zaky biologic plastic
DESCRIPTION
jhTRANSCRIPT
zaky Biologic IAIN CIREBON Imtaq... Iptek... Creative... Inovative.
ZAKY BIOLOGI
Sabtu, 20 November 2010
Kumpulan Artikel Bioteknologi Pengolahan Limbah Plastik MIKROBA "TENAGA KERJA" BIOPLASTIK
Mikroba adalah jasad renik yang sangat beragam jenisnya dan memiliki fungsi
sebagai pengurai. Kini salah satu jenisnya telah diubah menjadi ”tenaga kerja” untuk
memproduksi bioplastik oleh Khaswar Syamsu. Ia seorang perekayasa dari Institut
Pertanian Bogor yang berhasil merekayasa pembuatan plastik terbuat dari bahan pati
sagu dan lemak sawit sehingga menjadi plastik ramah lingkungan atau bioplastik.
”Mikroba itu tenaga kerja yang tidak pernah menunggu perintah dan tidak pernah
demo,” ujar Khaswar.
Perlengkapan tua itu termasuk bioreaktor buatan Jerman yang dibeli 23 tahun
silam atau pada 1986. Bioreaktor itu telah menemani Khaswar setidaknya ketika memulai
riset produksi bioplastik sejak tahun 2000 hingga 2006 ketika ia berhasil menemukan
metode pembuatan bioplastik dan mendaftarkan patennya.
Sedikitnya ada tujuh uji coba bioplatik yang dilaksanakan. Uji coba itu meliputi
kekuatan tarik, elastisitas, perpanjangan putus, sifat termal, derajat kristalinitas, gugus
fungsi dalam struktur kimia, dan biodegradabilitas atau keteruraiannya. Uji coba yang
terakhir mengenai keteruraiannya ini, bioplastik hasil rekayasa Khaswar dapat terurai
atau termakan mikroba dalam waktu 80 hari. ”Dibandingkan dengan bahan organik
lainnya, seperti kertas, laju terurai pada bioplastik ini lebih cepat,” ujar Khaswar.
Menimbun plastik
Khaswar mengutip sebuah referensi yang menunjukkan fenomena yang
berlangsung saat ini berupa timbunan plastik sebagai salah satu produk utama sampah
yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia. Padahal, sampah plastik itu tidak akan
terurai dan akan merusak lapisan tanah.
”Pada 2003 kebutuhan plastik di Indonesia mencapai 1,35 juta ton per tahun.
Setelah menjadi sampah, pemerintah hanya mampu mengelola 20-30 persennya.
Selebihnya ditimbun ke area pembuangan sampah,” katanya yang kini menjabat Kepala
Divisi Rekayasa Bioproses dan Bahan Baru pada Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati
dan Bioteknologi IPB.
Pada 2000 dan 2001, Khaswar menggunakan dana riset dari program Riset Hibah
Bersaing Direktorat Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.
Dana riset Rp 29,9 juta per tahun. Kemudian dilanjutkan pada 2005 dan 2006
menggunakan dana riset dari program Riset Unggulan Terpadu Kementerian Negara
Riset dan Teknologi. Dana riset setiap tahun Rp 97 juta dan Rp 93 juta. Dari kegiatan riset
selama empat tahun itulah lalu dihasilkan bioplastik. Menurut dia, harga produksi
bioplastik ini antara lima sampai tujuh kali harga pembuatan plastik konvensional yang
terbuat dari bahan berbasis petrokimia atau minyak bumi.
”Negara Korea saat ini berhasil menyimulasikan produksi bioplastik hanya dengan
biaya tiga kali biaya pembuatan plastik berbasis petrokimia. Ketika bahan petrokimia
yang terbatas dan tidak teruraikan itu ke depan makin mahal, produksi bioplastik akan
makin murah dan yang lebih penting ramah lingkungan,” ujar Khaswar.
