zona_bagi__ laporan kimia organik ii

17
9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 1/17 Blog ini di buat buat bagi2 apa aja yg udah penulis dapet.... baik itu ilmu, pengalaman, bahkan curhatan heheh yg tentunya, diharapkan bisa berguna juga buat yg lain yg lagi butuh... Zona_Bagi" Minggu, 06 Mei 2012 Laporan Kimia Organik II Pembuatan Aspirin Tujuan : Membuat asam asetil salisilat dari asam salisilat dan anhidrida asam asetat melalui reaksi asetilasi (sejenis reaksi esterifikasi) Prinsip Kerja : Berdasarkan reaksi esterifikasi, asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H 2 SO 4 pekat sebagai zat penghidrasi Teori Dasar : Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan istilah lainnya adalah Asam Salisilat (ASA). Obat ini sering digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan atau meringankan rasa nyeri, sebagai antipiretik untuk mengurangi demam, serta sebagai anti-inflamasi untuk mengurangi peradangan. Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H 2 SO 4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat. Aspirin yang terjadi dapat bereaksi dengan NaHCO 3 membentuk garam natrium yang larut dalam air, sedangkan hasil samping berupa polimer tidak larut dalam bikarbonat. Kita bisa menggunakan besi (III) klorida untuk menguji kemurnian aspirin. Besi (III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Asam salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl 3 ditambahkan, karena asam salisilat adalah fenol. Jika tidak ada gugus fenol warna larutan tak berubah (kuning). Alat dan Bahan : · Tabung reaksi · Pipet Laporan Kimia Organik II Pembuatan Aspirin Tujuan : Membuat asam asetil salisilat dari asam salisilat dan anhidrida asam ase... Makalah Ekstraksi Curcumin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu sekitar 40.000 j... Laporan Kimia Anorganik II Pembuatan CuSO 4 . X H 2 O dari Kawat Tembaga Tanggal Praktikum : Minggu, 27 November 2011 Tujuan Percobaan ... Makalah MPN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tid... makalah gizi pada penderita obesitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecenderungan masalah gizi lebih di masyarakat disebabkan oleh meningkatnya m... Makalah ISOLASI ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALA ISOLASI ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALA A. Tujuan Mengisolasi trimiristin dari biji pala dengan ekstraktor soxhlet dan hicrolisinya... Laporan Praktikum Kimia Analitik I Tanggal Praktikum : 02 April 2011 Penetapan : Konsentrasi HCl ± 0,1 N Zat yang ditimbang : Na 2 B 4 O ... Contoh Perhitungan Regresi Linear Sebelum Regresi Setelah Regresi no C (X1) ppm A (y1) X12 X1.y1 Int... Laporan Praktikum Analitik Tanggal Praktikum : 17 April 2011 Penetapan : Kadar HCO 3 dari NaHCO 3 Zat yang ditimbang : NaHCO 3 ... Makalah Ditergen I. DETERJEN Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C 9 – C 15 ) atau garam dari Entri Populer 0 Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Upload: muhammad-alfikri-ridhatullah

Post on 30-Nov-2015

139 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan nitrasi

TRANSCRIPT

Page 1: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 1/17

Blog ini di buat buat bagi2 apa aja yg udah penulis dapet.... baik itu ilmu, pengalaman, bahkan curhatan heheh yg

tentunya, diharapkan bisa berguna juga buat yg lain yg lagi butuh...

Zona_Bagi"

Minggu, 06 Mei 2012

Laporan Kimia Organik II

Pembuatan Aspirin

Tujuan : Membuat asam asetil salisilat dari asam salisilat dan

anhidrida asam asetat melalui reaksi asetilasi (sejenis reaksi

esterifikasi)

Prinsip Kerja : Berdasarkan reaksi esterifikasi, asam salisilat dengan

anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat

sebagai zat penghidrasi

Teori Dasar :

Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan istilah lainnya adalah Asam Salisilat

(ASA). Obat ini sering digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan atau meringankan

rasa nyeri, sebagai antipiretik untuk mengurangi demam, serta sebagai anti-inflamasi untuk

mengurangi peradangan.

Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat

menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam

bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini

dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan

menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat.

Aspirin yang terjadi dapat bereaksi dengan NaHCO3 membentuk garam natrium

yang larut dalam air, sedangkan hasil samping berupa polimer tidak larut dalam bikarbonat.

Kita bisa menggunakan besi (III) klorida untuk menguji kemurnian aspirin. Besi (III) klorida

bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Asam salisilat (murni) akan

berubah menjadi ungu jika FeCl3 ditambahkan, karena asam salisilat adalah fenol. Jika tidak

ada gugus fenol warna larutan tak berubah (kuning).

Alat dan Bahan :

· Tabung reaksi

· Pipet

Laporan Kimia Organik II

Pembuatan Aspirin Tujuan : Membuat asamasetil salisilat dari asam salisilat dananhidrida asam ase...

Makalah Ekstraksi Curcumin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangIndonesia memiliki kekayaankeanekaragaman hayati yang luar biasa,yaitu sekitar 40.000 j...

Laporan Kimia Anorganik II

Pembuatan CuSO 4 . X H 2 O dari KawatTembaga Tanggal Praktikum : Minggu, 27 November 2011 TujuanPercobaan ...

Makalah MPN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Airadalah materi esensial di dalam kehidupan.Tidak satupun mahluk hidup di dunia iniyang tid...

makalah gizi pada penderita obesitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Kecenderungan masalah gizilebih di masyarakat disebabkan olehmeningkatnya m...

Makalah ISOLASI ASAM MIRISTAT DARIBIJI PALA

ISOLASI ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALAA. Tujuan Mengisolasi trimiristin dari bijipala dengan ekstraktor soxhlet danhicrolisinya...

Laporan Praktikum Kimia Analitik I

Tanggal Praktikum : 02 April 2011Penetapan : Konsentrasi HCl ±0,1 N Zat yang ditimbang : Na 2 B 4 O ...

Contoh Perhitungan Regresi Linear

Sebelum Regresi Setelah Regresi no C (X1)ppm A (y1) X12 X1.y1 Int...

Laporan Praktikum Analitik

Tanggal Praktikum : 17 April 2011Penetapan : Kadar HCO 3 dariNaHCO 3 Zat yang ditimbang : NaHCO 3 ...

