xxv - umprepository.ump.ac.id/9265/3/siti solikhati bab ii.pdf · definisi manajemen merupakan...
TRANSCRIPT
xxv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keperawatan
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Manajemen
tersebut mencakup kegiatan planning, organizing, actualing, controlling
(POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi(Nursalam, 2013).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional.Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
mendukung. Proses keperawatan sebagaimana manajemenkeperawatan
terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil(Nursalam, 2013).
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan
(Huber,2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa
manajemen keperawatan dapat di definisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxvi
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg (2000)
menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari
keperawatan menejer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan
yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana
perawat manajer menjalankan profesi mereka.
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas
manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan
dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia
untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien
(Gillies, 2000).
2. Fungsi Managemen
Ada empat fungsi manajemen yang utama yaitu :
a. Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang.
Merupakan apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Organisasi merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yang
teratur dansistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang
lain agarmau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas,
demi tercapainyatujuan bersama.
d. Pengawasan adalah suatu prosesuntuk mengetahui apakah
pelaksanaa kegiatan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan,
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxvii
kebijakan, tujuan dansasaran yang sudah ditentukan sebelumnya
(Suarli dan Bahtiar, 2009).
Manajemen keperawatan mempunyai fungsi yang sejalan dengan
fungsi manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan,
kepemimpinan dan pengawasan (Nursalam, 2013).
B. Kepemimpinan
1. Definisi
Kepemimpinan memiliki arti pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan disuatu bidang sehingga ia mampu mempengaruhi orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan, sedangkan kepemimpinan atau Leadership
dipahami sebagai daya upaya bersama untuk menggerakan samua
sumber atau alat yang tersedia dalam suatu organisasi (Setiawan, 2015).
Almahmoud(2017) mengemukakan bahwa kepemimpinan
didefinisikan sebagai proses dimana seseorang mempengaruhi
sekelompok individu lain untuk mencapai tujuan bersama. Karena para
pemimpin dan pengikut keduanya merupakan bagian dari proses ini,
penting untuk menangani isu-isu yang dihadapi para pengikut sekaligus
menjadi isu yang dihadapi para pemimpin.
Kepemimpinan adalah faktor yang paling berpengaruh dalam
membentuk budaya organisasi, dan untuk memastikan bahwa perilaku,
strategi, dan kualitas kepemimpinan yang diperlukan dikembangkan
(Almahmoud, 2017).
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxviii
Pendapat yang relatif sama dikemukakan oleh Nursalam (2013)
seorang pemimpin keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana
yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Kepemimpinan adalah aktifitas untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar bersedia diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Fleishman dalam Kuntoro (2010), kepemimpinan adalah
mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk memiliki motivasi
dalam mencapai suatu tujuan. Selain itu, kepemimpinan juga diartikan
sebagai suatu kegiatan yang menggunakan proses komunikasi untuk
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok kearah pencapaian
tujuan dalam sitasi tertentu.
Ada lima unsur utama esensi kepemimpinan, yaitu (1) unsur
kepemimpinan atau orang yang mempengaruhi. (2) unsur orang yang
dipimpim sebagai pihak yang dipengaruhi. (3) unsur interaksi atau
kegiatan/usaha dan proses mempengaruhi. (4) unsur tujuan yang hendak
dicapai dalam proses mempengaruhi. (5) unsur perilaku/kegiatan yang
dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.
Sukses tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangat
tergantung pada kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim
kerja sama dalam menggerakan sumber daya yang ada sehingga dapat
mendayagunakannya dalam berjalan secara efektif dan efisien.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxix
2. Teori kepemimpinan
Menurut Robbins (2010), teori-teori awal kepemimpinan berfokus
pada pemimpin (reori sifat) dan bagaimana pemimpin berinteraksi
dengan anggota kelompoknya (teori perilaku).
Tujuh sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif :
a. Penggerak (drive). Pemimpin menunjukan tingkat usaha yang
tinggi. Mereka memiliki keinginan yang relativ tinggi terhadap
keberhasilan, ambisius, memiliki banyak energi, tidak kenal lelah
dalam aktifitasnya, dan menunjukan inisiatif.
b. Hasrat untuk memimpin (desire to lead). Pemimpin memiliki
hasrat yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain.
