فوس̣̥ا ҡض -...

12
1 Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana) ة ض سوف مك ا يل م يل تؼل م وا م ركز يفديث ام دراسة امPKH Pusat Kajian Hadits Solo

Upload: leanh

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

امكسوفضالة وامتؼليلابدلميل

دراسة احلديث امرشيفركز مPKH

Pusat Kajian Hadits Solo

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

2

ثسم هللا امرمحن امرحميMUQADDIMAH

Kusuf (كسوف) dan khusuf (خسوف) adalah dua kata yang bermakna

sama, yaitu gerhana, baik matahari atau bulan. Kebanyakan pakar fiqh menggunakan kusuf untuk gerhana matahari, sementara khusuf untuk gerhana bulan1; dan inilah bahasa yang terfashih2.

Kusuf matahari senantiasa terjadi di akhir bulan, sementara kusuf bulan senantiasa terjadi di tengah bulan. Maksudnya adalah bulan qamariyah.

SEBAB KUSUF Ada 2 sebab yaitu:

1. Sebab hissi; bisa diketahui dengan ilmu falak. 2. Sebab syar’i; yaitu Alloh Swt berkehendak menimbulkan rasa takut

dalam hati para hamba-Nya, dengan memperlihatkan tanda Kekuasaan-Nya tersebut.

KUSUF TOTAL DI MASA RASULULLAH SAW

1. Terjadi hanya 1x, yaitu kusuf matahari total3, tgl. 29 Rabi’ul Awal4 10 Hijriyah, di hari yang sangat terik5, pukul 08.30 pagi6.

2. Terjadi saat Ibrahim putra Nabi saw wafat; untuk mengenyahkan keyakinan jahiliyah bahwa kusuf berakibat wafat/lahirnya orang besar.

HUKUM SHALAT KUSUF

1. Jumhur ulama`: sunnah mu`akkadah. [Lihat: at-Tâjul Jâmi’: 1/283] 2. Abu Hanifah & Abu ‘Awanah: wajib. Dihikayatkan dari Malik bahwa

1 Sesuai dengan ayat وخسف القمر (dengan huruf kha` untuk bulan).

2 Pendapat lain: KUSUF untuk permulaan gerhana, KHUSUF untuk penghujungnya. * KUSUF:

gerhana total; KHUSUF: gerhana sebagian. (Fathul Bari: 2/614) 3 Riwayat Ibnu Hibban dalam as-Sirah: Kusuf pertama di masa Islam adalah kusuf bulan yang

terjadi pada tahun ke-5 Hijriyah. (Fathul Bari: 2/628, dari al-Hadyun Nabawi karya Ibnul Qayyim) 4 Menurut Syaikh ‘Utsaimin. Pendapat lain: Ramadhan, atau Dzul Hijjah. (Fathul Bari)

5 Lihat: Tanbihul Afham oleh Syaikh al-‘Othaimeen rhm.

6 Diketahui dengan hisab ilmu falak. (Lihat: Syarh Bulughul Maram oleh Syaikh Mubarakfuri rhm)

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

3

menurut beliau shalat kusuf sama dengan shalat Jum’at. 7

KAPAN SHALAT KUSUF Pelaksanaan shalat kusuf berdasarkan ru’yah, yaitu jika melihat

kejadian kusuf. Adapun jika mendung sehingga kusuf tidak tampak, maka tidak dilakukan shalat kusuf meskipun teori falak menyatakan terjadi kusuf. Ini berdasarkan hadits shahih:

ذا رآيتموها (: 2/44خ )سفان مموت آحد ، وال محياثو فا ها آيتان من آيت هللا ال ي

الة فافز ل امط .غوا ا

“Keduanya (kusuf & khusuf) adalah 2 tanda dari tanda-tanda (Kekuasaan) Alloh; keduanya tidaklah gerhana karenakematian seseorang, tidak pula karena kelahirannya. Maka jika kalian melihatnya, bersegeralah melakukan shalat.” HR Bukhari.

