wp januari

25
MEDIA INFORMASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL DITJEN PAUDNI KEMDIKBUD PAUD INVESTASI MASA DEPAN DIREKTUR P2TK PAUDNI: PACU PROGRAM KONVERSI GERAKAN NASIONAL PAUD, DARI BANTUAN OPERASIONAL HINGGA BUNDA PAUD DIREKTUR BINSUSLAT: PENDATAAN KUAT, KINERJA KUAT PROGRAM PAUDNI TAHUN 2012 ISSN 1411-1802 TAHUN XV | EDISI I TAHUN 2012 www.paudni.kemdikbud.go.id

Upload: budi-iskandar

Post on 08-Apr-2016

171 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tentang paud

TRANSCRIPT

Page 1: Wp Januari

media informasi pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal ditjen paudni kemdikbud

PAUDinvestAsi mAsA DePAn

direktur p2tk paudni:

pacu program konversi

Gerakan nasional paud,Dari Bantuan

operasional Hingga BunDa pauD

direktur Binsuslat:

penDataan kuat, kinerja kuat

ProgrAm PAUDnitAhUn 2012

issn 1411-1802 tahun XV | edisi i tahun 2012

www.paudni.kemdikbud.go.id

Page 2: Wp Januari

2 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 3Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

editorial

Semangat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) dalam mengembangkan program tak pernah pudar. Hal ini ditandai dengan keajegan program yang telah di-

gagas sepanjang 2012. Ini merupakan bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2014.

Setiap direktorat di dalam Ditjen PAUDNI telah menggenggam target yang harus dibidik tahun ini. Selu-ruhnya berkomitmen untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) misalnya, tak kurang dari tujuh layanan akan ditingkatkan. Mulai dari perluasan layanan PAUD, hingga membentuk PAUD percontohan tingkat kab/kota, keca-matan dan desa.

Selain itu, Direktorat Pembinaan PAUD juga memasang target pembenahan tata kelola lembaga PAUD dan membe-rikan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) peserta didik. Serangkaian layanan ini ditujukan untuk mendorong penyelenggaraan PAUD holistik-integratif yang mampu melejitkan kecerdasan anak.

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tak mau ke-tinggalan. Berniat tulus untuk mengembangkan LKP rin-tisan di pedesaan. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan daya saing lembaga dan lulusan juga terus dipacu. Dari sisi pembiayaan, direktorat juga berupaya meningkatkan pe-nyediaan subsidi untuk penerapan sistem pembelajaran dan uji kompetensi.

Sedangkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyara-kat bersiap meningkatkan mutu penyelenggaraan Pendi-dikan Keaksaraan Dasar, Usaha Mandiri, dan Pengarusuta-maan Gender. Tak sekadar itu, penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik terus dilecut, sejalan de-ngan rintisan Program Sentra TKI dan Kawasan Adat Ter-pencil (KAT).

Keseluruhan layanan dari ketiga direktorat di atas akan didukung oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) PAUDNI. Direktorat ini bertekad me-ningkatkan ketersediaan dan pendistribusian PTK-PAUDNI sesuai jenis dan jenjang kualifikasi. Selain itu, bantuan pen-didikan dan pelatihan juga masih terus diberikan.

Keseluruhan program dan layanan ini harus digelar se-cara cepat dan berdaya guna. Pasalnya, visi Ditjen PAUDNI 2010-2014 yakni mewujudkan insan Indonesia yang bera-khlak mulia, berkarakter, cerdas, terampil, mandiri, kreatif, dan profesional sudah di depan mata. Karena itu bukan saat-nya rehat memanjakan diri, tetapi waktunya untuk berlari, mengejar target 2014.

Berlari Menuju 2014

susunan redaksi

redaksi menerima tulisan tentang pendidikan nonformal dan informal. diketik dua spasi minimal empat lembar folio, tulisan yang dimuat akan diberi imbalan.

PAUDinvestAsi mAsA DePAn

direktur p2tk paudni:

pacu program konversi

Gerakan nasional paud,Dari Bantuan

operasional Hingga BunDa pauD

direktur Binsuslat:

penDataan kuat, kinerja kuat

ProgrAm PAUDnitAhUn 2012

media informasi pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal ditjen paudni kemdikbud

issn 1411-1802 tahun XV | edisi i tahun 2012

www.paudni.kemdikbud.go.id

PembinaProf. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog

PengarahDr. Gutama

Pemimpin Umum/ Penanggung JawabIr. Agus Pranoto Basuki M.Pd

Redaktur EksekutifDrs. Eko Yunianto

Victor Kahimpong M.SiDrs. Sri Rawi Sasmoro

Editor KepalaDina Julita. S.Sos

EditorYohan Rubiantoro, S.IP

Teguh Susanto, SERais Faisal Ahyar, ST

FotograferAdi Irawan, ST

Fitri Astuti Ida Royana, S.PdEva Fatmawati, SE

Penata LetakDhoni Nurcahyo

Sabaruddin

SekretariatRosmini, SE

SlametAndrey Kambali

Dadan Mulyana, S.SiAde Wijaya

Daru Condro PranotoEko Yulian Isnur

Page 3: Wp Januari

4 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 5Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

daftar isi

Gerakan nasional Pendidikan anak

Usia dini (PaUd) akan terUs

diPerlUas. tahUn ini ditarGetkan

anGka PartisiPasi kasar (aPk)

mencaPai 64 Persen. BerBaGai macam

strateGi dilakUkan. dari BantUan

oPerasional Pendidikan (BoP)

UntUk 1,35 jUta anak hinGGa PenGUkUhan

iBU-iBU PejaBat seBaGai BUnda PaUd.

Gerakan nasional

PaUDDari Bantuan

OperasiOnal Hingga BunDa pauD

ProFiL22 tK Pgri KotA gorontALo semAngAt, teKAD,

Komitmen UntUK AnAK

23 PKBm inDriA eKsis DALAm KePrihAtinAn Hidup di tengah masyarakat

miskin, dana yang terbatas, tak membuat Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indria redup. PKBM ini terus eksis melewati satu dasawarsa.

32 PAUD PUnCAng hiJAU PAUD UntUK rAKyAt

sosok

LAPorAn UtAmA

9 Ditbinsuslat PEnDataan Kuat, KinERJa Kuat

12 DiREKtoRat P2tK PauDni Pacu PRogRam KonvERsi

15 sEKREtaRiat DitJEn PauDni PEningKatKan Kualitas PEgawai untuK PElayanan PRima

16 DitbinDiKmas KEaKsaRaan usaha manDiRi DiPRioRitasKan

18 opini PAUD investAsi mAsA DePAn

21 koloM BerBUrU DAnA BAntUAn

30 LKP KhArismA BAnJArmAsin CetAK tenAgA AhLi

otomAtiF DAn teKnoLogi inFormAtiKA

LKP Kharisma pertama terlahir di Kota Surakarta pada 21 Mei 1996. Semangat pendirian lembaga ini adalah untuk mengentaskan pengangguran yang dialami anak-anak putus sekolah. Lembaga ini kemudian berkembang dengan banyak cabang, dan salah satunya berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tahun 2003.

31 LKP KArtiKA LAngsUng KerJA, DiJAmin! Lembaga Kursus dan Pelatihan

(LKP) Kartika, lembaga pelatihan kerja terbaik di Kabupaten Semarang tahun 2009. Berakreditasi A, berani menjamin penempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.

34 AisyAh sAni BUnDA PAUD KePULAUAn riAU

36 Anne hAnDAyAnA gAgAL KULiAh, sUKses JADi

PengUsAhA

38 siti hAmiDAh mengeLoLA PAUD Di mAsA

PensiUn

40 APA DAn siAPA iBU negArA, mengALAh Demi CUCU menDiKBUD: BersyUKUrLAh JADi orAng

inDonesiA novitA Angie, JADi iBU yAng tAriK ULUr FADLy AriFUDDin, isi LiBUrAn DengAn Konser AmAL

42 LensA46 ensiKLoPAUDni

26 PAUD tiArA ChAnDrA DeKAt DengAn AnAK DiDiK,

UnggUL Di yogyAKArtA

28 PAUD KenAngA CireBon LAyAni AnAK misKin

ww

w.pr

esid

enri.

go.id

Page 4: Wp Januari

6 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 7Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

LAPORANUTAMA

“Tahun 2012 ini, fokus program kami adalah melanjutkan kebijakan G e r a k a n N a s i o n a l

PAUD atau juga yang disebut Paudisasi,” ujar Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Erman Syamsuddin di Jakarta, Jumat (13/1)

Salah satu strategi pemerintah un-tuk menggerakkan Paudisasi adalah de-ngan memberikan BOS PAUD. Bantuan ini diberikan untuk mengurangi beban orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya di PAUD.

Sasaran utama program BOP PAUD adalah anak dari keluarga kurang mampu, anak berkebutuhan khusus, daerah terpencil, dan anak dari daerah khusus. Untuk mendapatkan bantuan itu mereka harus memiliki surat kete-rangan dari desa/ kelurahan setempat.

“Setiap anak akan memperoleh ban-tuan Rp240.000 per tahun. Dana BOP

itu nantinya akan disalurkan melalui lembaga PAUD di mana anak tersebut mendapat layanan PAUD,” kata Erman.

BOP hanyalah salah satu strategi pe-merintah dalam menyukseskan Paudis-asi. Setelah mencapai angka partisipasi kasar (APK) 56 persen pada 2010, peme-rintah menargetkan pencapaian APK PAUD sebesar 64 persen tahun ini. Un-tuk menjangkau hal itu, masih banyak strategi lainnya yang dipersiapkan pe-merintah, di antaranya PAUD terpadu dan gugus PAUD.

PAUD terpadu adalah program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menyelenggarakan lebih dari satu satuan pendidikan PAUD. Jadi, taman kanak-kanak, kelompok bermain, tem-pat penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis bisa dilaksanakan secara ter-padu di bawah satu atap. “Pembinaan, penyelenggaraan, dan pengelolaannya dilakukan secara terpadu atau terkoor-

Gerakan nasional Pendidikan anak Usia dini (PaUd) akan terUs diPerlUas. tahUn ini ditarGetkan anGka PartisiPasi kasar (aPk) mencaPai 64 Persen. BerBaGai macam strateGi dilakUkan. dari

BantUan oPerasional Pendidikan (BoP) UntUk 1,35 jUta anak hinGGa PenGUkUhan iBU-iBU PejaBat seBaGai BUnda PaUd.

Gerakan nasional

Dari BantUan oPerasional HinGGa BUnDa PaUD

PaUDstRatEgi PEmERintah Dalam RangKa gERaKan nasional

PauDisasiPencanangan Gerakan Nasional PAUD

sekaligus pengukuhan Bunda PAUD di tingkat nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota.Pelaksanaan sosialisasi nasional melalui

jalur birokrasi, organisasi, mitra dan perguruan tinggi.

Pelaksanaan kampanye Gerakan Nasional PAUD melalui media cetak, media

elektronik, seni budaya, olahraga, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Penyelenggaraan layanan PAUD Terpadu yang mengintegrasikan layanan

TK, KB, TPA dan SPS.Optimalisasi lembaga keagamaan, seperti

masjid, gereja, kuil, wihara, pura, dan klenteng.

Perluasan layanan Pos PAUD yang mengintegrasikan layanan PAUD dan

Posyandu di setiap desa/kelurahan.

Penyediaan BOP bagi peserta didik PAUDGugus PAUD

Sumber: Wawancara Direktur PPAUD

PRioRitas PRogRam PauD tahun 2012

Memperluas layanan PAUD TerpaduMembentuk PAUD Percontohan tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa.Memperluas program rintisan TK, KB, TPA dan SPS di daerah terpencil dan

perbatasan.Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan PAUD berbasis keluarga dan pendidikan

keorangtuaan.Membenahi manajemen pengelolaan

lembaga PAUDMemberikan BOP kepada peserta didik

PAUD.Menyediakan sarana dan prasarana

meliputi penyediaan APE PAUD, penyediaan bahan belajar anak dan tutor PAUD

Gugus PAUD

dinasi dalam satu atap, “ ujar Erman menegaskan.

Sementara itu gugus PAUD bertu-juan membentuk kurikulum tingkat sa-tuan pendidikan (KTSP). Dengan keha-diran gugus PAUD ini diharapkan guru dapat merancang sistem pembelajaran secara holistis (keseluruhan). Hal ini di-maksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan PAUD.

Untuk mengimplementasikan hal itu, Erman mengakui kerja sama dengan semua elemen masyarakat sangat dibu-tuhkan. Oleh karena itu anggaran untuk kemitraan saat ini diperbesar dari ta-hun lalu. “Ini agar kami dapat menjaring

DEMOKRAT-co.id

Page 5: Wp Januari

8 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 9Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

laporan utama laporan utama

rinALDi AFFiAnto, pengusaha

Paudisasi Perlu DidukungUpaya pemerintah dalam menggalakkan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) perlu mendapat acungan jempol dan didukung oleh semua pi-hak. Saya harap Paudisasi ini tidak hanya sekedar terdengar gaungnya saja, tetapi harus diiringi dengan tindakan yang nyata.

Saya harap bukan sekedar kuantitas PAUD yang meningkat, tapi juga harus berkualitas terutama dalam hal pendidikan karakter bangsa.

Lakukanlah secara serentak di semua bidang, baik di bidang pengeta-huan, pendidikan, kesehatan, maupun moral.

Saat ini kan banyak generasi bangsa sudah yang sudah kehilangan arah. Mereka tidak sekedar nakal tapi sudah menjurus pelanggaran hukum seperti tawuran yang menelan korban, narkoba, dan bahkan tidak jarang pula melakukan aksi tindakan krimi-nal. Mudah-mudahan ini tak terjadi lagi. (wP-2)

JoKo WAsKito, penulis

PKh, menolong warga tidak mampuDari sekian banyak program yang dilaksanakan Ditjen PAUDNI, Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) salah satu solusi terbaik buat anak bangsa, terutama bagi mereka yang kurang beruntung karena kondisi ekonomi keluarga sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi.

Saya pernah melihat anak tetangga bisa memperbaiki sepeda mo-tor, padahal selama ini kelihatannya tidak punya kegiatan bahkan tidak

sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai untuk meneruskan sekolah ke SMA. Ketika saya tanya, ternyata dia sudah bekerja setelah ikut kursus mon-tir gratis di kota.

Saya harap pemerintah terus melakukan program ini agar pengangguran terus ber-kurang. Memang tidak segampang membalikkan tangan, tapi paling tidak upaya itu sedikit demi sedikit bisa mengatasi salah satu persoalan bangsa kita, yaitu pengang-guran. (wP-2)

sUKri rivAi, jurnalis

masyarakat harus PeduliProgram PAUDNI banyak yang langsung menyentuh kepentingan ma-

syarakat. Dan ini bisa dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan di tingkat pusat maupun di daerah. Hanya saja, program tersebut masih kurang dilirik karena kurangnya sosialiasi, termasuk kurang pedulinya masyarakat terhadap program yang tengah dilakukan pemerintah, ka-

lau pun ada masih kurang gereget.Sayangnya, masyarakat masih kurang peduli sehingga tak jarang pro-

gram tersebut terkesan percuma. Hal itu bisa dilihat dari kurangnya minat baca sehingga kurang mendapat informasi tentang adanya orang sukses karena ikut program pemerintah. Kalau mereka baca, kisah sukses itu bisa ditiru dan mereka bisa datang ke dinas setempat untuk mendapatkan informasi tentang program yang akan diikuti.

