skripsietheses.iainponorogo.ac.id/12001/1/ayu yuli ani... · 2020. 12. 3. · ii abstrak yuli ani,...

105
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI WALI MURID DAN INTERAKSI GURU MURID TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XI MA YP KH SYAMSUDDIN TAHUN AJARAN 2019 - 2020 SKRIPSI OLEH: AYU YULI ANI NIM. 210316078 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO SEPTEMBER 2020

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI WALI MURID DAN

    INTERAKSI GURU – MURID TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE

    PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XI MA YP KH SYAMSUDDIN

    TAHUN AJARAN 2019 - 2020

    SKRIPSI

    OLEH:

    AYU YULI ANI

    NIM. 210316078

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

    SEPTEMBER 2020

  • ii

    ABSTRAK

    Yuli Ani, Ayu. 2020 Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid dan Interaksi Guru –

    Murid terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI MA YP

    KH Syamsuddin. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

    dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Dr.

    Harjali, M.Pd.

    Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi Wali Murid, Interaksi Guru – Murid,

    Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya minat siswa dalam

    melanjutkan ke perguiruan tinggi, dikarenakan status social ekonomi wali murid yang

    dibawah rata – rata. Sebagian dari mereka mengaku enggan melanjutkan ke perguruan

    tinggi karena tidak ingin membebani finansial orang tua dan memilih bekerja atau

    mencoba hal baru yang bisa membantu keuangan orang tua. Adapun penyebab lainnya

    yakni interaksi antara guru dan murid yang belum maksimal. Sehingga peserta didik

    banyak yang pesimis terhadap kemampuan akademiknya sendiri. Mereka berfikir bahwa

    kemampuan akademik yang kurang bagus akan membuat orang tua mengeluarkan biaya

    percuma untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

    Adapun tujuan dari penelitian ditemukan: (1) pengaruh status sosial ekonomi

    wali murid terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa kelas XI MA YP KH

    Syamsuddin, (2) pengaruh interaksi guru – murid terhadap minat melanjutkan ke

    perguruan tinggi siswa kelas XI MA YP KH Syamssuddin, (3) pengaruh status sosial

    ekonomi wali murid dan interaksi guru – murid terhadap minat melanjutkan ke perguruan

    tinggi.siswa kelas XI MA YP KH Syamsuddin.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode

    penelitian ini menggunakan teknik statistic parametik. Dengan rancangan ini menguji

    pertemuan 2 rediktor X1 dan X2 dengan variable kriterium Y. Dalam penelitian ini

    populasinya adalah seluruh siswa kelas XI yakni 70 dengan sampel 60 siswa.

    Menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan

    kuisioner, sedangakan analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan regresi

    linier multiple (dua variable bebas).

    .Dari hasil penelitian ditemukan: (1) status sosial ekonomi wali murid secara

    signifikan berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa kelas XI

    MA YP KH Syamsuddin. Hal ini ditunjukkan oleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (11,545) > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,01),

    sedangkan taraf signifikan α = 0,05 dan N = 60 dengan presentase sebesar 16,6% (2)

    interaksi guru – murid secara signifikan berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke

    perguruan tinggisiswa kelas XI MA YP KH Syamsuddin. Hal ini ditunjukkan oleh

    𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (25,836) > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,01), sedangkan taraf signifikan α = 0,05 dan N = 60. Dengan

    presentase 30,6% (3) status sosial ekonomi wali murid dan interaksi guru – murid

    terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa kelas XI MA YP KH Syamsuddin.

    Hal ini ditunjukkan oleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (16,674) > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(3,16) sedangkan taraf signifikan α =

    0,05 dan N = 60. Dengan presentase sebesar 36,9%.

  • Lembar Persetujuan

    Skripsi atas nama saudara :

    Nama : Ayu Yuli Ani

    NIM : 210316078

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Judul :Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid dan Interaksi

    Guru – Murid terhadap Minat Melanjutkan Ke Perguruan

    Tinggi.

    Telah diperiksa dan disetujui untuk melakukan ujian munaqosah

    Pembimbing, Ponorogo, 02 September 2020

    (Dr. Harjali, M.Pd.)

    NIP. 196704132000031002

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di era persaingan global sekarang ini perlu adanya peningkatan

    kualitas sumber daya manusia. Karena Indonesia ialah negara yang memiliki

    sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar. Dengan

    demikian Indonesia bisa menjadi negara yang maju tanpa bergantung dengan

    negara lain, apabila kualitas sumber daya manusianya baik. Langkah yang

    tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin

    keberlangsungan pembangunan suatu bangsa adalah pendidikan.

    Menurut Hasan Langgulung, pendidikan merupakan perbuatan atau

    semua usaha dari generasi muda sampai generasi tua untuk mengalihkan Nilai

    – Nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta

    ketrampilan kepada generasai selanjutnya, sebagai usaha untuk menyiapkan

    mereka agar dapat memenuhi kebutuhannya baik rohani maupun jasmani.1

    Menurut Muhammad Ali mengemukakkan bahwa pendidikan dalam

    Islam tidak terbatas pada satu periode atau jenjang tertentu, tetapi berlangsung

    sepanjang hayat.2 Jadi dalam Islam kedudukan seseorang sebagai peserta didik

    tidak terbatas oleh tingkat usia. Pendidikan merupakan proses yang

    berlangsung terus menerus, agar manusia selalu berkembang sepanjang

    hidupnya.

    1Moh.Haitami Salaim & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta:

    Ar-Ruzz Media, 2012), 27. 2 Moh.Hailami Salim & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, 168.

  • Di dalam keputusan menteri agama No. 370 Tahun 1993 menjelaskan

    bahwa Madrasah Aliyah adalah sekolah umum yang berciri khas agama islam

    yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. Madarasah Aliyah merupakan

    pendidikan yang setara dengan sekolah menengah umum, sehingga progam

    pembelajaran yang ditempuh sama, hanya saja dalam Madrasah Aliyah

    terdapat ciri keislaman yang ditampilkan dalam beberapa mata pelajaran

    Agama Islam.3 Usia siswa pada tingkat menengah atas berkisar 15-19 tahun,

    maka setelah selesai menempuh pendidikan menengah atas, siswa pun bisa

    melanjutkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya di Perguruan

    Tinggi. Baik Perguruan Tinggi umum yang bergengsi maupun Perguruan

    Tinggi Islam yang unggul. Pada tahun 1978 mislanya Prof. Dr. Andi Hakim

    Nasution yang pada waktu itu sebagai rektor IPB menerima beberapa lulusan

    terbaik Madrasah Aliyah sebagai mahasiswa PMDK di IPB.4

    Di era globalisasi ini tidak dapat dipungkiri bahwasannya orang –

    orang yang memiliki gelar sarjana lebih dihargai dan lebih banyak dicari

    dipasar kerja dibandingkan dengan mereka yang hanya lulusan tingkatan

    menengah atas atau SMA. Pendidikan tinggi bertujuan untuk menyiapkan

    peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

    akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan

    menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.5

    3Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam Edisi

    Pertama,(Jakarta: Kencana, 2007), 121. 4 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di

    Indonesia, ( Jakarta: Prenada Media ,2012), 310. 5 Syafril & Zelhendri, Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan,(Depok: Kencana, 2017), 110.

  • Dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi harus adanya ketertarikan

    dan kebutuhan dari peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

    Menurut Berhard, minat dalam diri individu timbul atau muncul tidak secara

    tiba- tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan,

    pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain minat dapat menjadi

    penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Begitu juga

    dengan adanya dorongan yang baik untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    akan membuat mereka berusaha memasuki Perguruan Tinggi yang mereka

    inginkan.Masih rendahnya minat siswa untuk melanjutkan ke Perguruan

    Tinggi dapat disebabkan keadaan sosial ekonomi orang tua. Keadaan orang

    tua dapat mempengaruhi sikap orang tua dalam menentukan pendidikan

    anaknya. Menurut teori Wasliman mengemukakkan bahwa keberhasilah

    minat belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

    eksternal. Diantara faktor internal itu adalah kecerdasan, minat serta interaksi

    guru dan belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah keadaan ekonomi orang

    tua.6 Hal ini juga di jelaskan dalam teori Slamento, karena dengan keadaan

    sosial orang tua yang baik akan menjadikan minat siswa dalam melanjutkan

    ke perguruan tinggi juga baik.7

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari sabtu, 11

    januari 2020 dengan bapak Azhar selaku Kepala sekolah di MA YP KH.

    Syamsuddin menjelaskan bahwasanya dari 70 peserta didik terdapat 50%

    status sosial ekonomi orang tuanya yang rendah. Karena pekerjaan orang tua

    6 Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta Pramedia Group, 2013), 19. 7 Slamento, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), 180.

  • siswa yang mayoritas petani. Sebagian dari mereka mengaku enggan kuliah

    karena tidak ingin membebani finansial orang tua dan memilih bekerja atau

    mencoba hal baru yang bisa membantu keuangan orang tua. sehingga hampir

    50% siswa enggan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Kedaaan sosial dan

    ekonomi orang tua dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap pendidikannya.8

    Adapun alasan lain yang mempengaruhi minat siswa MA YP KH

    Syamsuddin untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi masih sedikit, yakni

    interaksi guru dan murid yang masih belum maksimal. Menurut Soetomo

    dalam interaksi perlu adanya motivasi, karena motivasi merupakan dorongan

    yang menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Tanpa

    motivasi maka seorang anak tidak akan dapat mengikuti proses belajar

    mengajar dengan baik.9 Menurut hasil observasi interaksi guru dan murid

    sudah terjalin dengan baik, namun masih banyak siswa yang malas untuk

    mendapat ilmu baru maupun tugas baru. Sehingga banyak siswa yang masih

    mencontek, tidur di kelas saat pelajaran berlangsung dan mengobrol sendiri

    saat pelajaran. Banyak juga siswa yang pesimis terhadap kemampuan

    akademiknya sendiri. Mereka berfikir bahwa kemampuan akademik yang

    kurang bagus akan membuat orang tua mengeluarkan biaya percuma untuk

    melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan terlihatnya

    interaksi guru dan murid belum maksimal.

