yonne astria

115
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUP FATMAWATI TAHUN 2009 YONNE ASTRIA 105104003493 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1431 H

Upload: vasmi-ariel

Post on 24-Apr-2015

87 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Yonne Astria

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSUP FATMAWATI TAHUN 2009

YONNE ASTRIA

105104003493

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009 M / 1431 H

Page 2: Yonne Astria

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSUP FATMAWATI TAHUN 2009

Skripsi Diajukan sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1)

untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

YONNE ASTRIA

105104003493

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009 M / 1431 H

Page 3: Yonne Astria

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang saya buat merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Semua sumber referensi yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: Yonne Astria

ABSTRAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Desember 2009

YONNE ASTRIA, NIM. 105104003493

Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam

Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati

tahun 2009

xxiii + 87 halaman, 19 tabel, 3 bagan, 7 lampiran

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan

psikologis, dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian

kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah kodrati yang harus dilalui, tetapi

sebagian lagi menganggapnya sebagai peristiwa yang menentukan kehidupan

selanjutnya. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kecemasan. Kecemasan

meningkat menjelang persalinan terutama pada trimester III. Tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil trimester III (umur,

graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan) dengan kecemasan

dalam menghadapi persalinan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 158 orang. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data

dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati pada tanggal

27 Oktober–17 November 2009. Teknik analisa yang dilakukan yaitu analisa Chi-

Square dengan menggunakan α = 5 %. Instrumen yang digunakan adalah Zung Self-

Rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil

trimester III dalam menghadapi persalinan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 158 responden, sebanyak 47.5% ibu

hamil tidak mengalami cemas dan 52.5% ibu hamil mengalami cemas. Dari lima

variabel yang diteliti, tiga variabel ternyata tidak dapat membuktikan adanya

hubungan, yaitu umur (p=0.873), pekerjaan (p=0.133), dan status kesehatan

(p=0.692), sedangkan variabel yang lain yaitu graviditas (p=0.005) dan tingkat

pendidikan (p=0.05) secara statistik dapat membuktikan adanya hubungan yang

signifikan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Maka peneliti

menyarankan agar Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati

menyediakan jasa konsultasi yang berguna bagi ibu hamil untuk dapat terhindar dari

kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Kata Kunci: Kehamilan, Trimester III, Kecemasan

Daftar Bacaan: 35 (1983–2009)

Page 5: Yonne Astria

ABSTRACT

STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCE

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UNDERGRADUATED THESIS, December 2009

YONNE ASTRIA, NIM. 105104003493

Relationship Characteristics III Trimester Pregnant women with anxiety in the face of

Labor in Obstetrics and Gynecology Clinic RSUP Fatmawati in 2009

xxiii + 87 pages, 19 tables, 3 charts, 7 attachment

Pregnancy is a dramatic episode of the biological conditions, physiological

changes, and adaptation of a woman who've been there. Some women think that

pregnancy is natural to go through, but some regard it as a decisive event to the next

life. Since when pregnant, the mother was experiencing anxiety. Anxiety increased

before labor, especially in the third trimester. The research objective is to determine

the relationship between the characteristics of third-trimester pregnant women (age,

gravidities, and level of education, employment, and health status) with anxiety in the

face of labor.

This research is a quantitative study using cross-sectional design. The number

of sample 158 people. Sampling technique used was Accidental sampling. The data

was collected in Obstetrics and Gynecology Clinic Fatmawati on October 27 to

November 17, 2009. Engineering analysis is conducted Chi-square analysis by using

α = 5%. Instruments used are Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) to measure the

level of anxiety in the third trimester pregnant women in the face of labor.

The results showed that of 158 respondents, 47.5% of pregnant women do not

experience anxiety and 52.5% of pregnant women experience anxiety. Of the five

variables studied, three variables were not able to prove the existence of a

relationship, namely age (p=0.873), employment (p=0.133), and health status

(p=0.692), whereas the other variables are graviditas (p=0.005) and education level

(p=0.05) can prove statistically significant relationship with anxiety in the face of

labor. So the researchers suggest that Obstetrics and Gynecology Clinic Fatmawati

provide useful consulting services for pregnant women to avoid the anxiety in the

face of labor.

Keywords: Pregnancy, Third Trimester, Anxiety

Bibliography : 35 (1983-2009)

Page 6: Yonne Astria

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSUP FATMAWATI TAHUN 2009

Telah disetujui dan diperiksa pembimbing Skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 1 Desember 2009

Page 7: Yonne Astria
Page 8: Yonne Astria
Page 9: Yonne Astria

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : YONNE ASTRIA

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 11 Juni 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Semanggi I nomor 32, RT 001 RW 03, Kelurahan

Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten

Alamat Asal : Jorong Surau Labuah, Kenagarian Panampung,

Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam, Sumatera Barat

Email : [email protected]

Latar Belakang Pendidikan

1993-1999 : SD Negeri 47 Panampung Puun

1999-2002 : MTs Negeri Panampung

2002-2005 : SMA Negeri 1 IV Angkat

2005-2009 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Program Studi Ilmu Keperawatan

Page 10: Yonne Astria

LEMBAR PERSEMBAHANKU

“CINTA UNTUK MAMA_PAPA”

Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita dikelilingi oleh orang-

orang yang kita cintai. Berbicara mengenai cinta, ada beberapa orang yang tentunya

tidak diragukan lagi ketulusan cintanya dan takkan melepaskan cinta mereka untuk

kita, yaitu KELUARGA terutama orang tua.

Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tak lepas dari cinta, kasih

sayang, dukungan serta bimbingan dari orang tua. Bahagiaku surga mereka dan

deritaku pilu mereka.

Aku berdiri mengenakan toga ini. Di sebuah jalan setapak yang gelap,

pandanganku tertuju pada dua orang di kejauhan sana dengan senyuman yang tak

asing dimataku. Dua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku

hormati, aku cintai dan aku sayangi, ya mereka papa dan mamaku.

Dengan disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka. Seiring dengan

langkah, terintas dibenakku atas apa yang mereka lakukan terhadapku selama ini.

Page 11: Yonne Astria

Mama yang telah mengandungku selama sembilan bulan, mama yang sudah

memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir didunia ini.

Mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papa

yang telah mendidikku, papa yang rela bekerja banting tulang, ikhlas mengeluarkan

keringatnya agar aku dapat menikmati hidup, detik demi detik, hari demi hari, bahkan

tahun demi tahun.

Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup

telinga, tidak mau mendengar nasehat mereka. Sering aku berbohong kepada mereka

untuk kepuasanku. Sering aku melawan jika mereka marah karena kenakalanku.

Tapi apa mereka memendam perasaan dendam terhadapku? Tidak, tidak sama

sekali. Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku

dalam setiap hembusan nafas mereka, bahkan mereka tetap menyebutkan namaku

dalam setiap doa-doa mereka, hingga aku bisa menjadi seperti sekarang ini. YA

ALLAH betapa durhakanya aku, tak sadarkah aku betapa mereka adalah orang yang

berhaga bagiku.

Langkah-langkahku terhenti dihadapan mereka, dan kupandangi wajah papa

dan mamaku. Ku tatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air

mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini. Ku cium

tangan mereka, ku peluk mereka sambil berkata "papa_mama yang kuberikan hari

ini tidak akan cukup membalas seperti mama dan papa berikan selama ini".

Terima kasih pa, terima kasih ma, aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku,

terima kasih.

LOVE U SO MUCH MOM and PA

Page 12: Yonne Astria

KATA PENGANTAR

السالم عليكن ورحمة هللا وبركاته

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Karakteristik Ibu

Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Tahun 2009”. Salawat beserta salam

tidak lupa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan

berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu melalui tulisan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And dan Drs. H. Achmad Gholib, M.A

sebagai Dekan dan Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku pembimbing utama dan Catur

Rosidati, S.KM, M.KM, selaku pembimbing kedua yang dengan kepiawaian dan

kebaikannya, sabar membimbing penulis sejak pemilihan ide proposal hingga

skripsi ini diselesaikan dengan baik

Page 13: Yonne Astria

4. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, yang telah memberi ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi

penulis dan mahasiswa / i pada umumnya

5. Staf akademik Program Studi Ilmu Keperawatan, Bapak Azib, Ibu Syamsiah, dan

Bapak Rohman

6. Ibu Refida selaku pembimbing lapangan yang memberikan masukan dan arahan

saat penulis melakukan penelitian di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati

7. Pemimpin beserta staf RSUP Fatmawati yang telah mengizinkan penulis untuk

mengadakan penelitian di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

8. Dosen penguji yang telah memberikan kritikan dan saran terhadap penyusunan

dan kesempurnaan dari skripsi ini

9. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, orang tua

(ibunda LELMUS dan ayahanda Drs. ARIDJAL) yang telah memberikan kasih

sayang, do’a, dan pengorbanan yang tak terkira demi kehidupan dan masa depan

penulis

10. Adik-adik (HAFIZH, HERU, dan YUDHA) yang telah memberi semangat dan

keceriaan pada penulis sehingga segala kepenatan dapat terobati dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Kakanda Wawan Sapudela yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan

do’anya, serta setia mendampingi penulis disaat susah maupun senang untuk

menyelesaikan skripsi

Page 14: Yonne Astria

12. Keluarga Besar FKIK, khususnya seluruh rekan-rekan PSIK dan teman

seperjuangan angkatan 2005. Terima kasih atas semangat dan diskusi demi

kesempurnaan skripsi ini

13. Keluarga besar YOBANA GROUP (Daim Donk, Riki, Da Adnan) yang membuat

hari-hari penulis penuh ceria dan semangat. Untuk Daim Bahsora terimakasih atas

pengeditan skripsinya

14. Sahabat SMA ku: Iwat, Yolly, dan Afdhal yang selalu memberi semangat dan

mendo’akan penulis agar cepat lulus

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

penulis berharap kritikan dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya terima kasih untuk semua bimbingan, arahan,

kritikan dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah

melimpahkan rahmat dan kemudahan kepada kita semua. Amin Yaa Robbal’alamiin.

والسالم عليكن

Jakarta, Desember 2009

Penulis

Page 15: Yonne Astria

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Lembar Pernyataan ............................................................................................ i

Abstrak ................................................................................................................. ii

Lembar Persetujuan ........................................................................................... iv

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ vii

Lembar Persembahan ......................................................................................... viii

Kata Pengantar ................................................................................................... x

Daftar Isi .............................................................................................................. xiii

Daftar Tabel ......................................................................................................... xviii

Daftar Bagan ....................................................................................................... xx

Daftar Lampiran ................................................................................................. xxi

Daftar Singkatan ................................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 8

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 11

Page 16: Yonne Astria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan .................................................................... 12

1. Pengertian Kecemasan ......................................................... 12

2. Teori Kecemasan .................................................................. 13

3. Faktor Pencetus Kecemasan ................................................. 14

4. Tingkat Kecemasan .............................................................. 15

5. Respon Terhadap Kecemasan .............................................. 18

6. Alat Ukur Kecemasan .......................................................... 20

B. Konsep Kehamilan ..................................................................... 21

1. Pengertian Kehamilan .......................................................... 21

2. Batasan Kehamilan ............................................................... 21

3. Ibu Hamil pada Trimester III (27-40 minggu) ..................... 22

4. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester III ............. 23

5. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III ............ 25

6. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III ............. 26

7. Pandangan Islam Mengenai Kehamilan ................................ 28

C. Konsep Persalinan ...................................................................... 29

1. Pengertian Persalinan ........................................................... 29

2. Bentuk Persalinan ................................................................. 30

3. Fisiologi Persalinan .............................................................. 30

4. Tanda dan Gejala Persalinan ................................................ 31

Page 17: Yonne Astria

D. Beberapa Karakteristik Ibu Hamil yang Terkait dengan

Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan ................................ 32

E. Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan ............... 36

F. Kerangka Teori ........................................................................... 37

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ....................................................................... 40

B. Hipotesa Penelitian ..................................................................... 41

C. Definisi Operasional ................................................................... 42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................ 45

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 45

C. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data ....................................... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 48

