zakat serta pembagiannya

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang kita ketahui di era globalisasi ini, banyak sekali terjadi perubahan-perubahan baik itu dalam bentuk situasi dunia yang semakin canggih dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya, bahkan dengan permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang kadang-kadang menimbulkan kesenjangan dari berbagai aspek, misalnya saja mengenai perbedaan pendapat tentang dasar hukum dan juga bagaimana tata cara berzakat yang benar, setidaknya memanggil kita untuk memperhatikan hal tersebut secara jernih dan cermat. Fenomena tersebut muncul sangat erat kaitannya dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang secara terorganisir perlu dibenahi. Sebab itulah yang membuat penulis membuat makalah yang berjudul “Zakat (dasar hukum dan tata caranya)” ini, karena manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusia pun diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu di dalam makalah ini penulis membahas tentang seluk-beluk zakat, baik itu dasar hukumnya maupun tata caranya, yang gunanya memberi penjelasan kepada pembaca mengenai hal tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan zakat ? 1

Upload: meri-septiani

Post on 02-Aug-2015

232 views

Category:

Internet


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Zakat serta Pembagiannya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana yang kita ketahui di era globalisasi ini, banyak sekali terjadi perubahan-perubahan baik itu dalam bentuk situasi dunia yang semakin canggih dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya, bahkan dengan permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang kadang-kadang menimbulkan kesenjangan dari berbagai aspek, misalnya saja mengenai perbedaan pendapat tentang dasar hukum dan juga bagaimana tata cara berzakat yang benar, setidaknya memanggil kita untuk memperhatikan hal tersebut secara jernih dan cermat. Fenomena tersebut muncul sangat erat kaitannya dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang secara terorganisir perlu dibenahi.

Sebab itulah yang membuat penulis membuat makalah yang berjudul “Zakat (dasar hukum dan tata caranya)” ini, karena manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusia pun diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu di dalam makalah ini penulis membahas tentang seluk-beluk zakat, baik itu dasar hukumnya maupun tata caranya, yang gunanya memberi penjelasan kepada pembaca mengenai hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan zakat ?2. Apa saja dasar hukum yang mewajibkan umat muslim untuk berzakat ?3. Apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat ?4. Siapa saja yang berhak menerima zakat ?5. Apa saja harta-harta yang wajib dizakati ?6. Apa saja perbedaan zakat fitrah dan zakat maal ?7. Apa saja manfaat berzakat ?

1.3 Tujuan Penulisan1. Agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan zakat.2. Agar pembaca dapat memahami apa saja dasar hukum yang mewajibkan

berzakat bagi umat muslim.3. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja syarat bagi orang yang

mengeluarkan zakat.4. Agar pembaca dapat mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat.

1

Page 2: Zakat serta Pembagiannya

5. Agar pembaca dapat memahami harta-harta yang bagaimana yang wajib dizakati.

6. Agar pembaca dapat memahami perbedaan zakat fitrah dan maal.7. Agar pembaca dapat memahami manfaat berzakat.

1.4 Metode PenulisanDidalam makalah yang berjudul “Zakat (dasar hukum dan tata caranya) ini, penulis menggunakan metode pustaka.

1.5 Manfaat Penulisan1. Pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan zakat.2. Pembaca dapat memahami apa saja dasar hukum yang mewajibkan

berzakat bagi umat muslim.3. Pembaca dapat mengetahui apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan

zakat.4. Pembaca dapat memahami siapa saja yang berhak menerima zakat.5. Pembaca dapat memahami harta-harta yang bagaimana yang wajib

dizakati.6. Agar pembaca dapat memahami perbedaan zakat fitrah dan maal.7. Agar pembaca dapat memahami manfaat berzakat.

2

Page 3: Zakat serta Pembagiannya

BAB IIZAKAT (DASAR HUKUM DAN TATA CARANYA)

2.1 Pengertian Zakat

Menurut bahasa, zakat berasal dari kata “Tazkiyah” yang berarti “membersihkan” dan kata zakat berarti pula “namaa”, artinya “tumbuh atau bertambah”1, sedangkan menurut syara’ ialah “nama bagi ukuran yang dikeluarkan dari harta-harta atau badan menurut peraturan yang akan datang”. Menurut istilah zakat ialah pensucian harta dari segala bentuk dan bagian-bagian yang bukan hak diri kita, melainkan hak orang lain. Pensucian disini dapat juga dimaknakan juga untuk membersihkan jiwa.2 Sebab, zakat ialah nama atau sebutan dari suatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan.3

Kata-kata zakat itu arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah At-Taubah ayat 103 yang artinya:

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Medengar, Maha Mengetahui.”