Mikroba impor
Mikroba yang disebut-sebut Khaswar sebagai tenaga kerja bioplastik, yang bekerja
dengan tidak pernah menunggu perintah dan tidak pernah mendemo, adalah Ralstonia
eutropha impor dari Jepang. ”Sebetulnya, mikroba itu juga ada di dalam tanah di mana
pun di Indonesia ini. Namun, di Indonesia tidak ada badan nasional yang secara khusus
menangani masalah pemetaan dan pengoleksian mikroba seperti di Jepang,” kata
Khaswar.
Secara terpisah, Kepala Bidang Biologi Sel dan Jaringan pada Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspita Lisdiyanti mengatakan,
keberadaan badan nasional yang secara khusus menangani pemetaan dan pengoleksian
berbagai mikroba di Indonesia belum dirintis.
”Saat ini para peneliti atau perekayasa yang membiakkan mikroba itu hanya
menggunakannya demi kepentingan masing-masing. Semestinya, memang ada badan
nasional yang secara khusus menangani koleksi mikroba dan pemanfaatannya untuk
kepentingan bersama,” kata Puspita (Sumber: Kompas)
Pada era ke depan, menurut Puspita, bidang mikroorganisme ini memiliki peranan
sangat penting untuk menunjang kehidupan yang berkelanjutan. Mikroba terbukti dapat
menciptakan bahan bioplastik sekaligus akan mengurainya kembali. Dengan rantai ini,
keseimbangan alam tercipta.
Sumber :
http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/09/08283719/mikroba.tenaga.kerja.bioplastik
9 Januari 2009,
Sumber Gambar :
http://www.nec.co.jp/eco/en/annual2006/02/images/2-1-02.jpg
Referensi :
http://bioteknologiindonesia.blogspot.com/2009/03/mikroba.tenaga.kerja.bioplastik
diunduh 12 April 2010
Rekayasa Bioplastik Berbahan Dasar Limbah Jagung dengan
Plasticizer Asam Lemak Inti Sawit dan Aplikasinya Sebagai
Pengemas Biodegradable untuk Bahan Pangan dan Farmasi.
Masykuri, M.; Radiman, Cynthia L.; Arcana, I Made*)
Fakultas KIP UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing, 2007
Telah dilakukan rekayasa pembuatan bioplastik dengan bahan dasar
limbah jagung dengan plasticizer asam lemak inti sawit. Plasticizer asam
lemak inti sawit dipilih untuk menggantikan plasticizer komersial, yakni
dioctylphtalate (DOP), trioctylphtalate (TOP), dan dioctylsebasate (DOS)
yang bersifat toksik. Keuntungan plasticizer dari minyak nabati sebagai
pengganti plasticizer sintetis adalah selain dapat diperbaharui, juga tidak
bersifat racun dan lebih bersahabat dengan lingkungan. Penelitian ini
mengkaji sintesis bioplastik zein dengan variasi 3 jenis plasticizer, yaitu:
gliserol, asam oleat dan tanpa plasticizer sebagai pembanding. Variasi
konsentrasi plasticizer/zein (v/w) yang diteliti terdiri dari 0,1/1; 0,2/1; 0,4/1;
0,8/1 dan 1/1.
Karakterisasi yang dilakukan meliputi sifat termal, struktur dan
morfologi lintang dan kristalinitas dari produk. Prosedur pengujian yang
digunakan adalah berturut-turut ASTM D638-99, DSC, XRD, FTIR, dan
SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya
konsentrasi plasticizer, semakin lentur bioplastik yang dihasilkan. Bioplastik
zein memiliki suhu transisi gelas, Tg, antara 110 – 165oC, pada pemanasan di
atas suhu tersebut terjadi perubahan dari keadaan glassy ke rubbery.