Mereka menunjukan kemauan untuk menerima tanggung jawab.
c. Kejujuran dan integritas (honesty and integrity). Pemimpin
membangun hubungan terpercaya dengan pengikutnya dengan cara
jujur dan tidak berkhianat, dan dengan menjaga konsistensi antara
kata-kata dan perbuatannya.
d. Kepercayaan diri (self confidence). Pengikut pencari pemimpin
yang tidak ragu-ragu. Dengan demikian, para pemimpin harus
dapat menunjukan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan
pengikutnya terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
e. Kecerdasan (inteligence). Pemimpin harus cukup cerdas agar dapat
mengumpulkan, menyatukan dan menafsirkan banyak informasi,
dan mereka harus dapat menciptakan visi, memecahkan persoalan,
dan mengambil keputusan yang tepat.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxx
f. Pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaan (job-relevant
knowledge). Pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan tingkat
tinggi mengenai perusahaan, industri, dan permasalahan teknis.
Dengan pengetahuan yang mendalam, pemimpin dapat membuat
keputusan terbaik dan memahami implikasi keputusan tersebut.
g. Extrsversion. Pemimpin adalah orang yang energik dan penuh
semangat. Suka bergaul, tegas dan jarang sekali berdiam diri atau
menarik diri.
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam
organisasi sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja
yang kondusif dan membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga
diharapkan akan menghasilkan produktifitas yang tinggi (Fahrurozi,
2014).
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
mencapai suatu tujuan (Suarli, 2012).
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya
ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin
dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxi
pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahannya.
Pemimpin tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama
dalam memimpin bawahannya, namun harus disesuaikan dengan
karakter-karakter tingkat kemampuan dalam tugas setiap bawahannya.
Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam
kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang
dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan
mengerti bagaimana caranya memanfaatkan kekuatan bawahan untuk
mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara
yang dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya
(Isnaeni, 2017).
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam
organisasi sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja
yang kondusif dan membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga
diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi (Fahrurozi,
2014).
4. Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang
dapat diterapkan dalam suatu organisasi (Nursalam, 2013) antara lain :
a. Menurut Hersey dan Blanchard
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxii
Membedakan empat gaya kepemimpinan dimana keempat gaya
kepemimpinan tersebut memiliki ciri-ciri tiap gaya kepemimpinan
yaitu :
1) Intruksi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi
sejarah, pengambilkan keputusan berada pada pemimpin
dan peran bawahan sangat minimal, pemimpin banyak
memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta
mengawasi dengan ketat.
2) Konsultasi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan,
komunikasi dua arah, peran pemimpin dalam pemecahan
masalah dan pengambilan kepuasan cukup besar, bawahan
diberi kesempatan untuk memberi masukan dan
menampung keluhan.
3) Partisipasi, tinggi hubungan tapi rendah tugas, pemimpin
dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam
mengambil keputusan.
4) Delegasi, rendah hubungan dan rendah tugas, komunikasi
dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin
dan bawahan dalam mengambil keputusan pemecahan
masalah.
b. Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu :otoriter, demokratis, dan
liberal atau laissez fire yang mulai dikembangkan di Universitas
lowa.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxiii
1) Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri antara lain :
a. Wewenang mutlak berada pada pemimpin,
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin,
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin,
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pemimpin kepada
bawahan,
e. Pengawasan terhadap sikap,
f. Tingkah laku, pembuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat,
g. Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin,
h. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran pertimbangan atau pendapat,
i. Tugas-tugas bawahan diberikan secara intruktif,
j. Lebih banyak kritik dari pada pujian,
k. Pimpinan menurut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
sarat,
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman, kasar
dalam bersikap,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul
oleh pemimpin.
2) Demokratis
Gaya kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxiv
telah ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antar pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak
b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang
kepada bawahan,
c. Keputusan dibuat bersama antara pemimpin dan bawahan,
d. Komunikasi berlangsung timbal balik
e. Pengawasan dilakukan secara wajar, prakarsa dapat datang
dari bawahan,
f. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan
saran dan pertimbangan,
g. Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat
permintaan daripada intruktif,
h. Pujian dan kritik seimbang
i. Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan
dalam batas masing-masing,
j. Pemimpin meminta kesetiaan bawahan secara wajar,
k. Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak,
l. Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan
saling menghargai,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung
bersama-sama.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxv
3) Liberal atau Laissez Fire
Kepemimpinan gaya liberal atau laissez fire adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia berkerja
sama untuk mencapai tujuan dengan lebih banyak
menyerakhan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan.
Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain :
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahan
d. Prakarsa selalu berasal dari bawahan
e. Hamper tidak ada pengarahan dari pimpinan
f. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
g. Kepentingan pribadi lebih penting dari pada kepentingan
kelompok
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan.
c. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang menurut
Gillies (1996) dalam Nursalam (2013) yang dibedakan menjadi
empat
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxvi
1. Otoriter, merupakan kepemimpina yang berorientasi pada tugas
atau pekerjaan. Gaya kepemimpinana ini memiliki ciri-ciri yaitu
:
a. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin,
b. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai
dalam pengambilan keputusan,
c. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas
d. Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.