(Q.S. At-Taubah :103)

Zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang lima yang disebut beriringan dengan shalat pada 82 ayat di dalam al-quran. Allah telah menetapkan hukumnya Fardhu ‘Ain bagi orang Islam yang mampu dan kaya. Oleh karena itu, harta yang telah mencapai nisab wajib dizakati.

2.2 Dasar Hukum Kewajiban Zakat

Dasar hukum diwajibkannya melaksanakan zakat itu terbagi dua, yaitu;

1. Dasar Hukum dari Al-Qurana. Surah At-taubah ayat 103

1 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah, 2003, hal. 28.2 Hasan Ridwan, Fiqih ibadah, (Bandung:Pustaka Setia), hal. 206.3 Sayyid Sabiq, Bab Zakat, hal. 5.

3

Page 4: Zakat serta Pembagiannya

Artinya : “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Medengar, Maha Mengetahui.”

b. Surah Al-Baqarah ayat 43Artinya : “Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanah zakat...”

c. Surah Al-Baqarah ayat 267Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil urusanmu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”

d. Surah Az-Zariyat ayat 19Artinya : “Dan harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang

meminta dan orang miskin yang tidak meminta.”e. Surah Al-An’am ayat 141

Artinya :“... dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya ...”

2. Hadis-hadis yang Mewajibkan Zakata. Hadis dari Ath-Thabrani dan dari Ali bin Abi Thalib

Artinya: “Allah SWT. mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum Muslimin sejumlah yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara mereka. Fakir miskin itu tidak akan menderita karena kelaparan dan kesulitan sandang, kecuali karena perbuatan orang-orang kaya. Ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti secara tegas dan menyiksa mereka dengan pedih.” (H.R.Ath-Thabrani)

b. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim lainnya, Rasulullah SAW. pernah bersabda:

“Sungguh, nafkah apa pun yang engkau infakkan untuk memperoleh keridaan Allah, pasti engkau akan diberi pahala karenanya, hingga

4

Page 5: Zakat serta Pembagiannya

apa pun yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (H.R.Bukhari dan Muslim)

2.3 Syarat Bagi Orang yang Mengeluarkan Zakat

Yang wajib mengeluarkan zakat adalah :

a. Orang yang beragama islam, baik yang merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki, perempuan, tua, muda yang pada hari raya itu ada memiliki kelebihan rezeki.

b. Orang yang berada dalam tanggungannya, seperti istri, ibu, bapak, pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung jawabnya. Contoh : Saat mengeluarkan zakat fitrah.Dasar mengeluarkan zakat fitrah ini terdapat dalam al-quran dan hadits, yaitu dalam surah Al ‘Ala ayat 14 – 15 yang artinya:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia mengerjakan shalat”.Dalam hadits Nabi SAW. disebutkan :“Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan kepada semua orang islam, orang merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau gandum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)4

2.4 Orang yang Berhak Menerima Zakat

Orang yang berhak menerima zakat fitrah (Mustahiq) seluruhnya ada 8 golongan yang secara tegas disebutkan dalam Al-quran surah At-Taubah ayat 60. Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa mustahiq zakat atau orang yang berhak menerima zakat itu adalah :

a. Orang Fakir, yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

b. Orang Miskin, yaitu orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.

c. Amil Zakat, yaitu orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan harta zakat.

d. Mu’allaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan imannya masih lemah.

4 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah, 2003, hal. 40.

5

Page 6: Zakat serta Pembagiannya

e. Riqab (memerdekakan budak), mencakup juga untuk membebaskan orang miskin yang ditawan oleh orang-orang kafir.

f. Gharim, yaitu orang-orang yng berhutang karena untuk kepentingan agama dan tidak sanggup membayarnya.

g. Sabilillah, yaitu untuk keperluan islam dan kaum muslimin.h. Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan

maksiat dan mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

2.5 Harta-harta yang Wajib dizakatiZakat yang wajib di keluarkankan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :A. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat wajib yang dilaksanakan setelah pelaksanaan puasa pada bulan ramadhan selesai. Zakat fitrah diwajibkan kepada semua orang Islam, baik yang sudah mukallaf maupun yang belum. Yang belum mukallaf dibayarkan oleh orangtuanya atau oleh walinya. Jumlah yang harus dibayarkan sebagai zakat fitrah adalah 3,1 liter atau 2 ½ kg beras, yang diberikan kepada orang-orang miskin. Dinamakan zakat fitrah karena bertujuan untuk membersihkan diri dari segala perbuatan dosa bagi orang yang berpuasa dan untuk menjadi makan bagi orang fakir miskin serta dapat menciptakan hubungan harmonis antara yang kaya dan yang miskin.