Makalah Ditergen

I. DETERJEN Detergen adalahSurfaktant anionik dengan gugus alkil(umumnya C 9 – C 15 ) atau garam dari

Entri Populer

0Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Page 2: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 2/17

· Termometer

· Batang pengaduk

· Erlenmeyer 125 ml

· Beaker glass 100 ml

· Asam salisilat

· Anhidrida asam asetat

· Natrium asetat anhidrat

· Piridin

· Asam sulfat pekat

· Benzen

· Natrium bikarbonat

· Tablet aspirin dari apotek

Prosedur Kerja :

1. Tempatkan masing-masing 1 gram salisilat dalam tiga tabung reaksi dan tambahkan ke dalam

masing-masing tabung 2 ml anhidrida asam asetat.

2. Ke dalam tabung pertama tambahkan 0,2 gram natrium asetat anhidrat, aduk perlahan

dengan thermometer, catatlah waktu yang diperlukan untuk naik 40C dan perkirakan

proporsi zat padat yang larut, lanjutkan pengadukan sekali-kali.

3. Ke dalam tabung kedua tambahkan 5 tetes piridin, amati seperti diatas, dan bandingkan

dengan hasil pertama.

4. Ke dalam tabung ketiga tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat dan amati seperti diatas.

5. Tempatkan semua tabung dalam labu kimia yang berisi air panas selama 5 menit, kemudian

tuangkan semua isinya ke dalam Erlenmeyer 125 ml yang berisi air dingin dan bilasi tabung

dengan air. Kocok lagi keseluruhan hasil, dinginkan dalam es, dan kumpulkan kristal-kristal

yang terjadi. Rekristalisasi dengan alkohol.

6. Ujilah kelarutannya dalam benzen dan dalam air panas dan perhatikan sifat larutan dalam air

bila ditinggalkan.

7. Uji juga kelarutan dalam larutan natrium bikarbonat dingin, dan dapat mengendap kembali

jika ditambah asam.

8. Bandingkan dengan tablet aspirin dari toko yang diuji kelarutannya dalam air dan benzen

(jika ada yang tidak larut, kemungkinan zat pengikat tablet, ujilah dengan larutan iodium-

kalium iodida).

Data dan Pengamatan :

Reaksi:

Reaksi aspirin dengan NaHCO3

Hasil pengamatan selama proses:

· Aspirin + Benzen → Keruh menggumpal

· Sampel + Benzen → Bening menggumpal

· Aspirin + Air panas → Keruh + endapan

· Sampel + Air panas → Bening ada endapan

· Na2CO3 + Sampel → Bening ada gumpalan melayang

· Na2CO3 + Aspirin → Keruh menggendap

· Na2CO3 + Sampel + Acetic anhidrat → Larut membentuk cincin dan gel

· Na2CO3 + Aspirin + Acetic anhidrat → Keruh keluar gas

· Aspirin + Benzen + Larutan I2 dalam KI → Larutan hitam

· Sampel + Benzen + Larutan I2 dalam KI → Larutan merah (warna I2) dan endapan putih

(terbentuk 2 fase)

· Aspirin + Air panas + Larutan I2 dalam KI → Larutan hitam dan endapan putih (terbentuk 2

fase)

sulfonat atau sulfat b...

Upit_v3

Setiap ilmu yang

bermanfaat itu

berpahala... hidup

dengan saling

berbagi gk akan

pernah membuat

kita kekurangan...

itulah hidup slalu

dinamis, saling

belajar, saling

melengkapi, dan

saling

membutuhkan

Lihat profil

lengkapku

Mengenai Saya

▼ 2012 (15)

▼ Mei (15)

MakalahMPN

Hidup itu???part 1

LaporanPraktikumAnalitik

LaporanPraktikumKimiaAnalitik I

Pendidikanefektif bagianakjalanan

MakalahISOLASIASAMMIRISTATDARI BIJIPALA

Makalahchlorampenicol

MakalahEkstraksiCurcumin

LaporanPraktikumAspirin

MakalahDitergen

ContohPerhitungan RegresiLinear

LaporanKimiaAnorganikII

LaporanKimiaOrganik II

makalah gizipadapenderitaobesitas

gizi pada ibuhamil

► 2011 (1)

Arsip Blog

Pengikut

Page 3: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 3/17

· Sampel + Air panas + Larutan I2 dalam KI → Larutan merah (warna I2) dan endapan putih

(terbentuk 2 fase)

Pembahasan :

· Pada pembuatan aspirin ini, mula-mula dicampurkan 1 g asam salisilat dengan anhidrida

asam asetat sehingg reaksi yang terjadi adalah esterifikasi. Ester dapat terbentuk salah

satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat

berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus –OH, sedangkan anhidrida asam asetat

tentu saja sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin).

Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal

dari asam salisilat (pada gambar di atas gugus R ada di dalam kotak). Hasil samping reaksi

ini adalah asam asetat.

· Penambahan asam sulfat pekat berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas

bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat.

Hasil samping ini akan terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat

akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu saja dengan hasil

samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat

habis karena adanya asam sulfat pekat.

Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-benar terjadi.

Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60°C. Juga pada percobaan ini

baru terbentuk endapan putih (aspirin) setelah dipanaskan. Kemudian endapan tersebut

dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu

saja dengan penyaringan ini aspirin yang dihasilkan belum benar-benar murni.

Kesimpulan :

1. Aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat dengan

H2SO4 sebagai katalis.

2. Prinsip pembuatan aspirin adalah reaksi esterifikasi.

3. Pelarut organik (seperti benzena) dapat digunakan untuk rekristalisasi senyawa organik.

Pembuatan Sabun dari Minyak Kelapa

Tujuan : Membuat sabun sederhana dengan menggunakan prinsip

saponifikasi

Prinsip Kerja : Hidrolisa dalam suasana basa (saponifikasi) dari suatu ester

menghasilkan garam dari asam karboksilat.

Teori Dasar :

Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku

rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester (suatu derivat asam alkanoat yaitu

reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik

dan bermuatan netral) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol).

Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh (suatu olefin atau

polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida atau triasilgliserol).

Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida lain) dididihkan bersama – sama dengan

larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K-karbonat tapi sekarang

NaOH) terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam Sodium dari asam lemak, setelah sabun

terbentuk kedalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan

dengan cara penyaringan. Gliserol, lindi dan NaCl berlebih dipisahkan dengan cara destilasi.

Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara pengendapan berulang – ulang

(represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung, parfum dan zat pewarna)

Jenis – jenis Sabun :

1. Sabun keras atau sabun cuci.

Join this sitew ith Google Friend Connect

Members (1)

Already a member? Sign in

Page 4: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 4/17

Dibuat dari lemak dengan NaOH, misalnya Na – Palmitat dan Na – Stearat.

2. Sabun lunak atau sabun mandi.

Dibuat dari lemak dengan KOH, misalnya K-Palmitat dan K-Stearat

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.

Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat – zata non polar,

sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai

hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar – benar larut dalam

air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni

kumpulan (50 – 150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung

– ujung ionnya menghadap ke air.

Sifat umum Sabun dan Detergen:

1. Bersifat basa

R – C-O- + H2O R – C-OH + OH-

2. Tidak berbuih di air sadah (Garam Ca, Mg dari Khlorida dan Sulfat)

C17H35COONa + CaCl2 Ca (C17H35COO)2 + NaCl

3. Bersifat membersihkan

R- (non polar dan Hidrofob) akan membelah molekul minyak dan kotoran menjadi

partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi dengan kotoran dan mudah

dipisahkan. Sedangkan -C-O- (polar dan Hidrofil) akan larut dalam air membentuk buih

dan mengikat partikel – partikel kotoran sehingga terbentuk emulsi.

Suatu gambaran dari stearat terdiri dari ion karboksil sebagai “kepala” dengan

hidrokarbon yang panjang sebagai “ekor ” :

H H H H H H H H H H H H H H H H H O

H – C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-O

H H H H H H H H H H H H H H H H H

Dengan adanya minyak, lemak, dan bahan organik tidak larut dalam air lainnya,

kecenderungan untuk “ekor” dan anion melarut dalam bahan organik, sedangkan bagian

“kepala ” tetap tinggal dalam larutan air. Oleh karena itu sabun mengemulsi atau mensuspensi

bahan organik dalam air. Dalam proses ini, anion-anion membentuk partikel-partikel koloid

micelle.

Keuntungan yang utama sebagai bahan pencuci karena terjadi reaksi dengan kation-

kation divalen membentuk garam-garam dari asam lemak yang tidak larut. Padatan-padatan

tidak larut ini, biasanya garam-garam dari magnesium dan kalsium.

2 C17H35COO- Na+ Ca2+ Ca (C17H35CO2)2 (s) + 2 Na+

Sabun yang masuk kedalam buangan air atau suatu sistem ekuatik biasanya langsung

terendap sebagai garam – garam kalsium dan magnesium. Oleh karena itu beberapa

pengaruh dari sabun dalam larutan mungkin dapat dihilangkan. Akibatnya dengan

biodegradasi, sabun secara sempurna dapat dihilangkan dari lingkungan.

Sabun terdiri dari Sodium (Na)/Potasium(K) dari asam lemak

Alat dan Bahan :

· NaOH 35%

· Minyak kelapa

· NaCl

· Aqua dm

· Gelas kimia 250 mL

· Gelas ukur

· Kaki tiga dan kassa

· Pembakar spirtus

· Corong pendek

· Kertas saring

Page 5: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 5/17

Prosedur Kerja :

1. Dimasukkan kedalam gelas kimia 25 mL minyak kelapa dan 15 mL larutan NaOH 35%.

2. Campuran dididihkan secara hati-hati sambil terus diaduk, pemanasan dihentikan sampai

terdapat larutan jernih bila 1 tetes campuran diteteskan kedalam 10 mL air.

3. Ditambahkan 50 mL air, dan dipanaskan kembali, ditambahkan kedalammya larutan NaCl

(7,5 gram dalam 22,5 mL air) sampai sabunnya terpisah.

4. Disaring untuk memisahkan endapan sabun kemudian dicuci dengan air, sabun yang telah jadi

dicetak dan dikeringkan.

Data dan Pengamatan :

Reaksi:

NaOH + (C17H35COOH)3C3H5 → 3C17H35COONa + C3H5OH

Data pengamatan selama proses

No. Prosedur Pengamatan

1.

Dimasukkan kedalam gelas kimia 25 mL

minyak kelapa dan 15 mL larutan NaOH

35%.

Campuran berwarna kuning, terdapat

dua lapisan dan berbau khas

2.

Campuran dididihkan secara hati-hati

sambil terus diaduk, pemanasan

dihentikan sampai terdapat larutan jernih

bila 1 tetes campuran diteteskan kedalam

10 mL air.

Kandungan air dalam campuran mulai

menyusut, kemudian satu tetes

campuran diteteskan dalam 10 mL air

untuk mengetahui reaksi telah

sempurna

3.

Ditambahkan 50 mL air, dan dipanaskan

kembali, ditambahkan kedalammya

larutan NaCl (7,5 gram dalam 22,5 mL

air) sampai sabunnya terpisah.

Campuran mulai mengental dan ketika

ditambahkan NaCl kedalamnya

campuran menjadi berwarna putih

kental .

4.

Disaring untuk memisahkan endapan

sabun kemudian dicuci dengan air, sabun

yang telah jadi dicetak dan dikeringkan.

Endapan yang diperoleh merupakan

sabun, bertekstur kasar, berwarna

putih, berbau khas lemak/minyak,

licin, dan menghasilkan sedikit busa

pada saat dibasahi dengan air

Pembahasan :

· Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan jumlah mg basa yang diperlukan

untuk menetralkan asam bebas dan asam lemak.

· Pada saat proses pemanasan, pemanasan dihentikan sampai terdapat larutan jernih bila 1

tetes campuran diteteskan kedalam 10 mL air. Hal ini bertujuan untuk mengetahui reaksi

antara NaOH dengan minyak telah sempurna karena bila tetesan yang dihasilkan

menimbulkan kekeruhan artinya masih ada minyak yang belum bereaksi dengan NaOH.

· Sabun yang dihasilkan bertekstur kasar atau keras hal ini dikarenakan minyak kelapa yang

digunkan dihidrolisis menggunakan NaOH

· Penambahan NaCl bertujuan agar sabun yang mengendap dan dapat dipisahkan dengan

cara penyaringan.

· Sabun yang diperoleh, berwarna putih karena tidak ada penambahan pewarna pada saat

proses pembuatan sehingga diperoleh warna asli hasil dari reaksi saponifikasi, berbau khas

lemak/minyak ini karena sabun yang kami buat terbuat dari minyak goreng dan tanpa

penambahan zat pewangi.