Untuk itu, kepada para pemuda putus sekolah, masyarakat yang kurang beruntung saya harap agar lebih peduli terhadap apa yang dilakukan pemerintah karena banyak dapat menolong dirinya dan orang lain. Kita jangan lengah karena semua yang dilaku-kan pemerintah tentu buat rakyat. Dana untuk pelaksanaan program itu kan juga bera-sal dari rakyat, jadi jangan menghilangkan kesempatan yang ada di depan mata. (wP-2)

Pendataaan menjadi basis pe-laksanaan program Direktorat Pembinaan Kursus dan Pela-tihan (Ditbinsuslat). Melalui

pendataan yang kuat, aksi peningkatan mutu lembaga kursus dan pelatihan (LKP), percepatan penyaluran dana bantuan, hingga keterbukaan informasi lebih mudah dilaksanakan.

Direktur Pembinaan Kursus dan Pe-latihan, Wartanto menyatakan bahwa pendataan merupakan lanjutan pro-gram yang telah dilaksanakan sejak ta-hun 2009. Dari pendataan tersebut, Dit-binsulat telah memverifikasi 8.730 LKP

dari 16.009 lembaga yang sudah memi-liki Nomor Induk lembaga Kursus dan Pelatihan (NILEK).

Dari sejumlah lembaga tersebut, baru 750 program serta 17 lembaga yang sudah terakreditasi. Artinya baru seki-tar 3,11 persen program dan 0,1 persen lembaga yang dinilai telah memenuhi standar kelayakan. “Tugas kami tentu-nya masih banyak untuk menyelesaikan verifikasi data ini,” kata Wartanto.

Hasil dari verfikasi tersebut, kata Wartanto, berguna untuk meningkat-kan mutu lembaga. Ini karena lembaga-lembaga yang terakreditasi akan dinilai

kinerjanya dengan penilaian tertinggi “A” dan terendah “D”. Para penyeleng-gara LKP tersebut kemudian bisa men-dapatkan pelatihan yang diselenggara-kan Ditbinsuslat.

“Bagi yang terakreditasi C kami harap dapat meningkat jadi B, B jadi A, dan yang sudah terakreditasi A bisa te-rus meningkatkan kualitas lembaganya. Mulai tahun ini, hasil pelatihan ini akan dievaluasi apakah telah meningkatkan kinerja mereka, ” ujar pria kelahiran Pati 9 Oktober 1963 ini.

Perbaikan mutu ini mutlak mesti terus-menerus dilakukan karena jenis

pendataan kuat, kinerja kuat

kerja sama dengan berbagai pihak seba-nyak-banyaknya,” kata Erman.

BUnDA PAUDSebagai langkah awal Gerakan Nasional PAUD, Ibu Negara Ani Bambang Yudho-yono telah dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Indonesia akhir tahun lalu. Saat pengukuhan, Ibu Negara menyatakan komitmen bahwa predikat Bunda PAUD tidak akan menjadi sekadar simbol me-lainkan dibarengi dengan kerja keras.

Diakui Ibu Negara, PAUD sangat pen-ting untuk membangun karakter anak. Orang tua dan keluarga berperan paling penting bagi pembentukan karakter ter-sebut. Oleh karena itu, program pendi-dikan keorangtuaan atau kata lain parent-ing education harus sangat diperhatikan.

Ia juga berharap Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan dapat mem-berikan dukungan penuh guna meme-nuhi sarana dan prasarana belajar se-cara kuantitatif maupun kualitatif, yang dirasa masih sangat terbatas.

“Diharapkan PAUD dapat dinikmati oleh anak-anak Indonesia di mana saja, sampai pelosok negeri, dan mengantar-kan mereka siap mengikuti pendidikan lebih lanjut, serta memasuki lingkungan yang lebih luas,” ujar Ani. (tEguh susanto)

Diharapkan PauD dapat dinikmati oleh anak-anak indonesia di mana saja, sampai pelosok negeri, dan mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan lebih lanjut, serta memasuki lingkungan yang lebih luas.”

Kata

mereKa

Ditbinsuslat

dpwppplampung.or.id

Page 6: Wp Januari

10 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 11Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

laporan utama

kursus dan pelatihan sangat banyak, bersifat dinamis, bisa hilang dan bah-kan bisa terus bertambah. Ini karena kursus keterampilan selalu menyesuai-kan dengan kebutuhan pasar kerja. Un-tuk menjamin kualitas lulusan, maka pembelajaran yang diselenggarakan ha-rus berstandar dan diakhiri dengan uji kompetensi.

PerCePAtAn DAyA serAPTidak hanya meningkatkan mutu, pen-dataan juga membuat dana bantuan pe-merintah menjadi lebih cepat tersalur-kan. Digambarkan Wartanto, persoalan klasik di pemerintah terkait soal bantuan adalah penyaluran dana besar-besaran pada akhir tahun. Ini dinilai Wartanto merupakan kinerja yang tidak sehat.

“Di awal-awal tahun, pemerintah masik sibuk menerima proposal, lalu melakukan verifikasi dan visitasi ke lembaga. Hal ini memakan waktu lama. Jika sudah ada data mengenai lembaga-lembaga yang sudah pernah kami ver-fikasi, maka tidak perlu kami lakukan verifikasi ulang. Dengan itu bantuan akan cepat tersalurkan,” ujar penyuka olaharaga tenis ini.

Wartanto menjelaskan, proses pe-nyaluran dana akan dibagi menjadi dua cara, yaitu 50 persen menggunakan jalur prestasi, di mana pengaju proposal tidak perlu divisitasi. Ini karena lembaga ter-sebut telah melaksanakan program ban-tuan pada tahun sebelumnya dengan ki-nerja A dan B, atau pun lembaga tersebut sudah terakreditasi. Sisanya, pengaju proposal mendapatkan bantuan melalui kompetisi secara konvensional.

Dengan demikian penyaluran dana bantuan tidak memakan waktu yang lama. Diproyeksikan, pada Mei 2012 daya serap bantuan akan tersalurkan se-banyak 50 persen. Pada bulan Oktober, semua dana bantuan sudah selesai dige-lontorkan kepada masyarakat.

Percepatan dana bantuan tentunya akan mendorong keberhasilan program yang diusung oleh Ditbinsuslat. Saat ini, ada tiga program pokok kursus dan pe-latihan yang akan diprioritaskan, yaitu pendidikan kecakapakan hidup (PKH), program desa vokasi, dan pendidikan kewirausahaan masyarakat.

Tahun ini ditargetkan 60.000 peserta didik akan mengikuti PKH. Sasaran dari pendidikan ini adalah orang putus seko-lah. Sementara pada program desa voka-si, ada 10.000 desa yang ditargetkan akan

menjalankan program ini. Pada program kewirausahaan masyarakat, Ditbinsulat menargetkan 12.000 peserta didik yang akan menjadi wirausahawan baru.

KeterBUKAAn inFormAsiSelain melancarkan program, Wartanto menyatakan pendataan ini merupa-kan bagian dari keterbukaan informasi. Sebab, segala data tersebut tertuang pada laman infokursus.net. Pada laman tersebut, para pengunjung laman bisa mendapatkan data berbagai lembaga, alumni, penerim bantuan, dan berbagai informasi petunjuk teknis bantuan.

Bagi mantan kepala Pusat Pengem-bangan Pendidikan Nonformal dan In-formal (P2PNFI) Regional II Ungaran periode 2005 -2008 ini, keterbukaan in-formasi sangatlah berhubungan dengan

penataan LKP, permasalahan ini harus segera dibenahi.

Ditemukan oleh Ditbinsuslat, se-jumlah lembaga memiliki NILEK dan Nomor Induk Lembaga Masyarakat (NILEM) secara bersamaan. Hal ini mengakibatkan ketidakakuratan data karena memunculkan penghitungan ganda. Satu lembaga akan didata seba-gai dua lembaga, yaitu sebagai lembaga kursus dan juga sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).

Terkait hal ini, demikian dinyatakan oleh Kepala Subdirektorat Program dan

Evaluasi Ditbinsuslat Dr. Abdul Kahar meminta pemerintah daerah untuk mengarahkan lembaga-lembaga ter-sebut dalam mengambil sikap.

“Jika ingin memakai NILEM, tidak usah menggunakan NILEK. Karena PKBM pun sebenarnya bisa mengakses bantuan kursus,” katanya.

Selain itu, ada lembaga-lembaga yang tidak berizin tapi memiliki NILEK. Hal ini bisa terjadi karena saat mengaju-kan NILEK, lembaga kursus tersebut melampirkan surat keterangan proses perizinan. “Masalahnya, ketika NILEK

sudah dapat, proses perizinan tidak di-lanjutkan,” kata Kahar.

Ditbinsuslat juga menemukan be-berapa lembaga yang telah memiliki NILEK, tetapi saat dikunjungi tidak da-pat ditemukan keberadaannya. Diduga, pendirian lembaga kursus tersebut ha-nya untuk mengakses bantuan dari pe-merintah. Oleh karena itu, saat mereka tidak mendapatkan bantuan, lembaga tersebut akan mati.

Kahar menyayangkan pendirian lembaga seperti itu. Menurutnya, lem-baga yang baik adalah yang berbasis

masyarakat. “Lembaga berbasis ma-syarakat akan lebih langgeng tanpa tergantung bantuan pemerintah,” ujarnya.

Diakui Kahar, selama ini kerap ter-jadi salah kaprah mengenai NILEK. Ke-pemilikan NILEK dinilai hanya sebagai alat pengajuan bantuan. Padahal kepe-milikan NILEK adalah suatu kebutuhan lembaga. Tanpa NILEK, lembaga kursus tidak dapat berakreditasi, tidak dapat menjadi tempat uji kompetensi, dan ti-dak berhak menerbitkan sertifikat kom-petensi. (wP-7/FaRis)

pelayanan yang dilakukan Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagan. Se-lain menjalankan Undang-Undang No. 14 tahun 2008, keterbukaan informasi juga membuat masyarakat bisa mengenal dan mengetahui program-program dan kebi-jakan terkait kursus dan pelatihan.

Sebagai contoh, hampir kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahui bahwa lembaga kursus juga memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan kese-taraan A, B dan C, bahkan pemberan-tasan buta aksara sebagaimana tertuang dalam PP No. 17 Tahun 2010.

“Karena banyak masyarakat yang ti-dak tahu tentang ini, banyak LKP yang kemudian berubah menjadi pusat ke-giatan belajar masyarakat (PKBM) bah-kan sekaligus PKBM dalam satu waktu.” Ini kan keliru,” kata Wartanto.

tAntAngAnDalam pendataan LKP, ada tantang-tan yang harus dihadapi. Pada verifi-kasi tahun lalu, berbagai permasalahan kepemilikan NILEK ditemukan oleh Ditbinsuslat. Untuk mengoptimalkan

lembaga berbasis masyarakat akan lebih langgeng tanpa tergantung bantuan pemerintah."

Page 7: Wp Januari

12 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 13Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

laporan utama

mor 19 tahun 2005 telah mengamanat-kan bahwa mereka harus berkualifikasi sarjana atau diploma empat,” urai Nu-gaan kepada Warta PAUDNI di ruang kerjanya pekan lalu.

Salah satu upaya yang akan digenjot tahun ini adalah pendekatan konver-si. Program yang sudah digagas sejak 2008 ini dapat mempersingkat masa studi para PTK PAUDNI yang sedang mengejar gelar sarjana. Hasil pen-didikan dan pelatihan (diklat), serta workshop yang pernah mereka ikut dapat dikonversi atau dialihkan men-jadi mata kuliah tertentu di perguruan tinggi.

Jadi, jika program sarjana reguler ha-rus ditempuh selama empat tahun, maka dengan program konversi ini para PTK PAUDNI cukup menjalaninya selama

BarU 16 Persen GUrU PaUd BerGelar sarjana.

menyiasati itU, direktorat P2tk PaUdni memacU ProGram

konversi Pendidikan. masa stUdi sarjana GUrU PaUd

PUn daPat diPersinGkat. Pelatihan yanG Pernah

diikUti daPat diakUi seBaGai PenGUranGan BeBan stUdi.

DiREKtoRat P2tK PauDni

pacu proGraM konversi

Menjamurnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendi-dikan nonformal serta in-

formal belum dibarengi dengan kualitas pendidik yang mumpuni. Tengok saja data yang dirilis Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (P2TK PAUDNI), pen-didik PAUD yang bergelar sarjana masih bertengger di angka 16 persen. Banding-

kan dengan pamong belajar dan tenaga lapangan dikmas yang masing-masing telah mencapai angka 74,9 persen dan 82,96 persen (lihat tabel).

Hal ini tentu menjadi tantangan ter-sendiri bagi Direktur P2TK PAUDNI, Nugaan Yulia Wardhani. Serangkaian strategi telah ia siapkan untuk mem-percepat peningkatan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan PAUDNI. “Kualifikasi sebagian besar PTK PAUD-NI memang belum ideal, padahal PP no-

Kriteria peserta

KOnversi

Berstatus sebagai ptK

pauDni Murni

Berkelakukan baik

usia peserta minimal 45

tahun

sehat jasmani dan rohani

aktif mengabdi

sebagai ptK pauDni

minimal dua tahun

Memiliki komitmen untuk

melanjutkan pendidikan

diploma iv atau strata 1

Page 8: Wp Januari

14 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 15Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

laporan utama laporan utama

“Tahun ini harus lebih baik daripada tahun lalu,” ujar Sekretaris Ditjen PAUDNI Guta-

ma di Jakarta, Jumat (27/1). Ini terkait dengan empat momen-

tum yang tengah dihadapi Ditjen PAUDNI saat ini. Momentum tersebut adalah bersatunya seluruh program pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI) dalam unit yang sama, PAUD di-nyatakan sebagai pondasi pendidikan, pencanangan berantas korupsi oleh Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dan revitalisasi pendi-dikan karakter.

Dengan momentum ini, sosialisasi mengenai program Ditjen PAUDNI harus semakin gencar dilakukan. Ten-tunya dengan pelayanan prima agar tu-juan sosialisasi tercapai.

Dengan sosialisasi yang baik pro-gram PAUD dapat berjalan dengan baik sehingga dapat berperan besar dalam pembentukan pendidikan karakter anak Indonesia. “Pendidikan itu terkait de-ngan perilaku. Orang yang berkarakter baik adalah orang yang terdidik, jujur, santun, menghormati sesama, mempu-nyai komitmen dan kreatif,” tutur Gu-tama.

Selain itu, sosialisasi yang baik juga akan membuat program PNFI sema-kin dikenal oleh masyarakat. “Saat ini banyak masyarakat yang menganggap direktorat jenderal ini hanya melak-sanakan program PAUD saja, padahal unit ini juga melaksanakan PNFI,” kata Gutama.

Mengenai pencanangan berantas ko-rupsi, hal ini ditekankan Gutama juga bagian dari pelayanan prima. Untuk menciptakan kondisi tersebut Gu-tama menyatakan pengelolaan uang negara harus transpa-ran, tepat sasaran dan mem-punyai dampak sehingga da-pat dipertanggungjawabkan.

mULAi DAri Diri senDiriGutama menyatakan perbaikan kualitas pegawai harus dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari hal-hal yang kecil se-

dua atau tiga tahun, tergantung sebera-pa banyak diklat yang ia bisa konversi-kan. “Sehingga menjadi lebih singkat,” ucap doktor jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tersebut.