SERUAN UNTUK SHALAT KUSUF Tidak ada adzan dan iqamah untuk shalat kusuf. Sebagai gantinya diserukan: Innas Shalâta jâmi’ah atau as-Shalâta jâmi’ah, berdasarkan hadits:

غنما (: 2/44)خ رو رض الل ا كس كال غن غحد هللا جن ع مس ػل غيد : مم فت امش

الة جامؼة ن امطالة : 4/23م . )رسول هللا ضل هللا ػليو وسمل هودي ا /ة (جامؼة /ة امط

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr ra berkata, “Saat gerhana matahari di masa Rasulullah saw, diserukanlah: Sesungguhnya shalat ini mengumpulkan.” HR Bukhari.

CARA SHALAT KUSUF

مس ف حياة امنب ضل هللا ػليو وسمل (: 2/44)خ غن ػائشة كامت خسفت امشآ رسول هللا ضل هللا ػليو وسمل كراءة فاكت ل اممسجد فطف امناس وراءه فكب

فخرج ا

فركع ركوػ ا طويال ث كال ده طويل ث كب ممن مح ع الل نا ول امحمد ] س [ 4/22: م رت وركع ركوػ ا طويال فلام ومم يسجد وكرآ كراءة طويل ه آدن من املراءة األول ث كب

ل ث كال كوع األو نا ول امحمد وىو آدن من امر ده رت ممن مح ع الل ث سد ث كال ف س

7 Lihat: Fathul Bari: 2/603 & Musnad Abi ‘Awanah.

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

4

تكل آرتع ركؼات ف آرتع سدات كؼة األخرة مثل ذل فاس امرBerdasarkan hadits di atas dan yang serupa dengannya, disimpulkan

bahwa shalat kusuf terdiri dari 2 rekaat dengan 4 ruku’ & 4 sujud. Berbeda dengan shalat biasanya yang ruku’nya hanya 2x, sebagai isyarat bahwa kondisi kusuf juga berbeda dari kondisi biasa matahari/bulan. Wallahu A’lam.

Perincian shalat kusuf adalah: 1. Takbiratul ihram. 2. Doa ifititah, surah al-Fatihah, surah panjang sekira al-Baqarah. 3. Ruku’ perdana. 4. Tasmi’ & tahmid (Sami’allahu liman hamidahu & Rabbana walakal

hamdu)8, lalu bersedekap & membaca al-Fatihah & surah panjang. 5. Ruku’ ke-2. 6. I’tidal lengkap: Tasmi’ dan tahmid. 7. Sujud, duduk, sujud lagi. Lalu rekaat ke-2 dilakukan dengan cara yang sama, dengan bacaan

surah panjang sekira Ali ‘Imran9. Jika dilakukan seperti shalat biasanya, maka menurut Bandaniji dll,

shalatnya tidak mencukupi. (Fathul Bari: 2/606) Namun menurut al-Hafizh, asal sunnahnya telah terlaksana, hanya tidak sempurna. (Fathul Bari: 2/613)

QIRA’AH DALAM SHALAT KUSUF 1. Jumhur ulama` (Hanafi, Maliki, Syafi’i): Bacaan surah dibaca sirr (tanpa

suara) pada kusuf mentari; dan dibaca jahr (keras) pada kusuf bulan. 2. Imam Ahmad: Dibaca jahr baik pada kusuf mentari atau bulan10. 3. Imam Thabarai: Silakan pilih, jahr atau sirr pada keduanya.

Pendapat Ahmad lebih kuat karena: مثحت اجلير مؼو كدر زائدة فاألخذ تو آول

(Yang menyebutkan jahr berarti memiliki tambahan informasi, maka lebih utama untuk diamalkan). Ibnul ‘Arabi: “Lebih baik jahr karena shalat ini mengumpulkan banyak orang.” Demikian dijelaskan dalam Fathul Bari.

