welcome to brawijaya knowledge garden - bkgrepository.ub.ac.id/142918/2/bab_ii_proposal.pdf ·...

7
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa teori atau referensi yang nantinya digunakan untuk menjadi dasar dalam pengerjaan penelitian ini. Oleh karena itu, pada bab II akan menjelaskan tentang beberapa teori atau literatur yang mendukung penelitian ini. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dibawah ini. 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Simanjuntak (2010). Pada skripsi ini membahas tentang penentuan jumlah produksi CPO dan Kernel yang optimal guna mendapatkan keuntungan maksimum. Permasalahan akan dibahas dengan penerapan model program linier yang penyelesaiannya menggunakan teknik program dinamik. Dengan adanya model program linier ini diharapkan dapat mencari hasil yang optimal dari permasalahan yang terjadi pada case yang terjadi. Program dinamik ditujukan untuk melihat hasil yang telah dicapai (optimum) dari perhitungan model program linier dengan melihat fungsi tujuan yang telah tercapai dan dapat mencari alternatif yang terbaik pada kondisi optimum 2. Gultom (2013). Pada penelitian ini membahas tentang penentuan kondisi optimal pada PT.XYZ terhadap sumberdaya yang ada yaitu berupa mesin, bahan baku, dan waktu kerja. Dengan adanya Primal-Dual dengan menggunakan software LINDO maka olahan dari program linier tersebut dapat terselesaikan dengan melihat dengan kondisi yang optimal. Dan pada Primal-Dual dapat mengetahui masalah yang menyebabkan kondisi pada sumberdaya yang tidak optimal, sehingga dengan adanya Primal-Dual maka masalah optimalisasi dapat terselesaikan. 3. Praharsi (2011). Pada penelitian ini membahas tentang optimalisasi suatu pemrograman nonlinier dengan menggunakan Excel report untuk melakukan perhitungannya dan mencari titik optimasi pada pemrograman nonlinier tersebut. Pada hasil akhir yang didapatkan dari Excel report tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan analisis sensitivitas. Dari hasil komparasi secara teoritis beberapa metode tersebut dan hasil studi pendahuluan di lapangan, metode yang akan digunakan pada penelitian PT.PERTAMINA (Persero) Surabaya adalah Metode Pemrograman Linier untuk mengetahui optimasi yang didapat.

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa teori atau referensi yang

    nantinya digunakan untuk menjadi dasar dalam pengerjaan penelitian ini. Oleh karena

    itu, pada bab II akan menjelaskan tentang beberapa teori atau literatur yang mendukung

    penelitian ini. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dibawah ini.

    2.1 Penelitian Terdahulu

    1. Simanjuntak (2010). Pada skripsi ini membahas tentang penentuan jumlah

    produksi CPO dan Kernel yang optimal guna mendapatkan keuntungan

    maksimum. Permasalahan akan dibahas dengan penerapan model program linier

    yang penyelesaiannya menggunakan teknik program dinamik. Dengan adanya

    model program linier ini diharapkan dapat mencari hasil yang optimal dari

    permasalahan yang terjadi pada case yang terjadi. Program dinamik ditujukan

    untuk melihat hasil yang telah dicapai (optimum) dari perhitungan model program

    linier dengan melihat fungsi tujuan yang telah tercapai dan dapat mencari

    alternatif yang terbaik pada kondisi optimum

    2. Gultom (2013). Pada penelitian ini membahas tentang penentuan kondisi optimal

    pada PT.XYZ terhadap sumberdaya yang ada yaitu berupa mesin, bahan baku, dan

    waktu kerja. Dengan adanya Primal-Dual dengan menggunakan software LINDO

    maka olahan dari program linier tersebut dapat terselesaikan dengan melihat

    dengan kondisi yang optimal. Dan pada Primal-Dual dapat mengetahui masalah

    yang menyebabkan kondisi pada sumberdaya yang tidak optimal, sehingga dengan

    adanya Primal-Dual maka masalah optimalisasi dapat terselesaikan.

