yadi bab 2
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proteksi Sistem Distribusi
2.1.1 Pengertian Umum
Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak
pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting
dan untuk itu jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman
Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam jaringan distribusi
a. Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya
dari akibat adanya gangguan listrik
b. Menjaga keselamatan umum dari akibat gangguan listrik
c. Meningkatkan kelangsungan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen
Sistem pengaman yang baik harus mampu :
a. Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman yang lain GI
b. Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan
c. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan
d. Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan
e. Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan
f. Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan
Persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman
a. Sensitifitas (kepekaan)
Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu
dari sistem tenaga listrik P termasuk dalam jangkauan pengamanannnya
17
merupakan daerah pengaman tugas suatu pengaman mendeteksi adanya
gangguan yang terjadi didaerah pengamanannya harus cukup sensitif
untuk mendeteksi dengan nilai minimum dan bila perlu mentripkan PMT
atau Pelebur untuk memisahkan bagian yang terganggu dengan bagian
yang sehat
b. Selektifitas (ketelitian)
Selektifitas dari pengaman adalah kwalitas kecermatan dalam
mengadakan pengamanan bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh
karena terjadinya gangguan diusahakan seminimal mungkin jika dapat
tercapai maka pengamanan demikian disebut pengamanan selektif.
c. Keandalan ( Realibilitas)
Dalam keadaan normal pengaman tidak boleh bekerja, tetapi harus pasti
dapat bekerja bila diperlukan.Pengaman tidak boleh salah bekerja, jadi
susunan alat-alat pengaman harus dapat diandalkan. Keandalan keamanan
tergantung kepada desain, pengerjaan dan perawatannya
d. Kecepatan. (Speed)
Makin cepat pengaman bekerja tidak hanya dapat memperkecil kerusakan
tetapi juga dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh gangguan.
2.2 Fuse Cut Out (FCO)
2.2.1 Pengertian Fuse Cut Out ( F C O )
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada
jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponennya
(fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu.
Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse (fuse support), pemegang fuse
18
(fuse holder) dan fuse link sebagai pisau pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan
hal-hal seperti berikut:
Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada tingkat distribusi
Utamanya digunakan untuk penyulang (feeders) TM dan proteksi
trafo
Konstruksi mekanis didasarkan pemasangan pada tiang atau pada
crossarm
Dihubungkan ke sistim distribusi dengan batas-batas tegangan
operasinya
2.2.2 Klasifikasi Fuse Cut Out
Jenis-jenis fuse untuk tegangan tinggi dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini
19
High Voltage Fuses
Power Fuses
Liquid filled Current limiting Expulsion
Distribution cut out
Carbon tetrachloride
Non Vented Single elemen
Non Dropout
sands
Non Vented
Double element
Single elemen
Non dropout
Non Dropout
Fibre tube
Vented
Boric Acid
Non Vented
Vented
Single elemen
Single elemen
Single elemen
Expulsioni
Open link
Repeater
open
Drop out
Fibre tube
enclosed
Single elemen Single elemen
open
Repeater
Single elemen dropout
dropout
dropout
dropout
Non Drop out
dropout Non Drop out
indicating
dropout
indicating indicating
indicating
Non indicating
indicating Non indicating
Liquid Filled
indicating indicating
indicating
indicating indicating
dropout Non dropout
indicating indicating indicating
oil
enclosed
dropout
indicating
Gambar 2.1. Klasifikasi Fuse Tegangan Tinggi
Pada gambar ini diperlihatkan fuse yang dirancang untuk penggunaan pada tegangan
tinggi dapat dibedakan dalam 2 ( dua ) macam yaituCutout Distribusi (Distribution
Cutouts), dilapangan sering disebut: Fuse Cut Out disingkat FCO dan Fuse TM
(Power Fuse ) yang sering disebut MV Fuse atau Fuse pembatas arus. Dilapangan
keperluan dan cara pemasangan kedua jenis fuse ini berbeda. Fuse cut out banyak
dipergunakan pada saluran saluran percabangan dengan konstruksi saluran udara
terbuka sedangkan MV fuse banyak dipergunakan pada panel panel cubicle dengan
saluran kabel atau campuran .
Fuse cut out distribusi diklasifikasi dalam 2 macam fuse yaitu : Fuse letupan
(Expulsion Fuse) dan Fuse Liquid (Liquid Filled Fuse) Namun pada kenyataannya
dilapangan fuse cutout letupan (expulsion) lebih banyak dipakai untuk jaringan
distribusi dibanding dengan power fuse, istilah letupan (expulsi) merupakan suatu
tanda yang dipergunakan fuse sebagai tanda adanya busur listrik yang melintas
didalam tabung fuse yang kemudian dipadamkannya.