8 Bukan takbir seperti pendapat Imam Syafi’i. (Lihat keterangan Tarmidzi untuk hadits ke-564)

9 Perkiraan al-Baqarah & Ali ‘Imran diriwayatkan oleh Abu Dawud 1187; hadits hasan. * Menurut

Syafi’i: Rekaat I al-Baqarah & Ali ‘Imran, rekaat II surah an-Nisa` & al-Ma`idah (Tarmidzi 564). 10

Dalilnya adalah hadits ‘Aisyah ra dalam Bukhari 2131 bahwa Nabi membaca jahr dalam khusuf.

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

5

JUMLAH RUKU’ DALAM SHALAT KUSUF

1. Hadits ‘Aisyah dalam Shahihain: 4 ruku’ dalam 2 rekaat. 2. Hadits ‘Aisyah & Jabir dalam Muslim: 6 ruku’ (3 + 3). 3. Hadits Ibnu ‘Abbas dalam Muslim: 8 ruku’ (4 + 4). 4. Hadits Ubay bin Ka’b dalam Abu Dawud: 10 ruku’ (5 + 5).

Imam Syafi’i, Ahmad, dan Bukhari menilai bahwa semua riwayat tentang ruku’ lebih dari 4 adalah ghalath (salah) dari sebagian rawi. Menurut Nawawi, semuanya boleh diamalkan karena itu terjadi berkali-kali di masa Nabi dengan cara yang berbeda-beda tersebut. Namun pendapat Nawawi ini lemah, karena kusuf total di masa Nabi saw hanya 1x, dan hadits-hadits tersebut mengisahkan 1 kejadian yang sama. (Fathul Bari: 2/610)

I’TIDAL & DUDUK ANTARA 2 SUJUD: JUGA LAMA Ini penting dijelaskan, sebab dalam madzhab Syafi’i terdapat istilah

“arkan qashirah” (rukun yang pendek), yaitu I’tidal & duduk antara 2 sujud. Menurut mereka, arkan qashirah tidak boleh dipanjangkan. Jika dipanjangkan sekali, maka shalatnya justru batal. Pendapat ini tidak akurat karena hadits shahih justru menegaskan bahwa i’tidal & duduk tersebut juga lama, yaitu:

ث رفع فبطال ث سد : (43/ 4)م “Kemudian beliau mengangkat (kepalanya) lalu memanjangkannya, kemudian sujud.” HR Muslim.

(حصيح)ث رفع رآسو وجلس فبطال اجللوس ث سد (: 741/ 4)ن “Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan duduk, lalu duduk lama, kemudian sujud.” HR Nasa`I dari hadits ‘Abdullah bin ‘Amr ra.; shahih. Al-Hafizh menegaskan, “Aku tidak mendapati tentang memanjangkan duduk antara 2 sujud kecuali pada jalur (sanad) ini; dan Ghazali telah menukil bahwa ulama` sepakat untuk tidak memanjangkannya; maka jika yang dimaksud adalah kesepakatan ulama` dalam 1 mazhab tertentu, tidak ada masalah. Tapi jika maksudnya adalah ijma’ (kesepakatan seluruh madzhab), maka statemen Ghazali tertolak dengan riwayat ini.” (Fathul Bari: 2/619)

NB: Imam Ghazali mengaku bukan pakar hadits. Imam Nawawi berkomentar bahwa Ghazali meriwayatkan hadits tidak sesuai kode etik pakar hadits.

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

6

SUJUD: JUGA LAMA

Ini penting dikupas, karena dalam kitab fiqh Syafi’i bertajuk Matn Abi

Syuja’ disebutkan: ح فهيام دون امسجودركوػان يطيل امتسخي (Dua ruku’ yang

panjang dengan membaca tasbih; sementara sujud tidak dipanjangkan) Penjelasan ini tidak akurat, karena hadits shahih menegaskan:

جود ث سد ف ... ضل ضالة امكسوف ضل هللا ػليو وسمل آن امنب : (723/ 7)خ بطال امس“Bahwa Nabi saw melakukan shalat kusuf, kemudian beliau sujud lalu memanjangkan sujudnya.” HR Bukhari.