    Hasil wawancara oleh Kepala Sekolah MA YP KH Syamsuddin

    menjelaskan bahwa belum ada dukungan khusus dari sekolahan untuk siswa

    8 Hasil Wawancara Dengan Bapak Azhaer, Tanggal 14 Januari 2020. 9 Muhammad Faturrohman Dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:

    Teras, 2012 ), 29.

  • dalam menumbuhkan minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Upaya guru

    masih sebatas menumbuhkan semangat belajar yakni dengan membagikan

    pengalaman perjalanan hidupnya bagaimana bisa sukses menjadi seseorang

    yang bermanfaat. Guru belum sepenuhnya memberikan dorongan dan fasilitas

    kepada siswa agar memiliki minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Seperti

    kegiatan expo kampus belum pernah diadakan di MA YP KH Syamsuddin

    yang bisa berguna dalam menunjang informasi tentang Perguruan Tinggi. Hal

    inilah yang mengakibatkan siswa harus mencari sendiri informasi dari internet

    tentang Perguruan Tinggi. Karena guru dalam memberikan informasi tentang

    Perguraun Tinggi kepada siswa belum lengkap. Sekolah hanya memberikan

    gambaran umumnya saja, tetapi belum informasi detail tentang Perguruan

    Tinggi.10

    Menurut Fitriatun Mar’iati menjelaskan bahwa ada hubungan antara

    status sosial ekonomi orang tua dan interaksi guru dan murid yaitu apabila

    status sosial ekonomi orang tua murid tinggi tetapi interaksi guru dan murid

    rendah, maka minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi akan

    rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila siswa memiliki interaksi dengan guru

    yang baik namun status sosial ekonomi orang tua rendah, hal ini juga dapat

    mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian tentang “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid

    10 Hasil Wawancara Dengan Bapak Azhaer, Tanggal 14 Januari 2020.

  • dan Interaksi Guru - Murid terhadap Minat Siswa dalam Melanjutkan Ke

    Perguruan Tinggi di MA YP. KH. Syamsuddin”.

    B. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini perlu

    adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam penelitian ini

    terfokus dan terarah. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik

    dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga maka penelitian ini hanya

    membatasi masalah pada Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid dan

    Interaksi Guru - Murid terhadap Minat Siswa dalam Melanjutkan ke

    Perguruan Tinggi di MA YP KH. Syamsuddin

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian maka dapat dirumuskan

    masalah sebagai berikut:

    1. Adakah pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap minat siswa

    dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin ?

    2. Adakah pengaruh interaksi guru dan murid terhadap minat siswa dalam

    melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin ?

    3. Adakah pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan interaksi guru

    dan murid terhadap minat siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    di MA YP KH Syamsuddin ?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian yang ingin dicapai

    sebagai berikut:

  • 1. Mengetahui pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap minat

    siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH

    Syamsuddin

    2. Mengetahui pengaruh interaksi guru - murid terhadap minat siswa dalam

    melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin

    3. Mengetahui pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan interaksi

    guru - murid secara bersama – sama terhadap minat siswa dalam

    melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin.

    E. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran

    berupa teori-teori terhadap dunia pendidikan, tentang salah satu variabel

    yang berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu pengaruh interaksi guru

    murid terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain itu

    informasi yang didapatkan dari penelitian ini dapat memperluas informasi

    mengenai pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan interaksi guru

    murid terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Penelitian ini

    juga dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian

    selanjutnya.

    2. Manfaat Praktis

  • a. Bagi peneliti dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan

    pengetahuan metodologi penelitian dan sarana menerapkan langsung

    teori-teori yang sudah didapatkan dan dipelajari.

    b. Bagi guru dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk

    mengetahui pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan interaksi

    guru murid terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

    Sehingga guru dapat lebih memperhatikan faktor- faktor yang

    mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

    c. Bagi siswa diharapkan penelitian ini dapat memotivasi siswa MA YP

    KH Syamsuddin dalam belajar dan sebagai bahan referensi untuk

    meningkatkan minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

    F. Sistematika Pembahasan

    Untuk memberikan kemudahan dalam memahami terhadap penulisan

    skripsi ini peneliti menyajikan dalam bentuk beberapa bab. Adapaun

    pembahasan dalam skripsi ini sebagai berikut:

    Bab Pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

    batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

    sistematika pembahasan.

    Bab Kedua, berisi tentang telaah hasil penelitian terdahulu, landasan

    teori status sosial ekonomi wali murid. Interaksi guru – murid dan minat

    melanjutkan ke Perguruan Tinggi serta kerangka berfikir dan pengajuan

    hipotesis.

  • Bab Ketiga, Berisi tentang metode penelitian yang meliputi rancangan

    penelitian, populasi, sampel, instrumen pengumpulan data, teknik

    pengumpulan data, teknik analisis data.

    Bab Keempat, berisi temuan dan hasil penelitian yang meliputi

    gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data (pengujian

    hipotesis) serta interpretasi dan pembahasan

    Bab Kelima, merupakan penutup dari laporan penelitian yang berisi

    kesimpulan dan saran.

  • 10

    BAB II

    TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,

    KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan penelitian tersebut ada beberapa telaah pustaka yang peneliti

    temukan. Telaah pustaka tersebut yaitu:

    1. Skripsi yang di tulis oleh Nabila Kharisma, Fakultas Ekonomi Universitas

    Negeri Semarang Tahun 2015, yang berjudul “Pengaruh Motivasi,

    Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan

    Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Pada

    Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi Di SMK Negeri Se-

    Kota Semarang Tahun Ajaran 2014-2015

    Penelitian ini bertujuan untuk memgetahui pengaruh positif

    motivasi, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan

    teman sebaya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi

    pada siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri Se-

    Kota Semarang tahun ajaran 2014/2015 baik secara simultan maupun

    persial.

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu suatu

    penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

    meneliti pada populasi atau sempel pada umumnya dilakukan secara

    random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

  • data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk mengkaji hipotesis

    yang telah ditetapkan.11

    Persamaan dari skripsi ini adalah sama-sama meneliti variabel 𝑋3

    dan variabel 𝑌 status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan ke

    perguruan tinggi. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan

    menggunakan uji statistik. Perbedaannya dalam skripsi ini yaitu hanya

    menggunakan 2 variabel saja sedangkan penelitian yang peneliti teliti

    menggunakan 5 variabel. Sedangkan instrumen penelitiannya sama – sama

    menggunakan angket dan dokumentasi.

    2. Skripsi yang di tulis oleh Esti Setia Rini,, Fakultas Ekonomi Universitas

    Negeri Yogyakarta Tahun 2012, yang berjudul “Hubungan Tingkat

    Pendidikan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Siswa

    Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

    Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012.

    Penelitian ini bertujuan untuk(1) mengetahui hubungan antara

    tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke

    Perguruan Tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan tahun

    ajaran 2011/2012. (2) untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar

    siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi pada

    siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan tahun ajaran 2011/2012.

    11Nabila kharisma, pengaruh motivasi, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua

    dan lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi pada siswa kelas

    XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri se-kota semarang tahun ajaran 2014-2015,

    (Skripsi : universitas negeri semarang, jurusan pendidikan ekonomi, 2015).

  • Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena

    menggunakan data kualitatif yang diangkat. Penelitian ini juga merupakan

    penrlitian korelasional. penelitian korelasional adalah penelitian yang

    bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari suatu fenomena

    dan kalau ada berapa besar derajat fenomena hubungannya, antara

    beberapa variabel yang diteliti, walaupun tidak dapat diteliti apakah

    hubungan tersebut adalah hubungan sebab akibat ataupun bukan.

    Hasil penelitian diketahui bahwa minat siswa melanjutkan ke

    perguruan tinggi sangat tinggi sebanyak 76 siswa(67,3%), kategori tinggi

    sebanyak 37 siswa(32,7%), kategori rendah sebanyak 0 siswa(0%),

    kategori sangat rendah sebanyak 0 siswa (0%). Dapat disim[pulkan bahwa

    minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi dikatagorikan dalam

    kategori sangat tinggi.12

    Persamaan dari skripsi ini adalah pada variabel Y sama yaitu

    minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi dan 𝑋2 sama yakni

    pendidikan orang tua. Namun terdapat perbedaan di variabel 𝑋1 yakni

    prestasi belajar. Menggunakan penelitian kuantitatif.

    3. Skripsi yang di tulis oleh Dantyastuti Ramadhani, Fakultas Ekonomi

    Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2018, yang berjudul “Pengaruh

    Interaksi Guru Dan Murid Dengan Siswa Dan Lingkungan Belajar

    Terhadap Minat Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Wates.

    12 Esti setya rini, hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa

    melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan tahun ajaran

    2011/2012,(skripsi : Universitas Negeri Yogyakarta, jurusan pendidikan akuntansi, 2012).

  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh interaksi guru

    dan murid dan lingkungan belajar baik secara parsial maupun simultan

    terhadap minat belajar ekonomi siswa kelas XI IIS SMAN 1 WATES.

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex-facto, asosiatif kansual

    dan sensus dengan metode deskripsi kuantitatif. Populasi penelitian ini

    sebanyak 65 siswa dan seluruhnya diambil sebagai subyek penelitian.

    Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik

    analisis data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data

    menggunakan regresi ganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi guru dan murid

    memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan lingkungan belajar. Hal

    ini dibuktikan dengan nilai SR =- 57,39% dan nilai SE = 14,92%

    (interaksi guru dan murid), sedangkan nilai SR = 42,61% dan nilai SE =

    11, 08% (untuk lingkungan belajar)

    Persamaan dari skripsi ini adalah 𝑋1 nya sama – sama interaksi

    guru dan murid. Peneliti ini juga menggunakan metode kuantitatif. Dalam

    pengumpulan data menggunakan angket dan dokumenatasi serta

    menggunakan regersi berganda. Dan perbedaannya ialah berada di X2

    yakni lingkungan belajar.

    4. Skipsi ini ditulis oleh Fitriatun Mar’ati, Fakultas Ekonomi Universitas

    Negeri Yogyakarta Tahun 2018 yang berjudul Pengaruh Status Sosial

    Ekonomi Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap Minat Melanjutkan

  • Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1

    Bantul.

    Penelitian ini bertujuan untuk : (1) terdapat pengaruh positif dan

    signifikan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan

    studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 bantul

    tahun ajaran 2017/2018. (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan

    motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi

    siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 bantul tahun ajaran 2017/2018.

    (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan status ekonomi orang tua dan

    motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi

    siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Bantul tahun ajaran 2017/2018.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang

    tua ditunjukkan dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2,508 koefisien regresi 0,232 dan

    nilai signifikansi 0,014. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat

    dikatakan bahwa semakin baik status sosial ekonomi orang tua maka akan

    tinggi minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Motivasi belajar terhadap

    minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi ditunjukan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 3,587,

    koefisien regresi 0,232 dan nilai signifikansi 0,001. Berdasarkan

    kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi

    belajar maka akan semakin tinggi minat melanjutkan ke Perguruan

    Tinggi. Status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap

    minat melanjutkan ke perguruan tinggi ditunjukkan dengan nilai

  • 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 37,22 dengan nilai signifikan F sebesar 0,000. Nilai determinasi

    (𝑅2) sebesar 0,314 atau 31,4%.13

    Persamaan dari skripsi ini adalah sama-sama meneliti variabel 𝑋1

    dan 𝑌1 yakni status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjuitkan ke

    Perguruan Tinggi. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan

    menggunakan uji statistik.

    B. Landasan Teori

    1. Status Sosial Ekonomi Wali Murid

    a. Pengertian Status Sosial Ekonomi

    Menurut Seokarno, status sosial ekonomi adalah kedudukan

    seseorang dalam lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan

    lingkungan pergaulan, prestasinya dan hak – hak serta kewajibannya

    dalam sumber daya manusia.14 Jadi, status sosial ekonomi adalah

    pengelompokkan masyarakat berdasarkan kekayaan, pekerjaan,

    pengahsilan yang dimilikinya yang dapat memenuhi kebutuhan

    kehidupannnya sehari – hari.

    Status sosial ekonomi orang tua meliputi pendidikan orang

    tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan orang tua. Tingkat orang tua

    berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun tidak mutlak tingkat

    13 Fitriatun Mar’ati, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Motivasi Belajar

    Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas Xii Smk Muhammadiyah 1

    Bantul Tahun Ajaran 2017/2018, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, Jurusan Pendidikan

    Ekonomi, 2018, 14Yahaya ereka irawan, pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar

    ekonomi dan perilaku konsumsi siswa, Skripsi:IKIP PGRI Madiun, Jurusan Pendidikan Ekonomi,

    2015,151.

  • pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua terhadap

    pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak.

    Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang

    berbeda – beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada

    bedanya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak

    terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak dan

    mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak – anaknya. Demiian

    juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi slah

    satunya pada perbedaan pada gizi yang diterapkan dalam keluarga.15

    b. Proses Terjadinya Status Sosial

    1) Terjadinya secara otomatis, karena faktor – faktor yang dibawa

    individu sejak lahir. Misalnya: kepandaian, usia, jenis kelamin,

    keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam

    masyarakat.

    2) Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya

    dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang

    resmi dalsm organisasi – organisasi formal, seperti:

    pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan

    bersenjata TNI/Polri.16

    15 Stefanus, M. Marbun, psikologi endidikan, Ponorogo : Uwais inspirasi indonesia, 2018,

    39. 16Zaitun, sosiologi pendidikan dan teori aplikasinya, (pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2016),

    83..

  • c. Indikator Status Sosial Ekonomi Orang Tua

    Menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt, indikator yang

    digunakan untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua terdiri

    dari :

    1) Latar belakang pendidikan orang tua yang merupakan pendidikan

    akademik terakhir dari ayah dan ibu. Pendidikan secara

    bertingkat – tingkat ada dalam masyarakat kita, misalnya

    dibedakan menjadi Pendidikan dasar, Pendidikan menengah dan

    Pendidikan tinggi

    2) Jenis pekerjaan orang tua, yang merupakan mata pencaharian

    ayah untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari.

    3) Tingkat pendapatan orang tua, yakni berasal dari penghasilan

    orang tua.17

    d. Pengaruh status social ekonomi wali murid dan minat siswa

    dalam melanjutkan ke perguruan tinggi

    Status sosial ekonomi wali murid adalah pengelompokkan

    keadaan masayarakat yang dilihat berdasarkan penghasilan,

    pendapatan dan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan orang

    tersebut. Status sosial ekonomi wali murid memiliki pengaruh

    terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Berdasarkan teori

    Slamento 2003, karena dengan keadaan sosial orang tua yang baik

    17 Ibid, 75-76.

  • akan menjadikan minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi

    juga baik.18

    Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa jika

    status social ekonomi wali murid baik maka siswa dapat lebih

    nyaman untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi tanpa harus

    memikirkan beban finansial orang tua. Sehingga menambah

    semangat siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang

    sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya

    apabila status ekonomi wali murid kurang maka siswa kurang

    nyaman untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi karena memang

    biaya untuk melanjutkan ke jenjang tersebut tidak membutuhkan

    biaya yang sedikit.

    2. Interaksi Guru dan Murid

    a. Pengertian Interaksi Guru dan Murid

    Interaksi adalah pengaruh timbal balik atau saling

    mempengaruhi satu sama lain, yang terjadi antara dua pihak atau

    lebih. Dalam hubungan belajar mengajar, hubungan timbal balik

    antara guru dan murid harus menunjukkan adanya hubungan yang

    bersifat edukatif (mendidik), sehingga dalam mendidik dapat

    memunculkan tujuan yang diharapkan.19 Menurut Teori Eson yang

    sejalan dengan teori Lawi. Bila dalam diskusi para pengelola selalu

    18 Slamento, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), 180. 19 Muhammad fathurahman & sulistiorini, belajar dan pembelajaran, yogyakarta : Teras,

    24.

  • membicarakan masa yang akan datang, mereka yang prestasinya

    kurang baik berati mereka kurang mendapatkan perhatian, dan begitu

    pula sebaliknya jika perhatian yang diberikan ke anak baik maka

    prestasinya akan baik pula.20

    Menurut Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa pendidik

    adalah seseorang yang sudah diberikan tanggung jawab untuk

    mendidik. Pendidik bisa diartikan juga sebagai seseorang yang

    diberikan tanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada

    peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya. Sehingga

    peserta didik dapat mencapai tingkat kedewasaan maupun berdiri

    sendiri memenuhi tingkat kedewasaannya, dan mampu berdiri

    memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT.21 Guru mempunyai

    peranan strategis dalam membentuk karakter dan kecerdasan anak

    didik. Seiring dengan UU No. 20/2003 dan ketentuan pasal 1 UU No

    14/2005 Tentang Guru dan dosen secara tegas menentukan bahwa

    guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

    mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

    pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.22

    Sedangkan pengertian dari peserta didik menurut Muhaiamin

    dan Mujib adalah seorang anak yang berada dalam masa

    pertumbuhan dan perberkembang, baik secara fisik maupun

    20 John w. Santrock, psikologi pendidikan, (jakarta: kencana, 2011 ), 510. 21 Moh.Hailami salim & Syamsul Kurniawan, studi ilmu pendidikan islam, 136. 22 Jaja Suteja, Etika Profesi Keguruan, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), 3.

  • psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga

    pendidikan. Peserta didik yang belum dewasa memerlukan orang lain

    untuk mendidiknya menjadi dewasa. Anak kandung adalah peserta

    didik dalam keluarga, murid adalah peserta didik di sekolah, dan anak

    – anak penduduk adalah peserta didik masyarakat sekitarnya.23

    Menurut Damsar mengemukakkan bahwa interaksi guru dan

    murid disebut dengan interaksi sosial. Hubungan guru dan murid

    mengandung suatu tindakan timbal balik antara dua orang atau lebih

    melalui suatu kontak dan komunikasi. Siswa sebagai pihak yang

    belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Seorang guru yang

    mengajar akan berusaha maksimal dengan menggunakan berbagai

    ketrampilan agar anak didik dapat mencapai tujuan yang

    diharapkan.24

    b. Ciri –Ciri Interaksi Belajar dan Mengajar

    Menurut Sardiman mengutip pendapat Edi Suardi,

    menguraikan ciri – ciri interaksi belajar dan mengajar antara lain :

    1) Interaksi belajar memiliki tujuan, yaitu tujuan untuk membantu

    anak didik dalam masa perkembangan dan pertumbuhan. Hal ini

    yang menjadikan tugas pendidik untuk memberikan perhatian

    kepada peserta didik.

    2) Adanya suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan.

    Prosedur ini didesain untuk mencapai tujuan yang telah

    23 Ibid, 166. 24 Damsar, pengantar sosiologi pendidikan, (Jakarta PRENADAMEDIA GROUP. 2011),

    98

  • ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka

    dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur atau langkah –

    langkah sistematik yang relevan.

