungan Itjen Departemen atau Unit Pengawasan Intern lainnya baik di Pusat dan Daerah. Hal ini berkaitan dengan reorganisasi berupa ditiadakannya jabatan Inspektur Pembantu (eselon III) dan Pemeriksa atau Pengawas (eselon IV) sesuai organisasi dan tata kerja Departemen dan LPND. Pelaksanaan Inpassing setelah September 2001 dapat diajukan kepada Kepala BKN untuk memperoleh persetujuan, terutama apabila berkaitan dengan terbentuknya unit baru (misalnya Inspektorat pada LPND) atau adanya reorganisasi yang dilakukan setelah September 2001.

Page 71: Halaman 49 s.d. 148

119

2. Pengangkatan Pertama ke dalam JFA sesuai dengan Pasal 24 Keputusan MENPAN 19/1996 dan angka IX huruf C Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-13.00.00-125/K/1997 dapat dilakukan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Berijazah SLTA, D II atau D III untuk Auditor Terampil, dan serendah-rendahnya Sarjana (S1)

atau D IV untuk Auditor Ahli, dengan kualifikasi yang telah memperoleh Persetujuan Instansi Pembina (Kepala BPKP)

b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tk. I (Gol. Ruang II/b) untuk Auditor Terampil, dan Penata Muda (Gol. Ruang III/a) untuk Auditor Ahli.

c. Mengikuti dan lulus sertifikasi auditor yang dipersyaratkan sesuai jenjang jabatannya d. Memiliki Angka Kredit minimal yang ditentukan sesuai dengan pangkat terakhirnya e. Setiap unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam

tahun terakhir f. Mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang (atasan langsung) g. Diusulkan kepada Instansi Pembina (Kepala BPKP) untuk memperoleh persetujuan

3. Perpindahan dari jabatan lain (struktural atau fungsional) ke dalam JFA sesuai Pasal 26 Keputusan MENPAN 19/1996 dan angka IX huruf C Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-13.00.00-125/K/1997 dapat dilakukan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Berijazah SLTA, D II atau D III untuk Auditor Terampil, dan serendah-rendahnya Sarjana (S1)

atau D IV untuk Auditor Ahli, dengan kualifikasi yang telah memperoleh Persetujuan Instansi Pembina (Kepala BPKP).

b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tk. I (Gol. Ruang II/b) untuk Auditor Trampil, dan Penata Muda (Gol. Ruang III/a) untuk Auditor Ahli.

c. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pengawasan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. d. Sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun PNS berdasarkan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (perlu kami sampaikan bahwa batas usia pensiunan PFA sebagai PNS, sampai dengan saat ini adalah 56 tahun)

e. Mengikuti dan lulus sertifikasi auditor yang dipersyaratkan sesuai jenjang jabatannya. f. Setiap unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam

tahun terakhir. g. Ada surat pemindahan dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku h. Diusulkan kepada Instansi Pembina (Kepala BPKP) untuk memperoleh persetujuan.

Demikian, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih

Kepala,

ttd

A. Animaharsi

NIP 060060147 Tembusan Yth. Sekretaris Utama BPKP, di Jakarta

Page 72: Halaman 49 s.d. 148

120

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor : C.26-14/V.30-8/07 Jakarta, 28 Februari 2003 Sifat : Perihal : Jabatan Fungsional Auditor Kepada Yth. Inspektur Utama Badan Pengembangan Kebudayaan di Jakarta 1. Berkenaan dengan Surat Saudara kepada kami Nomor DL.107/16/IRTAMA/II-03 tanggal 13

Februari 2003, perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Dalam surat kami kepada Kepala BPKP Nomor K.26-30/V10-47/24 tanggal 18 Juni 2001

perihal inpassing dalam jabatan auditor, telah ditentukan masa penundaan penyesuaian/inpassing dalam jabatan Auditor, yaitu ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 Juli 2001 dan harus selesai selambat-lambatnya pada akhir bulan Nopember 2001.

b. Pertimbangan utama untuk memperpanjang masa penyesuaian/ inpassing dalam angka kredit dan jabatan Auditor tersebut di atas adalah bahwa perubahan organisasi pusat termasuk unit organisasi pengawasan fungsional di lingkungan Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata dimana jabatan Inspektur Pembantu dan Pengawas/Pemeriksa yang semula merupakan jabatan struktural di ubah menjadi kelompok jabatan fungsional dan penataan jabatan relatif baru selesai dilaksanakan setelah Januari 2001

c. Sesuai dengan uraian kami tersebut diatas, maka terhadap 8 (delapan) orang PNS di lingkungan unit pengawasan Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata yang telah disesuaikan/ inpassing dalam angka kredit dan jabatan Auditor yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 24/KP.408/IX/WK.BPPK/2000 tanggal 26 September 2000, tetap berlaku.

2. Dapat disampaikan kepada Saudara, bahwa bagi PNS lain yang tidak termasuk PNS yang

memenuhi ketentuan penyesuaian/ inpassing sebagaimana dimaksud pada angka I huruf c di atas (8 orang), maka pengangkatan dalam jabatan Auditor dapat dilakukan melalui mekanisme perpindahan dari jabatan lain ke dalam jabatan Auditor, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Bagi PNS yang penah menduduki jabaan Inspektur Pembantu dan Pengawas/ Pemeriksa naik

yang sudah memiliki sertifikat kompentensi jabatan Auditor maupun yang belum memiliki,

Page 73: Halaman 49 s.d. 148

121

pengangkatan dalam jabatan Auditor dibebaskan dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) Keputusan Menkowasbang PAN nomor 19/1996, dengan ketentuan bahwa bagi PNS yang belum memiliki sertifikat kompentensi jabatan Auditor selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak diangkat dalam jabatan Auditor harus sudah lulus diklat kompetensi jabatan Auditor yang ditentukan.

b. Bagi PNS lain yang tidak atau belum pernah menduduki jabatan di lingkungan unit pengawasan fungsional sebagai Inspektur Pembantu dan Pengawas/ Pemeriksa, maka pengangkatan dalam jabatan Auditor sepenuhnya dilakukan melalui mekanisme perpindahan dari jabatan lain ke dalam jabatan Auditor sebagaimana di maksud dalam Pasal 26 Keputusan Menkowasbang PAN Nomor 19/1996.

c. Masa penetapan pengangkatan dalam jabatan Auditor melalui mekanisme perpindahan dari jabatan lain kedalam jabatan Auditor tidak terikat batas waktu penyesuaian/ inpassing tanggal 1 Juli 2001 dan harus selesai ditetapkan pada akhir September 2001, tetapi dapat ditetapkan setiap saat sesuai kebutuhan formasi jabatan Auditor.

d. Untuk menentukan jumlah angka kredit dan jenjang jabatan dalam pengangkatan Auditor melalui mekanisme perpindahan dari jabatan lain kedalam jabatan Auditor sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a dan huruf b di atas, kiranya dapat dikonsultasikan dengan Kepala BPKP selaku Instansi Pembina Jabatan Auditor.