Al-Hafizh berkomentar, “Hadits ini menolak pendapat bahwa tidak disunnahkan melamakan sujud dalam shalat kusuf.” (Fathul Bari: 2/614)

“Melamakan sujud sebagaimana ruku’ adalah madzhab Ahmad, dan itulah yang ditetapkan oleh para shahabat Imam Syafi’i yang termasuk para ahli hadits, dan dipilih juga oleh Imam Nawawi. Imam Syafi’i menegaskan dalam al-Buwaithi: 2 sujud dilakukan dengan lama seperti lamanya ruku’.” (Fathul Bari: 2/618)

Menurut madzhab Maliki, sujud tidak dilamakan, karena: - Tidak ada sujud tambahan (yaitu tetap 2x dalam 1 rekaat), maka

sujud tidak perlu dilamakan. - Jika sujud lama, dikhawatirkan ketiduran. - Kusuf terjadi di atas, maka seyogyanya yang dipanjangkan adalah

rukun shalat yang bersifat naik; maka sujud yang bersifat turun tidak dipanjangkan.

Semua ini ditolak mentah oleh al-Hafizh (Fathul Bari: 2/617) dengan

satu kaidah: املياس ف ملاتل امنص فاسد االغتحار : “Qiyas yang bertentangan

dengan nash, adalah rusak (tidak berlaku).”

9 AMALAN SAAT KUSUF Disunnahkan melakukan 9 amalan saat terjadi kusuf, yaitu: 6 amalan lisan dan 3 amalan anggota badan.

6 amalan lisan: memperbanyak dzikir, doa, takbir, istighfar, tasbih, tahlil.

3 amalan anggota badan: shalat kusuf, sedekah, ‘itaqah (memerdekakan budak), berdasarkan hadits-hadits shahih:

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

7

تغفاره (: 43/ 4)م ل ذكره ودػائو واس ذا رآيت منا شيئ ا فافزغوا ا

فا

“Jika kalian melihat sesuatu darinya (ayat-ayat Alloh) maka bersegeralah berdzikir, berdo’a, dan beristighfar kepada-Nya.” HR Muslim.

ذا(: 44/ 2)خ كوا فا وا وثطد وا وضل وكب رآيت ذل فادغوا الل

“Jika kalian melihat itu (kusuf), maka berdoalah kepada Alloh, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah.” HR Bukhari.

اء (: 2/41)خ مس ملد آمر امنب ضل هللا ػلي: غن آس .و وسمل ابمؼتاكة ف كسوف امشAsma` berkata, “Sungguh-sungguh Nabi saw telah memerintahkan untuk memerdekakan budan di saat terjadi kusuf mentari.” HR Bukhari.

ويدغو حت (: 43/ 4)م ل ويكب مد ويل ح وي ح غنافجؼل يس حBeliau bertasbih, tahmid, tahlil, takbir & berdoa hingga usai kusuf. HR Muslim11

MASA BERAKHIR SHALAT KUSUF Rasulullah saw shalat kusuf hingga matahari kembali sempurna. Jika

shalat usai namun matahari masih kusuf, hendaklah memperbanyak doa & dzikir hingga kusuf berakhir12, berdasarkan hadits shahih:

وا وادغوا حت يكشف ما جك (: 42/ 2)خ ذا رآيتموها فطل .فا

“Jika kalian melihat keduanya (kusuf mentari/bulan), maka shalatlah dan berdoalah hingga disingkapkan (gerhana yang menimpa) kalian.” HR Bukhari.