Peristiwa yang terjadi pada bagian dalam tabung fuse ini adalah peristiwa penguraian
panas secara partial akibat busur dan timbulnya gas yang di deionisasi pada celah
busurnya sehingga busur api segera menjadi padam pada saat arus menjadi nol.
Tekanan gas yang timbul pada tabung akibat naiknya temperatur dan pembentukan
gas menimbulkan terjadinya pusaran gas didalam tabung dan ini membantu deionisasi
lintasan busur api. Tekanan yang semakin besar pada tabung membantu proses
pembukaan rangkaian, setelah busur api padam partikel-partikel yang dionisasi akan
tertekan keluar dari ujung tabung yang terbuka.
Klasifikasi fuse cutout yang kedua adalah fuse cutout liquid, fuse jenis ini tidak
dikenal di wilayah PT PLN . Namun menurut referensi Fuse Cut Out semacam ini
dapat digunakan untuk jaringan distribusi dengan saluran kabel udara .
20
2.2.2.1 Fuse Cut-Out Letupan Bertabung Fiber
Ada 2 jenis fuse letupan (expulsion) yang diklasifikasi sebagai Fuse Cut-Out (FCO)
distribusi yaitu
Fuse cutout bertabung fiber (Fibre tube fuse)
Fuse link terbuka (Open link fuse)
Fuse cut-out bertabung fiber mempunyai fuse link yang dapat diganti-ganti
(interchangeability) dan terpasang didalam pemegang fuse (fuse holder) berbentuk
tabung yang terbuat dari bahan serat selulosa. Fuse ini dapat dipergunakan baik untuk
Fuse Cut-Out terbuka (open fuse cut-out) atau Fuse Cut-Out tertutup (enclosed fuse
cutout), fuse cut-out terbuka dapat dilihat pada gambar 2.Pada gambar ini terlihatfuse
bertabung fiber dipasang diantara 2 (dua) isolator dan jaringan listrik dihubungkan
pada kedua ujung fuse holdernya pada fuse cutout tertutup, tabung fuse terpasang
disebelah dalam pintu fuse cutout dan seluruh kontak listriknya terpasangkan pada
rumah fuse yang terbuat dari porselain seperti terlihat pada gambar 3
Kedua Fuse Cutout ini dapat dipergunakan pada jaringan-jaringan dengan sistim delta
atau jaringan dengan sistim bintang tanpa pentanahan demikian juga pada jaringan -
jaringan yang menggunakan sistim netral ditanahkan apabila tegangan pemutusan
fuse cutout secara individual tidak melebihi tegangan maksimum pengenal rancangan
dan tahanan isolasi ketanah sesuai dengan kebutuhan operasinya.
21
Gambar 2.2
Fuse Cut Out Terbuka
Gambar 2. 3
Fuse Cut Out Tertutup
2.2.3 Fuse Cut-Out Link Terbuka (Open Link)
Fuse cutout link terbuka terdiri dari sebuah fuse link yang tertutup didalam sebuah
tabung fiber yang relatif kecil dengan dilengkapi kabel penghubung tambahan pada
fuse link-nya untuk memperpanjang kedua ujung tabungnya.terlihat pada gambar 4
22
Gambar. 2.4 Fuse Cut Out tipe open link
2.2.3.1 fuse cute out tife fuse link
Kabel penghubung tambahan ini kemudian dihubungkan ke pegas kontak beban pada
rumah fuse (fuse support) untuk kerja secara mekanik. Kerja pegas ini dimaksudkan
untuk menjamin pemisahan agar kedua ujung dari fuse terbuka pada saat fuse bekerja
dan ini dipakai karena kemampuan pemutusan pada tabung fiber yang kecil relatif
terbatas. Fuse cutout ini dirancang untuk dipakai pada tegangan 17 kV, selain itu fuse
ini mempunyai arus pengenal pemutusan yang lebih rendah dari pada fuse cutout
bertabung fiber
2.2.3.2 Standar Fuse link
Ada sejumlah standar yang dianut fuse link, salah satu standar pengenal fuse link
yang terdahulu dikenal dengan sebutan pengenal N. Pengenal N dispesifikasi fuse
link tersebut mampu untuk disalurkan arus listrik sebesar 100 % secara kontinue dan
akan melebur pada nilai tidak lebih dari 230 % dari angka pengenalnya dalam waktu
5 menit [1]. Pada praktek dilapangan ketentuan tersebut kurang memuaskan
penggunanya karena hanya satu titik yang dispesifikasi pada kerakteristik arus-waktu
23
sehingga fuse link yang dibuat oleh sejumlah pabrik yang berbeda mempunyai
keterbatasan dalam memberikan jaminan koordinasi antar fuse link. Setelah fuse link
dengan pengenal N kemudian muncul standar industri fuse link dengen pengenal K
dan pengenal T pada tahun 1951
Pengenal K untuk menyatakan fuse link dapat bekerja memutus jaringan listrik yang
berbeban dengan waktu kerja lebih “cepat” dan pengenal T untuk menyatakan fuse
link bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan waktu kerja lebih
”lambat”. Fuse link tipe T dan tipe K ini merupakan rancangan yang universal karena
fuse link ini bisa ditukar tukar (interchangeability) kemampuan elektris dan
mekanisnya yang dispesifikasi dalam standar.
Fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi suatu pabrik secara mekanis akan sama
dengan fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi pabrik lain. Karakteristik listrik
link tipe K dan fuse link tipe T sudah distandarisasi dan sebagai titik temu nilai arus
maksimum dan minimum yang diperlukan untuk melelehkan fuse link ditetapkan
pada 3 titik waktu dalam kurva karakteristik Kondisi ini lebih menjamin koordinasi
antara fuse link yang dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih baik dari pada yang
dimiliki fuse link N.
24
Tabel 2. 1. Arus Leleh Fuse Link Tipe K
Arus pengenal (rating) yang di sarankan/di sukai
Tabel 2.2 Arus Leleh Fuse Link Tipe K
Arus pengenal (rating) Fuse yang tidak disarankan / disukai
-
25
Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum
6 12. 0 14. 4 13. 5 20. 5 72 86 6. 010 19. 5 23. 4 22. 5 34 128 154 6. 615 31. 0 37..2 37 55 215 258 6. 925 50 60 60 90 350 420 7. 040 80 96 98 146 565 680 7. 165 128 153 159 237 918 1100 7. 2100 200 240 258 388 1520 1820 7. 6
140 310 372 430 650 2470 2970 8. 0200 480 576 760 1150 3880 4650 8. 1
Rasio Kecepatan
Arus leleh Arus leleh
Arus Pengenal yang disarankan / disukai
Arus leleh Arus Pengenal fuse link
300 – 600 detik1 10 detik1 0,1 detik1
Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum
8 15 18 18 27 97 116 6. 512 25 30 29. 5 44 166 199 6. 620 39 47 48 71 273 328 7. 030 63 76 77. 5 115 447 546 7. 150 101 121 126 188 719 862 7. 180 160 192 205 307 1180 1420 7. 4
1 2 2. 4 .(2) 10 .(2) 58 -
2 4 4. 8 .(2) 10 .(2) 58 -
3 6 7. 2 .(2) 10 .(2) 58 -
Arus Pengenal dibawah 6 Amper
Rasio Kecepatan
10 detik1Arus leleh
0,1 detik1Arus leleh Arus
Pengenal fuse link
300 – 600 detik1Arus leleh
Arus Pengenal yang tidak disarankan / tidak disukai / Intermediate
Tabel 2. 3 Arus Leleh Fuse Link Tipe T
Arus pengenal (rating) yang di sarankan/di sukai
`Tabel 2.4 Arus Leleh Fuse Link Tipe T Intermediate – Tidak disarankan
26
Rasio Kecepatan
Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum
8 15 18 20. 5 31 166 199 11.112 25 30 34. 5 52 296 355 11. 820 39 47 57. 0 85 496 595 12. 730 63 76 93. 0 138 812 975 12. 950 101 121 152 226 1310 1570 13. 080 160 192 248 370 2080 2500 13. 0
1 2 2. 4 .(2) 11 .(2) 1002 4 4. 8 .(2) 11 .(2) 100 -3 6 7. 2 .(2) 11 .(2) ` -
-
Arus Pengenal yang tidak disarankan / tidak disukai / Intermediate
Arus Pengenal fuse link
Arus Pengenal dibawah 6 Amper
Arus leleh
10 detik1Arus leleh
0,1 detik1Arus leleh
300 – 600 detik1
Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum
6 12. 0 14. 4 15. 3 23 120 144 1010 19. 5 23. 4 26. 5 40 224 269 11. 515 31. 0 37..2 44. 5 67 388 466 12. 525 50 60 73. 5 109 635 762 12. 740 80 96 120 178 1010 1240 1365 128 153 195 291 1650 1975 12. 9100 200 240 319 475 2620 3150 13. 1140 310 372 520 775 4000 4800 12. 9200 480 576 850 1275 6250 7470 13. 0
300 – 600 detik1 0,1 detik1
Arus Pengenal yang disarankan / disukai
Arus leleh Arus leleh
Rasio Kecepatan
Arus leleh Arus Pengenal fuse link
10 detik1
Tiga titik operasi fuse link untuk tipe K dan tipe T yang distandarkan dalam
karakteristik arus – waktu adalah :
300 detik untuk fuse link 100 amper dan dibawahnya , 600
detik untuk fuse link 140 amper dan 200 amper
10 detik
0.1 detik seperti yang dirancang pada tabel 1 dan tabel 2. untuk
fuse link tipe K dan tabel tabel 3 dan tabel 4 untuk fuse link
tipe T
Karakteristik arus – waktu lebur minimum fuse link tipe K dan T yang dibuat
semestinya tidak kurang dari nilai-nilai minimum yang ditampilkan dan karakteristik
lebur minimum fuse link ini ditambah dengan toleransi dari pabrikan seharusnya
tidak lebih besar dari nilai maksimum seperti pada tabel 1 dan tabel 2. untuk fuse link
tipe K dan tabel 3 dan tabel 4 untuk fuse link tipe T
Untuk memperoleh kerja yang selektif dapat dipergunakan sederetan fuse link dengan
nilai arus pengenal yang disarankan (prefered continues rating) yaitu 6 - 10 – 15 – 25
– 40 – 65 – 100 – 140 dan 200 amper., nilai arus pengenal kontinyu 8 – 12 – 20 – 30
– 50 – dan 80 amper merupakan nilai arus pengenal yang tidak disarankan (non
prefered countinues rating).sebagai standar intermediate.