2. Demokrasi, merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat
dan kemampuan setiap staf. Gaya kepemimpinan ini memiliki
cirri-ciri yaitu :
a. Menggunakan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide-
ide staf,
b. Otifasi kelompok untuk enentukan tujuan sendiri,
c. Membuat rencana dengan pengontrolan dalan
menerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dengan
terbuka.
3. Partisipastif, merupakan gabungan antara otoriter dan
demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis
masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada
bawahannya. Pemipin meminta saran dan kritk staf serta
mempertimbangkan respon terhadap usulannya.kepuasan akhir
yang diambil bergantung pada kelompok.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxvii
4. Bebas Tindak, merupakan pimpinan ofisial karyawan menetukan
sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi.
Staf atau bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan
caranya sendiri. Pemimpin hanya sumber informasi da
pengadilan secara minimal.
C. Kepala Ruang
1. Definisi Kepala Ruang
Kepala ruangan adalah seorang tenagaperawatan profesional
yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Suarli, 2009).Kepala
ruangan bertugas untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak dalam perngawasan agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Nursalam, 2011).
Menurut Arief (1987) dalam Nursalam (2011) merumuskan
kepala ruangan sebagai suatu proses kegiatan dalam upaya
meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga pelaksana program,
sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan hasil
yang diharapkan. Kepala ruangan melakukan kegiatan pengawasaan dan
pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan mencangkup
masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar
pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxviii
2. Konsep Kepala Ruang
Kepala ruang adalah menejer tingkat pemula yang fokus utama
kegiatannya berada diunit kerja.kepala ruangan dalam melakukan
egiatan dibantu oleh orang orang yang bekerja ditingkat menejer pemula
antara lain wakil kepala ruangan dan ketua tim serta perawat. Peran
utama seorang kepala ruangan adalah mengelola seluruh sumber daya
yang unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu.
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk melakukan supervise
pelayanan keperawatan pada pasien di ruang perawatan yang
dipimpinnya (Nurhidayah, 2013).
Didalam organisasi rumah sakit, kepala ruangan adalah
pimpinan yang langsung membawahi perawat pelaksana dan
pelaksanaan tugas perawat diruang rawat inap merupakan suatu unsur
proses dalam manajemen rumah sakit. Kepala ruangan berperan sebagai
manajer sekaligus sebagai seorang pemimpin.Kepala ruangan
keperawatan mempunyai tanggung jawab menggerakan perawat
pelaksana.Oleh karena itu, kepala ruangan juga memiliki tugas untuk
melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat (Suyanto, 2009).
3. Tugas Kepala Ruang
Adapun tugas dan tanggung jawab kepala ruangan menurut
Burgess (2013) antara lain :
a. Ketenagaan, yaitu mengidentifikasi dan mengusulkan jumlah
kebutuhan tenaga keperawatan dan non keperawatan di unitnya
kepada atasan dan memberdayakan tenaga yang sudah ada.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xxxix
b. Manajemen operasional, yaitu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai manajemen pemula dalam hubungan dengan atasan
dan bawahan guna mendukung tugas pokoknya.
c. Manajemen kualitas pelayanan, yaitu melaksanakan asuhan
keperawatan professional berdasarkan kaidah ilmu dan etika
profesi agar bisa diserahkan langsung oleh pasien, keluarga, dan
masyarakat serta menjamin mutu pelayanan keperawatan yang
memuaskan semua pihak.
Manajemen financial, yaitu melaksanakan tugas perhitungan
keuangan dan logistic keperawatan (pengadaan dan pemanfaatan alat
kesehatan dan material kesehatan).
4. Fungsi Kepala Ruang
Fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2003)
dalam Fahrurozi (2014)sebagai berikut :
a. Perencanaan, dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijakan, dan peraturan-peraturan, membuat peraturan jangka
panjang dan jangka pendek untuk mencapai visi, misi dan tujuan
organisasi, menetapkan biaya-biaya untuk setiap kegiatan serta
merencanakan dan pengelolaan rencana perubahan.
b. Pengorganisasian, meliputi pembentukan struktur untuk
melaksanakan perencanaan, menetapan metode pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien yang paing tepat, menggelompokan
kegiatan untuk mencapai tujuan unit, serta melakukan peran dan
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xl
fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewenang
dengan tepat.
c. Ketenagaan, dimulai dari rekrutment, interview, mencari, orientasi
dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi
staf.
d. Pengarahan, mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber
daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi dan memfasilitasi
kolaborasi.Pengawasan, meliputi penampilan kerja, pengawasan
umum, pengawasan professional. Seorang manajer dalam
mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-hari akan bergerak
dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, personalia
dan lain-lain.