E. Instrumen Penelitian ................................................................... 49

F. Uji Coba Instrumen .................................................................... 51

G. Pengolahan Data.......................................................................... 52

H. Analisa Data ................................................................................ 53

I. Masalah Etika Penelitian ............................................................ 54

Page 18: Yonne Astria

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUP Fatmawati ........................................... 55

1. Sejarah Singkat...................................................................... 55

2. Struktur Organisasi RSUP Fatmawati ................................... 56

3. Visi dan Misi RSUP Fatmawati ............................................ 56

4. Fasilitas Pelayanan ................................................................ 57

5. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan .................................. 57

B. Analisa Univariat ........................................................................ 59

1. Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan ........................... 59

2. Umur ..................................................................................... 60

3. Graviditas .............................................................................. 61

4. Tingkat Pendidikan ............................................................... 62

5. Pekerjaan .............................................................................. 63

6. Status Kesehatan ................................................................... 65

C. Analisa Bivariat ........................................................................... 66

1. Hubungan Umur dengan Kecemasan .................................... 66

2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan ............................ 67

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan .............. 68

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan ............................. 69

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan .................. 70

Page 19: Yonne Astria

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 72

B. Analisa Univariat ........................................................................ 73

1. Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Trimester III

dalam Menghadapi Persalinan .............................................. 73

2. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Umur ........................... 73

3. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Graviditas .................... 74

4. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... 75

5. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan ..................... 76

6. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan ......... 77

C. Analisa Bivariat ........................................................................... 77

1. Hubungan Umur dengan Kecemasan .................................... 77

2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan ............................ 78

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan .............. 79

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan ............................. 80

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan .................. 81

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 82

B. Saran ............................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85

Page 20: Yonne Astria

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional.................................................................................. 42

5.1 Distribusi Ketenagaan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati Tahun 2009 .............................................................................. 58

5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi

Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati

tahun 2009 ................................................................................................. 59

5.3 Distribusi Frekuensi Kecemasan Responden dalam Menghadapi

Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun

2009 dikategorikan .................................................................................... 60

5.4 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................................... 60

5.5 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan .................. 61

5.6 Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................................... 61

5.7 Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan .................. 62

5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ....................... 62

5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan 63

Page 21: Yonne Astria

5.10 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................................... 64

5.11 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan .................. 64

5.12 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ....................... 65

5.13 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan 66

5.14 Distribusi Kecemasan Berdasarkan Umur Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ....................... 66

5.15 Distribusi Kecemasan Berdasarkan Graviditas Responden di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ....... 68

5.16 Distribusi Kecemasan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .. 68

5.17 Distribusi Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ....................... 70

5.18 Distribusi Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan Responden di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ....... 70

Page 22: Yonne Astria

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Rentang Respon Kecemasan ..................................................................... 17

2.2 Kerangka Teori.......................................................................................... 39

3.1 Kerangka Konsep ..................................................................................... 40

Page 23: Yonne Astria

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan analisa situasi di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati

Lampiran 2 Surat permohonan uji validitas di Poliklinik Kebidanan RS Syarif

Hidayatullah

Lampiran 3 Surat permohonan izin penelitian di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati

Lampiran 4 Lembar Informed consent

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Hasil analisa univariat dan bivariat

Lampiran 7 Progress Report Bimbingan Skripsi

Page 24: Yonne Astria

DAFTAR SINGKATAN

ACTH : Adreno Cortico Tropin Hormone

ASI : Air Susu Ibu

BPS : Balai Pengobatan Swasta

CI : Confident Interval

CPD : Cephalo Pelvic Dispropotion

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

FSH : Folicle Stimulating Hormone

GH : Growth Hormone

GSI : Gerakan Sayang Ibu

HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

hCG : Human Chorionic Gonadotropin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPA : Hipotalamo Pituitary Adrenal

HPHT : Haid Pertama Haid Terakhir

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

IRT : Ibu Rumah Tangga

LH : Lutenizing Hormone

Page 25: Yonne Astria

MDGs : Millenium Development Goals

Menkes : Menteri Kesehatan

PAP : Pintu Atas Panggul

Perjan : Perusahaan Jawatan

PPK-BLU : Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

PT : Perguruan Tinggi

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

RI : Republik Indonesia

SD : Sekolah Dasar

SDM : Sumber Daya Manusia

SLTP : Sekolah Lanjut Tingkat Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

TBC : Tuberculosis

OR : Odds Ratio

TMAS : Taylor Manifest Anxiety Scale

WHO : World Health Organization

ZSAS : Zung Self-Rating Anxiety Scale

Page 26: Yonne Astria

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi merupakan bangsa

yang maju. Mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir

maupun batin merupakan bagian dari pembangunan nasional. Hal ini diwujudkan

dalam paradigma sehat dan visi pembangunan kesehatan yaitu “Indonesia Sehat

2010” (Depkes RI, 1999).

Salah satu upaya pelayanan kesehatan yang terpenting adalah

meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang salah satunya menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, misalnya dengan Program Gerakan

Sayang Ibu (GSI). GSI ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

perempuan sebagai sumber daya manusia, khususnya pada saat kehamilan dengan

merencanakan kehamilan yang sehat dan direncanakan dengan baik (Depkes RI,

1999).

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan

masalah besar di negara berkembang. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih

dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Tahun 1997,

WHO menyelenggarakan Safe Motherhood Technical Consultation di Colombo,

Srilangka. Konferensi internasional ini menekankan perlu dipercepat penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2000 menjadi separuhnya.

Page 27: Yonne Astria

Di Indonesia, AKI masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara

tetangga, meskipun ada penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, seperti Thailand,

Malaysia, dan Singapura. Pada tahun 2003, Departemen Kesehatan

memperkirakan AKI melahirkan sebanyak 307 per 100 ribu kelahiran hidup.

Sedangkan pada tahun 2007, laporan Balai Pengobatan Swasta (BPS)

menyebutkan AKI menjadi 248 per 100 ribu kelahiran. Pada tahun 2009,

diharapkan pemerintah mampu menurunkan AKI menjadi 226 per 100 ribu

kelahiran hidup (Dinkes Kaltim, 2008).

Persalinan lama merupakan salah satu penyebab tingginya AKI di

Indonesia. Beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya persalinan lama antara

lain power atau kekuatan ibu saat melahirkan tidak efektif, bayi yang terlalu

besar, ketidaksesuaian ukuran panggul dengan kepala bayi dan psikologis ibu

yang tidak siap menghadapi persalinan (Gorrie, McKinney & Murray, 1998).

Bulan September - November 2003, Seksi Pelayanan Khusus Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan RS Jiwa Bandung, RS Jiwa

Cimahi, dan Bagian Psikiatri FKUP/RSHS melakukan survei kesehatan jiwa pada

ibu hamil dan menyusui di 112 puskesmas, di 24 kabupaten provinsi Jawa Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan, 798 orang atau (27%) dari 2.928 responden ibu

hamil dan menyusui, menunjukkan tanda gangguan psikiatri berupa kecemasan

atau ansietas (Dinkes Jabar, 2003).

Page 28: Yonne Astria

Kecemasan merupakan periode singkat perasaan gugup atau takut yang

dialami seseorang ketika dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam

kehidupan (Wangmuba, 2009). Kehamilan dapat merupakan sumber stressor

kecemasan, terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya.

Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan.

Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak

terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses

penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi

selama kehamilan. Perubahan ini terjadi akibat perubahan hormon yang akan

mempermudah janin untuk tumbuh dan berkembang sampai saat dilahirkan

(Kushartanti, dkk., 2004).

Kehamilan itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga trimester, yaitu

trimester I (0-3 bulan), trimester II (4-6 bulan), dan trimester III (7-9 bulan). Pada

trimester I, biasanya seorang ibu mudah mengalami depresi, yang disebabkan

oleh meningkatnya frekuensi berkemih, morning sickness, kelelahan, dan

keletihan. Ketika usia kehamilan ibu memasuki trimester II, hal seperti ini akan

berhenti, dan akan kembali lagi saat ibu memasuki usia kehamilan di trimester III.

Adapun pada trimester III, kecemasan menjelang persalinan akan muncul.

Pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan,

apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan

semakin sering muncul dalam benak ibu hamil. Rasa nyeri pada waktu persalinan

sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita (Hasuki, 2007).

Page 29: Yonne Astria

Oleh karena itu, banyak calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran

anaknya dengan perasaan takut dan cemas (Maramis, 2005).

Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil

mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan

ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan

(Aprianawati, 2007). Hal senada juga diungkap Kartono (1992) bahwa pada usia

kandungan tujuh bulan ke atas, tingkat kecemasan ibu hamil semakin akut dan

intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi. Rasa takut menjelang

persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama

hamil (Lestaringsih, 2006).

Tidak semua ibu menyadari bahwa aspek fisik dan psikis adalah dua hal

yang terkait saling mempengaruhi. Jika kondisi fisiknya kurang baik, maka proses

berfikir, suasana hati, tindakan yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari

akan terkena imbas negatifnya. Suasana hati yang tidak menentu dan emosi yang

meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi

adrenalin, aktifitas kelenjar keringat, reaksi asam lambung, seperti marah, gelisah

dan merasa malas (Al-Atiq, 2007).

Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani

dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis,

baik pada ibu maupun janin. Ibu yang mengalami kecemasan atau stres, sinyalnya

berjalan lewat aksis HPA (Hipotalamo-Pituitary-Adrenal) yang dapat

menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain Adreno Cortico Tropin Hormone

Page 30: Yonne Astria

(ACTH), kortisol, katekolamin, ß-Endorphin, Growth Hormone (GH), prolaktin

dan Lutenizing Hormone (LH) / Folicle Stimulating Hormone (FSH).

Lepasnya hormon-hormon stres tersebut mengakibatkan terjadinya

vasokonstriksi sistemik, termasuk diantaranya konstriksi vasa utero plasenta yang

menyebabkan gangguan aliran darah di dalam rahim, sehingga penyampaian

oksigen ke dalam miometrium terganggu dan mengakibatkan lemahnya kontraksi

otot rahim. Kejadian tersebut menyebabkan makin lamanya proses persalinan

(partus lama) sehingga janin dapat mengalami kegawatan (fetal-distress).

Disamping itu dengan meningkatnya plasma kortisol, berakibat menurunkan

respon imun ibu dan janin.

Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami

kecemasan tingkat tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur

bahkan keguguran. Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil dengan

kecemasan yang tinggi ketika hamil akan meningkatkan resiko hipertensi pada

kehamilan (Suririnah, 2004). Resiko hipertensi dapat berupa terjadinya stroke,

kejang, bahkan kematian pada ibu dan janin. Jika hal itu dibiarkan terjadi, maka

angka mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil akan semakin meningkat.

Perawat mempunyai andil yang cukup besar dalam mengatasi masalah

tersebut. Perawat harus dapat mengenali gejala kecemasan dan mengurangi

kecemasan ibu hamil dengan memberikan penjelasan mengenai kehamilan,

persalinan, kecemasan dan efek kecemasan pada ibu hamil dan janin. Dukungan

emosional sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mempersiapkan diri baik fisik

Page 31: Yonne Astria

maupun mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan sebagai salah satu

proses yang alamiah.

Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2005) mengenai faktor-faktor

penyebab kecemasan ibu hamil, dari 50 responden diperoleh 46% mengalami

kecemasan ringan, 50% kecemasan sedang, dan 4% kecemasan berat. Sedangkan

penelitian Yuliana (2008), mengenai kecemasan pada ibu hamil trimester III,

dimana kecemasan yang dialami dibagi ke dalam kategori jenis kehamilan

(graviditas), usia, dan tingkat pendidikan, dari 51 responden yang diteliti

diperoleh 49% tidak mengalami kecemasan (normal), 47.1% kecemasan ringan,

3.9% kecemasan sedang, dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati, didapatkan data bahwa pada bulan Maret 2009

jumlah pasien yang memeriksakan kehamilan sebanyak 396 orang. Berdasarkan

status kesehatan, pasien yang datang sangat beragam. Ada ibu yang status

kesehatannya baik dan ada ibu yang mengalami komplikasi dalam kehamilannya

sehingga dikategorikan sebagai ibu yang beresiko tinggi. Ibu yang tergolong

kelompok resiko tinggi ini memiliki penyakit seperti anemia, Diabetes Mellitus,

hipertensi, dan letak janin yang lintang atau sungsang. Jumlah ibu yang status

kesehatannya baik sebanyak 93.9% dan ibu yang beresiko tinggi sebanyak 6.1%.

