yang listed di bei periode 2006–2010 - digilib.uns.ac.id/pengaruh...kinerja keuangan perbankan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH RASIO CAR, NPL, NIM, BOPO, DAN LDR PADA
KINERJA KEUANGAN PERBANKAN UMUM GO PUBLIC
YANG LISTED DI BEI PERIODE 2006–2010
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama:
Manajemen Keuangan
Disusun Oleh:
VENERANDA SONYA AYU, S.Si
NIM: S 4111024
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu
sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu
sendiri yang tersenyum.
(Mahatma Gandhi)
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi
kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya.
(Joseph Addison)
Semua ini penulis persembahkan untuk:
· Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati, dan menuntun saya.
· Bapak Irianto, Ibu Rita Adikserta adik Veronika dan Intan yang selalu
memberi doa dan motivasi kepada saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAKSI
PENGARUH RASIO CAR, NPL, NIM, BOPO, DAN LDR PADA KINERJA KEUANGAN PERBANKAN UMUMGO PUBLIC YANG LISTED DI BEI
PERIODE 2006–2010
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 dan krisis ekonomi global pada pertengahan tahun 2008 mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas kinerja keuangan perbankan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), BOPO, danLoan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia yang tercatat di BEI periode 2006-2010. Data diperoleh dari laporan keuangan publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia periode tahun 2006-2010. Jumlah populasi penelitian ini adalah 143 bank dan jumlah sampel sebanyak 141 bank yang dilakukan secara purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan, NIM berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan, dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan variabel NPL dan LDR tidak berpengaruh pada kinerja keuangan. Dari hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel NIM dan BOPO dapat dijadikan pedoman oleh pihak manajemen dalam mengelola perusahaan, dan investor dalam menentukan strategi investasi. Kata Kunci: Kinerja keuangan, CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRACT
PENGARUH RASIO CAR, NPL, NIM, BOPO, DAN LDR PADA KINERJA KEUANGAN PERBANKAN UMUMGO PUBLIC YANG LISTED DI BEI
PERIODE 2006–2010
The economic crisis that hit Indonesia in mid 1997 and te global economic crisis in mid 2008 resulted in a decline in the quality of the financial performance o banks. Because of financial performance measurement needs to be done to determine the soundness of banks. This study aims to analyze the effect of financial ratios Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), BOPO, and Loan to Deposit Ratio (LDR) on the performance of banks in Indonesia are listed on the stock exchange the period 2006 to 2010. Data obtained from the financial report issued by Bank Indonesia in the period 2006 to 2010. The population of this study was 143 banks and the sample of 141 banks conducted by purposive sampling. Analysis techniques to be used in this study is the multiple linear regression to obtain a comprehensive picture of the relationship between one variable with another variable. The results showed that the variable CAR negative significant to financial performance, NIM has positive significant to financial performance, BOPO has negative significant to financial performance. While NPL and LDR has not effect on financial performance. From these results it is expected that the variable NIM and BOPO offered guidance by management companies in enterprised management, and investors in determining investment strategy. Keywords: Financial performance, CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-Nya
sehingga penulis telah menyelesaikan penyusunan Tesis yang berjudul “Pengaruh
Rasio CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR pada Kinerja Keuangan Perbankan Umum
Go Public yang Listed di Bei Periode 2006–2010”. Penyusunan tesis ini merupakan
suatu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Studi
Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pelaksanaan penyusunan tesis ini penulis mendapatkan banyak
masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada:
Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta serta selaku Ketua Tim Penguji yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini.
Prof.Dr. Hartono, MS selaku Direktur Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta serta selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penelitian
hingga selesainya penyusunan tesis.
Seluruh dosen, karyawan, staf Program Studi Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan.
Keluarga besar Irianto dan almamater angkatan 35 atasdukungan dan doa
yang diberikan kepada saya.
Demikian semoga tesis ini dapat berguna dalam pengambilan keputusan guna
meningkatkan kinerja perusahaan dan kontribusi ilmu di bidang keuangan.
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan...................................................................................
Halaman Persetujuan...........................................………………………….
Halama Moto................................................................................................
Halaman Pernyataan….………………...............…………………………
Abstraksi......................................................................................................
Abstract........................................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................……………………………………………………
Daftar Tabel.................................................................................................
Daftar Gambar..............................................................................................
Daftar Singkatan.......………………………………………………...……
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………...……
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….
D. Manfaat Penelitian……………………………………………..
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xiii
xiv
xv
1
6
7
8
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
1.Bank dan Tingkat Kesehatan Bank....………………….........
2.Kinerja Keuangan Perbankan..................................................
3. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap ROA.....
4. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap ROA……..
5. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap ROA..............
6. Pengaruh BOPO terhadap ROA……………………………..
7. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap ROA……..
8. Penelitian terdahulu………………………………………….
B. Kerangka Pemikiran……………………………………………
C. Hipotesis………………………………………………………..
1.Pengaruh CAR terhadap ROA……………...………………
2. Pengaruh NPL terhadap ROA…………………...…………..
3. Pengaruh NIM terhadap ROA……………………...………..
4. Pengaruh BOPO terhadap ROA……………………...……...
5. Pengaruh LDR terhadap ROA………………………...…….
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian…………………....................……………....
1.Tipe Penyelidikan……………..…………...………………..
2. Unit Analisis………………….……………………………..
3. Horison Waktu………………….…………………………...
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling………………............
9
11
12
15
17
18
19
21
27
29
29
29
31
32
33
35
35
35
35
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
1. Populasi………..……………….……………………………
2. Sampel………….……………..……………………………..
3. Pengambilan Sampel…………..…………………………….
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………....…......
D. Sumber Data......................……………………………………..
E. Metode Analisis Data…………………………………………..
1. Uji Kualitas Data...……………...……………...……………
1.1 Uji Outlier Data……………………………………..
1.2 Statistik Deskriptif…………………………………..
1.3 Uji Normalitas……………………………………….
1.4 Uji Asumsi Klasik…………………………………...
1.4.1Uji Multikolonieritas…………………………..
1.4.2 Uji Autokorelasi……………………………….
1.4.3 Uji Heteroskedastisitas………………………...
2. Uji Hipotesis…………….……...…………………………...
2.1 Analisis Regresi Berganda……………………...…..
2.2 Pengujian Hipotesis…………………………...…….
2.2.1 Koefisien Determinasi (R²)...............................
2.2.2 Uji Stastik F......................................................
2.2.3 Uji Statistik t.....................................................
36
36
37
37
39
40
40
40
40
41
42
42
43
44
46
46
47
47
48
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kualitas Data...…………………...………………………...
1. Uji Outlier Data………………………………………
2. Analisis Deskriptif……………………………………
3. Uji Normalitas………………………………….……..
4. Uji Asumsi Klasik…..……….......................................
4.1 Multikolonieritas……..……………….....………..
4.2 Autokorelasi…………………………...………….
4.3 Heteroskedastisitas…………...…………………...
D. Pengujian Hipotesis…...…………………...…………………...
1. Pengujian Hipotesis 1……………………………………
2. Pengujian Hipotesis 2………………..…………………..
3. Pengujian Hipotesis 3..…………………………………..
4. Pengujian Hipotesis 4…………………..……………......
5. Pengujian Hipotesis 5.…………………..……………….
E. Pembahasan……………………………..……………….……..
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………
C. Keterbatasan Penelitian………………………………………...
D. Agenda Penelitian Mendatang…………………………………..
51
51
53
56
58
59
60
62
65
68
70
71
72
74
75
82
83
84
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1. Ringkasan Pengukuran Variabel…….………..………...…
Tabel IV.1. Descriptive Statistics……………………………..……….. Tabel IV.2. Hasil Uji Deskriptif………………...…………………...… Tabel IV.3. Hasil Uji Normalitas………………………………………. Tabel IV.4. Hasil Uji Multikolinearitas................................................... Tabel IV.5. Hasil Uji Durbin-Watson…………………………...…….. Tabel IV.6. Hasil Uji Runs Test.............................................................. Tabel IV.7. Hasil Uji Park………………............................................... Tabel IV.8. Hasil Uji secara Simultan ( Uji F)........................................ Tabel IV.9. Hasil Uji Anova………………………………………...…. Tabel IV.10. Hasil Uji Regresi Berganda secara Parsial ( Uji t)............... Tabel IV.11. Hasil Pengujian Hipotesis………………………...…...…..
39
52
53
57
59
61
62
63
65
66
67
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran........................................................ Gambar IV.1. Hasil Uji Normalitas Data.................................................. Gambar IV.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................
28
58
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
CAMEL Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity
CAR Capital Adequacy Ratio
NPL Non Performing Loan
NIM Net Interest Margin
BOPO Biaya Operasi/Pendapatan Operasi
LDR Loan to Deposit Ratio
ROA Return on Asset
ROE Rate of returnEquity
BEI Bursa Efek Indonesia
BMPK Batas Maksimum Pemberian Kredit
BTO Bank Take Over
BPPN Badan Penyehatan Perbankan Nasional
BBO Bank Beku Operasi
ATMR Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
ICMD Indonesian Capital Market Directory
VIF VarianceInflation Factor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan
ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana (Mahardian, 2008).Berdasarkan pasal 1
undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atasundang-undang
nomor 2 tahun 1992 tentang perbankan, dinyatakan bahwa bankadalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanandan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997
membawa dampak buruk pada sektor perbankan yang ditandai dengan beberapa
indikator antara lain; Non Performing Loan (NPL) bank-bank komersial
mencapai 50%, tingkat keuntungan industri perbankan berada pada titik -18% dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan kondisi -15%, sehingga dengan
terpuruknya sektor perbankan akibatkrisis tersebut memaksa pemerintah untuk
melakukan tindakan membekukankegiatan operasi perbankan dengan melikuidasi
bank-bank yang dinilai tidaksehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi.
Di sisi lain, krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat akibat
macetnya kredit propertimembuat beberapa perusahaan keuangan besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
diAmerika dan seluruh dunia bangkrut (Thobarry, 2009). Menurut Hayset al
(2010) dampak krisis ekonomi global pada sektor perbankan adalah:
“The global economic and financial crisis initially affected large financial institutions likeCitibank, Bank of America and Wachovia. As the effects spread throughout the U.S. economy,especially during the latter part of 2008, smaller institutions, including about 7,000 communitybanks (with under $1 billion in assets measured at the individual bank level rather than the bankholding company level) have been affected as well. Overall profitability in the banking industry has plunged from near record highs in 2006 to an industry loss of $32.1 billion in the fourth quarter of 2008, a -0.94% quarterly return on average assets. For all of 2008 total industry profits were a mere $10.2 billion, a year-to-year reduction of almost 90%. Net interest margins for community banks fell to the lowest levels in 20 years.”
Ada dua pengaruh langsung krisis finansial global terhadap perekonomian
diIndonesia. Pertama yaitu pengaruh terhadap keadaan indeks bursa saham
Indonesia.Kepemilikan asing yang masih mendominasi dengan porsi 66%
kepemilikan saham diBEI, mengakibatkan bursa saham rentan terhadap keadaan
finansial global karenakemampuan finasial para pemilik modal tersebut. Kedua,
yaitu dibidang ekspor impor, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor
nomor duasetelah Jepang dengan porsi 20%‐30% dari total ekspor (Witjaksono,
2010). Denganmenurunnya kinerja ekonomi Amerika Serikat secara langsung
akan mempengaruhiekspor impor negara Indonesia.