Untuk memuluskan program ini, Direktorat P2TK PAUDNI telah meng-gandeng 33 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Mereka harus memiliki program studi yang re-levan dengan kebutuhan PTK PAUDNI dan terakreditasi. ”Jumlah penyeleng-gara akan terus kita tingkatkan,” lanjut Nugaan.

Perguruan tinggi yang menggelar program konversi ini akan mendapat dana bantuan dari Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan sebagai sti-mulus. Namun mereka harus men-jalankan beberapa prinsip, antara lain prinsip pemberdayaan. Artinya, setiap upaya konversi yang dilakukan harus ditujukan agar PTK PAUDNI mening-kat kinerjanya. Hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya kepuasan peserta didik dan masyarakat atas layanan pro-fesionalnya.

Selain itu mereka juga harus melak-sanakan prinsip mengutamakan kuali-tas. Hal ini berarti upaya penyederha-naan proses belajar tidak boleh meng-orbankan atau mengurangi standar minimal kualitas yang telah ditetapkan. Sebab itu, penyelenggaraannya harus memperhatikan kelayakan instruktur yang mengampu mata diklat.

ProgrAm rPg DihentiKAn Selain konversi, program yang digelar Direktorat PPTK untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kepen-didikan adalah Rintisan Program Gelar (RPG). Program yang dibuka sejak 2006 ini telah menarik minat ratusan peserta. Sebagian besar dari mereka adalah pen-didik PAUD.

Sayang, lantaran dana yang terba-tas, pemerintah terpaksa menghenti-kan program tersebut tahun ini. Peserta yang masih mengikuti program ini telah diimbau agar secepatnya menyelesaikan studinya.

Beban dana yang dikeluarkan oleh Direktorat PPTK untuk memikul biaya para peserta program RPG memang cukup besar, jumlahnya mencapai pu-luhan juta per orang. “Mudah-mudahan semester dua tahun ini, seluruh peserta dapat merampungkan studi mereka,” harap Nugaan.

PergUrUAn tinggi PenyeLenggArA ProgrAm PengemBAngAn moDeL PerCePAtAn PeningKAtAn KUALiFiKAsi PtK-PAUDni tAhUn 2008 sD 2010

4 pt tahun 2008 15 pt tahun 2009 15 pt tahun 2010UNJ (Jakarta)1. UPI (Bandung)2. UNY (Yogyakarta)3. UNM (Makasar)4.

UNJ (Jakarta)1. UPI (Bandung)2. UNY (Yogyakarta)3. UNM (Makasar)4. UNIMED (Medan5. UNP (Padang)6. UNES (Semarang)7. UNESA (Surabaya)8. UNPAR (Palangkaraya)9. UNG (Gorontalo)10. UNIMA (Manado)11. UNCEN (Papua)12. UNDIKSA (Singaraja)13. UNPATI (Ambon)14. UM (Malang)15.

UNJ (Jakarta)1. UPI (Bandung)2. UNY (Yogyakarta)3. UNM (Makasar)4. UNIMED (Medan5. UNP (Padang)6. UNES (Semarang)7. UNESA (Surabaya)8. UNPAR (Palangkaraya)9. UNG (Gorontalo)10. UNIMA (Manado)11. UNCEN (Papua)12. UNDIKSA (Singaraja)13. UNPATI (Ambon)14. UM (Malang)15.

no Jenis PtK-PnF PersentAse1 Pamong Belajar 74,92 Penilik 40,533 Tenaga Lapangan Dikmas 82,964 Pendidik PAUD 16,275 Tutor Keaksaraan Fungsional 18,576 Instrukutur 537 Tutor paket A 25,958 Tutor paket B 45,839 Tutor paket C 69,75

PersentAse KUALiFiKAsi PenDiDiKAn PtK-PnF tingKAt s-1/D-iv

Namun dengan dihentikannya pro-gram tersebut, bukan berarti PPTK ber-henti mendongkrak kualitas guru. Seba-gian besar anggaran program tersebut dialihkan untuk meningkatkan jumlah bantuan pendidikan. Ini adalah salah satu strategi meningkatkan kualitas PTK PAUDNI selain program konversi dan RPG.

Bantuan pendidikan ini diperuntuk-kan bagi PTK PAUDNI, antara lain pa-mong belajar dan penilik. Peraih ban-tuan ini akan mengantongi dana Rp 3 juta pertahun dari pemerintah. Nugaan, yang meraih gelar sarjana di Fakultas Psikologi UGM itu merinci penerima dana harus memenuhi sejumlah krite-ria, yakni diprioritaskan berusia di ba-wah 55 tahun, IPK rata-rata 2,5 serta lu-lus verifikasi yang diselenggarakan oleh Ditjen PAUDNI.

Pemberian bantuan pendidikan pada 2012 ditargetkan dapat meroket men-jadi lebih dari 5.000 orang penerima. Pada tahun lalu jumlah PTK PAUDNI yang menerima dana ini hanya men-capai sekitar 3.000 orang. “Ini disebab-

kan terjadinya perubahan nomenklatur di Kemdikbud, pembinaan guru TK saat ini berada di bawah pembinaan kami,” ucap wanita kelahiran 24 Juli 1956 ter-sebut lugas.

Direktorat PPTK juga terus memikir-kan pola pengembangan karir serta pem-berian penghargaan dan perlindungan kepada para tenaga pendidik dan kepen-didikan. Antara lain melalui pemberian tunjangan profesi, fungsio nal, khusus serta insentif bagi para guru PAUD, pa-mong belajar, penilik, serta pengelola PKBM/TBM/atau lembaga kursus.

Di luar program-program tersebut, Direktorat PPTK juga tetap menggelar kegiatan diklat berjenjang bagi pendidik PAUDNI, mulai dari diklat dasar, lan-jutan, hingga jenjang mahir. “Keselu-ruhan program kami membutuhkan ko-mitmen tinggi dari pemerintah daerah, sebab itu peran aktif Dinas Pendidikan sangat kami nanti,” harap Nugaan yang pernah memimpin pertemuan Pro-gram International Student Assessment (PISA) di sejumlah negara tersebut.

(wP-6/yohan/aRio/PanDu)

sEKREtaRiat DitJEn PauDni

PeNINgKAtKAN KUALItAS PegAwAI UNtUK pelayanan priMamenGhadaPi emPat momentUm Besar, direktorat jenderal Pendidikan anak Usia dini, nonformal, dan informal (ditjen PaUdni) ditUntUt meninGkatkan Pelayanan Prima. oleh karena itU PeninGkatan kUalitas Para PeGawai menjadi fokUs sekretariat ditjen PaUdni tahUn ini.

1. Komitmen sunguh-sungguh bekerja

2. Dapat menjaga rahasia.

3. Tidak pendendam4. Selalu belajar untuk

maju.5. Saling menghormati

antara staf dan pimpinan.

6. Bertanggung jawab pada diri sendiri, pimpinan, dan pekerjaan.

7. Komitmen untuk maju

Kunci suKses pegawai

Seorang PNS yang berkarakter akan berpengetahuan, memiliki daya nalar yang tinggi, cerdas, religius, beradab, anti kekerasan, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk bekerja.

Terakhir, Gutama mengingatkan untuk selalu menyadari bahwa bekerja adalah ibadah. “Dengan berniat bekerja sebagai ibadah pegawai akan bekerja le-bih sungguh–sungguh, ikhlas, dan ber-kualitas,” ujar Gutama. (Rosmini/aDE)

perti disiplin secara waktu. Pendidikan karakter juga jangan hanya digembar-gemborkan sebagai program pendi-dikan, namun harus menyentuh pe-gawai negeri sipil.

sumber: Direktorat P2tK PAUDni

sumber: Direktorat P2tK PAUDni

Page 9: Wp Januari

16 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 17Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

“Keaksaraan usaha man-diri merupakan pro-gram melestarikan keaksaraan dengan

memberdayakan masyarakat melalui kewirausahaan. Para peserta didik akan mempelajari keterampilan yang sesuai dengan potensi daerah mereka,” kata Direktur Pembinaan Pendidikan Ma-syarakat Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D di Jakarta, Jumat (13/1).

Langkah ini diambil Direktorat Pem-binaan Pendidikan Masyarakat (Dit-bindikmas) karena penyandang buta aksara biasanya berpenghasilan rendah atau pengangguran, padahal dari 8,3 juta penduduk buta aksara, 7, 5 juta di antaranya berada di rentang usia 15-59

tahun yang artinya berada di usia pro-duktif.

“Sebagian besar penduduk buta ak-sara tinggal di pedesaan sebagai petani kecil, buruh, dan nelayan. Sisanya ber-ada di perkotaan sebagai masyarakat miskin. Setelah memperoleh keaksara-an dasar, dengan program ini mereka akan bisa memelihara keberaksaraan sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi,” ucapnya.

Ella menyatakan kaum perempuan akan menjadi prioritas dalam program ini karena penduduk buta aksara dido-minasi oleh perempuan. “Hal ini sangat penting, karena ketahanan ekonomi ke-luarga banyak terkait dengan pember-dayaan perempuan,” ujar Ella.

ProgrAm UtAmAKUM sebenarnya hanyalah satu dari lima program keaksaraan lanjutan yang di-laksanakan Ditbindikmas, namun KUM adalah yang paling diutamakan. Hal ini karena kemampuan ekonomi dinilai amat berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat. “Pada tahun lalu KUM cu-kup berhasil dan banyak mendapatkan apreasiasi”, tambah Direktur Bindikmas.

Ella menyatakan keaksaraan lan-jutan menjadi merupakan program utama pemerintah untuk memberantas buta aksara tahun 2012. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya buta aksara kembali.

“Bukan berati keaksaraan dasar ti-dak penting atau dilupakan, keaksaraan

DitbinDiKmas

KeAKSArAAN USAHA MANDIrI diprioritaskan

sekitar 90 Persen PendUdUk BUta aksara BerUsia ProdUktif dan Berada di kalanGan ekonomi lemah. oleh karena itU keaksaraan

Usaha mandiri (kUm) menjadi Prioritas dalam ProGram keaksaraan lanjUtan tahUn 2012. ProGram ini daPat menGentaskan BUta aksara

sekaliGUs kemiskinan.

dasar masih akan tetap ada, tetapi si-fatnya bukan masif lagi. Jadi ke depan dana dekonsentrasi lebih fokus kepada keaksaraan usaha mandiri, taman ba-caan masyarakat dan satuan pendidikan masyarakat sejenis untuk menata mutu kelembagaan pusat kegiatan masyara-kat,” ungkap Direktur Pembinaan Pen-didikan Masyarakat Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D di Jakarta, Jumat (13/1).

Keaksaraan lanjutan yang akan di-laksanakan terbagi dalam lima kelom-pok agenda kegiatan antara lain:

Keaksaraan usaha mandiri, yang •di dalamnya terdapat pendidikan kecakapan hidup perempuan dan kewirausahaan.Peningkatan dan pengembangan •budaya baca melalui taman bacaaan masyarakat dan rumah pintar.Pengarusutamaan gender dan pem-•berdayaan perempuan.Pemetaan kelembagaan pusat ke-•giatan belajar masyarakat (PKBM) dan satuan pendidikan Dikmas se-jenis termasuk rumah pintar, TBM yang melakukan pembelajaran, balai belajar bersama).Kemampuan pencegahan Tindak •Pidana Perdagangan Orang (PT-

PPO), pencegahan bencana, dan HIV/AIDS.

Untuk melaksanakan program ter-sebut, Ditbindikmas memetakan sa-saran dengan membuat tiga kategori berdasarkan umur. Kategori pertama merupakan remaja yang berusia 15-24 tahun. Ini sesuai dengan ketentuan MDGs yang disebut juga dengan youth literacy. Kategori kedua adalah orang dewasa dengan tingkatan usia 25-59 ta-hun. Pengkategorian ini sesuai dengan United International Statistic. Terakhir, adalah kategori lanjut usia dengan usia 60 tahun keatas.

Berdasarkan kategori tersebut, usia re-maja dan dewasa akan menjadi fokus sa-saran program keaksaraan. Sebagaimana dikatakan Ella, “pembatasan usia dimak-sudkan agar layanan keaksaraan lebih fokus, karena jika tanpa batas dikhawa-tirkan sasarannya akan bias sebab suatu program harus fokus terhadap sasaran”.

KUnCi PemBAngUnAnPemberantasan buta aksara masih menjadi perhatian pemerintah ka-rena keberaksaraan adalah kunci pem-bangunan. Dengan aksara, masyara-

kat bisa mendapatkan akses informasi yang dapat memperluas wawasan serta pengetahuan.

“Kurangnya kemampuan keaksaraan menjadi salah satu penyebab tertinggal-nya pengetahuan, keterampilan, serta sikap mental pembaharuan dan pem-bangunan,” kata Ella menjelaskan.

Keberaksaraan, lanjut Ella, pada akhirnya akan mengubah dan memben-tuk kehidupan masyarakat menuju pem-berdayaan masyarakat. Prinsip pember-dayaan masyarakat adalah bisa mengen-dalikan, mengarahkan, membentuk dan mengelola sumber daya yang potensial untuk diberdayakan atau diolah sebagai upaya pembangunan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan itu, Direk-torat Pembinaan Dikmas mengakui kerja sama kemitraan amat dibutuh-kan. Peran direktorat hanyalah seba-gai penyedia layanan, semetara penye-lenggaraan program dilakukan oleh mitra. Oleh karena itu, program pem-berdayaan masyarakat yang diselengga-rakan direktorat selalu disertai berba-gai layanan kemitraan dan penguatan kelembagaan pendidikan masyarakat secara berkesinambungan.

(anDREy/EKo y. isnuR)

laporan utama

Page 10: Wp Januari

18 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 19Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

ISTILAH Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Namun di Indonesia PAUD mulai dikenal secara luas sekitar awal tahun 2000-an. Di tingkat pusat,

yang mengurus soal ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI).

Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 ta-hun. Selama ini seringkali pengembangan anak usia dini dibatasi untuk anak yang berusia 4-6 tahun saja, yaitu mereka yang melakukan aktivitas di bangku ta-man kanak-kanak (TK) atau kelompok bermain. Aki-batnya, anak-anak usia 0-4 tahun tidak mendapat kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak.

Secara garis besar, anak usia dini memiliki ke-butuhan yang dapat dipenuhi dengan PAUD. Tiga

kebutuhan pokok dalam masa tumbuh kembang itu yaitu:

Kebutuhan fisikbiomedis (asuh). Sejak dalam kandungan, anak memerlukan

pengasuhan dari kedua orang tuanya, berupa pe-menuhan gizi nutrisi untuk janin, keamanan janin, perawatan kesehatan dasar (imunisasi, pemberian air susu ibu (ASI), penimbangan bayi secara periodik, dan lain-lain).

Kebutuhan emosi atau kasih sayang. Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang

mesra dan penuh kasih sayang antara anak dan ibu merupakan syarat mutlak untuk menjamin proses tumbuh kembang yang selaras, baik fisik-

mental maupun psikososial. Kekurangan akan kasih sayang ibu di tahun-tahun pertama pada kehudupan anak dapat mempengaruhi pada tumbuh kembang anak, baik fisik, mental, maupun sosial anak (syn-drome deprivasi meternal).

Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Stimulasi mental sejak dini merupakan cikal bakal

proses belajar (pendidikan dan pelatihan). Stimulasi pada anak harus dimulai sedini mungkin (melalui ke-giatan pemberian ASI sesaat setelah lahir).

Pada ASI pertama terdapat zat kulustum yang sangat berguna bagi kesehatran (kekebalan tubuh dan otak bayi). ASI juga berfungsi mengoptimalkan perkembangan sensorik dan kognitif. Selain itu pada kegiatan pemberian ASI juga secara langsung men-

stimulasi indra peraba dan perasa. Stimulasi mental dini sangat penting pada lima

tahun pertama di kehidupan anak. Karena waktu berkembangnya seluruh aspek perkembangan itu secara bersamaan. Stimulasi mental juga berfungsi mengembangkan potensi anak (kecerdasan jamak).

mUtLAK hArUs DiBeriKAnUntuk investasi masa depan dalam upaya pem-bangunan sumber daya manusia (SDM) yang ber-kualitas, pengembangan anak-anak usia dini sangat mustahak diperlukan. Dari anak-anak yang seluruh potensinya dikembangan secara optimallah, kita akan memperoleh SDM yang mampu membangun masa depan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan.

investasi Masa DePanPaUD

o p i n i

Page 11: Wp Januari

20 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 21Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

Tidak mengherankan, negara-negara maju sangat memperhatikan pendidikan anak-anak usia dini. Di Jepang, Korea Selatan, Singapura misalnya, hampir semua anak-anak usia dini telah terlayani PAUD.

Di negeri jiran, Malaysia, pelayanan PAUD telah mencapai angka 70 persen. Bahkan di Singapura cu-kup membanggakan. Penguasaan bahasa Cina dan Inggris sudah diselesaikan di tingkat TK.

Dengan perhatian besar terhadap PAUD itu, me-reka berhasil membangun SDM yang diperlukan untuk memajukan bangsa dalam semua sektor ke-hidupan. Singapura misalnya, kini sudah menjadi “macan” di Asia dalam bidang ekononi. Malaysia dan Thailand bakal menyusul seiring dengan meningkat-nya investasi di negara tersebut dan membaiknya kondisi perekonomian negara tersebut.

Bagaimana halnya dengan Indonesia? Berdasar-kan data tahun 2002 jumlah anak yang telah ter-layani PAUD baru mencapai 7,34 juta anak atau 28 persen dari total jumlah penduduk usia 0-6 tahun di Indonesia sebanyak 26,17 juta.

Persentasi tersebut setiap tahun memang mening-kat seiring dengan meningkatnya alokasi anggaran untuk PAUD, baik yang dialokasikan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Artinya komitmen pemerintah saat ini untuk PAUD terlihat semakin besar.

Meski demikian, partisipasi PAUD di Indonesia masih terendah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. Pelayanan PAUD di Indonesia belum terstruktur secara jelas di dalam mekanisme kerja dinas pendidikan di daerah-daerah. Inilah realitas yang saya lihat dan tangkap sebagai orang yang bergelut dalam pengelolaan PKBM (LPK dan PAUDNI) di daerah (Tanjungpinang, red).

ALAsAn PAUD PentingSetidaknya, ada beberapa keuntungan pada anak yang mengikuti program PAUDNI:

Anak yang mengikuti PAUD terbukti lebih 1. siap menghadapi pendidikan di sekolah yang lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mengikuti PAUD pada saat bali-tanya. Anak yang mengikuti PAUD lebih dewasa da-2. lam berpikir dan bertindak.

Pada saat memasuki usia 40 tahun, mereka 3. yang pernah mengikuti PAUD terbukti lebih memiliki penghasilan lebih tinggi diban-dingkan dengan anak yang tidak pernah mengikuti PAUD. Beberapa studi telah mem-buktikan ini.

Young (1996) menyebutkan ada lima alasan pen-ting PAUD sebagai investasi pengembangan anak:

Untuk membangun SDM yang berkecerdasan 1. tinggi, berpribadian, berperilaku sosial yang baik, berketahanan mental dan psiko-sosial yang kokoh.Untuk menghasilkan 2. economic return sekali-gus menurunkan social cost pada masa yang akan datang karena efektifitas pendidikan dan menekan pengeluaran biaya untuk ke-sejahteraan masyarakat semakin meningkat.Untuk mencapai pemerataan sosial ekonomi 3. masyarakat termasuk mengatasi kesen-jangan antar ender.Untuk meningkatkan efisiensi investasi 4. pada sektor lain karena intervensi program gizi dan kesehatan pada anak-anak akan me-mungkinkan kelangsungan hidup anak. In-tervensi dalam program pendidikan tersebut akan meningkatkan kinerja anak-anak dan mengurangi kemungkinan tinggal kelas.Untuk membantu kaum ibu dan anak-anak. 5.

Ibu sangat terkait dengan pendidikan terhadap anak. Keberadaan PAUD dapat membantu ibu untuk tetap memberikan pendidikan, baik untuk ibu yang berkarir ataupun ibu rumah tangga.

mAnFAAt PAUDPendek kata, apabila PAUD diselenggarakan secara benar, berkualitas dan menyeluruh bagi semua anak di Indonesia, niscaya kita akan menyaksikan gene-rasi masa depan yang gemilang dan cemerlang.

Mereka akan tumbuh dan mampu membangun bangsa ini menuju kejayaan yang hakiki. Mereka juga akan menjadi generasi yang tidak akan pernah rela menyaksikan sendi-sendi kehidupan bangsa dan ne-garanya terancam dalam porak-poranda.

Sekarang tergantung kita, terutama para orang tua. Apakah kita membiarkan potensi yang terdapat pada anak-anak kita yang masih berusia dini atau sebaliknya. Pemerintah telah memberikan kesem-patan, tinggal lagi bagaimana kita memanfaatkan ke-sempatan emas tersebut. Orang tua harus menyadari dan Ingat anak adalah investasi masa depan. Karena itu jangan sia-siakan investasi emas tersebut.

*Penulis adalah PNS di lingkungan Pem-kot Tanjungpinang dan Pengelola PKBM

(LPK/PAUD Quantum dan Iquana) di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

ibu sangat terkait dengan pendidikan terhadap anak.

Keberadaan PauD dapat membantu ibu untuk tetap

memberikan pendidikan, baik untuk ibu yang berkarir ataupun

ibu rumah tangga.

o p i n i Kolom

BerBUrU Dana BantUan

Oleh: drs. eko yunianto

Tidak lagi seperti satu dasawarsa sebelumnya, di mana pemangku kepentingan harus bersabar me-nunggu petunjuk teknis dicetak dan kemudian dikirim ke alamat mereka.

Entah karena semakin mudah atau karena me-mang kebutuhan, daya serap dana bantuan yang disediakan semakin tinggi, sekali pun dari tahun ke tahun alokasinya meningkat. Proses pengajuan pro-posal, penilaian proposal, visitasi, penandatangan akad kerja sama sampai dengan pencairan dana oleh penerima semakin lancar. Proposal yang masuk ke kementerian pun semakin banyak dan semakin ba-nyak pula proposal yang sesuai dengan persyaratan yang diminta.

Persoalan yang kemudian muncul adalah perihal laporan sebagai pertanggungjawaban penerima dana bantuan. Selain keterlambatan laporan dite-rima oleh satuan kerja (yang masih tetap menjadi masalah klasik), kelengkapan dokumen yang harus disertakan dalam laporan merupakan persoalan yang harus dicari jalan keluarnya. Salah satu con-tohnya adalah bukti pembayaran pajak masih sering tertinggal, tidak dilampirkan dalam laporan.

Bagaimana cara menyusun laporan yang benar, apa saja kelengkapan dokumen yang harus dilampir-kan, termasuk keharusan untuk menggunakan dana

bantuan sesuai dengan proposal yang diajukan harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari proses penyaluran dana bantuan.Laporan merupakan bagian penting dari penyaluran dana bantuan. Bu-

kan sekedar pertanggungjawaban penerima dana bantuan. Laporan

lebih merupakan akuntabilitas penyelenggaraan pemerin-

tahan. Penerima dan penyalur dana bantuan secara bersa-

ma-sama mempertanggung-jawabkan penggunaan dana bantuan kepada warga negara.

Ada yang selalu ditunggu-tunggu oleh seba-gian (tentunya sebagian kecil) pemangku kepentingan pendidikan setiap awal ta-hun. Tentunya bukan kehadiran pejabat

untuk membuka secara resmi kegiatan yang mereka adakan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), termasuk Direktorat Jenderal Pen-didikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI) tidak pernah lupa mengalo-kasikan anggaran untuk dana bantuan. Mulai dari pembangunan gedung baru, bantuan operasional sekolah, bantuan operasional pendidikan, sampai dengan bantuan alat permainan.

Alokasi anggaran pun semakin bertambah. Seba-gian besar, bahkan hampir semua dari dana bantuan dialokasikan menjadi dana dekonsentrasi atau dana alokasi khusus. Artinya, masyarakat dan tentunya pemangku kepentingan semakin dekat dan semakin mudah mengakses dana bantuan yang disediakan oleh banyak kementerian, bukan hanya Kemdikbud.

Petunjuk teknis penyaluran dana bantuan dapat diakses melalui internet sesaat setelah di-upload.

Page 12: Wp Januari

22 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 23Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

profil

Jangan ragukan pula kualitas dari sekolah yang berlokasi di jalan Kenangan Kelurahan Wumialo Kota Gorontalo ini. Sejak awal

berdiri hingga kini kepercayaan ma-syarakat akan sekolah yang dipimpin oleh Haslinda Manto, S.Pd ini sangatlah positif.

”Pelayanan pendidikan yang mak-simal terbukti dengan semakin me-ningkatnya jumlah peserta didik PAUD ini setiap tahun,” kata Haslinda. Pada tahun 2009, TK PGRI berhasil menarik minat sebanyak 54 peserta didik. Jum-lah itu kemudian meningkat menjadi 70

peserta didik di tahun 2010. Adapun kelas pembelajaran di TK

PGRI terbagi menjadi dua kelompok usia. Pertama adalah Kelompok A un-tuk siswa usia dua hingga empat tahun. Kedua adalah Kelompok B dengan siswa rentang usia lima hingga enam tahun.

Syukur, kata Haslinda, TK PGRI telah mendapatkan ruang di hati para orang tua peserta didik. Bahkan sosialisasi mulut ke mulut pun menjadi referensi untuk menggaet peserta didik baru di TK PGRI.

”Hal itu menunjukkan tingkat ke-percayaan masyarakat terhadap lem-

tK PgRi Kota goRontalo

semAngAt, teKAD, Komitmen UntUK AnAKUsia tk PGri Gorontalo Boleh saja Belia. Berdiri sejak tahUn 2008, sekolah ini lahir Bersamaan denGan adanya Pemekaran di wilayah Provinsi Gorontalo. tekad BUlat menjadi sekolah terBaik sUdah diUsUnGnya sejak awal.

baga pendidikan PGRI memang cukup tinggi,” ujar Haslinda. Bukan hanya ka-rena biaya sekolah di TK PGRI yang re-latif terjangkau, namun karena masya-rakat melihat metode dan proses pem-belajaran di sekolah tersebut.

Menurut Haslinda, TK PGRI selalu terbuka dan adaptif akan pembelaja-ran baru yang mengarah ke hal lebih baik. Kunci utamanya adalah semangat, tekad, komitmen, serta kualitas guru yang menjadi hal utama untuk men-capai kesuksesan.

Saat ini ada tujuh orang tenaga pen-didik di TK PGRI. Sebanyak tiga guru diantaranya merupakan pegawai negeri sipil PNS, sedangkan empat guru lain-nya merupakan tenaga honor sekolah.

Dari tujuh orang tenaga pendidik itu, satu guru telah memiliki gelar sarjana. Sedangkan empat guru lainnya merupa-kan lulusan Diploma 2 PGTK. Serta dua guru lainnya merupakan lulusan Seko-lah Menengaf Atas (SMA) dan sederajat, yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Jurusan TK. (Da2n)

Tepat 1 Januari 2002, satu pu-sat kegiatan belajar masyara-kat (PKBM) berdiri di sekitar wilayah Kelurahan Jobuuha,

Kecamatan Puwatu, Kota Kendari, Su-lawesi Tenggara. Lembaga ini didirikan untuk melayani pendidikan anak-anak miskin.

“Pada saat itu, lembaga ini belum mem-punyai nama. Tak lama anak saya lahir, PKBM ini kami namakan sama dengan anak saya, Indriyanti, mengambil nama depannya,” cerita Rosmiati (37), penge-lola PKBM Indria beberapa waktu lalu.

Program yang diselenggarakan PKBM Indria cukup banyak. Mulai pro-

gram PAUD, paket kesetaraan, taman bacaan masyarakat (TBM), hingga keak-saraan fungsional (KF). Pada keselu-ruhan program, pada tahun 2011 ada 60 orang perserta didik yang dibina Indria.

Pembelajaran KF diselenggarakan tiga kali seminggu selama enam bulan. Sejak awal, program ini diikuti oleh 20

PKbm inDRia

eKsis DALAM KePrIHAtINANhidUP di tenGah masyarakat miskin, dana yanG terBatas, tak memBUat PUsat keGiatan Belajar masyarakat (PkBm) indria redUP. PkBm ini terUs eksis melewati satU dasawarsa.

Page 13: Wp Januari

24 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 25Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

profil profil

peserta berusia 40 sampai 59 tahun. “Mereka mempelajari aksara melalui aktivitas sehari-hari. Misalnya dengan mengenal KTP, mengenal uang, dan tata cara menata lingkungan hidup,” ujar Rosmiati.

Dalam menjalani program KF, ke-lompok ini pernah mendapat bantuan dana Rp2,6 juta. Dengan dana itu, para peserta didik juga diajarkan keteram-pilan menganyam dan menyulam bagi perempuan, serta pertukangan kayu bagi para pria.

Untuk mendukung keaksaraan, PKBM Indria memiliki taman bacaan masyarakat (TBM). Pada tahun 2010 TBM ini sempat mendapat bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp15 juta.

PAUDSementara itu, pada program PAUD, PKBM Indria tidak pernah menaikkan uang bulanan selama sepuluh tahun. Sejak 2003, uang bulanan hanya sebe-sar Rp5000 per anak. Hal itu dilakukan mengingat masyarakat di tengah PKBM Indria adalah masyarat miskin.

Adalah hal yang sulit bagi Indria ketika menyelenggarakan program sementara anak didik hanya sedikit. Dikatakan Ros-miati, jumlah anak didik PAUD itu pasang surut. Ketika anak didik sedikit, maka pemasukan untuk menghidupkan pro-gram PAUD pun semakin terbatas. Meski demikian PAUD Indria tetap bertahan.

“Kami memaksimalkan dana yang kami dapat supaya cukup menyelengga-rakan PAUD. Apa yang ada itu yang kami gunakan,” katanya.

Saat ini, PAUD Indria diperkuat lima tutor. Seorang di antaranya ber-pendidikan S1. Mereka mengabdi de-ngan hanya menerima imbalan sebesar Rp100 ribu per bulan. Beruntung sepan-jang tahun 2009, ada bantuan dari pe-merintah sebesar Rp600ribu per tutor, tapi itu hanya untuk tiga tutor.