Ditinjau dari aspek morfologi lintang, struktur bioplastik dengan
plasticizer asam oleat lebih baik daripada bioplastik dengan plasticizer
gliserol atau tanpa plasticizer, karena memiliki struktur matrik polimer yang
lebih rapat. Bioplastik dengan plasticizer asam oleat memiliki fasa kristalin
yang paling besar dibanding kedua jenis bioplastik lainnya, fasa kristalin
bioplastik dengan plasticizer gliserol relatif sama dengan bioplastik tanpa
plasticizer. Pada aspek karakter mekanik, meningkatnya kadar plasticizer
mampu meningkatkan kuat tarik. Kuat tarik dan perpanjangan putus
menunjukkan penurunan dengan semakin lamanya waktu penyimpanan.
Bioplastik dengan plasticizer asam oleat memiliki kuat tarik yang lebih tinggi
dibanding bioplastik dengan plasticizer gliserol atau bioplastik tanpa
plasticizer. Kuat tarik bioplastik dengan plasticizer asam oleat, gliserol dan
tanpa plasticizer pada awal perlakuan berturut-turut adalah 7,8 MPa, 7,2
MPa dan 6,9 MPa.
Referensi:
http://lppm.uns.ac.id/2009/01/29/rekayasa-bioplastik-berbahan-dasar-limbah-jagung-
dengan-plasticizer-asam-lemak-inti-sawit-dan-aplikasinya-sebagai-pengemas-
biodegradable-untuk-bahan-pangan-dan-farmasi-2/
diunduh 12 April 2010
KEMASAN PLASTIK NANOTEKNOLOGI SANGAT RAMAH
LINGKUNGAN
on: January 28, 2010, 02:42:58 pm
Jakarta - Teknologi nano (nanotechnology) dalam kemasan plastik bisa menjadi
teknologi yang sangat ramah lingkungan karena plastik menjadi sangat mudah terurai
oleh mikroba yang ada dalam tanah.
"Dengan nanoteknologi, maka plastik kemasan yang sebelumnya membutuhkan
waktu puluhan tahun untuk terurai, menjadi mudah terurai hanya dalam 4-8 minggu,
bahkan lebih cepat lagi," kata Sekjen Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI), Dr.
Agus Haryono, di sela Konferensi Internasional "Advanced Materials and Practical
Nanotechnology" di Jakarta, Rabu (11/11’ 09). Plastik kemasan nanoteknologi yang
disebut sebagai plastik "biodegradable" hasil riset bersama MNI itu, dibuat dengan
mencampurkan kalsium karbonat dalam bentuk partikel nano dengan ukuran puluhan
nanometer ke dalam bahan kemasan plastik polietilen (PE) atau polipropilen (PP) hingga
70 persen.
"Kemasan plastik nanoteknologi mudah terurai karena dengan ukurannya yang
sangat kecil, luas permukaanya menjadi lebih lebar, kontak dengan mikroba dalam tanah
jauh lebih banyak," kata pakar kimia polimer LIPI itu.Nanoteknologi berkaitan dengan
bagaimana cara mengatur material, sruktur dan fungsi zat pada skala nano (satu
nanometer sama dengan satu meter dibagi satu miliar -red) sehingga menghasilkan materi
dengan struktur dan fungsi baru.
Namun sayangnya, ujar dia, kemasan plastik nanoteknologi yang dibuat oleh mikroba ini
masih lebih mahal dibanding kemasan plastik biasa sehingga akan sulit dilirik masyarakat
meski sangat bagus untuk lingkungan."Tapi kami sudah mencoba mendorong
Kementerian Lingkungan Hidup untuk membuat peraturan tentang pemanfaatan
kemasan plastik biodegradable ini," kata dia.
Menurut dia, jika perusahaan plastik kemasan bisa memproduksi dua persen saja
kemasan plastik biodegradable ini dari total produksi plastik PE dan PP-nya, maka hal itu
udah sangat bagus.Agus mengatakan, ada dua metode pembuatan kemasan plastik
nanoteknologi, yakni secara kimia dan secara fisika.