Kesimpulan :

ü Sabun merupakan suatu garam dari asam karboksilat tinggi (berantai panjang).

ü Sabun sederhana dapat diperoleh dengan hidrolisis minyak oleh suatu basa dan menghasilkan

Page 6: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 6/17

sabun sebagai garam dari asam karboksilat.

PEMBUATAN ASAM PIKRAT

Tanggal Praktikum : Sabtu, 03 Desember 2011

Tujuan Percobaan : Membuat devirat (turunan) fenol dengan reaksi nitrasi.

Teori Dasar :

Asam adalah kristal putih kekuningan. Dalam suhu 20 ° C kelarutan dalam air

sedikit larut (dalam 100 g air melarutkan 1,1 g TNF), dan sedikit hydroskopic. Asam pikrat

juga larut baik dalam pelarut organik terutama aseton (43 gram dalam 100 g pada 25 °

C), metanol (21 gram dalam 100 g pada 25 ° C), sedikit larut dalam asam sulfat dan asam

nitrat pada suhu kamar, kelarutan meningkat seiring dengan temperatur . Ketika

dipanaskan di atas titik leleh (122.5 ° C) asam pikrat akan menyublim. Asam pikrat

terdapat di alam dan relatif stabil. Asam pikrat dapat menghasilkan pikráty (garam dari

asam picric), yang sangat sensitif dan menyebabkan ledakan. Dengan peningkatan berat

atom logam sensitivitas meningkat. Para logam direaksikan dengan air atau dalam

keadaan cair juga menghasilkan pikráty. Asam Picrat juga dapat menghasilkan ester,

misalnya Trinitroanisol dan trinitrofenetol.

Asam pikrat lebih beracun dari pada nitrolátky aromatik. Dosis mematikan

tunggal untuk kelinci adalah sekitar 0,5 gram/ 1 kg berat makhluk hidup. Racun yang

dihasilkan menumpuk di dalam tubuh, menembus kulit, kulit, rambut, kuku, gigi dan air

liur. Larutan encer asam picric (0,05%) dapat digunakan untuk membunuh banyak

bakteri (seperti bakteri dan tifus).

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang

memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus

hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.

Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml.

Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus

hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat

dilarutkan dalam air.

Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini

dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.

Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu.

Prinsip Kerja : Fenol dioksidasi oleh asam nitrat dalam

suasana asam. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi

nitrasi yang menghasilkan asam pikrat sebagai

turunan dari fenol.

Asam pikrat adalah senyawa kimia yang bersifat eksplosive. terbentuk

karena reaksi antara Fenol dan asam nitrat hingga menghasilkan 2,4,6-

trinitrofenol.

Page 7: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 7/17

Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan

sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan

menstabilkan anionnya.

Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat

dengan proses Raschig, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph

Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama

pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol

juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan

kloraseptik. Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi

aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya). Fenol yang terkonsentrasi dapat

mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Penyuntikan fenol juga

pernah digunakan pada eksekusi mati dengan disuntikkan ke jantung sehingga

mengakibatkan kematian langsung.

Alat dan Bahan :

Bahan:

· Fenol

· Asam Sulfat pekat (H2SO4)

· Asam Nitrat pekat (HNO3)

· Alkohol

· Larutan ferri khlorida (FeCl3)

· Es

· Aquadest

Alat:

· Gelas Kimia 250 mL

· Gelas Ukur

· Batang pengaduk

· Corong Grooch

Prosedur Kerja :

1. Timbang kedalam gelas kimia 250 mL 5 gram fenol, tambahkan 6 mL H2SO4

pekat.

2. Panaskan dalam penangas air selama 30 menit sambil diaduk. Kemudian

didinginkan dalam air es.

3. Tambahkan 19 mL HNO3 pekat, (lakukan dalam lemari asam).

4. Cairan segera dikocok sampai tercampur homogen. Diamkan beberapa saat,

maka akan terjadi reaksi hebat dan terbentuk uap coklat (tetapi reaksi tidak

berbahaya). Panaskan selama 1 jam sambil dikocok di dalam lemari asam

sampai uap coklat hilang kemudian panaskan dalam water bath.

5. Tambahkan kedalamnya 200 mL air dingin, saring dengan corong pengisap

sambil dicuci dengan aquadest.

6. Rekristalisasi dengan menggunakan pelarut campuran air dan alcohol (1:2).

Dibutuhkan sekitar 65 ml campuran. Saring dengan corong pengisap dan

keringkan.

7. Timbang Kristal yang di hasilkan kemudian identifikasi dengan larutan FeCl3

dan tentukan titik leburnya = 1220C.

Page 8: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 8/17

Reaksi :

Data dan Pengamatan :

Tabel pengamatan selama proses

No Prosedur Pengamatan

1. 5 gram fenol, ditambahkan 6 mL H2SO4

pekat.

Fenol larut, dan reaksi terjadi secara

eksoterem (menghasilkan panas),

penambahan asam sulfat di lakukan di

ruang asam.

2. Campuran dipanaskan dalam pemanas air

selama 30 menit sambil dikocok, kemudian

didinginkan

Larutan berwarna coklat muda

3. Ditambahkan 19 mL asam nitrat pekat, dan

didiamkan sebentar, kemudian dipanaskan

selama 1 jam dalam penangas air

Terbentuk uap coklat, reaksi

eksoterem.

Setelah uap coklat habis, dipanaskan

sambil diaduk diatas water bath selama

1 jam larutan yang terbentuk berwarna

kuning

4. Ditambahkan 200 mL air dingin dan disaring

dengan corong grooch dan dicuci dengan air

dan campuran alcohol:air (1:2), kristal yang

diperoleh dikeringkan kemudian ditimbang

Terbentuk kristal berwarna kuning,

Kristal yang diperoleh sebanyak 4,9880

gram

Pembahasan :

· Pada proses penimbangan fenol harus hati-hati, gunakan masker dan sarung tangan karet

agar tidak mengiritasi kulit dan meracuni karena sifat fenol adalah beracun.

· Reaksi antara fenol dengan asam sulfat menghasilkan asam p-fenol sulfonat.

· Penambahan asam sulfat menghasilkan reaksi eksoterem itu karena sifat asam sulfat yang

higroskopis sehingga menhsilkan panas pada saat direaksikan dengan fenol.

· Setelah ditambahkan asam sulfat larutan dipanaskan dalam water bath tujuannya agar reaksi

antara asam sulfat dengan fenol berlangsung cepat, kemudian didiamkan sampai dingin agar

reaksi yang terbentuk benar-benar sempurna.