Menurut Pohan (2002), krisis moneter di Indonesia secaraumum dapat
dikatakan merupakan imbas dari lemahnya kualitas sistem perbankan. Menurut
Almilia dan Winny (2005); Prasnanugraha (2007) dalam Seminar Restrukturisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Perbankan di Jakarta 1998menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja
bank, antara lain; (1)semakin meningkatnyakredit bermasalah perbankan
(2)dampak likuidasi bank-bank 1 Nopember 1997 yang mengakibatkanturunnya
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu
penarikandana secara besar-besaran (3)semakin turunnya permodalan bank-bank
(4)banyak bank tidak mampu menutup kewajibannya terutama karena
menurunnya nilai tukarrupiah (5)pelanggaran BMPK (Batas Maksimum
Pemberian Kredit) (6)modal bank atau CAR belum mencerminkan kemampuan
riil untuk menyerap berbagai resikokerugian (7)manajemen tidak professional
(8)moral hazard.
Menurut Biro Riset Infobank laba perbankan per Desember 2005
mengalami penurunan -23,56% atau turun menjadi Rp. 22,65 triliun selama 2005
dari Rp. 29,64 triliun selama 2004. Padahal, sejak1999 tren laba perbankan terus
mengalami kenaikan hingga akhir 2005. Selain laba, NPL atau kredit
bermasalahmengalami peningkatan selama tahun 2005. Menurut Biro Riset
Infobank, rata-rata NPLbank umum ditanah air mencapai 7,56% selama 2005.
Padahal, pada 2004 hanya 4,50%. Hal tersebut dapatmengakibatkan krisis
kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan(Prasnanugraha, 2007).
Penurunan kinerja bank dapat menurunkan kepercayaan masyarakat, oleh
karenanya Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan
bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku (Prasnanugraha, 2007). Oleh karena itu, untukmengukurkinerjaperbankan
digunakan dua cara, yaitu pengukuran rasio keuangandan langkah-
langkahefisiensi. Pengukuran rasio keuangan untuk mengevaluasiprofitabilitas
sertarasiolikuiditas dansolvabilitas.Dalamindustri perbankan,CAMELStelah
dikenalsebagai ukurankinerja keuangan (Suzuki dan Suminto, 2011).
Kondisi perbankan ini mendorong pihak-pihak yang terlibat didalamnya,
yaitu masyarakat umum, investor maupun kreditor untuk melakukan penilaian
atas kesehatan bank. Para pelaku bisnis, terutama investor perlu mengetahui
kondisi kesehatan maupun kinerja perusahaan saat ini untuk dapat memprediksi
kondisi perusahaan tersebut di masa mendatang melalui analisis laporan
keuangan.Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah
satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung
pengambilan keputusan yang tepat. Model yang umum digunakan dalam
melakukan analisis laporan keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan.
Dalam menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima
aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning,
Liquidity). Aspek capital meliputi CAR, aspek assets meliputi NPL, aspek
earning meliputi NIM, dan BOPO, sedangkan aspek liquidity meliputi LDR dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
GWM. Menurut Sofyan dalam Mahardian (2008), dalam penelitiannya
diisimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk
mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Rate
Of returnEquity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset
(ROA) pada industri perbankan.
Menurut Husnan dalam Mahardian (2008) alasan dipilihnya Return On
Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja karena ROA digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak
terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang
semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila ROA
meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang
saham.Sedangkan alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank
sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatanperekonomian di sektor riil. Sektor riil
tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja
dengan baik (Prasnanugraha, 2007).
Penelitian mengenai analisis pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja
bank telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya
yaitu Yuwono dan Eko (2010), Nusantara (2009), Mahardian (2008), Ponco
(2008), serta Prasnanugraha(2007). Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
gap diantara kelima penelitian tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang
merupakan replikasi dari kelima penelitian terdahulubertujuan untuk menguji
kembali rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi kinerja perbankan umum di
Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010. Dalam
penelitian ini, pengukuran kinerja keuangan bank umum di Indonesia berdasarkan
empat dari lima aspek CAMEL, yaitu Capital meliputi Capital Adequacy Ratio
(CAR), Assets meliputi Non Performing Loan (NPL), Earning meliputiNet
Interest Margin (NIM) dan Biaya Operasi dibanding Pendapatan Operasi(BOPO),
serta Liquidity meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Yuwono dan Eko (2010), Nusantara (2009), Mahardian (2008),
Ponco (2008), serta Prasnanugraha(2007), dimana terdapat beberapa variabel-
variabel yang mempengaruhi kinerja perbankan. Selain itu, berdasarkan InfoBank
(2006), yaitu tren laba perbankan sejak tahun 1999 terus mengalami kenaikan
hingga akhir tahun 2004, dan penurunan kinerja laba perbankan terjadi pada tahun
2005. Oleh karena itu, perlu diuji kembali variabel-variabel yang mempengaruhi
kinerja perbankan umum di Indonesia tahun 2006-2010.
Berdasarkan uraiandi atas, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. ApakahCAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR berpengaruh terhadap
kinerja bank umum di Indonesia yang tercatat di BEI?
2. Manakah variabel yang paling mempengaruhi kinerja bank umum di
Indonesia yang tercatat di BEI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan CAR, NPL, NIM,
BOPO, dan LDR terhadap kinerja bank umum di Indonesia yang
tercatat di BEI.
2. Untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi kinerja bank
umum di Indonesia yang tercatat di BEI.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Emiten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan
dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan pemegang saham,
sehingga saham perusahaan terus bertahan dan mempunyai return
yang besar.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi sebagai
sumber informasi di bidang keuangan dalam pengambilan keputusan
investasi pada perusahaan perbankan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian
selanjutnya dan menambah wawasan ilmu bidang keuangan khususnya
perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.Bank dan Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998
tanggal 10 Nopember 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(Yuliani, 2007). Sedangkan menurut Suzuki dan Suminto (2011) sistem
perbankan adalah:
“Banking system is very important for the modern economy. As a financial intermediary, banks gather savings, allocate resources, and provide liquidity and payment services. Considering this vital role, it is very important to develop a sound banking system in which banks operate with good performance.” Fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu: (1)
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan; (2) menyalurkan dana
ke masyarakat dalam bentuk kredit dan (3) melancarkan transaksi
perdagangan dan peredaran uang. Dalam bidang perekonomian dan bisnis,
secara umum kegiatan perbankan meliputi: (a) menghimpun dana dari
masyarakat (funding), (b) menyalurkan dana ke masyarakat/industri (lending),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(c) memberi jasa-jasaperbankan lainnya ke masyarakat/industri (service)
(Yuliani, 2007).
Tingkat kesehatan bank diaturoleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran
Bank Indonesia nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepadasemua bank umum
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem
penilaiantingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia nomor
6/10/PBI/2004 tanggal 12April 2004 tentang sistem penilaian tingkat
kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaiantingkat kesehatan
bank secara triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan
Desember.Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat
kesehatan bank tersebut secaraberkala dan sewaktu-waktu untuk posisi
penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil
analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap
faktor-faktorpermodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas,
serta sensitivitas terhadap resiko pasar.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah
satu sumber utamaindikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan
keuangan bank yang bersangkutan.Berdasarkan laporan itu akan dapat
dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikandasar penilaian tingkat
kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkanmanajemen untuk
mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada tren jumlah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
danhubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan
akan membantumengintepretasikan berbagai hubungan kunci serta
kecenderungan yang dapat memberikandasar pertimbangan mengenai potensi
keberhasilan perusahaan dimasa mendatang (Amilia dan Winny, 2005).
2.Kinerja Keuangan Perbankan
Menurut Farid dan Siswanto dalam Prasanugraha(2007) bahwa kinerja
keuangan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai suatu perusahaan
dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan yang seefektif
dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
manajemen. Begitu pula untuk kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil
yang dicapaisuatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank
seefektif mungkin dan seefisienmungkin guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan manajemen (Desfian, 2005).
Tingkat profitabilitas yang tinggi sangat penting bagi sektor
perbankan. Pada umumnya analisis rasio profitabilitas diproksikan
denganReturn On Asset (ROA). Menurut Yuwono dan Eko (2010), ROA pada
periode tertentu merupakan indikator yang mengukur efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan laba tahun selanjutnya. Semakin besar ROA yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan, maka semakin efisien penggunaan aktiva
sehingga akan memperbesar laba padaperiode selanjutnya. Kategori penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
ROA menurut Bank Indonesia adalah di atas 1,22% (sehat), 0,99-1,22%
(cukup sehat), 0,77-0,99% (kurang sehat), dan di bawah0,77% (tidak sehat).
Pernyataan tersebut didukung pula oleh Amilia dan Winny(2005),
bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuanmanajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yangdihasilkan dari rata-rata
total asset bank yang bersangkutan. Semakin besarROA, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank sehinggakemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Labasebelum pajak adalah laba
bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak,sedangkan rata-rata total asset
adalah rata-rata volume usaha atau aktiva. Berdasarkan SE BI No 3/30DPNP
tanggal 14 Desember 2001 dalam Amilia dan Winny(2005), bahwa rumus
rasio ROA sebagai berikut:
ROA = ηeɏe �dɏdorn ²eȖeϜ (ƒɿ孽)捏e疟e1e疟e 孽/疟eo 拟��d疟X 100%
3.PengaruhCapital Adequancy Ratio (CAR) terhadap ROA
Pengertian CAR menurut Olweny (2011) adalah
“Capital adequacy refers to the sufficiency of the amount of equity to absorb any shocks that the bank may experience. The capital structure of banks is highly regulated. This is because capital plays a crucial role in reducing the number of bank failures.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Hal ini sejalan dengan pernyataan Gunsel (2007), yaitu
“The first variable is the indicator of capital adequacy, defined as the ratio of total capital equity to total assets (Capital/Asset) and the ratio of total loans to total equity (Loan/Capital). The ratio of total capital equity to total assets is expected to be negatively related to the probability of failure. The higher this ratio indicates that there is sufficient capital to absorb unexpected losses (such as unexpected customers’ defaults on loans), hence the lower the probability that bank will fails.”
Capital Adequancy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal
sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank
(Amilia dan Winny, 2005). Sementara menurut Peraturan Bank Indonesia,
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.
Sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor: 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993
besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8% sejak akhir tahun
1995, dan sejak akhir tahun 1997 CAR yang harus dicapai minimal 9%. Tetapi
karena kondisi perbankan nasional sejak akhir 1997 terpuruk yang ditandai
dengan banyaknya bank yang dilikuidasi, maka sejak Oktober tahun 1998
besarnya CAR diklasifikasikan dalam 3 kelompok. Klasifikasi bank sejak 1998
sampai 2007 dikelompokkan dalam: (1) Bank sehat dengan klasifikasi A, jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
memiliki CAR lebih dari 8%, (2) Bank Take Over (BTO) atau dalam penyehatan
oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dengan klasifikasi B, jika
bank tersebut memiliki CAR antara –25% sampai dengan 8%, (3) Bank
Beku Operasi (BBO) dengan klasifikasi C, jika memiliki CAR kurang dari
-25% (Nusantara, 2009).
Menurut Mahardian (2008), jika rasio CAR sebuah bank berada
dibawah 8% berarti bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang
mungkin timbul dari kegiatan usaha bank, sedangkan jika rasio CAR diatas
8% menunjukkan bahwa bank tersebut semakin solvable. Dengan semakin
meningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akan
berpengaruh pada meningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugian yang
ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki banktersebut.