Meski minim anggaran, kualitas pendidikan tak ikut menjadi minim. Di PAUD ini, peserta didik bahkan diajari tarian adat dengan sangat baik. “Kami i-ngin membudayakan tarian tersebut ke-pada anak-anak. Kami melatih mereka satu kali dalam semingu pada Sabtu sore selama dua jam dengan tutor khusus menari,” katanya.

Selain dilatih tari, olahraga juga tekun dibinakan kepada peserta didik. Tak sia-sia, juara I bola keranjang putri se-Kota Kendari pernah didapat pada peringatan

Hari Anak Indonesia 2007. Tahun yang sama ketika PKBM Indria menggondol peringkat III dalam Lomba Pidato.

setArA DAn terAmPiLProgram Kesetaraan Paket A, B dan C PKBM Indria mulai berjalan sejak 2007. Paket B dan C diikuti masing-masing 20 siswa. Kemudian pada tahun 2009 Paket B melonjak jadi 40 siswa. Tapi, di tahun 2010, kembali di angka 20 siswa. Demi-kian pula di tahun 2011, jumlah peserta didik masih di angka 20.

Tak ada perkembangan yang signi-fikan dari jumlah perserta didik. Tapi, pengelola PKBM Indria tetap bersema-

ngat memberikan berbagai pelatihan. Tujuannya agar lulusan pendidikan ke-setaraan dapat bekerja atau usaha.

Tidak hanya pelajaran akademis, In-dira juga memberikan keterampilan se-bagai bekal hidup. Untuk perempuan, Indira memberikan keterampilan men-ganyam dan menjahit, sementara kete-rampilan komputer dan pangkas ram-but untuk peserta pria.

“Untuk alat-alat keterampilan ini kami semua membeli dengan dana sen-diri dari penghasilan saya sebagai PNS di Kecamatan Puwatu. Kami membeli komputer dua unit dan mesin jahit,” kata Rosmiati.

Bagi peserta keterampilan komputer, selama tiga bulan dikenakan biaya sebe-sar Rp300 ribu, sudah termasuk serti-fikat. Peserta didik diberikan pelajaran dasar-dasar komputer tiga kali sepekan, tiap Senin, Kamis, dan Jumat. Untuk pe-latihan menjahit, selama tiga bulan pe-serta dikenakan biaya Rp150 ribu.

Setelah mereka lulus, Rosmiati meya-takan banyak dari lulusan Indira mampu membuka usaha sendiri atau bekerja di perkantoran. Juga ada yang menjadi pe-gawai negeri sipil, dan polisi.

BAntUAnTahun 2007, PAUD di Indira dapat

memperpanjang napas. Kala itu lem-baga ini menerima dana bantuan rintisan sebesar Rp15juta yang diper-untukkan untuk transportasi penilik, ATK, uang makan peserta didik, dan pembelian lemari. Berikutnya, bantu-an kembali diterima pada tahun 2010 sebesar Rp5juta dan 2011 sebesar Rp6 juta.

Bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara untuk pela-tihan juga pernah diterima sebesar Rp4,6 juta. Dana ini dimanfaatkan un-tuk berlatih selama tiga bulan. “Me-reka kami berikan bantuan perorang Rp500 ribu untuk modal usaha cater-

ing dan cukur rambut dan mereka su-dah mandiri,” katanya.

Perlahan tapi pasti, PKBM Indria te-rus berbenah, terutama dalam mening-katkan fasilitas sarana dan prasarana. Tinggal tersisa satu kendala, yakni tutor yang masih banyak keluar masuk. Per-soalannya, menurut dugaan Rosmiati, sangat klasik.

“Mungkin mereka sibuk di sekolah formal atau karena honornya yang ha-nya Rp350 ribu. Saya sendiri tidak tahu. Harapan saya kepada pemerintah agar para tutor di pendidikan nonformal ini kesejahteraannya ditingkatkan,” pung-kas Rosmiati. (wP-3)

ilustrasi

Page 14: Wp Januari

26 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 27Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

profil

Empat buah mural tergantung rapi di sekeliling dinding. Ha-sil karya para anak didik itu menghiasi ruang utama lem-

baga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tiara Chandra. Seluruhnya bertemakan keceriaan dunia anak-anak.

Lukisan tersebut merupakan salah satu produk dari sentra seni yang ada di lembaga PAUD yang terletak di Ja-lan Jogokariyan Yogyakarta itu. Lem-baga yang berdiri sejak 5 April 2002 ini juga memiliki beberapa sentra lain yaitu sentra persiapan, bahan alam, iman dan taqwa, serta main peran. “Kami memiliki motto Mendidik Anak menjadi Pribadi Muslim Seutuhnya,” sebut Ratna Marlida Indah, Kepala Se-kolah PAUD Tiara Chandra, beberapa waktu lalu.

Tiara Chandra bermula dari Kelom-pok Bermain dan Taman kanak kanak Islam terpadu, lantas setelah dua tahun berjalan mereka membuka Taman Peni-tipan Anak. Menurut Ratna, banyak per-mintaan masyarakat untuk membuka salah satu jenis program PAUD ter-sebut. Sebab, banyak pekerja kantoran yang tidak memiliki waktu untuk men-didik anak mereka di rumah. “Daripada diurus oleh pembantu, mereka memilih

untuk menitipkan putra-putrinya di-sini,” sebut Ratna.

Lokasi lembaga yang berada di te-ngah kota, serta dilintasi oleh kendaraan umum, membuat PAUD Tiara Chandra banyak dipilih para orang tua. Apalagi, para pengajar di lembaga ini terkenal sa-ngat dekat dengan anak didik. Pasalnya, mereka dituntut berfungsi sebagai me-diator dalam proses alih pengetahuan atau transfer of knowledge.

Di lingkungan Tiara Chandra, peng-ajar biasa dipanggil dengan sebutan umi, yang dalam bahasa Arab berarti ibu. Hal ini untuk menjalin kedekatan dengan anak didik dalam rangkaian kegiatan belajar. “Dengan pendekatan yang baik, dan perhatian yang besar, serta keikhla-san dalam mendidik, maka tujuan pen-didikan yang ingin dicapai dapat terlak-sana dengan baik,” urai Ratna.

PAUD Tiara Chandra mulai menge-nalkan ajaran agama Islam sejak dini, antara lain melalui bimbingan untuk melakukan ibadah, program pengenalan atas kebesaran Allah SWT, dasar-dasar Agama Islam serta perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Melalui ber-bagai program ini, diharapkan akan ter-bentuk sosok anak shaleh/shalehah yang santun dalam kehidupan sehari hari.

Selain membentuk pribadi muslim pada anak, lembaga PAUD yang telah membuka cabang di jalan Godean Sle-man dan Jalan Nogosari, Kraton Yogya-karta tersebut berupaya mengembang-kan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, dan perilaku secara optimal. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan keterampilan dasar be-rupa motorik kasar dan motorik halus, serta mengajari anak didik gerakan-ge-rakan mengontrol tubuh, serta mene-rima rangsangan sensorik melalui panca indera. “Kami mengajari kemampuan berbahasa serta bertutur sejak dini,” ucap Ratna.

Selain mengaktualisasikan para anak didik, PAUD Tiara Chandra juga mem-berikan pengembangan sosial emosi, kemampuan mengenal lingkungan alam, sosial, dan menghargai kera-gaman sosial budaya. “Kami berupaya menimbulkan semangat positif untuk terus belajar,” ujar Ratna.

PAUD UnggULAn yogyAKArtABerbagai program serta layanan yang ada di Tiara Chandra berhasil mem-buat lembaga ini dilirik oleh Pemerin-tah Kota Yogyakarta. Pada tahun 2008, mereka dianugerahi sebagai PAUD ung-gulan kota Jogja. Sejak saat itu, berbagai bantuan dari pemerintah daerah mau-pun Kementerian Pendidikan Nasional kerap mengalir. “Seluruh proposal yang kami ajukan selalu diterima,” ucap Rat-na senang.

Sejumlah pejabat di Direktorat Jen-deral Pendidikan Anak Usia Dini, Non-

PauD tiaRa chanDRa

dekat dengan anak didik, unGGul di yoGyakarta

PaUd tiara chandra memiliki BeraGam

sentra Permainan UntUk menGasah

kecerdasan serta keteramPilan

anak didik. selain itU, mereka jUGa

mUlai menGenalkan ajaran aGama islam

sejak dini. lemBaGa yanG menjadi PaUd

UnGGUlan kota yoGyakarta Pada 2008

ini terkenal memiliki PenGajar yanG dekat

denGan anak didik.

ProgrAm KegiAtAn PenUnJAng eKstrAKUriKULer KegiAtAn rUtin

Baca tulis Al Quran (Iqra) Drum bandProgram permainan yang menyenangkan

Bahasa Indonesia Berenang Minitrip

Bahasa Inggris Melukis Senam

Bahasa Arab Karawitan/tari Manasik haji

Bahasa Jawa Komputer Latihan Qurban

Outbond Training Rekreasi tutup tahun

ProgrAm DAn KegiAtAn PAUD tiArA ChAnDrA

Sumber: Paud Tiara Chandra, diolah.

FAsiLitAs Gedung sekolah

Area sentra dengan suasana belajar yang kondusif

Halaman bermain dan alat bermain indoor

Perpustakaan

Laboratorium komputer

Audio visual

Area taman lalu lintas

Toilet dan wastafel

Kudapan dan minuman

Makan siang

Pemeriksaaan kesehatan rutin oleh dokter umum dan dokter gigi

Bimbingan dan konseling

Sumber: Paud Tiara Chandra, diolah.

formal dan Informal Kem-diknas maupun pejabat dae-rah sering menyambangi lembaga yang diresmikan oleh Walikota Yogyakarta tersebut. “Pak Gutama, mantan Direk-tur Pembinaan PAUD pernah kesini,” kata Ratna mengenang.

Metode pendidikan yang dikembang-kan di PAUD Tiara Chandra adalah me-tode sentra atau beyond centers and cir-cle times (BCCT). Mettode ini membuat anak aktif dan banyak terlibat selama proses belajar. Metode ini memberikan kesempatan pada anak untuk mengem-bangkan kreatifitas belajar sesuai de-ngan kemampuannya

Metode ini memungkinkan anak untuk memilih aktifitas yang tidak membosankan, sehingga mereka akan mampu mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi. Se-

lain itu, melalui cara ini, anak akan mengambil sikap positif agar diterima kelompoknya. “Ini juga dapat dapat me-ningkatkan kemandirian dan mengajari anak untuk bertanggungjawab,” ujar Ratna.

Pengelempokan kelas PAUD Tiara Chandra dibagi menjadi empat, yakni Kelompok Bermain A untuk anak anak berusia 2 tahun hingga 3 tahun. Kelom-pok Bermain B untuk usia 3,5 tahun sampai 4 tahun, Taman Kanak-kanak A untuk usia 4 tahun sampai 5 tahun, Kelompok Taman Kanak-kanak B, un-tuk anak usia 5,5 tahun sampai 6 tahun. “Kapasitas kelas untuk Kelompok Ber-main maupun TK maksimal 12 siswa per kelompok,” ucap Ratna.

(yohan RubiyantoRo)

Page 15: Wp Januari

28 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 29Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

profil

Dua tahun terakhir, siswa PAUD Kenanga tidak lagi berasal dari RW.03 Karang Baru, tapi juga ada anak-anak yang berasal dari RW.02. Meski beda RW, tapi mereka tetap diterima meng-ingat PAUD Kenanga kini sudah men-jadi PAUD unggulan di Kecamatan Kesambi. Bukan hanya unggul dalam

jumlah, tapi juga prestasi siswa dan kelembagaan.

Di PAUD Kenanga ini dikembang-kan lima sentra, terdiri atas sentra Imtaq, Balok, Bahan Alam, Peran dan Video Visual. Di PAUD ini ada pembu-dayaan yang bersifat keagamaan yaitu setiap pagi sebelum mulai pembelaja-

ran siswa dan guru diwajibkan sholat dhuha berjamaah dipimpin Bapak Luk-man Hakim.

Saat ini waktu belajar dilakukan em-pat kali dalam seminggu, yaitu tiap hari Senin-Selasa, Rabu-Sabtu, yang dibagi dua kelompok dua kelompok A dan dua kelompok B. Untuk kelas A dimulai pu-kul 07.30-09.30 WIB bagi usia 3-4 ta-hun. Sedangkan kelas B, dimulai pukul 09.30-11.30 untuk usia 5-6 tahun.

JUArA 1 sPs tingKAt ProvinsiBagi masyarakat Kota Cirebon, Prestasi PAUD Kenanga sudah termasyhur. Sebab, PAUD ini pernah menjadi juara I tingkat Kota, juara I tingkat wilayah III, juara I sebagai Satuan PAUD Sejenis (SPS) ting-kat Provinsi Jawa Barat, bahkan dalam gebyar PAUD 2009 dan 2010 secara ber-turut-turut menjadi juara umum.

Mengenai fasilitas, PAUD Kenanga memiliki APE outdoor dan APE in-door dari bantuan Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Selain itu, para tutornya pun mendapat bantuan insentif ma-sing-masing Rp50.000/bulan dari Di-nas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Rp360.000/bulan dari Dinas Pendi-dikan Kota Cirebon, begitu juga para pe-ngelola mendapat insentif Rp250.000/bulan dari Dinas Pendidikan Kota Cire-bon. (wP-1)

“Pendirian PAUD ini sejalan dengan keinginan Pak Walikota Cirebon saat itu yang melihat anak-anak usia PAUD banyak yang belum terlayani, terutama dari keluarga tidak mampu. Karena-nya, pak walikota mencanangkan PAUD khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin,” jelas Ketua RW. 03 Karang Baru, Lukmanul Hakim kepada Warta PAUDNI, belum lama ini.

Komitmen pendiri PAUD untuk memberikan pendidikan terhadap anak-anak usia PAUD dari keluarga mis-kin cukup tinggi. Hanya bermodalkan Rp1,5 juta, untuk pembukaan dan mem-beli alat permainan edukatif (APE) dan administrasi, kegiatan pembelajaran pun dibuka.

Tahun pertama, puluhan murid bela-jar dan dibimbing tiga tutor yang berasal dari masyarakat setempat, diantaranya ketua RW.03 dan istrinya, Ny. Nur’aliah. Sejalan dengan itu PKK pun memberi-kan sumbangan, yang disusul bantuan dari kelurahan dan P2KP/ BKM Man-diri.

Perkembangan PAUD Kenanga pun semakin maju, jumlah muridnya pun makin bertambah hingga mencapai 99 siswa terdiri atas empat kelas dengan 12 tutor. Empat kelas tersebut terdiri dari dua shift jam belajar sesuai dengan usia-nya. Di sisi lain, untuk membagi ruang yang ada sehingga tidak terlalu padat saat kegiatan belajar mengajar berlang-sung.

PauD KEnanga ciREbon

LAyAni AnAK misKinPendidikan anak Usia dini (PaUd) Pkk kenanGa merUPakan aksi nyata kePedUlian Pemerintah kota cireBon jawa Barat terhadaP anak. didirikan oleh tim PenGGerak PemBerdayaan kesejahteraan kelUarGa (tP Pkk), lemBaGa ini hadir UntUk melayani anak-anak dari masyarakat kUranG mamPU.

PAUD PKK Kenanga adalah salah satu PAUD yang mena-ngani anak-anak dari kelu-arga tidak mampu. Mulai dari

buruh harian, pegadang asongan sampai tukang becak, yang notabene penghasi-lannya tidak menentu dan cukup untuk makan sehari-hari.