Sesuai dengan hadits Nabi SAW. yang artinya “Rasulullah SAW. telah mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari segala perkataan yang keji dan kotor dan untuk menjadi makanan bagi orang miskin.” (H.R.Abu Daud, Ibnu Majah dan Daruquthni)

Zakat fitrah yang dikeluarkan dapat berupa makanan pokok yang mengenyangkan seperti beras, jagung dan sagu. Selain dengan makanan zakat fitrah juga boleh dibayar dengan uang seharga makanan tersebut.

Pelaksanaan pembayaran zakat fitrah adalah sebagai berikut :a. Dibolehkan membayar zakat fitrah pada awal Ramadhan (sejak tanggal

1 Ramadhan) sampai hari terakhir puasa Ramadhan.b. Waktu yang wajib adalah sejak terbenamnya matahari pada akhir bulan

ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri.c. Waktu sunah, yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi shalat

‘idul fitri.d. Waktu makruh, yaitu sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam

matahari pada tanggal 1 syawal.

6

Page 7: Zakat serta Pembagiannya

Ada yang berpendapat bahwa waktu yang paling utama membayar zakat adalah setelah shalat subuh sebelum pergi ke lapangan untuk melaksanakan shalat ‘idul fitri. Akan tetapi, pendapat ini kurang dapat dipertahankan kelazimannya, karena untuk keadaan sekarang, jumlah pembayar zakat fitrah sangat banyak, sedangkan panitia pembagian zakat fitrah sangat sedikit, sehingga apabila bersikukuh dengan waktu setelah shalat subuh, pelaksanaannya tidak akan tercapai dengan baik.Hukum pelaksanaan Zakat Fitrah, yaitu fardhu ‘Ain bagi tiap-tiap orang islam yang mengalami hari raya Idul Fitri sebelum shalat Id. Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah :

c. Orang yang beragama islam, baik yang merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki, perempuan, tua, muda yang pada hari raya itu ada memiliki kelebihan rezeki.

d. Orang yang berada dalam tanggungannya, seperti istri, ibu, bapak, pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung jawabnya. Dasar mengeluarkan zakat fitrah ini terdapat dalam al-quran dan hadits, yaitu dalam surah Al ‘Ala ayat 14 – 15 yang artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia mengerjakan shalat”.Dalam hadits Nabi SAW. disebutkan :“Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan kepada semua orang islam, orang merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau gandum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)5

B. Zakat Maal (Zakat Harta) Zakat maal adalah zakat yang berhubungan dengan harta benda. Adapun harta benda yang wajib dizakati, terdiri dari :1. Zakat tanaman dan buah-buahan

Dalam surah Rasulullah SAW. kepada kerajaan Himsyar, terdapat pernyataannya yang menegaskan bahwa zakat yang wajib atas orang-orang yang beriman dari tanah mereka ialah 1/10 dari hasil bumi yang diairi oleh mata air dan yang diairi oleh hujan, dan dari tiap-tiap yang diairi dengan sumur timba.Menurut Imam Abu Hanifah, zakat itu wajib atas setiap hasil bumi, baik sedikit atau banyak, tanpa dipersyaratkan mencapai nisab.

5 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah, 2003, hal. 40.

7

Page 8: Zakat serta Pembagiannya

Adapun Abu ‘Ubaid mengatakan, “Pada tanaman apa pun yang dikeluarkan oleh bumi (ada zakatnya), baik yang diairi lewat sungai maupun yang diairi oleh hujan, tanpa dipersyaratkan mencapai nisab maupun keharusan tahan lama. Dengan demikian, zakat itu wajib pula atas sayur-sayuran, kecuali kayu bakar dan jenis bambu dan rumput”.Abu Hanifah berpendapat bahwa zakat ini berlaku pada tanaman yang disiram oleh hujan, yakni zakatnya 1/10, sedangkan tanaman yang disiram dengan air dari timbaan, zakatnya 1/20.6

Kebanyakan fuqaha berpendapat bahwa zakat itu khusus pada tumbuhan yang sengaja ditanam untuk dijadikan makanan pokok dengan syarat bisa disimpan. Menurut Imam Hambali, tidak dipersyaratkan bahwa yang bisa disimpan itu harus bisa dijadikan makanan. Bahkan, zakat itu tetap wajib atas biji-bijian yang bisa disimpan, sekalipun tidak cocok dijadikan makanan.Imam Hanafi berpendapat bahwa zakat itu wajib atas apa saja yang ditumbuhkan oleh bumi maupun yang sengaja ditanam oleh manusia dari berbagai hasil pertanian, baik itu berupa biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan, kapas, kapuk, dan lain-lain tumbuh-tumbuhan yang ditumbuhkan oleh bumi. Zakat baru dikeluarkan apabila telah mencapai nisab. Menurut Ibnu Qudamah, “Zakat itu tidak wajib pada tanaman dan buah-buahan apa pun sebelum mencapai 5 wasaq”.7