Berdasarkan SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001 dalam Amilia
dan Winny(2005), bahwa rumus rasio CAR yaitu :
CAR = Ǻ/ΪeoɿeĖϜ孽/疟eo拟孽Ǻ捏X 100%
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amilia danWinny (2005)
menyatakan bahwa rasio CAR mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kondisi bank bermasalah dan pengaruhnya negatif artinya semakin rendah
rasio CAR, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Didukung pula oleh penelitian yang dilakukan Achmad et al dalam Mahardian
(2008) menunjukkanbahwa CAR sangat berpengaruh terhadapkebangkrutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
bank. Besar kecilnya modal yang dimiliki sebuah bank dapatdigunakan untuk
memprediksi apakah bank tersebut akan mengalamikebangkrutan atau tidak
pada masa yang akan datang. Jika disusun suatu logika dengan tercukupinya
permodalan bank, maka bank tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga
mampu meningkatkan laba bank. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Achmad et al, (2003)bahwa besarnya CARsecara tidak langsung
mempengaruhi ROA karena labamerupakan komponen pembentuk rasio
ROA, jadisemakin besar CAR akan berpengaruh kepadasemakin
besarnyaROA bank tersebut (Mahardian, 2008). Selain itu, menurut
Mahardian (2008) bahwa semakin besar CAR, maka ROA juga akan semakin
besar, dalam hal inikinerja keuangan bank menjadi semakin meningkat atau
membaik.
4.Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap ROA
Menurut Yuwono dan Eko (2010) bahwa kualitas aktiva produksi
merupakan indikator untuk mengukur kemampuan bank dalam operasinya
untuk mengoptimalkan aktiva yang dimiliki dalam rangka memperoleh laba.
Kualitas aktiva produktif adalah penanaman modal bank dalam bentuk rupiah
maupun valuta asing dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai
dengan fungsinya, seperti pemberian kredit, kepemilikan surat-surat berharga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
serta penempatan dana kepada bank lain. Kualitas aktiva dapat diproksikan
dengan NPL.
NPL adalah sebuah rasio yang menggambarkan tingkat pengembalian
kredit yang diberikan kepada bank, atau dengan kata lain NPL merupakan
tingkat kredit macet pada bank tersebut akibat dari kesulitan pelunasan
pinjaman (Yuwono dan Eko, 2010). Jika semakin rendah NPL, maka bank
tersebut akan semakin mengalami keuntungan, akan tetapi jika semakin tinggi
NPL, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar dan kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakinh besar.Berdasarkan SE BI No 3/30DPNP tanggal
14 Desember 2001 dalam Amilia dan Winny(2005), bahwa rumus rasio NPL
yaitu:
NPL = Ʒ1dΪ=疟 ɏd1ne�eoe%孽/疟eo Ϝ1dΪ=疟 X 100%
Tingkat NPL perbankan selama tahun 2005-2007 berkisar 5,1-9,5%.
Padahal, tingkat NPL yang diisyaratkan Bank Indonesia sebesar 5%.
Tingginya risiko kredit telah menyebabkan tingkat profitabilitas bank
cenderung turun dan stagnan. Pernyataan tersebut didukung oleh Mabruroh
(2004), yaitu NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin
tinggi NPL maka semakin menurun kinerja atau profitabilitas perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap ROA
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satu proksi
dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat
diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku
bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut yang
merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya
bunga pinjaman. Di dalam dunia perbankan dinamakan NIM. Rasio ini
digunakan untuk mengukurkemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersihdiperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban
bunga (Mahardian, 2008).
Rasio inimenunjukkan kemampuan bank dalam memperolah
pendapatanoperasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk
pinjaman. Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank
dalampenempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Standar yang
ditetapkanBank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakinbesar
NIM suatu perusahaan, maka semakin besarpula ROA perusahaan tersebut,
yang berarti kinerjakeuangan tersebut semakin membaik atau meningkat.
Begitu juga dengansebaliknya, jika NIM semakin kecil, ROA juga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebutsemakin
menurun(Mahardian, 2008).Berdasarkan SE BI No 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001 dalam Amilia dan Winny (2005), bahwa rasio NIM sebagai
berikut :
NIM = ˍdĖΪe²e疟eĖ ɏrĖ扭e ɏd1�=%拟Ϝ疟=懦e ²1/ΪrϜ疟=牛 X 100%
6. Pengaruh BOPO terhadap ROA
Menurut Amilia dan Winny (2005), bahwa rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga
dan total beban operasionallainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatanbunga dan total pendapatan operasional
lainnya. Berdasarkan SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001 dalam
Amilia dan Winny (2005), bahwa rumus rasio BOPO sebagai berikut :
BOPO = ɿ=e哦e/²d1e�=/ĖeoˍdĖΪe²e疟eĖ/²d1e�=/ĖeoX 100%
Dalam SE Intern BI (2004) dalam Mahardian (2008), rasio BOPO
yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatanoperasionalnya
yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurangefisien dalam
mengelola usahanya.Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio
BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga
mendekati angka 100% maka banktersebut dapat dikategorikan tidak efisien
dalam menjalankan operasinya (Mahardian,2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005), menyimpulkan
bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja bank yang
diproksikandengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
perbandingantotal biaya operasional dengan pendapatan operasional akan
berakibat turunnya ROA. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
yangdilakukan oleh Sarifudin dalam Mahardian (2008), yang meneliti tentang
faktor-faktor yangmempengaruhi perubahan Laba perbankan yang listed di
BEJ periode 2000-2002 dan Suyono (2005) yang meneliti tentang analisis
rasio-rasiobank yang berpengaruh terhadap ROA, dimana dalam penelitian
merekamenunjukkan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap
ROA (Mahardian, 2008).
7.Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap ROA
Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditassuatu bank dengan cara
membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bankterhadap dana pihak ketiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahkemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatubank dalam kondisi bermasalah
akan semakin besar. Kredit yang diberikantidak termasuk kredit kepada bank
lain, sedangkan untuk dana pihak ketigaadalah giro, tabungan, simpanan
berjangka dan sertifikat deposito (Yuliani, 2007). Berdasarkan SE BI
No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember2001 dalam Amilia dan Winny (2005),
rumus rasio LDR yaitu:
LDR = 孽/疟eo Ϝ1dΪ=疟孽/疟eo ΪeĖe ²=%eϜ Ϝd疟=扭eX 100%
Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80%
hingga 110%. Jika angkarasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah
80% (misalkan 60%),maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya
dapat menyalurkansebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun.
Fungsiutama dari bank adalah sebagai intermediasi antara pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasioLDR
60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkankepada
pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa banktersebut
tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Begitu pula sebaliknya, jika
rasioLDR bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit yang
diberikanbank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana
yangdihimpun dari masyarakat sedikit, maka dalam hal ini bank juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dapatdikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak
intermediasidengan baik(Mahardian, 2008).
Menurut Mahardian (2008), bahwa semakin tinggi LDR menunjukkan
semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR
menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Jika
rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh BI, maka laba yang
diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat. Dengan meningkatnya laba,
maka ROA juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen
pembentuk ROA.
Menurut Mahardian (2008), penelitian yang dilakukan oleh Suyono
(2005) menyatakan bahwa LDR berpengaruh signifikanpositif terhadap ROA.
Hal ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Usman (2003),
yaituLDR berpengaruh positif terhadap laba bank, dimana laba merupakan
komponen pembentuk ROA. Haryati (2001) menyatakanbahwa tingkat
likuiditas bank mempunyai pengaruh terhadap kinerjakeuangan yang
diproksikan dengan ROA. Sugiantoet al(2002), menyatakan bahwaLDR dapat
digunakansebagai indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
8. Penelitian terdahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berdasarkan hasil penelitian analisis capital, assets quality, earning,
dan liquidity sebagai alat untuk memprediksi kinerja keuangan BPR oleh
Yuwono dan Eko (2010), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yakni CAR,
NPL, ROA, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan
untuk memprediksi kinerja keuangan pada tahun berikutnya.
b. CAR dan LDR tidak berpengaruh signifikan untuk memprediksi
kinerja keuangan pada tahun berikutnya.
c. NPL dan ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan untuk
memprediksi kinerja keuangan pada tahun berikutnya.
Hasil penelitian dari Nusantara (2009) menunjukkan bahwa rasio-rasio
keuangan bank untuk kategori bank go publik (terutama NPL, CAR, LDR,
dan BOPO) mampu memprediksi ROA pada bank go publik di Indonesia
periode 2005–2007. Sedangkan untuk kategori bank non go publik hanya
LDR yang mampu memprediksi ROA. Sisi positif dari hasil penelitian ini
adalah menyebutkan variabel NPL, CAR, LDR, dan BOPO ke dalam model
regresi untuk memprediksi ROA. dimana hasil penelitian ini menegaskan
bahwa variabel NPL, CAR, LDR, dan BOPO mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap ROA. Sementara hanya LDR yang mampu memprediksi
ROA baik untuk kategori bank go publik maupun bank non go publik.
Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwamanajemen bank go
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
publik berturut-turut perlu memperhatikan besarnyaNPL yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap ROA kemudian CAR, BOPO, dan LDR.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008) meneliti bagaimana
pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadapROA sebagai proksi dari
kinerja keuangan perbankan yangtercatat di BEJ. Berdasarkan hasil analisis
regresi berganda menunjukkan bahwa:
a. CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini membuktikan
bahwa peran kecukupanmodal bank dalam menjalankan usaha pokoknya
sangat diperlukan. Dengan meningkatnya laba,maka akan berdampak
juga pada meningkatnya kinerja keuangan banktersebut.
b. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Semakin tinggi
rasio BOPO maka dapat dikatakan kegiatan operasional yang
dilakukan bank tersebut tidak efisien, begitu pula sebaliknya. Bila
semua kegiatan yang dilakukanbank berjalan secara efisien, maka laba
yang akan didapat juga semakinbesar yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja keuangan banktersebut.
c. NPL pada penelitian ini secara statistik tidakberpengaruh terhadap
ROA. Jadi berapapun nilai rasioNPL tidak mempengaruhi besar
kecilnyarasio ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peranbank
dalam menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi tidakberjalan
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d. NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti
kemampuan bank dalam memperoleh labadari bunga berpengaruh
terhadap baik buruknya kinerja keuangan banktersebut. Jika dalam
perolehan rasio NIM bank meningkat, maka kinerjakeuangan bank
tersebut juga akan meningkat.
e. LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Dengan demikian
tingkat likuiditas suatu bankberpengaruh terhadap kinerja keuangan bank.
Semakin optimal tingkatlikuiditas bank tersebut, maka dana pihak ketiga
yang disalurkan dalambentuk kredit semakin besar,sehinggakinerja
keuangan bank akan meningkat.