    3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan adanya perangkat

    pembelajaran yang khusus. Materi harus sudah di rancang dan

    disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar

    dalam bentuk perangkat pembelajaran.

    4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat

    pembelajaran sehingga dengan adanya kegiatan siswa merupakan

    syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar.

    5) Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai

    pembimbing. Guru harus berusaha menghidupkan dan

    memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi proses interaksi.

    Guru juga berperan sebagai mediator dalam segala situasi proses

    belajar mengajar.25

    c. Indikator Interaksi Guru dengan Murid

    Menurut Iriantara (2013:76) ciri – ciri adanya interaksi guru

    dan murid antara lain:

    1) Motivasi atau Dorongan

    Menurut Winkles, motivasi belajar adalah dorongan yang

    diberikan kepada siswa dengan menggerakkan psikis siswa agar

    kegiatan belajar dapat mencapai tujuan. Dengan adanya motivasi

    25 Ibid, 29-30.

  • belajar dapat memberikan rangsangan, semangat dan rasa senang

    dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi dapat

    mempunyai banyak energi untuk melaksanakan proses

    pembelajaran.26 Motivasi murid di kelas berkaitan dengan alasan

    di balik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi

    semnagat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka waktu

    yang lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan

    berati kurangnya akan motivasi. Jika murid mengahadapi

    tantangan dalam penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan

    mengatasi rintangan, maka dia punya motivasi besar.27

    Menurut Arden N. Frandsen, mengatakan bahwa hal yang

    mendorong seseorang untuk belajar antara lain sebagai berikut:

    a) Adanya rasa ingin tau dunia yang lebih luas

    b) Adanya kreatifitas yang ada pada siswa dan adanya

    keinginan untuk maju.

    c) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu

    dengan usaha yang baru,

    d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman

    e) Adanya pengajaran atau hukuman sebagai akhir dari

    belajar28

    2) Kondisi Ruang Belajar

    26 Iskandar, Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru), ( Jakarta Selatan: REFERENSI,

    2012), 180. 27 John w. Santrock, psikologi pendidikan, 510. 28 Noer rohmah, psikologi pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2012), 242.

  • Menurut Oemar Hamalik, kelas adalah suatu kelompok

    yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan

    pengajaran dari guru. Suasana kelas yang kondusif dan optimal

    dalam proses pembelajaran dapat tercapai jika guru mampu

    mengatur peserta didik dan sarana prasarana pembelajaran untuk

    mencapai tujuan. Agar terciptanya suasana kelas yang

    menyenangkan maka perlu penataan ruang dan situasi belajar

    yang perlu diperhatikan:

    3) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

    (a) Jenis kegiatan (dalam kelas/ di ruang praktikum)

    (b) Jumlah siswa yang melakukan kegiatan belajar di kelas.

    4) Pengaturan tempat duduk

    Tempat duduk akan mempengaruhi siswa dalam belajar.

    Bila tempat duduk sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka

    siswa akan dapat belajar dengan tenang.

    5) Ventilasi dan pengaturan cahaya

    Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan yang siswa

    antara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari

    masuk dan udara sehat. Masuknya dari arah kiri jangan

    berlawanan dengan bagian depan.

    6) Pengaturan penyimpanan barang – barang

  • Penyimpanan barang hendaknya disimpan di tempat

    khusus yang mudah dicapai dan diatur sedemikian rupa sehingga

    barang – barang tersebut segera dapat digunakan.29

    7) Hubungan guru dengan Murid30

    Diharapkan adanya saling mempercayai antara guru dan

    murid. Sehingga antara guru dan murid ada keseragaman dalam

    bertindak dan tidak ada lagi yang saling membohongi. Oleh

    sebab itu, menurut Soetomo “guru harus dapat memahami siswa

    – siswanya, baik sebagai individu yang mempunyai beberapa

    perbedaan, maupun murid sebagai makhluk sosial.”31

    e. Pengaruh interaksi guru dan murid terhadap minat siswa dalam

    melanjutkan ke perguruan tinggi

    Interaksi guru dan murid adalah hubungan antara guru dan

    murid yang saling mempengaruhi dan menghasilkan timbal balik

    diantara keduannya. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila guru

    dapat berkomunikasi baik dengan murid. Misalnya : guru memotivasi

    siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru

    memberikan kesempatan siswa untuk memberikan pernyataan, serta

    guru dapat memecahkan konflik dan bentuk – bentuk masalah

    pribadi lainnya yang mungkin muncul.

    Menurut wasliman (2013). Mengemukakan bahwa

    keberhasilan minat belajar peserta didik dipengaruhi oleh factor

    29 Iskandar, psikologi pendidikan (sebuah orientasi baru), 216.

    30 Iriantara. Y, Komunikasi Pendidikan (Bandung: Pt Remaja Roesdiyankara,) 76. 31 Muhammad faturrohman dan sulistyorini, belajar dan pembelajaran, 29.

  • internal dan factor eksternal. Diantara factor internal itu adalah

    kecerdasan, minat serta interkasi guru dan murid. Sedangkan factor

    eksternal dalah keadaan ekonomi orang tua.32

    Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa interaksi

    antara guru dan murid berpengaruh terhadap minat siswa. Pesan yang

    disampaikan guru terhadap siswa akan menimbulkan daya tarik

    tersendiri apabila guru saat menyampaikan materi dalam kondisi

    nyaman dan menyenangkan. Murid akan lebih tertarik apabila guru

    bisa menerima apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan murid.

    Misalnya : guru selalu mendukung siswa untuk belajar dengan

    berbagai macam komunikasi agar tidak membosankan, guru

    memberikan kesempatan murid untuk menyampaikan pernyataannya

    disetiap materi yang disampaikan, guru selalu terbuka dan

    memberikan motivasi terhadap masa depan murid yang diinginkan,

    guru selalu mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan harapan setiap

    muridnya, serta guru harus mengetahui setiap potensi yang dimiliki

    muridnya. .

    3. Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    a. Pengertian Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    Menurut Sadirman, minat adalah suatu kondisi yang terjadi

    apabila seseorang mehubungkan sesuatu dengan keinginan atau

    32 Ahmad susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran, 19.

  • kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang jika

    sesuai dengan kebutuhan dan keinginan menjadi pemicu timbulnya

    minat. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan

    jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan

    perasan senang karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu

    itu.33

    Perguruan tinggi adalah suatu pendidikan yang

    menyelenggarakan pendidikan tinggi. Dalam peraturan pemerintah

    No.33 Tahun 1990, juga disebutkan tentang tujuan perguruan tinggi

    adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

    memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat

    menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu

    pengetahuan dan kesenian serta menyumbangkan untuk

    meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

    kehidupan nasional.34 Jadi, minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    adalah ketertarikan peserta didik untuk mengembangkan ilmu

    pengetahuan dan teknologi melalui perguruan tinggi. Dengan

    didorong adanya keinginan dan kebutuhan dalam diri peserta didik.

    b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

    1) Faktor lingkungan

    33 Ahmad susanto, teori belajar & pembelajaran di sekolah dasar, 57. 34 Ulani dan pantry heriyanti, Branding perguruan tinggi di era duigital,Jakarta :(Qiara

    Media, 2019), 68

  • a) Faktor lingkungan alami (yang tempat tinggal anak didik

    hidup dan berusaha didalamnnya, tidak boleh ada

    pencemaran lingkungan)

    b) Lingkungan sosial budaya (hubungan dengan manusia

    sebagai makhluk sosial)

    2) Faktor instrumental

    Faktor instrumenral yaitu seperangkat kelengkapan dalam

    berbagai bentuk untuk mencapai tujuan yang meliputi :

    a) Kurikulum

    b) Program

    c) Sarana dan fasilitas

    d) Guru

    3) Kondisi fisiologis

    a) Kesehatan jasmani

    b) Gizi cukup tinggi (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah

    ngatuk, suka menerima pelajaran )

    c) Kodisi panca idera (mata hidung, telinga, pengecap dan

    tubuh). Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi

    pengelolaan kelas, pengajaran klasikal perlu memperhatikan

    postur tubuh anak dan jenis kelamin anak (untuk

    menghindari letupan - letupan emosioal yang cenderung tak

    terkendali).

    4) Kondisi psikologis

  • Belajar hakikatya adalah proses psikologis oleh karena

    itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

    mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis yang utaMA

    mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik antara lain :

    a) Minat yaitu sutu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

    suatu hal /aktifitas tanpa ada yang menyuruh.

    b) Kecerdasan yakni “didiklah anak sesuai dengan taraf

    umurnya”. Dari sinilah jelas bahwa antara kecerdasan dan

    umur mempunyai hubungan yang sangat erat.

    c) Bakat yakni diakui sebagai kemampuan bawaan yang

    mwrupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau

    diraih.

    d) Motivasi yakni kondisi psikologis yang mendorong seorang

    untuk melakukan sesuatu. Banyak bakat yang tak

    berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yag tepat.

    e) Kemampuan kognitif

    Kemampuan kognitif Sebagai suatu proses dalam

    keerhasilan belajar yang ditentukan oleh beberapa faktor.

    Secara garis besar, Suryabrata menyatakan bahwa faktor

    yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua

    yaitu :

  • (1) Faktor yang berasal dari dalam diri prmbelajar yang

    meliputi (a) faktor – faktor biologis dan (b) faktor –

    faktor psikologis

    (2) Faktor – faktor dari luar diri pembelajar yang meliputi

    (a) faktor – faktor sosial dan (b) faktor – faktor non

    social meliputi sebagai berikut:

    (a) Faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar

    mencakup 2 hal yaitu :

    (i) Keadaan tonus jasmani pafa umumnya.

    Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada

    kesiapan dan aktivitas belajar.

    (ii) Keadaan fungsi fisiologis tertentu. Keadaan

    fungsi fisiologis tertentu, terutama kesehatan

    pancaindera akan mempengaruhi belajar.