D. Kepuasan Kerja
1. Definisi
Menurut Robbins (2009) menyatakan bahwa “Kepuasan kerja
sebagai suatu sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya”.
Menurut Davis (2002) menyatakan bahwa “kepuasan kerja merupakan
seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak
menyenangkan pekerjaan mereka”. Kepuasan kerja pegawai adalah
suatu fenomena yang perlu dicermati oleh pimpinan organisasi.
Kepuasan kerja berhubungan eratdengan dengan kinerja pegawai,
seseorang yang puas dalam pekerjaannyaakan memiliki motivasi,
komitmen pada organisasi dan partisipasi kerja yang tinggi, yang pada
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xli
akhirnya akan terus memperbaiki kinerja mereka. Jikakepuasan
kerja tidak terjaga besar kemungkinan berakibat pada
tingginyakeluar masuk (turn over) pegawai, rendahnya produktifitas
pegawai, tingginya kemungkinan dalam pekerjaan, dan rendahnya
komitmen pada organisasi(Lijan Poltak Sinambela, 2012). Kepuasan
kerja adalah sikap emosional yangmenyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Kepuasan kerja dalam pekerjaanmerupakan kepuasan
kerja yang dinikmati dalam pekerjaan denganmemperoleh pujian
hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan
kerja yang baik (Malayu.S.P.Hasibuan,2014). Menurut Tiffin(1958)
kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan
terhadappekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan
dengan sesame karyawan (Edi Sutrisno, 2014).
Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukkaan diatas, dapat
disimpulkansecara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan
seseorang terhadappekerjaannya. Ini berarti bahwa perasaan
seseorang terhadap pekerjaantentulah sekaligus merupakan refleksi dari
sikapnya terhadap pekerjaan. Padadasarnya kepuasan kerja merupakan
hal yang bersifat individual, setiapindividu akan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang
berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena perbedaanpada masing-
masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaanyang
sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi
tingkatkepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xlii
2. Teori Kepuasan Kerja
Beberapa teori-teori tentang kepuasan kerja (Lijan Poltak Sinambela,
2012):
a. Teori Dua faktor (Two Factor Theory)
Mendeskripsikan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan
bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivator dan
hygiene factors.Umumnya pegawai mengharapkan bahwa faktor
tertentu akan memberikankepuasan kerja apabila tersedia dan dapat
menimbulkan ketidakpuasan apabila tidak tersedia. Teori ini
menghubungkan kondisi disekitar pekerjaan dilaksanakan seperti
kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitaspengawasan, dan
hubungan dengan orang lain, dan bukannya denganpekerjaan itu
sendiri.
b. Teori Nilai (Value Theory)
Konsep ini terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan
diterima individuseperti diharapkan. Semakin banyak orang
menerima hasil, maka akansemakin puas, dan sebaliknya.
c. Teori Keseimbangan (Equity theory)
Teori ini dikemukakan oleh Adam, yang intinya berpendapat
bahwa dalamorganisasi harus ada keseimbangan. Adapun
komponen dari teori ini adalah input, outcome, comparison
person, equity in equity. Wexley dan Yulk (1977) mengemukakan
bahwa input adalah semua nilai yang diterima pegawai yangdapat
menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya pendidikan,
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xliii
pengalaman,keahlian, usaha dan lain-lain. Outcome adalah semua
nilai yang diperoleh dandirasakan pegawai misalnya upah,
keuntungan tambahan, status symbol,pengenalan kembali dan
lain-lain. Comparison person adalah seorangpegawai dalam
organisasi yang sama, sesorang pegawai dalam organisasiyang
berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya. Menurut
teori ini,puas atau tidaknya pegawai merupakan hasil dari
perbandingan yangmereka lakukan antara input-outcome dirinya
sendiri dengan perbandinganinpu-outcome pegawai lain. Jadi,
apabila perbandingan tersebut dirasakanseimbang maka pegawai
tersebut akan merasa puas, dan sebaliknya.
d. Teori perbedaan (Discrepancy theory)
Teori ini dikemukakan oleh Porter, yang intinya berpendapat
bahwamengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara
menghitung selisih antaraapa yang seharusnya dengan kenyataan
yang dirasakan oleh pegawai. Locke (1960),mengemukakan bahwa
kepuasan kerja pegawai bergantung padaperbedaan antara apa
yang didapat dengan apa yang diharapkan oleh pegawai.Apabila
yang didapat lebih besar daripada apa yang diharapkan maka
merekaakan puas, dan sebaliknya.
e. Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)
Menurut Teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada
terpenuhi atautidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xliv
merasa puas jika merekamendapatkan apa yang dibutuhkannya.
