pbl yadi pahami.doc

23
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini : a. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut. b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. c. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. d. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. e. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan kelompok : a. Mendefinisikan masalah.

Upload: yadi

Post on 16-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika

memaparkan 6 langkahdalam pembelajaran berbasis masalah ini :a.Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untukmenentukan masalah yang akan dipecahkan dalam prosespembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkanmasalah tersebut.b.Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjaumasalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.c.Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskanberbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuanyang dimiliki.d.Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari danmenggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untukmemecahkan masalah.e.Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskandan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakanhipotesis yang diajukanf.Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkahpeserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukansesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui kegiatankelompok :a.Mendefinisikan masalah.Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandungkonflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji.

Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang

masalah yang sedang dikaji.

b.Mendiagnosis masalah

yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.

c.Merumuskan alternatif strategi.

Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.

d.Menentukan & menerapkan strategi pilihan.

Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.

e.Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :a.Menyadari Masalah.

Dimulai dengan kesadaran akan masalahyang harus dipecahkan.

Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik

dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan

oleh manusia dan lingkungan sosial.

b.Merumuskan Masalah.

Rumusan masalah berhubungan dengankejelasan dan

kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitandengan

data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan pesertadidik

dapat menentukan prioritas masalah.

c.Merumuskan Hipotesis.

Peserta didik diharapkan dapat menentukansebab akibat

dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapatmenentukan

berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.

d.Mengumpulkan Data.

Peserta didik didorong untuk mengumpulkandata yang relevan.

Kemampuan yang diharapkan adalahpeserta didik dapat

mengumpulkan data dan memetakan sertamenyajikan

dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.

e.Menguji Hipotesis.

Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan

membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.

f.Menetukan Pilihan Penyelesaian.

Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan

dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan

yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.

A.Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis MasalahPada hakikatnya,program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana sesuatu terjadi, tetapi membarikan pemahaman tentang mengapa hal itu terjadi.Berpijak pada permasalahan tersebut,maka pembelajaran berbasis masalah sangat penting untuk diterapkan.Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi didalam hidupnya,baik masalah dalam diri sendiri maupun masalah dalam kehidupan bermasyarakat.Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan masalah maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Deweybelajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata)Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran dalam konteks kehidupan nyata yang berorientasi pada pemecahan masalah serta mengembangkan berpikir kritis, sintetik, dan praktikal dengan memanfatkan multiple intellegencies untuk membiasakan belajar bagaimana belajar.B.Ciri-ciri dan Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran Berbasis MasalahCiri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu :1.Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.2.Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.3.Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.Komponen-Komponen Pembelajaran Berbasis MasalahKomponen-komponen pembelajaran berbasisi masalah dikemkakan oleh Arends, diantaranya adalah :a.Permasalahan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang sederhana.b.Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.c.Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi yang nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.d.Produk. Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil pengamatan.produk bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain.e.Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis MasalahModel pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menekankan padaproses penyelesaian masalah. Dalam implementasi model pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah ini dapat diterapkan dalam kelas jika:a.Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal materi pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.b.Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan membuat kemampuan intelektual siswa bertambah.c.Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam belajarnya.d.Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara teori yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar kelas.e.Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas secara objektif.C.Tujuan Pembelajaran Berbasis MasalahTujuan dari penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah siswa mampu berpikir kritis terhadap suatu masalah, mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri, dan mampu menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Siswa juga diharapkan mampu menemukan berbagai pemecahan dalam masalah yang dihadapi agar siswa itu benar-benar paham akan masalah yang dihadapi.D.Penerapan Pembelajaran Berbasis MasalahPembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru). Pembelajaran BerbasisMasalah menyarankan kepada peserta didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkanpeserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.Kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa dan masa depannya.Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu,dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan termasuk ilmu sejarah.Persoalan mengenai bagaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah terselesaikan tanpa melihat jenis masalah yang ingin dipecahkan,saran,serta variable-variabel pembawaan siswa. Mengingat jenis permasalahan yang akan diajarkan terdiri dari berbagai macam masalah,maka terdapat juga strategi pemecahan masalah1.Taksonomi Pemecahan MasalahMenurut Wankat dan Oreovocz mengklasifikasikan lima tingkat taksonomi pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :a.Rutin yaitu tindakan rutin atau bersifat algoritmatik yang dilakukan tanpa membuat suatu keputusanb.Diagnosik yaitu pemecahan suatu prosedur atau cara yang tepat secara rutinc.Strategi yaitu pemilihan prosedur secara rutin untuk memecahkan suatu masalah.Strategi merupakan bagian dari tahap analisis dan evaluasi dalam taksonomi bloomd.Interpretasi yaitu kegiatan pemecahan masalah yang sesungguhnya karena melibatkan kegiatan mereduksi masalah yang nyata sehingga dapat dipecahkane.Generalisasi yaitu pengembangan prosedur yang bersifat rutin untuk memecahkan masalah-masalah yang baru2.Strategi Pemecahan masalah SOLSOSolso mengemukakan enam tahap dalam pemecahan masalah yaitu :a.Identifikasi permasalahanb.Representasi permasalahanc.Perencanaan pemecahan masalahd.Penerapan / mengimplementasikan perencanaane.Menilai perencanaanf.Manila hasil pemecahan3.Strategi pemecahan masalah sistematisPemecahan masalah sistematis adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah.Secara oprasional tahap-tahap penyelesaian masalah sistematis adalah sebagai berikut : Memahami masalahnya Membuat rencana penyelesaian Melakukan rencana penyelesaian Memeriksa kembali hasilnya. Adapun Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut :John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :a.Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.b.Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.c.Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.d.Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.e.Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukanf.Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan kelompok :a.Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.b.Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.c.Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.d.Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.e.Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :1.Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.2.Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.3.Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.4.Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.5.Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.Menetukan Pilihan Penyelesaian. Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya. Sintaks Pembelajaran Berbasis MasalahUntuk lebih jelasnya langkah-langkah atau sintaks strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :FaseIndikatorTingkah Laku Guru