Mujahid dan Abu Hanifah beserta pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa zakat itu tetap wajib, baik tanaman itu hasilnya sedikit atau banyak karena sabda Nabi SAW. dalam hal ini bersifat umum, “Tanaman yang disiram oleh hujan zakatnya sepersepuluh”. Dalam sabda Nabi SAW. yang lain dinyatakan bahwa “Tanaman yang kurang dari 5 wasaq tidak wajib dizakati”.Apabila menggunakan ukuran liter, nisab tanaman dan buah-buahan adalah 825 liter. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ bisa juga sama dengan 5 rithl (dengan catatan 1 rithl = 128 dirham). Yang wajib dizakati dari tanaman dan buah-buahan ialah pendapatan keseluruhannya atau hasilnya secara global, demikian menurut fuqaha Hanafi, Syafi’i maupun Hambali. Adapun menurut fuqaha Maliki, zakat itu hanya diwajibkan atas hasil bersihnya saja.8

Kewajiban zakat pada tanaman yang diairi tanpa biaya adalah 1/10 (10 %)-nya, sedangkan yang diairi dengan biaya adalah 1/20 (5 %)-

6 Ibid,hal. 2307 Ibid.8 Ibid.

8

Page 9: Zakat serta Pembagiannya

nya. Bila tanaman itu diairi dengan mengeluarkan biaya selama setengah tahun, sedang setengah tahunya lagi tanpa biaya, zakatnya ialah 3/40 (7,5%)-nya. Akan tetapi, jika ada tanaman yang diairi dengan air hujan dan timba (entah berapa kali), menurut para fuqaha Syafi’i, itu terkena zakat 3/40 (7,5%)-nya, berdasarkan hukum pertengahan.

2. Zakat PeternakanZakat peternakan merupakan salah satu perintah Allah dan Rasulullah SAW. ada berbagai macam jenis peternakan, yaitu peternakan kambing, sapi, kerbau, unta, lembu, dan yang sejenis dengan jenis ternak yang dimaksudkan. Apabila peternakannya dilakukan dengan cara kerja sama, yang peternakannya digabungkan, zakatnya sama, yaitu masing-masing jumlah kambing yang telah mencapai nisab. Semua binatang milik kedua orang itu dikeluarkan zakatnya seperti pengeluaran zakat satu orang. Seandainya hewan-hewan yang akan dizakatkan seseorang berbeda usianya dari yang semestinya, misalnya seharusnya dikeluarkan unta yang berumur 4 - 5 tahun, sedangkan yang ada padanya yang berumur 3 – 4 tahun, zakatnya itu masih dapat diterima, asal ditambah dengan 2 ekor kambing yang berumur lebih dari 1 tahun, atau jika tak ada, ditambahkan dengan uang sebanyak 20 dirham.Sebaliknya, bila yang harus dikeluarkan itu berupa unta berumur 3 – 4 tahun, sedangkan yang ada hanya unta berumur 4 – 5 tahun, ia dapat memberikan itu dengan diberi imbalan oleh yang menerima zakat sebanyak 20 dirham, atau 2 ekor kambing umur lebih dari 1 tahun.9

Menurut kesepakatan ulama, dibolehkan mengeluarkan hewan jantan sebagai zakat jika ternak itu semuanya terdiri atas yang jantan. Jika semuanya betina, atau sebagiannya jantan dan sebagian lagi betina, menurut Ahnaf, boleh mengeluarkan yang jantan, tetapi menurut yang lain, hanya boleh yang betina.Syarat wajib zakat bagi pemilik binatang ternak atau perusahaan peternakan adalah :

a. Orang islamOrang non muslim meskipun memiliki jenis-jenis ternak tersebut diatas, tidak wajib mengeluarkan zakat.

b. MerdekaSeorang hamba sahaya tidak diwajibkan mengeluarkan zakat.