    (b) Faktor – faktor psikologis yang mempengaruhi

    belajar antara lain mencakup :

    (i) Minat

    (ii) Motivasi

    (iii) Intelegensi

    (iv) Memori

    (v) Emosi

    (c) Faktor – faktor sosial yang mempengaruhi belajar

    merupakan faktor manusia baik manusia itu baik itu

  • hadir secara langsung atau tidak. Faktor ini

    mencakup :

    (i) Orang tua, diakui bahwa orang tua sangat

    berperan penting dalam belajar anak. Pola asuh

    orang tua,fasilitas belajar yang disediakan,

    perhatian dan motivasi meru[akan dukungan

    belajar yang harus diberikan orang tua untuk

    kresuksea\sanbelajar anak.

    (ii) Guru, terutama kompeternsi pribadi dan

    professional guru sangat berpengaruh pada

    proses dan hasil belajar yang dicapaiu anak

    didik.

    (iii) Teman – teman atau orang – orang di sekitar

    lingkungan belajar, kehadiran orang – orang

    lain secara langsung maupun tidak langsung

    dapat berpengaruh buruk atau baik pada belajar

    seseorang.

    (d) Faktor – faktor non sosial yang mempengaruhi

    belajar merupakan faktor – faktor luar yang bukan

    faktor manusia yang mempengaruhi proses dan

    hasil belajar di anataranya :

    (i) Keadaan udara, suhu dan cuaca. Keadaan udara

    dan suhu yang terlalu panas dapat membuat

  • seorang tidak nyaman belajar sehingga juga

    tidak dapat mencapai hasil belajar yang

    optimal.

    (ii) Waktu (pagi, siang atau malam). Sebagaian

    besar orang lebih mudah memahami pelajaran

    di waktu pagi hari dibandingkan pada waktu

    siang atau sore hari.

    (iii) Tempat, seorang biasanya sangat terganggu

    dengan kondisi kelas yang bising dan ramai

    (iv) Alat – alat atau perlengkapan belajar. Dalam

    pelajaran tertentu yang memerlukan alat,

    belajar tidak akan mencapai hasil yang

    maksimal jika tanpa alat tersebut.35

    c. Indikator Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    Menurut Safari sebagaimana yang dikutip Wasti, indikator minat

    melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu sebagai berikut :

    1) Adanya perasaan senang

    2) Harapan siswa untuk mencapai cita – cita

    3) Ketertertarikan siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi

    4) Keinginan siswa untuk berprestasi36

    35 Nyayu khodijah, psikologi pendidikan, Depok : PT Rajagrafindo Persada, 2014, 58 –

    61. 36 Anis Sulityani, Metode Diskusi Buzz Group Dengan Nanalisis Gambar Untuk

    Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa, Unes Physics Education Journal, 1(2016), 14.

  • d. Usaha untuk Mengembangkan Minat dalam Melanjutkan Ke

    Perguruan Tinggi

    Menurut Oemar Hamalik, guru harus berusaha memenuhi

    kebutuhan siswa dalam rasa keamannya dengan cara sebagai berikut :

    1) Memberikan kesempatan yang cukup untuk berpartisipasi aktif,

    memberi semangat, memberi ide dan menyediakan situasi belajar

    yang baik.

    2) Melaksanakan kegiatan dramatisasi melalui perencanaan

    bersama guru dan para siswa.

    3) Mengadakan survei, wawancara dan mendorong keberanian

    mereka dalam forum pertemuan dengan orang dewasa.

    4) Memecahkan masalah bersama siswa. Guru jangan memecahkan

    masalah secara samar – samar karena tidak akan berhasil baik.37

    C. Kerangka Berpikir

    Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka

    selanjutnya disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan

    dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif/ hubungan maupun

    komparatif/perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan

    kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru kompenten, maka hasil

    bealajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim

    37 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar,(Bandung Sinar Baru Algensindo),

    2002, 176 – 180.

  • kerja sekolah akan baik.38 Berdasarkan landasan teori dan telaah pustaka di

    atas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:

    Variabel Independen (X1) : Status Sosial Ekonomi Wali Murid

    (X2) : Interaksi Guru & murid

    Variabel Dependen (Y) : Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi

    1) Jika status sosial ekonomi wali murid baik, maka minat melanjutkan ke

    perguruan tinggi akan berada dalam kategori tinggi.

    2) Jika interaksi guru dan murid baik, maka minat melanjutkan

    keperguruan tinggi akan berada dalam kategori tinggi

    3) Jika status sosial ekonomi wali muri dan interaksi guru murid baik,

    maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi akan berada dalam

    kategori baik.

    D. Pengajuan Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

    kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

    didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta

    empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.39 Hipotesis statistika dalam

    penelitian ini adalah:

    1. H0 : Tidak ada pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap minat

    siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH

    Syamsuddin

    38 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, bandung : Alfabeta, 2015, 91. 39 Ibid, 96.

  • H1 : Ada pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap minat

    siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH

    Syamsuddin

    2. H0 : Tidak ada pengaruh interaksi guru - murid terhadap minat siswa

    dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin

    H1 : Ada pengaruh interaksi guru murid terhadap minat siswa dalam

    melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin

    3. H0 : Tidak terdapat pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan

    interaksi guru - murid terhadap minat siswa dalam melanjutkan ke

    Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin

    H1 : Ada pengaruh tingkat sosial ekonomi wali murid dan interaksi guru -

    murid terhadap minat siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di

    MA YP KH Syamsuddin

  • 35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Bagian yang paling utama di dalam membuat suatu penelitian adalah

    bagaiaman membuat rancangan penelitian. Menurut Babbie, yang dimaksud

    rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berpikir dan

    merancang dari suatu strategi untuk menemukan sesuatu.40

    Dilihat dari jenis datanya, penelitian ini menggunakan metode

    penelitian kuantitatif yakni penyelidikan tentang masalah kemasyarakatan atau

    kemanusiaan yang didasarkan pada pengujian suatu teori yang tersusun atas

    variabel-variabel, diukur dengan bilangan-bilangan, dan dianalisis dengan

    prosedur statistika.41

    Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara

    kuantitatif yang menggunakan analisis regresi linier multiple (dua variabel

    bebas), yaitu suatu teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji

    pertemuan 2 buah prediktor (X1 dan X2) dengan variabel kriterium (Y).42

    Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

    objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.43 Variabel penelitian ini:

    40 Priyono, metode penelitian kuantitatif, (Sidoarjo : Zifatama Publishing, 2008),45. 41 Rachmat Trijono, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Papas Sinar Sinanti, 2015),

    17. 42 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (Malang: UMM

    Press, 2002), 200. 43 Rachmat Trijono, 31.

  • 1. Variabel independen (variabel bebas) variabel yang memengaruhi atau

    yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

    (terikat).44 Variabel independen adalah status sosial ekonomi wali murid

    (X1) dan interaksi guru murid (X2).

    2. Variabel Dependen (terikat) variabel yang dipengaruhi atau menjadi

    akibat karena adanya variabel bebas.45 Variabel dependen adalah minat

    melanjutkan ke perguruan tinggi (Y) siswa di MA YP KH Syamsuddin.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

    populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda – benda alam

    yang lain.46Dalam penelitian ini populasinya siswa kelas XI MA YP KH

    Syamsuddin yang berjumlah 70 siswa.

    2. Sampel Penelitian

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

    mempelajari semua yang ada pada populasi itu. Menurut pendapat

    Sholvin, jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.

    Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, makin kecil peluang

    44 Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan

    Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2012), 59. 45 Ibid., 60. 46 Sugiyono, metode penelitian pendidikan kuantitatif, 117.

  • kesalahan generalisasi. Kemudian, makin kecil jumlah populasi, makin

    besar kesalahan generalisasi. Jumlah sampel yang paling tepat digunakan

    dalam penelitian tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki.

    Tingkat kepercayaan yang dikehendaki tergantung pada sumber dana,

    waktu, dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan, makin

    kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya semakin kecil tingkat

    kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang diperlukan.47 Jadi sampel

    diambil 60 dari kelas XI di MA YP KH Syamsuddin

    Pedoman menentukan jumlah sempel

    Pendapat Sholvin :

    n = 𝑵

    𝟏+𝑵𝒆𝟐

    n = jumlah sampel

    N = jumlah populasi

    𝑁𝑒2 = derajat ketetapan

    Berdasarkan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebagaai berikut :

    n = 𝑵

    𝟏+𝑵𝒆𝟐 =

    𝟕𝟎

    𝟏+𝟕𝟎(𝟎,𝟎𝟓)𝟐 =

    𝟕𝟎

    𝟏,𝟏𝟕𝟓 = 60

    C. Instrumen Pengumpulan Data

    Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian adalah sesuatu yang

    penting dan strategis kedudukannya dalam pelaksanaan penelitian. Sedangkan

    menurut Zainal Arifin, instrumen dibedakan menjadi dua yakni tes dan non tes

    instrument tes memiliki sifat mengukur sedangkan instrument non tes

    47 Etta mamang sangandi dan sopiah, metode penelitian – pendekatan praktis dalam

    penelitian, ( Yogyakarta: ANDI, 2010 ), 189.