· Pada saat penambahan asam nitrat harus perlahan-lahan agar tidak memercik dan dilakukan

dalam ruang asam karena menghasilkan uap coklat yang dihasilkan dari reaksi antara asam

p-fenolsulfonat dengan asam nitrat.

· Setelah uap coklat hilang proses dilanjutkan dengan pemanasan di atas water bath tujuannya

agar reaksi nitrasi antara asam p-fenolsulfonat dengan asam nitrat berlangsung cepat. Karena

umumnya reaksi-reaksi organic berjalan lambat.

· Setelah dipanaskan langsung didinginkan dan ditambahkan aqua dm sebanyak 200 mL

tujuannya agar kristal cepat terbentuk.

· Penyaringan dengan teknik yang benar diperlukan agar tidak terjadi peptisasi atau

menerobosnya endapan.

· Pencucian dengan air dan campuran alcohol air (1:2) untuk mencuci sisa asam sulfat sehingga

mendapatkan asam pikrat yang murni.

Kesimpulan :

ü Asam pikrat merupakan produk atau hasil dari reaksi fenol dengan asam nitrat melalui proses

nirasi, sehingga asam pikrat merupakan devirat atau turunan dari fenol dengan reaksi nitrasi.

ü Asam pikrat yang dihasilkan sebanyak 4,9880 gram

Page 9: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 9/17

Isolasi Kafein dari Daun Teh

Tanggal Praktikum : Sabtu, 03 Desember 2011

Tujuan : Isolasi alkaloid (kafein) dari teh

Prinsip Kerja : Kafein dari daun teh diisolasi kemudian ditambahkan

CaCO3 untuk mengendapkan tannin sebagai garam

Teori Dasar :

Kafein, 1, 3, 7-trimetilxantin, banyak terdapat di dalam tanaman kopi, teh, coklat,

dan juga banyak terdapat dalam minuman misalnya coca cola. Kafein termasuk dalam

kelompok alkaloid golongan purin, dimana dalam strukturnya banyak mengandung N yang

terikat dalam struktur. Kafein mempunyai efek fisiologi kalau terdapat dalam darah, yaitu

bersifat stimulan.

Mengisolasi kafein dari bahan alam misalnya daun teh, termasuk mudah karena

mudah larut dalam air panas dan lebih larut lagi dalam kloroform, dan berbentuk kristal.

Kadarnya sekitar 2-5% dalam teh, dalam kopi 0,1 – 1,7%, dan dalam coklat 0,1 – 0,8%.

Ekstraksi kafein dari teh lebih sulit karena kafein dalam daun terdapat bersama-sama dengan

senyawa lain misalnya tanin (turunan pentadigaloilglukosa) yang tak larut dalam air, dan

sukar dipisahkan dari alkaloid. Untuk ini tanin direaksikan dengan kalsium karbonat

membentuk garamnya.

Alat dan Bahan :

Corong pisah 500 mL Kalsium karbonat serbuk

Erlenmeyer 500 mL Kloroform atau metilendiklorida

Alat destilasi Benzen

Corong buchner + vakum Sampel teh

Petroleum benzen

Prosedur Kerja :

1. Ke dalam erlenmeyer 500 mL, masukkan 25 gr daun teh kering, 250 mL air dan 25 gr

CaCO3. Panaskan campuran diatas uap air selama 20 menit, sambil sewaktu-waktu diaduk

atau digoncang. Dinginkan diudara.

2. Saring larutan air dengan menggunakan corong buchner besar serta pengisapan, sampai sisa

padat ditekan kering.

3. Pindahkan larutan air ke dalam corong pisah 500 mL, partikel padat jangan sampai terbawa.

Biarkan dingin diudara, lalu lakukan ekstraksi dua kali masing-masing dengan 25 mL

kloroform, CHCl3, atau metilen diklorida, CH2Cl2, dengan hati-hati (sekali-kali kran dbuka

untuk mengeluarkan gas) selama 5-10 menit. Jika terjadi emulsi yang sukar dipisahkan,

coba tambahkan sedikit pelarut lagi. Simpan corong pada statif/klem, biarkan beberapa saat

sampai terpisahkan dua lapisan. Tampung seluruh larutan kloroform ke dalam labu destilasi

100 mL.

4. Selanjutnya lakukan pengisatan larutan kafein dengan cara destilasi diatas penangas air,

sampai diperoleh larutan jenuhnya yang mungkin berwarna hijau muda.

5. Dinginkan secara bertahap sampai terbentuk kristalnya sebanyak mungkin. Lakukan

kristalisasi dengan melarutkannya dalam 5 mL benzen panas dan tambahkan 10 mL

petroleum benzen. Pisahkan kristal dengan penyaringan vakum menggunakan corong

buchner. Lakukan rekristalisasi tahap dua dengan menggunakan campuran pelarut yang

sama. Timbang dan tentukan titik lelehnya (sekitar 225 – 250 0C).

Data dan Pengamatan :

Page 10: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 10/17

Pengamatan selama proses

No. Prosedur Pengamatan

1. Ke dalam erlenmeyer 500 mL,

masukkan 25 gr daun teh kering, 250

mL air dan 25 gr CaCO3. Panaskan

campuran diatas uap air selama 20 menit

Larut, berwarna coklat

kehitaman

2. ekstraksi dua kali masing-masing dengan

25 mL kloroform, CHCl3, atau metilen

diklorida, CH2Cl2, dengan hati-hati

(sekali-kali kran dbuka untuk

mengeluarkan gas) selama 5-10 menit.

Terbentuk 2 fase, berwarna

coklat dan bening. Setelah

dikocok menjadi bersatu,

terdapat gas yang keluar,

terdapat emulsi, didiamkan dan

menjadi 2 fase kembali.

Hasil yang diperoleh berupa

larutan berwarna bening

kehijauan.

3. Lakukan pengisatan larutan kafein

dengan cara destilasi diatas penangas air,

sampai diperoleh larutan jenuhnya.

Dinginkan secara bertahap

Cairan bening kehijauan

didestilasi sampai diperoleh

sisa didalam labu bulat yang

berwarna kuning, kemudian

dikeringkan.

Pembahasan :

· Pada saat ekstraksi dengan corong pisah, setelah dikocok tutup dari corong pisah harus

dibuka hal ini bertujuan untuk mengeluarkan gas sehingga pada saat mengeluarkan alikot

dapat keluar karea bila keadaanya vacuum alikot tidak akan keluar.