9 Ibid, hal. 227.

9

Page 10: Zakat serta Pembagiannya

c. Milik yang sempurna atau milik mutlakMaksudnya, apabila seseorang muslim belum menjadi pemilik penuh, misalnya uang yang dipergunakan membeli bibit ternak berupa pinjaman atau bantuan kredit, maka tidak wajib mengeluarkan zakat.

d. Cukup nishabMaksudnya ialah jumlah batas minimal sudah cukup.

e. Sampai haulArtinya binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah binatang ternak yang telah dimiliki sampai satu tahun lamanya.Hadits Nabi Muhammad SAW, yang artinya ;“Tidak ada (kewajiban) zakat pada harta seseorang sebelum sampai satu tahun dimilikinya”. (H.R. Ad Daruquthni)

f. Makanannya dari pengembalaan, bukan dari rumput belian.g. Binatang itu tidak digunakan untuk bekerja (untuk membajak

sawah) atau menarik angkutan dan lain-lain.10

Berikut ini perincian nisab zakat binatang ternak, diantaranya ialah;

a. Nisab dan zakat unta11

Nisab ZakatnyaBilangan dan jenis

zakatUmur

5 - 9 1 ekor kambing atau1 ekor domba

2 tahun lebih1 tahun lebih

10 - 14 2 ekor kambing atau2 ekor domba

2 tahun lebih1 tahun lebih

15 - 19 3 ekor kambing atau3 ekor domba

2 tahun lebih1 tahun lebih

20 - 24 4 ekor kambing atau4 ekor domba

2 tahun lebih1 tahun lebih

25 – 35 1 ekor anak unta 1 tahun lebih36 – 45 1 ekor anak unta 2 tahun lebih46 – 60 1 ekor anak unta 3 tahun lebih61 – 75 1 ekor anak unta 4 tahun lebih76 – 90 2 ekor anak unta 2 tahun lebih91 – 120 2 ekor anak unta 3 tahun lebih

121 3 ekor anak unta 2 tahun lebih

10 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah, 2003, hal. 50. 11 Hasan Ridwan, Fiqih ibadah, (Bandung:Pustaka Setia), hal. 223.

10

Page 11: Zakat serta Pembagiannya

Demikian seterusnya menurut pehitungan diatas, mulai 121 ekor dihitung tiap-tiap bertambah 40 ekor, zakatnya 1 ekor unta berumur 2 tahun lebih dan tiap-tiap betambah 50 ekor, zakatnya 1 ekor unta berumur 3 tahun lebih. Umur-umur tersebut supaya dilebihkan, walaupun sedikit, seperti yang tersebut dalam daftar, sebagaimana dijelaskan dalam surat Abu Bakar kepada penduduk Bahrain, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda,“Tidak ada zakat unta sebelum sampai lima ekor. Maka apabila sampai 5 ekor, zakatnya satu ekor kambing, 10 ekor, zakatnya dua ekor kambing, 15 ekor, zakatnya tiga ekor kambing, 20 ekor, zakatnya empat ekor kambing, 25 ekor, zakatnya seekor anak unta, 36 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar, 46 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar, 61 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar lagi, 76 ekor, zakatnya dua ekor anak unta, 91 ekor, zakatnya dua ekor anak unta yang lebih besar, 121 ekor, zakatnya tiga ekor anak unta, kemudian tiap-tiap 40 ekor, zakatnya satu ekor anak unta umur 2 tahun lebih, dan tiap-tiap 50 ekor, zakatnya seekor anak unta umur 3 tahun.” (Riwayat Bukhari, dari Anas)

b. Nisab zakat sapi dan kerbau12

Nisab ZakatnyaBilangan dan jenis

zakatUmur

30 - 39 1 ekor anak sapi atau kerbau

1 tahun lebih

40 - 59 1 ekor anak sapi atau kerbau

2 tahun lebih

60 - 69 2 ekor anak sapi atau kerbau

1 tahun lebih

70 - 79 1 ekor anak sapi atau kerbau dan

1 ekor anak sapi atau kerbau

1 tahun lebih

2 tahun lebih

80 - 89 2 ekor anak sapi atau kerbau

2 tahun lebih

90 – 99 3 ekor anak sapi atau kerbau

1 tahun lebih

100- ... 2 ekor anak sapi atau kerbau dan

1 tahun lebih

12 Ibid.

11

Page 12: Zakat serta Pembagiannya

1 ekor anak sapi atau kerbau

2 tahun lebih

Demikian seterusnya, dari tiap bertambah 30 sapi atau kerbau, zakatnya seekor anaknya yang berumur satu tahun dan tiap-tiap bertambah 40 ekor sapi atau kerbau, zakatnya seekor anaknya yang berumur 2 tahun.

c. Nisab zakat kambing13

Nisab ZakatnyaBilangan dan jenis

zakatUmur

40 - 120 1 ekor kambing betina atau

1 ekor domba betina

2 tahun lebih

1 tahun lebih120 - 200 2 ekor kambing

betina atau2 ekor domba betina

2 tahun lebih

1 tahun lebih201 - 399 3 ekor kambing

betina atau3 ekor domba betina

2 tahun lebih

1 tahun lebih400 - ... 4 ekor kambing

betina atau4 ekor domba betina

2 tahun lebih

1 tahun lebih

Demikian seterusnya, tiap-tiap bertambah 100 ekor kambing atau domba, zakatnya 1 ekor kambing (terdapat pada riwayat Ahmad, Bukhari, dan Nasai).