  • memiliki sifat menghimpun. Instrument tes terdiri atas beberapa jenis seperti

    tes tulis, tes lisan, dan tindakan. Instrumen non tes terdiri dari angket,

    pedomsan observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, peralatan

    mekanik, daftar check, skala dan sebagainnya.48

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

    1. Data tentang status sosial ekonomi wali murid di kelas XI

    2. Data tentang interaksi gurudan murid di kelas XI

    3. Data tentang minat melanjutkan ke perguruan tinggi di kelas XI MAYP

    KH Syamsuddin

    Untuk pengumpulan data tentang status sosial ekonomi wali murid di

    (𝑋1), interaksi guru - murid di (𝑋2) dan minat melanjutkan ke Perguruan

    Tinggi (Y) menggunakan angket. Adapun instrument pengumpulan data

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 3.1

    Instrumen Pengumpulan Data tentang Status Sosial Ekonomi Wali Murid dan

    Interaksi Guru - Murid terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

    Judul Variabel Indikator Subjek Nomor

    angket

    Pengaruh

    Status

    Status

    sosial

    1. Tingkat

    pendidikan

    Siswa/siswi

    kelas XI

    1,2,3,4

    48 Iwan hermawan, metodologi penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif dan mixed

    method,(Kuningan : Hidayatul Quran Kuningan, 2019), 73.

  • Sosial

    Ekonomi

    Wali

    Murid dan

    Interaksi

    Guru -

    Murid

    terhadap

    Minat

    Siswa

    dalam

    Melanjutk

    an Ke

    Perguruan

    Tinggi di

    MA YP.

    KH.

    Syamsudd

    in”.

    ekonomi

    wali

    murid

    orang tua

    2. Jenis

    pekerjaan

    orang tua

    5,6,7

    3. Tingkat

    pendapatan

    orang tua

    8,9,10,11

    interaksi

    guru

    murid

    4. Motivasi

    belajar dari

    guru

    Siswa/siswi

    kelas XI

    1,2,3,4,5,6

    5. Hubungan

    orang tua

    dengan

    murid

    7,8,9,10,11

    6. Kondisi

    ruang

    belajar

    12,13,14,1

    5,16,17,18,

    19,20

    Minat

    melanjut

    kan ke

    pergurua

    n tinggi

    7. Harapan

    siswa

    untuk

    mencapai

    cita – cita

    Siswa/siswi

    kelas XI

    1,2,3,4

    8. Ketertarika 5,6,7,8,9,1

  • n siswa

    dalam

    melanjutka

    n ke

    perguruan

    tinggi

    0,15,16

    9. Adanya

    perasaan

    senang

    17,18,19,2

    0

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik untuk melakukan pelitian ini adalah :

    1) Angket atau Kuisioner

    Angket atau kuisioner merupakan sebuah cara atau teknik yang

    digunakan seorang peneliti untuk mengumpulkan data dengan

    menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan – pertanyaan

    yang harus dijawab oleh para responden. Pada metode ini, pertanyaan –

    pertanyaan masalah ditulis dalam format kuisioner, lalu disebarkan

    kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada

    peneliti.49

    Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert,

    yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

    49 Kun maryati dan juju suryawati, sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII Standar isi

    2006,(Surabaya : Erlangga, 2006), 130.

  • seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

    likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

    variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

    menyusun item-item instrumen yang didapat berupa pernyataan atau

    pertanyaan yaitu apakah narasi pertanyaan bersifat negatif (Unfavorable)

    atau narasi pertanyaannya bersifat positif (Favorable). 50Berikut ini

    pemberian skor untuk setiap jenjang skala likert baik itu pertanyaan yang

    positif ataupun yang negatif yang dapat dilihat pada tabel:

    Jawaban Gradasi Positif Gradasi Negatif

    Sangat setuju 4 1

    Setuju 3 2

    Tidak setuju 2 3

    Sangat tidak setuju 1 4

    2) Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan metode dengan mencari data mengenai

    hal - hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,,

    prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.51 Metode

    dokumentasi ini akan peneliti lakukan untuk mencari informasi tentang

    MA YP KH Syamsuddin, struktur organisasi sekolah dan segala sesuatu

    yang berkaitan dengan sekolah yang sudah dalam bentuk dokumen,.

    50 Sugiyono, 134-135. 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

    Cipta, 1996), 234.

  • E. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan

    sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji

    hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif,

    maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.52

    Sedangkan dalam penelitian ini yang digunakan adalah regresi,

    dimana penelitian regresi ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya

    pengaruh antara variabel. Analisis regresi dibagi menjadi dua, regresi linier

    sederhana dan regresi linier berganda. Analisis regresi linier sederhana adalah

    analisis yang digunaka untuk mencari pola hubungan antara satu variabel

    dependen dengan satu variabel independen.53 Sedangkan analisis regresi linier

    berganda adalah analisis yang digunakan untuk mencari pola hubugan antara

    satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen.54

    1. Tahap Pra Penelitian

    a. Uji Validitas Instrumen

    Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur instrumen tes

    dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment.

    Adapun rumusnya adalah:

    )2222 )()()((

    ))((

    YYNXXN

    YXXYNRxy

    Keterangan:

    52 Sugiyono, metode penelitian pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,

    333. 53 Ibid,3. 54 Ibid, 6.

  • xyR : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

    N : Jumlah responden

    ∑X : Jumlah seluruh nilai X

    ∑Y : Jumlah seluruh nilai Y

    XY : Jumlah hasil perkalian antara X dan Y

    Apabila Rxy ≥ rtabel , maka kesimpulannya item kuesioner

    tersebut valid. Apabila Rxy ≤ rtabel, maka kesimpulannya item

    kuesioner tersebut tidak valid.

    Untuk uji validitas instrument penelitian, peneliti

    menggunakan data sebanyak 30 responden. Dari hasil perhitungan

    validitas item instrumen dapat disimpulkan dalam tabel rekapitulasi di

    bawah ini.

    Tabel 3.2

    Rekapitulasi Uji Validitas Variabel 𝑋1(Status Sosial Ekonomi Wali

    Murid )

    No. Item “R” Hitung “R”Tabel Keteragan

    1) 0.425 0,361 Valid

    2) 0,460 0,361 Valid

    3) 0,558 0,361 Valid

    4) 0,714 0,361 Valid

    5) 0,472 0,361 Valid

  • 6) 0,072 0,361 Tidak valid

    7) 0,586 0,361 Valid

    8) 0,364 0,361 Valid

    9) 0,486 0,361 Valid

    10) 0,598 0,361 Valid

    11) 0,497 0,361 Valid

    Dengan demikian instrumen yang tidak valid adalah nomor

    item 6. Sedangkan nomor item yang valid dan digunakan untuk

    penelitian sesungguhnya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10,11.

    Adapun untuk mengetahui skor jawaban tes untuk uji validitas

    variabel status sosial ekonomi wali murid dalam penelitian ini secara

    terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.

    Tabel 3.3

    Rekapitulasi Uji Validitas 𝑋2 (Interaksi Guru dan Murid)

    No. Item “r”hitung “r”tabel Keterangan

    1) 0,582 0,361 Valid

    2) 0,661 0,361 Valid

    3) 0,372 0,361 Valid

    4) 0,555 0,361 Valid

    5) -0,163 0,361 Tidak valid

    6) 0,542 0,361 Valid

  • 7) 0,331 0,361 Tidak valid

    8) 0,222 0,361 Tidak valid

    9) 0,491 0,361 Valid

    10) 0,654 0,361 Valid

    11) 0,439 0,361 Valid

    12) 0,574 0,361 Valid

    13) 0,309 0,361 Tidak valid

    14) 0,256 0,361 Tidak valid

    15) 0,588 0,361 Valid

    16) 0,721 0,361 Valid

    17) 0,639 0,361 Valid

    18) 0,532 0,361 Valid

    19) 0,455 0,361 Valid

    20) 0,444 0,361 Valid

    21) 0,418 0,361 Valid

    22) -0,013 0,361 Tidak valid

    23) 0,417 0,361 Valid

    24) 0,509 0,361 Valid

    25) 0,129 0,361 Tidak valid

    Dengan demikian yang tidak valid adalah nomor item 5, 7, 8

    13, 14, 22 dan 23. Sedangkan omor item yang valid dan digunakan

    untuk penelitian sesugguhnya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9. 10, 11.

    12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25. Adapun untuk mengetahui skor

  • jawaban tes untuk uji validitas variabel komponen interaksi guru dan

    murid dalam penelitian ini secara terperinci dapat dilihat pada

    lampiran 5.

    Tabel 3.4

    Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Y (Minat Melanjutka Ke

    Perguruan Tinggi)

    No. item “r” hitung “r” tabel Keterangan

    1) 0,503 0,361 Valid

    2) 0.649 0,361 Valid

    3) 0,529 0,361 Valid

    4) 0,283 0,361 Tidak valid

    5) 0,290 0,361 Tidak valid

    6) -0,164 0,361 Tidak valid

    7) 0,684 0,361 Valid

    8) 0,618 0,361 Valid

    9) 0,512 0,361 Valid

    10) 0,459 0,361 Valid

    11) 0,539 0,361 Valid

    12) 0,449 0,361 Valid

    13) 0,739 0,361 Valid

    14) 0,651 0,361 Valid

    15) 0,005 0,361 Tidak valid

  • 16) 0,772 0,361 Valid

    17) 0,725 0,361 Valid

    18) 0,580 0,361 Valid

    19) 0,643 0,361 Valid

    20) 0,555 0,361 Valid

    21) 0,098 0,361 Tidak valid

    22) 0,591 0,361 Valid

    23) 0,231 0,361 Tidak valid

    24) 0,486 0,361 Valid

    25) 0,586 0,361 Valid

    Dengan demikian yang tidak valid adalah nomor item

    4,5,6,15,21 dan 23.. Sedangkan omor item yang valid dan

    digunakan untuk penelitian sesugguhnya adalah nomor 1, 2, 3, 7, 8,

    9. 10, 11. 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25. Adapun untuk

    mengetahui skor jawaban tes untuk uji validitas variabel komponen

    interaksi guru dan murid dalam penelitian ini secara terperinci dapat

    dilihat pada lampiran 6.

    b. Uji Reliabilitas Instrumen

    Menurut sudjana, realibilitas adalah ketepatan atau keajegan

    alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya menunjukkan pada

    suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk

    digunakan sebagai pengumpulan data. Realibilitas menunjukkan

  • tingkat keterandalan sesuatu. Reabilitas dapat dipercaya jika dapat

    diandalkan (Arkunto). Dalam penelitian ini untuk menguji reabilitas

    instrument(angket) digunakan rumus alpha :

    𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏

    1 +𝑟𝑏

    Keterangan :

    𝑟𝑖 = reliabilitas iternal seluruh instrumen

    𝑟𝑏 = korelasi product moment antara belahan pertama dan

    belahan kedua

    Dari hitungan realibilitas instrumen dapat dijelaskan

    secara terperinci sebagai berikut.