1Orientasi siswa pada masalahMenjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

2Mengorganisasi siswa untuk belajarMembantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3Membimbing pengalaman individual/ kelompokMendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaMembantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahMembantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.E.Penilaian dan EvaluasiProsedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid.Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi dalam bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.H.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis MasalahSebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah:1.Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.2.Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.3.Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.4.Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.5.Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.6.Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.7.Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.8.Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.9.Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :1.Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.2.Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.3.Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

[1]Isriani Hardini,Strategi pembelajaran terpadu:familia,Yogyakarta,2012

[2]Ibid

[3]ibid

[4]Dr.Nunuk Suryani dan Drs. Leo Agung.Strategi Belajar Mengajar: Ombak,Yogyakarta,201

Pengertian

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang dirancang dalam konteks yang relevan dengan materi yang dipelajari.Pembelajaran berbasis masalah menggunakan berbagi macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan,2000). Pembelajaran Berbasis Masalah dalam kaitannya dengan matematika adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan menghadapkan siswa dalam masalah matematika. Dengan segenap pengetahuan dan kemampuannya, siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah yang kaya dengan konsep-konsep matematika.PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena ituIbrahim dan Nur (2000: 13) dan Ismail (2000: 1) mengemukakan bahwa langkah-langkah (sintaks) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.

FaseIndikatorTingkah Laku Guru

1Orientasi siswa pada masalahMenjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

2Mengorganisasi siswa untuk belajarMembantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3Membimbing pengalaman individual/ kelompokMendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaMembantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahMembantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

Menurut Fogarty (1997: 3) PBM dimulai dengan masalah yang tidak terstruktur sesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada. Lagkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah : (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan masalah; (3) mengumpulkan fakta; (4) merumuskan hipotesis; (5) penelitian; (6) memahami kembali suatu masalah; (7) menyuguhkan alternatif; dan (8) mengusulkan solusi.

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.

a.Permasalahan menjadistrating pointdalam belajar;

b.Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur;

c.Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective);

d.Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;

e.Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;

f.Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM;

g.Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;

h.Pengembangan keterampilaninquirydan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan;

i.Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;dan

j.PBM melibatkan evaluasi danreviewpengalaman siswa dan proses belajar

Dari karakteristik di atas, maka kelebihan diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah siswa dapat berlatih berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang ada, mampu merumuskan masalah, dan mampu menemukan solusinya. Adapun kekurangan dalam model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagian siswa belum tentu memiliki pengalaman yang nyata dalam menghadapi permasalahan tersebut sehingga siswa kesulitan dalam memecahkan masalah itu. Jadi, kurangnya siswa dalam berlatih memecahkan soal-soal dapat menyebabkan soal-soal itu sulit diidentifikasi dan pada akhirnya sulit untuk diselesaikan.

Alur proses pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat padaflowchartberikut ini.

PBM digunakan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan: (1) penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidisipliner; (2) penguasaan keterampilan proses dan disiplinheuristic; (3) belajar keterampilan pemecahan masalah; (4) belajar keterampilan kolaboratif; dan (5) belajar keterampilan kehidupan yang lebih luas. Ketika tujuan PBM lebih luas, maka permasalahan pun menjadi lebih kompleks dan proses PBM membutuhkan siklus yang lebih panjang.

Jenis PBM yang akan dimasukkan dalam kurikulum tergantung pada profil dan kematangan siswa, pengalaman masa lalu siswa, fleksibelitas kurikulum yang ada, tuntutan evaluasi, waktu, dan sumber yang ada.

Tujuan dari penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah siswa mampu berpikir kritis terhadap suatu masalah, mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri, dan mampu menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Siswa juga diharapkan mampu menemukan berbagai pemecahan dalam masalah yang dihadapi agar siswa itu benar-benar paham akan masalah yang dihadapi.