Lembaga ini didirikan oleh tim peng-gerak PKK Kecamatan Kesambi, 16 Ja-nuari 2007, namun pengelolaan PKK Kenanga sepenuhnya diserahkan ke-pada pengurus RW. 03 Karang Baru, Su-nyarangi. PAUD ini menempati gedung RW. 03 Karang Baru. Letaknya ada di Jalan Masjid Al-Jumhur RT.03/RW.03 Karang Baru, Kelurahan Sunyaragi, Ke-camatan Kesambi, Kota Cirebon.

Page 16: Wp Januari

30 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 31Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

profil profil

Tahun 2003, Moch M. Gunawan berpikir sudah saatnya ia ber-henti bekerja sebagai staf di lembaga kursus. Ia ingin men-

dirikan lembaga kursus miliknya sen-diri. Dengan modal kre dit dari Bank BRI senilai Rp50.000.000 Gunawan memu-lai usahanya di Jl. Pa lagan 26 Bawen Kota Salatiga, Kabupaten Semarang. Ia menamai lembaga kursus itu dengan nama keponakannya, Kartika.

“Saya tertarik melihat pemimpin tempat saya bekerja dulu, saya ingin me-niru beliau,” kara Gunawan.

Kartika mena warkan pelatihan setir mobil, otomotif, garmen, dan komputer. Pelatihan menekankan pada teknis de-ngan 70 persen praktek dan 30 persen

teori. Alasannya, permintaan tenaga kerja di bidang ini cukup besar.

Saat ini Kartika juga menyelengga-rakan program pelatihan teknik mesin jahit garmen dengan alasan bahwa kete-rampilan ini sangat dibutuhkan. Dengan pelatih an ini, anak didik tidak hanya da-pat melakukan jahit-menjahit garmen tapi dia juga dapat mengenali kerusakan mesin sehingga dapat memperlancar proses bekerja ( jahit-menjahit).

Gunawan menyatakan, Kartika ti-dak hanya mengajarkan keterampilan tapi juga soft skill. “Kami juga membe-rikan program motivasi kerja dan etos kerja sehingga kelak peserta didik kami mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan konteks pekerjaan,” ujarnya.

lKP KhaRisma banJaRmasin

lKP KaRtiKa

Cetak tenaga AhLi otomAtiF DAn teKnoLogi inFormAtiKA

LAngsUng KerJA, dijamin!

lkP kharisma Pertama terlahir di kota sUrakarta Pada 21 mei 1996. semanGat Pendirian lemBaGa ini adalah UntUk menGentaskan PenGanGGUran yanG dialami anak-anak PUtUs sekolah. lemBaGa ini kemUdian BerkemBanG denGan Banyak caBanG, dan salah satUnya Berada di Banjarmasin, kalimantan selatan sejak tahUn 2003.

lemBaGa kUrsUs dan Pelatihan (lkP) kartika, lemBaGa Pelatihan kerja terBaik di kaBUPaten semaranG tahUn 2009. Berakreditasi a, Berani menjamin PenemPatan kerja UntUk menGUranGi PenGanGGUran.

Kharisma Banjarmasin adalah lembaga kursus yang memberikan keterampilan otomotif dan teknologi informasi. Pro-gram yang ditawarkan Kharisma Ban-

jarmasin adalah bidang otomotif dan teknologi in-formatika, teknisi komputer dan jaringan, kompu-ter akuntansi, manajemen informatika, otomotif dan administrasi rumah sakit.

Dari 93 peserta didik tahun 2011, peminat yang paling besar ada pada jurusan otomotif dan admi-nistrasi rumah sakit.

Amir menyatakan Kharisma Banjarmasin ma-sih mengusung misi yang sama dengan para pendi-ri, yakni mendirikan lembaga yang dapat diakses untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah,

“Di sini harganya cukup terjangkau. Meski mu-rah, tapi kami tetap memperhatikan kualitas. Se-telah satu tahun belajar, para lulusan sudah siap kerja,” kata Muhammad Amin, Amd, pimpinan Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) Kharisma Ban-jarmasin, beberapa waktu lalu.

Pembelajaran di Kharisma Banjarmasin di-laksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama be-lajar di kelas, dan tahap kedua magang di bengkel sepeda motor atau di perusahaan yang relevan se-lama dua bulan.

“Persentase pembelajaran di kelas kami beri-kan berupa teori 30 persen dan praktik teori 70 persen,” ujar Amin.

KeLomPoK BeLAJAr UsAhAAmin menyatakan, setelah menyelesaikan masa pendidikannya, para lulusan akan diseleksi untuk ditempatkan kerja atau masuk ke Kelompok Bela-jar Usaha untuk berwirausaha.

“Lulusan kami sudah banyak yang terserap di dunia usaha dan dunia industri, tapi kami juga mendorong agar mereka bisa mandiri dengan ban-tuan modal, meski minimal,” ujar Amin.

Atas dedikasi Kharisma Banjarmasin, tidak keliru jika lembaga ini seringkali mendapat peng-hargaan. Salah satunya adalah peringkat II tingkat Provinsi Kalsel sebagai lembaga kursus berpresta-si tahun 2006. Perhargaan itu disampaikan lang-sung oleh Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-46 tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.

(wP-1/slamEt)

Persentase pembelajaran di kelas kami berikan berupa teori 30 persen dan praktik teori 70 persen.”

Untuk meningkatkan mutu pendi-dikan, Kartika dilengkapi dengan ber-bagai fasilitas berupa gedung di mana di dalamnya terdapat kantor, ruang teori, dan ruang pratek. Lembaga ini juga di-du kung oleh tenaga pelatih instruktur yang bersertifikasi.

Di samping itu, setiap siswa yang mengikuti pendidikan di program gar-men mendapatkan fasilitas mes saat pe-latihan dan diasuransikan dalam jangka satu bulan de ngan biaya Rp2.500.000.

Setelah enam tahun berjalan, tahun 2009, menjadi momen membanggakan bagi Kartika. Lembaga ini terpilih seba-gai lembaga pelatihan kerja terbaik di wilayah Kabupaten Semarang . Ia juga ditetapkan sebagai lembaga yang sudah ter akredi tasi A dan yang pertama kali membuka program pelatihan teknisi mesin jahit di Kabupaten Semarang.

JAminAn KerJAStrategi pemasaran yang pa ling unggul di Kartika adalah jaminan penempat an kerja pada program pelatihan operator jahit garmen. Setelah satu bulan meng-ikuti pelatihan, para alumni langsung disalurkan ke perusahaan garmen yang sudah menjadi mitra kerja LKP Kartika.

Kartika berani menjamin penem-patan kerja karena lembaga ini telah bermitra dengan 25 perusahaan mitra di Salatiga. Setiap bulan, ada sekitar 30 orang alumni yang ditempatkan bekerja.

“Untuk memenuhi perimintaan te-naga kerja, kami ini sampai kewalahan. Kebutuhan tenaga kerja garmen itu sa-ngat besar,” ujar Gunawan.

Meski sudah mencicipi “buah man-is”, diakui Gunawan dalam mendapat-kan mitra penyaluran penempatan kerja pada mulanya tidaklah mudah.

“Kami tidak pernah lelah mengupa-yakan jalinan kerjasama dengan mitra. Kami lakukan sosialisasi ke perusaha-an-perusahaan dan menyebarkan bro-sur-brosur,” kata Gunawan mengenang masa-masa awal pendirian Kartika.

Saat ini tampaknya usaha itu tak sia-sia. Kartika sudah memenuhi harapan Gunawan: ikut mengentaskan kemis-kinan dan pengangguran. (Rosmini)

Page 17: Wp Januari

32 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 33Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

profil

Pagar bambu setinggi satu meter itu membentang kurang lebih sepanjang enam meter. Jejeran bambu itulah yang berfungsi

sebagai dinding ruang. Sebuah spanduk besar membentang bertuliskan “PAUD Puncang Hijau”. Sangat sederhana, na-mun hal itu tidak berarti menunjukkan semangat pendirian PAUD besutan Hj. Muslihan,S.Pd.I ini sederhana.

Berdiri sejak tahun 2007, pendirian PAUD Puncang Hijau ini berawal dari rasa prihatin pemilik akan mahalnya pendidikan di wilayah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Padahal rata-rata mata pencaharian masyarakat di Lom-bok Barat merupakan petani dan buruh dimana sebagian besarnya masuk da-lam kategori ekonomi menengah ke-bawah.

Berawal dari situlah, Hj. Muslihan kemudian bertekad mendirikan sa-tuan PAUD bagi anak–anak di daerah tersebut. Misinya adalah memberikan layanan pendidikan dengan biaya yang sangat terjangkau bagi para orang tua anak-anak itu.

Tantangan yang harus dijalankan Hj. Muslihan adalah ketika ia harus meya-kinkan masyarakat sekitar tentang pen-tingnya PAUD. Menurut dia, masyarakat masih memandang PAUD bagaikan seko-lah yang harus belajar baca, tulis, dan hi-tung (calistung). Ekspektasi mereka ada-lah anak menguasai ketiga hal tersebut.

“Masyarakat masih belum mema-hami sistem pembelajaran yang ada di PAUD. Umumnya yang mereka tahu, belajar itu adalah calistung, padahal di PAUD itu tidak begitu. Anak–anak itu

rasa welas asih Pada anak Petani dan BUrUh di lomBok Barat, nUsa tenGGara Barat (ntB) menjadi dasar BaGi Pendirian PaUd PUncanG hijaU. tak sia-sia, anak-anak PaUd itU kemUdian leBih UnGGUl saat melanjUtkan Pendidikan.

diajak bermain sambil belajar,” pungkas Sekretaris PAUD Puncang Hijau, Rina Yudiana, SE.

Untuk menyamakan visi tersebut, lanjut Rina, pihaknya kemudian menga-dakan pertemuan dan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi itu dilakukan melalui komite sekolah yang merupa-kan penyambung komunikasi antara sekolah dan masyarakat. Pesan yang disampaikan bahwa PAUD sangat pen-ting dalam membentuk karakter anak di masa mendatang.

“BLoCKgrAnt” BerUJUng PrestAsiPada tahun pertama, PAUD Puncang Hi-jau mengandalkan bantuan blockgrant

walaupun besaran biaya sPP itu tidaklah begitu besar. biaya itu sesuai dengan hasil kesepakatan rapat orang tua siswa dengan komite sekolah. namun kenyataannya, banyak orang tua siswa yang tidak mampu membayar iuran sPP. tak jarang mereka membayar dengan hasil panen sawahnya.”

dari pemerintah untuk biaya operasio-nal dan gaji pengajar. Namun pada ta-hun kedua, PAUD yang pernah mewakili NTB dalam lomba PAUD tingkat nasio-nal 2010 itu mulai berani menarik iuran sumbangan pengembangan pendidikan (SPP) kepada orang tua peserta didik.

“Walaupun besaran biaya SPP itu tidaklah begitu besar. Biaya itu sesuai dengan hasil kesepakatan rapat orang tua siswa dengan komite sekolah. Na-mun kenyataannya, banyak orang tua siswa yang tidak mampu membayar iuran SPP. Tak jarang mereka memba-yar dengan hasil panen sawahnya,” jelas wanita kelahiran Praya, 25 Juni 1975.

Lambat laun, prestasi PAUD Pun-

cang Hijau mulai terlihat. Dikatakan Rina bahwa banyak lulusan sekolahnya itu lebih berprestasi ketika melanjutkan pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD). “Mereka lebih mudah menerima pelajaran, dibandingkan dengan siswa lain yang tidak mengenyam pendidikan PAUD,” ujarnya.

Hal ini, ungkap Rina, tentu saja akan semakin menguatkan pemahaman di masyarakat tentang pentingnya PAUD. Dampak positifnya juga dirasakan PAUD Puncang Hijau. Dari awalnya hanya be-lasan siswa, kini jumlah siswanya sudah mencapai 60 siswa. “Jumlah peserta didik kami setiap tahun fluktuatif naik turun dikisaran itu,” tambahnya. (Dona vERi)

PauD Puncang hiJau

paud untuk rakyat

Page 18: Wp Januari

34 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 35Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

sosoK

Berbagai macam penghar-gaan sudah diterima Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Kepri,Aisyah Sani, namun

baginya pengukuhan sebagau Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Kepulauan Riau merupakan penghargaan yang paling istimewa.

“Saya terharu menerima penghar-gaan ini. Ini adalah penghargaan sangat spesial dan di luar dugaan saya,” ujar Aisyah Sani seusai menerima penghar-gaan tersebut dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepri,Yatim Mustapa, akhir tahun lalu.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Aisyah Sani pada Hari Ibu yang dibarengi kegiatan Gebyar PAUD Pro-vinsi Kepri 2011 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri ber-sama Lembaga Pengelola PAUDNI di Gedung Daerah, Jl. Hang Tuah Tan-jungpinang.

Aisyah memang dikenal dekat de-ngan anak usia dini. Pantaslah bila di usia senja, dirinya masih tampak keli-hatan muda, energik dan selalu ceria. “Rasa penat dan letih saya hilang seke-tika bila berkumpul dengan anak-anak,” ujar Aisyah.

Sebagai istri Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, ia berjanji akan bekerja keras meningkatkan PAUD. Ia punya angan-angan Provinsi Kepri akan memiliki generasi emas.

“Pendidikan usia dini penting untuk menentukan kemajuan pembangunan generasi mendatang,” katanya.

Kata Aisyah, anak itu ibarat selem-bar kertas putih. Siapa pun yang pernah melewatinya pasti memberikan berkas sepanjang hidupnya. Seperti apapun rangsangan (stimulasi) diberikan ke-padanya sejak dini akan membekas se-lamanya dan terbawa hingga ia dewasa dan mandiri. Karena itu pendidikan yang diberikan sejak dini akan sangat mempengaruhi kehidupan serta masa depan sang anak.