Demikian dan atas perhatian serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih

An. Kepala Badan Kepegawaian Negara Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang- Undangan, ttd H. Banito Anwar, SH NIP 260000680

Tembusan : 1. Kepala BPKP 2. Deputi III Menpan

Page 74: Halaman 49 s.d. 148
Page 75: Halaman 49 s.d. 148

123

4. Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah di wajibkan untuk melakukan perampingan struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

Atas pelaksanaan inpassing tersebut, kami mengusulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Inpassing ke dalam jabatan fungsional auditor di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah dillakukan dengan memperhatikan perbandingan antara kebutuhan jumlah auditor dengan beban kerja yang ada.

2. Pegawai Negeri Sipil yang dapat di inpassing adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah yang pada saat penetapan inpassing menjadi pejabat Fungsional Auditor masih melaksanakan tugas/kegiatan di bidang pengawasan dengan masa kerja pengawasan sekurang-kurangnya satu tahun berdasarkan keputusan atau surat pernyataan melaksanakan tugas dari pejabat yang berwenang.

3. Surat Keputusan Inpassing di tanda tangani oleh Gubernur / Bupati / Walikota dan berlaku sejak tanggal di tetapkannya keputusan tersebut. Surat Keputusan Inpassing di tetapkan selambat-lambatnya tanggal 17 Februari 2005. Tembusan Surat Keputusan disampaikan Kepala BKN dan Kepala BPKP.

4. Batas waktu penetapan Surat Keputusan Inpassing tersebut di atas sesuai dengan batas waktu penyesuaian organisasi perangkat daerah, yakni selambat-lambatnya 2 (dua ) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tanggal 17 Pebruari 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

5. Pemenuhan persyaratan Sertifikasi Auditor bagi Pegawai Negri Sipil yang di inpassing di berikan waktu selambat-lambatnya dua tahun sejak tanggal berlakunya surat keputusan inpassing.

6. Dalam proses pelaksanaan inpassing. Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah dapat berkonsultasi dengan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor (BPKP) dan Badan Kepegawaian Negara.

7. Pegawai Negri Sipil di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah yang tidak dapat di angkat melalui inpassing karena tidak memenuhi persyaratan di atas dan masih dalam batas kebutuhan jumlah auditor dapat di angkat melalui Prosedur Pengangkatan Pertama atau Perpindahan sesuai ketentuan yang berlaku.

Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Kepala

ttd

Arie Soelendro

Nip : 060035861 Tembusan Yth. 1. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2. Direktur Jendral Anggaran, Departemen Keuangan

Page 76: Halaman 49 s.d. 148

124

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor : K.26-30/V-64-3/74 Jakarta, 24 Juni 2003 Lampiran : - Perihal : Inpassing Jabatan Fungsional Kepada Auditor di lingkungan Unit Yth. Kepala Badan Pengawasan Pengawasan Internal Pemerintah Keuangan dan Pembangunan Daerah di

Jakarta

1. Berkenaan dengan surat Saudara Nomor S-449/K/JF/2003 tanggal 16 April 2003 perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah, akan dilakukan Penataan kembali organisasi perangkat Daerah, termasuk Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) yang selama ini telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1999 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

b. Bahwa sejak ditetapkannya jabatan fungsional Auditor, di lingkungan Bawasda Propinsi/Kabupaten/Kota belum melaksanakan penyesuaian/ inpassing dalam jabatan dan angka kredit Auditor.

2. Mempertimbangkan perihal tersebut di atas, maka kami sependapat dengan saudara untuk

memberikan kesempatan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota melakukan penyesuaian/ inpassing dalam jabatan- Auditor, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Penyesuaian/ inpassing dalam jabatan Auditor ditetapkan terhitung mulai tanggal 1 Oktober

2003 dan selambat-lambatnya harus sudah selesai ditetapkan pada tanggal 31 Maret 2004. b. Penyesuaian/ inpassing sebagaimana dimaksud hanya diberlakukan bagi PNS yang sampai

dengan 1 Oktober 2003, telah dan masih melaksanakan tugas sebagai Pemeriksa/ Pengawas pada Bawasda dan tidak berlaku bagi PNS lainnya.

c. PNS lainnya sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b diatas, dapat diangkat dalam jabatan Auditor melalui mekanisme pengangkatan dari jabatan lain ke dalam jabatan Auditor sebagaimana diatur dalam pasal 26 Keputusan Menteri PAN Nomor 19/1996.

d. Dalam pelaksanaan penyesuaian/ inpassing dalam jabatan Auditor agar tetap mempertimbangkan formasi jabatan yang tersedia pada masing-masing Bawasda.

Page 77: Halaman 49 s.d. 148

125

3. Dapat kami sampaikan kepada saudara, bahwa apabila sampai dengan akhir Maret 2004 masih terdapat unit kerja Bawasda Propinsi/Kabupaten/Kota belum disesuaikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, maka pengangkatan dalam jabatan Auditor akan diatur lebih lanjut oleh Kepala BKN dan Kepala BPKP.

Demikian atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Badan Kepegawaian Negara, ttd Hardijanto

Tembusan Yth : 1 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2 Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan. 3 Semua Gubernur, Bupati dan Walikota. 4 Semua Kepala Kantor Regional BKN.