Secara kimia yaitu dengan melarutkan dan ditambahkan zat kimia tertentu
sehingga muncul dalam bentuk bubuk seukuran nano atau dengan cara fisika yaitu
dengan menghancurkan zat-zat dengan alat "high energy milling."Ketua Umum MNI Dr
Nurul Taufiqurochman mengatakan, nanoteknologi saat ini sudah semakin diaplikasikan
ke berbagai bidang seperti di bidang kosmetik, pengobatan, tekstil, bahan bangunan,
teknologi informasi dan komunikasi dan lain-lain.(ant/yan).
Referensi:
http://forum.upi.edu/v3/index.php?
PHPSESSID=42a020f745f25ba40da8ef409b878406&topic=15659.msg49732#msg49732
Tanggal Dowload 2 April 2010
Polimer Biodegradable dari Pati
Published By riekri On Sunday, February 7th 2010.
Under Chemical Engineering Tags: Biodegradable Polymer
Polimer biodegradable adalah polimer yang dapat berubah menjadi
biomassa, H2O, CO2 dan atau CH4 melalui tahapan depolimerisasi dan
mineralisasi. Depolimerisasi terjadi karena kerja enzim ekstraseluler (terdiri
atas endo dan ekso enzim). Endo enzim memutus ikatan internal pada rantai
utama polimer secara acak, dan ekso enzim memutus unit monomer pada
rantai utama secara berurutan. Bagian-bagian oligomer yang terbentuk
dipindahkan ke dalam sel dan menjadi mineralisasi. Proses mineralisasi
membentuk CO2, CH4, N2, air, garam-garam, mineral dan biomassa. Definisi
polimer biodegradable dan hasil akhir yang terbentuk dapat beragam
bergantung pada polimer, organisme, dan lingkungan.
Pengkajian pemanfaatan sumberdaya pati untuk produksi plastik
biodegradable dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu:
1. Pencampuran (blending) antara polimer plastik dengan pati
Pencampuran dilakukan dengan menggunakan extruder atau dalam
mixer berkecepatan tinggi (high speed mixer) yang dilengkapi pemanas
untuk melelehkan polimer plastik. Plastik yang digunakan dapat berupa
plastik biodegradable antara lain PolyLactic Acid (poli asam laktat)
maupun plastik konvensional (polietilen). Sedangkan pati yang digunakan
dapat berupa pati mentah berbentuk granular maupun pati yang sudah
tergelatinisasi. Sifat mekanik dari plastik biodegradable yang dihasilkan
tergantung dari keadaan penyebaran pati pada fase plastik, yaitu bila pati
tersebar merata dalam ukuran micron dalam fase plastik, maka produk
plastik biodegradable yang dihasilkan akan mempunyai sifat mekanik
yang baik. Sifat biodegradabilitas dari plastik biodegradable berbasiskan
pati sangat bergantung dari kandungan patinya. Semakin besar
kandungan patinya, maka semakin tinggi tingkat biodegradabilitasnya.
2. Modifikasi kimiawi pati
Untuk menambahkan sifat plastisitas dari pati, metode grafting sering digunakan.
Sifat biodegradabilitas dari produk plastik yang dihasilkan tergantung daripada jenis
polimer yang dicangkokkan pada pati. Jika polimer yang dicangkokkan bersifat
biodegradable, maka produk yang dihasilkan juga akan bersifat biodegradable.
Namun demikian, biasanya sifat biodegradabilitas pati akan berkurang atau bahkan
hilang sama sekali dengan proses modifikasi kimiawi.
3. Penggunaan pati sebagai bahan baku fermentasi menghasilkan
monomer/polimer plastik biodegradable
Pati dapat dipakai sebagai bahan baku fermentasi untuuk menghasilkan asam laktat
(monomer dari PLA), 1,4-butanediol (monomer dari PBS) atau polyester mikroba
(PHB) atau biopolimer lainnya.