Semakin besar kebutuhan pegawaiterpenuhi maka semakin puas
pula mereka.
f. Teori Pandangan Kelompok (Social reference Group Theory)
Menurut teori ini kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung
padapemenuhan kebutuhan saja, akan tetapi sangat bergantung
pada pendapatkelompok yang oleh para pegawai dianggap
sebagai kelompok rujukan.Kelompok rujukan tersebut oleh
pegawai dijadikan tolak ukur untuk menilaidirinya maupun
lingkungannya. Para pegawai akan merasa puas jika
hasilkerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan
oleh kelompokrujukan.
g. Teori Dua Faktor
Dikembangkan oleh Frederick Hezberg, ia menggunakan teori
AbrahamMaslow sebagai acuannya. Menurut teori ini, kepuasan
kerja pegawaibukanlah bergantung pada pemenuhan kebutuhan
saja, akan tetapi sangatberuntung pada pendapat kelompok yang
oleh kepuasan kerja danketidakpuasan kerja adalah dimensi yang
terpisah berdasarkan teori Hezberg, oleh sebab itu pegawai dalam
pekerjaannya dapat masuk kedalam berbagaikombinasi hasil
yang positif yang akan membayangi kepuasan kerja yangtinggi
atau ketidakpuasan yang rendah. Kepuasan kerja
seseorangberhubungan timbal balik dengan kepuasasn hidup,
dimana kepuasan hidupdiperoleh dari faktor kerja sedangkan
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xlv
kepuasan hidup diperoleh dari faktornon kerja misalnya
penghargaan diri, kepuasan keluarga, kedua kepuasan tersebut
akan mempengaruhi kepuasan hidup, yang terlihat dari
kesehatanfisik, kesehatan rohani dan lain-lain (Lijan Poltak
Sinambela, 2012).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor yang mempengaruhi perkembangan perawat secara
profesional adalah sebagai berikut:
a. Antheical terhadap pakerjaan keperawatan.
Karena rendahnyadasar pendidikan profesi dan belum
dilaksanakanya pendidikan keperawatan secara profesional, perawat
lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutinitas
dan menunggu perintah dari dokter.
b. Rendahnya rasa percaya diri
Perawat belummampu menyediakan dirinya sebagai sumber
informasi bagi klien, rendahnya rasa percaya diri disebabkan oleh
karena rendahnya pendidikan, rendahnya pengetauan, dan
tehnologi-tehnologi yang memadai.
c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset
keperawatan.Pengetahuan dan keterampilan perawat terhadap
riset masih sangat rendah. Hal ini ditunjukan dengan rendahnya
hasil riset di bandingkan dengan profesi yang lain
d. Rendahnya standar gaji
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xlvi
Bagi perawat yang bekerja pada institusi pemerintah di dalam negeri
dirasakan masih rendahnya bila dibandingkan dengan negeri lain.
Rendahnya gaji perawat berdampak pada asuhan keperawatan
yang profesional.
e. Sangat minimya perawat yang menduduki jabatan strukturaldi
Institusikesehatan.
Masalah ini sangat mempengaruhi dalam perkembangan profesi
keperawatan, karena sistim sangat berpengaruh terhadap
terselenggaranya pelayanan yang baik. (Nur Hidayah, 2012).
Sedangkan menurut Dr. Santoso Soeroso (2003) menyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja itu antara lain:
a. Faktor kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen.Pentingnya kepemimpinan dapat dirasakan pada
tingkat individu, antar-individu, manajerial, dan organisasi.
Gilles (1970) dikutip oleh Nursalam (2012) menyatakan
bahwadapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu
sendiri. Perilaku sesorang dipengaruhi oleh adanya
pengalamandalam kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian
seseoerang akanmempengaruhi gaya kepemimpinan yang
digunakan. Gaya kepemimpinan seseorangcenderung sangat
berbedabeda. Kepemimpinan merupakansikap atau gaya yang
dimiliki seorang perawat dalam menanamkan pengaruh di dalam
diri seorang inividu atau kelompok dengan harapan bahwa apa
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xlvii
yang menjadi tujuan dapat tercapai. Fakta dilapangan yang
menyebabkan kepemimpinan berpengaruh makna terhadap
kinerja perawat adalah kondisi dimana perawat bekerja
berdasarkan uraian tugas dan kewajiban yang harus dilakukan
pada saat bertugas sesuai dengan arahan kepemimpinan kepala
keperawatan yangberfungsi sebagai regulator dari pemilik
rumah sakit ke direktur atau manajemen keperawatan.
b. Faktor motivasi kerja
Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi(situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi
yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai
tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
potensi kerja secara maksimal.
c. Produktivitas
Produktivtas didefinisikan sebagai hasil, yang didapat dari proses
produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi.