Page 78: Halaman 49 s.d. 148

126

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

( B P K P ) ___________________

Nomor Lampiran Perihal

: : :

S – 772/K/JF/2003 1 (satu) set Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inpassing (Penyesuaian) JFA di Lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah

21 Juli 2003

Yth,

Kepala Badan Pengawas

Propinsi / Kabupaten / Kota

di

Seluruh Indonesia

Menunjuk surat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor K.26-30/V-64-3/74

tanggal 24 Juni 2003 perihal Inpassing Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Unit Pengawasan

Internal Pemerintah Daerah, dengan ini disampaikan penjelasan / petunjuk teknis pelaksanaan

inpassing dimaksud, yaitu sebagai berikut:

I. Latar Belakang

Pelaksanaan inpassing ke dalam JFA di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah

(Pemda) didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

1. Akan dilakukan penataan kembali organisasi perangkat daerah, termasuk Unit Pengawasan

Internal Pemda, sejalan dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

2. Secara umum, Unit Pengawasan Internal Pemda belum memanfaatkan kesempatan inpassing

ke dalam JFA sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Page 79: Halaman 49 s.d. 148

127

Negara No. 19 Tahun 1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka

Kreditnya.

II. Pengertian Dalam surat ini yang dimaksud dengan:

1. Jabatan Fungsional adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian

dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi

2. Pejabat Fungsional Auditor (PFA), yang selanjutnya dalam surat ini disebut Auditor, adalah

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara

penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melaksanakan pengawasan pada instansi

pemerintah.

3. Inpassing JFA adalah pengangkatan PNS yang melaksanakan tugas di bidang pengawasan

melalui penyesuaian ke dalam JFA

4. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir

kegiatan yang harus dicapai oleh Auditor yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk

pengangkatan dan atau kenaikan pangkat dan atau jabatan.

5. Instansi Pembina adalah Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

6. Unit Pengawasan Internal Pemda, adalah lembaga teknis daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota)

yang memiliki tugas di bidang pengawasan, yang umumnya menggunakan nama Badan

Pengawas, Badan Pengawas Daerah, Badan Pemeriksa Daerah maupun Inspektorat Wilayah.

III. PNS Yang Diinpassing 1. Inpassing ke dalam JFA hanya diberlakukan bagi PNS yang sampai dengan 1 Oktober 2003,

telah dan masih melaksanakan tugas sebagai Pemeriksa / Pengawas di lingkungan Unit

Pengawasan Internal Pemda dan tidak berlaku bagi PNS lainnya. Yang termasuk dalam

pengertian Pemeriksa / Pengawas adalah:

a. Mantan Pemeriksa Pembantu (eselon V) dan mantan Kepala Urusan (eselon V) yang

melaksanakan fungsi pengawasan (misalnya Kaur Perencanaan dan Kaur Pelaporan) di

lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda yang tidak menjabat lagi sehubungan

dengan ditiadakannya jabatan struktural eselon V sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 100 tahun 2000 tanggal 10 Nopember 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam

Page 80: Halaman 49 s.d. 148

128

Jabatan Struktural, sepanjang yang bersangkutan per 1 Oktober 2003 masih

melaksanakan tugas pengawasan di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda.

b. Mantan Kepala Urusan (eselon V) yang melaksanakan fungsi administrasi (misalnya Kaur

Administrasi dan Kaur Kepegawaian) di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda yang

tidak menjabat lagi sehubungan dengan ditiadakannya jabatan struktural eselon V sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 100 tahun 2000 tanggal 10 Nopember 2000 tentang

Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural, sepanjang yang bersangkutan mempunyai

pengalaman kerja melaksanakan tugas di bidang pengawasan minimal 2 (dua) tahun dan

per 1 Oktober 2003 masih melaksanakan tugas pengawasan di lingkungan Unit

Pengawasan Internal Pemda

c. Mantan Kepala Bidang (eselon III) dan Kepala Sub Bidang (eselon IV) di lingkungan Unit

Pengawasan Internal Pemda yang tidak menjabat lagi sehubungan dengan adanya

perampingan struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2003

tanggal 17 Pebruari 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, sepanjang

yang bersangkutan per 1 Oktober 2003 masih melaksanakan tugas pengawasan di

lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda

d. Staf Pemeriksa yang mempunyai pengalaman kerja melaksanakan tugas di bidang

pengawasan minimal 2 (dua) tahun dan per 1 Oktober 2003 masih melaksanakan tugas

pengawasan di lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda

2. PNS yang telah mendekati usia pensiun dan SK Pensiunnya belum terbit, pada periode

inpassing yang bersangkutan dapat diinpassing apabila SK Pensiunnya belum terbit.

3. PNS yang akan diinpassing ke dalam JFA terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2003, apabila

pada tanggal tersebut yang bersangkutan telah memiliki masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih

dalam pangkat terakhir serta telah memenuhi syarat untuk naik pangkat, maka sebelum

diinpassing ke dalam JFA, terlebih dahulu dipertimbangkan kenaikan pangkatnya agar dalam

inpassing dapat digunakan pangkat yang terakhir.

4. PNS yang pada saat inpassing per 1 Oktober 2003 telah menduduki pangkat tertinggi

berdasarkan pendidikan yang dimiliki atau jabatannya dan telah memiliki masa kerja 4 (empat)

tahun atau lebih dalam pangkat terakhir, kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi dapat

dipertimbangkan mulai periode kenaikan pangkat 1 April 2004.

5. Pelaksanaan inpassing ke dalam JFA, sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas, harus

didasarkan pada penghitungan kebutuhan formasi JFA yang tersedia pada masing-masing Unit

Pengawasan Internal Pemda serta memperhatikan ketersediaan anggaran untuk pembayaran

Page 81: Halaman 49 s.d. 148

129

tunjangan jabatannya, sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/SKB/M.PAN/4/ 2003 dan Nomor 17 Tahun 2003

tanggal 24 April 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan PP Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2003.

6. Untuk menjamin pembinaan karier bagi PNS yang diinpassing ke dalam JFA, perhitungan

kebutuhan formasi JFA sebagaimana dimaksud dalam angka 5 di atas, agar

mempertimbangkan perolehan angka kredit yang cukup untuk naik pangkat setingkat lebih

tinggi dalam waktu 4 (empat) tahun, yang dapat dicapai apabila Auditor melaksanakan tugas

pengawasan sekurang-kurangnya selama 200 (dua ratus) hari kerja dalam satu tahun.