TERLAMBAT SHALAT KUSUF 1. Jika masih sempat ruku’ pertama bersama imam, berarti tidak

terlambat. 2. Jika hanya mendapati ruku’ kedua bersama imam, maka dinilai

terlambat 1 rekaat, karena ruku’ yang merupakan rukun hanyalah ruku’ pertama, sementara ruku’ kedua adalah tambahan.13

11

Sa’id bin Manshur dari Ibnu ‘Abbas: Maka berdzikirlah kepada Alloh, Takbirlah, Tasbihlah, dan Tahlillah (Fathul Bari: 2/547). Belum ana ketemukan dalam Sunan Sa’id bin Manshur karena memang Sunannya itu hanya sebagiannya yang sampai kepada masa kita saat ini. Lainnya ludes. 12

Jika kusuf usai sebelum shalat selesai, lanjutkan shalat. (HR Muslim 2158, dari Ibnu Samurah) 13

Lihat: Fatawa ‘anil Kusuf wal Khusuf; Syaikh al-Jibrin rhm.

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

8

SHALAT KUSUF BERJAMA’AH/SENDIRI

Hukum asalnya, shalat kusuf dilakukan secara berjama’ah, sesuai sunnah Rasulullah saw14. [Mazhab Hanafi: Shalat kusuf bulan tanpa berjamaah]

Namun bilamana imam tidak menegakkan shalat kusuf, maka tidak mengapa dilakukan sendiri-sendiri. Atau di saat terlambat misalnya, dipersilakan untuk melakukannya sendiri jika kusuf masih berlangsung. Ini berdasarkan isyarat hadits shahih (Lihat Fathul Bari: 2/613):

ذ (: 44/ 2)خ الة فا ل امط

ل اممساجد : 733/ 2. ]مح ا رآيتموها فافزغوا ا

[فافزغوا ا

“Jika kalian melihat keduanya maka bersegeralah melakukan shalat.” HR Bukhari. * Atau: bersegeralah ke masjid-masjid. HR Ahmad; hadits hasan. Perintah bersegera melakukan shalat ini mengindikasikan diperbolehkannya shalat kusuf sendiri-sendiri, sebab jika harus menunggu berkumpulnya orang banyak tentu tidak dapat bersegera shalat.

SHALAT KUSUF DI WAKTU KARAHAH Waktu karahah adalah waktu dilarangnya melakukan shalat; yaitu

ba’da shubuh hingga terbit mentari, waktu istiwa`15, dan ba’da asar saat mentari menguning hingga terbenam.

1. Jumhur ulama`: Boleh dilakukan shalat kusuf meski di waktu karahah. 2. Madzhab Hanafi & masyhur Madzhab Hanbali: tidak boleh dilakukan.

KHUTBAH SELEPAS SHALAT KUSUF

1. Jumhur ulama`: Khutbah dilakukan jika diperlukan saja. 2. Syafi’i & kebanyakan ahli hadits: khutbah tersebut disunnahkan.

Yang kuat adalah pendapat Syafi’i, sebab: - Nabi saw berkhutbah selepas shalat kusuf. - Khutbah beliau tidak hanya berkaitan dengan tema yang diperlukan

saat itu (yaitu untuk membatalkan keyakinan jahiliyah seputar kusuf), tetapi beliau juga berkhutbah tentang dosa besar zina, dst.

Sungguh aneh ulama` madzhab Maliki; Imam mereka meriwayatkan

14

Juga karena hadits hasan: فافزعوا إلى المساجد (bersegeralah ke masjid-masjid) HR Ahmad 6483. 15

Matahari tepat di atas kepala. Sebelum waktu zawal (tergelincir mentari).

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

9

adanya khutbah dalam hadits kusuf, namun mereka justru berpendapat tidak ada khutbah selepas shalat kusuf. (Fathul Bari: 2/608 & 611) NB: Menurut madzhab Syafi’i, khutbah dilakukan 2x seperti khutbah jum’at. Namun tidak ada dalilnya. Maka sebaiknya 1x saja. Wallahu A’lam.