Produktivitas biasanya dihitung sebagai indeks dan rasio antar
output dibanding input. Produktivitas adalah keluaran (output)
produk atau jasa persatuan masukan (input) sumber daya yang
digunakan dalam suatu proses produksi.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xlviii
d. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang baik yang
bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya. Kepuasan
kerja adalah sikap umumyang merupakan pencerminan dari
beberapa sikap yang saling terkait dari seseorang terhadap
pekrjaannya.
e. Kesehatan dan Keselamatan kerja
Menurut pasal 164 bab XII UU no 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, kesehatan kerja meliputi upaya kesehatan kerja.
Dan menurut Gibson (1997) yang dikutip dari buku
Notoadmodjo (2009) dalam Buku Pengembangan Sumber Daya
Manusia, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan
kinerja adalah :
a. Faktor individu (internal) meliputi:pemahaman terhadap
pekerjaannya, pengalaman kerja, latar belakang keluarga,
tingkat sosial ekonomi, dan faktor demografi (umur, jenis kelamin,
etnis, dan sebagainya)
b. Faktor organisasi (eksternal) meliputi: Sumber daya manusia,
kepemimpinan, desain pekerjaan, struktur organisasi
c. Faktor psikologis meliputi : persepsi terhadap pekerjaan, sikap
terhadap pekerjaan, Motivasi dari dalam diri individu masing-
masing kepribadian.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
xlix
Menurut Sedarmayanti (2001), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah:
a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift
work), bekerj dalam suatu tim.
b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan
dalam manajemen dan supervise serta keterampilan dalam tehnik
profesi.
c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit organisasi.
d. Manajemen kinerja/produktivitas yaitu manajemen yang efesien
mengenai sumber-sumber dan sistem kerja untukmencapai
peningkatan prestasi kerja.
e. Efesiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja.
f. Kreativitas dalam dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar
Kepuasan kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut (Malayu.S.P.
Hasibuan2014) :
a. Balas jasa yang adil dan layak
b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian
c. Berat-ringannya pekerjaan
d. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
e. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
4. Indikator Kepuasan Kerja
Penelitian dari Spector (Priansa, 2016:292) ia menyatakan bahwa
kepuasan kerja berkaitan dengan bagaimana perasaan pegawai terhadap
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
l
pekerjaannya dan terhadap berbagai macam aspek dari pekerjaan
tersebut, sehingga kepuasan kerja sangat berkaitan dengan sejauh mana
pegawai puas atau tidak puas dengan pekerjaannya. Dan ia dapat
mengidentifikasikan indikator kepuasan kerja dari sembilan aspek yaitu:
1. Gaji
Aspek ini mengukur kepuasan pegawai sehubungan dengan gaji
yang diterimanya dan adanya kenaikan gaji, yaitu besarnya gaji yang
diterima sesuai dengan tingkat yang dianggap sepadan.Upah dan gaji
memang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja.Upah dan
gaji juga menggambarkan berbagai dimensi dari kepuasan
kerja.Pegawai memandang gaji sebagai hak yang harus diterimanya
atas kewajiban yang sudah dilaksanakannya.
2. Promosi
Aspek ini mengukur sejauh mana kepuasan pegawai sehubungan
dengan kebijaksanaan promosi dan kesempatan untuk mendapatkan
promosi.Promosi atau kesempatan untuk meningkatkan karier juga
memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.Pegawai
akan melihat apakah organisasi memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap pegawainya untuk mendapatkan kenaikan jabatan
ataukah hanya diperuntukkan bagi sebagian orang saja.
Kebijkasanaan promosi ini harus dilakukan secara adil, yaitu setiap
pegawai yang melakukan pekerjaan dengan baik mempunyai
kesempatan yang sama untuk promosi.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
li
3. Supervisi (hubungan dengan atasan)
Aspek ini mengukur kepuasan kerja seseorang terhadap atasannya.
Pegawai lebih menyukai bekerja dengan atasan yang bersikap
mendukung, penuh perhatian, hangat dan bersahabat, memberi
pujian atas kinerja yang baik dari bawahan, mendengar pendapat dari
bawahan, dan memusatkan perhatian kepada pegawai (employed
centered) dari padabekerja dengan pimpinan yang bersifat acuh tak
acuh, kasar, dan memusatkan dirinya kepada pekerjaan (job
centered).
4. Tunjangan Tambahan
Aspek ini mengukur sejauhmana individu merasa puas terhadap
tunjangan tambahan yang diterimanya dari organisasi.Tunjangan
tambahan diberikan kepada pegawai secara adil dan sebanding.