7. Perhitungan ketersediaan anggaran untuk pembayaran tunjangan JFA, sebagaimana

dimaksud dalam angka 5 di atas, agar berpedoman pada besarnya tunjangan sesuai

Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2002 tanggal 23 April 2002 tentang Tunjangan Jabatan

Fungsional Auditor. Besaran tunjangan JFA sesuai Keputusan Presiden tersebut dapat dilihat

dalam Lampiran VI surat ini.

8. Selain didasarkan pada pertimbangan angka 5 di atas, inpassing ke dalam JFA juga

didasarkan pada penilaian dan pertimbangan pimpinan unit kerja pengawasan yang

bersangkutan. Pemimpin unit kerja mempunyai tanggung jawab terhadap mutu PNS yang akan

diinpassing ke dalam JFA.

9. Sesuai dengan Pasal 13 ayat (2) Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekjen BPK, dan Kepala

BPKP No: 10 Tahun 1996; No: 49/SK/S/1996; No: Kep-386/K/1996 tanggal 6 Juni 1996

tentang Petunjuk Pelaksanaan JFA dan Angka Kreditnya, pengangkatan PNS ke dalam JFA di

lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan

dari Instansi Pembina.

10. PNS lainnya yang tidak dapat diinpassing, sebagaimana tersebut pada angka 1 di atas, dapat

diangkat dalam JFA melalui mekanisme Pengangkatan Pertama atau Pengangkatan

Perpindahan sesuai dengan Pasal 24 dan Pasal 26 Keputusan MENPAN Nomor 19 tahun

1996.

IV. Waktu Pelaksanaan Inpassing

1. Inpassing ke dalam JFA, sebagaimana dimaksud dalam angka III di atas, ditetapkan

terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2003 dan selambat-lambatnya harus sudah selesai

ditetapkan pada tanggal 31 Maret 2004.

2. Apabila sampai dengan tanggal 31 Maret 2004, masih terdapat Unit Pengawasan Internal

Pemda yang belum disesuaikan menurut PP Nomor 8 Tahun 2003, maka pengangkatan ke

Page 82: Halaman 49 s.d. 148

130

dalam JFA akan diatur lebih lanjut oleh Kepala BKN dan Kepala BPKP (selaku Instansi

Pembina JFA).

V. Jenjang Jabatan Auditor 1. Inpassing ke dalam JFA dilakukan dengan mengangkat PNS yang diinpassing ke dalam

jenjang jabatan Auditor Trampil atau Auditor Ahli berdasarkan pangkat terakhir yang

dimiliki per 1 Oktober 2003. Jenjang jabatan Auditor, sesuai Keputusan MENPAN Nomor

19 tahun 1996 dan Keputusan MENPAN Nomor 17/KEP/M.PAN/4/2002 tanggal 9 April

2002 tentang Penyesuaian Penamaan Jabatan Fungsional Auditor, dapat dilihat pada

Lampiran VI surat ini.

2. Persyaratan pengangkatan ke dalam jenjang jabatan Auditor Trampil dan Auditor Ahli

adalah sebagai berikut:

a. Auditor Trampil: 1) Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau

sederajat dan setinggi-tingginya Sarjana Muda / Diploma III atau sederajat

2) Telah menduduki pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I,

golongan ruang II/b

3) Penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP 3 setiap unsur sekurang-kurangnya

bernilai baik dalam tahun terakhir

b. Auditor Ahli: 1) Berijazah serendah-rendahnya Sarjana / Diploma IV atau sederajat

2) Telah menduduki pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang III/a

3) Penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP 3 setiap unsur sekurang-kurangnya

bernilai baik dalam tahun terakhir

3. PNS yang berpendidikan SLTA/DII/DIII/Sarjana Muda dan telah menduduki jabatan

tertentu di bidang pengawasan serta per 1 Oktober 2003 telah berpangkat Pembina

golongan ruang IV/a sampai dengan Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c dapat

diinpassing dalam jenjang jabatan Auditor Ahli, sepanjang tidak ada keberatan secara

tertulis dari Pimpinan Unit Pengawasan Internal Pemda.

4. PNS yang telah memperoleh gelar kesarjanaan S1, DIV, atau yang sederajat, akan tetapi

gelar (ijazah) tersebut belum diakui dalam SK Kepangkatan per 1 Oktober 2003, tidak

dapat diinpassing ke dalam jenjang jabatan Auditor Ahli.

Page 83: Halaman 49 s.d. 148

131

VI. Pejabat Yang Berwenang Mengangkat (Menandatangani SK Inpassing) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 17 Pebruari 2003 tentang

Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil serta

Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 01/SKB/M.PAN/4/2003; dan Nomor 17 Tahun 2003 tanggal 24 April 2003, Pejabat Yang

Berwenang Mengangkat (Menandatangani SK Inpassing) ke dalam JFA di lingkungan Unit

Pengawasan Internal Pemda adalah sebagai berikut :

1. Presiden, bagi PNS yang diinpassing ke dalam Jenjang Auditor Ahli Utama (Golongan

ruang IV/d – IV/e)

2. Gubernur, selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi, bagi PNS di

lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemda Propinsi yang diinpassing ke dalam Jenjang

Jabatan Auditor Trampil (golongan ruang II/b sampai dengan III/d) dan Auditor Ahli

Pertama sampai dengan jenjang Auditor Ahli Madya (golongan ruang III/a sampai dengan

IV/c)

3. Bupati, selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten, bagi PNS di lingkungan

Unit Pengawasan Internal Pemda Kabupaten yang diinpassing ke dalam Jenjang Jabatan

Auditor Trampil (golongan ruang II/b sampai dengan III/d) dan Auditor Ahli Pertama sampai

dengan jenjang Auditor Ahli Madya (golongan ruang III/a sampai dengan IV/c)

4. Walikota, selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kota, bagi PNS di lingkungan

Unit Pengawasan Internal Pemda Kota yang diinpassing ke dalam Jenjang Jabatan Auditor

Trampil (golongan ruang II/b sampai dengan III/d) dan Auditor Ahli Pertama sampai

dengan jenjang Auditor Ahli Madya (golongan ruang III/a sampai dengan IV/c)

5. Gubernur, Bupati, dan Walikota, dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya atau

memberi kuasa kepada pejabat lain di lingkungannya untuk menandatangani SK

Inpassing.