Nilai-nilai arus pengenal fuse ini disediakan dengan maksud agar setiap nilai arus
penganal fuse link yang disarankan dapat diproteksi oleh nilai arus pengenal fuse link
yang disarankan dengan nilai arus pengenal yang lebih besar dan setiap nilai arus
pengenal fuse link yang tidak disarankan akan diproteksi oleh nilai arus pengenal fuse
link yang tidak di sarankan dengan nilai arus pengenal yang lebih besar dalam
beberapa kasus kerja selektif dapat juga diperoleh antara fuse link yang disarankan
dengan fuse link yang tidak disarankan
27
Nilai arus pengenal fuse link di bawah 6 amper : 1, 2 dan 3 sudah distandarisasi, nilai-
nilai arus pengenal yang rendah ini tidak dimaksudkan untuk berkordinasi satu
dengan yang lain namun koordinasi lebih baik dengan nilai arus pengenal 6 ampere
atau diatasnya
Karakteristik kerja fuse link fuse cutout type K , T dan H masing masing dapat
dilihat pada gambar 5 , gambar 6 dan pada gambar 7 seperti berikut :
28
Gambar 2.5 Kurva Karakteristik Arus – Waktu Fuse link tipe K ( kerja cepat )
Gambar 2.6 Fuse link tipe T (kerja lebih lambat)
29
Kurva Leleh Minimum
Kurva Leleh Maksimum
Gambar 2.7 Fuse link tipe H ( Tahan Surja )
30
Kurva Leleh Minimum
Kurva Leleh Maksimum
Dari kedua Karakteristik kerja fuse ini masing-masing memiliki
Kurva waktu leleh minimum ( minimum melting time )
Yaitu kurva yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan
mulai dari saat terjadinya arus lebih sampai dengan mulai
meleburnya pelebur untuk harga arus tertentu.
Waktu busur
Waktu antara saat timbulnya busur permulaan sampai saat
pemadaman
Kurva waktu pembebasan maksimum ( maximum clearing
time )
Yaitu kurva yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan dari
saat terjadinya arus lebih sampai dengan padamnya bunga
api untuk harga arus tertentu.
A. Ketersediaan Tipe Dan Angka Pengenal Fuse Link
Seiring dengan perubahan teknologi dan kebutuhan dalam peningkatan mutu
pelayanan tenaga listrik.beragam tipe dan angka pengenal fuse cutout letupan
(expulsion) yang diproduksi dan dijual dipasaran pada masa kini. Salah satu
perusahaan pembuat fuse link menyediakan beberapa tipe yang diantaranya adalah
tipe K, T, H, N, D, S untuk sistim distribusi dengan tegangan sampai 27 kV dan tipe
EK, ET dan EH untuk sistem distribusi dengan tegangan sampai 38 kV dengan
pengenal seperti terlihat pada tabel 5.