Hasil penelitian Ponco (2008) yang meneliti pengaruh CAR, NPL,
BOPO, NIM,LDR terhadap ROA pada perusahaan perbankan, menyatakan
bahwa:
a. CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yangdiperoleh bank
akan semakin besar.
b. NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikanterhadap ROA.
c. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadapROA. Sehingga
semakin besar BOPO, maka akan semakin kecil ataumenurun kinerja
keuangan perbankan.
d. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sehingga
semakin besar perubahan NIM suatu bank, maka semakin besar pula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
profitabilitas bank(ROA) yang diperoleh bank tersebut, yang berarti
kinerja keuangantersebut semakin membaik atau meningkat.
e. LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan hasil penelitiananalisis pengaruh rasio-rasio keuangan
terhadap kinerja bank umum di Indonesia yang dilakukan oleh Prasnanugraha
(2007), dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan nilai R square sebesar 0,869. Hal ini berarti 86,9 % ROA
dipengaruhi olehkeenam variabel bebas CAR, NPL, LDR, BOPO dan
NIM.
b. Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 158,074 dengan P
value sebesar 0,000.Hal ini berarti P value kurang dari 0,05 yang
menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL,LDR, BOPO dan NIM secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadapROA.
c. Variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA dilihat
dari nilai t hitung sebesar -1,878 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,063 yang berarti P value lebih dari 0,05.
d. Variabel NPL secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari
nilai t hitung sebesar9,531 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
yang berarti P value kurang dari 0,05.Berdasarkan persamaan regresi
terlihat bahwa koefisien untuk variabel NPL ini bernilaipositif, hal ini
terjadi karena rata-rata nilai NPL bank-bank yang beroperasi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tahun 2005sebesar 4,1407% masih dalam batas maksimum NPL yang
disyaratkan oleh Bank Indonesiayaitu sebesar 5%.
e. Variabel LDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA dilihat
dari nilai t hitungsebesar 0,544 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,587 yang berarti P value lebih dari0,05.
f. Variabel BOPO secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari
nilai t hitung sebesar -22,297 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
yang berarti P value kurang dari 0,05.Berdasarkan persamaan regresi
terlihat bahwa koefisien untuk variabel BOPO ini bernilainegatif,
sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel
BOPOterhadap ROA adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti
bahwa semakin tinggi nilaiBOPO perusahaan maka mengakibatkan
semakin rendah ROA perusahaan tersebut.
g. Variabel NIM secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari
nilai t hitung sebesar9,860 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
yang berarti P value kurang dari 0,05.Berdasarkan persamaan regresi
terlihat bahwa koefisien untuk variabel NIM ini bernilaipositif,
sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel
NIM terhadapROA adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa
semakin tinggi nilai NIMperusahaan maka mengakibatkan semakin
rendah ROA perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perbankan dengan
menggunakan rasio-rasio keuanganCAMEL seperti yangtelah digunakan oleh
beberapa peneliti terdahulu. Pada penelitian ini kinerja suatuperusahaan diukur dari
seberapa besar perusahaan tersebut mendatangkan profitabilitas. Ukuran profitabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, karena semakin besar ROA
menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return)
semakin besar.
Dalam penelitian ini, CAR yang dijadikan sebagai proksi variabel permodalan
mempunyai hubungan positif terhadapkinerja perbankan yang diproksikan dengan
ROA bank tersebut. Semakin besar rasio CAR suatu bank, maka akanmeningkatkan
ROA sehingga akan meningkatkan kinerja perbankan, begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya variabel efisiensi operasi yang diproksikan dengan rasio BOPO
berpengaruh negatif terhadap variabel kinerja perbankan yang diproksikandengan
ROA. Semakin besar BOPO akan berakibat pada turunnya ROA, sehingga kinerja
perbankan menurun, begitu pula sebaliknya.
NPL dijadikan sebagai proksi risiko kredit pada perbankan yang berpengaruh
negatif terhadap kinerjaperbankan yang diproksikan dengan ROA. Jika NPL naik,
maka ROA akan menurun,begitu juga sebaliknya. Risiko pasar yangdiproksikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan NIM berpengaruh positif dengan kinerja perbankan. Semakin besar NIM
akanmeningkatkan ROA sehingga kinerjaperbankan juga akan semakin meningkat,
begitu pula sebaliknya. LDR digunakan sebagai proksi faktor likuiditas suatu bank.
LDR mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perbankan yangdiproksikan
dengan ROA. Jadi semakin tinggi rasio LDR, maka semakin tinggi pula ROA, begitu
pula sebaliknya.
Berdasarkan tujuan penelitian dan uraian tinjauan pustaka di atas, maka alur
kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
CAR
H1 (+)
\ H2(-)
H3(+)
H4(-)
H5(+)
Sumber: Konsep penelitian yang diolah
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Non Performing Loan (NPL)
Net Interest Margin (NIM)
Efisiensi Operasi (BOPO)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Kinerja Perbankan (ROA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. Hipotesis
1. Pengaruh CAR terhadap ROA
CARadalah suatu rasio yang menunjukkankemampuan permodalan suatu
bank untuk mampumenyerap risiko kegagalan kredit yang terjadi sehingga
semakintinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin sehatbegitu
juga dengan sebaliknya.CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin besar
CAR maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba, karena dengan
modal yang besar, maka manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya
kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan (Nusantara, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dari Nusantara (2009) yang menunjukkanvariabel
NPL, CAR, LDR, dan BOPO ke dalam model regresi untuk memprediksi ROA,
dimana hasil penelitian ini menegaskan bahwa variabel CAR mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROA. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Pandu
Mahardian (2008) dan Ponco (2008) meneliti bagaimana pengaruh CAR, BOPO, NPL,
NIM, dan LDR terhadapROA sebagai proksi dari kinerja keuangan perbankan
yangtercatat di BEJ menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap
ROA. Dari penjelasan tersebut, secara umum hipotesis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H1: CAR berpengaruh positif terhadap ROA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2.Pengaruh NPL terhadap ROA
Risiko dalam peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi
terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian bank. Salah satu risiko
usaha bank menurut peraturan Bank Indonesia adalah risiko kredit, yang didefinisikan
sebagai akibat kegagalan memenuhi kewajiban.Oleh karena itu, manajemen perlu
meminimalisir risiko yang mungkin terjadi melalui pengukuran risiko. Pengukuran
risiko tersebut sangat berhubungan dengan pengukuran return, karena bank
menghadapi risiko yang mungkin timbul dalam rangka mendapatkan suatu return
tertentu.Pada penelitian ini proksi yang digunakan untuk menilai risiko adalah Non
Performing Loan (NPL).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuwono dan Eko (2010) bahwa
rasio NPL berpengaruh signifikan untuk memperediksi kinerja keuangan pada tahun
berikutnya. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi dalam
Mahardian (2008) menyimpulkan bahwa NPL secara signifikan berpengaruh negatif
terhadapROA. Sehingga jika semakin besar NPL, akanmengakibatkan menurunnya
ROA, yang juga berarti kinerjakeuangan bank yang menurun. Begitu pula sebaliknya,
jika NPL turun, maka ROA akan semakinmeningkat sehingga kinerja keuangan bank
dapat dikatakan semakin baik.Didukung pula oleh penelitian yang dilakukan
Prasnanugraha (2007) yang menyebutkan bahwa variabel NPL berpengaruh terhadap
ROA. Dari penjelasan tersebut, secara umum dapat dirumuskanhipotesis sebagai
berikut :
H2 : NPL berpengaruhnegatif terhadap ROA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3.Pengaruh NIM terhadap ROA
Berdasarkan ketentuan peraturan BI No.5/2003, salah satuproksi dari risiko
pasar adalah suku bunga, yang dapat diukur dengan selisih antara suku bunga
pendanaandengan suku bunga pinjaman diberikan. Didalam dunia perbankan
dinamakanNIM. NIM digunakan untuk mengukurkemampuan manajemen bank
dalam mengelola aktiva produktifnya untukmenghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva
produktif dalam bentuk kredit (Mahardian, 2008). Standar yang ditetapkanBank
Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakinbesar NIM suatu perusahaan,
maka semakin besarpula ROA perusahaan tersebut yang berarti kinerja keuangan
tersebut semakin meningkat, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian analisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
kinerja bank umum di Indonesia yang dilakukan oleh Prasnanugraha (2007)
menunjukkan bahwa NIM secara parsial berpengaruh terhadap ROA. Didukung pula
oleh penelitian Mahardian (2008) dan Ponco (2008) yang menunjukkan bahwa NIM
berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sehingga semakin besar perubahan
NIM suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank(ROA) yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
bank tersebut yang berarti kinerja keuangantersebut semakin meningkat.Dengan
demikian, secara umum hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut:
H3 : NIM berpengaruh positif terhadap ROA.
4.Pengaruh BOPO terhadap ROA
Efisiensi operasi di bidang perbankan bertujuan untuk mengetahui apakah
bank dalam operasinya dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan
manajemen dan pemegang saham, dimana efisiensi tersebut berpengaruh terhadap
kinerja bank.Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur
denganmembandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atauyang
sering disebut BOPO.
Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukurkemampuan pendapatan
operasional dalam menutup biaya operasional.Rasio yang semakin meningkat
mencerminkan kurangnya kemampuanbank dalam menekan biaya operasional dan
meningkatkan pendapatanoperasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena
bank kurangefisien dalam mengelola usahanya(SE. Intern BI, 2004, dalam
Mahardian, 2008). Bank Indonesiamenetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO
adalah dibawah 90%, karenajika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka
100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan
operasinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008) meneliti
bagaimana pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadapROA sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
proksi dari kinerja keuangan perbankan yangtercatat di BEJ menunjukkan bahwa
BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Didukung pula oleh penelitian
yang dilakukan oleh Nusantara (2009) bahwa BOPO mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap ROA. Penelitian lain mengenai pengaruh BOPO terhadap ROA
dilakukan oleh Ponco (2008) dan Prasnanugraha (2007), yang menyebutkan bahwa
variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA, sehingga semakin
besar BOPO maka akan semakin kecil ataumenurun kinerja keuangan perbankan.
Begitu juga sebaliknya, jika BOPOsemakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan suatuperusahaan (perbankan) semakin meningkat atau
membaik.Dengan demikian, secara umum hipotesis dapat disimpulkan sebagai
berikut:
H4 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
5.Pengaruh LDR terhadap ROA
LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya danayang
ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yangdikumpulkan oleh bank.
Semakin tinggi LDRmenunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya
semakinrendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam
menyalurkankredit. Semakin tinggi LDR, maka semakin tinggi dana yang disalurkan
kedana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar makaROA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
bank akan semakin meningkat. Oleh karena itu, LDRberpengaruh positif terhadap
ROA Gelos dalam Nusantara (2009).
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008) meneliti
bagaimana pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadapROA sebagai
proksi dari kinerja keuangan perbankan yangtercatat di BEJ menunjukkan bahwa
LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Selain itu, berdasarkan penelitian
dari Nusantara (2009) yang menunjukkan variabel NPL, CAR, LDR, dan BOPO ke
dalam model regresi untuk memprediksi ROA. dimana hasil penelitian ini
menegaskan bahwa variabel LDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
ROA. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ponco (2008)menyebutkan bahwa LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dengan meningkatnyalaba, maka
ROA juga akan meningkat karena labamerupakan komponen yang membentuk ROA.
Dengan demikian, hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut:
H5 : LDR berpengaruh positifterhadap ROA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tipe Penyelidikan
Tipe penyelidikan hubungan variabel dalam penelitian ini adalah
hubungan sebab-akibat (kausal), yaitu penelitian yang menunjukkan arah
hubungan antara variabel bebas (independen)dengan variabel terikat
(dependen). Dalam penelitian ini variabel dependen-nya adalah kinerja
keuangan diproksikan oleh rasio ROA yang dipengaruhi oleh variabel
independen (CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR).
2. Unit Analisis
Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam
penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena
mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Unit analisis
penelitian ini adalah tingkat organisasi, yaitu data yang diperoleh berasal dari
laporan keuangan perusahaan perbankan go public yang listed di BEI.