    3. Praharsi (2011). Pada penelitian ini membahas tentang optimalisasi suatu

    pemrograman nonlinier dengan menggunakan Excel report untuk melakukan

    perhitungannya dan mencari titik optimasi pada pemrograman nonlinier tersebut.

    Pada hasil akhir yang didapatkan dari Excel report tersebut dilakukan analisis

    dengan menggunakan analisis sensitivitas.

    Dari hasil komparasi secara teoritis beberapa metode tersebut dan hasil studi

    pendahuluan di lapangan, metode yang akan digunakan pada penelitian

    PT.PERTAMINA (Persero) Surabaya adalah Metode Pemrograman Linier untuk

    mengetahui optimasi yang didapat.

  • 8

    Perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang

    dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Penelitian TerdahuluSumber Objek Penelitian Metode Hasil Penelitian

    Simanjuntak (2010)

    Turangir Oil Mill Program Linier dengan Program Dinamik

    Dari hasil pengolahan data, maka didapatkan optimasi pada jumlah produksi CPO dan Kamel, dan didapatkan perbedaan selisih pendapatan berdasarkan pola produksi perusahaan

    Gultom(2013)

    PT.XYZ Program Linier dengan Primal-Dual

    Dengan analisis yang dilakukan, terdapat sumberdaya yang belum digunakan secara optimaldilihat dari hasil pengolahan dengan software LINDO

    Praharsi(2011)

    - Program nonlinear dengan Excel report dan analisis sensitvitas

    Dari hasil pengolahan yang dilakukan dapat menunjukkan beberapa karakteristik optimisasi dan analisis sensitivitas pada ketiga kemungkinan yang ada.

    Penelitian ini(2014)

    PT. PERTAMINASurabaya-Jawa Timur

    Program Linier dengan ILP dan kombinasi optimasi lokal

    Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat diketahui jumlah gentry yang optimal untuk memenuhi permintaan yang ada dengan menggunakan dua model matematis yang nantinya juga dapat diketahui jumlah pemenuhan permintaan sebelum dan sesudah penambahan gentry.

    2.2 Pengujian Kecukupan Data

    Uji kecukupan data dilakukan untuk melihat apakah data yang diambil sudah

    mewakili data populasi dan sesuai dengan tingkat ketelitian yang diinginkan atau tidak.

    Menurut Barnes (1980) rumus perhitungan kecukupan data dapat dilihat pada

    persamaan (2-1) berikut ini.

    ? = �? ? ?? ? ?? � (2-1)

  • 9

    Dimana :

    n = banyaknya data yang harus diambilZ = ? ? 2? = 1,96? = standar deviasi

    = ? Σ(Xi−X? )2n−1? = tingkat ketelitian?? = waktu rata-rata2.3 Pemrograman Linier

    Pemrograman Linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan

    sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

    keuntungan dan meminimumkan biaya. Pemrograman linier banyak diterapkan dalam

    masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. Pemrograman linier berkaitan

    dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang

    terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier (Siringoringo,

    2005).

    Gaspersz (1998) menyebutkan terdapat lima karakteristik utama dalam masalah

    program linier (linear programming) adalah sebagai berikut :

    1. Masalah linear programming berkaitan dengan upaya memaksimumkan (pada

    umumnya keuntungan) atau meminimumkan (pada umumnya biaya). Upaya

    optimasi (maksimum atau minimum) ini disebut sebagai fungsi tujuan (objective

    function) dari linear programming. Fungsi tujuan ini terdiri dari variabel-variabel

    keputusan (desicion variable).

    2. Terdapat kendala-kendala atau keterbatasan, yang membatasi pencapaian tujuan

    yang dirumuskan dalam linear programming. Kendala-kendala ini dirumuskan

    dalam fungsi-fungsi kendala (constraint’s function), terdiri dari variabel-variabel

    keputusan yang menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas itu. Dengan

    demikian yang akan diselesaikan dalam linear programming adalah mencapai

    fungsi tujuan (maksimum keuntungan atau minimum biaya) dengan memperhatikan

    fungsi-fungsi kendala (keterbatasan atau kendala) sumber-sumber daya yang ada.