31
Tabel 2.5
Ketersediaan tipe dan rating fuse link yang diproduksi pabrik
2.2.4 Standar PLN : SPLN 64 1985
Untuk keperluan peningkatan efisiensi dan tingkat keandalan pelayanan sistem di
PT PLN (Persero), jenis,tipe dan karakteristik perlu dipilih Fuse Cut out yang
sesuai dengan sistem dan kondisi yang ada di lingkungan PT PLN (Persero)
sebagai perusahaan yang mengelola distribusi tenaga listrik. Untuk keperluan ini
PLN merumuskan kebijaksanaanya dalam standar PLN : SPLN 64 : 1985
32
Arus kontinyu yang di ijinkan Jenis waktu
Arus Pengenal ( % Pengenal ) kerja( A )
H( Tahan Surja )
D - Timah(Tahan Surja )
K – Timah( Cepat )
K – Perak( Cepat )
N – Timah( Cepat )
T – Timah( Lambat )
S – Tembaga( Sangat Lambat )
EK( Cepat )
ET( Lambat )
EH(Sangat Lambat) 1,2,3,5 100 Sangat lambat 13 s/d 22
6 s/d 100 150 Lambat 10 s/d 13.1
6 s/d 100 150 Cepat 6 s/d 8.1
3 s/d 200 150 Sangat lambat 15 s/d 20
1 s/d 200 150 Lambat 10 s/d 13.1
5 s/d 200 100 Cepat 6 s/d 11
6 s/d 100 100 Cepat 6 s/d 8,1
1 s/d 200 150 Cepat 6 s/d 8,1
1-1,5-2-3-4-5-7-10-15-20 100 Sangat lambat 7 s/d 46
Tipe Fuse LinkRasio Kecepatan
Kerja
1-2-3-5-8 100 Sangat lambat 6 s/d 18
mengenai Petunjuk dan Penggunaan Pelebur Pada Sistem Tegangan
Menengahdengan spesifikasinya adalah sebagai berikut:
2.2.4.1 Ketentuan Umum
Frekwensi kerja : 50 Hz
Tegangan pengenal : 20 kV, 24 kV untuk sistim 20 KV 3
fasa dengan netral ditanahkan
Tingkat isolasi pengenal :
- Tegangan ketahanan impulse : polaritas positif dan
negatif
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID )
125 kV (puncak)
Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60 kV (efektif
)
- Tegangan ketahanan sistim 50 Hz ( kering/ basah
selama 1 menit )
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID ) 50
kV (efektif)
Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60 kV (efektif
)
Kondisi standar suhu, tekanan dan kelembaban 20 0 C, 760
mmHg dan 11 g /m3 Air
Suhu : suhu udara maksimum 40 0 C suhu udara rata-rata 24
jam maks 37 0 C
33
Arus pengenal dalam amper dan arus pemutusan dalam kilo
amper : fuse link
Arus pengenal dan arus pemutusan pengenal fuse link dipilih dari seri R10 Bagi
jenis pembatas arus dalam keadaan khusus bila diperlukan tambahan boleh
diambil dari seri R 20
Seri R 10. : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan
kelipatan 10 nya
Seri R 20 : 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –
2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9
dan kelipatan 10 nya
Batas kenaikan suhu
Fuse link dan rumah fuse (fuse support) harus dapat dilewati
arus pengenalnya secara terus menerus tanpa melewati batas
kenaikan suhunya seperti tertera pada tabel 4
Untuk pasangan luar tekanan angin tidak melebihi 700 N / m 2
Udara sekitar tidak tercemar oleh debu, asap, gas korosif, gas
mudah terbakar uap atau garam
Ketinggian dari permukaan laut tidak melebihi 1000 m
2.2.4.2 Spesifikasi Fuse Cutout Jenis Letupan ( Expulsion Fuse )
2.2.4.2.1 Pengenal fuse
Tegangan pengenal : 24 KV
Arus pengenal fuse dalam amper
Seri R 10. ( A ) :
34
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan
kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( A ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –
2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8
– 9 dan kelipatan 10 nya
Kemampuan pemutusan pengenal dalam kilo
ampere
Seri R 10. ( kA ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan
kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( kA ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –
2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8
– 9 dan kelipatan 10 nya
Frequensi pengenal : 50 Hz
2.2.4.3 Pengenal rumah fuse ( Fuse Support )
Tegangan pengenal : 24 KV
Arus maksimum pengenal :
Nilai-nilai standar dari arus pengenal rumah fuse
adalah :
50 A, 100 A, 200A, 400A.
35
Tingkat isolasi pengenal
o Tegangan Ketahanan Impulse : Polaritas
positif dan negatif
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID )
125 kV (puncak)
Antara jarak isolasi dari rumah fuse 145 kV
( puncak )
o Tegangan Ketahanan sitim 50 Hz ( kering /
basah selama 1 menit )
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID ) 50
kV (puncak)
Antara jarak isolasi dari rumah pelebur 60 kV
( efektif )
2.2.4.4 Pengenal pemikul batang pelebur ( fuse holder )
Tegangan pengenal : 24 KV
Arus maksimum
Seri R 10. ( A ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan
kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( A ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –
2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8
– 9 dan kelipatan 10 nya
36
Kemampuan pemutusan pengenal dalam KA
Seri R 10. ( kA ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan
kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( kA ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –
2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8
– 9 dan kelipatan 10 nya
2.2.4.4.1 Pengenal fuse link
Arus pengenal
Seri R 10. ( A ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan
kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( A ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –
2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8
– 9 dan kelipatan 10 nya
Tegangan maksimum : 24 kV
2.2.4.2.2 Karakteristik pelebur
2.2.4.2.2.1 Batas kenaikan suhu
Anak dan rumah pelebur ( Fuse link dan Fuse holder ) harus dapat dilewati arus
pengenalnya secara terus menerus tanpa melewati batas kenaikan suhunya seperti
tertera pada tabel Batas Suhu dan Kenaikan Suhu berbagai komponen.