3. Horison Waktu
Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada waktu tertentu (satu
titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa waktu yang
relatif lebih lama tergantung pada karakteristik masalah yang akan dijawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Penelitian ini merupakan studi antar waktu (time series), yaitu data penelitian
yang dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa waktu yang relatif lebih
lama.
B.Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,
kejadian, atau hal minatyang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121).
Populasi keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun
perhitungan, kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kelompok yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaanperbankango public yang listed di BEIperiode 2006-2010 yang
berjumlah 143 perusahaan perbankan.
2. Sampel
Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi.Sampel terdiri atas
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan mempelajari sampel,
peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan
terhadap populasi penelitian (Sekaran, 2006:123). Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 141 perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria dalam
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah
elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi
(Sekaran, 2006:123). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai
dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk
memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan perbankan go public yang listed di BEI periode 2006–2010.
b. Tersedia data laporan keuangan lengkap akhir tahunperiode 2006-2010.
C.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel dependen (Y), yaitu variabel yang nilainyadipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalampenelitian ini adalah
variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA.Data ROA diperoleh
dari laporan keuangan.
2. Variabel independen (X) yaitu variabel yang menjadi sebabterjadinya
atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabelindependen dalam
penelitian ini adalah CAR, NPL, NIM, BOPO, serta LDR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a. CAR adalah rasio antara modal sendiri terhadap
aktivatertimbang menurut risiko.
b. Rasio kredit diproksikan dengan NPL yang merupakan rasio
antara kredit bermasalah terhadap kredityang disalurkan.
c. NIM digunakan sebagai proksi dari rasio pasar. NIM
merupakan perbandingan antarapendapatan bunga bersih
terhadap rata-rata aktiva produktifnya.
d. BOPO adalah rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan
operasi.
e. LDR digunakan sebagai proksi dari rasio likuiditas yang
merupakan rasio antara kredit yang diberikan terhadap
totalpihak ketiga.
Ringkasan pengukuran variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel III.
1 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel III. 1 Ringkasan Pengukuran Variabel
No. Variabel Pengukuran Skala
1. ROA ROA = ηeɏe �dɏdorn ²eȖeϜ (ƒɿ孽)捏e疟e1e疟e 孽/疟eo 拟��d疟X 100% Rasio
2. CAR CAR = Ǻ/ΪeoɿeĖϜ孽/疟eo拟孽Ǻ捏X 100% Rasio
3. NPL NPL = Ʒ1dΪ=疟 ɏd1ne�eoe%孽/疟eo Ϝ1dΪ=疟 X 100% Rasio
4. NIM NIM =
ˍdĖΪe²e疟eĖ ɏrĖ扭e ɏd1�=%拟Ϝ疟=懦e ²1/ΪrϜ疟=牛 X 100% Rasio
5. BOPO BOPO =
ɿ=e哦e/²d1e�=/ĖeoˍdĖΪe²e疟eĖ/²d1e�=/ĖeoX 100% Rasio
6. LDR LDR =
孽/疟eo Ϝ1dΪ=疟孽/疟eo ΪeĖe ²=%eϜ Ϝd疟=扭eX 100% Rasio
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia, 2004
D. Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa rasio keuangan bank umumgo public yang listed di BEI. Data perusahaan
perbankan go public diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory).
Sedangkan rasio keuangannya diperoleh dari laporan keuangan akhir tahun periode
2006-2010 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
E. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
1.1 Uji Outlier Data
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi lainnya. Outlier dalam
bentuk ekstrim dapat muncul dalam suatu variabel tunggal (univariate
outlier) maupun dalam kombinasi beberapa variabel (multivariate outlier).
Identifikasi adanya univariate outlier dilakukan dengan cara
mengkonversi skor masing-masing data penelitian ke dalam standar score
atau z-score yang mempunyai rata-rata nol dan standar deviasi sebesar
satu. Pedoman evaluasi untuk sampel besar (diatas 80 observasi) adalah
bahwa nilai ambang batas dari z-score berada pada rentang 3-4. Oleh
karena itu observasi-observasi yang mempunyai z-score ≥ 4 maka akan
dikategorikan sebagai univariate outlier (Hair et al, 2006: 75).
1.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan fenomena atau karakteristik dari
data melalui karakteristik distribusinya. Statistik deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan tentang ringkasan data penelitian seperti mean,
standar deviasi, minimum, serta maximum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sebagai
dasar bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Apabila data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal merupakan model
regresi yang baik, begitu pula sebaliknya.Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006: 147). Dalam penelitian ini
digunakan dua analisis, yaitu analisis grafik dan statistik.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati normal.
b. Analisis Statistik
Deteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik
melaluiKolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis:
Ho = Data residual terdistribusi normal
Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagaiberikut:
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik,
maka Ho ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik, maka
Ho diterima, yang berarti data terdistibusi normal.
1.4 Uji Asumsi Klasik
1.4.1 Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2006: 95), uji ini bertujuan menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari
Tolerance Value atau VarianceInflation Factor (VIF), yaitu:
a. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1.4.2 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006: 99), uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan penggangu padaperiode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah bebas autokorelasi.
Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik
melalui uji Durbin-Watson (DW test), yaitu:
a. Jika nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada
autokorelasi.
b. Jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower
bound (dl) maka koefisien autokorelasi >0, berarti ada
autokorelasi positif.
c. Jika nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien
autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Jika nilai DW terletak antara du dan dl atau antara (4-du) dan
(4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Uji autokorelasi dapat pula menggunakanRuns Test.
Pengujiandilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel
Runs test. Suatu data dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika
memiliki nilai signifikansi diatas 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006: 125), uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain
tetap,maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas.
Pengujian heteroskedasitas dalam penelitian ini dengan uji
Park dan grafik plot. Grafik plot dengan melihat nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized.
Dasar analisis yaitu jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Pengujian heteroskedastisitas dengan uji Park mengasumsikan
bahwa variance (s²) merupakan fungsi dari variabel-variabel
independen yang dinyatakan dalampersamaan berikut:
σ²i = α Xiβ
Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma
sehingga menjadi:
Lnσ²i = α + β LnXi +vi
Karena s²i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan
menggunakan residual Ut sebagai proksi, sehingga persamaan
menjadi:
LnU²i = α + β LnXi +vi
Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi
tersebut signifkan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa
dalam data model empiris yang diestimasi terdapat
heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak
signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada
data model tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2006: 128).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Uji Hipotesis
2.1 Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier
bergandadengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +b5X5 + e…............….... (1)
dimana:
Y = Return On Asset (ROA) perbankan di BEI
a = konstanta
X1 = Capital AdequacyRatio (CAR)
X2 = Non Performing Loan (NPL)
X3 = Net Interest Margin (NIM)
X4 = Biaya Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO)
X5 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
b1, …, bn = Koefisien regresi
e = error term
Nilai koefisien regresi bersifat fundamental method. Hal iniberarti jika
koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadipengaruh
searah antara variabel independen dengan variabel dependen,setiap
kenaikan nilai variabel independen yang mengakibatkan kenaikan variabel
dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai bbernilai negatif
(-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimanakenaikan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
variabel independen yang mengakibatkan penurunan nilaivariabel
dependen.
2.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis secara statistik dapatdiukur dari koefisien
determinansi (R2), nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan
statistik disebut signifikan apabila uji nilai statistiknya berada dalam
daerah dimana Hoditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji
nilai statistiknyaberada dalam daerah dimana Ho diterima.
2.2.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinansi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006: 87).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2.2.2 Uji Statistik F
Menurut Ghozali (2006: 88), uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji signifikansi pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, dan
LDRterhadap ROA secara simultan, yaitu:
a. Merumuskan Hipotesis (Ha)
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan.
b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05).
Ha akan diterima jika probabilitas (α) < 0,05.
c. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
· Jika Fhitung < Ftabel, variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
· Jika Fhitung> Ftabel, variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Menentukan nilai koefisien determinasi yang menunjukkan
seberapa besar variabel independen pada model mampu
menjelaskan variabel dependennya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2.2.3 Uji Statistik t
Menurut Ghozali (2006: 88), uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh rasiokeuangan terhadap kinerja perbankan di BEI, yaitu
menguji hipotesis H1, H2,H3, H4, dan H5 sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis (Ha)
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Ha akan
diterima jika (α) < 0,05.
c. Membandingkan thitung dengan ttabel.
· Bila –ttabel < -thitung dan thitung< ttabel, variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
· Bila thitung> ttabel dan –thitung> -ttabel, variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Menentukan variabel independen mana yang paling
berpengaruh terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat
dilihat dari koefisien regresinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kualitas Data
1. Uji Outlier Data
Penelitian ini diawali dengan uji kualitas data, yang meliputi uji
outlier data, analisis deskriptif, uji normalitas dan uji asumsi klasik. Outlier
adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat
sangat berbeda jauh dari observasi lainnya. Outlier dalam bentuk ekstrim
dapat muncul dalam suatu variabel tunggal (univariate outlier) maupun dalam
kombinasi beberapa variabel (multivariate outlier). Identifikasi adanya
univariate outlier dilakukan dengan cara mengkonversi skor masing-masing
data penelitian ke dalam standar score atau z-score yang mempunyai rata-rata
nol dan standar deviasi sebesar satu. Pedoman evaluasi untuk sampel besar
(diatas 80 observasi) adalah bahwa nilai ambang batas dari z-score berada
pada rentang 3-4. Oleh karena itu observasi-observasi yang mempunyai z-
score ≥ 4 maka akan dikategorikan sebagai univariate outlier (Hair et al,
2006: 75). Untuk mengidentifikasi univariate outlier dilakukan dengan
bantuan program SPSS 11.5 for Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel IV.1 Descriptive Statistics
Sumber: Data diolah (2012)
Dari tabel IV.1 nampak bahwa semua nilai yang telah distandardisir
dalam bentuk z-score mempunyai rata-rata sama dengan nol dengan standar
deviasi sebesar satu. Dari hasil komputasi terlihat bahwa ada beberapa kasus
yang mempunyai nilai z-score yang ≥ 4. Tabel distribusi frekuensi menjukkan
bahwa terdapat 1 kasus dalam variabel CAR, 2 kasus variabel NPL, dan 3
kasus varibel BOPO yang dikategorikan sebagai outliers karena memiliki nilai
z-score ≥ 4, namun kasus tersebut tidak perlu dikeluarkan. Hal ini dikarenakan
dalam analisis penelitian, apabila tidak terdapat alasan khusus untuk
mengeluarkan kasus yang mengindikasikan adanya outliers, maka kasus
tersebut harus tetap diikutsertakan dalam analisis selanjutnya (Ferdinand,
2005:153).
Descriptive Statistics
141 -1.48060 4.21898 .0000000 1.00000000
141 -1.83267 5.06138 .0000000 1.00000000
141 -2.22435 3.61256 .0000000 1.00000000
141 -1.63075 5.59198 .0000000 1.00000000
141 -3.08971 2.16764 .0000000 1.00000000
141 -6.86287 2.19366 .0000000 1.00000000
141
Zscore(CAR)
Zscore(NPL)
Zscore(NIM)
Zscore(BOPO)
Zscore(LDR)
Zscore(ROA)
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Analisis Deskriptif
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan go public yang listed di BEI periode 2006-2010 yang berjumlah
143 perusahaan perbankan. Berdasarkan data yang diambil secara purposive
samplingbaik itu berasal dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
maupun laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, maka
didapatkan 141 sampel yang memenuhi kriteria untuk penelitian ini. Data
yang digunakan adalah data laporan akhir tahun periode tahun 2006-2010.