    1) Perhitungan reliabelitas instrumen status sosial ekonomi wali

    murid

    Untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dapat

    dilihat pada langkah - langkah sebagai berikut :

    Langkah 1 : Mengelompokkan item soal menjadi dua bagian

    yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item

    genap, dapat dilihat di lampiran 7

    Langakah 2 : Mencari koefisien korelasi dengan rumus Product

    Moment anatara skor ganjil dan skor genap.

    Dari tabel penolong pada lampiran 8 dapat diketahui

    ∑𝑋 = 437 ∑ 𝑋2 = 6585

    ∑𝑌 =292 ∑ 𝑌2 = 2986

    ∑𝑋𝑌 =4351

  • )2222 )()()((

    ))((

    YYNXXN

    YXXYNRxy

    𝑅𝑥𝑦= 30(4351)−(437)(292)

    √30(6585)−(437)2)(30(2986)−(292)2

    𝑅𝑥𝑦 = 2926

    5329,0975

    𝑅𝑥𝑦 = 0, 549

    Langkah 2 masukkan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus

    spearman brown berikut :

    𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏

    1 +𝑟𝑏

    𝑟𝑖 = 2(0,549)

    1 +0,549

    𝑟𝑖 = 0,709

    Dari hasil perhitungan reliabilitas diatas, dapat diketahui

    nilai reabilitas instrument pada variabel status social ekonomi

    wali murid sebesar 0,709 kemudian dikonsultasikan dengan “Y”

    pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,361. Jadi “r” hitung >

    dari “r” tabel yakni 0,709 > 0,361, maka instrument pada

    variabel status social ekonomi wali murid dapat digunakan untuk

    penelitian.

    2) Perhitungan Reliabilitas Instrumen Interaksi Guru dan Murid

    Untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dapat

    dilihat pada langkah - langkah sebagai berikut :

  • Langkah 1 : Mengelompokkan item soal menjadi dua bagian

    yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, dapat

    dilihat di lampiran 9.

    Langakah 2 : Mencari koefisien korelasi dengan rumus Product

    Moment anatara skor ganjil dan skor genap.

    Dari tabel penolong pada lampiran 10 dapat diketahui

    ∑𝑋 = 778 ∑ 𝑋2 = 20432

    ∑𝑌 =852 ∑ 𝑌2 = 24516

    ∑𝑋𝑌 =22238

    𝑅𝑥𝑦= 30(22238)−(778)(852)

    √30(20432)−(778)2)(30(24516)−(852)2

    Rxy = 4284

    7654,3729

    𝑅𝑥𝑦 = 0, 5596

    Langkah 2 masukkan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus

    spearman brown berikut :

    𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏

    1 +𝑟𝑏

    𝑟𝑖 = 2(0,5596)

    1 +0,5596

    𝑟𝑖 = 0,717

    Dari hasil perhitungan reliabilitas diatas, dapat diketahui

    nilai reabilitas instrument pada variabel interaksi guru dan murid

    sebesar 0,717 kemudian dikonsultasikan dengan “Y” pada taraf

  • signifikan 5% adalah sebesar 0,361. Jadi “r” hitung > dari “r”

    tabel yakni 0,717 > 0,361, maka instrument pada variabel

    interaksi guru dan murid dapat digunakan untuk penelitian.

    3) Perhitungan reliabilitas instrumen Minat Melanjutkan Ke

    Perguruan Tinggi

    Untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dapat

    dilihat pada langkah sebagai berikut :

    Langkah 1 : Mengelompokkan item soal menjadi dua bagian

    yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, dapat

    dilihat di lampiran 11

    Langakah 2 : Mencari koefisien korelasi dengan rumus Product

    Moment anatara skor ganjil dan skor genap.

    Dari tabel penolong pada lampiran 12 dapat diketahui

    ∑𝑋 = 812 ∑ 𝑋2 = 22402

    ∑𝑌 =846 ∑ 𝑌2 = 24290

    ∑𝑋𝑌 =23259

    )2222 )()()((

    ))((

    YYNXXN

    YXXYNRxy

    𝑅𝑥𝑦= 30(23259)−(812)(846)

    √30(22402)−(812)2)(30(24290)−(846)2

    𝑅𝑥𝑦 = 10818

    12.849,3013

    𝑅𝑥𝑦 = 0, 8419

  • Langkah 2 masukkan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus

    spearman brown berikut :

    𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏

    1 +𝑟𝑏

    𝑟𝑖 = 2(0,8419)

    1 +0,8419

    𝑟𝑖 = 0,915

    Dari hasil perhitungan reliabilitas diatas, dapat diketahui

    nilai reabilitas instrument pada variabel minat melanjutkan ke

    perguruan tinggi sebesar 0,915 kemudian dikonsultasikan

    dengan “Y” pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,361. Jadi

    “r” hitung > dari “r” tabel yakni 0,915 > 0,361, maka instrument

    pada variabel interaksi guru dan murid dapat digunakan untuk

    penelitian.

    2. Tahap Analisis Hasil Penelitian

    Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

    mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi

    normal.55 Menurut Murwani ( 2001;20) Dasar pengambilan

    keputusan adalah jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak dan jika

    nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima. Hipotesis yang digunakan

    adalah :

    55 Yulingga nanda. H dan Wasis Himawanto, statistic pendidikan, (Yogyakarta:

    Deepublish, 2017),67.

  • Ho : sampel berdistribusi normal

    Hi : sampel berdistribusi tidak normal56

    b. Uji Linieritas

    Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

    mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian. Uji

    linieritas dilakukan untuk membuktikan bahwa masing – masing

    variable bebas dan variable terikat memiliki hubungan yang linier57.

    Jika sig > 0,05 maka variabel terikat mempunyai hubungan yang

    linier dengan variabel bebas.

    c. Uji Multikolinieritas

    Menurut Widarjono (2010:75-84), Uji multikolinieritas

    bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara

    variabel – varibel bebas dalam suatu model regresi linier berganda.

    Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel – variabel bebasnya

    maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya

    terganggu58. Oleh karena itu uji multikolinieritas dengan melihat hasil

    dari variance inflation factor (VIF). Jika VIF < 10 maka bebas dari

    multikolinieritas.

    d. Uji Heteroskadesitas

    Uji heteroskadesitas adalah untuk melihat apakah terdapat

    ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

    56 Ibid, 68. 57 Ibid, 63. 58 Nikolous duli, metodologi penelitian kuantitatif (Yogyakarta : Deepublish, 2019), 120.

  • lain.59 Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser, sehingga sig >

    0,05 maka tidak terjadi heteroskadesitas.

    3. Uji Regresi Linear Sederhana

    Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab

    rumusan no. 1 dan 2 adalah menggunakan regresi linier sederhana.

    Sedangkan untuk mendapat model regresi Linier sederhananya yaitu:

    �̂� = 𝑏𝑜 + 𝑏1𝑥𝑖

    a. Langkah pertama mencari nilai b0 dan b1

    𝑏1 =∑ 𝑥𝑦−𝑛.�̅�.�̅�

    ∑ 𝑥2−𝑛�̅�2

    𝑏𝑜 = �̅� − 𝑏1�̅�

    b. Langkah ke dua menghitung koefisien determinasi (besarnya

    pengaruh variabel x terhadap variabel y)

    𝑅2 =𝑆𝑆𝑅

    𝑆𝑆𝑇

    59 Ibid, 122.

  • 55

    BAB IV

    TEMUAN HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokal Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya MA YP KH Syamsuddin

    Pondok Pesantren KH Syamsuddin didirikan pada tahun 1925 oleh

    KH Syamsuddin bin KH. Imam Syafi’i bin KH. Imam Syuhada ”Bani

    Basyariah”. Pondok pesantren KH Syamsuddin berasaskan agama islam

    dengan berkonsentrasi ke ilmu fiqih. Cikal bakal Pondok pesantren KH

    Syamsuddin adalah “Bait At-Taqwa” yakni sebuah asrama indah dan

    mempesona dibagian paling depan kompleks. Semakin hari, Pondok

    Pesantren KH. Syamsuddin mengalami kemajuan yang sangat baik.

    Banyak terdapat santri – santriwati tidak hanya berasal dari daerah

    Ponorogo dan sekitarnya melainkan juga berasal dari luar jawa.

    Oleh karena itu, pada tahun 1937 KH. Syamsuddin meningkatkan

    mutu pendidikan dengan menambahkan fan – fan tertentu seperti Al –

    Qur’an dan Tafsirnya, hadith, ushul fiqh dan ilmu alat – alat yang lain

    menjadi ciri khas Pondok Pesantren KH Syamsuddin.

    Madrasah Aliyah KH Syamsuddin adalah salah satu unit lembaga

    Pendidikan yang berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren KH

    Syamsuddin Nologaten Ponorogo. Pendidikan Madrasah ini didirikan

    pada tahun 1992. sebagai perubahan dari Madrasah Mu’alimin. Awal

    mula berdirinya madrasah ini, diawali dari dasar usulan dan kebutuhan

  • masyarakat sekitar kabupaten Ponorogo tentang perlunya sistem

    Pendidikan formal / madrasah ini diharapakan akan sesuai dengan

    perkembangan, tuntutan dan kebutuhan masyarakat dalam

    mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan hidup sebagai bekal dalam

    mencapai masa depan.