Sifat polimer biodegradable sangat beragam bergantung pada jenis
polimer, jenis aditif yang dipakai dan kondisi proses. Menurut Andrady
(2000) diacu dalam Hartoto et al (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
biodegradabilitas senyawa polimer antara lain adalah panjang rantai molekul
polimer, kompleksitas struktur polimer dan hidrofilitas polimer. Faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi biodegradasi plastik di lingkungan antara
lain sifat-sifat primer bahan yang meliputi komposisi polimer, berat molekul
(BM), distribusi bobot molekul, kritalinitas, suhu transisi gelas (Tg),
porositas, hidrofibisitas, konfigurasi sterik, jenis ikatan antar monomer serta
proses pembuatan bahan yang mencakup jenis pembuatan, karakteristik
permukaan, ketebalan bahan, zat aditif, bahan pengisi, dan pelapis (Brandl et
al, 1995 dalam Hartoto et al, 2005).
<!--[if !vml]--> <!--
[endif]-->
Siklus produksi dan degradasi biodegradable polymer (IBAW Publication,
2005)
Daftar Pustaka:
Anonymous, 2005. Highlights in Bioplastics, Berlin: IBAW Publication.
Hartoto, Liesbetini., Ani Suryani dan Erliza Hambali, 2005. Rekayasa Proses
Produksi Asam Polilaktat (PLA) dari Pati Sagu Sebagai Bahan Baku Utama
Plastik Biodegradable, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nasiri, Syah Johan A., 2008. Mengenal Polylactic acid, dalam Majalah Sentra
POLIMER, Tahun VII nomor 27, Jakarta.
Referensi:
http://riekonaicha.co.cc/2010/02/polimer-biodegradable-dari-pati/ diunduh 02 April 2010
Bioplastik, Mari Kita Mencoba Membuatnya
Sebelum mengetik lebih jauh, saya ingin memberikan rasa terima
kasih pada Brandon Sweeny dan rekan, anak-anak muda dari AS, yang
telah membagikan materi berikut ini di internet.
BioPlastik adalah plastik yang diperoleh dari bahan-bahan bio masa
yang dapat diperbaharui (renewable). Plastik ini berbeda dari plastik
konvensional yang diproduksi dengan bahan dasar petroleum. Kenapa sih
perlu dunia ini membutuhkan bioplastik? Dan bagaimana cara membuat
bioplastik secara sederhana?
Plastik dibutuhkan dalam berbagai keperluan sehari-hari dalam
kehidupan modern ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, 100 juta ton
plastik konvensional berbahan dasar petroleum diproduksi tiap tahun.
Dibutuhkan 7 juta barel minyak per hari untuk memperoleh bahan dasar
plastik dan untuk memproduksinya.
Bayangkan, berapa banyak polusi dan penggunaan bahan bakar fosil
yang bisa ditekan, apabila bio plastik ini digunakan di seluruh dunia. Belum
lagi masalah sampah plastik konvensional yang tidak terurai, dan
mencemari lingkungan.
Sebelum kita mulai, mari sedikit kita mengulas mengenai kimia dari
polimer. Polimer adalah bahan utama dari semua plastik. Plastik yang ideal
memiliki rantai polimer yang sangat panjang dan lurus yang membuatnya
kuat dan lentur. Sedangkan tajin tepung jagung (salah satu bahan organik
yang akan kita coba untuk membuat bioplastik) terdiri dari 2 komponen
dasar: amilose dan amilopektin. Amilosa adalah polimer yang lurus dan
panjang, persis seperti yang kita butuhkan. Amilopektin, di sisi lain, adalah
polimer yang pendek dan bercabang, yang artinya: ini akan menghasilkan
plastik yang kaku dan rapuh.
Ada 2 hal yang kita akan lakukan untuk meningkatkan sifat dari plastik kita
ini.