Hasil wawancara dengan penanggung jawab Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati, dapat disimpulkan bahwa masih banyak ibu hamil

yang merasa bingung, takut, cemas, dan khawatir terhadap kehamilan dan proses

Page 32: Yonne Astria

persalinannya nanti. Hal ini terutama bagi ibu primigravida dan ibu yang

mengalami komplikasi pada kehamilan.

Hasil wawancara dengan salah satu pasien, G3P1A1, didapatkan bahwa

pasien sangat cemas dan khawatir menghadapi persalinannya yang semakin dekat

dikarenakan dia mengalami komplikasi seperti Diabetes Mellitus dan hipertensi.

Selain itu riwayat kehamilan sebelumnya, janin yang dikandung meninggal pada

usia kehamilan delapan bulan, sehingga memperberat kecemasannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

“Bagaimana hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan

dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009?”.

B. Rumusan Masalah

Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan, terutama pada

seorang ibu yang labil jiwanya. Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut

tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan

dan persalinan sebelumnya, serta keadaan sosial ekonomi (Benson, 1984).

Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani

dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis,

baik pada ibu maupun janin. Jika hal ini dibiarkan terjadi, maka angka morbiditas

dan mortalitas pada ibu hamil akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, perlu

dilakukannya penelitian mengenai hubungan karakteristik ibu hamil trimester III

Page 33: Yonne Astria

dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan untuk penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana gambaran kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi

persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun

2009?

2. Bagaimana gambaran karakteristik ibu hamil trimester III yang meliputi umur,

graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

3. Bagaimana hubungan antara umur ibu hamil trimester III dengan kecemasan

dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009?

4. Bagaimana hubungan antara graviditas ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

5. Bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

Page 34: Yonne Astria

6. Bagaimana hubungan antara pekerjaan ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

7. Bagaimana hubungan antara status kesehatan ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil trimester III

dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran kecemasan ibu hamil trimester III dalam

menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009

b. Mengidentifikasi gambaran karakteristik ibu hamil trimester III yang

meliputi umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status

kesehatan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati

tahun 2009

c. Mengetahui hubungan antara umur ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Page 35: Yonne Astria

d. Mengetahui hubungan antara graviditas ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

e. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III

dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

f. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

g. Mengetahui hubungan antara status kesehatan ibu hamil trimester III

dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan keperawatan

Untuk mengetahui secara nyata kecemasan yang terjadi pada ibu hamil

trimester III dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat tercapainya

pemberian asuhan keperawatan secara menyeluruh.

2. Bagi tenaga kesehatan

Dapat dijadikan sebagai data bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati yang menangani ibu

hamil untuk menyusun upaya-upaya yang sesuai dalam mengatasi dan

Page 36: Yonne Astria

mengurangi kecemasan ibu hamil trimester III, terutama untuk health

promotion dan health prevention.

3. Bagi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya

ilmu keperawatan maternitas dan keperawatan jiwa tentang kecemasan pada

ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk kepentingan

pengembangan ilmu berkaitan dengan kecemasan ibu hamil trimester III

menghadapi persalinan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggambarkan kecemasan ibu hamil trimester III dalam

menghadapi persalinan, dan karakteristik ibu hamil trimester III yang meliputi

umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan, serta

melihat sejauh mana karakteristik tersebut dapat berhubungan dengan kecemasan

dalam menghadapi persalinan.

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati pada tanggal 27 Oktober-17 November 2009. Populasi penelitian ini

adalah ibu hamil trimester III (7-9 bulan). Desain penelitian menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian secara cross sectional.

Page 37: Yonne Astria

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan pada saat-saat tertentu

dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Hal tersebut mungkin saja terjadi

karena individu merasa tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi hal

yang mungkin menimpanya dikemudian hari. Teori behavior menjelaskan

bahwa kecemasan muncul melalui classical conditioning, artinya seseorang

mengembangkan reaksi kecemasan terhadap hal-hal yang pernah dialami

sebelumnya dan reaksi-reaksi yang telah dipelajari dari pengalamannya

(Bellack & Hersen, 1988; dalam Wangmuba, 2009).

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa

Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti

mencekik. Kecemasan merupakan perasaan individu dan pengalaman

subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek

yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru

(Stuart and Sundeen, 1998: 175). Pada kehamilan trimester III, psikologi dan

emosional wanita hamil dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai

persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan

mengurus anaknya (Aprianawati, 2007).

Page 38: Yonne Astria

Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester III

dalam menghadapi persalinan adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan

yang tidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan

7-9 bulan dimana objek kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya

perubahan-perubahan fisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim

yang semakin membesar dan perut menurun serta tekanan-tekanan yang

dirasakan dalam perut yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis,

seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidak tahu apa yang akan terjadi

dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.

2. Teori Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen (1998:177), ada beberapa teori penyebab

kecemasan antara lain:

a. Teori psikoanalitik

Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen

kepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan

impuls primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati

nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya.

b. Teori interpersonal

Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk

berhubungan secara interpersonal serta sebagai akibat penolakan. Hal ini

dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, dan lain

sebagainya.

Page 39: Yonne Astria

c. Teori perilaku

Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

d. Teori biologik

Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana

reseptor ini dapat mengatur timbulnya kecemasan.

e. Kajian keluarga

Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam

suatu keluarga.

3. Faktor Pencetus Kecemasan

Menurut Stuart and Sundeen (1998:181), pencetus timbulnya

kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal

maupun sumber eksternal, hal tersebut dibedakan menjadi:

a. Ancaman terhadap integritas fisik

Merupakan ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas

seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal

bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan,

ancaman keselamatan, injuri; sedangkan sumber internal merupakan

kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun,

termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan.

Page 40: Yonne Astria

b. Ancaman terhadap self esteem

Merupakan sesuatu yang terjadi yang dapat merusak identitas harapan diri

dan integritas fungsi sosial, meliputi sumber eksternal yaitu berbagai

kehilangan seperti kehilangan orang tua, teman dekat, perceraian,

perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial; sedangkan

sumber internal yaitu kesulitan dalam hubungan interpersonal di dalam

rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat.

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart and Sundeen (1998:175), klasifikasi tingkat kecemasan

dibedakan menjadi empat, yaitu:

a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.

2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk

belajar, kesadaran yang pasif pada lingkungan.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah

relaksasi, mampu melakukan kemampuan/keterampilan permainan

secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.

b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas

toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran,

kewaspadaan meningkat.

Page 41: Yonne Astria

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu

memecahkan masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada

hal-hal yang spesifik.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan tertantang dan perlu

untuk mengatasi situasi pada dirinya, mampu mempelajari

keterampilan baru.

c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan

epinefrin, tekanan darah, pernapasan, nadi, vasokonstriksi, dan

peningkatan suhu tubuh), diaphoresis, mulut kering, ingin buang air

kecil, hilang nafsu makan karena penurunan aliran darah ke saluran

pencernaan dan peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan

sensori seperti penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil

dilatasi, ketegangan otot dan kaku.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit

memecahkan masalah, fokus pada satu hal.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas,

aktifitas fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh

meremas tangan, jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan

mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat

atau mengalami blocking, menyangkal, dan depresi.

Page 42: Yonne Astria

d. Tingkat panik, ditandai dengan:

1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon

terhadap nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi

motorik buruk. Penurunan aliran darah ke otot skeletal.

2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berpikir secara

logis, tidak mampu memecahkan masalah.

3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan

segan. Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan

menggigit. Suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan

blocking.

Bagan 2.1 Rentang Respon Kecemasan

(Sumber: Stuart dan Sundeen, 1998)

Respon Maladaptif Respon Adaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Page 43: Yonne Astria

5. Respon terhadap Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen (1998:178) bahwa respon individu

terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif.

a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:

1) Kardiovaskuler

Responnya berupa palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah

meningkat atau menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun.

2) Pernafasan

Responnya berupa nafas cepat dan dangkal, nafas pendek, tekanan

pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, dan

terengah-engah.

3) Neuromuskuler

Responnya berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-

kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang,

dan gerakan yang janggal.

4) Gastrointestinal

Responnya berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa

tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare.

5) Traktus urinarius

Responnya berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK.

Page 44: Yonne Astria

6) Kulit

Responnya berupa wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak

tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan

berkeringat seluruh tubuh.

b. Respon perilaku

Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara

cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari

hubungan interpersonal, menghalangi, dan menghindar dari masalah.

c. Kognitif

Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam

memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas

menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan

objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut

cidera atau kematian.

d. Afektif

Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang,

ketakutan, dan gugup.

Page 45: Yonne Astria

6. Alat Ukur Kecemasan

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-

Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI

Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen Zung Self-

Rating Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrumen yang dirancang

untuk meneliti tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan

beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen ZSAS

dikembangkan oleh William W.K Zung (1997).

Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia yang

universal berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai

oleh perasaan takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak

teridentifikasi dan bersumber pada konflik-konflik di dalam diri sendiri,

disertai gejala-gejala fisik disebabkan rangsangan sistem syaraf simpatik.

Berdasarkan analisis statistik, ZSAS mampu membedakan dengan jelas

penderita kecemasan dengan diagnosa lain dan juga hubungan antara setiap

pertanyaan dengan total skor yang didapat adalah bermakna.

Page 46: Yonne Astria

B. Konsep Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh

sel sperma (Kushartanti, 2004). Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari

(40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Winkjosastro, 1992). Istilah medis untuk wanita hamil

adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-

minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).

Kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode trimester untuk

memudahkan tahap dari perkembangan janin. Trimester I (minggu 1-13)

merupakan resiko tinggi terjadi keguguran (kematian alami embrio atau

janin), sedangkan pada masa trimester II (minggu 14-26) perkembangan janin

dapat dimonitor dan didiagnosa. Trimester III (minggu 27-40) menandakan

awal viabilitas, yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal

alami atau kelahiran dipaksakan.

2. Batasan Kehamilan

Menurut Wiknjosastro (1992:125) masa kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin di intrauteri, dengan perhitungan berikut:

a. Kehamilan 0-20 minggu disebut abortus

b. Kehamilan 21-28 minggu disebut kehamilan immatur

c. Kehamilan 29-36 minggu disebut kehamilan prematur

d. Kehamilan 37-42 minggu disebut kehamilan matur

e. Kehamilan >42 minggu disebut kehamilan postmatur

Page 47: Yonne Astria

3. Ibu hamil pada Trimester III (27-40 minggu)

Pada trimester III, ibu hamil lebih berorientasi pada realitas untuk

menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak, dimana ikatan antara orang

tua dan janin berkembang pada trimester ini. Perhatian ibu hamil biasanya

mengarah pada keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan dengan harapan

akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kecemasan akan adanya kelainan

fisik maupun mental pada bayi. Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik

akibat melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat persalinan perlu

mendapat perhatian pula.

Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat

ibu. Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises

dialami oleh kebanyakan ibu pada kehamilan tahap akhir. Peningkatan ukuran

abdomen mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Posisi yang nyaman sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi semakin tidak

sabar menanti saat-saat semuanya berlalu (Bobak et.al, 2004:184 ).

Page 48: Yonne Astria

4. Perubahan Fisiologis pada Ibu hamil Trimester III

Menurut Bobak (2004), beberapa perubahan fisiologis yang terjadi

pada kehamilan trimester III yaitu:

a. Vagina dan vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih

merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks). Pada bulan terakhir

kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

b. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan

memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada laktasi. Perkembangan payudara

tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu

estrogen, progesteron, dan somatomammotropin. Pada kehamilan 12

minggu ke atas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak

jernih disebut kolostrum.

c. Sirkulasi darah

Setelah kehamilan di atas 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan

tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena

tungkai juga mengalami distensi, karena terjadi obstruksi aliran balik vena

akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan akibat

tekanan mekanik dari uterus pada vena cava. Keadaan ini menyebabkan

varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada

wanita yang rentan.