    2. Letak Gepografis Madrasah Aliyah Yayasan Pondok Pesantren KH

    Syamsuddin

    Secara geografis, Madrasah Aliyah YP KH Syamsuddin terletak di

    Jl. Lawu. Gg IV No.4 Nologaten Ponorogo yang menempati area tanah

    seluas 4200 𝑚2. Adapun batas – batas lokasinya sebagai berikut :

    a. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Lawu,Gg. IV No.4

    b. Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Kawi

    c. Sebelah timur berbatasan dengan perkebunan warga

    d. Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Lawu

    3. Profil singkat sekolah

    a Nama Madrasah : MA YP KH. Syamsuddin

    b No. Statistik Madrasah : 131235020033

    c Akreditasi Madrasah : Terakreditasi B

    d Alamat Lengkap Madrasah :Jl. Lawu Gg. IV No.4 Desa

    Nologaten Kecamatan Ponorogo,

    Kabupaten Ponorogo, Provinsi

    Jawa Timur.

  • e Npwp Madrasah : 20584503

    f Nama Kepala Madrasah : Ahmad Azhar, M.Pd

    g No.Telp/HP : 0352482593

    h Nama Yayasan : Yayasan YP KH. Syamsuddin

    i Alamat Yayasan : Jl. Lawu Gg. IV No.4 Nologaten

    Ponorogo

    j No. Telp. Yayasan : 0352482593

    k No. Akte Pendirian

    Yayasan

    : LM/3/19-C/1978

    l Kepemilikan Tanah : Yayasan

    1) Satus tanah : Yayasan

    2) Luas tanah : 4800 m2

    m Status Bangunan : Yayasan

    n Luas Bangunan : 4800 m2

    4. Visi Misi & Sekolah

    a. Visi

    Terwujudnya individu yang memiliki sifat agamis, berkemampuan

    ilmiah – diniyah, terampil dan professional sesuai dengan tatanan

    kehidupan.

    b. Misi

    1) Menciptakan calon agamawan yang berilmu

    2) Menciptakan calon ilmuwan yang beragama

  • 3) Menciptakan calon agamawan yang terampil yang professional

    dan agamis.

    c. Tujuan

    Mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

    bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai ilmu

    pengetahuan dan teknologi serta mampu mengaktualisasikan diri

    dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.

    B. Deskripsi Data

    Deskripsi data bertujuan untuk memberikan gambaran berupa data

    dari hasil pensekoran angket yang disebarkan kepada para siswa kelas XI di

    MA YP KH Syamsuddin yang berjumlah 60 siswa sehingga akan dijelaskan

    masing – masing variabel penelitian.

    1. Deskripsi Data Tentang Skor Jawaban Status Sosial Ekonomi Wali

    Murid Kelas XI di MA YP KH Syamsuddin

    Untuk mendapatkan data mengenai status sosial ekonomi wali

    murid peneliti menggunakan metode langsung yaitu angket dijawab oleh

    responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun item soal

    mengenai angket status sosial ekonomi wali murid dapat dilihat di

    lampiran 13. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah

    siswa kelas XI MA YP KH. Syamsuddin Nologaten Ponorogo dengan

    jumlah 70 dan diambil untuk sampel sebanyak 60 peserta didik.

    Adapun hasil skor jawaban angket status sosial ekonomi wali

    murid kelas XI MA YP KH Syamsuddin Nologaten Ponorogo, dapat

    dilihat pada table berikut :

  • Tabel 4.1

    Skor Jawaban Angket Status Sosial Ekonomi Wali Murid

    No Skor Frekuensi Presentase

    1 19 4 6,7%

    2 24 2 3,3%

    3 25 7 11,7%

    4 26 5 8,3%

    5 27 5 8,3%

    6 28 2 3,3%

    7 29 3 5,0%

    8 30 6 10,0%

    9 31 1 1,7%

    10 33 1 1,7%

    11 34 4 6,7%

    12 35 6 10,0%

    13 36 4 6,7%

    14 37 1 1.7%

    15 38 4 6,6%

    16 40 5 8,3%

    Jumlah 60 100%

  • Dari tabel diatas dapat disimpulkan perolehan skor variabel status

    sosial ekonomi wali murid tertinggi adalah 40 dengan frekuensi 5 orang

    dan yang terendah 19 adalah dengan frekuensi 4 orang. Adapun jawaban

    angket status sosial ekonomi wali murid kelas XI di MA YP KH

    Syamsuddin Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada lampiran 14.

    Untuk menganalisa tingkat status sosial ekonomi wali murid siswa

    kelas XI MA KH Syamsuddin Noogaten Ponorogo dalam kategori tinggi,

    sedang dan rendah peneliti mencari mean dan standar deviasi dengan

    program SPSS 25.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Deskripsi Statistik Status Sosial Ekonomi Wali Murid

    status sosial ekonomi wali murid

    N Valid 60

    Missing 0

    Mean 30,50

    Median 30,00

    Std. Deviation 5,859

    Minimum 19

    Maximum 40

    Dari tabel hasil di atas dapat diketahui bahwa Mx = 30,50 dan SDx

    = 5,859, untuk mengelompokkan kategori tinggi, sedang dan rendah

    dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    a. Skor lebih dari Mx + 1.SDx termasuk dalam kategori tinggi

    b. Skor kurang dari Mx – 1.SDx termasuk dalam kategori kurang

  • c. Skor diantara Mx – 1.SDx sampai Mx + 1.SDx termasuk dalam

    kategori sedang. Adapun perhitungannya sebgai berikut:

    Mx + 1.SDx = 30,50 + 1.5,859

    = 30,50 + 5,859

    = 36,359

    = 36,4 (dibulatkan)

    Mx – 1.SDx = 30,50 - 1.5,859

    = 30,50 - 5,859

    = 24,641

    = 24,6 (dibulatkan)

    Dengan demikian, dapat diketahui bahwa skor lebih dari 36,4

    dikatagorikan tingkat status social ekonomi wali murid siswa kelas XI MA

    KH Syamsuddin baik, sedangkan skor 36,4 – 24,6 dikatagorikan tingkat

    status social ekonomi wali murid siswi MA KH Syamsuddin sedang dan

    skor kurang dari 24,6 dikatagorikan tingkat status social ekonomi wali

    murid siswi kelas XI MA KH Syamsuddin kurang.

    Untuk mengetahui lebih jelas tentang tingkat status social

    ekonomi wali murid siswi MA KH Syamsuddin dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    Tabel 4.3

    Kategori Tingkat Status Sosial Ekonomi Wali Murid

    No Nilai Frekuensi Presentase Kategori

    1 Lebih dari 36,4 10 16,7% Baik

  • 2 36,4 – 24,6 44 73,3% Sedang

    3 Kurang dari

    24,6

    6 10% Kurang

    Jumlah 60 100%

    Dari tingkatan tersebut dapat diketahui bahwa yang menyatakan

    status sosial ekonomi wali murid siswa kelas XI MA YP KH Syamsuddin

    dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 10 responden, dalam

    kategori sedang dengan frekuensi sebanyak 44 responden, dan dalam

    kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 6 responden. Dengan

    demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat status sosial

    ekonomi wali murid siswi kelas XI MA YP KH Syamsuddin adalah

    sedang, karena dinyatakan dalam kategorisasi prosentase 73.3%.

    2. Deskripsi Data Tentang Skor Jawaban Interaksi Guru dan Murid

    Kelas XI di MA YP KH Syamsuddin

    Untuk mendapatkan data mengenai interaksi guru dan murid

    peneliti menggunakan metode langsung yaitu angket dijawab oleh

    responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun item soal

    mengenai angket interaksi guru dan murid dapat dilihat di lampiran 15.

    Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas

    XI MA YP KH. Syamsuddin Nologaten Ponorogo dengan jumlah 70 dan

    diambil untuk sampel sebanyak 60 peserta didik.

  • Adapun hasil skor jawaban angket interaksi guru dan murid kelas

    XI MA YP KH Syamsuddin Nologaten Ponorogo, dapat dilihat pada table

    berikut :

    Tabel 4.4

    Skor Jawaban Angket Interaksi Guru dan Murid

    No Skor Frekuensi Presentase

    1. 44 1 1,7%

    2. 45 5 8,2%

    3. 46 4 6,7%

    4. 47 2 3,3%

    5. 48 1 1,7%

    6. 49 3 5,0%

    7. 50 6 10,0%

    8. 51 3 5,0%

    9. 52 2 3,3%

    10. 53 3 5,0%

    11. 54 4 6,7%

    12. 55 5 8,2%

    13. 56 4 6,7%

    14. 57 4 6,7%

    15. 58 1 1,7%

    16. 60 2 3,3%

    17. 62 1 1,7%

  • 18. 63 1 1,7%

    19. 65 1 1,7%

    20. 68 1 1,7%

    21. 69 2 3,3%

    22. 70 1 1,6%

    23. 71 2 3,3%

    24. 72 1 1,7%

    Jumlah 60 100%

    Dari tabel diatas dapat disimpulkan perolehan skor variabel

    interaksi guru dan murid tertinggi adalah 72 dengan frekuensi 1 orang

    dan yang terendah adalah 44 dengan frekuensi 1 orang. Adapun jawaban

    angket interaksi guru dan murid kelas XI di MA YP KH Syamsuddin

    Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada lampiran 16.

    Untuk menganalisa tingkat interaksi guru dan murid siswa kelas

    XI MA YP KH Syamsuddin Nologaten Ponorogo dalam kategori tinggi,

    sedang dan rendah peneliti mencari mean dan standar deviasi dengan

    program S