37
Kelas pelebur jenis letupan dibagi dalam dua kelas yaitu :
1. Fuse letupan (expulsion ) kelas 1 dipergunakan untuk proteksi sekelompok trafo
berkapasitas besar
2. Fuse letupan (eexpulsion ) kelas 2 dipergunakan untuk proteksi trafo-trafo kecil
untuk proteksi kapasitor atau untuk keperluan seksionalisasi jaringan distribusi
tegangan menengah dengan saluran udara.
2.2.4.2.3 Karakteristik waktu–arus fuse link
Pabrik harus menyediakan kurva-kurva yang diperoleh dari pengujian jenis
karakteristik waktu sesuai yang ditentukan pada publikasi IEC 282-2 1974 .
2.2.4.2.3.1 Konstruksi
Pelebur yang dipilih pada umumnya tipe buka-jatuh (drop out) dimana tabung,
fuse holder dan fuse linknya akan jatuh dan menggantung bila fuse linknya telah
bekerja (putus).
Pembukaan tanpa pemadaman dapat dilakukan dengan tambahan alat kerja kerja
keadaan bertegangan yang dilengkapi dengan alat pemadam busur.
2.2.5 Pemasangan FCO
FCO pada jaringan distribusi tegangan menengah biasanya dipergunakan pada
saluran saluran percabangan untuk mengamankan saluran percabngan dari adanya
gangguan hubung singkat dan untuk mengamankan sistim dari gangguan hubung
singkat pada trafo distribusi .
Konstruksi Pemasangan dari Fuse Cut Out ini dapat dilihat seperti gambar
gambar berikut:
38
Gambar 2.8 bagian bagian dari konstruksi FCO
A.
Porcelain insulator with higher Creepage
distance and greater insulation
properties. G.
Crank shaft support / lower housing
in Brass.
B.Upper eye bolt connector in Tin plated
brass. H. Trigger in stainless steel.
C.Upper contact - silver plated ETP
Copper.I.
Stainless steel spring provides
toggle action for fuse link ejector.
D.
Galvanized steel hooks for load break
tools & guiding the fuse tube during
closure.
J.Lower eye bolt connector in Tin
plated Brass.
E.
Fuse tube holder coated with UV
resistant paint, impervious to water &
constructed in Epoxy resin with special
arc quenching liner.
K. Crank shaft.
39
F.Lower contact in ETP grade copper duly
silver plated.L. Galvanized mounting Brackets.
Gambar 2.9 Pemasangan FCO untuk Proteksi Saluran
40
Gambar 2.10 Pelepasan / Pemasukan Fuse Holder FCO Dengan Load Buster
41
Gambar 2.11 Load Buster alat untuk membuka Holder Cut Out pada kondisi berbeban dengan peredam busur api.
2.2.5.1 Cara Pemilihan Arus Pengenal ( Rating ) Fuse Link FCO
2.2.5.2 Pemilihan Arus Pengenal Fuse link FCO untuk Proteksi Percabangan
Pemilihan arus pengenal (Rating) fuse link Cut Out ( FCO ) untuk saluran cabang
sangat penting untuk dilakukan dengan sebaik baiknya dalam rangka koordinasi
sistem untuk memperoleh penampilan sistem yang optimal dengan harapan target
perusahaan dalam pencapaian kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan KWh
dengan mengecilkan tingkat SAIDI dan SAIFI di harapkan dapat terpenuhi.
Salah satu metode pemutusan arus hubung singkat permanen (persistant) yang efektif
adalah dengan memasang fuse pada tiap tiap percabangan atau anak cabangnya ( sub
branch ).
Kesalahan dalam menentukan pilihan rating fuse link tentu akan memupus harapan
perusahaan. Sering kerjanya (Trip) PMT Penyulang di Gardu Induk oleh karena
42
sering terjadi gangguan di saluran saluran cabang atau terutama saluran saluran anak
cabang perlu dipertimbangkan untuk penempatan FCO yang sesuai dengan
kebutuhan.
Salah satu yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan arus pengenal FCO untuk
proteksi saluran cabang atau saluran anak cabang adalah besarnya nilai arus beban
maksimum yang akan atau dapat mengalir pada saluran cabang atau anak cabang
yang dimaksud.
