wrapup bengkak (isi)

Upload: edea-syllisya

Post on 14-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    1/10

    1

    BENGKAK

    Seorang lakilaki, umur 55 tahun berobat ke dokter dengan keluhan perut membesar dan

    tungkai bawah bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites pada

    abdomen dan edema pada kedua tungkai bawah. Dokter menyatakan pasien mengalami

    kelebihan cairan tubuh. Pemeriksaan laboratorium: kadar protein albumin di dalam plasma darah2, 0 g/l (normal >3, 5 g/l). Keadaan ini menyebabkan gangguan tekanan koloid osmotic dan

    tekanan hidrostatik di dalam tubuh.

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    2/10

    2

    Sasaran Belajar

    LI. 1 Susunan Sirkulasi Kapiler

    LO 1.1 Definisi Kapiler Darah

    LO 1.2 Fungsi Kapiler Darah

    LO 1.3 Struktur dan Komponen Kapiler Darah

    LO 1.4 Hubungan Tekanan Koloid Osmotik dan Tekanan Hidrostatik dalam Kapiler Darah

    LI. 2 Aspek Biokimia dan Fisiologis Kelebihan Cairan Tubuh

    LO 2.1 FaktorFaktor Kelebihan Cairan Tubuh

    LO 2.2 Organ yang Bekerja Pada Kelebihan Cairan Tubuh

    LO 2.3 Patofisiologi Kelebihan Cairan Tubuh

    LI. 3 Edema

    LO 3.1 Definisi Edema

    LO 3.2 Klasifikasi

    LO 3.3 Etiologi

    LO 3.4 Manifestasi Klinis

    LO 3.5 Pemeriksaan Penunjang

    LO 3.6 Diagnosis

    LO 3.7 Penatalaksanaan

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    3/10

    3

    LI. 1 Susunan Sirkulasi Kapiler

    LO 1.1 Definisi Kapiler Darah

    Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang terhalus dari arteri

    sehingga tidak tampak kecuali dibawah mikroskop. Kapiler juga merupakan tempat pertukaran

    antara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang luas sehingga terjangkau ke semua sel.

    LO 1.2 Fungsi Kapiler Darah

    Mengalirkan oksigen, zat makanan, hormon dan zat-zat lain yang terkandung dalamdarah dan yang diperlukan untuk hidup ke segenap sel di seluruh bagian tubuh.

    Menyerap sari-sari makana yang ada diusus. Alat penghubung antara arteri dan vena. Mengambil hasil-hasil dari kelenjar berupa hormone. Menyaring darah-darah di ginjal. Tempat pertukaran gas dan zat lainnya antara pembuluh darah, sel dan jaringan.

    LO 1.3 Struktur dan Komponen Kapiler Darah

    Struktur dinding kapiler tersusun atas satu lapisan uniseluler sel-sel endotel dan disebelahluarnya dikelilingi oleh membran dasar. Total ketebalan kira-kira 0, 5 um.

    Diameter kapiler besarnya 4-9 um, yaitu ukuran yang cukup besar untuk dapat dilewatioleh sel darah merah dan sel darah lainnya.

    Luas total semua dinding kapiler di dalam tubuh melebihi 6300 m2Di dinding kapiler terdapat 2 penghubung kecil menghubungkan bagian dalam dan bagian luar:

    celah Interselular yaitu, celah tipis yang terletak diantara sel-sel endotel yang saling berdekatan.

    Dalam otot rangka, otot jantung, otot polos hubungan antara sel endotel yang memungkinkan

    lewatnya molekul sampai diameter 10 nm. Sitoplasma sel endotel yang menipis disebut

    fenestrasi, yaitu lewatnya molekul yang relatif lebih besar dan membuat kapiler seperti berpori.

    LO 1.4 Hubungan Tekanan Koloid Osmotik dan Tekanan Hidrostatik dalam Kapiler

    Darah

    Tekanan hidrostatik, merupakan daya yang dikeluarkan oleh cairan yang ditekan terhadap

    dinding. Di kapiler, tekanan hidrostatik sama dengan tekanan darah kapiler. Tekanan hidrostatik

    kapiler (HPc) cenderung mendorong cairan keluar dinding kapiler. Tekanan hidrostatik lebih

    tinggi di ujung kapiler arteri dibandingkan diujung vena kapiler. Tekanan hidrostatik insterstitial

    tidak ditemukan karena cairan interstitial secara terus menerus dikeringkan oleh pembuluh limfe.