5. Penghargaan
Aspek ini mengukur sejauhmana individu merasa puas terhadap
penghargaan yang diberikan berdasarkan hasil kerja.Setiap individu
ingin usaha, kerja keras, dan pengabdian yang dilakukannya untuk
kemajuan organisasi dapat dihargai dengan semestinya.
6. Prosedur dan Peraturan Kerja
Aspek ini mengukur kepuasan sehubungan dengan prosedur dan
peraturan di tempat kerja.Hal-hal yang berhubungan dengan
prosedur dan peraturan di tempat kerja mempengaruhi kepuasan
kerja seorang individu, seperti birokrasi dan beban kerja.
7. Rekan kerja
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lii
Aspek ini mengukur kepuasan kerja berkaitan dengan hubungan
dengan rekan kerja. Rekan kerja yang memberikan dukungan
terhadap rekannya yang lain, serta suasana kerja yang nyaman dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Misalnya rekan kerja yang
menyenangkan atau hubungan dengan rekan kerja yang rukun.
8. Pekerjaan itu Sendiri
Aspek yang mengukur kepuasan kerja terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, seperti kesempatan untuk
berekreasi dan variasi dari tugas, kesempatan untuk menyibukkan
diri, peningkatan pengetahuan, tanggung jawab, otonomi,
pemerkayaan pekerjaan, dan kompleksitas pekerjaan.
9. Komunikasi
Aspek ini mengukur kepuasan yang berhubungan dengan
komunikasi yang berlangsung dalam pekerjaan.Dengan komunikasi
yang berlangsung lancar dalam organisasi, pegawai dapat lebih
memahami tugas-tugasnya dan segala sesuatu yang terjadi di dalam
organisasi.
5. Mengukur Kepuasan Kerja
Menurut Wibowo (2013), pandangan beberapa pakar tentang hal
yang dapat dijadikan indikator untuk mengatakan bahwa
seseorangpekerja mendapatkan kepuasan kerja yaitu:
a. Pandangan Colquitt, Lepine, dan Wesson
Pakar ini melihat adanya unsur yang terkandung dalam kepuasan
kerja, yaitu Value fulfillment atau pemenuhan nilai dan
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
liii
Satisfaction withthe work itself atau kepuasan atas pekerjaan itu
sendiri.
1. Value Fulfillment
Pada umumnya, pekerja merasa puas apabila pekerjaan
mereka memberikan sesuatu yang mereka hargai. Sesuatu
yang berharga atau mempunyai nilai adalah segala sesuatu
yang secara sadar atau tidak sadar orang ingin mencari atau
mendapatkan.Kepuasan kerja akan terjadi apabila pekerja
merasakan bahwa nilai yang mereka inginkan terpenuhi,
diperoleh value fulfillment. Tetapi orang yang berbeda
dapat menghargai hal yang berbeda dan bahwa nilai
dapat berubah selama dalam kehiduapn kerja. Teori yang
bersangkutan dengan pemenuhan nilai tersebut dinamakan
valuepercept theory.Untuk mengukur kepuasan kerja (job
satisfaction) menurut the value percept theory adalah: (1)
Pay Satisfaction, (2) Promotion Satisfaction, (3)
Supervision Satisfaction, (4) Cowarner Satisfaction, dan
(5) Satisfaction with the work itself.
2. Satisfaction with the work itself
Manajemen Saintifik memfokus pada meningkatkan
efesiensi dari tugas pekerjaan dengan membuatnya lebih
disederhanakan dan spesialisasi dan menggunakan time
and motion study untuk merencankan gerakan dan urutan
tugas dengan hati-hati. Dengan langkah ini harapannya
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
liv
adalahakan meningkatkan produktivitas pekerja dan
menurunkan luasnya keterampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, dan akhirnya memperbaiki
profiltabilitas organisasi. Namun, kecenderungan ini
mempunyai batas optimumnya. Apabila telah melampaui
batas optimum, pekerjaan yang disederhanakan lebih
lanjut dan bersifat rutin cenderung kemudian menurunkan
kepuasan kerja, sambil mengingkatkan kemangkiran dan
pergantian (Wibowo, 2013) .
b. Pandangan Schermerhorn, Jr., John R., James G. Hunt, Richard N.
Osborn, and Mary Uhl- Bien.
Para pakar menungkapkan bahwa kepuasan kerja diketahui
melalui observasi dan interpretasi secara berhati-hati tentang apa
yang dikatakan dan dilakukan orang sambil melakukan
pekerjaannya. Mereka menyebutnya sebagai komponen kepuasan
kerja. Dalam hal ini ada dua
model yang disarankan yang dapat dipergunakan, yaitu The
Minnesota Satisfaction Quessitionnaire dan Job Dicriptive index.