· Proses kristalisasi digunkan untuk memurnikan atau pun membuat zat lebih pekat atau lebih

murni dengan menghilangkan zat-zattambahan didalamnya.

· Kafein lebih cepat larut dalam klorofom karena kafein dalam daun teh terdapat bersama-

sama dengan senyawa lain, misalnya tannin yang tidak larut dalam air dan sukar dipisahkan

dari alkaloid

· Ekstraksi kafein dari teh lebih sulit karena kafein dalam daun terdapat bersama-sama dengan

senyawa lain misalnya tanin (turunan pentadigaloilglukosa) yang tak larut dalam air, dan

sukar dipisahkan dari alkaloid. Untuk ini tanin direaksikan dengan kalsium karbonat

membentuk garamnya.

Kesimpulan :

ü Kafein dan tannin bila ditambahkan CaCO3 akan membentuk garam

ü Kafein mudah larut dalam air panas

ü Kadar kafein 1,3,7-trimetillenxantin dalam daun teh sekitar 2-5%

PEMBUATAN AMIL ALDEHID

Tanggal Praktikum : Sabtu, 17 Desember 2011

Tujuan Percobaan : Oksidasi alcohol primer menjadi aldehid

Prinsip Kerja : Suatu alcohol primer (amil alcohol) dioksidasi oleh kalium

dikromat (K2Cr2O7) dalam H2SO4 (p).

Teori Dasar :

Oksidasi alcohol akan menjadi sebuah aldehid jika digunakan alcohol yang berlebih

dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Alkohol berlebih berarti

bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua.

Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu

untuk dioksidasi kembali. Jika digunakan etana sebagai sebuah alkohol primer sederhana,

maka dihasilkan aldehyd dan etana, CH3CHO

Page 11: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 11/17

Aldehida adalah senyawa organik yang mengandung-CHO radikal, di mana sebuah

atom karbon membentuk ikatan rangkap dengan atom oksigen dan juga terikat pada atom

hidrogen dan kelompok lain dilambangkan dengan R, yang bisa menjadi atom hidrogen

kedua, sebuah kelompok alkil, atau grup aril. Yang paling penting dan contoh-contoh

sederhana adalah metanal (formaldehida), HCOH, dan ethanal (asetaldehida), CH 3 CHO.

Gugus aldehid dapat dibuat dari oksidasi alcohol. Alcohol primer bisa dioksidasi

baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi.

Untuk pembentukan asam karboksilat, alcohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah

aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.

Sifat – sifat Aldehyd:

1. Aldehyd mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada alkana yang sederajat, tetapi lebih

rendah dari pada alkohol yang sesuai, hal ini karena aldehyd tidak memiliki ikatan hidrogen.

2. Pada suhu kamar berupa gas (seperti metanal) dan pada suku yang lebih tinggi berwujud cair

dan padat.

3. Semakin panjang rantai atom karbon, maka semakin sedap baunya (seperti metanal)

4. Sangat mudah larut dalam air (seperti metanal atau formaldehid, asetaldehid atau etanal). Hal

ini karena senyawa dengan dengan gugus fungsi aldehyd bersifat polar terutama bagi

senyawa dengan jumlah atom C sedikit.

Kegunaan Aldehid :

1.Seperti pada larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% disebut formalin. Zat ini

banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium karena

dapat membunuh germs (disenfektan).

2.Digunakan untuk membuat plastik termoset, damar buatan, serta insektisida dan

germisida

3.Seperti pada etanol atau asetaldehyda dipakai untuk karet atau damar buatan, zat warna,

dan bahan organik yang penting, misalnya : asam asetat, aseton, etil asetat, dan 1-

butanol.

Alat dan Bahan :

Bahan:

· Amil Alkohol

· Asam Sulfat pekat (H2SO4)

· Kalium Bikromat (K2Cr2O7)

· Larutan Fehling A

· Larutan Fehling B

· Es

· Aquadest

Alat:

· Gelas Kimia 100 mL

· Gelas Ukur

· Batang pengaduk

· Labu Bulat Leher Tiga

· Corong Pisah

· Termometer

· Kondensor dan selang

· Batu Didih

· Still Head

· Adaptor

· Erlenmeyer 250 mL

· Kassa dan Kaki Tiga

Page 12: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 12/17

· Klem dan Statif

· Pembakar Spirtus

Prosedur Kerja :

1. Ke dalam labu leher tiga 250 mL masukkan 6,5 mL Amil alcohol.

2. Timbang dalam gelas kimia 100 mL 7 gram K2Cr2O7 dalam 37,5 mL air destilata,

kemudian tambahkan 5 mL asam sulfat (H2SO4) pekat. Dinginkan kemudian

masukkan ke dalam corong pemisah.

3. Rangkai alat destilasi. Labu leher tiga yang telah dilengkapi corong pemisah,

termometer dan batu didih didihkan dengan pemanas spiritus.

4. Campuran dalam corong pemisah diteteskan pelan-pelan. Dijaga suhu uap

maksimum 75 – 800C. Destilat yang keluar ditampung dalam Erlenmeyer yang

didinginkan dengan Es. Lakukan sampai amil alcohol teroksidasi sempurna oleh

kalium dikromat (K2Cr2O7) dalam H2SO4 (p).

5. Ukur volume destilat yang diperoleh. Kemudian tambahkan 1 mL larutan

campuran fehling A dan fehling B ke dalam 1 mL destilat dalam tabung reaksi

kemudian panaskan dalam water bath. Amati hasil yang dipeoleh.

Reaksi :

H2SO4 + K2Cr2O7 → H2CrO4 + K2SO4 + O2

H2Cr2O4 + K2SO4 + O2 + C5H11OH → C4H9CHO + K2Cr2O7 + 2H2O +

SO2

H2SO4 + C5H11OH → C4H9CHO + 2H2O + SO2

Reaksi aldehyde dengan fehling

O O

|| ||

R- C- H + 2 Cu2+ + 4 OH- → R- C- OH + Cu2O + 2 H2O

(Merah bata)

Data dan Pengamatan :

Gambar rangkaian alat destilasi:

Pengamatan selama proses percobaan :

1. Air + H2SO4 + K2Cr2O7

Pada saat air + H2SO4 yang mulanya tidak berwarna berubah menjadi

keorangean, serta tidak mengeluarkan panas lagi.