Oleh karena itu, PAUD punya arti penting bagi perkembangan anak. Pada dasarnya PAUD dilaksanakan sebagai persiapan sebelum menempuh pen-didikan dasar yang bertujuan untuk pengembangan potensi yang dimiliki-nya. Oleh karena itu dalam pelaksana-annya harus mengacu pada kondisi, kebutuhan dan kepentingan anak. Hal ini tentu harus benar-benar diperhati-kan para orang tua dan pendidik, hen-daknya dalam melakukan pengasuhan anak usia dini diikuti pemahaman yang mendalam mengenai pola perkem-

Bunda Paud KePulauan Riau

kepala dinas pendidikan provinsi kepri, yatim mustapa menyebut-kan, aisyah sani memang pantas mendapatkan penghargaan spesial seperti itu. perhatiannya selama ini dengan dunia pendidikan, khu-susnya pendidikan anak usia dini sungguh sangat luar biasa.

yatim juga mengatakan, sering kali di sela-sela kesibukan men-dampingi suaminya “selaku orang nomor satu” di provinsi kepri, ai-syah selalu menyempatkan diri menghadiri setiap undangan yang berhubungan dengan dunia pendidikan, termasuk yang diseleng-garakan paudni ini. bahkan, jika tidak ada kegiatan penting, aisyah menyempatkan diri mengantar dan menjemput cucu-cucunya yang mengikuti paud. “inilah yang patut kita teladani bersama, utamanya para orang tua dan pengelola paudni di provinsi kepri,” kata yatim seraya menyebutkan bahwa hal itu yang menjadi pertimbangan da-lam memberikan penghargaan kepada ibu aisyah sani sebagai bunda paud provinsi kepri. (maswito)

aisyaH sani

bangan anak.Filsuf Cina terkenal, Konfusius

pernah berkata pemandangan yang terindah di dunia adalah seorang anak yang melangkah dikehidupan ini de-ngan penuh percaya diri setelah kita menunjukkan jalannya. Ini sebuah ungkapan penuh makna bahwa dengan petunjuk yang diberikan kepada anak dengan benar akan melahirkan sekum-pulan moral positif kepada anak dengan memberinya kasih sayang, toleransi, dan rasa hormat berdampak pada sikap anak. (maswito)

PeDULi DengAn PenDiDiKAn AnAK

WAJAr DAn PAntAs

eko prasetyanto, salah seorang pengelola paud di kepri me-ngatakan wajar dan pantas jika aisyah sani mendapatkan gelar bunda paud, kendati itu pemberian gelar itu sebenarnya terlambat. menurut alumnus universitas terbuka ini, kepedulian aisyah sani dengan pendidikan anak-anak usia dini sangat tinggi.“saya menge-nal ibu sani cukup lama. Waktu suaminya (muhammad sani, red) masih menjadi Walikota administaratif di tanjungpinang dan selan-jutnya menjadi bupati di kabupaten karimun, perhatiannya terhadap paud sudah luar biasa. ketika orang belum memulai, ibu sani sudah bergerak duluan,” ujar eko yang juga guru sd 001 tanjungpinang barat ini. (maswito)

Page 19: Wp Januari

36 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 37Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

sosoK

PrestAsi LKP rose mArieJuara I Lomba LPK Jenis Tata Kecantikan Rambut Tingkat Kota Cirebon Tahun 1999, dalam

rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional

Piagam Penghargaan atas prestasinya sebagai LPK yang konsisten dalam mengikutsertakan Ujian Nasional Jenis Tata Kecantikan Rambut dan Tata Rias Pengantin Tingkat Kota Cirebon

Tahun 2000

Peringkat I Lomba Kursus Tata Rias Pengantin Teladan Tingkat Kota Cirebon Tahun 2000

Peringkat I Lomba Kursus Tata Rias Pengantin Teladan Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2000

Juara III Lomba Tata Rias Pengantin Tingkat Nasional dalam rangka Hari Aksara Internasional XXXV Tahun 2000

Juara III Lembaga Kursus Berprestasi Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2004

Piagam Penghargaan Dewan Pendidikan Kota Cirebon, mengikuti Peluasan Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan / Komite Sekolah Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Pendidikan yang Bermutu dan Merata di Kota Cirebon Tahun 2005

Juara I Tata Kecantikan Rambut Lomba Keteladanan Dikmas Tingkat Kota Cirebon dalam rangka Hari Pendidikan Nasional Tahun 2005

Terbaik I Kursus Tata Rias Pengantin Tingkat Kota Cirebon Tahun 2009

Juara I Lembaga Kursus Tata Rias Pengantin Berprestasi dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-64 Tingkat Propinsi Jawa Barat

Sebagai Lembaga Kursus yang Terakreditasi oleh BAN PNF-I Jakarta Tahun 2009

Sebagai Lembaga Kursus yang Terakreditasi A oleh Depnakertrans Tahun 2009

annE hanDayana

gAgAL KULIAH, sukses jadi penGusahameskiPUn cita-citanya UntUk kUliah kandas, namUn hal itU tidak memBUat anne handayana Patah semanGat. terinsPirasi dari sanG iBU, anne menjadi Perias dan PenGelola kUrsUs yanG sUkses.

Bisa dibilang, hobi Anne dalam bidang tata rias membawa berkah. Sejak dulu banyak kolega yang melirik kemam-

puan dan bakatnya itu. Bahkan tak ja-rang mereka berkunjung ke rumah me-minta Anne untuk mengajari mereka merias.

Saat itu, Anne yang baru pupus hara-pannya untuk kuliah, melihat kesem-patan. Ia memutuskan untuk mendiri-kan kursus tata rias yang bernama LKP Rosie Marie di Jl. Bahagia No. 42 Cire-bon, Jawa Barat.

“Saya terdorong oleh ibu saya yang mengajar merangkai bunga artifisial. Dari profesi itu beliau memiliki peng-hasilan yang cukup untuk menghidupi tujuh anak,” kata Anne belum lama ini.

Sebelum mewujudkan keinginan-nya, Anne mengasah kemampuannya dengan mengikuti kursus merias di berbagai tempat. Tahun 1973, perem-puan kelahiran Semarang ini meng-ikuti kursus tata kecantikan kulit. Ti-dak puas hanya mahir dibidang kecan-tikan kulit, Anne pun mengikuti kursus tata rias rambut pada tahun berikut-nya. Anne juga kemudian mengikuti tata rias pengantin.

Lengkaplah sudah keahlian yang di-miliki Anne. Akhirnya, dengan tekad dan modal seadanya, pada tahun 1978 Anne pun mendirikan lembaga kursus. Tahun 1988, LKP Rose Marie mendapat izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota Cirebon.

Saat awal berdiri, peserta didik Rose Marie hanya berasal dari tetangga saja, paling jauh berasal desa sebelah. Seiring waktu, peserta didiknya semakin ber-tambah banyak. Bahkan, siswanya ti-dak hanya datang dari sekitar Kota dan Kabupaten Cirebon saja, tapi juga dari Kabupaten Kuningan, bahkan Maja-lengka, yang cukup jauh dari Kota Cire-bon.

Dari tempat kursus ini, Anne me-ngaku banyak lulusannya yang bisa mandiri setelah menyelesaikan kursus. “Bagi saya cukup membanggakan se-lama berkiprah selama 30 tahun lebih, ternyata banyak lulusan saya yang su-dah bekerja. Bahkan, banyak juga yang membuka usaha sendiri, mulai dari sa-lon biasa, salon kecantikan, sampai tata rias kulit, rambut dan pengantin. Le-bih bersyukur lagi mereka berhasil dan maju,” ungkap perempuan kelahiran Semarang, 15 Juni 1951 ini.

Saat ini KLP Rose Marie telah men-jadi lembaga yang kokoh. Oleh Direk-torat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, lembaga ini bahkan ditetapkan menjadi tempat uji kompetensi (TUK) sekaligus untuk dua bidang, yaitu TUK bidang tata kecantikan rambut dan bidang tata rias pengantin sejak tahun 2009.

Untuk terus mengembangkan lem-baga kursus yang ia dirikan, Anne ber-ketetapan untuk terus mengembang-kan diri. Untuk itu ia tidak segan-segan mengikuti pendidikan sebagai tenaga pendidik kursus, khususnya bidang tata rias pengantin. Anne juga mengikuti tes tenaga uji kompetensi mulai dari tingkat junior, stylist, dan senior stylist. (wP-1)

saya terdorong oleh ibu saya yang mengajar merangkai bunga artifisial. Dari profesi itu beliau memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi tujuh anak.”

Page 20: Wp Januari

38 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 39Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

sosoK

Usia memang sudah 65 tahun, tapi dirinya masih sehat, ge-sit dan bugar. Sama seperti semangatnya. Itulah sebab-

nya, ketika memasuki masa pensiun, Siti Hamidah tak mau berdiam diri. Ia men-dirikan PAUD Anak Permata Bunda.

Siti Hamidah adalah mantan Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru. Menjelang pensiun, ia berpikir tak nya-man rasanya jika harus berpangku ta-ngan nanti.

Di saat yang sama, ia melihat masih banyak anak-anak usia dini di sekitar lingkungannya yang belum mendapat-kan pendidikan. Siti pun memutuskan untuk membantu mereka. Ia mendiri-kan PAUD Anak Permata Bunda di ke-diamannya sendiri, Jalan Radar Indah, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

“Saya kan kerja di PLS, jadi bagai-mana saya tidak terpanggil untuk me-nyelamatkan anak-anak usia PAUD. Mereka kan generasi yang akan meng-gantikan kita di masa depan,” ujar Siti Hamidah.

Lembaga itu berdiri pada Februari 2006. Bisa dibilang Siti bermodal nekat saat membuka lembaga itu. Berbekal uang tabungan dan pinjaman dari bank, ia mendirikan PAUD itu. Meskipun demikian, Siti tidak memungut biaya. Setiap anak yang mendaftar, bisa men-dapatkan layanan pendidikan.

“Ini karena saya ingin membantu masyarakat, bukan mencari keun-tungan,” ujar lulusan Fakultas Ke-guruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Achmad Yani Banjarma-sin ini.

Pada tahun ajaran pertama, di PAUD yang bersatuan pendidikan kelompok bermain itu, ada 20 anak yang menjadi peserta didik. Dua tahun berlangsung, sedikit demi sedikit sarana dan prasa-rana pendidikan di KB terus dibenahi.

Dinyatakan Siti, PAUD yang dikelo-lanya mendapat bantuan rintisan dari pemerintah pusat melalui Dinas Pendi-dikan Kota Banjarbaru, yang besarnya Rp25 juta. Dana itu kemudian dibelikan APE (alat permainan edukatif ), sarana pendidikan outdoor, seperti ayunan dan memperbaiki ruangan untuk menam-bah kelas sesuai kebutuhan anak.

Namun kebutuhan biaya operasional pun menuntut pengeluaran yang lebih besar sesuai kebutuhan. Untuk meng-gaji pendidik, ia menggunakan uang pensiunnya.

siti hamiDah

MeNgeLoLA PAUD di Masa pensiun

BersAingTiga tahun perjalanan, PAUD ‘Anak

Permata Bunda’ mengalami pasang-surut. Salah satunya persaingan dengan taman kanak-kanak (TK) sekitarnya.

Diakui Siti, tatakala membuka PAUD Anak Permata Bunda dirinya sadar betul akan mendapat tantangan. Sebab, di sekitar tempat tinggalnya sudah ada sedikitnya dua lembaga TK Namun ti-dak seperti PAUD-nya yang gratis, me-reka menarik biaya pendidikan kepada semua peserta didik, baik masyarakat miskin maupun berada.

Mendirikan PAUD gratis ternyata tak selalu dianggap positif. Ada masyarakat yang malah meragukan kualitas lemba-ganya. Pada tahun ketiga, banyak orang tua yang akhirnya terpengaruh. Alhasil,

Banyak oranG meneriakkan Pendidikan Gratis. namUn saat siti hamidah mendirikan PaUd Gratis, jUstrU hal itU menjadi PenGhamBat. Gratis malah dikaitkan masyarakat denGan mUrahan. ia akhirnya memBatalkan keBijakan itU.

saat itu lembaganya hanya sedikit men-dapatkan peserta didik.

Siti merasa terguncang dan sangat menyayangkan ‘tragedi’ tersebut. Dari situ Siti mulai berpikir untuk menarik biaya bulanan kepada orang tua siswa. Setelah melalui hasil rapat dengan orangtua, disepakati biaya bulanan berkisar antara Rp10.000-Rp30.000 per anak per bulan, sesuai kemampuan orang tua siswa.

“Yang jelas tidak ada paksaan. Meski dalam perjalanan ada juga orang tua yang minta keringanan bahkan minta dibebas-kan biaya bulanan, bagi saya tidak masa-lah karena untuk biaya operasional dan bulanan guru masih bisa saya tanggung. Bahkan, suami saya juga ikut membantu mensubsidi PAUD ini,” terang Siti.

Seiring dengan berkurangnya siswa PAUD, pada 2009 Siti pun membuka sa-tuan pendidikan tempat penitipan anak (TPA) di dalam PAUD-nya. Proposal pun dilayangkan ke Badan Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI) Regional VI Banjarbaru, Kaliman-tan Selatan untuk memperoleh bantuan. Alhasil pada 2010 lalu, PAUD Anak Per-mata Bunda ini mendapat dana rintisan TPA Rp27 juta dari usulan Rp45 juta.

Dia mengatakan saat ini hanya ada lima belas anak, dan dari jumlah itu lima anak diantaranya menjadi peserta TPA. Usia peserta TPA rata-rata 2 tahun, orangtua mereka ada yang bekerja seba-gai karyawan dan pedagang.

Saat ini ada lima orang guru termasuk pengasuh TPA. Dua orang diantaranya mendapatkan insentif dari APBN ma-sing-masing sebesar Rp1,2 juta per ta-hun. Sedangkan tiga orang lainnya men-dapat insentif dari Pemerintah Kota Banjarbaru masing-masing Rp200.000 per bulan.

Tidak takut bersaing, Siti pun beren-cana membuka Taman Kanak-Kanak ta-hun ini. Alasannya ia ingin mendukung pemerintah yang tengah gencar menyo-sialisasikan TK.

“Yang jelas, bagi saya mendidik anak sungguh menyenangkan. Apalagi, se-karang ini sudah usia lanjut. Namun meski begitu, sepanjang badan ini sehat dan waktu ada saya mencoba mendidik anak-anak generasi penerus bangsa,” ujarnya. (wP-1/slamEt)

Page 21: Wp Januari

40 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 41Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

apa&siapa

Demi cucu, Ibu Negara Ani Yudhoyono harus mengalah saat menonton televisi. Ia rela mengganti saluran televisi dengan acara anak-anak yang baik untuk perkembangan cucunya,

Almira Tungga Dewi.“Anak usia dini itu sangat pandai meniru. Apa yang ia lihat di tele-

visi bisa ia tiru, jadi berilah tontonan yang baik sebagai stimulus yang baik,” ujar Ibu Negara saat dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Nasional beberapa waktu lalu.

Menurut Ibu Negara, salah satu hal yang menyebabkan PAUD itu penting adalah karena pengalaman anak pada tahun-tahun pertama kehidupannya akan menentukan karakter sang anak kelak, dan apa-kah si anak ini mampu mengatasi tantangan dalam kehidupannya.

“Anak-anak yang yang mengikuti pendidikan usia dini akan memiiki prestasi praakademik yang lebih baik,” Ibu Ani menjelaskan. “Jelaslah bahwa PAUD adalah basic education yang tidak bisa diabaikan dan harus mendapat perhatian dari pemerintah,” tegasnya.

Ibu Negara juga mengingatkan agar tidak lupa melibatkan peran ibu secara aktif. “Kalau hal ini bisa dilakukan, target 75 persen pada 2015 bisa direalisasikan,” Ibu Ani menekankan.

Dikatakan Ani, keluarga adalah pihak yang terdekat dengan anak-anak. Oleh karenanya, keluarga harus menjadi stimulus bagi anak-anak sebelum ia melangkah ke jenjang PAUD. Bahkan selama belajar di PAUD, pendam-pingan keluarga, utamanya Ibu, menjadi amat penting.

Ani juga menyampaikan bahwa orang tua diharapkan ikut berpe-ran serta dalam kegiatan PAUD, sehingga dapat mengetahui apa yang diarahkan di PAUD, sehingga apa yang diterapkan di rumah tidak bertabrakan dengan apa yang diarahkan di PAUD.