VII. Mekanisme Penerbitan Surat Keputusan Inpassing

1. Bagian yang menangani masalah kepegawaian di Unit Pengawasan Internal Pemda

melakukan inventarisasi dan menyusun daftar PNS yang memenuhi syarat untuk

diinpassing ke dalam JFA per 1 Oktober 2003 serta mengumpulkan dokumen-dokumen

yang diperlukan dari calon yang akan diangkat ke dalam JFA sesuai dengan butir IV.1

diatas. Daftar PNS tersebut dituangkan dalam format seperti pada Lampiran IV surat ini.

Dokumen-dokumen yang diperlukan dari calon antara lain:

Page 84: Halaman 49 s.d. 148

132

Surat keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir atau Surat Pernyataan

Melaksanakan Tugas pada Unit Pengawasan Internal Pemda;

Surat keputusan kepangkatan terakhir;

Ijazah terakhir yang tercantum dalam SK kepangkatan terakhir;

DP3 tahun terakhir; dan

Dokumen lainnya yang diperlukan sebagai bukti formal telah terpenuhinya semua

persyaratan untuk diinpassing.

2. Pimpinan Unit Pengawasan Internal Pemda mengajukan Usul Pengangkatan PNS melalui

inpassing ke dalam JFA kepada Kepala BPKP melalui Kepala Perwakilan BPKP setempat

untuk memperoleh persetujuan, yang terdiri dari:

a. Surat usulan pengangkatan, yang didalamnya mencantumkan pernyataan dari

Pimpinan Unit Pengawasan Internal Pemda, bahwa berdasarkan penilaian dan

pertimbangannya, PNS yang diajukan untuk diinpassing dinilai cakap untuk diangkat

dalam JFA dan sesuai dengan kebutuhan formasi JFA serta ketersediaan anggaran

untuk pembayaran tunjangan jabatannya, sesuai format pada Lampiran III surat ini.

b. Draft Surat Keputusan Inpassing Kolektif, sesuai format pada Lampiran I A dan

Lampiran I B surat ini.

c. Daftar PNS yang memenuhi syarat untuk diinpassing dan dokumen-dokumen yang

diperlukan, sebagaimana pada butir 1.

3. Perwakilan BPKP melakukan pengujian administratif terhadap usulan pengangkatan yang

diterima dari Unit Pengawasan Internal Pemda dan meneruskan hasil pengujian tersebut

kepada Kepala BPKP sebagai dasar memberikan persetujuan. Contoh format surat

persetujuan dapat dilihat pada Lampiran V surat ini.

4. Setelah memperoleh persetujuan dari Kepala BPKP, Pimpinan Unit Pengawasan Internal

Pemda mengajukan draft SK Inpassing beserta Daftar PNS yang memenuhi syarat untuk

diinpassing kepada Pejabat Yang Berwenang Mengangkat untuk ditetapkan menjadi

keputusan.

5. Setelah Surat Keputusan Inpassing ditandatangani oleh Pejabat yang Berwenang, Bagian

yang menangani masalah kepegawaian pada Unit Pengawasan Internal Pemda

menyiapkan petikan surat keputusan untuk masing-masing PNS yang diangkat untuk

ditandatangani oleh Pejabat yang diberi wewenang sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 9 Tahun 2003. Contoh format petikan surat keputusan dapat dilihat pada Lampiran II A

dan II B surat ini.

Page 85: Halaman 49 s.d. 148

133

6. Petikan Surat Keputusan disampaikan kepada PNS yang bersangkutan.

7. Surat keputusan inpassing ditembuskan kepada Kepala BPKP, Kepala BKN, dan instansi

terkait lainnya.

8. Dalam Surat Keputusan Kolektif dan Petikannya dicantumkan besarnya angka kredit yang

bersangkutan per tanggal inpassing dan besarnya tunjangan jabatan yang diberikan.

VIII. Angka Kredit Inpassing

1. Penghitungan angka kredit per tanggal inpassing untuk masing-masing PNS yang

diinpassing didasarkan pada Lampiran III A dan III B, Surat Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 / 1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang JFA dan

Angka Kreditnya (Tabel Angka Kredit dapat dilihat pada Lampiran VII surat ini)

2. Masa Kerja pangkat terakhir untuk perhitungan angka kredit per tanggal inpassing,

sebagaimana dimaksud dalam angka 1 di atas, dihitung dalam satuan bulat, yaitu kurang

dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) tahun, 2 (dua) tahun, 3 (tiga) tahun, dan 4 (empat) tahun atau

lebih.

Misalnya:

a. Sukartono, SE, berpangkat Pembina (Golongan ruang IV/a) dan pada saat inpassing

per tanggal 1 Oktober 2003 memiliki masa kepangkatan 2 tahun 9 bulan dalam

pangkat terakhir, maka berdasarkan Lampiran IIIB Keputusan MENPAN Nomor 19

Tahun 1996, yang bersangkutan diberikan angka kredit inpassing sebesar 474 angka

kredit (angka kredit untuk Golongan Ruang IV/a, Ijazah Sarjana, masa kepangkatan 2

tahun).

b. Dra. Dewi Aryanti, berpangkat Penata Tk.I (Golongan ruang III/d) dan pada saat

inpassing per tanggal 1 Oktober 2003 memiliki masa kepangkatan 8 tahun 6 bulan

dalam pangkat terakhir, maka berdasarkan Lampiran III B Keputusan MENPAN Nomor

19 Tahun 1996, yang bersangkutan diberikan angka kredit inpassing sebesar 400

angka kredit (angka kredit untuk Golongan Ruang III/d, Ijazah Sarjana, masa

kepangkatan 4 tahun/lebih).