The Minnesota Satisfaction Quessitionnaire (MSQ) mengukur
kepuasan anatara lain dengan (a) working cindition, kondisi
kerja, (b) chances for advancement,kesepakatan untuk maju, (c)
freedom too use one’s own judgement ,kebebasan menggunakan
pertimbangannya sendiri, (d) praise for doing a good job, memuju
karena telah melakukan pekerjaan baik, dan (e) feelings of
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lv
accomplishment, perasaan atas penyelesaian.Sedangkan Job
Descriptive index mengukur kepuasan dari lima segi, yaitu:
1. The work it self, pekerjaan itu sendiri, yang mencakuptanggung
jawab(resposibility), kepentigan (interest), dan pertumbuhan
(growth).
2. Quality of supervision, kualitas pengawasan, yangmencakup
bantuan teknis (technical help)dan dukungan sosial (social
support).
3. Realitionship with co-workers, hubungan dengan rekan
sekerja, yang mencakup keselarasan sosial (social harmony) dan
rasa hormat (respect).
4. Promotion opportunities, peluang promosi, termaksud
kesempatan untuk kemjuan selanjutnya (chance for further
advancement).
5. Pay, bayaran, dalambentuk kecukupan bayaran (adequacy of
pay) dan perasaan keadilan terhadap orang lainnya (percived
equity vis-a-vis others) (Wibowo, 2013).
6. Dampak Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2015), kepuasan kerja yang dirasakan
pegawai akan memiliki dampak bagi pegawai itu sendiri dan organisasi
di tempat kerja. Dampak kepuasan kerja dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kepuasan kerja dan produktivitas
Data organisasi secara keseluruhan ditemukan bahwa organisasi
dengan karyawan yang memiliki kepuasan tinggi akan cenderung
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lvi
lebih efektif dibandingkan dengan karyawan yang memiliki
kepuasan rendah. Karyawan yang bahagia atau puas
terhadappekerjaannya kemungkinan besar akan menjadi karyawan
yang lebih produktif.
2. Kepuasan kerja dan prilaku organisasi
Kepuasan kerja menjadi penentu utama dari perilaku organisasi
karyawan. Karyawan dengan kepuasan kerja tampaknya lebih
positif dalam berbicara membantu orang lain, dan memiliki
harapan normal dalam pekerjaan mereka.Keadaan tersebut mungkin
dikarenakan mereka ingin membalas pengalaman positif atas
kepuasan yang mereka peroleh dalam pekerjaan.
3. Kepuasan kerja dan pengunduran diri
Kepuasan kerja menyebabkan retensi pegawai di tempat kerja.
Pegawai yang merasa puas dengan pekerjaannya akan merasa
nyaman dan enggan untuk pindah kerja, karena harus beradaptasi
kembali di tempat yang baru.
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lvii
E. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut diatas, maka peneliti dapat menyusun
kerangka teori penelitian sebagai berikut :
Keterangan : = diteliti
= tidak diteliti
Gambar 2.1 : Kerangka teori
Sumber :Nursalam 2013, Suarli & Bahtiar 2009, Gillies 1996, Malayu.S.P.
Hasibuan 2014
Manajemen
keperawatan
Perorganisasian
Pengawasaan
Perencanaan
Penggerak
Faktor yang
memepengaruhi
kepuasan kerja:
1. Gaji
2. Penempatan
sesuai keadilan
3. Berat ringannya
pekerjaan
5. Sifat pekerjaan
6. Kemampuan
kerja
7. Kesempatan
untuk maju
8. Pengawasan
9. Komunikasi
Kepuasan
Kerja
Tipe Gaya Kepemimpina:
1. Otoriter 2. Demokratis 3. Liberal atau Laissez Fire
4. Kepemimpinan
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lviii
F. Kerangka Konsep
Konsep merupakan abraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antara variable (baik variable yang diteliti maupun yang tidak di teliti),
(Nursalam, 2013).
Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti mengenai hubungan gaya
kepemimpinan dengan kepuasan kinerja perawat di RSUD Banyumas.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesi dalam penelitian merupakan jawabn sementara dari rumusan
masalah penelitian yang kebenarannya akan terbukti dalam sebuah peneliti
(Sugiyono, 2011). Berdasarkan karangka konsep diatas, maka rumusan
hipotesis penelitian ini yaitu hubungan gaya kepemimpinan dengan
kepuasan kinerja perawat.
Ha : Ada Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kinerja
perawat.
Ho : Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan
kinerja perawat.
GAYA
KEPEMIMPINAN
KEPUASAN
KINERJA PERAWAT
Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019