Uji deskriptif merupakan pengujian terhadap nilai maximum,
minimum, rata-rata, maupun standar deviasi dari variabel. Perhitungan untuk
seluruh analisis menggunakan program SPSS 11.5 for Windows. Di bawah ini
adalah tabel hasil uji deskriptif, yaitu
Tabel IV.2 Hasil Uji Deskriptif
Sumber: Data diolah, 2012
Descriptive Statistics
141 8.020000 46.790000 18.09142 6.802257985
141 -3.390000 18.390000 2.399858 3.159248551
141 .760000 13.970000 5.794113 2.263180780
141 64.310000 165.7600 87.21539 14.045931923
141 21.350000 108.4200 72.52050 16.561570807
141 -12.9000 6.140000 1.528156 2.102350250
141
CAR
NPL
NIM
BOPO
LDR
ROA
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari tabel IV.2 menunjukkan bahwa CAR memiliki nilai rata-rata
sebesar 18,09%. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode
penelitian rata-rata CAR perusahaan perbankan yang tercatat di BEI sudah
memenuhi standart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal 8%.
Sehingga dapat disimpulkan rasio kecukupan modal yang dimiliki perbankan
yang tercatat di BEI dapat dikatakan tinggi. Sedangkan standart deviasi
sebesar 6,80, lebih kecil jika dibandingkan nilai rata-rata sebesar 18,09.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada CARrelatif
baik. Sedangkan nilai maksimum dan minimum masing-masing sebesar 46,79
dan 8,02.
Rasio NPL menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,39% dan standar
deviasi pada posisi 3,16 yang mengindikasikan bahwa secara statistik selama
periode penelitian, tingkat NPL perbankan yang tercatat di BEI masih berada
di bawah standart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu maksimal 5%.
Sementara untuk standart deviasi sebesar 3,16hampir sama dengan nilai rata-
rata, sehingga akan didapatkan tingkat keakuratan yang cukup baik.
Sedangkan nilai maksimum dan minimum masing-masing adalah 18,39 dan -
3,39.
Rasio NIM diperoleh rata-rata 5,79%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara statistik selama periodepenelitian, tingkat NIM perbankan yang
tercatat di BEI mendekati standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
minimal 6%. Sementara untuk nilai standart deviasi sebesar 2,26lebih kecil
jika dibandingkan dengan nilai rata-rata sebesar 5,79. Dengan demikian
simpangan data rasioNIM pada penelitian ini dapat dikatakan baik. Sedangkan
untuk nilai maksimum dan minimum masing-masing sebesar 13,97 dan 0,76.
Rasio BOPO memiliki nilai rata-rata 87,21%, maka dapat disimpulkan
bahwa secara statistik selama periode penelitian tingkat efisiensi operasi
perbankan yang tercatat di BEI tergolong efisien. Hal ini dikarenakanBank
Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%,
karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100%, maka
bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya
(Mahardian,2008). Sedangkan standar deviasi sebesar 14,04 lebih kecil dari
nilai rata-rata, maka disimpulkan bahwa simpangan data rasio BOPO pada
penelitian ini relatif baik. Nilai maksimum dan minimum masing-masing
sebesar 165,76 dan 64,31.
Rasio LDR diperoleh rata-rata 72,52% dapat disimpulkanbahwa
tingkat likuiditas yang dicapai perbankan yang tercatat di BEI masih berada di
bawahstandart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 80%-110%. Jika angka
rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80%, maka dapat
disimpulkan bahwa bank tersebut belumdapat menjalankan fungsi utamanya
yaitu sebagai intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
yang kekurangan dana. Untuk standar deviasi sebesar 16, 56 lebih kecil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
nilai rata-rata sebesar 72,52, hal ini menunjukkan simpangan data rasio LDR
pada penelitian ini relatif baik. Nilai maksimum dan minimum masing-masing
sebesar 108,42 dan 21,35.
Nilai rata-rata rasio ROA sebesar 1,53%. Kategori penilaian ROA
menurut Bank Indonesia adalah di atas 1,22% (sehat), 0,99-1,22% (cukup
sehat), 0,77-0,99% (kurang sehat), dan < 0,77% (tidak sehat). Dengan
demikian secara statistik menunjukkan bahwa selama periode penelitian
tingkat perolehan laba perbankan yang tercatat di BEI terhadap asetnya
temasuk dalam kategori sehat karena sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
Bank Indonesia.Sementara standar deviasi sebesar 2,10 nilainya lebih besar
daripada nilai rata-rata sebesar 1,53, hal ini menunjukkan simpangan data
rasio ROA pada penelitian ini relatif baik. Nilai maksimum dan minimum
masing-masing sebesar 6,14 dan -12,90.
3. Uji Normalitas
Tahap kedua adalah uji normalitas data, hal ini penting untuk
mengetahui residual berdistribusi secara normal. Untuk mengetahui data
berdistribusi secara normal digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil
perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS 11.5 for
Windowsdapat dilihat pada tabel IV.3 berikut:
Tabel IV.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data diolah, 2012
Pada tabel diatas terlihat bahwa uji Kolmogrov-Smirnov didapatkan
hasil signifikansi sebesar 0.071. Hal ini berarti nilai signifikansi berada di atas
0.05 yang mengindikasikan data tersebut berdistribusi normal.
Cara lain untuk menguji normalitas data dengan teknik grafik (plot)
yaitu melihat nilai residual pada model regresi yang akan di uji. Jika sampel
berasal dari sebuah populasi yang normal, titik-titik dalam plot akan jatuh di
sekitar garis lurus. Jika sampel berasal dari sebuah populasi yang tidak
normal, plot akan terlihat seperti kurva. Dalam pengujian ini dilakukan
dengan program SPSS 11.5 for Windows. Gambar IV.1 menunjukkan hasil
pengujian normalitas data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
141
.0000000
.70887174
.109
.096
-.109
1.293
.071
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Sumber: Data diolah , 2012
Gambar IV.1Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar IV.1menunjukkan bahwa titik-titik dalam plot
jatuh di sekitar garis lurus dan tidak ada data yang menyimpang secara
ekstrim. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua data dalam
penelitian ini berdistribusi normal.
4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Dalam hal
ini pengujian dilakukan dengan program SPSS 11.5 for Windows. Hasil yang
didapatkan diinterpretasikan sesuai dengan sumber-sumber yang ada.
Pengujian ini meliputi multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4.1 Multikolonieritas
Multikolonieritas terjadi jika variabel bebas secara kuat berkorelasi
satu sama lain. Multikolinearitas terdeteksi apabila dari persamaan regresi
didapatkan nilai adjusted R square yang tinggi sedangkan nilai tiap
variabelnya rendah. Pengujiannya adalah dengan melihat koefisien VIF.
Apabila berada pada kisaran 0,1 sampai dengan 10 maka disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengolahan data dengan program
SPSS 11.5 for Windows sebagai berikut:
Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Nilai VIF
CAR 1,136 NPL 1,810 NIM 1,323
BOPO 1,856 LDR 1,293
Sumber: Data diolah, 2012
Hasil olah data tersebut secara jelas menunjukkan nilai VIF dari tiap-
tiap variabel berada pada posisi 0,1 sampai dengan 10 sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas pada variabel yang diteliti.
Besarnya nilai VIF masing-masing variabel adalah CAR sebesar 1,136;
NPL sebesar 1,810; NIM sebesar 1,323; BOPO sebesar 1,856; dan LDR
sebesar 1,293.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
4.2 Autokorelasi
Autokorelasi terjadi jika pengganggu, e, berkorelasi dari waktu ke
waktu. Terjadinya korelasi karena sebuah kejadian dalam satu periode
waktu mungkin mempengaruhi satu kejadian di periode waktu
berikutnya. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson (D-W) dan
Runs Test. Menurut Ghozali (2006), model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dariautokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
kita harus melihat nilaiuji D-W dengan ketentuan sebagai berikut:
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No Decision 4-dl ≤ d ≤ 4
Tidak ada autokorelasi, positif atau negative
Tidak ditolak du < d < 4-du
Hasil pengujian Durbin Watson dengan program SPSS 11.5 for
Windowsdapat dilihat pada tabel IV.5 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel IV.5 Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber: Data diolah, 2012
Dari hasil diatas dapat dilihat koefisien Durbin-Watson menunjukkan
angka sebesar 1,871, sedangkan nilai du sebesar 1,802. Suatu data
dikatakan bebas autokorelasi jika nilai d diantara du dan 4-du. Nilai d
dalam penelitian ini berada diantara du dan 4-du (1,802 < 1,871 < 2,198).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data bebas autokorelasi
positif atau negatif.
Cara lain pengujian ada tidaknya gejala autokorelasi pada model
dengan melihat nilai signifikansi pada Runs Test. Suatu data dikatakan
tidak terjadi autokorelasi jika memiliki nilai signifikansi diatas 5%. Hasil
pengujian Runs Test dengan program SPSS 11.5 for Windows dapat
dilihat pada tabel IV.6 berikut:
Model Summaryb
.941a .886 .882 .721879649 1.871Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, NIM, BOPOa.
Dependent Variable: ROAb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel IV.6 Hasil Uji Runs Test
Sumber: data diolah, 2012
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi menunjukkan
angka sebesar 0,673 yang berarti nilai Runs Test berada diatas 5%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi
positif atau negatif.
4.3 Heteroskedastisitas
Pengujian asumsi klasik terakhir adalah heteroskedastisitas. Asumsi
dari regresi linier menyatakan bahwa pengganggu, e, dalam persamaan
regresi populasi mempunyai varians yang konstan. Salah satu cara untuk
menguji heteroskedastisitas adalah dengan uji Park. Apabila koefisien
parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik,
hal ini menunjukkan bahwa model yang diestimasi terdapat
heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan
Runs Test
.03204
70
71
141
69
-.422
.673
Test Valuea
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Mediana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
secara statistikmaka asumsi homoskedastisitas pada model tidak dapat
ditolak. Uji Park menggunakan program SPSS 11.5 for Windows, hasilnya
dapat dilihat pada tabel IV.7 berikut:
Tabel IV.7 Hasil Uji Park
Sumber: Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa koefisien parameter untuk
variabel independen tidak ada yang signifikan atau nilainya di atas 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara lain pengujian heteroskedastisitas dengan melihat penyebaran
data pada grafik scatter plot. Dalam sebuah plot residual, nilai residual
seharusnya terlihat tersebar secara random, tanpa adanya pola yang
sistematik. Jika varians tidak konstan, dalam sebuah plot residual, nilai
residual akan membentuk pola yang sistematik. Kejadian ini
Coefficientsa
-3.712 1.911 -1.943 .054
.029 .031 .086 .950 .344
-.002 .084 -.003 -.022 .982
.105 .100 .103 1.054 .294
.016 .019 .098 .851 .396
-.021 .013 -.151 -1.574 .118
(Constant)
CAR
NPL
NIM
BOPO
LDR
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: LNa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
menunjukkan adanya heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan
program SPSS 11.5 for Windows.
Sumber: Data diolah, 2012
Gambar IV.2Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa plot residual persamaan
regresi tidak menunjukkan pola yang sistematik dan data tersebar secara
random baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3-4-5-6
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi berganda. Pengujian pengaruh
CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR terhadap ROA dilakukan secara simultan dengan
tingkat signifikasi 0,05 atau 95%. Hasil pengujian menggunakan program SPSS 11.5
for Windows dapat dilihat pada tabel IV.8 berikut:
Tabel IV.8 Hasil Uji secara Simultan ( Uji F )
Sumber: Data diolah, 2012
Hasil output pengujian SPSS tersebut menjelaskan bahwa variabel dependen
dalam hal ini ROA dapat dijelaskan sebesar 88,2% oleh variabel-variabel
independennya. Hal itu terlihat dari nilai adjusted R Square sebesar 0,882. Sedangkan
sebesar 11,8% variabel ROA dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tercantum
dalam model.