3. Angka kredit inpassing tersebut merupakan saldo awal angka kredit per 1 Oktober 2003.

Seluruh kegiatan dan prestasi sebelum 1 Oktober 2003 dianggap telah terwakili dalam

angka kredit inpassing, sehingga atas kegiatan dan prestasi tersebut tidak dapat lagi

diberikan angka kredit.

Page 86: Halaman 49 s.d. 148

134

4. Dalam Surat Keputusan Inpassing, jumlah angka kredit inpassing dibagi ke dalam sub

unsur Pendidikan, Pengawasan, dan Unsur Penunjang. Cara perhitungan angka kredit

untuk masing-masing Unsur / sub unsur adalah sebagaimana contoh berikut:

Drs. Susanto pada saat inpassing per 1 Oktober 2003 telah berpangkat Pembina,

golongan ruang IV/a dengan masa kerja 10 bulan dalam pangkat terkahir. Sesuai Lampiran

III B Keputusan MENPAN Nomor 19 Tahun 1996, yang bersangkutan berhak memperoleh

angka kredit sebesar 400. Angka kredit tersebut dibagi menjadi 80 % Unsur Utama atau

sama dengan 320 angka kredit, dan 20 % untuk Unsur Penunjang atau sama dengan 80

angka kredit. Selanjutnya, angka kredit dari Unsur Utama dibagi lagi untuk sub Unsur

Pendidikan sebesar 75 angka kredit (besaran angka kredit untuk pendidikan Sarjana / S1),

dan sisanya sebesar 245 [ (400 x 80%) - 75] merupakan angka kredit sub Unsur

Pengawasan. Untuk jelasnya, penetapan angka kredit inpassing bagi Drs. Susanto per 1

Oktober 2003 adalah sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

No Uraian Angka Kredit %

I Unsur Utama

1 Pendidikan 75

2 Pengawasan 245

3 Pengembangan Profesi -

Sub Jumlah 320 80%

II Unsur Penunjang 80 20%

Jumlah 400 100%

5. Angka Kredit untuk sub unsur Pengembangan Profesi diberikan setelah yang

bersangkutan diinpassing ke dalam JFA dan melakukan kegiatan yang memperoleh angka

kredit kegiatan Pengembangan Profesi sesuai Lampiran 1 A dan 1 B, Keputusan MENPAN

Nomor 19 Tahun 1996.

6. Perolehan angka kredit sejumlah tertentu dari sub unsur Pengembangan Profesi

merupakan salah satu persyaratan kenaikan pangkat Pejabat Fungsional Auditor (PFA)

sesuai ketentuan angka VI huruf E Lampiran Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-

13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan

Page 87: Halaman 49 s.d. 148

135

pelaksanaan JFA dan Angka kreditnya di lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional

pemerintah.

7. Kenaikan pangkat terhitung mulai tanggal 1 April 2004 bagi PNS yang telah diinpassing,

disyaratkan menggunakan angka kredit dan memenuhi syarat lain sesuai ketentuan yang

berlaku dalam JFA. PNS yang telah diinpassing ke dalam JFA tidak dapat dipertimbangkan

untuk naik pangkat melalui kenaikan pangkat reguler. Persyaratan perolehan angka kredit

sejumlah tertentu dari sub unsur Pengembangan Profesi, sebagaimana dinyatakan dalam

angka 5 di atas, dapat dipertimbangkan untuk belum diberlakukan pada kenaikan pangkat

pertama setelah inpassing.

IX. Diklat Sertifikasi 1. Diklat sertifikasi JFA bagi PNS yang diinpassing dalam JFA di lingkungan Unit

Pengawasan Internal Pemda mengacu pada Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-

07.02.01-603/K/2001 tanggal 28 September 2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Diklat bagi Pejabat yang Diinpassing di lingkungan APFP.

2. PNS yang diinpassing ke dalam JFA diwajibkan untuk memperoleh sertifikat lulus diklat

sertifikasi JFA sesuai dengan jenjang jabatan Auditor yang didudukinya dalam waktu 2

(dua) tahun sejak tanggal inpassing.

3. Berdasarkan Pasal 21 Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekjen BPK, dan Kepala BPKP

No. 10 Tahun 1996; No. 49/SK/S/1996; No. Kep-386/K/1996, apabila dalam masa 2 (dua)

tahun Auditor tidak berhasil memperoleh sertifikat yang diperlukan, maka Auditor tersebut

tidak dapat berperan sesuai dengan jabatannya.

4. Diklat Sertifikasi JFA diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

(Pusdiklatwas) BPKP, sedangkan seleksi calon peserta diklat dilakukan oleh Pusat

Pembinaan JFA (Pusbin JFA) bekerja sama dengan Perwakilan BPKP di seluruh

Indonesia. Apabila dipandang perlu, penyelenggaraan diklat sertifikasi JFA dapat

dilaksanakan di daerah sesuai kebutuhan. Untuk pelaksanaan diklat sertifikasi JFA,

masing-masing Unit Pengawasan Internal Pemda dapat berkoordinasi dengan Perwakilan

BPKP setempat.

Page 88: Halaman 49 s.d. 148

136

X. Lain-lain Untuk kelancaran pelaksanaan ketentuan JFA, agar kepada masing-masing Unit Pengawasan

Internal Pemda segera menyusun draft Keputusan Gubernur / Bupati / Walikota tentang

Pedoman Penerapan JFA di lingkungan masing-masing, terutama menyangkut:

1. Organisasi Auditor, yang terdiri dari:

a. Pejabat Yang Berwenang Mengangkat, Membebaskan Sementara, dan

Memberhentikan Pejabat Fungsional Auditor

b. Pejabat Yang berwenang Menetapkan Angka Kredit

c. Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit JFA

d. Pejabat Pengusul Angka Kredit JFA

2. Pengangkatan, Pembebasan Sementara, dan Pemberhentian dalam / dari JFA

3. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit JFA

4. Kualifikasi Pendidikan PNS yang dapat diangkat dalam JFA

5. Tata Cara Permintaan, Pemberian dan Penghentian Tunjangan JFA

6. Kegiatan PFA yang dapat diberikan angka kredit.

7. Lain-lain ketentuan umum yang diperlukan, sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan

Pemerintah Daerah masing-masing.