Terkait pengukuhannya sebagai Bunda PAUD, Ibu Negara berjanji, predikat Bunda PAUD Tingkat Nasional yang disandangnmya secara resmi mulai Senin ini tidak berhenti sebagai simbol saja. “Saya berjanji untuk bekerja keras memajukan PAUD di Indonesia yang memanbg penting. Semoga semangat saya ini disambut semua pihak yang peduli dan terkait memajukan layanan PAUD di Indonesia,” katanya. (wP-7)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan bahwa rakyat Indonesia sepatutnya bersyukur menjadi orang Indonesia. “Me-ngapa kita menjadi orang Indonesia pasti tersimpan rahasia Tuhan yang

luar biasa,” ujar Nuh.Menjadi orang Indonesia, kata Nuh, adalah hal yang istimewa. Ini karena menjadi

orang Indoensia artinya menjadi bagian dari sekumpulan manusia yang jumlahnya amat banyak, lebih dari 240 juta. “Hanya Cina, India, dan Amerika yang bisa menyaingi jumlah penduduk Indonesia,” kata Nuh seraya tersenyum.

Dengan kondisi ini, Indonesia pun berdemografis istimewa. “Dari tahun 2010 hingga 2040, penduduk usia produktif di Indonesia mencapai jumlah yang luar biasa. Pada saat ini jumlahnya tertinggi di banding usia lainnya. Ini paling tidak artinya Tuhan memberikan kesempatan yang luar biasa bagi Indonesia untuk mempersiap-kan 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045,” kata Nuh.

Pada 100 tahun kemerdekaan, Indonesia mempunyai cita-cita. Saat itu masyarakat Indonesia akan menjadi bangsa berkarakter serta sejahtera. Generasi yang akan mengisi tahun-tahun itu adalah anak-anak yang kini tengah menginjak usia emas. Merekalah yang kini diperjuangkan dalam Gerakan PAUD Nasional untuk men-dapat pendidikan yang baik sejak dini. (wP-7)

Kesibukan sebagai penyiar radio dan pre-senter televisi tak jarang membuat No-vita Angie harus rela meninggalkan dua

anaknya, Jeremy Cornelius dan Jemima Jasmine, untuk bekerja. Ini bukan sesuatu yang mudah. “Anak-anak sekarang sudah bisa protes kalau saya terlalu sering meninggalkan mereka,” tukas bebe-rapa waktu lalu.

Sebagai orangtua, Angie mengaku bahwa ia ibu yang tarik ulur, dalam arti sesekali bersikap galak ketika anak-anak tidak mau menaati peraturan yang sudah dibuatnya, dan memanjakannya bila anak-anak sudah melakukan hal-hal yang baik. Bagi Angie sangat penting untuk menjadi orang-tua yang tegas, yang tahu kapan harus menghu-kum atau memuji apa yang dilakukan anak.

“Sejak mereka kecil saya sudah mengajarkan aturan-aturan yang saya buat, jadi sampai seka-rang mereka sudah mengerti akan aturan tersebut dan mentaatinya,” tukasnya.

Sampai sekarang Angie mengaku bahwa patuh-nya anak-anak pada peraturan yang dibuatnya se-bagian juga karena ia menyekolahkan anak-anak sejak dini. “Saya sadar kalau pendidikan anak usia dini itu penting untuk melatih kedisiplinan, ke-percayaan diri, dan meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya dengan orang lain,” tukas istri dari Sapto Haryo Rajasa ini.

Alhasil, kedua buah hatinya yang kini sudah duduk di bangku sekolah dasar memiliki keper-cayaan diri, dan kedisiplinan diri yang dirasakan cukup baik oleh Angie. Meski demikian ia pun tak menampik bahwa orangtua punya peran paling penting untuk mendidik anak. (KomPas.com)

ibu negara, Mengalah

demi Cucu

Mendikbud: Bersyukurlah Jadi Orang indonesia

novita angie,Jadi ibu yang Tarik ulur

Fadly arifuddinisi liburan dengan Konser amal

Jika biasanya mengisi liburan hanya dengan ber-senang-senang, Vokalis band Padi, Fadly Ari-fuddin melakukannya sambil beramal.

Pada liburan tahun baru ini, Fadly pergi ke negeri kangguru, Australia . Tak sekedar berekreasi ke luar negeri, ia menggelar konser amal di Ceres Environ-ment Park, Melbourne, Selasa (3/1/). Konser amal 'Anging Mammiri' yang digelar komunitas Bugis-Makassar di Melbourne ini untuk membantu pen-didikan anak-anak yang kurang mampu di Makassar.

Pada konser ini, diiringi band ma-hasiswa asal Indonesia yang kuliah di Australia, Fadly menyanyikan sepu-luh lagu, di antaranya 'Indonesia Pu-saka', 'Tanah Airku', serta beberapa lagu bandnya seperti 'Sahabat Sela-manya' dan 'Seperti Kekasihku'.

Menanggapi konser yang dihadiri 400 WNI ini, Fadly menyatakan kekagu-mannnya. "WNI di Melbourne ini solidari-tasnya sangat tinggi, mereka sering saling mengunjungi satu sama lain. Mereka juga saling bantu seperti layaknya di kampung halaman sendiri," ujar vokalis asal Makassar ini.

Selain manggung dalam konser amal di Melbourne, Fadly yang ditemani ibundanya juga berkesempatan mengun-jungi kakaknya yang baru saja mendapat momongan baru. (Dth)

kapanlagi.com

kapanlagi.com

vivanews.com

Page 22: Wp Januari

42 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 43Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

lensa

menteri pendidikan dan kebudayaan mohammad nuh melantik direktur jenderal pendidikan anak

usia dini, nonformal dan informal (paudni), prof. dr. lydia freyani hawadi, dengan nama

populer reni akbar hawadi, pada hari jumat, 27 januari 2012.

mendikbud meminta dirjen paudni yang baru untuk menjiwai tugas barunya. dari 29 juta anak-anak berusia nol hingga enam tahun,

angka partisipasinya sekarang baru 58 persen, ditargetkan menjadi 75 persen pada 2015

mendatang.

pameran pendidikan “sriWijaya international eXpo 2011” palembang, 12-20 noVember 2011

akhir tahun lalu, indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan sea games XVii yang bertempat di kota jakarta dan palembang. perhelatan akbar tiga tahun sekali di bidang olahraga ini diikuti oleh negara-negara di asia tenggara. dalam momen besar ini, direktorat jenderal pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal (ditjen paudni) berpatisipasi dalam pameran pendidikan “sriwijaya internasional expo 2011 di palembang.ajang ini dimanfaatkan untuk menyosialisasikan program-program dan kebijakan paudni. masyarakat yang berkunjung pun cukup antusias mendapatkan informasi tersebut.

Page 23: Wp Januari

44 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 45Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni

lensa

dusun pandes, desa panggungharjo, kecamatan sewon, kabupaten bantul merupakan salah satu masyarakat yang masih membuat berbagai mainan tradisional. meski sudah tergusur oleh mainan plastik asal China, masih banyak warga dusun yang setia membuat mainan kertas di sela-sela kesibukannya sebagai petani.mereka membuat mainan dari bahan kertas bekas dan bambu seperti othok-othok, payung kertas, wayang kertas dan angkrek untuk dijual di sekitar yogyakarta dengan harga rp1.000 - rp2.000/buah.

anak-anak, jika kecerdasannya dilatihsedini mungkin, akan membuatperkembangan inteligensinya lebihbaik. untuk merangsang kecerdasan tersebut maka diperlukan alat permainan edukatif (ape). mainan ini memiliki nilai-nilai pendidikan tentunya.namun, satu yang juga tidak bolehdilupakan adalah keamanan, terutama dari segi kandungan racun yang banyakterdapat pada mainan plastik. ini berbahaya bagi usia dini, karena mereka suka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut, sedangkan mereka belum memilikiantibodi yang cukup kuat untukmelawan racun yang masuk ke tubuhnya.

Page 24: Wp Januari

46 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni 47Tahun XV | Edisi i Tahub 2012 | WarTa Paudni

ensiKlopaudni

tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. peserta didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. program: pendidikan anak usia dini, dalam konteks bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran agama dan ahlak mulia, pembelajaran sosial dan kepribadian, pembelajaran estetika, pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan dalam rangka merangsang minat kepada ilmu pengetahuan dan teknologi

Pos PAUD. pos paud adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan bina keluarga balita (bkb) dan posyandu. tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. peserta didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. program: pendidikan anak usia dini. Ciri khusus: diselenggaraan 1-3 hari per minggu

PAUD Berbasis tPQ (PAUD-tPQ). paud berbasis tpQ (paud-tpQ) adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan taman pendidikan al Qur’an (tpQ). tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. peserta

didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. program: pendidikan anak usia dini.

PAUD Berbasis Pelayanan Anak Agama Kristen (PAUD-PAK). paud berbasis pelayanan anak agama kristen (paud-pak) adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan pelayanan anak agama kristen. tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. peserta didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. program: pendidikan anak usia dini.

PAUD Berbasis Bina iman Anak (PAUD-BiA). paud berbasis bina iman anak (paud-bia) adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan bina iman anak. tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. peserta didik:

anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. program: pendidikan anak usia dini

Lembaga Kursus. kursus dan pelatihan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan kepribadian profesional. kursus dan pelatihan dikembangkan melalui sertifikasi dan akreditasi yang bertaraf nasional dan internasional. kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. tujuan: menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat untuk: [a]memperoleh keterampilan kecakapan hidup; [b]mengembangkan sikap dan kepribadian profesional; [c]mempersiapkan diri untuk bekerja; [d]meningkatkan kompetensi vokasional; [e]mempersiapkan diri untuk berusaha mandiri; dan/atau [f]melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. peserta didik: peserta didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga kursus dan lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil belajar dengan pendidikan formal dan yang telah memenuhi syarat dan/atau lulus dalam ujian kesetaraan memperoleh ijazah sesuai dengan program yang diikutinya. akreditasi: lembaga kursus dan lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh badan akreditasi nasional pendidikan nonformal dan/atau lembaga akreditasi lain dapat menyelenggarakan uji

kompetensi kepada peserta didik dan memberikan sertifikat kompetensi

kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi. peserta didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga kursus dan lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil

belajar dengan pendidikan formal dan yang telah memenuhi syarat

dan/atau lulus dalam ujian kesetaraan memperoleh ijazah sesuai dengan program

yang diikutinya. program: pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kepemudaan, pendidikan keterampilan kerja, pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.

sAtUAn PenDiDiKAn

satuan pendidikan. satuan pendidikan me-nurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional diartikan sebagai kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur for-mal, nonformal, dan informal pada setiap jen-jang dan jenis pendidikan. kata kunci sebuah satuan pendidikan adalah menyelenggarakan pendidikan, yang artinya kelompok layanan pendidikan yang tidak sedang menyelengga-rakan pendidikan tidak dapat disebut dengan satuan pendidikan. satuan-satuan pendidikan yang dikenal dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasio-nal, adalah satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah, satuan pendidikan tinggi, satuan pendidikan nonformal dan satuan pendidikan informal.

satuan pendidikan anak usia dini. satuan pendidikan anak usia dini terdiri atas: (1)taman kanak-kanak (tk); (2)raudatul athfal (ra); (3)bentuk lain yang sederajat tk/ra (dalam peraturan pemerintah nomor 17 ta-hun 2010, disebutkan yang termasuk dalam bentuk lain lain yang sederajat tk/ra adalah bustanul athfal (ba), tarbiyatul athfal (ta), taman kanak-kanak al-Qur’an (tkQ), taman pendidikan al-Qur’an (tpQ), adi sekha, dan pratama Widyalaya); (4)kelompok bermain (kb); (5)taman penitipan anak (tpa); (6)bentuk lain yang sederajat kb/tpa (dalam perkembangannya, bentuk lain yang sederajat kb/tpa antara lain: pos paud, paud berbasis tpQ (paud-tpQ), paud berbasis pelayanan anak agama kristen (paud-pak), dan paud berbasis bina iman anak (paud-bia). bentuk lain yang sederajat kb/tpa atau sering juga disebut satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang sejenis adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan da-lam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia nol sampai 6 (enam) tahun yang dapat diselenggarakan dalam bentuk program seca-ra mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan di lembaga keaga-maan yang ada di masyarakat); (7)pendidikan keluarga (paud di keluarga); dan (8)paud yang diselenggarakan oleh lingkungan.

satuan pendidikan dasar. satuan pendidikan dasar terdiri atas: (1)sekolah dasar (sd); (2)ma-drasah ibtidaiyah (mi); (3)bentuk lain yang sed-erajat sd/mi: program paket a (selain program paket a, pendidikan yang diakui setara dengan

sd/mi adalah pendidikan diniyah dasar, sekolah dasar teologi kristen (sdtk), adi widyalaya, dan culla sekha); (4)sekolah menengah pertama (smp); (5)madrasah tsanawiyah (mts); dan (6)bentuk lain yang sederajat smp/mts: program paket b (bentuk lain yang sederajat dengan smp dan mts antara lain paket b, pendidikan diniyah menengah pertama, sekolah menengah pertama teologi kristen (smptk), madyama vidyalaya (mV), dan majjhima sekha).

satuan pendidikan menengah. satuan pen-didikan menengah terdiri atas: (1)sekolah menengah atas (sma); (2)madrasah aliyah (ma); (3)sekolah menengah kejuruan (smk); (4)madrasah aliyah kejuruan (mak); dan (5)bentuk lain yang sederajat: program paket C dan paket C kejuruan.

satuan pendidikan tinggi. satuan pendidikan tinggi terdiri atas: (1)akademi; (2)politeknik; (3)sekolah tinggi; (4)institut; dan (5)universitas.

satuan pendidikan nonformal. satuan pen-didikan nonformal terdiri atas: (1)lembaga kursus; (2)lembaga pelatihan; (3)kelompok belajar; (4)pusat kegiatan belajar masyara-kat; (5)majelis taklim; dan (6)satuan pendi-dikan yang sejenis (seperti halnya pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan nonformal yang sejenis pun mengalami perkembangan, antara lain dengan munculnya rumah pintar dan balai belajar bersama).

satuan pendidikan informal. satuan pendi-dikan informal tidak disebutkan secara spesi-fik, dalam sistem pendidikan nasional hanya disebutkan sebagai pendidikan yang dilaku-kan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. dengan mengacu pada definisi ini, homeschool atau sekolahrumah dapat dikelompokkan dalam satuan pendidikan informal.

taman Kanak-kanak (tK). taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pen-didikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. tujuan: me-nyelenggarakan pendidikan untuk mengem-bangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. peserta didik: anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. program: pendidikan anak usia dini, yang dikemban-gkan untuk mempersiapkan peserta didik me-masuki sd, mi, atau bentuk lain yang sederajat

raudatul Athfal (rA). raudhatul athfal ada-

lah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan den-gan kekhasan agama islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. tujuan: menyelenggarakan pendi-dikan keagamaan islam yang menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada taman kanak-kanak. peserta didik: anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. program: pendidikan anak usia dini, yang dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki sd, mi, atau bentuk lain yang sederajat.

Kelompok Bermain (KB). kelompok bermain adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang mem-perhatikan aspek kesejahteraan sosial anak. tujuan: [a]membangun landasan bagi berkem-bangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkepriba-dian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi war-ga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecer-dasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. peserta didik: anak usia 2 (dua) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun. program: pendidikan anak usia dini, dalam konteks bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran agama dan ahlak mulia, pembelajaran sosial dan kepribadian, pembelajaran estetika, pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan dalam rangka merangsang minat kepada ilmu pengetahuan dan teknologi

taman Penitipan Anak (tPA). taman penitipan anak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia nol sampai enam tahun dengan prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak. tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada

Page 25: Wp Januari

48 Tahun XV | Edisi i Tahun 2012 | WarTa Paudni