SHALAT SAAT TERJADI AYAT TAKHWIF Madzhab Hanafi dan sebagaian madzhab Hanbali berpendapat, disunnahkan melakukan shalat saat terjadi ayat (tanda kekuasaan Alloh) yang bersifat takhwif (menakutkan) baik itu kusuf maupun lainnya; seperti gempa, banjir bandang, angin dahsyat, dsm. sebagaimana dilakukan Ibnu ‘Abbas ra.:

و ضل ف زمزل ست ركؼات وغنو ( 4/444ىق ) وكال: ىكذا ضالة األيت وآرتع سدات آه

Bahwa Ibnu ‘Abbas shalat 6 ruku’ dan 4 sujud saat terjadi gempa, dan berkata, “Beginilah shalat ketika ada ayat-ayat.” Riwayat Baihaqi; derajatnya hasan16. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berpendapat, “Jika melakukan shalat karena ada ayat takhwif, hendaklah dilakukan sendiri-sendiri, tidak berjamaah; karena tidak ada riwayat bahwa Rasulullah saw melakukannya dengan berjamaah.” Hal ini ditegaskan pula oleh Syaikh Syanqithi dalam Syarh ‘Umdah.

Adapun dalil shalat sendiri-sendiri adalah hadits hasan dari Ibnu ‘Abbas

دوا : ذا رآيت آية فاس :dan hadits (Jika kalian melihat suatu ayat maka sujudlah17) ا

ذا حزتو آمر ، ضل (: 43/ 2)د .غن حذيفة كال : كن امنب ضل هللا ػليو وسمل ا

Dari Hudzaifah, bahwa Nabi saw bila menggelisahkan/menyedihkan beliau suatu perkara besar, beliau pun shalat. HR Abu Dawud; hadits hasan.

RASA TAKUT SAAT KUSUF Telah dikupas bahwa salah satu sebab terjadinya kusuf adalah bahwa

Alloh Swt hendak menimbulkan rasa takut pada hamba-hamba-Nya. Al-Hafizh (2/615) menegaskan, “Hadits itu menolak anggapan pakar astronomi bahwa kusuf adalah fenomena alam yang biasa, yang tidak maju dan tidak mundur.”

16

Baihaqi: Riwayat ini tsabit (shahih). * Namun dalam sanadnya terdapat محمد جن احلسني املطان yang

dinilai pendusta oleh Ibnu Najiyah namun dinilai Daraquthni “Laisa bihi ba`sun (tidak berbahaya)”. * Hal ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah (2/472) dengan sanad shahih. 17

Bisa dimaknai dengan: shalatlah (At-Tâj: 1/285/footnote 4). * Lihat: HR Abu Dawud 1197.

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

01

Sikap Rasulullah saw & ulama` saat menghadapi kusuf adalah:

ش (: 42/ 2)خ اػة فبت اممسجد كام امنب ضل هللا ػليو وسمل فزػ ا ي آن تكون امس“Nabi saw berdiri dengan terkejut; khawatir kalau-kalau terjadi (tanda) kiamat, maka beliau pun datang ke masjid.” HR Bukhari.

غن طاوس آهو هظر ال امشمس وكد انكسفت فدىك حت كد آن (: 341/ 2فتح )ام

آخوف هلل مناميوت وكال ه Dia melihat ke arah mentari yang telah gerhana, maka dia menangis hingga nyaris mati, dan berkata, “Mentari ini lebih takut kepada Alloh daripada kita.”

BOLEHKAH MENUNJUK BULAN DENGAN JARI Sebagian orang melarang. Namun hadits shahih berikut menolak pendapat tersebut:

ل املمر مح: تيدي ، ث آشار ا ػليو وسمل غن ػائشة ، كامت : آخذ رسول هللا ضل الل

ذان ىذا ىو امغاسق ا

ىذا ؟ فا من ش تؼيذي ابلل .وكة ، فلال : ي ػائشة اس

Dari ‘Aisyah berkata, Rasulullah saw memegang tanganku kemudian berisyarat kea rah bulan lalu bersabda, “Hai ‘Aisyah, berlindunglah kepada Alloh dari keburukan (bulan) ini, sebab inilah dia al-ghasiq idza waqab18.” HR Tarmidzi 3366 & Ahmad 26000 dengan isnad yang hasan.