2. Ditambah C5H11OH

Pada saat ditambahkan K2Cr2O7 dalam H2SO4 kedalam larutan C5H11OH secara

perlahan dalam proses destilasi, larutan C5H11OH langsung berubah menjadi hijau

kehitaman. Uap yang dihasilkan dikondensasi dan ditampung didalam erlenmeyer

sambil didinginkan. Proses destilasi diteruskan sampai K2Cr2O7 dalam H2SO4

habis, setelah habis destilat yang diperoleh sekitar 6,5 mL. destilat yang dihasilkan

berbau khas.

3. Pengujian destilat dengan pereaksi fehling

Destilat ditambahkan larutan fehling menjadi berwarna biru kemudian dipanaskan

didalam water bath menghasilkan endapan merah

Pembahasan :

1. Oksidasi alcohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alcohol berlebih, dan aldehid

bisa dipisahkan melalui distilasi setelah terbentuk.

2. Pada saat pencampuran antara air dengan H2SO4. H2SO4 pekat harus diberika sedikit demi

sedikit dan didinginkan dengan es, hal ini dilakukan agar proses antara air dengan H2SO4

Page 13: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 13/17

yang termasuk eksoterm tidak menjadi berbahaya.

3. Pada saat distilasi suhu harus dijaga 70-80o C. Amil aldehida yang didapat tidak terlalu

banyak yaitu sebesar 6,5 ml, ini berarti amil aldehyda yang dilakukan dengan distilasi berupa

amyl aldehid murni tanpa bercampur dengan air, serta mengeluarkan bau khas dan tidak

berwarna.

4. Pengujian dengan fehling membuktikan bahwa oksidasi yang dilakukan telah sempurna

karena menghasilkan aldehyd dengan ditandai adanya endapan merah saat direksikan dengan

fehling.

Kesimpulan :

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisis bahwa percobaan pembuatan

amil aldehyd dilakukan dengan cara oksidasi alkohol primer dengan bahan berupa C5H11OH

(amil alcohol) sebagai alkohol primer, H2SO4 pekat sebagai katalis dan K2Cr2O7 sebagai

pengoksidator. Oksigen (O2) didapat pada saat mereaksikan antara H2SO4 dengan

K2Cr2O7 karena disini K2Cr2O7 berperan sebagai pengoksidator.

Pengujian dengan fehling membuktikan bahwa oksidasi yang dilakukan telah

sempurna karena menghasilkan aldehyd dengan ditandai adanya endapan merah saat

direksikan dengan fehling

Pembuatan Aseto p-toluidin

Tanggal Praktikum : Sabtu, 17 Desember 2011

Tujuan : Membuat senyawa organic berantai dengan menggunakan

azas-azas asetilasi (asilasi) dalam melindungi gugus amino

terhadap oksidator, oksidasi alkil aromatik, dan reaksi SN

turunan karboksilat (amida)

Prinsip Kerja : Gugus amino dilindungi dengan dirubah menjadi asetamida

melalui reaksi asetilasi, amida yang diperoleh direaksikan

dengan oksidator dimana gugus metil yang terikat pada

cincin benzen diubah menjadi gugus karboksilat. Kemudian

gugus asetamida dihidrolisa menghasilkan kembali gugus

amino.

Teori Dasar :

Salah satu tujuan asetilasi turunan-turunan amina adalah untuk melindungi

gugus amino terhadap reaksi oksidasi, yang akan dijalankan terhadap substituen lain

dalam molekul yang sama. Pada percobaan ini, gugus amino pertama-tama dilindungi dengan

jalan merubahnya menjadi asetamida melalui reaksi asetilasi, sebelum dilakukan oksidasi

dalam pengubahan p-toluidin menjadi asam p-aminobenzoat. Amida yang diperoleh dapat

direaksikan dengan oksidator dimana gugus metil yang terikat pada cincin benzen diubah

menjadi gugus karboksilat. Kemudian gugus asetamida dihidrolisa menghasilkan kembali

gugus amino.

Proses pengubahan p-toluidin menjadi asam p-aminobenzoat ditunjukkan oleh reaksi

berikut :

Page 14: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 14/17

Alat dan Bahan :

Erlenmeyer 1,5 L p-toluidin

penangas air asam khlorida pekat

corong penyaring karbon aktif

kertas saring natrium asetat trihidrat

pembakar bunsen anhidrida asetat

termometer 110 magnesium sulfat anhidrat

gelas ukur 50 mL H2SO4 encer (50:50 air)

labu bulat 300 mL amoniak

labu leher tiga 2 L asam asetat glasial

kondensor refluks kertas lakmus

Prosedur Kerja :

1. Tempatkan 32 gram (0,3 mol) p-toluidin yang sudah dihaluskan dalam satu

campuran 750 mL air dan 27 mL HCl pekat. Bila perlu, panaskan diatas penangas

air sambil diaduk untuk membantu melarutkannya. Bila larutan berwarna gelap,

tambahkan 1-2 gram karbon aktif, aduk beberapa menit kemudian saring.

2. Siapkan larutan 48 gram (0,34 mol) natrium asetat trihidrat dalam 80 mL air.

3. Panaskan larutan p-toluidin hidrokhlorida yang sudah tak berwarna, sampai 50 C.

4. Tambahkan 33,4 mL (0,35 mol) anhidrida asetat. Aduk dengan segera dan segera

tambahkan larutan natrium asetat yang sudah disiapkan.

5. Campur dengan baik dan dinginkan dalam air es, saring kristal dengan corong

buchner, cuci tiga kali dengan sedikit air dingin, lalu keringkan diudara. Titik leleh

146-7 C.

Data dan Pengamatan :

Reaksi:

Hasil dan Pengamatan :

Percobaan Data dan Pengamatan

Menambahkan air dingin Terbentuk kristal

Menentukan titik leleh Titik leleh = 146,7 ºC

Pembahasan :

· Asam p-aminobenzoat bersama-sama vitamin asam pentatonat dan biotin, berperan dalam

pewarnaan (pigmentasi) kulit.

· Saat pengadukan p-toluidin hidrokhlorida dan anhidrida asetat dengan segera ditambahkan

larutan natrium aserat yang sudah disiapkan. Dicampur dengan baik dan dinginkan dalam air

es, disaring kristal dengan corong buchner, dicuci tiga kali dengan sedikit air dingin, lalu

dikeringkan di udara.