Model Summaryb
.941a .886 .882 .721879649 1.871Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, NIM, BOPOa.
Dependent Variable: ROAb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel IV.9 Hasil Uji Anova
Sumber: Data diolah, 2012
Dari hasil diatas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 210,486. Sementara
dari hasil F tabel sebesar 2,27 pada tingkat signifikasi 5% dan 3,14 pada tingkat
signifikasi 1%. Nilai F hitung jauh lebih besar daripada F tabel sehingga dapat
dinyatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel
dependennya. Dapat pula dilihat pada kolom signifikansi yaitu sebesar 0,000 yang
berada di bawah 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
Pada pengujian tiap variabel independen sebagai pengujian hipotesis
didapatkan hasil sebagai berikut:
ANOVAb
548.433 5 109.687 210.486 .000a
70.350 135 .521
618.783 140
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, NIM, BOPOa.
Dependent Variable: ROAb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel IV.10 Hasil Uji Regresi Berganda secara Parsial ( Uji t )
Sumber: Data diolah, 2012
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dari kelima variabel independen yaitu
CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR didapatkan hasil dengan melihat tingkat
signifikansi. Apabila nilai signifikansi dibawah 0,05 maka berpengaruh secara
signifikan. Disimpulkan bahwa CAR berpengaruh signifikan pada ROA dengan nilai
signifikansi sebesar 0,022 yang berada di bawah 0,05 dan nilai t sebesar -2,319. NPL
tidak berpengaruh signifikan pada ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,199 yang
berada di atas 0,05 dan nilai t sebesar 1,289. NIM berpengaruh signifikan pada ROA
dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang berada di bawah 0,05 dan nilai t sebesar
3,426. BOPO berpengaruh signifikan pada ROA dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang berada di bawah 0,05 dan nilai t sebesar -24,026. LDR tidak berpengaruh
signifikan pada ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,074 yang berada di atas 0,05
dan nilai t sebesar 1,799.
Berdasarkan tabel IV.10, variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian
ini adalah variabel BOPO dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,950. Nilai ini
Coefficientsa
13.087 .594 22.027 .000
-.022 .010 -.072 -2.319 .022 .880 1.136
.034 .026 .050 1.289 .199 .552 1.810
.106 .031 .114 3.426 .001 .756 1.323
-.142 .006 -.950 -24.026 .000 .539 1.856
.008 .004 .059 1.799 .074 .774 1.293
(Constant)
CAR
NPL
NIM
BOPO
LDR
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: ROAa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
paling tinggi jika dibandingkan dengan nilai koefisien variabel yang lain. Dimana
nilai untuk variabel CAR, NPL, NIM, LDR masing-masing sebesar -0,072; 0,050;
0,114; dan 0,059.
Tabel IV.11 Hasil Pengujian Hipotesis
Nilai Sig. Nilai t Arah Kesimpulan
CAR 0,022 -2,319 (-) H1 tidakdidukung NPL 0,199 1,289 (+) H2 tidak didukung NIM 0,001 3,426 (+) H3 didukung
BOPO 0,000 -24,026 (-) H4 didukung LDR 0,074 1,799 (+) H5 tidak didukung
1. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh CAR pada ROA.
Berdasarkan hasil pengujian tabel IV.11 didapatkan hasil bahwa CAR
memiliki pengaruh negatif terhadap ROA dengan nilai signifikansi sebesar
0,022. Sedangkan untuk nilai t-nya sebesar -2,319.Dengan demikian dapat
disimpulkan secara statistik bahwa CARmempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap ROA karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (0,05).
Berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh
variabel CAR terhadap ROA adalah negatif. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa peningkatan CAR pada perusahaan perbankan akan
mengakibatkanpenurunan ROA, begitu pula sebaliknya. Kondisi ini dapat
disebabkan nilai rata-rata nilai CAR pada tahun 2006-2010 sebesar 18,09%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
berada di atas standart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 8%. Besarnya
nilai rata-rata CAR tersebut mengindikasikan semakin tinggi modal yang
dimiliki akan menurunkan ROA karena modal yang dimiliki menjadi kurang
produktif untuk menghasilkan laba, dimana diketahui bahwa laba merupakan
komponen pembentuk ROA. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ponco
(2008) dapat membantu untukmenjelaskan hasil persamaan regresi pada
penelitian ini yaitu koefisien untuk variabel CAR bernilai negatif.
Menurut Ponco (2008) bahwapergerakan nilai CAR menunjukkankondisi
fluktuatif. Nilai tertinggi ditunjukkan pada periode Maret 2007
sebesar20,86%. Sedangkan nilai terendah terjadi pada periode September
2005 sebesar16,71%. Secara umum rata-rata rasioCAR yang
dicapaiperusahaan perbankan yang listed di BEI memenuhi persyaratan dari
rasio CAR lebih besar 8%, tetapi fluktuasi naik turunnya rasioCAR sangat
tajam dibandingkan dengan fluktuasi rasio ROA. Pada beberapa periode
dimana pergerakan CAR berbanding terbalik dengan pergerakan ROA, seperti
yang terlihat pada gambar IV.3 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sumber: Ponco (2008)
Gambar IV.3 Dinamika Pengaruh CAR terhadap ROA Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Triwulanan Tahun 2004-2007
Hasil penelitian ini didukung pula oleh Prasnanugraha (2007)berdasarkan
persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel CAR bernilainegatif,
sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CAR
terhadap ROAadalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin
tinggi nilai CAR perusahaan makamengakibatkan semakin rendah ROA
perusahaan tersebut.
2. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh rasio NPL terhadap ROA.
Berdasarkan tabel IV.11, rasio NPL tidak memiliki pengaruh terhadap ROA
dengan nilai signifikansi sebesar 0,199. Sedangkan nilai t-nya sebesar 1,289.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 tidak didukung.
Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansi lebih besar dari 5% (0,05).
Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan NPL pada
perusahaan perbankan tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan nilai
ROA.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahardian (2008) yang menyebutkan bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap
ROA, sehingga berapapun nilai rasio NPL tidak mempengaruhi besar kecilnya
rasio ROA. Didukung pula oleh Ponco (2008) yang menyebutkan bahwa NPL
tidak signifikan terhadap ROA.
Apabila dilihat berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien
untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh
yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah positif. Kondisi ini
dapat disebabkan karena rata-rata nilai NPL bank-bank yang masih beroperasi
pada tahun 2006 sampai 2010 sebesar 2,39% masih dalam batas maksimum
NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.
3. Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji pengaruh rasio NIM pada ROA.
Berdasarkan tabel IV.11, hasil penelitian rasio NIMberpengaruh signifikan
pada ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 dan memiliki nilai t sebesar
3,426. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung.
Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa rasioNIM mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pengaruh signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansi lebih kecil dari
5% (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatanNIM pada perusahaan
perbankan mengakibatkan peningkatan ROA, begitu pula sebaliknya.
Apabila dilihat berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien
untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh
yang diberikan oleh variabel NIM terhadap ROA adalah positif. Kondisi ini
mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai NIM perbankan akan
mengakibatkan peningkatan ROA perbankan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahardian (2008) yang menyebutkan bahwa rasioNIM berpengaruh
signifikan terhadap ROA serta penelitian yang dilakukan oleh Prasnanugraha
(2007) yamg menyebutkan bahwa variabel NIM secara parsial berpengaruh
terhadap ROA. Penelitian lain dilakukan oleh Ponco (2008) yang
menyebutkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Sehingga semakin besar perubahan NIM suatu bank, maka semakin besar pula
profitabilitas bank (ROA) yang diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja
keuangantersebut semakin membaik atau meningkat.
4. Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis 4 bertujuan menguji pengaruh rasio BOPO terhadap ROA.
Berdasarkan tabel IV.11, rasio BOPO memberikan pengaruh signifikan
terhadap ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan memiliki nilai t
sebesar -24,026. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa rasio BOPO
memang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 5% (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa
peningkatan atau penurunan BOPO pada perusahaan perbankan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan ROA.
Berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel
BOPO bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang
diberikan oleh variabel BOPO terhadap ROA adalah negatif. Kondisi ini
mengandung arti bahwa semakin besar BOPO, maka akan semakin menurun
kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil,
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatuperbankan semakin
meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prasnanugraha (2007), bahwa variabel BOPO berpengaruhterhadap
ROA.Didukung pula oleh Mahardian (2008), bahwa BOPO berpengaruh
signifikan terhadap ROA,serta Nusantara (2009) bahwa variabel BOPO
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Bila semua kegiatan
yang dilakukanbank berjalan secara efisien, maka laba yang akan didapat juga
semakinbesar yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan
banktersebut. Penelitian lain yang mendukung hipotesis ini adalah hasil
penelitian dari Ponco (2008), menyebutkan bahwa BOPO berpengaruh negatif
dan signifikan terhadapROA, serta sejalan pula dengan hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Sudiyatno dan Jati (2010) yang menyebutkan bahwa biaya operasi (BOPO)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti
semakin tinggi biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank, maka akan
menurunkan pendapatan operasional bank, sehingga kinerja bank (ROA)
turun.
5. Pengujian Hipotesis 5
Hipotesis 5 bertujuan menguji pengaruh rasio LDR pada ROA.
Berdasarkan tabel IV.11,hasil penelitian rasio LDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,074. Sedangkan
untuk nilai t-nya sebesar 1,799. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan
bahwa rasioLDR memang tidak mempunyai pengaruh pada ROA karena nilai
signifikansi lebih besar dari 5% (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hipotesis 5 tidak didukung. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
peningkatan atau penurunan LDR pada perusahaan perbankan tidak
mengakibatkan peningkatan atau penurunan ROA. Variabel LDR dalam
penelitian ini mempunyai nilai rata-rata lebih rendah dari standart yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 80%-110%.
Apabila dilihat berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien
untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh
yang diberikan oleh variabel LDR terhadap ROA adalah positif. Kondisi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai LDR perbankan maka
mengakibatkan peningkatan ROA perbankan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yuwono dan Eko (2010), yaitu variabel LDR tidak memperlihatkan adanya
pengaruh terhadap ROA tahun berikutnya karena nilai signifikansinya lebih
besar dari 5% (0,05), serta didukung pula oleh Prasnanugraha (2007) yang
menyatakan bahwa variabel LDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap
ROA. Penelitian lain dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Yuliani
(2007) yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA.Sejalan pula dengan hasil penelitian Sudiyatno dan
Jati (2010) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja bank (ROA).