Pertama, teknik ini sangat sederhana yang dinamakan hidrolisis
asam (acid hyrolysis) dengan menambahkan cuka ke dalam plastik, kita
bisa mematahkan cabang amilopektin yang membuat plastik menjadi kaku
dan rapuh.
Kedua, kita akan menambahkan plasticizer, bahan ini bisa didapatkan
dari toko kimia atau toko grosir dengan sebutan gliserin. Gliserin berperan
sebagai pelumas pada tingkat molekul. Untuk memmahaminya, bayangkan
saja semangkok mi lengket dan kempal, lalu kita menuangkan minyak
sayur ke atas mi agar tidak begitu lengket lagi.
Jika Anda membutuhkan plastik yang lentur, terutama untuk tas,
tambahkan lebih banyak gliserrin, tapi jika ingin plastik yang kaku, maka
gunakan lebih sedikit gliserin.
Pengen mencoba membuat bioplastik secara sederhana dengan
tepung jagung?
Ini dia caranya kalau pengen nyoba bikin bioplastik sendiri:
Bahan:
1. Satu sendok makan tepung jagung atau tepung maizena
2. Empat sendok makan air
3. Satu sendok teh gliserin
4. Satu sendok teh cuka dapur
Cara Membuat:
Masukkan semua bahan ke dalam panci kecil dan panaskan dengan api
kecil
Aduk-aduk bahan tadi sambil dipanaskan hingga adonan berbentuk
seperti jel, pecahkan gelembung udara yang biasa agar hasilnya bagus
Matikan api kompor, dan tuangkan adonan ke atas alas, atau cetakan.
Jika ingin membuat plastik dalam bentuk lembaran, tuang dan ratakan
adonan di atas alas dengan luas yang cukup, diamkan selama sekitar
satu hari.
Jadilah percobaan kita membuat plastik dari bahan organik.
Referensi :
http//anunyaanu.blogspot.com/2009/06/bioplastik-mari-mencoba-membuatnya
diunduh 12 Aprril 2010.
Diposkan oleh zaki di 18.23 Label: zaky biologi
0 komentar: Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
zaky music
Free Music at divine-music.info
ptt
Make your own animation
Omne Vivum ExOvo Omne Vivum ExVivo
slide photo
Transtool
Mengenai Saya
zaki
seorang mahasiswa jurusan T-IPA BIOLOGI IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. Selain itu juga saya masih sempat untuk mengajarkan kepada siswa khususnya mengenai mata pelajaran biologi.
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2010 (7) o ► Desember (3)
Kemampuan Berfikir Kreatif Pengalaman di MTs Al-Ikhlas
Setupatok Mundu Kab. C... Cinta Ditolak Lalu Bunuh Diri |
Poskotanews.com o ▼ November (4)
Pantai Desa Tegaltaman Akan Jadi Bumi Perkemahan.....
apa itu tundra..?? Kumpulan Artikel Bioteknologi
Pengolahan Limbah Pl... PENGGUNAAN DAN DAMPAK YANG
DITIMBULKAN BIOTEKNOLOG...
► 2009 (5) o ► Juli (3)
Keutamaan membaca, mempelajari dan mengamalkan A...
BUDIDAYA UDANG WINDU “PERHIMPUNAN PETANI TAMBAK” D...
Bagaimana Bimbingan Dan Konseling di PT..??
o ► Mei (1) IKAN LELE ( Clarias batrachus )
o ► April (1) galery foto biologi stain cirebon
► 2008 (3) o ► Oktober (1)
matahari sebagai pusat tata surya o ► September (2)
Strategi Pembelajaran Sains di Sekolah Menengah Pe...
Administrasi pendidikan
shoutzakView shoutboxShoutMix chat widget
my messenger
zaki bio by http://biologi-c.blogspot.com/>
TZX
Jam Berapa ya...???
My Facebook
Zaky Bio Crb
Buat Lencana Anda
share
kba Mouse
Template Picture Window. Didukung oleh Blogger.
/moc.topsgolb.c-igoloib//:ptth