    3. Memiliki sifat linearitas. Sifat linearitas ini berlaku untuk semua fungsi tujuan dan

    fungsi-fungsi kendala.

  • 10

    4. Memiliki sifat homogenitas. Sifat homogenitas ini berkaitan dengan kesamaan

    sumber-sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.

    5. Memiliki sifat divisibility. Sifat divisibility diperlukan, karena linear programming

    mengasumsikan bahwa nilai dari variabel-variabel keputusan maupun penggunaan

    sumber-sumber daya dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan. Jika pembagian ini

    tidak mungkin dilakukan terhadap variabel keputusan, misalnya industri mobil,

    furnitur, dan lain-lain, karena nilai kuantitas produksi diukur dalam bilangan bulat,

    maka modifikasi terhadap LP harus dilakukan. Bentuk modifikasi dari LP ini

    disebut dengan integer linear programming.

    2.3.1 Asumsi Dasar Program Linier

    Menurut Hiller dan Lieberman (1990) terdapat 5 (lima) asumsi yang melandasi

    program linier dimana asumsi tersebut merupakan suatu dasar dalam membentuk model

    matematis yang akan dioptimalkan (maksimasi atau minimasi) yaitu:

    1. Linearitas berarti bahwa semua fungsi matematis pada model program linier harus

    merupakan fungsi-fungsi linier.

    2. Proporsionalitas berarti bahwa tingkat perubahan atau kecondongan fungsi adalah

    konstan. Oleh karena itu, perubahan dari ukuran tertentu pada nilai variabel

    keputusan (xj) akan menghasilkan perubahan yang relatif sama pada nilai fungsi (Z).

    3. Aditivitas berarti bahwa untuk setiap fungsi, nilai fungsi total dapat diperoleh

    dengan menjumlahkan kontribusi-kontribusi individual (untuk fungsi tujuan dan

    untuk suatu fungsi kendala) dari masing-masing kegiatan.

    4. Divisibilitas berarti bahwa unit-unit kegiatan dapat dibagi kedalam bagian sekecil-

    kecilnya, sehingga nilai-nilai variabel keputusan tidak harus integer (hanya 0 dan 1

    atau bilangan bulat) tetapi diperbolehkan non integer (misalnya 875.38;58.0;21).

    5. Deterministik berarti bahwa semua parameter pada model program linier (yaitu

    nilai-nilai Cj , aij dan bj) konstan dan diketahui atau ditentukan secara pasti.

    2.3.2 Formulasi Model Program Linier

    Didalam menyusun model program linier, langkah-langkah yang dilakukan adalah

    mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan dan membentuk formulasi model

    matematik yang meliputi tiga tahap yakni:

    1. Menentukan variabel keputusan

  • 11

    2. Membentuk fungsi tujuan yang ditujukan sebagai suatu hubungan linier dari

    variabel keputusan

    3. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam

    persamaan atau pertidaksamaan, yang juga merupakan hubugan linier dari variabel

    keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumber daya masalah itu.

    Secara matematik, model umum dari pemograman linier yang terdiri dari

    sekumpulan variabel keputusan X1, X2, ....., Xn dapat dirumuskan sesuai dengan

    persamaan (2-2) sebagai berikut :

    Maksimum atau Minimum Z = C1X1 + C2X2 + .... + CnXn (2-2)

    Dengan kendala :

    A11X1 + A12X2 + .... + A1nXn ≤ B1

    A21X1 + A22X2 + .... + A2nXn ≤ B2

    Am1X1 + Am2X2 + .... + AmnXn ≤ Bm

    X1 ≤ D1

    Xn ≤ Dn

    X1, X2, ...., Xn ≥ 0

    Dimana pada penelitian ini dalam mengelola stasiun kerja, konstanta yang

    digunakan untuk mencapai tujuan menentukan banyaknya gentry dengan adalah :

    X1, X2, ...., Xn = jumlah masing-masing truk tangki sesuai dengan kapasitas

    C1, C2, ...., Cn = masing-masing tipe kapasitas (Kiloliter)

    Am1, Am2, ...., Am = waktu proses masing-masing kapasitas truk pada tiap

    gentry

    B1, B2, ...., Bm = kapasitas yang tersedia di masing-masing gentry (Kiloliter)

    D1, D2, ...., Dn = banyaknya masing-masing kapasitas truk tangki

    2.3.3 Integer Linear Programming (ILP)

    Menurut Sitompul (2006) Integer Linear Programming pada intinya berkaitan

    dengan program linier dimana beberapa atau semua variabel memiliki nilai integer

    (bulat). Program integer dibagi atas tiga jenis, yaitu:

    1. Program integer murni (Pure Integer Programming), semua variabel keputusannya

    adalah integer.