Page 49: Yonne Astria

d. Sistem respirasi

Pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah

bernafas karena bayi yang berada di bawah diafragma menekan paru-paru

ibu. Tapi setelah kepala bayi turun ke rongga panggul, biasanya 2-3

minggu sebelum persalinan, ibu akan merasa lega dan lebih mudah

bernafas. Selain itu juga rasa terbakar di dada (hearthburn) biasanya akan

ikut hilang, karena tekanan bagian tubuh bayi di bawah tulang iga ibu

sudah berkurang.

e. Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang

dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah

lambung terasa panas, morning sickness, dan mual muntah. Peningkatan

progesteron menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltik

(konstipasi) yang menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat.

f. Sistem perkemihan

Pada akhir kehamilan, muncul keluhan urinary frequency, yaitu

peningkatan sensitivitas kandung kemih karena pembesaran uterus yang

menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun

kandung kemih hanya berisi sedikit urin.

Page 50: Yonne Astria

5. Perubahan Psikologis pada Ibu hamil Trimester III

Perubahan psikososial pada kehamilan terjadi sebagai respon terhadap

gangguan fisiologis yang terjadi dan terhadap peningkatan tanggung jawab

yang berhubungan dengan kehadiran individu baru yang belum mampu

mandiri. Trimester III merupakan klimaks kegembiraan emosi menanti

kelahiran bayi.

Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan

depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah sehingga

menyebabkan calon ibu mudah lelah dan tergantung pada pasangan atau orang

lain di sekitarnya. Calon ibu menjadi lebih introspektif dan mulai banyak

memikirkan dan mencemaskan persalinan, kelahiran, dan bayinya. Hal ini

membuat ibu mulai protektif terhadap bayi yang sedang berkembang dan

mencoba menghindari hal-hal yang dapat melukai kesejahteraannya

(Hamilton, 1995:63).

Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya

fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Disamping itu, ibu mulai

merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian

khusus yang diterima selama hamil.

Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita mulai

mengalami perasaan senang. Kecuali bila berkembang masalah fisik,

kegembiraan ini terbawa sampai proses persalinan, suatu periode dengan stres

yang tinggi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung

pada persiapan dan persepsinya terhadap kejadian ini (Hamilton, 1995:63).

Page 51: Yonne Astria

Sedangkan menurut Benson (1984), kemampuan dalam menghadapi

persalinan tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian,

pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial

ekonomi.

6. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal,

yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan

kematian ibu (Danang, 2008). Macam-macam tanda bahaya kehamilan

tersebut adalah:

a. Perdarahan pervaginam

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,

perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini

dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada

kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak,

dan kadang-kadang tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan

semacam ini berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta.

b. Keluar air ketuban sebelum waktunya

Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum

persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan

membran, meningkatnya tekanan intrauteri, atau adanya infeksi yang

dapat berasal dari vagina dan serviks. Penilaiannya ditentukan dengan

adanya cairan ketuban di vagina.

Page 52: Yonne Astria

c. Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh di atas 38ºC dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya

infeksi dalam kehamilan.

d. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam

keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah

istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi,

penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong

empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, atau infeksi lainnya.

e. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-

kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, penglihatan ibu menjadi

kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-

eklampsia.

f. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)

Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa

ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur

gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali

dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik.

Page 53: Yonne Astria

g. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan

trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi

6 minggu setelah Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan berlangsung

selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon

estrogen dan Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam serum. Mual

dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan

umum menjadi lebih buruk, dinamakan hiperemesis gravidarum.

h. Selaput kelopak mata pucat

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin

kurang dari 11gr % pada trimester I dan III, kurang dari 10,5 gr % pada

trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan

perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.

7. Pandangan Islam Mengenai Kehamilan

Amir (2003) memberikan penjelasan bahwasanya kehamilan dalam

pandangan Al-Qur’an merupakan tugas kemanusiaan yang sangat berat dan

ini diapresiasikan dalam Al-Qur’an Q.S Al-Ahqaf, 46:15

نسان بوالديه إحسان نا ال ا ووضعته كره ا وحله ووصي ا حلته أمه كره

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu

bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula).

Page 54: Yonne Astria

Penggambaran itu menunjukkan bahwa kehamilan merupakan tugas

yang sangat berat dan merupakan peringatan kepada manusia (laki-laki dan

perempuan) agar memuliakan dan menghormati ibu yang telah mengandung

dan melahirkannya ke dunia. Amir (2003) juga menjelaskan bahwa kehamilan

dan persalinan adalah peristiwa luar biasa dalam kehidupan manusia. Karena

itu, manusia, terutama remaja laki-laki dan perempuan perlu mengetahui dan

menyadari, kemudian secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk

menghadapinya.

C. Konsep Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Menurut Bobak, dkk (2004:245) persalinan adalah proses pergerakan

keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir.

Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau ari) yang

telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Manuaba, 1998:157).

Persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah

pada usia kehamilan antara 37-42 minggu, presentasi belakang kepala,

persalinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan

melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan, setelah persalinan

ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.

Page 55: Yonne Astria

2. Bentuk Persalinan

Bentuk persalinan menurut Manuaba (1998:157) sebagai berikut:

a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri

b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar

c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan diberi rangsangan

3. Fisiologi Persalinan

Proses persalinan dapat terjadi karena adanya perubahan hormon

estrogen, progesteron, prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan

meregang, tekanan pada ganglion servikal, dan penurunan fungsi plasenta.

Menurut Bobak, dkk (2004), persalinan dipengaruhi oleh lima faktor P, yaitu:

a. Passanger (penumpang)

Penumpang terdiri dari keadaan janin, plasenta, dan cairan aminon.

b. Passage way (bentuk dan ukuran jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus vagina (lubang luar vagina).

c. Power (kekuatan kontraksi uterus)

Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter (mengedan) dimulai untuk

mendorong (kekuatan sekunder), yang memperbesar kekuatan involunter.

d. Position (posisi ibu)

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.

Mengubah posisi membuat rasa letih menjadi hilang, memberi rasa

Page 56: Yonne Astria

nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak yaitu berdiri, berjalan,

duduk, dan jongkok. Posisi tegak mengakibatkan curah jantung ibu yang

dalam kondisi normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi

uterus, sehingga memperbaiki aliran darah ke uteroplasenta dan ginjal ibu.

Posisi tegak juga membantu mengurangi tekanan pada pembuluh darah

ibu dan mencegah kompresi atau penekanan pada pembuluh darah aorta

dan vena kava yang dapat menurunkan perfusi plasenta.

e. Psyche (respon psikologis ibu)

Pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional (cemas, stress, dan takut)

terhadap persiapan persalinan, support system (dukungan sosial dan

lingkungan) berpengaruh terhadap proses persalinan.

4. Tanda dan Gejala Persalinan

Menurut Manuaba (1998) tanda dan gejala persalinan yaitu:

a. Tanda permulaan persalinan (preparatory stage of labour):

1) Lightening atau setting/dropping, yaitu kepala turun memasuki Pintu

Atas Panggul (PAP)

2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

3) Perasaan sering buang air kecil (polikisuria) karena kandung kemih

tertekan oleh bagian terbawah janin

4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang karena kontraksi ringan otot

rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar

serviks

Page 57: Yonne Astria

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi

otot rahim

6) Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan

dan bisa bercampur darah (bloody show)

b. Tanda-tanda inpartu:

1) Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan

teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek

2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada serviks

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

4) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks: perlunakannnya,

pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks

D. Beberapa Karakteristik Ibu Hamil yang Terkait dengan Kecemasan dalam

Menghadapi Persalinan

Adapun karakteristik ibu hamil yang mempengaruhi kecemasan dalam

menghadapi persalinan antara lain:

a. Umur

WHO memberikan rekomendasi sebagaimana disampaikan oleh J.M.

Seno Adjie, ahli kebidanan dan kandungan dari RSUPN Cipto

Mangunkusumo, untuk umur yang dianggap paling aman menjalani kehamilan

dan persalinan adalah 20-35 tahun. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita

Page 58: Yonne Astria

dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental

pun siap untuk merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati.

Kehamilan di umur kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah,

karena kondisi fisik belum 100 % siap. Beberapa resiko yang bisa terjadi pada

kehamilan di umur ini adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan

pertumbuhan janin terhambat. Di luar urusan kehamilan dan persalinan, resiko

kanker leher rahim pun meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan.

Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada

kehamilan beresiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada

waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi

meningkat (Tobing, 2007).

b. Graviditas

Graviditas merupakan frekuensi kehamilan yang pernah ibu alami

(Bobak, 2004). Bagi primigravida, kehamilan yang dialaminya merupakan

pengalaman pertama kali, sehingga trimester III dirasakan semakin

mencemaskan karena semakin dekat dengan proses persalinan. Ibu akan

cenderung merasa cemas dengan kehamilannya, merasa gelisah, dan takut

menghadapi persalinan, mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang

terjadinya kecemasan. Sedangkan ibu yang pernah hamil sebelumnya

(multigravida), mungkin kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa

lalu yang pernah dialaminya (Kartono, 1992).

c. Tingkat pendidikan

Page 59: Yonne Astria

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan

untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang.

Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan berpikir seseorang,

baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara pengambilan

keputusan. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi

baru (Notoatmodjo, 2003).

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas

pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung lebih

memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Hal senada

juga diungkapkan oleh Purwatmoko (2001), dimana semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke

pelayanan kesehatan. Sebaliknya rendahnya pendidikan akan menyebabkan

seseorang mengalami stres, dimana stres dan kecemasan yang terjadi

disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut.

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kesibukan yang dilakukan seseorang terutama untuk

menunjang kehidupannya dan keluarganya sehingga menghasilkan suatu

penghasilan berupa uang (Narbuko, 2002). Pekerjaan dapat menghasilkan

penghasilan yang akan menambah keuangan keluarga, sehingga ibu hamil

benar-benar siap untuk menghadapi persalinannya nanti. Hal ini sesuai dengan

pendapat Purwatmoko (2001), bahwa dengan peningkatan penghasilan maka

Page 60: Yonne Astria

pemeliharaan dan pelayanan kesehatan dapat terjamin. Seorang ibu dapat

mengetahui semua informasi kesehatan mengenai dirinya dan bayi yang ada

dalam kandungannya, sehingga dapat menjalani kehamilan yang aman dan

menyenangkan, serta mencegah timbulnya kecemasan.

Pekerjaan ibu hamil tidak hanya menunjukkan tingkat sosial ekonomi,

melainkan juga menunjukkan ada tidaknya interaksi ibu hamil dalam

masyarakat yang luas dan keaktifan pada organisasi tertentu, dengan asumsi

ibu yang bekerja akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan menerima

informasi lebih cepat daripada ibu yang tidak bekerja.

e. Status kesehatan

Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan kehamilan ke

pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk memantau kemajuan kehamilan,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu hamil,

serta mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan.

Bagi seorang ibu yang mengalami gangguan kesehatan selama

kehamilan tentunya akan mengalami kecemasan. Pada mereka yang memiliki

janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan kecemasan makin

meningkat, sedangkan wanita dengan komplikasi kehamilan adalah dua kali

cenderung memiliki ketakutan terhadap kelemahan bayi mereka atau menjadi

depresi (Burger dkk.,1993; dalam Jayalangkara, 2005).

Page 61: Yonne Astria

E. Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan

Persalinan dapat menyebabkan distres emosi karena peristiwa ini

merupakan permulaan perubahan terbesar dalam kehidupan bagi seorang ibu dan

pasangannya. Tak sedikit ibu hamil yang mengalami kecemasan yang berlebihan

karena memikirkan hal-hal buruk yang tidak pasti.