KESIMPULAN 1. Kusuf/khusuf adalah tanda Kekuasaan Alloh Swt. 2. Kusuf terjadi dengan 2 sebab; hissi dan syar’i. 3. Kusuf matahari total terjadi 1x di masa Nabi saw: tgl. 29 Rabi’ul Awwal

10 Hijriyah; pada hari yang sangat panas, pukul 08.30 pagi. 4. Disunnahkan melakukan 9 hal saat kusuf: dzikir, doa, takbir, istighfar,

tasbih, tahlil, shalat kusuf, shadaqah, dan ‘itaqah (merdekakan budak). 5. Seruan untuk shalat kusuf: as-Shalatu Jami’ah; tanpa adzan/iqamat. 6. Shalat kusuf dilakukan berjama’ah, atau sendiri-sendiri jika tidak ada

jama’ah yang mendirikannya.

18

Disebutkan pada ayat 3 surah al-Falaq yang artinya: “Bulan apabila masuk (di kegelapan malam)”. Atau diartikan: “Malam apabila gelap gulita.” (Lihat: Tafsir al-Mawardi 6/374)

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

00

7. Rekaat pertama shalat kusuf sekira membaca surah al-Baqarah; dan rekaat kedua sekira membaca surah Ali ‘Imran.

8. Shalat kusuf mengandung 4 ruku’ & 4 sujud dalam 2 rekaat yang sangat panjang.

9. Ruku’ pertama shalat kusuf adalah rukun, sementara ruku’ kedua adalah tambahan.

10. Mendapati ruku’ pertama bersama imam, berarti tidak terlambat 1 rekaat; tidak mendapati ruku’ pertama berarti terlambat 1 rekaat.

11. Disunnahkan berkhutbah selepas shalat kusuf. 12. Baik dilakukan shalat saat tiap terjadi ayat yang menakutkan, baik

kusuf maupun lainnya; namun dilakukan sendiri-sendiri. Wallahu A’lam

DAFTAR ISI

1. MUQADDIMAH 2. SEBAB KUSUF 3. KUSUF TOTAL DI MASA RASULULLAH SAW 4. HUKUM SHALAT KUSUF 5. KAPAN SHALAT KUSUF 6. SERUAN UNTUK SHALAT KUSUF 7. CARA SHALAT KUSUF 8. QIRA’AH DALAM SHALAT KUSUF 9. JUMLAH RUKU’ DALAM SHALAT KUSUF 10. I’TIDAL & DUDUK ANTARA 2 SUJUD: JUGA LAMA 11. SUJUD: JUGA LAMA 12. 9 AMALAN SAAT KUSUF 13. MASA BERAKHIR SHALAT KUSUF 14. TERLAMBAT SHALAT KUSUF 15. SHALAT KUSUF BERJAMA’AH/SENDIRI 16. SHALAT KUSUF DI WAKTU KARAHAH 17. KHUTBAH SELEPAS SHALAT KUSUF 18. SHALAT SAAT TERJADI AYAT TAKHWIF 19. RASA TAKUT SAAT KUSUF 20. BOLEHKAH MENUNJUK BULAN DENGAN JARI

21. KESIMPULAN ** Konsultasi isi: 0878 3601 3279 (SMS) **

Fiqh Shalat Kusuf/Khusuf (Gerhana)

02

88.5 FM Radio kaum muslimin se-Surakarta Kajian tafsir urut 30 juz: Tiap hari jam 05.30-06.00 Kajian kitab: Tiap hari jam 08.00-09.00 (selain Jum’at) Kajian fiqh “Bulughul Maram”: Tiap kamis jam 16.00-17.00