    Sehingga tekanan hidrostatik net yang ditemukan adalah sama dengan tekanan darah kapiler.

    Tekanan Osmotik Koloid. Merupakan tekanan yang tercipta karena adanya cairan molekul yang

    tidak bisa berdifusi berukuran besar seperti protein plasma. Protein plasma akan membentuk

    tekanan osmotic kapiler (OPc), disebut juga tekanan onkotik, dengan tekanan kira-kira 26

    mmHg. Interstitium juga mengandung protein dalam jumlah kecil, sehingga tekanan yang timbul

    memiliki rentang antara 0.15 mmHg yang berlawanan dengan tekanan onkotik kapiler.

    Tekanan onkotik tidak banyak bervariasi antara ujung-ujung kapiler. Dalam contoh yang ada di

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    4/10

    4

    diagram, tekanan onkotik interstitial adalah 1 mmHg, sehingga tekanan osmotic net adalah 25

    mmHg

    Interaksi tekanan hidrostatik-osmotik

    Cairan akan meninggalkan kapiler apabila tekanan hidrostatik lebih besar dibandingkan tekanan

    osmotic, dan sebaliknya. Sering kali lebih banyak cairan yang terfiltrasi menuju interstitium.Kebocoran ini, dapat dikompensai oleh pembuluh limfe dan ditranspor kembali menuju

    pembuluh darah.

    LI. 2 Aspek Biokimia dan Fisiologis Kelebihan Cairan Tubuh

    LO 2.1 FaktorFaktor Kelebihan Cairan Tubuh

    Umur

    Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas

    permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.

    Iklim

    Orang yang tinggal di daerah yang panas dan kelembaban udaranya rendah memiliki

    peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang

    beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

    Diet

    Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak kuat

    maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan

    protein akan menurun.

    Stress

    Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot.

    Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat

    meningkatkan volume darah.

    Kondisi Sakit

    Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

    Misalnya:

    o Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.o Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan

    cairan dan elektrolit tubuh

    o Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhanintake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    5/10

    5

    Tindakan Medis

    Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti:

    suction, nasogastric tube dan lain-lain.

    Pengobatan

    Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan

    elektrolit tubuh.

    Pembedahan

    Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan

    cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

    Faktor-faktor fisiologis dalam tubuh juga mempengaruhi kelebihan cairan tubuh, faktor ini

    ditentukan dengan hukum starling.

    Hukum Starling: kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan

    dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan osmotik masing-masing kompartemen.

    a. Tekanan hidrostatik kapiler (HPc)Tekanan cairan atau hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan

    ini cenderung mendorong cairan dari kapiler untuk masuk ke dalam cairan interstitium. Secara

    rata-rata, tekanan hidrostatatik di ujung arteriol kapiler jaringan adalah 37 mmHg dan semakin

    menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.

    b. Tekanan osmotik kapiler (OPc)Tekanan osmotik disebut juga tekanan onkotik, yaitu suatu gaya yang disebabkan oleh dispersi

    koloid protein-protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan ke dalam kapiler. Plasma

    memiliki konsentrasi protein yang lebih besar dan konsentrasi air yang lebih kecil dari pada di

    cairan interstitium. Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung mendorong air

    dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstitium ke daerah dengan konsentrasi air

    lebih rendah (atau konsentrasi protein lebih tinggi) di plasma. Tekanan osmotik koliod plasma

    rata-rata adalah 25 mmHg.

    c. Tekanan hidrostatik cairan interstitium (HPi)Tekanan yang bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstitium. Tekanan ini

    cenderung mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik cairan interstitium

    dianggap 1 mmHg.

    d. Tekanan osmotik cairan interstitium (OPi)Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler dan masuk ke ruang

    interstitium dalam keadaan normal akan dikembalikan ke dalam darah melalui sistem limfe.

    Namun apabila protein plasma secara patologis bocor ke dalam cairan interstitim, misalnya

    dalam keadaan histamin akan memperlebar celah antarsel selama cedera jaringan, protein-protein

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    6/10

    6

    yang bocor menimbulkan efek osmotik yang cenderung mendorong perpindahan cairan ke luar

    dari kapiler dan masuk ke dalam cairan interstitium.