Penyusunan pedoman tersebut hendaknya berpedoman pada ketentuan-ketentuan JFA,

antara lain:

1) Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2002 tanggal 23 April 2002 tentang Tunjangan

Jabatan Fungsional Auditor

2) Keputusan MENPAN No. 19 / 1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang JFA dan Angka

Kreditnya

3) Keputusan MENPAN No. 17/KEP/M.PAN/4/2002 tanggal 9 April 2002 tentang

Penyesuaian Penamaan Jabatan Fungsional Auditor

4) Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekjen BPK, dan Kepala BPKP No: 10 Tahun

1996; No: 49/SK/S/1996; No: Kep-386/K/1996 tanggal 6 Juni 1996 tentang Petunjuk

Pelaksanaan JFA dan Angka Kreditnya

5) Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-13.00.00-125/K/1997 tanggal 5 Maret 1997

tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan JFA dan Angka Kreditnya di

lingkungan APFP

6) Keputusan Kepala BKN Nomor 08 Tahun 2002 tanggal 29 Mei 2002 tentang Tata Cara

Permintaan, Pemberhentian dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor

Page 89: Halaman 49 s.d. 148

137

7) Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-817/K/JF/2002 tanggal 3 Desember 2002

tentang Prosedur Kegiatan Baku Penilaian dan Penetapan Angka Kredit JFA di

Lingkungan APIP (SOP PPAK).

Demikian, apabila masih terdapat hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, dapat

dikoordinasikan dengan Perwakilan BPKP setempat atau kepada:

Pusat Pembinaan JFA BPKP

Jl. Hayam Wuruk No. 7, Jakarta Pusat 10120

Telp. / Facsimili (021) 3855713

E-mail: [email protected]

Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Kepala,

ttd

ARIE SOELENDRO

NIP 060035861

Tembusan Yth:

1. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

2. Menteri Dalam Negeri

3. Kepala Badan Kepegawaian Negara

4. Direktur Jenderal Anggaran, Departemen Keuangan

5. Para Gubernur, Bupati, dan Walikota.

6. Kepala Perwakilan BPKP di seluruh Indonesia

7. Kepala Pusdiklatwas BPKP

Page 90: Halaman 49 s.d. 148

138

DAFTAR LAMPIRAN

I. A. Surat Keputusan Inpassing B. Daftar Nama PNS yang Disesuaikan Dalam Jabatan Fungsional Auditor

II. A. Petikan Surat Keputusan B. Daftar Nama Pejabat Fungsional Auditor

III. Surat Pengusulan Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor IV. Daftar Usulan Nama PNS yang Akan Disesuaikan Dalam Jabatan Fungsional Auditor V. Surat Persetujuan Pengangkatan Dalam Jabatan Fungsional Auditor VI. Jenjang Jabatan, Kepangkatan, dan Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor VII. Tabel Angka Kredit Inpassing

Page 91: Halaman 49 s.d. 148

139

Lampiran I.A

KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) PROVINSI/DAERAH*) ...............

NOMOR: ............

TENTANG

PENYESUAIAN DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT

JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN ............ PROVINSI/DAERAH*) ...............

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) PROVINSI/DAERAH*) ...............

Menimbang: a. Bahwa nama-nama dan NIP yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini terhitung mulai tanggal dalam lampiran tersebut telah melaksanakan tugas/kegiatan pengawasan pada ............

b. Bahwa sebagai pelaksanaan Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor: 17/2003, nama-nama dan NIP yang tercantum dalam lampiran surat ini dianggap cakap dan mampu untuk menduduki Jabatan Fungsional Auditor.

c. Bahwa sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996, dipandang perlu mengeluarkan Keputusan Penyesuaian Jabatan dan Angka Kredit Auditor Ahli dan Auditor Trampil.

Mengingat: a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jo.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. e. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Pegawai Negeri Sipil f. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan

Fungsional g. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2002 tentang Tunjangan Jabatan

Fungsional Auditor h. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 19 Tahun

1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya i. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

17/KEP/M.PAN/4/2002 tentang Penyesuaian Penamaan Jabatan Fungsional Auditor

j. Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekjen BPK, dan Kepala BPKP No. 10 Tahun 1996; No. 49/SK/S/1996; No. Kep-386/K/1996 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan JFA dan ANgka Kreditnya di Lingkungan APFP.

Page 92: Halaman 49 s.d. 148

140

Memperhatikan: a. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor: K.26-30/V-64-3/74, tanggal 24 Juni 2003, tentang Inpassing Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah

b. Surat Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor: S- 772/K/JF/2003, tanggal 21 Juli 2003, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inpassing JFA di Lingkungan Unit Pengawasan Internal Pemerintah Daerah

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERTAMA: Terhitung mulai tanggal .................. Pegawai Negeri Sipil dengan nama-nama dan

NIP yang tercantum dalam lampiran keputusan ini disesuaikan dalam jabatan dan angka kredit Auditor Ahli dan Auditor Trampil sebagaimana tercantum dalam lampiran tersebut.

KEDUA: ..................... KETIGA: .................... KEEMPAT: Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka

diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya. ASLI: Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk

diketahui dan digunakan untuk pembuatan petikan. TEMBUSAN: 1. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

2. Kepala Badan Kepegawaian Negara u.p Deputi Tata Usaha Kepegawaian/Kanwil BKN yang bersangkutan

3. Kepala Badan Kepegawaian Daerah yang bersangkutan 4. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit 5. Kepala KTUA yang bersangkutan 6. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara yang bersangkutan 7. Pejabat instansi lain yang berkepentingan

Ditetapkan di ........................ Pada tanggal ........................ ............................................... ............................................... ............................................... NIP ........................................

*) Coret yang tidak perlu

Page 93: Halaman 49 s.d. 148

141

Lampiran I.B

DAFTAR NAMA PNS YANG DISESUAIKAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Angka Kredit Ket.

No. Nama NIP

Pangkat/

Gol.

Ruang

TMT

Kepang

katan

Pen

didik

an

Jabatan

Sebe

lumnya

Unit

Ker

ja

Jabat

an

Audi

tor

Pendi

dikan

Penga

wasan

Penun

jang

Jum

lah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Page 94: Halaman 49 s.d. 148

142

Lampiran II.A

PETIKAN KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*) PROVINSI/DAERAH*) ...............

