file · web viewstrategi belajar mengajar kimia ... kelas / semester: xi / i. ... 1.1...
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA
( AKKC 351 )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
“PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)”
Dosen :
Dra. Hj. Sunarti, M.Pd
Dra. Atiek Winarti, M.Pd, M.Sc
Disusun Oleh :
Ayu Winarsih
(A1C308004)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas
Nama Sekolah : -
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / semester : XI / I
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 1 jam pelajaran (1 x 45 menit )
Standar Kompetensi :1. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan
penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri).
Kompetensi Dasar :1.1 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya
hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta
menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
Indikator : 1. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa
2. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
3. Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil
reaksi.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan kadar zat dalam suatu senyawa
2. Siswa dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
3. Siswa dapat menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi
C. Materi Pembelajaran
Kadar Zat dalam Suatu Senyawa
Kadar zat dalam campuran merupakan banyaknya komponen zat
dalam sejumlah total campurannya. Kadar zat dalam campuran biasanya
dinyatakan dalam persen (%).
Contoh :
Hitunglah kadar Ca dalam Ca(NO3)2 ! ( Ar Ca = 40, N = 14, dan O = 16 )
Jawab :
Kadar Ca = x 100 %
= x 100 %
= 24,3 %
Pereaksi Pembatas
Zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam suatu suatu reaksi kimia
disebut pereaksi pembatas. Hal ini disebabkan zat-zat yang akan direaksikan
tidak sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, sehingga reaktan
tertentu habis terlebih dahulu, sementara reaktan yang lain masih tersisa.
Pereaksi pembatas jumlahnya membatasi jumlah pereaksi lain yang
dapat bereaksi. Pereaksi pembatas akan habis sementara pereaksi lainnya
masih/sisa. Perhitungan dalam reaksi ditentukan berdasar pereaksi pembatas.
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan membandingkan mol : koefisien
reaksi masing-masing pereaksi. Hasilnya yang paling kecil adalah pereaksi
pembatas. Mol zat yang lain dicari dari mol pereaksi pembatas.
Cara menentukan pereaksi pembatas:
1. Persamaan kimia yang terjadi telah setarakan, jika belum, harus
disetarakan terlebih dahulu.
Ar Ca
Mr Ca(NO3)2
40
164
2. Tentukan jumlah mol masing-masing pereaksi dari massa pereaksi.
3. Jumlah mol masing-masing pereaksi yang telah ditentukan dibagi dengan
koefisiennya.
a. Harga hasil bagi yang lebih kecil merupakan pereaksi pembatas.
b. Jika hasil bagi sama, maka kedua pereaksi habis bereaksi.
Dengan adanya salah satu pereaksi yang habis terlebih dahulu,
maka jumlah produk yang dihasilkan tergantung pada banyaknya zat yang
habis terlebih dahulu. Dalam proses industri, pereaksi pembatas adalah zat
yang lebih mahal. Misalnya perak nitrat yang digunakan untuk membuat perak
klorida yang digunakan dalam film fotografi. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
AgNO3 + NaCl –––→ AgCl + NaNO3
Contoh :
Sebanyak 4 gram kalsium direaksikan dengan 6,3 gram asam nitrat, sesuai reaksi berikut :
Ca(s) + HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq) + H2(g)
Tentukan pereaksi pembatas, massa zat sisa dan massa zat hasil reaksi?
Jawab :
Jumlah mol Ca = = = 0,1 mol
Jumlah mol HNO3 = = = 0,1 mol
Karena reaksi di atas belum setara, maka harus disetarakan terlebih dahulu :
Ca(s) + 2 HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq) + H2(g)
massa Ca
Ar Ca
4 gr
40 gr/mol
Massa HNO3
Mr HNO3
6,3 gr
63 gr/mol
Mencari pereaksi pembatas :
= = 0,1 mol
= = 0,05 mol
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa jumlah mol HNO3 < mol Ca,
sehingga yang menjadi pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah HNO3.
Jadi :
Jumlah mol Ca yang bereaksi = x 0,1 mol = 0,05 mol
Jumlah mol Ca yang tersisa = 0,1 mol ˗ 0,05 mol = 0,05 mol
Massa Ca yang tersisa = 0,05 mol x 40 gr/mol = 2 gr
Jumlah mol Ca(NO3)2 yang terbentuk = x 0,1 mol = 0,05 mol
Massa Ca(NO3)2 yang terbentuk = 0,05 mol x 164 gr/mol = 8,2 gr
Jumlah mol H2 yang terbentuk = x 0,1 mol = 0,05 mol
Massa H2 yang terbentuk = 0,05 x 2 gr = 0,1 gr
D. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Konstruktivisme
b. Model : STAD
c. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab,
penugasan
jumlah mol Ca
koefisien Ca
0,1 mol
1 mol
jumlah mol HNO3
koefisien HNO3
0,1 mol
2 mol
1
2
1
2
1
2
E. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pembuka
Apersepsi : guru mengingatkan kembali tentang hubungan antara
jumlah mol dengan jumlah partikel, massa dan volume zat, guru
membimbing siswa agar dapat mengkonversi jumlah mol dengan
jumlah partikel, volume dan massa.