Banyak ibu hamil takut mengalami nyeri selama proses bersalin atau

mutilasi (hilangnya bagian tubuh) karena mereka tidak mengerti anatomi dan

proses kelahiran (Bobak dkk, 2004). Adapun ketakutan lain adalah takut terjadi

apa-apa pada ibu dan janin, misalnya bayi atau ibunya meninggal meskipun sudah

diupayakan berbagai pertolongan, takut suami tak cinta lagi dengan keadaan

tubuhnya sekarang, terlebih jika ada masalah dalam kehamilan misalnya diabetes,

anemia, atau keluarganya ada yang menderita cacat bawaan.

Menurut Bobak, dkk (2004), ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai

rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan, khususnya pada

kala I. Rasa takut dan cemas ini akan menimbulkan ketegangan pada serabut-

serabut sirkuler bagian bawah uterus, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri yang

semakin hebat.

Menurut Kartono (2007), kecemasan pada ibu hamil trimester III dapat

berdampak pada proses persalinan, dimana pengaruh psikologis ini bisa

menghambat proses persalinan, misalnya his tidak teratur, jalan lahir sangat kaku

dan sulit membuka, atau posisi bayi tak kunjung turun. Terhambatnya proses

persalinan disebabkan kecemasan dapat menstimulasi pengeluaran hormon

Page 62: Yonne Astria

katekolamin yang akan menghambat kerja atau aktivitas uterus (May & Nelson,

1986).

Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani

dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis,

baik pada ibu maupun janin. Oleh sebab itu, perawat sebagai tenaga kesehatan,

mempunyai andil yang sangat besar dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik dan pemberi informasi kesehatan mengenai ibu hamil, bersalin, dan

nifas guna mengurangi kecemasan pada ibu dan mempersiapkan diri ibu baik fisik

maupun psikis dalam menghadapi kehamilan, dan persalinan nanti dengan baik.

F. Kerangka Teori

Salah satu momen paling menyenangkan dalam hidup bagi seorang ibu

adalah ketika mengetahui dirinya hamil. Untuk dapat menjalani kehamilan yang

aman dan menyenangkan, seorang ibu harus mengetahui semua informasi

kesehatan mengenai dirinya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Salah satu

cara untuk dapat mengetahui semua informasi tersebut adalah memeriksakan

keadaan dirinya dan kandungannya dalam kunjungan antenatal.

Pada masa kehamilan, seorang ibu akan mengalami perubahan fisiologis

dan psikologis. Perubahan psikososial pada kehamilan terjadi sebagai respon

terhadap gangguan fisiologis yang terjadi dan terhadap peningkatan tanggung

jawab yang berhubungan dengan kehadiran individu baru yang belum mampu

mandiri.

Page 63: Yonne Astria

Perubahan Fisiologis(uterus,

vagina dan vulva, payudara,

sirkulasi darah, sistem

respirasi, sistem pencernaan

dan sistem perkemihan)

Perubahan Psikologis:

Kecemasan

Ibu Hamil Trimester III

Karakteristik Ibu Hamil

Trimester III:

- Umur

- Graviditas

- Tingkat Pendidikan

- Pekejaan

- Status Kesehatan

Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan. Tidak sedikit ibu

mengalami kecemasan dalam kehamilannya. Trimester III merupakan klimaks

kegembiraan emosi menanti kelahiran bayi, terutama ibu ibu hamil, yaitu seorang

ibu yang hamil untuk pertama kali (Bobak, 2004:104).

Kecemasan adalah suatu emosi dan merupakan pengalaman-pengalaman

yang subjektif, yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya

(Stuart dan Sundeen, 1998). Menurut Zung (1997), kecemasan dapat dibagi

menjadi empat kategori, yaitu: tidak ada kecemasan (normal), kecemasan ringan,

kecemasan sedang, dan kecemasan berat.

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Page 64: Yonne Astria

Pengukuran Tingkat Kecemasan

menggunakan Zung Self – Rating

Anxiety Scale (ZSAS)

(Sumber: Bobak, et al. (2004), Stuart dan Sundeen (1998), dan Zung (1997))

Tidak ada

kecemasan (normal)

Kecemasan

Ringan

Kecemasan

Sedang

Kecemasan

Berat

Page 65: Yonne Astria

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Pada teori yang telah dikemukakan dalam tinjauan pustaka dan kerangka

teori, maka dapat disusun kerangka konsep dimana pada penelitian ini

karakteristik ibu hamil trimester III meliputi umur, graviditas, tingkat pendidikan,

pekerjaan, dan status kesehatan merupakan variabel independen, dan kecemasan

dalam menghadapi persalinan merupakan variabel dependen.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

(Sumber: Stuart dan Sundeen (1998) dan Zung (1997))

Karakteristik Ibu Hamil

Trimester III

- Umur

- Graviditas

- Tingkat Pendidikan

- Pekerjaan

- Status Kesehatan

Kecemasan dalam

menghadapi

persalinan

Page 66: Yonne Astria

B. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan kerangka

konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara umur ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam

menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009

2. Ada hubungan antara graviditas ibu hamil trimester III dengan kecemasan

dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009

3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu hamil trimester III dengan kecemasan

dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009

5. Ada hubungan antara status kesehatan ibu hamil trimester III dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Page 67: Yonne Astria

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

Kecemasan Respon

emosional yang

tidak menentu

terhadap suatu

objek yang

tidak jelas

Angket

Kuesioner

B 1-20

1. Tidak cemas:

(skor 20-40)

2. Cemas:

(skor 41-100)

Ordinal

Umur

Lama hidup

dihitung sejak

dilahirkan

sampai ulang

tahun terakhir

saat wawancara

Angket

Kuesioner

A 1

1. Highrisk:

< 20 th dan

>35 th

2. Lowrisk:

20-35 th

Ordinal

Graviditas

Frekuensi

kehamilan yang

pernah ibu

alami

Angket

Kuesioner

A 2

1. Primigravida:

bila ibu hamil

untuk pertama

kalinya

2. Multigravida:

bila ibu

sudah hamil

dua kali /

lebih

Ordinal

Page 68: Yonne Astria

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

Tingkat

Pendidikan

Jenjang

pendidikan

formal terakhir

yang berhasil

ditamatkan oleh

ibu

Angket Kuesioner

A 4

1. Dasar:

SD-SLTP

2. Menengah:

SMA

sederajat

3. Tinggi:

Akademi-PT

(Depdiknas,

wajib belajar 9

tahun)

Ordinal

Pekerjaan Kesibukan yang

dilakukan

terutama untuk

menunjang

kehidupannya

dan keluarganya

dalam bentuk

penghasilan

berupa uang

Angket

Kuesioner

A 5

1. Tidak

Bekerja

2. Bekerja

Ordinal

Page 69: Yonne Astria

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

Status

kesehatan

Suatu kondisi

fisik dan psikis

yang secara

langsung atau

tidak langsung

dapat

mempengaruhi

kesehatan ibu

dan janin

Mendokumen

tasikan

Kuesioner

A 6

1. Normal:

bila tidak ada

kelainan /

penyakit

yang

menyertai

kehamilan

2. Tidak

normal:

bila ada

kelainan /

penyakit

yang

menyertai

kehamilan

Ordinal

Page 70: Yonne Astria

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan

rancangan penelitian dengan metode cross sectional (potong lintang), karena pada

penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu

(periode) yang sama. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam

menghadapi persalinan.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang

melakukan pemeriksaan kehamilan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

RSUP Fatmawati. Jumlah populasi dalam penelitian ini rata-rata perbulannya

sekitar 175 orang (berdasarkan data bulan Agustus dan September 2009).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2008:91). Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi ibu hamil trimester

III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Poliklinik Kebidanan dan

Page 71: Yonne Astria

Kandungan RSUP Fatmawati berdasarkan data pada tanggal 27 Oktober –

17 November 2009. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu hamil dengan usia kandungan 7-9 bulan

b. Ibu dapat membaca, menulis, dan berkomunikasi secara verbal

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda

dua proporsi sebagai berikut:

n =

2

2

21

2211-12

-1

PP

P1PP1PZP1P2Z

Keterangan:

n = jumlah sampel yang dibutuhkan

21

Z =1.96 (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan

α sebesar 5%)

1Z = 0.84 (kekuatan uji sebesar 80%)

P1 = 0.333 (proporsi distribusi primigravida dengan kecemasan

ringan berdasarkan penelitian oleh Yuliana di Bandung tahun

2008)

P2 = 0.137 (proporsi distribusi multigravida dengan kecemasan

ringan berdasarkan penelitian oleh Yuliana di Bandung tahun

2008)

Page 72: Yonne Astria

P =

2

PP 21 =

2

137.0333.0 = 0.235

Maka:

n =

2

2

21

2211-12

-1

PP

P1PP1PZP1P2Z

=

2

2

137.0333.0

137.01137.0333.01333.084.0235.01235.0296.1

=

2

2

196.0

)118231.0()222111.0(84.0)765.0)(47.0(96.1

=

038416.0

340342.084.035955.096.12

=

038416.0

490046237.017526477.12

=

038416.0

77326075.2= 72.19025276

Dibulatkan menjadi 72 orang, untuk 2 kelompok = 272 = 144 orang

Dengan cadangan 10% untuk menghindari drop out responden

144100

10 = 14.4 orang dibulatkan menjadi 14 orang, sehingga total sampel

yang dibutuhkan adalah sebanyak 144 + 14 = 158 orang.

Page 73: Yonne Astria

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008:72).

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti

adalah accidental sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan

dengan kebetulan bertemu, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu sesuai dengan kriteria sampel penelitian.

C. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

RSUP Fatmawati pada tanggal 27 Oktober – 17 November 2009.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, tanpa bantuan pihak

manapun. Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian

peneliti memberitahu maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberi

informed consent untuk meminta persetujuan klien dijadikan responden

penelitian.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah memberikan

kuesioner dengan beberapa pilihan jawaban, yang harus dijawab oleh responden

dengan lengkap dan jujur sesuai dengan yang dialami oleh responden. Selama

Page 74: Yonne Astria

pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti, sehingga bila ada butir

pernyataan yang tidak jelas dapat ditanyakan langsung pada peneliti.

Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti memeriksa kembali jawaban

untuk setiap pernyataan agar tidak ada yang ketinggalan dan sesuai dengan

petunjuk pengisian. Pengumpulan data pada penelitian ini untuk tingkat

kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zung Self-Rating

Anxiety Scale (ZSAS) dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar

pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam

menghadapi persalinan.

Instrumen ini terdiri dari 20 butir pernyataan dengan karakteristik

kecemasan meliputi 5 sikap dan 15 gejala somatik, dan digolongkan ke dalam

empat tingkatan cemas yaitu tidak ada kecemasan, cemas ringan, cemas sedang,

dan cemas berat. Validitas instrumen ZSAS signikan berkorelasi dengan Taylor

Manifest Anxiety Scale (TMAS) yaitu 0,5 sedangkan untuk reliabilitas instrumen

ZSAS adalah 0,87 (Wicaksana, 1996).

Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada

kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, dimana digunakan skoring atau

nilai jawaban sebagai berikut:

Page 75: Yonne Astria

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif

Selalu 5 1

Sering 4 2

Kadang-kadang 3 3

Jarang 2 4

Tidak Pernah 1 5

(Sumber: Nursalam, 2003)

Jawaban berupa data ordinal, diperiksa dan digolongkan dalam rentang

tingkat kecemasan berupa data interval dengan kategori tidak ada kecemasan

(normal), cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat. Kemudian untuk

menentukan kelas interval agar diperoleh tingkat kecemasan yang diinginkan

dengan menggunakan rumus dari Azwar (2002), yaitu:

P = sBanyakKela

gn tanRe

Keterangan:

P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai skor terbesar dikurangi nilai skor terkecil

Banyak kelas = Jumlah kategori kelas yang diinginkan, dalam hal ini ada

empat, yaitu tidak ada kecemasan (normal), cemas ringan,

cemas sedang, dan cemas berat

Page 76: Yonne Astria

Sehingga dari rumus diatas diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:

Nilai 20 – 40 : tidak ada kecemasan (normal)

Nilai 41 – 60 : cemas ringan

Nilai 61 – 80 : cemas sedang

Nilai 81 – 100 : cemas berat

Setelah diperoleh empat kategori cemas, maka tingkat kecemasan

dikategorikan lagi menjadi dua. Dua kategori tersebut yaitu kategori tidak cemas

(normal) dan kategori cemas, yang bertujuan untuk memudahkan penulis dalam

melakukan analisa data pada uji statistik nanti.

F. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas tiap

pertanyaan. Uji coba ini dilakukan sebelum penelitian dengan menyebarkan

instrumen berupa kuesioner, yang diujicobakan kepada responden yang bukan

merupakan anggota sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan di Poliklinik

Kandungan RS Syarif Hidayatullah dengan jumlah sampel 15 orang. Nilai

Cronbach’s Alpha pada uji coba instrumen ini adalah 0.948.

Page 77: Yonne Astria

G. Pengolahan Data

1. Editing

Pada tahap ini peneliti mengecek kembali data-data yang sudah ada, terutama

mengenai kelengkapan data yang dikumpulkan melalui kuesioner.

2. Coding

Suatu model untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama

penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis, biasanya

disebut dengan coding. Misalnya dilihat dari karakteristik pekerjaan ibu diberi

coding yaitu 1 = tidak bekerja dan 2 = bekerja.

3. Entry data

Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang telah dikelompokkan ke dalam

master tabel atau data base komputer, kemudian dibuat distribusi frekuensi

sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

4. Processing data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, data sudah dikoding,

maka langkah selanjutnya adalah memproses data untuk dianalisis. Proses

pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke

paket program komputer pengolahan data statistik.

5. Cleaning data

Tahap ini merupakan proses memeriksa kembali data-data yang telah

dimasukkan untuk melihat ada atau tidak adanya kesalahan terutama

kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Kesalahan mungkin terjadi pada saat

meng-entry data ke komputer. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut

Page 78: Yonne Astria

akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang

dilakukan.

H. Analisa Data

Menurut Arikunto (2002), analisa data merupakan pengolahan data

terhadap data yang sudah terkumpul dengan menggunakan rumus atau aturan

yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang dipergunakan

sehingga memperoleh suatu kesimpulan.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan secara deskriptif yang berfungsi untuk

meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Data ditampilkan

dengan tabel frekuensi mengenai kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan sebagai variabel dependen dan karakteristik ibu hamil trimester III

(umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan) sebagai variabel

independen.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan dependen, yaitu karakteristik ibu hamil trimester III yang

meliputi umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan

dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009. Teknik analisa yang digunakan

adalah analisa Chi-Square dan Logistic Regression dengan menggunakan

α = 5 %. Jika p value ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan

Page 79: Yonne Astria

ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dan jika

p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan tidak ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

I. Masalah Etika Penelitian

Merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat

penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain:

(Hidayat, 2008:82)

a. Informed consent

Diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian.

b. Anonimity (tanpa nama)

Nama responden tidak dicantumkan pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil

penelitian.

Page 80: Yonne Astria

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUP Fatmawati

1. Sejarah Singkat

a. Tahun 1953, atas gagasan Ibu Fatmawati maka didirikanlah rumah sakit

Tuberkulose Anak untuk perawatan dan tindakan rehabilitasinya

b. Tahun 1961 berubah fungsi menjadi rumah sakit umum dan 15 April 1961

ditetapkan sebagai hari jadi Rumah Sakit Fatmawati

c. Tahun 1984 sebagai rumah sakit umum kelas B pendidikan dan sebagai rumah

sakit rujukan wilayah Jakarta Selatan

d. Tahun 1992 ditetapkan sebagai rumah sakit Unit Swadana

e. Tahun 1997 menjadi PNBP

f. Akhir tahun 2000 ditetapkan sebagai rumah sakit Perusahaan Jawatan (Perjan)

g. Akhir tahun 2005, rumah sakit Perjan menjadi UPT Departemen Kesehatan

dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, maka

tatanan organisasi dan kebijakan disesuaikan

h. 11 Agustus 2005, RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai UPT Depkes dengan

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1243/Menkes/SK/VIII/2005

2. Struktur Organisasi RSUP Fatmawati

Page 81: Yonne Astria

a. Direktur Utama yaitu Dr. H.Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, K-GEH, M.KEs

b. Direktur Medik dan Keperawatan yaitu Dr. Tini Sekarwati, MM

c. Direktur Umum, Sumber Daya Manusia, dan Pendidikan yaitu Dr. Andi

Wahyuningsih Attas, Sp.An

d. Direktur Keuangan yaitu Drs. Amak Rochmad Masruchin, MPH

3. Visi dan Misi RSUP Fatmawati

a. Visi

Menjadi rumah sakit terkemuka yang memberikan pelayanan melampaui

harapan pelanggan

b. Misi:

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan

dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

2) Memfasilitasi dan meningkatkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian

untuk pengembangan sumber daya manusia dan pelayanan

3) Menyelenggarakan administrasi penatakelolaan rumah sakit yang efisien,

efektif, dan akuntabel

4) Melaksanakan pengelolaan keuangan yang fleksibel berdasarkan prinsip

ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat

5) Mengutamakan keselamatan pasien dan lingkungan yang sehat

6) Meningkatkan semangat persatuan dan kesejahteraan sumber daya

manusia rumah sakit

4. Fasilitas Pelayanan

a. Rawat Darurat

Page 82: Yonne Astria

b. Rawat Jalan (Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Kesehatan Anak,

Bedah, Orthopaedi, Rehabilitasi Medik, Penyakit Jantung, Penyakit Syaraf,

Penyakit Kulit dan Kelamin, Penyakit Gigi dan Mulut, Jiwa, Telinga-Hidung dan

Tenggorokan, Penyakit Mata, Penyakit Paru, Anaesthesi, dan Klinik Gizi)

c. Rawat Inap (NICU-PICU, ICU, CEU, Unit Stroke, dan IRNA )

d. Pelayanan Terpadu (Poliklinik Wijaya Kusuma/VCT, Tumbuh Kembang, PTRM,

Klinik Remaja, Perinatal Resiko Tinggi, Geriatri, dan lain-lain)

e. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan (MCU, Klub-Klub)

f. Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif Griya Husada

5. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

a. Jenis Pelayanan

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan merupakan salah satu fasilitas pelayanan di

RSUP Fatmawati yang berlokasi di lantai 2 gedung Klinik Rawat Jalan.

Keberadaannya menjadi penting karena melayani fetomaternal (pemeriksaan

ultrasonografi/USG), fertilitas dan endokrin reproduksi, onkologi-ginekologi,

obstetri sosial, dan klinik andrologi.

b. Sumber Daya

Tabel 5.1

Distribusi Ketenagaan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP

Fatmawati tahun 2009

Page 83: Yonne Astria

1 Tenaga Medis

Dokter Spesialis Kandungan

Dokter Spesialis Andrologi

Dokter Umum

Bidan

Jumlah

15

1

1

5

22

2 Tenaga Non Medis

Administrasi

Pekarya

1

1

2

Total Jumlah Tenaga 24

B. Analisa Univariat

Page 84: Yonne Astria

1. Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan

Distribusi frekuensi kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 diperoleh hasil yang

disajikan dalam bentuk tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi

Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun

2009

Kecemasan Jumlah Persentase

Tidak Cemas 75 47.5

Cemas Ringan 57 36.1

Cemas Sedang 25 15.8

Cemas Berat 1 0.6

Total 158 100

Dari tabel diperoleh hasil bahwa tingkat cemas tertinggi adalah cemas berat

sebanyak 0.6%. Kemudian tingkat kecemasan ibu hamil dikelompokkan menjadi

dua, yaitu kelompok tidak cemas sebanyak 47.5%, dan kelompok cemas (cemas

ringan, sedang, dan berat) 52.5% sesuai tabel 5.3 berikut ini:

Page 85: Yonne Astria

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kecemasan Responden dalam Menghadapi Persalinan di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

dikategorikan

Kecemasan Jumlah Persentase

Tidak Cemas 75 47.5

Cemas 83 52.5

Total 158 100

2. Umur

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

RSUP Fatmawati tahun 2009

Umur Jumlah Persentase

< 20 tahun 1 0.6

20-35 tahun 133 84.2

> 35 tahun 24 15.2

Total 158 100

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi frekuensi umur ibu di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009. Diperoleh umur ibu termuda 19 tahun

dan tertua 48 tahun. Kemudian umur ibu dikategorikan menjadi dua kelompok,

Page 86: Yonne Astria

yaitu high risk (<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak 15.8% dan low risk (20-35

tahun) sebanyak 84.2% sesuai tabel 5.5 dibawah ini:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Umur Jumlah Persentase

High Risk 25 15.8

Low Risk 133 84.2

Total 158 100

3. Graviditas

Distribusi frekuensi graviditas ibu hamil trimester III di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 diperoleh hasil yang disajikan dalam

bentuk tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Graviditas Jumlah Persentase

Primigravida 68 43

Multigravida 75 47.5

Grandemultigravida 15 9.5

Page 87: Yonne Astria

Total 158 100

Dari tabel diperoleh hasil bahwa frekuensi kehamilan paling sedikit adalah 1

kali (primigravida) dan paling banyak 7 kali (grandemultigravida). Kemudian

frekuensi kehamilan ibu (graviditas) dikelompokkan menjadi dua, yaitu primigravida

(43%) dan multigravida (57%) berdasarkan tabel 5.7 berikut ini:

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Graviditas Jumlah Persentase

Primigravida 68 43

Multigravida 90 57

Total 158 100

4. Tingkat Pendidikan

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

SD 4 2.5

SLTP 15 9.5

Page 88: Yonne Astria

SMA 62 39.2

Akademi 39 24.7

Perguruan Tinggi 38 24.1

Total 158 100

Tabel 5.8 menunjukkan distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009. Diperoleh hasil

bahwa ibu yang pendidikannya terendah adalah SD dan tertinggi adalah PT.

Kemudian pendidikan ibu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ibu yang

pendidikannya dasar (SD-SLTP) sebanyak 12%, pendidikan menegah (SMA

sederajat) sebanyak 39.2%, dan pendidikan tinggi (Akademi-PT) sebanyak 48.7%

sesuai tabel 5.9 dibawah ini:

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Dasar 19 12

Menengah 62 39.2

Tinggi 77 48.7

Total 158 100

Page 89: Yonne Astria

5. Pekerjaan

Distribusi frekuensi pekerjaan ibu hamil trimester III di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 diperoleh hasil yang disajikan dalam

bentuk tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Pekerjaan Jumlah Persentase

Ibu Rumah Tangga 93 58.9

Pegawai Negeri 29 18.4

Pegawai Swasta 27 17.1

Guru 5 3.2

Lain-lain 4 2.5

Total 158 100

Dari tabel diperoleh bahwa ibu hamil ternyata memiliki pekerjaan yang

beragam, yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, guru, dan lain-lain (wiraswasta dan

pedagang). Kemudian pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu ibu hamil

Page 90: Yonne Astria

yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 58.9% dan ibu hamil yang bekerja sebanyak

41.1% sesuai dengan tabel 5.11 berikut ini:

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Tidak Bekerja 93 58.9

Bekerja 65 41.1

Total 158 100

6. Status Kesehatan

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Status Kesehatan Jumlah Persentase

Normal 134 84.8

Letak Lintang 11 7

Letak Sungsang 5 3.2

Pre eklampsi 2 1.3

CPD 1 0.6

Page 91: Yonne Astria

Plasenta Previa 2 1.3

Mioma 2 1.3

HIV 1 0.6

Total 158 100

Tabel 5.12 menunjukkan distribusi frekuensi status kesehatan ibu di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 yang sangat

beragam. Kemudian status kesehatan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu status

kesehatan normal sebanyak 84.8% dan status kesehatan tidak normal (letak

lintang/sungsang, pre eklampsi, CPD, plasenta previa, mioma, dan HIV) sebanyak

15.2% sesuai tabel 5.13 dibawah ini:

Tabel 5.13

Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Status Kesehatan Jumlah Persentase

Normal 134 84.8

Tidak Normal 24 15.2

Total 158 100

Page 92: Yonne Astria

C. Analisa Bivariat

Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat telah menguji hubungan satu per

satu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas adalah karakteristik

ibu hamil trimester III yang meliputi umur, graviditas, pendidikan, pekerjaan, dan status

kesehatan terhadap kecemasan dalam menghadapi persalinan. Uji bivariat ini

menggunakan uji Chi-Square dan Logistic Regression dengan menggunakan α = 5 %.