3. Zakat Emas dan PerakEmas wajib dizakati meskipun tidak dicetak, yang telah sampai ukuran murninya 20 mitsqal atau 20 dinar dengan timbangan yang berlaku di Mekah. Timbangan yang digunakan harus benar-benar normal yang sama dengan timbangan pada umumnya, sehingga jika emas ditimbang oleh timbangan yang tidak normal akan timbul keraguan yang berakibat tidak ada kewajiban untuk dizakati.Menurut Syekh Zakariya, ”Timbangan nisab emas dengan timbangan Asyrafi”. Adapun Ibnu Hajar berkata bahwa yang dimaksud dengan Asyrafi, ialah Qaitabaiy, yaitu menurut

13 Ibid.

12

Page 13: Zakat serta Pembagiannya

timbangan sekarang, 20 mitsqal atau 20 dinar sama dengan 93,6 gram. Ada pula yang menghitungnya menjadi 94 gram.14

Nisab emas baru wajib dizakati apabila telah mencapai 20 dinar dengan masa simpan satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya ½ dinar. Setiap lebih dari 20 dinar, dikeluarkan 1/40 nya lagi. Contohnya : nisab emas 20 dinar atau berat timbangannya 93,6 gram, zakatnya 2,5 % = ½ dinar = 2,34 gram.Persyaratan mutlak bagi emas dan perak yang harus dizakati adalah;

a. Muzakki-nya muslimb. Muzakki yang merdekac. Harta miliknya sendirid. Sampai satu nisabe. Sampai satu tahun disimpan

Sedangkan nisab perak ialah 200 dirham (satu dirham = 3,12 gram) atau sama dengan 140 mitsqal (dimana 10 dirham sama dengan 7 mitsqal). Sabda Nabi SAW., ”Tidak wajib zakat pada perak yang kurang dari 5 auqiyah.” (5 auqiyah = 200 dirham = 624 gram perak). Yang tata cara perzakatannya sam dengan emas yaitu 2,5 %.15

Contohnya : nisab perak 200 dirham = 624 gram, zakatnya 2,5 % =15,6 gram.

Perlu di ingat bahwa yang wajib dizakati adalah emas murni, bukan emas yang digabungkan dengan benda lain yang tidak sejenis, kecuali terlebih dahulu dipisahkan, sehingga keduanya benar-benar menjadi emas murni atau murni perak. Sedangkan emas yang telah di proses atau melewati proses pencampuran yang kemudian disebut dengan suasa tidak wajib dizakati.

Begitu pula dengan perak, tidak wajib dikeluarkan zakatnya apabila perak tersebut kurang dari 672 gram atau lima uqiyah (dimana satu uqiyah ialah 40 dirham). Zakat emas dan perak harus sempurna nisabnya dalam satu tahun dan keadaan barangnya tidak menyusut atau berkurang timbangannya.

4. Zakat Perdagangan (Tijarah)

14 Ibid,hal 20715 Ibid,hal 220

13

Page 14: Zakat serta Pembagiannya

Zakat perdagangan tidak disyaratkan harus sempurna nisabnya, kecuali pada akhir tahun (yang diperhitungkan) sebab akhir tahun itu merupakan waktu wajibnya mengeluarkan zakat. (Perhitungan tijarah itu dengan harga barang, sedangkan menetapkan harga setiap waktu sukar sebab harga selalu berubah. Jadi, kalau pada akhir tahun, nilai harga barang dagangan kurang dari nisabnya, tidak wajib dizakati).16

Perbedaan zakat tijarah dengan emas dan perak ialah zakat emas dan perak haul-nya sering putus dengan berselangnya pemilikan yang hilang pada pertengahan tahun, karena banyak orang yang memiliki emas dan perak sebelum setahun, kemudian dijual kembali.Menurut Zainuddin bin ‘Abdul Aziz, apabila memiliki emas atau perak satu nisab, lalu dihutangkan kepada orang lain sesudah enam bulan memilikinya, haul-nya tidak putus jika yang berhutang itu mampu membayar atau mengembalikan, dan pemilik tersebut tetap wajib mengeluarkan zakat pada akhir tahun. Hal tersebut karena pemilikannya itu tidak hilang sama sekali, dan tetap ada gantinya kelak dalam tanggungan yang berutang.17