..................................................................................... .....................................................................................

Nama : ................................................. Lampiran : satu berkas .....................................................................................

Memperhatikan : Dst ... Membaca : Dst ... Menimbang : Bahwa Pegawai Negeri Sipil yang namanya tersebut dalam lampiran

keputusan ini, memenuhi syarat dan dipandang cukup untuk disesuaikan dalam jabatan Auditor .......................

Mengingat : Dst ... Menetapkan: PERTAMA: Pegawai Negeri Sipil yang namanya tersebut dalam lampiran keputusan ini,

disesuaikan dalam Jabatan Auditor ...................... dengan angka kredit ........... (................................) dan tunjangan sebesar .......................... terhitung mulai tanggal ...........................

KEDUA: ..................... KETIGA: Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka

diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya. ASLI: Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk

diketahui dan digunakan untuk pembuatan petikan.

Page 95: Halaman 49 s.d. 148

143

SALINAN: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara u.p Deputi Tata Usaha Kepegawaian/Kanwil BKN

yang bersangkutan 2. Kepala Badan Kepegawaian Daerah yang bersangkutan 3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit 4. Kepala KTUA yang bersangkutan 5. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara yang bersangkutan 6. Pejabat instansi lain yang berkepentingan

Ditetapkan di ........................ Pada tanggal ........................ ............................................... ............................................... ............................................... NIP ........................................

*) Coret yang tidak perlu

Page 96: Halaman 49 s.d. 148

144

Lampiran II.B

DAFTAR NAMA PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR

Angka Kredit

No. Nama NIP

Pang

kat/

Gol.

Ruang

TMT

Kepang

katan

Jabat

an

Auditor

Pendi

dikan

Penga

wasan

Penun

jang

Jumlah Unit

Kerja Ket.

1 s.d ....

... .......... ..... .........

.....

...........

..

.........

....

..........

...

............

.

.........

....

..........

...

...........

..

.............

... dst

Page 97: Halaman 49 s.d. 148

145

Lampiran III

...............................................

...............................................

Nomor Lampiran Hal

: : :

...

... Pengusulan Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor

...... .............. 20...

Yang terhormat, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Melalui Kepala Perwakilan BPKP Provinsi .......... Di ...............

Bersama ini kami mengajukan nama-nama berikut beserta kelengkapan persyaratannya (terlampir) untuk mendapatkan persetujuan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ke dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui Inpassing. Berdasarkan penilaian dan pertimbangan kami, nama-nama tersebut dinilai cakap untuk diangkat dalam Jabatan Fungsional Auditor dan telah sesuai dengan kebutuhan formasi serta ketersediaan anggaran untuk pembayaran tunjangan jabatannya. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

......................................... ............................... NIP ....................... Tembusan: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara di Jakarta 2. Kepala Kantor Regional ... Badan Kepegawaian Negara di ... 3. Kepala Pusat Pembinaan JFA di Jakarta 4. ... 5. ...

Page 98: Halaman 49 s.d. 148

146

Lampiran IV

DAFTAR USULAN NAMA PNS YANG AKAN DISESUAIKAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Pendidikan Riwayat Jabatan

No.

Nama/

NIP/

Tanggal

Lahir

Jabat

an/

TMT

Pangkat/

Gol.

Ruang/

TMT

Formal Struktural Teknis

Fungsional

Unit

Penga

wasan

Unit Kerja

Lainnya

Nilai DP-

3 Tahun

Terakhir

Diusul

kan

Dalam

Jabatan

Ket.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Page 99: Halaman 49 s.d. 148

147

Lampiran V

...............................................

...............................................

Nomor Lampiran Hal

: : :

...

... Persetujuan Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor

...... .............. 20...

Yang terhormat, Kepala .................................. ................................................ Di ...............

Sesuai dengan surat Saudara Nomor: ....................... tanggal .... ............. 20...... perihal .......................... dan setelah melakukan penelitian kelengkapan berkas persyaratan yang kami terima, maka usulan atas nama-nama Pegawai Negeri Sipil yang tersebut dalam lampiran berikut ini kami disetujui untuk diangkat ke dalam Jabatan Fungsional Auditor. Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Auditor agar tetap memperhatikan kecukupan beban kerja, sehingga para Pejabat Fungsional Auditor dapat memperoleh angka kredit yang cukup untuk kenaikan pangkat berikutnya sesuai ketentuan yang berlaku. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

......................................... ............................... NIP ....................... Tembusan: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara di Jakarta 2. Kepala Kantor Regional ... Badan Kepegawaian Negara di ... 3. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi ... di ... 4. Kepala Pusat Pembinaan JFA di Jakarta 5. ... 6. ...

Page 100: Halaman 49 s.d. 148

148

Lampiran VI

JENJANG JABATAN, KEPANGKATAN, DAN TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Jenjang Jabatan

Penyebutan Sesuai Keputusan MENPAN

No. 19/1996

Penyesuaian Penyebutan Sesuai Keputusan

MENPAN No. 17/KEP/M.PAN/4/2002

Kepang katan

Tunjangan Jabatan Sesuai

KEPPRES No. 23/2002

(1) (2) (3) (4)

Jenjang Auditor Ahli Jenjang Auditor Ahli

Auditor Ahli Utama Auditor Ahli Utama IV/d – IV/e Rp. 1.000.000,00

Auditor Ahli Madya Auditor Ahli Madya IV/a – IV/c Rp. 725.000,00

Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Muda III/c – III/d Rp. 475.000,00

Auditor Ahli Pratama Auditor Ahli Pertama III/a – III/b Rp. 225.000,00

Jenjang Auditor Trampil

Jenjang Auditor Trampil

Auditor Trampil Muda

Auditor Penyelia III/c – III/d Rp. 350.000,00

Auditor Trampil Pratama

Auditor Pelaksana Lanjutan III/a – III/b Rp. 200.000,00

Auditor Trampil Pemula

Auditor Pelaksana II/b – II/d Rp. 125.000,00

Page 101: Halaman 49 s.d. 148

50