Untuk melihat besarnya hubungan dilakukan analisis Odds Ratio (OR) dan besarnya nilai

p.

1. Hubungan Umur dengan Kecemasan

Tabel 5.14

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Umur Responden di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Umur Tidak Cemas Cemas OR

95 % CI

Nilai p

N % N %

High Risk 11 44 14 56 0.847

0.359-2.001

0.873

Low Risk 64 48.1 69 51.9

Total 75 47.5 83 52.5

Dari tabel 5.14 distribusi kecemasan berdasarkan umur menunjukkan

bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu yang tergolong

high risk (56%) dengan ibu yang tergolong low risk (51.9%) adalah seimbang. Hasil

uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.873, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada

hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kecemasan dalam menghadapi

persalinan.

2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan

Page 93: Yonne Astria

Tabel 5.15

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Graviditas Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Graviditas Tidak Cemas Cemas OR

95 % CI

Nilai p

N % N %

Primigravida 23 33.8 45 66.2 0.374

0.194 - 0.718

0.005

Multigravida 52 57.8 38 42.2

Total 75 47.5 83 52.5

Sesuai dengan tabel 5.15 di atas, distribusi kecemasan berdasarkan

graviditas menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan

antara primigravida (66.2%) lebih banyak dibandingkan dengan multigravida

(42.2%). Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai

p=0.005, dimana nilai p<0.05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara

graviditas dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan Odds Ratio bahwa ibu

multigravida menurunkan resiko terjadinya kecemasan sebesar 0.374 kali

dibandingkan dengan primigravida.

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan tingkat

pendidikan menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan

Page 94: Yonne Astria

antara ibu berpendidikan menengah (64.5%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu

berpendidikan dasar (47.4%) dan ibu berpendidikan tinggi (44.2%). Hasil uji Chi-

Square diperoleh nilai p=0.05, dimana nilai p=0.05 yang dapat diartikan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kecemasan dalam

menghadapi persalinan.

Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan Odds Ratio bahwa ibu

berpendidikan menengah meningkat resiko ketidakcemasannya sebesar 2.020 kali

dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar. Ibu berpendidikan tinggi

mempunyai peluang 0.879 kali untuk menurun kecemasannya dibandingkan dengan

ibu berpendidikan dasar sesuai dengan tabel 5.16 di bawah ini:

Tabel 5.16

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Page 95: Yonne Astria

Tingkat

pendidikan

Tidak cemas Cemas OR

95 % CI

Nilai p

N % N % Exp(B) Lower-upper

Dasar 10 52.6 9 47.4 0.05

Menengah 22 35.5 40 64.5 2.020 0.714 - 5.716

Tinggi 43 55.8 34 44.2 0.879 0.321 – 2.404

Total 75 47.5 83 52.5

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan pekerjaan

menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu

hamil yang bekerja (44.6%) dengan ibu hamil yang tidak bekerja (58.1%) hampir

seimbang. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai

p=0.133, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna

antara pekerjaan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan sesuai dengan

tabel 5.17 di bawah ini:

.

Tabel 5.17

Page 96: Yonne Astria

Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Pekerjaan Tidak Cemas Cemas OR

95 % CI

Nilai p

N % N %

Tidak Bekerja 39 41.9 54 58.1 0.582

0.307-1.103

0.133

Bekerja 36 55.4 29 44.6

Total 75 47.5 83 52.5

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan status

kesehatan ibu menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan

antara ibu yang status kesehatannya tidak normal (58.3%) dengan ibu yang status

kesehatannya normal (51.5%) adalah seimbang. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai

p=0.692, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna

antara status kesehatan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan sesuai

dengan tabel 5.18 di bawah ini:

Page 97: Yonne Astria

Tabel 5.18

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan Responden di Poliklinik

Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Status Kesehatan Tidak Cemas Cemas OR

95 % CI

Nilai p

N % N %

Normal 65 48.5 69 51.5 1.319

0.547 – 3.178

0.692

Tidak Normal 10 41.7 14 58.3

Total 75 47.5 83 52.5

Page 98: Yonne Astria

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:

1. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional, yang memiliki

kelemahan rawan terhadap bias, karena pada rancangan ini peneliti mengobservasi

variabel independen dan dependen secara bersamaan (pada periode yang

sama).

2. Instrumen yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari instrumen yang sudah

ada sebelumnya, dan pernyataan yang ada dalam instrumen merupakan pernyataan

tertutup, sehingga bisa jadi pernyataan dalam instrumen ini belum mewakili apa

yang dirasakan oleh responden. Namun peneliti sudah meminimalkan hal tersebut

dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen.

3. Saat dilakukan penelitian, ibu hamil sedang memeriksakan kehamilannya dan

pengisian kuesioner dilakukan di sela-sela panggilan pemeriksaan, sehingga ada

kemungkinan para ibu hamil tidak memiliki konsentrasi yang cukup dalam pengisian

kuesioner.

Page 99: Yonne Astria

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian pada 158 orang ibu hamil trimester III di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati didapatkan data bahwa

sebanyak 47.5% ibu hamil tidak mengalami cemas dan 52.5% ibu hamil mengalami

cemas (cemas ringan 36.1%, sedang 15.8%, dan berat 0.6%). Data tersebut

menunjukkan bahwa sebagian dari ibu hamil mengalami kecemasan dalam

menghadapi persalinan.

Menurut Kushartanti, dkk. (2004), kegelisahan dan kecemasan selama

kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai

kehamilan, dan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dengan makin tuanya

kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang

dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan

semakin intensif saat menjelang persalinan (Aprianawati, 2007).

2. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Umur

Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi umur ibu diperoleh data bahwa

umur ibu yang termasuk kelompok high risk (<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak

15.8% dan low risk (20-35 tahun) sebanyak 84.2%. Hal ini berarti sebagian kecil ibu

hamil beresiko mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Tetapi disisi

lain menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berada dalam umur yang baik

Page 100: Yonne Astria

secara fisik maupun psikologis diharapkan telah siap dalam menghadapi persalinan

(umur 20-35 tahun).

Menurut Adjie dalam Tobing (2007), hamil pada umur kurang dari 20 tahun

merupakan umur yang dianggap terlalu muda untuk bersalin. Baik secara fisik

maupun psikologis, ibu hamil belum tentu siap menghadapinya sehingga gangguan

kesehatan selama kehamilan bisa dirasakan berat. Hal ini akan meningkatkan

kecemasan yang dialaminya.

Demikian juga yang terjadi pada ibu hamil dengan umur lebih dari 35

tahun, umur ini digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi dimana keadaan fisik

sudah tidak prima lagi seperti pada umur 20-35 tahun. Di kurun umur ini, angka

kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan meningkatkan

kecemasan (Tobing, 2007).

3. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Graviditas

Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi kehamilan ibu

diperoleh data bahwa ibu hamil pertama kalinya (primigravida) berjumlah

43% dan ibu hamil untuk kedua kalinya/lebih (multigravida) sebanyak 57%.

Hal ini berarti kedua kelompok ibu hamil akan mempunyai peluang yang sama

untuk mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Bagi primigravida, kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman

pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya

kecemasan sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena

semakin dekat dengan proses persalinan. Sedangkan bagi multigravida,

Page 101: Yonne Astria

mungkin kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa lalu yang pernah

dialaminya (Kartono, 1992).

4. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Pendidikan

Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi pendidikan ibu diperoleh data

bahwa pendidikan ibu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ibu yang berpendidikan

dasar (SD-SLTP) sebanyak 12%, pendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak

39.2%, dan pendidikan tinggi (Akademi-PT) sebanyak 48.7%. Data tersebut

menunjukkan bahwa minoritas ibu hamil berpendidikan dasar sehingga beresiko

mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan

untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang.

Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan berpikir seseorang,

baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara pengambilan

keputusan. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi

baru (Notoatmodjo, 2003).

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas

pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung lebih

memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Hal senada

juga diungkapkan oleh Purwatmoko (2001), dimana semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke

pelayanan kesehatan. Sebaliknya rendahnya pendidikan akan menyebabkan

Page 102: Yonne Astria

seseorang mengalami stres, dimana stres dan kecemasan yang terjadi

disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut.

5. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi pekerjaan ibu diperoleh

data bahwa pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu ibu hamil yang bekerja

sebanyak 41.1% dan ibu hamil yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 58.9%. Pekerjaan

dapat menghasilkan penghasilan yang akan menambah keuangan keluarga,

sehingga ibu hamil benar-benar siap untuk menghadapi persalinannya nanti. Hal ini

sesuai dengan pendapat Purwatmoko (2001), bahwa dengan peningkatan

penghasilan maka pemeliharaan dan pelayanan kesehatan dapat terjamin. Seorang

ibu dapat mengetahui semua informasi kesehatan mengenai dirinya dan bayi yang

ada dalam kandungannya, sehingga dapat menjalani kehamilan yang aman dan

menyenangkan, serta mencegah timbulnya kecemasan.

Pekerjaan ibu hamil tidak hanya menunjukkan tingkat sosial ekonomi,

melainkan juga menunjukkan ada tidaknya interaksi ibu hamil dalam masyarakat

yang luas dan keaktifan pada organisasi tertentu, dengan asumsi ibu yang bekerja

akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih cepat untuk menerima

informasi daripada ibu yang tidak bekerja.

Page 103: Yonne Astria

6. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan

Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi status kesehatan ibu diperoleh data

bahwa status kesehatan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu status kesehatan

normal sebanyak 84.8% dan status kesehatan tidak normal (letak lintang/sungsang,

pre eklampsi, CPD, plasenta previa, mioma, dan HIV) sebanyak 15.2%. Bagi seorang

ibu yang mengalami gangguan kesehatan selama kehamilan, tentunya akan

mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Bagi ibu hamil yang memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan

bawaan, kecemasan makin meningkat, sedangkan ibu hamil dengan komplikasi

kehamilan adalah dua kali cenderung memiliki ketakutan terhadap kelemahan bayi

mereka atau menjadi depresi (Burger dkk.,1993; dalam Jayalangkara, 2005).

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan Umur dengan Kecemasan

Seorang ibu hamil diharapkan memiliki umur yang baik secara fisik

maupun psikologis telah siap dalam menghadapi persalinan sehingga tidak

mengalami kecemasan. Penelitian membuktikan bahwa persentase umur ibu

diketahui sebagian kecil ibu hamil tergolong high risk yaitu sebanyak 15.8%.

Proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan ternyata seimbang antara

ibu yang tergolong high risk (56%) dengan ibu yang tergolong low risk

Page 104: Yonne Astria

(51.9%). Namun pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna

antara umur ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa umur tidak banyak

mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Ternyata

hasil penelitian tidak semuanya sama dengan teori yang ada. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena distribusi sampel yang kurang merata

dimana jumlah ibu yang tergolong high risk lebih sedikit daripada ibu yang

tergolong low risk yaitu 15.8%, atau karena kurangnya informasi bagi ibu

hamil mengenai usia resiko tinggi untuk kehamilan dan persalinan.

2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan

Hasil penelitian menunjukkan persentase graviditas diketahui kurang dari

setengah responden yang diteliti merupakan primigravida (43%). Proporsi ibu hamil

yang mengalami kecemasan ternyata lebih tinggi dialami oleh primigravida

sebanyak 66.2% dibandingkan multigravida yang mengalami kecemasan sebanyak

42.2%.

Pada penelitian ini, ada hubungan yang bermakna antara graviditas dengan

kecemasan dalam menghadapi persalinan. Dimana nilai Odds Ratio 0.374 yang

berarti bahwa ibu multigravida menurunkan resiko terjadinya kecemasan sebesar

0.374 kali dibandingkan dengan primigravida.