Misalkan jika emas yang dimaksudkan dipakai usaha oleh pemiliknya, dan setelah perjanjian satu tahun, emas itu dikembalikan, tetap wajib dizakati. Batas pembayaran zakatnya hingga yang berutang membayarnya. Dalam kitab wajiz dinyatakan, ”Perbuatan mengelak hukumnya haram.” Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa perbuatan dengan niat mengelak dari berzakat mendatangkan dosa. Menurut Ibnu Hajar, tidak berdosa dan hukumnya boleh jika memindahtangankan emas atau perak sebelum masa setahun karena kebutuhan mendesak.18

Pada prinsipnya, semua barang dagangan terkena wajib zakat sebanyak 1/40 dari nilainya barang. Pelaksanaan zakat perdagangan dilakukan apabila telah sampai nisab dan mengalami ulang tahun kemudian dihitung kembali antara modal dan keuntungannya.Jika perdangangan mengalami kerugian, diantaranya ;

a. Barang dagangan habis, tetapi tidak mendatangkan keuntungan sama sekali, artinya hanya kembali modal dalam jumlah yang sama.

b. Barang dagangan masih banyak yang belum terjual, modal tidak kembali seperti semula.

16 Ibid,hal 22117 Ibid.18 Ibid, hal 222.

14

Page 15: Zakat serta Pembagiannya

c. Barang dagangan habis, modal sama sekali tidak kembali.

Jika pedagang mengalami kerugian dengan keadaan tersebut, maka tidak ada kewajiban baginya mengeluarkan zakat. Akan tetapi, untuk menjaga keutuhan keimanan dan pembersihan harta dagangan, ada yang berpendirian zakat perdagangan dibagi pada dua kondisi, yaitu :

a. Mengeluarkan zakat perdagangan dari perhitungan modal awal. Jadi, pembayaran zakatnya berpatokan pada modal, sehingga dapat dikeluarkan sejak awal memiliki modal (sehingga ini disebut dengan zakat modal dagang).

b. Mengeluarkan zakat dari keuntungan, artinya berapa pun keuntungan yang diperoleh, dengan prinsip modalnya kembali, keuntungan dizakati dengan perhitungan 1/40 dengan syarat perdagangannya telah berjalan satu tahun.

Persyaratan yang utama dari zakat perdagangan adalah sebagai berikut:

a. Barang yang diperjualbelikan adalah milik pedagang sendiri.b. Sejak awal telah berniat untuk melakukan perdagangan.c. Telah mencapai satu nisab, yakni perdagangan selama setahun.d. Jika setahun belum mencapai nisab maka perhitungannya

menunggu sampai satu nisab (perhitungannya bukan terletak pada telah lama setahun, melainkan telah mencapai nisab).

e. Nisab harta perniagaan menurut pokoknya. Kalau pokoknya emas, nisabnya sama seperti emas. Perniagaan hendaknya dihitung dengan harga pokok yang zakatnya sebanyak zakat emas atau perak, yaitu 1/40 atau sama dengan 2,5 %.

5. Zakat ProfesiZakat profesi adalah zakat yang harus dikeluarkan para pekerja sesuai dengan haulnya.“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”

15

Page 16: Zakat serta Pembagiannya

Waktu pengeluaran zakat profesi masih terdapat beberapa perbedaan pendapat dari para ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat profesi, yaitu;

a. Pendapat As-Syafi’i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari kekayaan itu didapat.

b. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan Ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkan haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh, kemudian pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya maka wajib mengeluarkan zakat.

c. Pendapat Ulama Modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dibayarkan pada setiap waktu panen. (haul : lama pengendapan harta).

Sedangkan nisabnya sendiri mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4.000 menjadi sebesar Rp 2.080.000. Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama setahun.

Kadar zakat penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar zakat emas dan perak adalah :

“Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah dinar (2,5%)”

(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Baihaqi)

Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara :

16

Page 17: Zakat serta Pembagiannya

a. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah.Contoh : Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayarkan zakat sebesar : 2,5% x 3.000.000 = Rp 75.000 per tahun.

b. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan.Contoh : Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000 dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayarkan zakat sebesar : 2,5% x (1.500.000 – 1.000.000) = Rp 12.500 perbulan atau Rp 150.000 per tahun.