    Dengan demikian, dua tekanan yang cenderung mendorong cairan ke luar kapiler adalah tekanan

    hidrostatik kapiler dan tekanan osmotik cairan interstitium. Dua tekanan yang cenderung

    mendorong cairan masuk ke dalam kapiler adalah tekanan osmotik kapiler dan tekananhidrostatik cairan interstitium. Pertukaran neto di setiap tertentu dinding kapiler dapat dihitung

    dengan menggunsksn persamaan berikut:

    Tekanan pertukaran neto = (HPc+OPi) - (OPc+HPi)

    (tekanan ke luar) (tekanan ke dalam)

    Tekanan pertukaran neto positif apabila tekanan ke arah luar melebihi tekanan ke dalam,

    merupakan tekanan ultrafiltrasi. Tekanan pertukaran neto yang negatif apabila tekanan yang ke

    dalam melebihi tekanan ke arah luar, merupakan tekanan reabsorpsi.

    LO 2.2 Organ yang Bekerja Pada Kelebihan Cairan Tubuh

    1. Hipofisis PosteriorBagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut.

    ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui mekanismepengeluaran urine.

    Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saatseorang wanita melahirkan.

    2. ginjalGinjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.

    Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7, 4 melalui pertukaran ion hidronium

    dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada

    pH 8.

    Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron

    untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.

    Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan

    segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan

    umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk

    menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.

    LO 2.3 Patofisiologi Kelebihan Cairan Tubuh

    Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan

    proporsi yang kira - kira sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF

    (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    7/10

    7

    mnyebabkan edema. Edema adalah penumpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat

    terlokalisir atau generalisata.

    Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum.

    Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan atau adanya gangguan mekanisme homeostatis

    pada proses regulasi keseimbangan cairan.LI. 3 Edema

    LO 3.1 Definisi Edema

    Edema adalah pembengkakan jarigan akibat kelebihan cairan interstisium.

    LO 3.2 Klasifikasi

    Edema diklasifikasikan menjadi:

    1. Edema lokalisata (edema lokal): Terbatas pada organ atau pembuluh darah tertentu.Edema terjadi pada ekstremitas bagian unilateral atau bilateral.

    2. Edema generalisata (edema general): Pembengkakan terjadi pada seluruh tubuh atausebagian besar tubuh penderita. Pada umumnya pembengkakan terjadi pada ekstremitas

    bagian bawah.

    Klasifikasi edema yang lain:

    1. Edema intraselular: Edema yang biasa terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringandan tidak adanya nutrisi sel yang cukup.

    2. Edema ekstraselular: Edema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran abnormal cairandari plasma ke ruang interstitial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk

    mengembalikan cairan dari interestitial ke dalam darah.

    Klasifikasi yang lain:

    1. Edema non-inflamasi: Menghasilkan transudate rendah-protein.2. Edema inflamasi: Menghasilkan eksudate tinggi-protein.

    LO 3.3 Etiologi

    1. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma.Penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh lebih tinggi,

    sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurang dari normal; dengan demikian terdapat

    cairan tambahan yang tertinggal diruangruang interstisium. Edema yang disebabkan

    oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi melalui beberapa cara:

    pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal; penurunan sintesis

    protein plasma akibat penyakit hati (hati mensintesis hampir semua protein plasma);

    makanan yang kurang mengandung protein; atau pengeluaran protein akibat luka bakar

    yang luas.

    2. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang keluar darikapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak. Sebagai contoh, melalui

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    8/10

    8

    pelebaran poripori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan atau

    reaksi alergi. Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan kearah

    dalam sementara peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstisium yang diseabkan

    oleh kelebihan protein dicairan interstisium meningkatkan tekanan kearah luar.

    Ketidakseimbangan ini ikut berperanmenimbulkan edema lokal yang berkaitan dengan

    cedera (misalnya, lepuh) dan respon alergi (misalnya, biduran)3. Peningkatan tekanan vena. Misalnya darah terbendung di vena, akan disertai peningkatan

    tekanan darah kapiler, kerena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena. Peningkatan

    tekanan kearah dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadipada gagal

    jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik

    vena. Salah satu contoh adalah adalah pembengkakan di tungkai dan kaki yang sering

    terjadi pada masa kehamilan. Uterus yang membesar menekan venavena besar yang

    mengalirkan darah dari ekstremitas bawah pada saat vena-vena tersebut masuk ke rongga

    abdomen. Pembendungan darah di vena ini menyebabkan kaki yang mendorong

    terjadinya edema regional di ekstremitas bawah

    4. Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edema. Karena kelebihan cairan yangdifiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darahmelalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat masalah