C. Pembahasan
Dalam menilai kinerja keuangan perbankan, umunya digunakan lima aspek
penilaian yaitu CAMEL (Camel, Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek
capital meliputi CAR, aspek assets meliputi NPL, aspek earning meliputi NIM, dan
BOPO, serta aspek liquidity meliputi LDR dan GWM. Ukuran profitabilitas pada
industri perbankan umumnya digunakan ROA. Semakin besar ROA menunjukkan
peningkatan kinerja keuangan sehingga berdampak pada peningkatan profitabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio CAR, NPL, NIM,
BOPO dan LDR terhadap ROA. Dari hasil analisis regresi berganda membuktikan
secara empiris bahwa variabel CAR, NPL, NIM, BOPO, serta LDR berpengaruh
terhadap ROA. Sedangkan secara parsial dalam penelitian ini hanya variabel NIM
dan BOPO yang mendukung hipotesis, yaitu NIM berpengaruh signifikan positif
terhadap ROA dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Kedua
variabel tersebut dapat digunakan sebagai proksi untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan perbankan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahardian
(2008) bahwa NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti
kemampuan bank dalam memperoleh labadari bunga berpengaruh terhadap baik
buruknya kinerja keuangan banktersebut. Jika dalam perolehan rasio NIM bank
meningkat, maka kinerjakeuangan bank tersebut juga akan meningkat. Hasil
penelitian terkait rasio BOPO, yaitu BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA. Semakin tinggi rasio BOPO maka dapat dikatakan kegiatan operasional yang
dilakukan bank tersebut tidak efisien, begitu pula sebaliknya.
Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah Prasnanugraha
(2007) yang menyebutkan bahwa variabel NIM berpengaruh terhadap ROA
menandakan bahwa perubahan sukubunga serta kualitas aktiva produktif pada
perusahaan perbankan dapat menambah laba bagiperusahaan. Bank telah melakukan
tindakan yang berhati-hati dalam memberikan kredit sehinggakualitas aktiva
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
produktifnya tetap terjaga. Dengan kualitas kredit yang bagus dapat
meningkatkanpendapatan bunga bersih sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap
laba bank. Pendapatan bungabersih yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya
laba sebelum pajak sehingga ROA punbertambah.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, variabel yang paling berpengaruh
dalam penelitian ini adalah BOPO. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel BOPO
mampu memprediksi kinerja keuangan perbankan lebih tinggi dari variabel yang
lain.Hasil penelitian ini didukung oleh Suyono dalam Prasnanugraha (2007) bahwa
variabel BOPOmerupakan variabel yang paling dominan dan konsisten dalam
mempengaruhi ROA. Disamping itu,BOPO juga merupakan variabel yang mampu
membedakan bank yang mempunyai ROA diatas rata-ratamaupun bank yang
mempunyai ROA dibawah rata-rata. Dalam pengelolaan aktivitas operasionaldengan
memperkecil biaya operasional akan sangat mempengaruhi besarnyatingkat
keuntungan bank yang tercermin dalam ROA sebagai indikator yang
mencerminkanefektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
memanfaatkan keseluruhan aktiva yang dimiliki (Prasnanugraha, 2007). Dengan
demikian dapat disimpulkan jika semua kegiatan yang dilakukanbank berjalan secara
efisien, maka laba yang akan didapat juga semakinbesar yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja keuangan banktersebut.
Rasio CAR dalam penelitian ini menunjukkan hasil signifikan negatif,
sehinggatidak mendukung hipotesis 1. Hal ini dapat disebabkan jika semakin likuid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
suatu bank, maka akan menurunkan earning karena likuiditas yang tinggi akan
menimbulkan biaya yang besar sehingga akan menurunkan laba yang pada akhirnya
akan menurunkan ROA karena laba merupakan komponen pembentuk ROA
(Holmstoom dan Tirole dalam Arif dan Ahmed, 2012). Jika dilihat berdasarkan hasil
statistik deskriptif terdapat gap yang cukup signifikan antara nilai minimum CAR dan
ROA, yaitu nilai minimum dari CAR sebesar 8,02, sedangkan nilai minimum ROA
sebesar -12,9. Perbedaan yang signifikan tersebut dapat menjadi salah satu indikasi
dimana CAR berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA, yaitu setiap kenaikan
CAR akan menyebabkan penurunan nilai ROA. Selain itu, dengan adanya ketentuan
batas standart CAR yaitu lebih dari 8% menyebabkan perusahaan menjaga agar nilai
CAR sesuai standart sehingga menyebabkan modal yang dimiliki tidak produktif
untuk menghasilkan laba yang pada akhirnya menurunkan ROA perusahaan.
Menurut Ponco (2008) bahwa pergerakan nilai CAR menunjukkan kondisi
fluktuatif. Secara umum rata-rata rasio CAR perusahaan perbankan yang listed di BEI
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu lebih besar 8%, tetapi
fluktuasi naik turunnya rasio CAR sangat tajam dibandingkan dengan fluktuasi rasio
ROA, sehingga pada beberapa periode dimana pergerakan CAR berbanding terbalik
dengan pergerakan ROA. Didukung pula oleh Prasnanugraha (2007), bahwa
berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel CAR bernilai
negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CAR
terhadap ROA adalah negatif. Kondisi ini mengandung pengertian bahwa semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
tinggi nilai CAR perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah ROA perusahaan
tersebut.
Variabel NPL dan LDR pada penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti selama periode penelitian fungsi intermediasi
bank tidak berjalan dengan baik. Rata-rata nilai NPL dan LDR selama penelitian berada
di bawah standart yang ditetapkan Bank Indonesia. Tidak berpengaruhnya NPL maupun
LDR mengindikasian penyaluran kredit maupun dana pihak ketiga ke pihak lain yang
membutuhkan belum berjalan optimal. Hal ini disebabkan karena kekhawatiran dari
pihak bank jika kredit yang diberikan menjadi bermasalah, sehingga pada prakteknya
bank-bank beralih pada sektor yang berisiko kecil seperti penempatan dana ke SBI, fee
based income, dan obligasi rekap.
Rasio NPL dalam penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,39%,
sedangkan standart yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu maksimal 5%. Dengan
demikian secara statistik dapat dilihat bahwa nilai rasio NPL masih berada di bawah
standart yang ditetapkan Bank Indonesia. Rendahnya nilai NPL menyebabkan fungsi
intermediasi perbankan kurang berjalan optimal, sehingga tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan dalam menghasilkan return.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahardian
(2008) yang menyatakan bahwa NPL secara statistik tidak berpengaruh terhadap
ROA, hal ini disebabkan kondisi bisnis perbankan kurang optimal setelahkrisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
keuangan global pada tahun 2008 menyebabkan fungsi intermediasi perbankan yang
tercatat di BEI tidak berjalan optimal.
Tidak berpengaruhnya NPL terhadap ROA menurut Ponco (2008) bahwa
kualitas kredit yang buruk akan meningkatkanrisiko, terutama bila pemberian kredit
dilakukan dengan tidak menggunakanprinsip kehati-hatian dan ekspansi dalam
pemberian kredit yang kurang terkendalisehingga bank akan menanggung risiko yang
lebih besar pula. Risiko tersebutberupa kesulitan pengembalian kredit oleh debitur
yang apabila jumlahnya cukupbesar dapat mempengaruhi kinerja perbankan.
Terdapatnya kredit bermasalahmenyebabkan kredit yang disalurkan banyak yang
tidak memberikan hasil.
Rasio LDR rata-rata dalam penelitian sebesar 72,52%, sedangkan standart
yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 80%-110%. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa nilai rasio LDR dalam penelitian ini masih berada di bawah standart yang
ditetapkan Bank Indonesia. Jika angka rasio LDR suatu bank berada pada angka
dibawah 80%, maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut belumdapat
menjalankan fungsi utamanya yaitu sebagai intermediasi antara pihak yang kelebihan
dana dengan pihak yang kekurangan dana. Selain itu, jika dilihat berdasarkan hasil uji
deskriptif pada tabel IV.2 yaitu terdapat gap antara bank-bank yang beroperasi pada
periode penelitian dalam hal penyaluran kredit dan optimalisasi dana pihak ketiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prasnanugraha (2007), yaitu bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap ROA, hal ini
dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank tidak banyak memberikan kontribusi
laba karena terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu
dalam mengucurkan kredit. Jadi terdapat bank-bank yang kurang mengoptimalkan
dana pihak ketiga, di sisi lainterdapat bank-bank yang berlebihan dalam memberikan
kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini mencoba meneliti bagaimana pengaruh CapitalAdequacy Ratio
(CAR), Non Performing Loan(NPL), Net Interest Margin (NIM), Efisiensi Operasi
(BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadapReturn on Assets(ROA) sebagai
proksi dari kinerja keuangan perbankan yangtercatat di BEI. Berdasarkan hasil
analisis regresi berganda menunjukkan bahwaterdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dan variabel dependen. Adapunkesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rasio CAR memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perbankan.
Hal ini menunjukkan jika semakin likuid suatu bank maka akan menurunkan
earning karena likuiditas yang tinggi akan menimbulkan biaya yang besar
sehingga akan menurunkan laba yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja
keuangan.
2. Rasio NPL tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.
Hal ini menunjukkan bahwa kurang optimalnya kemampuan bank dalam
pengoperasian aktiva yang dimiliki dalam rangka memperoleh laba. Hal ini
dibuktikan dengan rata-rata rasio NPL masih berada di bawah 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
3. Rasio NIM berpengaruh signifikanpositif terhadap kinerja keuangan
perbankan. Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam
penempatan aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih.
4. Rasio BOPO memberikan pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja
keuangan perbankan. Dengan demikian semakin efisien kegiatan operasional
suatu bank, maka akan meningkatkan laba perusahaan.
5. Rasio LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian
fungsi intermediasi bank kurang berjalan optimal, hal ini dibuktikan dengan
rata-rata nilai LDR di bawah standart yang ditetapkan Bank Indonesia..
6. Variabel independen yang paling berpengaruh dalam penelitian ini adalah
BOPO dengan nilai koefisien regresi paling besar yaitu sebesar -0,950.Hal ini
mengindikasikan bahwa variabel BOPO mampu memprediksi kinerja
keuangan perbankan lebih tinggi dari variabel yang lain.
B. Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pihak manajemen atau para investor dapat melihat kelima variabel
tersebut sebagai dasar pertimbangan keputusan dalam pengelolaan
strategi investasi.
2. Variabel CAR mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap ROA.
Bagi pihak emiten diharapkan selalu menjaga tingkat kecukupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
modalnya, sehingga kinerja keuangan bank tersebut akan meningkat.
Kemudian bagi investor, rasio CAR dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya.
3. Variabel NPL dan LDR pada penelitian ini tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROA. Bagi emiten sebaiknya tetap menjaga agar
nilai rasio NPL dan LDR sesuai standart yang ditetapkan Bank Indonesia.
Kemudian bagi pihak investor, LDR dapat dijadikan srbagai salah satu
acuan untuk menentukan strategi investasinya.
4. Rasio NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA. Bagi pihak
emiten, sebaiknya harus selalu menjaga agar rasio NIM berada pada
posisi yang tinggi, sehingga laba yang diperoleh juga akan tinggi
sehingga kinerja keuangan bank tersebut juga akan meningkat. Bagi
pihak investor, rasio NIM dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk
menentukan strategi investasi.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya pengklasifikasian jenis perusahaan perbankango
publicyang listed di BEI periode 2006-2010.
2. Tidak mengukur variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model,
seperti inflasi, kurs, maupun tingkat suku bunga, sehingga tidak
dapat diketahui faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
3. Data rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalahdata laporan keuangan tahunan, sehingga jumlah sampel
hanya 141 perusahaan perbankan.
D. Agenda Penelitian Mendatang
Agenda untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Dapat dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan berdasarkan
jenis bank.
2. Dapat menambahkan variabel ekonomi makro atau variabel lain
yang berhubungan dengan kinerja keuangan.
3. Dapatmenggunakan data rasio keuangan dari laporan keuangan
triwulan atau enam bulanan.