Kesimpulan :

ü Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa aseto p-toluidin dapat dibuat atau disintetis

dari hasil reaksi antara p-toluidin dengan asam asetat anhidrat.

ü Titik leleh aseto p-toluidin adalah 146,7 ºC

Page 15: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 15/17

ü Reaksi asetilasi digunakan untuk melindungi gugus amida, dimana amida yang diperoleh

direaksikan dengan oksidator. Gugus metil yang terikat pada cincin benzen diubah menjadi

gugus karboksilat. Kemudian gugus asetamida dihidrolisa menghasilkan kembali gugus

amino.

Isolasi Piperin dari Lada Putih

Tanggal Praktikum : Sabtu, 07 Januari 2012

Tujuan : Isolasi piperin dari lada putih, dan sifat kimianya.

Prinsip Kerja : Hidrolisa terhadap piperin dalam suasana asam,

menghasilkan piperidin, C3H10NH, dan asam tak jenuh

piperat dengan teknik ekstraksi secara continue

menggunakan alcohol sebagai pelarut organik

Teori Dasar :

Piperin adalah senyawa organik bahan alam yang termasuk dalam golongan alkaloid

turunan piridin. Terdapat dalam tanaman lada hitam (Piper ningrum), dalam jumlah cukup

banyak. Mempunyai bau yang khas dan tajam, rasa pedas membakar lidah. Sifat racun

alkaloid ini paling kecil dibandingkan sebagian besar alkaloid. Struktur piperin sangat menrik

karena terdiri dari banyak gugus fungsional dan sistem konyugasinya.

Hidrolisa terhadap piperin dalam suasana asam, akan menghasilkan piperidin,

C3H10NH, dan asam tak jenuh piperat. Dalam percobaan ini akan dicoba menghidrolisa

piperin dan mengisolasi piperidin sebagai hasil degrasinya. Sifat kimia piperin sangat menarik,

secara keseluruhan merupakan amida asam, sedangkan masing-masing gugus bisa

menunjukkan sifat kimia tersendiri, misalnya ketak jenuhan, karbonil dan epoksi.

Alat dan Bahan :

Ekstraktor sokhlet

Mortar + alu

Alat refluks

Gelas kimia 250 mL

Corong penyaring

Tabung reaksi

Kertas saring

Lada putih, kering

Etanol 95%

Prosedur Kerja :

1. 20 gram sampel lada putih (kering) digerus sampai terbentuk serbuk halus. Masukkan dalam

mantel kertas, untuk selanjutnya dilakukan ekstraksi kontinu dalam soxhlet dengan pelarut

etanol 95% sebanyak 150 mL selama kira-kira 2 jam.

2. Campuran ekstrak disaring lalu dipekatkan dengan cara dipanaskan diatas penangas air. Ke

dalam larutan pekat ini, tambahkan 60 mL larutan KOH alkoholis 10%, diaduk dengan baik,

biarkan sebentar lalu didekantasi atau disaring. Larutan alkoholis yang diperoleh volumnya

diukur dengan teliti, lalu dibagi dua sama banyak, yang sebagian untuk percobaan degradasi

piperin menjadi piperidin, dan sebagian lagi dibiarkan sampai terbentuk kristal piperin (titik

leleh 125 – 1260C).

Data dan Pengamatan :

Reaksi:

Page 16: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 16/17

Gambar rangkaian alat soxlet

Table siklus ekstraksi soklet selama 2 jam

Waktu Ekstraksi

(menit)Siklus ke- Keterangan

5 1 Pada siklus ini didalam alat soklet,

alcohol yang merendam sampel

berwarna kuning pekat

sedangkan alcohol di dalam labu

dasar bulat awalnya tidak

berwarna lama-lama menjadi

kuning

10 2

15 3

20 4

25 5

30 6

35 7 Pada siklus ini didalam alat soklet,

warna alcohol yang merendam

sampel mulai tidak terlalu pekat

(berwarna kuning keemasan)

40 8

45 9

50 10

55 11

60 12

65 13 Pada siklus ini didalam alat soklet,

warna alcohol yang merendam

sampel tidak berwarna kuning

pekat melainkan berwarna

kuning.

70 14

75 15

80 16

85 17

90 18

95 19 Pada siklus ini didalam alat soklet

alcohol yang merendam sampel

warna larutan menjadi agak

bening dan warna kuning

memudar, sedangkan warna

larutan didalam labu dasar bulat

menjadi kuning pekat

100 20

105 21

110 22

115 23

120 24

Grafik siklus ekstraksi

Pembahasan :

· Praktikum hanya dilakukan sampai tahap extraksi secara continue

dikarenakan kurangnya waktu yang tersedia untuk melanjutkan praktikum ke

tahap selanjutnya.

· Satu siklus ekstraksi dihitung apabila pelarut yang naik dan merendam

sampel telah turun kembali kedalam dasar labu bulat.

· Selama siklus dapat dilihat bahwa semakin banyak siklus makan larutan yang

merendam sampel warnanya akan memudar sedangkan larutan di dalam labu

dasar bulat warnanya akan semakin pekat hal ini menunjukkan bahwa proses

ekstraksi piperin telah berhasil, piperin dari lada telah terekstraksi oleh

pelarut untuk kemudian dimurnikan kembali dengan cara destilasi.

Kesimpulan :

Piperin dari lada putih dapat diekstraksi secara continue, hasil ekstraksi diperkirakan

mengandung piperidin, C3H10NH, dan asam tak jenuh piperat.

Page 17: Zona_Bagi__ Laporan Kimia Organik II

9/24/13 Zona_Bagi": Laporan Kimia Organik II

fitrikaniawati16.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-organik-ii.html 17/17

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Upit_v3 di 06.32

Referensi :

http://www.Annisanfushie's Weblog.com/ALKOHOL,FENOL,ALDEHID DAN

KETON

http://www.dreamy girl Weblog.com/pembuatan -asam-pikrat.html

http://www.google.com/pembuatan sabun dan detergen

http://www.joker-smile.blogspot.com/2011/11/v-

behaviorurldefaultvmlo.html/pembuatan isobutyl aldehid

http://www.khoirulfitrisyah.blogspot.com/pembuatan iso butyl aldehid

http://www.Tonnyangga’s Weblog.com/BENZENA DAN TURUNANNYA

Rekomendasikan ini di Google

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan

Pratinjau

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

boleh di copy buat kebaikan. Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.