ws rendra

2
Makna Sebuah Titipan W.S Rendra Sering kali aku berkata, Ketika semua orang memuji milikku Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya Tetapi,mengapa aku tak pernah bertanya; Mengapa Dia menitipkan padaku ? Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ? Dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ? Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ? Mengapa hatiku justru terasa berat,ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ? Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah Kusebut sebagai ujian,kusebut sebagai petaka Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita Ketika aku berdo’a,kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku Aku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,lebih banyak popularitas,dan kutolak sakit Kutolak kemiskinan,seolah semua”derita” adalah hukuman bagiku Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika: Aku rajin beribadah,maka selayaknyalah derita menjauh dariku,dan nikmat dunia kerap menghampiriku Kuperlakukan Dia sebagai mitra dagang,dan bukan kekasih Kuminta Dia membalas”perlakuan baikku” Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku Gusti, Padahal tiap hari kuucapkan,hidup dan matiku hanya untuk beribadah “Ketika langit dan bumi bersatu,bencana dan keberuntungan sama saja” Aku Kangen W.S Rendra, 1978

Upload: atinruyi

Post on 11-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

puisi ws rendra

TRANSCRIPT

Page 1: WS RENDRA

Makna Sebuah TitipanW.S Rendra

Sering kali aku berkata,Ketika semua orang memuji milikkuBahwa sesungguhnya ini hanyalah titipanBahwa rumahku hanyalah titipan-NyaBahwa hartaku hanyalah titipan-NyaBahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi,mengapa aku tak pernah bertanya;Mengapa Dia menitipkan padaku ?Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?Dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ?Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa berat,ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibahKusebut sebagai ujian,kusebut sebagai petakaKusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdo’a,kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsukuAku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,lebih banyak popularitas,dan kutolak sakitKutolak kemiskinan,seolah semua”derita” adalah hukuman bagikuSeolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:Aku rajin beribadah,maka selayaknyalah derita menjauh dariku,dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia sebagai mitra dagang,dan bukan kekasihKuminta Dia membalas”perlakuan baikku”Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti,Padahal tiap hari kuucapkan,hidup dan matiku hanya untuk beribadah“Ketika langit dan bumi bersatu,bencana dan keberuntungan sama saja”

Aku Kangen

W.S Rendra, 1978

Lunglai – ganas karena bahagia dan sedih,…

indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana.

Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit,

dan anak kita akan lahir di cakrawala.

Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya.

Page 2: WS RENDRA

Juwitaku yang cakap meskipun tanpa dandanan

untukmu hidupku terbuka.

Warna-warna kehidupan berpendar-pendar menakjubkan

Isyarat-isyarat getaran ajaib menggerakkan penaku.

Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu

aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan.

KANGEN

W.S Rendra, 2003

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku…

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

kau tak akan mengerti segala lukaku

kerna luka telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.

Apabila aku dalam kangen dan sepi

itulah berarti

aku tungku tanpa api.