Graviditas terbukti dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam

menghadapi persalinan. Oleh sebab itu proporsi kecemasan lebih banyak

terjadi pada primigravida karena kehamilan yang dialaminya merupakan

Page 105: Yonne Astria

pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang

terjadinya kecemasan, sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan

karena semakin dekat dengan proses persalinan. Sedangkan ibu yang pernah

hamil sebelumnya (multigravida), mungkin kecemasan berhubungan dengan

pengalaman masa lalu yang pernah dialaminya (Kartono, 1992).

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan

Persentase tingkat pendidikan diketahui bahwa minoritas ibu hamil

berpendidikan dasar (SD-SLTP) sebanyak 12% sehingga beresiko mengalami

kecemasan dalam menghadapi persalinan. Dimana diketahui bahwa proporsi

pendidikan ibu dengan kecemasan menunjukkan ada sebanyak 64.5% ibu

berpendidikan menengah mengalami kecemasan lebih banyak dibandingkan ibu

berpendidikan dasar (47.4%) dan ibu berpendidikan tinggi (44.2%).

Pada penelitian ini, ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Analisis keeratan hubungan

dua variabel didapatkan Odds Ratio bahwa ibu berpendidikan menengah meningkat

resiko ketidakcemasannya sebesar 2.020 kali dibandingkan dengan ibu

berpendidikan dasar. Ibu berpendidikan tinggi mempunyai peluang 0.879 kali untuk

menurun kecemasannya dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa pada ibu hamil yang berpendidikan

dasar dan menengah cenderung lebih banyak mengalami kecemasan daripada ibu

berpendidikan tinggi. Ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan

Page 106: Yonne Astria

seseorang maka mereka dapat berfikir secara rasional dan menahan emosi mereka

dengan baik sehingga kecemasan mereka dapat berkurang.

Ibu yang berpendidikan tinggi, cenderung lebih memperhatikan kesehatan

dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Hal senada juga diungkapkan oleh

Purwatmoko (2001), dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

besar peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya

rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stres, dimana stres

dan kecemasan yang terjadi disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang

tersebut.

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pekerjaan ibu diketahui

lebih dari setengah responden yang diteliti merupakan ibu yang tidak bekerja (IRT)

sebanyak 58.9%. Sedangkan proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara

ibu hamil yang bekerja (44.6%) dengan ibu hamil yang tidak bekerja (58.1%) hampir

seimbang. Pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan

ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa pekerjaan tidak banyak

mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena ibu hamil yang bekerja maupun yang tidak bekerja sama-sama

mempunyai adaptasi yang baik terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan,

sehingga perubahan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kondisi fisik maupun

psikologis ibu dalam menghadapi persalinan. Selain itu, kemungkinan didukung oleh

Page 107: Yonne Astria

faktor sosial ekonomi keluarga yang cukup sehingga status kesehatan ibu terjamin.

Ibu hamil senantiasa memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan

persalinan di tenaga kesehatan, dan melakukan persiapan lainnya dengan baik.

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan

Persentase status kesehatan diketahui lebih dari setengah responden yang

diteliti merupakan ibu dengan status kesehatan normal (84.8%). Dimana diketahui

bahwa proporsi status kesehatan ibu dengan kecemasan antara ibu yang status

kesehatannya tidak normal (58.3%) dengan ibu yang status kesehatannya normal

(51.5%) adalah seimbang. Namun pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang

bermakna antara status kesehatan ibu dengan kecemasan dalam menghadapi

persalinan.

Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa status kesehatan ibu

tidak banyak mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Padahal bagi seorang ibu yang mengalami gangguan kesehatan tentunya akan

lebih banyak mengalami kecemasan (Burger dkk dalam Jayalangkara (2005)).

Tapi ternyata hasil penelitian tidak semuanya sama dengan teori yang ada.

Hal ini disebabkan karena distribusi sampel yang kurang merata dimana jumlah ibu

dengan status kesehatan tidak normal lebih sedikit daripada ibu dengan status

kesehatan normal yaitu 15.2%. Selain itu, kemungkinan status kesehatan yang

dialami ibu hamil tidak terlalu mempengaruhi kecemasan karena mereka sudah

memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai dengan prosedur yang

dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

Page 108: Yonne Astria

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam penelitian ini, ibu hamil trimester III di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

RSUP Fatmawati yang menjadi sampel pada umumnya mengalami kecemasan dalam

menghadapi persalinan (52.5%) dan sisanya tidak mengalami kecemasan (47.5%).

2. Gambaran variabel menurut karakteristik ibu hamil trimester III yaitu:

a. Menurut umur, ibu yang tergolong high risk (<20 th dan >35 th) sebanyak 15.8%

dan low risk (20-35 tahun) sebanyak 84.2%

b. Menurut graviditas yaitu primigravida (43%) dan multigravida (57%)

c. Menurut tingkat pendidikan, ibu dengan pendidikan dasar (SD-SLTP) sebanyak

12%, pendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 39.2%, dan pendidikan

tinggi (Akademi-PT) sebanyak 48.7%

d. Menurut pekerjaan yaitu ibu hamil yang tidak bekerja (58.9%) dan ibu hamil

yang bekerja (41.1%)

e. Menurut status kesehatan yaitu status kesehatan normal (84.8%) dan status

kesehatan tidak normal (15.2%)

Page 109: Yonne Astria

3. Hasil penelitian didapat bahwa dari lima variabel yang diteliti, tiga variabel ternyata

tidak dapat membuktikan adanya hubungan yaitu umur (p=0.873), pekerjaan

(p=0.133), dan status kesehatan (p=0.692) dengan kecemasan dalam menghadapi

persalinan. Sedangkan variabel yang lain, yaitu graviditas (p=0.005) dan tingkat

pendidikan (p=0.05) secara statistik dapat membuktikan adanya hubungan yang

signifikan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.

B. Saran

1. Untuk Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati

Agar menyediakan jasa konsultasi yamg berguna bagi ibu hamil untuk dapat

terhindar dari kecemasan dalam menghadapi persalinan

2. Untuk Tenaga Kesehatan

a. Meningkatkan peran serta perawat/bidan dalam memberikan promosi

kesehatan kepada ibu hamil pada saat antenatal care tentang proses kehamilan

dan persalinan.

b. Menganjurkan pada ibu hamil khususnya primigravida dan ibu berpendidikan

rendah untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, sehingga ibu

hamil tersebut lebih mengetahui informasi mengenai kehamilan dan

kesehatannya.

c. Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya disarankan untuk meningkatkan

caring dan empati pada ibu hamil, terutama bagi primigravida dan ibu

Page 110: Yonne Astria

berpendidikan rendah yang sangat membutuhkan informasi lebih mengenai

kehamilan dan persalinannya untuk mengatasi kecemasan.

3. Untuk Pendidikan Keperawatan

Lebih meningkatkan dan mengembangkan ilmu khususnya ilmu keperawatan

maternitas dan keperawatan jiwa tentang kecemasan pada ibu hamil trimester III

dalam menghadapi persalinan agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara

optimal.

4. Untuk Peneliti Lain

Disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kecemasan ibu hamil

trimester III dalam menghadapi persalinan dengan desain yang berbeda (misalnya

Kohort) dan variabel-variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini (misalnya

dukungan keluarga, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, perubahan fisiologis,

dan psikologis) yang diduga berhubungan erat dengan kecemasan dalam

menghadapi persalinan.

Page 111: Yonne Astria

DAFTAR PUSTAKA

Al-Atiq, M. Hamil tanpa masalah. Diunduh dari:

http://baitijannati.wordpress.com/2007/05/28/hamil-tanpa-masalah/ (diakses 1 Juni

2009), 2007.

Amir, Achsin. Untukmu ibu tercinta. Bogor: Prenada, 2003.

Aprianawati, R.B. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil

menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Diunduh dari:

http://74.125.153.132/search?q=cache:lUaWihA6M_sJ:rac.uii.ac.id/ (diakses 10 Juni

2009), 2007.

Arikunto, S. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Astuti, Ratna. Faktor-faktor penyebab kecemasan primigravida di Puskesmas Tanjung Sari

Sumedang (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran,

2005.

Benson, R.C., Psychologic aspects of obstetric and gynecology in Current Obstetric and

Gynecology Diagnosis and Treatment, 6 th Ed. California: Lange Medical, 1984.

Bobak, L.M; D.L Lowdermilk; and M.D Jensen. Keperawatan maternitas Edisi 4. Alih bahasa

Wijayarini, M.A & Anugerah, P. I. Jakarta: EGC, 2004.

Danang. Tanda bahaya kehamilan. Diunduh dari: http://masdanang.co.cc/?p=22 (diakses 21

April 2009), 2008.

Depkes RI. Indonesia sehat 2010. Jakarta, 1999.

Dinkes Jabar. Akibat “Beban Ganda” Perempuan rentan Stres. Diunduh dari:

http://www.google//pikiranrakyatbandung.com (diakses 1 Agustus 2009), 2003.

Dinkes Kaltim. Diunduh dari: http://dinkeskaltim.com/ (diakses 1 Agustus 2009), 2008.

Farrer, Helen. Perawatan maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001.

Page 112: Yonne Astria

Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray, S. Foundations of maternal newborn/ /nursing/. 2 nd

Ed. United States of America: W.B. Saunders Company, 1998.

Hamilton, Persis Mary. Dasar-dasar keperawatan maternitas Edisi 6. Alih bahasa Asih, Ni

Luh Gede Yasmin. Jakarta: EGC, 1995.

Hasuki, I. Trauma kehamilan dan pengaruhnya pada janin. Diunduh dari:

http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=05234&rubrik=kecil (diakses 15

Mei 2009), 2007.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:

Salemba Medika, 2008.

Jayalangkara, A. Gangguan jiwa pada kehamilan. Diunduh dari:

http://74.125.153.132/search?q=cache:OjjSBxtA3sYJ:med.unhas.ac.id/ (diakses 27

Mei 2009), 2005.

Kaplan, H.I and Saddock, B.J. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya Medika, 1998.

Kartono, K. Psikologi Wanita: Mengenal wanita sebagai ibu dan nenek. Bandung: Mandar

Maju, 1992.

Kushartanti, W., Soekamti, E. R., & Sriwahyuniati, C. F. Senam hamil: menyamankan

kehamilan, mempermudah persalinan. Yogyakarta: Lintang Pustaka, 2004.

Lestaringsih, S. Peran pria dalam kehamilan. Diunduh dari: http://www.ayahbunda.com

(diakses 10 Juni 2009 ), 2006.

Page 113: Yonne Astria

Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana

untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC, 1998.

Maramis, Willy F. Catatan ilmu Kedokteran jiwa Cetakan 9. Surabaya: Airlangga University

Press, 2005.

Nursalam. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika, 2008.

Notoatmodjo, S. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

_____, Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta, 2003.

Simkin, Penny. Panduan lengkap kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta:

Arcan, 2007.

Stuart, G.W and Sundeen, S.J; alih bahasa Ramona,dkk. Buku saku keperawatan Jiwa Edisi 3.

Jakarta: EGC, 1998.

Sulaiman, Sastra Winata. Obstetri fisiologi. Bandung: Universitas Padjajaran, 1983.

Suririnah. Stres dalam kehamilan berpengaruh buruk. Diunduh dari:

http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=27

(diakses 1 Juni 2009), 2004.

Tobing, Nia L., Hamil di usia 20, 30, atau 40 an. Diunduh dari:

http://ww3.yuwie.com/blog/?id=67503 (diakses 10 Juni 2009), 2007.

Page 114: Yonne Astria

Wangmuba. Pengertian kecemasan. Diunduh dari:

http://wangmuba.com/2009/02/13/pengertian-kecemasan/ (diakses 21 April 2009),

2009.

Wiknjosastro, H. Ilmu kebidanan Edisi 3 Cetakan 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, 1992.

Yuliana, Stefania Wednesdya. Gambaran tingkat kecemasan ibu Hamil trimester III di UPT

Ibrahim Adjie Kota Bandung (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Padjajaran, 2008.

Zung, W.W.K. Rating Anxiety for anxiety disorder physychosomatic. USA: Mosby Company,

1997.

Page 115: Yonne Astria