    melalui efek osmotiknya. Penyumbatan limfe lokal dapat terjadi, misalnya di lengan

    wanita yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbat akibat

    pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk kanker payudara. Penyumbatan

    limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasitic yang ditularkan

    melalui nyamuk yang terutama dijumpai di daerah-daerah tropis. Pada penyakit ini,

    cacing - cacing filaria kecil mirip benang menginfeksi pembuluh limfe sehingga terjadi

    gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan ekstremitas,

    mengalami edema hebat. Kelainan ini sering disebut sebagai elephantiasis, karena

    ekstremitas yang membengkak seperti kaki gajah.

    Apapun penyebab edema, konsenkuensi pentingnya adalah penurunan pertukaranbahan-bahan

    antara darah dan sel. Sering dengan akumulasi cairan interstisium, jarak antara sel dan darah

    yang harus ditempuh oleh nutrient, O2, dan zat-zat sisa melebar sehingga kecepatan difusi

    berkurang. Dengan demikian, sel-sel di dalam jaringan yang edematosa mungkin kurang

    mendapat pasokan darah.

    LO 3.4 Manifestasi Klinis

    Bengkak, mengkilat, bila ditekan timbul cekungan dan lambat kembali sepertisemula

    Berat badan naik, penambahan 2% kelebihan ringan, penambahan 5% kelebihansedang, penambahan 8% kelebihan berat

    Adanya bendungan vena di leher Pemendekan nafas dan dalam, penyokong darah (pulmonary). Perubahan mendadak pada mental dan abnormalitas tanda saraf, penahanan

    pernapasan (pada edema cerebral yang berhubungan DKA)

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    9/10

    9

    Nyeri otot yang berkaitan dengan pembengkakan Peningkatan tekanan vena (> 11cm H_2O) Efusi pleura Denyut nadi kuat Edema perifer dan periorbita Asites

    LO 3.5 Pemeriksaan Penunjang

    1. Analisa cairan asites: Warna Kadar protein dan glukosa Bakteriologi Sitologi2. Urine: Jumlah Kadar Na urin : < 10 mEq/hari

    LO 3.6 Diagnosis

    Untuk edema pitting, dapat dilakukan dengan menekan ibu jari diatas pergelangan kaki dengan

    stabil. Jika terjadi sebuah lekukan di tempat terjadinya tekanan tadi kemungkinan terjadi edema.

    Sedangkan edema non pitting, terjadi lekukan tetapi kembali secara perlahan.

    LO 3.7 Penatalaksanaan

    1. Diet Diberikan diet rendah Natrium 800 mg/hari (2 gram NaCL/hari) Restriksi cairan 1 liter/hari2. Diuretik Loop diuretik: furosemid Diuretik hemat Kalium: Antagonis aldosteron (Spironolactone) Efek samping pemberian diuretik: Hipokalemi diberikan substitusi Kalium (KSR) Hiponatremia diberikan manitol 10 % 2 L (IV) dan restriksi cairan Hipokloremia alkalosis diberikan substitusi Klorida Presipitasi koma hepatikum

  • 7/29/2019 Wrapup Bengkak (Isi)

    10/10

    10

    Daftar Pustaka

    Ilmu Penyakit Dalam (IPD), Jilid 2 Ed. V

    Price, Sylvia & Wilson, Lorraine. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.Jakarta: ECG (penerbit buku kedokteran)

    http://www.berbagimanfaat.com/2010/12/fisiologi-pembuluh-darah.html

    http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/sistem-hormon/

    http://www.rrisamarinda.net/kesehatan/441-cek-fungsi-ginjal-yuk.html

    http://www.berbagimanfaat.com/2010/12/fisiologi-pembuluh-darah.htmlhttp://www.berbagimanfaat.com/2010/12/fisiologi-pembuluh-darah.htmlhttp://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/sistem-hormon/http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/sistem-hormon/http://www.rrisamarinda.net/kesehatan/441-cek-fungsi-ginjal-yuk.htmlhttp://www.rrisamarinda.net/kesehatan/441-cek-fungsi-ginjal-yuk.htmlhttp://www.rrisamarinda.net/kesehatan/441-cek-fungsi-ginjal-yuk.htmlhttp://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/sistem-hormon/http://www.berbagimanfaat.com/2010/12/fisiologi-pembuluh-darah.html