Motivasi : guru menampilkan rumus senyawa tertentu, selanjutnya
guru menanyakan pada siswa berapa kadar unsur tertentu pada
senyawa tertentu.
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan menggunakan contoh soal, guru menjelaskan cara
menghitung kadar zat dalam campuran, menentukan pereaksi
pembatas, dan menentukan banyaknya pereaksi dan hasil pereaksi.
Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 4
orang siswa heterogen.
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya.
Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu, dalam
mengerjakan tidak boleh saling kerjasama.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penekanan konsep dengan menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
Guru memberikan penugasan terstruktur.
F. Alat dan Bahan Sumber Belajar
a. Sumber : • Buku Kimia
Permana, D. 2006. Intisari Kimia SMA. Bandung: Pustaka Setia.
Santosa, Sri Juan dkk.2005.Kimia untuk Kelas X. Klaten : Intan Pariwara.
Sudarmo, U. 2004. Kimia SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
• LKS
b. Alat dan Bahan : -
G. Penilaiana. Prosedur Penilaian
1. Penilaian kognitif/pemahaman : tes tertulis
2. Psikomotor/praktik : pengamatan kerja
3. Afektif : pengamatan sikap
b. Alat Penilaian
1. Penilaian kognitif/pemahaman : uraian
2. Psikomotor/praktik : soal menghitung
3. Afektif : angket/lembar interview
SOAL
1. Hitunglah kadar C dalam : a. CO(NH2)2
b. KCN
c. Na2C2O4
2. 2,4 gram magnesium direaksikan dengan 18,25 gram HCl dengan persamaan
reaksi : Mg + 2 HCl MgCl2 + H2. Jika Ar Mg = 24 ; Cl = 35,5 ; H =1
tentukan : a. Pereaksi pembatas
b. Massa MgCl2 yang dihasilkan
c. Volume H2 yang dihasilkan pada keadaan standar
3. 5,4 gram logam aluminium direaksikan dengan 600 ml larutan H2SO4 0,2 M
dengan reaksi sebagai berikut : 2 Al + 3 H2SO4 Al2 (SO4)3 + 3 H2. Jika
Ar Al = 27 ; S = 32 ; O = 16 ; H =1 tentukan :
a. Massa pereaksi sisa
b. Massa Al2 (SO4)3 yang dihasilkan
c. Volume H2 jika diukur pada suhu 27˚C dan tekanan 2 atm.
Pedoman Penilaian
No. JAWABAN SOAL SKOR
1. a. Kadar C dalam CO(NH2)2 = x 100 % = 20 %
b. Kadar C dalam KCN = x 100 % = 18,4 %
c. Kadar C dalam Na2C2O4 = x 100 % = 8,9 %
2
12
60
12
65 12
134
2. mol Mg = = 0,1 mol
mol HCl = = 0,5 mol
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2
1 : 2 : 1 : 1
mula-mula : 0,1 0,5
yg bereaksi : 0,1 0,2 0,1 0,1
sisa : - 0,3 0,1 0,1
a. Mg sebagai pereaksi pembatas karena habis lebih dahulu.
b. Massa MgCl2 = mol x Mr = 0,1 mol x 95 gr/mol = 9,5 gram
c. Massa H2 (STP) = mol x 22,4 = 0,1 x 22,4 = 2,24 liter
4
3. mol Al = = 0,2 mol
mol H2SO4 = M x liter = 0,2 M x 0,6 liter = 0,12 mol
2 Al + 3 H2SO4 Al2 (SO4)3 + 3 H2
2 : 3 : 1 : 3 mula-mula : 0,2 0,12
yg bereaksi : 0,08 0,12 0,04 0,12
sisa : 0,12 – 0,04 0,12
a. massa pereaksi sisa
massa Al = mol x Ar Al
= 0,12 mol x 27 gr/mol
4
2,4 gr
24 gr/mol
18,25 gr
36,5 gr/mol
5,4 gr
27 gr/mol
= 3,4 gram
b. massa Al2(SO4)3 = mol x Mr
= 0,04 mol x 342 gr/mol
= 13,68 gram
c. volume H2 =
=
= 1,476 liter
JUMLAH 10
NILAI = x 100
Banjarmasin, November 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
n . R . T
P
0,12 . 0,082 . 300
2
Skor yang diperoleh
Skor maksimum
(..............................................) (.................................................)