Sesuai dengan Standard kemampuan dari fuse link Cut out (FCO) yang diproduksi
oleh sejumlah pabrik yang telah dikemukakan di fuse cut out dan pada pemilihan arus
pengenal fuse link FCO. Untuk menentukan arus pengenal (rating) fuse link yang
dipilih dapat dilakukan sebagai berikut :
- Pilih fuse link Cut Out ( FCO ) yang sesuai dengan standar
dalam hal ini PLN dalam SPLN 64 :1985 menentukan
pilihan type K T dan H
- Bagilah Arus beban maksimum yang sudah ditentukan
dengan kemampuan arus kontinue fuse link
- Koordinasi yang sebaik baiknya dengan alat proteksi yang
lain (PMT, PBO dan Fuse Cut out ) baik yang berada di
sisi sebelah hulu (sumber) dan sebelah hilirnya (beban)
- Perhatikan Batas ketahanan penghantar terhadap arus
hubung singkat
- Perhatikan pula kemampuan pemutusan dari Fuse Cut Out
khususnya bagi FCO yang terpasang dekat dengan sumber
tenaga
Dengan demikian fuse link cutout yang dipilih selain harus tahan terhadap arus
beban, juga harus bisa dikoordinasikan dengan alat proteksi yang lain dan
43
mempunyai kemampuan pemutusan terhadap arus hubung singkat yang mungkin
terjadi dan dapat melindungi penghantar yang diamankan dari kerusakan akibat arus
lebih.
Pemilihan rating arus fuse link yang benar adalah tidak akan lebur atau terjadi
kerusakan oleh gangguan sesaat (no-persistant) yang terjadi disebelah hilirnya karena
recloser yang akan membuka rangkaian dengan operasi instantaneous tanpa
memutuskan fuse link Pada saat gangguan tetap fuse link pertama pada sebelah
sumberdari gangguan akan melebur dan membuka rangkaian setelah operasi recloser.
2.2.6 Koordinasi Proteksi Antar Fuse Cut-0ut
Penggunaan fuse link yang benar membutuhkan sejumlah informasi tentang
karakteristik sistim dan karakteristik peralatan yang akan diproteksi seperti yang telah
dituliskan mengenai dasar pemilihan fuse link dengan definisi : Bila dua atau lebih
fuse link atau alat proteksi lain digunakan pada suatu sistim alat proteksi yang paling
dekat dengan titik gangguan dari arah sumber disebut peralatan pemproteksi dan yang
paling dekat selanjutnya disebut : backup atau diproteksiseperti digambarkan pada
gambar 12 dibawah ini
Salah satu aturan yang sangat penting dalam aturan penggunaan fuse link adalah
Clearing time maksimum dari fuse link pemroteksi tidak lebih dari 75 % waktu leleh
minimum dari fuse link diproteksi.
44
Gambar 2. 12 Koordinasi Fuse Dengan Fuse
Prinsip ini untuk menjamin Fuse link pemroteksi akan memutuskan dan
menghilangkan gangguan sebelum fuse link diproteksi rusak. Aturan lain yang harus
dipegang adalah arus beban pada suatu titik pemakaian semestinya tidak lebih besar
dari kapasitas arus kontinyu yang dimiliki fuse link nya. Apabila arus melebihi
kapasitasnya maka semestinya fuse link akan mengalami pemanasan lebih, membuat
pemutusan dan rangkaian menjadi terpisah dari sistem Kapasitas arus kontinue fuse
link rata–rata adalah 150 % dari arus pengenalnya untuk fuse link type K dan type T
dengan elemen pelebur dari timah dan 100% untuk fuse link tipe H, N dan type K
perak seperti terlihat pada tabel 5 pada SPLN 64 : 85 Kemampuan hantararus terus
menerus pelebur ( FCO ) jenis letupan ( expulsion) tipe T (lambat) dan tipe K (cepat)
ditetapkan sebagai berikut :
1.5 kali arus pengenalnya, bagi pelebur dengan arus pengenal
6.3 A sampai dengan 100 A.
1.3 kali arus pengenalnya bagi pelebur dengan arus pengenal
125 A sampai dengan 160 A
Sama dengan nilai arus pengenalnya bagi pelebur dengan arus
pengenal 200 A
Pelebur ltupan tipe H sama dengan arus pengenalnya
Pelebur jenis Pembatas Arus ( limmiting Current) atau disebut
MV Fuse ( Power Fuse) sama dengan arus pengenalnya
Kemampuan hantararus terus menerus dari pelebur harus sama
atau lebih besar dari arus beban maksimum terus menerus yang
akan melewatinya
Koordinasi operasi suatu proteksi dengan proteksi lain penting untuk dilasanakan
untuk menjaga hal yang tidak diinginkan misalnya adanya pemutusan yang tidak di
inginkan demikian juga koordinasi operasi proteksi fuse cut out dimana prinsipnya
adalah : Memberi kesempatan pada fuse pemroteksi (protecting) pada sisi beban yang
berada di depan terdekat dari titik gangguan untuk bekerja sepenuhnya (memutus
45
rampung) terlebih dahulu sebelum fuse sebelah hulu (sisi sumber) yang diproteksi
bertindak sebagai cadangannya mulai bekerja.