6. Zakat Harta KarunYang dimaksud dengan harta karun adalah barang yang terpendam atau yang istilahnya rikaz. Rikaz adalah emas atau perak yang tertanam atau sengaja ditanam oleh kaum Jahiliyah (sebelum datang Islam), atau lebih umumnya harta karun yang telah lama terpendam, kemudian ditemukan. Apabila ditemukan harta terpendam berupa emas atau perak wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1,5 atau 20%.Zakat rikaz tidak harus menunggu sampai setahun. Zakatnya dikeluarkan ketika harta karun itu ditemukan, tetapi perlu dipertanyakan, dimana harta karun itu ditemukan. Apabila ditemukan di tempat yang tidak ada pemiliknya, penemunya berhak atas harta karun tersebut. Akan tetapi, apabila ditemukan ditempat yang ada pemiliknya, harus ditanyakan kepada pemilik tanah tersebut, sebab kemungkinan harta tersebut sengaja dipendam oleh pemilik tanah yang bersangkutan. Berbeda dengan menemukan harta karun di lautan atau di tengah-tengah hutan belantara, penemunya berhak atas harta tersebut.

7. Barang TambangZakat barang tambang berlaku jika barang yang ditambang berupa emas atau perak. Apabila telah mencapai nisab, wajib dizakati sebanyak 2,5%. Zakat dikeluarkan pada saat barang tambang itu diperoleh. Jadi, tidak perlu menunggu satu tahun.

2.6 Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal

17

Page 18: Zakat serta Pembagiannya

Ada beberapa perbedaan antara zakat fitrah dan maal19, antara lain:a. Zakat fitrah adalah zakat diri atau jiwa yang dikeluarkan oleh

setiap orang islam dan yang menjadi tanggungannya pada bulan Ramadhan sampai menjelang atau sebelum shalat idul fitri. Sedangkan zakat maal adalah zakat harta benda tertentu yang dimiliki seseorang, waktu mengeluarkannya ada dua macam, yaitu setelah cukup haul pada saat harta itu diperoleh.

b. Dalam zakat fitrah benda yang dizakatkan adalah makanan pokok sehari-hari, sedangkan dalam zakat mal, benda yang wajib dizakati berupa harta itu sendiri atau nilainya.

c. Dalam zakat fitrah yang wajib mengeluarkan zakatnya adalah semua orang islam. Sedangkan dalam zakat maal yang wajib mengeluarkan zakatnya adalah orang islam yang mampu saja.

2.7 Manfaat ZakatBerikut ini adalah beberapa manfaat berzakat 20, yaitu:

a. Meningkatkan ketaqwaan orang yang menunaikannya.b. Membersihkan dan mensucikan harta kekayaan serta mensucikan

pribadi dari sifat kikir.c. Menambah keberkahan hartanya dan menumbuhkan usahanya,

berkat doa kaum Fakir Miskin yang menerima pemabagian zakat.d. Meringankan penderitaan Fakir Miskin yang menerima pembagian

zakat.e. Memakmurkan lembaga pendidikan islam dan mensyi’arkan

dakwah islamiyah.f. Mempersiapkan bekal pahala pembayar zakat dengan pahala yang

tidak putus-putusnya di akhirat kelak.g. Memberikan kegembiraan dan mencukupkan kebutuhan makan

fakir miskin pada hari Raya Idul Fitri.h. Menjalin persatuan dan persaudaraan.

BAB III

PENUTUP

19 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah, 2003, hal. 47.20 Ibid, hal. 48.

18

Page 19: Zakat serta Pembagiannya

3.1 Kesimpulan

1. Menurut bahasa, zakat berasal dari kata “Tazkiyah” yang berarti “membersihkan” dan kata zakat berarti pula “namaa”, artinya “tumbuh atau bertambah”. Sedangkan menurut syara’ ialah “nama bagi ukuran yang dikeluarkan dari harta-harta atau badan menurut peraturan yang akan datang”.

2. Dasar hukum kewajiban berzakat itu terbagi menjadi dua, yaitu yang bersumber dari al-quran dan hadis.

3. Orang yang berhak memberikan zakat memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi.

4. Terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat.5. Harta-harta yang wajib dizakati dapat dibagi menjadi dua, yaitu zakat

fitrah dan zakat maal serta didalamnya terdapat perincian tata cara harta yang akan dizakati.

6. Zakat fitrah dan zakat maal memiliki beberapa perbedaan.7. Berzakat dapat memberikan bermacam manfaat.

3.2 Saran

1. Sebagai orang muslim yang baik kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai muslim, diantaranya yaitu berzakat baik itu berupa zakat fitrah ataupun zakat maal.

2. Sebagai orang muslim kita harus mengetahui bagaimana tata cara berzakat yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Zakat serta Pembagiannya

Abdurrahman, Pendidikan agama islam, (Pekanbaru: MGMP - PAI), 2007,

cetakan kedua.

Ridwan, Hasan, Fiqih ibadah, (Bandung: Pustaka Setia).

Sabiq, Sayyid, Bab Zakat, 2003.

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Fiqih/Ibadah, Direktorat

Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, 2003.

20