  • 12

    2. Program integer campuran (Mixed Integer Programming), sebagian keputusannya

    adalah integer.

    3. Program integer 0-1 (Zero One Integer Programming), variabel keputusannya

    hanya memiliki nilai 0 dan 1.

    Model matematis untuk pemograman linier integer serupa dengan model

    pemograman linier, perbedaannya hanya pada penambahan 1 kendala bahwa

    variabelnya harus berupa bilangan bulat. Pada dasarnya integer programming

    merupakan analisis pasca optimal pemrograman linier. Jika program linier

    menghasilkan bilangan pecahan maka untuk mendapatkan bilangan bulat yang optimal

    dilakukan dengan menggunakan integer linier programming (ILP).

    Metode yang biasa diterapkan adalah metode percabangan dan pembatasan (branch

    and bound) serta algoritma bidang pemotong (cutting plane). Menurut Taha (1996)

    metode cutting plane tidak dapat digunakan secara efektif untuk memecahkan masalah

    integer umum tetapi gagasan dari metode itu dapat meningkatkan efektivitas jenis

    teknik pemecahan lainnya. Jadi, bila terdapat pilihan antara metode cutting plane dan

    metode branch and bound, maka metode branch and bound umumnya terbukti lebih

    baik.

    2.3.3.1 Metode Branch and Bound

    Menurut Siswanto (2006) metode branch and bound adalah sebuah metode untuk

    menghasilkan penyelesaian optimal pemrograman linier yang menghasilkan variabel-

    variabel keputusan bilangan bulat. Sesuai dengan namanya, metode ini membatasi

    penyelesaian optimal yang akan menghasilkan bilangan pecahan dengan cara membuat

    cabang batas atas dan bawah bagi masing-masing variabel keputusan yang bernilai

    pecahan agar bernilai bulat sehingga setiap pembatasan akan menghasilkan cabang

    baru.

    Langkah-langkah penyelesaian masalah program linier menggunakan metode

    cabang batas, yaitu :

    1. Metode ini diawali dengan metode simpleks sampai terdapat penyelesaian optimal.

    Kemudian untuk basis Xj* variabel yang nilainya real dirubah menjadi integer Xj

    yang batasnya Xj*≤Xj≤Xj*+1. Tetapi karena range tersebut tidak memberikan

    penyelesaian integer, maka konsekuensinya nilai integer Xj harus memenuhi salah

    satu syarat dibawah ini: Xj≥Xj* atau Xj≤Xj*+1.

  • 13

    2. Kemudian persoalan pemrograman linier yang awal dengan kendala tambahan

    Xj≥Xj* atau Xj≤Xj*+1 diselesaikan sampai diperoleh keadaan optimum. Dengan

    demikian setiap Xj akan menghasilkan dua cabang yang berbeda, dengan nilai basis

    dan nilai fungsi tujuan optimum yang berbeda. Basis yang sudah integer tetapi

    menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih rendah dari basis yang integer di

    cabang lain, harus dibuang dan cabang tersebut tidak perlu dilanjutkan

    penyelusurannya.

    3. Nilai Xj yang integer lalu dimasukkan ke dalam basis sampai semua variabel basis

    yang diinginkan menjadi integer, setiap Xj yang baru akan menghasilkan dua

    cabang yang baru, kecuali cabang yang tidak fisibel. Cabang yang tidak fisibel

    langsung dapat dibuang.

    Dengan cara demikian akan dapat diketahui semua nlai variable basis yang integer

    dan memberikan penyelesaian optimum yang fisibel.