Untuk memenuhi koordinasi hendaknya dipilih waktu leleh arus pengenal yang
memiliki kerenggangan waktu minimum 25 % antara waktu pemutusan maksimum
Fuse pemroteksi pada sisi terdekat dengan gangguan dengan waktu leleh minimum
pelebur yang diproteksi atau dengan kata lain waktu pemutusan maksimum dari fuse
pemroteksi hendaknya tidak melebihi 75 % dari minimum fuse yang diproteksi
Untuk pelaksanaan koordinasi dapat dilakukan dengan menggunakan tabel 6 dan
tabel 7 dan 8 seperti berikut
Tabel 2.7Koordinasi Proteksi Antara Fuse Cutout
46
Tabel 2.6Koordinasi Proteksi Antara Fuse Cutout
Fuse link tipe T Koordinasi dengan Fuse Link Tipe T
47
Tabel 2. 8
Koordinasi Fuse link tipe H dengan tipe K dan tipe K dengan K
48
2.2.5.3 Pemilihan Arus pengenal ( Rating ) fuse link FCO untuk Proteksi
Dilihat dari karakteristik waktu –arusnya proteksi trafo dibatasi dua garis kerja yaitu
:
a.Garis batas ketahanan pelebur yang merupakan batas ketahanan pelebur dimana
pelebur FCO tidak boleh bekerja pada beban lebih yang masih dan harus dapat
ditahan oleh trafo tersebut yaitu :
- Beban lebih ( Beban Maksimum )
- Arus Beban Peralaihan ( Cold Load pick up )
- Hubung singkat JTR
- Arus Masuk Awal ( Inrush ) trafo
- Arus asutan motor
b.Garis Batas Ketahanan Trafo yang merupakan batas ketahanan trafo dimana
pelebur ( FCO ) harus sudah bekerja / melebur gangguanh yang dapat melebihi batas
tersebut adalah hubung singkat pada sisi primeratau sekunder trafo
c.Garis batas ketahanan pelebur bagi trafo distribusi umum ditentukan oleh titik titik
berikut :
2 x In selama 100 detik ............beban lebih
3 x In selama 10 detik ............Arus beban peralihan
6 x In selama 1 detik ........... Arus beban peralihan
12 x In selama 0.1 detik .......Arus Inrush trafo
25 x In selama 0.01 detik .........Arus Inrush trafo
Bila Beban Trafo berupa motor listrik maka :
3 x In selama 100 detik .........Arus beban peralihan
49
6 x In selama 10 detik ........ Arus beban peralihan
11 x In selama 1 detik .........Arus Inrush trafo
c.Ketahanan Pelebur terhadap surja kilat
Bagi trafo trafo berdaya kecil dibawah 100 KVApemilihan pelebur harus
memperhatikan ketahanan terhadap arus surja kilat :
-minimum 74 A selama 0.01 detik untuk surja kilat
2 KA
-minimum 370 A selama 0.01 detik untuk surja kilat
10 KA
d.Garis batas ketahanan trafo ditentukan oleh kondisi sebagai berikut :
2 x In selama 300 detik …...beban lebih, arus Hs JTR
4.75 x In selama 60 detik .....beban lebih, arus Hs JTR
6.7 x In selama 30 detik ....... beban lebih, arus Hs JTR
11.3 x In selama 10 detik ....Beban lebih, arus Hs JTR
25 x In selama 2 detik ......Hubung singkat pada traf
50
Tabel 2.9
Rekomendasi arus pengenal pelebur 24 kv
51
Tabel 2.10
Rekomendasi pemilihan arus pengenal pelebur 24kv jenis letupan(publikasi iec 282-2 (1970) /
nema) di sisi primer berikut pelebur jenis letupan publikasi iec 269-2 (1973) di sisi sekunder
(230/400 v) yang merupakan pasangan yang diselaraskan sebagai pengaman trafo distribusi
52
Tabel 2. 11
Rekomendasi pemilihan arus pengenal anak pelebur 24 kv, jenis pembatasan arus,
rujukan plubikasi iec 282-1(1974), vde dan ute (perancis) di sisi prier 20 kv, berikut
pelebur jenis pembatasan arus rujukan iec 269-2 (1973) di sisi sekunder (230/400 v) yang
diselaraskan sebagai pengaman trafo distribusi.
Catatan : pemilihan nilai maksimum pelebur sekunder perlu
di kombinasikan dengan nilai maksium pelebur
primer
53
54